• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Perawat tentang Perawatan Paliatif pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Perawat tentang Perawatan Paliatif pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) pengetahuan adalah kepandaian yang berkenaan dengan suatu hal. Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu kejadian tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga melalui proses penglihatan serta pendengaran dan melalui proses pengalaman dan proses hidup secara formal maupun informal (Effendy, ferry & Mukhfudli, 2009).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu : Tahu (Know), memahami (comprehension ), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis, evaluasi (evaluation).

(2)

Tahu disebut juga sebagai mengingat kembali (recall) memori atau ingatan yang sudah tersimpan sebelumnya setelah memperhatikan dan mempersepsikan sesuatu.

Memahami (comprehension)adalah proses menginterprestasikan dengan benar tentang suatu objek yang sudah diketahui. Memahami tidak hanya tahu untuk menyebutkan suatu objek tertentu tetapi mampu menjelaskan dengan benar objek yang diketahui.

Aplikasi (application) adalah suatu proses dimana seseorang dituntut tidak hanya tahu dan memahami tetapi mampu mengaplikasikan atau menerapkan apa yang sudah diketahui dan dipahami ke dalam bentuk situasi yang lain. Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk memisahkan komponen yang terdapat di

dalam suatu masalah dan mencari hubungan antar komponen tersebut sehingga seseorang mampu membedakan, memisahkan atau mengelompokkan objek tertentu.

(3)

2.1.3.Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Budiman & Agus (2013) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan sebagai berikut : Pendidikan, informasi/ media massa, sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan baik formal maupun informal dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik pada diri individu, kelompok atau masyarakat.

Informasi/ media massadapat diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal yang dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediateimpact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Semakin majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat. Sarana komunikasi dalam bentuk media massa, seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang karena media massa menyampaikan pesan-pesan dan sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

(4)

melakukan. Status ekonomi seseorang juga menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehinnga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Di dalam lingkungan terjadi interaksi timbal balik, sehingga berpengaruh terhadap pengetahuan individu.

Pengalamanmerupakan sesuatu yang dirasakan terhadap sesuatu yang diketahui ataupun yang dikerjakan yang tertangkap oleh indera manusia. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan, karena pengalaman yang berulang-ulang dapat menyebabkan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman juga merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

(5)

2.2 Perawatan Paliatif

2.2.1 Defenisi perawatan paliatif

Ungkapan palliative berasal dari bahasa latin yaitu “ pallium” yang artinya adalah menutupi atau menyembuhkan. Perawatan paliatif ditujukan untuk menutupi atau menyembunyikan keluhan pasien dan memberikan kenyamanan ketika tujuan penatalaksanaan tidak mungkin disembuhkan (Muckaden, 2011).

Perawatan paliatif merupakan pendekatan untuk meningkatkan kulitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,dengan cara meringankan penderitaan terhadap rasa sakit dan memberikan dukungan fisik, psikososial dan spiritual yang dimulai sejak ditegakkannya diagnosa hingga akhir kehidupan pasien (World Health Organization, 2016). Perawatan paliatif adalah filosofi dan organisasi perawatan, sistem yang terstruktur dalam memberikan perawatan pada individu dan keluarga. Tujuan perawatan paliatif adalah melindungi atau mengatasi keluhan dan memaksimalkan kualitas hidup individu dan dukungan pada anggota keluarganya ( Coyle & Fereel, 2010).

(6)

Perawatan paliatif tidak berfokus untuk menunda kematian tetapi berusaha untuk membuat keputusn yang dapat memaksimalkan kualitas hidup mereka (Palliative Care Australia, 2014).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan paliatif adalah suatu pendekatan aktif yang diberikan untuk mengatasi keluhan baik secara fisik, emosi maupun spiritual sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa.

2.2.2. Tujuan perawatan paliatif

Tujuan akhir dari perawatan paliatif adalah mencegah dan mengurangi penderitaan serta memberikan bantun untuk memperoleh kualitas kehidupan terbaik bagi pasien dan keluarga tanpa memperhatikan stadium atau kebutuhan terapi lainnya, denan demikian perawatan palitif dapat diberikan secara bersamaan dengan perawatan yang memperpanjang kehidupan atau sebagai focus keperawatan (Campbell, 2009).

The National Institute For clinical Excelence (NICE) menyatakan bahwa

(7)

tidak mempercepat atau menunda kematian dan membantu untuk mengatasi suasana dukacita kepada keluarga dengan memberi sistem dukungan.

2.2.2. Prinsip dasar pemberian perawatan paliatif

Dalam memberikan perawatan paliatif sangat penting memperhatikan prinsip-prinsipnya. Becker (2009) menyatakan bahwa prinsip-prinsi dasar dalam memberikan perawatan paliatif adalah : (a) Menghormati dan menghargai pasien serta keluarga. Dalam memberikan perawatan paliatif, perawat harus menghormati dan menghargai pasien dan keluarga, sesuai dengan prinsip menghormati maka segala informasi perawatan harus dikonsultasikan dengan pasien dan keluarga dimulai sejak awal diagnosa ditegakkan sampai tahap pengobatan, (b) Kesempatan atau hak untuk mendapatkan kepuasan dan perawatan paliatif yang pantas. Pada kondisi untuk menghilangkan nyeri dan keluhan fisik lainnya maka petugas kesehatan harus memberikan kesempatan pengobatan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup. Terapi tersebut meliputi : dukungan teman sebaya, terapi musik, dukungan spiritual kepada keluarga, perawatan menjelang ajal.

(8)

(d) Pengembangan profesi dan dukungan sosial untuk perawatan paliatif,faktor-faktor yang yang menghambat keluarga untuk mendapatkan kesempatan untuk layanan perawat paliatif adalah; pengetahuan, ekonomi, dan peraturan, sehingga tenaga professional perlu melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk medorong kesadaran perlunya perawatan paliatif.

2.2.4 Tim perawatan paliatif

Perawatan paliatif melibatkan multidisiplin yang masing-masing terlibat berdasarkan masalah yang dihadapi penderita. Multidisiplin yang terlibat mencakup dokter, perawat, tokoh agama, fisioterapi, ahli psikologis.

Setiap tim perawatan paliatif dapat memberikan perawatan sesuai dengan keahliannya (Hill, K & Coyne, I, 2012). Menurut Craig (2007) bahwa seluruh anggota tim perawatan paliatif harus memenuhi kriteria dan kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya yaitu akan memberikan perawatan kepada pasien dan keluarga sesuai dengan nilai, harapan, dan kepercayaan.

2.2.5 Tempat perawatan paliatif

(9)

Rumah sakit merupakan salah satu tempat perawatan paliatif. Perawatan paliatif dapat dilaksanakan di rumah sakit jika pasien harus memerlukan perawatan yang intensif. Dalam memberikan perawatan harus memperhatikan kepentingan pasien dan keluarga, sehingga perlu melibatkan keluarga dalam melaksanakan tindakan.

Hospice merupakan pelayanan kesehatan yang menggabungkan filosofi hospice care dengan perawatan paliatif. Filosofi hospice care menganggap kematian

sebagai proses yang alami dan perawatan pasien yang sekarat termasuk pengelolaan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual penderita serta keluarga Layanan hospice care menyediakan home visit dan kunjungan dari pekerja sosial, ahli agama, dokter, perawat. Segala pengobatan dan perawatan sudah dikordinasikan dengan pihak rumah sakit. Perawatan hospice bagi pasien yang sakit memiliki filosofi yang sama dengan perawatan palitif bagaimanapun “semua perawatan hospice adalah perawatan paliatif namun tidak semua perawatan paliatif adalah perawatan hospice (Campbell, 2009). Perawatan paliatif sebaiknya ditawarkan kepada pasien yang membutuhkan beberapaa pelayanan, tetapi perawatan hospice diatur dan seorang pasien harus memiliki setidaknya harapan hidup.

(10)

Dalam perawatan ini peran keluarga lebih menonjol sehingga keluarga sebagai caregiver diberikan keterampilan keperawatan dasar.

2.2.6 Peran perawat di perawatan paliatif

Perawat memiliki peranan penting dalam memberikan dukungan bagi penderita kanker dalam mengatasi gejala yang di alami (Mackenzie & Mac Callam, 2009). Menurut Matzo & Sherman (2014) peran perawat dalam perawatan paliatif meliputi sebagai praktik di klinik, pendidik, peneliti, bekerjasama (Collaborator), penasihat.

Perawat sebagai salah satu petugas praktik di klinik memiliki kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi nyeri beserta keluhan dari nyeri yang dialami pasien. Perawat dapat berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam mengembangkan dan menerapkan perencanaan perawatan yang komprehensif. Perawat mengidentifikasi pendekatan baru dalam mengatasi nyeri dan dikembangkan sesuai dengan standar rumah sakit sehingga dapat dipraktekkan sesuai denga aturan di rumah sakit.

(11)

Perawat pendidik dengan tim lainnya, seperti komite dan ahli farmasi, berdasarkan pedoman dan tim perawatan paliatif, maka memberikan perawatan yang berbeda dan khusus dalam menggunaan obat-obatan intravena untuk mengatasi nyeri neuropatik yang tidak mudah di atasi.

Perawat sebagai penelitimenghasilkan ilmu pengetahuan baru melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian dan memulai pendekatan baru yang ditujukan pada pertanyaan-pertanyaan. Perawat dapat meneliti dan terintegrasi pada penelitian perawatan paliatif.

Perawat sebagai salah satu tim pelayanan kesehatan akan bekerjasama (Collaborator) melakukan pengkajian dalam mengkaji bio-psiko-sosial-spiritual serta penatalaksananya. Perawat membangun dan mempertahankan kolaborasi dengan tim perawatan paliatif. Perawat memfasilitasi dalam mengembangkan anggota dalam pelayanan, perawat bekerjasama dengan tim perawatan paliatif dalam rangka mempersiapkan pelayanan dengan hasil yang terbaik.

(12)

2.3.Kanker

2.3.1Defenisi dan epidemologi kanker

Kanker merupakan sekumpulan penyakit yang terjadi melalui proses pembelahan dan penyebaran sel yang tidak terkendali yang dapat mempengaruhi tubuh. Sel-sel kanker terus membelah sehingga menciptakan lebih banyak sel. Proses ini disebut dengan metstasis, Jika proses metastasis tidak terkontrol dengan baik, maka dapat menyebabkan kematian (American Cancer Society, 2016). Terdapat lebih dari 100 jenis kanker dan setiap klasifikasi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Sejalan dengan pertumbuhan dan kembang biaknya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dan jaringan ganas yang menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya yang dikenal sebagai invasif . Di samping itu, sel kanker dapat menyebar (metastasis) ke organ tubuh lainnya.

(13)

WHO menyatakan bahwa sepertiga sampai setengah dari semua jenis kanker dapat dicegah, sepertiga dapat disembuhkan bila ditemukan pada stadium dini. Oleh karena itu, upaya mencegah kanker dengan menekan kanker pada stadium dini merupakan upaya yang penting karena disamping membebaskan masyarakat dari penderitaan juga akan mengurangi angka kejadian penyakit kanker.

2.3.2. Tanda dan Gejala kanker

Menurut America Cancer Society (2013) tanda dan gejala penyakit kanker yaitu: demam, kelelahan, nyeri, perubahan kulit, perubahan pola buang air besar, perubahan fungsi kandung kemih, luka yang tidak kunjung sembuh, benjolan.

Demam adalah kejadian yang sangat umum pada pasien kanker. Hampir semua pasien yang menderita penyakit kanker akan mengalami demam pada beberapa waktu, terutama jika kanker atau pengobatan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh hal ini dapat membuat lebih sulit bagi tubuh untuk melawan infeksi. Demam merupakan tanda awal kanker seperti kanker darah, leukemia, limfoma.

(14)

Nyerimerupakan gejala awal beberapa kanker seperti kanker tulang atau kanker testis. Sakit kepala yang tidak hilang atau menjadi lebih baik dengan pengobatan merupakan gejala dari tumor otak. Nyeri punggung dapat merupakan gejala dari kanker usus besar, rectum atau ovarium. Paling sering nyeri akibat kanker telah menyebar atau bermestatasis.

Perubahan kulit pada penderita kanker dapat berupa kulit tampak gelap (hiperpigmetasi), kulit dan mata berwarna kekuningan (jaundice), kulit tampak kemerahan ( eritema), gatal (pluritus), dan pertumbuhan rambut yang berlebihan.

Perubahan pola buang air besar atau fungsi kandung kemih pada penderita kanker dapat berupa sembelit jangka panjang, diare, atau perubahan ukuran tinja mungkin merupakan tanda dari kanker usus besar. Nyeri saat buang air kecil, darah dalam urin, atau perubahan fungsi kandung kemih, seperti perlu buang besar lebih sering dari biasanya dapat dikaitkan dengan kandung kemih atau kanker prostat. Bintik-bintik putih di lidah dan mulut merupakan gejala leukoplasia. Leukoplaksia adalah daerah pra-kanker yang disebakan oleh merokok atau penggunaan tembakau lainnya. Orang yang merokok pipa atau menggunakan tembakau beresiko tiinggi untuk leukoplaksia jika tidak diobati dapat menjadi kanker mulut.

(15)

besaratau kanker rektum. Kanker serviks atau endometrium dapat menyebabkan perdarahan vagina abnormal. Darah yang keluar dari putting merupakan tanda kanker payudara.

Sebuah benjolan atau penebalan merupakan tanda awal atau akhir dari kanker. Kanker payudara muncul dengan kulit merah atau menebal serta adannya tonjolan.Benjolan kanker dapat dirasakan melalui kulit, tanda ini kebanyakan terjadi pada payudara, testis, kelenjar getah bening, dan jaringan lunak tubuh.

2.3.3.Terapi kanker

Hinkle dan Cheever (2013) menyatakan bahwa terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia, status kesehatan, dan karakteristik pribadi tambahan. Tidak ada pengobatan tunggal untuk kanker dan pasien sering menerima kombinasi terapi dan perawatan paliatif. Terapi yang biasanya diberikan pada pasien kanker antara lain; kemoterapi, terapi radiasi, dan perawatan paliatif.

(16)

Terapi radiasi merupakan salah satu pengobatan kanker dengan cara memberikan sinar dengan kekuatan tinggi seperti sinar X, elektro, dan gamma. Sinar yang diberikan dengan cepat dapat menghancurkan pertumbuhan sel seperti kanker. Radiasi dapat digunakan dengan sendiri atau bahkan dikombinasikan dengan terapi lain.

Perawatan paliatif adalah perawatan yang penuh pengertian dan pendekatan menyeluruh kepada individu dengan penyakit serius. Perawatan ini mendukung individu dan keluarga dengan mengatasi gejala fisik seperi menolong secara emosional, sosial, dan aspek spiritual.

2.4.Perawatan paliatif pada pasien kanker

Kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Kanker terjadi karena pertumbuhan dan pembelahan sel yang tidak normal yang kemudian menyerang organ tubuh lainnya (WHO, 2016). Pengobatan yang diberikan bersifat suportif, dan mempertahankan fungsi tubuh. Tujuan keperawatan pada pasien kanker adalah meningkatkan kualitas hidup dan menghantarkan pasien dengan kondisi End of life dengan tenang. Hal ini sesuai dengan tujuan dari perawatan paliatif.

(17)

dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama serta pengobatan nyeri dan masalah lain, baik masalah fisik, psikososial dn spiritual. Hal-hal yan terkait dalam perawatan paliatif adalah :

2.4.1 Komunikasi dan pembuatan keputusan

Komunikasi perawat dan petugas kesehatan lain dengan pasien dan keluarga serta antara pasien dan keluarga merupakan hal penting dalam perawatan paliatif. Pasien merupakan individu yang memiliki hak untuk mengetahui informasi kondisi penyakitnya. Pasien juga memiliki hak untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya jika pasien masih memiliki kompetensi untuk membuat keputusan. Pada fase end of life banyak pasien yang tidak mampu membuat keputusan, sehingga petugas kesehatan sebaiknya membicarakan segala informasi mengenai kondisi pasien pada saat pasien memiliki kesadaran penuh sehingga mampu membuat keputusan. Walaupun demikian keluarga tetap dapat berperan dalam pegambilan keputusan.

2.4.2. Manajemen gejala

(18)

Pelaksanaan nonmedikmetosa dapat dilakukan secara fisik dan psikologis. Nonmedikmetosa secara fisik yaitu dengan kompres hangat, TENS, sedangkan untuk psikologis yaitu dengan relaksasi, cognitive-behavioural terapi, psychodynamic terapi.

2.4.3. Perawatan setelah pasien meninggal

(19)

Tugas dari pelayanan paliatif adalah memberikan dukungan, agar rasa duka yang timbul tidak menjadi duka yang patologis. Dukungan pada masa berkabung dilakukan pada saat pasien meninggal dan pada saat pemakaman.

Tujuan dukungan masa berkabung adalah :

1. Membantu agar keluarga bisa menerima kenyataan bahwa pasien telah meninggal dan tidak akan kembali ;

2. Membantu agar keluarga mampu berdaptasi dengan situasi dan kondisi baru

3. Membantu merubah lingkungan yang memungkinkan keluarga dapat melanjutkan hidup tanpa pasien yang meninggal

Referensi

Dokumen terkait

setiap siklus melibatkan 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi (Kemmis and Taggart, 1990). Penelitian

[r]

StudiTeknikInformatikaFakultasTeknologi InformasiUniversitas Kristen SatyaWacana. 2) Menerapkanteori yang sudahdiperolehselama di bangkukuliahkedalambentukperancangan receiver

Dalam sistem pencatatan kehadiran siswa secara otomatis kendala terdapat pada biaya pengeluaran yang besar misal untuk membuat semua kartu khusus dan pembelian mesin

Produk yang akan dihasilkan adalah pengembanggan. Proses pembuatan produk ini, penulis memperoleh data dengan cara melakukan wawancara dengan ibu-ibu. Dalam melakukan

Power supply adalah sebuah perangkat yang memasok energi listrik untuk satu atau lebih beban listrik atau alat atau sistem yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik atau

Program Studi Diploma Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.. Salatiga

Children as young learners need an enjoyable technique in learning a new language in order. to avoid