• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hak Cipta Terhadap Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut UU No 28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Studi pada Beberapa Band di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hak Cipta Terhadap Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut UU No 28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Studi pada Beberapa Band di Kota Medan)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN UMUM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

A. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual

Hak kekayaan intelektual adalah suatu sistem yang melekat pada tata

kehidupan modern. Istilah Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan

dari istilah Intellectual Property Rights (Bahasa Inggris) dalam sistem hukum

Anglo Saxon. Sedangkan istilah Hak Atas Milik Intelektual (HaKI) merupakan

terjemahan dari istilah Intellectuele Eigendomsrecht (BahasaBelanda) dalam

sistem hukum Kontinental.23

HKI atau juga dikenal dengan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

merupakan terjemahan atas istilah Intellectual Property Right (IPR). Istilah

tersebut terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual.

Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun

dijual. Adapun Kekayaan Intelektualmerupakan kekayaan atas segala hasil

produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra,

gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan seterusnya. Terakhir, Hak atas Kekayaan

Intelektual(HaKI) merupakan hak-hak (wewenang/kekuasaan) untuk berbuat

sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut, yang diatur oleh norma-norma atau

hukum-hukum yang berlaku.24

23

Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah, Peraturan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, Bandung , Pustaka Bani Quraisy, 2004, Hal. 1.

24

(2)

Pertama kalinya yakni pada tanggal 20 Maret 1883 di Paris, Perancis,

Negara-negara didunia berhasil menyepakati perlindungan terhadap hak kekayaan

intelektual yang bersifat internasional, yakni dengan disahkannya Paris

Convention or the Protection of Industrial Property (dinamakan pula dengan

Paris Union atau Paris Convention). Pada Prinsipnya, Paris Convention ini

mengatur tentang perlindungan hak milik perindustrian yang meliputi hak

penemuan atau paten (inventions atau patents), model dan rancang bangun (utility

models), desain industri (industrial design), merek dagang (trademarks), merek

jasa (service mark), dan persaingan curang (unfair competition). Beberapa tahun

kemudian, pada tahun 1886 menyusul kesepakatan perlindungan hak cipta yakni

dengan disahkannya Bern Convention for the Protection of Literay and Artistic

Works. Pada dasarnya yang diatur dalam The Bern Convention ini menyangkut

karya kesusasteraan dan kesenian (literary and artistic works) yang meliputi pula

semua karya yang dihasilkan dalam bidang kesusasteraan, kesenian, dan ilmu

pengetahuan.25

Hak kekayaan intelektual merupakan konsep yang relatif baru bagi

sebagian besar Negara, terutama negara berkembang. Pada ujung abad ke 20 dan

awal abad ke 21 tercapai kesepakatan Negara-negara untuk mengangkat konsep

hak kekayaan intelektual kearah kesepakatan bersama dalam wujud Agreement

Establishing the World Trade Organization (WTO Agreement).26

Sebelum terbentuknya WTO masalah hak kekayaan intelektual dalam

dimensi internasional berada dibawah administrasi World Intellectual Property

25

Otto Hasibuan., Op.Cit, Hal. 22-23. 26

(3)

Organization (WIPO). Pembentukannya dilakukan pada tanggal 14 Juli 1967 di

Stockholm berdasarkan Convention Establishing the World Intellectual Property

Organizations.27

Salah satu bagian dari Agreement Establishing the World Trade

Organization adalah perumusn mengenai aspek-aspek perdagangan hak kekayaan

intelektual yang dikenal sebagai Agreement on Trade Related Aspects of

Intellectual Property Rightsatau TRIP‟s greement tahun 1994. Perjanjian

TRIP‟s dimaksudkan untuk menyeragamkan perlindungan hak kekayaan

intelektual (asing) di suatu negara.28

Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hal yang baru dalam sistem

hukum di Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat pengakuan terhadap karya

intelektual sudah ada, tetapi hanya berupa pengakuan secara moral dan etika.

Masyarakat Indonesia pada dasarnya merupakan suatu komunitas yang komunal

dengan tingkat kebersamaan yang tinggi, sehingga ha-hak individu meskipun ada

masih kalah oleh kepentingan bersama. Hak-hak individu tetap dihormati, tetapi

pengaturannya sebatas pada aturan dan norma yang tidak tertulis.29

Namun sejak Indonesia meratifikasi Paris Convention pada tahun 1979

dengan diubahnya Keputusan Presiden NO.24 Tahun 1979 dengan Keputusan

Presiden NO. 15 tahun 1997. Indonesia telah ikut serta sebagai Negara anggota

WTO sehingga harus tunduk pada ketentuan WTO yang mencakup Perjanjian

TRIPs. Pembentukan TRIPs sebagai instrument hukum pengelolaan hak kekayaan

intelektual dunia sebenarnya tidak lepas pelaksanaan Uruguay Round tahun 1990.

27Ibid.,

Hal. 6 28

Otto hasibuan., Op.Cit, Hal. 24. 29

(4)

Kanada sebagai salah satu anggota General Agreement on Tariffs and Trade

(GATT) secara formal mengusulkan pembentukan suatu badan perdagangan

internasional. Usul ini ditanggapi positif oleh anggota GATT.30

The Agreement on Trade-Related Aspect of Intellectual Property Rights

(TRIPS) adalah salah satu perjanjian multilateralterpenting berkaitan dengan hak

kekayaan intelektual, Agreement inimulai berlaku 1 Januari 1995, Indonesia

telah meratifikasinya danberkewajiban melaksanakah dan berlaku sejak tahun

2000. Indonesiameratifikasi TRIP,s melalui Undang-Undang NO. 7 tahun 1994,

dansebagai konsekuensi keikutsertaannya, maka Indonesia berkewajiban

mengharmoniskan sistem hukum Hak Kekayaan Intelektualnya sesuai dengan

standard- standard yang ditetapkan TRIPs.31

Dalam pengertian luasnya intellectual property meliputi32:

1) Karya karya kesusasteraan, kesenian dan ilmu pengetahuan (literary,

artistic and scientific works).

2) Pertunjukan oleh para artis, kaset dan penyiaran audio visual

(performances of performing artist, phonograms and broadcasts).

3) Penemuan teknologi dalam semua bidang usaha manusia (invention in all

fields of human endeavor).

4) Penemuan ilmiah (scientific discoveries).

5) Penemuan industri (scientific design).

30

Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, Edisi revisi ke-4, , Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005, Hal. 48.

31

http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-412-bab2new.pdf, diakses pada tanggal 17 April 2015 Pukul 20:18

32

(5)

6) Merek dagang, nama usaha dan penentuan komersial (trademarks,

service marks, and commercial names and designations).

7) Perlindungan terhadap persaingan tidak sehat (protection against unfair

competition).

8) Segala hak yang timbul dari kemauan intelektualitas manusia di bidang

industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau kesenian (all other

resulting from intellectual activity in industrial, scientific, literary or

artistic fields).

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual memberikan pengertian

bahwa hak kekayaan intelektual, atau disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”,

adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights

(IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir otak yang menghasilkan suatu

produk atau proses yang berguna untuk manusia. Pada intinya Hak kekayaan

intelektual adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu

kreativitas intelektual. Obyek yang diatur dalam Hak kekayaan intelektual adalah

karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.33

Secara substantif, pengertian Hak kekayaan intelektual dapat di

deskripsikan sebagai hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan

intelektual manusia. Hak kekayaan intelektual dikategorikan sebagai hak atas

kekayaan mengingat Hak kekayaan intelektual berupa; pengetahuan, seni, sastra,

teknologi dimana dalam mewujudkannya membutuhkan tenaga, waktu, biaya dan

pikiran. Adanya pengorbanan tersebut menjadikan karya intelektual tersebut

menjadi memiliki nilai. Apabila ditambah dengan manfaat ekonomi yang melekat

33Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual

,

(6)

nmenumbuhkan konsepsi kekayaan (property) terhadap karya-karya intelektual

tadi34

Menurut OK. Saidin, Hak Kekayaan Intelektual itu adalah hak kebendaan,

hak atas sesuatu benda yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio.

Hasil dari pekerjaan rasio manusia yang menalar.Hasil Kerjanya itu berupa benda

immaterial. Benda tidak berwujud. Misalnya karya cipta lagu. Untuk menciptakan

alunan nada (irama) diperlukan pekerjaan otak. Hasil kerja otak itu kemudian

dirumuskan sebagai intelektualitas. Tidak semua orang mampu mempekerjakan

otak secara maksimal. Hanya orang yang m mpu mempekerjakan otaknya sajalah

yang mampu menghasilkian hak kebendaan yang di sebut sebagai intellectual

property rights35

Dari pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa didalam hak kekayaan

intelektual melekat hak kebendaan. Menurut sistem hukum perdata, hukum

mengenai harta kekayaan meliputi hukum kebendaan dan hukum perikatan.

Intelectual PropertyRights merupakan kebendaan inmmateriil yang juga menjadi

obyek hak milik sebagaimana diatur dalam hukum kebendaan.

Terdapat tiga jenis benda yang dapat dijadikan kekayaan atau hak milik yaitu36 :

a. Benda bergerak seperti emas , perak, kopi, teh, alat elektronik, peralatan

telekomunikasi dan sebagainya

b. Benda tidak bergerak seperti tanah, rumah, toko dan pabrik

34

Budi Agus Riswandi dan M.Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, Jakarta, Pt.RajaGrafindo Persada, 2004, Hal.31.

35

Ok.Saidin, Op.Cit, Hal.9. 36

(7)

c. Benda tidak berwujud seperti paten, merek dan hak cipta

Dalam Burgerlijk Wetboek (BW) pengaturan tentang benda diatur dalam

buku II. Istilah zaak (benda) dipakai dalam dua arti yaitu pertama dalam arti

barang yang berwujud yang kedua dalam bagian dari harta kekayaan. Merujuk

pada ketentuan dalam Pasal 499 KUHPerdata disebutkan bahwa menurut paham

Undang-Undang yang dinamakan kebendaan ialah tiap tiap barang dan tiap-tiap

hak yang dapat dikuasai hak milik. Dan jenis-jenis benda pada Pasal 503 yakni

kebendaan adalah berwujud dan tidak berwujud.

Berdasarkan ketentuan Pasal 499 KUH Perdata tersebut benda tak

berwujud itu disebut hak. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdulkadir

Muhammad yang mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan barang

(tangilable good) adalah benda material yang ada wujudnya karena dapat dilihat

dan diraba, misalnya kendaraan, sedangkan yang dimaksud dengan hak

(intangible good) adalah benda immaterial yang ada, tidak ada wujudnya karena

tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya Hak kekayaan intelektual.37

Baik benda berwujud maupun tidak berwujud (hak) dapat menjadi objek

hak . Hak atas benda berwujud disebut hak absolut atas suatu benda, sedangkan

hak atas benda tak berwujud disebut hak absolut atas suatu hak, dalam hal ini

adalah Hak kekayaan intelektual.38

B. Ruang Lingkup Hak Kekayaan Intelektual

37

Abdulkadir Muhammad, Hukum Harta Kekayaan, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1994, Hal. 75.

38

(8)

Secara garis besar, Hak Kekayaan Intelektual dibagi menjadi dua bagian

yaitu39:

1) Hak Cipta dan Hak-hak yang terkait dengan Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk

nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Hak Terkait pada hak cipta adalah hak yang berkaitan

dengan Hak Cipta yang merupakan hak eksklusif bagi pelaku pertunjukan,

produser fonogram, atau lembaga Penyiaran. Pengaturan hukum tentang Hak

Cipta saat ini terdapat dalam Undang-Undang NO. 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta.

2) Hak Kekayaan Industri terdiri dari40 :

1. Paten

Pengaturan paten terdapat dalam Undang-Undang NO. 14 Tahun 2001 tentang

Paten. Paten adalah Hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada investor

atas hasil investasinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu

melaksanakan sendiri investasinya tersebut untuk memberikan persetujuannya

kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

2. Merek

Pengaturan Merek terdapat dalam Undang-Undang NO. 15 Tahun 2001 tentang

Merek. Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf,

angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki

39

Much.Nurachmad, Op.Cit, Hal.22. 40

(9)

daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Hak

atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik

Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu

dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak

lain untuk menggunakannya.Merek sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Merek meliputi merek dagang dan merek jasa.

3. Desain Industri

Desain Industri diatur secara khusus dalam Undang-Undang NO. 31 Tahun 2000

tentang Desain Industri yang selanjutnya disebut UUDI. Dalam UUDI yang

dimaksud dengan Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi,

atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan

daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan

kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi

serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas

industri, atau kerajinan tangan. Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang

diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya

untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan

persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.

4. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST)

Pengaturan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST) terdapat dalam

Undang-Undang NO. 31 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST).

Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang

di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen

(10)

dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan

untuk menghasilkan fungsi elektronik. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada

Pendesain atas hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan

sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan

hak tersebut.

5. Rahasia Dagang

Pengaturan Rahasia dagang terdapat dalam Undang-Undang NO. 30 Tahun 2000

tentang Rahasia Dagang. Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui

oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena

berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia

Dagang.Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang yang timbul

berdasarkan Undang-Undang ini.

6. Perlindungan Varietas Tanaman

Pengaturan Perlindungan Varietas Tanaman terdapat dalam Undang-Undang NO.

31 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Perlindungan Varietas

Tanaman yang selanjutnya disingkat PVT, adalah perlindungan khusus yang

diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan

pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap

varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan

pemuliaan tanaman. Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang

diberikan negara kepada pemulia dan/atau pemegang hak Perlindungan Varietas

(11)

persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama

waktu tertentu.

Pengelompokan Hak Kekayaan Intelektual

Sumber : Much. Nuracchmad, Segala tentang Haki Indonesia, Jogjakarta, Buku

Biru, 2012, Hal.22

Hak Cipta, Paten, Merek, Desain Industri, DesainTata Letak Sirkuit

Terpadu (DTLST), dan Rahasia Dagang berada dibawah Departemen Hukum dan

HAM (Depkumham) sedangkan Perlindungan Varietas Tanaman berada dibawah

Departemen Pertanian.41

41Ibid

., Hal.22

Hak cipta

Hak Kekayaan Intelektual

1. Paten 2. Merek

3. Desain Industri 4. Rahasia Dagang

5. Desain Tata

Letak Sirkuit Terpadu

6. Perlindungan varietas tanaman Hak Kekayaan

(12)

C. Sistem Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual

Pendaftaran adalah kegiatan pemeriksaan dan pencatatan setiap Hak

kekayaan intelektual oleh pejabat pendaftaran dalam buku daftar berdasarkan

permohonan pemilik untuk tujuan memperoleh kepastian status kepemilikan dan

perlindungan hukum. Bukti dari pendaftaran adalah diberikannya sertifikat HKI.

Melalui proses pendaftaran Hak kekayaan intelektual akan mendapatkan

pengakuan. Namun demikian, untuk hak cipta tidak diharuskan melakukan

pendaftaran karena hak cipta dapat diperoleh melalui pengakuan hak. Ciptaan

yang didaftarkan akan memperoleh kepastian hukum dan perlindungan hukum,

tetapi ciptaan yang tidak didaftarkan tetap dilindungi asalkan pencipta dapat

membuktikan bahwa dialah pencipta yang sebenarnya bila ada pihak lain yang

mengakui ciptaan tersebut.

Ada 2 (dua) cara sistem pendaftaran Hak kekayaan intelektual yaitu42;

1. Sistem Konstitutif atau first to file system ; bahwa Hak kekayaan intelektual

seseorang hanya dapat diakui oleh hukum bila didaftarkan sistem ini dianut oleh

Undang-Undang paten, Undang-Undang merek, Undang-Undang desain industri,

Undang-Undang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Undang-Undang Varietas

Tanaman

2 Sistem Deklaratif atau First to use system ; bahwa perlindungan hukum

diberikan kepada pemegang atau pemakai pertama dari Hak kekayaan intelektual.

Apabila pihak lain yang mengaku sebagai pihak yang berhak atas suatu Hak

kekayaan intelektual, maka pemegang/ pemakai pertama harus membuktikan

42

(13)

bahwa dialah sebagai pemakai pertama yang berhak atas hak kekayaan intelektual

tersebut. Pada sitem ini tidak mewajibkan pendaftaran akan tetapi pendaftaran

merupakan bentuk perlindungan yang dapat memberikan kepastian hukum. Sistem

ini dianut oleh Undang-Undang Hak Cipta dan juga Undang-Undang Rahasia

Dagang.

Hak kekayaan intelektual pada dasarnya harus didaftarkan dan

masing-masing bidang Hak kekayaan intelektual memiliki syarat dan tata cara yang

berbeda. Berikut adalah sistem pendaftaran masing masing Hak kekayaan

intelektual :

1. Hak Cipta

Sistem pendaftaran hak cipta menganut sistem deklaratif atau sistem first

to use yang dapat dilihat pada Pasal 64 Undang-Undang NO.28 Tahun 2014 yang

menyatakan bahwa Pencatatan Ciptaan dan produk Hak Terkait bukan merupakan

syarat untuk mendapatkan Hak Cipta dan Hak Terkait. Hal ini berarti suatu cipta,

baik yang terdaftar maupun tidak terdaftar tetaplah dilindungi.

2. Paten

Permohonan paten diajukan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan

Intelektual oleh pemohon hanya untuk satu invensi atau beberapa invensi yang

merupakan satu-kesatuan invensi. Satu kesatuan invensi merupakan beberapa

invensi yang baru dan masih memiliki keterkaitan langkah inventif yang erat.

Apabila permohonan paten diajukan oleh

pemohon yang bukan inventor, maka permohonan yang diajukan tersebut harus

(14)

Sistem paten yang diterapkan di Indonesia menganut sistem first to file,

dalam Pasal 34 Undang-Undang NO. 14 Tahun 2001 tentang Paten disebutkan

“Apabila untuk satu invensi yang sama ternyata diajukan lebih dari satu

permohonan paten oleh pemohon yang berbeda, hanya permohonan yang diajukan

pertama atau terlebih dahulu yang dapat diterima”.

Sistem first to file adalah suatu sistem pemberian paten yang menganut

mekanisme bahwa seseorang yang pertama kali mengajukan permohonan

dianggap sebagai pemegang paten, bila semua persyaratannya dipenuhi.

3. Merek

Pada umumnya, negara-negara dengan sistem hukum Civil Law,termasuk

Indonesia, menganut sistem First to file dalam memberikan hak merek.

Berdasarkan sistem First to file tersebut, pemilik merek, termasuk merek terkenal,

harus mendaftarkan mereknya di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual

untuk memperoleh hak eksklusif atas mereknya dan perlindungan hukum. Hak

eksklusif tidak dapat diperoleh pemilik merek hanya dengan menunjukan

bukti-bukti bahwa ia adalah pemakai pertama merek tersebut di Indonesia. First to file

system berarti bahwa pihak yang pertama kali mengajukan permohonan

pendaftaran diberi prioritas untuk mendapatkan pendaftaran merek dan diakui

sebagai pemilik merek yang sah43.

Prinsip ini diatur pada Pasal3 Undang-Undang NO. 15 tahun 2001 tentang

Merek yang menentukan bahwa Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang

diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum

43

(15)

Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut

atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya

4. Rahasia Dagang

Dalam Pasal 1 Undang-Undang NO. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia

Dagang memberikan pengertian bahwa rahasia dagang adalah informasi yang

tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/bisnis mempunyai nilai

ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh

pemilik rahasia dagang.

Usaha dan jerih payah penemu serta nilai ekonomis atau komersial dari

suatu informasi itu merupakan syarat suatu informasi dapat dinyatakan sebagai

rahasia dagang. Ukuran yang diterapkan adalah sampai sejauh mana usaha atau

dana yang dikeluarkan untuk mengembangkan dan menjaga informasi itu. Hal ini

akan menunjukkan tingkat upaya perusahaan itu dalam menemukan informasi

tersebut. Hal ini pun akan menjadi salah satu bukti bahwa dia adalah penemu

sebenarnya dan bukan memperolehnya dari inventor lain secara illegal. Seseorang

yang menyatakan sebagai pemilik rahasia dagang juga harus dapat membuktikan

bahwa informasi itu merupakan bagian dari hasil pemikirannya dan menunjukkan

upaya untuk menjaga kerahasiaannya itu, karena informasi itu memang

benar-benar memiliki nilai dalam aktivitas perdagangan yang dilakukannya.44

44

Tommi Ricky, Perlindungan Hukum Rahasia Dagang,

(16)

5. Desain Industri

Hak desain industri akan diperoleh dengan mengajukan permohonan

pendaftaran secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat Jenderal

Hak Kekayaan Intelektual dengan membayar sejumlah biaya tertentu.

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual tidak akan memberikan hak

desain industri apabila tidak ada permohonan atau pendaftaran dari pengrajin atau

pendesain, ini didasarkan pada Pasal 10 Undang-Undang NO.31 Tahun 2001

tentang Desain Industri yang mengatakan : “Hak Desain Industri diberikan atas

dasar Permohonan”.

6. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST)

Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu hanya akan diperoleh atas dasar

permohonan pendaftaran. Permohonan tersebut diajukan secara tertulis dalam

bahasa Indonesia ke Direktorat Jenderal dengan membayar biaya pendaftaran dan

ditandatangani oleh Pemohon atau Kuasanya. Pengaturan tentang sistem First to

file pada Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat dilihat dalam Pasal 9

Undang-Undang NO. 30 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang

menyatakan bahwa “Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan atas dasar

Permohonan”

7. Perlindungan Varietas Tanaman

Perlindungan Varietas Tanaman yang selanjutnya disingkat PVT, dalam

Pasal 1 angka 1 memberikan pengertian yaitu perlindungan khusus yang diberikan

(17)

dilakukan oleh Kantor PerlindunganVarietas Tanaman, terhadap varietas tanaman

yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman.

Perlindungan varietas tanaman menganut sistem kostitutif. Setiap

permohonan hak PVT hanya dapat diajukan untuk satu varietas. Pemulia tanaman

yang selanjutnya disebut pemulia, adalah orang yang melaksanakan pemuliaan

tanaman. Dalam Pasal 8 ayat 3 disebutkan bahwa jika suatu varietas dihasilkan

berdasarkan perjanjian kerja, maka pihak yang memberi pekerjaan itu adalah

pemegang hak PVT, dan jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan pesanan, maka

pihak yang memberi pesanan itu menjadi pemegang hak PVT, kecuali

diperjanjikan lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia sama

sekali tidak menghapuskan hak pemulia untuk tetap dicantumkan namanya dalam

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelanggaran hak cipta lagu, bentuk-bentuk perlindungan hukum bagi pencipta lagu, usaha-usaha yang dilakukan oleh

Pertama , Pemerintah sebaiknya sering memberikan sosialisasi pemahaman Undang-Undang Hak Cipta kepada masyarakat melalui televisi, radio, surat kabar maupun seminar

a) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis di bidang Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang termasuk ke dalam Hukum Perdata khususnya mengenai pelaksanaan pemungutan

, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual , RajaGravindo Persada, Jakarta, 2004.. , Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual , Edisi Revisi 6, RajaGravindo Persada,

Suatu hak cipta terkenal biasanya tidak dapat lepas dari tindakan pelanggaran hak kekayaan intelektual, apabila suatu hak cipta telah terdaftar dalam Daftar Umum Hak Cipta di

Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights (Kajian Hukum terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual dan Kajian Komparatif Hak Paten), Ghalia Indonesia, Jakarta.. Hukum Hak

Tentang Hak Cipta , Essential Legislation 2008 ,.. alat musik yang digunakan pada alat-alat musik nasional, yaitu alat musik diatonis. Pemakaian bahasa merupakan ciri utama

Suatu hak cipta terkenal biasanya tidak dapat lepas dari tindakan pelanggaran hak kekayaan intelektual, apabila suatu hak cipta telah terdaftar dalam Daftar Umum Hak Cipta di