1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8.2 juta kematian disebabkan oleh kanker.1 Salah satu jenis kanker yang sering di alami di Indonesia sendiri adalah karsinoma nasofaring (KNF) yang merupakan keganasan nomor satu di bagian keganasan faring telinga hidung tenggorokan, kanker ganas nomor empat setelah kanker payudara. Karsinoma nasofaring adalah kanker yang terbentuk dijaringan epitel yang berada pada nasofaring, yang merupakan bagian atas tenggorokan yang terletak di belakang hidung.3
Epidemiologi dari karsinoma nasofaring dikarakterisitikan dengan distribusi geografi yang unik . Cina Selatan memiliki angka insidensi tertinggi di dunia. Penelitian dari epidemiologi karsinoma nasofaring menunjukan KNF memiliki prevalensi yang unik, termasuk regional, RAS, keturunan, suku mongoloid, dan Cina Selatan.
Menurut Global Registry of Cancer incidence, KNF menduduki urutan ke-11 dari seluruh keganasan di Cina pada tahun 2008, dengan angka insidensi 2.8/100.000 orang per-tahun pada laki-laki dan 1.9/100.000 orang per-tahun pada perempuan.2 Terutama pada laki-laki dengan rasio perbandingan 2:1.
Pada tahun 2015, diperkirakan dapat terjadi kasus KNF sekitar 3.200 kasus di Amerika Serikat.Insiden di Cina Selatan dan Asia Tenggara sekitar 20 sampai 40 per 100.000 jiwa per tahun.Pada tahun 2002, tercatat 80.000 insiden karsinoma nasofaring di seluruh dunia dengan sekitar 50.000 kematian.3 Di Indonesia sendiri karsinoma nasofaring memiliki insidensi 6,5/100.000 penduduk.4
Salah satu pilihan pengobatan yang menjadi pilihan penatalaksanaan untuk kasus karsinoma nasofaring adalah kemoradioterapi. Kemoradioterapi kombinasi adalah pemberian kemoterapi bersamaan dengan radioterapi dalam rangka
2
mengontrol tumor secara lokoregional dan meningkatkan survival pasien dengan cara mengatasi sel kanker secara sistemik lewat mikrosirkulasi.16
Efek samping yang disebabkan dari pemberian kemoradioterapi adalah gangguan pada jantung, paru, hormonal, tulang, sendi, jaringan lunak, otak, sumsum tulang belakang, saraf, daya ingat, konsentrasi, sistem pencernaan, leukopenia, trombositopenia, penurunan kadar hemoglobin dalam darah, dll.
Untuk kasus kasinoma nasofaring sendiri juga banyak efek samping yang ditimbulkan setelah diberikan terapi kemoradioterapi. Efek samping yang ditimbulkan adalah leukopenia11, penurunan berat badan, penurunan kadar
hemoglobin dalam darah18, trombositopenia, mual muntahdan masih banyak efek samping yang ditimbulkan setelah pemberian kemoradioterapi pada pasien karsinoma nasofaring. Pemberian kemoterapi atau kemoradioterapi menginduksi myelosupresi, yang dapat menyebabkan anemia, neutropenia, dan trombositopenia.20 Biasanya efek samping tersebut timbul setelah penderita menjalani kemoradioterapi sebanyak 3 siklus, tetapi terkembali pada respon tubuh individu tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana perubahan gambaran darah tepi pada penderita karsinoma nasofaring yang diberikan kemoradioterapi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perubahan gambaran darah tepi pada pasien karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah kemoradioterapi di RSUP.H.Adam Malik tahun 2015 ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perubahan gambaran darah tepi sebelum dan sesudah kemoradioterapi pada pasien karsinoma nasofaring di RSUP.H.Adam Malik Medan 2015
3
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Distribusi frekuensi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan umur, jenis kelamin.
2. Distribusi frekuensi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan gambaran histopatologi.
3. Untuk mengetahui signifikansi perubahan gambaran darah tepi (leukosit, eritrosit, trombosit dan hemoglobin) sesudah kemoradioterapi di RSUP.H. Adam Malik Medan 2015.
4. Melihat ada tidaknya hubungan darah tepi sebelum dan sesudah kemoradioterapi 1 siklus di RSUP.H.Adam Malik Medan 2015
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk melihat perubahan gambaran darah tepi sebelum dan sesudah pemberian kemoradioterapi pada penderita karsinoma nasofaring guna untuk menunjang pengambilan keputusan medis dan pemberian kemoradioterapi.
1.4.2. Bagi Peneliti
Informasi di hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang karsinoma nasofaring, gambaran darah tepi, efek samping dari kemoradioterapi, kemampuan menelaah, dan kemampuan untuk menulis KTI.
1.4.3. Bagi Peneliti Lain
Dapat menjadi saran dan masukan bagi penelitian selanjutnya.