• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLB UNTUK MENGETAHUI HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII SMP CINTA MANIS, OGAN ILIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLB UNTUK MENGETAHUI HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII SMP CINTA MANIS, OGAN ILIR"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLB UNTUK

MENGETAHUI HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII

SMP CINTA MANIS, OGAN ILIR

SKRIPSI SARJANA S1

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

SATRI DWI NIM. 08 22 1015

Program Studi Tadris Matematika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hasil belajar siswa pada kelas yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir. (2) hasil belajar siswa pada kelas yang diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir. (3) apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar antara yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dengan yang sudah menerapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Cinta Manis tahun pelajaran 2012/ 2013. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan cara Purposive sample diambil sampel sebanyak 2 kelas yaitu siswa kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen yang dikenai Model Pembelajaran Kolb dan siswa kelas VIII-3 sebagai kelas kontrol yang dikenai pembelajaran konvensional. Pada akhir pembelajaran kedua kelas sampel diberi tes akhir dengan menggunakan instrumen yang sama. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas data hasil tes dari kedua kelompok tersebut diperoleh bahwa data kedua sampel normal dan homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh t

tes = 5,906 sedangkan nilai ttabel = 2,00. Oleh

karena itu t

tes > ttabel maka Ho ditolak dan hipotesis diterima. Jadi

rata-rata hasil evaluasi pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa aktivitas dan kemampuan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kolb terus mengalami peningkatan dan perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran juga terus membaik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran Kolb sangat efektif daripada pembelajaran konvensional dan ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir. Kata kunci: Penerapan Model Pembelajaran Kolb, Metode

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan kita, bahkan pendidikan itu sangat diperlukan bagi bangsa dan negara. Pendidikan itu bisa ditemui di mana saja, serta maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu. Dan Allah SWT berfirman:

Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-Mujadalah: 11)

Oleh sebab itu, pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Karena bagaimana pun dengan adanya ilmu kita dapat memecahkan berbagai macam persoalan dalam hidup, tentunya dengan kesungguhan dan kemampuan yang kita miliki. Sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (QS. Al-Baqarah: 286)

Dalam proses belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa (Slameto, 2010 : 97). Di dalam proses belajar-mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pembelajar.

(6)

Pembelajaran dapat diartikan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam upaya agar siswa belajar, sedangkan pemelajar adalah kegiatan siswa mempelajari materi ajar. Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan hanya dapat dicapai jika ada interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran dikelas. Interaksi dilakukan untuk proses komunikasi yang aktif dan edukatif antara guru dengan peserta didik yang saling mengguntungkan kedua belah pihak agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Dan hanya dengan proses pembelajaran yang aktif, tujuan pembelajaran dapat dicapai sehingga siswa mengalami perubahan perilaku dari proses kegiatan belajar. Sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya : “Allah menganugerahkan al-hikmah (ilmu) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang barakallah yang dapat mengambil pelajaran”. (Al-Baqarah : 269)

(7)

Brunner menyatakan belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah (Slameto, 2010 : 11). Ini bearti alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Model pembelajaran Kolb ialah model belajar yang melibatkan pengalaman baru siswa, dengan mengembangkan observasi atau merefleksi, menciptakan konsep, dan menggunakan teori untuk memecahkan masalah. “ Kolb seorang ahli yang membagi tahap-tahap belajar menjadi 4, yaitu : a) Tahap Pengalaman kongkret, b) Tahap pengamatan aktif dan reflektif, c) tahap konseptualisasi dan, d) Tahap eksperimentasi aktif” (Muchith, saekhan, 2007: 84).

Kita dapat melihat bahwa model pembelajaran kolb menggunakan bentuk lingkaran atau daur, dimungkinkan untuk melihat masing-masing elemen dalam lingkaran dengan mengacuh kepada beragam kemampuan individu. Sementara Dewey berbicara tentang integrasi tindakan dan pemikiran, model pembelajaran kolb menjadikan lingkaran sebagai materi dengan cara berbeda yang mengacuh kepada beragam kemampuan yang mencerminkan gaya belajar yang dibutuhkan bagi siswa.

(8)

menciptakan konsep dan mengamati pengalaman mereka menjadi teori yang bisa di terima logika, dan mereka harus mampu mengunakan model kolb ini untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah yang di alami siswa.

Menurut yang peneliti ketahui bahwa selama ini di SMP Cinta Manis umumnya guru menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena metode tersebut lebih mudah dilakukan, tentu saja mengakibatkan siswa menjadi lebih cepat bosan dan jenuh sehingga hasil yang di capai siswa masih kurang menyakinkan atau memuaskan. Apalagi pelajaran matematika dianggap sebagai suatu pelajaran yang sulit bagi siswa, sehingga terkesan malas dan kurang berminat dalam pelajaran matematika tersebut. Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan pembelajaran pengalaman berasaskan model kolb dalam pelajaran matematika. Pembelajaran model ini di pilih karena pembelajaran ini menekankan kepada pengalaman individu dalam memperoleh pengetahuan dalam belajar. Khususnya pada pokok bahasan bangun datar yang berkenaan tentang Lingkaran akan meningkat, sehingga apa yang menjadi tujuan kurikulum dapat tercapai.

(9)

matematika merupakan kendala bagi mereka dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dengan ini kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal lingkaran masih mengalami kesulitan.

Dari beberapa uraian di atas, peneliti tertarik mengambil judul dalam penelitian yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Kolb Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Lingkaran Di Kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir“.

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada kelas yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada kelas yang diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir?

C. Tujuan Penelitian

(10)

1. Untuk mengetahui tentang hasil belajar siswa pada kelas yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir.

2. Untuk mengetahui tentang hasil belajar siswa pada kelas yang diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar antara yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dengan yang sudah menerapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa

Sebagai pengalaman baru dan diharapkan dapat memotivasi siswa untuk memperkaya pengalaman dalam belajar.

2. Bagi guru

Khusunya guru mata pelajaran matematika diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran serta memberikan masukan dan informasi tentang model pembelajaran kolb sebagai alternatif.

(11)

Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.

4. Bagi peneliti

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran

Untuk membekali manusia dalam menjalankan tugasnya, Allah SWT telah membekali dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana dalam firman-Nya :

Artinya : (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung)

ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan

berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat

Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran (Al-Qur’an surat Az-zumar : 9).

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran adalah model pembelajaran.

Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan

(13)

analisis. Seseorang akan merasa mudah memecahkan masalah dengan bantuan matematika, karena ilmu matematika itu sendiri memberikan kebenaran berdasarkan alasan logis dan sistematis.

Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2011:133). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

B. Model Pembelajaran Kolb

Pembelajaran adalah suatu proses yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi fasilitas, perlengkapan, material, dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran ini yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, spidol, penghapus, kapur, dan fotografi. Fasilitas dan perlengkapan, meliputi ruang kelas, audio visual, dan juga komputer. Prosedur, meliputi praktik, belajar, jadwal, dan metode penyampaian informasi (Oemar Hamalik, 2008:57).

(14)

sehari-hari, baru kemudian menyajikan informasi dan metode dasar secukupnya, memberi kesempatan pada peserta didiknya untuk berlatih, akhirnya mendorong mereka untuk mempelajari penerapannya dalam situasi kongkrit. Hanya dengan pembelajaran yang berpusat pada pemelajar (leaner-centered) dan berorientasi pada pemelajaran (learning-centered), maka pengembangan kompetensi anak didik dapat dilakukan.

“Menurut David Kolb (dalam Nasution 2005:111), “ Model Pembelajaran Kolb ialah model belajar yang melibatkan pengalaman baru siswa, mengembangkan observasi/merefleksi, menciptakan konsep, dan

menggunakan teori untuk memecahkan masalah”. Dari batasan pengertian

model pembelajaran Kolb diatas, terdapat dua aspek/dimensi, yaitu: 1) Pengalaman konkret pada suatu pihak dan konseptual abstrak pada pihak lain; 2) eksperimentasi aktif pada suatu pihak dan observasi reflektif pada

pihak lain”. Model Pembelajaran Kolb terimplisit dalam resource based learning (belajar berdasarkan sumber) yang mengajak siswa melakukan

observasi untuk memecahkan masalah.

(15)

C. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kolb

Menurut Nasution (2008:111) langkah-langkah model pembelajaran kolb berlangsung melalui 4 tahap yaitu :

a. Tahap Pengalaman Langsung Yang Konkret

Belajar akan efektif jika desain dengan cara memberikan pengalaman secara optimal bagi peserta didik. Artinya, belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Pandangan ini sesuai dengan aliran filsafat realistis. Sebagai seorang siswa harus dapat melihat dan merasakan pengalamannya sendiri agar mereka dapat merumuskan konsep atau prinsip-prinsip.

Pada tahap ini siswa belum memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa tersebut, siswa hanya dapat merasakan kejadian tersebut apa adanya dan belum dapat memahami serta menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi. Siswa juga belum dapat memahami mengapa peristiwa tersebut harus terjadi seperti itu. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap awal dalam proses belajar. Konsekuensinya, guru harus mampu menyediakan fasilitas atau kondisi yang memungkinkan siswa untuk mengelaborasikan segala pengalaman sehingga dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya.

b. Tahap Observasi (Pengamatan) Aktif dan Reflektif

(16)

pembelajaran harus memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan pengamatan dan atau praktek. Oleh sebab itu pada tahap ini belajar harus memberi kesempatan kepada seluruh siswa melakukan secara observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya. Hal ini dimulai dengan cara mencari jawaban dan memikirkan kejadian yang ada dalam dunia sekitarnya. Siswa melakukan refleksi terhadap peristiwa yang dialaminya, dengan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi, dan mengapa hal itu mesti terjadi.

c. Tahap Konseptualisasi (Merumuskan)

Tahap ketiga ini, rangkaian atau lanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah siswa diberi kebebasan melakukan pengamatan, maka selanjutnya siswa diberi kebebasan untuk merumuskan (konseptualisasi) terhadap hasil pengamatannya. Artinya siswa berupaya membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep atau hukum prosedur tentang suatu yang menjadi objek perhatiannya. Berpikir induktif banyak dilakukan untuk merumuskan suatu aturan umum atau generalisasi dari berbagai contoh peristiwa yang dialaminya. Walaupun kejadian-kejadian yang diamati tampak berbeda-beda, namun memiliki komponen-komponen yang sama yang dapat dijadikan dasar aturan yang bersama.

(17)

Tahap ini didasarkan atas asumsi bahwa hasil dari proses belajar harus bersifat produk yang nyata. Hasil pendidikan tidak hanya berupa kemampuan siswa untuk menjelaskan teori, tetapi bagaimana siswa mampu mengaplikasikan teori yang dipahami. Oleh sebab itu belajar harus mampu melakukan eksperimentasi secara aktif. Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep, teori-teori atau aturan-aturan ke dalam situasi nyata. Belajar harus memberikan ruang kebebasan untuk mempraktekkan dan menguji teori-teori serta konsep-konsep dilapangan. Ia tidak lagi mempertanyakan asal-usul teori atau suatu rumus, tetapi ia mampu menggunakan teori atau rumus-rumus tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, yang belum pernah ia jumpai sebelumnya.

Tahap-tahap belajar demikian oleh kolb sebagai suatu siklus yang berkesinambungan dan berlangsung di luar kesadaran orang yang belajar. Secara teoritis tahap-tahap belajar tersebut memang dapat dipisahkan, namun dalam kenyataannya proses peralihan dari satu tahap ke tahap belajar diatas seringkali terjadi begitu saja dan tidak sulit untuk ditentukan kapan terjadinya.

D. Hasil Belajar Siswa

(18)

pendidikan. Hal ini dapat dicapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar, sedangkan dari sisi guru adalah kepuasan seorang guru karena pelajaran yang diberikan dapat di terima oleh siswanya sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 45).

Dalam kajiannya Kolb menegaskan bahwa belajar hakekatnya merupakan proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya melalui sebuah proses yang disebut dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri secara keseluruhan proses baik secara mental maupun secara fisik.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

(19)

melalui proses yang bermutu, jika proses belajar mengajar tidak optimal sangat sulit dihasilkan hasil belajar yang baik. Bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Hasil belajar matematika yaitu hasil belajar yang diperoleh dalam belajar matematika untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam memahami pelajaran dengan menggunakan tes yang disajikan dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Nilai akhir yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh setelah proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga akan merubah cara berpikir serta selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi.

E. Materi Ajar Lingkaran

Materi pembelajaran lingkaran kelas VIII merupakan materi yang mencakup 4 kompetensi dasar, yaitu Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran, Menghitung keliling dan luas lingkaran, Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah, dan Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga.

1. Pengertian Lingkaran

(20)

tertentu dinamakan pusat dan jarak tertentu dinamakan jari-jari lingkaran tersebut.

Gambar bentuk lingkaran :

Gambar 2.1. Lingkaran 2. Unsur-unsur Lingkaran

a. Titik Pusat

Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak di tengah-tengah lingkaran.

Gambar 2.2. Titik Pusat Lingkaran b. Jari-Jari (r)

Jari-jari lingkaran adalah garis dari titik pusat lingkaran ke lengkungan lingkaran.

(21)

Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran dan melalui titik pusat.

Gambar 2.4. Diameter Lingkaran d. Busur

Busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di lengkungan tersebut.

e. Tali Busur

Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran. Berbeda dengan diameter, tali busur tidak melalui titik pusat.

f. Tembereng

Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busur.

g. Juring

Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapit oleh kedua jari-jari lingkaran tersebut.

(22)

Apotema merupakan garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak lurus dengan tali busur.

Lihat gambar di bawah ini letak juring, tembereng, dan apotema.

Gambar 2.5. Tembereng, Juring, dan Apotema

Contoh-contoh benda yang berbentuk lingkaran

Gambar 2.6. (a) Jam Dinding, (b) Ban, dan (c) Koin. 3. Pendekatan Nilai Phi (π)

Nilai perbandingan 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛

𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 disebut π,

Bilangan phi tidak dapat dinyatakan secara tepat dalam bentuk pecahan biasa maupun pecahan desimal. Bilangan phi merupakan bilangan irasional yang berada antara 3,141 dan 3,142. Oleh karena itu,

(23)

nilai phi hanya dapat dinyatakan dengan nilai pendekatan saja, yaitu 3,14, dengan pembulatan sampai dua tempat desimal.

Pecahan 22

7 jika dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal menjadi 3,142857... dan dibulatkan sampai dua tempat desimal menjadi 3,14. Jadi, 22

7 adalah pecahan yang mendekati nilai π, yaitu 3,14. Dengan demikian, pendekatan nilai phi dapat dinyatakan sebagai pecahan biasa atau pecahan desimal dengan pembulatan sampai dua tempat desimal, yaitu :

a) Dengan pecahan biasa, maka π = 22 7,

b) Dengan pecahan desimal, maka π = 3,14 (pembulatan sampai dua tempat desimal).

4. Menghitung Keliling Lingkaran

Keliling lingkaran adalah panjang lengkung atau busur pembentuk lingkaran. Perbandingan Untuk 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛

𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 sama

dengan π. Jika K adalah keliling lingkaran dan d adalah diameternya

maka k/d = π.

Jadi, K = πd .

Oleh karena d = 2r, maka K = π x 2r = 2πr.

(24)

K = π

d

atau

K

= 2π

r

Dengan: K = keliling lingkaran r = jari-jari

d = diameter

π = 22/7 atau 3,14

Contoh :

Diketahui sebuah lingkaran memiliki jari-jari 10 cm. Tentukanlah : a. Panjang Diameter

b. Keliling Lingkaran Penyelesain :

a. Panjang diameter

Diketahui : r = 10 cm, π = 3,14 Ditanya : d = ... ?

Jawab : d = 2 r

= 2 x 10 = 20

Jadi, Panjang diameter adalah 20 cm.

b. Keliling Lingkaran

Diketahui : r = 10 cm, π = 3,14

(25)

K = 2πr

= 2 x 3,14 x 10 cm = 62,8 cm

Jadi, Keliling lingkaran adalah 62,8 cm.

5. Menghitung Luas Lingkaran

Luas lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh lengkung

lingkaran. Luas lingkaran sama dengan π kali kuadrat jari-jarinya. Jika jari-jari = r, maka rumus luas lingkaran adalah:

𝑳= 𝝅𝒓𝟐 atau L = ¼ πd2 Dengan : r = jari-jari

L = luas lingkaran d = diameter

π = 22/7 atau 3,14

Contoh :

Hitunglah luas lingkaran yang berjari-jari 8 cm! Penyelesaian :

Diketahui : π = 3,14, r = 8, Di tanya : L =...?

L =𝜋𝑟2

= (3,14) (8)2

= 200,96cm2

(26)

F. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Tri Puji Astuti dengan judul Penerapan model pembelajaran model Kolb di SMP Negeri 1 Payaraman (2010), Berdasarkan hasil penelitian,

maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Payaraman pada penelitian ini masih ada lima siswa yang dikategorikan tidak tuntas. Secara klasikal dapat dilihat persentase ketuntasan hasil belajar yang mencapai 80,49%, nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 56,76 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 45. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kolb dan yang membedakannya pada penelitian ini hanya menerapkan model pembelajaran kolb dan melihat hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran ini.

Riska dengan judul Pengaruh Pembelajaran model Kolb untuk Melatih Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII MTs Istiqamah

(27)
(28)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya. Sehubungan dengan masalah yang ingin di teliti maka peneliti menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidak akibat dan suatu yang dikenakan pada subyek selidik (Arikunto, 2006:273). Dengan kategori Randomized Control Group Only Design yang merupakan sebuah metode eksperimen yang dilakukan adanya kelas perbandingan dan juga tanpa tes awal. Dengan model ini peneliti ingin mengetahui efek dari perlakuan yang diberikan pada kelompok tanpa mempengaruhi faktor lain (Arikunto, 2006:85).

B. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Randomized Control Group Only Design. Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang

diambil dari populasi tertentu dikelompokkan secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenal dengan variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu, lalu kelompok kedua dikenal dengan pengukuran yang sama. Dengan demikian perbedaan yang ditimbulkan dianggap bersumber pada

(29)

variabel perlakuan. Dan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi lingkaran setelah menerapkan model pembelajaran Kolb.

Pada desain ini tidak terdapat pretest dan hanya ada posttest (T1 dan

T2). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelas Pretest Treatment Posttest Experimen

Kontrol

- -

X -

T1 T2

(Suryabrata,2011:104) Keterangan :

X = Treatment (Perlakuan yang diberikan)

T1 = Nilai Posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas Eksperimen (Variabel bebas atau pengaruh)

T2 = Nilai Posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas Kontrol (Variabel terikat atau terpengaruhi)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Agar tergambar jelas apa yang peneliti maksudkan, maka variabel dalam penelitian ini adalah :

Skema Variabel

Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh

(30)

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir.

Tabel 3.1.

Populasi Penelitian Siswa di SMP Cinta Manis Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

VIII-1 13 25 38

VIII-2 20 18 38

VIII-3 22 16 38

VIII-4 19 19 38

Sumber: Tata Usaha SMP Cinta Manis Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Sampel Penelitian

(31)

Tabel 3.2.

Sampel Penelitian Siswa di SMP Cinta Manis Kelas Jumlah Laki-Laki Perempuan

VIII-1 38 13 25

VIII-3 38 22 16

Sumber: Tata Usaha SMP Cinta Manis Tahun Pelajaran 2012/2013 Sampel yang akan di teliti oleh peneliti adalah dua kelas, yaitu kelas yang pertama (kelas VIII-1) sebagai kelas eksperimen dan kelas yang kedua (kelas VIII-3) adalah kelas kontrol.

E. ProsedurPenelitian

Prosedur penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Persiapan

Sebelum penelitian dilaksanakan maka dilakukan persiapan yang meliputi: a. Pemilihan sampel penelitian

b. Pembuatan dari pengembangan instrument c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kuis dan latihan yang mengacuh pada pembelajaran kolb,

b) Mempersiapkan bahan ajar yang berbasis kolb (untuk kelas eksperimen),

c) Mempersiapkan bahan ajar yang berbasis konvensional (untuk kelas kontrol).

d. Validasi instrument

(32)

Melaksanakan uji coba kepada siswa diluar sampel penelitian tetapi sudah mendapatkan materi yang diujikan. Tujuan uji coba ini untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa dan sekaligus memperoleh gambaran apakah instrumen yang digunakan dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Di samping itu juga bertujuan untuk melihat reliabilitas dan validitas butir soal serta daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilakukan dengan cara menggumpulkan hasil belajar berupa latihan (siswa pada LKS), tugas, dan tes yang diberikan pada pertemuan terakhir.

3. Tahap Akhir

Setelah semua proses pembelajaran selesai, selanjutnya peneliti mengolah data untuk mengambil kesimpulan dari hasil yang telah diperoleh sesuai teknik analisis yang digunakan. Data tersebut diperoleh dari hasil kedua sampel. Setelah menganalisis data dilanjutkan menyusun laporan hasil penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(33)

Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kolb. Tes ini dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol pada akhir pembelajaran (posttest) dengan bentuk soal uraian (essay) yang terdiri dari 5 soal yang materinya mencakup sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan tes “T”. Analisis data tes hasil untuk setiap hasil belajar siswa dapat di hitung dengan aturan sebagai berikut :

S =

𝑅

𝑁

X 100

(Purwanto, 2010:112)

Keterangan : S = Skor yang diharapkan R = Jumlah skor dari item N = Skor maksimum

Tabel 3.3.

Kategori Hasil Belajar Nilai Rata-Rata Kategori Skor

86-100 Sangat baik

71-85 Baik

56-70 Cukup

41-55 Kurang cukup

0-40 Kurang

(34)

mempunyai hubungan. Namun sebelum menggunakan uji t peneliti harus terlebih dahulu mengetahui apakah data berdistribusi normal dan homogen.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis normal atau tidak, karena uji-t baru dapat digunakan jika data terdistribusi secara normal. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:

1) R = Xmaks– Xmin

Ketengan : R = Range (daerah jangkauan data) Xmaks= Data terbesar

Xmin = Data terkecil

2) K = 1 + 3,3 log n

Keterangan : K = Banyaknya kelas

N = Banyaknya data (frekuensi) 3,3 = Bilangan konstanta

3)

P =

K R

Keterangan : P = Panjang kelas (interval kelas) R = Range (daerah jangkauan data)

K = Banyak kelas (Sudjana, 2005: 45–47). 4) Mencari Distribusi Frekuensi

x

=

i i i

(35)

Keterangan : x = Rata-rata

xi = Tanda kelas interval

fi = Frekuensi yang berhubungan dengan tanda kelas interval

(Sudjana, 2005:67). 5) Mencari Modus

Mo = Bb + p

) 2 1 ( 1 b b b

Keterangan : Mo = Modus

Bb = Batas bawah kelas interval yang mengandung modus b1 = Selisih frekuensi yang mengandung modus dengan

frekuensi sebelumnya

b2 = Selisih frekuensi yang mengandung modus dengan

frekuensi sesudahnya

p = Panjang kelas interval

(Sudjana 2005:77). 6) Mencari Simpangan Baku

S

2

=

) 1 ( 2  

n n x f x f

n i i i i

Keterangan : S2 = Simpangan baku / standar deviasi n = Banyak data

f1 = Frekuensi sesuai dengan tanda kelas interval

xi = Tanda kelas interval

(Sudjana, 2005: 95). 7) Menguji Kenormalan Data dengan Koefisien Kemiringan, yaitu:

SK = S

(36)

Keterangan : SK = Koefisien kemiringan

Mo = Modus

S = Simpangan baku

x = Rata-rata

(Sudjana, 2005: 109). Untuk menganalisis normalitas data dengan taraf signifikan 5%

(α =0,05) dan data terdistribusi normal apabila harga SK terletak antara -1 dan +1. Sehingga data tersebut dapat dikatakan terdistribusi normal.

(Priyatno, 2009:189)

2. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari keadaan yang homogen atau tidak. Dalam uji homogenitas digunakan uji F yaitu :

F =

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

=

𝑆12

𝑆22

(Sudjana, 2005:250) Dan tolak Ho jika F ≥ Fα(n1-1,n2-1)

Dengan Fα(n1-1,n2-1) didapat dari distribusi F dengan peluang

α(0,05), sedangkan derajat kebebasan n1-1 dan n2-1 masing-masing

sesuai dengan pembilang dan penyebut.

3. Uji Hipotesis

(37)

t =

2 1 2 1 1 1 n n S X X  

dengan

s

2

=

2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1      n n s n s n (Sudjana, 2005:239) Keterangan : t = thitung

S12 = Varians siswa kelompok eksperimen

S22 = Varians siswa kelompok kontrol

n1 = Sampel siswa kelompok eksperimen

n2 = Sampel siswa kelompok kontrol

= Nilai rata-rata siswa kelompok eksperimen = Nilai rata-rata siswa kelompok kontrol S2 = Nilai varians gabungan

Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah Terima H0 jika th ≤ tt dan tolak Ho jika th > tt, dimana tt didapat dari daftar

distribusi t dengan taraf signifikan α = 5% (α = 0.05) dan dengan dk = n1+n2-2 sehingga dapat dilihat sebagai berikut:

Jika thitungttabel, maka Ho diterima.

Jika thitungttabel, maka Ho ditolak.

Jika thitungttabel maka signifikan. Dengan demikian dapat

disimpulkan ada pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa dan sebaliknya jika thitungttabel maka, tidak signifikan.

(Priyatno, 2009:77)

1

X

2

(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian

Judul dalam penelitian ini yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Kolb Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas VIII SMP Cinta

Manis, Ogan Ilir“. Sebelum melaksanakan penelitian ini, peneliti membawa surat pengantar dari Dinas Pendidikkan ke pihak sekolah yang diterima oleh waka kurbikulum. Setelah di beri izin untuk penelitian, peneliti dianjurkan terlebih dahulu menemui guru bidang studi matematika kelas VIII.

Penelitian ini merupakan penelitian yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2013 sampai dengan 02 Maret 2013 pada siswa kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen (kelas yang menggunakan penerapan model pembelajaran Kolb) dan VIII-3 sebagai kelas kontrol (kelas yang tidak menggunakan penerapan model pembelajaran Kolb) di SMP Cinta Manis tahun ajaran 2012/2013.

Selanjutnya peneliti mendapatkan izin dari kepala sekolah untuk dapat melakukan penelitian di kelas VIII SMP Cinta Manis Ogan Ilir. Kemudian peneliti melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran matematika atau yang bersangkutan guna mengetahui jadwal mulai penelitian. Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan atau 8 x 40

(39)

menit di kelas eksperimen dan 4 kali pertemuan atau 8 x 40 menit di kelas kontrol. Pada tahap ini, peneliti juga membuat perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), latihan, soal aplikasi, soal-soal tes akhir (posttest), kunci jawaban, dan pedoman penskoran soal tes akhir.

Sebelum kegiatan penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti menentukan materi, menyusun rencana pembelajaran, lembar kerja siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, serta menyusun lembar tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pokok bahasan yang dipilih adalah lingkaran.

Tabel 4.1.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen

Pertemuan Hari,

Tanggal Kegiatan Pembelajaran

1

Rabu, 20 Februari

2013

Peneliti memberikan materi lingkaran dengan menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran dengan menggunakan model pembelajaran kolb.

2

Sabtu, 23 Februari

2013

Peneliti memberikan materi lingkaran dengan menemukan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran dengan menggunakan model pembelajaran kolb.

3

Rabu, 27 Februari

2013

Peneliti memberikan materi tentang menentukan luas lingkaran dengan menggunakan model pembelajaran kolb.

4

Sabtu, 02 Maret

2013

(40)

Tabel 4.2.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas kontrol

Pertemuan Hari, Tanggal Kegiatan Pembelajaran 1 Senin, 18 Februari 2013

Peneliti memberikan materi lingkaran dengan menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

2

Rabu, 20 Februari

2013

Peneliti memberikan materi lingkaran untuk menemukan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

3

Senin, 25 Februari

2013

Peneliti memberikan materi lingkaran tentang menentukan rumus luas lingkaran dengan model pembelajaran konvensional.

4

Rabu, 27 Februari

2013

Peneliti memberikan soal posttest pada siswa

(41)

2. Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kolb Kelas Eksperimen Pembelajaran Lingkaran melalui penerapan model pembelajaran Kolb dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Pertemuan pertama hari rabu tanggal 20 Februari 2013, pertemuan kedua hari sabtu tanggal 23 Februari 2013, pertemuan ketiga hari rabu tanggal 27 Februari 2013, pertemuan keempat hari sabtu tanggal 02 Maret 2013. Dalam penelitian ini dilakukan dengan empat tahap. Pembelajaran ini diterapkan di kelas VIII-1 SMP Cinta Manis Tahun pelajaran 2012/2013, dengan sampel peneliti berjumlah 38 siswa.

(42)

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Februari 2013 pada jam pembelajaran 7-8, tepatnya pada pukul 10.40 - 12.40 WIB. Pada kegiatan awal atau pendahuluan, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa semua hadir berjumlah 38 siswa. Setelah peneliti mengabsen siswa kemudian peneliti menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran yaitu mengenai materi mengenai apa itu lingkaran.

Berdasarkan pada perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, pembelajaran dibagi dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Masing- masing tahap direncanakan dengan alokasi waktu pendahuluan 10 menit, kegiatan inti 60 menit dan penutup 10 menit (RPP terlampir).

1) Pertemuan Pertama a. Kegiatan Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan (pertemuan pertama) diawali dengan salam untuk seluruh siswa yang telah duduk kemudian peneliti memperkenalkan diri kepada siswa kelas VIII-1. Peneliti memotivasi siswa dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, mengabsensi siswa dan menyampaikan maksud untuk mengadakan penelitian tersebut.

b. Kegiatan Inti

(43)

atau secara acak. Setiap kelompok terdiri dari 6 orang (Nama siswa dan kelompok terlampir) karena dalam pembagian kelompok ini suasana kelas jadi gaduh karena mereka harus duduk tidak sesuai dengan meja dan kursi mereka masing-masing. Pembagian kelompok ini bertujuan agar peneliti mudah melakukan pengamatan, kemudian guru membagi LKS pada setiap kelompok, sebelum mengerjakan LKS peneliti bertanya kepada siswa.

a) Pada Tahap Pengalaman Langsung,

Peneliti menunjukkan beberapa contoh gambar lingkaran dan menunjuk siswa sebagai pengalaman langsung untuk mengetahui bentuk-bentuk dari lingkaran tersebut. Sehingga siswa dapat menjelaskan apa itu bentuk lingkaran dan apa saja unsur-unsur dari lingkaran tersebut.

Gambar 4.1.

(44)

b) Pada Tahap Pengamatan Aktif dan Reflektif,

Peneliti juga menunjukkan beberapa model lingkaran untuk menanyakan apa saja unsur-unsur pada lingkaran tersebut, peneliti bersama siswa membahas unsur-unsur seperti titik pusat, jari-jari, garis tengah, tali busur, busur, juring, tembereng, dan apotema. Di mulai dengan memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk melakukan pengamatan guna mencari jawaban dan memikirkan kejadian atau peristiwa yang dialaminya secara aktif. Kemudian peneliti menyuruh siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mengerjakan LKS agar siswa dapat mengetahui unsur-unsur dari lingkaran.

Gambar 4.2. Siswa Sedang Melakukan Pengamatan c) Pada Tahap Konseptualisasi,

(45)

lingkaran tersebut. Kemudian sambil mengamati LKS masing-masing siswa memperhatikan unsur-unsur suatu lingkaran.

Gambar 4.3.

Siswa Merumuskan Unsur-unsur Lingkaran Lebih Dalam Lagi d) Pada Tahap Eksperimentasi Aktif,

(46)

Gambar 4.4.

Siswa Sedang Melakukan Penyelesaian Soal ke Depan Kelas c. Kegiatan Penutup

Pada tahap penutup, peneliti memberikan latihan soal yang dikerjakan secara individu kepada siswa sebanyak 3 sampai 4 soal untuk mengetahui hasil belajar siswa tentang lingkaran (latihan soal tes dan kunci jawaban terlampir).

Gambar 4.5.

Siswa Mengerjakan Soal Secara Individu

(47)

yaitu tentang menemukan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Februari 2013, pada jam ke 7-8 tepatnya pukul 10.40- 12.40 wib. Dengan materi menemukan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran. Indikator yang harus dicapai adalah siswa dapat menemukan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran serta kebalikannya.

a. Kegiatan Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan (pertemuan kedua) diawali dengan salam untuk seluruh siswa yang telah duduk. Peneliti memotivasi siswa dengan memberikan contoh bentuk lingkaran dalam kehidupan sehari-hari, mengabsensi siswa.

b. Kegiatan Inti

(48)

a) Pada Tahap Pengalaman Langsung,

Peneliti menunjukkan beberapa contoh tentang menemukan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran. Dalam hal ini peneliti menunjuk siswa secara langsung apa itu nilai phi, seperti apa rumus keliling lingkaran. Setelah siswa benar-benar memahami secara keseluruhan sehingga dapat mengerjakan LKS.

b) Pada Tahap Pengamatan Aktif dan Reflektif,

Peneliti juga menunjukkan model lingkaran seperti yang tercantum pada LKS untuk melakukan pengamatan seutuhnya. Di mulai dengan memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk melakukan pengamatan dalam bentuk diameter roda sepeda untuk mengetahui panjang lintasan satu putaran roda (keliling sepeda) guna mencari jawabannya dan memikirkan kejadian atau peristiwa yang dialaminya secara aktif. Kemudian peneliti menyuruh siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mengerjakan LKS agar siswa dapat mengetahui keliling lingkaran.

c) Pada Tahap Konseptualisasi,

(49)

LKS masing-masing siswa memperhatikan cara mencari nilai suatu lingkaran yang hasil sebanding.

d) Pada Tahap Eksperimentasi Aktif,

Pada tahap ini guru menyuruh siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya secara perwakilan sesuai dengan pengerjaannya secara aktif. sehingga siswa dapat mengetahui bahwa pentingnya pembuktian dengan mengunakan rumus yang telah ditentukan untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan soal sebagai salah satu syarat bahwa suatu pemahaman itu terbukti benar.

c. Kegiatan Penutup

Pada tahap penutup, peneliti memberikan latihan soal yang dikerjakan secara individu kepada siswa sebanyak 3 sampai 4 soal untuk mengetahui hasil belajar siswa tentang lingkaran (latihan soal tes dan kunci jawaban terlampir). Selanjutnya jawaban latihan soal siswa dikumpul pada pertemuan berikutnya. Kemudian peneliti menutup pertemuan dengan salam dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan ketiga yaitu tentang menentukan rumus luas lingkaran.

3) Pertemuan Ketiga

(50)

adalah siswa dapat menentukan hasil luas lingkaran. Cara pelaksanaannya sama seperti pertemuan pertama dan kedua.

a. Kegiatan Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan (pertemuan ketiga) diawali dengan salam untuk seluruh siswa yang telah duduk. Peneliti memotivasi siswa dengan memberikan contoh bentuk lingkaran dalam kehidupan sehari-hari dan mengabsensi siswa.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok berdasarkan pembagian pada pertemuan pertama. Pembagian kelompok ini bertujuan agar peneliti mudah melakukan pengamatan. Kemudian guru membagi LKS pada setiap kelompok, sebelum mengerjakan LKS peneliti bertanya kepada siswa.

a) Pada Tahap Pengalaman Langsung,

Peneliti menunjukkan beberapa contoh tentang menentukan rumus luas lingkaran. Dalam hal ini peneliti menunjuk siswa secara langsung seperti apa rumus luas lingkaran. Setelah siswa benar-benar memahami secara keseluruhan sehingga dapat mengerjakan LKS.

b) Pada Tahap Pengamatan Aktif dan Reflektif,

(51)

mencari jawaban luas permukaan bibir sumur agar tertutup sepenuhnya dan memikirkan kejadian atau peristiwa yang dialaminya secara aktif. Kemudian peneliti menyuruh siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mengerjakan LKS agar siswa dapat mengetahui suatu luas lingkaran.

c) Pada Tahap Konseptualisasi,

Pada tahap ini guru menyuruh siswa merumuskan apakah siswa dapat menentukan rumus luas lingkaran kedalam pemecahan masalah. Kemudian sambil merumuskan luas lingkaran yang ada pada LKS masing-masing siswa memperhatikan cara mencari nilai suatu luas lingkaran.

d) Pada Tahap Eksperimentasi Aktif,

Pada tahap ini guru menyuruh siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya secara perwakilan sesuai dengan pengerjaannya secara aktif. Sehingga siswa dapat mengetahui bahwa pentingnya pembuktian dengan mengunakan rumus yang telah ditentukan untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan soal.

c. Kegiatan Penutup

(52)

menutup pertemuan dengan salam dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan keempat yang akan diadakan tes akhir.

4) Pertemuan Keempat

Pada pertemuan keempat dilaksanakan pada jam ke 7-8 tepatnya pukul 10.40-12.40 wib, dimana peneliti hanya melakukan tes akhir yang terdiri dari 5 soal esai yang mencakup seluruh materi pada pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan keempat yang mengacuh pada hasil belajar. Tes akhir ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti keseluruhan proses pembelajaran dengan materi lingkaran. Evaluasi diberikan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti keseluruhan proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Kolb.

(53)

3. Deskripsi Pembelajaran Di Kelas Kontrol

Pada tahap pertama, peneliti melakukan observasi ke sekolah kemudian peneliti melakukan konsultasi dengan bapak Deny Yuanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika tentang maksud dan tujuan pelaksanaan penelitian. Hasil observasi dan diskusi tersebut di peroleh bahwa kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diteliti dengan jumlah sampel sebanyak 38 siswa. Kemudian sebelum melaksanakan penelitian, peneliti membuat perangkat pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, LKS, soal tes, dan kunci jawaban. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga siswa diberi latihan soal yang dalam bentuk esai, dan pada pertemuan terakhir siswa diberi soal tes (posttest) berjumlah 5 soal dengan bentuk esai, di mana pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga berlangsung 2 x 40 menit dan pada pertemuan keempat berlangsung 2 x 40 menit.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 18 Februari 2013 pada jam pembelajaran 3-4, tepatnya pada pukul 09.45- 11.05 WIB. Pada kegiatan awal atau pendahuluan, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa semua hadir berjumlah 38 siswa. Setelah peneliti mengabsen siswa kemudian peneliti menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran yaitu mengenai materi lingkaran serta mendiskusikan apa seperti apa bentuk lingkaran.

(54)

kegiatan inti, dan penutup. Masing- masing tahap direncanakan dengan alokasi waktu pendahuluan 10 menit, kegiatan inti 60 menit dan penutup 10 menit (RPP terlampir).

a. Tahap Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan (pertemuan pertama) diawali dengan salam untuk seluruh siswa yang telah duduk kemudian peneliti memperkenalkan diri kepada siswa kelas VIII-3 dan menyampaikan maksud untuk mengadakan penelitian tersebut. Kemudian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung, peneliti menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar yaitu menentukan hasil keliling dan luas lingkaran. Setelah itu peneliti meminta siswa mengingat kembali apa saja unsur-unsur pada lingkaran tersebut, peneliti bersama siswa membahas unsur-unsur seperti titik pusat, jari-jari, garis tengah, tali busur, busur, juring, tembereng, dan apotema. Selanjutnya memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat materi ini agar dapat dikuasai dengan baik serta akan mempermudah siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya siswa memperhatikan penjelasan peneliti dengan metode tanya jawab menanyakan bentuk lingkaran yang sebelumnya telah mereka pelajari di sekolah dasar (SD).

b. Tahap Penyajian (Kegiatan Inti)

(55)

Gambar 4.7. Siswa Belajar Lingkaran Kelas Kontrol

Setelah peneliti menjelaskan materi, peneliti memberikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. latihan soal. Kemudian peneliti meminta beberapa siswa untuk mengerjakannya di papan tulis. Setelah itu di bahas secara bersama-sama. Setelah itu peneliti memberikan latihan soal untuk dikerjakan secara individu.

(56)

c. Tahap Penutup

Pada akhir pembelajaran atau penutup, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan meminta siswa mempelajari materi selanjutnya tentang menemukan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran.

Gambar 4.9. Siswa Menyelesaikan Soal LKS Secara Individu

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 20 Februari 2013, dengan materi menemukan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran. Indikator yang harus dicapai adalah siswa dapat menemukan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran serta kebalikannya. Cara pelaksanaannya sama seperti pertemuan pertama peneliti menjelaskan secara langsung memberikan materi lingkaran tentang menemukan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran. Kemudian peneliti meminta siswa mempelajari materi selanjutnya tentang menentukan rumus luas lingkaran.

(57)

Indikator yang harus dicapai adalah siswa dapat menentukan hasil luas lingkaran. Cara pelaksanaannya sama seperti pertemuan pertama dan kedua peneliti menjelaskan secara konvensional materi lingkaran.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari rabu tanggal 27 februari 2013, dimana peneliti hanya melakukan tes akhir yang terdiri dari 5 soal esai yang mencakup materi pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga mengacuh pada indikator hasil belajar. Tes akhir ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti keseluruhan proses pembelajaran melalui pembelajaran langsung tanpa menggunakan model pembelajaran kolb.

Gambar 4.10.

(58)

4. Analisis Data Hasil Penelitian

a. Uji Normalitas Data Tes Akhir

1) Uji Normalitas Data Tes Akhir Kelompok Eksperimen

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen, berikut rangkuman hasil perhitungan berdasarkan persentase kategori.

Tabel 4.3.

Persentase Hasil Belajar Siswa Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan Kategori Hasil Belajar

Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%) Kategori

86-100 15 39,47 % Sangat baik

71-85 11 28,95 % Baik

56-70 9 23,68 % Cukup

41-55 2 5,26 % Kurang cukup

0-40 1 2,64 % Kurang

Jumlah 38 100%

(59)

Berdasarkan hasil tes akhir (posttest) kelompok eksperimen diperoleh data dan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan uji normalitas data adalah sebagai berikut.

(1) Rentang = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil = 100 – 40

= 60

(2) Banyak kelas interval = 1 + 3,3 (log n) = 1 + 3,3 (log 38) = 1 + 3,3 (1,58) = 1 + 5,124

= 6,214 dapat diambil 7

(3) Panjang kelas interval = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 = 60

7

= 8,57 Dibulatkan menjadi 9

Tabel 4.4.

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Interval fi xi fi.xi xi2 fi.xi 2

40-48 1 44 44 1936 1936

49-57 2 53 106 2809 5618

58-66 4 62 248 3844 15376

67-75 5 71 355 5041 25205

76-84 3 80 240 6400 19200

85-93 12 89 1068 7921 95052

94-102 11 98 1078 9604 105644

(60)

Berdasarkan tabel 4.4. distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat frekuensi nilai dari tiap kelas interval dan nilai tengah dari tiap-tiap kelas interval. Interval yang memiliki frekuensi (fi) paling banyak

terdapat pada interval 85–93 sebanyak 12 siswa, sedangkan untuk kelas yang memiliki frekuensi terendah terletak pada interval 40–48 sebanyak 1 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik distribusi frekuensi sebagai berikut.

Grafik 4.1.

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen

(4) Nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen

x =

i i i f x f

x = 3139 38 x = 82,60 (5) Modus

Mo = Bb + p

      2 1 1 b b b

Bb = 85+84

2 = 84,5 0

5 10 15

40-48 49-57 58-66 67-75 76-84 85-93 94-102

(61)

p = 9, b1 = 12 – 3 = 9, b2 = 12 – 11 = 1,

Mo = 84,5 + 9 9 9+1 Mo = 84,5 + 9 (0,9)

Mo = 84,5 + 8,1

Mo = 92,6

(6) Simpangan baku 𝑠12 =

𝑛 𝑓𝑖𝑥𝑖2 − 𝑓𝑖𝑥𝑖 2

𝑛 𝑛−1

𝑠12 =

38 268031 − 3139 2 38 38−1

𝑠12= 10185178−9853321 38 37

𝑠12= 331857 1406 𝑠12= 236,03 S1 = 236,03

S1 = 15,36

Berdasarkan rata-rata, modus, dan simpangan baku dapat di cari koefisien kemiringan uji normalitas kurva dengan menggunakan rumus Karl Pearson yaitu:

(7) Uji Normalitas SK =

S Mo x

SK = 82,60 − 92,6 15,36

(62)

Dari perhitungan di atas, nilai SK adalah -0,65 dan karena nilai SK sebesar -0,65 harga ini terletak antara (–1) dan (1). Data posttest kelompok eksperimen dapat dikatakan terdistribusi normal.

2) Uji Normalitas Data Tes Akhir Kelompok Kontrol

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung pada kelas kontrol, berikut rangkuman hasil perhitungan berdasarkan persentase kategori.

Tabel 4.5.

Persentase Hasil Belajar Siswa Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Kategori Hasil Belajar

Nilai Siswa Frekuensi Persentase(%) Kategori

86-100 0 0 % Sangat baik

71-85 9 23,68 % Baik

56-70 14 36,84 % Cukup

41-55 11 28,95 % Kurang cukup

0-40 4 10,53 % Kurang

Jumlah 38 100%

(63)

Berdasarkan hasil tes akhir (posttest) kelompok kontrol diperoleh data dan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan uji normalitas data adalah sebagai berikut.

(1) Rentang = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil = 85 – 35

= 50

(2) Banyak kelas interval = 1 + 3,3 (log n) = 1 + 3,3 (log 38) = 1 + 3,3 (1,58) = 1 + 5,214 = 6,214 dipakai 6

(3) Panjang kelas interval = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

= 50 6

= 8,33 Dibulatkan menjadi 8 Tabel 4.6.

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol Interval fi xi fi.xi xi2 fi.xi 2

(64)

Berdasarkan tabel 4.6. distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat frekuensi nilai dari tiap kelas interval dan nilai tengah dari tiap-tiap kelas interval. Interval yang memiliki frekuensi (fi) paling banyak

terdapat pada interval 59-66 sebanyak 10 siswa, sedangkan untuk kelas yang memiliki frekuensi terendah terletak pada interval 35–42 sebanyak 4 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik distribusi frekuensi sebagai berikut.

Grafik 4.2.

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol

(4) Nilai rata-rata kelompok kontrol

x =

i i i f x f

x = 2367 38 x = 62,28 (5) Modus

Mo = Bb + p

      2 1 1 b b b

Bb = 59 + 58

2 = 58,5 , p = 8,

4 5 6 10 4 4 5 0 2 4 6 8 10 12

35-42 43-50 51-58 59-66 67-74 75-82 83-90

(65)

b1 = 10 – 6 = 4, b2 = 10 – 4 = 6,

Mo = 58,5 + 8 4 4+6 Mo = 58,5 + 8 (0,4)

Mo = 58,5 + 3,2

Mo = 61,7

(6) Simpangan baku 𝑠22 =

𝑛 𝑓𝑖𝑥𝑖2 − 𝑓𝑖𝑥𝑖 2

𝑛 𝑛−1

𝑠22 =

38 155565 ,5 − 2367 2 38 38−1 𝑠22=

5911489−5602689

1406

𝑠22= 308800

1406 𝑠22= 219,63 S2 = 219,63

S2 = 14,82

Berdasarkan rata-rata, modus, dan simpangan baku dapat di cari koefisien kemiringan uji normalitas kurva dengan menggunakan rumus Karl Pearson, yaitu:

(7) Uji Normalitas

SK = x −𝑀𝑜 𝑆

SK = 62,28−61,7 14,82 SK = 0,58

(66)

Dari perhitungan di atas, nilai SK adalah 0,039 dan karena nilai SK sebesar 0,039 harga ini terletak antara (–1) dan (1). Data posttest kelompok kontrol dapat dikatakan terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data dilakukan untuk menguji kesamaan beberapa nilai rata-rata yang terdistribusi normal, dan membuktikan kesamaan varians kelompok yang membentuk sampel tersebut, dengan kata lain kelompok yang diambil dengan populasi yang sama. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel homogen atau tidak. Dengan kriteria penguji adalah tolak Ho jika Fhitung >Ftabel dengan

dk pembilang = (nb-1) dan dk penyebut = (nk-1).

𝐹𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Fhitung =

236,03

219,63 = 1,07467 FTabel = F1/2α(n1-1,n2-1) = F0,05(37,37) = 2,07

Di mana dengan taraf nyata 5% dari daftar distribusi didapat Fhitung = 1,07467 dan Ftabel = 2,07. maka Fhitung < Ftabel sehingga Ho

diterima. Dengan demikian dapat diketahui bahwa varians data kedua kelas adalah homogen.

c. Uji Hipotesis

(67)

homogenitas, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan statistik parametris, yaitu rumus Uji-t:

t =

2 1 2 1 1 1 n n S X X  

dengan s2 =

2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1      n n s n s n

Sedangkan kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini berlaku adalah Ho diterima jika thitung≤ ttabel dan Ho ditolak jika thitung <

ttabel, selanjutnya menentukan dk = n1 + n2 - 2 pengujian hipotesis dengan taraf signifikan α = 5% (α = 0,05) dan peluang (1 –α).

Berdasarkan perhitungan sebelumnya diperoleh nilai rata-rata data simpangan baku untuk kelompok eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Kolb dan kelompok kontrol yang tidak menerapkan model pembelajaran Kolb dapat dilihat pada tabel 4.9. sebagai berikut.

Tabel 4.7.

Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol 𝑥 = 82,60

𝑆12 = 236,03 S1 = 15,36

n1 = 38

𝑥 = 62,28 𝑆22 = 219,63 S2 = 14,82

n1 = 38

(68)

2 1 2 1 1 1 n n s x x t   

Di mana untuk mencari simpangan baku adalah sebagai berikut :

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s

Sebelum mencari nilai t, terlebih dahulu mencari simpangan baku gabungan menggunakan rumus sebagai berikut.

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s

= 38−1 236,03+ 38−1 219,63 38+38−2

= 37 236,03+ 37 219,63 38+36

= 8733 ,11 + 8126 ,31 74

= 16859 ,42 74 S2 = 227,83 S = 227,83

= 15,09

Setelah diperoleh harga s, maka disubstitusikan ke dalam rumus uji t sebagai berikut.

t = 𝑥 1−𝑥 2 𝑆 1

𝑛 1− 1 𝑛2

t = 82,60−62,28 15,09 1

38− 1 38

(69)

t = 20,32 15,09 𝑥 0,228

t = 20,32 3,440 t = 5,906

Untuk mencari ttabel adalah dk = n1 + n2– 2 = 38 + 38 – 2 = 74

Berdasarkan tabel distribusi t, untuk dk = 74 diperoleh nilai ttabel

dengan taraf signifikan 0,05 = 2,00.

Jadi, dari hasil perhitungan didapatkan thitung > ttabel = 5,906 >

2,00. Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa antara yang menerapkan model pembelajaran kolb lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa yang tidak menerapkan model pembelajaran kolb.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar Kelas Eksperimen

(70)

2. Diketahui :

Keliling sebuah lingkaran = 440 cm, maka k = 440, = Di tanya : r = . . . ?

Penyelesaian : k = 2 r 440 = 2 x x r

440 = x r r = 440 : = 44010 x

= 10 x 7 = 70

Jadi, panjang jari-jari lingkaran adalah 70 cm.

Salah satu contoh kesalahan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.11.

Contoh Jawaban Soal No.2 Siswa pada Kelas Eksperimen

(71)

Berdasarkan jawaban siswa pada tes akhir sebanyak 5 soal pada kelas

kelas eksperimen terdapat beberapa kesalahan dalam menjawab soal-soal yang

diberikan yaitu 4 siswa salah dalam menjawab soal no.1, 13 siswa salah dalam

menjawab soal no.2, 5 siswa salah dalam menjawab soal no.3, 7 siswa salah

dalam menjawab soal no.4, 9 siswa salah dalam menjawab soal no.5.

Melihat keterangan di atas sebagian besar siswa salah menjawab pada

soal no.2, hal ini dikarenakan siswa belum lancar dalam menganalisis soal dan

masih banyak siswa tidak memperhatikan unsur-unsur yang diperlukan seperti

diketahui, ditanya, rumus, dan lain-lain. Untuk soal no.1, no.4, no.5 sebagian

besar siswa benar dalam menjawab soal, hal ini dikarenakan siswa hanya

memasukkan angka yang telah diketahui sesuai dengan rumus. Salah satu contoh

kesalahan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.12.

(72)

dikarenakan siswa kurang teliti dalam menjawab soal serta menuliskan angka kuadrat pada cm. jawaban yang benar dapat dilihat di bawah ini:

Setelah melalui 3 kali pertemuan pembelajaran, pada pertemuan keempat siswa mengikuti tes akhir. Tes diberikan untuk mengetahui hasil belajar setelah diterapkan model pembelajaran kolb. Adapun Rekapitulasi rata-rata, modus, dan simpangan baku data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8.

Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Kelas Jumlah

Siswa

Rata-rata

Posttest Modus

Simpangan Baku

Eksperimen 38 82,60 92,6 15,36

Kontrol 38 62,28 61,70 14,82

Gambar

Gambar 2.4. Diameter Lingkaran
Gambar 2.6. (a) Jam Dinding, (b) Ban, dan (c) Koin.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunmengharapkansetelah para pembacaselesaimembacamakalahini, Penyusunsangatmengharapkansebuah saran yang mendukungdanmembangun agar makalahinibisalebihbaiklagi.

• Pohon biner adalah struktur yang rekursif, sebab setiap simpul mempunyai cabang yang juga berupa pohon. Setiap cabang disebut upapohon (

Penelitian yang dilakukan terhadap 24 orang subyek dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 Kg/m 2, diketahui bahwa pemberian konseling gizi mampu mengubah perilaku

Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, dengan porsi sedikit tetapi dengan kuantitas yang sering..

Perlu ada aturan yang jelas jika Notaris lalai melakukan pencatatn dalam buku (Reportorium)

Pada hari ini kamis tanggal Sembilan belas belas bulan Oktober tahun dua ribu tujuh belas (19/10/2017) , Jam 11.30 WIB , dengan mengambil tempat di Kantor Dinas

Saya akan berperan lebih banyak selama belajar matematika dalam kelompok pada hari-hari yang akan datang dan saya yakin hal itu bisa saya lakukan. Berdoalah sebelum

Buku petunjuk pelaksanaan, penulisan dan bimbingan Tugas Akhir ini dibuat agar dapat digunakan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin untuk menyusun proposal dan