• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Kadar Zink (Zn) Pada Air Sumur Gali di Pancur Batu Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Kadar Zink (Zn) Pada Air Sumur Gali di Pancur Batu Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air dapat berwujud padatan (es), cairan, dan gas (uap air). Di mana air

merupakan satu - satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi

dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus H2O

yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti

garam garam, gula, asam, beberapa jenis gas, dan banyak macam molekul

organik. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak

zat kimia (Achmad, 2004).

Air yang digunakan sebagai kebutuhan air bersih sehari - hari, sebaiknya

air tersebut tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, jernih, dan mempunyai

suhu yang sesuai dengan standard yang ditetapkan sehingga menimbulkan rasa

nyaman. Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi maka besar kemungkinan

air itu tidak sehat karena mengandung beberapa zat kimia, mineral, ataupun zat

organis/biologis yang dapat mengubah warna, rasa, bau, dan kejernihan air (

Azwar, 1990).

Menurut peruntukkanya, air pada sumber air dapat dikategorikan menjadi

(2)

a. Golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum langsung

tanpa pengolahan terlebih dahulu.

b. Golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah

sebagai air minum dan keperluan rumah tangga lainnya.

c. Golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

pertanian.

d. Golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan

dapat digunakan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik tenaga air

(Kristanto, 2002).

2.2 Pencemaran

Berdasarkan keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan

Hidup No 02/MENKLH/1988 yang dimaksud pencemaran adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan komponen lain ke dalam air dan

udara atau berubahnya tatanan atau komposisi air dan udara oleh kegiatan

manusia atau proses alam sehingga kualitas udara dan air menjadi kurang atau

tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkanya (Kristanto, 2002).

2.2.1 Pencemaran air

Pencemaran air adalah adanya suatu penyimpangan dari sifat - sifat air dari

(3)

tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air

sudah tercemar. Misalnya, walaupun di daerah penggunungan atau hutan yang

terpencil denngan udara yang bersih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang

turun di atasnya selalu mengandung bahan - bahan terlarut, seperti CO2, O2, dan

N2 serta bahan – bahan tersuspensi lainya seperti debu dan partikel – partikel

lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfer (Kristanto, 2002).

Air yang tidak tercemar tidak selalu merupakan air murni, tetapi

merupakan air yang tidak mengandung bahan – bahan asing tertentu dalam jumlah

melebihi batas yang telah di tetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara

normal untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air minum ( air ledeng, air sumur

), berenang, rekreasi, mandi, kehidupan hewan air, pengairan dan keperluan

industri. Karena kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batas

pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda – beda (Kristanto, 2002).

2.2.2 Sifat – Sifat Air Tercemar

Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak diperlukan

pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah

terjadinya penyimpangan batas-batasan polusi air. Sifat-sifat air yang umum diuji

dan dapat digunakan adalah nilai pH, suhu, warna/bau/rasa, jumlah padatan, nilai

BOD/COD, pencemaran mikroorganisme patogen, kandungan minyak,

(4)

2.3 Sumur gali

Sumur gali adalah satu kontruksi sumur yang paling umum dan meluas

dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah rumah

perorangan sebagai air minum dengan kedalaman lebih kurang 15 meter dari

permmukaan tanah. Sumur gali menyediakan air yang bersal dari lapisan tanah

yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena

kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan

kotoran manusia kakus/jamaban dan hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri,

baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air.

Keadaan kontruksi terbuka dan pengambilan air sumurpun dapat merupakan

sumber kontaminasi, misalnya sumur dengan kontruksi terbuka dan pengambilan

air dengan timba (Chandra, 2012).

Dari segi kesehatan sebenarnaya penggunaan sumur gali ini kurang baik

bila cara pembuatanya tidak benar - benar diperhatikan, tetapi untuk memperkecil

kemungkinan terjadinya pencemaran dapat diupayakan pencegahanya.

Pencegahan ini dapat dipenuhi dengan memperhatikan syarat - syarat fisik dari

sumur tersebut yang didasarkan atas kesimpulan dari beberapa pakar di bidang

inni, diantaranya lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar,

lantai sumur sekurang - kurangnya berdiameter 1 meter jaraknya dari dinding

sumur dan kedap air, saluran pembuangan air limbah (SPAL) minimal 10 meter

dan permanen, tinggi bibir sumur 0,8 meter, memiliki dinding sumur minimal 3

(5)

2.4 Zink (Zn)

Zink (Zn) atau yang dikenal juga dengan nama seng dalam bahasa

Indonesia dalah komponen alam atau elemen kimia yang terdapat di kerak bumi.

Zink adalah logam yang memiliki karateristik cukup reaktif, berwarna putih

kebiruan, pudar bila terkena uap udara dan terbakar bila terkena udara dengan api

hijau teranng. Zink dapat bereaksi dengan asam, basa dan senyawa nonlogam.

Zink dalam tabel periodik unsur – unsur kimia memiliki nomor atom 30,

mempunyai berat atom atau bobot 65,39 (Widowati, 2008).

Zink di alam tidak ditemukan dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk

terikat dengan unsur lain berupa mineral. Mineral yang mengandung Zink di

alaam bebas seperti kalamin, franklinit, smithsonit, willenit, dan zinkit.

Kelimpahan Zink di dunia menempati urutan ke-27 sebagai unsur penyusun kerak

bumi. Sumber Zink bisa berupa mineral sphalerit (ZnS), kalamin, willenit, dan

zinkit (ZnO). Zink memiliki banyak keunggulan, antara lain memiliki daya energi

tinggi, bisa di daur ulang, dan tidak menyisakan emisi (zero emission) sehingga

logam tersebut dapat digunakan sebagai baterai habis pakai (Widowati, 2008).

Zink digunakan dalam berbagai jenis industri seperti cat, produk karet,

kosmetik, obat – obatan, pelapis lantai, plastik, printing, tinta, baterai, tekstil,

peralatan elektrik, sebagai bahan kimia, dan juga untuk galvanisasi logam,

terutama untuk melapisi besi dan baja dari korosi, alloy kuningan dan perunggu,

(6)

2.4.1 Sifat – Sifat Zink (Zn)

Secara kimia, zink memiliki sifat yang mirip dengan magnesium (Mg)

karena memiliki ukuran atom yang hampir sama dengan bilangan oksidasi +2.

Zink adalah logam yang putih-kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Sifat

– sifat dari zink diantaranya adalah logam dengan warna keabu – abuan tetapi jika

Zink murni setelah dilap akan tampak menjadi putih kebiruan dan berkilat,

mudah melentur, mudah ditempa pada 110 – 150 oC, titik lebur 419,73 ͦ C dan titik didih 907 ͦ C. Zink mempunyai derajat kekerasan 2,5 skala Mohs, udara

lembab akan menyebabkan permukaan zat tampak bernoda kotor sehingga

memberi kesan keabu – abuan (Gabriel, 2001).

Zink merupakan suatu konduktor panas dan konduktor listrik yang baik

dimana konduktor panas lebih kurang seperempat (1/4) daripada perak. Zink

bersifat super konduktor pada suhu direndahkan (0,91 K), zink murni tidak

bersifat ferro magnetik. Zink sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur

kristal heksagonal, hal ini menyebabkan mutu komersial zink tidak berkilau

(Gabriel, 2001).

2.4.2 Manfaat Zn Sebagai Mikroelemen Tubuh

Zink (Zn) bukan merupakan senyawa toksik dan merupakan unsur esensial

bagi pertumbuahan semua jenis hewan, tumbuhan, dan manusia. Zn ditemukan

hampir pada semua sel. Zn merupakan unsur sangat penting untuk pertumbuhan

(7)

Metabolisme sel dipengaruhi dan ditentukan oleh Zn. Zn berperan dalam

menyusun suatu protein dan membran sel dimana Zn akan menstabilisasi struktur

protein, berperan sebagai katalisator enzim superoksida dimana akan

mengeliminasi radikal bebas anionsuperioksida, dan juga membantu sistem

imunitas tubuh (Gabriel, 2001)

Zn sebagai penyusun protein berperan mengatur ekspresi gen melalui

aktivitas sebagai faktor transkripsi. Zn berperan dalm siklus penandaan sel (cell

signaling) dan dalam pelepasan hormon dan transmisi saraf implus. Kurang lebih

3000 dari ratusan ribu protein dalam tubuh manusia mengandung Zn sebagai

protestik. Garam Zn sangat efektif dalam melawan mikroorganisme patogen

(Gabriel, 2001).

Kadar Zn yang normal dalam darah di tubuh manusia dalah sebesar 7

mg/dm3, tulang sebesar 75 – 170 ppm, hati sebesar 240 ppm, total intake Zn sebesar5 – 40 mg/hari, serta kadar maksimim Zn bagi orang dengan berat badan

70 kg sebesar 2,3 g. Kadar Zn dalam tubuh manusia adalah sebesar 1,4 – 3 g Zn,

dimana Zn ditemukan pada semua bagian tubuh manusia, 60% terdapat di otot,

30% terdapat di tulang, dan 5% terdapat di kulit. Konsentrasi tertinggi Zn

ditemukan dalam jaringan penutup (integuement, termasuk kulit,rambut, dan

(8)

2.4.3 Efek Keracunan Zink (Zn)

Zink maupun senyawa Zink yang termakan, ternyata relatif non toksik,

walaupun larutan garam zink dalam jumlah yang banyak, paling hanya

menimbulkan gastroenteritis akut dengan ditandai mual, muntah, dan diare. Ada 1

tipe keracunan zinkum yaitu akut intoksikasi zinkum atau disebut pula Zinc fume

fever yang merupakan hasil inhalasi/menghirup gas/uap zink oksida. Simpton

utama dalah demam, dimana peningkatan suhu tubuh ini disebabkan aksi uap/gas

Zn pada sel (Gabriel, 2001).

Mekanisme keracunan Zn dalam tubuh terbagi atas 2 fase, yaitu fase

kinetik dan fase dinamik. Fase kinetik meliputi proses – proses biologi seperti ;

penyerapan, penyebaran dalam tubuh, metabolisme, dan proses pembuangan atau

ekskresi. Adapun fase dinamik meliputi semua reaksi – reaksi biokimia yang

terjadi dalam tubuh, berupa katabolisme dan anabolisme yang melibatkan enzim –

enzim (Palar, 2004).

2.4 Spektrofotometi Serapan Atom (SSA)

Spektroskopi serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif

unsur-unsur logam dalam jumlah sekelumit dan sangat kelumit. Cara ini cocok untuk

analisis kelumit logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi

kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relative sederhana dan interfrensinya sedikit.

Spektroskopi serapan atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh

atom-atom netral, dan sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau sinar ultraviolet.

(9)

spektrofotometri sinar tampak dan ultraviolet. Perbedaan terletak pada bentuk

spektrum, cara pengerjaan sampel dan peralatannya (Rohman, 2007).

2.5.1 Instrumentasi SSA :

1. Sumber sinar

Sumber sinar yang lazim adalah lampu katoda berrongga (hallow cathode

lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung satu katoda

dan anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam

atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia

(neon dan argon) dengan tekanan rendah (10-15 torr). Neon biasanya lebih disukai

karena memberi intensitas pancaran lampu yang lebih rendah. Bila antara anoda

dan katoda diberi suatu selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka katoda akan

memancarkan berkas-berkas elektron yang bergerak menuju anoda yang mana

kecepatan dan energinya sangat tinggi. Elektron-elektron dengan yang mana

kecepatan dan energinya sangat tinggi, elektron-elektron dengan energi tinggi ini

dalam perjalanannya menuju anoda akan bertabrakan dengan gas-gas mulia

diisikan tadi (Rohman, 2007).

2. Tempat sampel

Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan

dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan

dasar. Ada terbagi macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu

sampel menjadi uap atom-atom yaitu: dengan nyala (flame) dan dengan tanpa

(10)

a. Nyala (flame)

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau

cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Pada

spektrofotometri emisi atom, nyala ini berfungsi untuk mengeksitasikan atom dari

tingkat dasar menjadi tingkat yang lebih tinggi (Rohman, 2007).

Suhu yang dicapai oleh nyala tergantung pada gas-gas yang digunakan,

misalnya untuk gas batubara-udara, suhunya kira-kira sebesar 1800⁰C, gas

alam-udara 1700⁰C, asetilen-udara 2200⁰C dan gas asetilen-dinitrogen oksida (N2O)

sebesar 3000⁰C (Rohman, 2007).

b. Tanpa nyala (flameless)

Teknik atomisasi dengan nyala dinilai kurang peka karena atom gagal

mencapai nyala, tetesan sampel yang masuk ke dalam nyala yang terlalu besar,

dan proses atomosasi yang kurang sempurna. Oleh karena itu timbullah suatu

teknik atomisasi yang baru yakni atomisasi tanpa nyala. Pengatoman dapat

dilakukan dengan tungku dari grafit seperti tungku yang dikembangkan oleh

Masmann (Rohman, 2007).

3. Monokromator

Pada SSA, monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih

panjang gelombang yang digunakan dalam analisis. Disamping sistem optik,

dalam monokromator juga terdapat suatu alat yang digunakan untuk memisahkan

(11)

4. Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui

tempat pengatoman. Biasanya digunakan tabung penggandaan foton

(photomultiplier tube). Ada 2 cara yang dapat digunakan dalam sistem deteksi

yaitu yang memberikan respon terhadap radiasi resonansi dan radiasi kontinyu,

dan yang hanya memberikan respon terhadap radiasi resonansi (Rohman, 2007).

5. Readout

Readout merupakan suatu alat petunjuk atau dapat juga diartikan sebagai

sistem pencatat hasil. Pencatat hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah

terkalibrasi untuk pembacaan suatu transmisi atau absorbsi. Hasil pembacaan

dapat berupa angka atau berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan

absorbansi atau intensitas emisi (Rohman, 2007).

Untuk keperluan analisis kuantittif dengan SSA, maka sampel harus dalam

bentuk larutan. Untuk menyiapkan larutan, sampel harus diperlakukan sedemikian

rupa yang pelaksanaannya tergantung dari macam dan jenis sampel. Yang penting

untuk diingat adalah bahwa larutan yang akan dinalisis haruslah sangat encer

(Rohman, 2007).

Ada beberapa cara untuk melarutkan sampel, yaitu :

- Langsung dilarutkan dengan pelarut yang sesuai

(12)

- Sampel dilarutkan dengan suatu basa atau dilebur terlebih dahulu dengan basa

kemudian hasil leburan dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.

Metode pelarut apapun yang akan dipilih untuk dilakukan analisis dengan

SSA, yang terpenting adalah bahwa larutan yang dihasilka harus jernih, stabil, dan

tidak mengganggu zat-zat yang akan dianalisis. Metode kiantifikasi hasil analisis

dengan metode SSA yang dilakukan adalah dengan menggunakan kuantifikasi

dengan kurva baku (kurva kalibrasi). SSA bukan merupakan metode analisis yang

absolut. Suatu perbandingan dengan merupakan metode yang umum dalam

Referensi

Dokumen terkait

PELAKSANAAN KEWENANGAN PENYIDIK DIREKTORAT RESERSE NARKOBA DALAM PROSES PEMERIKSAAN TERSANGKA DI TINGKAT. PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA TERKAIT DENGAN PERLINDUNGAN

Pada metode ini, pemerintah daerah mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah

Disimpulkan bahwa, pemberian infusa daun sirih merah tidak berpengaruh terhadap kadar SGPT darah hewan uji dan juga tidak menimbulkan kerusakan pada organ hati.. Kata kunci :

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi siswa, guru, dan kepala sekolah tentang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK serta hasil ujian nasional

HNP Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penyakit yang disebabkan oleh trauma atau perubahan degeneratif yang menyerang massa nukleus pada daerah vertebra L4-L5, L5-S1, atau C5-C6

أ.. 14 يريو ثحابلا نأ ةجرد مهفلا يف ةءارقلا عم ةحص قطنلا ظفلتوأ ةملكلا ةيبرعلا امهل ريهظ ةقلاعلا , نأو مهف بلاطلا باتكل ليقع نبا حرش رثؤي ىلع مهف ام

Dan secara simultan Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return saham pada