• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh

ZAENAL MUSTAQIN , M.PD

SMA NEGERI 7 JAKARTA

Jalan Karet Pasar Baru Barat V, kec. Tanah Abang Jakarta Pusat

Telp. 0215720934 Fax 02157994021 Website : www.sma_7.sch.is

RENCANA

PEMBELAJARAN

SEJARAH KELAS X

(2)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 7 Jakarta Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas/ Semester : X/ Ganjil

Materi Pokok : Cara Berpikir Sejarah Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan IPK

Kompetensi Dasar Kognitif IPK

3.1 Memahami cara berpikir kronologis, diakronik, sinkronik dalam

mempejarai sejarah

3.1.1 Menjelaskan cara berpikir kronologis dalam mempelajari sejarah

(Konseptual)

3.1.2 Menjelaskan cara berpikir diakronik dalam mempelajari sejarah

(Konseptual)

3.1.3 Menjelaskan cara berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah

(Konseptual)

3.1.4 Memberi contoh konsep berpikir kronologi, diakronik, sinkronik, dalam peristiwa sejarah

(Faktual)

(3)

3.1.2 Siswa dapat menganalisis

keterkaitan antara manusia, ruang dan waktu dalam dimensi sejarah

(Reformasi Tahun 1998) (Metakognitif)

Kompetensi Dasar Keterampilan IPK

4.1 Menyajikan hasil penerapan konsep 4.1.1 Membuat laporan tentang berpikir kronologis, diakronik, kronologis peristiwa runtuhnya sinkronik, ruang, dan waktu dalam Orde Baru sampai lahirnya

peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan Reformasi, sinkronik antara situasi atau bentuk lain politik dan ekonomi dunia, regional

dengan lahirnya gerakan reformasi di Indonesia

(Mandiri, Kolaboratif)

4.1.2 Siswa dapat mengkomunikasikan dalam bentuk history telling tentang lahirnya Reformasi tahun 1998 (Komunikatif, Kreatif, Kolaboratif) (Komunikatif, kreatif,

kolaboratif)

C. Tujuan Pembelajaran

Berfikir Kritis, Kreatif, Mandiri, Komunikatif dan Kolaboratif

Melalui model pembelajaran Discovery Learning siswa dapat memahami konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah dan

menyajikan hasil penerapan konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan atau bentuk lain

D. Materi Pembelajaran

Materi Pembelajaran

Dimensi Pengetahuan

Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif Konsep Contoh peristiwa Konsep berpikir Peristiwa Keterkaitan Berpikir Sejarah terkait konsep kronologis, sejarah antara manusia,

berpikir diakronik, (Contoh: ruang dan waktu kronologis, sinkronik, Proses dalam dimensi diakronik, ruang, dan lahirnya sejarah

sinkronik, ruang, waktu dalam Reformasi (Reformasi dan waktu dalam

peristiwa lahirnya Orde Reformasi tahun 1998

sejarah Tahun 1998) Tahun 1998)

(4)

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan Model Pembelajaran : Discovery Learning

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

a. Media : Powerpoint, gambar peristiwa Reformasi Tahun 1998 dan Video

b. Alat/ Bahan : White board, Infokus, Laptop, Audio c. Sumber Belajar :

1. Mustopo, M. Habib dkk. 2013. Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta:

Yudhistira.

2. Hapsari, Ratna dan M. Adil. 2014. Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta:

Erlangga

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke - 1

Kegiatan 5 M

(Scientifik) Deskripsi 4 C, Literasi,

Karakter

Alokasi Waktu Pendahuluan

Mengamati

Penanaman Penguatan

Berfikir Kritis

15 menit Pendidikan Karakter

o Orientasi

• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran

• Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

• Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran

o Apersepsi

• Disajikan gambar potret

peristiwa Reformasi Tahun 1998 dan video

• Siswa diharapkan memiliki keingintahuan atau

mengungkapkan pengetahuan yang sudah dimilikinya

(5)

Kegiatan 5 M

(Scientifik) Deskripsi 4 C, Literasi,

Karakter

Alokasi Waktu o Pemberian Acuan

• Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu

• Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan KKM dan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

• Memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan adalah diskusi kelompok dengan kerjasama di dalam kelompok, menghargai pendapat teman, dan

bertanggung jawab dalam menjaga kondisi KBM

Penguatan Karakter

Inti

Mengamati

Menanya

STIMULUS

• Disajikan Video tentang Reformasi Tahun 1998

• Siswa mengamati dengan

memberikan tanggapan terhadap Video tersebut

• Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang:

Konsep kronologis, berpikir

sinkronis dan diakronis serta peran manusia dalam ruang dan waktu

IDENTIFIKASI MASALAH

• Siswa menyusun peristiwa sejarah secara kronologis tentang

Reformasi Tahun 1998

• Mengidentifikasikan lahirnya Reformasi Tahun 1998 dengan konsep berpikir sinkronik dan diakronik

• Menganalisis peran manusia di dalam konsep ruang dan waktu dalam suatu peristiwa

Berfikir Kritis

Berfikir Kritis

20 menit

45 menit

(6)

Kegiatan 5 M

(Scientifik) Deskripsi 4 C, Literasi,

Karakter PENGUMPULAN DATA

• Untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan

Alokasi Waktu

Mengumpulkan Informasi

Mengasosiasi

faktual sampai ke pernyataan yang bersifat hipotetik) guru mengajak siswa untuk mencari informasi dari berbagai literatur dan media lainnya

• Siswa dibagi kedalam 3 kelompok.

➢ Kelompok 1 = Menyusun peristiwa sejarah secara kronologis tentang Reformasi Tahun 1998

➢ Kelompok 2 =

Mengidentifikasikan lahirnya Reformasi Tahun 1998 dengan konsep berpikir sinkronik dan diakronik

➢ Kelompok 3 = Menganalisis peran manusia di dalam konsep ruang dan waktu dalam suatu peristiwa

• Masing-masing kelompok

menganalisis sesuai dengan tugas yang diberikan

• Secara berkelompok peserta didik mencari dan mengumpulkan informasi lanjutan baik dari buku, sumber tertulis lainya, guru dan atau internet, berkaitan dengan materi kelompoknya.

PEMBUKTIAN

• Berdiskusi sesuai dengan

kelompoknya untuk mendapatkan pendalaman pemahaman materi, menganalisis dan menyimpulkan informasi yang didapat, serta menyajikan dalam bentuk bahan presentasi dengan gaya history

Literasi

Kolaborasi

Berfikir Kritis

Literasi

Kreativitas

(7)

Kegiatan 5 M

(Scientifik) Deskripsi 4 C, Literasi,

Karakter

Alokasi Waktu

Meng k

omunikasikan

telling

• Semua Kelompok tampil sesuai durasi waktu yang diberikan pada pertemuan ke - 2

KESIMPULAN

• Siswa menyimpulkan hasil sementara diskusi kelompok

Penutup • Guru mengajak siswa untuk

memberikan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran, terutama hal-hal yang kurang berkenan berkaitan dengan proses

pembelajaran, sebagai masukan untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya

• Memberitahu peserta didik bahwa dalam pertemuan berikutnya siswa

10 menit

akan mempresentasi hasil kerja kelompok

(8)

Pertemuan ke-2

Kegiatan 5 M

(Scientifik) Deskripsi 4 C, Literat,

Karakter

Alokasi Waktu Pendahuluan

Penanaman Penguatan Pendidikan Karakter

o Orientasi

• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran

• Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

• Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran

o Apersepsi

• Guru menanyakan kesiapan semua kelompok yang akan tampil

o Pemberian Acuan

• Memberitahukan kegiatan hari ini berkaitan materi minggu lalu

• Mengingatkan kembali tentang aturan-aturan dalam presentasi tugas kelompok agar bisa saling menghormati dan menghargai, memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar, penuh kesantunan

Penguatan Karakter

15 menit

Inti

Mengk omunikasikan

Mengasosiasi

Presentasi kelompok ...

PEMBUKTIAN

• Setiap kelompok

mempresentasikan tugasnya, dan kelompok lain memberikan penilaian. Penilaian dilakukan berdasarkan form penilaian yang telah diberikan

KESIMPULAN

• Siswa menyimpulkan hasil diskusi

Kecakaan Berkomunikasi

60 menit

(9)

Kegiatan 5 M

(Scientifik) Deskripsi

kelompok

4 C, Literat, Karakter

Alokasi Waktu

Penutup • Guru memberikan evaluasi

terhadap kegiatan pembelajaran, terutama hal-hal yang kurang berkenan berkaitan dengan proses pembelajaran, sebagai masukan untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya.

• Guru melakukan test tertulis berdurasi 25 menit

15 menit

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian:

Teknik Penilaian Pengetahuan: Tes Tulis.

Teknik Penilaian Keterampilan: Penilaian antar teman dan kelompok

Materi Pembelajaran

Level Kognitif/ Teknik Penilaian Pengetahuan dan

Pemahaman Aplikasi Penalaran

Konsep berpikir sejarah Tes Tertulis - Tes Tertulis

Materi Pembelajaran

Keterampilan

Mengamati Menanya Mencoba Menyaji

Menalar dan Mencipta Konsep berpikir

sejarah v v - v v

(10)

Penilaian Antar Kelompok

Kelompok : Materi : Tugas kelompok : Hari/ Tanggal : Penilai (Kelompok) : Nama Anggota :

No. Nama Anggota

Penyaji

Penyajian Materi

Penguasan Materi

Penggunaan Bahasa

Isi Materi

Skor Rata- rata

1. A

2. B

3. C

dst…

Rata-rata Kelompok

Catatan:

Skor Minimal 75 Jakarta, …………..………2022 Pemeriksa

Tanda tangan

(11)

Penilaian Kerja Kelompok

Kelompok : Materi : Tugas kelompok : Hari/ Tanggal :

No. Nama Anggota

Keaktifan Dalam Kelompok

Kerjasama Kelompok

Menghargai

Pendapat Teman NIlai Rata-rata

1. A

2. B

3. C

dst…

Rata-rata Kelompok

Jakarta, …………..………2022 Guru Mata Pelajaran

Tanda tangan

Penilaian Kinerja Presentasi

Matapelajaran : Materi Pokok :

No Nama Siswa

Penilaian Kinerja Presentasi

Komunikasi Sistematika Wawasan Keberanian Antusias Penampilan

1 ………

2 ………

3 ………

4 ………

5 ………

6 Dst.

(12)

Rubrik:

Aspek yang dinilai

Penilaian

1 2 3

1 Komunikasi Tidak ada komunikasi

Komunikasi sedang

Komunikasi Lancar dan baik

2 Sistematika penyampaian

Penyampain tidak sistematis

Sistematika penyampaian sedang

Sistematika penyampaian baik

3 Wawasan Wawasan

kurang Wawasan sedang Wawasan luas 4 Keberanian Tidak ada

keberanian

Keberanian

sedang Keberanian baik

5 Antusias Tidak antusias Antusias sedang Antusias dalam kegiatan 6 Penampilan Penampilan

kurang

Penampilan

sedang Penampilan baik

Perhitungan Nilai : Total Perolehan skor X 100 = Nilai 15

2. Instrumen Penilaian:

1. Penilaian pengetahuan : Jawaban uraian

2. Penilaian Keterampilan : Daftar cek aktivitas pemaparan dengan skala penilaian kuantitatif

3. Instrumen observasi penilaian sikap kerja individu menggunakan lembar pengamatan sikap santun, jujur, peduli dalam mempelajari Sejarah

3. PEMBELAJARAN REMEDIAL A. Rencana Kegiatan:

1) Peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

2) Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik

B. Bentuk Pelaksanaan Remedial:

1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda 2) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan 3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus

(13)

4) Pemanfaatan tutor sebaya, dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan ulangan C. Teknik Pembelajaran Remedial:

1) Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/ tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%

2) Penugasan kelompok diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi kurang dari 50%

3) Pembelajaran ulang diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %

D. Nilai Remedial:

Nilai remedi idealnya dapat lebih tinggi dari KKM. Apabila kebijakan ini diberlakukan, maka setiap peserta didik (termasuk yang sudah mencapai KKM) berhak mengikuti remedi untuk memperbaiki nilai sehingga mencapai nilai maksimal (100)

4. LAMPIRAN

Lampiran 1 : Materi Pembelajaran Lampiran 2 : Instrumen Penilaian Lampiran 3 : Soal Test I

Lampiran 4 : Kisi-kisi Soal

Mengetahui, Jakarta, Juni 2022 Kepala SMA Neger 7 Jakarta Guru Bidang Studi

Elvira, M.Pd Zaenal Mustaqin, M.Pd NIP. 196510131988032010 NIP. 197405092008011015

(14)

Lampiran 1 Materi

KONSEP BERPIKIR SEJARAH

Konsep Dasar Berpikir Sejarah

Sejarah berasal dari serapan bahasa arab yaitu kata Syajarotun yang berarti pohon.

Pengertian sejarah secara umum diartikan kisah atau cerita yang mengupas kehidupan manusia dimasa lampau. Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak terlepas dari cara berpikir Diakronis dan Sinkronis, yang masing-masing saling melengkapai.

Berpikir Sejarah Secara Diakronis

Menurut Galtung, diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia artinya melintasi atau melewati dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.

Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya.

Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan mempengaruhi peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat memberikan penjelasan secara kronologis dan kausalita. Kronologi adalah catatan kejadian- kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya.

• Contoh berpikir sejarah secara diakronis

Menjelaskan peristiwa detik-detik proklamasi harus menjelaskan pula peristiwa- peristiwa yang melatarbelakanginya, seperti: peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu, reaksi pemuda Indonesia terhadap berita kekalahan Jepang, peristiwa Rengasdengklok, penyususnan teks proklamasi, dan lain sebagainya.

• Ciri-ciri berpikir sejarah secara diakronis o Mengkaji dengan berlalunya masa

o Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada sejarahnya o Bersifat historis atau komparatif

o Bersifat vertikal

o Terdapat konsep perbandingan o Cakupan kajian lebih luas

(15)

Berpikir Sejarah Secara Sinkronik

Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dan khronos yang berarti waktu, masa. Sinkronis artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa/ ruang tetapi terbatas dalam waktu. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu yang mengandung kesistematisan tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sinkronik artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas. Menurut Galtung, pengertian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Atau meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.

Berpikir sejarah secara sinkronis adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau bersifat horisontal, artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian berpikir sinkronik dalam sejarah adalah mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu.

• Contoh berpikir sejarah secara sinkronis

Menggambarkan keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, seperti:

Keadaan ekonomi masyarakat Indonesia tahun 1945-1950.

• Ciri-ciri berpikir sejarah secara sinkronis o Mengkaji pada masa tertentu

o Menitik beratkan pengkajian pada strukturnya(karakternya) o Bersifat horizontal

o Tidak ada konsep perbandingan o Cakupan kajian lebih sempit o Memiliki sistematis yang tinggi o Bersifat lebih serius dan sulit

Keterkaitan Berpikir Sejarah Secara Diakronik dan Sinkronik

Sejarah adalah proses, dalam kata lain sejarah adalah perkembangan. Ilmu sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang yang terbatas. Sejarah mengenal adanya suatu proses kontinuitas atau berkelanjutan. Sehingga sejarah itu sendiri merupakan suatu rekonstruksi peristiwa masa lalu yang bersifat kronologis.

Sedangkan ilmu sosial itu bersifat sinkronis (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala - gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.

Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang

(16)

sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis.

Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak lepas dari cara berfikir diakronis dan berfikir sinkronis, karena keduanya saling melengkapi.

• Contoh:

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah kehidupan bangsa Indonesia pada masa Hindu-Budha. Sehingga dalam menceritakan tentang Candi Borobudur tidak hanya menceritakan bagaimana urutan waktu (aspek Diakronis) Candi borobudur dibangun tapi juga bisa kita lihat bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya (Aspek Sinkronis) pada masa pembangunan Candi tersebut. Secara Diakronis Candi Borobudur dibangun antara kurun waktu 760 sampai 830 M dan dibangun dalam 4 tahap dengan arsiteknya Gunadarma dan rampung pada masa pemerintahan Raja Samaratungga. Kita dapat berfikir secara sinkronik dari Bangunan monumental Semegah candi Borobudur mungkinkah dibangun oleh masyarakat yang kacau, tentu saja tidak bangunan yang megah tersebut tentu dibangun masyarakat yang makmur (aspek ekonomi), hidup bergotong royong dan toleransi (Aspek sosial budaya), memiliki raja yang berwibawa (aspek politik) dan religius (aspek Agama).

Keterkaitan Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah a. Konsep Ruang

o Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu

o Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa-peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu

o Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut

o Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.

b. Konsep Waktu

o Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup o Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam

sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang

o Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara ruang dan waktu dalam sejarah. Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian, dan manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup ( beraktivitas ).

(17)

Strategi Pengembangan Berpikir Sejarah Kepada Siswa

Strategi dalam mengembangkan berfikiris sejarah secara diakronis dan sinkronis kepada siswa yaitu melalui kemahiran pemikiran sejarah. Pemikiran Sejarah merupakan salah satu kemahiran yang penting dalam pendidikan Sejarah. Melalui kemahiran pemikiran Sejarah, pelajar-pelajar dirangsang untuk lebih berfikir secara diakronis dan sinkronis. Hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan pencapaian intelek para pelajar dan menjadikan Sejarah sebagai satu mata pelajaran yang hidup dan tidak lagi membosankan.

Pendidikan Sejarah adalah satu mata pelajaran yang dapat merangsang pemikiran dan proses pemikiran secara diakronis dan sinkronis semasa mempelajari mata pelajaran Sejarah. Oleh karena itu, guru-guru Sejarah memain peranan yang penting untuk menerapkan pemikiran Sejarah melalui aktiviti-aktiviti pengajaran dan pembelajaran yang menggalakkan pelajar berfikir.

Oleh sebab itu pendidikan Sejarah hendaklah dilakukan sebagai satu kuasa yang hidup yang boleh mengaitkan peristiwa masa lalu dengan hakikat semasa (Abd Rahim, 2000). Para pelajar perlu diterapkan dengan dengan konsep pemikiran Sejarah agar dapat memberi satu persepsi baru kepada pelajar bahawa Sejarah bukanlah satu subjek yang kaku dan membosankan. Malah ia dapat mendedahkan kepada para pelajar bagaimana seseorang ahli Sejarah itu bekerja melalui aktiviti-aktiviti pembelajaran yang dibimbing oleh guru mereka.

Marzano et all. (1998) menjelaskan bahwa berfikir sejarah melibatkan satu set operasi mental yang dikenali sebagai proses. Proses ini merangkumi pembentukan konsep, pembentukan prinsip, kefahaman, penyelesaian masalah, membuat keputusan, penyiasatan dan penggabungan yang melibatkan beberapa kemahiran berfikir. Proses pemikiran di peringkat awal adalah lebih kepada pemerolehan pengetahuan, sementara di peringkat akhir ia lebih kepada penghasilan dan aplikasi ilmu.

Penerapan Berpikir Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah

Penerapan berfikir sejarah secara diakronik dan sinkronik dalam pembelajaran sejarah, yaitu:

a. Kepentingan (Significance)

Dalam unsur kepentingan sejarah ini, siswa perlu mempunyai kemahiran membedakan antara peristiwa yang remeh dan penting. Dalam hal ini pemilihan kepentingan sejarah bergantung kepada minat dan nilai yang terdapat dalam masyarakat tersebut. Oleh itu siswa disarankan untuk mengkaji sejarah tentang masyarakat, kehidupan dan perkara- perkara yang mempunyai kepentingan kepada mereka.

b. Epistemologi dan bukti (Epistemology and evidence)

Epistemologi dan bukti melibatkan pemahaman bagaimana kita mengetahui masa lampau. Apakah bukti yang kita ada ? Sejauhmana bukti tersebut boleh dipercayai? Bagaimana kita boleh menjelaskan tentang kewujudan tafsiran sejarah yang berbeza dan bertentangan.

Sebagai contoh kanak-kanak tidak sepatutnya dibiarkan dengan pandangan

(18)

bahawa hanya ada satu kisah benar sahaja pada masa lampau. Sedangkan pada hakikatnya sejarawan membuat pelbagai inferens berdasarkan bukti, justeru itu wujud pelbagai tafsiran tentang sesuatu peristiwa masa lalu.

c. Kesinambungan dan perubahan (Continuity and Change)

Unsur ini menekan pemahaman tentang perubahan masa lalu yang merupakan pusat pemikiran Sejarah. Umur merupakan faktor untuk memahami keadaan ini; iaitu seseorang yang berumur dikatakan lebih memahami perubahan yang berlaku pada masa lalu misalnya perubahan dari segi teknologi dan nilai berbanding dengan mereka yang lebih muda. Namun begitu terdapat juga pengkaji yang menolak pendapat ini. Menurut mereka umur bukanlah satu faktor utama dalam memahami perubahan masa lalu. Menurut pengkaji-pengkaji ini pengalaman hidup turut menjadi faktor iaitu golongan muda yang mengalami pengalaman perang, pelarian, imigran dan mereka yang kehilangan ibu bapa atau yang berpindah randah dari satu kawasan ke kawasan lain mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang perubahan Sejarah berbanding dengan mereka yang hidup dalam suasana yang aman.

d. Perkembangan dan kemerosotan (Progress and decline)

Berdasarkan unsur ini siswa perlu memahami bahawa dalam kehidupan akan mengalami peringkat perkembangan dan kemerosotan. Dalam peringkat perkembangan hidup seseorang mengalami kejayaan, manakala kemerosotan mereka mengalami satu keadaan yang sukar. Oleh itu dalam konsep pemikiran Sejarah mereka seharusnya dapat mengenalpasti atau membezakan kewujudan dua keadaan ini. Ini adalah penting agar mereka dapat memahami proses yang berlaku dalam peristiwa Sejarah.

e. Empati dan penilaian moral (empathy and moral judgement)

Pemikiran sejarah memerlukan seseorang mempunyai daya imaginasi dan empati.

Tujuannya agar pelajar-pelajar tidak merasa asing dan pelik tentang peristiwa masa lalu.

Malah mereka seharusnya perlu mempunyai rasa hormat dan perasaan ingin tahu tentang peristiwa-peristiwa masa lepas. Penyelidik British Christopher Portal(1987), menegaskan bahawa empati merupakan satu cara pemikiran imaginative yang memerlukan kemahiran kognitif untuk melihat nilai-nilai kemanusiaan dalam peristiwa Sejarah.

f. Historical Agency

Elemen terakhir pemikiran sejarah ini merujuk kepada bagaimana dan mengapa sesuatu perkara itu terjadi. Dalam elemen ini pelajar ditekankan supaya menghargai Sejarah dan memahami bahawa tindakan rakyat pada masa lampau memberi kesan kepada rakyat pada masa kini. Seterusnya menyedari bahawa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka pada masa kini akan memberi kesan kepada generasi yang akan datang. Mempunyai pemikiran Sejarah bukan sahaja memikirkan tentang masa lampau , malah ia melibatkan melihat diri sendiri sebagai waris daripada masa lampau dan sebagai pelaku pada masa kini.

Lampiran 2

(19)

Penilaian Antar Kelompok

Kelompok : Materi : Tugas kelompok : Hari/ Tanggal : Penilai (Kelompok) : Nama Anggota :

No.

Nama Anggota

Penyaji

Penyajian Materi

Penguasan Materi

Penggunaan Bahasa

Isi

Materi Skor Rata- rata

1. A

2. B

3. C

dst…

Rara-rata Kelompok

Catatan:

Skor Minimal 75 Jakarta, …………..………2017 Pemeriksa

Tanda tangan

(20)

Penilaian Kerja Kelompok

Kelompok : 1

Materi : KONSEP BERPKIR SEJARAH

Tugas kelompok : MEMBUAT KRONOLOGI PERISITIWA REFORMASI 1998 Hari/ Tanggal :

No. Nama Anggota

Keaktifan Dalam

Kelompok Kerjasama Kelompok Menghargai Pendapat Teman

Nilai Rata-rata

1. A

2. B

3. C

dst…

Rara-rata Kelompok

Jakarta, …………..………2017 Guru Mata Pelajaran

Tanda tangan

(21)

Lembar Observasi Penilaian Sikap

Mata Pelajaran : Sejarah Wajib

Materi Pokok : Konsep Berpikir Sejarah Pelaksanaan :

Kelas : X IPS dan IPA

No Nama Siswa

Observasi Penilaian Sikap

Skor Nilai Kerjasama Tanggung

Jawab Toleran Disiplin 1.

2.

3.

4.

5.

dst...

Keterangan pengisian skor:

4 : Sangat baik 3 : Baik

2 : Cukup 1 : Kurang

(22)

Penilaian Kinerja Presentasi

Matapelajaran : Sejarah Wajib

Materi Pokok : Konsep Berpikir Sejarah

No Nama Siswa

Penilaian Kinerja Presentasi

Komunikasi Sistematika Wawasan Keberanian Antusias Penampilan 1 ………....

2 ………....

3 ……….

4 ………....

5 ……….

6 Dst.

Rubrik:

Aspek yang dinilai Penilaian

1 2 3

1 Komunikasi Tidak ada komunikasi

Komunikasi sedang

Komunikasi lancar dan baik

2 Sistematika penyampaian

Penyampain tidak sistematis

Sistematika penyampaian sedang

Sistematika penyampaian baik

3 Wawasan Wawasan

kurang Wawasan sedang Wawasan luas 4 Keberanian Tidak ada

keberanian

Keberanian

sedang Keberanian baik

5 Antusias Tidak antusias Antusias sedang Antusias dalam kegiatan 6 Penampilan Penampilan

kurang

Penampilan

sedang Penampilan baik

Perhitungan Nilai : Total Perolehan skor X 100 = Nilai 15

(23)

Lampiran 3

SOAL TEST 1

Mata Pelajaran : SEJARAH

Satuan Pendidikan : SMA MAHATMA GADING JAKARTA

Kelas : X IPA/ IPS

Hari/ Tanggal :

Waktu : 30 Menit

PETUNJUK UMUM

a. Tulis nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan.

b. Dahulukan menjawab soal-soal yang Anda anggap mudah.

c. Kerjakan pada lembar jawaban yang d. Menjawabnya.

SOAL

1. Jelaskan pengertian kronologi, berpikir sinkronik, dan diakronik!

2. Buatlah kronologi peristiwa lahirnya orde Reformasi tahun 1998!

3. Perhatikan gambar berikut ini!

a. Jelaskan keterkaitan antara kondisi ekonomi menjelang lahirnya Orde Reformasi tahun 1998!

b. Jelaskan peran manusia (mahasiswa) dalam ruang dan waktu dalam suatu peristiwa sejarah!

(24)

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran

No Jawaban Skor

1. Jelaskan pengertian kronologi, berpikir sinkronik, dan diakronik!

Jawab:

o Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya.

o Berpikir sejarah secara sinkronis adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau bersifat horisontal, artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas.

o Diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.

15

2. Buatlah kronologi peristiwa lahirnya orde Reformasi tahun 1998!

Jawab:

15

3 a. Jelaskan keterkaitan antara kondisi ekonomi menjelang lahirnya Orde 10

(25)

Reformasi tahun 1998!

b. Jelaskan peran manusia(mahasiswa) dalam ruang dan waktu dalam suatu peristiwa Sejarah

10

TOTAL 50

Perhitungan Nilai : Total Perolehan Skor X 100 = Nilai 50

(26)

Lampiran 4

Kisi-kisi Soal Test I

Kompetensi Dasar Materi Kelas/

Semester Indikator Soal Level Kognitif

Bentuk Soal

No.

Soal 3.1 Memahami konsep Konsep X/ Sem 1 3.1.1 Menjelaskan C2 Uraian 1

berpikir Berpikir konsep berpikir

kronologis, Sejarah kronologis,

diakronik, diakronik,

sinkronik, ruang, sinkronik, ruang,

dan waktu dalam dan waktu dalam

sejarah sejarah

3.1.2 Memberi contoh C2 Uraian 2 konsep berpikir

kronologi, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam peristiwa

lahirnya Orde Reformasi tahun 1998

3.1.3 Siswa dapat C4 Uraian 3.a

menganalisis &

keterkaitan 3.b

antara manusia, ruang dan waktu dalam dimensi sejarah (Orde Reformasi Tahun 1998)

Mengetahui, Jakarta, Juni 2022 Kepala SMA Neger 7 Jakarta Guru Bidang Studi

Elvira, M.Pd Zaenal Mustaqin, M.Pd NIP. 196510131988032010 NIP. 197405092008011015

Referensi

Dokumen terkait

 Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam folklore, mitologi, legenda, upacara, dan nyanyian rakyat dari berbagai daerah di Indonesia  Mengidentifikasi tradisi. sejarah

melalui sumber berita dari para pelaku sejarah yang berperan utama b6. melalui sumber berita dari para saksi

Cara berpikir sejarah dimana peristiwa diungkapkan memanjang dalam waktu, terbatas dalam ruang disebut...3. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa diungkapkan meluas dalam

Pada pemahaman konsep sejarah seluruh lingkup materi pada Fase E, terdapat aktivitas menganalisis dan mengevaluasi kaitannya peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi secara

Dilihat dari pengertiannya tersebut, maka sejarah dapat dibagi tiga yaitu, Sejarah sebagai Peristiwa, adalah sesuatu yang terjadi pada masyarakat manusia di masa lampau, Sejarah

ada rekaman peristiwa tentunya membahas seluruh alur cerita sejarah dari mulai awal sampai akhir 'secara kronologis(. Di dalamnya dibahas berbagai macam peristiwa atau kejadian

Dalam konsep berpikir sejarah baik secara diakronik maupun sinkronik akan menguraikan ruang dan waktu saat suatu peristiwa sejarah itu tejadi sehingga akan

Dalam konsep berpikir sejarah baik secara diakronik maupun sinkronik akan menguraikan ruang dan waktu saat suatu peristiwa sejarah itu tejadi sehingga akan