• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1.1. Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Kabupa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "4.1.1. Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Kabupa"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

63

Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung dengan jumlah 36 siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe.

4.1.1. Deskripsi Pra Siklus

Pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung dilakukan pada pra siklus semester 1 tahun 2014/2015. Pembelajaran berlangsung secara konvensional dan masih bersifat satu arah, artinya pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru sebagai sumber informasi, yaitu menjelasakan materi, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar penjelasan guru saja. Waktu juga lebih didominasi oleh guru. Pemahaman siswa terhadap materi juga kurang, karena dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan model maupun media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, hal ini mengakibatkan perhatian siswa tidak fokus pada materi yang dibelajarkan, sehingga mengkibatkan kurangnya pemahaman terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Pemberian motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran juga masih kurang, akibatnya siswa kurang semangat belajar yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

(2)

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. ≤ 59 22 61,1%

2. 60 – 69 1 2,8%

3. 70 – 79 1 2,8%

4. 80 – 89 9 25%

5. ≥ 90 3 8,3%

Jumlah 36 100%

Rata – rata 57,77

Nilai tertinggi 96

Nilai terendah 20

(3)

Gambar 4.1

Diagram Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Berdasarkan gambar 4.1 tentang histogram distribusi hasil belajar matematika pra siklus, batang tertinggi diperoleh oleh 22 siswa pada rentang nilai ≤ 59. Sedangkan batang yang terendah diperoleh oleh 1 siswa pada rentang nilai 60 – 69 dan rentang nilai 70 – 79.

Hasil belajar juga dapat diketahui melalui ketuntasan belajar. Ketuntasan hasil belajar dapat ditentukan dengan skor yang diperoleh siswa. Siswa yang hasil belajarnya tuntas bila mencapai skor KKM (≥ 60), sedangkan yang belum tuntas bila memperoleh skor < 60. Secara rinci dapat dijelaskan tentang distribusi ketuntasan belajar matematika siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 1 tahun ajaran 2014/2015 melalui tabel berikut.

22

1 1

9

3

0 5 10 15 20 25

≤ 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 ≥ 90

Jum

la

h

S

isw

a

(4)

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Skor Kriteria Frekuensi Prosentase

≥ 60 Tuntas 14 38,9%

< 60 Tidak Tuntas 22 61,1%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 4.2 dari 36 jumlah siswa terdapat 14 siswa yang mencapai KKM (≥ 60) atau 38,9% dan 22 siswa (61,1%) lainya belum mencapai KKM. Apabila data diatas disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti berikut ini.

Gambar 4.2

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Berdasarkan gambar 4.2 nampak bahwa ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung mencapai 38,9% yang ditunjukan oleh warna biru, sedngkan siswa yang belum tuntas mencapai 61,1% yang ditunjukkan warna merah. Siswa yang belum mencapai KKM disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya siswa merasa bosan selama mengikuti kegiatan

38,9%

61,1% ≥ 60 Tuntas

(5)

pembelajaran karena pembelajaran masih berpusat pada guru, kurangnya partisipasi aktif siswa dan kurangnya semangat belajar siswa, kurangnya pemahaman siswa terhadap materi, karena dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan model maupun media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, kurangnya pemberian motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran, akibatnya siswa kurang semangat belajar yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Saran dari peneliti adalah agar guru menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan partisipasi aktif siswa sehingga siswa hasil belajar yang diperoleh dapat maksimal.

Berdasarkan kajian awal tersebut, maka perlu suatu model pembelajaran yang mampu menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran dengan menggunakan model cooperative script berbantan permainan pelangi tac tic toe yang dilaksanakan pada dua siklus.

4.1.2. Deskripsi Siklus 1

Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 menggunakan model pembelajaran

cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe yang di laksanakan melalui 3 langkah yaitu; (1), Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan dan observasi, (3) Refleksi.

4.1.2.1. Perencanaan Tindakan

(6)

berbantuan permainan pelangi tac tic toe, 2) membuat lembar observasi, 3) membuat media dan alat peraga, 4) membuat daftar kelompok siswa yang heterogen, 5) membuat soal evaluasi.

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Tahap pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus 1 ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Dimana pada setiap pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit (70 menit).

a. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 April 2015 pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. Pada pertemuan pertama ini terdapat dua indikator pembelajaran, yaitu mengingat fakta dasar perkalian dan mengerti arti perkalian. Adapun langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut. Kegiatan Pendahuluan

a) Apersepsi

1) Guru mengucapkan salam dan mengajak peserta didik berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing.

2) Guru memeriksa kehadiran siswa (presensi) dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran (buku, alat tulis). 3) Menginformasikan materi yang akan dibelajarkan yaitu tentang

perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada satu pertemuan.

b) Motivasi

(7)

Kegiatan Inti a) Eksplorasi

1) Tanya jawab tentang perkalian dua bilangan.

2) Guru menjelaskan materi sesuai dengan indikator pembelajaran. 3) Guru membagi kelompok secara berpasangan.

4) Guru menyiapkan kelengkapan peralatan permainan dan membagi kelompok untuk melakukan permainan (misalnya kelompok 1 melawan kelompok 2, kelompok 3 melawan kelompok 4, dst). 5) Guru membagikan kelengkapan peralatan permainan level 1 dan

membacakan panduan permainan.

6) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama menggulirkan dadu dan siapa yang menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu, kemudian meletakkan bidak catur dalam papan permainan pada setiap kelompok.

b) Elaborasi

1) Melakukan permainan pelangi tac tic toe level 1.

2) Setiap anggota kelompok bekerja sama (menyimak dan mengoreksi) dalam menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu agar tidak salah menghitung.

3) Bertukar peran, semula sebagai penggulir dadu ditukar menjadi penentu hasil kali dan sebaliknya.

c) Konfirmasi

1) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.

2) Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

(8)

4) Siswa mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan pembelajaran.

Kegiatan Penutup

1) Siswa menyampaikan tanggapan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

2) Guru menyampaikan pesan moral kepada siswa jangan menjadi orang malas dalam belajar dan bekerja.

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat belajar dirumah.

4) Salam penutup.

b. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua pada siklus 1 merupakan lanjutan dari pertemuan pertama dengan melanjutkan materi berikutnya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 April 2015 pada mata pelajaran matematika dengan menyampaikan dua indikator pembelajaran, yaitu mengalikan bilangan satu angka dengan satu angka dan menyelesaikan masalah yang mengandung perkalian. Langkah – langkah pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai berikut.

Kegiatan Pendahuluan a) Apersepsi

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru memeriksa kehadiran siswa (presensi) dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran (buku, alat tulis). 3) Menginformasikan materi yang akan dibelajarkan yaitu tentang

perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

(9)

b) Motivasi

1) Materi ini berguna dalam kehidupan sehari – hari (khususnya bagi pegawai bank).

Kegiatan Inti a) Eksplorasi

1) Tanya jawab tentang materi sebelumnya yang sudah dipelajari. 2) Guru membagi kelompok secara berpasangan.

3) Guru menyiapkan kelengkapan peralatan permainan dan membagi kelompok untuk melakukan permainan (misalnya kelompok 1 melawan kelompok 2, kelompok 3 melawan kelompok 4, dst). 4) Guru membagikan kelengkapan peralatan permainan level 2 dan

membacakan panduan permainan.

5) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama menggulirkan dadu dan siapa yang menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu, kemudian meletakkan bidak catur dalam papan permainan pada setiap kelompok.

b) Elaborasi

1) Melakukan permainan pelangi tac tic toe level 2.

2) Setiap anggota kelompok bekerja sama (menyimak dan mengoreksi) dalam menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu agar tidak salah menghitung.

3) Bertukar peran, semula sebagai penggulir dadu ditukar menjadi penentu hasil kali dan sebaliknya.

c) Konfirmasi

1) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.

(10)

3) Siswa menyampaikan hal-hal yang belum dipahami dan siswa lain diberi kesempatan untuk membantu dengan menjawab pertanyaan temannya.

4) Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang berkaitan dengan pembelajaran pertemuan pertama sampai kedua.

Kegiatan Penutup

1) Siswa menyampaikan tanggapan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

2) Guru menyampaikan pesan moral kepada siswa jangan menjadi orang malas dalam belajar dan bekerja.

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat belajar dirumah.

4) Salam penutup.

Observasi

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang ditekankan pada penerapan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe

selama kegiatan pembelajaran siklus 1 melalui bantuan observer dan observasi motivasi siswa melalui angket motivasi siswa yang sudah dibuat.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer guru telah menerapkan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe dengan baik, meskipun secara keseluruhan belum maksimal karena sebelumnya guru belum pernah menerapkan model ini. Dari hal tersebut dapat dilihat persentase penerapan model

(11)

Tabel 4.3

Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Cooperative Script

Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siklus 1

(12)

berbantuan pada angka yang keluar dari dua buah dadu

(13)

siswa

Berdasarkan tabel 4.3 tentang hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe pada siklus 1 pertemuan pertama memperoleh skor 52 dengan kategori baik. Pertemuan kedua memperoleh skor 55 dengan kategori baik. Dengan demikian, guru dalam menerapkan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe yang dilihat dari jumlah skor rata – rata pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 53,5 dan dapat dikategorikan baik.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Cooperative Script

Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siklus 1

Tahap Indikator b. Menyimak materi yang

dijelaskan guru

c. Melakukan tanya jawab

(14)

dengan

f. Bekerja sama dalam

menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu

g. Bertukar peran, semula sebagai penggulir dadu ditukar menjadi penentu hasil kali dan sebaliknya h. Mengerjakan tes individu

(15)

Berdasarkan tabel 4.4 tentang hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe pada siklus 1 pertemuan pertama memperoleh skor 46 dengan kategori baik. Pertemuan kedua memperoleh skor 49 dengan kategori baik. Dengan demikian, siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model cooperative script berbantuan permainan pelangi

tac tic toe yang dilihat dari jumlah skor rata – rata pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 47,5 dan dapat dikategorikan baik.

Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi motivasi siswa dengan cara memberikan angket kepada siswa. Motivasi siswa terdistribusi dalam berbagai aspek dan indikator. Dari distribusi setiap indikator akan dijumlahkan skornya, kemudian akan diperoleh rata – rata motivasi siswa dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua secara klasikal. Berdasarkan distribusi jumlah skor motivasi yang diperoleh siswa dapat diketahui pencapaian motivasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus 1 dan dikategorikan sesuai dengan jumlah skor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus 1

Rentang Nilai Keterngan Frekuensi Persentase

≤ 32 Sangat rendah 0 0%

33 – 48 Rendah 3 8,3%

49 – 64 Cukup 14 38,9%

65 – 80 Tinggi 19 52,8%

(16)

persentase 8,3%. Apabila data diatas disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti berikut ini.

Gambar 4.3

Diagram Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus 1

4.1.2.3. Hasil Siklus 1

Setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 1 selesai dilaksanakan sesuai dengan langkah – langkah model cooperative script berbantuan permainan pelangi

tac tic toe, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil akhir keseluruhan kegiatan pembelajaran. Pada siklus 1 penskoran hasil belajar yang digunakan adalah penskoran tes yang berupa tes formatif. Hasil belajar matematika tentang melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015 dapat disajikan melalui tabel berikut.

Sangat

rendah Rendah Cukup Tinggi

≤ 32 33 – 48 49 – 64 65 – 80

Frekuensi 0 3 14 19

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Juml

a

h

Sisw

(17)

Tabel 4.6

Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus 1 No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. ≤ 59 12 33,3%

2. 60 – 69 5 13,9%

3. 70 – 79 4 11,1%

4. 80 – 89 11 30,6%

5. ≥ 90 4 11,1%

Jumlah 36 100%

Rata – rata 63,66

Nilai tertinggi 96

Nilai terendah 24

(18)

Gambar 4.4

Diagram Hasil Belajar Matematika Siklus 1

Berdasarkan pada gambar 4.4 tentang histogram hasil belajar matematika melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka siklus 1, nampak bahwa batang tertinggi pada rentang nilai ≤ 59 yang diperoleh oleh 12 siswa, sedangkan batang terendah pada pada rentang nilai antara 70 – 79 dan ≥ 90 yang masing – masing diperoleh oleh 4 siswa.

Hasil belajar juga dapat diketahui melalui ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar ditentukan dari KKM ≥ 60. Secara rinci hasil ketuntasan belajar matematika tentang melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut.

Tabel 4.7

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1

Skor Kriteria Frekuensi Persentase

(19)

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 36 siswa, yang memenuhi kriteria tuntas sebanyak 24 siswa atau 66,7%, sedangkan 12 siswa atau 33,3% masih dalam kriteria tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar matematika tentang melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka siklus 1 juga dapat disajikan dalam diagram lingkaran sebagai berikut.

Gambar 4.5

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1

Berdasarkan gambar 4.5 nampak bahwa ketuntasan hasil belajar matematika tentang melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka siklus I siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 tahun ajaran 2014/2015 mencapai 66,7% yang ditunjukan dengan warna biru sedangkan 33,3% yang ditunjukkan oleh warna merah belum mencapai kriteria tuntas KKM ≥ 60.

4.1.2.4. Refleksi

Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus 1 terdapat 24 siswa yang tuntas dan 12 siswa belum mencapai kriteria tuntas, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus 1 siswa sudah aktif, tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang. Hal tersebut disebabkan oleh

66,7% 33,3

(20)

beberapa faktor diantaranya siswa kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran. Selama proses pembalajaran siswa tidak menyimak materi atau penjelasan guru dengan baik, sehingga pemahaman materi tidak maksimal. Selain itu interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran di kelas juga belum optimal. Hal ini dikarenakan guru kurang rinci dalam menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe, guru kurang memberi arahan dan motivasi kepada siswa, sehingga dalam proses pembelajaran siswa kurang paham apa yang akan dilakukannya. Akan tetapi telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari nilai sebelum menggunakan model

cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe rata – rata nilai 57,33 menjadi 63,66 pada hasil tes siklus 1. Berdasarkan analisis pada siklus 1, masih ada siswa yang nilainya belum mencapai KKM ≥ 60, hal ini dikarenakan maka peneliti akan memperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal. Hal – hal yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus 2 antara lain dengan cara :

a. Guru

 Menjelaskan lebih rinci tentang langkah-langkah model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe agar siswa tau gambaran pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Memberi arahan dan motivasi agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

 Memberi pujian ketika siswa menjawab pertanyaan dengan benar untuk mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa.

 Memberikan hadiah agar membuat siswa lebih termotivasi dan menyimak penjelasan guru dengan baik.

b. Siswa

(21)

 Mendengarkan arahan dan motvasi yang diberikan oleh guru secara sungguh – sungguh.

 Lebih rajin untuk menyusun rangkuman.

4.1.3. Deskripsi Siklus 2

Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 menggunakan model pembelajaran yang sama dengan siklus 1, yaitu model cooperative script berbantuan permainan pelangi

tac tic toe yang di laksanakan melalui 3 langkah yaitu; (1), Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan dan observasi, (3) Refleksi.

4.1.3.1. Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 2 merupakan lanjutan dari siklus 1. Kegiatan pembelajaran siklus 2 sama dengan kegiatan pembelajaran siklus 1, namun materi yang disajikan berbeda. Pelaksanaan siklus 2 merupakan penyempurnaan dan tindak lanjut yang terjadi pada siklus 1 dengan melihat kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran siklus 1. Perencanaan dalam siklus 2 adalah sebagai berikut : 1) mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, langkah – langkah pembelajaran, materi pelajaran, media pembelajaran, dan format penilaian yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe, 2) membuat lembar observasi, 3) membuat media dan alat peraga, 4) membuat daftar kelompok siswa yang heterogen, 5) membuat soal evaluasi.

4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

(22)

a. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 24 April 2015 pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. Pada pertemuan pertama ini terdapat tiga indikator pembelajaran, yaitu perkalian bilangan dengan satu angka, mengenal tabel perkalian sampai 9 x 10, dan mengalikan dua bilangan lebih dari 5 dengan jari tangan. Adapun langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut.

Kegiatan Pendahuluan a) Apersepsi

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru memeriksa kehadiran siswa (presensi) dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran (buku, alat tulis). 3) Menginformasikan materi yang akan dibelajarkan yaitu tentang

perkalian bilangan sampai dua angka.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada satu pertemuan.

b) Motivasi

1) Materi ini berguna dalam kehidupan sehari – hari (khususnya bagi seorang pedagang).

Kegiatan Inti a) Eksplorasi

1) Tanya jawab tentang materi sebelumnya yang sudah dipelajari. 2) Guru menjelaskan materi sesuai dengan indikator pembelajaran. 3) Guru membagi kelompok secara berpasangan. Anggota dari

(23)

4) Guru menyiapkan kelengkapan peralatan permainan dan membagi kelompok untuk melakukan permainan (misalnya kelompok 1 melawan kelompok 2, kelompok 3 melawan kelompok 4, dst). 5) Guru membagikan kelengkapan peralatan permainan level 3 dan

membacakan panduan permainan.

6) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama menggulirkan dadu dan siapa yang menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu, kemudian meletakkan bidak catur dalam papan permainan pada setiap kelompok.

b) Elaborasi

1) Melakukan permainan pelangi tac tic toe level 3.

2) Setiap anggota kelompok bekerja sama (menyimak dan mengoreksi) dalam menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu agar tidak salah menghitung.

3) Bertukar peran, semula sebagai penggulir dadu ditukar menjadi penentu hasil kali dan sebaliknya.

c) Konfirmasi

1) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.

2) Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Siswa menyampaikan hal-hal yang belum dipahami dan siswa lain diberi kesempatan untuk membantu dengan menjawab pertanyaan temannya.

(24)

Kegiatan Penutup

1) Siswa menyampaikan tanggapan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

2) Guru menyampaikan pesan moral kepada siswa jangan menjadi orang malas dalam belajar dan bekerja.

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat belajar dirumah.

4) Salam penutup.

b. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua pada siklus 2 merupakan lanjutan dari pertemuan pertama dengan melanjutkan materi berikutnya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Apil 2015 pada mata pelajaran matematika dengan menyampaikan dua indikator pembelajaran, yaitu mengalikan tiga bilangan satu angka dan menyelesaikan masalah yang mengandung perkalian. Langkah – langkah pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai berikut.

Kegiatan Pendahuluan a) Apersepsi

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru memeriksa kehadiran siswa (presensi) dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran (buku, alat tulis). 3) Menginformasikan materi yang akan dibelajarkan yaitu tentang

perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada satu pertemuan.

b) Motivasi

(25)

Kegiatan Inti a) Eksplorasi

1) Tanya jawab tentang materi sebelumnya yang sudah dipelajari. 2) Guru membagi kelompok sesuai pertemuan ketiga, kemudian

dipasangkan dengan kelompok lain.

3) Guru menyiapkan kelengkapan peralatan permainan dan membagi kelompok untuk melakukan permainan (misalnya kelompok 1 melawan kelompok 2, kelompok 3 melawan kelompok 4, dst). 4) Guru membagikan kelengkapan peralatan permainan level 1, 2,

dan 3 serta membacakan panduan permainan.

5) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama menggulirkan siapa yang menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu, kemudian meletakkan bidak catur dalam papan permainan pada setiap kelompok.

b) Elaborasi

1) Setiap pasang kelompok bermain pelangi tac tic toe fakta dasar perkalian, mulai dari level 1 sampai level 3.

2) Setiap anggota kelompok bekerja sama (menyimak dan mengoreksi) dalam menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu agar tidak salah menghitung.

3) Bertukar peran, semula sebagai penggulir dadu ditukar menjadi penentu hasil kali dan sebaliknya.

c) Konfirmasi

1) Siswa dan guru bertanya jawab tentang kegiatan yang telah dipelajari.

(26)

3) Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang berkaitan dengan pembelajaran pertemuan pertama sampai kedua.

Kegiatan Penutup

1) Siswa menyampaikan tanggapan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

2) Guru menyampaikan pesan moral kepada siswa jangan menjadi orang malas dalam belajar dan bekerja.

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat belajar dirumah.

4) Salam penutup.

Observasi

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang ditekankan pada penerapan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe

selama kegiatan pembelajaran siklus 2 melalui bantuan observer dan observasi motivasi siswa melalui angket motivasi siswa yang sudah dibuat.

(27)

Tabel 4.8

Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Cooperative Script

Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siklus 2

(28)

berbantuan pada angka yang keluar dari dua buah dadu

(29)

siswa

Berdasarkan tabel 4.8 tentang hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe pada siklus 2 pertemuan pertama memperoleh skor 57 dengan kategori baik. Pertemuan kedua memperoleh skor 59 dengan kategori baik. Dengan demikian, guru dalam menerapkan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe yang dilihat dari jumlah skor rata – rata pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 58 dan dapat dikategorikan baik.

Tabel 4.9

Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Cooperative Script

Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siklus 2

Tahap Indikator k. Menyimak materi yang

dijelaskan guru

l. Melakukan tanya jawab

(30)

dengan

o. Bekerja sama dalam menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu p. Bertukar peran, semula

sebagai penggulir dadu ditukar menjadi penentu hasil kali dan sebaliknya q. Mengerjakan tes individu

(31)

Berdasarkan tabel 4.9 tentang hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe pada siklus 1 pertemuan pertama memperoleh skor 53 dengan kategori baik. Pertemuan kedua memperoleh skor 55 dengan kategori baik. Dengan demikian, siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model cooperative script berbantuan permainan pelangi

tac tic toe yang dilihat dari jumlah skor rata – rata pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 54 dan dapat dikategorikan baik.

Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi motivasi siswa dengan cara memberikan angket kepada siswa. Motivasi siswa terdistribusi dalam berbagai aspek dan indikator. Dari distribusi setiap indikator akan dijumlahkan skornya, kemudian akan diperoleh rata – rata motivasi siswa dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua secara klasikal. Berdasarkan distribusi jumlah skor motivasi yang diperoleh siswa dapat diketahui pencapaian motivasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus 2 dan dikategorikan sesuai dengan jumlah skor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.10

Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus 2

Rentang Nilai Keterngan Frekuensi Persentase

≤ 32 Sangat rendah 0 0%

33 – 48 Rendah 0 0%

49 – 64 Cukup 2 5,6%

65 – 80 Tinggi 34 94,4%

(32)

persentase 5,6%. Apabila data diatas disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti berikut ini.

Gambar 4.6

Diagram Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus 2

4.1.3.3. Hasil Siklus 2

Setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 2 selesai dilaksanakan sesuai dengan langkah – langkah model cooperative script berbantuan permainan pelangi

tac tic toe, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil akhir keseluruhan kegiatan pembelajaran. Pada siklus 2 penskoran hasil belajar yang digunakan adalah penskoran tes yang berupa tes formatif. Hasil belajar matematika tentang melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015 dapat disajikan melalui tabel berikut.

Tabel 4.11

Distribusi Hasil Belajar Siklus 2

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

(33)

3. 70 – 79 10 27,8%

4. 80 – 89 14 38,8%

5. ≥ 90 9 25%

Jumlah 36 100%

Rata – rata 86.77

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 52

Berdasarkan tabel 4.11 distribusi hasil belajar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka Siklus 2, nilai terendah siswa adalah 52 berada pada rentang nilai ≤ 59. Nilai ≤ 59 sebanyak 2 siswa atau 5,6%, siswa yang memperoleh nilai antara 60 – 69 sebanyak 1 siswa atau 2,8%, siswa yang memperoleh nilai antara 70 – 79 sebanyak 10 siswa atau 27,8%, siswa yang memperoleh nilai antara 80 – 89 sebanyak 14 siswa atau sebesar 38,8%, sedangkan siswa yang mencapai nilai ≥ 90 sebanyak 9 siswa atau sebesar 25%. Rata – rata hasil belajar matematika pada siklus 2 mencapai 86,77 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 52. Disamping tabel 4.11 tentang distribusi hasil belajar matematika siklus 2, secara rinci dapat disajikan melalui diagram berikut ini.

Gambar 4.7

(34)

Berdasarkan pada gambar 4.7 tentang diagram hasil belajar matematika melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka siklus 2, nampak bahwa batang tertinggi pada rentang nilai antara 80 – 89 yang diperoleh oleh 14 siswa, sedangkan batang terendah pada pada rentang nilai antara 60 – 69 yang diperoleh oleh 1 siswa.

Hasil belajar juga dapat diketahui melalui ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar ditentukan dari KKM ≥ 60. Secara rinci hasil ketuntasan belajar matematika tentang melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut.

Tabel 4.12

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2

Skor Kriteria Frekuensi Persentase

≥ 60 Tuntas 34 94,4%

< 60 Tidak Tuntas 2 5,6%

Jumlah 36 100%

(35)

Gambar 4.8

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.8 nampak bahwa ketuntasan hasil belajar matematika tentang melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka siklus 2 siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 tahun ajaran 2014/2015 mencapai 94,4% yang ditunjukan dengan warna biru sedangkan 5,6% yang ditunjukkan oleh warna merah belum mencapai kriteria tuntas KKM ≥ 60.

4.1.3.4. Refleksi

Berdasarkan observasi dan pelaksanaan siklus 2 dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah semangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan saat pembelajaran siklus 1, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan model yang digunakan. Selain itu, siswa yang semula pada siklus 1 kurang memperhatikan penjelasan dan arahan dari guru pada siklus 2 ini sudah dapat memperhatikan dengan baik. Berdasarkan hasil analisis tes pada siklus 2, ketuntasan hasil belajar siswa sudah mencapai 94,4%. Hasil tes siswa pada siklus 2 ini rata – ratanya adalah 86,77 , dengan kata lain bahwa nilai rata – rata tersebut sudah diatas KKM ≥ 60 yang ditentukan, sehingga tidak perlu diadakan tindakan siklus berikutnya.

94,4% 5,6%

≥ 60 Tuntas

(36)

4.1.4. Perbandingan Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

4.1.4.1. Perbandingan Hasil Observasi

Hasil pengamatan proses pembelajaran dengan lembar observasi dilakukan oleh observer sebagai tindakan perbaikan. Lembar pengamatan pada penelitian ini terdiri dari lembar observasi penerapan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe dan lembar observasi motivasi siswa. Lembar observasi ini digunakan setiap pertemuan pada pembelajaran siklus 1 dan siklus 2.

4.1.4.1.1. Perbandingan Hasil Observasi Penerapan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe

Hasil perbaikan pembelajaran yang sudah dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2 diperoleh perbandingan hasil observasi penerapan model cooperative script

berbantuan permainan pelangi tac tic toe. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13

Perbandingan Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Cooperative

Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siklus 1 dan Siklus 2

Pelaksanaan Siklus 1 Siklus 2

Skor Kategori Skor Kategori

Pertemuan pertama 52 Baik 57 Baik

Pertemuan kedua 55 Baik 59 Baik

Berdasarkan tabel 4.13 tentang perbandingan hasil observasi penerapan model

(37)

Untuk mengetahui perbandingan peningkatan penerapan model cooperative script

berbantuan permainan pelangi tac tic toe siklus 1 dan siklus 2 dapat digambarkan melalui diagram berikut ini.

Gambar 4.9

Diagram Perbandingan Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran

Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siklus 1 dan

Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.9 tentang diagram perbandingan hasil observasi penerapan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Penerapan model cooperative script

berbantuan permainan pelangi tac tic toe siklus 1 pertemuan pertama mendapat jumlah skor 52 yang ditunjukan dengan warna biru dan pertemuan kedua mendapat jumlah skor 55 yang ditunjukan dengan warna merah. Sedangkan siklus 2 pertemuan pertama mendapat jumlah skor 57 yang ditunjukan dengan warna biru dan pertemuan kedua mendapat skor 59 yang ditunjukan dengan warna merah.

52

57

55

59

48 50 52 54 56 58 60

siklus 1 siklus 2

Sk

or

Pelaksanaan Pembelajaran

pertemuan pertama

(38)

Tabel 4.14

Perbandingan Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Cooperative

Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siklus 1 dan Siklus 2

Pelaksanaan Siklus 1 Siklus 2

Skor Kategori Skor Kategori

Pertemuan pertama 46 Baik 53 Baik

Pertemuan kedua 49 Baik 55 Baik

Berdasarkan tabel 4.14 tentang perbandingan hasil observasi penerapan model

cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Penerapan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe siklus 1 pertemuan pertama mendapat jumlah skor 46 dan pertemuan kedua mendapat jumlah skor 49. Sedangkan siklus 2 pertemuan pertama mendapat jumlah skor 53 dan pertemuan kedua mendapat jumlah skor 55. Untuk mengetahui perbandingan peningkatan penerapan model cooperative script

(39)

Gambar 4.10

Diagram Perbandingan Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siklus 1 dan

Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.10 tentang diagram perbandingan hasil observasi penerapan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Penerapan model cooperative script

berbantuan permainan pelangi tac tic toe siklus 1 pertemuan pertama mendapat jumlah skor 46 yang ditunjukan dengan warna biru dan pertemuan kedua mendapat jumlah skor 49 yang ditunjukan dengan warna merah. Sedangkan siklus 2 pertemuan pertama mendapat jumlah skor 53 yang ditunjukan dengan warna biru dan pertemuan kedua mendapat skor 55 yang ditunjukan dengan warna merah.

4.1.4.1.2. Perbandingan Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Hasil perbaikan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada siklus 1 dan 2 diperoleh perbandingan hasil observasi motivasi siswa melalui angket. Hasil yang diperoleh pada setiap siklus terdiri dari rata – rata pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

(40)

Tabel 4.15

Perbandingan Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

Kategori Siklus 1 Siklus 2

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Rendah 3 8,3% 0 0%

Cukup 14 38,9% 2 5,6%

Tinggi 19 52,8% 34 94,4%

Berdasarkan tabel 4.15 motivasi belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Motivasi siswa pada siklus 1 terdiri dari siswa yang tergolong memiliki motivasi tinggi berjumlah 19 dengan persentase 52,8%, siswa yang memiliki motivasi cukup berjumlah 14 dengan persentase 38,9%, sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah berjumlah 3 siswa dengan persentase 8,3%. Motivasi siswa pada siklus 2 terdiri dari siswa yang tergolong memiliki motivasi tinggi berjumlah 34 dengan persentase 94,4%, siswa yang memiliki motivasi cukup berjumlah 2 dengan persentase 5,6%, sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah tidak ada. Untuk mengetahui perbandingan peningkatan motivasi siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 dapat digambarkan melalui diagram berikut ini.

Gambar 4.11

Diagram Perbandingan Hasil Angket Motivasi Siswa Siklus 1 dan Siklus 2 3

Rendah Cukup Tinggi Rendah Cukup Tinggi

(41)

4.1.4.1.3. Perbandingan Hasil Belajar

Hasil belajar pada penelitian ini dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus 2 yang pada setiap siklus terdiri dari rata – rata evaluasi sesuai dengan langkah – langkah model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe. Dari hasil perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 diperoleh hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.16

Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

No. Nilai Kategori

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah

siswa Prosentase

Jumlah

siswa Prosentase

Jumlah

siswa Prosentase

1. ≥ 60 Tuntas 14 38,9% 24 66,7% 34 94,4%

2. < 60 Tidak tuntas

22 61,1% 12 33,3% 2 5,6%

Jumlah 36 100% 36 100% 36 100%

(42)

Gambar 4.12

Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Silus, Siklus 1, dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.12 tentang diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan yang signifikan. Pada pra siklus terdapat 14 siswa yang mencapai ketuntasan belajar, meningkat pada siklus 1 yaitu sebanyak 24 siswa dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 34 siswa dengan mendapat nilai ≥ 60, sehingga masuk dalam kategori tuntas.

4.1.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian menggunakan model pembelajaran cooperative script

berbantuan permainan pelangi tac tic toe persentase ketuntasan hasil belajar hanya sebesar 38,9%. Dalam pembelajaran siklus 1 dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar dengan persentase keberhasilan belajar sebesar 66,7% dan peningkatan nilai rata – rata siswa dari 57,77 menjadi 63,66. Pembelajaran siklus 2 menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 94,4% dan peningkatan nilai rata – rata siswa dari 63,66 menjadi 86,77. Hal tersebut menunjukkan model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi

14

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

(43)

tac tic toe mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung.

Model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe juga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat dilihat bahwa motivasi siswa pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Motivasi siswa dalam siklus 1 terdiri dari siswa yang tergolong memiliki motivasi tinggi berjumlah 19 dengan persentase 52,8. Siswa yang memiliki motivasi cukup berjumlah 14 dengan persentase 38,9. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah berjumlah 3 degan persentase 8,3%. Hal tersebut menunjukkan model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe mampu meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kabupaten Temanggung pada mata pelajaran matematika, dapat diketahui adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe. Terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar terkait dengan penerapan model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe, karena model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi

tac tic toe berhubungan erat dengan pembelajaran yang menyenangkan. Model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe merupakan model yang dapat mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dalam menemukan sebuah konsep pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe yang menyenangkan motivasi belajar siswa dapat bertambah. Dengan motivasi yang tinggi maka akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang akan lebih meningkat.

(44)

ketuntasan belajar. Siswa yang berada pada kriteria ini merupakan siswa yang memiliki motivasi tinggi sehingga siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selain memiliki motivasi yang tinggi, mereka juga memiliki pemahaman tinggi, sehingga hasil belajar yang diperoleh telah mencapai KKM yang telah ditentukan. Sedangkan pada kriteria kedua terdiri dari siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Siswa pada kriteria ini memiliki motivasi yang kurang dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya mereka memiliki pemahaman yang kurang dibandingkan siswa yang lain, sehingga mereka merasa sulit untuk memahami materi, kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran dan perhatian mereka tidak terfokus pada pembelajaran. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, mereka juga kurang perhatian dan dorongan dari orang tua untuk lebih giat belajar, karena orang tua mereka terlalu sibuk dengan urusannya masing – masing. Hal ini mengakibatkan hasil belajar mereka belum mencapai KKM yang telah ditentukan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masitah Damanik yang mengatakan bahwa model cooperative script dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika kelas VIII SMP Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014 dan Pujianto yang mengatakan bahwa dengan model cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Kembangan 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2011/2012 serta Muhanikmah Fita yang mengatakan bahwa model pembelajaran Cooperative Script

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri Kedalon 01 Kabupaten Pati Tahun 2013/2014.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa melalui model pembelajaran

Gambar

Tabel 4.1
Gambar 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran matematika kelas 1 SD.. Negeri 1 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo pada mata pelajaran matematika melalui strategi

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus pada mata pelajaran Matematika di kelas I SD Negeri 11 Lubuklinggau pada materi nilai

Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Kesongo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran

peneliti merumuskan masalah “ Apakah peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas II SD Negeri Kenteng 01 Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Semester 1 Tahun

meningkatkan kerja keras belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas. IV SD Negeri

Penerapan Metode Jarimatika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.Skripsi.. PGSD FIP