• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh Sanggelorang et al., (2015) yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian metode data panel. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan berpengaruh positif, dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Dan variabel pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan berpengaruh negatif, dan tidak signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di Sulawesi Utara. Perbedaan penelitian tersebut terdapat pada penambahan Variabel bebas, lokasi penelitian, dan waktu penelitian.

Penelitian ini dilakukan oleh Nuriyah et al., (2017) yang berjudul

“Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bojonegoro”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh PDRB dan kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bojonegoro. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary

(2)

Least Square (OLS) dengan menggunakan data sekunder yang berupa

runtun waktu (time series) mulai tahun 2004 – 2015. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel PDRB memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap IPM di Kabupaten Bojonegoro.

Sedangkan variabel kemiskinan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap IPM. Perbedaan penelitian terletak pada model regresi, lokasi penelitian, dan waktu penelitian.

Penelitian ini dilakukan oleh Muliza et al., (2017) yang berjudul

“Analisis Pengaruh Belanja Pendidikan, Belanja Kesehatan, Tingkat Kemiskinan, dan PDRB terhadap IPM di Provinsi Aceh”. Penelitian ini memliki tujuan untuk mengetahui pengaruh Belanja Pendidikan, Kesehatan, Tingkat Kemiskinan serta PDRB terhada IPM di Provinsi Aceh. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan estimasi parameter model menggunakan random effect model (REM). Data yang digunakan adalah data panel selama periode 2010-2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Sedangkan variabel kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia.

Penelitian ini dilakukan oleh Palenewen et al., (2018) yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan terhadap Ipm dan Dampaknya terhadap Kemiskinan

(3)

di Sulawesi Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan kemiskinan di Provinisi Sulawesi Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder pada tahun 2008-2017. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan regresi berganda.

Perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan analisis adalah eviews8. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah sektor pendidikan berpengaruh positif dan tidak signifikan, sedangkan pada sektor kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IPM. Variabel IPM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan. Variabel pengeluaran pemerintah sektor pendidikan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan, sedangkan untuk sektor kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemsikinan.

Penelitian ini dilakukan oleh Mongan (2019) yang berjudul

“Pengaruh Pengeluaran Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan dan Bidang Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan dan Bidang Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Penelitian ini menggunakan analisis regersi linear berganda data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah dalam pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM. Pengeluaran

(4)

pemerintah pusat dalam kesehatan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap IPM.

B. Landasan Teori

1. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah suatu ukuran yang dapat digunakan dalam mengukur kesejahteraan masyarakat dimana dapat dilihat dari beberapa komponen diantaranya yaitu terdiri dari kesehatan, pendidikan dan standar hidup. Indeks pembangunan manusia adalah salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Menurut Apriliyah S, (2007) Indeks Pembangunan Manusia mempunyai pengaruh dalam penurunan jumlah penduduk miskin. Indeks Pembangunan Manusia memiliki indikator komposit dalam penghitungannya antara lain angka harapan hidup, angka melek huruf, dan konsumsi per kapita.

Peningkatan pada sektor kesehatan dan pendidikan serta pendapatan per kapita memberikan kontribusi bagi pembangunan manusia, sehingga semakin tinggi kualitas manusia pada suatu daerah akan mengurangi jumlah penduduk miskin di daerah.

Menurut Hardjanto (2013) Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses pembangunan. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia (SDM) maka semakin mendorong kemajuan suatu negara atau daerah. Indeks pemabangunan manusia (IPM) menjadi indikator utama dalam mengukur keberhasilan

(5)

pembangunan. Dalam rangka peningkatan indeks pembangunan manusia, aspek yang menjadi fokus perhatian adalah peningkatan standar pendidikan, derajat kesehatan, dan mutu ekonomi keluarga.

Ketiga hal tersebut satu sama lain saling berkaitan. Dengan demikian dalam konteks pembangunan SDM, ketiga aspek tersebut harus diperhatikan secara utuh.

Dalam indeks pembangunan manusia terdapat tiga kompisisi indikator yang digunakan untuk mengukur besar indeks pembangunan manusia suatu negara, antara lain:

a. Tingkat kesehatan diukur harapan hidup saat lahir (tingkat kematian bayi)

b. Tingkat pendidikan diukur dengan jumlah penduduk yang melek huruf atau tingkat pendidikan yang telah dicapai atau lamanya pendidikan seseorang penduduk.

c. Standar kehidupan diukur dengan tingkat pengeluarna per tahun.

Badan Pusat Statistik mengelompokkan capaian IPM menjadi empat kategori, yaitu: kategori sangat tinggi dengan nilai IPM ≥ 80, kategori tinggi dengan nilai 70 ≤ IPM < 80, kategori sedang dengan nilai 60 ≤ IPM < 70, dan kategori rendah dengan nilai IPM < 60 (Badan Pusat Statistik, 2020).

Indeks pembangunan manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi sebab pembangunan manusia yang baik akan menciptakan Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas

(6)

dan akan menjadikan faktor-faktor produksi mampu dimaksimalkan. Adapun komponen Indeks Pembangunan Manusia adalah sebagai berikut:

1) Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan rata-rata perkiraan berapa banyak waktu atau tahun yang ditempuh oleh seseorang sejak lahir.

2) Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) merupakan jumlah tahun yang digunakan dalam menjalankan pendidikan formal.Cakupan penduduk yang dihitung rata-rata lama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. RLS dihitung untuk usia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada umur 25 tahun proses pendidikan sudah berakhir.

3) Harapan Lama Sekolah

Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) merupakan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Angka harapan lama sekolah dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.

Angka harapan lama sekolah digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang.

(7)

4) Pengeluaran Perkapita

Pengeluaran perkapita merupakan pengeluaran yang ditentukandari nilai pengeluaran perkapita dan paritas daya beli.

Rata-rata pengeluaran per kapita setahun. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100.Perhitungan paritas daya beli pada metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas non makanan.

Perhitungan IPM dilakukan setiap tahun, adapun manfaat perhitungan IPM antara lain (Kusumaningrum, 2018) : 1) Sebagai indikator untuk perbandingan kinerja antar daerah dalam menentukan kualitas pembangunan manusia 2) Sebagai indikator untuk mengetahui perkembangan kinerja pembangunan manusia pada masing-masing komponen 3) Sebagai dasar kebijakan untuk mendorong pemerintah daerah agar terpacu menaikkan peringkatnya melalui pemanfaatan sumberdaya dan penentuan prioritas program peningkatan kualitas hidup manusia 4) Sebagai salah satu kriteria untuk penentuan besarnya alokasi dana bantuan pembangunan manusia dari pusat ke daerah. 5) Sebagai indikator kajian untuk mengukur kinerja kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah terkait dengan hasil-hasil pembangunan lainnya seperti pengentasan kemiskinan, pengangguran, peningkatan kesehatan masyarakat dan lainnya.

(8)

2. Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan

Menurut Sadono, (2009) Pengeluaran pemerintah yaitu bagian dari kebijakan fiskal, yang merupakan suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah untuk daerah atau regional. Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

Menurut Michel (2011) persyaratan bagi suatu negara dalam meningkatkan produktifitas masyarakatnya adalah dengan memenuhi salah satu hak dasar mereka, salah satu hak dasar rakyat adalah mendapatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan yang baik.

Pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan adalah salah satu cara dalam memenuhi salah satu hak dasar tersebut.

Undang-undang di Indonesia yang mengatur mengenai anggaran kesehatan adalah UU No. 36 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa besar anggaran kesehatan pemerintah pusat dialokasikan minimal 5 persen dari APBN di luar gaji, sementara besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi dan

(9)

Kabupaten/Kota dialokasikan minimal 10 persen dari APBD di luar gaji. Realisasi anggaran pengeluaran pemerintah untuk bidang kesehatan dan pendidikan diharapkan bisa meningkatkan pembangunan manusia Sanggelorang et al., (2015).

Menurut Notoatmodjo (2007) mutu manusia dilihat dari sisi kesehatannya. Karena menurut beliau, kesehatan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, dengan kata lain kesehatan adalah salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas manusia. Kekurangan kalori, gizi, karbohidrat, protein, dan lain sebagainya akan membuat derejat kesehatan suatu individu berkurang dan menjadi rendah. Rendahnya derajat kesehatan bagi suatu populasi akan menyebabkan kualitas manusia yang rendah serta tingkat mental yang rendah.

Menurut Widodo, Adi, Waridin, Johanna, (2012) Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, oleh karena itu kesehatan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang dilindungi Undang-Undang Dasar. Perbaikan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu investasi sumber daya manusia untuk mencapai masyarakat yang sejahtera (welfare society). Tingkat kesehatan masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, karena tingkat kesehatan memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan. Sementara itu, tingkat kemisikinan akan terkait dengan tingkat kesejahteraan.

(10)

Investasi pemerintah di bidang kesehatan dapat berupa alokasi anggaran untuk membiayai pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik dan nonfisik untuk di bidang kesehatan. Pemerintah membangun sarana dan prasarana publik sehingga masyarakat mendapatkan kemudahan akses terhadap pelayanan di sektor kesehatan. Dengan kemudahan masyarakat mendapat akses terhadap layanan kesehatan, maka kebutuhan dasar masyarakat akan kesehatan dapat dipenuhi sehingga kualitas kehidupan masyarakat menjadi meningkat. Dengan mengoptimalkan pengeluaran pemerintah, dalam hal ini khususnya pengeluaran untuk kepentingan kesehatan, maka kualitas kesehatan yang lebih baik dapat dihasilkan sehingga produktivitas yang tinggi akan lebih mudah dicapai.

3. Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan

Menurut Todaro & Smith (2011) di negara berkembang pendidikan formal merupakan industri dan konsumen terbesar dari anggaran pemerintah. Daerah-daerah yang miskin telah menginvestasikan sejumlah uang yang cukup besar untuk membiayai anggaran di bidang pendidikan. Tamatan sekolah pertama dengan sedikit pengetahuan dalam melakukan hitungan serta keahlian administratif sebenarnya sangat diperlukan dalam melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan teknis dari beberapa organisasi swasta serta pemerintah, selain itu untuk menggantikan tenaga-tenaga asing yang berasal dari negara maju.

(11)

Menurut Safitri (2016) pendidikan adalah sebuah ilmu pengetahuan atau bimbingan kepada individu ataupun kelompok supaya dapat menghasilkan suatu kreatifitas yang berguna.

Pendidikan memiliki keterkaitan terhadap pembangunan. Untuk meningkatkan pendidikan pemerintah melakukan pengeluaran yang dialokasikan untuk bidang pendidikan yang akan meningkatkan kemampuan bersekolah masyarakat sampai ke tingkat yang lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan maka keterampilan yang dimiliki masyarakat akan menjadi tinggi, maka akan semakin mudah bagi setiap orang untuk menerapkan kemajuan teknologi sehingga akan meningkatkan standar ekonomi dan hidup bangsa. Untuk mencapai pembangunan suatu bangsa harus meningkatkan investasi di bidang pendidikan dan kesehatan.

Menurut Todaro (2008) dalam Safitri (2016) pendidikan merupakan dasar dari pembangunan manusia. Maka dari itu investasi dalam bidang pendidikan perlu dilakukan agar bisa membangun sarana dan prasarana serta system pendidikan yang lebih baik lagi. Investasi agar produktivitas masyarakat meningkat yaitu dengan pemerintah mengalokasikan anggaran pengeluaran terhadap pendidikan. Pengeluaran tersebut dapat digunakan untuk penyediaan insfrastruktur pendidikan dan pelayanan pendidikan seluruh masyarakat secara merata.

Peningkatan fasilitas atau saranan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah akan meningkatkan akan meningkatkan

(12)

rata-rata lama sekolah terhadap masyarakat baik itu dalam jangka waktu yang pendek maupun dalam jangka panjang. Oleh karena itu dibutuhkan anggaran, semakin besar anggaran yang dikeluarkan maka akan meningkatkan fasilitas yang ada,. Fasilitas pendidikan yang dialokasikan oleh pemerintah berasal dari 20 persen total APBD, yang diharapkan akan meningkatkan pendidikan.

Pendidikan yang meningkat akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Menurut Palenewen et al., (2018) bahwa dalam pembangunan ekonomi dan sosial bangsa sumber daya manusia merupakan salah satu factor utama yang menentukan. Negara wajib menyediakan pendidikan formal bagi masyarakatnya karena pendidikan merupakan kebutuhan utama. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa anggaran pendidikan dialokasikan minimal 20 persen dari APBN diluar gaji dan 20 persen dari APBD untuk daerah. Hal ini dilakukan negara untuk meningkatkan sumber daya manusia.

Menurut Todaro (2011), investasi dalam sektor pendidikan menjadi satu dalam modal manusia. Yang mana modal manusia merupakan suatu kata lain yang biasa dipergunakan para pemikir ekonom untuk kapasitas manusia yang lain, kesehatan, dan pendidikan untuk meningkatkan produktifitas manusia. Pendidikan menjadi kunci utama dalam membentuk intelektual negara untuk melakukan penyerapan teknologi modern sekaligus untuk

(13)

melakukan pengembangan kapasitas agar terwujud pembangunan serta pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

4. PDRB

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk Jhingan, (2007) dalam Dewi (2017).

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur prestasi ekonomi suatu negara. Dalam kegiatan ekonomi sebenarnya, pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi secara fisik. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui produk domestik regional bruto (PDRB). Beberapa perkembangan ekonomi fisik yang terjadi di suatu negara adalah pertambahan produksi barang dan jasa, dan perkembangan infrastruktur. Selain itu, nilai tersebut juga bias menjadi petunjuk kinerja perekonomian secara umum sebagai ukuran kemajuan suatu daerah. Indikator lain adalah tingkat pertumbuhan, pendapatan per kapita, dan pergeseran atau perubahan struktur ekonomi Sjafrizal (2008).

Menurut Adam Smith perekonomian akan tumbuh dan berkembang jika bertambahnya jumlah penduduk atau populasi penduduk yang mendorong peningkatan spesialisasi yang akan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja dan perkembangan teknologi. Faktor-faktor inilah yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

(14)

Menurut Todaro (2003) ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu:

a. Akumulasi modal termasuk semua investasi baru yang terwujud tanah (lahan), peralatan fiskal, dan sumber daya manusia (human resources). Akumulasi modal akan terjadi jika ada sebagian dari pendapatan sekarang ditabung yang kemudian diinvestasikan kembali dengan tujuan untuk memperbesar output dimasa-masa mendatang. Investasi juga harus disertai dengan investasi infrastruktur, yakni berupa jalan, listrik, air bersih, fasilitas sanitasi, fasilitas komunikasi demi menunjang aktivitas ekonomi produktif. Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif yang sama terhadap angka produksi, bahkan akan lebih besar lagi mengingat terus bertambahnya jumlah manusia. Pendidikan formal, program pendidikan dan pelatihan kerja perlu lebih diefektifkan untuk mencetak tenaga-tenaga terdidik dan sumber daya manusia yang terampil.

b. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja (labour force) secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak angkatan kerja

(15)

semakin produktif tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestiknya.

c. Kemajuan teknologi disebabkan oleh teknologi cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional.

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan, Pendidikan, dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Pulau Madura. Untuk mengetahui pengaruhnya digunakan analisis regresi data panel, sehingga dapat diketahui dan dianalisis bagaimana pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan, Pendidikan, dan PDRB terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Pulau Madura.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pengeluaran Pemerintah

Bidang Kesehatan (X1)

Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan (X2)

Pembangunan layanan kesehatan

• rumah sakit

• Puskesmas

• BPJS

Indeks Pembangunan

Manusia

PDRB (X3) • Pendapatan

Masyarakat

• Tabungan Masyarakat

• Barang dan Jasa

• Pendapatan Per Kapita

Pembangunan layanan pendidikan

• Sekolah

• Dana BOS

• Perpustakaan

(16)

D. Perumusan Hiotesis

Di duga Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan, Pendidikan, dan PDRB berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Pulau Madura tahun 2014-2020.

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesisi ini dapat dijelaskan dengan rasio leverage yang merupakan rasio antara total hutang dan total aset. Maka apabila manajer melakukan manajemen laba ketika dalam

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pembangunan Manusia (IPM) Pembangunan Manusia (IPM): indeks komposit yang tersusun Pembangunan Manusia (IPM) dari tiga indikator:

Kedua klon yang ditargetkan sebagai kentang sayur ini memiliki potensi menghasilkan rata-rata jumlah umbi yang cukup tinggi antara 10.27-10.53 umbi per tanaman dan

Konvergensi sigma IPM tersebut menunjukkan bahwa kesenjangan IPM antar provinsi di Indonesia semakin menurun sedangkan konvergensi beta absolut IPM menunjukkan

Peningkatan jumlah tenaga kerja akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi karena dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja akan meningkatkan kapasitas

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang ditujukan kepada karyawan agar pelaksanaan pekerjaan memuaskan (Fajar, 2013:100). Dengan memberikan pelatihan yang tepat kepada

Urgensi dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dan kelengkapan fasilitas pelayanan medis yang diberikan oleh Puskesmas Windusari Kabupaten Magelang

sebagainya. Kita tak perlu keluar rumah untuk jalan-jalan keliling dunia untuk mengetahui sesuatu hal di belahan bumi lain. Mungkin TENAH juga perlu membuka