• Tidak ada hasil yang ditemukan

:Pengetahuan dan Sikap ibu tentang Kejadian Diare pada balita di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan ":Pengetahuan dan Sikap ibu tentang Kejadian Diare pada balita di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2014"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGETAHUAN 1. Definisi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2012) pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indra.

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu tentang seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan (Notoadmodjo, 2010).

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikannya secara luas

c) Aplikasi (application)

(2)

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen yang masing-masng saling terkait dan masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Mubarak, 2012).

3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yakni: a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibanding dengan seseorang yang tingkat pendidikannya rendah.

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. c) Umur

(3)

d) Minat

Minat sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minta menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang telah mendalam.

e) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalamannya sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

f) Kebudayaan

Lingkungan Sekitar Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan.

g) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

B. SIKAP (attitude)

1. Definisi Sikap

(4)

sederhana yakni:” An Individual’s attitude is syndrome of response consistency with regard to object.”. Jadi jelas disini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau

kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan fikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain (Notoadmojo, 2010, hal.29).

Newcomb, salah seorang ahli psikolog sosial ,menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku atau tindakan, atau reaksi tertutup.

2. Komponen Pokok Sikap

Menurut Allport (1954) dalam Notoadmojo (2010) sikap itu terdiri dari 3 komponen sikap yakni:

a) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana keyakinan, pendapat, atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap orang terhadap penyakit kusta misalnya, berarti bagaimana pendapat atau keyakinan seseorang terhadap penyakit kusta.

b) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung didalamnya factor emosi) orang tersebut terhadap objek. Seperti pada butir a bagaimana orang menilai menilai terhadap penyakit kusta, apakah penyakit biasa saja atau membahayakan.

(5)

Ketiga komponen tersebut diatas secara bersama – sama membentuk sikap yang utuh. Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

3. Tingkatan Sikap berdasarkan intensitasnya a) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa bahwa orang atu subjek mau menerima stimulus yang diberikan. Misalnya sikap seseorang terhadap periksa hamil, dapat diketahui atau diukur dari kehadiran ibu untuk mendengarkan penyuluhan tentang antenatal care di lingkungannya.

b) Menanggapi (responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya seorang ibu yang mengikuti penyuluhan mengenai antenatal tersebut ditanya atau diminta menanggapi oleh penyuluh. Kemudian ia menanggapi atau memberikan jawaban.

c) Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan sebagai subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk merespons.

d) Bertanggung jawab (responsible)

(6)

ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain (Notoadmojo, 2010, hal. 30).

4. Fungsi Sikap

Fungsi sikap diantaranya, yaitu: a) Utilitarian Function

Sikap memungkinkan seseorang untuk memperoleh atau memaksimalkan ganjaran atau reward atau persetujuan dan meminimalkan hukuman. Dengan kata lain, sikap dapat berfungsi sebagai penyesuaian social, missal seseorang dapat memperbaiki ekspresi dari sikapnya terhadap sesuatu objek tertentu untuk mendapatkan persetujuan atau dukungan.

b) Knowledge Function

Sikap membantu dalam memahami lingkungan dengan melengkapi ringkasan evaluasi tentang objek dan kelompok obyek atau segala sesuatu yang yang dijumpai di dunia ini.

c) Value Expressive Function

Sikap kadang-kadang mengkomunikasikan nilai dan identitas yang dimiliki seseorang terhadap orang lain.

d) Ego Defensive Function

(7)

5. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap Ada beberapa cara, diantaranya:

a) Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan terus-menerus dan berulang secara bertahap mempengaruhi terbentuknya sikap. b) Diferensiasi adalah dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya usia,

maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis , sekarang dipandang tersendiri lepas dari sejenisnya.

c) Intelegensi terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu.

d) Trauma terjadi dari pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa seseorang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga meyebabkan terbentuknya sikap.

C. IBU

1. Definisi Ibu

Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya ibu memiliki peranan penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini (Wikipedia, 2012).

(8)

ibu dalam keluarga. Para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga (Soepardan, 2007,hal.28).

D. DIARE

1 . Definisi Diare

Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair , bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya(tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Kemenkes RI, 2011).

Diare adalah pengeluaran kotoran atau tinja dengan frekuensi yang meningkat (tiga kali dalam 24 jam) disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lembek atau cair, dengan darah atau tanpa darah/lender dalam tinja( Wijoyo dalam Banister,dkk, 2006)

Resiko terbesar diare adalah dehidrasi. Jika terjadi dehidrasi, seseorang dapat kehilangan lima liter air setiap harinya beserta elektrolit utama, yaitu natrium dan kalium yang berada didalamnya. Keduanya sangat penting untuk proses fisiologis normal. Kehilangan dua elektrolit utama ini dapat menyebabkan bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. Kondisi dehidrasi ini lebih berat terjadi pada balita dan anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa (Wijoyo, 2013, hal. 8).

(9)

beberapa hari. Perawatan diare termasuk mengistirahatkan usus untuk sementara waktu sambil memastikan anak mendapatkan cukup cairan yang keluar melaui tinjanya. Anak yang mengalami diare infeksi atau diare yang tidak dapat dikendalikan harus tinggal di rumah sampai perawatan selesai dan mendapatkan hasil yang negative dari pemeriksaannya (Satyanegara, 2006).

Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah atau lender dalam feses, sedangkan diare akut sendiri didefisikan dengan diare yang terjadi secara mendadak pada anak yang sebelumnya sehat. Diare terbagi menjadi diare akut, disentri, dan diare persisten (Sodikin, 2011, hal.225).

Diare adalah buang air besar yang lebih sering, lebih banyak dan dengan konsistensi yang lebih lembek atau encer dari biasanya. Pada bayi atau anak yang lebih besar yang normal bisa lebih dari tiga kali dalam sehari dan hal ini masih dikatakan normal. Pola buang air besar pada anak terutama pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Pada orang dewasa, buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi cair sudah bias dianggap diare, sedangkan pada bayi yang baru lahir hal tersebut dapat dikatakn normal. Orang tua memiliki peranan yang penting dalam menilai pola buang air besar anak sehari-hari. Bayi dan anak dikatakan diare jika buang air besar lebih sering, lebih encer, dan lebih banyak dari biasanya. Selain itu juga, perlu diperhatikan bau dan warnanya untuk mengetahui adanya infeksi atau sebab yang lainnya (Sofwan, 2010,hal 3).

(10)

besarnya sudah lebih dari empat kali, sedangkan untuk bayi yang berumur lebih dari satu bulan dan anak apabila frekuensi buang air besarnya lebih dari tiga kali (Rukiyah dan Yulianti, 2010, hal.151).

2. Klasifikasi diare , tanda, dan gejalanya a. Berdasarkan lama diare:

1). Diare akut

Pada umunya diare akut yang terjadi kurang dari 14 hari, karena infeksi yang notabene adalah penyebab yang paling umum disertai dengan sakit perut dan demam.perasaan kembung,mual,muntah dan begah juga dapat dirasakan oleh anak bila sedang menderita diare. Diare dapat terjadi dalam rentang waktu beberapa jam hingga beberapa hari, dan dalam satu hari anak dapat mengalami belasan kali untuk buang air besar. Demam dan sakit perut dapat dijadikan pedoman sederhana untuk mengira-ngira infeksi apa yang terjadi. Umunya diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri disertai dengan sakit perut melilit dan demamyang cukup tinggi, sedangkan diare yang disebabkan oleh virus biasanya hanya berupa diare dalam bentuk cair saja, dan kalaupun demam hanya sumeng-sumeng saja.

Pada diare akut yang disebabkan oleh penyebab lainnya, misalnya keracunan makanan atau alergi tanda dan gejalany akan timbul sesaat setelah mengkonsumsi makanan tersebut,dapat muncul disertai dengan sakit perut atau muntah (Sofwan, 2010, hal.10).

2). Diare persisten

(11)

dengan volume feses dalam jumlah yang banyak sehingga beresiko mengalami dehidrasi, diare persisten tidak disebabkan oleh penyebab mikroba tunggal, mungkin penyebab lain berperan lebih besar. Diare persisten tidak boleh dikacaukan dengan diare kronik, yaitu diare intermitten atau diare yang hilang timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab noninfeksi(Sodikin, 2011, hal 226)

b. Berdasarkan masalah

Berdasarkan masalah terdiri atas diare berdarah, kolera, dan diare kronik.Gejala diare yang umum terjadi pada anak-anak yakni, bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meninggi, tinja bayi encer, berlendir, atau berdahak, tinjanya kehijauan,anus dan sekitarnya lecet,gangguan gizi akibat intake asupan makanan yang kurang, muntah, hipoglikemia, dehidrasi serta nafsu makan berkurang ( Wijoyo, 2013,hal 10).

3. Etiologi Diare

Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya, melainkan terdapat pemicunya.secara umum, berikut ini terdapat beberapa macam penyebab diare, diantaranya: Diare karena infeksi oleh bakteri, virus, atau parasit.

a) Diare karena virus

(12)

gastroenteritis , sedangkan rotavirus menyebabkan 12 % viral gastroenteritis.

Anak dengan usia 3-24 bulan paling banyak mengalami kasus infeksi rotavirus.gejala yang biasa timbul akibat infeksi rota virus, yaitu muntah, demam, mual, dan diare cair akut (Wijoyo, 2013,hal.14).

b) Diare karena bakteri invasif

Diare dengan bakteri invasive memiliki tingkat kejadian yang cukup sering, akan tetapi akan berkurang dengan sendirinya seiring dengan peningkatan sanitasi lingkungan di masyarakat. Mekanisme terjadinya, yaitu bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu ke dalam mukosa, terjadi perbanyakan diri sambil membentuk oksitoksin. Enterotoksin ini dapat resopsi kedalam darah dan menimbulkan gejala hebat, seperti demam tinggi, nyeri kepala, dan kejang-kejang.penyebab utama pembentukan enterotoksin ini adalah bakter E.Coli, Shigella sp, Salmonella sp. Dan Campylobavter sp. (Wijoyo, 2013,hal.16)

c) Diare karena Parasit

Diare karena parasit disebabkan protozoa seperti Entamoeba histolytica dan giardia lamblia, yang terjadi didaerah subtropics. Diare karena

(13)

4. Patofisiologi diare

Fungsi utama saluran pencernaan, yaitu menyiapkan makanan untuk keperluan hidup sel, pembatasan sekresi empedu dan hepar, dan pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak dicerna

Berdasarkan gangguan fungsi fisiologis saluran pencernaan dan penyebab diare, maka patofisiologisnya adalah:

a) Kelainan gerakan transmukosal air dan elektrolit karena toksin

Gangguan reabsorpsi pada sebagian kecil usus halus sudah dapat menyebabkan diare, misalnya pada kejadian infeksi. Factor lain yang juga cukup penting dalam diare adalah empedu. Ada empat macam garam empedu yang terdapat didalam cairan empedu yang keluar dari kantong empedu. Dehidroksilasi asam dioksikholik akan menyebabkan sekresi cairan di jejunum dan kolon akan menghambat absorpsi cairan didalam kolon. Ini terjadi karena adanya sentuhan asam dioksikholik secara langsung pada permukaan mukosa usus (Wijoyo, 2013,hal.19

Diduga bakteri mikroflora usus turut berferan dalam pembentukan asam dioksikholik tersebut. Hormone-hormon saluran pencernaan juga dapat mempengaruhi absorpsi air pada mukosa, usus manusia, antara lain gastrin, sekretin, kholesistokinin, dan glucagon. Suatu perubahan Ph cairan usus juga dapat menyebabkan terjadinya diare, seperti terjadi pada sindroma Zollinger, Ellison atau pada jejunitis.

b) Kelainan cepat laju bolus makanan didalam lumen usus

(14)

yanga dekuat antara khim dan permukaan mukosa usus halu diperlukan untuk absorpsi normal. (Wijoyo, 2013,hal.16)

Kemampuan permukaan mukosa usus halus berfungsi sangat komperehansif, ini terbukti pada penderita yang dapat setelah reseksi usus, walaupun waktu lintas menjadi sangat singkat. Motilitas usus merupakan factor yang sangat berperan penting dalam ketahanan local mukosa usus, menimbulkan gangguan digesti, dan absorpsi sehingga menimbulkan diare.

Hipermotilitas dapat terjadi karena rangsangan hormone prostaglandin, gastrin, dan pankreosimin, dalam hal ini dapat menimbulkan efek langsung terhadap diare. Selain hipermotilitas dapat terjadi karena pengaruh enterotoksin staphylococcus maupun kolera atau ulkus mikro yang invasive oleh Shigella sp (Wijoyo, 2013,hal.16).

c) Kelainan tekanan osmolitik dalam lumen usus

(15)

molekul-molekul inilah yang secara aktif dapat menahan air dalam lumen kolon hingga terjadi diare (Wijoyo, 2013, hal.20)

Menurut (Sudarti, 2010) mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare adalah sebagai berikut:

a) Gangguan osmotic

Akibatnya terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat terserap oleh tubuh akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare

b) Gangguan sekresi

Akibatnya rangsangan tertentu, misalnya oleh toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam usus halus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus sehingga timbul diare.

c) Gangguan motiliti usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga akan tibul diare.tetapi bila terjadi keadaan sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltic usus akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan didalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare juga.

5. Prinsip Tata Laksana Balita Diare Tujuan tata laksana diare

(16)

c) memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Prinsip Tata laksana Lintas Diare

1) Dehidrasi dengan menggunakan oralit dengan osmolaritas rendah

Oralit adalah campran garam elektrolit yang terdiri atas Natrium clorida, Sitrat,Kalium Clorida, dan glukosa. Oralit dengan osmolaritas rendah sudah direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF . Manfaat oralit adalah sebagai pengganti cairan tubuh dan elektrolit yang terbuang saat diare. (Kemenkes, 2011).

2) Zinc diberkan selama 10 hari berturut-turut

Obat zink merupakan tablet yang mudah larut dalam waktu sekitar 30 detik.diberikan selama 10 hari berturut-turut dengan dosis sebagai berikut: Balita usia < 6 bulan :setengah tablet (10 mg/hari) Serta Balita usia >6 bulan : satu tablet (10 mg/hari). Zink dibeikan dengan cara dilarutkan dalam satu sendok air matang atau ASI. Untuk anak yang lebih tua dapat dikunyah. Zink diberikan satu kal/harinya selama 10 hari berturut-turut, pemberian zink tetap dilanjutkan walaupun diare sudah berhenti agar meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2-3 bulan kedepan, zink meningkatkan kekebalan tubuh, mempercepat penyembuhan diare (Wijoyo, 2013,hal. 58)

3) Teruskan pemberian ASI dan makanan

(17)

4) Antibiotic selektif

5) Nasihat kepada orangtua dan pengasuh

Nasihat diberikan kepada orangtua /pengasuh bagaimanakah pemberian makan dan akan segera kembali ke petugas kesehatan bila terdapat bahaya, seperti tanda demam, tinja berdarah, muntah berulang,makan atau minum sedikit, sangat haus dan diare makin sering (Kemenkes, 2011)

6. Faktor-Faktor Resiko Diare

Adapun faktor-faktor resiko diare diantaranya, yalni: a. Faktor pendidikan

Pendidikan merupakan factor yang berpengaruh terhadap morbiditas anak balita apabila semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik pula tingkat kesehatan yang diperoleh

b. Faktor pekerjaan

Saat ini banyak orangtua yang bekerja di luar rumah sehingga anak diasuh oleh orang lain atau pembantu, yang menyebabkan factor resiko balita lebih besar untuk terpajan diare.

c. Faktor umur balita

Sebagian besar diare terjadi pada anak usia dibawah 2 tahun. Balita yang berusia 12-24 bulan memiliki resiko 2,23 kali lebih besar untuk terserang balita dibandingkan usia 25-59 bulan.

d. Faktor lingkungan

(18)

e. Gizi

Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian besar meninggal karena diare, disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi.

f. Faktor social ekonomi

Rumah yang kumuh dan peyediaan air bersih yang kurang dapat menyebabkan diare balita.

g. Factor makanan atau minuman yang dikonsumsi

Kontaminasi alat-alat makan atau dapur yang tidak bersih. h. Faktor terhadap laktosa

Bayi yang tidak diberikan asi, resiko menderita diare lebih besar dibandingkan yang diberi ASI penuh karena ASI mengandung zat antibody yang melindungi bayi dari berbagai kuman penyebab diare (Wijoyo, 2013, Hal. 24)

7. Tata laksana balita diare di rumah

(19)

mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam dan elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbngan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan Oralit. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam Oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita Diare. Namun demikian, walaupun lebih dari 90% ibu mengetahui tentang paket oralit, hanya 1 dari 3 (35%) anak yang menderita diare diberi oralit dan hanya 22% yang diberi LGG (SDKI, 2007).

Berikan beberapa pertanyaan kepada ibu untuk mengetahui pemahaman ibu dan berikan penjelasan ulang kepada ibu,jika belum paham. Hindari pertaanyaan tertutup yang mengarahkan ibu. Sebagai petugas kesehatan, kita mengharapkan ibu mampu atau mengerti cara merawat balita diare di rumah. Adapun langkah- langkah mengajarkan ibu mengenai tata laksana diare, yakni sebagai berikut:

a) Memberikan informasi kepada ibu bagaimana cara memberikan zink kepada bayinya

b) Peragakan kepada ibu, cara memberikan zink pada balita ibu diminta cara memberikan zinc pada balita. Setelah itu, petugas kesehatan memeriksa pemahaman ibu dengan cara: menggunakan pertanyaan seperti: mengapa, bagaimana, kenapa ibu harus melakukan tata laksana balita diare di rumah c) Hindari pertanyaan yang mengarahkan

d) Berikan waktu ibu untuk berfikir dan menjawab pertanyaan e) Berikan pujian kepada ibu, jika jawaban ibu benar

(20)

Nasihati ibu untuk melakukan kunjungan segera bila berak cair lebih sering, muntah berulang, sangat haus, minum sedikit, timbul demam, berak berdarah, dan tidak membaik kurun waktu 3 hari. Untuk kunjungan lanjutan berikutnya bila balita mengalami disentri, sarankan untuk melakukan kunjungan ulang 2 hari berikutnya, serta bila balita mengalami diare persisten, sarankan untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari berikutnya (Kemenkes, 2011).

Tabel 2.1 Jumlah oralit yang diberikan untuk diare tanpa dehidrasi

Umur Jumlah oralit yang

diberikan setiap BAB

Jumlah Oralit Yang Disediakan Di Rumah

< 1 tahun 50-100 ml 400 ml/hari sebanyak 2

bungkus

1- 4 tahun 100-200ml 600-800 ml/hari

sebanyak 3-4 bungkus

Dalam tiga jam pertama, jumlah oralit yang diberikan dapat diketahui dengan cara mengalikan berat badan penderita dengan 75 ml, apabila berat badan tidak diketahui untuk memudahkan pemberian oralit dapat diberikan sesuai tabel 2

Table 2.2. Jumlah oralit yang dibutuhkan untuk dehidrasi ringan atau sedang

Umur < 1 tahun 1-4 tahun

Jumlah oralit 300 ml 600 ml

(21)

E.Balita

1. Definisi Balita

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009) menjelaskan bahwa balita kependekan dari anak di bawah lima tahun yaitu dari usia 12 sampai 59 bulan.atau usia 1 – 5 tahun. Berdasarkan periode usia perkembangan, masa kanak -kanak awal (satu sampai enam tahun) terbagi menjadi dua periode . menurut Potter dan Perry (2005) yaitu todler (satu sampai tiga tahun) dan pra sekolah (tiga sampai enam tahun).Batita atau toddler adalah sekelompok penduduk berusia kurang dari tiga tahun atau penduduk yang belum merayakan ulang tahunnya yang ketiga dan menjadi sasaran pelayanan program kesehatan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009).

2. Perkembangan Anak Balita

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009) menjelaskan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009) menyebutkan aspek- aspek perkembangan yang dapat dipantau meliputi gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta s osialisasi dan kemandirian.

1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot- otot besar, seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

(22)

3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

Gambar

Tabel 2.1 Jumlah oralit yang diberikan untuk diare tanpa dehidrasi

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing daerah kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tengah, mempunyai peluang yang cukp besar untuk dikembangkan sebagai

The  observation  business  data  consists  of  the  real­time  observation  data  and  the  historical  data.  Each  station  will  return  one  record  of 

Selain itu, museum ini juga akan me- nunjukkan kepada Adik-adik bahwa segala sesuatu yang dirawat dan disimpan dengan baik akan berguna untuk dinikmati oleh banyak orang suatu

Peribahasa yang tepat untuk mengungkapkan maksud tersebut adalah …..b. Lubuk akal

INCREMENTAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS BASED OUTLIER DETECTION METHODS FOR SPATIOTEMPORAL DATA STREAMS.. Alka Bhushan * ,

Bagi Adik-adik yang memiliki pohon di pekarangan rumah, sinar matahari langsung akan membuat suhu di dalam rumah meningkat, oleh karena itu menanam tanaman di sekitar rumah

Hasil uji lanjut Tukey interaksi antara jenis kompos dan dosis terhadap rataan nilai pertumbuhan tinggi vertikal tanaman kangkung pada 21 HST menunjukkan bahwa media

untuk mengiringi lagu bertangga nada mayor dan minor. JURNAL