• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Aljabar Linear dalam Bidang Geo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi Aljabar Linear dalam Bidang Geo"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah

mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal

dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum. Perkembangan manusia telah

mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang

perindustrian. Seperti pada dewasa ini orang-orang sangat `menggantungkan hidupnya pada

teknologi informasi, contohnya dalam mencari posisi dan lokasi sesuatu. Kehidupan ini tidak

bisa dipisahkan dari posisi, dalam mencari posisi orang bisa menggunakan peta pada dasarnya,

dalam peta bisa dicantumkan macam hal dan legenda yang bisa membantu menyampaikan pesan

dan informasi pada tempat yang dicantumkan di peta. Tapi seiring perkembangan jaman orang

sudah bisa menggantungkan kebutuhannya akan segala informasinya akan suatu tempat pada

GPS (Global Positioning System). Seiring perkembangan jaman pula sehingga kebutuhan akan

ilmu Geodesi tidak bisa dipungkiri dan dihindarkan , perkembangan teknologi dalam bidang

geodesi pun tidak akan ada habisnya, seiring akan kebutuhan tiap orangnya juga. Tetapi di

Indonesia yang orang-orangnya tetap meggunakan budaya bertanyanya sehingga kebutuhan akan

peta pun tidak terlalu tinggi, tetapi orang Indonesia pun sangat mencintai kemudahan yang

ditawarkan oleh GPS sehingga GPS perkembangannya di negeri ini bisa mulai diperhitungkan.

Sehingga ilmu geodesi sudah sangat dibutuhkan juga di negeri ini. Dalam ilmu Geodesi , aljabar

linear sangat berkaitan erat dan tidak bisa lepas hubungannya di ilmu ini. Aljajabar linear

memang sudah ada sejak jaman dulu.

1.2 Tujuan

 Untuk memenuhi tugas yang diberikan.

 Untuk membuat makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang betapa bergunanya aplikasi ajabar linier dalam ilmu geodesi dan geomatika yang

(2)

BAB II

ALJABAR LINEAR

2.1 Landasan Teori

Aljabar linier adalah salah satu cabang dari ilmu Matematika yang mempelajari system

persamaan linear dan solusinya, vector, serta transformasi linear. Matriks dan operasinya juga

merupakan hal yang berkaitan erat dengan bidang aljabar linear.

2.1.1 Persamaan Linear dan Non Linear

Persamaan dengan 3 variabel :

x1 + 2x2 + 3x3 = 1

Salah satu solusi dari persamaa diatas adalah x1=2, x2=1, x3=-3

Secara umum, persamaan linear dengan n variable adalah :

a1x1 + a2x2 + … + anxn = b

Dengan :

a1, a2, …, an = koefisien yang diketahui

x1, x2, …, xn = variable yang tidak diketahui nilainya

b = konstanta yang diketahui

Persamaan diatas dikatakan linier karena variable pada setiap suku berderajat 1

2.1.2 Sistem Persamaan Linear / SPL (Generalisasi)

Sebuah system persamaan linier (mxn) adalah system yang terdiri dari m persamaan dengan n

variable :

A11x1 + a12x2 + … + a1nxn = b1

A21x1 + a22x2 + … + a2nxn = b2

(3)

Secara umum, bisa dikatakan ada 2 proses dalam memecahkan solusi SPL (m x n):

1. Reduksi system (eliminasi variable-variabel)

2. Deskripsi kumpulan solusi

Dua buah SPL dengan n variable dikatakan ekivalen apabila kedua system tersebut mempunyai

kumpulan solusi yang sama. Prosedur reduksi harus menghasilkan SPL baru yang ekivalen.

2.2Penyelesaian Persamaan Linear Dengan Matriks

2.2.1 Eliminasi Gauss

Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana dan terkenal dalam hal penyederhanaan SPL

berdasarkan operasi elementer. Tujuan dari Eliminasi Gauss adalah mereduksi system persamaan asal menjadi system yang ekivalen yang berbentuk “segitiga (triangular)”. Contoh :

X1 – 2x2 + x3 = 2 …. (E1)

2x1 + x2 – x3 = 1 …. (E2)

-3x1 + x2 – 2x3 = -5 …. (E3)

E2-2E1, E3+3E1 x1 – 2x2 + x3 = 2

5x2 – 3x3 = -3

-5x2 + x3 = 1

E3+E2 x1 – 2x2 + x3 = 2

5x2 – 3x3 = -3

-2x3 = -2

Solusi :

X3 = 1 dari persamaan terakhir

X2 = 0 substitusi x3 ke persamaan kedua (E2)

(4)

2.2.2 Eliminasi Gauss – Jordan

Tujuan eliminasi Gauss-Jordan adalah untuk menghindari substitusi ke belakang (backsolving)

Contoh :

x1 + x2 + x3 + 4x4 = 4 … (E1)

2x1 + 3x2 + 4x3 + 9x4 = 16 … (E2)

-2x1 + 3x3 – 7x4 = 11 … (E3)

E2-2E1, E3+2E1 x1 + x2 + x3 + 4x4 = 4

x2 + 2x3 + x4 = 8

2x2 + 5x3 + x4 = 19

E1-E2, E3-2E2 x1 – x3 + 3x4 = -4

x2 + 2x3 + x4 = 8

x3 – x4 = 3

E1 + E3, E2 – 2E3 x1 + 2x4 = -1

x2 + 3x4 =2

x3 – x4 = 3

Tanpa prosedur backsolving, diperoleh solusi sebagai berikut :

x1 = -1-2x4

x2 = 2-3x4

x3 = 3+x4

Eliminasi Gauss-Jordan hanya efisien digunakan untuk system persamaan linier berdimensi kecil

(dengan manual). Cara ini lebih baik dalam hal jumlah operasi aritmatika yang lebih sedikit

hitungan dilakukan dengan computer. Kelemahan cara ini adalah sangat rentan terhadap

kesalahan pembulatan. Dalam hal ini tidak dimungkinkan diterapkannya pivoting, sedangkan

(5)

2.2.2 Matriks dan Bentuk Eselon

System persamaan linear dapat dipresentasikan dalam bentuk matriks. Dikatakan bahwa dua

matriks B & C ( m x n ) adalah ekivalen

baris apabila salah satu matriks tersebut diperoleh melalui operasi

baris elementer terhadap matriks lainnya.

2.2.4 Bentuk Eselon

Sebuah matriks C ( m x n) dikatakan berbentuk eselon apabila:

1. Semua baris yang semua elemen-elemennya nol dikelompokkan

pada bagian bawah matriks tersebut.

2. Elemen tidak nol pertama (dihitung dari kiri ke kanan) pada

baris ke (i+1) harus terletak pada kolom berikutnya ke arah

kanan dari elemen tak nol pada baris ke-i.

Tujuan bentuk eselon adalah untuk menyederhanakan matriks yang diperbesar sehingga

mempermudah penentuan solusi system persamaan liniernya. Untuk sebuah matriks B ( m x n ),

akan ada sebuah matriks C ( m x n ) sedemikian rupa sehingga:

1. C adalah bentuk eselon.

(6)

BAB III

APLIKASI ALJABAR LINEAR DALAM ILMU GEODESI DAN

GEOMATIKA

3.1 Transformasi Koordinat

Untuk dapat mentransformasikan koordinat satu titik dari satu sistem

koordinat ke satu sistem lainnya, terlebih dahulu harus diketahui empat buah

parameternya :

Dengan demikian, sebelum transformasi koordinat dilakukan, terlebih dahulu harus

ditentukan keempat parameter transformasi tersebut. Keempat parameter

transformasi dapat ditentukan berdasarkan data titik sekutu (common point). Titik

sekutu adalah titik yang koordinatnya diketahui pada kedua sistem koordinat. Dalam

hal ini, paling sedikit diperlukan dua buah titik sekutu. Dari (minimal) dua titik

tersebut dapat dibentuk empat buah persamaan yang dapat digunakan untuk

menentukan 4 parameter transformasi.

Dari dua buah titik sekutu, dapat ditulis empat buah persamaan :

Koordinat titik sekutu:

Titik 1:

Titik 2:

Dapat ditulis pula sebagai :

Dengan :

(7)

dalam notasi vektor atau matriks :

Keempat parameterdapat ditentukan sebagai solusi dari

sistem persamaan linier di atas. Adapun parameter

rotasi dan faktor skala ditentukan dari :

atau

Selanjutnya, titik-titik ke-n dapat ditransformasikan dari sistem xy ke sistem pq melalui :

3.2 Penentuan Tinggi

Bila tinggi titik Aadalah HA , pada pengukuran sifat datar dari A,1,2,3,4 akan ditentukan tinggi

titik-titik 1, 2, 3, dan 4

Dari hasil pengukuran beda tinggi dapat ditulis empat buah persamaan sebagai berikut :

Variabel- variabel dari sistem persamaan di atas adalah :

Karena tinggi titik A telah diketahui, sistem persamaan tersebut dapat

ditulis kembali sebagai :

Sistem persamaan di atas telah linier. Dalam notasi matriks dan vektor :

Tinggi titik-titik 1,2,3, dan 4 adalah solusi dari sistem

(8)

BAB IV

PENUTUP

4.1Kesimpulan

Aljabar Linear memiliki metode yang cukup banyak untuk menyelesaikan soal

soalnya. Seperti menggunakan eliminasi Gauss, eliminasi Gauss-Jordan, dan

menggunakan bentuk matriks. Aljabar Linear juga tidak hanya digunakan dalam

perhitungan untuk penelitian atau statistic saja tapi bisa juga diaplikasikan dalam

perhitungan untuk rekayasa seperti aplikasi dalam teknik geodesi dan geomatika.

4.2Saran

Penyusun mohon maaf apabila dalam laporan ini masih terdapat kesalahan yang tak

disengaja. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 60 ( dryer) atau RMU tersebut akan ditarik oleh kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan akan direlokasi ke

Degree of Financial Leverage (DFL) (X 1 ), Debt to Equity Ratio (DER) (X 2 ), dan Time Interest Earned Ratio (TIER) (X 3 ) terhadap variabel terikat Return on Equity (ROE)

Tesis ini disusun berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul “AnalisisPencapaian Kinerja Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) di Kabupaten

Polewali Mandar.(dibimbing oleh Yasin Soumena dan Hj. Motivasi Masyarakat Dalam Mengeluarkan Zakat Ma>l di Desa Batetangnga Kab. Alasan memilih lokasi tersebut karena

Hal ini sangatlah penting untuk memastikan Anda memiliki obat dengan Anda, karena (ini SELALU terjadi padaku) pada hari mereka sakit mungkin menjadi hari yang menyimpan adalah

Walau bagaimanapun, sekiranya disahkan oleh pihak berkuasa di hospital kerajaan bahawa kemudahan rawatan pakar tidak boleh didapati di hospital kerajaan pada masa yang

Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini adalah mengatasi permasalahaan produksi melalui penambahan penambahan mesin jahit baru yang terdiri dari mesin jahit

tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan