• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan: Sebuah Studi Literatur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan: Sebuah Studi Literatur"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan: Sebuah Studi Literatur

Diah Pitaloka Puspitasari1*, Hafid Kholidi Hadi2

1,2Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang No.2, Kec. Gayungan, Kota Surabaya

diahpuspitasari16080574007@mhs.unesa.ac.id

Abstract

In achieving the company's main objectives seen from the ability and achievement of employee performance. This achievement involves emotional intelligence and spiritual intelligence at work. Studies of emotional intelligence and spiritual intelligence on performance have been carried out by many researchers before, but the results obtained vary greatly. Therefore, the purpose of this study is to study and analyze the results of previous studies in the field of industrial organizations, which are related to the meta-analysis study approach. The meta-analysis study was conducted by reviewing 16 studies based on the results of the selection of the correlation value r, the reliability coefficient, the characteristics of the research subjects, and were the primary studies. Based on the results of the analysis that has been done, empirically the results of literature studies with this meta-analysis are able to answer while convincing researchers that emotional intelligence and spiritual intelligence are the most important things in increasing their participation in decision making and can create an active work atmosphere.

Keywords: Emotional Intelligence; Spiritual Intelligence; Employee Performance Abstrak

Dalam mencapai tujuan utama perusahaan dilihat dari kemampuan dan pencapaian kinerja karyawan. Prestasi ini melibatkan kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual di tempat kerja. Kinerja pada studi kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual telah dilaksanakan banyak peneliti, tetapi hasilnya bervariasi. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari serta menganalisis bidang organisasi industri dari studi sebelumnya, terkait pendekatan studi meta-analisis. Pelaksanaan studi meta-analisis meninjau 16 studi atas dasar pemilihan nilai korelasi r, koefisien reliabilitas, karakteristik subjek penelitian, serta studi utama. Atas dasar hasil analisis yang dilaksanakan, secara empiris literatur dengan meta-analisis hasil studinya dapat menjawab sambil menekankan peneliti jikaa kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual adalah hal yang paling penting dalam peningkatan partisipasi mereka pada pengambilan keputusan serta mengaktifkan suasana kerja.

Kata kunci: Kecerdasan Emosional; Kecerdasan Spiritual; Kinerja Karyawan

(2)

PENDAHULUAN

Revolusi industri tahap keempat atau revolusi industri 4.0 bergerak begitu cepat dan membawa dampak sangat besar terhadap semua aspek kehidupan manusia.

SDM adalah hal sangat penting dalam sebuah organisasi, maka mengelola karyawan merupakan suatu yang sangat berharga dilakukan agar tujuan tersebut tercapai (Abdullah, 2017). Kompetensi SDM didefinisikan sebagai aspek pribadi individu bersangkutan dalam mencapai produktivitas kinerja yang tinggi pada suatu organisasi (Agindawati, 2015). Untuk memperoleh kesuksesan organisasi, diperoleh melalui potensi yang dimiliki. SDM merupakan sumber faktor dalam keberhasilan organisasi (Sari & Amri, 2018). Peran SDM dalam ini diperlukan dibanding sumberdaya lain. Maka dengan adanya SDM yang berpotensi diharapkan performa karyawan akan berhasil dalam organisasi ataupun perusahaan.

Kinerja merupakan usaha seseorang untuk melaksanakan atas pekerjaan yang diemban, pada akhirnya memberikan prestasi yang diekspresikan melalui tingkah laku untuk mencapai sebuah tujuan organisasi (Setyaningrum et al., 2016). Sedangkan menurut Ardiansyah & Sulistiyowati (2018) pencapaian kinerja dibilang tercapai yaitu melakukan kerjaan dengan mewujudkan output maksimal.

Yusup (2019) bahwa pandangan mengenai kinerja yang ditunjukkan melalui takaran perolehan tugas sehingga mewujudkan suatu kerjaan karyawan. Oleh sebab itu dalam kinerja karyawan mensyaratkan kegiatan terkait pekerjaan yang memiliki hasil akhir dan tergantung pada pemanfaatan sumber daya yang produktif, efektif dan efisien (Eze et al., 2019).

Terkait dengan faktor kinerja maka Septiarini & Gorda (2018) membagi menjadi 2 faktor yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Ektrinsik meliputi faktor lingkungan di tempat kerja, hubungan kerja, gaji dan kepemimpinan dalam perusahaan. Sedangkan intrinsik terdiri dari faktor pendidikan, motivasi yang diberikan, kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki karyawan.

Menurut Supriyanto & Darmanto (2018) dalam mengukur kinerja karyawan sebagai akses layanan/pelaksanaan tugas, kualitas layanan/implementasi tugas, keterampilan karyawan untuk melaksanakan tugas, kehadiran karyawan yang

(3)

tepat waktu, kinerja karyawan sesuai target yang ditentukan, pendidikan karyawan yang terkait dengan pekerjaan utama, serta alur kerja yang efektif dan efisien.

Kecerdasan emosional suatu keahlian seseorang dalam mengatur dan mengontrol emosi pada diri sendiri ataupun berhadapan orang lain guna memotivasi diri pada tekanan dan mengendalikan diri untuk saling menguntungkan (Sholiha et al., 2017). Emosi memainkan peranan yang sangat kritis dan menjadi sangat berarti dalam sebuah pengambilan keputusan, memecahkan masalah dan menggunakan intelektualnya untuk mencapai suatu tujuan (Khanifah & Palupiningdyah, 2015). Sedangkan Ramanujan et al., (2018) kecerdasan emosional lebih kearah penguasaan individu dalam hal mengerti, mengendalikan, serta mengevaluasi emosi mereka.

Menurut Nurhasanah & Sumardi (2018) kecerdasan emosional dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu yang pertama lingkungan keluarga, kecerdasan emosional dipelajari sejak dini melalui ekspresi. Peristiwa emosional sejak dini hingga dewasa yang diberikan keluarga akan memiliki kegunaan bagi kehidupannya kelak. Yang kedua yakni lingkungan non-keluarga yang berarti lingkungan yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan pendidikan. Emotional Intelligent dapat berkembang lurus seiring perkembangan fisik dan mental. Dalam ini dilakukan oleh aktivitas individu diluar dengan disertai emosi terhadap kondisi orang.

Kecerdasan emosional Ludin et al., (2018) terdapat beberapa dimensi yaitu:

1) Kesadaran diri, di mana seorang individu dapat merefleksikan kepercayaan diri, penilaian diri serta kesenangan diri.

2) Kontrol diri, seorang individu dapat mereflesikan sifat yang dapat dipercaya, kewaspadaan, pengendalian diri serta berinovasi.

3) Motivasi, seorang individu mampu merefleksikan inisiatif dan rasa optimisme 4) Merefleksikan pemahaman mengenai perasaan orang lain, layanan orientasi,

dan mengatasi keberagaman

Mewakili kerinduan bermakna serta hubungan yang tak terbatas adalah kecerdasan spiritual (Junedi (2019). Spiritual intelligence yakni kepemilikan sejumlah keahlian serta dipakai seorang individu guna meningkatkan kinerja

(4)

dalam kehidupan sehari-hari hingga meningkatkan taraf kehidupan manusia (Kimiyayi & Daryaee, 2016). Menurut Mandala & Dihan (2018) kecerdasan spiritual merupakan lebih mengenai urusan dengan pencahayaan hati, di mana orang yang memiliki spiritual yang tinggi dan kemampuan untuk memahami penderitaan dengan memaknainya secara positif dari permasalahan yang dihadapinya.

Kecerdasan spiritual pada sebuah organisasi dapat memungkinkan kpekerja lebih terintegrasi dengan dunia spiritual. Pendapat lain Asmadi et al., (2015) mengemukakan beberapa indikator diantaranya:

1) Mutlak jujur, mengatakan yang sebenarnya tanpa ada yang disembunyikan.

2) Keterbukaan, sikap transparan pada orang lain mampu menjadikan hubungan harmonis dan saling terbuka agar menunjukkan jalan kehidupan baik.

3) Pengetahuan diri, dimaksudkan pemahaman seseorang mulai dari proses diri sendiri, fikiran dan semua keinginan seseorang.

4) Fakus pada kontribusi, hal ini seorang harus sadar akan dirinya lebih fokus pada kontribusi yang dikerjakan.

5) Spritual non dogmatis, merupakan penguasaan yang bersikap fleksibel, memiliki pemahaman tinggi, sanggup dalam mengalami & memanfaatkan derita individu lain serta mutu kehidupan yang diinspirasi oleh visi dan nilai.

Peneliti berusaha mempelajari hubungan kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual pada kinerja pendekatan meta-analisis. Studi meta analisis yakni teknik guna menelaah kembali hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan pengolahan statistik atas dasar penggambaran data primer. Dari studi ini bisa dilaksanakan pengecekan akibat pengambilan sampel yang salah, pengukuran salah, serta beberapa artifak lain yang berpengaruh pada hasil penelitian yang berlawanan (Hunter & Schmidt, 1990) dalam Aulia (2019). Dengan ini, apakah kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual dengan konsisten berkaitan kinerja dari studi meta analisis, hipotesanya jika kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual berhubungan dengan kinerja karyawan.

(5)

METODE PENELITIAN

Penulisan artikel ini berupa studi literature, metode penelitian yang diapakai yakni metode deskriptif kuantitatif sebab meta analisis diartikan sebagai usaha guna meringkas beberapa hasil penelitian secara kuantitatif (Nawawi, 2007; Sutjipto, 1995) dalam (Boisandi & Darmawan, 2017). Teknik literatur review yang digunakan yaitu dengan cara mencari ketidak samaan hasil jurnal yaitu teknik melaksanakan penilaian dengan melihat perbedaan berbagai literatur dan disimpulkan. Pada studi meta‐analisis, analisisnya menggunakan data primer.

Pengumpulan data dilakukan melalui media elektronik dengan mesin pencari data (search engine) seperti digital library dan internet. Dari hasil penelusuran yang dilakukan penulis, diperoleh 16 jurnal yang memenuhi kriteria data untuk dilakukan pengkajian, jurnal tersebut kemudian dianalisis dengan membaca yaitu (pemaparan jurnal dalam tabel berdasarkan tahun terbit) seperti dapat dilihat di tabel 1.

Dalam penelitian metode meta analisi, ada beberapa hal yang dilakukan, yang pertama memilih informasi data mengenai karakteristik subjek, total subjek (N), nilai korelasi (r), serta koefisien reliabilitas (rxy). Penekanan tahap seleksi lebih pada informasi yang ada terkait karakteristik subjek, total subjek (N), serta nilai korelasi (r) mempunyai nilai positif ataupun negatif. Informasi yang berhubungan dengan koefisien reliabilitas tidak ditekankan, maknanya studi primer masih bisa dilibatkan jika koefisien reliabilitas tidak diketahui. Maka, atas dasar syarat itu keseluruhan studi yang telah ditemukan digunakan sebagai kajian pada meta analisis (Aulia, 2019).

Tahap pelaksanaan analisis data memakai cara meta analisis (Hunter & Schmidt, 2004) dalam (Zuhana Sari, 2016):

1. Mengubah nilai F, t, serta d ke nilai r.

2. Bare Bone Meta Analysis (koreksi kesalahan sampling) dengan menghitung rerata korelasi populasi, varians rxy, varians kesalahan pengambilan sampel, akibat pengambilan sampel.

3. Evaluasi pengukuan yang salah dengan menghitung rerata gabungan, korelasi populasi, total koefisien kuadrat variasi (V), varians berpedoman variasi

(6)

artifak, varians korelasi sebenarnya, Interval kepercayaan, akibat variasi reliabilitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

1. Mengubah nilai F, t serta d kedalam nilai r

Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian

No Nama Peneliti Tahun N Karakteristik Subjek r

1 Asmadi 2015 80 Karyawan Kantor Administrasi PT. Garam

(Persero)

0,247

2 Khanifah & Palupiningdyah 2015 96 Karyawan PT Industri Jamu serta Farmasi Sido Muncul Kecamatan Bergas Klepu Semarang.

0,346

3 Kimiyayi & Daryaee 2016 120 Guru di sekolah di organisasi sistem Pendidikan Shiraz

0,32

4 Setyaningrum 2016 47 Karyawan PT. Jasa Raharja Cabang Jatim 0,607

5 Alaei 2017 200 Pria yang berada di pusat perawatan dan

rehabilitasi di Teheran

0,005

6 Khairat 2017 15 Karyawan Perusahaan CPA di Padang,

Pekanbaru dan Batam

0,543

7 Lavasani 2017 180 Perawat wanita dari 5 distrik geografis di

Teheran, dua rumah sakit di setiap distrik dipilih secara acak.

0,144

8 Pratama & Suhaeni 2017 39 Pengusaha UMKM Kuliner di Kecamatan

Sukasari Bandung

0,588

9 Sholiha 2017 67 Guru SMP An NurBululawang 0,72

10 Ardiansyah & Sulistiyowati 2018 97 Karyawan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan

0,542

11 Ludin 2018 86 Pengusaha Kecil Syariah di Kabupaten

Purwakarta

0,093

12 Dev 2018 400 Mahasiswa Sarjana yang tinggal di kampus

Universitas Putra Malaysia

0,093

13 Supriyanto & Darmanto 2018 46 Karyawan Sekretariat Daerah Kabupaten Blora

0,349

14 Yusup 2019 64 Tenaga kependidikan di Direktorat Sarana

Prasarana

Universitas Padjadjaran

0,29

15 Eze 2019 63 Karyawan Frontline dari Bank

Mikrofinance di Lagos, Nigeria

0,695

16 Junedi 2019 70 Pegawai Kantor

Kesyahbandaran serta Otoritas Pelabuhan Pantoloan

0,638

Sumber data : data diolah penulis (2020)

2. Koreksi Kesalahan Sampling

a. Menghitung rerata korelasi populasi

Bare-Bones meta-analysis dilaksanakan guna mengetahui kesalahan pengambilan sampel (Hunter & Schmidt, 2004) dalam (Zuhana Sari, 2016).

Estimasi kesalahan sampel dihitung dari rerata korelasi populasi dengan rumus :

𝑟 =∑(𝑁.𝑟𝑥𝑦)

∑ 𝑁 ...(1)

(7)

Tahap perhitungan dengan Microsoft Excel sesuai pada tabel 2.

Tabel 2. Rerata Korelasi Populasi

NO N r Xy N rxy rxy - r (rxy - r)2 N (rxy-r)2

1 80 0,247 19,76 -0,043 0,001849 0,14792

2 96 0,346 33,216 0,056 0,003136 0,301056

3 120 0,32 38,4 0,030 0,0009 0,108

4 47 0,607 28,529 0,317 0,100489 4,722983

5 200 0,005 0,96 -0,285 0,08133904 16,267808

6 15 0,543 8,145 0,253 0,064009 0,960135

7 180 0,144 25,974 -0,146 0,02122849 3,8211282

8 39 0,588 22,932 0,298 0,088804 3,463356

9 67 0,72 48,24 0,430 0,1849 12,3883

10 97 0,542 52,574 0,252 0,063504 6,159888

11 86 0,52 44,72 0,230 0,0529 4,5494

12 400 0,093 37,2 -0,197 0,038809 15,5236

13 46 0,349 16,054 0,059 0,003481 0,160126

14 64 0,29 18,56 0,000 0 0

15 63 0,695 43,785 0,405 0,164025 10,333575

16 70 0,638 44,66 0,348 0,121104 8,47728

jumlah 1670 6,6471 483,709 2,007 0,99047753 87,3845552

mean 104,375 0,415 0,290 0,125 0,062 5,462

Sumber data : data diolah penulis (2020)

Perhitungan varians rxy pada tabel 2, serta korelasi populasi sebenarnya sesudah dicek dengan kesalahan sejumlah 0,290. Atas dasar pengolahan data primer ada 11 studi yang nilai korelasinya di atas rerata korelasi populasi serta 5 studi di bawah rerata korelasi populasi.

b. Menghitung Varians rxy

Varians rxy dapat dihitung sebagai berikut (Zuhana Sari, 2016) : 𝜎2𝑟 = ∑ 𝑁 (𝑟𝑥𝑦−𝑟)2

∑ 𝑁 ...(2)

Hasil perhitungan varians rxy ada pada tabel 2, senilai 5,462 c. Menghitung Varians Kesalahan Pengambilan Sampel Varians pengambilan sampel salah, dihitung melalui persamaan:

σ2e =(1−𝑟2)2

(𝑁̅−1) ...(3)

(8)

Nilai r serta rata-rata N maka varians pengambilan sampel salah dalam studi meta analisis :

σ2e = (1−0,2902)2

(104,375−1) = σ2e = (1−0,0841)2

(104,375−1) = σ2e = 0,839

103,375 = 0,008 Jadi, nilai varians kesalahan pengambilan sampel sejumlah 0,008 d. Estimasi Varians Korelasi Populasi

Varians korelasi populasi/varians sebenarnya, adalah varians rxy dikurangi varians kesalahan pengambilan sampel. Varians korelasi populasi dihitung menggunakan persamaan (Zuhana Sari, 2016):

𝜎2𝜌 = 𝜎2𝑟 − 𝜎2𝑒 ...(4) = 5,462 – 0,008 = 5,454

Standar Deviasi = √5,454 = 2,3 e. Interval Kepercayaan

Untuk menghitung interval kepercayaan, maka dilakukan perbandingan r sebesar 0,290 dengan standar deviasi 2,3

= 0,290

2,3 = 0,126 ... (5)

f. Dampak Kesalahan Pengambilan Sampel

Akibat pengambilan sampel salah dilihat melalui persamaan :

𝜎2𝜌

𝜎2𝑟 = 5,454

5,462 = 0,999 ... (6)

Reliabilitas korelasi studi yakni 0.999, hingga presentase varians pengambilan sampel salah yakni sejumlah 1 – 0,999 = 0,001 = 0,1%

3. Koreksi Kesalahan Pengukuran

Guna menyusun perkiraan kesalahan pengukuran, dibuat lembar kerja pada tabel 3.

Tabel 3. Varians Korelasi Populasi

No N r Xy rxx a ryy b

1 80 0,247 0,725 0,85 0,866 0,93

2 96 0,346 0,91 0,95 0,911 0,95

3 120 0,32 0,875 0,94 0,899 0,95

4 47 0,607

5 200 0,005 0,8 0,89 0,84 0,92

(9)

6 15 0,543 0,843 0,92 0,817 0,90

7 180 0,144 0,88 0,94 0,88 0,94

8 39 0,588

9 67 0,72

10 97 0,542 0,9 0,95 0,82 0,91

11 86 0,52 0,729 0,85 0,754 0,87

12 400 0,093 0,88 0,94

13 46 0,349

14 64 0,29

15 63 0,695

16 70 0,638

Jumlah 1670 6,6471 7,542 8,23 6,787 7,37

Mean 104,375 0,415 2,743 2,455

SD 0,041 0,028

Sumber data : data diolah penulis (2020)

a. Rerata Gabungan

Rerata gabungan dihitung melalui rumus (Zuhana Sari, 2016):

𝐴̅ = 𝐴𝑣𝑒 (𝑎) 𝐴𝑣𝑒 (𝑏) ... (7)

= 2,743 × 2,455

= 6,73 Keterangan :

𝐴̅ = rerata gabungan

(a) = akar kuadrat koefisien reabilitas rxx

(b) = akar kuadrat koefisien reabilitas ryy

Ave (a) = rata-rata (a) Ave (b) = rata-rata (b)

b. Korelasi Populasi Setelah Dikoreksi oleh Kesalahan Pengukuran

Perhitungan korelasi populasi sebenarnya sesudah dicek dengan kesalahan pengukuran dengan rumus:

𝜌 = 𝐴𝑣𝑒 (𝜌) = 𝐴𝑣𝑒 𝑟̅

𝐴̅ ... (8)

= 0,290

6,73 = 𝟎, 𝟎𝟒𝟑

(10)

Keterangan:

𝐴𝑣𝑒 𝑟̅ = rata-rata sesungguhnya dari korelasi rxy

𝐴̅ = rata-rata gabungan

Korelasi populasi sebenarnya pada variabel dependen atau independen yakni 0,043

c. Jumlah Koefisien Kuadrat Variasi (V) 𝑉 = 𝑆𝐷2(𝑎)

𝐴𝑣𝑒2(𝑎)+ 𝑆𝐷2(𝑏)

𝐴𝑣𝑒2(𝑏)... (9) 𝑉 = (0,041)2

2,7432 + (0,028)2 2,4552 𝑉 = 0,001681

7,524049+ 0,000784 6,027025

= 0,00022342 + 0,00013008 = 0,0003534977 d. Varians yang Mengacu Variasi Artifak 𝜎2𝜌 = 𝜌2𝐴̅2 𝑉 ... (10)

= (0,043)2 × (6,73)2 × (0,0003534977)2

= 0,001849× 45,2929 × 0,000000125 = 0,000029604

e. Varians Korelasi Sesungguhnya Var (𝜌) = 𝑉𝑎𝑟 (𝜌𝑥𝑦)− 𝜌2𝐴̅2 𝑉

𝐴̅2 ... (11)

= (0,0003534977 - 0,000029604) / 45,2929

= 0,000007151 SD = √0,000007151 = 0,002674

Korelasi populasi sebenarnya (𝜌) sejumlah 0,043 serta standar deviasi 0,002674 f. Interval Kepercayaan

Untuk mencari interval kepercayaan, dengan korelasi populasi sebenarnya (𝜌) 0,043 dibanding standar deviasi (SD) 0,002674 :

(11)

0,043

0,002674 = 16,081

Menyatakan jika korelasi populasi semua studi positif.

g. Dampak Variasi Reabilitas

𝜌2𝐴̅2 𝑉

𝑉𝑎𝑟 (𝜌𝑥𝑦) × 100% ... (12)

= 0,000029604

0,0003534977 x 100% = 0,00000105%

Akibat variasi yang disebabkan variasi reliabilitas 0,00000105%

Pembahasan

Dari hasil meta-analisis pada 16 penelitian terdahulu, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual pada kinerja.

Ditunjukkan bahwa hasil olah data berdasarkan kesalahan pengambilan sample sebesar 0,290, niai estimasi tersebut terdapat dalam daerah penerimaan interval kepercayaan 95% dengan nilai varians kesalahan 6,541 dan penyimpangan atau standar deviasi sebesar √5,454 = 2,3 sehingga hasil tersebut menunjukkan korelasi positif dan signifikan (Zuhana Sari, 2016). Kemudian hasil perhitungan varians kesalahan pengambilan sample memberikan hasil sebesar 0,290 sebesar artinya nilai tersebut hampir mendekati nol sehingga teknik sampling dianggap cukup memenuhi (Sudjiono & Martani, 2012). Kemudian hasil perhitungan kesalahan dalam pengukuran, terlihat ada korelasi 0,043 yang berada pada daerah penerimaan interval kredibilitas 95%. Total Koefisien Kuadrat Variasi (V) sebesar 0,0003534977, varians berpedoman variasi artifak 0,000029604, nilai varians korelasi kesalahan populasi sebesar 0,000007151, serta penyimpangan atau standar deviasi 0,002674, sebab varian populasi sampling error kecil bahkan mendekati angka 0%, maka teknik sampling dianggap cukup memenuhi serta akibat variasi disebabkan variasi reliabilitas 0,00000105%.

Hasil meta-analisis didukung beberapa studi yang sudah dilaksanakan, diantaranya penelitian yang dilakukan Mandala & Dihan (2018) yaitu seorang karyawan memiliki emosi tinggi, keyakinan dan kepercayaan juga tinggi, kepekaan hati dalam bekerja, inisiatif dan bersosialisasi baik teman kerja atau kolega lainnya untuk menunjang semangat dalam bekerja dan pekerjaan

(12)

terselesaikan dengan tepat serta hasil sesuai dengan target yang dicapai. Maka, dapat dilihat bahwa nilai r square pada penelitian ini sebesar 21,9%. Menurut Sholiha et al., (2017) persentase bantuan variabel kecerdasan emosional serta variabel kecerdasan spiritual pada kinerja guru dapat diterangkan sejumlah 72%

sisanya 28% dijelaskan variabel lain. Didukung juga penelitian dari Ardiansyah &

Sulistiyowati (2018) kecerdasan emosional pada kinerja pegawai ini menyatakan pengaruhnya yakni 18%.

Riset yang dilakukan oleh Junedi (2019) menjelaskan bahwa R-square sebesar 64,8% menyatakan pegawai Kantor Kesyhabandaran serta Otoritas Pelabuhan Pantoloan mempunyai keahlian mengatasi kesulitan pada tiap pekerjaan dengan sangat baik hingga bisa menyelesaikan masalah serta menjadi akibat meningkatnya kinerja pegawai. Menurut Kimiyayi & Daryaee (2016) kecerdasan spiritual dan variabel kecerdasan emosi berarti bahwa variabel ini memprediksi variabel kinerja pekerjaan sekitar 32%. Penelitian dari Dev et al., (2018) hasilnya dapat ditemukan dari nilai Kecerdasan Spiritual lebih besar dari variabel lain, sehingga variabel ini adalah prediktor yang lebih kuat untuk kinerja pekerjaan. Hasil estimasi menunjukkan bahwa prediktor SE (yaitu SI dan EI) dapat menjelaskan 23,4% sementara SI prediktor dapat menjelaskan 62,9% varian EI.

PENUTUP

Meta analisis yang dilaksanakan dari beberapa hasil penelitian, memberikan pemikiran terintegratif guna melihat kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual pada kinerja karyawan. Pengecekan mengenai kemungkinan pengambilan sampel salah atau pengukuran terlihat masih pada taraf kewajaran, hingga hasil penelitian masih dipercaya, serta memberikan hasil yang berkorelasi positif. Hal ini menunjukkan jika ada pengaruh kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual pada kinerja karyawan. Maknanya emotional intelligence yang menguntungkan akan dirasa karyawan memberikan kinerja serta kemampuan hasil kerja yang baik. Oleh karena itu, pengontrolan emosi dari waktu ke waktu pasti dihadapkan dengan pekerjaan yang diemban dan memulai

(13)

kerjaannya yang maksimal dengan hasil yang diharapkan. Sedangkan untuk menyangkut kecerdasan spiritual seseorang lebih kearah keyakinan yang membawa makna spiritualitas dalam kerja sehingga dirasa memiliki kehidupan dan pekerjaan yang berarti.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H. (2017). Peranan Manajemen Sumberdaya Manusia Dalam Organisasi. Jurnal Warta, 6, 5–9.

Agindawati, I. N. (2015). Strategi Peningkatan Kompetensi Sdm Aparatur Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas Kinerja Organisasi Pemerintahan.

Jurnal Inspirasi, 6, 1–9.

Alaei, S., Zabihi, R., Ahmadi, A., Doosti, A., & Saberi, S. (2017). Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, Self-esteem and Self Control of Substance Abuse. International Neuropsychiatric Disease Journal, 9(4), 1–8.

https://doi.org/10.9734/indj/2017/33461

Ardiansyah, Y., & Sulistiyowati, L. H. (2018). Pengaruh Kompetensi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen, 2(1), 91. https://doi.org/10.33603/jibm.v2i1.1064

Asmadi, D., Syairudin, B., & Widodo, E. (2015). Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan yang dimoderasi Kepemimpinan Transformasional. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII, February 2017, 1–10.

Aulia. (2019). Stress Kerja dan Kinerja : Meta Analisis. Humanitas, 13(2), 1689–

1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Boisandi, B., & Darmawan, H. (2017). Meta Analisis Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme pada Materi Fisika di Kalimantan Barat. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(2), 179.

https://doi.org/10.24042/jipfalbiruni.v6i2.1762

Dev, R. D. O., Kamalden, T. F. T., Geok, S. K., Abdullah, M. C., Ayub, A. F. M.,

& Ismail, I. A. (2018). Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, Self- Efficacy and Health Behaviors: Implications for Quality Health.

International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 8(7), 794–809. https://doi.org/10.6007/ijarbss/v8-i7/4420

Eze, B. U., Adelekan, A. S., Ojo, O. J., & Erigbe, P. A. (2019). Emotional Intelligence and Job Performance of Frontline Employees of Selected Microfinance Banks In Lagos, Nigeria. Management Science Review, 10(1),

(14)

2019. https://www.uniben.edu

Junedi, J. (2019). Pengaruh Kecerdasan Spritual, Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan Pantoloan. Katalogis, 4(3), 215–226.

Khairat, H. (2017). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Akuntansi, 2(1), 323–337.

Khanifah, S., & Palupiningdyah. (2015). Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Budaya Organisasi Pada Kinerja Dengan Komitmen Organisasi.

Management Analysis Journal, 4(3), 200–211.

https://doi.org/10.15294/maj.v4i3.8871

Kimiyayi, M., & Daryaee, S. (2016). Relationship between spiritual intelligence , emotional intelligence with occupational performance the guidance school teachers ’ occupational performance in Shiraz educational system organization ( first area ). International Journal of Humanities and Cultural Studies, 3(2), 981–999.

Lavasani, M. G., Afzali, L., Davoodi, M., & Afkari, Z. (2017). Nurses’ Job Burnout: The Role of Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence and Hardiness. JCB-Psychotherapies, 2, 105–113. www.jcb-psychotherapies.com Ludin, I., Saleh, S., & Amruloh, D. A. G. (2018). Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Wirausaha Muslim Di Kabupaten Purwakarta. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 8(1).

Mandala, E. A., & Dihan, F. N. (2018). Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Pada Kepuasan Kerja Yang Berdampak Terhadap Kinerja Karyawan PT. Madu Baru Bantul, Yogyakarta. Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha, 26(1), 13–29. https://doi.org/10.32477/jkb.v26i1.262

Nurhasanah, S., & Sumardi, R. (2018). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kompetensi Dan Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Pt Agranet Multicitra Siberkom (Detikcom). Jurnal Ilmu Manajemen, 14(2), 26–42.

Pratama, A. Y., & Suhaeni, T. (2017). Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 3(2), 51.

https://doi.org/10.35697/jrbi.v3i2.933

Ramanujan, V., Vidya, K. A., & Rao, R. B. (2018). A Study on the Impact of Emotional Intelligence and Networking on Performance of the MSME

Entrepreneurs. Research Gate, 5(3), 617–639.

(15)

https://doi.org/10.13140/RG.2.2.12277.68328

Sari, N., & Amri, A. (2018). Peran sumber daya manusia (SDM) dalam perkembangan perbankan syariah: sebuah analisis kualitas dan kinerja pegawai. Ijtihad : Jurnal Wacana Hukum Islam Dan Kemanusiaan, 18(2), 227. https://doi.org/10.18326/ijtihad.v18i2.227-249

Septiarini, N. M. A., & Gorda, A. . A. N. E. S. (2018). Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 15(4), 24–41.

Setyaningrum, R., Utami, H. N., & Ruhana, I. (2016). Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja (Studi Pada Karyawan PT. Jasa Raharja Cabang Jawa Timur). Jurnal Administrasi Bisnis, 36(1), 211–220.

Sholiha, M., Sunaryo, H. H., & Priyono, A. A. (2017). Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Guru SMP An-Nur Bululawang-Malang. Warta Ekonomi, 07(17), 78–92.

Sudjiono, & Martani, W. (2012). Peran Keterampilan Membaca dengan Strategi Membaca untuk Meningkatkan Prestasi : Meta-analisis. Buletin Psikologi, 20(1), 52–65.

Supriyanto, S., & Darmanto, S. (2018). Employee Performance of Y Generation in Blora Regency, Central Java. Journal of Applied Management (JAM), 16(1), 81–88. https://doi.org/10.21776/ub.jam.2018.016.01.10

Yusup, D. (2019). Pengaruh Semangat Kerja Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja. Coopetition : Jurnal Ilmiah Manajemen, 9(2), 121–129.

https://doi.org/10.32670/coopetition.v9i2.20

Zuhana Sari, S. (2016). Dukungan Sosial Dan Depresi: Studi Meta Analisis.

Seminar Asean Psychology & Humanity, 19–20.

Referensi

Dokumen terkait

Meinchenbaum menyatakan bahwa pembentukan kemandirian belajar ditentukan oleh dua hal, yaitu sumber sosial dan kesempatan untuk mandiri (Tarmi di & Rambe, 2010:

[r]

Pada hari ini Jum’at tanggal dua puluh empat bulan agustus tahun Dua ribu dua belas, kami yang bertandatangan di bawah ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a dan huruf b di atas, perlu ditetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu pasien datang, kejang sudah berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang, obat yang paling cepat untuk

Sebanyak kurang lebih 39 % pasien dengan demam reumatik akut bisa terjadi kelainan pada jantung mulai dari gangguan katup, gagal jantung, perikarditis (radang

Oleh karena itu, sebagai upaya untuk menjaga kondisi elastisitas otot yang terdiri dari elastic paralel (PEC) dan elastic seri (SEC), kegiatan senam lansia menjadi

This study aimed to identify the characteristics of termites, termite morphometry, the spatial distribution of nests and soil physico-chemical conditions of the rubber