MERANCANG ALAT PENDETEKSI OBESITAS DENGAN MENGUKUR BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA328
SKRIPSI
DiajukanOleh :
CHRISTY ADVENTHREE HUTAGAOL 170821047
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
MERANCANG ALAT PENDETEKSI OBESITAS DENGAN MENGUKUR BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA328
SKRIPSI
Dilengkapi Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains
CHRISTY ADVENTHREE HUTAGAOL 170821047
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
PERNYATAAN
MERANCANG ALAT PENDETEKSI OBESITAS DENGAN MENGUKUR BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA328
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, 24 Juni 2019
Christy Adventhree Hutagaol 170821047
ii
MERANCANG ALAT PENDETEKSI OBESITAS DENGAN MENGUKUR BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA328
ABSTRACT
Telah dibuat suatu alat pengukur tinggi badan dan penimbang berat badan yang sekaligus memberikan informasi berat badan ideal akan sangat bermanfaat bagi para pengguna. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, dirancang dan direalisasikan suatu alat ukur yang sekaligus dapat mengukur tinggi badan dan berat badan serta memberikan informasi ideal atau tidaknya berat badan yang terukur. Alat ukur ini menggunakan Arduino Uno sebagai otaknya, sensor ultrasonik untuk mengukur tinggi badan, dan sensor strain gauge untuk mengukur berat badan. Data dari kedua sensor tersebut diolah oleh Arduino untuk mendapatkan indeks massa tubuh (IMT) dan berat badan ideal (BBI). Nilai tinggi badan, berat badan, dan berat badan ideal akan ditampilkan pada LCD. Selanjutnya, informasi suara menyangkut kondisi berat badan yaitu ideal, gemuk, atau kurus akan dikeluarkan oleh speaker. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data maka diperoleh nilai persentase keberhasilan rata- rata pada pengukuran tinggi badan adalah 96,80% dan pada pengukuran berat badan adalah 99,04%. Sedangkan tingkat keberhasilan penampilan informasi suara adalah 95%.
Kata kunci : alat ukur digital, Sensor Tinggi, Arduino, Lcd TFT 1.8inch, Speaker
DESIGNING OBESITY DETECTION TOOLS BY MEASURING WEIGHT AND HEIGHT USING ATMEGA328
MICROCONTROLLER
ABSTRACK
Measuring height and weight weighing which also provides information on ideal body weight will be very beneficial for users. Therefore, in this study, a measuring device was designed and realized which can simultaneously measure height and weight and provide ideal information on whether or not measured body weight is measured. This measuring instrument uses Arduino Uno as its brain, ultrasonic sensors to measure height, and strain gauge sensors to measure body weight. Data from the two sensors were processed by Arduino to obtain body mass index (BMI) and ideal body weight (BBI). The ideal height, weight and weight will be displayed on the LCD. Furthermore, the sound information concerns the condition of the body weight which is ideal, fat, or thin will be released by the speaker. Based on the results of testing and data analysis, the average percentage of success in measuring height was 96.80% and the measurement of body weight was 99.04%. While the success rate of sound information appearance is 95%
Keywords: Digital measuring instruments, height, weight, Arduino, sound output
iv
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat, penyertaan, serta perlindunganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Merancang Alat Pendeteksi Idealis Tingkat Obesitas Menggunakan Mikrokontroler ATMega328 Menghasilkan Output Suara dan Data Tampilan Pada LCD TFT 1.8 inch Untuk Arduino”. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis banyak menerima bimbingan, petunjuk dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yang bersifat moral maupun material. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Kedua Orang Tua tercinta Bapak JH dan Ibu BP tersayang yang telah membantu penulis demi kelancaran dan kesuksesan penulis menyelesaikan skripsi ini, yang selalu tidak henti-hentinya memberikan yang terbaik mulai dari perhatian yang khusus, kasih sayang, dukungan dan semangat yang luar biasa untuk penulis, doa juga dukungan dana yang sangat berarti untuk penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
2. Kepada Bapak Drs. Aditia Warman, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis, memberikan arahan, semangat hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Kepada Bapak Dr. Ferdinan Sinuhaji, MS, selaku Ketua Departemen Fisika FMIPA USU
4. Segenap dosen dan seluruh staf akademik yang telah membantu dalam memberikan fasilitas, ilmu, serta pendidikan pada penulis hingga dapat menunjang dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Abangda Faturrahman yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis memberikan masukan saran sampai terselesaikannya skripsi ini.
6. Abang kandung penulis Pak Blessing Hutagaol dan Eda Irene br Silitonga yang memberikan doa serta dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Yang terkasih, bukti baikNya Tuhan kepada penulis Doli Amarsetu Hutabarat yang berperan penting juga dalam penyelesaian skripsi ini. Doa, dukungan, arahan, nasehat, kesabaran, kasih sayang nya menyemangati penulis dalam penyelesaian skripsi.
8. Keluarga besar Hutagaol dan Pardede, Opung ganteng Morhan Pardede dan Opung boru terkasih Opung Manik yang juga menjadi tambahan kekuatan, semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, doa dan dukungan yang terus dirasakan penulis dalam penyelesaian proses perkuliahan
9. Sahabat seperjuangan Kartini Sihombing, Selia br Ginting, Triana Situmeang, Sahabat semasa putih abu-abu NADAWITY EA, Sahabat samasa putih biru kelas 96, Sahabat Misserikoordias, Sepupu kandung tersayang Juniarti
Pardede, Mega Nadapdap, Oktavia Riauni Hutagaol, dan masih banyak yang terkasih tidak tersebutkan satu per satu, Penulis sayang kalian
10. Rekan rekan penulis FIN 14 juga Ekstensi 017 tanpa terkecuali, momen indah bersama tidak akan pernah terlupakan, semoga sukses dijalan kesuksesan masing-masing.
11. Masih banyak lagi pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam proses penyelesaian skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu
Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan untuk penulis. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kepada para pembaca
Medan, Juli 2019 penulis
vi
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... ii
ABSTRACK ... iii
PENGHARGAAN ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. ARDUINO UNO ... 4
2.2. Sensor Berat Strain Gauge (Loadcell) ... 5
2.3. Modul Hx711... 7
2.4. LOAD CELL 3 WIRE ... 8
2.5. Sensor Ultrasonik ... 10
2.6. Microkontroler ATmega328 ... 12
2.7. Rumusan Body Mass Index (BMI)... 12
2.8. KONFIGURASI PIN ATMEGA328 ... 14
2.9. OUTPUT AUDIO ... 16
2.10. DFPLAYER – MINI – MODULE... 17
2.11. LCD TFT Modul 1,8 inch for Arduino ... 20
BAB III PERANCANGAN ALAT ... 22
3.1. Diagram Blok Sistem ... 22
3.1.1. Fungsi Setiap Blok ... 22
3.2. Peralatan dan Komponen ... 23
3.2.1 Peralatan ... 23
3.2.2. Komponen ... 23
3.3. Rangkaian Sensor Berat Badan (LoadCell) ... 24
3.4. Rangkaian Sensor Tinggi ( Sensor Ultrasonic) ... 24
3.5. Perancangan Rangkaian Power Supplay ... 25
3.6. Rangkaian LCD TFT 1.8 inch untuk Arduino ... 26
3.7. Rangkaian Lengkap ... 27
3.8. Flowchart Sistem ... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
4.1. Pengujian Rangkaian Power Supplay ... 29
4.2. Pengujian Mikrokontroler ... 29
4.3. Pengujian LCD TFT 1.8inch ... 30
4.4. Pengujian Ketelitian ... 31
4.5. Pengujian Sistem Pengukuran Tinggi Badan ... 32
4.6. Pengujian Sistem Pengukuran Berat Badan ... 33
4.7. Pengujian Sistem Penampilan Suara ... 34
4.8. Pengujian Sistem Keseluruhan ... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 36
5.1. KESIMPULAN ... 36
5.2. SARAN... 36
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Board Arduino Uno ... 4
Gambar 2.2 Sensor Load Cell ... 6
Gambar 2.3 Modul Hx711 ... 7
Gambar 2.4 Sensor Beban pengukur Strain Tunggal ... 9
Gambar 2.5 Sensor strain tunggal ... 9
Gambar 2.6 Konfigurasi jembatan Wheatstone ... 10
Gambar 2.7 Sensor Ultrasonik ... 11
Gambar 2.8 Konfigrasi Pin ATMega328 ... 16
Gambar 2.9 DFPLAYER – MINI ... 18
Gambar 2.10 DFPLAYER - MINI TERHUBUNG KE ARDUINO ... 19
Gambar 2.11 LCD TFT 1,8 inch ... 20
Gambar 3.1 Diagram Blok ... 22
Gambar 3.2 Rangkaian LoadCell ... 24
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Ultrasonic ... 25
Gambar 3.4 Rancangan Power Supplay ... 25
Gambar 3.5 Rangkaian LCD TFT 1.8inch ... 26
Gambar 3.6 Rangkaian Lengkap ... 27
Gambar 3.7 Flowchart Sistem ... 28
Gambar 4.1 Pengujian PowerSupplay... 29
Gambar 4.2 Pengujian Mikrokonttroler ... 30
Gambar 4.3 LCD TFT terhubung... 31
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Sensor Ultrasonik HC-SR04... 11
Tabel 2.2 Range Berat Ideal ... 14
Tabel 2.3 Deskripsi Pin LCD TFT 1.8inch ... 21
Tabel 4.1 Tabel Persentase ketelitian ... 32
Tabel 4.2 Tabel Pengujian Tinggi Badan ... 32
Tabel 4.3 Tabel Pengujian Pengukuran Berat Badan... 33
Tabel 4.4 Pengujian Data Keseluruhan Penampilan Suara ... 34
Tabel 4.5 Pengujian Data Keseluruhan ... 35
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RANGKAIAN LENGKAP Lampiran 2. PROGRAM LENGKAP Lampiran 3. Gambar Peralatan dan Hasil
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Alat pengukur berat badan yang sering kita jumpai di apotik, puskesmas, rumah sakit, dan ditempat kesehatan lainnya masih menggunakan pengukuran berat badan dan tinggi badan manual dimana pengukuran terpisah dan hasil keluaran pengukuran yang berbeda - beda sehingga data tidak dapat dikatakan memiliki nilai akurat yang baik. Permasalahan yang akan timbul adalah seseorang yang ingin mengetahui kategori berat badan saat ini kemudian belum mengetahui perhitungan rumus berat badan ideal akan mengalami kesulitan untuk mengetahui kriteria berat saat ini. [1]
Untuk itu saya merangkai/membuat suatu alat pengukuran otomatis menggunakan microcontroller ATMega328 berbasis arduino yang akan memberikan output audio pada speaker yang akan mengeluarkan suara untuk memberitahukan termasuk kategori manakah berat badan kita saat ini? Apakah berat badan kita saat ini masuk kategori obesitas, kategori gemuk, kategori kurus atau sudah ideal, alat pengukur otomatis juga tidak hanya mengeluarkan output audio berupa suara pada speaker.[2]
Pengukur otomatis ini akan menampilkan keluaran hasil timbangan otomatis pada LCD TFT 1,8 inchi untuk arduino sehingga dengan mudah kita melihat dengan detail hasil dari kedua sensor pengukuran berat badan dan tinggi badan. Kemudaian data dari kedua sensor akan diproses dalam rumusan berat ideal berstandart WHO (World Health Organization), yang telah terprogram berdasarkan ketentuan kutipan persamaan yang ditemukan, sehingga mempermudah pengguna mengetahui posisi berat badan saat ini apakah sudah berat normal (ideal) , kurus, gemuk, bahkan obesitas. [3]
Merangkai/membuat alat menggunakan Microkontroler ATMega328 berbasis Arduino sebagai pengontrol utama, sensor ultrasonik sebagai masukan pembaca tinggi dan loadcell untuk alat pembaca berat seseorang dan kemudian memproses
2 mikrokontroler untuk memerintah LCD TFT modul 1,8 inch for Arduino untuk menampilkan data pengukuran sensor berat badan dan tinggi badan otomatis selanjutnya persamaan rumusan yang sudah ditetapkan dalam percobaan pengukuran otomatis diprogramkan pada mikrokontroler untuk proses lanjutan perintah keluaran pada speaker, dimana alat ini disamping mengukur tinggi badan dan berat badan alat ini juga memberikan suatu keterangan apakah kategori berat seseorang gemuk, obesitas, kurus, dan sudah ideal. [4]
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Perancangan alat timbangan otomatis yang terprogram kedalam rumus perhitungan standart BBI (Berat Badan Ideal) yang telah ditentukan
2. Pengkolaborasian hasil pengukuran timbangan otomatis menggunakan sensor dengan timbangan manual.
3. Menggunakan Microkontroler ATMega328 dengan Arduino sebagai pengontrol utama dan memproses hasil pengukuran sensor tinggi dan berat badan dengan hasil keluaran tampilan pada LCD TFT 1.8inch dan audio pada speaker
1.3 Batasan Masalah
Penelitian yang dilakukan dibatasi pada ruang lingkup yang lebih rinci agar sesuai dengan topik penelitian.Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Dalam menentukan berat badan dan tinggi badan otomatis menggunakan mikrokontroler ATMega328, sensor ultrasonic HC-SR04, Arduino, Load Cell, Hx711.
2. Dalam proses outputan menggunakan LCD TFT Modul 1,8inch data keluaran tampilan dan data keluaran suara pada speaker
3. Dalam menentukan kategori berat seseorang yaitu kurus, gemuk, obesitas dan ideal digunakan rumusan berat ideal Body Mass Index (BMI) standart WHO (World Health Organization).
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Merancang alat untuk mempermudah mengetahui kategori berat badan saat ini.
2. Menguji dan mengkolaborasi hasil yang diperoleh dengan menguji timbangan otomatis dan secara manual.
3. Mencatat dan membandingkan pengujian tingkat ketelitian pada alat timbangan berat badan dan pengukuran tinggi otomatis dengan manual.
1.5 Manfaat Penelitian
Rancang bangun alat pendeteksi tingkat obesitas dan ditampilkan pada LCD TFT 1,8 inch for arduino. Dapat memberikan solusi untuk :
1. Penggunaan alat timbangan berat bedan dan tinggi badan otomatis dapat mempermudah sipengguna mengetahui secara langsung kategori berat badan saat ini.
2. Penggunaan alat ini juga menampilkan hasil keluaran data kedua sensor pada LCD TFT 1.8inch untuk mempermudah seseorang melihat kedetailan data saat pengukuran tinggi dan berat badan secara otomatis
3. Penggunaan alat ini juga memberikan data pengujian tingkat ketelitian kebenaran data yang diperoleh, sehingga pengguna tidak mempertanyakan kebenaran data dari alat pengukuran otomatis ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ARDUINO UNO
Arduino Uno merupakan perangkat keras (Hardware) pengendali mikro papan - tunggal (single-board) yang bersifat (open – source), diturunkan dari wiring platform, dan dibuat untuk mempermudah penggunaan elektronika dalam berbagai bidang. Perangkat kerasnya memiliki prosesor Atmel AVR dan memakai bahasa pemograman sendiri. Arduino adalah kit Mikrokontroller yang serba bisa dan sangat mudah penggunaannya. Untuk pembuatannya dibutuhkan chip programmer (untuk menanamkan bootloader Arduino pada chip). Arduino merupakan papan tunggal yang bebas dikembangkan dan juga perangkat lunaknya pun dapat kita nikmati secara bebas juga. Disisi perangkat lunak, Arduino dapat dijalankan dimuliplatfrom, yaitu Linux, Windows, atau Mac. Perangkat keras Arduino merupakan mikrokontroller yang berbasiskan AVR dari ATMEL yang didalamnya sudah diberi bootloader dan didalamnya juga sudah terdapat standart pin I/O-nya. Bentuk fisik board Arduino Uno Gambar 2.1 [5]
Gambar 2.1 Board Arduino Uno Adapun spesifikasi dari Arduino UNO adalah sebagai berikut :
a. Mikrokontroller ATMega328P b. Tegangan sumber 5V
c. Input tegangan (direkomendasikan) : 7-12V.
d. Input tegangan (batas) : 6-20V.
e. Pin I/O digital : 14 (6 PWM output) f. Pin digital I/O PWM : 6.
g. Pin input analog : 6
h. Arus DC per pin I/O : 20mA i. Arus DC untuk pin 3,3V : 50mA
j. Flash Memory : 32KB; 0,5KB digunakan untuk bootloader k. SRAM : 2 KB
l. EEPROM : 1KB m. Clockspeed : 16MHz n. Panjang : 68,6mm o. Lebar : 53,4mm p. Berat : 25g
Berdasarkan gambar serta penjelasan poin-poin di atas, maka dapat dilihat bahwa Arduino UNO memiliki 14 pin digital, 6 pin PWM, 6 pin analog, pin Rx dan Tx yang dapat digunakan untuk menghubungkan Arduino UNO dengan dunia luar. Untuk membuat program pengguna dapat menggunakan software Arduino IDE, sedangkan perangkat lunak yang digunakan untuk simulasi program (sketch) yang telah dibuat di Arduino IDE dapat disimulasikan pada beberapa perangkat lunak berikut ini :
1. Virtual Breadboard 2. UnoArduSim
3. Open Source Arduino Simulator 4. ArduinoSim
5. Simduino
6. Arduino Simulator 7. Emulare
2.2. Sensor Berat Strain Gauge (Loadcell)
Load Cell merupakan sensor timbangan digital yang bekerja secara mekanis yang terdiri dari konduktor, strain gauge, dan Wheatsone bridge. Load Cell menggunakan prinsip kerja yang memanfaatkan strain gauge sebagai pengindra (sensor). Stain Gauge adalah tranduser pasif yang merubah suatu pergeseran mekanis menjadi perubahan tekanan.
Load cell merupakan transduser yang mengubah gaya atau tekanan menjadi keluaran listrik, besarnya output listrik ini berbanding lurus dengan gaya yang
6 diterapkan. Load cell memiliki strain gauge yang berubah bentuk ketika tekanan diberikan padanya. Kemudian strain gauge menghasilkan sinyal listrik pada deformasi. Load cell biasanya terdiri dari empat pengukur regangan dalam konfigurasi jembatan wheatstone. Sensor load cell apabila diberi beban pada inti besi maka nilai resistansi pada strain gauge-nya akan berubah yang dikeluarkan melalui tiga buah kabel, dimana dua kabel sebagai eksitasi dan satu kabelnya lagi sebagai sinyal keluaran ke kontrolnya.
Perubahan ini kemudian diukur dengan jembatan Wheatsone dimana tegangan keluarannya dijadikan referensi beban yang diterima Load Cell. Gambar 2.2 Sensor Load Cell [6]
Gambar 2.2 Sensor Load Cell
Jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Load Cell terhubung dengan HX711 Load Cel amplifier menggunakan empat kabel, keempat kabel tersebut adalah Merah, hitam, putih, dan hijau/biru, mungkin ada sedikit variasi dalam warna kabel dari modul ke modul, berikut detail koneksi yang terhubung:
- Kawat RED terhubung ke E+
- BLACK Wire terhubung ke E- - Kawat PUTIH terhubung ke A- - GREEN Wire terhubung ke A+
Load cell berisi sebuah pegas (spring) logam mekanik dengan mengaplikasikan beberapa foil metal strain gauges (SG). Strain dari pegas mekanik muncul sebagai pengaruh dari pemberian beban yang kemudian ditransmisikan pada strain gauges. Pengukuran sinyal yang dihasilkan dari perubahan resistansi strain gauge yang linier dengan gaya yang diaplikasikan. Prinsip kerja load cell dihitung dari perubahan resistansi yang terjadi akibat timbulnya sebuah regangan pada foil
metal strain gaugs. Perubahan resistansi diakibatkan oleh pemberian sebuah beban pada sisi yang elastis sehingga mengalami perubahan tekanan sesuai dengan yang dihasilkan oleh strain guge.
Berat dari sebuah objek yang diukur dapat diketahui dengan mengukur besarnya nilai tegangan yang timbul Desain load cell dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung output sinyal yang dihasilkan (pneumatic , hydroulic, electric) atau menurut cara mereka mendeteksi massa. Dalam melakukan sebuah pengambilan data yang dihasilkan oleh keluaran load cell dapat dihitung dengan cara merelasikan antara tekanan dengan masa didapat dari persamaan P=F/A dengan F=
m*g sehingga didapat. P = mg/A.
2.3. Modul Hx711
Hx711 merupakan modul timbangan yang memiliki prinsip kerja mengkonversi perubahan resistansi yang terbaca dalam perubahan dan mengkonversinya kedalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada. Modul ini memiliki struktur yang sederhana, mudah digunakan, hasilnya stabil dan reliable, memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu mengukur perubahan dengan cepat. Modul Hx711 diperlihatkan pada Gambar 2.3[7]
Gambar 2.3 Modul Hx711
HX711 adalah sebuah komponen terintegrasi dari “AVIA SEMI CONDUCTOR”, HX711 presisi 24-bit analog to digital conventer (ADC) yang didesain untuk sensor timbangan digital dalam industrial control aplikasi yang terkoneksi sensor jembatan. Setelah load cell mengirimkan hasil timbang dari objek kendaraan yang melebihi batas maksimal berat yang berbentuk sinyal analog maka di rubah menjadi bentuk sinyal digital. Pin DOUT dan PD_SCK mendapat inputan dari
8 load cell dimana weight sensor module akan merubah dari sinyal analog menjadi sinyal digital dengan bentuk seperti getaran pulsa pulsa 1, 2 dan seterusnya.
Modul sensor berat HX711 memiliki chip HX711, yang merupakan converter A/D 24 presisi tinggi (konverter analog ke digital). HX711 memiliki dua saluran input analog dan kami bisa mendapatkan hingga 128 dengan memprogram saluran ini, Jadi modul HX711 menguatkan output listrik yang rendah dari Load Cell dan kemudian sinyal diperbesar dan dikonversi secara digital, sinyal ini lah yang akan diproses/dimasukkan kedalam Mikrokontroler ATMega328 berbasis arduino
2.4. LOAD CELL 3 WIRE
Load cell 3 wire adalah jenis spesifikasi loadcell yang digunakan pada rangkaian sensor pengukur berat badan otomatis ini, Penguat sel beban HX711 digunakan untuk mendapatkan data yang terukur dari sel beban dan pengukur regangan. Panduan Hookup ini akan menunjukkan kepada anda bagaimana memulai dengan amplifier ini menggunakan beberapa sel beban yang kami bawa di SparkFun.
Untuk panduan pemasangan sederhana ini, kita hanya akan menghubungkan sel beban dengan amplifier HX711, dan menunjukkan bagaimana Anda akan menghubungkan empat sensor beban dengan papan kombinator dan amplifier HX711.
Jika Anda berencana menggunakan sensor beban anda harus mendapatkan atau membeli empat unit. Strain gauges adalah dua foil atau kawat logam terorganisir yang diatur sedemikian rupa sehingga resistansi berubah ketika dikompresi atau diregangkan.Ketika strain gauge ditempatkan pada sesuatu (biasanya bersifat logam) resistansi berubah berdasarkan stres yang dialami oleh sesuatu itu. Ketika pengukur regangan tunggal dihubungkan ke sel logam, kami menyebutnya sensor beban , yang memiliki tiga kabel output. Load cell biasanya memiliki empat pengukur regangan yang terhubung dalam formasi jembatan wheatstone, yang memiliki empat kabel keluaran. Sel beban pengukur strain tunggal (yaitu pengukur beban) adalah merupakan sensor yang digunakan pada timbangan berat otomatis, berikut gambar sensor beban pengukur strain tunggal. [8]
Gambar 2.4 Sensor Beban pengukur Strain Tunggal
yang disusun dalam konfigurasi jembatan wheatstone. Konfigurasi ini juga dimungkinkan dengan empat sel tipe tombol muat. dibawah ini gambar sensor disusun dengan menggunakan sistem jembatan wheatstone
Gambar 2.5 Sensor strain tunggal
HX711 Load Cell Amplifier menerima lima kabel dari load cell. Pin-pin ini berlabel warna; MERAH, BLK, WHT, GRN, dan YLW. Warna-warna ini sesuai dengan pengkodean warna konvensional sel beban, di mana kabel merah, hitam, hijau dan putih berasal dari strain gauge pada load cell dan kuning adalah kawat ground opsional yang tidak terhubung ke strain gauge tetapi ada di sana untuk arde kecil apa pun di luar EMI (interferensi elektromagnetik).
Secara umum, setiap sel beban memiliki empat alat pengukur regangan yang terhubung dalam formasi jembatan wheatstone, seperti yang ditunjuukkan pada Gambar 2.6
10 Gambar 2.6 Konfigurasi jembatan Wheatstone
Setelah load cell dihubungkan ke amplifier, Anda dapat menghubungkan VDD, VCC, DAT, CLK, dan GND kemikrokontroler seperti RedBoard atau Arduino board.
Catatan: VCC adalah tegangan analog untuk memberi daya pada sel beban. VDD adalah tegangan suplai digital yang digunakan untuk mengatur level logika.TIP PRO: Dalam banyak kasus, Anda bisa menyingkat VCC dan VDD bersama-sama. Jika mikrokontroler Anda menggunakan logika 3.3V, Anda harus menghubungkan VCC ke 5V dan VDD ke 3.3V.Kode contoh memiliki DAT dan CLK masing-masing terhubung ke pin 3 dan 2 , tetapi ini mudah diubah dalam kode.Setiap pin GPIO akan bekerja untuk keduanya. Maka VCC dan VDD hanya perlu dihubungkan ke 2.7-5V dan GND untuk terhubung ke mikrokontroler ATMega328.
2.5. Sensor Ultrasonik
Sensor jarak ultrasonik adalah sensor yang menggunakan gelombang ultrasonic untuk mengukur jarak objek dengan meniru yang dilakukan oleh kelelawar maupun lumba – lumba. Gelombang yang dipancarkan berfrekuensi 40KHx. Salah satu jenis sensor ini yang sangat popular adalah HC-SR04, dengan spesifikasi yang diberikan menyatakan bahwa sensor ini mampu mengukur jarak dari 2cm hingga 4m.
Dalam praktik sensor hanya mampu mengukur jarak hingga sekitar 3m atau malah kurang. Jenis lain yang juga bisa digunakan untuk praktik adalah US-015.
Kedua modul tersebut memiliki susunan pin yang sama. masing – masing perlu dihubungkan dengan pin-pin di Arduino dengan ketentuan sebagai berikut : a) VCC dihubungkan ke pin 5V milik Arduino. b) GND dihubungkan ke pin GND milik Arduino. c) Pin Trig dihubungkan ke pin digital milik Arduino, untuk memulai pengiriman signal ke objek yang akan diukur. d) Pin Echo dihubungkan ke pin digital milik Arduino, yang akan menerima signal yang dipantulkan oleh objek yang diukur. Penilitian ini menggunakan sensor ultrasonic HC-SR04. [9]
Sensor ini berfungsi untuk mengukur tinggi badan. Sensor ultrasonic terdiri atas rangkaian pemancar (transmitter) dan rangkaian penerima (receiver). Sinyal ultrasonic yang dikeluarkan akan dipancarkan ke transmitter ultrasonic.Ketika sinyal dipancarkan oleh transmitter, dan mengenai kepala pengguna, maka sinyal akan dipantulkan ke receiver dikirimkan ke arduino untuk diolah dan menghitung jarak terhadap benda di depannya (kepala pengguna).
Gambar 2.7 Sensor Ultrasonik
Modul sensor ultrasonic HC-SR04 dapat mengukur jarak dengan rentang dari mulai 2cm sampai dengan 400cm, dengan nilai akurasi mencapai 3mm. Dalam modul ini terdapat ultrasonik transmitter, ultrasonik receiver dan control circuit.
Berikut ini dasar prinsip kerja dari sensor Ultrasonic HC-SR04 : 1. Menggunakan IO trigger sedikitnya sinyal high selama 10us.
2. Modul HC-SR04 secara otomatis akan mengirimkan 8 kali 40KHz dan mendeteksi apa terdapat signal balik atau tidak.
3. Jika terdapat sinyal balik, maka durasi waktu dari output high adalah waktu dari pengiriman dan penerimaan ultrasonik.
Jarak = (waktu sinyal high) * kecepatan suara (340m/s) / 2.
Berikut spesifikasi sensor Ultrasonik HC-SR04.
Tabel 2.1 Spesifikasi Sensor Ultrasonik HC-SR04
Spesifikasi Keterangan
Input Tegangan 5V DC
Arus 15mA
Frekuensi Kerja 40KHz
Jarak Maksimum 4m
Jarak Minimum 2cm
Sudut Pengukuran 15°
Input Signal Trigger ious pulsa TTL
Output Signal Echo Sinyal Level TTL
Dimensi 45*20*15mm
12 2.6. Microkontroler ATmega328
Chip ATmega328 adalah chip mikrokontroler 8-bit berbasis AVR-RISC buatan Atmel. Chip ini memiliki 32 KB memori ISP flash dengan kemampuan baca- tulis (read write), 1 KB EEPROM, dan 2 KB SRAM. Dari kapasitas memori Flash nya yang sebesar 32 KB itulah chip ini diberi nama ATmega328. Chip lain yang memiliki memori 8 KB diberi nama ATmega8, dan ATmega16 untuk yang memiliki memori 16 KB. Chip ATmega328 memiliki banyak fasilitas dan kemewahan untuk sebuah chip mikrokontroler. Chip tersebut memiliki 23 jalur general purpose I/O (input/output), 32 buah register, 3 buah timer/counter dengan mode perbandingan, interupt internal dan external, serial programmable USART, 2-wire interface serial, serial port SPI, 6 buah channel 10-bit A/D converter, programmable watchdog timer dengan oscilator internal, dan lima power saving mode.
Chip bekerja pada tegangan antara 1.8V ~ 5.5V. Output komputasi bisa mencapai 1 MIPS per Mhz. Maximum operating frequency adalah 20 Mhz. ATmega328 menjadi cukup populer setelah chip ini dipergunakan dalam banyak board berbasis Arduino. Dengan adanya platform Arduino yang didukung oleh software Arduino IDE, pemrograman chip ATmega328 memang menjadi jauh lebih sederhana dan mudah [10]
2.7. Rumusan Body Mass Index (BMI)
Rumusan Body Mass Index (BMI) merupakan rumusan yang sering digunakan untuk menghitung berat ideal seseorang, selain rumusan BMI rumusan Brosca juga sering digunakan dalam menghitung berat ideal. Rumus Brosca pertama sekali diusulkan dari seorang dokter tentara Perancis bernama Paul Brosca, rumusan tersebut digunakan Paul Brosca untuk menguji kemampuan militer para pemuda dimasanya dan menentukan kriteria berat badan normal, sebagai batas minimal bagi pemuda yang layak dilatih militer. Paul Braca memiliki rumusan berbeda untuk pengukuran berat badan laki-laki dan berat badan perempuan, berikut rumusan berat ideal menurut Paul Brosca : [11]
- Laki-laki = (Tinggi badan – 100) – [(Tinggi badan – 100 x 15%]
- Perempuan = (Tinggi badan – 100) – [(Tinggi badan – 100 x 15%]
Keterbatasan rumusan brosca adalah tidak cocok untuk perempuan dengan tinggi dibawah rata - rata, perempuan dengan tinggi dibawah rata - rata akan terlihat sangat kecil dan kurus, kemudian rumusan Paul Brasca tidak bisa dijadikan sebagai alat untuk diagnosis penyakit atau gangguan kesehatan pada seseorang, karna rumusan brosca hanya dapat memperkirakan berat ideal dengan mengukur tinggi badan saja, itu sebabnya rumusan brosca sudah jarang digunakan untuk menentukan berat ideal seseorang.
Rumusan yang sering digunakan hingga saat ini adalah Body Mass Indeks.
Dalam pengukuran otomatis berat ideal menggunakan rumusan BMI. Body Mass Index (BMI) harus memiliki standart WHO (World Health Organization) yang merupakan organisasi kesehatan dunia yang merupakan salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swissyayang didirikan pada tanggal 7 April 1948.
Dalam penelitian ini rumusan yang digunakan adalah rumusan BMI standart WHO, Body Mass Index (BMI) atau penyebutan dalam bahasa Indonesia Indeks Masa Tubuh (IMT), berikut rumusan tersebut ditulis dalam rumusan matematis sebagai berikut, [11]
BMI = 𝑀ASSA (kg)
[Tinggi (m)]₂………..(1)
Berat badan harus dalam satuan kilogram dan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat. Pengaplikasian rumusan sebagai berikut, misalkan kamu memiliki berat badan 70 kilogram dan tinggi 160 cm (1,60 meter). Kalikan tinggi badan dalam kuadrat: 1,60 x 1,60 = 2,56. Kemudian dibagi angka berat badan dengan hasil kuadrat tinggi badan: 70/2,56 = 23,4. hasil yang didapat merupakan nilai BMI 23,4.
jika dilihat berdasarkan standar WHO, kamu termasuk normal.
Dikutip dari ketentuan range kategori berat badan Joslin Diabetes Center, standart WHO untuk Range berat ideal Boddy Mass Idex (BMI), yang dapat dilihat pada tabel berikut [12]
14 Tabel 2.2 Range Berat Ideal
WHO (BMI) Asia-Pacific (BMI) Kurus <18.5 <18.5
Normal 18.5-24.9 18.5-22.9 Overweight 25-29.9 23-24.9
Obesitas ≥30 ≥25
2.8. KONFIGURASI PIN ATMEGA328
ATMega328 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pinnya memiliki fungsi yang berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATmega328 yaitu sebagai berikut [13]
a. VCC
Merupakan supply tegangan digital.
b. GND
Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan grounding.
c. Port B (PB7…PB0)
Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bidirectional I/O dengan internal pull-up resistor.Sebagai input, pin-pinyang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapatdigunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input ke rangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk saluran input timer.
d. Port C (PC5…PC0)
Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam masing –masingpin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai daripin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus (source).
e. RESET/PC6
Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O.Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapatpadaport C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin iniakan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja.
f. Port D (PD7…PD0)
Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor.
Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.
g. AVcc
Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.
h. AREF
Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC
Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari kebanyakan hasil eksekusi instruksi aritmatik. Informasi ini digunakan untuk altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian. Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logic
16 Unit) hal tersebut seperti yang tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Instruction Set Reference.
Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang penggunaan kebutuhan instruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat.
Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun hal tersebut harus dilakukan melalui software.
Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega328 dapat kita lihat pada Gambar 2.5
Gambar 2.8 Konfigrasi Pin ATMega328 2.9. OUTPUT AUDIO
Arduino dibangun bukan untuk menjadi instrument music elektronik, tetapi alat ini bisa menghasilkan suara melalui perangkat output seperti speaker. Sebuah suara memiliki nada yang berbeda - beda jika getaran diulang berkali - kali. Arduino bisa membuat suara dengan mengendalikan sebuah pengeras suara atau perangkat piezo (transducer keramik kecil yang menghasilkan suara ketika dialiri listrik), mengkonversi getaran elektronik menjadi sinyal speaker yang menggetarkan udara.
Nada (frekuensi) suara ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan untuk menggetarkan speaker keluar dan masuk, jumlah waktu terpendek adalah frekuensi yang paling besar. Jangkauan pendengaran manusia adalah sekitar dari 20 hertz (Hz) hingga 20.000 Hz (walaupun bervariasi tiap orang dan perubahan pada usia).
Software Arduino menyertakan sebuah fungsi nada untuk menghasilkan suara.
Fungsi tone menggunakan timer pada hardware. Pada board standar Arduino, hanya
satu nada yang bisa dihasilkan dalam satu waktu. Sketch dimana timer (timer2) dibutuhkan untuk fungsi lain seperti ditunjukkan, bagaimana mengirim sebuah Musical Instrument Digital Interface (MIDI) pada sebuah perangkat MIDI. Peringkat ini menghasilkan suara berkualitas tinggi dalam berbagai jenis instrument dan bisa menghasilkan suara dari banyak instrumen secara terus-menerus. Salah satu sketch pada bab ini juga akan menunjukkan bagaimana membuat pesan MIDI untuk memainkan sebuah skala music.
Output suara (speaker) adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk membran untuk menggetarkan udara sehingga terjadilah gelombang suara sampai di kendang telinga kita dan dapat kita dengar sebagai suara. Dalam setiap sistem penghasil suara (loud speaker), pengeras suara merupakan juga menentukan kualitas suara di samping juga peralatan pengolah suara sebelumnya yang masih berbentuk listrik dalam rangkaian penguat amplifier.
2.10. DFPLAYER – MINI – MODULE
Dfplayer adalah modul suara / musik Player yang mendukung beberapa Format file suara, salah satunya format .MP3. Bentuk fisik dari DFPlayer mini berbentuk persegi 4(empat) dengan ukuran 20 x 20 mm yang dimana memiliki 16 kaki pin.
Output pada module mp3 mini ini dapat langsung dihubungkan dengan speaker atau amplifier sebagai pengeras suaranya. DFPlayer mini dapat bekerja sendiri (standalone) atau bekerja bersama dengan Arduino melalui koneksi serial dengan computer. Di Dfplayer Mini MP3 Player Untuk Arduino adalah kecil dan rendah.
Harga MP3 modul dengan AN Sederhana Output Langsung ke Speaker. Pada Modul ini dapat digunakan sebagai berdiri sendiri Modul dengan terpasang baterai, Speaker dan Tombol push atau digunakan dalam kombinasi dengan AN UNO Arduino Atau yang lainnya dengan kemampuan RX / TX. Dibawah ini dapat kita lihat dfplayer mini pada Gambar 2.6 [14]
18 Gambar 2.9 DFPLAYER – MINI
Dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Kecepatan pengambilan sampel yang didukung (kHz): 8 / 11.025 / 12/16 / 22.05 / 24/32 / 44.1 / 48
- Output 24-bit DAC, dukungan untuk rentang dinamis 90dB, SNR mendukung 85dB
- Dukungan penuh FAT16, sistem file FAT32, dukungan maksimum 32G kartu TF, dukungan 32G disk U, 64M byte NORFLASH
- berbagai mode kontrol, mode kontrol I / O, mode serial, mode kontrol tombol AD
- Fungsi menunggu suara iklan, musik dapat ditangguhkan, ketika iklan selesai dalam musik terus bermain
- Data audio diurutkan berdasarkan folder, mendukung hingga 100 folder, setiap folder dapat menampung hingga 255 lagu
- 30 tingkat volume yang dapat disetel, EQ 6 tingkat disesuaikan.
Untuk menyimpan lagu atau pun suara pada dfplayer – mini beberapa hal – hal yang harus diprhatikan, sebagai berikut :
- Format microsd card tersebut kedalam FAT atau FAT32.
- Buat Folder dengan nama “mp3” untuk peletakan file-file audio .mp3 yang dicopy ke Folder tersebut.
- Rename file audio .mp3 yang dicopykan (5 File) dengan nama 0001.mp3, 0002.mp3, 0003.mp3, 0004.mp3 dan 0005.mp3. Nama File terdiri 4 angka.
Dibawah ini gambar koneksi Serial DFPlayer mini ke Arduino Uno, perhatikan gambar dibawah ini. Terdapat resistor 1KΩ pada kabel TX, yang dimana difungsikan untuk mengurangi noise audio.
Gambar 2.10 DFPLAYER - MINI TERHUBUNG KE ARDUINO Penggunaan PIN Arduino dan DFPlayer sesuai Gambar diatas yaitu :
Pin 5V –> DFPlayer VCC (1)
Pin GND –> DFPlayer GND (7) dan (10)
Pin 9 –> DFPlayer BUSY (16)
Pin10 –> DFPlayer RX (2)
Pin11 –> DFPlayer TX (3)
Penggunaan Speaker dan DFPlayer sesuai gambar adalah :
Speaker (+) –> DFPlayer SPK_1
Speaker (–) –> DFPlayer SPK_2
Tambahkan Push Button pada ProtoBoard, agar anda dapat me RESET atau mengganti nomor lagu dengan cepat. Push Button tersebut memiliki 2(dua) kaki, dimana salah satu kakinya dihubungkan ke IO_2 (Trigger Port 2) atau ke IO_1 (Trigger Port 1) dan kaki lainnya dihubungkan ke GND ( negative) pada Proto Board. Menyiapkan Library DFPlayer Mini dengan koneksi diatas anda dapat langsung mengontrol DFPlayer mini melalui Serial Command. Koneksi Serial DFPlayer mini ke Arduino Uno menggunakan Library resminya yang filenya dapat anda download melalui situs resminya. untuk menambahkan library, berikut langkah – langkah menambahkan Library kedalam Software Arduino :
- Klik menu Sketch à Include Library klik menu Add.ZIP Library.
20 - Carilah file DFPlayer_Mini_mp3.zip yang anda download yang tersimpan pada Folder Download/Compressed, lalu klik. Jika berhasil maka akan diinformasikan bahwa file sudah ditambahkan pada Software Arduino.
Sketch coding diatas akan memainkan semua lagu secara berurutan dengan memanfaatkan pin BUSY pada module DFPlayer.Apabila 1 lagu/suara sudah selesai diputar maka DF player akan masuk ke mode iddle yang menyebabkan pin BUSY(16) akan HIGH dan mentrigger pin A4 dan A5 Arduino dan Arduino pun akan mengirim perintah mp3_next (memutar file berikutnya).Saat mp3 berikutnya sudah ‘play’ maka pin busy kembali ‘LOW’ dan menunggu file selesai diputar untuk HIGH kembali. Penggunaan Push Button dapat anda lakukan jika anda ingin me RESET atau mengganti segera lagu berikutnya.
2.11. LCD TFT Modul 1,8 inch for Arduino
LCD TFT Modul 1,8 inch for Arduino ini adalah modul yang paling umum dan sering digunakan sebagai display unit dan input device pada proyek Arduino. LCD ini disebut display unit karena dapat menampilkan data berupa Text/String, grafik ataupun gambar/Bitmap dalam RGB 65000 color. TFTadalah singkatan atau kepanjangan dari Thin Film Transistor, merupakan jenis layar LCDhandphone atau smartphone yang umum dari tipe lainnya. Selain itu TFTjuga dapat diartikan salah satu tipe layar Liquid CrystalDisplay (LCD) yang datar, di mana tiap - tiap pixel dikontrol oleh satu hingga empat transistor. Teknologi ini menyediakan resolusi terbaik dari teknik panel data. TFT LCDsering disebut juga active - matrix LCD.
Layar ini menampilkan gambar yang kaya warna dan permukaannya sensitif terhadap sentuhan.Berikut Gambar LCD TFT Modul 1,8 inch Gambar 2.6 [15]
Gambar 2.11 LCD TFT 1,8 inch Berikut spesifikasi secara umum dari LCD TFT 1,8 inch :
1. Layar Warna 1,8 inchi, mendukung tampilan warna 65K 2. Resolusi : 128 x 160
3. Color : Yes, 65K RGB Color.
4. IC Driver : SPFD5408
5. Power : 3.3V (built-in 3,3V regulator)
6. Data Interface : 8080 8 data bit with 4 controller bit 7. Touchscreen : 1,8
8. Reset Button Available.
9. Konsumsi Daya Sekitar 90mA 10. Berat produk sekitar 25 gram 11. Driver IC ST7735S
Jenis layar TFT, menawarkan kualitas yang lebih baik, termasuk gambar dan resolusi lebih tinggi jika dibandingkan dengan generasi layar sebelumnya.Berikut penjelasan deskripsi pin pada LCD TFT 1.8inch untuk arduino bisa kita lihat pada Tabel
Tabel 2.3 Deskripsi Pin LCD TFT 1.8inch
Jumlah Label Pin Deskripsi
1 VCC Daya LCD positif (3,3V ~ 5V)
2 GND Kekuatan LCD
3 GND Kekuatan LCD
4 NC Tidak ditentukan, disediakan
5 NC Tidak ditentukan, disediakan
6 NC Tidak ditentukan, disediakan
7 CLK Sinyal clock bus SPI LCD
8 SDA LCD SPI bus menulis sinyal data
9 RS
LCD register/sinyal pemilihan data, Level tinggi: daftar, level rendah: data
10 RST Sinyal reset LCD, reset level rendah
11 CS Sinyal pilih chip LCD, tingkat rendah
memungkinkan
BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.1. Diagram Blok SistemDiagram blok sistem merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari suatu atau lebih komponen yang memiliki kesatuan kerja tersendiri dan setiap blok komponen mempengaruhi komponen yang lainnya. Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja dari suatu sistem.
Dengan diagram blok kita dapat menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum.
Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.1.
3.1.1. Fungsi Setiap Blok
- Power Supply berfungsi sebagai pemberi tegangan (catu daya).
- Sensor Ketinggian / Sensor Ultrasonic SRF04 berfungsi sebagai alat pendeteksi jarak / ketinggian (m)
- Loud Cell (Sensor Berat) berfungsi sebagai alat pengukur berat badan (kg)
- Hx711 berfungsi sebagai Pengkondisi Signal ADC 16 bit Power
Supply
Sensor
Ketinggian
LCD
ATmega328 Hx711
Loud Cell
Modul
Suara Speaker
Gambar 3.1 Diagram Blok
- ATMega328 berfungsi sebagai pusat/otak berfungsi sebagai tempat proses pembacaan data yang diterima dari kedua sensor.
- LCD TFT 1.8inch berfungsi sebagai Layar tampilan yang diperintahkan Mikrokontroller ATMega328 untuk mengeluarkan tampilan BB (Berat Badan) dan TB (Tinggi Badan).
- Modul Suara (Speaker) berfungsi sebagai modul audio.
Pada diagram blok diatas, Power Supplay memberikan daya untuk kedua sensor, LCD akan menampilkan tampilan “SILAHKAN NAIK” alat sudah dapat digunakan atau proses pembacaan untuk kedua sensor telah ready. Data masukan dari kedua sensor akan di proses di Mikrokontroler, pada sensor berat badan (Load Cell) data yang masuk akan dikonfersi terlebih dulu oleh HX711 yang sebagai pengkondisi signal ADC 16 bit untuk bisa masuk ke mikrokontroller.
Kemudian Mikrokontroler akan memproses data yang diterima dari kedua sensor kedalam persamaan yang telah ditentukan. Proses selanjutnya, data yang sudah diproses dengan persamaan yang ditentukan hasilnya akan ditampilkan pada LCD TFT 1.8inch untuk arduino. Mikrokontroler juga akan memerintahkan speaker untuk memproses criteria masukan berat ideal, apabila criteria berat masuk kedalam criteria berat ideal, speaker tidak akan mengeluarkan suara untuk tanda apapun.
3.2. Peralatan dan Komponen 3.2.1 Peralatan
- Bor - Solder - Lem Tembak - Grenda 3.2.2. Komponen
- Resistor - Adaptor
- LCD TFT 1.8inch Arduino - Sensor Ultrasonik
- Loadcell - Kabel Pelangi
24
3.3. Rangkaian Sensor Berat Badan (LoadCell)
LoadCell adalah sensor yang digunakan untuk pengukuran berat badan dengan kapasitas 200Kg. Sensor ini memiliki 4 buah kabel yaitu Merah (power suplay+), hitam (ground-), putihdan hijau merupakan data. Load cellpada dasarnya adalah sensor beratterdiri dari 4 buah sensor yang terpasangdengan mode jembatan wheatstone.Keluaran sensor ini sangat kecil sehinggabutuh penguatan untuk bisa dibaca oleharduino megamenjadi nilai berat penggunatimbangan. Rangkaian sensor beratditunjukkan pada gambar 3.2
Gambar 3.2 Rangkaian LoadCell
HX711 adalah modul timbangan yang memiliki prinsip kerja mengkonversi perubahan resistansi yang terbaca dalam perubahan dan mengkonversikannya kedalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada. Modul ini memiliki struktur yang sederhana, mudah digunakan, hasilnya stabil, memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu mengukur perubahan dengan cepat. Output akan dikonversi melewati pengkondisian signal ADC 16 bit.
3.4. Rangkaian Sensor Tinggi ( Sensor Ultrasonic)
Sensor Ultrasonic HC-SR04 adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi jarak, sensor ini dapat melakukan pengukuran jarak 3cm sampai 3m dan sangat mudah untuk dihubungkan pada mikrokontroler menggunakan sebuah pin input dan pin output. Bekerja dengan cara memancarkan signal ultrasonic sesaat dan
menghasilkan pulsa output yang sesuai dengan waktu pantul signal ultrasonic sesaat kembali menuju sensor dengan mengukur lebar pulsa pantulan tersebut jarak target didepan sensor dapat diketahui.Jarak yang terdeteksi akan dikonversi menjadi data keluaran pengukuran tinggi, data yang telah dikonversi yang akan diproses pada mikrokontroler ATMega328.
Pada percobaan ini sensor tidak dapat membaca jarak yang dipantulkan pada pantulan rambut manusia, lebih spesifikasinya sensor ultrasonic tidak dapat membaca pantulan cahaya benda hitam, maka dari itu kita memerlukan alat bantu.Alat bantu yang kita gunakan adalah potongan triplek yang sudah dirangkai untuk mempermudah sensor membaca jarak yang akan diukur. Data tersebut merupakan hasil pengurangan jarak sensor dengan batas triplek, dan perlu diketahui batas triplek adalah jarak dasar lantai hingga triplek, tinggi triplek bergantung dengan tinggi seseorang yang akan diukur. Dibawah ini dapat kita lihat rangkaian sensor ultrasonic HC-SR04 pada Gambar 3.3
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Ultrasonic 3.5. Perancangan Rangkaian Power Supplay
Rangkaian Power Supplay dapat kita lihat pada Gambar 3.4
Gambar 3.4 Rancangan Power Supplay
26 Rangkaian ini berfungsi sebagai catu daya, yang akan mensuplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu, 5volt dan 12volt.
3.6. Rangkaian LCD TFT 1.8 inch untuk Arduino
LCD TFT 1.8inch untuk arduino adalah LCD yang memiliki layar warna 1.8inci, untuk mendukung tampilan warna 65K, yang menampilkan kaya akan warna. Resolusi 128 x 160, tampilan jernih. Menggunakan bus serial SPI, dengan slot kartu SD untuk ekspansi fungsi yang nyaman. Standard proses militer, pekerjaan stabil jangka panjang, dan menyediakan pustaka dasar dan program sampel kaya untuk platform Arduino, C51, dan STM32.
Terdiri dari 2 Led putih sebagai lampu latar, Area aktif 28.03x35.04(mm), modul ukuran PCB 38.30x62.48(mm), suhu operasional -10°C ~ 60°C, Suhu Penyimpanan -20°C ~ 70°C, Tegangan operasi 5V / 3.3V, komsumsi daya sekitar 90mWatt, dan berat LCD TFT 1.8inch sekitar 25 gram. Rangkaian LCD TFT 1.8inch dapat kita lihat pada Gambar 3.5 berikut
Gambar 3.5 Rangkaian LCD TFT 1.8inch
3.7. Rangkaian Lengkap
Berdasarkan uraian-uraian rangkaian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka dibuat rangkaian lengkap dari peralatan. Adapun rangkaian lengkap dari perancangan sistem ini dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut
Gambar 3.6 Rangkaian Lengkap
28
3.8. Flowchart Sistem
Gambar 3.7 Flowchart Sistem
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Rangkaian Power Supplay
Voltage regulator IC adalah IC yang digunakan untuk mengatur tegangan IC 7805 adalah Regulator 5V, voltage yang membatasi output tegangan 5V dan menarik 5V diatur power supply. Pengujian rangkaian regulator ini biasanya menggunakan volt meter, rangkaian IC 7805 ini akan mengeluarkan tegangan 5 volt dengan inputan 12 volt. Dibawah ini merupakan gambar hasil pengujian dari PowerSupplay
Gambar 4.1 Pengujian PowerSupplay 4.2. Pengujian Mikrokontroler
Tujuan pengujian mikrokontroler untuk mengetahui kondisi mokrokontroler dalam keadaan baik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara readsignature dan memprogram langsung. Untuk menguji dengan readsignature yaitu hanya dengan mengklik read (RD) Gambar 4.2 gambar pengujian Mikrokonroler.
30 Gambar 4.2 Pengujian Mikrokonttroler
4.3. Pengujian LCD TFT 1.8inch
Rangkaian LCD dihubungkan ke PB0 sampai PB5, diproses pada Mikrokontroler ATMega328 dengan masukan program sebagai berikut :
#include <Adafruit_GFX.h>
#include <Adafruit_ST7735.h>
#include <Adafruit_ST7789.h>
#include <SPI.h>
#define TFT_CS 10
#define TFT_RST 9
#define TFT_DC 8
Adafruit_ST7735 tft = Adafruit_ST7735(TFT_CS, TFT_DC, TFT_RST);
float p = 3.1415926;
void setup(void) { Serial.begin(9600);
Serial.print("Hello Word");
tft.initR(INITR_BLACKTAB);
}
void loop() {
tft.invertDisplay(true);
delay(500);
tft.invertDisplay(false);
delay(500);
}
Program diatas akan menampilkan tampilan “Hello Word” dan lcd sudah terhubung ke arduino Mikokontroler ATMega328, Dibawah ini tampilan LCD TFT 1.8inch sudah terhubung
Gambar 4.3 LCD TFT terhubung 4.4. Pengujian Ketelitian
Berikut pengujian ketelitian alat yang direalisasikan. Setelah diperoleh data dari pengujian, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut dan melakukan perhitungan analisis nilai persentase (%) keberhasilan dan persentase (%) kesalahan (error) pada alat ukur tinggi dan berat badan tersebut. Rumus-rumus pencarian persentase kesalahan dan keberhasilan adalah berdasarkan rumusan persentase, berikut persentase pengujian ketelitian :
Persentase Keberhasilan :Terbaca
Aktual x 100%
Persentase Kesalahan :Aktual−Terbaca
Aktual x 100%
Persentase Kesalahan = 100% - Persentase Keberhasilan
32 Rata-rata = n
N x 100%
Berdasarkan pencarian persentase error dan keberhasilan maka range persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan pada Tabel [16]
Tabel 4.1 Tabel Persentase ketelitian
Skor dalam persentase Kriteria
80% < persentase ≤ 100% Sangat Baik
60% < persentase ≤ 80% Baik
40% < persentase ≤ 60% Cukup Baik
20% < persentase ≤ 40% Kurang Baik
O% < persentase ≤ 20% Tidak Baik
4.5. Pengujian Sistem Pengukuran Tinggi Badan
Pengujian data pengukuran tinggi badan otomatis dengan pengukuran tinggi badan manual yang kemudian dibuktikan pada rumusan persentase tingkat ketelitian yang telah ditentukan, data akan ditampilkan dalam tabel 4.2
Tabel 4.2 Tabel Pengujian Tinggi Badan
NO Nama TB Manual TB Modul P.K P.S
1 Kartini 146cm 145cm 100% 0%
2 B’ Fatur 169cm 168cm 99.40% 0.06%
3 Putri 161cm 160cm 99.38% 0.62%
4 Bintang 161cm 160cm 98.76% 0.12%
5 B’ Chairul 171cm 170cm 99.41% 0.59%
6 Doli 156cm 154cm 99.35% 0.65%
7 B’ Purba 167cm 166cm 99.40% 0.06%
8 Aisyah 156cm 156cm 100% 0%
9 Selia 160cm 159cm 99.37% 0.63%
10 Desna 150cm 150cm 100% 0%
Dengan keterangan sebagai berikut :
*TB manual = Pengukuran manual *P.K = Persentase Kebenaran
*Tb modul = Pengukuran otomatis *P.S = Persentase Kesalahan
4.6. Pengujian Sistem Pengukuran Berat Badan
Pengujian data pengukuran berat badan otomatis dan pengukuran manual, kemudian dibuktikan pada rumusan persentase tingkat ketelitian yang telah ditentukan, data akan ditampilkan dalam tabel berikut
Tabel 4.3 Tabel Pengujian Pengukuran Berat Badan
No Nama BB Manual BB Modul P.K P.S
1 Kartini 56kg 56.6kg 98.93% 0.71%
2 B’ Fatur 54.5kg 54.9kg 99.3% 0.73%
3 Putri 80kg 80.1kg 98.64% 0.12%
4 Bintang 50kg 49.3kg 98.60% 0.41%
5 B’ Chairul 62kg 62.2kg 99.67% 0.32%
6 Doli 78kg 78.6kg 99.23% 0.76%
7 B’ Purba 73kg 73.2kg 99.72% 0.27%
8 Aisyah 76kg 76.2kg 99.73% 0.26%
9 Selia 53kg 53.7kg 98.70% 1.32%
10 Desna 45kg 45.3kg 99.3% 0.66%
Dengan keterangan sebagai berikut :
*BB Manual = Pengukuran secara manual *P.K = Persentase Kebenaran
*BB Modul = Pengukuran otomatis *P.S = Persentase Kesalahan
34
4.7. Pengujian Sistem Penampilan Suara
Sistem pengujian penampilan suara (Audio Speaker) akan bekerja dengan program mikrokontroler ATMega328 dengan Arduino untuk menentukan kriteria berat sesuai dengan rumusan yang telah ditentukan. Audio speaker tidak mengeluarkan suara apabila kriteria berat saat ini memasuki kriteria normal. berikut data audio speaker.
Tabel 4.4 Pengujian Data Keseluruhan Penampilan Suara
NO Tampilan LCD Keluaran Audio pada speaker On/Off BMI 1
BB = 56.6kg
TB = 146cm Anda masuk kategori Gemuk On 26,55 2
BB = 54.9kg
TB = 168cm Anda Masuk kategori Kurus On 17,45 3
BB = 81.1kg
TB = 161cm Anda Masuk kategori Obesitas On 31,2 4
BB = 49.4kg
TB = 161cm Anda Masuk kategori Ideal Off 19 5
BB = 62.3kg
TB = 170cm Anda Masuk kategori Ideal Off 21,55 6
BB = 78.9kg
TB = 154cm Anda Masuk kategori Obesitas On 33,29 7
BB = 73.2kg
TB = 166cm Anda Masuk kategori Gemuk On 26,61 8
BB = 76.6kg
TB = 156cm Anda Masuk kategori Obesitas On 31,52 9
BB = 53.4kg
TB = 160cm Anda Masuk kategori Ideal Off 20,85 10
BB = 45.2kg
TB = 150cm Anda Masuk kategori Ideal Off 20,08 Dengan keterangan sebagai berikut :
Rumus BMI (Body Mass Index) =𝑴𝐀𝐒𝐒𝐀 (𝐤𝐠)
[𝐓𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢 (𝐦)]₂ , dengan kategori berat badan :
Kategori Berat Badan WHO (BMI)
Kurus <18,5
Normal 18,5 – 24,9
Gemuk 25 – 29,9
Obesitas ≥30
4.8. Pengujian Sistem Keseluruhan
Pengujian secara keseluruhan sistem ini bermaksud untuk melihat hasil dari masing-masing subsistem setelah diintegrasikan. Pengujian pada proses ini dilakukan untuk melihat hasil keluaran secara keseluruhan dari sistem yang telah dirancang dan direalisasikan. Hasil pengujian tersebut ditunjukkan dalam tabel berikut
Tabel 4.5 Pengujian Data Keseluruhan
NO Nama Tampilan LCD Kategori Berat Badan
Speaker
On/Off BMI 1 Kartini
BB = 56.6kg TB = 146cm
Anda Masuk Kategori
Gemuk On 26,55
2 B’ Fatur
BB = 54.9kg TB = 168cm
Anda Masuk Kategori
Kurus On 17,45
3 Putri
BB = 80.1kg TB = 161cm
Anda Masuk Kategori
Obesitas On 31,2
4 Bintang
BB = 49.3kg TB = 161cm
Anda Masuk Kategori
Ideal Off 19
5 B’ Chairul
BB = 62.2kg TB = 170cm
Anda Masuk Kategori
Ideal Off 21,55
6 Doli
BB = 78.6kg TB = 154cm
Anda Masuk Kategori
Obesitas On 33,29
7 B’ Purba
BB = 73.2kg TB = 166cm
Anda Masuk Kategori
Gemuk On 26,61
8 Aisyah
BB = 76.2kg TB = 156cm
Anda Masuk Kategori
Obesitas On 31,52
9 Selia
BB = 53.7kg TB = 160cm
Anda Masuk Kategori
Ideal Off 20,85
10 Desna
BB = 45.3kg TB = 150cm
Anda Masuk Kategori
Ideal Off 20,08
Dengan keterangan sebagai berikut :
Rumus BMI (Body Mass Index) =𝑴𝐀𝐒𝐒𝐀 (𝐤𝐠)
[𝐓𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢 (𝐦)]₂ , dengan kategori berat badan :
Kategori Berat Badan WHO (BMI)
Kurus <18,5
Normal 18,5 – 24,9
Gemuk 25 – 29,9
Obesitas ≥30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULANDari hasil perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem yang telah dilakukan, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Alat ukur digital untuk tinggi badan dan berat badan dengan output suara telah berhasil dirancang dan direalisasikan serta dapat bekerja dengan sangat baik.
Nilai persentase keberhasilan rata-rata pada pengukuran tinggi badan adalah sebesar 96,80%, persentase keberhasilan rata-rata pada pengukuran berat badan adalah sebesar 99,04%, dan tingkat keberhasilan penampilan informasi suara adalah sebesar 95%.
2. Pengguna dapat memperoleh hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan sekaligus informasi kriteria berat badan pengguna saat ini.
3. Dengan adanya ouput suara di samping tampilan LCD, akan memberikan kemudahan bagi para pengguna mengetahui kriteria berat badan.
5.2. SARAN
Setelah melakukan penelitian, diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu :
1. Untuk pengembangan lebih lanjut perlu dilakukan penambahan sensor untuk lebih mendetailkan data berat badan yang harus dikurangi (untuk kategori gemuk dan obsitas)
2. Diperlukannya ketelitian dalam pengukuran dan pengujian nilai ketelitian.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ambarawati, Winarsih, “Penghantar Ilmu Kesehatan”. 2009, Yogyakarta, Erlangga Hal 71–72.
[2] Maemunnur, A. F., & Wiranto, G. (2016). Rancang bangun sistem alat ukur.
Fibusi (JoF), Vol. 4 No. 1 April 2016.
[3] Herrmann, H., & Bucksch, H. (2014). load cell. In Dictionary Geotechnical Engineering, Vol. 2 No 55
[4] Putri, R. (2017). Perancangan Alat Ukur Digital untuk Tinggi dan Berat Badan dengan Output Suara berbasis Arduino UNO, 5(1), 106–118.
[5] Farnell. (2013). “Pemula Arduino Uno”. Edisi Pertama Erlangga. Jakarta Hal 2-10.
[6] Bucksch, H. (2014). Load cell. In Dictionary Geotechnical Engineering/Wörterbuch GeoTechnik. Vol. 2 Hal 32-38
[7] Surakarta, U. M. (2015). “Modul HX711 AVIA SEMI CONDUKTOR Arduino Mikrokontroller Atmega328”. Yogyakarta. Edisi Terbitan II Hal 23 [8] Daud, M., (2015). “Typical 3 Wire LoadCell Connection”. Hardy Process
and Solution , Terbitan5(1), Hal 106–118.
[9] Scott, C. (2012). “HC-SR04 Ultrasonic Sensor”. Arduino Uno. Gramedia, Vol 2 Hal 35
[10] Architecture, A. Features. 2000. “General Purpose Working Registers Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits True Read – While - Write Operation Programming Lock for Software Security”, Swiss. Internal Calibrated Oscil, Vol 10
38 [11] Bmi, A., Bmi, H., On, I., & Muscular, I. (n.d.). Body Mass Index :
Considerations for Practitioners.
[12] Http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/obesity.html
[13] Baxter, R., Hastings, N., Law, A., & Glass, E. J. . (2008). Panduan Praktis Arduino untuk Pemula. Animal Genetics.
[14] Technical note. (n.d.), 92121. Module DF Player Mini. Audio Suara [15] Breakout, T. F. T. D. (2019). “1.8" TFT Display Breakout and Shield”.
Module Arduino, Vol 3
[16] Lukman. (2015). “ Persentase Pengujian nilai Ketelitian Perhitungan Analis Nilai Kesalahan dan Nilai Keberhasilan”. Edisi Andi, Hal 32
LAMPIRAN
Lampiran 1. RANGKAIAN LENGKAP
Lampiran 2. PROGRAM LENGKAP
#include <Adafruit_GFX.h>
#include <Adafruit_ST7735.h>
#include "HX711.h"
#include <SPI.h>
#define TFT_CS 10
#define TFT_RST 9
#define TFT_DC 8 int counter;
Adafruit_ST7735 tft = Adafruit_ST7735(TFT_CS, TFT_DC, TFT_RST);
float p = 3.1415926;
#define TRIG 4
#define ECHO 5
#include <SoftwareSerial.h>
#include <DFPlayer_Mini_Mp3.h>
SoftwareSerial mySerial(A4, A5);
HX711 scale(2, 3);
int waktu;
int ulang = 0;
void setup(void) { Serial.begin(9600);
//scale.read();
//scale.read_average(20);
//scale.get_value(5);
tft.initR(INITR_BLACKTAB);
tft.fillScreen(ST77XX_GREEN);
tft.setCursor(10, 60);
tft.setTextSize(4);
tft.setTextColor(ST77XX_MAGENTA);
tft.print("Wait");
mySerial.begin (9600);
mp3_set_serial (mySerial);
delay(10);
mp3_set_volume (30);
scale.set_scale(2280.f);
scale.tare();
delay(100);
scale.tare();
pinMode(TRIG, OUTPUT);
pinMode(ECHO, INPUT_PULLUP);
}
void loop() { awal:
float berat = 0;
float weigh = 0;
int distance = 0;
int tinggi = 0;