• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

Oleh :

Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

(2)

VISI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

2005 – 2025

DENGAN IMAN DAN TAKWA,

PROVINSI JAWA BARAT TERMAJU DI INDONESIA

VISI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

2005 – 2025

DENGAN IMAN DAN TAKWA,

PROVINSI JAWA BARAT TERMAJU DI INDONESIA

TUJUH BIDANG UNGGULAN SEBAGAI

PENCIRI

Jawa Barat TERMAJU DI INDONESIA

TAHUN 2025

TUJUH BIDANG UNGGULAN SEBAGAI

PENCIRI

Jawa Barat

TERMAJU DI INDONESIA

TAHUN 2025

1.

PENYELENGGARAAN Pemerintahan YANG

Bermutu (Beyond the expectation), Akuntabel

dan BERBASIS Ilmu Pengetahuan.

2.

Masyarakat Yang Cerdas, Produktif dan

Berdaya Saing TINGGI.

3.

PENGELOLAAN Pertanian dan Kelautan

.

4.

Energi Baru dan

TERBAHARUKAN SERTA

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR.

5.

Industri Manufaktur, INDUSTRI JASA dan

INDUSTRI KREATIF.

6.

Infrastruktur Yang Handal dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

YANG BERIMBANG

Untuk

Pembangunan Yang Berkelanjutan.

7.

Pengembangan Budaya Lokal dan Menjadi

Destinasi Wisata DUNIA.

VISI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2005 – 2025

DAN

VISI PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 - 2013

VISI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2005 – 2025

DAN

VISI PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 - 2013

MISI

MISI PERTAMA :

Mewujudkan Sumberdaya Manusia

Jawa Barat Yang Produktif dan

Berdaya Saing

MISI KEDUA :

Meningkatkan Pembangunan

Ekonomi Regional Berbasis Potensi

Lokal

MISI KETIGA :

Meningkatkan Ketersediaan dan

Kualitas Infrastruktur Wilayah

MISI KEEMPAT :

Meningkatkan Daya Dukung dan

Daya Tampung Lingkungan Untuk

Pembangunan Yang Berkelanjutan

MISI KE LIMA :

Meningkatkan Efektiftas

Pemerintahan Daerah dan Kualitas

Demokrasi

VISI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA

BARAT

TAHUN

2008 – 2013

TERCAPAINYA MASYARAKAT JAWA

BARAT

YANG MANDIRI, DINAMIS DAN

SEJAHTERA

VISI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA

BARAT

TAHUN

2008 – 2013

TERCAPAINYA MASYARAKAT JAWA

BARAT

YANG MANDIRI, DINAMIS DAN

SEJAHTERA

(3)

KONDISI TERITORIAL PROVINSI JAWA BARAT

DAN RUANG LINGKUP NKRI

(4)

Kabupaten/Kota

: 26

Jawa Barat

: 44.286.519 Jiwa

Penduduk Miskin

:

10,57%

Pengangguran Terbuka : 9,83%

GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT

(KONDISI 2011)

Perkembangan Jumlah Penduduk

PDRB (2011) : 343,11 T

Kontribusi PDRB Jawa Barat

terhadap PDB Nasional : 14,33 %

(Thn. 2011)

PDRB per Kapita (ahb/Thn. 2011) Rp. 19.645.670

Investasi (2010) : 46,6 T (PMA: 28 T, PMDN: 18,6 T)

Daya Beli (2011): 635,10 ribu rupiah

44,3 Juta

Jiwa

JUMLAH UNIT USAHA:

Usaha Mikro dan Kecil :

Kabupaten/Kota

: 26

Luas

: 3.709.528,44 Ha

Jawa Barat

: 44.286.519 Jiwa

Penduduk Miskin

:

10,57%

Pengangguran Terbuka : 9,83%

IPM INDONESIA (2011) : 61,7 Rangking 124 dari 187 Negara

IPM JAWA BARAT (2011) : 72,82

IPM JAWA BARAT (2010) : 72,08 Rangking 15

dari 33 Provinsi (DKI (1) : 77,03; Jateng (14); Bali (16); Aceh (17) Jatim (18); Papua (33) )

(5)

ILUSTRASI JAWA BARAT TAHUN 2025

JAWA BARAT GREEN PROVINCE

Pel.Cirebon

RANCABUAYA

Tol Kanci-Pejagan

TPI Pelabuhan Ratu

MANUSIA JAWA BARAT YANG AGAMIS DENGAN 7 (TUJUH) PENCIRI

UTAMA:

1. CERDAS DAN CERMAT

2. PRODUKTIF DAN BERDAYA SAING TINGGI

3. BERDAYA TAHAN TINGGI DALAM PERSAINGAN

4. MANDIRI DAN MENGATUR DIRI

5. PANDAI MEMBANGUN JEJARING DAN PERSAHABATAN GLOBAL

6. BERINTEGRITAS TINGGI

7. BERMARTABAT

SOSOK MASA DEPAN MANUSIA JAWA BARAT 2025

(6)

PANDANGAN TERHADAP PENYELENGGARAAN

OTONOMI DAERAH

(YANG TEREFLEKSI DALAM KONSEP DAN

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN JAWA BARAT)

PERATURAN PERENCANAAN PEMERINTAHAN DESA

:

1. PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Pasal 63 bahwa

“Desa WAJIB menyusun

Rencana Pembangunan Menengah Desa (RPJM-Desa) dan Rencana Kerja

Pembangunan Desa (RKP-Desa)”

(7)
(8)

MAKSUD PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH

Dasar Hukum :

Pasal 18 ayat 2 UUD 1945, 'Pemerintahan daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan.'

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintah.

Pasal 18 ayat 2 UUD 1945, 'Pemerintahan daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan.'

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintah.

1.

Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat,

melalui :

Peningkatan pelayanan,

Pemberdayaan dan peran serta masyarakat.

2.

Meningkatkan daya saing daerah,

dengan memperhatikan:

Prinsip demokrasi,

Pemerataan,

Keadilan,

Keistimewaan dan kekhususan, serta

Potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem NKRI

1.

Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat,

melalui :

Peningkatan pelayanan,

Pemberdayaan dan peran serta masyarakat.

2.

Meningkatkan daya saing daerah,

dengan memperhatikan:

Prinsip demokrasi,

Pemerataan,

Keadilan,

Keistimewaan dan kekhususan, serta

Potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem NKRI

Maksud Penyelenggaraan Otonomi Daerah :

(UU 32/2004, Penjelasan Umum)

Maksud Penyelenggaraan Otonomi Daerah :

(UU 32/2004, Penjelasan Umum)

(9)

PRINSIP – PRINSIP :

(1)

Pembangunan daerah untuk rakyat

(

Regional

Development for People)

bukan

pembangunan

berbasis rakyat

(People Centered Development);

(2)

Pemerintah memandu, memfasilitasi dan memberi

contoh agar rakyat dapat beraktiftas untuk menjadi

sejahtera;

PRINSIP PEMBANGUNAN DAERAH

Regional Development

for People

PRA SYARAT:

(1)

Untuk efektifnya

Regional Development for

People

dibutuhkan data kependudukan dan

permasalahan pembangunan yang akurat

secara

spasial

dan

a-spasial

berdasar

fungsi

waktu

(2)

Membutuhkan Analisis Kebijakan Pembangunan

yang tepat

(10)

Jakarta

Prov. Jawa

Tengah

PENGEMBANGAN METROPOLITAN DI JAWA BARAT

PENGEMBANGAN METROPOLITAN DI JAWA BARAT

Pangandaran

Rencana

Kawasa

n Industr

i

Metro

NO JALAN TOL

1 Cikampek-Palimanan (116 km) 2 Bogor Ring Road (11 km) 3 Cikarang-Tj.Priok (34,5 km) 4 Ciawi-Sukabumi (54 km) 5 Cimanggis-Cibitung (25,4 km) 6 Depok-Antasari (21,7 km)

7 Cileunyi-Sumedang-Dawuan (60,1 km)

Jalan Tol Eksisting

Rencana Jalan Tol

1. Pengembangan

metropolitan

sebagai penghela

percepatan

pembangunan

Jawa Barat.

2. Pengembangan

Koridor Ekonomi

Indonesia di Jawa

Barat bertumpu

pada

pengembangan 3

Metropolitan :

Bodebek Karpur,

Bandung Raya,

dan Cirebon Raya

MODEL HYBRID

PENGELOLAAN PEMBANGUNAN JAWA BARAT

MEMADUKAN PEMBANGUNAN BERBASIS DAERAH OTONOM DAN METROPOLITAN

RENCANA PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT CILAMAYA

PELABUHAN LAUT

(11)

PROSES TEKNOKRATIK DAN POLITIK DALAM PENGANGGARAN TAHUNAN

Juli

Musrenban

g Desa/kel

Feb

Apr

Mei

Jun

Agt

Sept

Okt

Nov

Des

Musrenban

g

Kecamatan

Forum

SKPD

Rancangan

Renja

SKPD

Musrenba

ng RKPD

K/K

Musrenba

ng PROV

Rancangan

RKPD P/K/

K

Musrenba

ng NAS

RKPD P/K/

K/Desa

RKP

(PP

20/2004)

RKA-SKPD

RAPBD

Rancangan

Interim RKP

(PP

40/2006)

11

Sumber : Permendagri No 54 Tahun 2010

Pra

Musrenba

ng

Kewilayah

an

Mrt

Jan

Inovasi Jawa Barat berupa Pendekatan

Kewilayahan

KETERANGAN:

PROSES TEKNOKRATIK DOMINAN

PROSES POL

ITIK SEMAKI

N DOMINAN

Renja

SKPD

KUA/PPAS

APBD

(12)

PERAN POLITIK

DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Perencan

aan

Dalam kenyataannya

Perencanaan

adalah bagian

dari proses

politik

Perencanaan

sering dianggap

terpisah dari

Politik

Oleh karena itu pentingnya kepemimpinan politik yang

berpihak kepada rakyat

(for People)

9

Peran

Politik

pada Level

Pembahas

an

DPRD

Perencan

aan

Peran

Politik

pada

pimpina

n

Teknokr

atik

20% alokasi dana fungsi pendidikan

10% alokasi dana fungsi kesehatan

Pembangunan 5 (lima) stadion

olahraga

BOS Provinsi

Pencetakan buku ajar

Pembangunan 6.000 RKB/tahun

Pembangunan 100-150 PONED/tahun

Kredit Cinta Rakyat (KCR)

Kemantapan Jalan

Penyediaan Air Bersih

Penanganan Sampah

Dampak :

a.

Percepatan atau Perlambatan pembangunan

b.

Sinergi atau Tidak Sinergi antara

Pusat-Provinsi-Kabupaten/Kota

c.

Efektiftas Tinggi atau Kurang Efektif

d.

Tepat Sasaran atau Kurang Tepat Sasaran

Hasil Perencanaan Fungsi Idealisme :

a.

Jika pembahasan berjalan lancar maka hasil akan

maksimum

(13)

ALIRAN PENDANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN

Pusat

APBN/

NON APBN

Pusat

APBN/

NON APBN

Provinsi

APBD/

NON APBD

Provinsi

APBD/

NON APBD

Kab/Kota

APBD/

NON APBD

Kab/Kota

APBD/

NON APBD

Bidang A

Bidang B

Bidang A

DESA

DESA

Bidang C

Bidang A

Bidang B

Bidang A

Bidang B

Bidang B

PERLU

KESAMAAN

TUJUAN DAN

BERBAGI PERAN

LINTAS

PEMERINTAHAN

UNTUK

PENCAPAIAN

VISI DAN MISI

PEMBANGUNAN

Bidang C

Bidang C

Bidang C

(14)

SISRENBANGDA

JABAR

PERDA NO 6 TAHUN 2009

SISRENBANGDA

JABAR

PERDA NO 6 TAHUN 2009

Perencanaan Program dan

Kegiatan, dengan

Pendekatan

SMART

Planning, yaitu

:

S

pecifc

(spesifk)

M

easurable

(terukur)

A

chievable

(dapat dicapai)

R

esources availability

(ketersediaan sumberdaya)

T

ime

(Time)

Perencanaan Program dan

Kegiatan, dengan

Pendekatan SMART

Planning

, yaitu

:

S

pecifc

(spesifk)

M

easurable

(terukur)

A

chievable

(dapat dicapai)

R

esources availability

(ketersediaan sumberdaya)

T

ime

(Time)

Shewhart Cycle

(

Plan-Do–Check–Act

)

PERENCANAAN BERBASIS

EVALUASI DIRI DAN

PARTISIPATIF

PERENCANAAN BERBASIS

EVALUASI DIRI DAN

PARTISIPATIF

SMART

Planning

SMART

Planning

OPD Jabar Ber –ISO dan

Berbasis Ilmu

Pengetahuan

MAKNA OPERASIONAL

berbasis ISO 9001-2008:

1. TULIS APA YANG AKAN DIKERJAKAN

2. KERJAKAN APA YANG TELAH DITULIS

3. MONITORING, ASESMEN DAN EVALUASI (MAE).

4. PERTANGGUNGJAWABKAN APA YANG TELAH

DITULIS DAN DIKERJAKAN KEMUDIAN

TINDAKLANJUTI DENGAN UPAYA YANG TEPAT

UNTUK PERBAIKAN KINERJA.

SISRENBANGDA

JABAR

SISRENBANGDA

JABAR

(15)

10

COMMO

N

GOALS

9

PEMBANGUNAN

PERDESAAN

8

PENANGANAN

BENCANA DAN

PENGENDALIAN

LINGKUNGAH

HIDUP

7

KEMANDIRIAN

ENERGI DAN

KECUKUPAN AIR

BAKU

6

PENGEMBANGAN

INFRASTRUKTUR

WILAYAH

5

PENINGKATAN

KINERJA

APARATUR

4

KEMANDIRIAN

PANGAN

3

PENINGKATAN

DAYA BELI

MASYARAKAT

2

PENINGKATAN

KUALITAS

KESEHATAN

1

PENINGKATAN

KUALITAS

PENDIDIKAN

10

PENGEMBANGA

N BUDAYA

LOKAL DAN

DESTINASI

WISATA

INTEGRASI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI PROVINSI JAWA BARAT

SINERGI : NASIONAL – PROVINSI – KABUPATEN/KOTA

MENGGUNAKAN PENDEKATAN

KEGIATAN

TEMATIK SEKTORAL

DAN

(16)

PENDEKATAN

TEMATIK SEKTORAL

JAWA BARAT

Kegiatan untuk menangani masalah kronis dan meningkatkan performance

pembangunan di Jawa Barat

1. Jabar bebas putus jenjang sekolah pendidikan fokus pendidikan 9 tahun di kabupaten dan 12 tahun untuk kota

2. Peningkatan pelayanan pendidikan non formal plus kewirausahaan dengan sasaran usia 15 tahun ke atas dan pendidikan berbasis masyarakat 3. Pengembangan pendidikan kejuruan dan pendidikan bertaraf internasional 4. Pendidikan berkebutuhan khusus

5. Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan tinggi.

6. Pengembangan Fasilitas Pendidikan Olahraga dan Kepemudaan

1. Jabar bebas putus jenjang sekolah pendidikan fokus pendidikan 9 tahun di kabupaten dan 12 tahun untuk kota

2. Peningkatan pelayanan pendidikan non formal plus kewirausahaan dengan sasaran usia 15 tahun ke atas dan pendidikan berbasis masyarakat 3. Pengembangan pendidikan kejuruan dan pendidikan bertaraf internasional 4. Pendidikan berkebutuhan khusus

5. Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan tinggi.

6. Pengembangan Fasilitas Pendidikan Olahraga dan Kepemudaan

CG 1 PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN

CG 1 PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN

CG 2 PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN

CG 2 PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN

1. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, Puskesmas PONED dan pemenuhan sumber daya kesehatan.

2. Peningkatan Program Keluarga Berencana

3. Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak (Gerakan Penyelamatan Masa

Depan/Gemamapan : gizi buruk, posyandu, jamkesnas provinsi dan penyediaan fasilitas Rawat Gakin pada rumah sakit di 5 wilayah

4. Peningkatan Layanan Rumah Sakit Rujukan HIV/AIDS , TBC, Flu Burung dan Narkoba

5. Pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat

6. Pengembangan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat Provinsi Jawa Barat

1. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, Puskesmas PONED dan pemenuhan sumber daya kesehatan.

2. Peningkatan Program Keluarga Berencana

3. Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak (Gerakan Penyelamatan Masa

Depan/Gemamapan : gizi buruk, posyandu, jamkesnas provinsi dan penyediaan fasilitas Rawat Gakin pada rumah sakit di 5 wilayah

4. Peningkatan Layanan Rumah Sakit Rujukan HIV/AIDS , TBC, Flu Burung dan Narkoba

5. Pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat

6. Pengembangan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat Provinsi Jawa Barat

CG 3 PENINGKATAN DAYA BELI

MASYARAKAT

CG 3 PENINGKATAN DAYA BELI

MASYARAKAT

1. Peningkatan budaya masyarakat bekerja,perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha UMKM serta Pengentasan Kemiskinan

2. Jawa Barat sebagai daerah tujuan investasi 3. Pengembangan skema pembiayaan alternatif

4. Pengembangan agribisnis, forest bisnis, marine bisnis, agroindustri, dan industri manufaktur

5. Pengembangan Industri Kreatif dan wirausahawan muda kreatif 1. Peningkatan budaya masyarakat bekerja,perluasan lapangan kerja dan

kesempatan berusaha UMKM serta Pengentasan Kemiskinan 2. Jawa Barat sebagai daerah tujuan investasi

3. Pengembangan skema pembiayaan alternatif

4. Pengembangan agribisnis, forest bisnis, marine bisnis, agroindustri, dan industri manufaktur

5. Pengembangan Industri Kreatif dan wirausahawan muda kreatif

1. Jabar sebagai Sentra Produksi Benih/Bibit Nasional tahun 2013

2. Tercapainya 13 juta ton GKG dan swasembada protein hewani tahun 2013 3. Jawa Barat bebas rawan pangan (Ketahanan Pangan)

4. Meningkatnya dukungan infrastruktur (jalan, jembatan & irigasi) di sentra produksi pangan

1. Jabar sebagai Sentra Produksi Benih/Bibit Nasional tahun 2013

2. Tercapainya 13 juta ton GKG dan swasembada protein hewani tahun 2013 3. Jawa Barat bebas rawan pangan (Ketahanan Pangan)

4. Meningkatnya dukungan infrastruktur (jalan, jembatan & irigasi) di sentra produksi pangan

CG 4 KEMANDIRIAN PANGAN

CG 4 KEMANDIRIAN PANGAN

CG 5 PENINGKATAN KINERJA APARATUR

CG 5 PENINGKATAN KINERJA APARATUR

1. Profesionalisme aparatur untuk mewujudkan pemerintah daerah yang bersih dan akuntabel

2. Peningkatan kualitas komunikasi organisasi dan komunikasi publik yang berkualitas berbasis IT melalui Jabar Cyber Province

3. Penataan Sistem Hukum di Daerah & Penegakan hukum, Pengawalan Implementasi Produk Hukum serta peningkatan peran masyarakat dalam penyusunan dan penerapan kebijakan

4. Kerjasama Pembangunan antar wilayah dan wilayah perbatasan 5. Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas

pembangunan

1. Profesionalisme aparatur untuk mewujudkan pemerintah daerah yang bersih dan akuntabel

2. Peningkatan kualitas komunikasi organisasi dan komunikasi publik yang berkualitas berbasis IT melalui Jabar Cyber Province

3. Penataan Sistem Hukum di Daerah & Penegakan hukum, Pengawalan Implementasi Produk Hukum serta peningkatan peran masyarakat dalam penyusunan dan penerapan kebijakan

4. Kerjasama Pembangunan antar wilayah dan wilayah perbatasan 5. Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas

pembangunan

1. Peningkatan Kemantapan Jalan dan Penanganan kemacetan lalu lintas di Pusat Kegiatan Ekonomi di Tanjung sari, Nagreg, Padalarang, Cicurug, Cisarua – Puncak dan Kota Bandung dan sekitarnya

2. Pembangunan Infrastruktur Strategis di Koridor Bandung-Cirebon, dan Cianjur – Sukabumi- Bogor, Jakarta – Cirebon, Bandung – Tasikmalaya serta Jabar Selatan 3. Peningkatan kondisi infrastruktur jalan dan perhubungan di wilayah perbatasan antar provinsi dan antar Kab/kota serta penciptaan pusat-pusat pertumbuhan baru

4. Pembangunan infrastruktur sumber daya air dan irigasi strategis di Jawa Barat. 1. Peningkatan Kemantapan Jalan dan Penanganan kemacetan lalu lintas di Pusat

Kegiatan Ekonomi di Tanjung sari, Nagreg, Padalarang, Cicurug, Cisarua – Puncak dan Kota Bandung dan sekitarnya

2. Pembangunan Infrastruktur Strategis di Koridor Bandung-Cirebon, dan Cianjur – Sukabumi- Bogor, Jakarta – Cirebon, Bandung – Tasikmalaya serta Jabar Selatan 3. Peningkatan kondisi infrastruktur jalan dan perhubungan di wilayah perbatasan antar provinsi dan antar Kab/kota serta penciptaan pusat-pusat pertumbuhan baru

4. Pembangunan infrastruktur sumber daya air dan irigasi strategis di Jawa Barat.

CG6 PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

CG6 PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

CG 7 KEMANDIRIAN ENERGI DAN KECUKUPAN AIR

BAKU

CG 7 KEMANDIRIAN ENERGI DAN KECUKUPAN AIR

BAKU

1. Pelestarian seni budaya tradisional dan benda cagar budaya serta kearifan lokal sebagai jati diri masyarakat Jawa Barat

2. Gelar Karya dan Kreativitas Seni Budaya Jawa Barat

3. Pengembangan Destinasi wisata dengan fokus ekowisata, wisata budaya dan heritage serta wisata IPTEK yang terintegrasi dalam rangka destinasi wisata Jawa-Bali

1. Pelestarian seni budaya tradisional dan benda cagar budaya serta kearifan lokal sebagai jati diri masyarakat Jawa Barat

2. Gelar Karya dan Kreativitas Seni Budaya Jawa Barat

3. Pengembangan Destinasi wisata dengan fokus ekowisata, wisata budaya dan heritage serta wisata IPTEK yang terintegrasi dalam rangka destinasi wisata Jawa-Bali

CG 10 PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL DAN

DESTINASI WISATA

CG 10 PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL DAN

DESTINASI WISATA

1. Jabar mandiri energi perdesaan untuk listrik dan bahan bakar

kebutuhan domestik

2. Infrastruktur Air Bersih Perkotaan dan Perdesaan di Jawa Barat

1. Jabar mandiri energi perdesaan untuk listrik dan bahan bakar

kebutuhan domestik

2. Infrastruktur Air Bersih Perkotaan dan Perdesaan di Jawa Barat

CG 8 PENANGANAN BENCANA DAN PENGENDALIAN

LINGKUNGAN HIDUP

CG 8 PENANGANAN BENCANA DAN PENGENDALIAN

LINGKUNGAN HIDUP

1. Penanganan banjir lintas wilayah di Cekungan Bandung, Pantura dan Bodebek

2. Konservasi dan rehabilitasi kawasan hulu DAS prioritas (Citarum, Cimanuk, Ciliwung, Citanduy) dan Kawasan Pesisir serta pulau kecil melalui Jabar Green Province

3. Pengendalian pencemaran limbah industri , limbah domestik dan pengelolaan sampah regional

1. Penanganan banjir lintas wilayah di Cekungan Bandung, Pantura dan Bodebek

2. Konservasi dan rehabilitasi kawasan hulu DAS prioritas (Citarum, Cimanuk, Ciliwung, Citanduy) dan Kawasan Pesisir serta pulau kecil melalui Jabar Green Province

3. Pengendalian pencemaran limbah industri , limbah domestik dan pengelolaan sampah regional

CG 9 PEMBANGUNAN PERDESAAN

CG 9 PEMBANGUNAN PERDESAAN

1. Pembangunan perdesaan dengan menerapkan prinsip

desa mandiri

2. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan desa

1. Pembangunan perdesaan dengan menerapkan prinsip

desa mandiri

2. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan desa

(17)

WKPP II (PURWAKARTA)

1. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Industri

Karawang-Bekasi

2. Pengembangan industri manufaktur

3. Pengembangan industri perberasan

4. Pengembangan perikanan budidaya ikan air tawar dan air

payau serta mangrove

5. Pengembangan wisata sejarah dan wisata

pilgrimage

(ziarah)

WKPP II (PURWAKARTA)

1. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Industri

Karawang-Bekasi

2. Pengembangan industri manufaktur

3. Pengembangan industri perberasan

4. Pengembangan perikanan budidaya ikan air tawar dan air

payau serta mangrove

5. Pengembangan wisata sejarah dan wisata

pilgrimage

(ziarah)

WKPP III (CIREBON)

1. Pengembangan agribisnis mangga

dan

industrialisasi perikanan

2. Pengembangan sistem perdagangan komoditi

beras dan palawija

3. Pengembangan destinasi wisata

pilgrimage

(ziarah) dan cagar budaya

4. Pengembangan Taman Hutan Raya Ciremai

(

Kebun Raya Kuningan

)

5. Pengembangan batik, industri makanan dan

minuman olahan

WKPP III (CIREBON)

1. Pengembangan agribisnis mangga

dan

industrialisasi perikanan

2. Pengembangan sistem perdagangan komoditi

beras dan palawija

3. Pengembangan destinasi wisata

pilgrimage

(ziarah) dan cagar budaya

4. Pengembangan Taman Hutan Raya Ciremai

(

Kebun Raya Kuningan

)

5. Pengembangan batik, industri makanan dan

minuman olahan

WKPP IV (PRIANGAN)

1.Pengembangan Kawasan Pendidikan dan

Riset Terpadu di Jatinangor

2.Integrasi pengembangan agribisnis jagung

dan ternak unggas, budidaya ikan air tawar

di Kab. Ciamis dan Tasikmalaya serta

ternak sapi perah di Kab. Bandung, Kab.

Bandung Barat, Sumedang dan Garut,

domba Garut di Garut dan jejaringnya serta

pengembangan sentra produksi pakan

ternak di Kab. Garut

3.Pengembangan produksi sayuran dan

tanaman hias di Kab. Bandung dan

Bandung Barat

4.Pengembangan jasa perdagangan dan

industri kreatif di Kota Bandung, Kota

Cimahi, Kab. Bandung Barat dan Kota

Tasikmalaya

5.Pengembangan aktivitas ekonomi melalui

destinasi wisata internasional, agribisnis

dan bisnis kelautan dalam rangka

perintisan PKN Pangandaran

WKPP IV (PRIANGAN)

1.Pengembangan Kawasan Pendidikan dan

Riset Terpadu di Jatinangor

2.Integrasi pengembangan agribisnis jagung

dan ternak unggas, budidaya ikan air tawar

di Kab. Ciamis dan Tasikmalaya serta

ternak sapi perah di Kab. Bandung, Kab.

Bandung Barat, Sumedang dan Garut,

domba Garut di Garut dan jejaringnya serta

pengembangan sentra produksi pakan

ternak di Kab. Garut

3.Pengembangan produksi sayuran dan

tanaman hias di Kab. Bandung dan

Bandung Barat

4.Pengembangan jasa perdagangan dan

industri kreatif di Kota Bandung, Kota

Cimahi, Kab. Bandung Barat dan Kota

Tasikmalaya

5.Pengembangan aktivitas ekonomi melalui

destinasi wisata internasional, agribisnis

dan bisnis kelautan dalam rangka

perintisan PKN Pangandaran

WKPP I (BOGOR )

1.Integrasi sentra penggembalaan ternak

sapi potong dan domba di Kab. Cianjur

dan Kab./Kota Sukabumi

2.Pengembangan destinasi wisata Bogor,

Puncak, Sukabumi dan Cianjur

3.Pengembangan aktivitas ekonomi

berbasis agribisnis, bisnis kelautan dan

pertambangan dalam rangka perintisan

PKN Pelabuanratu

4.Pusat Pengembangan benih ikan air

tawar dan ikan hias untuk memenuhi

pasar regional dan internasional

5.Pengembangan sistem agribisnis beras

berkualitas (varietas pandan wangi)

WKPP I (BOGOR )

1.Integrasi sentra penggembalaan ternak

sapi potong dan domba di Kab. Cianjur

dan Kab./Kota Sukabumi

2.Pengembangan destinasi wisata Bogor,

Puncak, Sukabumi dan Cianjur

3.Pengembangan aktivitas ekonomi

berbasis agribisnis, bisnis kelautan dan

pertambangan dalam rangka perintisan

PKN Pelabuanratu

4.Pusat Pengembangan benih ikan air

tawar dan ikan hias untuk memenuhi

pasar regional dan internasional

5.Pengembangan sistem agribisnis beras

berkualitas (varietas pandan wangi)

PENDEKATAN TEMATIK KEWILAYAHAN

2010-2013

(Kesepakatan Bersama antara Gubernur dengan Bupati/Walikota Nomor 912/05/Bapp/2010)

PENDEKATAN

TEMATIK KEWILAYAHAN

2010-2013

(Kesepakatan Bersama antara Gubernur dengan Bupati/Walikota Nomor 912/05/Bapp/2010)

(18)
(19)

PROSES DAN JADWAL MUSRENBANG

2013

UNTUK PERENCANAAN

2014

Januar

i

Januar

i

Februa

Februa

ri

ri

Maret

Maret

April

April

Mei

Mei

MUSRENBANG

RANGKAIAN MUSRENBANG

PROVINSI

RANGKAIAN MUSRENBANG NASIONAL

PENETAPAN

18-22 Maret

2013

25 Maret – 1 April 2013

8-9 April 2013

15 Mei 2013

1 – 12 Maret

2013

Minggu ke-3 April

2013

Minggu ke-2

Mei 2013

Minggu ke-4 April

2013

16

(20)

I

V III

II

14 Juni 2013 6 Juni 2013 27 Mei - 4 juni 2013

21 – 23 Mei 2013 13 – 14 Mei 2013 10 April – 1 Mei 2013

3 - 5 April 2013 12–28 Februari 2013

PENYUSUNAN RKPD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

2014

18 – 20 Maret 2013

8 – 9 April 2013

12 Februari 2013

1 – 2 April 2013

Penyusunan Rancangan Awal Renja OPD/Biro 2013

Rancangan Akhir RKPD

2014 Rancangan Akhir RKPD

2014

Penyampaian Hasil Musrenbang

Kabupaten/Kota (Formulir C-4) (melalui sistem

RKPD Jabar OnLine) Penyampaian Hasil Musrenbang

Kabupaten/Kota (Formulir C-4) (melalui sistem

RKPD Jabar OnLine)

Forum OPD/ Gabungan OPD

Evaluasi Kinerja Pembangunan

Tahun 2012

Evaluasi Kinerja Pembangunan (Draft Awal) Penyusunan Rancangan Awal RKPD

2014 (Draft Awal)

Pembahasan Rancangan Awal RKPD 2014/Forum Komunikasi Publik

Pembahasan Rancangan Awal RKPD 2014/Forum Komunikasi Publik

Rancangan Awal RKPD

2014 (Draft Akhir)

Rancangan Awal RKPD

2014 (Draft Akhir)

Musrenbang Provinsi Musrenbang

Provinsi Edaran Gubernur tentang Rancangan

Awal RKPD 2014

Pra Musrenbang Kewilayahan Pra Musrenbang

Kewilayahan Finalisasi

Rancangan Awal RKPD 2014

(Hasil Pra Musrenbang dan

Musrenbang Kab/Kota) Finalisasi Rancangan Awal

RKPD 2014 (Hasil Pra Musrenbang dan

Musrenbang Awal Renja Ke Bappeda

Verifkasi Renja OPD oleh Bidang Bappeda

Penyusunan Rancangan Akhir Renja

OPD Penyampaian Rancangan Akhir Renja

OPD

Verifkasi Renja OPD oleh Bidang Bappeda Verifkasi Renja OPD oleh Bidang Bappeda

Penyempurnaan Rancangan Akhir Renja

OPD Penyempurnaan Rancangan Akhir Renja

OPD

3 Desember 2013-31

Januari 2012 7 – 18 Januari 2013 4-6 Feb ruari 2013 7 – 11 Februari 2013

12– 5 April 2013 25 Maret – 1 April 2013 1 – 12 Maret 2013 5 - 6 April 2013

15 April – 3 Mei 2013

15 Mei 2013

Musrenbang Kabupaten

/Kota Musrenbang

Kabupaten /Kota

PENYUSUNAN RENJA

2014

Pengesahan Renja OPD/ Biro Tahun 2014 melalui

Peraturan Gubernur

Penyampaian Usulan Kegiatan OPD/Biro

Tahun 2014 (melalui Sistem RKPD

Jabar OnLine) Penyampaian Usulan

Kegiatan OPD/Biro Tahun 2014 (melalui Sistem RKPD

Jabar OnLine)

Penetapan Renja OPD /Biro Tahun 2014 melalui

Peraturan Kepala OPD Penetapan Renja OPD /Biro Tahun 2014 melalui

Peraturan Kepala OPD

11

Penyampaian Hasil Musrenbang

Kabupaten/Kota (Formulir C-4) (melalui sistem

RKPD Jabar OnLine) Penyampaian Hasil Musrenbang

Kabupaten/Kota (Formulir C-4) (melalui sistem

RKPD Jabar OnLine)

Kosultasi Rancangan Akhir RKPD 2013 dengan Gubernur dan wakil Gubernur Kosultasi Rancangan

Akhir RKPD 2013 dengan Gubernur dan wakil Gubernur

8 Mei 2013

18

IV

Permendagri , 54 Tahun 2010

Usulan kegiatan

OPD Provinsi

dilengkapi :

Surat Pengantar Kepala OPD, Proposal,

Smart Planning dan Pra RKA

Usulan Kegiatan

Kabupaten/Kota

dilengkapi :

Surat Pengantar , Proposal,

Smart Planning dan CPCL

(21)

A

B

G

C

LR

A

B

G

TRANSFORMASI PARADIGMA PEMBANGUNAN JAWA BARAT

Dari Pelibatan 3 (Tiga) Aktor Penbangunan

menjadi

4 (Empat) Aktor Utama Pembangunan dengan Kendali Satu

Simpul Kualitas dan Akuntabilitas yaitu

Laws And Regulations

JABAR MASAGI

Sumber : Deny Juanda P., 2011

Strengthening Local Actors (Community)

A

:

Academician

/akademisi

B :

Businessman

/pelaku usaha

G

:

Government

/pemerintahan

C

:

Community

/komunitas

LR = Laws and Regulations

(22)

TERIMA

KASIH

MARI KITA WUJUDKAN

SATU DATA

PEMBANGUNAN JAWA

BARAT

Informasi lebih lanjut :

Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

Jalan Diponegoro No.22 Bandung

Telp. (022) 4204483

Bappeda Provinsi Jawa Barat

Jalan. Ir H.Juanda No. 287

Telp. (022) 251 6061, Fax, (022) 2510731

Website : http//www.jabarprov.go.id,

www.bappeda.jabarprov.go.id

SMS JABAR

MEMBANGUN

0811 200 5500

SMS

JABAR

MEMBANGUN

0811 200 5500

SMS

SATU DATA JABAR

08778 200 5500

Contoh: RLS*JAWA

BARAT*2011#

SMS

SATU DATA JABAR

08778 200 5500

Contoh: RLS*JAWA

BARAT*2011#

Mari Kelola Birokrasi Jawa Barat

Sebaik-baiknya, dan

Jangan Menyesal

Setelah Tidak

Menjabat

KM-0 Pro Poor JABAR

-ONLINE

KM-0 Pro Poor JABAR

-ONLINE

RKPD

Jabar

-ONLINE

RKPD

Jabar

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 181 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terahir dengan

Pada bagian lain dikatakan bahwa filsafat dalam usahanya mencari jawaban atas pertanyaan- pertanyaan pokok yang kita ajukan harus memperhatikan hasil-hasil ilmu pengetahuan. Ilmu

Mengembangkan kawasan pengusahaan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas BBK (FTZ Batam Bintan Karimun), adalah sebuah tantangan bagi badan kawasan untuk dapat

Lebih lanjut, Harimurti dalam Chaer (2002:110) menyatakan bahwa medan makna adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang

Peranan pesan pemberitaan dan iklan TV berkarakter audio-visual dan hu8bungan interpersonal melalui komunikasi langsung dalam bentuk tatap muka, dialog, dan diskusi serata

Terkait dengan fenomena ini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 tahun 2004

[r]

[r]