PERAN PROFESIONALISME AUDIT INTERNAL
Peran internal audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Profesi internal auditor sangat di tuntut akan kemampuannya memberikan jasa yang terbaik sesuai dengan yang dibutuhkan dan diperintahkan oleh manajemen tertinggi organisasi.
Untuk meningkatkan kualitas peran auditor internal dalam mengungkapkan temuan audit, auditor internal memerlukan kemampuan profesional yaitu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas, yang berarti kualifikasi personalia yang sesuai dengan bidang tugas internal audit dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta penguasaan atas bidang operasional terkait dengan kegiatan perusahaan.
Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya; memberikan opini yang objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi; dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.
Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup berarti pada awal abad 21, sejak munculnya kasus Enron & Worldcom yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Meskipun reputasi audit internal sempat terpuruk oleh berbagai kasus kolapsnya beberapa perusahaan tersebut yang melibatkan peran auditor, namun profesi auditor internal ternyata semakin hari semakin dihargai dalam organisasi.
Peran internal audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Profesi internal auditor sangat di tuntut akan kemampuannya memberikan jasa yang terbaik sesuai dengan yang dibutuhkan dan diperintahkan oleh manajemen tertinggi organisasi.
audit dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta penguasaan atas bidang operasional terkait dengan kegiatan perusahaan.
Sikap Profesionalisme Auditor Internal
Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya; memberikan opini yang objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi; dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga (Sawyer: 2006:35).
Sikap profesional yang harus dimiliki oleh seorang auditor internal adalah:
1. Kesesuaian dengan standar profesi.
Para pemeriksa internal harus mematuhi standar profesi dalam melakukan pemeriksanaan. Kode etik menetapkan standar profesi dan menetapkan dasar bagi pelaksanaannya. Kode etik menghendaki standar yang tinggi bagi kejujuran, sikap objektif, ketekunan dan loyalitas yang harus di penuhi oleh auditor internal.
2. Pengetahuan dan kecakapan.
Para pemeriksa internal harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan berbagai ilmu disiplin ilmu yang penting dalam pelaksanaan pemeriksaan. Sikap internal auditor harus memiliki pengetahuan dan kecakapan sebagai berikut :
Keahlian internal auditor dalam menerapkan berbagai standar, prosedur, dan tehnik audit
yang diperlukan dalam pelaksanaan audit. Keahlian berarti kemampu dalam menerapkan pengetahuan pada persoalan yang umumnya dihadapi dan menyelesaikan persoalan tersebut tanpa perlu mempelajari kembali secara luas dan bantuan atau asestensi yang berarti dari pihak lain.
Keahlian dalam prinsip-prinsip dan tehnik-tehnik akuntansi yang diperlukan oleh auditor
yang pekerjaannya secara luas berhubungan dengan berbagai catatan dan laporan keuangan.
Memahami prinsip-prinsip manajemen yang diperlukan untuk mengenal dan
yang umumnya dihadapi dan mampu melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan pemecahan atau solusi yang tepat.
Diperlukan pemahaman terhadap dasar dari berbagai pengetahuan, seperti akuntansi,
ekonomi, hukum, perdagangan, perpajakan, keuangan, metode-metode kuantitatif, dan system informasi yang terkomputerisasi. Pemahaman disini berarti kemampuan untuk mengetahui berbagai persoalan yang ada atau mungkin timbul dan untuk memecahkan lebih lanjut yang akan di lakukan atau bantuan yang akan diperoleh.
3. Hubungan antar manusia dan komunikasi.
Para pemeriksa internal haruslah memiliki kemampuan untuk menghadapi orang lain dan berkomunikasi secara efektif.
Para internal auditor haruslah memahami hubungan antar manusia dan mengembangkan
hubungan baik dengan pihak yang diperiksa.
Para internal auditor haruslah memiliki kecakapan dalam komunikasi lisan dan tulisa
sehingga mereka dapat secara jelas dan efektif menyampaikan berbagai hal seperti tujuan audit, evaluasi, kesimpulan, dan rekomendasi.
4. Pendidikan berkelanjutan.
Para pemeriksa internal harus meningkatkan kemampuan teknisnya melalui pendidikan yang berkelanjutan.
5. Ketelitian professional.
Audit internal harus melaksanakan ketelitian professional yang sepantasnya dalam melaksanakan pemeriksaan.
Kesimpulannya, bahwa sikap profesionalisme internal auditor diukur dari kode etik dan sikap objektif. Sikap objektif para internal auditor di tunjukkan dengan melakukan penugasan staf yang di rotasikan secara periodik serta diadakannya pemeriksaan atas lapora audit sebelum audit tersebut di keluarkan.
REFERENSI
Sawyer, Lawrence.B.2006.Internal Auditing.Jakarta: Salemba Empat.
Repository.maranatha.edu
Repository.upi.edu