• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Partisipasi Publik Melalui Sis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Membangun Partisipasi Publik Melalui Sis"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Membangun Partisipasi Publik Melalui Sisa Ruang Demokrasi Oleh

Rifky Riswan Tanjung Mahasiswa Sosiologi – FISIP UBB

“Ketika partisipasi masyarakat menurun saat berdemokrasi, maka setelah itu mereka pergi mencari sisa – sisa ruang demokrasi lain di luar sana”

Rakyat merupakan motor bagi berjalannya demokrasi di Indonesia, serta diringi oleh peran aparatur Negara terpilih yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini terdapat suatu masalah yang cukup berkepanjangan ketika ada suatu krisis kepercayaan kepada apartur negeri terpilih yang melanda masyarakat kita. Hal ini disebabkan oleh polemik kehidupan elit politik negeri yang menuai beberapa kasus mengerikan seperti aksi KKN, peneyelewengan kebijakan demokratif dan sebagainya yang cukup mewarnai negeri ini.

Lemahnya partisipasi politik masyarakat ini boleh jadi merupakan isyarat kejemuan dengan para pelaku politik disebut elite, yang menjalankan gaya egaliter dalam pesta demokrasi rakyat tersebut, dimana Pemerintahan akan elitis dan rakyat hanya dijadikan subjek, bukan sebagai objek partner pemerintah. Belum lagi ditambah dengan munculnya opini publik yang mencaci maki negeri yang katanya demokrasi ini. Hal inilah merupakan tamparan keras untuk Indonesia yang mengakibatkan tumbuhnya civil disobedience atau ketidak patuhan masyarakat terhadap sistem negeri.

(2)

Di dalam beberapa daerah di Bangka Belitung khususnya sudah memiliki beberapa media ruang publik dengan model pertunjukan talkshow yang interaktif seperti di Kabupaten Bangka. Kehadiran ruang publik demokrasi deliberatif merupakan sebuah reaksi terhadap permasalahan sosial yang belum terpecahkan oleh kita semua. Model ruang publik yang terbangun ternyata mampu mengahdirkan simpatik masyarakat dalam berpatisipasi untuk ikut berdialog bersama – sama. Selain ruang publik demokrasi deliberatif yang bersifat sudah terlembaga, ada pula model ruang publik yang kehadirannya tidak dirasakan namun ada disekeliling kita. Yaitu adalah tempat – tempat jajanan seperti warung kopi dan sebagainya.

Inilah sisa – sisa ruang demokrasi yang hadir ditengah krisis kepercayaan dan partisipasi publik dalam meningkatkan demokrasi. Dalam hal ini pemanfaatan model ruang public ini secara teoritis disebut dengan ruang demokrasi deliberatif. Inti pandangan ini adalah upaya bagaimana mengaktifkan individu dalam masyarakat sebagai warga negara untuk berkomunikasi, sehingga komunikasi yang terjadi pada level warga itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan publik pada level sistem politik. Dalam praktiknya, demokrasi deliberatif mengutamakan penggunaan tatacara pengambilan keputusan yang menekankan musyawarah dan penggalian masalah melalui dialog dan tukar pengalaman di antara para pihak dan warganegara. Partisipasi warga (citizen participation) merupakan inti dari demokrasi deliberatif.

Bahasa Rakyat Untuk Kepentingan Publik

Ruang publik merupakan ruang demokratis atau wahana diskurisf masyarakat yang mana warga Negara dapat menyatakan opini – opini mereka. Kegagalan persoalan etika praktisi politik menjadi sebuah prasyarat – prasyarat komunikasi yang hadir melalui “idealisasi” komunikatif. Secara teoritis Habermas (1990) mendefinisikan idealisasi komunikasi sebagai suatu proses memikirkan proses – proses komunikasi sedemikian rupa seolah – olah proses tersebut berlangsung di dalam komunikasi ideal. Idealisasi komunikatif ini hanya bisa diwujudkan secara memadai oleh diskursus praktik politik. Maka, diskursus praktik ini mengacu tidak hanya pada proses komunikasi yang ideal melainkan juga pada aturan – aturan komunikasi yang ideal yang diformulasikan dari proses komunikasi mensyaratkan prosesnya. Dengan kata lain, diskursus praktis itu sendiri berlaku sebagai prosedur komunikasi.

(3)

dilaksanakan secara inklusif dan dapat mempersoalkan segala tema relavan yang memungkinkan denan suara mereka yang didendangkan secara refleksif dan sentimental terhadap suatu problema yang dihadapi sistem politik Indonesia kini. keberhasilan perwujudan politik deliberatif bergantung pada pelembagaan prosedur permufakatan dan kondisi dalam komunikasi, serta pada saling-hubungan antara proses deliberasi yang terlembagakan dan opini publik yang terbangun secara informal. Namun demikian, prosedur permufakatan tidak lantas menetralkan kekuasaan dan tindakan strategis untuk memperjuangkan kepentingan.

Demokrasi majemuk mengemuka manakala beragam kepentingan yang saling bersinggungan atau bahkan bertolak belakang berkontestasi tanpa yang satu secara semena-mena menidakkan yang lain. Jika kita memahami bahwa konflik menjadi salah satu karakter yang lekat pada tubuh demokrasi, tentu kesepahaman yang terwujud melalui proses permufakatan tidak merupakan suatu kesepahaman yang selalu stabil dan permanen. Karena politik sebagai prosedur dimaksudkan sebagai cara untuk mengelola hubungan antarmanusia yang selalu memiliki potensi konflik, maka kehendak untuk mengandaikan keutuhan pemahaman yang nirkonflik niscaya merupakan suatu pretensi untuk mengubur politik.

Referensi

Dokumen terkait

Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. terkhusus kepada Raihan Firdaus, Vina Zavira, Dede Taufik H serta

This study was aimed to discuss how a set of writing instructional materials using mind mapping for the eighth grade students of SMPN 1 Kalikotes Klaten is designed and what

Dari hasil diferencing pertama yang diperoleh seperti pada Gambar 3, disimpulkan bahwa data sudah stasioner dengan rata-rata dan variannya [2].. Nilai autokorelasi dan

menunjukkan bahwa dari ketiga model sistem saluran tersebut pola saluran A dan pola saluran C tidak terdapat cacat penyusutan, sedangkan hasil coran pada pola saluran B masih

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat (Heckathorn dalam Puspitasari, 2012) yang menyatakan bahwa salah satu bentuk miskonsepsi dalam gerak lurus adalah siswa

Jika murid tiada akses atau menghadapi kesukaran akses kepada PdP secara dalam talian, pihak sekolah perlu berbincang dengan ibu bapa/penjaga untuk menentukan kaedah

berjudul “ Retikulosit Hemogobin (Ret-He) Sebagai Parameter Diagnostik Yang Potensial Dalam Mendeteksi Defisiensi Besi pada Ibu Hamil” sebagai salah satu persyaratan

Berdasarkan pada analisis data, di- peroleh aktivitas siswa dalam proses pem- belajaran IPS pada Materi Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia dengan