• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERUPUK UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SMALB DI SLB C YPLAB KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERUPUK UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SMALB DI SLB C YPLAB KOTA BANDUNG."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERUPUK UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SMALB

DI SLB C YPLAB KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Khusus

Oleh Rizka Rizanna

0806917

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERUPUK UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SMALB

DI SLB C YPLAB KOTA BANDUNG

Oleh

Rizka Rizanna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rizka Rizanna 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

(3)

PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERUPUK UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SMALB

DI SLB C YPLAB KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr.H.Endang Rochyadi. M.Pd NIP. 19610105 198303 2 002

Pembimbing II

Dra. Oom Sitti Homdijah. M.Pd NIP. 19610105 198303 2 002

Mengetahui

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERUPUK UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SMALB DI SLB C YPLAB KOTA BANDUNG RINGAN ini sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat atau karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, January 2014 Yang membuat pernyataan,

(5)

ABSTRAK

PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERUPUK UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SMALB DI SLB C

YPLAB KOTA BANDUNG

Oleh : Rizka Rizanna (0806917)

Penelitian ini didasari pemikiran bahwa keterampilan sangat penting dimiliki oleh anak tunagrahita ringan, salah satunya adalah keterampilan membuat kerupuk dapat menjadi salah satu alternatif dalam menghadapi dunia kerja. Keterampilan membuat kerupuk cocok diajarkan kepada anak tunagrahita ringan karena dapat melatih aspek motorik kasar dan halus, aspek afektif (sikap) dan aspek kognitif (pengetahuan). Sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan pembelajaran kecakapan hidup, yang berorientasi pada keterampilan vokasional. Melalui pelayanan pendidikan yang sistematis dan terarah bagi siswa tunagrahita ringan diharapkan menjadi warga yang terampil dan mandiri. Fokus dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan program pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kerupuk bagi siswa tunagrahita ringan di SLBC YPLAB Kota Bandung Penelitian dilakukan terhadap seorang guru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan teknik observasi, wawancara,dokumentasi dan post tes. Hasil penelitian diketahui bahwa dalam perencanaan pembelajaran guru menyusun mulai dari program pembelajaran, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran memakai metode bervariasi, evaluasi pembelajaran dan keterampilan membuat kerupuk menggunakan evaluasi proses dan hasil. Dalam pelaksanaan pembelajaran mengalami kendala pada saat siswa baru praktik untuk selanjutnya tidak mengalami banyak kendala. Masalah yang ditemukan membagi materi yang sulit ke beberapa pertemuan, tidak cukup dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Bertolak dari hasil penelitian diajukan rekomendasi kepada guru sebagai alternatif metode pembelajaran keterampilan membuat kerupuk untuk anak tunagrahita ringan dalam meningkatkan kemampuan tentunya dengan strategi dan media ajar yang lebih menarik serta kreatif.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrahiim..

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. Atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Skripsi ini berjudul Program Pembelajaran Keterampilan Membuat Kerupuk Untuk Anak Tunagrahita Ringan Jenjang SMALB di Slb C YPLAB Kota Bandung.

Semoga hasil penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi mereka yang ingin mengetahui mengenai kemampuan anak tunagrahita ringan dalam melaksanakan keterampilan membuat kerupuk.

Penulis menyadari akan masih banyaknya kekurangan, baik dari segi isi dan materi serta teknik penyusunannya yang jauh dari sempurna, dikarenakan pengetahuan dan kemampuan penulis yang terbatas. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Bandung, Januari 2014

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia telah memiliki jaminan yang sangat kuat sebagaimana tertuang dalam Undang–undang dasar 1945 pasal 31 ayat (1) bahwa

“Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran”. Dan menurut Undang

– undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 5 ayat (2), “Warga

negara yang memiliki kelainan fisik, mental/intelektual, sosial, dan emosional berhak memperoleh pendidikan khusus. Melihat dari Undang–undang Dasar Republik Indonesia di atas sebenarnya negara telah menjamin bahwa anak berkebutuhan khusus tersebut mendapat hak yang sama dengan anak-anak yang lain dalam hal hak untuk mendapatkan pendidikan, masalah pendidikan merupakan hal yang harus ditangani secara serius oleh semua pihak. Demikian pula halnya dalam pendidikan luar biasa, merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional menjamin hak-hak dalam pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, yang salah satunya yaitu anak tunagrahita.

(8)

bidang yang bersifat akademik, akan tetapi lebih pada ditekankan keterampilan– keterampilan yang bersifat vokasional supaya anak bisa mandiri, salah satunya dengan cara memberikan bekal yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Salah satu dari keterampilan–keterampilan yang dipelajari disekolah adalah keterampilan membuat kerupuk, alasan mengapa dipelajari keterampilan membuat kerupuk yaitu agar siswa mengetahui makanan ringan tradisional yang mudah didapatkan dan banyak digemari dari berbagai usia, mulai anak-anak sampai orang dewasa. Dengan demikian anak tunagrahita terampil dalam membuat kerupuk diperlukan program pembelajaran dan pelaksanaan latihan yang continue. Program yang baik untuk mengembangkan keterampilan membuat

kerupuk harus didasari oleh hasil asesmen yang mana hasil asesmen bisa menggambarkan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh anak tunagrahita. Program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk di sekolah akan berjalan dengan efektif bila program tersebut dibuat dengan sistematis dan berdasarkan pada kebutuhan dan kemampuan siswa, serta di dukung dengan konsistensi tenaga pendidik dalam melaksanakan program tersebut. Bila program yang dibuat sudah tidak sistematis serta belum mengkoordinir kebutuhan dan kemampuan siswa, terlebih lagi jika kurangnya konsistensi dari pendidik itu sendiri, maka besar kemungkinan program yang ada, kurang efektif untuk diberikan kepada siswa.

(9)

antara program pendidikan di sekolah luar biasa dengan harapan orang tua dan harapan lingkungan. Masyarakat dan orang tua mengharapkan agar anak tunagrahita memiliki keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sementara kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa program pendidikan anak tunagrahita yang terjadi saat ini masih sangat menekankan kepada aspek pengajaran yang bersifat akademik, itu pun dalam pelaksanaannya masih bersifat klasikal dan belum memperhitungkan hambatan belajar anak secara individual dan kebutuhan siswa. Permasalahan lainnya seputar pelaksanaan program keterampilan diungkapkan oleh Ishartiwi (Dinamika Pendidikan: 2010) sebagai berikut:

Beberapa hal tentang pelaksanaan pendidikan keterampilan antara lain: (1) penetapan bahan ajar dan isi materi belum sepenuhnya mengacu kebutuhan siswa. Pembelajaran lebih didasarkan pada materi di dalam kurikulum; (2) tujuan pembelajaran keterampilan sebagian besar sekolah masih sebgai mata pelajaran yang wajib dilaksankan. Tujuan pembelajaran belum dirumuskan untuk mencapai hasil belajar keterampilan fungional dan atau keterampilan pra-vokasional dan vokasional untuk bekal hidup pasca sekolah; (3) strategi pembelajaran keterampilan masih sebatas pembelajaran kelas keterampilan. Sebagian besar sekolah belum menerapkan strategi pembelajaran kotrak berkolaborasi dengan orangtua siswa dan belum melakukan sistem magang kerja di lembaga atau tempat usaha yang sesuai;

Meskipun permasalahan seputar program keterampilan bagi anak tunagrahita ringan begitu kompleks, namun bukanlah hal yang mustahil untuk menciptakan program keterampilan vokasional yang efektif bagi anak tunagrahita ringan.

(10)

bidang yang dapat membekali anak tunagrahita ringan dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan mengembangkan keterampilannya. Pembelajaran keterampilan bagi anak tunagrahita ringan bisa dimulai dari hal-hal yang sifatnya sederhana, misalnya memperkenalkan tujuan, manfaat, bahan-bahan, dan cara kerja. Pelaksanaan program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk di SLB C YPLAB, berdasarkan kelebihan dan kekurangannya pada saat ini diharapkan dapat menyempurnakan program pada tahun-tahun ajaran berikutnya dengan tetap mengacu pada potensi anak tunagrahita ringan yang dimiliki.

Anak tunagrahita ringan memiliki fungsi intelektual secara signifikan di bawah rata-rata, meskipun demikian anak tunagrahita harus dan diharapkan dapat hidup secara mandiri dan meminimalisir bantuan dari orang lain, karena pada dasarnya mereka dapat dilatih untuk bekerja dan hidup secara mandiri, mereka dapat mengoptimalkan potensinya dalam bidang keterampilan, walaupun proses untuk menguasai suatu keterampilan memerlukan waktu lama, serta memerlukan latihan dan bantuan yang lebih banyak serta pengajaran yang berulang-ulang. Berdasarkan masalah yang ada di lapangan dan pemikiran-pemikiran diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana pelaksanaan program pembelajaran keterampilan bagi anak tunagrahita ringan. Salah satu program keterampilan yang akan diteliti adalah tata boga, khususnya dalam bidang membuat kerupuk, dikarenakan kerupuk ini adalah makanan yang sangat dikenal oleh masyarakat berbagai kalangan, dikarenakan usaha kerupuk sangat menguntungkan serta memiliki prospek yang bagus. Maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Program Pembelajaran Keterampilan Membuat Kerupuk Untuk Anak Tunagrahita Ringan Jenjang SMALB Di SLB C YPLAB

Kota Bandung”.

B. Fokus Masalah

(11)

2. Bagaimana program awal pembelajaran keterampilan membuat kerupuk di SLB YPLAB Kota Bandung?

3. Bagaimana merumuskan program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk yang sesuai di SLB C YPLAB Kota Bandung?

4. Bagaimana program akhir pembelajaran keterampilan membuat kerupuk pada anak tunagrahita ringan di SLB C YPLAB Kota Bandung ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran tahapan – tahapan program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk bagi anak tunagrahita ringan jenjang SMALB di SLB C YPLAB Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kemampuan awal keterampilan anak tunagrahita ringan kelas XII SMALB sebelum pembelajaran keterampilan membuat kerupuk.

b. Untuk mengetahui program awal pembelajaran keterampilan membuat kerupuk.

c. Untuk merumuskan program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk di SLB YPLAB Kota Bandung.

d. Untuk mengetahui program akhir pembelajaran keterampilan membuat kerupuk pada anak tunagrahita ringan di SLB C YPLAB Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

(12)

YPLAB Kota Bandung, penelitian ini diharapkan mempunyai nilai guna sebagai berikut :

1. Manfaat Keilmuan

a. Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan untuk pelayanan siswa tunagrahita ringan pada program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk.

b. Bagi peneliti sendiri, menambah pengalaman berharga sebagai perpaduan dari berbagai teori yang didapatkan peneliti selama dibangku perkuliahan.

c. Manfaat bagi peneliti lebih lanjut dapat dijadikan referensi atau dapat dijadikan studi pendahuluan untuk memahami program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk bagi anak tunagrahita ringan jenjang SMALB di SLB C kota Bandung.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada pihak SLB khususnya untuk program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk dalam mengupayakan pemberian layanan pendidikan kepada siswa khusunya siswa tunagrahita ringan.

b. Memberikan masukan kepada siswa tunagrahita ringan itu sendiri sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan membuat kerupuk dengan tujuan dapat hidup mandiri.

(13)
(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2008: 4), penelitian kualitatif di definisikan sebagai „prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”

Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif ini digunakan karena masalah yang diteliti merupakan fenomena yang terjadi di sekolah mengenai program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk dan pelaksanaannya yang tentunya perlu digambarkan secara deskriptif, dan data mengenai program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk di sekolah tersebut akan digabungkan dengan teori untuk merumuskan programnya yang kemudian akan divalidasi secara kesepakatan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian kualitatif yang didefinisikan oleh Denzim dan Lincoln (Moleong, 2008: 5) bahwa „penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada”

B. TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilakukan SLB C YPLAB Bandung yang berada di Jln Wartawan IV no.31 Kota Bandung. No Tlp 022 7320259.

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

(15)

Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis, maka diperoleh kesimpulan mengenai pelaksanaan program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk di sekolah, efektifitasnya, dan hambatan-hambatan yang menyertainya.

Program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk ini, memiliki 4 komponen layanan utama, yaitu:

a) Asesmen

b) Pengenalan pada alat-alat dan bahan-bahan c) Latihan keterampilan membuat kerupuk d) Membentuk siswa yang terampil dan mandiri.

Karena penelitian difokuskan pada kondisi objektif program pembelajaran membuat kerupuk yang sedang berjalan di sekolah, maka subjek penelitiannya adalah guru keterampilan.

1. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1) Teknik pengumpulan data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu harus menentukan teknik apa yang akan dipakai. Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini, adalah triangulasi, dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a) Wawancara

Hasan dalam Emzir (2010: 50), mendefinisikan wawancara sebagai berikut:

“Interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu melakukan wawancara meminta informasi, atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya”

(16)

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka, dimana sebelum melakukan wawancara peneliti menyiapkan instrumen/pedoman wawancara terlebih dahulu berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk. Pertanyaan yang diberikan untuk setiap responden adalah sama, namun jawaban-jawaban yang diberikan responden tidak dibatasi.

Wawancara ini dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan permasalahan apa yang akan diangkat dalam wawancara, dalam penelitian ini yaitu tentang program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk yang dilaksanakan di sekolah. Langkah

selanjutnya adalah menentukan responden, lalu mempersiapkan perangkat wawancara seperti pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan, tape recorder, serta buku catatan. Langkah selanjutnya yaitu melakukan wawancara. Wawancara dilakukan secara langsung, dengan cara peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya telah disusun dalam pedoman wawancara kepada responden dan responden menjawab pertanyaan tersebut. Proses wawancara tersebut di dokumentasikan dengan alat perekam/kamera, untuk kemudian dibuat transkrip wawancaranya. Selain itu, setelah selesai melakukan wawancara, peneliti segera mencatat proses wawancara tersebut dalam catatan lapangan.

b) Observasi

Selain wawancara, teknik pengumpulan data lain yang digunakan adalah observasi. Observasi dapat didefinisikan sebagai “perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu” (Emzir, 2010:37-38). Pada tahap ini akan dilakukan observasi ke home industry pembuatan kerupuk, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengadaan bahan mentah, alat-alat yang akan digunakan, dan proses pengolahan bahan mentah. Setelah melaksanakan observasi ke home industry guru mengetahui secara garis besar pengolahan membuat kerupuk, untuk

(17)

Untuk melengkapi pengumpulan data, selain melaksanakan observasi, peneliti juga melaksanakan asesmen, tes kinerja awal, evaluasi.

Pada tahap ini akan dilakukan asesmen kepada siswa yang meliputi asesmen aspek fisik, aspek mental, aspek sosial, aspek keterampilan, aspek pekerjaan. Dengan asesmen ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa, supaya keterampilan membuat kerupuk ini berjalan dengan baik dan diharapkan potensi siswa dapat dioptimalkan.

b. Tes kinerja awal

(18)

Instrumen Tes Prasyarat Mengikuti Keterampilan membuat kerupuk

Dilakukan setelah kecenderungan siswa terhadap suatu pekerjaan diketahui. Tes kinerja ini berguna

untuk mengetahui aspek apa saja yang sudah dan belum dikuasai siswa dalam sebuah pekerjaan.

Format instrumen penilaian tes kinerja adalah sebagai berikut:

Jenis Kegiatan ( Diisi secara terperinci per jenis kegiatan dilaksanakan)

No Aspek yang dinilai Skor Keterangan

Diisi berdasarkan tahapan kegiatan yang

harus dilakukan dalam tes kinerja.

1 2 3

Catatan :

 Jenis kegiatan yang dilakukan siswa sebisa mungkin disusun secara berurutan  Poin 1 : Siswa dapat melakukan kegiatan sendiri, tanpa bantuan.

 Poin 2 : Siswa dapat melakukan kegiatan dengan diberi bantuan  Poin 3 : Siswa tidak dapat melakukan kegiatan.

 Jika siswa melakukan kegiatan dengan mendapat bantuan (mendapatkan nilai 2), maka pada kolom keterangan harus di deskripsikan serinci mungkin jenis bantuan yang diberikan.

 Hasil dari tes kinerja ini dapat menjadi pertimbangan untuk tetap memberikan latihan keterampilan membuat kerupuk .

[image:18.595.86.565.151.702.2]

Contoh instrumen penilaian tes kinerja yang telah diisi sebagai berikut :

Tabel Contoh instrumen penilaian tes kinerja

Jenis tes kinerja : Membuat kerupuk (diisi mulai dari pengenalan sampai pengemasan )

No Jenis Kegiatan 1 2 3 Keterangan

1 Kemampuan menyebutkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kerupuk

- Tepung terigu 1 ons (secukupnya)

Dalam kegiatan menyebutkan

bahan-bahan, siswa masih belum tepat

menyebutkan nama bahan-bahan.

-Garam secukupnya

- Air secukupnya

- Minyak goreng

(19)

c. Tes evaluasi

Tahap ini merupakan inti dari program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk.setelah asesmen evaluasi, kemampuan dan kebutuhan siswa terhadap keterampilan membuat kerupuk, maka siswa akan melanjutkan mengikuti kelas keterampilan yaitu pembelajaran keterampilan membuat kerupuk. Memasuki awal kelas keterampilan, siswa dibekali cara pembuatan kerupuk sesuai dengan urutannya. Adapun contoh silabus untuk kelas keterampilan latihan membuat kerupuk sebagai berikut :

Silabus Keterampilan Membuat Kerupuk Nama Sekolah : SLB C YPLAB

Satuan Pendidikan : SMALB

Mata Pelajaran : Keterampilan Tata Boga

Aspek yang

dinilai

Kompetensi

Dasar Indikator Keterangan

Penilaian

M M B

T

(20)

( Kemampuan

siswa berdasarkan

hasil asesmen )

Membuat

Kerupuk

Menunjukan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kerupuk.

Menyebutkan alat-alat yang dipakai dalam pembuatan kerupuk.

Menunjukkan bahan pembuatan kerupuk ( tepung tapioka, garam, gula putih,)

Menyebutkan bahan-bahan pembuatan kerupuk

(Di isi pada

waktu

pelaksanaan )

E v a l u a s i 1 (Kemampuan siswa

berdasarkan hasil

evaluasi 1 )

Membuat

Kerupuk

Membaca resep Di isi pada

waktu

pelaksanaan )

E v a l u a s i 2 (Kemampuan siswa

berdasarkan hasil

evaluasi 2 )

Membuat

Kerupuk

Mendidihkan air.

Menyiapkan tepung sesuai takaran yang sudah ditentukan

Mengaduk adonan menggunakan spatula

Menambahkan air mendidih kedalam adonan kerupuk

Mengaduk adonan sampai kali

Di isi pada

waktu

pelaksanaan )

E v a l u a s i 3

(Kemampuan siswa berdasarkan hasil

evaluasi 3 )

Membuat

Kerupuk

Memotong adonan kerupuk tipis-tipis

Menata kerupuk yang telah diiris di nampan

E v a l u a s i 4

(Kemampuan siswa berdasarkan hasil

evaluasi 4 )

1.1 Membuat

Kerupuk

Menyiapkan minyak untuk menggoreng kerupuk

Menjemur kerupuk sampai kering

Menggoreng kerupuk sampai matang

Di isi pada

waktu

(21)

E v a l u a s i 5

Pada tahap pembelajaran ini, dilakukan setiap hari pada 4 jam pelajaran terakhir disekolah selama berada di jenjang SMALB. Selama berada pada tahap pembelajaran ini juga dilakukan evaluasi perkembangan siswa, untuk mengetahui potensi siswa berkembang dengan program pembelajaran yang diberikan. Pada akhir semester di kelas 3 SMALB, kemampuan bekerja siswa akan di evaluasi akhir, untuk menentukan apakah siswa tersebut sudah dapat membuat kerupuk dengan mandiri atau belum. Bila kemampuan siswa menunjukan bahwa ia sudah terampil, maka pihak sekolah akan memvalidasi hasil kerupuk buatan siswa ke tempat pembuatan kerupuk (Home Industry) sebagai uji kelayakan apakah kerupuk ini layak atau tidak di jual.

c) Dokumentasi

(22)

Dokumentasi ini tentunya didahului dengan meminta persetujuan dari narasumber.

2. Instrumen Penelitian

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pada tahap ini teknik pengumpulan data menggunakan instrumen asesmen keterampilan. Asessmen keterampilan ini berisi tentang aspek yang dibutuhkan dan kondisi awal siswa tunagrahita untuk menunjang pelaksanaan program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk. Asessmen yang dibuat untuk setiap siswa ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa tunagrahita.

3. Kondisi subjek penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dan objek dalam penelitian ini adalah dua orang guru yang biasanya mengajari anak-anak dalam keterampilan membuat kerupuk dan empat orang siswa tunagrahita ringan, sumber data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan data sekunder.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer terdiri dari sumber data utama dan sumber data data utama adalah dua orang guru yang mengajarkan tentang tatacara membuat kerupuk. Dan sumber data pendukung adalah empat orang anak tunagrahita.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh melalui

dokumen, buku, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto

4. Pengujian Keabsahan Data

(23)

Pengujian keabsahan data dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari beberapa responden dengan metode yang sama.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif, Bogdan dalam Sugiyono ( 2007: 427 ) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Lexy J.Moleong mengemukakanpengertian analisis data sebagai proses mengatur urutan data,mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satu uraian dasar. Proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan. Tujuan diadakan penafsiran adalah untuk memberikan makna pada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Analisis data telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Dengan kata lain penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Tetapi dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Display data ini dilakukan dengan menggunakan teks naratif, sehingga hasil penilitian baik dari hasil wawancara maupun observasi diterangkan sejelas mungkin. Langkah terakhir dari analisis data yang dilakukan yaitu menarik kesimpulan dari data yang telah diperoleh. Penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan menyajikan data-data yang juga dalam bentuk naratif untuk selanjutnya dijadikan sebagai salah satu bahan untuk membuat rumusan program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk.

(24)

menyajikan data kedalam bentuk teks naratif. Langkah terakhir dari analisis data yang dilakukan yaitu menarik kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification) dari data yang telah diperoleh. Secara garis besar, tahapan-tahapan penelitian ini dapat dilihat dalam bagan tahapan penelitian “Program pembelajaran Keterampilan Membuat Kerupuk Untuk Tunagrahita Ringan Di

(25)
(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil hasil penelitian. Hasil penelitian merupakan jawaban dari fokus masalah. Adapun hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kegiatan yang dilakukan guru keterampilan di SMALB C YPLAB Kota Bandung sebelum membuat program keterampilan membuat kerupuk untuk anak tunagrahita ringan adalah melaksanakan asesmen. Hasil asesmen menjadi salah satu rujukan dalam membuat program pembelajaran selain dari pedoman standart kompetensi keterampilan tata boga, sehingga program dapat bermanfaat bagi anak tunagrahita dalam pengembangan motorik kasar, motorik halus, dan kognitif. Untuk kemampuan awal siswa masih belum menguasai teknik dan cara pengolahan. Untuk aspek motorik kasar dan halus, YG, AN, MT, AD sudah bagus. Untuk aspek kognitif siswa YG, MT, AN, MT, AD masih sering lupa, guru harus sering mengingatkan kembali kepada siswa dan siswa harus banyak berlatih secara berulang-ulang.

(27)

untuk selanjutnya Program pembelajaran keterampilan membuat kerupuk dapat dilanjutkan.

(28)

REKOMENDASI

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diungkapkan, maka terdapat beberapa hal yang perlu peneliti sampaikan sebagai suatu rekomendasi dalam pembelajaran di sekolah, antara lain sebagai berikut :

1. Rekomendasi dari pihak sekolah

a. Diharapkan guru keterampilan membuat kerupuk hendaknya guru lebih komunikatif lagi dalam memberikan teori, sehingga teori dapat dengan mudah dipraktikan dan mudah dipahami oleh siswa.

b. Diharapkan guru memberikan kepercayaan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas pada saat pelaksanaan pembelajaran, bertujuan ssiwa lebih mandiri dan bertanggung jawab.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup.Bandung : Alfabeta.

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rinekacipta

Arikunto, S. (1988). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: P2LPTK.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar SDLB-C. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Delphie, (2006:71). Anak Tunagrahita.

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.

Fathoni, Abdurahman. (2006). Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta

Karlina, R (2012). Pelaksanaan Pembelajaran Tanaman Hias Untuk Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Pambudi Dharma I Cimahi. Bandung : Tidak

Diterbitkan

Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moeloeng,LJ. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Bandung.

PH, Bartono (2006) Dasar-Dasar Food Product. Yogyakarta : ANDI

PH, Bartono (2010). TataBoga Industri, Yogyakarta; ANDI

(30)

Sugiono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan dengan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sunarsih. (2012). Wawasan Guru Tentang Belajar Pembelajaran TataBoga Sebagai Dasar Acuan Dalam Pelaksanaan Peran dan Tugasnya. Skripsi.

Bandung : Tidak Diterbitkan

Tsania (2011). Program pembelajaran keterampilan vokasional bagi anak tunagrahita di SLB C Sumbersari Bandung. Skripsi: Tidak Diterbitkan

Wahyono, R (2003). Aneka Cemilan Dari Tepung Tapioka. Jakarta;PT.Gramedia Pustaka Utama

Gambar

Tabel Contoh instrumen penilaian tes kinerja

Referensi

Dokumen terkait

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Instrumen yang akan dibuat untuk penelitian ini terdiri dari: (1) Instrumen observasi kurikulum keterampilan vokasional (2) Instumen wawancara kurikulum keterampilan vokasional (3)

Berdasarkan gambaran hasil pelaksanaan penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa proses pembelajaran meningkat keterampilan membuat celemek bagi anak tunagrahita

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah pendekatan cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan membuat Bantal Karakter pada anak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan seorang anak tunagrahita ringan kelas X yang mengerjakan keterampilan membuat serbet gantung yang selalu salah atau tidak

Proses pelaksanaan pembelajaran membuat peyek rinuak melalui metode demonstrasi dilakukan dengan kegiatan: a) perencanaan diantaranya: membuat RPP, mempersiapkan media,

Hasil penelitian menyatakan bahwa video tutorial membuat souvenir dari saputangan handuk dapat meningkatkan kemampuan keterampilan vokasional pada saat proses pembelajaran

Selain itu permainan engklek menjadi stimulus bagi anak tunagrahita ringan yang memiliki hambatan intelektual untuk melatih kemampuan koordinasi gerakan yang termasuk dalam keterampilan