1 A. Latar Belakang
Undang-Undang No 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, mengatur tentang peranan pemerintah yang lebih besar dalam pengelolaan anggaran pembangunan, maka dapat dikatakan menjadi transfer fiskal dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Undang-Undang No 34 Tahun 2000 akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan daerah, selain itu juga akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan daerah. Menurut Undang-Undang No 34 Tahun 2004, Pendapatan Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber- sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan Otonomi Daerah menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan Lain-lain penerimaan Daerah yang sah.
Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola daerah masing-masing. Sebagai administrator penuh, masing-masing daerah harus bertindak efektif dan efisien agar pengelolaan daerahnya lebih terfokus dan mencapai sasaran yang telah ditentukan. Kesalahan persepsi yang menjadikan sumber daya alam sebagai sandaran utama sumber pendapatan daerah harus segera diubah karena suatu saat kekayaan alam akan habis. Pemerintah daerah harus mulai mencari sumber lain yang ada di
wilayahnya untuk diandalkan sebagai tulang punggung Pendapatan Asli daerah (PAD). Pajak daerah dan retribusi daerah yang merupakan komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD), memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. Oleh karena itu pajak daerah dan retribusi daerah harus dikelola secara profesional dan transparan dalam rangka optimalisasi dan usaha meningkatkan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (Mikha, 2010).
Menurut Undang-Undang No 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, menyebutkan Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Perbedaan utama retribusi dari pajak adalah pada retribusi terdapat kontra- prestasi langsung. Hal tersebut berarti pihak pembayar retribusi melakukan pembayaran karena ditujukan untuk memperoleh prestasi tertentu dari pemerintah misalnya untuk mendapatkan izin atas usaha tertentu. Pungutan atas retribusi diberikan atas pembayaran berupa jasa atau pemberian izin tertentu yang diberikan oleh pemerintah kepada orang pribadi atau badan.
Dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah daerah dalam bentuk pelaksanaan kewenangan fiskal, setiap daerah harus dapat mengenali potensi dan mengidentifikasi sumber-sumber daya yang dimilikinya. Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tuntutan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) semakin besar seiring dengan semakin banyaknya
kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan dokumentasi (P3D) ke daerah.
Salah satu pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah pajak daerah. Pajak daerah adalah pungutan wajib atas orang pribadi atau badan yang dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Faktor yang sangat penting dan mempengaruhi pemerintah daerah Kota Tulungagung dalam menetapkan target pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di kota Tulungagung adalah situasi dan kondisi perekonomian dan politik yang kondusif, hal ini menjadi penting karena dapat menentukan realisasi penerimaan. Kegiatan ekonomi yang melaju pesat dengan ditunjang oleh kestabilan kondisi sosial politik daerah yang menentukan akan memberikan peluang bagi daerah untuk mengoptimalkan penciptaan target yang didukung oleh kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajiban dalam membayar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (apriani, 2012)
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul: “ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan terlebih dahulu, maka penulis mengemukakan pokok permasalahan sebagai berikut:
Seberapa besar tingkat efektivitas dan kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah di Kabupaten Tulungagung ?
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang akan dibahas lebih terarah, maka penulis akan membatasi masalah hanya pada Pendapatan asli Daerah (PAD) dari sektor Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang sudah tercover dalam APBD Kabupaten Tulungagung selama tahun 2010-2014.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengukur seberapa besar tingkat efektivitas dan kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Kabupaten Tulungagung.
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Pemerintah Daerah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung dalam meningkatkan efektivitas dan kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah.
b. Bagi Pihak Akademis
Dapat dijadiakan sebagai referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya/
sebagai informasi data bagi peneliti lain yang mengambil topik sama.
c. Bagi Peneliti
Dapat memberikan kesempatan untuk mempelajari, mengetahui dan menambah pengetahuan dalam bidang perpajakan.
d. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang pajak daerah dan retribusi daerah, sehingga terciptanya transparansi terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Tulungagung.