• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM STASE LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM STASE LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

0

MODUL PRAKTIKUM

STASE LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

2019

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

MODUL PRAKTIKUM

Stase Laboratorium Patologi Klinik

Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud

Tim Penyusun :

Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi SSt.Ft., M.Fis

Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, S.Ked, Sp.PK

(3)

i

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu.

Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun Modul Praktikum Stase Laboratorium Patologi Klinik Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud. Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam :

1. Memahami beberapa jenis pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik.

2. Mampu memahami pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik serta menginterpretasikan beberapa pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik

Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tujuan dan sasaran pendidikan

Om santih, santih, santih, om.

Denpasar, 17 September 2016 Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud

(4)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii Definisi ... 1 Tujuan ... 1 Sasaran ... 1 Sumber Pembelajaran ... 2 Sumber daya... 2 Pelaksanaan ... 2

1. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Kasus Infeksi ... 2

2. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Kasus Keganasan ... 2

3. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Sistem Kardiopulmonal ... 4

4. Pemeriksaan Laboratorium pada Sistem Musculoskeletal ... 6

(5)

1

Definisi

Laboratrium patologi klinik merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan fisioterapi berupa assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi berdasarkan hasil interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem muskuloskeletal, serta interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem endokrin.

Tujuan

Tujuan instruksional umum

1. Memahami dasar tentang laboratorium patologi klinik

2. Memahami dan mampu melakukan interpretasi berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik

3. Memahami dan mampu melakukan proses asuhan fisioterapi berdasarkan hasil interpretasi pemeriksaan laboratorium patologi klinik

4. Mampu melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi berdasarkan hasil interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik

Tujuan intruksional khusus

Mahasiswa memahami dan mampu melakukan interpretasi pemeriksaan laboratorium patologi klinik pada :

1. Kasus Infeksi (Akut, Kronis, dan Infeksi tertentu)

2. Kasus Keganasan (Pemeriksaan CEA (Carsinoma Embrionik Antigen) dan Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen))

3. Sistem Kardiopulmonal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospho Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloacetic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), dan Pemeriksaan Lemak Darah)

4. Sistem Musculoskeletal (Pemeriksaan CRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumatoid Arthritis), dan Pemeriksaan Asam Urat)

5. Sistem Endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Hemoglobin Glikosilasi), dan Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

Sasaran

Sasaran pembelajaran praktikum Laboratorium Patologi Klinik adalah mahasiswa Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah lulus pada mata kuliah anatomi, fisiologi, biomekanik, elektrofisika dan sumberfisis, patologi, manual therapy, terapi latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjang pembelajaran sebelumnya.

(6)

2

Sumber Pembelajaran

Sumber Pembelajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah : A. Buku Text dan ebook :

1. Chairlan, Lestari E. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan. Ed 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

B. Narasumber :

1. Dosen Matakuliah

Sumber daya

A. Sumber daya manusia:

1. Dosen pemberi mata kuliah : 3 orang B. Sarana dan Prasarana:

1. RSUP Sanglah Denpasar

Ruang Lingkup

Ruang lingkup praktikum laboratorium patologi klinik adalah melakukan proses asuhan fisioterapi mulai dari pemeriksaan hingga intervensi serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi berdasarkan interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratrium patologi klinik.

Alat dan kelengkapan:

1. White Board 2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

Pengendalian dan Pemantauan

1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditandatangani

2. Format penilaian responsi yang telah ditandatangani dan diberi nama jelas instruktur yang menilai dan peserta didik yang bersangkutan

3. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi.

Pelaksanaan

1. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Kasus Infeksi a. Infeksi Akut

b. Infeksi Kronis c. Infeksi tertentu

2. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Kasus Keganasan a. Pemeriksaan CEA (Carsinoma Embrionik Antigen)

(7)

3

Pemeriksaan CEA adalah pemeriksaan screening sebagai bagian dari pemeriksaan darah terkait peningkatan kemungkinan terjadinya kanker. CEA adalah glikoprotein embrio antigen yang ditemukan pada fetus, jaringan dengan kanker usus besar yang dimiliki spektrum tumor marker yang luas. Glikoprotein ini adalah suatu antigen onkofetal, yaitu dalam keadaan normal banyak ditemukan pada masa janin, tetapi tidak ada atau sangat berkurang konsentrasinya pada orang dewasa kecuali secara spesifik disintesis oleh sel-sel yang berproliferasi abnormal. CEA diproduksi pada masa embrio dan terhenti sebelum masa kelahiran.

CEA yang positif menunjukkan keganasan tumor yaitu 70% pada kanker usus besar, 60% kanker lambung, 55% kanker pankreas, 50% kanker paru- paru, 40% kanker payudara, 30% kanker ovarium dan kanker uterus. Sebagian besar serum CEA berada di epitelium tumor saluran pencernaan, jadi biasanya CEA menandakan kanker saluran pencernaan. Kadar normal serum CEA berkisar 0 - 5 U/ml. CEA memiliki tingkat spesifikasi yang tinggi, jadi jika lebih dari 10 U/ml, maka pasien dapat didiagnosa dengan tumor ganas.

b. Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

CA-125 adalah antigen yang ditemukan pada jaringan epitel kanker ovarium, dan merupakan tumor marker yang paling banyak diselidiki karena berhubungan dengan kanker ovarium. Pemeriksaan CA-125 mengukur konsentrasi cancer antigen 125 (CA-125) dalam darah. CA-125 merupakan protein yang ditemukan dalam sel-sel kanker ovarium. Pemeriksaan CA-125 membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan. Keakuratan serum CA-125 untuk mendeteksi kanker ovarium pada jaringan epithel mencapai 70%. Jika CA-125 berkisar antara 0- 8.5 U/ml bisa saja menandakan kanker ovarium (kebanyakan), kanker payudara, kanker pankreas, kanker saluran lambung, dll. Tumor marker ini sangat penting terutama untuk wanita, karena merupakan antigen utama yang diakui secara internasional dapat mendeteksi kanker ovarium. Nilai normal dari tes yakni < 35 U/mL.

Antigen Spesifik Prostat (PSA). Kadar serum PSA berkisar 0- 6.5 U/ml menandakan adanya kanker prostat. Tumor marker ini khusus untuk mendeteksi prostat pada laki- laki. Terkecuali : pembengkakan prostat, prostatitis, penyakit ginjal dan saluran urin yang juga dapat meningkatkan kadar PSA.

CA15-3 dapat digunakn sebagai indikator diagnosa kanker payudara, pemeriksaan setelah operasi dan metastasis. Serum ini 60% sensitif pada kasus kanker payudara awal, 80% pada stadium akhir atau dengan penyebaran. Pemeriksaan CA 15-3 mengukur konsentrasi cancer antigen 15-3 (CA 15-3) dalam darah. CA 15-3 merupakan protein yang diproduksi oleh sel-sel payudara yang normal, namun pada orang dengan kanker payudara akan mengalami peningkatan produksi CA 15-3. CA 15-3 bukan penyebab kanker, namun dilepaskan oleh sel-sel kanker ke dalam aliran darah, sehingga dapat

(8)

4

berguna sebagai penanda tumor untuk memantau perkembangan kanker. Pemeriksaan CA 15-3 membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan. Nilai normal dari tes yakni ≤ 30 U/mL. 3. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Sistem Kardiopulmonal

a. Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospho Kinase)

Creatine Phosphokinase (CPK) banyak ditemukan dalam otot jantung, otot rangka, dan otak. Konsentrasi serum CPK akan meningkat ketika otot-otot pada sel saraf terluka. Kadar CK akan meningkat dalam 6 jam setelah luka. Jika kerusakan ini terjadi berulang, maka kadar CK akan meningkat tajam setelah 18 jam luka dan kembali normal dalam waktu 2-3 hari. CK adalah enzim utama dalam jantung yang diteliti pada pasien yang mengidap penyakit jantung. Untuk memeriksa spesifikasi lesi miokard, tiga macam isoenzim CK dites, termasuk: CK-BB (CK1), CK-MB (CK2), CK-MM (CK3). Karena karakteristik metabolisme enzim telah diketahui dokter, waktu, level, dan petunjuk pengobatan akan dapat ditentukan.

Hasil normal orang dewasa dan orang tua (laki-laki): 170 units / L or 55-170 units / L (SI units) dan orang dewasa dan orang (wanita): 30-135 units / L or 30-135 units / L (SI units). Angka lebih tinggi setelah olahraga. Sedangkan pada bayi: 68-580 units / L (SI units). Hasil yang tidak normal menunjukkan adanya :

 meningkatnya konsentrasi CK: sakit atau luka yang memengaruhi otot jantung, otot rangka, dan otak

 meningkatnya konsentrasi isoenzim CK-BB: penyakit pada sistim saraf pusat, adenocarcinoma (terutama payudara dan paru-paru), embolisme pulmonary

 meningkatnya kadar isoenzim CK-MB; myocardial infarction akut, cardiac aneurysm surgery, defibrillation, peradangan otot jantung, ventricular arrhythmias, penyakit jantung iskemik

 meningkatnya konsentrasi isoenzim CK-MM: rhabdomyolysis, muscular dystrophy, peradangan otot, operasi yang baru dijalani, electromechanical, intramuscular, luka dalam, rapturous delirium alcohol levels, malignant hyperthermia, shock yang baru saja terjadi, terapi elektrik untuk kejang-kejang, shock, hypokalemia, hypothyroidism, trauma

b. Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B)

Pemeriksaan CK-MB digunakan untuk kondisi acute myocardial infarct (AMI) dan untuk penyakit/kerusakan otot skeletal. Oleh karena itu, adanya CK-MB dalam serum, tanpa adanya trauma/kerusakan otot yang lain, kemungkinan memberikan indikasi adanya kerusakan nekrotik jantung sebagai konsekuensi infark miokardial. Pada umumnya, CK-MB terdeteksi sekitar 5 jam setelah onset nyeri dada dan konsentrasi puncak tercapai 11-18 jam setelah infark. Pemeriksaan CK-MB (Massa) dapat dilakukan pada individu

(9)

5

dengan chest pain atau gejala AMI tanpa adanya penyebab trauma muskular lain. Nilai rujukan : < 5,1 ng/mL.

c. Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloacetic Transaminase)

Tes serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT) atau aspartat aminotransferase (AST). Tes ini mengukur kadar enzim SGOT di dalam darah. Hampir sama dengan enzim SGPT, pada kondisi normal, enzim SGOT dapat ditemukan pada kadar rendah di dalam darah. Akan tetapi jika terjadi kerusakan liver, maka kadar enzim SGOT di dalam darah akan mengalami peningkatan. Pemeriksaan SGOT serta SGPT akan dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien. Pada orang yang sehat, kedua enzim ini biasanya akan terlihat normal. Batas normal yang seharusnya dimiliki yaitu: SGOT (5-40 µ/L ) dan SGPT (7-56 µ/L). Akan tetapi, batas normal dari angka SGOT serta SGPT berbeda-beda. Hal ini tergantung pada bagaimana teknik dan prosedur yang ada ketika hasil tes darah ini diteliti.

d. Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)

Tes serum glutamat piruvat transaminase (SGPT) ataualanin transaminase (ALT).Tes ini mengukur kadar enzim SGPT di dalam darah. Pada kondisi normal, enzim SGPT terkandung di dalam sel-sel hati dan hanya sedikit terdapat di dalam darah. Jika sel-sel hati mengalami kerusakan, enzim SGPT akan terlepas dari sel-sel hati ke dalam darah, sehingga kandungan enzim tersebut di dalam darah akan mengalami kenaikan. Kadar normal bagi SGPT yaitu 7-56 unit per liter serum atau 0-34 u/L (mikro per liter). Nilai tersebut memang tidak pasti. Hal ini dikarenakan batasan kadar normal SGPT juga ditentukan oleh jenis kelamin. Pada pria, biasanya batas normal SGPT lebih tinggi daripada wanita. Selain itu, kisaran normal SGPT bisa jadi berbeda dengan sumber yang lain. Hal ini dikarenakan teknik dan protokol yang digunakan berbeda pula.

e. Pemeriksaan Lemak Darah

Lemak darah atau kolesterol merupakan senyawa lemak yang diproduksi oleh berbagai sel dalam tubuh, dan sekitar seperempat kolesterol yang dihasilkan dalam tubuh diproduksi oleh sel-sel hati. Pada dasarnya tubuh membutuhkan kolesterol untuk tetap sehat. Namun, tingkat kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan buruknya sirkulasi darah. Pemeriksaan kolesterol dalam darah berguna untuk mendeteksi risiko tersebut.

Semakin tinggi tingkat kolesterol baik atau HDL, maka akan semakin baik untuk kesehatan. Ini karena HDL melindungi dari penyakit jantung. Tingkat HDL minimal 60 mg/dL atau lebih dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Sebaliknya, tingkat HDL kurang dari 40 mg/dL justru menaikkan risiko penyakit jantung. LDL atau kolesterol jahat sebaiknya berada pada tingkat yang rendah atau dapat ditoleransi tubuh, yaitu kurang dari

(10)

6

100 mg/dL. Jumlah LDL 100-129 mg/dL dapat dikatakan sebagai ambang batas toleransi. Jika melebihi jumlah tersebut kolesterol jahat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti ateroma, penyakit jantung, dan stroke.

4. Pemeriksaan Laboratorium pada Sistem Musculoskeletal a. Pemeriksaan CRP (Protein C Reaktif)

C-Reactive Protein (CRP) adalah suatu protein yang dikeluarkan oleh hati serta dihasilkan dalam jumlah besar saat terjadi infeksi. Sebaliknya, pada peradangan yang terjadi dalam proses perkembangan aterosklerosis, peningkatan konsentrasi CRP jauh lebih kecil. Meskipun demikian, peningkatannya cukup bermakna bila dibandingkan dengan kondisi normal. Pemeriksaan high sensitivity CRP (hs-CRP) dapat digunakan untuk mendeteksi konsentrasi CRP yang sangat kecil tersebut.

Pemeriksaan CRP standar mengukur peningkatan kadar protein pada suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya inflamasi yang signifikan. Jumlah CRP dari hasil pemeriksaan tersebut yakni 8-1000 mg/L atau 0.8 to 100 mg/dL.

Berdasarkan American Heart Association (AHA) dan CDC, berikut merupakan guideline yang direkomendasikan untuk memeriksa resiko kardiovaskular berdasarkan level dari CRP-hs yakni CRP-hs ≤ 1 mg/L (resiko rendah), CRP-hs 1-3 mg/L (resiko sedang), dan CRP-hs > 3 mg/L (resiko tinggi). Apabila level CRP > 10 mg/L dapat terlihat adanya ruptur plak akut seperti serangan jantung atau stroke.

b. Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor)

Rheumatoid Faktor (RF) adalah imunoglobulin yang bereaksi dengan molekul IgG. RF terutama dipakai untuk mendiagnosa dan memantau Rheumatoid Arthritis (RA). Semua penderita dengan RA menunjukkan antibodi terhadap IgG yang disebut RF atau antiglobulin. RA sendiri merupakan suatu penyakit sistemik kronis yang ditandai dengan peradangan ringan jaringan penyambung. Pada orang dewasa RA adalah suatu poliartritis inflamatoris simetris yang ditandai oleh proliferasi sinovial, perusakan tulang dan tulang rawan. Manifestasi tersering penyakit ini adalah terserangnya sendi yang umumnya menetap dan progresif. Awalnya yang terserang adalah sendi kecil tangan dan kaki dan seringkali keadaan ini mengakibatkan deformitas sendi dan gangguan fungsi disertai rasa nyeri. Pemeriksaan RF secara aglutinasi latex dengan metode Randox RF test. Ketika reagen dicampur dengan serum yang mengandung RF pada level yang lebih besar dari 8,0 IU/ml maka partikel akan terjadi aglutinasi. Hasil positif apabila terjadi aglutinasi.

(11)

7

c. Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O)

Antistreptolysin O adalah antibodi yang dibentuk tubuh untuk melawan streptolysin O, suatu enzim beracun yang dihasilkan oleh kelompok bakteri streptokokus A. Pemeriksaan ASTO mengukur jumlah antistreptolysin O dalam darah yang direkomendasikan oleh dokter bila seseorang mengalami gejala seperti demam, nyeri dada, kelelahan, dan sesak nafas yang mengarah pada terjadinya demam rematik atau gejala seperti edema dan urin berwarna gelap yang berkaitan dengan glomerulonefritis, terutama bila seseorang mungkin baru saja terkena infeksi streptokokus A yang tidak terdiagnosis dan diobati dengan tepat. Pemeriksaan ASTO membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi penyakit jaringan sendi, seperti demam rematik akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus A. Nilai rujukan : < 200 IU/mL

d. Pemeriksaan Asam Urat

Pemeriksaan asam urat mengukur kadar asam urat dalam darah atau urin. Bila terlalu banyak asam urat yang diproduksi atau tidak cukup diekskresikan dapat terakumulasi dalam tubuh, sehingga terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) dan dapat menyebabkan gout. Selain itu asam urat berlebih juga dapat disimpan dalam jaringan seperti ginjal, dan dapat mengakibatkan terjadinya batu ginjal atau gagal ginjal. Peningkatan kadar asam urat juga dapat terjadi ketika ada peningkatan kematian sel seperti pada beberapa terapi kanker. Sementara penurunan eliminasi asam urat sering disebabkan karena fungsi ginjal yang terganggu atau penyakit ginjal. Pemeriksaan asam urat membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan. Sampel berupa urin 24 jam dibutuhkan untuk pemeriksaan asam urat urin. Nilai rujukan : < 5,2 mg/dL.

5. Pemeriksaan Laboratorium pada Sistem Endokrin a. Pemeriksaan Gula Darah

Pemeriksaan glukosa darah berguna untuk mengukur jumlah glukosa dalam darah saat sampel diperiksa. Glukosa darah digunakan untuk mendeteksi hiperglikemik maupun hipoglikemik untuk membantu menegakkan diagnosis diabetes dan memantau kadar glukosa pada penyandang diabetes. Glukosa puasa diukur saat keadaan puasa (± 8-10 jam). Berdasarkan konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM 2006, berikut kriteria pengendalian DM berdasarkan level glukosa puasa : Baik (80-100 mg/dL), Sedang (100-125 mg/dL), Buruk (≥126 mg/dL). Glukosa puasa juga dapat menegakkan kriteria prediabetes bila memiliki kadar glukosa puasa 100-125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L).

Beberapa penyebab konsentrasi gula yang tinggi selain diabetes antara lain: spesimen tidak puasa, infus intravena glukosa yang baru dilakukan, kondisi stress, cushing disease, akromegali, pheochromocytoma,

(12)

8

glukagonoma, penyakit hati yang parah, pankreatitis, dan obat-obat tertentu seperti diuretik, glukortikoid, β-blocker, asam nikotinat, obat yang mengandung estrogen, dll).

b. Pemeriksaan HbA1C (Hemoglobin Glikosilasi)

Hemoglobin terglikasi (HbA1c) merupakan gugus heterogen yang terbentuk dari reaksi kimia antara glukosa dan hemoglobin. HbA1c dapat menggambarkan konsentrasi glukosa darah rata-rata selama periode 2-4 bulan. Kecepatan pembentukan HbA1c proporsional dengan konsentrasi glukosa darah. Pemeriksaan HbA1c perlu dilakukan pada awal terdiagnosa DM, kondisi DM tergantung insulin (minimal 3 kali setahun), dan kondisi DM tidak tergantung insulin (4 kali setahun atau sesuai kebutuhan). Pemeriksaan ini juga sangat diperlukan dalam upaya manajemen DM yang optimal untuk memperkecil risiko komplikasi diabetes.

Hasil pemeriksaan akan tertulis dalam persentase, dengan interpretasi sebagai berikut:

 Normal: jumlah HbA1c di bawah 5,7%.  Prediabetes: jumlah HbA1c antara 5,7-6,4%.  Diabetes: jumlah HbA1c mencapai 6,5% atau lebih

Semakin tinggi jumlah HbA1c berarti semakin banyak hemoglobin yang berikatan dengan glukosa, dan ini menandakan bahwa gula darah tinggi. Jika jumlah HbA1c melebihi 8%, kemungkinan Anda mengalami diabetes yang tidak terkontrol dan berisiko mengalami komplikasi.

c. Pemeriksaan Fungsi Tiroid

Triiodothyronine (T3) adalah salah satu dari dua hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Hormon tiroid utama lainnya disebut thyroxine (T4). T3 dan T4 secara bersama-sama mempunyai fungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Hampir sebagian besar T3 ditemukan dalam bentuk terikat dengan protein di dalam darah. Sisanya dalam jumlah kecil tidak terikat dengan protein yang disebut sebagai free T3, dan merupakan bentuk aktif biologis dari hormon. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk membantu evaluasi fungsi kelenjar tiroid, mendiagnosis gangguan tiroid, termasuk hipertiroidisme, dan menentukan penyebabnya serta memantau efektivitas pengobatan gangguan tiroid. Nilai rujukan : 0,60 - 1,81 ng/mL.

Thyroxine (T4) adalah salah satu dari dua hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Hormon tiroid utama lainnya disebut triiodothyronine (T3). T4 dan T3 secara bersama-sama mempunyai fungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Hampir sebagian besar T4 ditemukan dalam bentuk terikat dengan protein di dalam darah. Sisanya dalam jumlah kecil tidak terikat dengan protein yang disebut sebagai free T4, dan merupakan bentuk aktif biologis dari hormon. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk membantu evaluasi fungsi kelenjar tiroid, membantu diagnosis gangguan tiroid, sebagai uji saring

(13)

9

hipotiroidisme pada bayi baru lahir, serta memantau efektivitas pengobatan gangguan tiroid. Nilai rujukan : 4,5 - 10,9 ug/dL.

Pemeriksaan TSHs merupakan pemeriksaan menggunakan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan untuk mengukur konsentrasi thyroid-stimulating hormone (TSH) dalam darah. Thyroid-stimulating hormone (TSH) adalah hormon yang berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3). Fungsi TSH dipengaruhi oleh thyrotropin releasing hormone (TRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus untuk mempertahankan konsentrasi yang stabil dari hormon tiroid dalam darah. Pemeriksaan ini berfungsi sebagai uji saring dan membantu diagnosis gangguan tiroid serta memantau pengobatan hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Nilai rujukan : 0,640 - 6,270 µIU/mL.

(14)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

10

FORM PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF DAN PRAKTEK PROFESIONAL)

HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT:__________________________ EVALUASI AFEKTIF

No NIM Nama Mahasiswa Nilai Nilai

Total Tanggung Jawab Disiplin Kerjasama Kejujuran Prakarsa Sopan Santun

1 2 3 4 5

EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL

No NIM Nama Mahasiswa

Nilai

Nilai Total

Keamanan Prilaku

Profesional Akuntabilitas Komunikasi

Kompetensi Budaya Pengembangan Profesional 1 2 3 4 5 Penilai, Kriteria penilaian: 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik

(15)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

11

FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Materi Nilai Maksimal Nilai

1 Format presentasi (power point) 10

2 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir penalaran 10

3 Penguasaan metodelogi penelitian 10

4 Review jurnal

- Materi jurnal 20

- Diskusi dan kemampuan argumentasi 20

- Kelayakan (feasibility) 20

5 Performance presentator

- Bahasa dan sopan santun 10

Jumlah 100

Penilai,

(16)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

12

FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Materi Nilai Maksimal Nilai

1 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir penalaran 20

2 Penguasaan metodelogi penelitian 10

3 Review jurnal - Materi jurnal 30 - Kelayakan (feasibility) 30 - Format penulisan 10 Jumlah 100 Penilai, ( )

(17)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

13

FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Aspek Penilaian Nilai Maksimal Nilai Penilaian Status Klinis

1 Pemeriksaan Subjektif 4 2 Pemeriksaan Objektif - Vital Sign 2 - Pemeriksaan Per-Kompetensi 4 3 Diagnosis - Impairment 2 - Activity Limitation 2 - Participation Restriction 2 - Contextual Factor 2 4 Prognosis 2 5 Planning

- Jangka Panjang & Pendek 2

- Clinical Reasoning 3

6 Prosedur Intervensi

- Metode Pelaksanaan & Dosis 4

- Clinical Reasoning 6

7 Edukasi & Home Program 2

8 Evaluasi 3

Format Penilaian Presentasi

1 Penguasaan konsep dan penalaran klinis 25

2 Diskusi dan kemampuan argumentasi 25

3 Format presentasi dan bahasa 10

TOTAL 100

Penilai

(18)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

14

FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

Aspek yang nilai Rentan Nilai Bobot Nilai

Assessment 0-100 25%

Diagnosis Fisioterapi (ICF) 0-100 25%

Planning 0-100 25%

Intervensi 0-100 25%

Total Nilai

Penilai

(19)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

15

FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN / OSCE STASE PILIHAN

NAMA PESERTA :

NIM :

TEMPAT :

TANGGAL :

PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL PRACTICE) N

o Komponen Penilaian Kinerja

Subjektif Jumla h Poin 0 1 2 3 4

1 Keamanan (Safety)

2 Perilaku Profesional (Professional Behaviour)

3 Akuntabilitas (Accountability)

4 Komunikasi (Communication)

5 Kompetensi Budaya (Cultural Competence)

6 Pengembangan Profesional (Professional

Development)

TOTAL POIN

MANAJEMEN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT) N

o Komponen Penilaian Kinerja

Objektif Subjektif Jumla h Poin 0 1 0 1 2 3 4

ASSESMENT

Anamnesis Umum

1 Peserta memperkenalkan diri

2 Peserta menanyakan identitas pasien

Anamnesis Khusus

1 Peserta menanyakan keluhan utama

pasien

2 Menanyakan Riwayat Penyakit

Sekarang (RPS)/S7

3 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu

(RPD)

4 Menanyakan Riwayat Penyakit Keluarga

(RPK)

(20)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

16 (RPP)

6 Menanyakan Riwayat Sosial

Pemeriksaan Umum

1 Pemeriksaan Vital Sign

2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien

3 Pemeriksaan Fisik Inspeksi Statis Inspeksi Dinamis Palpasi Auskultasi Pemeriksaan Khusus

1 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

Aktif

Pasif

Isometrik Resisted

2 Pengukuran Kekuatan Otot

3 Pengukuran ROM

4 Pengukuran Antropometri

5 Pengukuran Nyeri

6 Pemeriksaan Spesifik

Untuk mendukung penegakan diagnosis Untuk menentukan diagnosis banding 7 Melakukan Pengukuran terkait

Diagnosis

DIAGNOSIS

1 Diagnosis Medis (penjelasan)

2 Diagnosis Fisioterapi

Impairment

Functional Limitation

Disability/Participant Restriction

PLANNING

1 Rencana Jangka Pendek

2 Rencana Jangka Panjang

INTERVENSI

1 Penerapan Intervensi Modalitas

(21)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

17

3 Penerapan Intervensi Terapi Latihan

EDUKASI & HOME PROGRAM

1 Modifikasi faktor internal

2 Modifikasi faktor eksternal

3 Home Program

EVALUASI

1 Evaluasi sesuai dengan pemeriksaan

awal

Total Poin

PERHITUNGAN NILAI AKHIR N

o Penilaian Perhitungan Bobot (%) Nilai

1 Praktik Profesional (Professional Practice)

(Jumlah Poin : 24) x

100 30%

2 Manajemen Pasien (Patient Management)

(Jumlah Poin : 157)

x 100 70%

Total Nilai Akhir Interpretasi : Objektif …...…………., ………

0 Tidak Dilakukan

1 Dilakukan Mengetahui,

Subjektif Penguji Bagian

0 Tidak Dilakukan

1 Kurang Baik

2 Cukup Baik

3 Baik ( )

(22)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

18

FORM PENILAIAN MORNING REPORT

HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________

No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisipasi Aktif Berpikir Kritis Kemampuan Komunikasi Time Manajemen Tata

Krama Nilai Total

1 2 3 4 5 Keterangan Penilaian No Keterangan Nilai 1 Kehadiran

Hadir tepat waktu 4

Terlambat <15 menit 3 Terlambat <30 menit 2 Tidak hadir 0 2 Partisipasi

Memberikan komentar dan jawaban secara aktif 4 Kadang - kadang memberikan komentar dan jawaban 3

Hanya menjawab kalau ditanya 2

Diam saja 1 3 Berpikir kritis

Mempunyai materi dengan jelas 4

Ragu - ragu menyampaikan materi tapi benar 3 Materi yang disampaikan tidak jelas 2

Salah menyampaikan materi 1

4 Kemampuan komunikasi

Bahas jelas, mau menerima dan memberikan saran/kritik 4 Bahasa jelas, kurang bisa menerima kritik teman 3 Bahasa kurang jelas, tidak bisa menyampaikan kritik/saran 2 Tidak dapat menyampaikan komentar dengan jelas 1

5 Manajemen Waktu

Aktif berdiskusi dan menyampaikan materi secara efektif 4 Aktif berdiskusi, cenderung monopoli 3 Kurang aktif dan sering bicara ngelantur 2 Bicara dan ngobrol di luar materi diskusi 1

6 Tata karma

Tegar sapa dengan sopan kepada fasilitator dan teman saat berdiskusi 4 Jarang melakukan tegur sapa kepada teman tapi masih bersikap sopan 3 Sering memotong pembicaraan teman tanpa sopan santun 2 Bertindak dan bicara seenaknya 1

Referensi

Dokumen terkait

Segala aktivitas dan kegiatan di Departemen Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium menjadi terarah, terukur, terpantau dan terevaluasi dengan baik dan terus-menerus

PEMERIKSAAN

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

Departemen  atau  Laboratorium  Patologi  Klinik  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Airlangga  sejak  didirikan  1963  telah 

Dokter Spesialis Patologi Klinik adalah suatu profesi keahlian di bidang patologi klinik yang berwenang mengendalikan proses layanan laboratorium klinik mulai dari sisi

pada saat praktikum Gunakan jas praktikum dan sepatu tertutup saat memasuki laboratorium Bawa peralatan pendukung yang diperlukan, misalnya masker, penutup kepala atau sarung tangan