• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DENGAR-JAWAB PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BELAWA KABUPATEN WAJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DENGAR-JAWAB PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BELAWA KABUPATEN WAJO"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DENGAR-JAWAB PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BELAWA

KABUPATEN WAJO

Skripsi

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh

ANDI MUHAMMAD BUNYAMIN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2014

(2)
(3)
(4)

ii

Nama : ANDI MUHAMMAD BUNYAMIN

Stambuk : 10533 06480 10

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul : Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual dengan Teknik Dengar- Jawab pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo

Setelah diperiksa skripsi ini telah dinyatakan memenuhi persyaratan untuk dipertahankan di depan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Oktober 2014

Disahkan oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Andi Muhammad Junus, M. Hum. Haslinda, S. Pd., M. Pd.

Disetujui oleh:

Dekan FKIP

Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum NBM. 858625

Ketua Jurusan

Pendidikan bahasa dan sastra indonesia

Dr. Munirah, M.Pd NBM. 951 576

(5)

iii

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual dengan Teknik Dengar-Jawab pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama Mahasiswa : Andi Muhammad Bunyamin

NIM : 105330648010

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan.

Makassar, Oktober 2014 Disetujui oleh

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Andi Muhammad Junus, M.Hum Haslinda, S.Pd., M.Pd.

Diketahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Munirah, M.Pd.

NBM. 951 576 Dekan FKIP

Unismuh Makassar

Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum.

NBM. 858 625

(6)

iv Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Andi Muhammad Bunyamin

NIM : 105330648010

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual dengan Teknik Dengar-Jawab pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Oktober 2014 Yang Membuat Pernyataan

Riska

Diketahui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Andi Muhammad Junus, M.Hum Haslinda, S.Pd., M.Pd.

(7)

v

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SURAT PERJANJIAN

Saya yang bartanda tangan di bawah ini:

Nama : Andi Muhammad Bunyamin

NIM : 105330648010

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Oktober 2014 Yang Membuat Perjanjian

Andi Muhammad Bunyamin

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Munirah, M.Pd.

NBM. 951 576

(8)

vi

dengan segala kebaikan dan keburukannya dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang.Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari Anda. Jadi, berdoalah dan lakukan yang terbaik buat diri Anda untuk mencapai masa depan yang gemilang.

Tiada kebahagiaan tanpa penderitaan, tiada kesuksesan tanpa kesabaran dan jerih payah, tiada penghargaan tanpa do’a dan tiada

keselamatan tanpa iman.

Karya ini kupersembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moril dan materil dan atas segala pengorbanan, jerih payah serta do’a restunya demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang mereka korbankan menjadi mahkota keselamatan di dunia dan di akhirat kelak. Amin.

(9)

vii

Andi Muhammad Bunyamin, 2014. “Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual dengan Teknik Dengar-Jawab pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. Andi Muhammad Junus dan Pembimbing II Haslinda.

Tujuan penelitian ini untuk meningkatan keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa, setelah dilakukan pembelajaran dengan media audio visual dan teknik dengar-jawab. Manfaat penelitian ini adalah dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran, khususnya menyimak berita, memotivasi siswa untuk belajar, dan melatih siswa untuk melakukan kegiatan menyimak secara intensif dan efektif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Pengambilan data dilakukan dengan tes dan observasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa tes.

Hasil peneliti menunjukkan bahwa kemampuan menyimak berita siswa pada siklus I yang tuntas secara individu dari 20 orang hanya 17 orang siswa atau 85% yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum(KKM), sedangkan siklus II dari 20 siswa terdapat 20 orang atau 100% telah memenuhi KKM.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil menyimak berita siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo mengalami peningkatan. Jadi, hipotesis diterima.

Kata kunci: Penggunaan media audio visual, teknik dengar-jawab.

i i

(10)

viii

Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain puji syukur yang tidak terhingga ke hadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagaimana mestinya, walaupun masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan di dalamnya serta masih memerlukan penyempurnaan. Shalawat beriring salam senantiasa penulis kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang telah meninggalkan dan mewariskan kitabullah serta sunnah Rasulullah, sebagai dasar hukum yang dipegang teguh sehingga mengantar umat manusia ke jalan yang diridhai oleh-Nya hingga akhir nanti.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari berbagai hambatan, namun rasa optimisme dan adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat teratasi. Ucapan terima kasih yang pertama penulis ucapkan kepada Ayahanda Andi Kaharuddin dan Ibunda tercinta Andi Sungguh yang telah mendidik, membesarkan, dan memberikan segala pengorbanan mulia demi masa depan penulis serta senantiasa mendo’akan sehingga menjadi cahaya yang menerangi langkah-langkah penulis dalam mencapai cita-cita. Tidak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Andi Muhammad Junus, M.Hum, pembimbing I dan Haslinda, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

viii

Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain puji syukur yang tidak terhingga ke hadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagaimana mestinya, walaupun masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan di dalamnya serta masih memerlukan penyempurnaan. Shalawat beriring salam senantiasa penulis kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang telah meninggalkan dan mewariskan kitabullah serta sunnah Rasulullah, sebagai dasar hukum yang dipegang teguh sehingga mengantar umat manusia ke jalan yang diridhai oleh-Nya hingga akhir nanti.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari berbagai hambatan, namun rasa optimisme dan adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat teratasi. Ucapan terima kasih yang pertama penulis ucapkan kepada Ayahanda Andi Kaharuddin dan Ibunda tercinta Andi Sungguh yang telah mendidik, membesarkan, dan memberikan segala pengorbanan mulia demi masa depan penulis serta senantiasa mendo’akan sehingga menjadi cahaya yang menerangi langkah-langkah penulis dalam mencapai cita-cita. Tidak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Andi Muhammad Junus, M.Hum, pembimbing I dan Haslinda, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

viii

Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain puji syukur yang tidak terhingga ke hadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagaimana mestinya, walaupun masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan di dalamnya serta masih memerlukan penyempurnaan. Shalawat beriring salam senantiasa penulis kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang telah meninggalkan dan mewariskan kitabullah serta sunnah Rasulullah, sebagai dasar hukum yang dipegang teguh sehingga mengantar umat manusia ke jalan yang diridhai oleh-Nya hingga akhir nanti.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari berbagai hambatan, namun rasa optimisme dan adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat teratasi. Ucapan terima kasih yang pertama penulis ucapkan kepada Ayahanda Andi Kaharuddin dan Ibunda tercinta Andi Sungguh yang telah mendidik, membesarkan, dan memberikan segala pengorbanan mulia demi masa depan penulis serta senantiasa mendo’akan sehingga menjadi cahaya yang menerangi langkah-langkah penulis dalam mencapai cita-cita. Tidak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Andi Muhammad Junus, M.Hum, pembimbing I dan Haslinda, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

(11)

ix

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.

Hum., Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan FKIP Universitas Muhammadiyah yang telah memberikan ilmu dan banyak pengalaman yang bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah, guru, dan staf SMP Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo yang telah memberikan izin dan bantuan dalam melakukan peneliian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman kelas E Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010 atas dukungan, semangat, perhatian dan kehangatan kebersamaan yang kita lewati bersama.

Akhirnya, atas semua sumbangsih yang telah diberikan dari berbagai pihak yang tidak mampu penulis untuk menuliskan satu persatu, semoga Allah Swt memberi balasan yang berlipat ganda dan pahala yang tiada henti-hentinya di sisi-Nya. Aamiin.

Makassar, Oktober 2014

Penulis

(12)

x

HALAMAN JUDUL………. …… i

HALAMAN PENGESAHAN………. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING……… iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah……….. 5

C. Tujuan Penelitian……… 5

D. Manfaat Penelitian………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS…… 8

A. Pengkajian Aspek Keterampilan Berbahasa ………….……… 7

1. Menyimak……… 7

2. Berita………... 16

3. Media Audio Visual……… 19

4. Teknik Dengar-Jawab………. 20

B. Kerangka Pikir………... ……. 21

C. Hipotesis………. 22

BAB III METODE PENELITIAN……… 23

(13)

xi

B. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian……….. 23

C. Sumber Data Dan Data………... 24

D. Fokus Penelitian……… 24

E. Prosedur Penelitian……… 24

F. Instrumen Penelitian………. 27

G. Teknik Pengumpulan Data……… 29

H. Teknik Analisis Data………. 29

I. Indikator Keberhasilan……….. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 32

A. Hasil Penelitian... 32

B. Pembahasan... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 46

A. Simpulan... 46

B. Saran……….. 47

DAFTAR PUSTAKA……… 48 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(14)

xii

3.1 Kategori Penilaian komulatif Menyimak Berita ... 28

4.1 Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus I... 35

4.2.Statistik Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus ... 36

4.3 Deskripsi Ketuntasan Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus I ... 36

4.4 Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus II……… 40

4.5. Statistik Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus II ... 40

4.6 Deskripsi Ketuntasan Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus II... 41

4.7 Perbandingan nilai rata-rata siklus I dan siklus II... 41

4.8 Perbandingan Kategorisasi Hasil Belajar... 43

4.9 Perbandingan Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar ... 44

4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada siklus I dan Siklus II ... 44

(15)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan berbahasa erat kaitannya dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin cerah dan jelas pikiran seseorang semakin terampil seseorang berbahasa. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berpikir. Keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempatnya merupakan caturtunggal atau dengan kata lain saling berhubungan erat dan tidak bisa dipisah-pisahkan.

Kegiatan menyimak merupakan suatu keterampilan awal dan dasar dari proses pembelajaran bahasa pada manusia. Hal ini tampak ketika kita masih bayi yang belum mampu untuk berbicara, namun sudah terlihat adanya kegiatan menyimak dan usaha memahami bahasa orang-orang disekelilingnya. Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, di sekolah maupun di masyarakat diperlukan keterampilan menyimak sebagai sarana interaksi dan komunikasi.

Dalam pergaulan di masyarakat, kegiatan menyimak lebih banyak dilakukan daripada kegiatan berbahasa yang lain. Hal ini dibuktikan oleh Rivers (dalam Sutari, dkk. 1997:8).

Kegiatan belajar mengajar sekarang ini sudah menggunakan kurikulum yang baru dengan menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dalam kurikulum ini siswa diminta lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

(16)

Guru hanya sebagai motivator, fasilitator, dan sebagai pelengkap. Selain itu, guru dapat memilih cara pengajaran yang tepat bagi siswanya.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran menyimak di sekolah, kegiatan menyimak seringkali diremehkan oleh anak. Mereka beranggapan bahwa semua orang yang tidak tuli pasti dapat menyimak dengan baik.

Begitu juga dari faktor guru, berasumsi bahwa pelajaran menyimak tidak perlu direncanakan tersendiri. Ada juga yang beranggapan bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai dengan sendirinya oleh siswa apabila keterampilan berbahasa yang lainnya sudah berjalan dengan baik.

Penelitian ini memilih keterampilan menyimak untuk dijadikan penelitian karena keterampilan menyimak masih dianggap remeh oleh siswa. Menyimak belum disadari oleh semua orang bahwa keterampilan menyimak sangat penting terutama bagi kehidupan sehari-hari.

Dalam kenyataan yang terjadi di kelas, guru menghadapi siswa yang sulit memahami materi pelajaran yang sudah dijelaskan. Salah satu faktor yang diindikasikan menjadi penyebabnya adalah sebagian siswa didik masih mengalami kesulitan dalam menyimak. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pembelajaran menyimak yang benar dan latihan yang kontinu karena suatu keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan (Tarigan 1994:2).

Beberapa alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu: (1) pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah, (2) teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak

(17)

belum banyak diungkapkan, (3) pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim, (4) buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak sangat langka, (5) guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan pembelajaran menyimak, (6) bahan pengajaran menyimak sangat kurang, (7) guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak, dan (8) jumlah murid per kelas terlalu besar.

Dari hasil pengamatan, ternyata banyak siswa yang belum mampu menyimak secara maksimal. Kesulitan pokok yang dihadapi siswa dalam menyimak adalah menghubungkan berbagai ide yang didengarkan untuk membangun suatu pemahaman. Penyimakan segi struktur dan kosa-kata sebenarnya tidak mengalami kesulitan, tetapi mereka sering kali mengalami kesulitan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, khususnya menarik informasi dan generalisasi dari apa yang telah disimaknya.

Tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam penguasaan keterampilan menyimak. Kenyataan ini terlihat dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Belawa, yang hanya berorientasi pada teori dan pengetahuan semata-mata sehingga keterampilan berbahasa, khususnya keterampilan menyimak kurang dapat diperhatikan. Pada kenyataannya, keterampilan menyimak siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa masih rendah.

Rendahnya keterampilan menyimak siswa kelas VIII.3 disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya: (1) jumlah siswa yang terlalu banyak, sehingga menyebabkan suasana menjadi tidak kondusif; (2) sikap siswa yang meremehkan

(18)

kegiatan menyimak; (3) kondisi fisik siswa yang lelah pada jam pelajaran akhir;

(4) kebiasaan siswa menyimak sambil mencatat.

Faktor guru yang menggunakan media pembelajaran menyimak belum bervariasi masih monoton. Guru belum maksimal menggunakan media pembelajaran yang sudah disediakan oleh sekolah berupa sarana sekolah (audio visual). Guru belum menggunakan atau belum maksimal menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak, khususnya media audio visual.

Selain itu faktor sarana yang ada di sekolah juga belum memadai diantaranya: (1) situasi ruangan untuk kegiatan menyimak terlalu sempit; (2) perangkat lunak ( software) masih kurang; dan (3) bahan materi simakan yang terbatas.

Usaha untuk meningkatkan keterampilan menyimak diperlukan suatu metode yang efektif dan efisien. Ada pemikiran bahwa anak akan belajar dengan efektif jika kelas diciptakan dengan suasana yang menarik dan menggunakan media. Dalam proses belajar mengajar, media memiliki pesan yang sangat penting untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.

Tersedianya media pembelajaran memungkinkan seorang pendidik mengakomodasikan informasi kepada siswanya secara menyeluruh. Di samping itu, media pembelajaran juga berguna untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (teoretis), mengatasi sikap pasif murid, membantu guru dalam proses pembelajaran. Untuk menghindari kebosanan siswa terhadap penggunaan media pendidikan, perlu teknik pemanfaatan media pembelajaran

(19)

yang tepat. Pendidik harus mampu menentukan mana yang menarik sebab faktor ini sangat mempengaruhi suasana belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan media audio visual dan teknik dengar-jawab untuk mengetahui peningkatan pembelajaran karena siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah yang selama ini digunakan oleh guru.

Penggunaan media audio visual dan teknik dengar-jawab ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan,sehingga penggunaan media audio visual dan teknik dengar-jawab dapat meningkatkan keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan media audio visual dengan teknik dengar-jawab?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa, setelah dilakukan pembelajaran dengan media audio visual dan teknik dengar-jawab.

(20)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberi manfaat secara teoretis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi teori pembelajaran menyimak. Pemanfaatan media pembelajaran mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media audio visual, pembelajaran menjadi lebih variatif. Dengan demikian, hasil belajar siswa, khususnya keterampilan menyimak berita dapat ditingkatkan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian tindakan kelas ini, diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti.

a. Bagi Siswa

Manfaat praktis dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran khususnya menyimak berita, memotivasi siswa untuk belajar, dan melatih siswa untuk melakukan kegiatan menyimak secara intensif dan efektif.

b. Bagi Guru

Manfaat praktis dapat memberikan masukan pada guru untuk menggunakan media audio visual dalam peningkatan pembelajaran menyimak, dapat memperbaiki metode dan teknik mengajar yang selama ini digunakan, dan dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik.

(21)

c. Bagi Sekolah

Manfaat praktis dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru ataupun kesempatan lain bahwa pembelajaran menyimak, khususnya menyimak berita dapat menggunakan media audio visual sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal.

d. Bagi Peneliti

Manfaat praktis dapat memperkaya wawasan mengenai penggunaan media audio visual sebagai media dalam pembelajaran menyimak berita.

(22)

8

A. Pengkajian Aspek Keterampilan Berbahasa

Tinjauan pustaka yang dikemukakan dalam penelitian pada dasarnya dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini. Sehubungan dengan masalah yang diteliti, kerangka teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

1. Menyimak

a. Pengertian menyimak

Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan sarana untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi, perbedaanya terletak dalam jenis komunikasi menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulisan. HG.Tarigan (dalam Kembong, dkk. 2007:13) mengemukakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Menyimak dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting karena dengan menyimak seseorang dapat memperoleh informasi untuk

(23)

menambah wawasan dan pengetahuan. Begitu juga disekolah menyimak mempunyai peranan penting karena dengan menyimak siswa dapat menambah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran menyimak memerlukan latihan-latihan yang intensif.

Menurut Kembong, dkk (2007:13) keterampilan menyimak melibatkan aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf dan wacana. Adapun aspek-aspek nonkebahasaan yang harus diperhatikan dalam menyimak yaitu:

1) tekanan (keras lembutnya suara), 2) jangka ( panjang pendeknya suara), 3) nada ( tinggi rendahnya suara), 4) intonasi ( naik turunnya suara), b. Tujuan menyimak

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang disengaja, direncanakan, untuk mencapai proses tujuan. Seseorang tidak akan menyimak kalau ia tidak mempunyai maksud untuk apa itu menyimak.

Sebaliknya, seorang pembicara melakukan kegiatan karena adanya tujuan yang diharapkan dari penyimaknya. Untuk mencaapai tujuan tertentu, ada dua aspek yang diperhatikan yaitu:

1) Adanya pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan pembicara.

(24)

2) Pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan itu sesuai dengan kehendak pembicara.

Menurut Kembong, dkk (2007:16) tujuan menyimak dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Mendapatkan fakta

Mendapatkan fakta dapat dilakukan melalui berbagai cara, bisa melalui keterampilan membaca, bisa pula dengan cara menyimak. Di negara maju memperoleh fakta melalui kegiatan membaca sudah sangat membudidaya di seluruh lapisan masyarakat, baik melalui majalah, koran dan buku-buku.

Namun, di negara berkembang khususnya di Indonesia budaya membaca belum begitu memasyarakat. Mereka lebih suka mendapatkan fakta melalui radio, televisi, pertemuan.

b. Menganalisis fakta

Tujuan lain menyimak ialah menganalisis fakta, yaitu proses menaksir fakta-fakta atau informasi sampai pada tingkat unsur-unsur. Menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta itu. Tujuan ini lahir biasanya karena fakta itu yang diterima penyimak ingin dipahami maknanya. Maka tujuan menyimak pun menjadi lebih jauh dan hanya menerima fakta-fakta itu melalui analisis. Proses menganalisis fakta itu harus berlangsung dengan baik.

c. Mengevaluasi fakta

Mengevaluasi fakta atau gagasan merupakan tujuan menyimak yang ketiga. Penyimak yang kritis akan mengajukan beberapa pertanyaan yang

(25)

sehubungan dengan analisis. Namun, apaila fakta yang diterima kurang bermutu, tidak akurat, kurang relevan dengan pengetahuan penyimak, maka penyimak akan menolak fakta tersebut.

d. Mendapatkan inspirasi

Inspirasi sering dijadikan alasan oleh seseorang untuk menyimak suatu pembicaraan. Seseorang menyimak bukan untuk memperoleh fakta saja melainkan untuk memperoleh inspirasi.

e. Memperbaiki kemampuan berbicara

Tujuan menyimak yang terahir justru memperbaiki kemampuan berbicara.

Dengan menyimak pembicaraan yang terpilih penyimak dapat memperbaiki kemampuan berbicara. Karena menyimak kegiatan yang disengaja, maka penyimak harus mampu menyusun rencana sebelum menyimak.

c. Jenis-jenis menyimak

Kegiatan menyimak tampak dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuknya yang beraneka ragam. Makin maju kehidupan sosial makin bervariasi bentuk itu. Keaneka ragaman itu disebabkan oleh adanya berbagai titik pandang yang kemudian dijadikan landasan pengklasifikasian menyimak. Menurut Tarigan (dalam Kembong, dkk 2007:22) bahwa jenis menyimak terbagi atas dua yaitu: (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif. Kedua jenis menyimak ini sangatlah berbeda dan perbedaan itu tampak dalam cara melakukan kegiatan menyimak.

(26)

1. Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menyimak siaran radio, televisi, dan sebagainya.

2. Menyimak intensif ialah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Dalam menyimak intensif ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu ciri menyimak intensif dan jenis-jenis menyimak intensif.

a) Ciri-ciri menyimak intensif

Menurut Kembong, dkk (2007:23) menyimak intensif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Menyimak intensif adalah menyimak pemahaman 2) Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi 3) Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal

4) Menyimak intensif diahiri dengan reproduksi bahan simakan b) Jenis-jenis menyimak intensif

Menurut Tarigan (1994:4) jenis-jenis menyimak intensif yaitu:

1) Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak kritis yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif menentukan keaslian, kebenaran, kelebihan, serta kekurang-kurangannya.

2) Menyimak konsenratif adalah adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang diperdengarkan.

(27)

3) Menyimak eksploratif adalah menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru.

4) Menyimak interogatif adalah adalah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemeroleh informasi tersebut.

5) Menyimak selektif selektif adalah kegiatan menyimak pasif yang dilakukan secara selektif dan berfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan suara, kata-kata, frasa-frasa, dan kalimat-kalimat.

6) Menyimak kreatif adalah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitas pembelajaran.

d. Tahap-tahap menyimak

Dalam menyimak selain ciri-ciri penyimak yang baik dan jenis- jenis menyimak,hal lain yang perlu diketahui adalah tahap-tahap dalam menyimak. Menurut (Tarigan: 1994:58), tahap-tahap menyimak sebagai berikut:

1. Tahap mendengar merupakan proses yang dilakukan oleh pembicaraan dalam ujaran atau pembicaraan barulah pada tahap mendengar.

2. Tahap memahami merupakan proses lanjutan dari mendengarkan pembicaraan yang disampaikan melalui pembicaraan untuk dimengerti dan dipahami dengan baik.

3. Tahap menginterpretasi merupakan tahap menafsirkan isi yang tersirat dalam ujaran.

(28)

4. Tahap mengevaluasi adalah merupakan tahap terahir dalam kegiatan menyimak. penyimak menerima gagasan, ide, dan pendapat yang disampaikan oleh pembicara, maka penyimak pun pada tahap terahir ini menanggapi isi dari hasil simakan.

e. Faktor yang mempengaruhi menyimak

Sebelum membahas tiap faktor yang dapat mempengaruhi proses kegiatan menyimak, sebaiknya terlebih dahulu kita memantau pendapat beberapa ahli mengenai jenis faktor yang mempengaruhi menyimak.

Tarigan ( dalam Kembong, dkk, 2007: 29) mengatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi menyimak, yaitu;

1. Faktor sikap yaitu manusia mempunyai dua sikap utama untuk semua hal yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan. Kedua hal ini memberi dampak pada penyimak yaitu dampak positif dan dampak negatif.

2. Faktor motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang dalam menyimak. Apabila motivasi tinggi untuk mengerjakan sesuatu, maka diharapkan akan berhasil mencapai tujuan.

3. Faktor pengalaman sikap merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan dan pengalaman. Kurang tiaknya minat merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang yang akan disimak.

(29)

4. Faktor lingkungan factor lingkungan yaitu lingkungan fisik yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar para siswa. Lingkungan fisik ruangan kelas sebagai siswa adalah faktor penting dalam memotivasi kegiatan menyimak yang harus tertata dengan baik tanpa ketegangan dan gangguan.

5. Faktor peranan dalam masyarakat kemauan menyimak dapat dipengaruhi peranan kita dalam masyarakat. Sebagai pendidik dituntut menyimak dengan seksama dan penuh perhatian agar apa yang disimak dapat menambah ilmu dan pengetahuan.

f. Unsur-unsur menyimak

Menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung pada berbagai unsur yang mendasarinya. Menurut (Kembong, dkk 2007:36) unsur-unsur dasar menyimak ialah berbagai unsur yang fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak yaitu;

1. Pembicaraan yang baik

Berbicara merupakan salah satu wujud komunikasi dua arah yang pada hakikatnya tidak dipisahkan dari kegiatan menyimak. Baik buruk hasil simakan sangat bergantung pada bagaimana pemicara menyusun pikirannya dan bagaimana pula pembicara bersikap dalam melaksanakan kegiatannya.

2. Memiliki pengetahuan dan penglaman

Seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup dapat dipastikan mampu menyimak berbagai informasi dengan

(30)

mudah. Pengetahuan dan pengalaman yang relevan dengan bahan yang disimak merupakan modal dasar bagi penyimak untuk menyerap pesan dengan lancar.

3. Bahan simakan

Bahan simakan merupakan salah satu unsur dalam menyimak. Tanpa bahan komunikasi, proses menyimak dan berbicara tidak akan berlangsung. Materi simakan adalah unsur konsep yang merupakan sesuatu yang abstrak. Suatu konseb bisa berisi informasi, gagasan, atau pesan.

4. Bahasa lisan

Sebenarnya, penyampain lewat bunyi-bunyi ujaran lebih mampu menampilkan gagasan secara lengkap, intensif, dan kaya. Lambang bunyi yang huruf atau tanda baca tidak pernah mampu mempresentasikan bunyi-bunyi ujaran secara lengkap dan menyeluruh. Disamping itu, penyampaian bahasa dengan menggunakan bahasa lisan dilengkapi dengan dengan aspek-aspek gerak muka, dan cara memandang sehingga makna pembicaraan menjadi lebih jelas.

2. Berita

Suatu wacana dapat dikatakan sebagai berita apabila terdapat unsur 5W+1H yaitu: what (apa) , who (siapa) , where (dimana) , when (kapan) , why (mengapa) danhow (bagaimana). Unsur 5W+1H harus melekat dalam setiap penulisan berita, tujuannya agar penyajian suatu informasi menjadi

(31)

lengkap dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pembaca atau pendengar/pemirsa televisi (Muda, Iskandar Deddy 2003:56).

a. Pengertian Berita

Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni vrit yang dalam bahasa Inggris disebut write , arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan vritta, artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”.

vrita dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi berita atau warta.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwodarminta, “berita”

berarti kabar atau warta.

Menurut Turner Ctledge (dalam Idris 1987:141), berita adalah segala sesuatu yang tidak Anda ketahui pada hari kemarin,sedangkan menurut Robert Tyell (dalam Idris 1987:141), berita adalah informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi ( effect) orang banyak, dan mempunyai kekuatan untuk membangkitkan selera mengikutinya.

Menurut Willard c. Bleyer (dalam Djuroto 2002:47), berita adalah sesuatu yang termasa atau baru yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Oleh karena itu, ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena ia dapat dapat menarik pembaca-pembaca tersebut,sedangkan menurut Dean M. Lyle Spencer (dalam Djuroto 2002:47), berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.

Menurut Freda Morris (dalam Harahap 2006:3), berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan

(32)

manusia, sedangkan menurut Eric C. Hepwood (dalam Harahap 2006:3), berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik kepentingan umum. Berita dapat juga diartikan semua yang tercetak dalam surat kabar atau media cetak. Juga semua yang ditayangkan dengan audio atau video juga disebut berita.

Dari beberapa pengertian berita di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian berita adalah laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian orang banyak dan berita itu berisi tentang fakta atau sesuatu yang baru yang dapat dipublikasikan melalui media cetak atau media elektronik.

b. Aspek 5W+1H dalam Berita

Putra (2006 : 38) menyatakan bahwa di dalam berita terdapat 6 unsur berita yang disingkat menjadi 5W+1H ( What, Who, Where, When, Why, dan How ). Berikut adalah arti dari masing-masing istilah tersebut :

- What (apa) : Artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian apa yang sedang terjadi dalamberita.

- Who (siapa) : Artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam berita.

- Where (dimana) : Artinya, dimana peristiwa atau kejadian berita yang sedang berlangsung.

- When (kapan) : Artinya, kapan peristiwa atau kejadian berita itu terjadi.

- Why (mengapa) : Artinya, mengapa kejadian yang ada dalam

(33)

berita itu bisa terjadi.

- How (bagaimana) : Artinya, bagaimana kejadian yang ada dalam berita itu bisa berlangsung.

3. Media Audio Visual

Media audio visual merupakan media pembelajaran yang pemakaiannya dilakukan dengan cara diproyeksikan melalui arus listrik dalam bentuk suara.

Misalnya, radio, tape recorder , dan media yang diproyeksikan ke layar monitor dalam bentuk gambar dan suara misalnya, televisi, video, film, DVD dan VCD.

Melalui media ini seseorang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu melainkan sekaligus bisa mendengar segala sesuatu yang divisualisasikan (Hastuti, 2006:208). Djamarah dan Zain (2006 : 124- 125) menjelaskan bahwa media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu media yang pertama adalah media audio visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar seperti film bingkai suara ( sound slides ), film rangka suara, dan cetak suara, sedangkan media yang kedua adalah audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.

Media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini berupa

(34)

VCD. Media VCD merupakan perpaduan antara media suara (audio) dan media gambar (visual) yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Media ini mampu menggugah perasaan dua pikiran siswa, memudahkan pemakaian materi dan menarik minat siswa untuk belajar.

Media VCD mempunyai dua perangkat, yaitu perangkat keras ( hardware ) dan perangkat lunak ( software ). Adapun perangkat keras dari

VCD adalah player atas alat yang memproses perangkat lunak ke dalam tampilan gambar, sedangkan, perangkat lunaknya adalah berupa kepingan disk , yang berisi data yaitu berita. Selain player dan kepingan disk,

terdapat alat yang membantu fungsi kedua perangkat tersebut dalam menampilkan gambar, alat tersebut berupa televisi.

Penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran menyimak berita diharapkan dapat mempertinggi proses dan hasil pembelajaran sehingga kompetensi ini benar-benar dikuasai siswa. Selain itu menjadikan proses pembelajaran lebih bervariasi dan menarik, karena dengan penggunaan media audio visual siswa tidak hanya dapat mendengar, tetapi juga bisa melihat segala sesuatu yang disimaknya.

4. Teknik Dengar-Jawab

Banyak cara atau teknik yang dapat kita ciptakan agar proses belajar mengajar di kelas bervariasi, tidak monoton dan menjenukan, di antaranya adalah dengan menggunakan teknik dengar-jawab. Teknik dengar-jawab adalah suatumodel teknik menyimak yang menuntut reaksi penyimak untuk

(35)

menjawab apa-apa yang disampaikan pembicara (Sutari, 1997:130). Teknik ini menuntut siswa untuk menyimak dengan penuh perhatian dan konsentrasi karena di dalam pembelajaran keterampilan menyimak dengan teknik dengar-jawab, siswa diharapkan dapat dengan cepat menjawab soal- soal yang diberikan yang sesuai dengan apa yang disampaikan pembicara.

Siswa mula-mula menyimak berita. Kemudian setelah proses menyimak selesai, siswa diberi soal-soal yang berhubungan dengan apa yang disimaknya dan menjawab soal sesuai dengan informasi yang diperoleh siswa dengan teknik dengar-jawab.

B. Kerangka Pikir

Keterampilan menyimak di sekolah perlu ditingkatkan karena dengan keterampilan menyimak dengan baik, siswa akan memiliki dan mengaplikasikan keterampilan-keterampilan yang baik pula. Selain itu siswa diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa.

(36)

C. Hipotesis

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika menggunakan media audio visual dengan teknik dengar-jawab dalam pemblejaran bahasa Indonesia, maka keterampilan menyimak siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa dapat meningkat.

Input Output

Media audio Visual dan teknik dengar

jawab Refleski

Siklus II Masalah

Tujuan Akhir

PBM Siklus I Rendahnya

keterampilan

menyimak Hasil Siklus II

Hasil Siklus I

Keterampilan menyimak berita meningkat PBM Siklus II

Siklus Perencanaan

ulang Refleksi

siklus I

(37)

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktik ini dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik ini (Kemmis dan Taggart dalam Riyanto, 2001:49) Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

B. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Belawa Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan pada semester ganjil tahun 2014/2015

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. Pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

23

(38)

C. Sumber Data dan Data

Sumber data dari penelitian ini meliputi guru bahasa Indonesia kelas VIII.3, kepala sekolah SMP negeri 1 Belawa.

D. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama (2 minggu) 4x pertemuan dan, siklus kedua (2 minggu) 4x pertemuan. Gambaran umum yang dilakukan pada setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang digambarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang berupa kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang akan dihadapi. Pada tahap ini, peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa indonesia mengenai waktu pelaksanaan penelitian, materi yang akan disajikan, dan bagaimana rencana pelaksanaan penelitiannya. Permasalahan yang muncul berdasarkan data observasi dan wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII.3 memberikan keterangan bahwa pada kelas VIII.3 mempunyai nilai yang cukup rendah dalam kemampuan menyimak.

(39)

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti dapat mencari penyelesaian yang baik untuk meningkatkan kemampuan menyimak khususnya kemampuan menyimak berita. Hal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah (1) menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang dilakukan; (2) menyusun pedoman observasi, wawancara, dan jurnal; (3) menyusun rancangan evaluasi; (4) mempersiapkan media yangdigunakan yaitu media audio visual; dan (5) mempersiapkan alat dokumentasi.

2. Tindakan

Tindakan penelitian adalah pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio visual dengan teknik dengar- jawab. Tindakan dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Tahap persiapan adalah tahap untuk mempersiapkan mental dan mengkondisikan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Persiapan dilakukan dengan cara memancing pengetahuan siswa tentang keterampilan menyimak berita menggunakan media audio visual dengan teknik dengar-jawab. Selain itu, guru menyajikan media audio visual yang akan digunakan sebagai media pembelajaran menyimak berita ini.

Tahap pelaksanaan adalah tahap inti untuk melaksanakan kegiatan menyimak berita menggunakan media audio visual dengan teknik dengar- jawab. Pada tahap ini guru menyampaikan materi menyimak berita dengan

(40)

teknik dengar-jawab. Selama kegiatan menyimak siswa diminta untuk melakukan menyimak berita. Selain itu, guru memberikan pertanyaan melalui teknik dengar-jawab dengan menggunakan rekaman kaset kemudian siswa diminta untuk mengungkapkan kembali isi berita yang telah disimaknya. Tahap tindak lanjut bertujuan untuk membuktikan pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang baru dilaksanakan.

Tujuannya adalah untukmengetahui sampai dimana kemampuan siswa dalam menyimak berita.

3. Observasi

Pada tahap observasi ini, peneliti mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman observasi siswa.

Adapun aspek yang diamati adalah perilaku siswa, baik yang positif maupun negatif. Aspek yang positif terdiri dari: (1) memperhatikan materi pelajaran; (2) keseriusan siswa dalam menyimak berita; (3) keantusiasan siswa dalam menanggapi media audio visual; (4) keaktifan siswa di dalam kelas; (5) siswa bersemangat dalam mengerjakan tes; sedangkan aspek negatif terdiri dari: (6) siswa meremehkan kegiatan menyimak; (7) siswa berbicara sendiri atau dengan temannya saat proses belajar mengajar berlangsung; (8)siswa mengganggu teman; (9) siswa terganggu oleh lingkungan; (10) siswa tidak bersemangat dalam mengerjakan tes.

Pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh salah seorang rekannya dan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk mencatat hal-hal

(41)

yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Kegiatan observasi dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran atau bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Melalui observasi, dihasilkan data observasi. Data ini berupa keterangan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Data yang diperoleh pada siklus I sebagai acuan dalam perbaikan untuk siklus II, serta dijadikan sebagai bahan refleksi.

4. Refleksi

Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan atau terjadi, apa yang telah dihasilkan atau belum dihasilkan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menerapkan langkah lebih lanjut sebagai dasar perbaikan pada pembelajaran berikutnya untuk mencapai pembelajaran yang diharapkan.

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan tes dan observasi 1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang diberikan berupa perintah kepada siswa untuk menyimak berita menggunakan media audio visual dan mengerjakan soal berupa soal pemahaman untuk mengetahui tingkat pemahaman

(42)

siswa terhadap hasil simakan. Kisi-kisi dalam pembuatan soal mengacu pada kurikulum 2004 kelas VIII.3 pada tingkat kemampuan berbahasa, yaitu pada keterampilan mendengarkan. Kompetensi dasar tersebut mempunyai indikator, yaitu mampu menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana tentang berita yang didengar.

Tabel 3.1 Kategori Penilaian komulatif Menyimak Berita

Skor Kategori

0 – 59 60 – 72 73 – 79 80 – 89 90 – 100

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mengambil data penelitian yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Adapun aspek yang diamati dalam observasi terdiri dari aspek positif dan negatif. Aspek- aspek tersebut terdiri dari: (1) Mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang belum dipahami, (2) Menjawab/menanggapi pertanyaan dari teman/guru, (3) Meminta bimbingan/bantuan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi, (4) Memberi bantuan penjelasan kepada teman yang membutuhkan, (5) Memberi tanggapan terhadap presentasi dari kelompok lain, (6) Mengumpulkan/menyetor pekerjaan rumah, (7) Siswa yang menjelaskan aktivitas lain di luar kegiatan

(43)

pembelajaran (tidak memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, mengganggu teman, keluar masuk ruangan).

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ada dua macam, yaitu tes dan nontes.

1. Teknik Tes

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Pada hasil tes siklus I dianalisis, dari hasil analisis akan diketahui kelemahan siswa dalam kegiatan menyimak berita, yang selanjutnya sebagai dasar untuk menghadapi tes pada siklus II, yang pada akhirnya setelah dianalisis hasil tes siswa pada siklus II dapat diketahui peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan media audio visual dengan teknik dengar- jawab.

2. Teknik Nontes

Teknik nontes dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas peneliti.

H. Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

1. Teknik Kuantitatif

Analisis data tes secara kuantitatif dihitung dengan persentase, dengan cara: (1) merekap nilai yang diperoleh oleh siswa, (2) menghitung nilai

(44)

kumulatif, (3) menghitung nilai rata-rata, dan (4) menghitung persentase.

NK x 100%. Rumus nilai persentase adalah:

NP = NK x 100 % R

Keterangan

NP = Nilai Persentase NK = Nilai Kumulatif R = Jumlah Responden

Untuk mengetahui terdapat peningkatan hasil pembelajaran menyimak berita atau tidak, maka hasil nilai siklus I dibandingkan dengan nilai siklus II. Melalui perhitungan ini akan diketahui peningkatan kemampuan menyimak berita menggunakan media audio visual dengan teknik dengar-jawab.

2. Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil nontes. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam menyimak berita menggunakan media audio visual dengan teknik dengar-jawab. Melalui analisis data kualitatif ini dapat diketahui peningkatan kemampuan menyimak berita menggunakan media audio visual dengan teknik dengar-jawab dan perubahan perilaku siswa setelah mendapatkan pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio visual dengan teknik dengar-jawab.

(45)

I. Indikator keberhasilan

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal, berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004) yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai nilai 73 dan kelas disebut tuntas belajar jika kelas tersebut meraih 85% dari skor ideal dengan nilai kriteria ketuntasan minimum 73.

(46)

32

Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini dibagi atas: hasil analisis kuantitatif yaitu hasil tes siswa, dan hasil analisis kualitatif meliputi observasi aktivitas siswa dan peneliti. Hasil dari masing-masing bagian di atas akan diuraikan sebagai berikut:

A. Siklus I

1. Perencanaan

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk 3 kali pertemuan

1. Pertemuan I membahas tentang hakikat berita

2. Pertemuan II membahas tentang menyimak berita dengna menggunakan teknik dengar jawab

3. Pertemuan III membahas tentang cara-cara menemukan pokok- pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana.

4. Pertemuan IV tes siklus 1

b. Membuat tes hasil belajar (soal tes siklus 1).

c. Membuat lembar observasi (dapat dilihat pada lampiran) 2. Pelaksanaan

a. Memberi penjelasan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe konsep sentence

(47)

33 a. Hasil tes siklus 1

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif terhadap skor tes akhir siklus I yang diberikan pada siswa disajikan pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) 0 – 59

60 – 72 73 – 79 80 – 89 90 – 100

Sangat rendah Rendah

Sedang Tinggi Sangat tinggi

0 3 4 7 6

0 15 20 35 30

Jumlah 20 100

Data tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo terdapat 3 orang siswa (15%) berada pada kategori rendah, 4 siswa (20%) berada pada kategori sedang, 7 orang siswa (35%) berada pada kategori tinggi, dan 6 orang siswa (30%) berada pada kategori sangat tinggi.

(48)

Tabel 4.2.Statistik Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus I Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel

Mean Median Mode

Standar deviasi Variansi Range Minimum Maksimum Skor ideal

20 82,50 85,00 85 10,324 106,579

40 60 100 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kumulatif menyimak berita siklus I sebesar 82,50 dari skor ideal 100, skor tertinggi 100 dan skor terendah 60.

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus I

Berdasarkan tabel 4.3, tampak bahwa dari 20 orang siswa sebagai subjek penelitian terdapat 17 (85%) yang tuntas dan 3 (15%) yang tidak tuntas.

Ini berarti siswa di kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo mencapai ketuntasan secara klasikal, ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 85% siswa di kelas tersebut telah mencapai skor ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah tersebut.

b. Hasil tes siklus II

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif terhadap skor tes akhir siklus I yang diberikan pada siswa disajikan pada tabel 4.4 sebagai berikut,

Kriteria Frekuensi Persentase(%) Tuntas

Tidak Tuntas

17 3

85 15

Jumlah 20 100

(49)

Tabel 4.4 Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) 0 – 59

60 – 72 73 – 79 80 – 89 90 – 100

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

0 0 1 3 16

0 0 5 15 80

Jumlah 20 100

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelas VIII.3 SMP Negeri Belawa Kabupaten Wajo terdapat 1 siswa (5%) berada pada kategori sedang, 3 orang siswa (15%) berada pada kategori tinggi, dan 16 orang siswa (80%) berada pada kategori sangat tinggi.

Tabel 4.5. Statistik Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus II Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel Mean

Median Mode

Standar deviasi Variansi Range Minimum Maksimum Skor ideal

20 91,25 90,00 90 7,048 49,671

25 75 100 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kumulatif menyimak berita pada siklus II sebesar 91,25 dari skor ideal 100, skor tertimggi 100 dan skor terendah 75.

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus II Kriteria Frekuensi Persentase(%)

Tuntas Tidak Tuntas

20 0

100 0

Jumlah 20 100

(50)

Berdasarkan tabel 4.6, tampak bahwa dari 20 orang siswa sebagai subjek penelitian semuanya termasuk dalam kategori tuntas. Ini berarti siswa di kelas VIII.3 SMP Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo mencapai ketuntasan secara klasikal, dimana ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 85% siswa di kelas tersebut telah mencapai skor ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah tersebut.

Tabel 4.7 Perbandingan nilai rata-rata siklus I dan siklus II

NAMA SISWA NILAI

SIKLUS I SIKLUS II

Nurlina Hasim 85 90

Aulia Rahmah 90 95

Dewi Sartika 100 100

Anisa 95 100

Nur Amal 70 95

Nasrianti 85 90

Rina Febrianti 75 80

Irmasari 85 90

Anisa Reski Ramadhani 75 85

Firdawati 85 100

Amiruddin 90 90

Asriadi 60 95

Fardiansah 85 90

Yusri Aryadi 75 75

Ali Rahman 70 80

Aria Aryasakti Adipati 90 95

Akmal Hidayat 80 90

Fadly Aprisal 100 100

Larisman 80 95

Muh. Ikbal 75 90

Jumlah 1650 1825

Rata-rata 82,50 91,25

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tes siklus I sebesar 82,50 dan tes siklus II sebesar 91,25. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan media audio visual dengan teknik dengar-jawab dari siklus I ke siklus II.

(51)

2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif terhadap observasi aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio-visual dengan teknik dengar-jawab adalah sebagai berikut:

a. Observasi Siklus I

Hasil analisis observasi aktivitas siswa dan guru adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada siklus I

Kriteria Penilaian

Pertemuan Rata-

rata

Persentase

1 2 3 4 (%)

Jumlah siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran

20 20 19 20

Tes Sikl us I

19,75 98,75

Positif Mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang belum dipahami.

12 12 12 13 12,25 61,25

Menjawab/menanggapi pertanyaan dari

teman/peneliti.

13 13 13 14 13,25 66,25

Meminta bimbingan/bantuan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi.

14 14 14 14 14 70

Memberi bantuan penjelasan kepada teman yang

membutuhkan.

7 7 7 9 7,5 37,5

Memberi tanggapan terhadap presentasi dari kelompok lain.

6 7 7 7 6,75 33,75

Mengumpulkan/menyetor

pekerjaan rumah 0 20 19 20 14,75 73,75

Negatif

Siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran (tidak

memperhatikan penjelasan peneliti, mengantuk, tidur, mengganggu teman, keluar masuk ruangan).

4 5 3 3 3,75 18,75

(52)

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang belum dipahami sebesar 61,25%, siswa yang menjawab/menanggapi pertanyaan dari teman/peneliti sebesar 66,25%, siswa yang meminta bimbingan/bantuan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi sebesar 70%, siswa yang memberi bantuan penjelasan kepada teman yang membutuhkan sebesar 37,5%, siswa yang memberi tanggapan terhadap presentasi dari kelompok lain sebesar 33,75%, siswa yang mengumpulkan/menyetor pekerjaan rumah sebesar 73,75% dan siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran (tidak memperhatikan penjelasan peneliti, mengantuk, tidur, mengganggu teman, keluar masuk ruangan) sebesar 18,75%.

Tabel 4.9 Hasil observasi aktivitas Peneliti pada siklus I

Aspek yang Diamati Pertemuan Terlaksana

1 2 3 4 Ya Tidak

1. Peneliti melakukan apersepsi 2 2 2 3 √

2. Peneliti mengabsen siswa 3 3 4 4 √

3. Peneliti menjelaskan materi pelajaran kepada siswa

3 3 3 3 √

4. Peneliti memberikan umpan balik kepada siswa

2 2 2 3 √

5. Peneliti merangkum materi 2 2 2 3 √

6. Peneliti memberi penguatan 3 3 3 3 √

Jumlah 15 15 16 19

Persentase (%) 62,5 62,5 66,67 79,17

Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa persentase aktivitas peneliti pada siklus I pertemuan pertama sebesar 62,5%, pertemuan kedua sebesar 62,5%, pertemuan ketiga sebesar 66,67%, dan pertemuan keempat sebesar 79,17%.

(53)

b. Observasi Siklus II

Hasil analisis observasi aktivitas siswa dan guru adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada siklus II

Kriteria Penilaian

Pertemuan Rata-

rata

Persentase

1 2 3 4 (%)

Jumlah siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran

20 20 20 20

Tes Sikl us II

20 100

Positif Mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang belum dipahami.

12 13 13 14 13 65

Menjawab/menanggapi pertanyaan dari

teman/peneliti

14 14 14 14 14 70

Meminta bimbingan/bantuan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi.

14 14 16 17 15,25 76,25

Memberi bantuan penjelasan kepada teman yang

membutuhkan.

7 7 9 11 8,5 42,5

Memberi tanggapan terhadap presentasi dari kelompok lain.

7 8 8 10 8,25 41,25

Mengumpulkan/menyetor

pekerjaan rumah 0 20 20 20 15 75

Negatif

Siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran (tidak

memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, mengganggu teman, keluar masuk ruangan).

3 3 2 2 2,5 12,5

Dari tabel 4.10 menunjukkan bahwa persentase aktivitas siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang belum dipahami sebesar 65%, siswa yang menjawab/menanggapi pertanyaan dari teman/guru

(54)

sebesar 70%, siswa yang meminta bimbingan/bantuan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi sebesar 76,25%, siswa yang memberi bantuan penjelasan kepada teman yang membutuhkan sebesar 42,5%, siswa yang memberi tanggapan terhadap presentasi dari kelompok lain sebesar 41,25%, siswa yang mengumpulkan/menyetor pekerjaan rumah sebesar 75% dan siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran (tidak memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, mengganggu teman, keluar masuk ruangan) sebesar 12,5%.

Tabel 4.11 Hasil observasi aktivitas peneliti pada siklus II

Aspek yang Diamati Pertemuan Terlaksana

1 2 3 4 Ya Tidak

1. Peneliti melakukan apersepsi 3 3 3 3 √

2. Peneliti mengabsen siswa 4 4 4 4 √

3. Peneliti menjelaskan materi pelajaran kepada siswa

3 3 3 4 √

4. Peneliti memberikan umpan balik kepada siswa

3 3 3 3 √

5. Peneliti merangkum materi 3 3 3 4 √

6. Peneliti memberi penguatan 3 4 4 4 √

Jumlah 19 20 20 22

Persentase (%) 79,17 83,33 83,33 91,67

Dari tabel 4.11 menunjukkan bahwa persentase aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama sebesar 79,17%, pertemuan kedua sebesar 83,33%, pertemuan ketiga sebesar 83,33%, dan pertemuan keempat sebesar 91,67%.

Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan II

kriteria Penilaian

Siklus I Siklus II Rata-rata persen Rata-rata Persen Jumlah siswa yang hadir pada

saat kegiatan pembelajaran 19,75 98,75 20 100

Positif 12,25 61,25 13 65

(55)

Mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran

yang belum dipahami.

Menjawab/menanggapi pertanyaan dari

teman/peneliti.

13,25 66,25 14 70

Meminta bimbingan/bantuan dalam mengerjakan soal-soal

evaluasi.

14 70 15,25 76,25

Memberi bantuan penjelasan kepada teman yang

membutuhkan.

7,5 37,5 8,5 42,5

Memberi tanggapan terhadap

presentasi dari kelompok lain. 6,75 33,75 8,25 41,25 Mengumpulkan/menyetor

pekerjaan rumah 14,75 73,75 15 75

Negatif

Siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan

pembelajaran (tidak memperhatikan penjelasan

guru, mengantuk, tidur, mengganggu teman, keluar

masuk ruangan).

3,75 18,75 2,5 12,5

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa persentase aktivitas siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang belum dipahami pada siklus I sebesar 61,25% dan siklus II sebesar 65%, siswa yang menjawab/menanggapi pertanyaan dari teman/guru pada siklus I sebesar 66,25% dan siklus II sebesar 70%, siswa yang meminta bimbingan/bantuan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi pada siklus I sebesar 70% dan siklus II sebesar 76,25%, siswa yang memberi bantuan penjelasan kepada teman yang membutuhkan pada siklus I sebesar 37,5% dan siklus II sebesar 42,5%, siswa yang memberi tanggapan terhadap presentasi dari kelompok lain pada siklus I sebesar 33,75% dan siklus II sebesar 41,25%, siswa yang mengumpulkan/menyetor pekerjaan rumah pada siklus I sebesar 73,75% dan siklus II sebesar 75% serta siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan

(56)

pembelajaran (tidak memperhatikan penjelasan peneliti, mengantuk, tidur, mengganggu teman, keluar masuk ruangan) pada siklus I sebesar 18,75% dan siklus II sebesar 12,5%. Dengan melihat penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas positif siswa dan penurunan aktivitas negatif siswa pada pembelajaran keterampilan menyimak berita menggunakan media audio-visual.

B. Pembahasan

Pada bagian pembahasan, hasil yang diperoleh pada kegiatan analisis dijelaskan guna memahami maksud yang terkandung di dalamnya. Pada bagian ini akan dikemukakan empat kategori utama yang dijelaskan sebagai berikut.

Pada hasil tes siklus I pada keterampilan menyimak berita menggunakan media audio-visual dengan jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 20 orang mendapatkan skor rata-rata 82,50 dari skor ideal seharusnya 100. Adapun skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 dan skor terendah 60 dengan ketuntasan secara klasikal sebesar 85%. Sedangkan, untuk tes siklus II dari 20 orang siswa yang mengikuti tes memperoleh skor rata-rata 91,25 dari skor ideal seharusnya 100. Adapun skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 dan skor terendah 75 dengan ketuntasan secara klasikal sebesar 100%. Dengan memperhatikan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan media audio-visual dari siklus I ke siklus II baik dilihat dari skor rata-rata maupun dilihat dari ketuntasan secara klasikal.

(57)

Pada hasil observasi aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan aktivitas positif dan penurunan pada aktivitas negatif siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.12. Seperti halnya aktivitas siswa, pada aktivitas peneliti. terjadi pula peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat pada tabel 4.9 dan 4.11.

Gambar

Tabel  3.1 Kategori Penilaian komulatif Menyimak Berita
Tabel 4.1 Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus I
Tabel 4.2.Statistik Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus I Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel Mean Median Mode Standar deviasi Variansi Range Minimum Maksimum Skor ideal 20 82,5085,0085 10,324 106,5794060100100
Tabel 4.4 Skor Kumulatif Menyimak Berita Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

There is no interaction between types of milk and enzyme on the curd yield, the water, ash, protein, fat, calcium content, and hardness of the

at school, teachers need to be given knowledge on now to select a good textbook1. However, they do not seem to use the correct criteria to decide which of the

Tampilan pada gambar 4.3 tersebut akan tertampil ketika ditekan tombol. setting pada software aplikasi desktop yang

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sebuah sistem yang dapat membantu guru pada SMPN 6 Denpasar khususnya guru Bahasa Inggris dalam mengevaluasi

There are four types of maxims that are not used appropriately by the characters in TV series 24 season 1 and 2: the maxims of quality, because the speaker

1. Selama praktik mengajar di SD Negeri Sinduadi 2, praktikan mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman bahwa seorang guru dituntut dapat memahami setiap siswanya

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui efek infusa bunga rosella terhadap penurunan kadar Serum Glutamate Piruvat

Demikianlah kesimpulan dan saran yang telah disajikan penulis sehubungan dengan penelitian hubungan antara Brand Image senar bulu tangkis merek Yonex BG 9 dengan Preferensi