Judul
Nama
Pengaruh Desentralisasi Penyuluhan Pertanian Terhadap Pengelolaan
Lingkungan Pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian Kualuh Selatan
Kec. Kua.luh Selatan, Kah. Lahuhan Batu
Parents Hasihuan
Nemer
Pokok
:
017004012
Program Stndy
P S L
MM
セ
Prof. Dr.
II'.
S mono, MS
Ketua
セ
セ
Prof. Dr.
II'.
T. Chairun Nisa
H.
MSc
Anggota
Tanggal Lulus : 12
April 2003
.!.k:t::i.,
'IS
Anggota
Direktur
Progra
Pascasarjana
Universitas
matera Utara
V
Prof. Dr.
II'.
Sumono, MS
RINGKASAN
Parenta Hasibuan, Pengaruh DesentraJisasi Penyuluhan Pertanian Terhadap
Pengelolaan Lingkungan Pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian Kualuh Selatan
Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu.
Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui pengaruh desentraJisasi
Penyuluhan Pertanian terhadap pengelolaan lingkungan pertanian, dan untuk
mengetahui perubahan pendapatan petani setelah desentralisasi penyuluhan pertanian.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan
wawancara
dan
daftar pertanyaan (kuesioner). Pengambilan sampel dilakukan secara
purvosife,
Sampel yang digunakan adaJah anggota kelompok tani yang telah
mengikuti desentralisasi dua kelompok tani, dan anggota kelompol
tani
yang
pra-desentralisasi dua kelompok tani, masing-masing kelompok tani diambil 15 orang
responden, sehinggajumlah responden 60 orang.
AnaJisis data dilakukan dengan perhitungan nilai rataan, simpangan baku dan
persentase. Pengujian untuk melihat perbedaan nilai rataan yang dianalisis antara
kelompok tani desentralisasi dengan pra-desentralisasi digunakan uji
''too.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh desentraJisasi penyuluhan
pertanian terhadap pengelolaan lingkungan pertanian di Desa Gunung Melayu
Kecamatan Kualuh Selatan adalah positif. Pengaruh desentralisasi penyuluhan
pertanian ditinjau
dari
aspek sistem penyuluhan pertanian yaitu meningkatkan
frekuensi penyuluhan pertanian sesuai kebutuhan petani dan peningkatan intensifikasi
budidaya padi sawah dengan peningkatan penerapan teknologi sesuai kebutuhan
petani.
Sistem penyuluhan pertanian pada petani desentralisasi berbeda nyata (P
<
0,05)
dengan petani pra-desentralisasi, perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan frekuensi
penyuluhan pertanian dengan metode Bottom up (penyuluhan berasal
dari
bawah).
Pelaksanaan penerapan teknologi padi sawah berbeda nyata (P
<
0,05) antara petani
desentralisasi
dan
pra-desentraJisasi, perbedaan ini dipengaruhi oleh akibat frekuensi
penyuluhan yang meningkat.
Desentralisasi
penyuluhan
pertanian
akan
meningkatkan
pengelolaan
lingkungan pertanian. Hal ini terbukti dengan desentralisasi penyuluhan pertanian
menunjukkan kondisi kualitas Iingkungan petani desentralisasi rata-rata sangat baik
(96,48%), sedangkan kondisi kualitas lingkungan rata-rata petani pra desentralisasi
buruk (39,33%). Kondisi pertanian petani desentralisasi menunjukkan penerapan
teknologi rata-rata sangat baik (94,14%), sedangkan pada petani pra desentralisasi
rata-rata baik (62,11%).
Terdapat perbedaan yang nyata (P
<
0,05) antara petani yang telah ikut
desentralisasi dengan petani yang pra-desentralisasi, masing-masing untuk produksi,
pendapatan
d.ari
padi sawah dan pendapatan bersih. Rataan produksi padi sawah dari
petani desentralisasi dan petani pra-desentralisasi masing-masing 4,5 ton per hektar
per musim tanam (9 ton per hektar per tahun) dan 3,44 ton per hektar per musim
tanam (6,88 ton per hektar per tahun). Pendapatan
d.ari
padi sawah Rp. 9.135.000 dan
Rp. 6.193.917 masing-masing pada petani desentralisasi dan pra desentralisasi. Rataan
pendapatan bersih dari petani desentralisasi dan petani pra desentralisasi adalah Rp.
9.279.413 dan Rp. 4.701.242, per tahun.
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan :
I.
Petani-petani yang belum ikut proyek desentralisasi sangat dianjurkan agar
mengikuti proyek desentralisasi penyuluhan pertanian.
2. Agar proyek desentralisasi berjalan baik dan berkelanjutan sebaiknya peserta
petani desentralisasi harus berpendidikan diatas SLTP/sederajat dan umur dibawah
40 tahun.
3. Untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan pertanian dan produktifitas padi
sawah sekaligus pendapatan petani, disarankan agar Pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu mempertahankan sistem penyuluhan yang berbasis Desentralisasi
Penyuluhan Pertanian.
1\