• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pembangunan Proyek Perumahan Citraland Bagya City Terhadap Masyarakat Desa Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Pembangunan Proyek Perumahan Citraland Bagya City Terhadap Masyarakat Desa Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdulsyani. 2007. Sosiologi (Sistematika, Teori, dan Terapan). Jakarta: PT Bumi Aksara. Amsyari, Fuad. 1986. Prinsip-Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan, Studi Tentang

Banjir, Karakteristik Desa dan Kota. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Bungin, H. M. Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Faisal, Sanafiah. 2007. Format-Format Penelitian sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hakim, Rustam. 2011. Aspek Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Nilai Tambah Pada

Kawasan Perumahan Perkotaan. http://rustam2000 .wordpress.com/karya-tulisku/

Diakses tanggal 23 September 2015.

Hani. 2009. Pengembangan Industri dan Manufaktur Berwawasan Lingkungan. elib. pdii. lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/6118.pdf . Diakses tanggal 23 September 2015.

Hariwoerjanto, Drs. S. Kasni. 1987. Metode Bimbingan Sosial Kelompok. Bandung: PT Bale Bandung.

Harsojo, Prof. 1988. Pengantar Antropologi. Bandung Bina cipta. Haviland, William A. 1985 Antropologi. Jakarta: Erlangga.

Joyomartono, Mulyono, 1991. Perubahan Kebudayaan Dan Masyarakat Dalam Pembangunan, Semarang: IKIP Press.

Koentjaraningrat, Prof. Dr. Pengantar ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Moloeng, Lexy. J. Prof. Dr. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(2)

Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Prenada Media Group.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: LP3ES

Soekanto, Soerjono, Prof. Dr. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta.

Suwarsono dan So, Alvin Y. 2013. Perubahan sosial dan pembangunan. Jakarta: LP3ES Indonesia.

Sztompka, Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakata: Prenada.

Skripsi dan Tesis:

1. Sri Rahayu Rahmah Nasir. 2014. Perubahansosial masyarakat lokal akibat perkembangan pariwisata Dusun Wakka Kab. Pinrang (interaksi antara wisatawan dan masyarakat lokal)

2. Ena Malikussaleh. 2013. Tari Saman Gayo dalam pembangunan pariwisata Di Kabupaten Gayo Lues.

3. Supriyanta, 2002. Faktor-Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Penghuni Memilih Lokasi Lingkungan Perumahan Baru Di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yoyakarta. Tesis Ilmu Lingkungan, UGM Yogyakarta.

(3)

Sumber lain:

06.10 WIB.

2.

3.

4.

pukul 10.45WIB.

5.

2015 pada pukul 22.45 WIB.

6.

(4)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan agar mencapai suatu tujuanatau dengan istilah lain suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid,dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini menggunakan dua metode penelitian dengan menggunakan survey yang bersifatkuantitatif, digunakanuntukmenelitigejalasuatukelompokatauperilakuindividu,menelititindakan yang

bersifatmengukurataumemperkirakan, mengadakanevaluasi yang dilakukanpadasejumlahindividu.

Survey dalampenelitianiniberupadeskriptifmerupakantipependekatandalampenelitian yang penelaahannyakepadasatumasalahpenelitian yang intensif, mendalam, mendetaildankomprehensif.Padatipepenelitianini, seorangatausuatukelompok yang diteliti, permasalahannyaditelaahsecarakomperhensifmendetaildanmendalam.Berbagaivariabel di telaahdanditelusuri, termasuk juga kemungkinanhubungan antaravariabel yang ada.

(5)

Dengan metode studi kasus yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatifdan di perkuat dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat memberikan gambaran dan jawaban yang jelas dari penelitian ini. Sehingga dapat menjelaskan pokok-pokok permasalahan yang diteliti didalam penelitian ini berdasarkan data dan informasi yang diperoleh selama melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas. Peneliti menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturalistic) bukan hasil perlakuan (treatment) atau manipulasi variabel yang dilibatkan.

3.2. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian yaitu Desa Medan EstateKecamatan Percut Sei TuanKabupaten Deli Serdang. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena tempat tersebut sebagai tempat utama peneliti memperoleh sumber informasi dan berkaitan dengan strategi serta gambaran penelitian secara nyata.

3.3. Populasi dan Sampel

(6)

satu dusun yang paling dekat dengan aktivitas pembangunan perumahan Citraland Bagya City yaitu dusun IX Desa Medan Estate.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya, merupakan wakil populasi yang diteliti.Pengambilan sampel dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh populasi sehingga kesimpulan berlaku bagi keseluruhan populasi. Teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu teknik cluster random sampling.

Teknik ini digunakan apabila populasinya menunjukan unit-unit yang berumpun atau berkelompok, tanpa ada pada tingkatan masing-masing kelompok atau rumpun yang ada (Sanafiah,2007:36). Menggunakan rumus dari Taro Yamane, maka sampelnya :

Rumus Perhitungan Sampel:

� = �

�(�)2 + 1

Keterangan:

n = Jumlahsampel yang dicari N = Jumlahpopulasi

d = Nilaipresisi 10% (0,1) dengantingkatkepercayaan 90%

Penelitian ini mengambil sampel yakni pada Dusun IX dengan alasan dusun tersebut merupakan dusun terdekat dengan lokasi pembangunan. Jumlah masyarakat sebanyak 306 kepalakeluarga.Jadisampel yang diambiladalah:

1. Masyarakat Dusun IX : � = 208 208(0,12)+1

� = 208

5.06 = 67,53

(7)

3.4 Informan

Informan adalah orang yang diwawancari yang informasi oleh peneliti. Informan merupakan orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2009: 108). Adapun yang menjadi informan sebagai sumber informasi bagi peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kepala Desa Medan Estate.

2. Tokoh MasyarakatDesa Medan Estate. 3. Masyarakat Dusun IX Desa Medan Estate

4. Masyarakat Dusun IX Desa Medan Estate yang berwirausaha di sekitar pembangunan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa penelitian sebagai cara untuk mendapatkan dan memperoleh informasi yang diperlukan. Peneliti akan menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, serta melalui dokumen-dokumen yang mendukung proses penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

A. Observasi

Metode observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian secara langsung.

Peneliti akan melihat langkah-langkah yang lebih mendalam tentang persepsi masyarakat terhadap pembangunan perumahan Citraland Bagya City.

B. Kuesioner

(8)

Jenisangket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bersifat tertutup berdasarkan skala likert. Skala likert yaitu skala yang bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap suatu objek, dimana dalam angket diberikan pertanyaan sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban.

C. Wawancara secara mendalam

Metode wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh informan sampai mendapatkan informasi yang diinginkan dan menjawab rumusan masalah penelitian.Pada penelitian kali ini, peneliti akan melakukan wawancara mendalam kepada informan mengenai Partisipasi persepsi masyarakat terhadap pembangunan perumahan Citraland Bagya City.

D. Studi kepustakaan

Melalui metode ini, peneliti akan mengumpulkan dan mengambil informasi-informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik melalui buku-buku referensi, jurnal-jurnal peneliti terdahulu, koran, dan bahan dari website internet.

3.6. Instrumen dan Aspek Pengukuran A. Instrumen

(9)

B. AspekPengukuran

Aspekpengukurandaripenelitiandidasarkandarijawabanrespondenterhadappertanyaan yang diberikandisesuaikandenganskor.Padapenelitianinikuesionerterdiridari 25 pertanyaan menggunakan skala ordinal yaitu jenis skala yang menunjukkan tingkatan-tingkatan tertentu, dengan ketentuan :

1. SangatSetuju (SS) : poin 4

2. Setuju (S) : poin 3

3. Ragu-ragu (R) : poin 2

4. TidakSetuju (TS) : poin 1

3.7. PengolahandanAnalisis Data

Dalam penelitian kuantitatif peneliti dapat mengumpulkan data dari hasil kuesioner yang bersifat tak langsung terbuka. Data tersebut semua umumnya masih dalam bentuk hasil penelitian langsung, oleh karena itu perlu diseleksi dan dibuat kategori-kategori. Data yang diperoleh dari kepustakaan juga terlebih dahulu dievaluasi untuk memastikan relevansinya dengan permasalahan penelitian. Setelah itu data dikelompokan menjadi satuan yang di kelola kemudian dapat dilakukan interpretasi data mengacu pada tinjuan pustaka (Sanafiah, 2007:275).

Peneliti mengelompokan data-data yang diperoleh di lapangan berdasarkan, dari hasil penyebaran kuesioner yang selanjutnya akan di analisis secara deskriptif untuk memperoleh hasil atau kesimpulan.

1. Pengolahan

(10)

A. Pengeditan Data (Editing)

Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah di isi, berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi, dan konsistensi jawaban dan koreksi terhadap kesalahan pengisian.

B. Pengkodean Data (Coding)

Pemberian kode yang di maksudkan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat pemasukan data, yaitu dengan memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner.

C. Pemasukkan Data (Entry)

Tahapan ini dilakukan dengan cara menghitung data secara statistik untuk di olah dan di analisis menggunakan SPSS.

D. Pengecekan Data (Cleaning)

Adalah pengecekan data yang sudah dimasukkan, apakah ada kesalahan atau tidak.

2. Analisis Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalambentuk yang lebihmudahdibacadandipresentasikan (Singarimbun, 1995: 263). Untuk menganalisis data pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis tabel tunggal.

A. Analisis Tabel tunggal

Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori. (Singarimbun, 1995:266).

(11)

bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, dan memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, mencari apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan pada orang lain (Moleong, 2005: 248).

(12)

BAB IV

DESKRIPTIF DAN INTEPRETASI DATA PENELITIAN 4.1. Deskripsi Wilayah dan Profil Informan

4.1.1. Desa Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan

Penelitian lapangan ini akan dilakukan di Desa Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Tepatnya di Dusun IX desa Medan Estate, Pemilihan lokasi penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan dan mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan.Pemilihan lokasi juga karena pembangunan Citraland Bagya City bertepatan di bangun diantara Dusun IX dan Dusun X Desa Medan Estate, namun secara letak Geografis pembangunan Citraland Bagya City masuk kedalam Dusun IX Desa Medan Estate.

Sebelah utara Desa Medan Estate berbatasan dengan Desa Sampali dan Desa Lau Dendang, sebelah selatan berbatasan dengan Kotamadya Medan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Bandar Khalifah dan sebelah barat berbatasan dengan Kotamadya Medan sedangkan Dusun IX sebelah utara berbatasan dengan Dusun XI, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bandar Selamat, sebalah timur berbatasan dengan Dusun X dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun IV.

4.1.2. Sejarah Sebelum Pembangunan Citraland Bagya City

(13)

Perusahaan PT Citra Lamtaro Gung Persada merupakan perusahaan yang dimiliki oleh ibu Siti Hardjanti Rukmana atau biasa dikenal dengan nama Mbak Tutut putri pertama Presiden Soeharto. Perusahaan tersebut juga bergerak dalam bidang perkebunan namun berbeda dengan sebelumnya perusahaan PT. Citra Lamtaro Gung Persada menggunakan lahan tersebut sebagai kebun jagung dan kebun coklat secara bergantian setiap musimnya. Namun perkebunan tersebut hanya bertahan sebentar dan pada tahun 2010 perkebunan tersebut di jual kepada perusahaan Karya Panca Sakti Nugraha (KPSN).

Perusahaan tersebut kembali mengkonversi perkebunan yang sebelumnya menjadi perkebunan jati, dan perusahaan tersebut juga masih menggunakan sebagian luas lahan sebagai perkebunan jagung. Sehingga pada akhirnya tahun 2011 Peruahaan KPSN bekerjasama dalam pembangunan perumahan Citraland Bagya City. Pada awal 2012 pencanangan pembangunan perumahan Citraland Bagya City sudah terdengar ke masyarakat sekitar. Sehingga sampai sekarang pembangunan perumahan Citraland Bagya City masih berjalan.

4.1.3. Profil Informandan identitas responden

Informan dalam penelitian ini merupakan masyarakat Medan Estate serta termasuk pihak aparatur pemerintahan Desa Medan Estate. Dimana keseluruhan informan berjumlah 6 orang yang menjadi informan dalam penelitian ini.

1. Rusmiati

(14)

Selain mengemban amanah menjadi PLT kepala desa, sehari-harinya menjadi seorang ibu rumah tangga, aktif dalam perwiridan ibu-ibu di Dusun IX Desa Medan Estate.

2. Faizal Arifin.SH

Bapak Faizal Arifin biasa di panggil dengan sebutan Faizal, beliau berusia 55 tahun. Bapak Faizal, bersuku jawa dan beliau juga memeluk agama islam. Pendidikan terakhir yang di capai beliau adalah starata satu di Fakultas Hukum USU. Beliau memiliki satu orang istri dan juga tiga orang anak yang sudah beranjak remaja, dengan pekerjaan sehari-hariberwirausaha. Beliau memiliki usaha yaitu berjualan jajanan di kantin sekolah dan mengelola kantin sekolah SMK 1 Percut Sei Tuan.Sekarang beliau tinggal di jalan kolam no. 3 Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Selain itu, pak Faizal merupakan mantan kepala Desa Medan Estate, dan saat ini beliau kembali mencalonkan diri sebagai kepala Desa Medan Estate yang dimana sedang berlangsungnya agenda pilkades (pemilihan kepala desa) serentak se Kabupaten Deli serdang.

3. Gatut Dwi Satriyono

(15)

4. Drs. Khairulis M,Pd

Bapak Khairulis merupakan seorang bersuku minang, dan beliau sudah berumur 46, memiliki dua orang anak yang sudah dewasa. Keseharian beliau di habiskan bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Beliau dipandang bersahaja oleh masyarakat sekitar, diluar sebagai PNS beliau juga aktif pengajian yang ada dimasjid dusun IX hingga ke masjid-masjid yang ada di Desa Medan Estate.

5. Nasril Lubis

Nasril begitu sapaan akrabnya oleh masyarakat di sekitar rumahnya, Bapak Nasril lubis juga warga Dusun IX Desa Medan Estate. Beliau sudah berumur 40 tahun, dan memiliki dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolah. Beliau merupakan seorang yang bersuku Mandailing, dan pemeluk agama Islam.

Bapak Nasril merupakan seorang wiraswasta, usaha beliau juga tidak jauh dari pembangunan Citraland Bagya City, beliau memiliki usaha depot air ulang, yang sebelumnya beliau adalah seorang supir angkutan.

6. Mujiono

(16)

7. Sri Indrawati

Ibu Sri indrawati seorang wanita tua yang sudah memiliki umur sekitar 56 tahun. Beliau juga seorang pensiunan guru sekolah dasar. Beliau pensiun lebih cepat dari jatah pensiun yang seharusnya, Ibu Sri adalah seorang mulimah dan juga bersuku jawa beliau juga adalah seorang istri dan telah memiliki 4 orang anak yang sudah dewasa. Beliau merupakan warga dari Dusun IX Desa Medan Estate. Pekerjaan sehari-hari beliau adalah berjualan sarapan lontong pada pagi hingga siang hari, beliau berjualan lontong dihalaman rumahnya dan di bantu oleh seorang anaknya yang masih kuliah.

4.1.4. Identitas Responden

Tabel 1. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Responden NO PENDIDIKAN TERAKHIR FREKUENSI PERSENTASE

1 SD - -

2 SMP - -

3 SMA 23 33,9

4 D3 8 11,8

5 SARJANA (S1) 30 44,1

6 LAINNYA 7 10,2

TOTAL 68 100

Sumber: Data sekunder (kuesioner) 2016

(17)

Tabel 2. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

NO PEKERJAAN UTAMA FREKUENSI PERSENTASE

1 PNS 33 48,5

Sumber: Data sekunder (kuesioner) 2016

Berdasarkan tabel 2 diatas masyarakat Dusun IX Desa Medan Estate memiliki banyak jenis pekerjaan, namun pekerjaan yang dominan di Dusun IX Desa Medan Estate adalah Pegawai Negri Sipil (48,5%), kemudian wiraswasta 32,3%, selian itu masing-masing yang memiliki pekerjaan BUMN dan perusahan Swasta 5,9% dan yang memiliki pekerjaan serabutan sebanyak 7,4%.

Tabel 3.Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan

NO PENGHASILAN PERBULAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Rp 0 – Rp 499.000 - -

Sumber: Data sekunder (kuesioner) 2016

(18)

Tabel 4. Identitas Responden Berdasarkan Status Kependudukan

NO STATUS KEPENDUDUKAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Penduduk asli desa 33 48,5

2 Pendatang dari desa lain 9 13,2

3 Pendatang dari kecamatan lain 13 19,1

4 Pendatang dari kotamadya/kabupaten lain 5 7,4

5 Pendatang dari provinsi lain 8 11,8

TOTAL 68 100

Sumber: Data sekunder (kuesioner) 2016

Berdasarkan tabel 4 diatas status kependudukan masyarakat Dusun IX Desa Medan Estate adalah penduduk asli Desa Medan Estate persentasenya48,5%, Pendatang dari desa lain sebanyak 13,2%, Pendatang dari kecamatan lain sebanyak 19,1%. Sebanyak 7,4% merupakan pendatang dari kotamadya/ kabupaten lain dan sisanya 11,8% merupakan pendatang dari provinsi lain.

Tabel 5. Identitas Responden berdasarkan lama tinggal

NO LAMA TINGGAL FREKUENSI PERSENTASE

1 1 – 5 Tahun 18 26,4

2 5 – 10 Tahun 10 14,7

3 10 – 15 Tahun 8 11,8

4 >15 Tahun 32 47,1

TOTAL 68 100

Sumber: Data sekunder (kuesioner) 2016

(19)

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pembangunan perumahanCitraland Bagya City

Suatu lingkungan akan berubah seiring waktu yang terus berjalan, seperti yang dikatakan oleh (Amsyari, 1986:23), bahwa lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Masyarakat harus mengikuti dan menyesuaikan perubahan yang di alami lingkunganya demi melangsungkan kehidupan. Dengan kata lain, masyarakat harus melakukan adaptasi agar bisa tetap bertahan hidup di tempat tinggalnya.

Mengartikan adaptasi harus mengacu pada proses yang menyebabkan organisme berhasil menyesuaikan diri dengan baik pada lingkungan yang ada, dan hasil proses tersebut menghasilkan karakteristik-karakteristik yang menyebabkan organisme itu dapat menghadapi bahaya, dan menjamin sumber daya yang mereka butuhkan di lingkungan tertentu di mana mereka hidup (Haviland, 1985: 348).

(20)

Pembangunan perumahan tersebutjuga melibatkan masyarakat Desa Medan Estate secara langsung maupun tidak langsung untuk menikmati dampak dari pembangunan perumahan tersebut. Keterlibatan masyarakat Desa Medan Estate yang dimaksud adalah yang merasakan dampak dari pembangunan perumahan Citraland Bagya City. Dengan demikian masyarakat memang sudah harus siap atau beradaptasi dengan perubahan yang di sebabkan pembangunan perumahan Citraland Bagya City seperti yang di sampaikan oleh Ibu Rusmiati dalam petikan wawancara berikut.

“Saya mengetahui pembangunan Citraland dari pemberitahuan pemerintah kabupaten dan saat beberapa karyawan Citraland datang ke kantor Desa Medan Estate, selain itu saya kurang tahu.Menurut saya pembangunan Citraland baik pada sekarang ini karena memang sudah waktunya ada pembangunan di desa kita ini, karena akhirnya pembangunan ini juga baik untuk masyarakat. Mungkin dampaknya baik untuk masyarakat karena pastinya ada penambahan lapangan kerja, ada peluang usaha yang harus di peroleh masyarakat dan harapannya pendapatan perkapita penduduk kita meningkat dan saya rasa kita harus siap beradaptasi dengan pembangunan tersebut walaupun sekarang ini mungkin banyak dampak yang kurang bagus sama kita”.(Wawancara, 20 Februari 2016).

Paparan petikan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwamasyarakat Desa Medan Estate di tuntut harus siap dengan gejala ataupun dampak yang di hasilkan oleh pembangunan perumahan tersebut dan segera beradaptasi dengan adanya pembangunan Citraland Bagya City. Begitu juga menurut bapak Faizal dalam petikan wawancara berikut.

“pembangunan Citraland ini bukan hanya ada perumahannya saja, banyak fasilitas-fasilitas yang di tawarkan Citraland. Menurut saya kalau pembangunan ini baik-baik saja selagi masyarakat dapat menerimanya, makanya sekarang ini masyarakat juga harus memandang sesuatu mulai dari yang baiknya saja dulu, kalau masalah dampaknya sekarang ini masih bisa di toleransi. Jadi menurut saya pembangunan ini sampai sekarang masih baik-baik saja, karena memang ini juga di butuhkan untuk menopang Kota Medan yang udah mulai sesak penduduknya”.(wawancara 28 februari 2016)

(21)

bernama bapak Gatut mengenai keberadaan pembangunan Citraland Bagya City, dan juga berhubungan dengan gejala yang mulai dirimbulkan oleh pembangunan perumahan tersebut.

“Keberadaan pembangunan perumahan tersebut cuma dapat dilihat secara kasat mata saja oleh masyarakat karena tak ada pemberitahuan atau sosialisasi kepada masyarakat, seakan-akan memang masyarakat tidak harus tahu ada pembangunan didaerah tersebut, namun diluar itu adanya pembangunan ini daerah sini pasti nampak jadi daerah maju dan nampak jadi daerah elit,tidak nampak jadi daerah kumuh lagi, mungkin semenjak adanya pembangunan ini ada dampak ekonomi yang paling dirasakan masyarakat sekarang, ya seperti nilai tanah disini jadi meningkat drastis semenjak adanya pembangunan. Seharusnya pihak developer atau aparatur negara yang berwewenang dalam hal ini menyampaikan kepada masyarakat ini bahwasannya akan ada pembangunan yang di bangun disini, karena menurut saya pembangunan ini bagus”. (Wawancara, 02 Maret 2016).

Berdasarkan petikan wawancara tersebut disimpulkan bahwa pihak developer dan pemerintah sepertinya tidak melakukan penyampaian pemberitahuan atau sosialisasi kepada masyarakat tentang akan di bangunnya Citraland, sehingga hanya sebagian masyarakat yang mengetahui adanya pembangunan perumahan Citrland Bagya City, selebihnya mengetahui hanya sebagaimana terlihat bentuk fisik pembangunannya.

Pembangunan tersebut akan sangat berdampak bagi masyarakat secara umum tidak hanya masyarakat Desa Medan Estate saja.Hal seperti ini akan menjadi salah satu gejala timbulnya dampak negatif yang akan diterima masyarkat Desa Medan Estate, karena masyarakat tidak siap untuk beradaptasi secara cepat dan baik dengan pembangunan perumahan Citraland Bagya City.

(22)

“Saya kira masyarakat sepertinya tidak banyak mengetahuitentang pembangunan Citraland ini, karena surat izin pembangunan ini suratnya melalui pemerintah kabupaten semua, dan kita disini tidak banyak tau apa yang dibuat mereka, sehingga orang desa tidak bisa banyak berbuat untuk kepentingan masyarakat desa, itu urusan mereka lah itu kita disini ditugaskan sebagai pemantau saja cuma itu lah perintah dari kabupaten. Kejadian ini waktu saya masih menjabat jadi kades ada datang karyawan dari Citraland kekantor untuk menunjukan gambar-gambar dari pembangunan itu, untuk apa dia menunjukan itu pun saya tidak mengerti. jadi karena dari pemerintah desa pun informasinya terbatas jadi seakan-akanorang kantor desa ini yang membiarkan begitu saja masyarakatnya, karena pun di kantor desa terbatas informasi yang tersedia.Jadi mau bagaimana lagi dibuat sudah seperti itu yang terjadi”. (Wawancara, 28 Februari 2016).

Karyawan dari developer hanya mempresentasikan hasil gambar dari master plan pembangunan perumahan tersebut, padahal itu dinilai belum cukup sebagai informasi untuk disampaikan kepada masyarakat.Hal tersebut mungkin bermaksud untuk menambah informasi tetapimalah akhirnya masyarakat kurang tanggap mengenai hal tentang pembangunan perumahan Citraland Bagya City karena dengan hanya mempresentasikan master plan dari pembangunan perumahan Citraland Bagya City hanya untuk arsip desa dan bukan hal yang harus di publikasikan.

Padahal seharusnya pemberitahuan atau informasi kepada masyarakat dinilai penting agar masyarakat dapat beradaptasi dengan-dampak pembangunan perumahan Citraland Bagya City, dikarenakan masyarakat Desa Medan Estate yang banyak merasakan gejala atau pun dampak dari pembangunan tersebut.

Menilai bahwa dari informasi yang kurang tersedia bagi masyarakat, seharusnya aparatur desa tetap menghimbau kepada masyarakat agar menaggapi hal tersebut dengan baik, karena kemungkinan tidak hanya ada dampak negatif saja bagi masyarakat bisa saja pembangunan perumahan Citraland Bagya City bisa berdampak positif bagi masyarakat Desa Medan Estate.

(23)

dengan menggunakan kiasan tersebut, negara Dunia Ketiga ketika berada pada tahapan tradisional mungkin hanya mengalami sedikit perubahan sosial, atau mengalami kemandekan sama sekali. Kemudian perlahan-lahan negara tersebut mulai meengalami perubahan. Hal ini disebabkan, misalnya oleh mulai tumbuhnya kaum usahawan, perluasan pasar, pembangunan industri. Bagi rostow, perubahan ini masih dianggap sebagai prakondisi untuk mencapai tahap berikutnya, yaitu tahap lepas landas. (Suwarsono, 2013:16)

Pada kejadian tersebut Desa Medan Estate baru berada pada tahap pertama dan akan menuju tahap kedua yaitu dari tahap masyarakat tradisonal menuju tahapan pra kondisi lepas landas. Kemungkinan ini terjadi dikarenakan pembangunan perumahan Citraland Bagya City yang di bangun di kawasan Desa Medan Estate.

4.2.2. Persepsi masyarakat terhadap pembangunan Citralan Bagya City

Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasikan terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.

(24)

Melalui persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut (Walgito, 2000: 54).

Terkait dengan penjelasan diatas, penelitian ini bermaksud juga untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Desa Medan Estate atas adanya pembangunan perumahann Citraland Bagya City, juga untuk mengetahui seberapa besar dampak atau pengaruh yang di timbulkan oleh pembangunan perumahan Citrland Bagya City kepada masyarakat Desa Meda Estate. penjelasan diatas juga dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang sudah dirubah dalam bentuk data, merubah hasil penelitian kedalam bentuk data agar dapat mudah dimengerti. Berikut beberapa hasil dari penelitian yang sudah dirubah kedalam bentuk data.

Tabel 6. Persepsi Masyarakat

No URAIAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak Setuju 9 13,2

2 Ragu-ragu 22 32,4

3 Setuju 35 51,5

4 Sangat Setuju 2 2,9

TOTAL 68 100,0

Sumber : data sekunder (kuesioner) 2016

(25)

penghasilan secara ekonomi yang diperoleh dari para karyawan atau buruh bangunan yang tinggal atau menetap sementara di daerah tersebut.

Tabel 7. Tanggapan Masyarakat

NO URAIAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak Setuju 9 13,2

2 Ragu-ragu 29 42,6

3 Setuju 29 42,6

4 Sangat Setuju 1 1,5

TOTAL 68 100,0

Sumber : data sekunder (kuesioner) 2016

Menurut sebagian besar masyarakat Desa Medan Estate menanggapi baik dengan adanya pembangunan perumahan Citraland Cagya City, sebagian lagi masyarakat medan estate menanggapi bahwasannya pembangunan Citraland Bagya City ini skeptis atau masyarakat tidak peduli terhadap pembangunan tersebut. Kemungkinan tersebut dapat dilihat dari sebagian masyarakat medan estate yang perokonomiannya meningkat secara berkala. Dan sebegaian masyarakat menganggap pembangunan tersebut tidak mempengaruhi pendapatan atau peningkatan ekonomi.

Tabel 8. Informasi Pembangunan perumahan Citraland Bagya City

NO URAIAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak Setuju 2 2,9

2 Ragu-ragu 11 16,2

3 Setuju 51 75,0

4 Sangat Setuju 4 5,9

TOTAL 68 100,0

Sumber : Data sekunder (kuesioner) 2016

(26)

Tabel 9. Sosialisasi Pembangunan Perumahan Citraland Bagya City

NO URAIAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak Setuju 43 63,2

Sumber : Data sekunder (kuesioner) 2016

Paparan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa Sosialisasi kepada masyarakat dinilai sangat minim, hal ini dapat dibuktikan berdasarkan tabel 9Sedikitya masyarakat yang mendapatkan sosialisasi berimbas kepada kesiapan masyarakat untuk meminimalisir dampak dari pembangunan perumahan Citraland Bagya City,sehingga masyarakat yang akan terkena berbagai dampak dari keberadaan pembangunan perumahan Citraland Bagya City yang secara langsung membuat masyarakat kurang sigap ataupun menjadi kurang tanggap terhadap gejala atau dampak yang di timbulkan dari pembangunan perumahan Citraland Bagya City.

Tabel 10. Komunikasi antara pengembang dan Masyarakat

NO URAIAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak Setuju 55 80,9

2 Ragu-ragu 7 10,3

3 Setuju 3 4,4

4 Sangat Setuju 3 4,4

TOTAL 68 100,0

Sumber : data sekunder (kuesioner) 2016

(27)

Tabel 11. Peran Masyarakat dalam pembangunan

NO URAIAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak Setuju 54 79,4

2 Rgu-ragu 14 20,6

TOTAL 68 100,0

Sumber : data sekunder (kuesioner) 2016

Melihat hasil persentase dalam tabel 11diatas dilihat bahwa masyarakat tidak ikut berperan dalam pembangunan perumahan tersebut, namun ada bisa dilihat juga masih ada yang berperan namun sangat disayangkan masyarakat tersebut kurang berperan dalam pembangunan tersebut.

Tabel 12. Keterlibatan Masyarakat

NO URAIAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak Setuju 9 13,2

2 Ragu-ragu 7 10,3

3 Setuju 37 54,4

4 Sangat Setuju 15 22,1

TOTAL 68 100,0

Sumber : data sekunder (kuesioner) 2016

(28)

4.2.3. Dampak pembangunan perumahan Citraland Bagya City

Setiap kegiatan pembangunan selalu memiliki dampak yang ditimbulkan dari dalam pembangunan (intern) atau dari luar pembangunan (ekstern), baik itu dampak positif atau bahkan dampak negatif. Dalam penelitian ini Teori Struktural Fungsionalisme oleh Robert. K. Merton digunakan untuk menjawab perumusan masalah yaitu : bagaimana dampak pembangunan proyek perumahan Citraland Cagya City terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei tuan, Kabupaten Deli Serdang.

Adapun inti dari teori ini adalah :

1. Fungsi adalah akibat–akibat yang dapat diamati yang menuju adaptasi atau penyesuaian dalam suatu sistem.

2. Disfungsi adalah akibat–akibat negatif yang muncul dalam penyesuaian suatu sistem. 3. Fungsi manifest adalah fungsi yang diharapkan.

4. Fungsi laten adalah fungsi yang tidak diharapkan.

Jika ditinjau dari segi fungsi, maka pembangunan perumahan Citrland Bagya City tentu harus dapat memberikan dampak yang positif terhadap sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam Teori Robert K. Merton hal seperti itu termasuk ke dalam fungsi manifest (yang diharapkan) dari dilaksanakannya pembangunan perumahan Citrland Bagya City. Tetapi ada kalanya dalam pembangunan yang dilaksanakan timbul dampak-dampak yang tidak diharapkan (fungsi laten). Keduanya ini merupakan suatu konsekuensi yang kuat dan tidak dapat dipisahkan.

(29)

Gejala-gejala yang sudah terlihat atau bahkan sudah merupakan dampak yang dirasakan masyarakat karena ditimbulkan oleh pembangunan perumahan Citraland Bagya City adalah seperti perubahan fungsi dan tata guna, pembangunan perumahan akan merubah tata guna lahan serta produktifitas lahan di lingkungan sekitar kawasan perumahan.

Selanjutnya, adanya peningkatan arus lalu lintas atau padatnya lalu lintas dan kerusakan jalan, ini dapat dibuktikan dengan padatnya kendaraan pengangkut alat baku yang masuk kedalam proyek pembangunan.Pembangunan dan kegiatan operasional kawasan perumahan akan meningkatkan arus lalu lintas sehingga kemungkinan akan terjadi kemacetan hingga kecelakaan. Selain itu jika kemampuan atau kapasitas beban jalan maksimum disekitar lokasi ternyata tidak mampu untuk menerima beban tambahan dari kegiatan pembangunan dan operasional perumahan maka akan terjadi kerusakan infrastruktur yang sudah ada.

Kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan pengurungan tanah pada tahap konstruksi akan mengakibatkan perubahan struktur dan sifat tanah, misalnya permukaan tanah menjadi terbuka, agregat tanah hancur dan menjadikan tanah peka terhadap erosi.Kegiatan pemadatan tanah pada tahap konstruksi juga mnegakibatkan air tidak dapat meresap ke dalam tanah, sehingga akan meningkatakan volume air limpasan. Hal tersebut akan terus berlangsung sampai tahap operasi selesai, sehingga ketika pemrakarsa tidak memiliki perencanaan yang matang mengenai jaringan saluran drainase dan upaya pencegahan banjir setempat yang baik maka bencana banjir akan terjadi. Hal ini seperti apa yang dikatakan oleh bapak Gatut pada petikawan wawancara berikut.

(30)

Penurunan kualitas udara atau peningkatan kadar debu juga terjadi di pembangunan perumahan Citrland Bagya City, ini di akibatkan dari kegiatan pembukaan lahan dan mobilisasi kendaraan atau alat berat dan bahan baku pada setiap tahap pembangunan perumahan tersebut, aktifitas pembangunan perumahan bisa juga meningkatkan kebisingan di sekitar pemabangunan perumahan, ini desababkan oleh aktifitas pada tahap konstruksi pembangunan.

Penurunan kualitas dan kuantitas air di sekitar pembangunan perumahan juga termasuk dalam dampak pembangunan perumahan Citraland Bagya City, hal ini dapat terjadi karena adanya limbah pembuangan air dari pembangunan tersebut sehingga kualitas air jadi menurun, dan kuantitas air berkurang karena daerah resapan air yang sudah ada menjadi berkurang.

Perubahan mata pencaharian dan pendapatan penduduk Desa Medan Estate dapat ditimbulkan oleh kegiatan pembebasan lahan maupun oleh kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi dan operasi. Kegiatan konstruksi dan operasi dapat mengakibatkan peningakatan kesempatan kerja dan berwira usaha bagi masyarakat Desa Medan Estate.

Dan juga bisa mengakibatkan tidak adanya kesepakatan mengenai pembangunan perumahan dengan masyarakat, sehingga dapat menimbulkan kesalah pahaman dan menimbulkan keresahan pada masyarakat sehingga masyarakat berasumsi negatif terhadap pemabangunan perumahan Citraland Bagya City.

Tabel 13.Dampak pembangunan perumahan Citraland Bagya City yang dirasakan masyarakat.

NO URAIAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak Setuju 3 4,4

2 Ragu-ragu 13 19,1

3 Setuju 47 69,1

4 Sangat Setuju 5 7,4

TOTAL 68 100,0

(31)

Dari hasil tabel 13 diatas terlihat masyarakat merasakan dampak dari pembangunan perumahan Citraland Bagya City, meskipun dampak yang masyarakat rasakan baru berupa dalam bentuk fisik namun hal tersebut juga sudah membuat masyarakat sedikit cemas dan resah, terlihat dari persentase mencapai 69,1% masyarakat sudah merasakan dampak dari pembangunan perumahan Citraland Bagya City.

Dampak fisik seperti yang di jelaskan diatas, masyarakat Desa Medan Estate sepertinya sudahmerasakan dampaknya, pada akhirnya kenyamanan masyarakat juga mulai terganggu dan juga akan mengganggu aktivitas masyarakat yang biasa melakukan aktivitas di sekitar pembangunan perumahan Citraland Bagya City.

Dalam proses pembangunan perumahan di indonesia sepertinya sudah lumrah atau sudah terbiasa dengan kehadiran kerusakan fisik di sekitar pembangunan, namun itu juga masih tergantung tanggung jawab pihak developer dalam penanggulangan perihal tersebut. Terlepas dari itu pembangunan perumahan Citraland Bagya City sudah menyebabkan kerusakan yang lumayan parah kemungkin dapat terjadi seperti ini di karenakan pembangunan tersebut berada di dalam desa dan juga kurangnya pengawasan dari pihak desa atau pemerintah dan dinas terkait. Ini juga sesuai dengan pernyataan ibu Rusmiati dalam petikan wawancara berikut.

“Waktu itu sudah saya himbau kepada mereka untuk tidak merusak fasilitas yang sudah ada, namun memang kenyataannya mereka langgar karena juga pengangkut barang-barang mereka besar-besar jadi saya rasa wajar bisa rusak. Setelah itu pun sudah saya kirim lagi surat peringatan ke kantor Citraland untuk memperbaiki jalan yang sudah rusak akibat alat berat mereka, saya minta itu harus sudah terlaksana sebelum pembangunan mereka selesai, karena masyarakat sangat terganggu kenyamanan di jalan. Sekarang sudah bisa di lihatsudah ada jalanyang mereka perbaiki meskipun tidak semua di perbaiki mereka. Sayarasa masyarakat jangan mengeluh terus, karena juga kami pemerintah desa juga akan mengawasi sebaik-baiknya pembangunan Citraland ini”. (wawancara 20 februari 2016).

(32)

pembangunanperumahan berkendara. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya pengawasan dari pemerintah atau pun dinas terkait. Maka dari itu pihak developer leluasa saja kapan mereka mau memperbaiki jalan yang sudah mereka rusak. Akibatnya masyarakat yang merasakan sehingga masyarakat terganggu dalam berkendara dan membuat masyarakat bertambah keresahannya terhadap pembangunan Citraland Bagya City.

Bukan hanya kerusakan jalan raya pembangunan perumahan Citraland Bagya City merubah jalan raya sebagai penunjang perumahan mereka. Citraland Bagya City merubah jalan raya yang sebelumnya hanya jalan lurus saja namun di rubah dengan menambah bundaran dan tugu di tengah-tengah jalan tersebut. Jika dilihat hanya menggunakan mata itu memang terkesan bagus namun itukan sudah merusak infrastruktur negara berupa jalan. Seperti yang dijelaskan oleh bapak Faizal berikut ini.

“memang jalan umum yang mereka rubah itu pernah diberitahukan ke desa dan mereka minta saya untuk mengawasi pembangunan tersebut, tetapi saya tolak. Akan tetapi master plan dari Citraland sudah begitu dan sudah mendapatkan izin dari pemkab, masyarakat hanya menikmati saja. Tetapi tugu yang mereka rubah itu kesepakatannya dengan pemerintah kabupaten bahwa itu kembali menjadi milik negara cuma mereka tetap yang merawat jadi mereka tidak bisa semena-mena menjualnya. Dan ada juga jalan yang mereka lebarkan yang berada di dalam komplek pembangungan Citraland juga di serahkan kepada negara, itu ada penyerahan dari developer ke bupati”. (wawancara 28 febryari 2016)

(33)

Tabel 14. keresahan masyarakat terhadap Citraland Bagya City.

NO URAIAN FREKUENSI PERSENTASE

1

Sumber : data sekunder (kuesioner) 2016

Seperti dilihat dari tabel 14 bahwa masyarakat merasakan keresahan terhadap pembangunan Citraland Bagya City, ini di tinjau dari persentase tingkat keresahan masyarakat yang menjadikan aktivitas mastarakat Desa Medan Estate terganggu dengan adanya pembangunan perumahan Citraland Bagya City. Hal ini dapat terjadi dikarenakan masyarakat yang kurang mendapat informasi yang akurat dan juga kurangnya pengawasan dari pihak pemerintah dan pihak terkait lainnya dan maupun kurangnya tanggung jawab dari pihak Citraland Bagya City.

Hal ini juga diperkuat dengan adanya petikan dari wawancara bersama bapak Gatut. “seharusnya jangan cuma masyarakat saja yang merasakan dampak dari pembangunan Citraland, masa masyarakat aja. Masyarakat waktu itu pernah datang ke kantor Citraland buat mengajukan permintaan ke citraland supaya masyarakat diperhatikan, karena masyarakat sudah banyak yang resah dan terganggu sama pembangunan citraland. Sebelum itu pas awal-awal pembangunan juga pernah di bilang tapi melalui pemerintah desa, supaya masyarakat jangan sampai terganggu dengan adanya Citraland. Tapi lihatlah sekarang kalo hujan langsung banjir, kalo panas debu semua, belom lagi truck-truck mereka ngantri mau masuk ke tempat proyek, udah banyak dampaknya sama masyarakat”.(wawancara 02 Maret 2016)

(34)

Terlihatnya dampak pada masyarakat, pemerintah bahkan tidak merespon dengan langsung dan hanya menunggu tindakan dari pihak pengembang perumahan, ini menyebabkan masyarakat yang seharusnya merasa nyaman dan aman untuk menikmati pembangunan perumahan Citraland Bagya City namun dengan kurang sigapnya pemerintah malah membuat masyarakat resah oleh dampak dari pembangunan Citraland Bagya City.

4.2.4. Dampak Sosial Pembangunan Citraland Bagya City

Dampak sosial mempunyai dua sifat yaitu bersifat positif dan bersifat negatif, analisisnya yang sering kita ketahui adalah Manifestasi dan Latensi. Manifestasi mempuyai sebuah kecenderungan harapan yang diinginkan dari suatu proses sosial yang terjadi sedangkan Latensi sebagai bentuk yang tidak diharapkan, tapi secara alamiah selalu menyertai atau muncul.

Pembangunan perumahan Citraland Bagya City merupakan suatu penerapan modernisasi yang diterapkan di Desa Medan Estate, yang dimana Desa Medan Estate merupakan salah satu desa di Kabupaten Deli serdang, merupakan salah satu desa yang paling dekat dengan Kota Medan yaitu Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara. Dimana Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia, dalam artian daerah sekitar Kota Medan juga harus mendapatkan perubahan atau modernisasi dalam bentuk pembangunan untuk menopang Kota Medan Tersebut. Adapun pada setiap modernisasi memiliki akibat ataupun dampak yang bisa saja terjadi.

(35)

ekonomi, pengurangan ketidak merataan, dan pemberantasan kemiskinan absolut (Todaro, 1994 : 90).

Pembangunan juga dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan dengan ditambah perubahan, yang merupakan kombinasi berbagai proses-proses ekonomi, sosial dan juga politik, untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengertian tentang pembangunan sebagai kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk dalam mengolah sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk kelangsungan hidup manusia.

Pembangunan yang seharusnya menjadikan dan menempatkanmasyarakat sebagai pusat perhatian dan proses pembangunan harus menguntung kan semua pihak. Dalam konteks ini, masalah kemiskinan, dan meningkatnya pengangguran perlu mendapat perhatian utama karena bisa saja menjadi penyebab instabilitas yang akan membawa pengaruh negatif pembangunan dalam masyarakat, terlebih lagi seperti longgarnya ikatan-ikatan sosial dan melemahnya nilai-nilai serta hubungan antar manusia.

Disamping terdapat beberapa kerusakan lingkungan yang bersifat biofisik yang menjadi dampak dari pembangunan Citraland Bagya City terdapat pula dampak lain yang dapat di peroleh, yaitu dampak sosial. Idealnya sebelum aktivitas pembangunan perumahan Citraland Bagya City berkembang pesat, ada baiknya masyarakat di persiapkan dalam upaya merebut lapangan pekerjaan sekaligus bisa memasarkan produksi dan menangkal dampak negatif dari pembangunan perumahan Citraland Bagya City.

(36)

sangat tergganggu. Dalam pembangunan perumahan Citraland Bagya City juga terdapat dampak sosial baik itu negatif ataupun positif.

Masyarakat Desa Medan Estate di hadapkan dengan dilema dari pembangunan perumahan Citraland Bagya City, berhubungan masyarakat akan merasakan dampak dari pembangunan Citraland Bagya City maka dari itu masyarakat harus meningkatkan nilai integritas yang sudah ada dalam masyarakat, karenaciri-ciri manusia yang modern di antaranya adalah memiliki sikap yang terbuka terhadap segala bentuk pengalaman dan perubahan.

Dengan memperkuat sikap integritas tentunya akan memperlancar proses komunikasi dan interaksi antar individu dalam masyarakat. Proses interaksi yang lancar akan mempererat jalinan hubungan antar masyarakat dan juga akan memupuk integrasi sehingga semakin kukuh. Ini juga di benarkan oleh bapak Nasril dalam petikan wawancara berikut.

“Awal-awal ada pembangunan citraland sebenarnya masyarakat biasa saja dengan pembangunannya, tapi banyaknya isu-isu masuk sama ke masyarakat jadi masyarakat sering duduk-duduk untuk bahas isu-isu dari Citraland. Padahal sebelumnya jarang mayarakat sini mau duduk ngumpul cerita-cerita, paling kalau datang untuk minum kopidan main catur dan terus pulang, kalo sekarang masyarakat jadi sering ngumpul karena ada saja setiap hari isu-isu citraland ini untuk dibahas”. (Wawancara 06 Maret 2016).

Dapat dinilai sebenarnya pembangunan Citraland Bagya City ini tanpa disadari juga membentuk masyarakat untuk peduli terhadap pembangunan perumahan tersebut akan tetapi meskipun bentuk dari pemikiran masyarakat yang kurang baik terhadap pembangunan perumahan Citraland Bagya City, tetapi masyarakat semakin meningkatkan tingkat integritas dalam masyarakat yang menyebabkan masyarakat akan semakin terbuka dalam menanggapi suatu hal.

(37)

begitu-begitu saja atau stagnan. Masyarakat sebenarnya cukup terbuka untuk menanggapi hal demikian

Tabel 15. Membicarakan pembangunan perumahan Citraland Bagya City

NO URAIAN FREKUENSI PERSENTASE

1 Tidak Setuju 1 1,5

2 Ragu-ragu 15 22,1

3 Setuju 45 66,2

4 Sangat Setuju 7 19,3

TOTAL 68 100,0

Sumber: Data sekunder (kuesioner) 2016

Melihat dari papar tabel 15 dari hasil persentase yang mencapai 66,2% artinya masyarakat memang membicarakan pembangunan perumahan Citraland Bagya City dikalangan mereka. Pembangunan perumahan Citraland ini sepertinya memang seharusnya dibahas di tatanan masyarakat Desa Medan Estate, dikarenakan masyarakat akan merasakan berbagai macam dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan perumahan Citraland Bagya City.

Sikap yang di lakukan oleh masyarakat Desa Medan Estate hampir sama dengan apa yang di sampaikan oleh Alex Inkeles bahwa ada beberapa unsur manusia modern dan masyarakat Desa Medan Estate sudah memasuki beberapa unsur seperti berikut: Seorang manusia modern memiliki sikap untuk siap menerima hal-hal atau pengalaman yang baru dan terbuka untuk inovasi dan perubahan. Sebaliknya masyarakat tradisional kurang menerima ide baru, cara baru untuk berperasaan dan bertindak. Menurut Inkeles sikap ini bukan suatu keterampilan, melainkan suatu sikap batin.

(38)

berpendapat bahwa pendapat manusia lain pasti sama dengan pendapatnya, ia tidak menolak keanekaragaman pendapat. Mampu berbeda pendapat dengan orang lain dan menyatakannya, adalah sikap manusia modern. (Harsojo, 1988: 241-243).

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Alex Inkeles, menurut hasil wawancara dari bapak Nasril masyarakat Medan Estate sudah menerapkan unsur-unsur yang ada dalam teori tersebut, berikut petikan wawancara dengan bapak Nasril.

”Masyarakat jadi hobi sekarang sore-sore pas waktu luang sperti sekarang ini keluar ngumpul di warung cuma buat membahas macam-macam tapi keseringan bahas Citraland ini, saya pun jadi ikut-ikutan. Disitu kami biasanya bahas kalo Citraland ini bahaya apa enggak untuk kami, karena lingkungan kami kan jadi di kelilingi bangunan Citraland, takutnya kami kenak gusur, tau lah gimana serakahnya kalo udah ada pembangunan besar-besar gini di indonesia. Tapi kami udah ada jaminan dari kepala desa waktu masih jaman pak Faizal, dia bilang juga sama kami disini aman, cuman kan kami masih was-was juga”.(Wanwancara 06 maret 2016)

Begitu juga bapak Khairulis berpendapat, seperti yang disampaikannya dalam petikan wawancara berikut.

“Belakangan ini setiap setelah melakukan pengajian masyarakat jadi banyak membicarakan Citraland, padahal biasanya masyarakat disini paling beberapa saja yang setelah pengajian mau duduk sama-sama berbincang paling juga yang di bicarakan keadaan sekitar lah, sekarang ada Citraland ya Citraland lah yang jadi pembahasan”.(wawancara 05 maret 2016)

Ini juga dibenarkan oleh pak Gatut dalam petikan wawancara berikut.

“Disini memang sering anak-anak muda nongkrong di warung belakangan ini bapak-bapak ini malah ikut-ikutan, kalau saya gak bisa seperti itu karena besok paginya mau ngajar, memang ada juga yang besok paginya kerja cumana mereka kan tahan kalau saya tidak tahan. Tapi menurut saya bagus lah artinya konsolidasi masyarakat disini terjaga, bukan hanya pas pengajian atau wirid saja mereka kumpul”.(Wawancara 02 Maret 2016)

(39)

semakin meningkatnya nilai integritas masyarakat Desa Medan estate, sehingga sikap tersebut menjadikan masyarakat Desa Medan Estate menjadi masyarkat yang modern dengan memenuhi bebrapa unsur dari ciri-ciri masyarakat modern yang dikemukakan Alex Inkeles.

Dan poinlain yang dapat di ambil yaitu masyarakat Medan Estate sudah siap menghadapi moderinisasi dari pembangunan perumahan Citraland bagya City dimana pembangunan Citraland Bagya City yang menghantar masyarakat Desa Medan Estate untuk menghadapi modernisasi tersebut.

Dalam setiap pembangunan bukan hanya pembangunan perumahan Citraland Bagya City, pasti akan ada pro kontra dan melahirkan berbagai macam pendapat mengenai pembangunan tersebut. Dalam pembangunan perumahan Citraland Bagya City juga terdapat perdebatan antara pro dan kontra namun tidak sedikit masyarakat yang memandang pembangunan Citraland Bagya City tidak baik dapat dilihat pada tabel 7, masyarakat menilai pembangunan perumahan Citraland ini baik dan sudah tepat namun memang masih banyak kekurangan dalam proses pembangunannya.Seperti kurangnya informasi yang akurat hingga melibatkan masyarakat khususnya masyarakat Desa Medan Estate dalam proses pembangunan dapat dilihat pada tabel 11 dan tabel 12 yang dimana hanya sedikit masyarakat yang terlibat padahal banyak masyarakat yang ingin terlibat.

Maka dari itu sudah mulai terlihat adanya ketimpanganantara pihak Developer dan masyarakat lokal sehingga menyebabkan kesalah pahaman di dalam masyarakat. Sehingga menimbulkan ketakutan masyarakat atas dampak negatif dari pembangunan perumahan Citraland Bagya City.

(40)

membangun perumahan ditanah tersebut, tetapi status tanah tersebut masih juga tidak jelas sehingga tanah tersebut tidak terdaftar di kecamatan dan di kantor desa, setelah adanya beberapa bidang bangunan rumah ditanah tersebut dan seiring berjalannya waktu rumah tersebut telah berpenghuni tetap dan semakin penuh dengan masyarakat yang memilih tinggal didaerah tersebut karena akses yang dekat dengan jalan raya dan dekat dengan Kampus Universitas Negeri Medan dan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) maka dari itu satu per satu masyarakat memilih untuk melegalkan dan mengurus tanah rumah mereka ke Kecamatan sehingga tanah mereka tidak lagi merupakan tanah ilegal yang tidak jelas status kepemilikannya, akan tetapi masih ada masyarakat sampai sekarang yang belum mengurus kepelikan tanah tersebut dalam artian rumah ataupun tanah mereka sekarang adalah ilegal, namun karena konsolidisi masyarakat Dusun IX yang baik mereka menutup-nutupi itu dari pemerintah. Seperti dijelaskan bapak Gatut dalam petikan wawancara berikut ini.

“Dulu perumahan ini disini juga ilegal, sekitar tahun 1995 perumahan ini di bangun, katanya isu yang beredar tanah ini punya PTPN II. Cuman tanahnya gak di gunakanuntuk apa-apa sama PTPN II makanya di bangun rumah oleh pemborong. Statusnya ya dulu gak ada, barulah pas sekitar 1997 berhubung PTPN II jual tanah yang sekarang jadi Citraland dari situ banyak masyarakat mengurus surat tanah termasuk saya juga. Semua masyarakat takut rumahnya juga terkena imbas penjualan tanah PTPN II makanya di legalkan terus sama masyarakat, tetapi masih ada juga masyarakat yang tidak mengurus suratnya, ya itu masyarakat yang agak bandel”. (wawancara 02 maret 2016)

Ditinjau dari petikan wawancara di atas masyarakat yang belum mengurus hak kepemilikan tanah dikarenakan sebagian masyarakat tersebut memandang sebelah mata untuk melegalkan tanah dan bangunan rumahnya. Ditambah lagi dengan kehadiran Citraland Bagya City masyarakat yang belu memiliki surat tanah dan bangunan semakin tambah was-was. Seperti yang disampaikan juga oleh bapak Nasril dalam petikan wawancara berikut.

(41)

kepemilikan masih was-was sama Citraland, karena Dusun IX ini strategis tempatnya buat Citrland ini pas-pas ditengah pembangunan Citraland”. (wawancara 06 maret 2016)

Ini merupakan masalah yang cukup kompleks dan masyarakat yang terkait masalah belum memiliki surat legalitas atas kepelimikan tanah dan bangunan rumah merasakan dilema dikarenakan strategi atau master plan dari proyek pembangunan perumahan Citraland Bagya City,masyarakat tidak tahu informasi sampai secara detail. Namun ini dapat dijelaskan oleh ibu Ros dalam petikan wawancara berikut.

“Tidakakan ada penggusuran dari pembangunan apa lagi Dusun IX, jadi masyarakat saya pikir tidak perlu takut karena juga saya kan tinggal disitu, walaupun kita tidak tahu sampai mana pembangunan Citraland ini. Yang seharusnya masyarakat siapkan adalah ketika keberadaan Citraland ini memberikan persaingan kepada masyarakat maka dari itu masyarakat harus jangan kalah saing dengan keberadaan Citraland ini ya harus lebih siap dan lebih maju lah pemikirannya masyarakat ini”.(wawancara 20 februari 2016)

Walaupun keterangan dari wawancara diatas telah menjamin bahwasannya ketakutan masyarakat itu hanyalah isu, namun masyarakat masih saja berpikir negatif dan masih merasa was-was atas keberadaan pembangunan perumahan Citraland Bagya City, dikarenakan memang kondisi stategis rumah yang ada di Dusun IX. Dengan kata lain masyarakat memang sudah mendapatkan keterangan dari pemerintah Desa, dan seharusnya juga masyarakat yang belum mengurus surat kepelimikan tanah sangat dianjurkan untuk mengurusnya, dikarenakan itu bukan hanya sebagai bukti kepemilikan tanah namun itu bisa menjadi alat untuk memastikan masyarakat yang mencemaskan keberadaan pembangunan perumahan Citraland Bagya City atas isu pengambil alihan kepemilikan rumah mereka.

4.2.5. Dampak Ekonomi Pembangunan Citraland Bagya City

(42)

Bagya City. Dampak-dampak tersebut juga menjadi pengaruh yang signifikan terhadap masyarakat. Jika ditinjau dari segi fungsi, maka pembangunan perumahan Citraland Bagya City tentu harus dapat memberikan dampak yang positif terhadap sosial dan ekonomi masyarakat.

Dalam Teori Robert K. Merton ada beberapa hal seperti fungsi manifest (diharapkan) yang berkaitan dengan melihat atau mengetahui dampak dari pembangunan perumahan Citraland Bagya City. Tetapi ada kalanya dalam pembangunan yang dilaksanakan timbul dampak–dampak yang tidak diharapkan (fungsi laten). Keduanya ini merupakan suatu konsekuensi yang kuat dan tidak dapat dipisahkan.

Melihat dari pandangan Teori Robert K. Merton, adanya beberapa fungsi manifest berupa dampak yang dirasakan sebagian bahkan seluruh masyarakat Desa Medan Estate tidak terkecuali masyarakat Dusun IX yang paling merasakan dampak pembangunan Citraland Bagya City. Banyak sudah dampak yang dirasakan masyarakat Desa Medan Estate, mulai dari dampak paling dalam yang dirasakan masyarakat adalah meningkatnya harga jual tanah di daerah sekitar pembangunan Citraland Bagya City sampai dengan meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat Desa Medan Estate terkhususnya para pedagang di sekitar pembangunan Citraland Bagya City.

Meningkatnya nilai jual tanah di daerah pembangunan Citraland Bagya City tidak meningkat begitu saja, ada beberapa alasan yang menjadikan nilai tanah di daerah sekitar pembangunan Citraland Bagya City meningkat seperti, letak tanah yang strategis dapat menjadi pemicu utama naiknya harga tanah,Lokasi tanah tersebut bisa strategis juga dikarenakan pembangunan Citraland Bagya City. Sebab orang akan banyak tertarik dengan lokasi tanah tersebut karena ditengah masyarakat luas.

(43)

dan pusat bisnis.Selain itu yang membuat tanah sekitar pembangunan Citraland Bagya City menjadi mahal karena lingkungan yang bagus dan bisa membuat oranglain lebih bisa bersosialisasi.

Kemudian masuknya pengembang atau developer ke daerah tersebut, yang dimana developer tersebut juga adalah PT Ciputra Group. Yang membantu untuk meningkatkan harga jual tanah di Desa Medan Estate. Seiring dengan penjelasan diatas bapak Faizal juga menguatkan penjelasan diatas dalam beberapa petikan wawancara berikut.

“Dampak Citraland yang berkaitan dengan ekonomi masyarakat kemungkinan paling besar adalah meningkatnya nilai jual tanah di Medan Estate, meskipun Citraland ada di Dusun IX tetapi seluruh Desa Medan Estate nilai jual tanah disana jadi meningkat, bahkan sampai ke Desa Lau Dendang. Ini dampak yang sangat positif bagi masyarakat karena kan dulu siapa orang yang mau tinggal disini, tapi udah ada Citraland banyak jadinya orang yang berminat yang mau tinggal disini”.(wawancara 28 februari 2016).

Begitu juga yang di jelaskan oleh ibu Ros senada dengan petikan wawancara diatas mengenai meningkatnya nilai jual tanah di Desa Medan Estate.

“Sudah jelas tidak hanya dampak negatif saja yang ada dari pembangunan Citraland ini, dampak positifnya juga ada.Lihat contohnya yang paling umum dirasakan masyarakat, meningkatnya nilai jual tanah, ini kan suatu dampak positif dari adanya Citraland di Desa Medan Estate. Semua masyarakat di sekitar Citraland merasakan meningkatnya harga tanahdan bahkan sampai ke desa-desa sebelah, karena disini akses ke kota dekat, mau ke kuala namu juga dekat, jadi meningkatnya pun langsung sangat tinggi”. (wawancara 20 februari 2016)

Menurut penjelasan dalam wawancara diatas bahwa meningkatnya nilai jual tanah merupakan salah satu dampak positif yang dirasakan masyarakat Desa Medan Estate, peningkatan nilai jual tanah juga meningkat secara signifikan di akibatkan beberapa faktor yang ada seperti akses ke Kota Medan dekat dan akses ke bandara Internasional Kuala Namu juga dekat.

(44)

“Nilai jual tanah di Desa Medan Estate meningkat karena adanya pembangunan Citraland, artinya Citraland lah yang membantu meningkatkan nilai jual tanah di desa Medan Estate, nilai jual tanah meningkat hingga mencapai 55%, awalnya harga tanah di Medan Estate di kisaran Rp 150.000 – Rp 300.000 namun sekarang sudah mencapai Rp750.000 – Rp1.250.000 dan kemungkinan dapat terus meningkat seiring pembangunan Citrland dan minat orang luar untuk membeli tanah di sekitar pembangunan Citraland Bagya City. artinya pembangunan Citraland Bagya City ini memberikan dampak yang positif”.

Meningkatnya nilai jual tanah desa medan estate yang mencapai 55% adalah suatu dampak yang baik menurut penjelasan petikan wawancara diatas yang dimana pembangunan Citraland Bagya City membantu untuk meningkatkan nilai jual tanah di Desa Medan Estate atau sekitar pembangunan Citraland Bagya City.

Berbeda pandangan dengan penjelasan petikan wawancara diatas, meningkatnya nilai jual tanah yang dimana merupakan dampak positif bagi masyarakat Desa Medan Estate. Malah pandangan berikut sangat mengarah bahwa meningkatnya nilai jual tanah di Desa Medan Estet merupakan dampak yang tidak baik bagi masyarakat, dikarenakan meningkatnya nilai jual tanah hanya semata-mata untuk mengusir masyarakat Dusun IX Desa Medan Estate karena yang hanya tergiur dengan nilai jual tanah yang tinggi dan faktor posisi Dusun IX yang sangat strategis bagi pembangunan Citraland Bagya City. Berikut penjelasan berdasarkan petikan wawancara dengan bapak Khairulis.

(45)

Untuk menambah penjelasan petikan wawancara diatas berikut juga petikan wawancara dengan bapak Gatut mengenai meningkatnya nilai jual tanah.

“Dampak ekonomi dari pembangunan Citraland sementara ini mungkin meningkatnya nilai jual tanah, nilai jual tanah disini memang sudah tinggi sekarang, mungkin bagi masyarakat itu bagus, tetapi kalau di perhatikan lebih detail lagi, maksud dari itu apa? Takutnya malah akan membuat masyarakat cidera nantinya. Ini mungkin juga termasuk strategi dari Citraland, karena ketika memang nilai jual tanah yang semakin tinggi tanpa kita sadari ini nantinya akan membuat masyarakat semakin terpinggirkan. Karena tanah dan rumah mereka di beli oleh pengembang-pengembang yang mengincar tak terkecuali Citraland. Buat mereka (Citraland Bagya City) uang apalah artinya, kalau untuk membayari rumah masyarakat mudah saja buat mereka. Tinggal pinjam dari bank, masalah selesai, dan sedangkan masyarakat ketika harga tanah mereka tinggi pasti tidak tahan untuk menjualnya. Itu karena kebiasaan orang kita, pemikirannya yang penting mendapat untung besar, dari situ masyarakat tidak pernah memikirkannya sampai jauh kedepan”.(wawancara 02 maret 2016)

Menurut petikan wawancara diatas bahwa sebagian masyarakat berpendapat bahwa meningkatnya nilai jual tanah di Desa Medan Estate baik bagi masyarakat, namun ada juga masyarakat yang berpendapat bahwa ini suatu yang tidak baik bagi masyarakat, dan ini merupakan strategi dari pihak pengembang untuk mengakuisisi masyarakat yang dimana ketika memang nilai jual tanah meningkat maka masyarakat yang tertarik untu menjual tanah dan ruma satu persatu akan menjualnya karena tidak tahan dengan harga jual tanah mereka yang meningkat drastis, yang dimana kedepannya masyarakat akan terpinggirkan oleh pembangunan Citraland Bagya City.

(46)

kembali, beruntungnya ketika masyarakat sudah memiliki rumah lainnya yang siap dihuni. Namun untuk menanggapi hal tersebut juga kembali kepada masyarakat, yang dimana masyarakat yang bisa menyikapi hal tersebut secara bijaksana.

Ketika memang masyarakat membutuhkan uang lebih maka tepat memang untuk melepas rumah tersebut namun ketika masyarakat lebih memilih kenyamanan yang sudah dibangun di daerah tersebut maka mempertahankan tanah dan rumah tersebut merupakan langkah yang sangat bijaksana.

Pembangunan Citraland Bagya City memberikan banyak dampak kepada masyarakat Desa Medan Estate, tidak terkecuali pedagang yang berdagang di sekitar pembangunan Citraland Bagya City. ada beberapa macam wirausaha ada di sekitar pembangunan Citraland Bagya City, mulai dari foto copy, tempat pangkas (cukur), bengkel tambal ban, warung (kedai), hingga warung makan. Semua jenis wirausaha tersebut tidak terlepas dari dampak dari pembangunan Citraland Bagya City. Namun dari semua jenis wirausaha yang ada di sekitar pembangunan Citrland Bagya City yang paling merasakan dampak kehadiran pembangunan Citraland Bagya City adalah warung makan.

Warung makan tersebut tepat berada berseberangan dengan pembangunan perumahan Citraland Bagya City, warung makan tersebut selalu ramai pada saat jam istirahat makan siang hingga sore hari. Warung makan tersebut adalah yang paling merasakan dampak dari keberadaan pembangunan Citraland Bagya City karena memang letak yang sangat dekat sehingga memudahkan pegawai dari Citraland Bagya City. berikut penjelasan dari dalah seorang informan bernama Mas no mengenai dampak dari pembangunan Citraland Bagya City terhadap warung makan miliknya.

(47)

karena semakin ramai yang beli. Pendapat saya meningkat kira-kira sampai 60% makanya saya berani buka sampai sore”. (wawancara 08 maret 2016)

Menurut penjelasan dalam petikan wawancara diatas pembangunan Citraland Bagya City berindikasi membantu pedagang warung makan tersebut dengan pegawai dari Citraland Bagya City makan di warung makan milik Mas no, meningkatnya pendapatan Mas no menguatkan bahwa pembangunan Citraland Bagya City memberikan dampak positif bagi beliau dan keluarga.

Di lain itu pedagang warung makan yang lain juga berpendapat senada dengan petikan wawancara dari Mas No, berikut petikan wawancara bersama ibu Sri menanggapi hal dampak pembangunan Citraland Bagya City yang beliau rasakan.

“Sebelum ada Citraland biasanya jualan saya lama habisnya, saya biasanya sebelum adanya Citraland ini jualan dari jam enam pagi sampai jam sebelas siang sekarang sudah ada Citraland ini jualan saya jam sembilan sudah mau habis dan stoknya juga saya udah tambah. Kalau dulu saya jualan 40-50 porsi setiap hari, sekarang saya jualan 60-70 porsi dan kadang-kadang kalau pas libur saya jualan sampai 70 porsi lebih setiap hari. Kalau pendapatan ya sudah jelas meningkat, hampir 50% kurang lebih meningkatnya pendapat saya. Saya berjualan di bantu sama anak saya, kalau libur suami saya juga ikut membantu saya jualan”. (wawancara 10 maret 2016)

Senada dengan penjelasan Mas No, penjelasan Ibu Sri dalam petikan wawancara tersebut memang benar pembangunan Citraland Bagya City memberikan dampak positif bagi wirausaha-wirausaha yang ada di sekitar pembangunan Citraland Bagya City. peningkatan pendapatan yang mereka rasakan sangat signifikan.

Meningkatnya pendapatan dari pedagang akan secara otomatis juga akan meningkatkan status sosial para pedagang di sekitar pembangunan Citraland Bagya City, dari situ bisa kita lihat jelas bahwasannya masih ada dampak baik dari pembangunan Citraland Bagya City bagi masyarakat Desa Medan Estate.

(48)

menyisakan harapan dari masyarakat yang beraktifitas ekonomi disekitar pembangunan Citraland Bagya City.masyarakat yang beraktifitas seperti wirausaha tersebut, memiliki harapan yang dimana harapan tersebut merupakan asa dari pedagang tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Mas no dalam petikan wawancara berikut.

“Pembangunan Citraland ini saya kira adalah pembangunan yang baik, karena biasanya kalau pembangunan yang besar seperti ini langsung main gusur saja walaupun tidak salah. Kalau menurut saya, pembangunan Citraland ini dapat berkembang sangat cepat, karena dia (Citraland) tidak hanya bangun rumah-rumah saja, tapi ada sekolah yang sudah jadi, ada ruko-ruko yang ada di depan. Nah harapan saya yang mendirikan warung nasi disini, harapannya kami tidak terkena gusur dan harapannya mereka masih mau memeperhatikan usaha-usaha masyarakat disini. Memang saya mendirikan warung ini bukan ditanah saya jadi saya hanya minjam saja, tetapi kalau memang disini ada pembangunan ya saya haru bergeser lah. Tapi kalau memang itu saja bisa, mereka tidak menggusur warung saya, maka menurut saya memang pas ada pembangunan Citraland ini disini”.(wawancara 08 maret 2016)

Pembangunan Citraland Bagya City harus mempertimbangkan harapan masyarakat sekitar pembangunan, agar hubungan antara pengembang dengan masyarakat sekitar pembangunan dapat terjalin harmonis dan selalu berdampingan dan masyarakat kedepannya dapat mendukung pembangunan perumahan Citraland Bagya City jika ingin dikembangkan lagi. Pada sejatinya, pihak pengembang tidak bisa melepaskan peran masyarakat dalam hal pembangunan perumahan tersebut. Pihak pengembang harus melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat dalam hal sosialisasi pembangunan serta menyampaikan apa saja dampak dari pembangunan untuk masyarakat.

(49)
(50)

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

3. Persepsi masyarakat Desa Medan Estate dengan adanya pembangunan perumahann Citraland Bagya City adalah masyarakat menyatakan bahwa kurang baik adanya pembangunan Citraland Bagy City karena lingkungan sekitar telah rusak akibat pembangunan perumahan tersebut antara lain rusaknya jalan raya akibatkan sering dilalui oleh alat berat, pepohonan yang dulunya rindang kini gersang dan panas, saat musim kering air sumur kering dan sebaliknya saat musim hujan akan terjadi banjir, yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Tetapi persepsi sebagian masyarakat setuju dengan adanya pembangunan Citraland Bagya City tersebut dikarenakan masyarakat mendapatkan peningkatan penghasilan secara ekonomi yang diperoleh dari para buruh bangunan yang tinggal atau menetap sementara di daerah tersebut, antar lain sewa rumah dan warung makanan terlepas dari itu pembangunan Citraland Bagya City menjadikan daerah Desa Medan Estate tidak terlihat modern.

(51)

5. Dampak dari proyek pembangunan perumahan Citraland Bagya City adalah adanya perubahan pendapatan penduduk Desa Medan Estate secara ekonomi meningkat oleh kegiatan pembebasan lahan, harga tanah meningkat, penerimaan tenaga kerja (buruh), sewa rumah untuk para buruh meningkat dan membuka peluang wirausaha baru bagi masyarakat Desa Medan Estate sebagai pedangan makanan dan minuman kebutuhan buruh proyek.

6. Dampak lain dari pembangunan Citraland Bagya City adalah meningkatnya tingkat integritas masyarakat Desa Medan Estate.

5.2. SARAN

5.2.1.Pada Pihak Pengambang

Sebaiknya pengembang (Developer) melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat tentang pembangunan dan lebih rinci menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari pembangunan, sehingga masyarakat dapat mengerti tanpa ragu-ragu terhadap proyek pembangunan tersebut.

5.2.2.Pada Mayarakat Desa Medan Estate

Sebaiknya masyarakat dengan adanya pembangunan Citraland Bagya City dapat menerima perubahan tersebut sehingga memberikan dampak yang sangat positif bagi masyarakat untuk berwirausaha di sekitar pembangunan Citraland Bagya City dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama struktur ekonomi masyarakat.

5.2.3.Pada Pemerintah Desa Medan Estate

(52)

Gambar

Tabel 1. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Responden
Tabel 3.Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan
Tabel 4. Identitas Responden Berdasarkan Status Kependudukan
Tabel 6. Persepsi Masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, sebagian besar masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Sikambing C II Medan Helvetia berpendapat bahwa sifat dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode eksperimen pada materi sifat – sifat cahaya di kelas V SD Negeri 101778 Medan

Adapun hasil penelitian ini diketahui bahwa tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove adalah sedang dengan indek 58,65% dimana tidak ada hubungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Partisipasi Perempuan dalam Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada masyarakat di Desa Bagan Percut dan Desa Tanjung Rejo bahwa masyarakat memanfaatkan hutan mangrove untuk mencari ikan dan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang terkena pengadaan tanah Proyek Kanal (Flood Way) Sei Deli –Sei Percut Medan. Dan keseluruhan populasi diambil

e-ISSN 2828-1799 Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Terhadap Penanggulangan Sampah Studi Kasus Jln Rs Haji Percut Sei Tuan,Desa Medan Estate Tania Larasita Situmeang1

Prevalensi dan Intensitas Serangan Ektoparasit pada Sapi di Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa prevalensi tertinggi terdapat pada pola