• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEBARAN FLORA DAN FAUNA Faktor faktor ya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEBARAN FLORA DAN FAUNA Faktor faktor ya"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SEBARAN FLORA DAN FAUNA

KELOMPOK 1

Adinda Oktaviani (01)

Albertus Ivan A (02)

Alivia Saskia P (03)

Gatut Bayu A (21)

SMA NEGERI 1 MADIUN

KELAS XI MIA 4

(2)

Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna

Tidak seluruh wilayah di muka bumi dapat dihuni oleh makhluk hidup. Berdasarkan hasil penelaahan kondisi fisik wilayah, diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian dari muka bumi yang berpotensi sebagai lingkungan hidup. Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi antara lain faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan biotik.

1. Faktor Klimatik

Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain:

1) Suhu

(3)

organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk hidup. Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.

2) Kelembapan Udara

Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi.

Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.

a) Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan hidup yang kering atau gersang (kelembapan udara sangat rendah), seperti kaktus dan beberapa jenis rumput gurun.

b) Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan).

c) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang basah, seperti eceng gondok, selada air, dan teratai.

d) Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan flora khas di daerah iklim muson tropis, seperti pohon jati

3) Angin

Di dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.

(4)

Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya air, tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi makhluk hidup yang menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan. Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung secara berkelanjutan. Sebagaimana yang telah dipelajari di kelas X, bahwa titik-titik air hujan yang jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisan- lapisan tanah dan menjadi persediaan air tanah, atau bergerak sebagai air larian permukaan, kemudian mengisi badan-badan air, seperti danau atau sungai.

Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penyebaran dan kerapatan makhluk hidup antar wilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering. Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik yang khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di muka bumi. Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di wilayah muson didominasi oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan saat musim kemarau. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu. Pada dasarnya tumbuhan merupakan salah satu sumber bahan makanan (produsen) bagi hewan.

2. Faktor Edafik

(5)

hara, tekstur dan struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanah-tanah yang subur, seperti jenis Tanah-tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal bagi pertumbuhan tanaman.

3. Faktor Fisiografi

Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Anda tentu masih ingat gejala gradien thermometrik, di mana suhu udara akan mengalami penurunan sekitar 0,5o C–0,6o C setiap wilayah naik 100 meter dari permukaan laut. Adanya penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.

4. Faktor Biotik

Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia berusaha mengolah dan memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat merusak kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam waktu yang relatif singkat manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode jangka waktu yang lama.

Persebaran flora dan fauna di Indonesia

Makhluk hidup yang terdapat di negara kita tercinta ini sungguh kaya dan beragam. Dari Sabang sampai Maroke, kekayaan makhluk hidup baik flora maupun fauna terbentang beragam.

(6)

Flora sering diartikan sebagai dunia tumbuh-tumbuhan. Arti flora adalah semua tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah pada zaman tertentu. Keanekaragaman flora Indonesia tergolong tinggi jumlahnya di dunia, jauh lebih tinggi dari flora yang ada di Amerika dan Afrika. Demikian pula jika dibandingkan dengan daerah-daerah yang beriklim sedang dan dingin.

Persebaran flora di Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:

1. Flora di Daerah Paparan Sahul

Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah Irian Jaya, yang terdiri atas tiga macam, sebagai berikut.

o Pohon sagu, pohon nipah, dan mangrove.

o Hutan hujan tropik.

o Jenis Pemetia Pinnata (motea).

2. Flora di Daerah Peralihan

(7)

wilayah kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora dataran rendah di Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran rendah di Papua.

3. Flora di Daerah Paparan Sunda

Flora di daerah paparan Sunda adalah flora di wilayah Sumatra yang terdiri atas tiga macam, yaitu:

o Flora endemik, contoh bunga Rafflesia Arnoldi.

o Flora di pantai timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut.

o Flora di pantai barat terdiri atas bermacam-macam vegetasi di antaranya meranti-merantian, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan rotan.

Persebaran flora menurut lingkungan geografi berdasarkan iklim dan keadaan daerah di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Hutan Mangrove

Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai tropik, ciri tumbuhan ini mempunyai akar napas yang tergantung dari batang, benih tumbuhan dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehingga masih dapat tumbuh setelah terdampar di daratan. Terdapat gejala vivipari, yaitu perkecambahan biji pada tumbuhan induk. Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Pulau Sumatra dan daerah pantai Kalimantan Tengah, dan Papua, dan sebagian besar daerah pantai di seluruh dunia.

2. Hutan Lumut (Tundra)

Hutan lumut, terdapat di pegunungan-pegunungan tinggi yang selalu tertutup kabut karena letaknya sangat tinggi dari permukaan laut, sehingga udaranya sangat lembap dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut terdiri atas pohon-pohonan yang ditumbuhi dengan lumut, misalnya di pegunungan tinggi di Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.

3. Hutan Rawa

(8)

4. Hutan Musim

Jenis hutan ini sering disebut dengan hutan homogen, karena tumbuhannya hanya terdiri atas satu pohon. Hutan ini bercirikan gugurnya daun-daun pada musim kemarau (meranggas). Sebagai contoh ialah hutan jati, cemara, dan pinus. Jenis hutan ini banyak terdapat di Indonesia bagian tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sampai Nusa Tenggara.

5. Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis merupakan hutan rimba yang memiliki pohon-pohon yang lebat. Jenis hutan ini banyak terdapat di daerah hutan tropis atau daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Hutan ini sering disebut dengan hutan heterogen, karena tumbuhannya terdiri bermacam-macam jenis pohon. Jenis hutan ini banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

6. Stepa

Stepa, adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya stepa di Indonesia disebabkan curah hujan sudah banyak turun di bagian barat seperti Sumatra dan Jawa Barat, sehingga angin musim yang membawa hujan dari arah Asia sudah kering setelah sampai di daerah ini. Curah hujan yang ada hanya cukup untuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Daerah yang terdapat stepa ini antara lain Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.

7. Sabana

Sabana memiliki ciri daerah padang rumput yang luas dengan diselingi adanya pohon-pohon atau semak-semak di sekitarnya. Daerah ini mengalami musim kemarau yang panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara, Madura, dan di dataran tinggi Gayo (Aceh). Wilayah ini digunakan untuk peternakan, seperti sapi, kuda, dan kambing.

(9)

Fauna sering juga diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah semua hewan yang hidup di suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan uraian fauna Indonesia terbatas pada zaman sekarang ini. Uraian fauna lebih ditekankan pada hewan liar, sedangkan hewan yang dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan.

Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di Indonesia mempunyai kaitan dengan sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia. Indonesia bagian barat, yang meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur, Papua, dan pulaupulau di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah, Pulau Sulawesi bersama pulau di sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak termasuk Benua Asia maupun Australia.

Berikut ini pembagian persebaran fauna di Indonesia:

1. Pembagian Fauna Menurut Wallace (1910)

(10)

Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:

Fauna Asiatis (Tipe Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti:

o tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan,

o banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan,

o kera gibon terdapat di Sumatra dan Kalimantan,

o orang hutanterdapat di Sumatra Utara dan Kalimantan,

o beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan,

o badak terdapat di Sumatra dan Jawa ,

o gajah terdapat di Sumatra (berpindah-pindah),

o siamang terdapat di Sumatra,

o kijang terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok,

o harimau loreng terdapat di Jawa dan Sumatra, sedangkan harimau kumbang dan tutul terdapat di Jawa, Bali, dan Madura,

o kancil terdapat di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,

o trenggiling banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali, dan

o jalak Bali terdapat di Bali, dan burung merah terdapat di Jawa.

Di daerah ini juga ditemui jenis hewan lain, seperti kancil pelanduk (terdapat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), singa, mukang (terdapat di Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumba (terdapat di Kalimantan).

Fauna tipe Australia, menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera, binatang menyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya tidak banyak. Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut:

o Burung, terdiri atas cenderawasih, kasuari, nuri dan raja udang.

o Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.

o Berbagai jenis serangga.

o Berbagai jenis ikan.

(11)

o Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.

Fauna peralihan, menempati di antara Indonesia timur dan Indonesia barat, misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis) dan terdapat kuskus (fauna Australia). Di samping itu terdapat hewan yang tidak didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe Australia. Fauna Indonesia yang tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut:

o Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi, banteng, dan kuda.

o Reptilia, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, dan buaya.

o Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.

o Berbagai macam burung, terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati, burung dewata, dan angsa.

2. Pembagian Fauna Menurut Weber

Banyak ahli yang melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di Indonesia dengan membuat garis batas yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia menentukan batas dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50. Weber menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama. Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia menembus lebih jauh ke arah timur daripada burung dan siput. Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut garis Weber.

3. Pembagian Fauna Menurut Lydekker

Ahli lain, yaitu Lydekker, menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200 meter, sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang menentukan batas timur fauna Asia. Adanya perbedaan fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena kedua wilayah itu terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman lautnya lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah antara kedua wilayah, sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang sendiri-sendiri.

(12)

1. Persebaran flora di Dunia

Persebaran tumbuhan di muka bumi didasarkan atas dasar latar geografis dan fisikologis atau dikenal dengan sebutan pendekatan ekolagi, Pendekatan ekologis memeliputi distribusi tumbuhan dilhat dari pengaruh kondisi lingkungan, terutama iklim yang disebabkan oleh perbedaan letak lintang ( astronomis ), dan pengaruh ketinggian dari permukaan laut.

Sistem bioma merupakan salah satu cara mempelajari persebaran bebagai jenis tumbuhan. Sistem bioma menekankan pada dinamika komonitasyang hubungan dengan iklim dan faktor lingkungan lainya. Selain memperhatikan sejarah evaluasi geologinya. Biom-bioma dipermukaan bumi dapat dibedakan menjadi 6 kelompok, yaitu:

1. Bioma Gurun

Daerah gurun dicirikan oleh curhan hujan yang sangat rendah, yaitu kurang dari 250 mm per tahun dan intensitas panas Matahari yang tinggi. Di daerah ini umumnya terdiri atas batu atau pasir dengan tumbuhan yang jarang. Daerah gurun yang paling luas terpusat terluas di daerah sekitar 20LU, yaitu mulai dari pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu tedapat kompleks Gurun Sahara,Gurun Arab, dan Gurun gobi yang luasnya mencapai 10 juta km.

(13)

menjadi asin karena larutan garam dalam tanah tidak dipindah. Baik mula pencucian maupun oleh drainase.

Tumbuhan yang mampu hidup di gurunpada umumnya mempunyai daun yang kecil seperti duri dan mepunyai akar yang panjang.dan mampu menyimpan air ditempat yang dalam.Vegetasi yang dapat hidup didaerah gurun adalah Kaktus, semak-semak akasia, dan pohon-pohon tamar ( kurma ).dan hewan yang tedapat didaerah gurun adalah belalang dan sebagainya hewan sejenis pengaret, contohnya hamter dan gerbil.

2. Bioma hutan basah ( hutan hujan tropis )

Hutan basah terdapat di daerah troppika meliputi Amerika Selatan, Semenangjung Amerika Tengah, Afrika, Madagaskar, Australia bagian utara,indonesia, dan Malaysia. Didaerah hutan basah ini terdapat berbagi macam jenis Tumbuhan. Berbagai tumbuhan ini dapat hidup antara lain jenis tumbuhan,sepanjang tahun mendapat sinar Matahari yang cukup, air yang cukup, curah hujan diatas 2.000 mm per tahun,dan keadaan alamnya memungkinkan tumbuhan berbagai jenis tanaman.Adapun pohon-pohon memiliki tinggi 20-40 m, cbang-cabang pohonan berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau. Hewan yang hidup di bioma hutan trupis umumnya adalah hewan yang hidup di pohon dan berbagai jenis primata.Diantara primata hujan tropis dalam jumlah yang besar adalah avenom,monyet dan gorila.

3. Bioma tundra

Tundra merupakan daerah kutup yang tidak di tumbuhi oleh perpohonan. Hanya lumut yang dapat tumbuh di daerah tundra. Daerah tundra dapat di jumpaidi se keliling lingkaran Arktik dan pulau-pulau kecil dekat Antartik.Daerah ini mempunyai musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang sehingga bersuhu 23,5 LU/LS. Oleh karena itu, musim tumbuh tanaman sabgat pendek, yaitu 30 sampai 129 hari per tahun.dan beberapa jenis tumbuhan khas yang hidup di daerah tundra antara lain rusa, kelinci salju, rubah, dan hewan pengerat. Burung-burung yang terdapat didaerah itu antar lain elang, bebek angsa, dan burung hantu.

4. Padang Rumput

(14)

Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang relative basah, seperti yanf terdapat di Amerika Utara, rumputnya dapat mencapai tiga meter, misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian grasses. Sedangkan daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek. Contohnya adalah rumput buffalo grasses dan rumput grama.

Padang rumput terdiri dari beberapa macam seperti berikut :

>. Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin bercurah hujan rendah. Jenis tumbuhan yang ada adalah rumput-rumput kerdil

>. Praire(padang rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang bengan musim panas. Rumput di praire lebih tinggi di bandingkan dengan rumput tundra.

>. Stepa terdapat di derah dengan cuarah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.

>. Sabana berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi. Tumbuhan yang bias tahan hidup di daerah sabana adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembaban rendah.

5. Hutan Gugur

Di daerah yang beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput dan kadang-kadang ada gurun, yang paling khas adalah adanya hutan gugur, yang disebabkan oleh hal-hal berikut .

>. Curah hujan merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm per tahun serta adanya musim dingin dan musim panas sehingga tumbuhan mengadakan penyesuaian yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.

(15)

Perbedaan hutan gugur dan hutan basah adalah dalam hal kepadatan jaraknya. Di hutan gugur, jarak antara pohon-pohonya tidak terlalu padat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10-20 spesies.

6. Taiga

Taiga adalah huatan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya konifera, terutam pohon picia, alder (alnus), birch(betula), dan juniper (juniperus). Daerah ini merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi utara ( Siberia Utara, Rusia, Ameriaka Tengah dan Utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.

2. Persebaran fauna di Dunia

(16)

penhalang dan permisahan persebaran hewan adalah faktor-faktor fisik yang berhbungan dengan ke adaan bumi.faktor-faktor tersebut antara lain laut, gunung, sungai, padang pasir, dan iklim.

Wilayah pesebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh sclater ( 1858 ), selanjutnya dikembangkan oleh Huxley ( 1868 ) dan oleh Wallace ( 1876 ). Menurut Alfret Russel Wallace, persebaran fauna di dunia di kelompokan menjadi enam wilayah, yaitu Neartik, Neotropik, Australis, Oriental, Paleartik, dan Etiopian.

a. Wilayah Neartik

Wilayah Neartik meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan selurh daerah Greenland. Amerika Utara bagian timur terdiri atas hutan gugur, Amerika Utara bagian tengah terdiri atas padang rumput, dan Amerika Utara bagian Utara terdiri atas Hutan Konifer yang luas.

Lingkungan Greenland sangat menarik, terutama lingkungan fisiknya yang tertutup salju dengan ketebalan yang sulit ditentukan. Hewan yang terdapat di wilayah Neartik antara lain antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai dari Amerika Utara ( prairie dog ), kalkun, burung biru, salamander, bison dan karibao ( karibu ).

b. Wilayah Neotropik

Wilayah ini meliputi Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian selatan dan tengah. Diwilayah ini sebagian beriklim tropis dan di zonz selatan beriklim sedang.

Hewan yang terdapat di wilayah ini ntara lain : kukang, armadillo, alpaka, kelelawar pengisap darah, orang hutan, siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi, kuda, tapir ( yang berbeda dengan tapir Asia ) dan kera.

c. Wilayah Australis

Yang meliputi Australis, Selandia Baru, Irian, dan Malukuserta pulau-pulau disekitarnya.

Hewan yang hidup di wilayah ini antara lain kangguru, trenggiling, koala, kasuari, cenderawasih, kiwi, kura- kura, buaya, kakatua,burung penghisap madu dan burung emu.

(17)

Wilayah Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau nya yang dekat, diantaranya Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulewesi, Srilangka, dan Filipina. Sebagian besar wilayah ini beriklim tropis.

Hewan spesifik di wilayah ini antara lain hariamu, gajah, gibon, orang utan, dan badak bercula satu.

e. Wilayah Paleartik

Wilayah Pleartik meliputi hampir seluruh daratn eurasia dan beberapa daerah tertentu, anatar lain Himalaya, Afganistan, Afrika Ingris dan Jepang

Hewan yang hidup antara lain bison, landak, kucing kutub, dan menjangan kutub

f.Wilayah Etiopian

Wilayah Etiopian meliputi seluruh daratan Benua Afrika, Madagaskar, dan daratan Arab bagian selatan. Dibagian utara terdapat Gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia.

(18)

Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia dan upaya

pembudidayaannya dalam mendukung penyediaan bahan

pangan, obat-obatan dan industri kreatif

A. Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan

Makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia adalah beras yang diperoleh dari tanaman padi (Oryza sativa). Namun, di beberapa daerah, makanan pokok penduduk adalah jagung, singkong, ubi jalar, talas, atau sagu. Selain kaya akan tanaman penghasil bahan makanan pokok, Indonesia juga kaya akan tanaman penghasil buah dan sayuran. Diperkirakan terdapat sekitar 400 jenis tanaman penghasil buah, contohnya sirsak (Annona municata), jeruk Bali (Citrus maxima), rambutan (Nephelium lappaceum), duku (Lansium domesticum), durian (Durio zibethinus), manggis (Garcinia mangostana), markisa (Passiflora edulis), mangga (Mangifera indica), dan matoa (Pometia pinnata). Terdapat sekitar 370 jenis tanaman penghasil sayuran, antara lain sawi, kangkung, katuk, kacang panjang, buncis, bayam, terung, kol (kubis), seledri, dan bawang kucai (Allium fistulosum). Ada sekitar 70 jenis tanaman berumbi, misalnya kunyit kuning, jahe, lengkuas, temulawak, wortel, lobak, talas, singkong, ubi jalar, bawang, dan bawang putih. Indonesia juga kaya akan tanaman penghasil rempah-rempah yang jumlahnya sekitar 55 jenis, antara lain merica (Piper nigrum), cengkih (Eugenia aromatica), pala (Myristica fragrans), dan ketumbar (Coriandrum sativum).

(19)

B. Keanekaragainan hayati sebagal sumber obat-obatan

Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies di antaranya merupakan tanaman obat dan sekitar 250 spesies tanaman obat tersebut digunakan dalam industri obat herbal lokal.

Berikut ini beberapa tanaman obat beserta kegunaannya.

 Buah merah (Pandanus conoideus) dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi, dan diabetes.

 Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia) untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

 Kina (Cinchona calisaya, Cinchona officinalis), kulitnya mengandung alkaloid kina (quinine) untuk obat malaria.

Selain tumbuh-tumbuhan, beberapa jenis hewan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan, antara lain sebagai berikut.

 Madu dari lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

 Ular, bagian daging dan lemaknya dipercaya dapat mengobati penyakit kulit (gatal-gatal).

C. Keanekaragaman hayati sebagai sumber kosmetik

Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai berikut.

 Bunga mawar (Rosa hybrida), melati (Jasminum grandiflorum), cendana (Santalum album), kenanga (Cananga odorata), dan kemuning (Murraya exotica) dimanfaatkan untuk wewangian (parfum).

 Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk

menghaluskan kulit.

 Urang aring (Eclipta alba), mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya

(20)

D. Keanekaragaman hayati sebagai sumber sandang

Beberapa jenis tanaman digunakan untuk bahan sandang atau pakaian, antara lain sebagai berikut.

 Rami (Boehmeria nivea), kapas (Gossypium arboreum), pisang hutan atau abaca

(Musa textilis), sisal (Agave sisalana), kenaf (Hibiscus cannabinus). dan jute

(Corchorus capsularis) dimanfaatkan seratnya untuk dipintal menjadi kain atau bahan pakaian.

 Tanaman labu air (Lagenaria siceraria) dimanfaatkan oleh Suku Dani di lembah Baliem (Papua) sebagai bahan untuk membuat koteka (horim) laki-laki. Sementara untuk membuat pakaian wanita digunakan tumbuhan wen (Ficus drupacea) dan kem

(Eleocharis dulcis).

Beberapa hewan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian, antara lain sebagai berikut.

 Ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi.

 Kulit beberapa hewan, misalnya sapi dan kambing dapat dimanfaatkan untuk membuat jaket.

 Kulit sapi digunakan untuk membuat sepatu.

 Bulu burung dapat digunakan untuk membuat aksesori pakaian.

E. Keanekaragaman hayati sebagai sumber papan

Sebagian besar rumah di Indonesia menggunakan kayu, terutama rumah adat. Kayu dimanfaatkan untuk membuat jendela, pintu, tiang, dan alas atap. Beberapa tumbuhan yang dimanfaatkan kayunya, antara lain jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos nucifera), nangka

(21)

borneensis), rasamala (Altingia excelsa), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), dan bambu

(Dendrocalamus asper). Di Pulau Timor dan Alor, daun lontar (Borassus flabellifer) dan gebang (Corypha utan) digunakan untuk membuat atap dan dinding rumah. Beberapa jenis tumbuhan palem (Nypa fruticans, Oncosperma tigillarium, dan Oncosperma horridum) juga dimanfaatkan untuk membuat rumah di Sumatra dan Kalimantan. Di Pulau Timor, alang-alang (Imperata cylindrica) dimanfaatkan untuk membuat atap rumah.

F. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Aspek Budaya

Penduduk Indonesia yang menghuni kepulauan Nusantara memiliki keanekaragaman suku dan budaya yang tinggi. Terdapat sekitar 350 etnis dengan agama dan kepercayaan, budaya serta adat-istiadat yang berbeda. Dalam menjalankan upacara ritual keagamaan dan kepercayaannya, penyelenggaraan upacara adat dan pesta tradisional seringkali memanfaatkan beragam jenis tumbuhan dan hewan. Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan, pesta tradisional, dan upacara adat diantaranya sebagai berikut:

 Budaya nyekar atau ziarah kubur pada masyarak Indonesia biasanya menggunakan bunga kenanga, mawar, melati dan kantil.

 Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai jenis tumbuhan yang dianggap memiliki nilai magis untuk memandingkan jenazah seperti daun kelapa, pisang, limau dan rempah-rempah.

 Upacara ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung atsiri yang berbau haru, antara lain melati, kenanga, cempaka, sirih, pandan dan cendana. Tebu hitam dan kelapa gading juga digunakan untuk menghayutkan abu jenazah ke sungai.

 Umat nasrani menggunakan pohon cemara untuk perayaan natal.

Upaya membudidayakan keanekaragaman hayati

1. Cagar Alam

Cagar alam adalah membiarkan ekosistem dalam suatu wilayah apa adanya. Perkembangannya terjadi secara proses alami. Manusia dilarang memasukinya tanpa izin khusus. Cagar alam bertujuan untuk:

(22)

c. menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkesinambunga d. memelihara proses ekologi

Contohnya Cagar Alam Pangandaran (Jawa Barat). 2. Suaka Margasatwa

Merupakan pelestarian satwa langka. Perburuan dibuatkan peraturan tertentu. Satwa langka dilindungi oleh undang-undang konservasi, sehingga kepemilikannya harus memiliki izin khusus.

3. Taman Nasional

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli. Taman nasional dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional juga berfungsi melindungi ekosistem, melestarikan keanekaragam flora dan fauna, dan melestarikan pemanfaatan sumber daya alam hayati.

Beberapa taman nasional tersebut misalnya Taman Nasional (TN) Gunung Leuseur (Aceh dan Sumatera Utara), TN Kerinci Seblat (Sumatera Selatan dan Bengkulu), TN Bukit Barisan Selatan (Bengkulu dan Lampung), TN Ujung Kulon (Banten), TN Gunung Gede Pangrango (Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat), TN Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), TN Bromo Tengger (Jawa Timur), TN Meru Betiri (Jawa Timur), TN Baluran (Banyuwangi, Jawa Timur), TN Bali Barat, TN Komodo (Nusa Tenggara Barat) dan TN Tanjung Puting (Kalimantan Tengah). 4. Taman Laut

Taman laut adalah wilayah lautan yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi dan indah. Kawasan ini dijadikan sebagai konservasi alam, misalnya Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.

Konservasi alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin kelangsungan hidup manusia di masa kini dan masa mendatang. Konservasi alam meliputi tiga hal, yaitu: a. perlindungan, melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan. Misalnya, perlindungan siklus udara dan air.

b. pelestarian, melestarikan sumber daya alam dan keanekaragam hayati

c. pemanfaatan, memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya. 5. Hutan Lindung

Hutan lindung biasanya terletak di daerah pegunungan. Hutan tersebut berfungsi sebagai resapan air. Hal ini untuk mengatur tata air dan menjaga agar tidak terjadi erosi.

(23)

Kebun raya adalah kebun buatan yan berguna untuk menghimpun tumbuhan dari berbagai tempat untuk dilestarikan. Selain itu, kebun raya ialah Kebun rata Bogor dan Kebun Raya Ppurwodadi (Jawa Timur)

Masyarakat awam hendaknya tidak memelihara hewan atau tumbuhan langka yang rawan punah. Memelihara burung, kera, atau orang utan di rumah akan menyebabkan hewan hewan tersebut semakin cepat punah. Sebaiknya, hewan tersebut dibiarkan hidup secara alami atau diserahkan pemeliharaannya kepada orang yang ahli agar ditangkarkan dan kemudian dilepaskan kembali ke habitat aslinya. Kita dapat berperan serta untuk melestarikannya dengan memelihara hewan atau tumbuhan hasil penangkaran atau budi daya, misalnya burung kenari, ikan hias, tanaman hias, kucing dan anjing.

Kita dapat membantu melestarikan keanekaragaman makhluk hidup dengan cara: a. tidak membunuh hewan dan tumbuhan liar

b. tidak mempermainkan hewan liar dan memetik tumbuhan langka

c. sewaktu bertamasya atau berkemah, tetaplah memelihara kelestarian lingkungan, tidak membawa pulang hewan dan tumbuhan langka

d. tidak membuang sampah di sembarang tempat, karena dapat mengganggu kesehatan hewan jika termakan hewan tersebut

(24)

Usaha konservasi flora dan fauna di Indonesia dan Dunia

Proses Pelestarian Ekosistem Flora dan Fauna ada 2 cara yaitu :

1. Pelestarian In Situ

Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan pada tempat asli hewan atau tumbuhan tersebut berada. Contoh pelestarian in situ adalah suaka margasatwa, hutan lindung, dan taman nasional.

2. Pelestarian Ex Situ

Pelestarian ex situ adalah pelestarian yang dilakukan di luar tempat tinggal aslinya. Hal itu dilakukan karena hewan dan tumbuhan kehilangan tempat tinggal aslinya. Selain itu, pelestarian ex situ dilakukan sebagai upaya rehabilitasi, penangkaran, dan pembiakan hewan maupun tumbuhan langka. Contoh pelestarian ex situ antara lain kebun botani, Taman Safari, kebun binatang, dan penangkaran.

Usaha konservasi flora dan fauna di Indonesia

Cagar Alam

Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembngannya berlangsung secara alami.

1) Cagar alam gunung muntis(NTT)

Vegetasi yang dominan adalah eucalyptus potensi fauna yang unik yaitu kuskus.

(25)

Kawasan konservasi sejak tahun 1990 ini memiliki tumbuhan yang unik dan langka yaitu rafflesia tuanmudae.

3) Cagar alam pulau waigeo(papua)

Fauna yang menempati sebagai habitatnya antara lain burung maleo waigeo, cendrawasih merah, kakaktua jambul kuning, dan ular boa tanah. Sementara itu pohon yang banyak dijumpai yaitu bringin yang hidup di sepanjang sungai.

Suaka Margasatwa

Kawasan suaka margasatwa adalah kawasan alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.

1) Suaka margasatwa cikepuh (sukabumi, jawa barat)

Satwa liar yang dilindungi adalah penyu hijau yang termasuk satwa langka dan saat ini diambang kepunahan. Jenis satwa liar lainya adalah banteng, rusa, kancil, babi hutan, lutung, burung merak, burung elang, dan ular kisi.

2) Suaka margasatwa tanjung amolengo (Sulawesi tenggara)

Anoa merupakan satwa endemic Sulawesi yang telah menghuni pulau tersebut kurang lebih 60 juta tahun yang lalu, jenis satwa liar lainya yaitu biawak, piton, rusa, monyet hitam, babi hutan, bajing, merpati putih, ayam hutan merah, belibis, raja udang merah dan raja udang kecil.

(26)

Kawasan tersebut merupakan habitat satwa liar yang dilindungi antara lain anoa, burung maleo, rangkong, rusa, bangau hitam, biawak, monyet hitam Sulawesi, kuskus.

Taman Nasional

Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, pariwisata dan rekeasi alam dan dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, ekosistemnya.

1) Taman nasional gunung leuser(TNGL)

Tumbuhan yang khas yaitu rafflesia dan daun payung serta yang unik yaitu ara, satwa langka yang dilindungi yaitu orang utan, siamang, gajah Sumatra, badak Sumatra, harimau Sumatra, kambing hutan, rusa sambar dan jucing hutan.

2) Taman nasional batang gadis (TNBG)

Terletak di madina, Sumatra utara seluas 108.000, ditemukan juga rafflesia dan satwa langka yaitu harimau, tapir, kancil, beruang madu, kijang, landak.

3) Taman nasional ujung kulon

Satwa langka yang dilindungi selain badak jawa adalah banteng, macan tutul dan owa.

Sejak tahun 1980, beberapa kawasan cagar alam atau suaka margasatwa telah diubah statusnya menjadi Taman Nasional. Dewasa ini terdapat 320 tempat untuk Taman Nasional dan Hutan Lindung, antara lain di Sumatera, Irian Jaya, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Taman nasional dan hutan lindung mempunyai fungsi sebagai: • perlindungan sistem penyangga kehidupan.

• pengawetan jenis tumbuhan dan hewan.

(27)

Di bawah ini tabel beberapa taman nasional, suaka alam, dan margasatwa di Indonesia.

1. PULAU SUMATRA

a. Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh & Sumatra Utara) b. Taman Nasional Siberut (Sumatra Barat)

c. Taman Nasional Kerinci Seblat

d. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (Riau) e. Taman Nasional Berbak (Jambi)

f. Taman Nasional Bukit Duabelas (Jambi)

g. Taman Nasional Bukit Barisan (Bengkulu & Lampung) h. Taman Nasional Way Kambas (Lampung)

2. PULAU JAWA

a. Taman Nasional Ujung Kulon (Banten)

b. Taman Nasional Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) c. Taman Nasional Gunung Halimun (Jawa Barat)

d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat) e. Taman Nasional Laut Karimu Jawa (Jawa Tengah) f. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur) g. Taman Nasional Meru Betiri (Jawa Timur)

h. Taman Nasional Baluran (Jawa Timur) i. Taman Nasional Alas Purwo (Jawa Timur)

3. Bali dan Nusa Tenggara

a. Taman Nasional Bali Barat (Bali)

b. Taman Nasional Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat) c. Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur) d. Taman Nasional Kelimutu (Nusa Tenggara Timur)

4. KALIMANTAN

(28)

d. Taman Nasional Betung Karihun (Kalimantan Barat) e. Taman Nasional Kayan Mentarang (Kalimantan Timur) f. Taman Nasional Kutai (Kalimantan Timur)

5. PULAU SULAWESI

a. Taman Nasional Laut Bunaken Manado Tua (Sulawesi Utara) b.Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Sulawesi Utara) c.Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi Tengah)

d.Taman Nasional Laut Taka Bonerate (Sulawesi Selatan) e.Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (Sulawesi Tenggara) f.Taman Nasional Laut Wakatobi (Sulawesi Tenggara)

6. MALUKU dan PAPUA

a. Taman Nasional Manusel (Maluku)

b. Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih (Papua) c. Taman Nasional Wasur (Papua)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 6 hasil uji Mann Whitney menunjukan significancy 0,007 (p = 0,007) dengan perbedaan rerata 3397,78 ml karena nilai p < 0,05 maka dapat diambil

Penetapan dan penerapan Strategi Anti Fraud sebagai bagian dari penerapan Manajemen Risiko dalam rangka pencegahan dan pengelolaan kejadian fraud di BRI mencakup 4 (empat)

Percuma saja pemain telah mendapat jalur yang maksimal tetapi digagalkan karena kecerobohan pemain sendiri,masl pemain lupa menyisakan sebagia uangnya untuk dapat

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa keterbacaaan buku teks bahasa Indonesia Kurikulum 2013 tingkat SMP Kelas VII menggunakan grafik Raygor kurang sesuai

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan bangunan lama yang semula merupakan bangunan Istana Dinasti Farnese (Palazzo Delia Pillota) menjadi bangunan publik berupa

Berangkat dari tema perancangan yang telah dijabarkan pada bahasan terdahulu, studi ini tentunya akan terfokus pada eksplorasi desain eksperimental dari pentol korek api yang

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengertian Layanan Advokasi adalah suatu layanan yang membela hak seseorang yang tercederai dimana usaha yang

Jaringan tersebut merupakan jaringan pertahanan karena dapat menahan infeksi dengan memperbanyak limfosit dan sel plasma, serta mengubah sel-sel yang berdiferensiasi dan