• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemasaran Iklan Produk Di Bioskop 21 Dan Minat Calon Konsumen (Studi Korelasi Pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pemasaran Iklan Produk Di Bioskop 21 Dan Minat Calon Konsumen (Studi Korelasi Pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU) Chapter III V"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Metodologi dengan kata lain adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat di generalisirkan (Kriyantono, 2006:55)

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode korelasional yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada seberapa erat hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti bagaimana hubungan antara strategi penjualan melalui media online dan minat beli. Penelitian ini menggunakan metode korelasional meliputi komponen-komponen antara dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah Strategi Pemasaran Iklan melalui Media Bioskop dan variabel Y adalah Minat beli mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU.

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Alamat FISIP USU Jalan Dr. A. Sofyan Nomor 1, Kampus USU Padang Bulan Medan KodePos 20155.

3.1.2 Populasi dan Sample

(2)

Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU, Program S-1 angkatan 2012 dan 2013 yang sudah atau sedang mengambil mata kuliah periklanan. Berikut daftar jumlah mahasiswa yang terhitung aktif:

Tabel 3.1

Stambuk Jumlah

2012 123

2013 162

Jumlah Total 285 (Sumber:

(diakses tanggal 17 Juli 2016 pukul 23.00 WIB)

Dalam penelitian ini besarnya sampel yang ditentukan menggunakan rumus Slovin (1960) dengan presisi 90% atau sig. 0,1 dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 10%, yaitu:

�= �

�(�)2 + 1

� = 285

285(0,1)2 + 1 �= 285

3,85= 74,02 = 74 orang

Keterangan:

N = jumlah populasi n = sampel

d2 = presisi (digunakan 90% atau sig 0,1)

3.1.3 Teknik Penarikan Sample

(3)

Responden yang memenuhi kriteria purposive sampling akan dibagi sesuai dengan Proporsional Stratified Random Sampling. Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan kedalam kelompok atau kategori yang disebut strata. Strata ini bisa berupa usia, jenis kelamin, stambuk dan lain sebagainya. Sampel ini bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan kedalam subpopulasi berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok (strata) mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Dalam sampel strata proporsional dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar tiap strata proporsional sampling, memungkinkan untuk memberi peluang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel. Strata dalam penelitian ini dibagi dalam kategori angkatan 2012 dan 2013.

Rumus pengambilan sampelnya adalah:

�1 = �1 x� � Keterangan:

n1 : Jumlah Sampel di Tiap Strata n : Jumlah Sampel

N1 : Populasi di Tiap Strata N : Populasi

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung sampel yang nantinya akan dipilih dari setiap stambuk yaitu:

Jumlah Sample Tabel 3.2

No Stambuk Populasi Penarikan Sampel Sampel

1 2012 123 123 x 74

285

32

2 2013 162 162 x 74

285

42

(4)

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data sehingga dapat menghasilkan data yang valid. Adapun teknik pengumpulan data yang digunkan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menelaah teori-teori, pendapat-pendapat, serta pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam media cetak, khususnya buku-buku yang menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian (Sarwono, 2010: 34-35).

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survei ke lokasi penelitian melalui menyebarkan kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan sejumlah daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.

3.1.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Kriyantono, 2010: 167). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data sebagai berikut:

1. Analisis Tabel Tunggal

(5)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam mengumpulkan data, tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan

Untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan kuesioner.Pertanyaan di dalam kuesioner disusun secara lebih sistematis.Model pertanyaan untuk melihat hubungan antara Strategi Pemasaran Iklan Produk melalui Bioskop 21 terhadap minat membeli Mahasiswa FISIP USU adalah“protcetive questioner”.Proctetive questioner adalah suatu model pertanyaan dengan mengajukan pilihan jawaban kepada responden. Sementara itu terdapat 1 pertanyaan terbuka yang berguna untuk memperkaya penelitian mengenaI kritik dan saran mengenai strategi pemasaran iklan produk melalui Bioskop 21 yang nantinya akan dimasukkan kedalam bab 5.

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data dan literature serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal, majalah dan internet yang berkaitan dengan masalah di dalam penelitian.

Tahapan penelitian lapangan ini adalah:

− Penyebaran kuesioner penelitian pada tanggal 15 sampai 29 November 2016;

(6)

Setelah kuesioner terkumpul dari responden, maka peneliti melakukan proses pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi tersebut. Tahapan pengolahan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penomoran Kuesioner

penomoran kuesioner yaitu memberi nomor kuesioner sebagai pengenal yaitu 01-74

2. Editing

Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas jawaban yang meragukan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai anjuran pengisian kuesioner.

3. Pengkodean

Pengkodean merupakan proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak skor dalam bentuk angka

4. Inventarisasi Variabel

Inventarisasi variable yaitu data mentah dimasukkan ke dalam lembar tabel Fortran Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data di dalam kuesioner

5. Tabulasi Data

Tabulasi data yaitu memindahkan variable responden yang sudah melalui pengkodean dan inventarisasi variable ke dalam kerangka tabel.Adapuntabel sebanyak jumlah pertanyaan dari kuesioner.Data disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan dirinci melalui kategori, frekuensi dan persentase. Selanjutnya data dianalisis melalui deskripsi teks 6. Pengujian Hipotesis

Tahap pengujian statistik untuk mengetahui apakah data yang ditemukan menolah atau menerima hipotesis penelitian yang diajukan.Untuk mengukur tinggi rendahnya hubungan antarvariabel digunakan skala Guilford.

(7)

4.3 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Berikut analisis tabel tunggal di dalam penelitian ini, yaitu:

4.3.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah gambaran tentang responden dalam penelitian ini. Karakteristik dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, angkatan atau stambuk dan frekuensi menonton bioskop

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Persentase

Kumulatif

laki-laki

perempuan

50

24

67.6

32.4

67.6

100.0

Total 74 100.0

P. 02/F.C. 03

(8)

Usia Responden

Umur Frekuensi Persentase

Persentase Kumulatif

18-20 tahun

21-22 tahun

23-25 tahun

33

20

21

44.6

27.0

28.4

44.6

71.6

100.0

Total 74 100.0

P. 03/C.F 04

Tabel 4.2 adalah tabel yang menjelaskan mengenai usia mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU yang menjadi responden di dalam penelitian. Di mana peneliti membatasi usia responden ke dalam tiga kategori yaitu: usia 18-20 tahun, 21-22 tahun dan usi 23-25 tahun. Kategori usia tersebut dipilih karena berdasarkan observasi peneliti mahasiswa Fisip USU yang menjadi responden penelitian memang berada pada rentang usia tersebut, ajdi kategosi usia tersebut sangat pas untuk menggambarkan usia responden

(9)

Tabel 4.3 Stambuk (Angkatan)

Stambuk (angkatan)

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

2012

2013

32

42

43.2

56.8

43.2

100.0

Total 74 100.0

P. 04/F.C.05

Stambuk atau angkatan menjadi salah satu indikator di dalam karakteristik responden. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah kuesioner penelitian telah terbagi secara merata sesuai dengan karakter responden yang telah ditentukan pada metodologi penelitian. Hasil penelitian sendiri menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 42 orang (56.8%) responden yang bersala dari stambuk atau angkatan 2012, sementara itu sisanya yaitu sebanyak 32 orang (43.2%) adalah mereka yang berasal dari stambuk atau angkatan 2012.

(10)

Frekuensi menonton Bioskop

Frekuensi menonton acara talkshow

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

1-2 kali seminggu

2-3 kali seminggu

3-4 kali seminggu

4-5 kali seminggu

26

19

11

18

35.1

25.7

14.9

24.3

35.1

60.8

75.7

100.0

Total 82 100.0

P. 05/F.C.06

Frekuensi menonton Bioskop menjadi salah satu indikator di dalam karakteristik responden. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah responden yang terpilih sering menonton acara Bioskop atau tidak, karena biasanya mereka yang sering terkena terpaan media dalam hal ini Bioskop maka mereka akan lebih mudah untuk dipengaruhi dan menaruh minat terhadap program maupunj iklan yang ditawarkan tersebut, berkaitan dengan penelitian ini khususnya dalam strategi pemasaran melalui Biskop 21.

(11)

4.3.2 Strategi Pemasaran Iklan Melalui Media Bioskop 21

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan hasil analisis data tabel tunggal yang diperoleh dari jawaban setiap responden pada tiap-tiap pertanyaan pada kuesioner tentang variabel bebas penelitian, di mana variabel bebasnya adalah strategi pemasaran iklan melalui media Bioskop 21. Variabel operasional yang digunakan untuk mengukur strategi pemasaran iklan melalui media Bioskop 21 meliputi: Pertama, bentuk penyajian penjualanyang berisi beberapa pertanyaan mengenai video atau visualisasi yaitu ganbar bergerak yang disajikan di dalam tayangan iklan, suara atau informasi yang diucapkan untuk memperjelas video, misalnya detail produk, serta durasi atau jenjang waktu yang digunakan untuk menampilkan iklan.

Kedua, yaitu meliputi isi pesan dengan pertanyaanmengenai video atau informasi produk yang dikemas unik pada gambar bergerak untuk mendapatkan perhatian konsumen, kejelasan pesan atau cara penyampaian informasi produk yang digunakan. Biasanya pesan dikemas sedemikian rupa agar menarik bagi calon pembeli, serta keunikan bentuk iklan yaitu ukuran daya tarik bentuk video dalam menarik perhatian calon pembeli.

(12)

Sering menonton iklan di bioskop 21

Sering menonton iklan di bioskop 21

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Tidak pernah

Kadang-kadang

Sering

Sangat sering

-

14

40

20

-

18.9

54.1

27.0

-

18.9

73.0

100.0

Total 74 100.0

P. 06/F.C 07

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 40 orang (54.1%) menyatakan bahwa mereka sering menonton iklan di Bioskop 21. Sementara itu terdapat sebanyak 20 orang responden (27.0%) yang menyatakan bahwa mereka sangatsering menonton iklan di Bioskop 21. Selanjutnya juga terdapat sebanyak 14 orang responden saja (18.9%) yang menyatakan bahwa mereka terkadang menonton iklan di Bioskop 21. Hasil data penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada satu orang pun resonden dari total keseluruhan responden yang menyatakan jika merka tidak pernah sering menonton iklan di Bioskop 21.

(13)

Tabel 4.6

Pemasangan iklan konsumen di bioskop 21 sudah sesuai

Pemasangan iklan konsumen di bioskop 21 sudah sesuai

Frekuensi Persentase

Persentase

Kumulatif

Tidak sesuai

Kirang sesuai

Sesuai

Sangat sesuai

4

8

48

14

5.4

10.8

64.9

18.9

5.4

16.2

81.1

100.0

Total 74 100.0

P. 07/F.C 08

Pandangan jonsumen mengenai sesuai atau tidaknya suatu iklan ditampilkan di dalam media tentunya sangat penting untuk dilihta dimana berguna untuk mengukur ketertarikan konsumen itu sendiri, hasil penelitian berikut merupakan tabel yang menjawab pertanyaan mengenai apakahpemasangan iklan konsumen yang ditayangkan di Bioskop 21 sudah sesuai atau belum dimata penonton.

(14)

Pemasangan iklan bisnis di bioskop 21 sudah sesuai

Pemasangan iklan bisnis di bioskop 21 sudah sesuai

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Tidak sesuai

Kirang sesuai

Sesuai

Sangat sesuai

5

17

45

7

6.8

23.0

60.8

9.5

6.8

29.7

90.5

100.0

Total 74 100.0

P. 08/F.C. 09

(15)

Tabel 4.8

Pemasangan iklan rekrutmen di bioskop 21 sudah sesuai

Pemasangan iklan rekrutmen di bioskop 21 sudah sesuai

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Tidak sesuai

Kirang sesuai

Sesuai

Sangat sesuai

1

5

59

9

1.4

6.8

79.7

12.2

1.4

8.1

87.8

100.0

Total 74 100.0

P. 09/F.C. 10

(16)

Pemasangan iklan layanan masyarakat di bioskop 21 sudah sesuai Pemasangan iklan layanan

masyarakat di bioskop 21 sudah sesuai

Frekuensi Persentase

Persentase

Kumulatif

Tidak sesuai

Kirang sesuai

Sesuai

Sangat sesuai

6

9

46

13

8.1

12.2

62.2

17.6

8.1

20.3

93.9

100.0

Total 74 100.0

P. 10/F.C. 11

(17)

Tabel 4.10

Durasi iklan di bioskop 21 sudah memadai Durasi iklan di bioskop 21

sudah memadai Frekuensi Persentase

Persentase Kumulatif

Tidak memadai

Kurang memadai

memadai

Sangat memadai

20

9

36

9

27.0

12.2

48.6

12.2

27.0

39.2

87.8

100.0

Total 74 100.0

P. 11F.C. 12

Suatu iklan hendaknya memperhatikan durasi atau lama penayangannya. Di mana apabila durasi iklan terlalu pendek maka bisa jadi pesan di dalam iklan tersebut tidak diterima oleh pemirsa, begitu juga sebaliknya jika durasi iklan terlalu panjang maka tentunya akan membuat pemirsa menjadi bosan sehingga tidak mau menonton iklan tersebut. Oleh karena itu durasi suatu iklan benar-bbenar harus diperhatikan oleh pihak pengiklan tersebut. Hasil penelitian berikut menjelaskan mengenai apakah durasi iklan di Bioskop 21 sudah memadai atau belum.

(18)

Tampilan iklan yang terdapat di bioskop 21

Tampilan iklan yang terdapat di bioskop 21

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Tidak menarik

Kurang menarik

Menarik

Sangat menarik

12

14

37

11

16.2

18.9

50.0

14.9

16.2

35.1

85.1

100.0

Total 74 100.0

P. 12/F.C. 13

Data penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 37 orang (50.0%) menyatakan jika tampilan iklan yang terdapat di Bioskop 21 sudah menarik, selanjutnya juga terdapat sebayak 14 orang (18.9%) responden yang menyatakan jika tampilan iklan yang terdapat di Bioskop 21 masih kurnag menarik. Berikutnya hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa terdapats ebanyak 12 orang responden (16.2%) menyatakan jika tampilan iklan yang terdapat di Bioskop 21 tidak menarik, sementara itu juga terdapats ebanyak 11 ornag responden (14.9%) yang menyatakan jika tampilan iklan yang terdapat di Bioskop 21 sangat menarik.

(19)

Tabel 4.12

Penilaian terhadap iklan yang terdapat dalam layar bioskop 21 Penilaian terhadap iklan yang

terdapat dalam layar bioskop 21

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Tidak menarik

Kurang menarik

Menarik

Sangat menarik

4

7

53

10

5.4

9.5

71.6

13.5

5.4

14.9

86.5

100.0

Total 74 100.0

P. 13/F.C. 14

Tabel 4.12 adalah tabel yang menjelaskan mengenai penilaian responden terhadap iklan yang terdapat di dalam layar Bioskop 21, penilaian ini sendiri mencakup dari keseluruhan isi iklan baik dari tampilan, efek suara , dan juga aspek lainnya yang membuat menarik atau tidaknya suatu iklan, baik iklan komersial maupun non komersial.

(20)

Penilaian terhadap adanya iklan di bioskop 21 yang mengawali sebelum film diputar

Penilaian terhadap adanya iklan di bioskop 21 yang mengawali sebelum film

diputar

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Tidak menarik

Kurang menarik

Menarik

Sangat menarik

2

5

54

13

2.7

6.8

73.0

17.6

2.7

9.5

82.4

100.00

Total 74 100.0

P. 14/F.C. 15

Hasil data di atas menjawab pertanyaan mengenai penilaian terhadap adanya iklan di Bioskop 21 yang mengawali sebelum film diputar, di mana hasil data penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah persen dari jumlah total responden yaitu sebanyak 54 (73.0%) orang menyatakan bahwa iklan di Bioskop 21 yang mengawali sebelum film diputar sudah menarik, berikutnya juga terdapat sebanyak 13 orang responden (17.6%) yang menyatakan bahwa iklan di Bioskop 21 yang mengawali sebelum film diputar sangat menarik.

(21)

Tabel 4.14

Menampilkan iklan pada setiap jenis film di layar bioskop 21 sudah tepat Menampilkan iklan pada setiap

jenis film di layar bioskop 21 sudah tepat

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Sudah menjadi pengetahuan umum jika pemutaran iklan di Bioskop termasuk halnya di Bioskop 21 selalu dilakukan sebeluk pemutaran di setiap jenis film yang akan di putar, sehingga biasanya mereka yang menonton ke Bioskop tentunya akan terkena terpaan iklan tersebut. Tabel di atas sendiri menjelaskan mengenai apakah sudah tepat jika menampilkan iklan pada setiap jenis film di layar bioskop 21 sudah tepat.

(22)

Isi pesan dari iklan yang ditampilkan di layar bioskop 21 Isi pesan dari iklan yang

ditampilkan di layar bioskop 21

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Tidak Suka

Kurang Suka

Suka

Sangat Suka

12

11

40

11

16.2

14.9

54.1

14.9

16.2

31.1

85.1

100.00

Total 74 100.0

P. 16/F.C. 17

Data penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 40 orang (54.1%) responden yang menyatakan bahwa mereka menyukai isi pesan dari iklan yang ditampilkan di layar Bioskop 21, selanjutnya terdapat sebanyak 12 orang responden (16.2%) yang menyatakan bahwa meereka tidak menyukai isi pesan dari iklan yang ditampilkan di layar Bioskop 21. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 11 orang responden (14.9%) yang menyatakan bahwa mereka kurang menyukai isi pesan dari iklan yang ditampilkan di layar Bioskop 21, begitupula untuk responden yang menyatakan jika mereka sangat menyukai isi pesan dari iklan yang ditampilkan di layar Bioskop 21, mereka adalah sebanyak 11 orang (14.9%).

(23)

Tabel 4.16

Iklan di Bioskop 21 memiliki isi pesan yang sesuai dengan yang diinginkan Iklan di Bioskop 21 memiliki

isi pesan yang sesuai dengan yang diinginkan

Frekuensi Persentase

Persentase

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 29 orang (39.2%) menyatakan jika iklan di Bioskop 21 memiliki isi pesan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh responden, selanjutnya juga terdapat sebanyak 24 orang responden (32.4%) yang menyatakan jika iklan di Bioskop 21 memiliki isi pesan yang sesuai dengan yang diinginkan oleh responden. Data penelitian juga menunjukkan jika terdapat sebanyak 15 orang responden (20.3%) menyatakan bahwa iklan di Bioskop 21 memiliki isi pesan yang kurang sesuai dengan yang diinginkan. Selanjutnya juga terdapat sebanyak 6 orang (8.1%) responden saja dari total keseluruhan 74 orang responden yang menyatakan bahwa iklan di Bioskop 21 memiliki isi pesan yang sangat sesuai dengan yang diinginkan.

(24)

tabel 4.16.

Tabel 4.17

Penyampaian isi pesan dari iklan di bioskop 21 sudah jelas

Penyampaian isi pesan dari iklan di bioskop 21 sudah jelas

Frekuensi Persentase

Persentase

Kumulatif

Tidak jelas

Kurang jelas

Jelas

Sangat jelas

50

5

17

2

67.6

6.8

23.0

2.7

67.6

74.3

97.3

100.00

Total 74 100.0

P.18/F.C. 19

Hasil penelitian diatas menjelaskan mengenai apakah penyampaian isi pesan dari iklan di Bioskop 21 sudah jelas atau belum, di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah persen dari jumlah tyotal responden yaitu sebanyak 50 orang (67.6%) menyatakan bahwa penyampaian isi pesan dari iklan di Bioskop 21 tidak jelas. Berikutnya juga terdapat sebanyak 17 orang responden (23.0%) yang menyatakan bahwa penyampaian isi pesan dari iklan di Bioskop 21 sudah jelas.

(25)

Tabel 4.18

Keseluruhan iklan di bioskop 21 menarik

Keseluruhan iklan di bioskop 21 menarik

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Tidak menarik

Kurang menarik

Menarik

Sangat menarik

18

16

32

8

24.3

21.6

43.2

10.8

24.3

45.9

89.2

100.00

Total 74 100.0

P. 19/ F.C. 20

Tabel penelitian diatas menunjukkan tentang pendapat responden mengenai keseluruhan dari iklan yang ditayangkan di Bioskop 21, hal ini meliput i baik dari segi tampilan iklan itu sendiri, isi pesan, pemilihan backsound, durasi penayangan, waktu penayangan dan sebagainya yang menjadi penilaian menarik atau tidaknya keseluruhan iklan tersebut.

(26)

4.3.3 Minat Membeli Produk Setelah Menonton Tayangan Iklan di Bioskop 21

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan hasil analisis data tabel tunggal yang diperoleh dari jawaban setiap responden pada tiap-tiap pertanyaan pada kuesioner tentang minat beli produk setelah menonton tayangan Iklan di Bioskop 21. Hal yang diteliti didasari kepada teori AIDDA yaitu: Attention, meliputi perhatian responden terhadap tayangan iklan yang disiarkan tersebut. Interest, meliputi ketertarikan responden terhadap produk yang diiklankan. Desire, yaitu hasrat responden terhadap produk tersebut setelah melihat tayangan iklan mengenai produk yang bersangkutan. Decision, yaitu keputusan responden untuk memiliki produk yang diiklankan tersebut. Berikutnya yang terakhir yaitu: Action, yang berupa tindakan responden setelah menonton iklan tersebu apakah responden membeli atau tidak membeli produk yang diiklankan. Hasil selengkapnya disajikan pada tabel 4.19 sampai dengan tabel 4.23:

Tabel 4.19

Tayangan iklan di layar bioskop 21 menarik perhatian Anda Tayangan iklan di layar

bioskop 21 menarik perhatian Anda

Frekuensi Persentase

Persentase

(27)

responden yang menyatakan bahwa responden tertarik dengan mereka tayangan iklan di layar Bioskop 21. Data penelitian juga menunjuukkan bahwa terdapat sebanyak 13 orang responden (17.6% yang menyatakan bahwa mereka kurang tertarik terhadap mereka tayangan iklan di layar Bioskop 21. Selanjutnya hanya terdapat sebanyak 5 orang (6.8%) responden saja dari total kesseluruhan 74 orang respodnen yang menyatakan bahwa mereka sangat tertarik dengan mereka tayangan iklan di layar Bioskop 21. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.19.

Tabel 4.20

Setelah menonton tayangan iklan di layar bioskop 21 menarik minat Anda terhadap produk-produk yang ditawarkan

Setelah menonton tayangan iklan di layar bioskop 21 menarik minat Anda terhadap

produk-produk yang ditawarkan

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

(28)

produk setelah menonton tayangan iklan di layar Bioskop 21.

Tabel 4.21

Iklan produk di layar bioskop 21 membangkitkan hasrat untuk membeli produk

Iklan produk di layar bioskop 21 membangkitkan hasrat

untuk membeli produk

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Hasrat merupakan suatu keinginan untuk memiliki, dalam hal ini yaitu keinginan untuk memiliki suatu produk yang telah responden lihat dan tonton dalam iklan yang ditayangkan di Bioskop 21. Hasrat ini tentunya muncul karena iklan yang ditayangkan mampu mempersuasi pemirsanya. Persuasi ini lahir tentunya dari tayangan iklan yang menarik dari semua segi baik dari tampilan, suara , desain dan hal lainnya yang mempengaruhi. Tabel 4.21 sendiri menjelaskan mengenai apakah iklan produk di layar Bioskop 21 mampu membangkitkan hasrat untuk membeli produk atau tidak.

(29)

terdapat sebanyak 8 orang responden (10.8%) yang menyatakan bahwa iklan produk di layar Bioskop 21 kurang mampu membangkitkan hasrat mereka untuk membeli produk tersebut. Selanjutnya terdapat sebanyak 6 orang responden (8.1%) yang menyatakan bahwa iklan produk di layar Bioskop 21 sangat mampu membangkitkan hasrat mereka untuk membeli produk tersebut.

Tabel 4.22

Iklan di layar bioskop 21 mempengaruhi keputusan Anda untuk membeli produk

Iklan di layar bioskop 21 mempengaruhi keputusan Anda untuk membeli produk

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Data penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 42 orang (56.8%) menyatakan bahwa iklan di layar Bioskop 21 tidak mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli produk. Berikutnya terdapat sebanyak 19 orang responden (25.7%) yang menyatakan bahwa iklan di layar Bioskop 21mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli produk. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 8 orang (10.8%) responden yang menyatakan bahwa iklan di layar Bioskop 21 kurang mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli produk. Selanjutnya, hanya terdapat sebanyak 5 orang (6.8%) responden saja yang menyatakan bahwa iklan di layar Bioskop 21 sangat mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli produk.

(30)

responden 50 orang diantaranya menyatakan bahwa iklan di layar Bioskop 21 belum mampu mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli produk. Mereka ini adalah mereka yang terdiri dari responden yang menyatakan bahwa iklan di layar Bioskop 21 tidak mempengaruhi dan kurang mempengaruhi keputusan responden untuk membeli produk.

Tabel 4.23

Tindakan setelah menonton tayangan iklan produk di layar bioskop 21 Tindakan setelah menonton

tayangan iklan produk di layar bioskop 21

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Tidak membeli

Membeli

47

27

63.5

36.5

63.5

100.

Total 74 100.0

P. 23/F.C. 24

Tindakan merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan persuasi. Di mana komunikasi persuasi akan dianggap berhasil apabila mampu mempengaruhi komunikan hingga mengubah tindakan mereka. Dalam suatu iklan contohnya, iklan akan dianggap berhasil apabila mampu mempengaruhi khalayak pemirsa mereka hingga pada akhirnya memutuskan untuk menjadi konsumen produk tersebut, dari seseorang yang tidak berkeinginan membeli suatu produk menjadi memiliki keinginan untuk membeli produk tersebut. Komunikasi persuasi yang berhasi termasuk dalam ikan produk tentunya akan menghasillan profit bagi perusahaan yang diiklankan seiring dengan bertambahnya konsumen mereka. Tabel 4.23 merupakan tabel yang menjelaskan mengenai tindakan responden setelah menonton tayangan iklan produk di layar bioskop 21, apakah mereka memutuskan untuk membeli atau tidak.

(31)

27 orang responden yang menyatakan bahwa mereka membeli produk yang diiklan setelah melihat produk tersebut di layar Bioskop 21. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.23.

4.4 Analisis Tabel Silang

Berikutnya, pada bagian ini peneliti akan melakukan analisis data dalam bentuk tabel silang. Analisis tabel silang merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya. Analisis tabel silang ini bukan dijadikan sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, akan tetapi dimaksudkan untuk melihat bagaimana penilaian data yang satu dengan hubungannya dengan data yang lain.

Tabel 4.24

Tabel Silang Mengenai Sering menonton iklan di bioskop 21 dengan memiliki minat terhadap produk yang ditawarkan setelah menonton

tayangan iklan di layar bioskop 21

memiliki minat terhadap produk yang ditawarkan setelah

menonton tayangan iklan di layar bioskop 21

Total Tidak

Berminat

Kurang

Berminat

Berminat Sangat

(32)

32 orang responden yang menyatakan bahwa mereka sering menonton iklan di bioskop 21 namun juga menyatakan bahwa mereka tidak memiliki minat terhadap produk yang ditawarkan setelah menonton tayangan iklan di layar bioskop 21.

Berdasarkan hasil di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan sering atau

tidaknya responden menonton iklan di Bioskop 21 dengan memiliki minat terhadap

produk yang ditawarkan setelah menonton tayangan iklan di layar bioskop tersebut.

Data penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 13 orang responden yang

menyatakan bahwa mereka sangat sering menonton iklan di bioskop 21 namun juga menyatakan bahwa mereka tidak memiliki minat terhadap produk yang ditawarkan setelah menonton tayangan iklan di layar bioskop 21. Selanjutnya tidak

dijumpai satu orangpun responden dari keseluruhan responden yang menyatakan bahwa mereka memiliki minat terhadap produk yang ditawarkan setelah menonton tayangan iklan di layar bioskop 21.

(33)

Tabel 4.25

Tabel silang mengenai tampilan iklan yang terdapat di bioskop 21dengan iklan produk di layar bioskop 21 membangkitkan hasrat untuk membeli

produk

Iklan produk di layar bioskop 21 membangkitkan hasrat untuk

membeli produk

Berhasrat Sangat

berhasrat

Tabel 4.25 menunjukkan hasil tabel silang mengenai tampilan iklan yang terdapat di bioskop 21dengan iklan produk di layar bioskop 21 membangkitkan hasrat untuk membeli produk. Di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 17 orang yang menyatakan bahwa tampilan iklan yang terdapat di bioskop 21 sudah menarik namun juga menyatakan bahwa iklan produk di layar bioskop 21 tidak membangkitkan hasrat mereka untuk membeli produk yang diiklankan tersebut.

(34)

terdapat di bioskop 21 sangat menarik namun juga menyatakan bahwa iklan produk di layar bioskop 21 tidak membangkitkan hasrat mereka untuk membeli produk yang diiklankan tersebut. Hasil penelitin menunjukkan bahwa hanya terdapat 10 orang respponden yang menyatakan bahwa tampilan iklan yang terdapat di bioskop 21 sudah menarik dan juga menyatakan bahwa iklan produk di layar bioskop 21 mampu membangkitkan hasrat mereka untuk membeli produk yang diiklankan tersebut.

(35)

Tabel 4.26

Tabel Silang pemasangan iklan konsumen di bioskop 21 sudah sesuai dengan Iklan di layar bioskop 21 mempengaruhi keputusan untuk membeli produk

Iklan di layar bioskop 21 mempengaruhi keputusan untuk

membeli produk

Terpengaruh Sangat

terpengaruh

Tabel diatas menjelaskan mengenai hubungan antara pemasangan iklan konsumen di bioskop 21 sudah sesuai dengan Iklan di layar bioskop 21 mempengaruhi keputusan untuk membeli produk. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 26 orang yang menyatakan bahwa pemasangan iklan konsumen di bioskop 21 sudah sesuai namun mereka juga menyatakan bahwa iklan di layar bioskop 21 tidak mempengaruhi keputusan untuk membeli suatu produk.

(36)

suatu produk. Sementara itu hanya terdapat 1 orang responden saja yang menyatakan bahwa pemasangan iklan konsumen di bioskop 21 sudah sangat sesuai sehingga mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli suatu produk

Tabel 4.27

Tabel Silang mengenai keseluruhan iklan di bioskop 21 menarik dengan tindakan setelah menonton iklan produk di layar bioskop 21

Tindakan setelah

menonton iklan produk

di layar bioskop 21 Total

Tidak

Tabel 4.27 merupakan tabel silang yang menunjukkan hubungan antara menarik atau tidaknya keseluruhan iklan di Bioskop 21 dengan tindakan responden setelah menonton iklan produk tersebut. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 20 orang yang menyatakan bahwa mereka tertarik dengan keseluruhan iklan di Bioskop 21 namun juga menyatakan bahwa mereka tidak membeli produk yang diiklankan tersebut.

(37)

menyatakan bahwa mereka tidak membeli produk yang diiklankan tersebut. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 12 orang responden yang menyatakan bahwa mereka tertarik dengan keseluruhan iklan di Bioskop 21 sehingga mereka mau membeli produk yang diiklankan tersebut. Hal ini berarti iklan di Bioskop 21 tersebut telah mampu menarik ke 12 orang responden sehingga pada akhirnya mereka terperuasi dan memutuskan untuk menjadi konsumen, di mana tujuan iklan telah tercapai untuk ke 12 orang responden tersebut. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.27

4.5 Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah pengujian statistik untuk mengetahui hipotesis data yang diajukan diterima atau ditolak. Sebelum melakukan, uji hipotesis peneliti terlebih dahulu melakukan uji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dilakukan dengan menggunakan tes statistik spearman (Sperman’s Rho Rank-Order Correlation).

Rumus koefisiennya adalah:

�ℎ�= 1− 6∑�

Iklan di Bioskop

21

Strategi pemasaran Iklan di

Bioskop 21

Correlation Coefficient 1,000 ,251*

Sig. (2-tailed) . ,031

N 74 74

Minat Beli di Kalangan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Fisip USU

Correlation Coefficient ,251* 1,000

Sig. (2-tailed) ,031 .

N 74 74

(38)

Terdapat tiga penafsiran hasil korelasi, yaitu: melihat kekuatan hubungan, melihat signifikansi dan melihat arah hubungan. Kemudian baru dilihat hasil hipotesis dalam korelasi tersebut. Berdasarkan hasil analisis data di atas untuk melihat kekuatan hubungan antara strategi pemasaran iklan di Bioskop 21 dengan minat beli di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU, terdapat angka koefisien korelasi spearman, yaitu sebesar 0,251, yang artinya besar korelasi antara strategi pemasaran iklan di Bioskop 21 dengan minat beli di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU memiliki hubungan yang rendah tapi pasti. Di mana Untuk melihat tinggi rendahnya korelasi (derajat hubungan) digunakan skala Guilford atau koefisien asosiasi, sebagai berikut (Kriyantono 2006:169):

<0,20 : hubungan rendah sekali atau sangat lemah; 0,20–0,40 : hubungan rendah tapi pasti;

0,41–0,70 : hubungan yang cukup berarti; 0,71–0,91 : hubungan yang tinggi;

>0,91 : hubungan sangat tinggi.

Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel sebelumnya, diketahui besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,172. Dengan menggunakan skala Guilford, hasil 0,172 menunjukkan hubungan yang rendah sekali atau lemah. Di mana apabila angka koefisien korelasi mendekati nol (0) dapat dikatakan hampir tidak ada hubungan, atau hubungan yang sangat lemah.

Berikutnya melihat signifikansi hasil hubungan ke dua variabel, di mana angkanya menunjukkan angka 0,031. Dimana hasil 0,031>0,005 jadi dapat dikatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi pemasaran iklan di Bioskop 21 dengan minat beli di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU. Selanjutnya arah hubungan dapat dilihat searah karena hubungan yang positif.

(39)

kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU adalah rendah, tidak signifikan dan searah.

Untuk melihat hipotesis diterima atau ditolak dapat dilakukan dengan menggunakan angka signifikansi. Dimana hipotesis dalam penelitian ini sendiri berbunyi sebagai berikut:

Ha

H

= Terdapat pengaruh antara strategi pemasaran iklan di Bioskop 21 terhadapminat beli di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU.

0

Dimana hasil signifikansi dari tabel adalah sebesar 0,031, bandingkan dengan ketentuan dari spearman berikut:

= Tidak terdapat pengaruh antara strategi pemasaran iklan di Bioskop 21 terhadapminat beli di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU.

>0,005 maka H0 <0,005 maka H

diterima o

Berdasarkan ketentuan diatas maka signifikansi hitung sebesar 0,0,031>0,005 yang berarti H

ditolak

0

4.6Pembahasan

diterima. Artinya = terdapat pengaruh antara strategi pemasaran iklan di Bioskop 21 terhadapminat beli di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU.

(40)

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (Fisip USU).

Di mana hasil hipotesis penelitian menemukan bahwa Ha penelitian ditolak danHo

Berikutnya untuk mengetahui pengaruh dari strategi pemasaran iklan di Bioskop 21maka indikator yang digunakan di dalam penelitian ini adalah bentuk penyajian penjualanyang berisi beberapa pertanyaan mengenai video atau visualisasi yaitu ganbar bergerak yang disajikan di dalam tayangan iklan, suara atau informasi yang diucapkan untuk memperjelas video, serta durasi atau jenjang waktu yang digunakan untuk menampilkan iklan. Berikutnya meliputi isi pesan dengan pertanyaanmengenai video atau informasi produk yang dikemas unik pada gambar bergerak untuk mendapatkan perhatian konsumen, kejelasan pesan atau cara penyampaian informasi produk yang digunakan. Biasanya pesan dikemas sedemikian rupa agar menarik bagi calon pembeli, serta keunikan bentuk iklan yaitu ukuran daya tarik bentuk video dalam menarik perhatian calon pembeli.

diterima yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh antara strategi pemasaran iklan di Bioskop 21 dengan minat beli di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (Fisip USU). Hal ini berarti bahwa strategi pemasaran iklan di Bioskop 21 secara langsung tidak mempengaruhi minat beli di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (Fisip USU). minat beli tersebut bisa saja dikarenakan faktor lainnya diluar strategi pemasaran iklan di Bioskop 21.

(41)

Dari hasil penelitian tabel tunggal mengenai strategi pemasaran iklan di Bioskop 21, untuk segi tampilan dapat dilihat bahwa tampilan iklan di bioskop 21 sudah menarik, tampilan ini sendiri dilihat dari aspek visualisasi yang memanjakan mata pemirsanya seperti pemilihan model yang tepat dan latar yang sesuai. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa iklan yang ditampilkan di Bioskop 21 sudah sesuai baik iklan bisnis, produk, rektutment maupun iklan layanan masyarakat.

Data penelitian juga menunjukkan bahwa penilaian pemirsa terhadap iklan di Bioskop 21 sudah bagus dimana mereka menyatakan jika iklan tersebut sudah menarik dan secara keseluruhan iklan di Bioskop 21 sudah dinyatakan bagus dan menarik oleh responden. Jadi secara keseluruhan baik dari segi visualisasi seperti tampilan, model, latar juga daris egi efek suara, aspek desain dan faktor lainnya, iklan di Bioskop 21 telah dinyatakan menarik di mata pemirsanya.

Selanjutnya durasi atau lama penayangan suatu iklan juga merupakan aspek yang harus diteliti untuk melihat apakah strategi pengiklan sudah tepat atau belum, di mana dalam hal durasi hasil penelitian menunjukkan bahwa durasi penayangan iklan di Biioskop 21 sudah tepat dan sesuai sehingga tentunya apa yang disampaikan oleh pengiklan dapat diterima pemirsa. Suatu durasi iklan sendiri hendaklan tidak terlalu panjang karena akan melahirkan rasa bosa di dalam diri konsumen dan sebaliknya.

Sementara itu untuk isi pesan, mayoritas responden menyatakan menyukai isi pesan di dalam iklan yang ditayangkan, namun mereka juga menyatakan bahwa isi pesan di dalam iklan tersebut masih kurang jelas. Hal ini bisa saja dikarenakan pesan yang terlalu panjang, bertele-tele dan bahasa yang sulit untuk dimengerti dan dipahami oleh responden. Berikutnya mayoritas responden juga menyatakan jika pesan di dalam iklan tersebut tidak sesuai dengana apa yang mereka harapkan atau inginkan.

(42)

rasa tertarik di dalam diri mereka terhadap produk yang diiklankan tersebut.

Hasil tabel tunggal juga memperlihatkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa iklan yang ditayangkan di Bioskop 21 belum mampu membangkitkan hasrat atau keinginan mereka untuk memiliki prosuk tersebut. Selanjutnya hasil penelitian juga menjumpai bahwa mayoritas responden menyatakan jika iklan yang mereka tonton tersebut belum mampu mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli produk tersebut. Data tabel tunggal mengenai minat minat beli produk di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU setelah menonton tayangan Iklan di Bioskop 21 juga menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan jika mereka tidak membeli produk yang diiklankan meskipun mereka telah menonton iklan terkait produk tersebut di layar Bioskop 21.

(43)
(44)

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Sebagai penutup, berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bagian-bagian yang merupakan simpulan dari penelitian, sebagai berikut:

1. Strategi pemasaran Iklan di Bioskop 21 dalam penelitian ini sebenarnya sudah menarik, di mana secara keseluruhan responden menyatakan jika iklan di Bioskop 21 sudah menarik baik dari segi visual, pemilihan efek suara, desain dan juga durasinya. Hanya saja isi pesan di dalam iklan tersebut dikatakan masih susah untuk di mengerti.

2. Strategi pemasaran iklan di Bioskop 21 secara langsung dapat mempengaruhi minat beli di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (Fisip USU) karena memiliki keunggulan dalam efek visual dan audiovisual. 3. Terdapat pengaruh antara strategi pemasaran iklan produk di Bioskop 21

terhadap minat beli di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (Fisip USU).

5.2 Saran

1. Saran Responden penelitian, berdasarkan dari kuesioner yang peneliti sebarkan kepada responden mereka berharap agar iklan yang ditayangkan di Bioskop 21 hendaknya berbeda dengan iklan yang seringkali mereka lihat di siaran televisi sehingga memiliki keunikan tersendiri untuk disaksikan.

Berdasarkan hasil penelitian dan oengamatan atas jawaban responden,

maka dapat diambil saran yang sifatnya membangun antara lain

(45)

Gambar

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.2 Usia Responden
Tabel 4.3 Stambuk (Angkatan)
Tabel 4.4 Frekuensi menonton Bioskop
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa dari 121 orang (100%) responden, pendapat responden terhadap pemenuhan informasi dari iklan Nasional Demokrat yang dilihat adalah 60

Sedangkan sebanyak 23 responden yang menganggap bahwa karakter Ringgo Agusrahman dalam iklan tersebut sangat menarik, ternyata juga jarang mencoba mengkonsumsi produk dari iklan

Dengan hasil tersebut pula peneliti kemudian berusaha untuk mencari tahu faktor apa yang menyebabkan responden cukup sering menonton iklan Djarum 76 versi Jin yang tayang di

tersebut dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat sesuai berjumlaha. 5 orang dengan persentase 6,57%; responden yang menyatakan

Hasil pengumpulan data tersebut menunjukkan bahwa 37% responden setuju iklan sabun pencuci piring Sunlight dengan model Sahrul Gunawan memberikan informasi yang menarik, serta

X2 = 0,209 nilai tersebut menunjukkan bahwa musik iklan berpengaruh positif terhadap minat beli pada calon konsumen Bukalapak.com di Kota Denpasar sebesar 0,209, yang artinya

Iklan partai Hanura banyak di televisi akhir- akhir ini dan juga kata-kata dan tampilan iklan partai Hanura yang menarik lalu responden yang membutuhkan informasi maka

Keinginan Membeli Minute Maid Pulpy Orange Dan Nutrisari Setelah Melihat Iklan, mayoritas menjawab Sebanyak 86 orang responden (94,5%) berpendapat bahwa mereka