• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter I Gambaran Perilaku Anak Panti Asuhan Terhadap Pencegahan Scabies Di Yayasan Panti Asuhan Putera Al Jam’iyatl Washliyah Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter I Gambaran Perilaku Anak Panti Asuhan Terhadap Pencegahan Scabies Di Yayasan Panti Asuhan Putera Al Jam’iyatl Washliyah Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Perilaku untuk membersihkan diri sangatlah penting dalam upaya mencegah kesakitan dan mencegah terjangkitnya penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan kurangnya kebersihan diri. Hal ini merupakan salah satu inti dari adanya ilmu kesehatan masyarakat di seluruh dunia yaitu untuk mencegah penyakit dan menjaga prilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat. Dengan kurangnya memperhatikan kebersihan diri perorangan, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit yang menular, seperti contohnya penyakit kulit scabies.

Scabies pada manusia adalah penyakit yang sangat menular yang

disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var. hominis. Tungau ini adalah parasit obligat untuk manusia. Scabies tidak hanya menular dengan penyakit seksual semata-mata (Habif, 2007).

Penyakit ini ditularkan dangan kontak jarak dekat antara manusia dan manusia. Infeksi sering ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa yang secara seksual aktif. Ini menampakkan gejala seperti gatal yang hebat pada waktu malam hari di celah-celah jari, bagian punggung dan alat kelamin. Scabies mempunyai epidemiologi yang luas sejak 3000 tahun dahulu di Asia Tengah, Cina dan India.

(2)

(Walton SF, 2004), imigrasi, kebersihan yang buruk, status gizi buruk, tunawisma, demensia, dan kontak seksual. Penularan langsung kulit-ke-kulit antara 15 dan 20 menit yang dibutuhkan untuk menularkan tungau dari satu orang ke orang lain.

Di beberapa negara termasuk Indonesia penyakit scabies yang hampir teratasi ini cenderung mulai bangkit dan merebak kembali. Selain itu, kasus-kasus baru berupa Scabies Norwegia telah pula dilaporkan, walaupun angka prevalensinya yang tepat belum ada, namun laporan dari dinas kesehatan dan para dokter praktek mengindikasikan bahwa penyakit scabies telah meningkat di beberapa daerah (Agoes, 2009). Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi scabies di Indonesia sebesar 4,60-12,95% dan scabies menduduki urutan ketiga

dari 12 penyakit kulit tersering (Notobroto, 2005).

Data pola 10 penyakit terbesar di Kota Medan tahun 2010 menunjukkan bahwa penyakit kulit infeksi dengan jumlah penderita 39.267 orang atau 5,90% menduduki urutan kelima setelah penyakit infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas, hipertensi, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat serta penyakit lain pada saluran pernafasan atas.

(3)

sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian generasi cita-cita bangsa dan sebagai insan yang turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional.

Panti asuhan anak juga merupakan proyek pelayanan dan penyantunan terhadap anak-anak yatim, piatu, yatim piatu, keluarga retak, dan anak terlantar dengan cara memenuhi segala kebutuhan, baik berupa material maupun spiritual, meliputi; sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan.

Dengan demikian anak-anak panti asuhan haruslah dijaga dengan baik terutama dari segi kesehatan dan kebersihannya. Karena dari segi agama islam pun mendefenisikan kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan. Karena dengan menjaga kesehatannya dan kebersihannya, anak-anak tersebut bisa beraktifitas dan berkreasi dengan baik sebagai penerus bangsa yang membanggakan. Khususnya dalam prilaku pencegahan penyakit-penyakit yang menular atau mewabah seperti penyakit kulit scabies.

Panti Asuhan yang dipilih untuk penelitian ini adalah Yayasan Panti

Asuhan Putera Al Jami’iatul Washiyah. Di karenakanPanti Asuhan ini terdiri dari

(4)

penularan penyakit scabies. Dan mereka berkumpul dalam satu naungan di sebuah asrama bertingkat 2 lantai yang didalamnya memiliki sebuah aula, kemudian sebuah ruangan terbuka untuk ibadah shalat dan pengajian. Selanjutnya terdapat tiga ruangan untuk belajar atau aktivitas lainnya, satu ruangan untuk peralatan makan atau penyimpanan makanan, dan juga terdapat hanya sebuah kamar mandi yang bisa berisikan 3 orang untuk melakukan aktivitas mandi. Sehinngga tak jarang anak-anak tersebut lebih memilih untuk mandi di sungai yang ada di belakang asrama mereka ini. Kemudian di lantai 2 terdapat sebuah kamar besar yang memiliki luas 12×10 yang beralaskan papan, memuatkan keseluruhan anak-anak Panti Asuhan Putera Al Jami’iatul Washiyah itu yang sebanyak 40 orang didalamnya. Sedangkan dalam standartnya 3m/tempat tidur/orang (DEPKES RI, 1995). Tempat tidur anak panti asuhan ini juga tidak dalam keadaan layak dan tidak merata. Seperti contohnya ada yang tidur di atas tilam yang memiliki rusbang, ada yang tidur hanya di atas matras, bahkan ada yang tidur dengan alas tikar saja. Tetapi mereka mempunyai sistem pergantian tempat tidur bagi yang sudah lama menetap di panti asuhan itu dan yang baru masuk di panti asuhan tersebut. Sehingga mereka tidak bisa bertanggung jawab atas kebersihan tempat tidur mereka masing-masing. Seperti jarang mengganti seprai, sarung bantal, dan selimut.

Bila dibandingkan dengan tempat yang juga memiliki potensi penularan scabies seperti di Lembaga Pemasyarakatan dalam penelitian (Agung dkk, 2011)

(5)

Mereka terkadang harus tidur bertumpuk-tumpuk karena sel penuh sesak. Kondisi LAPAS dengan sarana, prasarana, lingkungan dan sanitasi yang kurang memadai diduga merupakan faktor pendukung yang menyebabkan tingginya angka kesakitan di LAPAS dan Rutan.

Mengingat pentingnya peran serta anak panti asuhan tersebut dalam pencegahan dan pengaruhnya terhadap angka kejadian penularan penyakit kulit di wilayah penelitian tersebut, maka dilakukan suatu penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif atau penelitian yang dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan yang objektif. Dalam penelitian ini instrumen atau alat pengumpul data yang digunankan dengan membagikan kuesioner, dan pedoman pengamatan lokasi penelitian di Yayasan Panti Asuhan

AlJam’iyatul Washliyah Kecamatan Binjai Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana gambaran perilaku anak panti asuhan Al

Jam’iyatul Washliyah Kecamatan Binjai Selatan terhadap pencegahan penyakit

scabies.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui pengetahuan anak panti asuhan putra AlJam’iyatul Washliyah terhadap penyakit scabies dan pencegahannya berdasarkan pengetahuan mereka sendiri.

2) Mengetahui sikap anak panti asuhan putra Al Jam’iyatul Washliyah terhadap penyakit scabies dan bagaimana tindakan pencegahannya.

3) Mengetahui tindakan anak panti asuhan putra Al Jam’iyatul Washliyah terhadap penyakit scabies dan bagaimana tindakan pencegahannya.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1 Bagi anak Panti Asuhan

Penelitian ini dapat menambah wawasan anak-anak panti asuhan dalam pengetahuan, sikap dan prilaku mengenai scabies dan pencegahannya.

1.4.2 Bagi Pengasuh Panti Asuhan

(7)

1.4.3 Bagi Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara yang dilakukan untuk menanggulangi hal ini adalah dengan adanya Panti Asuhan yang bersedia menampung anak-anak terlantar tersebut, dimana fasilitas yang diberikan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa banyak anak-anak panti asuhan yang menderita skabies serta sejauh mana pengetahuan dan kesadaran akan kebersihan diri

Sebagai contoh yaitu permasalahan skabies pada kalangan anak-anak panti asuhan yang masih sering terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan akan berbagai faktor

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prevalensi dan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pediculosis capitis di Panti Asuhan Yayasan