• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aturan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aturan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan (2)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa lahir dan hidup bersama masyarakatnya karena masyarakat tidak dapat berkomunikasi di antara sesamanya tanpa alat untuk berkomunikasi yaitu bahasa. Bahasa adalah milik manusia yang paling utama. Istilah bahasa Indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Pengunaan bahasa sebagaimana dikemukan oleh Labow (1972) berhubungan dengan variable non linguistic, dimana variable tersebut berhubungan dengan siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, tentang apa, kepada siapa dan kapan. Namun pengenalan istilah tidak menjamin secara komperhensif konsep dan makna istilah bahasa Indonesia yang baik itu. Kesadaran akan hal ini kurang dimengerti oleh setiap warga Indonesia dikarenakan kurangnya percaya diri, ketakutan akan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik sama dengan bahasa Indonesia yang baku atau bahasa Indonesia yang benar. Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan tersebut diartikan oleh sebagian besar masyarakat bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

(2)

Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, diharapkan setiap warga Indonesia bisa menggunakan bahasa yang jelas, singkat, padat dan bersistem agar jalan pikiran orang yang mendengarnya dapat mengerti dan mudah untuk dipahami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian bahasa Indonesia yang baik, cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, serta manfaat penggunaan bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukaan sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan dalam penyusanan makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar ?

2. Bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari ?

3. Apa saja manfaat menggunakan bahasa Indonesia ?

1.3 Tujuan Penyusunan Makalah

Dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan yang terdiri dari : 1. Tujuan Umum

- Dapat mendiskripsikan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

- Dapat mengaplikasikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan situasinya.

2. Tujuan khusus

- Dapat menjelaskan cara menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

- Dapat menjelaskan manfaat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

BAB II

(3)

Untuk mempelajari bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik menurut Suharianto (1978 : 18);Moeliono (1988 : 19); dan Arifin (1993 : 9) adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma-norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab seperti di pasar, di warung kopi, di meja makan saat makan bersama, hendaknya digunakan bahasa Indonesia yang santai tidak terlalu terikat oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah kebahasaan. Dalam situasi resmi atau formal, misalnya : dalam kuliah, seminar, pidato, dan lain-lain hendaknya digunakan bahasa Indonesia ragam formal, yang selalu memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan. Itu berarti, bahasa Indonesia yang baik hendaknya memperhatikan situasi kebahasaan, dimana, kapan, dengan siapa bahasa itu digunakan.

Disisi lain, Arifin (1993 : 10) mengatakan bahwa bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraph, dan kaidah penalaran. Jika semua kaidah itu ditaati secara seksama dan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia itu dikatakan benar. Bila sebaliknya, pemakaian bahasa itu dianggap tidak benar. Dengan demikian, bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa Indonesia yang memperhatikan norma-norma kemasyarakatan atau situasi yang berlaku. Jika situasi formal, bahasa yang dipakai sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku dan bila situasi non formal cukup digunakan ragam santai atau ragam non baku.

Dari penjelasan tersebut kita perlu memperhatikan cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sarna seperti yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari banyak masyarakat yang tidak menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Misalnya, dalam hal berkomunikasi disuatu tempat, masyarakat lebih sering menggunakan bahasa yang tidak baku dari pada bahasa yang baku. Itu terjadi karena suatu kebiasaan dari kecil atau faktor dari lingkungan tempat ia tinggal.

2.1 Pengertian bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

(4)

bicara, dan sesuai dengan topic pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Orang yang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat.Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu beragam baik (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1988, halaman 19). Jadi jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita melarang seorang anak kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti jatuh!” Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku, “Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik perlu memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya. (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, halaman 20).

Kalo kita cermati kutipan-kutipan di atas tentang apa itu bahasa Indonesia yang baik, erat sekali hubungannya dengan ragam bahasa. Berarti untuk lebih memahaminya kita juga perlu tahu apa saja ragam bahasa yang ada di dalam bahasa Indonesia. Sepertinya perlu pembahasan tersendiri mengenai hal itu. Jadi yang penting dalam masalah “yang baik dan benar” kali ini adalah kita tetap berbahasa sesuai keadaan, situasi, dengan siapa kita berbicara, dan untuk tujuan apa kita berbahasa.

(5)

penyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesan menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin disampaikan kepada penerima pesan.

Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan dapat berupa penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi. Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan atau dijelaskan. Media pesan merupakan majalah, komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis permasalahan, jenis cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.

2.2 Menggunakan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus dalam kehidupan sehari-hari harus sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya dalam situasi nonformal seperti di warung, di pasar, di rumah dan lain- lain hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat. Contohnya, “ Berapa nih, Bu, ikannya ? “.

Sedangkan pada situasi formal seperti kuliah, seminar, rapat dan lain- lain, menggunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal serta memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, seperti kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah – kaidah bahasa kurang ditaati, maka pemakaian bahasa Indonesia tersebut tidak benar atau tidak baku. Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan juga mengikuti kaidah bahasa yang benar. Agar penggunaan bahasa Indonesia dapat digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :

1. Isi atau makna, yaitu berhubungan dengan pikiran, gagasan atau perasaan yang disampaikan

(6)

3. Khalayak/sasaran, yaitu yang berkenaan dengan usia, kelamin, pendidikan, pekerjaan dan kedudukan

4. Sarana saluran yang digunakan, umpamanya melalui telepon, radio, televise

5. Cara berhubungan langsung atau tidak langsung, misalnya melalui forum rapat, televisi, radio, dan surat

Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia yang baik dan benar yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita menggunakan bahasa Indonesia yaitu :

1. Tata bunyi (fonologi), fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian yang meliputi : a. Fonetik, adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia.

b. Fonemik, adalah ilmu yang mempelajari bunyi atau ujaran yang dalam fungsinya sebagai pembeda arti.

Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat mempunyi fungsi untuk membedakan arti.

2. Tata bahasa (kalimat)

(7)

huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan tersebut adalah pengertian kalimat dilihat dari segi kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada unsure lain dalam pemakaian bahasa.Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.

3. Kosakata

Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis maupun lisan. Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga mini disebut gaya. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan memakai bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan warisan melainkan diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya. Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan) atau penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi atau apa yang dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

4. Ejaan

(8)

kita menuliskan seluruh kata di sana. Kecuali itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambing-lambang bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan.

5. Makna

Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna.Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita.

2.3 Manfaat Menggunakan Bahasa Indonesia

1. Mempermudah dalam komunikasi

(9)

kita, kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita.Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita. Pada saat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang lain atau tidak. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”.Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum.Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, nuansa tradisional.

2. Mempermudah kita untuk berintegrasi dan beradaptasi secara social

(10)

BAB III

PENUTUP

3.1

Kesimpulan

(11)

1. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya.

2. Cara menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan.

3. Manfaat yang kita peroleh dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah mempermudah dalam berkomunikasi dan dapat mempermudah dalam beradaptasi di lingkungan bermasyarakat.

3.2 Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2007. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai Pustaka. Arifin, Zaenal. 1993. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress.

(12)

Jakarta: Gramedia.

Gorys, Keraf. 1997. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesai.

Referensi

Dokumen terkait

Berikutan daripada kenyataan-kenyatan di atas ini, kajian ini dilakukan dan satu rekabentuk telah dicadangkan untuk disesuaikan dengan keperluan cara makan dan jenis

Biasanya dapat dilihat dari respon yang diberikan oleh wartawan ketika diadakannya salah satu kegiatan media relations wartawan yang di undang selalu datang dan meliput

Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun

Pada penelitian yang berjudul Pengaruh Konten Instagram Seblak Jeletet Murni Terhadap Minat Beli Konsumen dengan survey pada followers akun instagram

Model Answers adalah model deterministik yang berdasarkan pada hipotesis bahwa: pada sembarang titik pada suatu DAS, akan berlaku hubungan fungsional antara laju aliran air

Hasil dari pengukuran kesenjangan digital yang telah dilakukan dalam penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan perilaku penggunaan internet berada pada kategori

Metode yang digunakan adalah: (i) pengamatan terhadap curah hujan, suhu udara, dan kedalaman muka air tanah untuk periode 1 April 2009 sampai 11 Mei 2010 digunakan untuk

Berdasarkan hal ini maka dilakukan penyelesaian yang salah satu caranya dengan membuat perancangan sistem penilaian dan evaluasi vendor bahan baku menggunakan