Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bernama Rahel Hutagalung (121101126) adalah mahasiswi Program Studi S-1 Reguler di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “HubunganPola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Harga Diri Anak Remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi S-1 di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola asuh orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya minta kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan Saudara.
Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Saudara bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi Saudara dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesedian waktu Saudara dalam penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.
Medan, 2016
Peneliti Responden
Lampiran 2
KUESIONER TENTANG HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN HARGA DIRI ANAK REMAJA DI SMA KATOLIK
TRI SAKTI MEDAN
Data Demografi Remaja (Identitas Remaja) 1. No Responden : ...
9. Penghasilan orang tua perbulan :
( ) Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,- ( ) Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,- ( ) Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- ( ) Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,-
Petunjuk :
(a) Semua pernyataan harus dijawab dan tiap pernyataan diisi satu jawaban
(b) Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√ ) dan menjawab titik pada tempat yang disediakan.
Pada pernyataan pola asuh orang tua terdapat 4 alternatif jawaban yaitu : Jawaban SL : Selalu
Jawaban SR : Sering
Pada pernyataan harga diri terdapat 4 alternatif jawaban yaitu : Jawaban SS : Sangat setuju
Jawaban S : Setuju Jawaban TS : Tidak setuju Jawaban STS : Sangat tidak setuju
(c) Jika kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti
a. Kuesioner tentang Pola Asuh Orang Tua
No Pernyataan SL SR KD TP
1 Saya harus patuh pada perintah orang tua saya 2 Jika saya membangkang maka orang tua saya akan
menghukum
3 Saya melakukan tugas yang diberikan orang tua karena takut dimarahi orang tua saya
4 Jika saya berbeda pendapat dengan orang tua maka saya dianggap pembangkang
5 Orang tua marah jika saya bergaul dengan teman-teman 6 Saat saya meminta sesuatu biasanya orang tua akan memarahi
saya karena terlalu banyak menuntut
7 Saat memilih sekolah, orang tualah yang menentukan tempat sekolah saya
8 Saya harus menaati aturan-aturan orang tua saya
9 Saat saya memiliki masalah, saya takut untuk cerita ke orang tua
10 Orang tua saya bersikap mengancam saat memerintah saya melakukan pekerjaan rumah
11 Orang tua menerima kehadiran saya sebagai anak dengan sepenuh hati
12 Orang tua memberi kebebasan memilih teman tetapi tetap diarahkan
13 Orang tua mengajak saya liburan bersama pada waktu liburan sekolah
14 Orang tua berdiskusi dengan saya tentang rencana masa depan saya
15 Orang tua saya menghargai pendapat yang saya berikan meskipun berbeda pendapat
16 Orang tua menjadi teman yang baik untuk berbagi 17 Saat di rumah, orang tua dan saya bersepakat untuk
menetapkan aturan bersama
18 Saat memilih sekolah, orang tua memberikan masukan tempat sekolah yang terbaik untuk saya
20 Saat saya melakukan kesalahan, orang tua biasanya menanyakan alasan saya kemudian memberikan nasihat 21 Orang tua saya mengikuti kemauan-kemauan saya 22 Orang tua saya memberikan apapun yang saya minta 23 Orang tua memberi kebebasan lebih pada saya tanpa ada
larangan
24 Orang tua membiarkan saya membuat aturan-aturan di rumah sesuai keinginan saya
25 Saat memilih sekolah, orang tua mengikuti kemauan saya 26 Saat memilih teman, orang tua cukup tahu saja
27 Orang tua hanya sedikit membimbing saya di rumah 28 Apabila saya berpendapat, orang tua saya akan
menyetujuinya
29 Saat saya melakukan kesalahan, orang tua biasanya seperlunya saya bertanya
30 Orang tua hanya sedikit mengawasi saya sehingga saya bebas melakukan apa saja
31 Orang tua membiarkan saya bebas melakukan apapun yang saya mau
32 Orang tua sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga saya dibiarkan begitu saja
33 Saya kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua saya 34 Orang tua mengacuhkan apapun yang saya lakukan di rumah 35 Apabila saya berpendapat, orang tua saya kurang
memperdulikan
36 Saat di rumah, saya merasa kesepian
37 Saat saya meminta sesuatu, biasanya orang tua saya mengacuhkannya
38 Saat memilih sekolah, orang tua bersikap cuek
39 Saat saya memiliki masalah, saya begitu sedih karena orang tua kurang memperdulikan masalah yang saya hadapi 40 Saat saya melakukan kesalahan, orang tua cuek dengan
b. Kuesioner Harga Diri
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA !
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya merasa bahwa saya adalah orang yang berharga, setidaknya sama dengan orang lain 2 Saya merasa saya memiliki kualitas-kualitas
yang baik
3 Secara umum saya menolak untuk merasa bahwa saya adalah orang yang gagal 4 Saya dapat melakukan hal-hal sebaik yang
dilakukan orang lain
5 Saya merasa tidak ada yang bisa saya banggakan
6 Saya bersikap positif terhadap diri saya sendiri 7 Secara keseluruhan saya puas dengan diri saya 8 Saya berharap saya dapat lebih menghormati
diri saya sendiri
9 Saya sering kali merasa sebagai orang yang tidak berguna
Lampiran 3
JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan
Tahun 2015 Tahun 2016
Lampiran 4
Hasil Uji Reliabilitas
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Lampiran 5
Uji Normalitas Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pola asuh .070 62 .200* .968 62 .100
harga diri .113 62 .048 .966 62 .088
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Uji Linearitas Data
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
harga diri * pola asuh Between Groups (Combined) 369.282 26 14.203 1.564 .108
Linearity 133.730 1 133.730 14.729 .000
Deviation
from
Linearity
235.552 25 9.422 1.038 .452
Within Groups 317.767 35 9.079
Lampiran 6
Hasil Penelitian
Data Demografi
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 15 5 8.1 8.1 8.1
16 47 75.8 75.8 83.9
17 9 14.5 14.5 98.4
18 1 1.6 1.6 100.0
Total 62 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Umur 62 1 4 2.10 .534 .286 .764 .304 2.691 .599
Jenis kelamin 62 1 2 1.58 .497 .247 -.335 .304 -1.952 .599
Agama 62 2 3 2.21 .410 .168 1.462 .304 .141 .599
Anak ke 62 1 5 2.42 1.466 2.149 .648 .304 -1.024 .599
Pekerjaan
ayah 62 1 5 3.77 1.247 1.555 -1.232 .304 .539 .599
Pekerjaan ibu 62 1 5 4.10 1.251 1.564 -1.643 .304 1.785 .599
Penghasilan
ortu 62 1 4 3.00 .868 .754 -.621 .304 -.163 .599
Valid N
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 26 41.9 41.9 41.9
perempuan 36 58.1 58.1 100.0
Total 62 100.0 100.0
Agama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kristen protestan 49 79.0 79.0 79.0
kristen katolik 13 21.0 21.0 100.0
Total 62 100.0 100.0
Anak ke
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 23 37.1 37.1 37.1
2 16 25.8 25.8 62.9
3 6 9.7 9.7 72.6
4 8 12.9 12.9 85.5
lain-lain 9 14.5 14.5 100.0
Pekerjaan ayah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Variabel Pola Asuh Orang Tua
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
KADANG-KADANG 30 48.4 48.4 64.5
SERING 13 21.0 21.0 85.5
SELALU 9 14.5 14.5 100.0
Total 62 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
KADANG-KADANG 18 29.0 29.0 33.9
SERING 18 29.0 29.0 62.9
SELALU 23 37.1 37.1 100.0
Total 62 100.0 100.0
P16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P21
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK PERNAH 49 79.0 79.0 79.0
SELALU 4 6.5 6.5 100.0
Total 62 100.0 100.0
P25
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P28
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK PERNAH 3 4.8 4.8 4.8
KADANG-KADANG 48 77.4 77.4 82.3
SERING 7 11.3 11.3 93.5
SELALU 4 6.5 6.5 100.0
Total 62 100.0 100.0
P29
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK PERNAH 5 8.1 8.1 8.1
KADANG-KADANG 35 56.5 56.5 64.5
SERING 15 24.2 24.2 88.7
SELALU 7 11.3 11.3 100.0
Total 62 100.0 100.0
P30
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK PERNAH 35 56.5 56.5 56.5
KADANG-KADANG 21 33.9 33.9 90.3
SERING 4 6.5 6.5 96.8
SELALU 2 3.2 3.2 100.0
Pola asuh penelantar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
KADANG-KADANG 16 25.8 25.8 93.5
SERING 1 1.6 1.6 95.2
SELALU 3 4.8 4.8 100.0
Total 62 100.0 100.0
P34
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P37
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
KADANG-KADANG 7 11.3 11.3 95.2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK SETUJU 7 11.3 11.3 11.3
SETUJU 37 59.7 59.7 71.0
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SANGAT TIDAK SETUJU 5 8.1 8.1 8.1
TIDAK SETUJU 10 16.1 16.1 24.2
SANGAT SETUJU 26 41.9 41.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SANGAT TIDAK SETUJU 1 1.6 1.6 1.6
TIDAK SETUJU 14 22.6 22.6 24.2
SETUJU 30 48.4 48.4 72.6
SANGAT SETUJU 17 27.4 27.4 100.0
Total 62 100.0 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SANGAT TIDAK SETUJU 1 1.6 1.6 1.6
TIDAK SETUJU 22 35.5 35.5 37.1
SETUJU 20 32.3 32.3 69.4
SANGAT SETUJU 19 30.6 30.6 100.0
Minimum 23
Maximum 36
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness .080 .304
Kurtosis -.376 .599
KORELASI POLA ASUH DAN HARGA DIRI
Correlations
pola asuh harga diri
pola asuh Pearson Correlation 1 .441**
Sig. (2-tailed) .000
N 62 62
harga diri Pearson Correlation .441** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 62 62
ANK KE : Anak ke- 1:1 2:2 3:3 4:4 5:lain-lain
PKRJ AYH : Pekerjaan Ayah 1: pegawai negeri 2:TNI/POLRI 3: guru/pengajar 4: wiraswasta 5: lain-lain
PKRJ IBU : Pekerjaan Ibu 1: pegawai negeri 3: guru/pengajar 4: wiraswasta 5: lain-lain
No.R
Pernyataan pola asuh orang tua di SMA Katolik Tri Sakti Medan
49 4 4 4 1 1 1 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 2 1 4 4 1 2 3 1 50 2 4 3 4 1 4 1 4 4 1 4 4 1 3 4 4 1 2 4 4 4 2 2 1 4 4 4 2 3 2 51 3 2 3 4 2 2 1 3 4 1 4 4 2 2 2 2 2 4 2 4 3 3 1 1 3 3 2 2 2 2 52 2 2 3 1 1 4 2 4 4 1 4 4 2 2 3 4 2 4 1 4 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 53 2 4 3 1 1 4 2 2 4 1 2 4 2 3 2 2 1 4 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 54 4 2 4 1 1 2 4 4 2 1 4 3 2 4 3 3 4 4 2 4 1 2 2 1 2 2 2 3 2 3 55 2 2 1 1 1 3 1 4 4 1 1 4 1 2 4 2 3 4 1 1 1 2 2 4 4 4 4 2 2 2 56 3 2 3 2 1 2 2 4 2 1 4 4 4 4 2 4 2 4 3 4 3 2 2 1 2 3 2 3 3 1 57 3 3 1 2 1 1 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 1 1 1 1 1 2 2 1 58 3 2 4 3 3 2 4 4 2 1 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 2 1 1 3 4 4 2 2 2 59 4 1 1 1 2 3 3 4 4 1 4 1 1 4 1 1 1 2 2 3 4 1 2 1 1 1 2 4 1 3 60 4 3 4 3 3 3 1 4 2 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 1 1 1 3 1 2 2 1 61 4 2 2 2 2 2 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 1 2 4 4 2 4 4 62 3 2 3 4 2 2 1 3 4 1 4 4 2 3 2 4 2 4 1 3 3 4 2 1 4 2 4 2 2 2
1 1 1 3 2 1 2 1 2 3 81 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 97 2 1 4 1 4 2 1 1 2 2 110 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 95
Keterangan :
No. R
Pernyataan harga diri anak remaja
40 3 2 2 2 1 4 2 4 2 2 24 41 2 4 1 4 4 4 2 1 4 4 30 42 4 3 4 4 4 4 3 2 3 2 33 43 1 3 3 2 4 4 3 1 2 3 26 44 4 4 1 4 4 4 3 1 3 2 30 45 4 3 1 3 1 4 4 1 3 3 27 46 3 3 3 3 1 4 3 1 3 2 26 47 4 3 3 3 3 4 3 1 4 2 30 48 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 25 49 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 34 50 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 35 51 4 4 1 4 3 4 3 1 2 2 28 52 4 3 2 3 4 4 4 2 4 4 34 53 4 3 2 3 4 4 3 1 3 4 31 54 4 3 3 3 4 4 4 1 4 3 33 55 2 2 1 3 1 2 4 4 3 2 24 56 4 3 2 2 3 4 3 2 3 3 29 57 4 3 1 3 2 4 4 1 4 4 30 58 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 23 59 4 3 1 3 4 4 4 1 3 2 29 60 4 3 4 3 4 4 4 1 2 3 32 61 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 36 62 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 32
Keterangan :
Tabel distribusi frekuensi pola asuh dan harga diri
Pola asuh orang tua
No Pernyataan Selalu Sering
Kadang-kadang
2 Jika saya membangkang maka orang tua saya akan menghukum
16 21,1 10 13,2 33 43,4 3 3,9
3 Saya melakukan tugas yang diberikan orang tua karena takut dimarahi orang tua saya
16 21,1 18 23,7 15 19,7 13 17,1
4 Jika saya berbeda pendapat dengan orang tua maka saya dianggap pembangkang
6 Saat saya meminta sesuatu biasanya orang tua akan memarahi saya karena terlalu banyak menuntut
9 11,8 13 17,1 30 39,5 10 13,2
7 Saat memilih sekolah, orang tualah yang menentukan tempat sekolah saya
16 21,1 4 5,3 13 17,1 29 38,2
8 Saya harus menaati aturan-aturan orang tua saya
31 40,8 21 27,6 10 13,2 - -
9 Saat saya memiliki masalah, saya takut untuk cerita ke orang tua
26 34,2 7 9,2 18 23,7 11 14,5
10 Orang tua saya bersikap mengancam saat
memerintah saya melakukan pekerjaan rumah
2 2,6 5 6,6 7 9,2 48 63,2
11 Orang tua menerima
kehadiran saya sebagai anak
13 Orang tua mengajak saya liburan bersama pada waktu
liburan sekolah
14 Orang tua berdiskusi dengan saya tentang rencana masa depan saya
28 36,8 19 25 15 19,7 - -
15 Orang tua saya menghargai pendapat yang saya berikan meskipun berbeda pendapat
23 30,3 18 23,7 18 23,7 3 3,9
16 Orang tua menjadi teman yang baik untuk berbagi
18 Saat memilih sekolah, orang tua memberikan masukan tempat sekolah yang terbaik untuk saya
47 61,8 9 11,8 5 6,6 1 1,3
19 Saat saya memiliki masalah, saya akan berdiskusi dengan orang tua
10 13,2 7 9,2 33 43,4 12 15,8
20 Saat saya melakukan kesalahan, orang tua biasanya menanyakan alasan saya kemudian memberikan nasihat
44 57,9 12 15,8 4 5,3 2 2,6
21 Orang tua saya mengikuti kemauan-kemauan saya
4 5,3 9 11,8 42 55,3 7 9,2
22 Orang tua saya memberikan apapun yang saya minta
24 Orang tua membiarkan saya membuat aturan-aturan di rumah sesuai keinginan saya
4 5,3 - - 9 11,8 49 64,5
25 Saat memilih sekolah, orang tua mengikuti kemauan saya
11 14,5 11 14,5 26 34,2 14 18,4
26 Saat memilih teman, orang tua cukup tahu saja
11 14,5 12 15,8 20 26,3 19 25
27 Orang tua hanya sedikit membimbing saya di rumah
14 18,4 2 2,6 14 18,4 32 42,1
28 Apabila saya berpendapat, orang tua saya akan menyetujuinya
4 5,3 7 9,2 48 63,2 3 3,9
29 Saat saya melakukan kesalahan, orang tua biasanya seperlunya saya
bertanya
30 Orang tua hanya sedikit mengawasi saya sehingga saya bebas melakukan apa saja
2 2,6 4 5,3 21 27,6 35 46,1
31 Orang tua membiarkan saya bebas melakukan apapun yang saya mau
- - 3 3,9 18 23,7 41 53,9
32 Orang tua sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga saya dibiarkan begitu saja
1 1,3 1 1,3 13 17,1 47 61,8
33 Saya kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua saya
3 3,9 1 1,3 16 21,1 42 55,3
34 Orang tua mengacuhkan apapun yang saya lakukan di rumah
2 2,6 3 3,9 13 17,1 44 57,9
35 Apabila saya berpendapat, orang tua saya kurang
37 Saat saya meminta sesuatu, biasanya orang tua saya mengacuhkannya
2 2,6 5 6,6 30 39,5 25 32,9
38 Saat memilih sekolah, orang tua bersikap cuek
1 1,3 - - 2 2,6 59 77,6
39 Saat saya memiliki masalah, saya begitu sedih karena orang tua kurang
memperdulikan masalah yang saya hadapi
2 2,6 3 3,9 16 21,1 41 53,9
40 Saat saya melakukan kesalahan, orang tua cuek dengan keadaan yang saya alami
- - 3 3,9 7 9,2 52 68,4
Harga diri
No Pernyataan Sangat
sama dengan orang lain
4 Saya dapat melakukan hal-hal sebaik yang
6 Saya bersikap positif terhadap diri saya sendiri
38 61,3 19 30,6 4 6,5 1 1,6
7 Secara keseluruhan saya puas dengan diri saya
17 27,4 34 54,8 9 14,5 2 3,2
8 Saya berharap saya dapat lebih menghormati diri saya sendiri
7 11,3 6 9,7 14 22,6 35 56,5
9 Saya sering kali merasa sebagai orang yang tidak berguna
17 27,4 30 48,4 14 22,6 1 1,6
10 Adakalanya saya merasa tidak ada sesuatu hal pun yang baik pada diri saya
Lampiran 8
Taksasi Dana
1. Proposal
a. Penelusuran literatur dari internet Rp 50.000
b. Pencetakan literatur dari internet Rp 50.000
c. Fotokopi literatur dari buku Rp 100.000
d. Pencetakan proposal Rp 30.000
e. Penggandaan dan penjilidan proposal Rp 50.000
f. Konsumsi Rp 40.000
2. Pengumpulan Data
a. Penggandaan kuesioner Rp 50.000
b. Transportasi Rp 300.000
c. Souvenir Rp 150.000
3. Analisa Data dan Penyusunan Skripsi
a. Pencetakan proposal Rp 60.000
b. Penggandaan dan penjilidan skripsi Rp 100.000
c. CD Rp 10.000
d. Konsumsi
Total biaya Rp 1.140.000
Lampiran 9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rahel Hutagalung
Tempat, tanggal lahir : Muara Enim, 29 Juni 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Pasar 1 / Abdul Hakim Setia Budi kompleks
perumahan Classic 3 No.47B Medan
Nama Ayah : Hesekiel Hutagalung
Nama Ibu : Rosmawati Sinaga
Riwayat Pendidikan
1. 2000-2006 : SD Negeri 03 Muara Enim
2. 2006-2009 : SMP Negeri 1 Muara Enim
3. 2009-2012 : SMA Negeri 1 Unggulan Muara Enim
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, S. (2010). Gambaran Harga Diri pada Pelaku Redivisme: Studi pada
Residisme di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Cipinang. Diunduh pada
tanggal 29 Juni 2016 dari
Agustiani, H. (2009). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya
dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: Refika
Aditama.
eprints.ums.ac.id.
BKKBN. (2011). Internet. Fenomena Kenakalan Remaja di Indonesia. Diunduh tanggal 20 Oktober 2015.
Budianti, A.K. (2015). Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Harga
Diri pada Remaja. Diunduh pada tanggal 25 Juni 2016 dari
http://ntb.bkkbn.go.id.
Burns & Grove. (1993). The Practise of Nursing Research: Conduct, Critique and
Utilization. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
eprints.ums.ac.id.
Coopeersmith, S. (1967). The Antecendents of Self Esteem.
CNN Indonesia. (2014). Internet. Bunuh Diri Penyebab Utama Kematian Remaja. Diunduh tanggal 17 Januari 2016.
Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bojongkerta: Penerbit Ghalia Indonesia.
http://www.cnnindonesia.com
Dewi, H E. (2012). Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Fitriana, L B. (2010). Hubungan Persepsi Pola Asuh dengan Harga Diri Remaja
di SMA Negeri 2 Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Diunduh
Ghufron, M.N & Rini R (2011).Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Gunarsa S. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Lestari, S. (2012). Psikologi KeluargaPenanaman Nilai dan Penanganan Konflik
dalam Keluarga. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Longkutoy, dkk. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kepercayaan
Diri Siswa SMP Kristen Ranotongkor Kabupaten Minahasa. Diunduh
pada tanggal 25 Juni 2016 dari
Maninda. (2012). Internet. Remaja, Say No Depresi!. ejournal.unsrat.ac.id.
Margaret. (2012). Hubungan antara Persepsi Remaja Awal tentang Pola Asuh
Otoriter Orang Tua dengan Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga.
Diunduh pada tanggal 28 Juni 2016 dari
http://inpasonline.com.
Meutia. (2013). Gambaran Pola Asuh dan Prestasi Belajar Remaja di SMA 88
Jakarta Timur. Diunduh tanggal 3 Juni 2016 dari
thesis.binus.ac.id.
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Penerbit Andi.
Murtiyani, N. (2011). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kenakalan
Remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo. Diunduh
tanggal 18 Januari 2016 dari
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenadamedia Group. www.dianhusada.ac.id.
Papalia, D E dkk. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing: generating and assessing evidence for
nursing practice. Ninth Edition
Purba, dkk. (2013). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial
dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Pieter, H.Z & Namora, L.L . (2010). Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana.
Safa’ah, N. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri pada
Remaja Usia 15-18 Tahun di SMA PGRI 1 Tuban. Diunduh pada tanggal
26 Januari 2016 dari
Santrock, J W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga. hhtp://lpmm.stikesnu.com.
Santrock, J W. (2007). Remaja Jilid 1 Edisi 11. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santrock, J W. (2010). Remaja Jidil 2 Edisi 11. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Shochib, M . (2010). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (2005).Metode Statiska. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2015). Statistika untuk Penelitian. Jakarta: Penerbit Alfabeta.
Sunaryo. (2010). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Surani. (2012). Hubungan Prestasi Belajar dengan Harga Diri pada Mahasiswa
Semester III PSIK Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Diunduh tanggal 24 Juni
Wahmuji. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Wong, M dkk. (2010). How Family Matters in Shaping Offspring Worldviews:
Personal and Interpersonal Antecendents of Children’s Social Axioms.
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian
Dari hasil tinjauan kepustakaan yang telah diuraikan serta masalah
penelitian yang dirumuskan, perlu dikembangkan suatu kerangka penelitian.
Kerangka penelitian adalah konseptual mengenai bagaimana satu teori
berhubungan diantara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting
terhadap masalah penelitian (Noor, 2011).
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola asuh
orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja di SMA Katolik Tri Sakti
Medan. Adapun kerangka penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Skema 3.1 : Kerangka Penelitian Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan
Perkembangan Harga Diri Anak Remaja POLA ASUH ORANG TUA
1. Pola asuh otoriter 2. Pola asuh demokratis 3. Pola asuh permisif 4. Pola asuh laissez faire
HARGA DIRI ANAK REMAJA
3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah bagian yang mendefinisikan sebuah konsep
atau variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari
suatu konsep (Noor, 2011).
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
2.Pola asuh orang tua
laissez faire yaitu pola
asuh yang menelantarkan anak sehingga tidak terurus dan tanpa pengawasan pada remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini ialah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada
hubungan pola asuh orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja di SMA
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian
deskripsi korelasidengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian terhadap
variabel-variabel yang independen dan dependen diteliti sekaligus pada saat yang
sama yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola asuh orang tua dan
perkembangan harga diri anak remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan.
4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
4.2.1 Populasi Penelitan
Populasi adalah seluruh elemen atau anggota dari suatu wilayah yang
menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan objek penelitian (Noor,
2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Katolik
Tri Sakti Medan yang berjumlah 160 siswa dengan alasan kelas X masih
beradaptasi dan masa orientasi, sedangkan kelas XII sedang dalam persiapan
menghadapi Ujian Nasional (UN).
4.2.2 Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian / keseluruhan subjek yang diteliti dan dianggap mewakili
� = � 1 +�(�)2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan (0,1)
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah :
Diketahui :
N = 160
e = 0,1
�= 160
1 + (160 X 0,12)
n = 61,53 = 62 orang (responden)
Jadi, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 62 orang remaja.
Teknik pengambilan sampel penelitian adalah proportionate stratified
random sampling yaitu teknik yang digunakan bila populasi anggotanya tidak
homogen dan berstrata secara proporsional (Setiadi, 2007). Besar sampel adalah
61. Populasi terbagi 4 kelas yang masing-masing berjumlah : Kelas XI IPA 1: 37
Maka jumlah sampel yang diambil berdasarkan masing-masing bagian
tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas/ jumlah populasi
keseluruhan) X jumlah sampel yang ditentukan.
Kelas XI IPA 1 : 37/ 160 X 62 = 14,3 dibulatkan 14
Kelas XI IPA 2 : 39/ 160 X 62 = 15,11 dibulatkan 15
Kelas XI IPA 3 : 40/ 160 X 62 = 15,5 dibulatkan 16
Kelas XI IPS 1 : 44/ 160 X 62 = 17,05 dibulatkan 17
Jumlah keseluruhan sampel ada 62 responden. Pengampilan sampel pada
tiap-tiap kelas dilakukan dengan cara teknik simlpe random samplingyaitu
pengambilan anggota sampel secara acak (Noor, 2011). Langkah pertama dalam
pengambilan sampel adalah membuat undian pada kertas-kertas kecil yang telah
ditulis nomor absen pada satu kertas undian. Kemudian kertas undian diambil
secara acak sebanyak yang dibutuhkan pada tiap-tiap kelas. Nomor absen yang
telah didapatkan dari kertas undian, dijadikan sampel pada penelitian ini.
Adapun kriteria inklusi sampel adalah :
1. Remaja yang berusia 15-18 tahun, karena pada usia ini merupakan individu
yang sudah duduk di Sekolah Menengah Umum (SMU) dan terjadi
perkembangan harga diri pada remaja.
2. Remaja yang tinggal bersama orang tua.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Katolik Tri Sakti Medan. Alasan
pemilihan lokasi penelitian ini karenamemiliki kriteria sampel untuk penelitian
ini. Di sekolah ini juga belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan
pola asuh orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja.
4.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2015-Juni 2016.
4.4 Pertimbangan Etik
Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Komisi
Etik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk melakukan
penelitian. Setelah mendapat persetujuan, peneliti melaksanakan penelitian
dengan melakukan pertimbangan etik. Peneliti juga mendapat persetujuan dari
pihak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari Kepala
SMA Tri Sakti Medan untuk melakukan penelitian.
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengakui hak-hak responden dalam
menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk dijadikan subjek penelitian dan
memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri (otonomy). Jika calon responden
bersedia, maka diberikan lembar persetujuan (informed consent) tujuannya untuk
diberikan kepada responden yang diteliti dan ditanda tangani secara sukarela/
tanpa paksaan dan diisi. Peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian.
Peneliti melindungi responden dari kerugian (nonmalefience) baik dalam
hal materi, nama baik, dan resiko bahaya yang timbul akibat penelitian seperti
psikologis dan sosiologis. Peneliti juga menjamin kerahasiaan (confidentiality)
identitas responden dengan tidak mencantumkan nama, hanya kode tertentu pada
lembar kuesioner, serta tidak akan mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dari
responden. Penelitian ini memberikan manfaat (benefience) kepada calon
responden dengan mengisi kuesioner maka akan mengetahui apakah ada
hubungan pola asuh orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja. Dalam
melakukan peneliti ini, peneliti juga bersikap adil (justice) kepada setiap calon
responden.
4.5 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data berupa kuesioneryang terdapat beberapa pernyataan dalam
bentuk angket dan diberikan langsung kepada responden. Kuesioner penelitian
terdiri atas tiga bagian, yaitu pertama data demografi yang meliputi umur, kelas,
jenis kelamin, agama, anak ke, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, dan penghasilan
orang tua perbulanuntuk melihat distribusi demografi dari responden dan tidak
dianalisis. Kedua, kuesioner pernyataan tentang pola asuh orang tua di SMA
Katolik Tri Sakti Medan. Ketiga, kuesioner pernyataan tentang harga diri anak
Pada kuesioner pola asuh orang tua menggunakan instrumen baru yang
terdiri dari 40 pernyataan yang peneliti buat sendiri berdasarkan tinjauan pustaka.
Kuesioner pernyataan pola asuh orang tua terdiri dari 10 pernyataan (nomor 1-10)
untuk kategori pola asuh orang tua otoriter, 10 pernyataan (nomor 11-20) untuk
kategori pola asuh orang tua demokrasi, 10 pernyataan (nomor 21-30) untuk
kategori pola asuh orang tua permisif, 10 pernyataan (nomor 31-40) untuk
kategori pola asuh orang tua laissez faire (penelantar). Untuk penilaian pola asuh
orang tua yang dilakukan peneliti menggunakan skala likert meliputi pernyataan
dengan jawaban Selalu (SL) bernilai 4, Sering (SR) bernilai 3, Kadang-kadang
(KD) bernilai 2, dan Tidak Pernah (TP) bernilai 1. Kategori kelas ditentukan
dengan memakai rumus statistik menurut Sudjana (2005).
�= rentang
banyak kelas
Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 160 dan terendah 40. Dimana rentang
(nilai tertinggi – nilai terendah) sebesar 120 dan banyak kelas ada 4 (otoriter,
demokrasi, permisif, dan penelantar) maka didapat panjang kelas sebesar 30.
Menggunakan panjang kelas sebesar 30 dan nilai terendah 40 maka pola
asuh dapat dikategorikan atas interval sebagai berikut: otoriter = 40-70, demokrasi
= 71-100, permisif = 101-130, penelantar = 131-160.
Pada kuesioner harga diri menggunakan kuesioner yang telah baku milik
Morris Rosenberg yaitu Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan diambil dari
(global self-esteem). Kuesioner pernyataan harga diri terdiri dari 10 butir dengan
butir yang memiliki kriteria positif (favourable) sebagai aspek kepeercayaan diri
(self confidence) dan butir yang memiliki kriteria negatif (unfavourable) sebagai
aspek penurunan kepercayaan diri (self depreciation). Kuesioner ini menggunakan
skala likert. Pada pernyataan nomor 1, 2, 4, 6, dan 7 dengan pilihan jawaban
Sangat Setuju (SS) bernilai 4, Setuju (S) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 2,
Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1. Pada pernyataan nomor 3, 5, 8, 9, dan 10
dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) bernilai 1, Setuju (S) bernilai 2, Tidak
Setuju (TS) bernilai 3, Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 4. Kategori kelas
ditentukan dengan memakai rumus statistik menurut Sudjana (2005).
�= rentang
banyak kelas
Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 40 dan terendah 10. Dimana rentang
(nilai tertinggi – nilai terendah) sebesar 30 dan banyak kelas ada 2 (tinggi dan
rendah) maka didapat panjang kelas sebesar 15.
Menggunakan panjang kelas sebesar 15 dan nilai terendah 10 maka harga
diri dapat dikategorikan atas interval sebagai berikut :
10-25 dikategorikan sebagai harga diri rendah
4.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Penelitian
4.6.1 Uji Validitas
Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat
ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas pada
penelitian ini menggunakan uji face validity(Polit & Beck, 2012) dengan cara
peneliti telah mengkonsultasikan instrumen pola asuh orang tua kepada dosen
dibidang Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu
ibu Lufthiani S.Kep, Ns, M.Kes. Kuesioner yang sudah dikonsultasikan
diperbaharui dengan bahasa yang efektif dan sesuai dengan penelitian. Uji
validitas pada variabel harga diri tidak dilakukan karena menggunakan
instrumen yang telah baku milik Morris Rosenberg yaitu Rosenberg
Self-Esteem Scale (RSES).
4.6.2 Uji Reliabilitas
Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu peneliti akan
menggunakan uji reliabilitas pada instrumen penelitian. Reliabilitas adalah
konsistensi atau ketepatan pengukuran yang dilakukan pada target yang
dihubungkan, reliabilitas juga mengenai keakuratan pada pengukuran (Polit
& Beck, 2012). Peneliti menggunakan analisa Cronbach’s Alpha yang
digunakan untuk mengukur keandalan indikator-indikator yang digunakan
dalam kuesioner penelitian. Reliabilitas menggunakan bantuan komputer
untuk mengukur realibilitas instrumen pola asuh orang tua.Untuk instrumen
Uji reliabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan pada 30 responden di
SMA Katolik Mariana pada tanggal 27 Februari 2016 dengan kriteria yang
sama dan responden penelitian. Hasil uji reliabilitas instrumen pola asuh
adalah 0,755. Instrumen harga diri menggunakan instrumen yang telah baku
milik Morris Rosenberg yaitu Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dengan
hasil uji relibialitas adalah 0,83.Instrumen pola asuh orang tua dan harga diri
adalah reliabel.
4.7 Pengumpulan Data
Pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin kepada Komisi
Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Keperawatan USU. Setelah lulus uji
etik, peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi
pendidikan Fakultas Keperawatan USU, selanjutnya mengirimkan permohonan
izin penelitian yang diperoleh kepada Kepala SMA Katolik Tri Sakti Medan.
Setelah mendapat izin, peneliti menjelaskan kepada Kepala Sekolah tentang
maksud dan tujuan dari penelitian dan meminta kesediaannya agar peneliti dapat
menemui calon responden yang sudah ditentukan peneliti dengan kriteria yang
telah ditentukan.
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 10-11 Maret 2016 di SMA
Katolik Tri Sakti Medan, diberikan pada pukul 09.00 WIB. Peneliti didampingi
seorang guru bimbingan konseling untuk datang ke kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI
IPA 3, dan XI IPS 1 dan menemui calon responden yang memenuhi kriteria
dibutuhkan pada tiap-tiap kelas untuk data penelitian. Peneliti menemui calon
responden dan menjelaskan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan dan
prosedur penelitian. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden
diminta untuk menandatangani informed consent dan diberikan kuesioner
penelitian.
Pada saat pengisian kuesioner, peneliti mendampingi dan memberi
kesempatan responden bertanya apabila pada saat pengisian kuesioner tidak
mengerti maksud dari pernyataan yang ada. Waktu pengisian kuesioner 30 menit.
Setelah selesai mengisi kuesioner, responden menyerahkan kuesioner kepada
peneliti untuk dikumpulkan dan dianalisa.
4.8 Analisis Data
Setelah seluruh data terkumpul, maka analisis data dilakukan pengolahan
data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Editing
Peneliti memeriksa atau meneliti data yang telah diperoleh, dilakukan
ditempat pengumpulan data sehingga apabila ada kekurangan dapat segera
diperbaiki, kemudian data yang sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti
dalam melakukan tabulasi.
2. Entering
Peneliti memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam
3. Cleaning
Pada tahap ini peneliti memeriksa atau mengecek kembali data yang telah
dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.
4. Analisis data
Data dianalisa dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat.
4.1.8 Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan gambaran data
demografi meliputi umur, kelas, jenis kelamin, agama, anak ke, pekerjaan ayah,
pekerjaan ibu, dan penghasilan orang tua perbulan. Analisis data numerik variabel
pola asuh orang tua dan variabel harga diri digunakan nilai mean, minimal dan
maksimal, dan 95% confident interval mean. Pada data numerik (pola asuh orang
tua dan harga diri) dilakukan uji asumsi dasar.Peneliti melakukan uji normalitas
dan uji linearitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi
data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka peneliti
dapat menggunakan uji statistik berjenis parametrik. Peneliti menggunakan uji
kolmogorov smirnov, data dikatakan berdistribusi normal dengan α >0,05.Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan
yang linear secara signifikan atau tidak. Hasil uji linearitas dilihat nilai signifikan
harus >0,05.
4.1.9 Analisis Bivariat
Selanjutnya peneliti melakukan analisis bivariat yang bertujuan untuk
tuadengan variabel dependen yaitu harga diri dengan menggunakan korelasi
pearson untuk membuktikan hipotesa penelitian yaitu ada hubungan pola asuh
orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja di SMA Katolik Tri Sakti
Medan. Ketentuan r berkisar antara -1 sampai +1, dan untuk menentukan
hubungan signifikan yaitu α < 0,05 (Sugiyono, 2015)
Untuk menafsirkan hasil pengujian statistika tersebut lebih lanjut
digunakan penafsiran korelasi Pearson menurut Burns dan Groven (1993).
Tabel 4.8. Kriteria Penafsiran Korelasi
Nilai r Penafsiran
Hubungan negatif dengan interpretasi kuat
Korelasi negatif sedang
Hubungan negatif dengan interpretasi memadai
Korelasi negatif rendah
Hubungan negatif dengan interprestasi lemah
Tidak ada korelasi
Korelasi positif rendah
Hubungan positif dengan interprestasi lemah
Korelasi positif sedang
Hubungan positif dengan interprestasi memadai
Korelasi positif tinggi
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
hubungan pola asuh orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja di SMA
Katolik Tri Sakti Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-11 Maret
2016 dan data diperoleh dari 62 anak remaja yang memenuhi kriteria sampel.
Penyajian hasil penelitian ini meliputi deskriptif karakteristik responden, variabel
pola asuh orang tua, variabel harga diri anak remaja, dan hubungan pola asuh
orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja di SMA Katolik Tri Sakti
Medan.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Karakteristik Demografi Responden
Hasil penelitian tentang karakteristik responden diperoleh hasil bahwa
sebagian besar responden sebanyak 47 orang (75,8%) berada pada umur 16 tahun,
sebanyak 36 orang (58,1%) dengan jenis kelamin perempuan, sebanyak 49 orang
(79%) dengan beragama kristen protestan, sebanyak 23 orang (37,1%) dengan
anak ke-1, sebanyak 32 orang (51,6%) dengan pekerjaan ayah wiraswasta,
sebanyak 30 orang (48,4%) dengan pekerjaan ibu yang lain-lain, dan sebanyak 28
orang (45,2%) dengan penghasilan orang tua Rp. 2.000.000,- sampai Rp.
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, agama, anak ke- , pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, dan penghasilan orang tua (n=62)
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
Umur
Kristen Protestan 49 79,0
5.1.2 Pola Asuh Orang Tua
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pola asuh orang tua yang
ada di SMA Katolik Tri Sakti Medan adalah pola asuh demokrasi dengan nilai
mean = 89,90, nilai minimum 79 dan nilai maksimum 110, SD= 7,419, dan 95% confident internal mean 88,02-91,79. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
5.2.
Tabel 5.2 Pola asuh orang tua di SMA Katolik Tri Sakti Medan (n=62)
Variabel Mean Min-Maks SD 95%CI
Pola Asuh 89,90 76-110 7,419 88,02-91,79
5.1.3 Harga Diri Anak Remaja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar harga diri anak
remaja yang ada di SMA Katolik Tri Sakti Medan memiliki harga diri yang tinggi
dengan nilai mean= 29,18, nilai minimum 23 dan maksimum 36, SD= 3,356, dan
95% confident internal mean 28,33-30,03. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 5.3.
Tabel 5.3 Harga diri anak remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan
(n=62)
Variabel Mean Min-Maks SD 95%CI
5.1.4 Asumsi Dasar dan Korelasi Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan
Harga Diri Anak Remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan
Dari hasil uji normalitas didapatkan nilai signifikan pada variabel pola
asuh adalah 0,200 dan nilai signifikan pada variabel harga diri adalah 0,048. Data
dikatakan berdistribusi normal karena hasil signifikan >0,05. Dari hasil uji
linearitas didapatkan nilai signifikan 0,452> 0,05 yang artinya terdapat hubungan
linear secara signifikan antara kedua variabel.
Analisis hubungan pola asuh dan harga diri remaja menunjukkan nilai r
positif, artinya semakin sering pola asuh diberikan maka harga diri remaja
semakin meningkat. Kekuatan hubungan variabel dependen dan variabel
independen adalah kategori memadai (r=0,441). Hasil uji statistik lebih lanjut
dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang bermakna dan signifikan antara
pola asuh orang tua dan harga diri responden (p value = 0,000). Dari hasil analisis
korelasi, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian terbukti yakni
adanya hubungan pola asuh orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja
di SMA Katolik Tri Sakti Medan. Data dapat dilihat ditabel 5.4
Tabel 5.4 Hubungan pola asuh orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan (n=62)
Variabel Pearson correlation (r) P value
Pola Asuh
0.441 0.000
5.2 Pembahasan
Tujuan penelitian ini meliputi penjelasan pola asuh orang tua, harga diri
anak remaja, hubungan pola asuh orang tua dan perkembangan harga diri anak
remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan.
5.2.1 Pola Asuh Orang Tua di SMA Katolik Tri Sakti Medan
Berdasarkan hasil penelitian pola asuh dengan nilai mean = 89,90, bahwa
mayoritas pola asuh orang tua yang ada di SMA Katolik Tri Sakti Medan adalah
pola asuh demokrasi. Hal ini juga terlihat pada lampiran 7 pada pernyataan nomor
11 dan 12 yang paling banyak responden memilih selalu dengan pernyataan orang
tua menerima kehadiran mereka sebagai anak dengan sepenuh hati dan memberi
kebebasan memilih teman tetapi diarahkan. Menurut Hart dkk (dalam Santrock,
2007) orang tua yang menerapkan pola asuh demokrasi lebih menghargai anak,
cenderung melibatkan anak dalam memberi dan menerima secara verbal, dan
memberikan kebebasan kepada anak tetapi tetap diawasi.
Hal ini sesuai dengan penelitian Safa’ah (2009), menurut penelitian
Safa’ah mengenai pola asuh orang tua pada remaja usia 15-18 tahun sebagian
besar diterapkan pola asuh demokrasi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh sikap-sikap
yang dimiliki oleh orang tua seperti penerimaan orang tua melalui kasih sayang,
perhatian besar, dan orang tua yang menerima, dan memperhatikan perkembangan
kemampuan anak. Hal ini sesuai dengan lampiran 7, responden sebagian besar
memilih selalu pada pernyataankuesioner nomor 11, 12, 15, 16, dan 18.
Begitu juga dengan penelitian Longkutoy at al (2015), pola asuh yang
adalah pola asuh demokrasi. Aspek-aspek yang terkandung seperti yang
diungkapkan oleh teori Hurlock antara lain orang tua yang bersikap rasional,
melibatkan anak dalam pengambilan keputusan serta memberi kesempatan pada
anak untuk mandiri tanpa mengabaikan kontrol pada anak dengan pendekatan
yang hangat, akan memberikan dampak positif pada perkembangan anak, seperti
anak memilikirasa tanggung jawab dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar sehingga berdampak pada peningkatan rasa percaya diri anak.
Hal ini sesuai dengan lampiran 7, responden sebagian besar memilih selalu pada
pernyataan nomor 14,17, dan 20.
Menurut Gray dan Steinberg (dalam Papalia dkk, 2008) hasil Survei
kuesioner terhadap 8.700 siswa tingkat 9 dan 11 di SMU Wisconsin dan
California dengan gaya pengasuhan demokrasi menyimpulkan bahwa semakin
banyak keterlibatan, pemberian otonomi, dan struktur yang mereka dapat dari
orang tuanya, semakin positif seorang remaja mengevaluasi keseluruhan perilaku,
perkembangan psikososial, dan kesehatan mental.
Dalam penelitian yang lain, penelitian yang diatas berbeda dengan
penelitian Margaret (2012) pada remaja sebagian besar diterapkan pola asuh
otoriter. Orang tua dengan pola asuh otoriter cenderung akan melakukan
komunikasi satu arah sehingga tidak akan terwujudnya sikap positif, empati,
keterbukaan dan munculnya persepsi negatif. Menurut Paramitha (2014) bentuk
pola asuh otoriter mendidik anak supaya patuh dan tunduk kepada semua perintah
dan aturan orang tua, dan biasanya tidak diberi kebebasan untuk mengemukakan
selalu pada pernyataan nomor 8 dan 9 yaitu harus menaati aturan-aturan orang tua
dan saat memiliki masalahtakut untuk cerita ke orang tua.
Penelitian yang dilakukan Murtiyani (2011) pola asuh yang dominan
diterapkan pada remaja adalah pola asuh otoriter. Orang tua yang tidak pernah
berunding kepada anaknya untuk menentukan peraturan dan memaksakan
peraturan yang dibuat untuk anaknya. Hal ini memungkinkan remaja tidak diberi
kesempatan untuk bebas karena orang tua sangat mengekang menyebabkan anak
jarang berkomunikasi dengan dunia luar. Menurut Baumrind (1971 dalam
Santrock, 2007) pola asuh otoriter adalah pengasuhan yang mendesak anak untuk
mengikuti arahan mereka Hal ini berkaitan juga dengan lampiran 7, responden
banyak memilih selalu dan sering pada pernyataan nomor 1 dan 8 yaitu harus
patuh pada perintah dan menaati aturan orang tua.
Hasil penelitian yang berbeda-beda menunjukkan bahwa pola asuh yang
diberikan kepada remaja akan mempengaruhi pertumbuhan kepribadian
anak-anaknya (Gunarsa, 2008).
5.2.2 Harga Diri Anak Remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan
Berdasarkan hasil penelitian harga diri dengan nilai mean = 29,18, bahwa
mayoritas harga diri anak remaja yang ada di SMA Katolik Tri Sakti Medan
adalah harga diri yang tinggi. Hal ini juga terlihat pada lampiran 7, responden
sebagian besar memilih sangat setuju pada pernyataan nomor 6 yaitu bersikap
yang memiliki harga diri yang tinggi adalah individu yang memiliki penilaian
yang positif pada hidupnya.
Menurut Harter (1998 dalam Santrock, 2007) remaja yang memiliki harga
diri tinggi apabila mereka dapat tampil secara kompeten dalam bidang yang
penting bagi dirinyakarena mereka memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat
menguasai suatu situasi dan memberikan hasil yang terbaik. Hal ini sesuai dengan
lampiran 7, paling banyak respondenmemilih setuju pada pernyataan nomor 4
yaitu dapat melakukan hal-hal sebaik yang dilakukan orang lain. Dapat diartikan
mereka memiliki keyakinan diri yang baik.
Menurut Michener et all (dalam Anggraeni, 2010) salah satu faktor dari
pembentukan harga diri adalah family experience, pengaruh keluarga terhadap
harga diri menunjukkan bahwa self-concept yang dibangun mencerminkan
gambaran diri yang dikomunikasikan oleh orang-orang terpenting dalam
hidupnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Wong et al (2010) mengemukakan
hasil harga diri memiliki korelasi yang positif terhadap hubungan harmonis dan
dengan adanya pengaruh keluarga. Begitu juga dengan penelitian Budianti (2015)
mendapatkan hasil bahwa responden dengan harga diri tinggi berhubungan
dengan keharmonisan keluarga.
Menurut Coopersmith (1967, dalam Santrock 2010) mengemukakan
individu yang memiliki harga diri yang tinggi menganggap diri sendiri sebagai
orang yang berharga. Hal ini sesuai dengan lampiran 7, responden banyak
memilih sangat setuju pada pernyataan nomor 1 yaitu merasa bahwa dirinya
Pernyataan diatas berbeda dengan teori Santrock (2007) mengatakan
bahwa seseorang yang memiliki harga diri yang rendah suka merendahkan diri
sendiri, membiarkan kesalahan terjadi, dan menjatuhkan harga dirinya sendiri. Hal
ini sesuai pada lampiran 7, responden sebagian besar memilih sangat setuju pada
pernyataan nomor 5 dan memilih setuju pada pernyataan nomor 9. Pernyataan
nomor 5 dan 9 yaitu merasa tidak ada yang bisa dibanggakan dan merasa sebagai
orang yang tidak berguna.
5.2.3 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Harga Diri Anak
Remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan
Dari hasil penelitian menggunakan korelasi Pearson diperoleh nilai p pada
kolom sig 2-tailed sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai level of significance (α)
yaitu 0,05 yang berarti ada hubungan bermakna antara pola asuh orang tua dengan
perkembangan harga diri anak remaja. Dengan koefisien korelasi sebesar 0,441
berarti hubungan antara kedua variabel adalah positif dengan interprestasi
memadai. Hasil uji statistik dapat disimpulkan, adanya hubungan yang bermakna
antara pola asuh orang tua dan perkembangan harga diri anak remaja Analisis
hubungan pola asuh orang tua dan harga diri remaja, menunjukkan semakin sering
pola asuh diberikan semakin baik harga diri anak remaja.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Pandeirot dan Itayanti (2014)
pada remaja di Banjar Pengenderan Kedonganan-Kuta bahwa dari analisis
dari nilai (α) = 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan antara pola asuh orang tua dengan harga diri remaja.
Menurut penelitian Fitriana (2010) mengenai hubungan persepsi pola asuh
dengan harga diri remaja di SMA Negeri 2 Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang diperoleh hasil penelitian mayoritas responden mempunyai persepsi
pola asuh demokrasi dan memiliki harga diri tinggi. Hasil nilai signifikan (p
value) sebesar 0,003 lebih kecil dari nilai (α) = 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara persepsi pola
asuh dengan harga diri remaja.
Menurut Shochib (2010) salah satu hal yang mempengaruhi harga diri
remaja adalah pola asuh orang tua. Pola asuh orang tua memberikan bimbingan
dan dorongan kepada anak sehingga membentuk dan mengembangkan diri anak
sebagai pribadi yang berkarakter. Menurut Coopersmith (1967 dalam Santrock,
2007) dalam sebuah penelitian yang paling ekstensif mengenai hubungan interaksi
orang tua dan anak dengan harga diri, ada faktor-faktor dari orang tua yang
berhubungan dengan tingginya harga diri anak. Faktor-faktor dari orang tua
seperti ekspresi afeksi, menunjukkan perhatian pada permasalahan yang dihadapi
anak, rumah tangga yang harmonis, menetapkan peraturan yang jelas dan adil,
serta membiarkan anak untuk bebas selama dalam batasan yang jelas.
Dapat disimpulkan dari penelitian diatas, semakin baik pola asuh orang
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 10-11 Maret
dengan responden sebanyak 62 remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan dapat
disimpulkan:
1. Berdasarkan hasil penelitian pola asuh dengan nilai mean = 89,90, bahwa
mayoritas pola asuh orang tua yang ada di SMA Katolik Tri Sakti Medan
adalah pola asuh demokrasi.
2. Berdasarkan hasil penelitian harga diri dengan nilai mean = 29,18, bahwa
mayoritas harga diri anak remaja yang ada di SMA Katolik Tri Sakti
Medan adalah harga diri yang tinggi.
3. Pola asuh orang tua berhubungan secara positif dengan interprestasi yang
memadai terhadap perkembangan harga diri pada remaja (r = 0,441)
dengan nilai signifikan yang dapat diterima p = 0,000, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesa penelitian ini dapat diterima, artinya ada
hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan harga diri anak
remaja di SMA Katolik Tri Sakti Medan.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan
keluarga sehingga perlu diberikan penekanan materi tentang pola asuh orang tua
dan perkembangan harga diri anak remaja sehingga remaja memiliki harga diri
yang tinggi.
6.2.2 Bagi Pelayanan Keperawatan
Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa anak remaja memiliki harga diri
yang tinggi dengan pola asuh orang tua yang diterapkan adalah demokrasi.
Walaupun demikian petugas kesehatan agar tetap dapat memberikan pendidikan
kesehatan, penyuluhan, dan konseling pada keluarga tentang pentingnya pola asuh
orang tua yang efektif dalam upaya meningkatkan perkembangan harga diri yang
semakin tinggi pada remaja.
6.2.3 Bagi Orang Tua atau Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan agar orang tua atau masyarakat yang
memiliki remaja perlu mengetahui dan menentukan dan menerapkan pola asuh
yang tepat bagi perkembangan harga diri remaja agar remaja memiliki harga diri
yang tinggi.
6.2.4 Bagi SMA Katolik Tri Sakti Medan
Hasil penelitian ini diharapkan kepala SMA Katolik Tri Sakti Medan
dapat memberikan waktu khusus untuk pertemuan wali murid untuk membahas
pola asuh orang tua yang efektif berperan penting dalam perkembangan harga diri
remaja sehingga remaja memiliki harga diri yang tinggi.
6.2.5 Bagi Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar untuk
mempengaruhi harga diri. Untuk penelitian selanjutnya perlu diteliti kembali
tentang faktor jenis kelamin, faktor intelegensi, dan faktor fisik yang dapat
meningkatkan harga diri anak remaja. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
2.1.1 Pengertian Remaja
Pada umumnya remaja didefiniskan sebagai masa peralihan atau
transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12
tahun sampai 21 tahun dan ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis,
dan psikososial. Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang
sangat penting dan diawali dengan matangnya organ-organ fisik secara seksual
sehingga mampu berproduksi. Remaja juga merupakan masa perkembangan sikap
tergantung terhadap orang tua kearah kemandirian, minat-minat seksual,
perenungan diri dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika. Remaja dalam bahasa
aslinya disebut adolescence adalah berasal dari bahasa adolescere yang artinya
tumbuh untuk menjadi dewasa atau mencapai kematangan (Dewi, 2012).
2.1.2 Dinamika Masa Remaja
Masa remaja adalah peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa.
Selama periode ini, anak remaja banyak mengalami perubahan-perubahan. Untuk
memudahkannya, maka masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (Pieter &
1. Remaja awal (12-15 tahun) , ciri-ciri dinamika remaja awal :
a. Mulai menerima kondisi dirinya.
b. Berkembangnya cara berpikir.
c. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan potensi.
d. Proporsi tubuh semakin proporsional.
e. Sikap dan moralitasnya masih bersifat egosentris.
f. Selalu merasa kebingungan dalam status.
2. Remaja tengah (15-18 tahun), ciri-ciri dinamika remaja tengah :
a. Bentuk fisik makin sempurna dan mirip dengan orang dewasa.
b. Perkembangan intelektual dan sosial lebih sempurna.
c. Pergaulan sudah mengarah pada heteroseksual.
d. Belajar bertanggung jawab.
e. Ingin mendapatkan kebebasan sikap, pendapat, dan minat.
f. Keinginan untuk menolong dan ditolong orang lain.
3. Remaja akhir (19-22 tahun), ciri-ciri dinamika remaja akhir :
a. Disebut dewasa muda dan meninggalkan dunia kanak-kanak.
b. Kematangan emosional dan belajar mengendalikan emosi.
c. Belajar menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku.
d. Membina hubungan sosial secara heteroseksual.
2.1.3 Ciri-ciri Masa Remaja
Menurut Pieter dan Namora (2010) ciri-ciri masa remaja yaitu :
1. Sebagai periode peralihan
Peralihan adalah proses perkembangan dari satu tahap ke tahap
berikutnya. Apa yang tertinggal pada satu tahap akan memberikan
dampak di masa akan datang.
2. Periode mencari identitas diri
Remaja mencari identitas diri guna menjelaskan dirinya dan apa
peranannya. Mencari identitas dan mengangkat harga diri akan
membuat remaja memakai simbol status harga diri.
3. Usia bermasalah
Dikatakan periode remaja sebagai usia banyak masalah karena
tindakan-tindakan remaja selalu mengarah kepada keinginan untuk
menyendiri, kegelisahan, kurang percaya diri, timbulnya minat
seks, dan kekuasaan berkhayal.
4. Masa tidak realistik
Remaja melihat kehidupan ini menurut pandangan dan penilaian
pribadinya, bukan melihat menurut fakta, terutama pemilihan
cita-cita. Semakin tak realistik cita-citanya, maka semakin mudah
marah, sakit hati, dan frustasi.
5. Perubahan sikap dan perilaku
Selama masa remaja akan mengalami perubahan sikap dan
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja antara lain
adalah pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin,
status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh. Disamping itu
pengaruh lingkungan juga mempengaruhi perkembangan fisik remaja.
Menurut pandangan Gunarsa (dalam Dewi, 2012) bahwa secara umum
ada tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yakni endogen,
exogen, dan interaksi antara endogen dan exogen.
1. Faktor endogen (nature). Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa
perubahan-perubahan fisik maupun psikis dipengaruhi oleh faktor
internal yang bersifat herediter yaitu yang diturunkan oleh orang
tuanya, misalnya postur tubuh (tinggi badan), bakat-minat,
kecerdasan, kepribadian, dan sebagainya. Perlu diketahui bahwa
kondisi fisik, psikis atau mental yang sehat, normal, dan baik
menjadi predisposisi bagi perkembangan berikutnya.
2. Faktor exogen (nurture). Pandangan faktor exogen menyatakan
bahwa perubahan dan perkembangan individu sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri.
Faktor ini diantaranya berupa lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial. Lingkungan fisik berupa tersedianya sarana