• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS STUDI KELAYAKAN BISNIS LAUNDRY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS STUDI KELAYAKAN BISNIS LAUNDRY "

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS STUDI KELAYAKAN

MENDIRIKAN USAHA LAUNDRY

DI YOGYAKARTA

DOSEN :

KELAS :

DISUSUN OLEH:

FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR

(2)

PENDAHULUAN

BAB 1. RINGKASAN

1.1 LATAR BELAKANG PROYEK DAN PEMRAKARSA

Dengan kondisi sekarang ini dimana persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, maka untuk menghadapi situasi dan keadaan yang demikian pengusaha harus mampu dan cepat dan tepat mengambil keputusan agar perusahaan yang didirikan dapat berkembang dengan baik.

Mendirikan suatu perusahaan bukanlah merupakan hal yang mudah, namun memelihara dan mengembangkan perusahaan yang sudah didirikan tersebut

merupakan suatu pekerjaan yang jauh lebih banyak tantangannya. Masalah-masalah akan selalu muncul baik dari dalam perusahaan maupun dariluar perusahaan.

Sebagai salah satu bentuk usaha, Laundry dikatakan cukup terkenal oleh masyarakat. Selain itu, usaha laundry memiliki pesaing-pesaing yang cukup banyak pelanggannya.

Adanya kecenderungan gaya hidup praktis dan menyerahkan urusan cucian ke jasa laundry.

Selain karena perubahan gaya hidup juga karena tuntutan kesibukan yang memakan waktu dan tenaga, karyawan, mahasiswa, dan bahkan ibu rumah tangga, yang merasa tidak memiliki waktu untuk mencuci pakaian, dan energi mereka sudah digunakan untuk aktifitas mereka yang padat, sehingga lebih memilih

menyerahkannya pada usaha laundry.

Kondisi cuaca yang berubah saat ini, lebih sering hujan mengakibatkan pakaian cepat menjadi kotor, menjemur pakaian menjadi lama proses pengeringannya. Trend menggunakan jasa laundry juga sudah menjadi gaya hidup masyarakat.

1.2 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN PRODUK

(3)

Sasaran pasar untuk usaha coffee shop ini adalah kalangan anak muda menengah keatas dan eksekutif muda, dan dilakukan analisis untuk lokasi usaha yang tepat yakni dekat dengan aktifitas pendidikan dan perkantoran.

Untuk memproyeksi jumlah permintaan dilakukan survey coffee shop yang sudah ada dan juga melihat faktor persaingan usaha sejenis yang sudah berdiri, dalam studi kelayakan ini survey dilakukan pada coffee shop Soda Lounge, Frappio, dan Circi. Survey tersebut juga dapat menjadi gambaran kisaran harga produk yang akan dijual.

Pada aspek pasar dan pemasaran ini juga dibahas bagaimana cara yang paling tepat untuk melakukan promosi sesuai dangan sasaran pasar, lalu melakukan perhitungan biaya promosi yang dikeluarkan per hari dan per bulan terutama pada bulan pertama.

1.3 ASPEK PRODUKSI, TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

Pada aspek produksi, teknis, dan teknologis berisi tentang bahan-bahan baku yang dipakai berikut dengan penjelasan kualitas bahan, kemudahan untuk mendapatkan bahan, asal dari bahan tersebut apakah bahan itu impor atau lokal, dan menjelaskan alat-alat apa saja yang dipakai serta diberi penjelasan tentang fungsi alat, kualitas alat dan harga alat tersebut.

1.4 ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Aspek sumber daya manusia membahas tentang peranan tenaga kerja yakni menentukan berapa orang yang dibutuhkan dalam usaha coffee shop ini, keahlian apa saja yang harus dimiliki, bagaimana cara mendapatkan pekerja, dan menentukan gaji yang sesuai untuk pekerja.

1.5 ASPEK KEUANGAN DAN EKONOMI

Aspek dimana faktor finansial menjadi faktor utama. Dalam aspek keuangan ini sangat berpengaruh pada kesanggupan suatu usaha untuk memperoleh dana.

(4)

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak atau tidak untuk dijadikan usaha.

Sehingga dalam perencanaan dan pelaksanaannya harus mempertimbangkan masalah kualitas dan kuantitas baik aspek pemasaran, lokasi, teknilogi ataupun sumber daya manusia.

BAB 2. LATAR BELAKANG PROYEK DAN PEMRAKARSA

2.1.LATAR BELAKANG DAN TUJUAN DIADAKAN STUDI KELAYAKAN Adapun tujuan dari diadakannya studi kelayakan proyek adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji aspek-aspek yang berhubungan dengan ide/gagasan secara lebih mendalam sebelum dilaksanakan.

2. Sebagai pelengkap tugas mata kuliah Manajemen dan Kelayakan Proyek. 3. Untuk mengetahui apakah proyek COFFEE SHOP ini layak untuk

dibangun.

4. Secara ekonomi apakah proyek ini akan mendatangkan keuntungan bagi investor, yang dapat dikaji menurut analisis ekonomi.

(5)

Dewasa ini perkembangan moderenisasi dan globalisasi telah sampai pada perubahan pemikiran hingga perilaku masyarakat. Gaya hidup menjadi poin penting bagi perubahan sosial yang terjadi dan perubahan ini tidak terlepas dari perbedaan cara pandang masyarakat terhadap realitas yang ada di hadapannya. yang tidak lagi mempertimbangkan sisi hakikat dan fungsi, melainkan kepuasan gaya hidup semata. Coffee shop yang ada di kota-kota besar merupakan salah satu dari fenomena dari trend gaya hidup masa kini.

Bukan hanya sebagai pelengkap gaya hidup di jaman moderen saja, banyaknya bermunculan coffee shop juga sebagai penyaluran dari terus meningkatnya produksi kopi di Indonesia. Indonesia sebagai produsen kopi dunia yakni peringkat 4 setelah Brazil, Kolumbia, dan Vietnam.

2.3 Studi Pendukung

Di dalam studi kelayakan ini lingkup pekerjaan dari sebuah proyek pembuatan usaha, mengacu pada permasalahan yang timbul seputar keberadaan dan

keberlangsungan dari kondisi pasar itu sendiri.

Adapun pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mencari informasi berupa observasi lapangan, literature, dan pengetahuan lainnya (browsing internet).

2. Mengadakan studi – studi perbandingan dengan usaha lain yang sejenis yang terletak di Indonesia.

(6)

BAB 3. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1 TREND PERKEMBANGAN PERMINTAAN PRODUK 3.1.1 Minat penduduk Jogja terhadap Coffee Shop

Survey tentang minat penduduk Jogja terhadap coffee shop yang sudah ada. Minat penduduk Jogja cukup tinggi. Tebukti dari beberapa coffee shop yang sudah ada terus ramai pada sore hingga malam hari terutama pada akhir pekan.

Tabel minat penduduk jogja terhadap coffee shop

Jumlah coffee shop di Jogja

Rata-rata jumlah pengunjung per coffee

shop dihari biasa

Rata-rata jumlah pengunjung per coffee

shop di akhir pekan 20 buah 80 orang 180 orang

3.1.2 Segmen pasar

(7)

eksekutif muda, dikarenakan harga minuman dan makanan yang ditawarkan relatif lebih mahal daripada sekedar cafe biasa.

3.1.3 Penempatan lokasi yang strategis

Lokasi coffee shop yang strategis adalah lokasi yang harus memenuhi kriteria yang tentu saja sesuai dengan sasaran konsumen, yaitu aksesibel. Aksesibel berarti mudah dicapai, antara lain dekat dengan jalan raya, dekat dengan tempat aktifitas pendidikan dan perkantoran.

Dari hasil survey data yang telah di peroleh dapat diambil besimpulan bahwa :

- Segmen pasar berorientasi pada konsumen anak muda kelas menengah ke atas dan eksekutif muda maka harga makanan dan minuman relatif lebih mahal daripada hanya sekedar cafe biasa, karena penyajiannya lebih eksklusif dan biasanya memiliki fasilitas pendukung untuk lebih memuaskan konsumen.

- Lokasi coffee shop sebaiknya dekat dengan tempat aktifitas pendidikan dan perkantoran, dan mudah untuk dijangkau. Memiliki lahan parkir yang cukup luas. Misalnya dalam study kelayakan ini mengambil lokasi yang lebih spesifik yaitu di JL.Babarsari, Sleman, Yogyakarta.

3.2 PROYEKSI JUMLAH PERMINTAAN PRODUK

Untuk menentukan proyeksi jumlah permintaan produk dilakukan survey di lokasi yang sudah di rencanakan yaitu di sekitar Babarsari. Dari hasil survey dapat diketahui bahwa :

Jumlah anak muda dari gol menengah keatas di daerah

Babarsari

Jumlah coffee shop di sekitar Babarsari

Rata-rata pengunjung tiap coffee shop per hari

>5.000 orang 5 < 200 orang

Dari data yang ada di atas maka dapat dilihat proyeksi peminatan dari coffee shop yang akan dibuat ada kemungkinan bahwa :

Hari ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah pengunjun

g

30 25 40 60 85 70 75 65

(8)

3.3 FAKTOR PERSAINGAN

Untuk dapat menciptakan nilai tambah suatu usaha komersial baru, diperlukan data-data mengenai kondisi usaha sejenis yang sudah ada. Sehingga dengan demikian akan dapat dipikirkan cara yang paling tepat untuk menarik pengunjung untuk datang. Kondisi yang diperlukan antara lain :

- lokasi

- harga produk yang ditawarkan - tampilan bangunan

- faktor kenyamanan konsumen

- kemudahan untuk di capai (aksesabel)

Berikut ini data survey beberapa coffee shop sejenis yang sudah ada di Jogjakarta. 1. SODA LOUNGE

- Lokasi di Jl Adi Sucipto, dekat Safir Square cukup strategis, namun karena letaknya cukup dekat dengan Safir Square lahan parkir yang ada sering di pakai oleh pengunjung Safir Square, dan pengunjung Soda Lounge terkadang tidak mendapat tempat parkir.

- harga makanan dan minuman yang ditawarkan relatif mahal

- tampilan bangunan cukup menarik dengan dominan warna merah dan biru.

- konsumen diberikan kenyamanan dengan menggunakan sofa yang cukup empuk dan pelayanan yang ramah

- mudah untuk dicapai karena berada di tepi jalan raya.

2. FRAPPIO

- Lokasi di Jl. Babarsari cukup strategis , namun lahan parkirnya cukup sempit karena berbagi dengan usaha game center di sebelahnya.

- harga makanan dan minuman yang ditawarkan relatif terjangkau terlebih masih dalam masa promosi

- tampilan bangunan kurang menarik karena warna catnya terlalu kusam

- mungkin karena masih baru pelayanan yang ditawarkan belum terlalu memuaskan - mudah dicapai dekat dengan beberapa kampus

(9)

- Lolasi JL. Palagan Tentara Pelajar, cukup jauh dari tempat aktifitas pendidikan dan perkantoran, lahan parkir cukup sempit

- harga makanan dan minuman yang ditawarkan cukup terjangkau

- tampilan bangunan cukup menarik dengan dominan warna merah menyala - pelayanannya cukup bagus ditambah dengan fasititas hot spot yang ada - cukup mudah dicapai karena letaknya tidak terlalu jauh dari ring road

Berdasarkan data survey yang diperoleh, diolah dan dapt diambil kesimpulan bahwa sebaiknya usaha coffee shop yang akan dibuat dapat memunuhi kriteria

1. tempatnya strategis, dekat dari temapt aktifitas pendidikan dan perkantoran serta memiliki tempat parkir yang cukup

2. harga makanan dan minuman yang ditawarkan sesuai dengan kualitas kepuasan yang diberikan

3. memiliki tampilan bangunan yang menarik

4. pelayanan yang diberikan cukup memuaskan baik dari segi sumber daya manusianya maupun fasilitas pendukung yang lain, misalnya seperti hot spot yang dapat memudahkan kalangan pelajar mencari data di internet.

5. aksesibel atau mudah untuk dijangkau. 3.4 TREND PERKEMBANGAN HARGA

Menurut sruvey yang dilakukan dilapangan maka didapat perkembangan harga beberapa coffee shop di Jogja yaitu

- SODA LOUNGE harga makanan dan minuman yang ditawarkan berkisar Rp.15.000 sampai Rp.30.000

- FRAPIO harga makanan dan minuman yang ditawarkan berkisar Rp.6.000 sampai Rp. 15.000

- CIRCI harga makanan dan minuman yang ditawarkan berkisar Rp. 8.000 sampai Rp.20.000

Dari perkembangan harga-harga yang ada di beberapa coffee shop maka dapat diperoleh gambaran harga produk yang akan dijual.

(10)

Jenis produk yang dijual Harga per

 Ice lime squash

(11)

12.000 Rp. 1.200

Rp. 1.200

Jadi, kisaran harga yang ditawarkan dalam usaha coffee shop yang direncanakan adalah Rp. 7.000 sampai Rp. 12.000.

3.5 RENCANA PEMASARAN PRODUK

Dari survey yang telah dilakukan, maka promosi pemasaran produk yang efisien dan efektif yaitu :

1. pemasangan iklan di media elektronik dan media cetak, seperti koran dan radio 2. menjadi sponsor untuk acara-acara di kampus atau sekolah

3. membuka stand pada bazar

4. menyebar brosur di kampus-kampus dan traffic light 5. mengadakan pertunjukan band

6. memberi diskon pada masa promosi

Tabel Rencana Promosi Pemasaran Kegiatan promosi

10mnt/hari Rp. 50.000 Rp. 1.500.000 Hanya pada bln pertama

 Menjadi sponsor 1 kali/ bulan Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Tergantung jenis acara

 Stand bazar 1 kali/ bulan Rp.3.000.000 Rp. 3.000.000

 Menyebar brosur 1000lbr Rp. 100.000 Rp. 100.000 Hanya pada bln pertama

 Mengadakan pertunjukan band

1 kali/ minggu

Rp. 500.000 Rp. 2.000.000 Setiap akhir pekan

 Memberikan diskon

10% tiap item Rp. 100.000 Rp. 3.000.000 Hanya pada bln pertama

Jumlah pengeluaran Rp. 5.750.000 Rp. 11.600.000

BAB 4. ASPEK PRODUKSI, TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

(12)

4.1.1 PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI

a) Rencana penjualan dengan kebutuhan permintaan pasar. Kapasitas desain :

Setiap dalam 1/jam ada konsumen 10/orang, jadi selama operasional 16/jam terdapat 160/orang. Dengan gencarnya promosi diharapkan dapat memperkenalkan produk kepada konsumen, memberikan masa promosi 4 minggu kedepan.

Kapasitas efektif :

Kapasitas sesungguhnya belum stabilnya permintaan minggu petama sampai ke 4/minggu, rata-rata 1/hari kosumen 15 orang jadi selama 4 minggu mendapatkan 450/orang. Terhitung masa promosi dan dikurangi masa maintence.

b) Prospek bahan baku ( persediaan, musiman, jalur distribusi ). Bahan baku utama :

Bahan baku kopi didapatkan dari impor dan produk lokal, untuk daerah yogyakarta suplai kopi berasal dari daerah jawa tengah.

kopi

Menggunakan produk lokal Sumatra Utara, Kabupaten Tana toraja, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Lampung Barat dan Bali.

Bentuk : butiran halus, butiran kasar dan biji-biji kopi untuk stock.

Jalur distribusi menggunakan transport darat dan udara. Sistem pemesanan melalui pasar besar.

Berdasarkan klasifikasi Tanaman kopi dibagi 5 jenis ;

a. Kopi arabika ( Coffea Arabica )

b. Kopi liberika ( Coffea Liberica )

c. Kopi robusta ( Coffea Robusta )

(13)

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh International Coffee Organization (ICO), menunjukkan bahwa produksi kopi dunia selama tahun 1998 s/d 2001mengalami peningkatan cukup signifikan dan melampaui tingkat konsumsi dunia. Kondisi seperti ini menyebabkan kelebihan pasokan (over supply) lebih dari 40% dari kebutuhan pasar. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah produksi kopi Brazil stabil pada tingkat yang tinggi; terjadinya peningkatan produksi kopi yang tajam di Vietnam; peningkatan produksi pada beberapa produsen utama seperti Meksiko, India, Guatemala, Pantai Gading dan Ethiopia, serta stabilnya tingkat produksi kopi di Indonesia dan Kolumbia.

Brazil sebagai produsen utama kopi dunia, produksinya stabil diatas 31 juta karung per tahun selama 3 (tiga) tahun terakhir, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya produksinya selalu berfluktuasi dan terendah mencapai sekitar 16 juta karung. Kondisi yang serupa juga terjadi di Indonesia (berkisar antara 5,8 juta – 8,5 juta karung) dan Kolumbia relatif stabil pada tingkat yang cukup tinggi pada kisaran 9,3 – 12,9 juta karung. Vietnam sebagai negara produsen kopi baru menunjukkan perkembangan produksi kopi hampir 3 kali lipat selama 5 tahun terakhir

Tabel . Perkembangan Produksi Kopi Dunia, 1996-2001 (dalam ribu karung)

Negara Tahun

1996 1997 1998 1999 2000 2001

1. Brazil 15.784 27.664 22.756 34.547 32.353 31.100

2. Kolumbia 12.878 10.876 12.211 11.088 9.336 12.000

3. Vietnam 3.938 5.705 6.915 6.947 11.264 11.350

(14)

5. Meksiko 5.527 5.324 5.045 5.051 6.442 6.338

6. India 3.727 3.469 4.735 4.372 5.407 4.917

7. Lainnya 37.928 41.158 36.551 36.040 43.402 39.896

8. Dunia 85.647 102.495 95.969 106.50 8

114.218 112.901

Sumber: International Coffee Organization, Maret 2002

Daerah lokal penghasil kopi.

Kopi – kopi lokal dapat digunakan terkenal dengan keharumannya dan rasa yang mantab dan sensasional. Kopi lokal kita sudah terkenal sejak zaman kolonial yang dipromosikan oleh belanda kepada dunia dengan nama Java coffee dan sekarang menjadi warisan peninggalan yang tersebar diberbagai provinsi dan kabupaten.

a. Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.

Tabel . Ekspor Kopi Sumatra Utara Januari 2007.

Jenis kopi Volume/Ton Pendapatan Kopi robusta 10.22 ribu ton USD 29.62 JUTA Kopi arabica 9.28 ribu ton USD 26.68 JUTA Kopi instan 178.53 ton USD 1.63 JUTA

b. Kabupaten Tana Toraja.

Jenis Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Tana Toraja Keadaan Tahun 2002-2005

Jenis Tanaman

(15)

Kopi

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Tana Toraja

c. Provinsi Jawa Tengah

Produksi kopi tahun 2000 sebesar 3.108,92 ton dengan lahan tanaman panen seluas 3,322,91 hektar. Perkebunan kopi di Jawa Tengah terletak di Kabupaten Semarang, Temanggung, Kendal, Batang dan Perkebunan kopi Salib Putih Agromulyo Salatiga.

d. Provinsi Lampung Barat

Lampung Barat terdapat 59.766 ha kebun kopi dengan produksi 30.964 ton per tahun. Artinya produktivitas rata-rata kopi petani hanya 397 kg/tahun/ha. Dalam kondisi harga rendah seperti sekarang kehidupan petani kopi sangat memprihatinkan.Menurut data Diskoperindag Lampung, volume ekspor kopi dari daerah ini tahun 2001 sebanyak 240.990 ton dan 40.697 ton di antaranya berupa grade VI, tahun 2000 dari 209.851 ton kopi yang diekspor 75.206 di antaranya grade VI; tahun 1999 dari 166.018 ton yang diekspor terdapat 41.220 grade VI, dan tahun 1998 dari 244.016 ton grade VI-nya 47.275 ton.

Bahan baku pendukung :

 Gula

Menggunakan produk lokal, daerah-daerah penghasil gula. Bentuk : produk klas 1.

(16)

 Susu

Pengadaan bahan baku impor. Bentuk : susu cair dan bubuk.

Jalur distribusi menggunakan transport udara. Sistem pemesanan melalui pasar besar.

 Creamer

Pengadaan bahan baku impor. Bentuk : bubuk klas 1 dan 2.

Jalur distribusi menggunakan transport udara. Sistem pemesanan melalui suplier.

 Coklat

Pengadaan bahan baku hasil produk lokal, daerah perkebunan sumatra utara dan sulawesi.

Bentuk : sudah dalam pengolahan butiran-butiran halus dan masih dalam kondisi biji untuk menjaga stock bahan.

Jalur distribusi menggunakan transport udara. Sistem pemesanan melalui pasar besar.

 Moca

Pengadaan bahan baku impor. Bentuk : bubuk halus

Jalur distribusi menggunakan transport udara. Sistem pemesanan melalui suplaier.

 Bubuk kayu manis

Pengadaan bahan baku hasil produk lokal.

Bentuk : bubuk dan belahan-belahan kayu untuk stock. Jalur distribusi menggunakan transport laut.

Sistem pemesanan melalui pasar besar.

(17)

Skema dari kapasitas desain 160 orang/hari, 1jam = 10 orang konsumen selama masa promosi. Di butuhkan peralatan yang mendukung kapasitas produksi, mampu berproduksi 6 menit dalam mengolah, begitu juga dengan kemampuan tenaga kerja.

Teknologi tradisional, penggunaan tidak menggunakan listrik. Nilai positif dari alat penggiling ini kuat dan tahan lama mampu menghancurkan biji kopi walaupun butiran masih kasar, dari penggilingan kasar diolah lagi kepenggilingan yang mampu menghasilkan butiran halus, semuanya sesuai selera konsumen yang mengingikan butiran kasar dan halus.

Gbr. Penggilangan dengan hasil kasar dan penggilingan dengan hasil halus. Alat penggiling elektrik

 Tipe : CP15

 Kemampuan : 8 /kg jam, kecepatan 1000 rpm

 Dimensi : 390x200mm

 Listrik : 300 watt

 Voltase : 220 V/ 50 Hz / 1P

 Berat : 10Kg

 Origin : RRC

 Harga : Rp 1.755.000,00

 Fungsi : kemampuan mengolah butiran kasar dari

(18)

Alat Pemanas kopi

 Tipe : CM-3521

 Dimensi : 390x200x85 mm

 Listrik : 300 watt

 Voltase : 220 V / 50 Hz / 1P

 Berat : 4,5 Kg

 Origin : RRC

 Harga : Rp 550.000,00

 Fungsi : Menjaga agar kopi tetap hangat

Decanter (tempat minuman)

 Dimensi : diameter 160 mm x 170

 Berat : 0,25 kg

 Origin : RRC

 Harga : 130.000

 Fungsi : wadah kopi, tahan panas pasangan dari

(19)

Turbo Blower Steamer Keunggulan dan fasilitas

 Fungsi : untuk mengukus makanan dan

mampu menjaga suhu makanan.

 Lampu interior mudah dibersihkan

 Thermostat

 Sensor timer, level air

 Kapasitas steam handal untuk mempertahankan cita rasa produk

Spesifikasi :

 Tipe 3DGFS-9082

 Dimensi : 900x820x1850 mm

 Power Consumtion : Listrik 550 Watt, LPG 150.000 BTU

 Berat : 420 kg

 Origin RRC

 Harga : Rp. 14.500.000,00

Peralatan lainnya sebagai pendukung coffee shop :

(20)

takaran kopi doubel untuk sajian expreso dan shake (kiri), dan (kanan) untuk sajian coffee formal, origin sumatra lintong, dan mix.

Peralatan Moka pot.

(21)

BAB 5. PERTIMBANGAN PEMILIHAN LOKASI

5.1 TINJAUAN UMUM

Yogyakarta merupakan Ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mana strategis dengan banyaknya penduduk yang sebagian besar adalah mahasiswa. Yogyakarta juga merupakan kota yang mempunyai potensi tinggi, dimana

penduduknya tanggap terhadap hal-hal baru yang dirasa saat itu menjadi trend dan sedang menjadi gaya hidup.Hal inilah yang mendasari kami untuk membuka usaha warung kopi.

5.2 PEMILIHAN LOKASI

Kami memilih lokasi di bagian utaraYogyakarta tepatnya di kawasan Babarsari sebagai tempat untuk membuka usaha warung kopi kami. Dilihat dari lokasi, Babarsari sangatlah strategis karena berada di sekitar kampus beberapa Universitas, sehingga memudahkan kami menjangkau sasaran pasar yang rata-rata mahasiswa. Kami memilih Ruko Babarsari sebagai tempat usaha kami karena letaknya strategis dan banyak dilewati kendaraan. Dengan berlokasi di Ruko Babarsari no 45 letaknya tidak jauh dari muka jalan.sehingga mudah dijangkau. Selain itu, kawasan parkirnya pun luas, bangunan warung kami sisi depannya menghadap ke lapangan tengah ruko, dimana dilapangan tersebut sering diadakan pentas musik atau festifal sebagai ajang promosi dan bazaar.

5.3 URAIAN PEMILIHAN LOKASI

Dalam memenuhi kriteria pemilihan lokasi yang tepat, perlu di pertimbangkan beberapa hal yang sangat berperan penting, antara lain:

5.3.1 Bentuk dan Tatanan Massa Bangunannya

Penggunaan lokasi di Babarsari meliputi beberapa fungsi, yaitu: jasa, rumah makan, kantor,dan pertokoan.

(22)

Bangunan satu lantai yang disewakan dengan luas 8x12m dan biaya sewa

Rp1,5juta/bulan sudah dilengkapi dengan listrik dan air, namun pembiayaannya di tanggung oleh penyewa.

5.3.2 Struktur Bangunan

Bangunan Ruko yang terletak di kawasan Babarsari yang telah didirikan sekirtar lima tahun ini, jika di tinjau dari struktur bangunannya dapat dikatakan bahwa ruko tersebut dalam keadaan masih dapat dipakai atau dengan kata lain masih layak huni.

5.3.3 Sirkulasi dan Parkir

Kriteria selanjutnya adalah sirkulasi, yang membahas tentang pencapaian sirkulasi dan parker. Pencapaian ke lokasi warung kopi itu sendiri mengingat

lokasinya yang terletak di hug, sehingga dapat dilalui dari berbagai arah, baik melalui jalan depan ataupun jalan belakang dari ruko Babarsari.

Untuk menuju ke lokasinyapun dapat di capai baik dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat.

Ruko Babarsari menyediakan lokasi tempat parkir yang cukup luas.

5.3.4 Ruang Terbuka

Ruang terbuka keseluruhan ruko berbentuk persegi, yang mana dikelilingi dengan pertokoan. Ada juga panggung kecil di tengah lapangan ruko Babarsari dimana sering digunakan sebagai tempat pementasan musik.

Warung kopi kitapun memiliki fasilitas outdoor yang mana memungkinkan bagi mereka yang ingin memperoleh suasana yang berbeda, namun dengan pelayanan yang sama, dengan dilengkapi musik yang mendukung

5.3.5 Pendekatan Ruang

(23)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan tata ruang warung kopi yang sesuai baik dari segi estetik maupun dari fungsi ruangnya dapat dilakukan pendekatan sebagai berikut :

- Kebutuhan jenis ruang

- Sifat dan hubungan kelompok ruang - Standar besaran ruang

- Jenis besaran ruang - Penyusunan ruang- ruang

5.3.6 Kebutuhan Jenis Ruang

Untuk mendapatkan jenis ruang yang dibutuhkan, kita dapat melihat terlebih dahulu berdasarkan tugas ataupun kegiatan apa yang nantinya akan dilakukan sebagai aktivitas rutinnya.

Dari data mengenai aktivitas dalam warung kopi ini, kita dapat melihat kelompok ruang berdasarkan kegiatan pokoknya, antara lain:

 Ruang Manager

 Ruang Pengunjung

 Dapur

 WC

Ruang- Ruang dapat dibagi lagi sesuai dengan sifat ruangnya, yaitu:

1. Public Spaceadalah: Ruang- ruang yang berhubungan dengan kepentingan Umum ( ruang yang menampung kegiatan administrasi dan staf warung untuk melakukan pelayanan terhadap masyarakat )

Contoh:Ruang Pengunjung, WC

2. Semi Public Space adalah: Ruang- ruang yang tidak langsung berhubungan dengan kepentingan umum.

Contoh: Dapur.

3. Private Space adalah: Ruang- ruang yang tertutup untuk umum.

(24)
(25)

Manager

Pegawai

Kasir Pelayan

Barista

BAB 6. SUMBER DAYA MANUSIA

6.1

.PERANAN TENAGA KERJA

Struktur organisasi perkerja adalah

Ketrampilan dari pekerja (pegawai) yang dibutuhkan adalah

 Keahlihan meracik kopi (khusus Barista)

 Kemampuan berinteraksi dengan pengunjung.

Sedangkan sifat perkerja yang dibutuhkan adalah

 Sifat ramah, kooperatif, supel, jujur. ( keempat hal di atas sangat dibutuhkan

(26)

membutuhkan perkerja yang mampu membangun suasana tersebut dengan pengunjung di samping aspek lainnya).

6. 2 KEBUTUHAN TENAGA KERJA

Persyaratan minimum tenaga kerja yang di butuhkan:

Perkerjaan Pendidikan Pengalaman Jenis kelamin ( L/P) Usia Manager D3 2 thn L/P 25 thn keatas

Kasir SMK/ sederajat 1 thn L/P 20 thn keatas Barista SMK/ sederajat 2 thn L/P 20 thn keatas

Pelayan SMK/ sederajat 1 thn L/P 19 thn keatas

Jumlah kebutuhan pekerja yang di perlukan :

 Usaha tersebut dibuka 16 Jam (buka pukul 10:00- 02:00 dinihari), 6 hari dalam seminggu dan ditutup pada hari kamis.

 Jam kerja Maksimal setiap perkerja : 8 Jam.

 Shift kerja ada 2. ( pukul 10:00 - 18:00 dan pukul 18:00-02:00 )

 Satu shift membutuhkan 4 orang pegawai yang terdiri dari

Barista (1 orang), Kasir (1 orang), Pelayan (2 orang).

 Sehingga jumlah total pegawai yang di butuhkan adalah 4x2 = 8 orang.

 Sedangkan manager hanya 1 orang.

System upah / gaji menggunakan system menurut satuan waktu ( Time Wage System)

 Upah per hari untuk pegawai dan upah per bulan untuk manager.( cuti di berikan satu hari setiap bulan)

 Gaji pokok pegawai dihitung per hari dan dibayar pada akhir bulan.

Pekerjaan Gaji perhari Gaji pokok perbulan (Jumlah hari masuk x gaji perhari) Barista Rp. 25.000 27 x Rp. 25.000 = Rp. 675.000

Kasir Rp. 18.000 27 x Rp. 18.000 = Rp. 486.000 Pelayan Rp. 18.000 27 x Rp. 18.000 = Rp. 486.000

Pekerjaan Biaya makan perhari

Biaya transportasi Total biaya makan perbulan

(27)

Barista Rp. 5000 Rp. 5000 27 x Rp. 5000 = Rp. 135.000

27 x Rp. 5000= Rp.135.000

Kasir Rp. 5000 Rp. 5000 27 x Rp. 5000= Rp. 135.000

27 x Rp. 5000= Rp.135.000

Pelayan Rp. 5000 Rp. 5000 27 x Rp. 5000= Rp. 135.000

27 x Rp. 5000= Rp.135.000

 Pajak pengahasilan dipotong dari gaji pokok perbulan ( sebesar : 10 %) dari

gaji pokok.

 Biaya makan dan transportasi di hitung perhari masuk dan ditotalkan pada akhir bulan.

 Total gaji pegawai

Pekerjaan Gaji pokok Pajak penghasilan

Makanan dlm

jam kerja Transportasi Total Barista Rp. 675.000 Rp. 67.500 Rp. 135.000 Rp. 135.000 Rp. 877.500

Kasir Rp. 486.000 Rp. 48.600 Rp. 135.000 Rp. 135.000 Rp. 707.400 Pelayan Rp. 486.000 Rp. 48.600 Rp. 135.000 Rp. 135.000 Rp. 707.400

Total Rp. 1.647.000 Rp. 164.700 Rp. 405.000 Rp. 405.000 Rp.2.292.300

6. 3 SUMBER PENGADAAN DAN PELATIHAN

Sumber tenaga kerja bisa di peroleh melalui seleksi wawancara beradasarkan surat lamaran yang diajukan calon pekerja. Informasi tentang lowongan perkerjaan tersebut bisa di ketahui dari iklan di media massa yang dibuat.

Training khusus hanya diberikan kepada barista karena harus memiliki keahlihan khusus, sedangkan untuk kasir dan pelayan, training bisa dilakukan langsung dalam ruang usaha selama satu hari.

BAB 7. ASPEK KEUANGAN DAN EKONOMI

7.1 Jumlah Anggaran Investasi

(28)

MODAL KERJA

No Nama Barang Jumlah Harga (@) Total

1 Desain ruangan 1 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000

2 Meja kasir 1 set Rp. 500.000 Rp. 500.000

3 Meja pengunjung (4 kursi) 6 set Rp. 1.000.000 Rp. 6.000.000 4 Meja pengunjung (2 kursi) 4 set Rp. 800.000 Rp. 3.200.000 5 Meja Bar (5 kursi) 1 set Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 6 Alat penggiling elektrik 1 Rp.1.755.000 Rp. 1.755.000

7 Alat pemanas kopi 1 Rp. 550.000 Rp. 550.000

8 Decanter 5 Rp. 130.000 Rp. 650.000

9 Turbo blower streamer 1 Rp. 14.500.000 Rp. 14.500.000

10 Cangkir 3 lusin Rp. 100.000 Rp. 300.000

11 Gelas 2 lusin Rp. 80.000 Rp. 180.000

12 Sendok 3 lusin Rp. 25.000 Rp. 75.000

13 Garpu 2 lusin Rp. 25.000 Rp. 50.000

14 Piring 2 lusin Rp. 100.000 Rp. 200.000

15 Kompor + tabung gas 1 Rp. 600.000 Rp. 600.000

16 Blender 2 Rp. 250.000 Rp. 500.000

17 Peralatan memasak Rp. 150.000 Rp. 150.000

18 Mesin kasir 1 Rp. 1.700.000 Rp. 1.700.000

Total 171410000

KEBUTUHAN BAHAN BAKU Per Hari Selama Masa Promosi

NO BAHAN BAKU VOLUME HARGA SATUAN TOTAL

1 KOPI ROBUSTA 4 Kg/Hari Rp 15,000.00 Rp 60,000.00

Berdasarkan Analisa Kebutuhan 57 Konsumen per Hari/16jam Masa kerja Didapatkan 4 konsumen per 1Jam, dengan biaya

kebutuhan bahan Rp 629,875,00 per hari selama masa promosi

Gaji karyawan

NO BAHAN BAKU VOLUME HARGA SATUAN TOTAL

1 Barista 2 Org Rp 877,500.00 Rp1,755,000.00

2 Pelayan 4 Org Rp 707,400.00 Rp2,829,600.00

(29)

TOTAL Rp5,999,400.00

MODAL KERJA

NO KETERANGAN VOLUME HARGA SATUAN TOTAL

1 Biaya Produk yg ada 1 bulan Rp 629,875.00 Rp 629,875.00 2 Biaya tenaga kerja 1 bulan Rp 5,999,400.00 Rp 5,999,400.00 3 Biaya listrik dan air 1 bulan Rp 600,000.00 Rp 600,000.00 4 Biaya sewa gedung 1 bulan Rp 1,500,000.00 Rp 1,500,000.00 5 Hot spot 1 bulan Rp 300,000.00 Rp 300,000.00

6 Dll 1 bulan Rp 300,000.00 Rp 300,000.00

TOTAL Rp9,329,275.00

Total Kebutuhan Dana

 Modal Kerja Rp. 9.329.275

 Modal Tetap Rp. 171.410.000

TOTAL Rp. 180.739.275

Sumber dana berasal dari modal sendiri yaitu sebesar Rp

181.000.000,-Adapun rencana pendapatan yang akan diperoleh dari penjualan berbagai macam produk, totalnya

In diperoleh dari harga rata-rata per Unit Rp. 10.000,- rata-rata pengunjung tiap hari 57 orang, di mana aktifitas tetap ini mempunyai umur ekonomis 15 tahun dengan nilai residu Rp. 10.000.000

 Pendapatan perbulan :

Rp. 10.000 x 57org x 30hr = Rp. 17.000.000

 Biaya Penyusutan setiap bulan :

(Rp. 171.410.000 – Rp. 10.000.000) :180 bulan = Rp. 897.000

Laporan Rugi/Laba pada Bulan Pertama

Pendapatan dalam satu bulan: Rp. 17.000.000 Modal Kerja Rp. 9.329.275

(30)

Rp. 10.226.275

-Jumlah Rp. 6.775.000

Laba Usaha Rp. 6.775.000

Prediksi Kenaikan Harga (10%) x. Rp. 9.329.275 Rp. 93.000 -Laba Sebelum Pajak Rp. 6.682.000

Pajak Penghasilan (25%) Rp. 1.670.000 -Laba Setelah Pajak (EAT) Rp. 5.012.000

Analisa Kelayakan Proyek

Metode Payback = Total Investasi x 1 tahun Proses

Aliran Kas Masuk = EAT + Penyusutan

= (Rp. 5.012.000 x 12) + (Rp. 897.000 x 12) = Rp. 60.144.000 + Rp. 10.764.000

= Rp. 70.908.000

Payback Periode(PBP) = Rp. 180.739.275 x 1 tahun Rp. 70.908.000

(31)

BAB 7. KESIMPULAN

Usaha Coffee Shop yang memiliki sasaran pasar kaum pelajar, menengah ke atas dan eksekutif muda yang berlokasi di kawasan padat aktifitas pendidikan dan perkantoran dengan didukung dengan teknologi yang memadahi dan pelayanan yang memuaskan.

Berdasarkan hasil Studi Kelayakan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan konvensional, didapat nilai Break Even Point (BEP) dalam jangka waktu 2,5 tahun dengan nilai Rp. 180.739.275 .

Gambar

Tabel Rencana Promosi Pemasaran
Tabel .  Perkembangan Produksi Kopi Dunia, 1996-2001 (dalam ribu karung)
Tabel . Ekspor Kopi Sumatra Utara Januari 2007.
GAMBAR LOKASI
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pasar mesin surimi pada dasarnya berasal dari kalangan industri ( business to business ), yang dapat digolongkan menjadi 2 yakni industri besar dan industri kecil

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sulit berkembang dikarenakan kompetensi pemilik usaha yang masih kurang dalam mengelola usaha, biasanya mereka berjalan apa

Dengan terjun langsung ke daerah lokasi, tempat yang akan dibangunnya usaha kami, maka kami menyimpulkan bahwa jumlah konsumen sangat banyak sekali dan masih terbuka lebar,

Pesatnya perkembangan dunia fashion terutama yang sedang melanda kalangan anak muda sekarang menyebabkan kebutuhan akan ketersediaan fashion semakin meningkat. Ini bisa

Brewisely Coffeemate merupakan sebuah usaha kecil yang dibentuk pada akhir tahun 2015 di kota Depok Jawa Barat. Brewisely Coffeemate bergerak di bidang coffee shop dan ingin

Jadi ketika konsumen tidak puas dengan ukuran pakaian yang mereka beli di pasar maka bisa langsung dibawa ke tempat usaha kami dengan memberikan harga ekonomis agar dapat

Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57154 E-mail: 190101148@fikom.udb.ac.id Abstak Soyam atau bakso ayam merupakan salah satu produk yang dibuat oleh usaha mikro kecil menengah

Penerapan studi kelayakan bisnis pada koperasi Tani Syariah Bina Usaha dilihat dari beberapa aspek, seperti: a aspek hukum dimana koperasi ini sudah memiliki SIUP resmi, b aspek pasar