BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa
dewasa (Rumini dan Sundari, 2013).Pada masa ini, individu mengalami berbagai
perubahan, baik fisik maupun psikis.Selain itu, remaja juga berubah secara
kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa.Pada periode ini
pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka
menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa (Agustiani,
2006).Masa remaja juga dikenal sebagai suatu tahapan perkembangan yang
merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa awal yang dimulai
pada usia sekitar 10-12 tahun dan berakhir pada usia antara 18-22 tahun (Santrock,
2007).
Remaja sebagai salah satu komponen generasi muda mempunyai peran
besar dan menentukan masa depan bangsa. Hasil laporan badan kesehatan dunia
World Health Organization (WHO) tahun 2011 memberikan gambaran bahwa
sebanyak 29% penduduk dunia terdiri dari remaja dan 80% diantaranya tinggal di
negara berkembang. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010
menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah 237.641 juta jiwa. Dari jumlah
tersebut, sekitar 81,4 juta orang atau sekitar 34,26% diantaranya anak berumur 18
Masa depan remaja di kemudian hari akan sangat tergantung dari
pengalaman yang di dapatkan remaja termasuk faktor pendidikan dan pola asuh
orang tua. Di saat sekarang ini, tidak sedikit orang tua yang mengejar kepentingan
mereka sendiri dengan dalih untuk kesejahteraan anak, sehingga terkadang peran
mereka sebagai orang tua, yaitu mendidik dan mengasuh anak terlalaikan (Habibi,
2007).
Pola asuh merupakan suatu proses mendidik, membimbing, dan
mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan
norma dalam masyarakat (Santrock, 2007). Baumrind (1978 dalam Santrock,
2007) mengklasifikasikan gaya-gaya pola asuh ke dalam gaya yang bersifat
otoriter, demokratis, dan permisif. Gaya orang tua yang permisif dicirikan oleh
sifat menerima dan tidak menghukum dalam menghadapi perilaku
anak-anak.Gaya orang tua yang otoriter menekankan kepatuhan terhadap aturan-aturan
dan otoritas orang tua. Gaya demokratis menekankan suatu cara yang rasional,
berorientasi kepada isu memberi dan menerima.
Pola asuh yang diterapkan orang tua dengan cara mendukung kegiatan
remaja, menetapkan peraturan yang disertai penjelasan, memberikan kepercayaan
agar remaja bertanggung jawab, menyediakan waktu untuk berkomunikasi,
memberikan perkataan positif, akan membuat remaja lebih dewasa, percaya diri
dan berhasil mencapai cita-citanya. Hal itu terjadi karena dukungan yang
diberikan orang tua kepadanya hingga ia tidak putus asa mencoba di kesempatan
Pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan
sosial pada remaja dimana orang tua merupakan lingkungan pertama yang
meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja (Soetjiningsih, 2010).Kemudian,
orang tua juga dapat membantu pembinaan diri remaja dalam upaya
menyelesaikan setiap tugas perkembangan remaja. Tugas perkembangan remaja
yang paling penting adalah perkembangan sosial, yakni kuatnya pengaruh
kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial
baru, nilai baru dalam memilih teman, nilai baru dalam penerimaan sosial, dan
nilai baru dalam memilih pemimpin (Hurlock, 2007).
Perkembangan sosial pada remaja merupakan suatu perubahan progresif,
dimana pada saat ini remaja sudah mulai berpikir tentang hubungan dengan
lingkungan sekitarnya.Perkembangan sosial pada remaja sangat menentukan
kepribadian dari remaja dan kemampuannya dalam menjalin hubungan dengan
lingkungan sekitarnya. Perilaku remaja yang berkaitan dengan perkembangan
sosial dalam kelompok diantaranya adalah menguasai kemampuan untuk
membina hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya yang sama atau
berbeda jenis kelamin dan menguasai kemampuan melaksanakan peranan sosial
sesuai dengan jenis kelamin (Prayitno, 2006).
Perkembangan sosial remaja yang buruk dapat menimbulkan masalah pada
masa remaja, seperti pergi keluar rumah untuk mencari penyaluran dari
kecemasan dan kegoncangan jiwanya kepada teman-teman yang senasib atau para
Keadaan seperti itulah yang menyebabkan remaja mudah terpengaruh oleh hal-hal
negatif akibat dari perkembangan sosial yang tidak baik (Sipahutar, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Rosari dkk (2013) yang dilakukan di sekolah
menengah pertama Negeri 5 Pare-Pare menyatakan bahwa sebagian besar orang
tua menerapkan pola asuh demokratis dimiliki anak remaja dengan kepribadian
ekstrovert (67,3%). Hal ini dikarenakan bahwa pola asuh demokratis memberikan
kesempatan pada anak untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internalnya
serta memiliki percaya diri yang tinggi. Pola asuh otoriter yang diterapkan orang
tua memiliki peluang besar untuk membentuk anak dengan kepribadian introvert
(14,5%). Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Sartika tahun 2012 di SMA
Negeri 15 Medan menunjukkan bahwa pola asuh mempunyai hubungan terhadap
perkembangan sosialisasi remaja.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepala sekolah SMK Bistek
Palembang, rata-rata siswanya berasal dari latar belakang dan karakteristik orang
tua yang berbeda.Pada saat kegiatan rapat bersama orang tua di sekolah, 90%
orang tua datang ke sekolah untuk menghadiri rapat tersebut dan sisanya tidak
hadir.Kemudian pada saat kegiatan belajar mengajar dan kegiatan laindi
lingkungan sekolah, siswa sering melanggar peraturan sekolah dan mencari alasan
apabila mereka bersalah, seperti terlambat datang ke sekolah. Siswa juga
cenderung tidak mempunyai pendirian dan mengikuti perilaku teman-temannya
yang menyimpang, seperti membolos.Tetapi, terdapat juga siswa yang tidak
pernah melanggar peraturan sekolah dan berprestasi dalam kegiatan belajar
Peneliti juga melakukan wawancara dengan lima orang siswa dan kelima siswa
tersebut mengatakan bahwa mereka mendapatkan pola asuh yang berbeda dari
orang tuanya. Kemudian, peneliti melakukan observasi dengan guru sekaligus
wali kelas kelima siswa tersebut dan beliau mengatakan bahwa kelima murid
tersebut ada yang sering menyendiri dan kurang bergaul dengan teman sebayanya.
Ada juga murid yang kurang percaya diri untuk mengeluarkan pendapat saat
diskusi karena malu dan takut berbicara di depan kelas.
Berdasarkan hasil penelitian dan data diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua terhadap
perkembangan sosial remaja di SMK Bistek Palembang.Peneliti memilih SMK
karena siswa SMK merupakan remaja yang sesuai dengan tujuan penelitian dan
SMK Bistek Palembang adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang
siswanya berasal dari lingkup dan lingkungan yang berbeda sehingga
memungkinkan orang tua siswa menerapkan pola asuh yang berbeda. Hal ini juga
akan menjadikan setiap remaja memiliki perkembangan sosialisasi yang berbeda
pula.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola asuh orang tua di SMK Bistek Palembang?
2. Bagaimana perkembangan sosial remaja di SMK Bistek Palembang?
3. Apakah ada hubungan pola asuh orang tua otoriter terhadap
perkembangan sosial remaja di SMK Bistek Palembang?
4. Apakah ada hubungan pola asuh orang tua demokratis terhadap
5. Apakah ada hubungan pola asuh orang tua permisif terhadap
perkembangan sosial remaja di SMK Bistek Palembang?
6. Apakah ada hubungan pola asuh orang tua campuran terhadap
perkembangan sosial remaja di SMK Bistek Palembang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi pola asuh orang tua di SMK Bistek Palembang;
2. Untuk mengidentifikasi perkembangan sosial remaja di SMK Bistek
Palembang;
3. Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua otoriter terhadap
perkembangan sosial remaja di SMK Bistek Palembang;
4. Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua demokratis terhadap
perkembangan sosial remaja di SMK Bistek Palembang;
5. Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua permisif terhadap
perkembangan sosial remaja di SMK Bistek Palembang
6. Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua campuran terhadap
perkembangan sosial remaja di SMK Bistek Palembang?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan
1.4.2 Pelayanan Keperawatan
Mengetahui lebih dalam mengenai perkembangan sosial remaja sehingga
dapat membantu di dalam pemberian pelayanan yang tepat apabila berhadapan
dengan pengguna jasa pelayanan keperawatan, khususnya remaja.
1.4.3 Penelitian Keperawatan
Dapat memberikan informasi bagi peneliti berikutnya mengenai pengaruh
pola asuh orang tua terhadap perkembangan sosial remaja dan tipe pola asuh yang