• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Investasi 2.1.1. Pengertian Investasi - Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal pada Investasi Trading Emas Online dengan Value at Risk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Investasi 2.1.1. Pengertian Investasi - Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal pada Investasi Trading Emas Online dengan Value at Risk"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Investasi

2.1.1. Pengertian Investasi

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim 2005:4) atau investasi juga dapat didefenisikan sebagai bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana pada alokasi yang diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan atau coumpounding (Fahmi 2006:2).

Umumnya Investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya (Halim 2005:4). Adapun pihak pihak yang melakukan investasi disebut investor.

Melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimiliki. Sebagai investor harus rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham. Selain itu, investor harus mempunyai ketajaman perkiraan masa depan investasi yang akan dibeli atau dijual.

2.1.2. Jenis-Jenis Investasi Emas

(2)

cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu emas tidak terlalu dipengaruhi oleh perkembangan politik ataupun keamanan suatu negara. Ada 3 jenis investasi emas, yaitu :

1. Investasi Emas dalam bentuk fisik

Investasi emas dalam bentuk fisik emasnya atau dalam bentuk emas batangan. Emas dalam bentuk batangan dapat diperoleh di Antam (aneka tambang). Satuan atau potongan emas batangan biasanya dimulai dari 25gr, 50gr, 100gr, dan 1000g

2. Investasi Emas dalam bentuk perhiasan

Investasi emas dalam bentuk perhiasan berupa : cincin, kalung, anting, dan berbagai aksesoris lain yang terbuat dari emas

3. Investasi Emas dalam bentuk satuan trading

Trading emas online merupakan pembelian kontrak emas online lewat broker yang emas fisiknya disimpan di Bullion Association London, dan harganya mengikuti New York Merchantile Exchange (pasar komoditas terbesar di dunia) Amerika.

2.1.3. Investasi Trading Emas Online

Investasi trading emas online bersifat lebih aktif dari investasi emas fisik. Berikut adalah ciri-ciri investasi trading emas online :

1. Menggunakan one price system (pada saat yang sama harga jual-harga beli)

2. Satuan Harga dalam dollar Amerika ( US $ ) 3. Satuan Bobot TO (Tray Once)

4. Minimal Transaksi 1 lot atau 100 TO sama dengan 3,1 kg 5. Trading date : Senin - Jumat.

(3)

clearing house adalah lembaga yang merupakan salah satu sarana dalam future market yang berfungsi memperlancar terjadinya transaksi antara pelaku pasar di future market. Dan pada bagian ini PT Monex Investindo Futures berperan sebagai clearing house.

2.2. Menguji Kenormalan Data

Dalam pengujian kenormalan data penulis mengunakan pengujian dengan mengambil sampel dari data yang didapat sebelumnya. Adapun metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu : metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampel). Metode pengambilan sampel acak sederhana adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel (Sugiarto, 2001).

Adapun sampel yang diambil harus bersifat objektif sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dan bersifat representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya). Karena populasi berdistribusi normal makan sampel yang diambil diuji dengan menggunakan uji liliefors, yaitu uji kenormalan secara non parametrik.

Misalkan sampel acak dari hasil pengamatan adalah . Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa data tidak berdistribusi normal.

Prosedur untuk menguji hipotesis nol tersebut adalah sebagai berikut : a. Pengamatan dijadikan bilangan baku dengan

menggunakan rumus ̅

(

̅ dan masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

(4)

c. Selanjutnya dihitung proporsi yang lebih kecil atau sama

Untuk menerima dan menolak hipotesis nol, maka harga dan nilai kritis yang diambil dari tabel dibandingakan dengan taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol berdistribusi normal, jika yang diperoleh dari data pengamatan melebihi dari daftar. Dalam hal lainya hipotesis nol diterima.

2.3. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji bagaimana isu-isu yang berkaitan dengan ekonomi, politik, dan bencana alam mempengaruhi investor dalam membuat keputusan menjual atau membeli suatu saham atau mungkin menjauhkan diri dari pasar. Analisis fundamental juga menganalisis faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi fluktuasi harga emas.

Ada 2 utama faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga emas : 1. Permintaan dan penawaran

2. Suasanan ekonomi di US dan Negara-negara Eropa atau Euro zone.

Selain itu terdapat juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi naik turunnya harga emas, antara lain :

1. Cina sebagai salah satu Negara yang memproduksi emas terbesar di dunia 2. Harga Minyak dunia

(5)

3. Ekonomi dan Infalsi

Setiap negara dalam menentukan kebijakan ekonomi biasanya akan melihat tingkat inflasi. Prediksi inflasi di suatu negara akan menjadi acuan dalam penetapan tingkat suku bunga dan lain-lain. Jika prediksi tingkat inflasi meleset dan melebihi yang diperkirakan maka akan mempengaruhi kenaikan harga emas. Menyimpan uang bukanlah langkah terbaik menangani inflasi karena pada saat inflasi terjadi nilai uang akan menurun sehingga banyak orang yang menyimpan uangnya dalam bentuk barang ataupun emas.

4. Pengaruh Amerika Serikat dan USD, sebagai mata uang utama dunia. Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat 2008, menyebabkan turunnya nilai tukar USD dan hal ini juga menyadarkan masyarakat bahwa emas adalah komoditi yang mempunyai harga stabil dan tidak dipengaruhi oleh ideologi ekonomi sebuah Negara. Dengan kata lain USD berbanding terbalik dengan harga emas.

5. India pengguna emas terbesar dunia

Musim pernikahan di India menyebabkan permintaan akan emas semakin tinggi, hal ini juga dilandasi dengan tradisi yang mewajibkan penggunaan emas dalam setiap perayaan yang dilakukan.

6. Eurozone

Krisis ekonomi di Negara-negara Eropa juga mempengaruhi harga emas. Krisis hutang yang melanda Negara-negara di Eropa membuat IMF (Internasional Monetery Fund) mengambil kebijakan yang akhirnya mempengaruhi harga emas.

(6)

Tabel 2.1. Pergerakan Harga Emas Tahun 2011

Kejadian – Kejadian yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Emas

2 Februari 1342,40 Krisis anti kerajaaan di Egypt. Lebih dari 200.000 rakyat Egypt berkumpul di dataran cairo meminta Presiden Hosni Mubarak meletakan jabatan.

4 Maret 1434,60 Pasar mulai bimbang terhadap kebijakan polisi Federal Reserve berkaitan dengan isu hutang Tresuries bernilai $600 billion

7 april 1466,20 European Central Bank (ECB) menaikan suku bunga 1,25%

9 Mei 1527,70 Kematian Osama Bin Laden telah meningkatkan kemarahan dan kebencian kumpulan al-Qaeda kepada AS. Kumpulan ini berikrar untuk meneruskan ancaman dan membalas dendam.

1 Agustus 1633,10 Perbincangan untuk menaikan kadar hutang AS yang berjumlah $14,3 billion mencapai puncaknya.

8 Agustus 1721,70 Standart dan Poor’s menurunkan kredit rating AS dari status AAA.

22 Agustus 1906,80 Keadaan pasar ekuiti semakin parah. Para pemain pasar berahli ke emas.

21 September 1817,8 US federal reserve melancarkan “Operation Twist” yang bernilai $400 billion.

30 September 1752,10 US Federal Reserve mengkoordinasi langkah 6 bank untuk memberikan pinjaman dari Euro akses kepada US Dollar yang lebih murah.

(7)

2.4. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah sebuah metode peramalan gerak harga saham, indeks atau instrumen keuangan lainnya dengan menggunakan grafik berdasarkan data historis (masa lalu). Jadi objek yang dianalisis dalam analisis teknikal adalah pola (pattern) dan pergerakan harga itu sendiri, yang memberi indikasi apakah harga emas melemah atau menguat. Pengertian analisis teknikal menurut beberapa ahli (Firmansyah, 2001) :

1. Alexander Elder (“Trading For a Living”)

Analisis teknikal adalah studi psikologi massa, sebagiannya ilmiah sebagiannya lain adalah seni.

2. John J Murphy (“Technician Analysis for Financial Markets”)

Analisis teknikal adalah studi tentang perilaku pasar yang digambarkan melalui grafik, untuk memprediksi kecenderungan harga (trends) harga di masa yang akan datang.

3. Stuart Frost (“Technician Analysis for Financial Markets”)

Analisis teknikal adalah studi tentang gerak harga yang juga mencakup volume atau hal lain yang lebih luas.

Tujuan dari analisis teknikal adalah memperhitungkan supply dan demand dari sebuah saham sehingga dapat diprediksi. Analisis teknikal berusaha untuk mendekteksi perilaku pasar yang dapat diidentifikasi karena pernah terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator teknis yang digunakan untuk memprediksi harga yang akan datang. Dalam analisis teknikal diperlukan perhitungan matematis dan dibantu dengan dengan menggunakan software dalam menggambarkan grafik dan dalam proses pengolahan data.

Alat-alat pengukuran yang digunakan dalam analisis teknikal, yaitu :

a. Chart/Grafik

(8)

b. Trendine

Trend adalah suatu garis yang mengambarkan kecenderungan pergerakan harga di dalam pasar modal secara garis besar. Trend terbagi atas :

1. Up Trend : menggambarkan trend naik (Gambar 2.1.) 2. Down Trend : menggambarkan trend turun (Gambar 2.2.)

(9)

Gambar 2.2. Grafik Down Trend

Indikator analisis adalah suatu formula atau metode kuantitatif untuk tujuan prediksi pergerakan harga dengan cara mengelola data dari serangkaian pergerakan harga sebelumnya. Indikator-indikator yang digunakan dalam pendekatan analisis teknikal adalah :

2.4.1 Simple Moving Average

Simple Moving Average (SMA) dihitung dengan mengambil nilai rata-rata dari harga suatu sekuritas pada rentang waktu tertentu. Perhitungan SMA diambil dari nilai rata-rata harga penutupan berdasarkan periode waktu tertentu. SMA adalah indikator yang mengikuti trend dan akan lebih baik digunakan pada saat harga bergerak di dalam trend. Ketika harga tidak bergerak dalam trend maka indikator SMA ini bisa memberikan signal yang salah untuk kebutuhan forecast pergerakan harga sekuritas.

Formula :

(10)

Dengan :

= harga penutupan pada periode t = Jumlah hari

Pada umumnya penggunaan Moving Average adalah untuk mengidentifikasi arah trend yang sedang dan akan terjadi serta digunakan untuk mengidentifikasi sinyal jual/beli. Apabila harga aktual bergerak naik di atas garis Moving Average yang berada dibawahnya, maka hal ini menujukkan bahwa trend bullish (beli) akan terjadi. Sedangkan kondisi bearish (jual) terjadi apabila garis Moving Average bergerak turun di atas harga asli. Dan untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :

Gambar 2.3. Bullish (Beli) Gambar 2.4. Bearish (Jual) Dalam penggunaan dua Moving Average, Moving Average yang lebih lama periodenya digunakan sebagai pengidentifikasi trend, dan yang lebih pendek

periodenya digunakan untuk menentukan “timing”. Timing berarti kapan suatu saham akan dibeli dan sebaiknya dijual.

(11)

Gambar 2.5. Moving Average 2 periode

2.4.2 Relative Strength Index (RSI)

Relative strength Index menghitung rasio dari rata-rata kenaikan harga penutupan dengan rata-rata penurunan harga penutupan dalam periode tertentu. RSI merupakan salah satu indikator yang banyak dipergunakan oleh user untuk menentukan titik balik suatu saham. RSI diperkenalkan pertama kali oleh Welles Wilder dalam bukunya yang berjudul ‘New Concept in Technical Trading’. Kenaikan dan penurunan harga di interprestasikan dalam suatu chart dengan range penilaian antara 0 – 99 dan Wilder menganjurkan pemakaian dengan menggunakan periode perhitungan sebanyak 14 periode.

Formula :

RS (Relative Strength) periode pertama :

(12)

RSI Periode selanjutnya adalah :

(Relatif Strength Smooth), RS untuk periode selanjutnya :

[( )] [( )]

Dengan :

Total gain : Total kenaikan harga dalam periode Total losses : Total penurunan harga dalam periode

Harga : Harga penutupan

Average Gain : Rata-rata kenaikan harga Average Losses : Rata-rata penurunan harga

PAG : Rata-rata kenaikan harga periode sebelumnya PAL : Rata-rata penurunan harga periode sebelumnya

(13)

Gambar 2.6. Grafik Relative Strength Index

2.4.3 Stokastik Osilator

Stokastik Osilator dikembangkan oleh George C. Lane. Indikator stokastik osilator membandingkan harga penutupan relatif terhadap range harga pada periode tertentu (misal 5 hari). Jika harga bergerak naik maka harga penutupan cenderung dekat dengan harga tertinggi pada periode tersebut, sedangkan jika harga menurun, harga penutupan cenderung dekat dengan harga terendah pada periode tersebut.

Stokastik Osilator diperlihatkan dengan 2 garis. Garis pertama dinamakan %K dan garis kedua disebut %D yang mengidentifikasikan perubahan rata-rata (Moving Average) atas nilai %K.

Formula :

( )

(14)

Keterangan :

Recentlose = harga penutupan terakhir

Lowestlow = harga terendah selama periode yang ditentukan Hightesthigh = harga tertinggi selama periode yang ditentukan

George C. Lane merekomendasikan bahwa suatu sinyal beli dihasilkan bila %K atau %D turun ke bawa level 20 dan kemudian naik melewati level tersebut, sedangkan sinyal jual terjadi bila %K atau %D naik di atas level 80 dan kemudian bergerak turun melewati level tersebut. Selain itu, sinyal beli juga muncul bila garis %K naik ke atas garis %D dan sinyal jual muncul jika garis %K turun ke bawah garis %D.

Gambar 2.7. Grafik Stokastik Osilator

2.5. Perhitungan Value at Risk (VaR)

(15)

ada, hanya Value at Risk (VaR) yang paling banyak digunakan dan menjadi faktor standart penggunaan risiko.

Dalam analisis risiko keuangan, perhitungan Value at Risk (VaR) merupakan pengukuran kemungkinan kerugian terburuk dalam kondisi pasar yang normal pada kurun waktu T dengan tingkat kepercayaan tertentu . Dari pernyataan tersebut, secara sederhana dapat dilihat 3 variabel yang penting : besar kerugian, selang waktu, dan besar tingkat kepercayaan. VaR sendiri disimbolkan dengan .

Data-data keuangan biasanya menunjukan pola skewness dan leptokurtis. Parameter skewness menunjukan derajat ketidaksimetrisan dari distribusi diantara nilai rata-ratanya. Nilai negative dari skewness nenunjukkan asimetri yang condong ke kiri sementara sebaliknya condong ke kanan. Nilai skewness ini memberikan gambaran intuitif kearah mana kira kira bentuk asimetri dari ekor gemuk. Di sisi lain, kurtosis menunjukan tinggi rendahnya sebuah distribusi data relatif terhadap distribusi normal. Data data keuangan yang menunjukan pola leptokurtis atau ekor gemuk, dengan tingginya kejadian pada bagian ekor, menunjukkan bahwa terdapat banyak kejadian yang ternyata berada jauh dari nilai rata-rata, kontras dengan apa yang ditunjukkan pada distribusi normal. Karena ada perbedaan itu akhirnya dihitung nilai VaR dengan menggunakan skewness dan kurtosis.

Dengan terlebih dahulu mencari nilai :

(16)

Dengan :

Nilai VaR dengan kesalahan skewness dan kurtosis.

Nilai rata-rata.

Tingkat kepercayaan yang dicari dengan menggunakan skewness dan kurtosis.

Gambar

Tabel 2.1.  Pergerakan Harga Emas Tahun 2011
Gambar 2.1.  Grafik Up Trend
Gambar 2.2.  Grafik Down Trend
Gambar 2.5.  Moving Average 2  periode
+3

Referensi

Dokumen terkait

Trend pada laporan ini dilihat dari kondisi 15’-chart dengan mempertimbangkan harga bergerak dari sesi pasar sebelumnya.. Level-level pada indikator technical, data fundamental

Trend pada laporan ini dilihat dari kondisi 15’-chart dengan mempertimbangkan harga bergerak dari sesi pasar sebelumnya.. Level-level pada indikator technical, data fundamental

Trend pada laporan ini dilihat dari kondisi 15’-chart dengan mempertimbangkan harga bergerak dari sesi pasar sebelumnya.. Level-level pada indikator technical, data fundamental

Trend pada laporan ini dilihat dari kondisi 15’-chart dengan mempertimbangkan harga bergerak dari sesi pasar sebelumnya.. Level-level pada indikator technical, data fundamental

Trend pada laporan ini dilihat dari kondisi 15’-chart dengan mempertimbangkan harga bergerak dari sesi pasar sebelumnya.. Level-level pada indikator technical, data fundamental

Trend pada laporan ini dilihat dari kondisi 15’-chart dengan mempertimbangkan harga bergerak dari sesi pasar sebelumnya.. Level-level pada indikator technical, data fundamental

Trend pada laporan ini dilihat dari kondisi 15’-chart dengan mempertimbangkan harga bergerak dari sesi pasar sebelumnya.. Level-level pada indikator technical, data fundamental

Trend pada laporan ini dilihat dari kondisi 15’-chart dengan mempertimbangkan harga bergerak dari sesi pasar sebelumnya.. Level-level pada indikator technical, data fundamental