• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM STASE KARDIOVASKULAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM STASE KARDIOVASKULAR"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PRAKTIKUM

STASE KARDIOVASKULAR

2019

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

1

MODUL PRAKTIKUM

Stase Kardiovaskular

Program Studi Profesi Fisioterapi Fk Unud

Tim Penyusun :

(3)

2

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu.

Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun Modul Praktikum Stase Kardiovaskular Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud.

Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam : 1. Melaksanakan proses praktik dalam ilmu fisioterapi kardiovaskular

2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi kardiovaskular Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tujuan dan sasaran pendidikan

Om santih, santih, santih, om.

Denpasar, 17 September 2016 Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud

(4)

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3 Definisi ... 4 Tujuan ... 4 Sasaran ... 4 Sumber Pembelajaran ... 4 Sumber daya... 4 Ruang Lingkup... 5

Alat dan kelengkapan:... 5

Pengendalian dan Pemantauan ... 5

Pelaksanaan ... 5

1. Persiapan alat ... 5

2. Pelaksanaan Praktik ... 5

A. PENYAKIT JANTUNG KORONER – CORONARY ARTERY DISEASE ... 5

B. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN – CONGENITAL HEART DISEASE... 8

C. GANGGUAN KATUP JANTUNG - VALVULAR HEART DISEASE... 10

D. PERIKARDITIS – PERICARDITIS ... 12

E. INFARK MIOKARDIUM - MYOCARDIAL INFARCTION ... 14

(5)

4 Definisi

Manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah ilmu yang mempelajari penanganan fisioterapi pada kasus kardiovaskular. Manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah gabungan dari beberapa ilmu seperti fisiologi, anatomi, patologi, manajemen fisioterapi, dll yang bertujuan untuk memberikan gambaran penatalaksanaan kasus-kasus fisioterapi di bidang kardiovaskular.

Tujuan

Tujuan instruksional umum

1. Memahami kasus-kasus fisioterapi kardiovaskular

2. Memahami dan mampu menganalisa kasus-kasus fisioterapi kardiovaskular 3. Memahami dan mampu melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus

kardiovaskular Tujuan intruksional khusus

Mahasiswa memahami dan mampu melakukan proses-proses fisioterapi spesifik seperti:

1. Pemeriksaan dengan cermat pada bidang kardiovaskular dalam kasus penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, gangguan katup jantung, pericarditis, miocard infark, dan gangguan vaskuler tepi.

2. Memberikan program latihan untuk proses rehabilitasi pada kasus-kasus kardiovaskular

3. Pemberian pelatihan untuk meningkatkan kebugaran dan aktivitas sehari-hari pasien.

Sasaran

Sasaran pembelajaran praktikum manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah mahasiswa Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah lulus pada mata kuliah anatomi, fisiologi, biomekanik, elektrofisika dan sumberfisis, patologi, manual therapy, terapi latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjang pembelajaran sebelumnya.

Sumber Pembelajaran

Sumber Pembelajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah : A. Buku Text dan ebook :

1. Aaronson & Ward. (2010). At Glance Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Erlangga. 2. American Heart Association. (2012).Heart Disease and Stroke Statistics.

Circulation. B. Narasumber :

1. Dosen Matakuliah Sumber daya

A. Sumber daya manusia:

(6)

5 B. Sarana dan Prasarana:

1. RSUP Sanglah Denpasar

Ruang Lingkup

Ruang lingkup praktikum manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus kardiovaskular mulai dari pemeriksaan hingga intervesi pemberian pelatihan untuk meningkatkan aktivitas fungsional pasien.

Alat dan kelengkapan: 1. Bed atau matras 2. Formulir pemeriksaan

3. Alat-alat exercise (trampoline, bola, terabands, dll.) Pengendalian dan Pemantauan

1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditandatangani

2. Format penilaian responsi yang telah ditandatangani dan diberi nama jelas instruktur yang menilai dan peserta didik yang bersangkutan

3. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi.

Pelaksanaan

1. Persiapan alat

a. Menyiapakan bed/alat/kursi/alat-alat latihan b. menyiapkan formulir responsi

2. Pelaksanaan Praktik

A. PENYAKIT JANTUNG KORONER – CORONARY ARTERY DISEASE

Definisi

Penyakit jantung koroner terutama terjadi karena aterosklerosis dan perkembangannya berhubungan dengan faktor lingkungan dan genetik. Aterosklerosis adalah proses kronis ditandai dengan akumulasi lipid yang progfresif, fibrous elements, dan inflamasi di dinding arteri besar.

Pemeriksaan

- Anamnesis : usia, jenis kelamin (pria lebih rentan), riwayat penyakit keluarga, merokok/tidak, diabetes/tidak, kolesterol, hipertensi, obesitas

- Pemeriksaan umum : vital sign (HR, BP, RR, Suhu) - Inspeksi : raut wajah

- Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)

- Palpasi : Thrill (getaran) karena adanya bising jantung yang kuat, irama denyut nadi, frekuensi denyut jantung

(7)

6 - Pemeriksaan khusus :

-Framingham Risk Score

Framingham Risk Score adalah salah satu skoring yang digunakan untuk mengetahui faktor risiko klasik penyakit kardiovaskular seperti usia, jenis kelamin, hipertensi, diabetes mellitus, merokok, obesitas, aktivitas fisik, dan kadar kolesterol dalam darah. Instrumen ini dibentuk untuk usia > 30 tahun tanpa diketahui riwayat penyakit jantung sebelumnya. Instrumen Framingham Risk Score pada penelitian ini memiliki tujuh item penilaian yaitu jenis kelamin, usia, tekanan darah, kadar kolesterol total atau LDL, kadar kolesterol HDL, diabetes mellitus, dan perokok. Namun karena keterbatasan penelitian yaitu pada item pemeriksaan kadar kolesterol LDL dan HDL maka instrumen ini di modifikasi sehingga hanya item selain kolesterol LDL dan HDL yang diteliti.

- Exercise stress test (tes treadmill) Kontraindikasi tes treadmill :

1. Pasien dengan infark miokard akut.

2. Pasien yang menderita miokarditis akut atau perikarditis.

3. Pasien menunjukkan tanda-tanda angina progresif yang tidak stabil. 4. Pasien yang dalam waktu dekat memiliki riwayat angina saat istirahat. 5. Pasien dengan aritmia ventrikel atau atrium yang cepat pada saat uji. 6. Pasien dengan heart block derajat kedua atau ketiga.

7. Pasien sakit akut, seperti infeksi, hipertiroidisme,atau anemia berat. 8. Pasien dengan gangguan gerak.

(8)

7

Penatalaksanaan : tubuh pasien dipasangkan elektroda yang dihubungkan dengan EKG kemudian pasien diminta untuk berjalan diatas treadmill dimulai dengan langkah yang lambat. Kemudian pasien akan diberikan peningkatan kecepatan pada treadmill setiap tiga menit. Selama tes treadmill akan dilakukan pemantauan tekanan darah, denyut jantung, dan EKG. Selanjutnya treadmill akan diperlambat secara bertahap hingga treadmill berhenti. Tes dihentikan apabila pasien merasa nyeri dan lelah.

- Pemeriksaan penunjang - Echocardiography stress test

- MSCT (Multislice CT scan) untuk mendeteksi adanya penumpukan plak pada bagian pembuluh darah

Hasil Pemeriksaan

- Adanya angina pectoris (rasa sakit seperti adanya tekanan, berat, meremas, sesak, terbakar di bagian substernal, rahang, bahu, epigastrium, punggung atau lengan yang berdurasi 3 hingga 15 menit.)

- EKG : ST segment depression with possible T-wave inversion

Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam Tujuan Intervensi

1. Peningkatan kekuatan otot

2. Penurunan kejadian hipotensi ortostatik 3. Peningkatan kapasitas olahraga

4. Peningkatan fungsi sistem saraf otonom (interval QTc, variabilitas detak jantung, dan BRS)

5. Peningkatan fungsi endotel vaskular

6. Peningkatan faktor mental / psikologis seperti kualitas hidup terkait kesehatan dan depresi

7. Peningkatan fungsi jantung Intervensi

- Pasien penyakit jantung yang stabil dapat melakukan aerobic exercise dengan intensitas moderate (60% of peak VO2, 50% dari maximum exercise intensity, 70% dari maximum heart rate. Borg scale 11~13 dengan durasi 20~60 menit/sesi dan frekuensi 2-5 sesi/minggu)

- Pasien penyakit jantung yang stabil dapat melakukan resistance training

menggunakan thera band atau alat bantu lainnya dengan intensitas 40~60% dari 1RM, 12-15 repetisi, 2-3 set, dan dengan frekuensi 3sesi/minggu

- Edukasi gizi dan pola makan - Edukasi faktor risiko

(9)

8 - Edukasi gaya hidup sehat

- Edukasi obat-obatan Sumber :

- Themistocleous, I.C., Stefanakis, M., Douda, H. 2017. Coronary Heart Disease Part I: Pathophysiologi and Risk Factors. Journal of Physical Activity, Nutrition and Rehabilitation

- Ellestad, M.H. 2003. Stress Testing Principles and Practice Fifth Edition. Oxford University Press

B. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN – CONGENITAL HEART DISEASE

Definisi

Penyakit jantung bawaan terjadi akibat gangguan selama perkembangan embriologis pada jantung. Hal tersebut dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, atau interaksi antara keduanya. Penyakit jantung bawaan terdiri dari Persistent Ductus Arteriosus (PDA), Atrial Septal Defect (ASD), Ventricular Septal Defect (VSD), dan Tetralogi Fallot. PDA adalah penyakit jantung bawaan dimana duktus arteriosus tidak menutup sehingga terdapat hubungan antara aorta dan arteri pulmonalis. ASD adalah Adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septuminter atrial, akibat kegagalan fusi septuminter atrial semasa janin. VSD adalah penyakit jantung bawaan berupa satu lubang pada septum interventrikuler atau lebih (Swiss Cheese VSD) yang terjadi akibat kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin.

Problem Fisioterapi 1. Adanya sesak napas 2. Adanya feeding problem

3. Adanya toleransi aktivitas berkurang

4. Adanya sputum pada bayi yang berada di incubator

Pemeriksaan - Anamnesis

- Pemeriksaan umum :

- Vital sign (HR, BP, RR, Suhu)

- Inspeksi : raut wajah, mata, bibir/kulit

- Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)

- Palpasi : Thrill (getaran) karena adanya bising jantung yang kuat, irama denyut nadi, frekuensi denyut jantung

- Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung - Pemeriksaan penunjang : EKG dan radiologi Hasil Pemeriksaan

(10)

9

- Pola pernafasan cepat, sianosis pada kuku jari tangan kiri & kedua kaki bila terjadi sindrom Eisenmenger.

- Nadi perifer terasa menghentak, akibat tekanan yang besar - Terdengar murmur

- Bunyi jantung II mengeras

- Keluhan timbul bila aliran ke paru cukup besar, sehingga penderita sering batuk, tampak lelah waktu minum susu, sesak nafas & pertumbuhan fisik yang lambat - Atrial Septal Defect:

- Anamnesis : kesulitan menyusu, cepat lelah - Sesak napas

- Takipnea - Sianosis

- Sering sekali disertai bentuk tubuh yang tinggi & kurus, dengan jari - jari tangan & kaki yang panjang

- Aktivitas ventrikel kanan meningkat

- Auskultasi: splitting BJ II, P2 mengeras, ejection sistolik murmur di sela iga 2 para sternal kiri, mid diastolik murmur di katup tricuspid

- Ventricular Septal Defect

- Anamnesis : Kesulitan mengisap susu - Sesak napas

- Takipnea

- Aktivitas ventrikel kiri meningkat - Auskultasi jantung:

- Bunyi jantung dua komponen pulmonal mengeras bila ada hipertensi pulmonal. - Bising pansistolik di sela iga 3-4 parasternal kiri, menyebar ke apeks

- Bising mid-diastolik di daerah katup mitral akibat aliran yang deras. - Tetralogi Fallot

- Pertumbuhan badan kurang dibandingkan anak sebayanya - Anak tiba - tiba tampak lebih biru,

- Sianosis (central cyanosis) : sekitar bibir, ujung kuku - Pernafasan lebih cepat

- kesadaran menurun & kadang - kadang disertai kejang

- Clubbing finger : bila severe

- Tekanan darah dan nadi normal - Auskultasi : Bunyi jantung II tunggal

(11)

10 Intervensi

- Breathing exercise

Meningkatkan volume paru selama bed rest, dan pemberian breathing exercise dapat memperlancar jalannya pernafasan. Breathing exercise dapat dilakukan dengan teknik breathing control yaitu mengatur pola pernafasan baik saat aktivitas ataupun istirahat.

- Passive movement

Gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi pasien. Efek pada latihan ini adalah memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot, memelihara dan meningkatkan LGS, mencegah pemendekan otot, mencegah perlengketan jaringan.

- Active movement

Gerak yang dilakukan secara sadar dengan perlahan dan berusaha hingga mencapai lingkup gerak penuh dan diikuti relaksasi otot akan menghasilkan penurunan nyeri.

- Latihan gerak fungsional

Latihan ini bertujuan untuk mempersiapkan aktivitas kesehariannya seperti duduk, berdiri, jalan sehingga penderita mampu secara mandiri dapat melakukan perawatan diri sendiri.

- Edukasi tentang perawatan sehari-hari: pembatasan cairan, pembatasan garam, menjaga kebersihan mulut dan gigi, mencegah infeksi.

Sumber:

Watchie, J. 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy, Second Edition. Saunders Elsevier

C. GANGGUAN KATUP JANTUNG - VALVULAR HEART DISEASE

Definisi

Gangguan katup jantung bisa disebabkan oleh infeksi, kelainan bawaan, penuaan, atau penyakit. Abnormalitas katup sering tidak menunjukkan gejala akan tetapi akhirnya fungsi jantung menjadi terganggu, mengakibatkan disfungsi diastolik, disfungsi sistolik, atau keduanya, akibat kongesti vaskuler paru atau sistemik,serta penurunan curah jantung. Ketika penyakit katup jantung parah, dapat terjadi gagal jantung dan kematian mendadak. Terdapat dua jenis gangguan katup jantung yaitu stenosis dan regurgitasi. Stenosis terjadi saat pembukaan katup terbatas sedangkan regurgitasi terjadi saat katup tidak menutup dengan benar.

Pemeriksaan - Anamnesis

- Pemeriksaan umum :

- Vital sign (HR, BP, RR, Suhu) - Inspeksi : raut wajah, pola nafas

(12)

11

- Palpasi : Thrill (getaran) melihat adanya bising jantung, irama denyut nadi, frekuensi denyut jantung

- Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung - Pemeriksaan Khusus: Skala Borg

Skala Borg adalah suatu skala ordinal dengan nilai-nilai dari 0 hingga 10 yang digunakan untuk mengukur sesak napas selama melaksanakan kegiatan. Indikasi nilai pada skala yang digunakan adalah besarnya perasaan kelelahan, kesakitan, ataupun kadar berkurangnya kemampuan tubuh dalam melakukan pekerjaan. Prinsip dasar penggunaan skala borg adalah pada saat melakukan suatu pekerjaan, peneliti akan menanyakan presepsi tingkat keluhan yang dirasakan pada otot yang bekerja atau otot yang diteliti.

- Pemeriksaan penunjang : EKG, radiologi, echocardiography Hasil Pemeriksaan :

- Stenosis Aorta

- Anamnesis : keluhan cepat lelah, nafas pendek atau sesak nafas seperti dyspneu, takipneu, sinkope, gangguan peredaran darah sepintas, kadang mengeluh sakit dada seperti angina pektoris

Pemeriksaan fisik : trill sistolik, bunyi jantung dua lemah, bising ejeksi sistolik, bruit pd arteri karotis (menjalar ke leher).

Pemeriksaan penunjang :

- EKG : deviasi aksis kiri, LVH

- Foto rontgen dada : segment aorta menonjol - Laboratorium : tidak ada kelainan spesifik

- Echocardiography : hyperthrophy ventrikel kiri, dooming sistolik katup aorta, kekakuan dan ketebalan katup aorta

- Regurgitasi Aorta

- Anamnesis : keluhan berupa pusing, sinkope, sakit dada, nafas pendek dan cepat, riwayat demam rheumatic

(13)

12

- Pemeriksaan fisik : tanda Quincke, Durozeis’s, de Musset’s, trill diastolik, auskultasi bising diastolik awal, bising Austin Flint murmur, tekanan darah diastolik rendah atau nol

- Pemeriksaan penunjang :

- EKG : normal, hyperthrophy ventrikel kiri dan dilatasi ventrikel kiri

- Foto Roentgen dada : kardiomegali, pembesaran ventrikel kiri, segment aorta menonjol, apex jantung ke bawah

- Mitral Stenosis

- Anamnesis : keluhan dapat berdebar-debar karena takikardia/fibrilasi atrial, dyspneu, tachypneu

- Pemeriksaan fisik : facies mitral, trill diastolik, bunyi jantung satu keras, opening snap, bising mid diastolik

- Pemeriksaan penunjang :

- EKG : p mitral, deviasi aksis kanan, hypertrofi ventrikel kanan

- Foto Rontgen dada : pembesaran atrium kiri, ventrikel kanan, segmen pulmonal menonjol, tanda bendungan vena pulmonalis

- Echocardiography : dilatasi atrium kiri, ventrikel kanan, dooming katup mitral, mencari ada tidaknya trombus

Intervensi

- Breathing exercise - Mobilisasi dini - Walking exercise

- Edukasi modifikasi gaya hidup (Pembatasan garam, penghindaran kafein, alkohol, dan nikotin

Exercise dibawah ini kontraindikasi untuk kasus Regurgitant Valvular Heart yang membutuhkan pembedahan/surgery.

- Aerobic exercise bisa dilakukan dengan menggunakan cycle ergometer atau treadmill. Pasien harus memulai dengan durasi 10-20 menit terlebih dahulu dan meningkat hingga 30-40 menit. Intensitas yang digunakan yaitu 50-70% VO2peak atau 60-80% heart rate reserve (HRR) dan dengan frekuensi latihan 3-5 kali/minggu. Sumber:

Watchie, J. 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy, Second Edition. Saunders Elsevier

D. PERIKARDITIS – PERICARDITIS

Definisi

Perikarditis terjadi karena adanya peradangan pada perikardium. Hal tersebut dapat terjadi dalam kondisi penyakit ganas, operasi jantung, pasca TBC. Cairan menumpuk di ruang perikardial yang menghasilkan efusi jantung. Efek hemodinamik pun terjadi seperti penurunan aliran balik vena dan penurunan pengisian diastolik menyebabkan penurunan curah jantung dan syok.

(14)

13 Pemeriksaan

- Pemeriksaan umum :

- Vital sign (HR, BP, RR, Suhu) - Inspeksi : raut wajah

- Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)

- Palpasi : Thrill (getaran) karena adanya bising jantung yang kuat, irama denyut nadi, frekuensi denyut jantung

- Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung - Pemeriksaan Penunjang :

- Elektrokardiogram

- Laboratorium: darah perifer lengkap (termasuk ESR, CRP, LDH), enzim jantung (CK-CKMB dan TroponinI), serum antinuclear antibody pada pasien perempuan muda.

- RontgenThoraks - Ekokardiografi Hasil Pemeriksaan

1. Nyeri dada: timbul tiba-tiba, terasa di area retrosternal dan semakin memberat bila bergerak atau menarik napas dalam, nyeri berkurang bila pasien duduk membungkuk,

2. Sesak nafas (disebabkan oleh nyeri) 3. Demam

4. Sinus takikardi 5. Auskultasi :

- Pericardial friction rub, paling baik terdengar diapeks jantung atau left sterna border; terdengar jelas saat pasien duduk membungkuk atau menarik napas.

- Bila ada efusi perikard luas, suara jantung terdengar menjauh. - Beck’striad-pada tampona dekordis:

- Suara jantung menjauh, 6. Hipotensi,

7. Peningkatan tekanan vena sentral disertai distensi vena jugular. 8. Pulsus paradoksus (penurunan TD sistolik >10 mmHg saat inspirasi) 9. Elektrokardiogram

- Perubahan segmen ST dan gelombang T di hampir seluruh lead. - Bila efusi cukup banyak bisa ditemukan EKG low voltage

10. RontgenThoraks

- Pada perikarditis akut, umumnya normal.

- Bila terjadi efusi perikard 200 mL akan terjadi pembesaran bayangan jantung (water bottle shape).

- Pada perikarditis kronik bisa ditemukan kalsifikasi. 11. Ekokardiografi:

(15)

14

- Pada efusi yang cukup luas, tampak adanya bagian yang kosong (echo-free space).

- Bila terjadi tamponadekordis, RV free-wall tampak kolaps Intervensi

- Mobilisasi dini - Breathing exercise

Meningkatkan volume paru selama bed rest, dan pemberian breathing exercise dapat memperlancar jalannya pernafasan. Breathing exercise dapat dilakukan dengan teknik breathing control yaitu mengatur pola pernafasan baik saat aktivitas ataupun istirahat.

- Passive movement

Gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi pasien. Efek pada latihan ini adalah memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot, memelihara dan meningkatkan LGS, mencegah pemendekan otot, mencegah perlengketan jaringan.

- Active movement

Gerak yang dilakukan secara sadar dengan perlahan dan berusaha hingga mencapai lingkup gerak penuh dan diikuti relaksasi otot akan menghasilkan penurunan nyeri.

Sumber

1. Reid, WD., Chung, F. 2004. Clinical Management Notes and Case Histories in Cardiopulmonary Physical Therapy. SLACK Incorporated

2. Watchie, J. 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy, Second Edition. Saunders Elsevier

E. INFARK MIOKARDIUM - MYOCARDIAL INFARCTION

Definisi

Infark miokardium adalah keadaan saat suplai darah ke otot jantung terhenti atau berkurang. Infark miokardium terjadi karena ketidakseimbangan perfusi antara penyuplaian dan kebutuhan yang menyebabkan nekrosis miosit berkembang secara progresif bergantung pada beberapa faktor yaitu organ, kerja jantung, durasi iskemi, aliran darah kolateral, dll.

Pemeriksaan

- Pemeriksaan Umum : - Vital Sign

- Inspeksi : raut wajah, pola nafas

- Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)

- Palpasi : Thrill (getaran) melihat adanya bising jantung, irama denyut nadi, frekuensi denyut jantung

(16)

15

- Pemeriksaan penunjang : EKG, Electrocardiogram Hasil Pemeriksaan

- ektremitas pucat di sertai keringat dingin

- Nyeri seperti tertekan benda berat, tercekik, tertinju, ditikam, diremas, atau rasa terbakar yang dirasakan di sisi kiri sternum menyebar ke seluruh dada - nyeri dada substernal >30 menit dan banyak keringat - angina, dyspnea, serangan syncope, malaise dan sesak nafas

- bunyi jantungS4 dan S3 gallop, penurunan intensitas jantung pertama dan split paradoksikal bunyi jantung kedua

- murmur midsistolik atau late sistolik apikal yangbersifat sementara - EKG : adanya elevasi ST kurang lebih 2mm

- Electrocardiogram : didapatkan gelombang LBBB baru

- Pemeriksaan enzim jantung, terutama troponin T yang meningkat Tujuan Intervensi

Latihan (exercise) yang dilakukan secara teratur memiliki efek positif terhadap fungsi kardiovaskuler yakni :

- Meningkatkan stroke volume dan ejection fraction

- Meningkatkan fungsi otot jantung dengan mengurangi “afterload”

- Mengurangi kebutuhan oksigen otot jantung dengan menurunkan tekanan darah dan denyut jantung pada waktu istirahat dan selama latihan sub maksimal

- Mengurangi viskositas darah dan agregasi platelet - Meningkatkan kepadatan kapiler pada otot skelet

- Menurunkan sirkulasi catecholamine selama latihan sub maksimal Intervensi

Dalam menyusun program penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi jantung perlu diperhatikan beberapa hal penting yaitu faktor usia, pekerjaan, riwayat penyakit, keadaan mental, keadaan jantung, dan keparahan penyakit. Tanda–tanda dan gejala yang perlu perhatian khusus dalam memberikan rehabilitasi pasien gangguan jantung adalah dyspnea, denyut nadi, nyeri dada, kelelahan, pusing, kram dan elektrokardiogram yang abnormal. Hal–hal yang perlu dinilai selama program latihan terhadap pasien dengan gangguan jantung adalah : tekanan darah, denyut nadi, pernafasan dan electrocardiogram monitoring.

Program fisioterapi dapat dibagi berdasarkan lima masa atau periode yaitu : 1. Complete bed rest sampai hari ke-2

2. Parsial bed rest sampai hari ke-4

3. Di rumah sakit mulai hari ke empat sampai 2 minggu. Total di rumah sakit 2 sampai 3 minggu.

4. Setelah keluar dari rumah sakit (3 - 12 minggu). 5. Rehabilitasi rawat jalan (3 sampai 9 bulan). - Complete Bed Rest

(17)

16

1. Mencegah akumulasi cairan atau lendir pada paru–paru. 2. Mencegah deep vein thrombosis.

3. Mengajari dan memotivasi pasien untuk rileksasi. 4. Mencegah pressure sores.

5. Menjelaskan tujuan program latihan aktif. Tekhnik yang dilakukan adalah :

1. Latihan rileksasi 2. Latihan pernafasan 3. Latihan gerakan pasif 4. Latihan aktif

- Partial Bed Rest

Pasien telah duduk selama 1-2 jam per hari. Makan, membersihkan diri dan penggunaan kamar kecil dibolehkan.

Tujuan Fisioterapi adalah :

1. Mempertahankan kebersihan lapangan paru.

2. Mengajarkan pasien untuk mengenali tanda dan gejala latihan yang berlebihan. 3. Memulai membangun kepercayaan diri pasien.

4. Melatih kesadaran/adaptasi postural.

5. Meningkatkan kekuatan otot tungkai dan trunk. - Selama di Rumah Sakit

Pasien diijinkan untuk mandi, makan, ke toilet dan mandi dengan pengawasan. Pada fase ini kadang pasien sebaiknya berpakaian seperti pakaian yang dipakai di rumah setiap hari.

Tujuan fisioterapi adalah:

1. Melanjutkan peningkatan hipertropi otot jantung untuk menguatkan trunk dan otot-otot tungkai.

2. Melanjutkan upaya peningkatan kepercayaan diri pasien. 3. Meningkatkan toleransi latihan.

4. Mengajarkan kesadaran dan kepekaan pada kapasitas latihan. - Setelah Keluar Dari Rumah Sakit

Pasien sebaiknya meninggalkan rumah sakit dengan instruksi seorang spesialis kardiologi untuk pengaturan aktivitas di rumah (home management). Contohnya, pasien disarankan untuk istirahat pada malam hari selama 8-10 jam dan sore hari selama 1-2 jam. Biasanya pasien disarankan untuk tidak mengendarai kendaraan sebelum 4-8 minggu setelah keluar dari rumah sakit.

- Rehabilitasi setelah keluar dari rumah sakit biasanya dilakukan secara grup atau aktivitas di gymnasium. Pasien dapat bertemu dengan sesama penderita dalam grup tersebut.

Tujuan fisioterapi :

1. Meningkatkan toleransi latihan.

2. Mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan diri. 3. Memberikan support dan motivasi.

4. Membantu mengurangi faktor resiko dan kemungkinan berulangnya serangan jantung.

(18)

17 Sumber

Kingma, JG. 2018. Myocardial Infarction: An Overview of STEMI and NSTEMI Physiopathology and Treatment. World Journal of Cardiovascular Diseases

F. GANGGUAN VASKULAR TEPI – PERIPHERAL ARTERY DISEASE

Definisi

Peripheral arterial diseases biasanya ditemukan pada pasien dengan aterosklerosis dan penyakit arteri koroner. Aterosklerosis pada arteri perifer menyebabkan adanya

occlusive plaques dan obstruksi arteri perifer khususnya di ekstremitas bawah. Oklusi progresif menyebabkan berkurangnya suplai darah ke ekstremitas yang terkena dan memicu iskemia.

Pemeriksaan - Anamnesis

Pemeriksaan Umum

- Vital Sign (HR, BP, RR, Suhu) - Pemeriksaan Penunjang :

- Ankle Brachial Pressure Index (ABPI)

- ultrasound, magnetic resonance (MR), magnetic resonance angiography (MRA)

atau computed tomography (CT) untuk menyelidiki etiologi dan patologi ( lokasi dan keparahan lesi).

- Penatalaksanaan :

Ankle Brachial Pressure Index (ABPI) adalah test non invasive untuk mengukur rasio tekanan darah sistolik kaki (ankle) dengan tekanan darah sistolik lengan (brachial). Tekanan darah sistolik diukur dengan menggunakan alat yang disebut simple hand held vascular Doppler ultrasound probe dan tensimeter (manometer mercuri atau aneroid). Pemeriksaan ABPI sebaiknya dilakukan pada pasien yang mengalami luka pada kaki untuk mendeteksi adanya insufisiensi arteri sehingga dapat menentukan jenis luka apakah arterial ulcer, venous ulcer atau mixed ulcer. Sehingga dapat

memberikan intervensi secara tepat.

Direkomendasikan menggunakan probe dengan frekuensi 8 MHz untuk ukuran lingkar kaki normal dan 5 MHz untuk lingkar kaki obesitas atau edema. Prosedur:

1. Anjurkan pasien berbaring terlentang, posisi kaki sama tinggi dengan posisi jantung.

2. Pasang manset tensimeter di lengan atas dan tempatkan probe vascular Doppler ultrasound diatas arteri brachialis dengan sudut 45 derajat.

3. Palpasi nadi radialis kemudian pompa manset hingga 20 mmHg diatas tekanan darah sistolik palpasi.

4. Kempiskan manset, perhatikan suara pertama yang dideteksi oleh probe hasilnya merupakan tekanan darah systolic brachialis.

(19)

18

6. Pasang manset tensimeter di pergelangan kaki dan tempatkan probe vascular Doppler ultrasound diatas arteri dorsalis pedis atau arteri tibilias dengan sudut 45 derajat.

7. Palpasi nadi dorsalis pedis kemudian pompa manset hingga 20 mmHg diatas tekanan darah sistolik palpasi.

8. Kempiskan manset, perhatikan suara pertama yang dideteksi oleh probe hasilnya merupakan tekanan darah systolic ankle.

9. Ulangi pada kaki yang lain.

10. Pilih tekanan darah systolic brachialis tertinggi (diantara lengan kanan dan kiri) dan tekanan darah systolic ankle teritnggi (diantara kaki kanan dan kaki kiri).

Hasil Pemeriksaan

- Adanya nyeri dan pembengkakan minimal.

- Pada kasus kronis, adanya rasa nyeri, kram, atau perasaan lelah yang terjadi saat berjalan dan terasa di kaki bagian bawah.

- Rasa nyeri diperparah saat berjalan cepat atau menanjak tetapi berkurang dengan istirahat.

- Interpretasi nilai ABPI :

1. ABPI = > 1.2 berarti arteri tidak dapat terkompresi, Diabetes mellitus, penyakit ginjal atau kalsifikasi arteri berat.

2. ABPI = 1.2-0.8 berarti sirkulasi arteri normal. 3. ABPI = 0.8-0.5 berarti insufisiensi arteri ringan. 4. ABPI = <>

5.ABPI=0.2 berarti ischemic kaki kritis.

Dalam penentuan nilai ABPI kadang ditemukan tekanan darah sistolik false tinggi ditemukan pada pasien diabetic. Hal ini disebabkan tekanan manset tidak mampu menekan pembuluh darah distal yang mengalami kalsifikasi.

Intervensi

- Program latihan diawali dengan warm-up, walking exercise, dan cool-down ( warm-up dan cool-down dapat dilakukan 5-10 menit)

- Treadmill walking dengan kecepatan 2.4 km/jam hingga pasien merasakan nyeri pada kaki (pasien harus pada skala New Borg 6-8/10. Ketika pasien dapat berjalan dengan intensitas di atas 10 menit, latihan harus ditingkatkan ke kecepatan 3,2 km/jam atau lebih tinggi. Ketika pasien dapat berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi, kecepatan tersebut dapat ditingkatkan lagi menjadi 4,8 km / jam. Satu sesi treadmill walking dilakukan selama 30-60 menit dengan frekuensi 3-5 kali/minggu. Walking exercise dilakukan selama 3-6 bulan dan harus selalu dipantau dengan EKG.

- Edukasi modifikasi gaya hidup dan pencegahan sekunder (Obat-obatan, perawatan kaki dan sepatu yang tepat, dan penghentian merokok sangat penting untuk pasien)

(20)

19

- Edukasi untuk melakukan walking exercise di rumah selama 30 menit/hari tiap 5 hari/minggu dengan skor New Borg 6-8/10.

(21)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656 Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

FORM PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF DAN PRAKTEK PROFESIONAL)

HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________

EVALUASI AFEKTIF

No NIM Nama Mahasiswa

Nilai

Nilai Total Tanggung

Jawab Disiplin Kerjasama Kejujuran Prakarsa Sopan Santun

1

2

3

4

5

EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL

No NIM Nama Mahasiswa

Nilai

Nilai Total

Keamanan Prilaku

Profesional Akuntabilitas Komunikasi

Kompetensi Budaya Pengembangan Profesional 1 2 3 4 5

Kriteria penilaian: Penilai,

1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik

(22)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656 Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Materi Nilai Maksimal Nilai

1 Format presentasi (power point) 10

2 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir

penalaran 10

3 Penguasaan metodelogi penelitian 10

4 Review jurnal

- Materi jurnal 20

- Diskusi dan kemampuan argumentasi 20

- Kelayakan (feasibility) 20

5 Performance presentator

- Bahasa dan sopan santun 10

Jumlah 100

Penilai,

(23)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656 Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Materi Nilai Maksimal Nilai

1 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir

penalaran 20

2 Penguasaan metodelogi penelitian 10

3 Review jurnal - Materi jurnal 30 - Kelayakan (feasibility) 30 - Format penulisan 10 Jumlah 100 Penilai, ( )

(24)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656 Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Aspek Penilaian Nilai Maksimal Nilai

Penilaian Status Klinis

1 Pemeriksaan Subjektif 4 2 Pemeriksaan Objektif - Vital Sign 2 - Pemeriksaan Per-Kompetensi 4 3 Diagnosis - Impairment 2 - Activity Limitation 2 - Participation Restriction 2 - Contextual Factor 2 4 Prognosis 2 5 Planning

- Jangka Panjang & Pendek 2

- Clinical Reasoning 3

6 Prosedur Intervensi

- Metode Pelaksanaan & Dosis 4

- Clinical Reasoning 6

7 Edukasi & Home Program 2

8 Evaluasi 3

Format Penilaian Presentasi

1 Penguasaan konsep dan penalaran klinis 25

2 Diskusi dan kemampuan argumentasi 25

3 Format presentasi dan bahasa 10

TOTAL 100

Penilai,

(25)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656 Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

Aspek yang nilai Rentan Nilai Bobot Nilai

Assessment 0-100 25%

Diagnosis Fisioterapi (ICF) 0-100 25%

Planning 0-100 25%

Intervensi 0-100 25%

Total Nilai

Penilai,

(26)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656 Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN / OSCE STASE KARDIOVASKULAR

NAMA PESERTA :

NIM :

TEMPAT :

TANGGAL :

PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL PRACTICE) N

o Komponen Penilaian Kinerja

Subjektif Jumla

h Poin

0 1 2 3 4

1 Keamanan (Safety)

2 Perilaku Profesional (Professional Behaviour)

3 Akuntabilitas (Accountability)

4 Komunikasi (Communication)

5 Kompetensi Budaya (Cultural Competence) 6 Pengembangan Profesional (Professional

Development)

TOTAL POIN

MANAJEMEN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT) N

o Komponen Penilaian Kinerja

Objektif Subjektif Jumla

h Poin

0 1 0 1 2 3 4

ASSESMENT

Anamnesis Umum

1 Peserta memperkenalkan diri

2 Peserta menanyakan identitas pasien Anamnesis Khusus

1 Peserta menanyakan keluhan utama

pasien

2 Menanyakan Riwayat Penyakit

Sekarang (RPS)/S7

3 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu

(RPD)

4 Menanyakan Riwayat Penyakit

Keluarga (RPK)

5 Menanyakan Riwayat Penyakit

Penyerta (RPP)

(27)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656 Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

Pemeriksaan Umum

1 Pemeriksaan Vital Sign

2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien

3 Pemeriksaan Fisik Inspeksi Statis Inspeksi Dinamis Palpasi Auskultasi Pemeriksaan Khusus

1 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

Aktif

Pasif

Isometrik Resisted

2 Pengukuran Kekuatan Otot

3 Pengukuran ROM

4 Pengukuran Antropometri

5 Pengukuran Nyeri

6 Pemeriksaan Spesifik

Untuk mendukung penegakan

diagnosis

Untuk menentukan diagnosis banding 7 Melakukan Pengukuran terkait

Diagnosis

DIAGNOSIS

1 Diagnosis Medis (penjelasan)

2 Diagnosis Fisioterapi

Impairment

Functional Limitation

Disability/Participant Restriction PLANNING

1 Rencana Jangka Pendek

2 Rencana Jangka Panjang

INTERVENSI

1 Penerapan Intervensi Modalitas

2 Penerapan Intervensi Manual Terapi 3 Penerapan Intervensi Terapi Latihan EDUKASI & HOME PROGRAM

(28)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656 Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

2 Modifikasi faktor eksternal

3 Home Program

EVALUASI

1 Evaluasi sesuai dengan pemeriksaan

awal

Total Poin

PERHITUNGAN NILAI AKHIR N

o Penilaian Perhitungan Bobot (%) Nilai

1 Praktik Profesional (Professional Practice)

(Jumlah Poin : 24) x

100 30%

2 Manajemen Pasien (Patient Management)

(Jumlah Poin : 157)

x 100 70%

Total Nilai Akhir

Interpretasi :

Objektif …...………….,

………

0 Tidak Dilakukan

1 Dilakukan Mengetahui,

Subjektif Penguji Bagian

0 Tidak Dilakukan

1 Kurang Baik

2 Cukup Baik

3 Baik ( )

(29)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656 Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

FORM PENILAIAN MORNING REPORT

HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________

No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisipasi

Aktif Berpikir Kritis Kemampuan Komunikasi Time Manajemen Tata

Krama Nilai Total 1 2 3 4 5 Keterangan Penilaian No Keterangan Nilai 1 Kehadiran

Hadir tepat waktu 4

Terlambat <15 menit 3 Terlambat <30 menit 2 Tidak hadir 0 2 Partisipasi

Memberikan komentar dan jawaban secara aktif 4

Kadang - kadang memberikan komentar dan jawaban 3

Hanya menjawab kalau ditanya 2

Diam saja 1 3 Berpikir kritis

Mempunyai materi dengan jelas 4

Ragu - ragu menyampaikan materi tapi benar 3

Materi yang disampaikan tidak jelas 2

Salah menyampaikan materi 1

4 Kemampuan komunikasi

Bahas jelas, mau menerima dan memberikan saran/kritik 4

Bahasa jelas, kurang bisa menerima kritik teman 3

Bahasa kurang jelas, tidak bisa menyampaikan kritik/saran 2

Tidak dapat menyampaikan komentar dengan jelas 1

5 Manajemen Waktu

Aktif berdiskusi dan menyampaikan materi secara efektif 4

Aktif berdiskusi, cenderung monopoli 3

Kurang aktif dan sering bicara ngelantur 2

Bicara dan ngobrol di luar materi diskusi 1

6 Tata krama

Tegar sapa dengan sopan kepada fasilitator dan teman saat

berdiskusi 4

Jarang melakukan tegur sapa kepada teman tapi masih bersikap

sopan 3

Sering memotong pembicaraan teman tanpa sopan santun 2

Bertindak dan bicara seenaknya 1

Penilai,

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan semakin berkembangnya ilmu kedokteran yang harus dikuasai mahasiswa kedokteran, mempelajari ilmu yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular dan gangguannya

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

Modul praktikum ini diharapkan mampu memberikan petunjuk atau tuntunan kepada mahasiswa(i) di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman dalam

Hasil penelitian ini Interaksi mahasiswa dengan modul praktikum manasik haji dan umroh di Prodi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden

Putra Gunadhi, Sp.JP (K), selaku pembimbing pertama dan Kepala Bagian/SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, yang

Dengan semakin berkembangnya ilmu kedokteran yang harus dikuasai mahasiswa kedokteran, mempelajari ilmu yang berkaitan dengan sistim kardiovaskular dan gangguannya

Hasil penelitian ini Interaksi mahasiswa dengan modul praktikum manasik haji dan umroh di Prodi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase Forensic Periode November 2021 Fakultas Kedokteran Universitas