• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak USU)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA

ROKOK A.MILD

(Pada Kedai Mamak Universitas Sumatera Utara)

Proposal

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Skripsi Sebagai

Syarat dalam Mencapai Gelar

Sarjana ISIP (S-1)

Oleh:

RIZKY MUSTIKA HATI

090907131

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA /

BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :

Nama : Rizky Mustika Hati

NIM : 090907131

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Judul : Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan

Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak Usu)

Medan, Februari 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

(M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp) (Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA)

NIP. 197910052005011002 NIP. 19590816 1986111 001

Dekan FISIP USU

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS/NIAGA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama : Rizky Mustika Hati

NIM : 090907131

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Judul : Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan

Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak Usu) yang dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Ketua : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA ( ..……….. )

NIP : 19590816 1986111 001

Anggota I : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp ( ..……….. )

NIP : 197910052005011 002

Anggota II : ( ..……….. )

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillah

segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan ridhoNya akhirnya

Skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, dengan judul “ PERAN

PASAR TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN

PELAKU USAHA (Studi Kasus Pada Pedagang Toko Sepatu Amigo Pasar

Sentral Medan)”. Sholawat dan salam tetap terlimpah curahkan kepada

utusan-Nya tercinta dan terkasih, junjungan kita Rasulullah Saw dan seluruh pengikutnya

yang dengan jiwa sucinya penuh pengorbanan dan keihklasan telah membimbing

dan menuntun umatnya ke jalan yang penuh dengan cahaya ilmu yang di Ridhoi

oleh Allah SWT. Penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak dapat terselesaikan tanpa

bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta ( Irwansyah Eddy dan Nurmaidani Rangkuti ) serta

seluruh keluarga yang tiada henti-hentinya mendo’akan dan memotivasi,

sehingga penulismampu menyelesaikan skripsi dengan lancar dan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu politik.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu

(5)

4. Bapak Arifin Nasution S.Sos M.SP selaku sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis yang memberikan saya banyak pelajaran dan masukan

khususnya dalam organisasi kampus.

5. Ibu Siswati Saragi S.sos M.SP yang sering saya panggil Kak Sis yang selalu

membantu dan memotivasi saya.

6. Bapak Drs.Mathias Siagian, M.Si., Ph.D selaku Dosen pembimbing yang

dengan kesabaran membimbing dan memberi arahan serta masukan yang amat

berguna hingga terselesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang telah

memberi banyak motivasi dan ilmu hingga bisa menjadi seorang sarjana Ilmu

Administrasi Bisnis.

8. Kepada para pedagang di pasar tradisional pusat pasar sentral yang telah

membantu penulis .

9. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya

AB Kelas A angkatan 2009 dan Rizki Mustika,Rangga Restu,Ririn,Wisnu ,

dindya putri, Wan Sheilla ,Alam ,Yudhi, Bedol, Fahru, Agus, Febri, Juanda,

Anas dan Ega yang selalu mengisi hari-hari penulis dalam canda tawa dan

duka yang membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

10. Seluruh teman–teman AB 2009 yang namanya tidak bisa disebut satu persatu.

Banyak cerita yang sudah kita lalui mulai dari inisiasi di sibolangit, melewati

tiap semester, terima kasih buat kebersamaan yang telah ada.

11. Terkhusus buat teman terdekat Iman Fadly, Rangga F , Sanda Ginanda , Basra

(6)

,Didi ,Aji , Kawasaki Rider Comunity dan buat seseorang yang spesial Nicky

Novida .Terimakasih untuk doa-doa kalian selama ini.

12. Buat Ibu Mazda dan Pak’de terima kasih atas doa dan bantuannya.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu-satu, yang

telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima

kasih dan semoga kebaikan semua pihak yang telah memberikan bantuan

mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan menjadi amal yang tiada putus

pahalanya, dan bermanfaat untuk kita semua di dunia maupun di akhirat.

Amiiien. namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena keterbatasan kemampuan Ilmu.

Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga dapat

menjadikan karya ini menjadi lebih baik. Semoga karya ini dapat bermanfaat

bagi siapapun yang membacanya sebagai sumber informasi untuk perbaikan

kehidupan manusia. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, Februari 2014

Penulis,

RIZKY MUSTIKA HATI

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 10

2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran ... 12

2.2. Brand ( Merek ) ... 14

2.5.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 22

2.6. Keputusan Pembelian ... 23

2.6.1. Pengertian Keputusan Pembelian ... 23

2.6.2. Tahapan - tahapan Proses Keputusan Pembelian ... 24

2.6.3. Jenis – jenis Keputusan Pembelian ... 26

2.6.4. Pihak – pihak yang Berperan Dalam Proses Pembelian ... 27

2.7.Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian ... 29

(8)

3.4 Hipotesis ... 31

3.5 Definisi Konsep ... 31

3.6 Definifi Operasional ... 32

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.8 Teknik Pengumpulan Skor ... 34

3.9 Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 35

3.8.1 Uji Validitas ... 35

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 35

3.10 Teknik Analisis Data ... 35

3.10.1 Metode Regresi Linier Sederhana ... 36

3.10.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 36

3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 38

4.2 Penyajian Data ... 40

4.2.1 Karakteristik Responden ... 40

4.2.2 Analisis Penjelasan Responden Atas Instrumen Variabel...41

4.3 Analisis Data ... … 56

4.3.1 Uji Instrumen Penelitian………...56

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ………59

4.3.2.1 Uji Normalitas...59

4.3.3 Uji Regresi Linier Sederhana………60

4.3.4 Pengujian Hipotesis………..61

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional 32

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 51

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 51

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 52 Tabel 4.4 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang

Mengenal Produk Rokok A Mild dengan baik 53

Tabel 4.5 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Produk Rokok A Mild meyakinkan konsumen membeli

produk ini untuk dikonsumsi 54

Tabel 4.6 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Produk Rokok A Mild memiliki perbedaan dengan

produk sejenis lainnya 55

Tabel 4.7 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang

Produk Rokok A Mild memiliki kualitas yang baik 56

Tabel 4.8 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild memiliki harga yang dapat bersaing

dengan produk sejenis lainnya 57

Tabel 4.9 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild memiliki harga yang sesuai dan layak

untuk dikonsumsi 58

Tabel 4.10 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang

Memilih produk Rokok A Mild karena suka 59

Tabel 4.11 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild membuat kenyamanan dalam

Mengkonsumsinya 60

(10)

Produk Rokok A Mild memberikan keyakinan kepada

konsumen untuk membelinya 62

Table 4.14 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild lebih menarik dibandingkan

dengan produk rokok sejenis lainnya 63

Table 4.15 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Konsumen mendapatkan informasi tentang

produk Rokok A Mild dari orang lain 64

Tabel 4.16 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang

Informasi yang konsumen dapatkan membuat

keputusan membeli Rokok A Mild 64

Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Variabel X 65

Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Variabel Y 65

Tabel 4.18 Case Processing Summary Output Variabel X 66

Tabel 4.20 Reliability Statistic Output Variabel X 66

Tabel 4.18 Case Processing Summary Output Variabel Y 67

Tabel 4.21 Reliability Statistic Output Variabel Y 67

Tabel 4.22 Unstandardized Coefficients Output Regresi 68

(11)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabulasi Data Variabel X

2. Tabulasi Data Variabel Y 3. Pengajuan Judul Skripsi

4. Surat Permohonan Judul Skripsi

5. Surat Penugasan Bimbingan Oeh dosen 6. Undangan Seminar Proposal Skripsi 7. Daftar Hadir Peserta Seminar

8. Berita Acara Seminar Proposal Skripsi 9. Izin Pra Penelitian

(12)

ABSTRAK

Pengaruh Brand image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rokok Sempoerna A Mild

(Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Rokok A Mild di Kedai Mamak)

Nama : Rizky Mustika Hati

Nim : 090907131

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki oleh produk rokok sampoerna A mild. Produk yang dihasilkan perusahaan PT. Sempoerna yaitu A Mild

menciptakan brand image kepada pembeli sehingga membuat konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh brand image Terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada rokok A Mild di Kedai Mamak

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand image terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Dari hasil perhitngan regresi linier sederhana, di oeroleh Y = 2,407 + 0,910 X artinya apabila brand image konstan, maka akan ada keputusan pembelian sebesar 2,407 dan apabila brand image dinaikkan 1 kali maka pengambilan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,910. Dari Uji t diperoleh harga t hitung 12,330 yaitu menunjukkan brand image berpengaruh secara signifikan terhdap keputusan pembelian konsumen pada rook A mild di Kedai Mamak.

Besar pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian digunakan rumus koefisien determinasi yang diperoleh hasil sebesar 64,7%. Artinya tercapai keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 64,7%.

(13)

ABSTRACT

TRADITIONAL ROLE IN IMPROVING MARKET PLAYERS

BUSINESS WELFARE

(Case study in Central Cattle Meat Traders Market Center Field)

Name : Rizky Mustika Hati

Nim : 090907131

Program of Study : Business Administration

Supervisor : Muhammad Arifin Nasution

An important aspect of the economic progress of the nation and society. Traditional markets are central in efforts to achieve the objectives of the welfare of businesses with various types of small and medium enterprises such as beef cattle trading business in the traditional central market.

This study aims to determine how well seen from the net income earned by businesses that are trading in the traditional market on Jl Medan Central. Market centers and determine the activity and business conditions as well as the state of the veal trade in traditional markets.

This research forms using descriptive method with qualitative approach with the intention of describing events or facts contained in an object of research by conducting interviews and observations and then analyzing the data - the data obtained from the study site and then compare with the theory - the theory.

From this study it can be concluded that the overall trading business veal in the traditional central market has performed well financial management, and can be drawn a conclusion that the role of traditional market on trading businesses in the Central veal to make the entrepreneurs whose business activity sejahtera.Dengan conducted from 5 am until 6 pm with inventory or meat products obtained from suppliers with the buying and selling directly to the consumer and customer orders remain.

(14)

ABSTRAK

Pengaruh Brand image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rokok Sempoerna A Mild

(Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Rokok A Mild di Kedai Mamak)

Nama : Rizky Mustika Hati

Nim : 090907131

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki oleh produk rokok sampoerna A mild. Produk yang dihasilkan perusahaan PT. Sempoerna yaitu A Mild

menciptakan brand image kepada pembeli sehingga membuat konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh brand image Terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada rokok A Mild di Kedai Mamak

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand image terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Dari hasil perhitngan regresi linier sederhana, di oeroleh Y = 2,407 + 0,910 X artinya apabila brand image konstan, maka akan ada keputusan pembelian sebesar 2,407 dan apabila brand image dinaikkan 1 kali maka pengambilan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,910. Dari Uji t diperoleh harga t hitung 12,330 yaitu menunjukkan brand image berpengaruh secara signifikan terhdap keputusan pembelian konsumen pada rook A mild di Kedai Mamak.

Besar pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian digunakan rumus koefisien determinasi yang diperoleh hasil sebesar 64,7%. Artinya tercapai keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 64,7%.

(15)

ABSTRACT

TRADITIONAL ROLE IN IMPROVING MARKET PLAYERS

BUSINESS WELFARE

(Case study in Central Cattle Meat Traders Market Center Field)

Name : Rizky Mustika Hati

Nim : 090907131

Program of Study : Business Administration

Supervisor : Muhammad Arifin Nasution

An important aspect of the economic progress of the nation and society. Traditional markets are central in efforts to achieve the objectives of the welfare of businesses with various types of small and medium enterprises such as beef cattle trading business in the traditional central market.

This study aims to determine how well seen from the net income earned by businesses that are trading in the traditional market on Jl Medan Central. Market centers and determine the activity and business conditions as well as the state of the veal trade in traditional markets.

This research forms using descriptive method with qualitative approach with the intention of describing events or facts contained in an object of research by conducting interviews and observations and then analyzing the data - the data obtained from the study site and then compare with the theory - the theory.

From this study it can be concluded that the overall trading business veal in the traditional central market has performed well financial management, and can be drawn a conclusion that the role of traditional market on trading businesses in the Central veal to make the entrepreneurs whose business activity sejahtera.Dengan conducted from 5 am until 6 pm with inventory or meat products obtained from suppliers with the buying and selling directly to the consumer and customer orders remain.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, Indonesia harus

mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan – perubahan besar pada

berbagai aspek kehidupan, khusunya aspek ekonomi. Dengan terbukanya pasar

global, maka perusahaan dituntut untuk melakukan pembenahan kinerjanya dalam

rangka memenuhi kualitas produk atau jasa yang dikehendaki oleh pasar

(konsumen). Persaingan yang juga begitu ketat menuntut setiap pelaku usaha

harus bekerja lebih keras lagi untuk turut serta dalam persaingan tersebut.

Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersaing diantaranya adalah selalu

mendapatkan cara terbaik untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasar.

Maka dari itu, setiap pelaku usaha harus bisa menyusun dan mendesain suatu

strategi yang nantinya mampu mendukung usahanya. Salah satu strategi yang

dapat ditempuh adalah strategi pemasaran.

Setiap perusahaan akan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat

menjangkau pasar sasarannya dengan se-efektif mungkin. Setiap strategi pasti

dilengkapi dengan alat – alat pemasaran yang dianggap paling tepat bagi

perusahaan. Alat – alat tersebut dapat disebut sebagai bauran pemasaran. Salah

satu bauran pemasaran adalah strategi produk. Strategi produk yang dapat

dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand

(17)

konsumen dalam memutuskan membeli produk perusahaan. Pilihan konsumen

pada suatu brand produk tergantung pada image yang melekat pada produk

tersebut. Perusahaan harus mampu memberikan yang terbaik yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk itu, perusahaan harus mampu

membangun image yang lebih baik dari pesaing tentang produk perusahaan

kepada konsumen. Menghadapi hal tersebut, perusahaan dihadapkan pada

bagaimana membangun brand image.

Brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau

kombinasi dari hal – hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya

dari produk pesaing (Kotler, 2005;82).

Menurut Rangkuti (2002;83) Image (citra) adalah kesan yang diperoleh

sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Karena

itu persepsi yang positif dan kepercayaan konsumen akan menciptakan Brand

Image yang positif.

Brand image atau citra merek adalah kumpulan keyakinan atau

kepercayaan atas merek tertentu (Kotler, 2005;226). Brand image menjadi

prioritas utama yang dijadikan acuan bagi konsumen sebelum melakukan

pembelian, oleh karena itu perusahaan harus dapat menciptakan suatu brand yang

menarik dan menggambarkan manfaat produk yang sesuai dengan keinginan

konsumen. Dengan kata lain, brand image merupakan salah satu unsur penting

(18)

image yang melekat pada produk maka konsumen akan semakin tertarik untuk

membeli produk tersebut.

Brand image (citra merek) yang baik merupakan suatu aset bagi

perusahaan karena brand mempunyai suatu dampak terhadap persepsi konsumen.

Munculnya berbagai produk dalam suatu kategori dengan kualitas yang sudah

menjadi standar dan dapat dengan mudah dimiliki dan ditiru oleh siapa pun

mengakibatkan sulitnya sulitnya suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan

dirinya sebagai pemimpin pasar. Untuk menghadapi serangan yang dilakukan oleh

kompetitor, maka perusahaan akan tetap menjadi pangsa pasarnya, salah satunya

dengan membentuk brand image yang kuat oleh perusahaan.

Salah satu perusahaan yang melakukan penciptaan brand image yang

positif tersebut adalah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, perusahaan ini

bergerak dibidang industri rokok yang memiliki tingkat persaingan relatif tinggi

antara produsen rokok atau kategori produk yang sama. PT. HM Sampoerna

adalah perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang memiliki kantor pusat di

Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang

dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya

berpindah tangan ke Philip Moris International, perusahaan rokok terbesar di

dunia dari Amerika Serikat.

PT. HM Sampoerna merupakan perusahaan pertama yang membuat rokok

jenis baru yaitu rokok sampoerna A Mild, bagi mereka yang perokok yang ingin

(19)

nikotinnya. Keberhasilan PT. HM Sampoerna dalam menciptakan produk baru

tidaklah berlangsung lama karena para pesaing (Class Mild, LA Light, Star Mild,

X Mild, dan U Mild) mengeluarkan produk yang sama, produk rokok yang

memiliki kandungan tar dan nikotin yang rendah.

Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan strategi pemasaran yang

tepat. Strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah strategi penciptaan atau

pemberian brand yang tepat pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Brand

“A Mild” merupakan pilihan tepat yang diambil oleh perusahaan untuk

menggambarkan jenis produk tersebut sangat ringan untuk dikonsumsi. Dengan

adanya brand tersebut produk rokok Sampoerna A Mild dapat menjadi pilihan

utama bagi para konsumen yang senantiasa mengkonsumsi rokok Mild atau rokok

yang sehat, dimana kandungan nikotin dan tar nya yang rendah. Hal tersebut

diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan dari produk rokok Sampoerna

A Mild tersebut.

PT HM. Sampoerna telah berhasil mengedukasi pasar untuk

mengkonsumsi rokok A Mild dan menjadikan produk tersebut diterima baik oleh

pasar Indonesia. Posisi brand Sampoerna A Mild sebagai top of mind dan

mendapatkan predikat Top Brand nomor satu untuk kesekian kalinya pada

kategori rokok mild dalam Top Brand Award yang diadakan oleh majalah

marketing. Hal tersebut membuktikan bahwa brand Sampoerna A Mild sangat

lekat dimasyarakat sebagai rokok mild yang aman dikonsumsi dengan kandungan

(20)

kita temukan dengan mudah karena merupakan salah satu produk yang paling

dicari dan diminati konsumen.

Tabel 1.1

Top brand index Kategori Rokok Mild

NO

MEREK

Top Brand Index (%)

2011 2012 2013

1 Sampoerna A Mild 59,4 48,6 59,6

2 Class Mild 12,0 12,0 12,2

3 U Mild 7,7 8,3 7,9

4 Star Mild 6,8 6,4 6,6

5 LA Light 5,6 5,4 5,8

Sumber :

Presentase Top Brand Index (TBI) menunjukkan bahwa Sampoerna A

Mild sempat mengalami penurunan di tahun 2012, tetapi tetap memimpin

persaingan pasar ditahun yang sama. Dalam 3 tahun terakhir Sampoerna A Mild

tetap menjadi Top Brand dan memimpin persaingan pasar dengan produk lain

sejenisnya. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan menyangkut salah satu

elemen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu brand image (citra

(21)

Seperti pada beberapa penelitian terdahulu :

1. Yudha (2012). Pengaruh Desain Produk dan Citra Merek Terhadap

Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan. Universitas Negeri Medan. Medan.

Peneliti menyimpulkan bahwa Nilai hitung variabel Citra merek (X2)

sebesar 3.820 > tabel sebesar 1.980 dengan probabilitas 0.05, ini berarti

variabel citra merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian pada signifikan 5%.

2. Ayu (2013). Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Brand Image

Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Berbasis Android.

Universitas Gunadarma. Depok.

Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel brand image

terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian handphone

Samsung berbasis Android. Konsumen melakukan pembelian terhadap

handphone Samsung berbasis Android karena dipengaruhi oleh brand

image handphone Samsung berbasis Android di pasar sangat baik.

3. Januati (2012). Analisis Pengaruh Brand Image Telkom Flexi Prabayar

Terhadap Keputusan Pembelian Simcard Flexi Prabayar (Studi Kasus PT.

TELKOM, Tbk AP 3 Dramaga-Bogor). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Peneliti menyimpulkan bahwa Brand Image (citra merek) Telkom Flexi

sebagai operator yang memiliki tarif percakapan murah sehingga hadir

menjadi satu operator FWA dengan layanan hemat dan terjangkau

(22)

4. Fitriani (2008). Pengaruh Brand Image ULTRAMILK Terhadap Proses

Keputusan Pembelian Konsumen ( Survey pada Mahasisa Universitas

Widyatama ).

Universitas Widyatama Bandung.

Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan penghitungan koefisien

determinasi diperoleh nilai sebesar 48,30%, sedangkan sisanya 51,70%

keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur.

Dengan adanya brand image yang baik, maka diharapkan konsumen akan

lebih mudah untuk melakukan suatu keputusan pembelian dimana seorang

konsumen akan dipengaruhi faktor – faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang

mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang / jasa yang

diinginkannya. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah keyakinan terhadap produk tertentu yang tertanam pada brand

image yang baik. Sehingga konsumen akan mengambil keputusan untuk

melakukan pembelian pada produk tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penelitian ini berusaha

menganalisis salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk

yaitu Brand Image (citra merek). Sehingga penulis bermaksud melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image (Citra Merek) Terhadap

Keputusan Pembelian pada Rokok A Mild (studi kasus pada konsumen

(23)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “ Seberapa besar Brand Image (citra merek)

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian pada produk Sampoerna

A Mild di Kedai Mamak Usu ? ”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar Brand Image

(citra merek) berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian pada

produk Sampoerna A Mild di Kedai Mamak Usu.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang penulis lakukan, diantaranya adalah:

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi

dan menjadi masukan positif bagi perusahaan.

b. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai terapan dan

informasi bagi penelitian lain yang melakukan penelitian selanjutnya

dimasa yang akan datang.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

teori – teori yang diperoleh selama dibangku perkuliahan serta

(24)

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya dilakukan di Kedai Mamak Usu dan peneliti hanya

melakukan penelitian terhadap produk Sampoerna A Mild. Penelitian ini hanya

dilakukan di Kedai Mamak Usu dikarenakan konsumen dari Kedai Mamak

mencakup berbagai golongan masyarakat yang sama dengan lokasi – lokasi

lainnya yang memungkinkan untuk menjadikan lokasi penelitian lain pada

umumnya, sehingga dipilih dan ditentukan Kedai Mamak sebagai lokasi

(25)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pemasaran

Konsep pemasaran digunakan dalam kegiatan pertukaran atau

perdagangan. Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang dapat menentukan

keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Tujuan aktivitas

pemasaran adalah untuk meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba

dengan cara memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan

berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk

atau jasa yang dihasilkan dengan tujuan akan memperoleh keuntungan dari proses

pertukaran tersebut.

Pemasaran tidak sekedar menyampaikan produk dari perusahaan kepada

konsumen, tapi lebih dari ini. Proses pemasaran mencakup segmentasi pasar,

memilih dan menetapkan posisi pada pasar sasaran yang dapat secara unggul

dipuaskan oleh perusahaan. Pada saat ini perusahaan – perusahaan yang dapat

bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat karena memiliki satu kesamaan

yaitu fokus kepada konsumen dan sangat berkomitmen pada pemasaran.

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran memiliki arti lebih dari sekedar menjual dan mempromosikan

suatu produk. Mengerti, menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyalurkan

(26)

Pemasaran telah berperan secara kritis dalam menentukan kesuksesan dari setiap

kegiatan pemasaran.

Pemasaran sering dipandang sebagai suatu tugas untuk menciptakan,

mempromosikan, dan menyalurkan produk dan jasa kepada konsumen dan unit –

unit bisnis. Pemasaran diharapkan memiliki keahlian dalam merangsang

permintaan akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Definisi pemasaran menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen

Pemasaran” (2009;9) adalah sebagai berikut :

“Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebes mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.

Sedangkan pengertian menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001;6),

pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga,

promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Dari pengertian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pemasaran lebih

berurusan dengan pelanggan dibandingkan fungsi bisnis lainnya. Memahami,

menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai serta kepuasan kepada

konsumen adalah inti pemikiran dan praktek pemasaran modern. Atau dengan

perkataan lain pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen

untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik

(27)

saat ini dengan memberikan kepuasan. Strategi pemasaran yang tepat memberikan

kekuatan pada perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya sehingga

memberikan keuntungan pada perusahaan tersebut.

2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran

Untuk meraih sukses, suatu produk akan tergantung kepada sejumlah

faktor, diantaranya produk itu sendiri, harga, distribusi, dan promosi yang

dilakukan. Faktor – faktor ini dikenal dengan nama Bauran Pemasaran (Marketing

Mix) yang merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran. Bauran

pemasaran mencakup sistem atau alat – alat yang membantu mengaplikasikan

konsep pemasaran itu sendiri. Oleh karena itu, setiap perusahaan setelah

memutuskan strategi pemasaran kompetitifnya secara keseluruhan, perusahaan

harus mulai menyiapkan perencanaan bauran pemasaran yang rinci.

Berikut ini pengertian Bauran Pemasaran menurut Lamb, Hair, McDaniel

(2001;55), bauran pemasaran adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi

dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan

pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju.

Sedangkan menurut Kotler, Amstrong (2003;78), bauran pemasaran

adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan produk, harga,

tempat (distribusi), promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan

tanggapan perusahaan dalam pasar sasaran.

Dari defenisi – defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran

(28)

yang dapat dikendalikan serta dikombinasikan oleh perusahaan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut ini adalah unsur – unsur dari variabel pemasaran tersebut menurut

Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” (2004;18):

1. Produk (Product)

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan di pasar untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, termasuk didalamnya

keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran,

pelayanan, garansi, dan imbalan. Produk yang akan dipasarkan sangat

menentukan kedudukan perusahaan di pasar.

2. Harga (Price)

Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Penetapan

harga yang tepat dilakukan oleh perusahaan terhadap produknya,

merupakan hal penting yang harus dilaksanakan agar dapat dengan sukses

memasarkan barang atau jasa yang ditawarkan.

3. Distribusi (Place)

Distribusi diartikan sebagai kegiatan perusahaan yang saling tergantung

yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap

digunakan atau dikonsumsi. Termasuk didalamnya saluran pemasaran,

(29)

4. Promosi (Promotion)

Promosi itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang

meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi

adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan

calon konsumen. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen

belum mengetahui dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi

mereka, maka mereka tidak akan membelinya.

Strategi pemasaran yang efektif adalah mengkombinasikan seluruh unsur –

unsur bauran pemasaran kedalam suatu strategi terintegrasi yang didesain untuk

mencapai tujuan pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran menjadi peralatan

taktis bagi perusahaan untuk membentuk penempatan yang kuat (strong

positioning) di pasar sasaran.

2.2 Brand ( Merek )

Brand (merek) adalah salah satu atribut paling penting dari sebuah produk

yang penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas karena beberapa alasan

dimana memberikan merek pada suatu produk berarti memberikan nilai tambah

bagi produk tersebut.

Merek tidak hanya merupakan sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari

itu merupakan identitas yang membedakan produk perusahaan dengan produk

yang dihasilkan pesaing. Dengan adanya identitas khusus, hal ini akan

mempermudah bagi konsumen untuk mengenali produk tertentu dan tentunya

(30)

Merek memegang peranan penting dalam penjualan suatu produk karena

jika merek yang diposisikan di pasar memiliki citra yang baik, maka hal itu akan

menjadi salah satu pendorong untuk menumbuhkan minat beli konsumen. Selain

itu juga merek memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan posisi pasar

yang spesifik bagi suatu produk, misalnya dengan melepaskan suatu produk pada

posisi yang berkualitas tinggi dan posisi ini dapat diperkuat oleh harga, saluran

distribusi, dan promosi.

2.2.1 Pengertian Brand (Merek)

Brand adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan diantaranya

untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada

barang atau jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya.

Brand merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan,

manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.

Dengan adanya brand yang membuat produk yang satu beda dengan yang

lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang

akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan

kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap

suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu

merek.

Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001;421) berpendapat bahwa pengertian

(31)

yang mengidentifikasi produk para penjual dan membedakannya dari produk

pesaing.

Sedangkan pengertian brand menurut Kotler, Amstrong (2003;349) merek

adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain kombinasi dari keduanya, yang

dimaksud untuk menandakan barang / pelayanan suatu penjual atau sekelompok

penjual dan untuk membedakan mereka dengan kompetitor lain yang ada.

2.2.2 Manfaat Brand ( Merek )

Saat ini, hampir semua produk diberi merek bahkan produk – produk yang

sebelumnya tidak memerlukan brand.Brand sangat diperlukan oleh suatu produk,

karena selain brand memiliki nilai yang kuat brand juga bermanfaat bagi

konsumen, produsen, publik, dan bahkan distributor.

Menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” diterjemahkan

oleh Molan (2005;90) menyatakan sebagai berikut :

1. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang produsen

a. Nama merek memudahkan penjual mengolah atau memproses pesanan

– pesanan dan menelusuri masalah.

b. Nama merek dan tanda merek penjual tersebut memberikan

perlindungan hukum atas ciri – ciri produk yang unik.

c. Nama merek memberikan kesempatan kepada penjual untuk menarik

pelanggan yang setia dan memberikan keuntungan. Loyalitas merek

(32)

d. Penggunaan merek membantu penjual tersebut melakukan segmentasi

pasar.

e. Merek yang kuat membantu membangun citra perusahaan tersebut,

yang lebih memudahkannya meluncurkan merek – merek baru dan

diterima oleh distributor dan konsumen.

2. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang konsumen

a. Merek dapat membedakan produk tanpa harus diperiksa teliti.

b. Merek menunjukan kepada pembeli mengenai mutu produk.

c. Merek meningkatkan efisiensi pembeli.

d. Merek membantu konsumen mendapatkan beberapa informasi tentang

produk tersebut.

3. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang public

a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan

lebih konsisten.

b. Merek meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat

menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya.

c. Meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk

menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.

4. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang distributor

a. Distributor menggunakan merek bertujuan agar penyaluran barang

lebih mudah.

b. Dapat mengidentifikasikan pemasok.

(33)

d. Meningkatkan prefensi bagi pembeli dan bebas menentukan harga.

2.3 Image ( Citra )

Image ( citra ) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan dan

produknya (Kotler, 2002;338). Dalam membentuk citra sebuah merek, berarti

konsumen akan memasuki dunia persepsi. Tidak mudah membentuk citra sebuah

merek, tetapi sekali terbentuk tidak mudah pula mengubahnya. Citra yang

dibentuk sebuah perusahaan bukanlah sekedar citra, tetapi harus citra yang jelas,

berbeda dan secara relatif lebih unggul dibandingkan pesaing. Menurut Willian J.

Stanton (Setiadi, 2003;160), Persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita

pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu serta stimuli (rangsangan) yang kita

terima melalui lima indera.

Sedangkan menurut Webster (Setiadi 2003;160) bahwa persepsi adalah

proses bagaimana stimuli – stimuli tersebut diseleksi, diorganisir, dan

diinterpretasikan. Dengan adanya persepsi, maka seseorang akan mempunyai

gambaran tersendiri terhadap produk yang berbeda dengan orang lain. Motif

seseorang untuk berprilaku seringkali didasarkan dari persepsi yang mereka

(34)

2.4 Brand Image ( Citra Merek )

Para pembeli mungkin mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap citra

perusahaan atau merek. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor diluar kontrol

perusahaan. Citra yang efektif melakukan tiga hal yaitu :

1. Memantapkan karakter produk dan usulan nilai.

2. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak

dikacaukan dengan karakter pesaing.

3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental.

Agar bisa berfungsi citra itu harus disampaikan melalui setiap sasaran

komunikasi yang tersedia dan kontak merek. Pesan ini harus diekspresikan

melalui lambang – lambang media tertulis dan audivisual, suasana, serta perilaku

karyawan.

2.4.1 Pengertian Brand Image ( Citra Merek )

Brand image (citra merek) pada dasarnya merupakan suatu hasil pandang

atau persepsi konsumen terhadap suatu merek tertentu, yang didasarkan atas

pertimbangan dan perbandingan dengan beberapa merek – merek lainnya, pada

jenis produk yang sama. Brand image tercipta bisa dengan waktu yang sangat

lama bisa juga dengan waktu yang singkat. Hal ini tergantung dengan perusahaan

(35)

Pengertian brand image menurut Keller, Kotler (2003;166) bahwa :

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang

pada ingatan konsumen.

2. Cara orang berfikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran

mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak

berhadapan langsung dengan produk.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa brand image merupakan

pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, yang mudah

dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstrak. Citra

merek berarti kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Selanjutnya apabila

konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek

pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus – menerus sehingga dapat

membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu yang disebut dengan loyalitas

merek.

2.4.2 Manfaat Brand Image ( Citra Merek )

Brand Image atau persepsi konsumen mengenai suatu produk atau merek

sangat penting untuk strategi pemasaran dalam sejumlah cara yaitu :

1. Brand image dapat dibuat sebagai tujuan dalam strategi pemasaran.

2. Brand image dapat dibuat sebagai dasar untuk bersaing dengan merek –

merek lain yang dihasilkan pesaing.

(36)

4. Brand image dipergunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari strategi

pemasaran.

5. Brand image dapat dihasilkan dari faktor – faktor lain diluar usaha

pemasaran.

Image yang positif yang melekat pada konsumen tentu dapat menjadi

kekuatan bagi brand yang digunakan oleh produk tersebut untuk menyesuaikan

dengan lingkungannya dan bertahan dalam situasi persaingan yang semakin tajam.

Jadi Brand Image merupakan elemen yang sangat penting bagi perusahaan

didalam menjalankan aktivitas pemasarannya. Brand Image suatu produk yang

baik akan menarik konsumen untuk membeli produk tersebut dibandingkan

membeli produk yang sejenis dari perusahaan lain, oleh karena itu perusahaan

harus dapat mempertahankan dan meningkatkan Brand Image yang sudah positif

dibenak konsumen.

2.5 Perilaku Konsumen

Menganalisa perilaku konsumen berarti memahami sebagian kebiasaan

dari kehidupan menusia. Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti budaya, sosial, pribadi, dan psikologi.

Produsen menyadari bahwa perilaku konsumen memiliki kepentingan tersendiri

bagi mereka, karena jika perusahaan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan

dan keinginan makan mereka akan loyal terhadap produk yang perusahaan

(37)

Pemahaman atas perilaku konsumen menjadi sangat penting bagi

keberhasilan strategi pemasaran suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan

bukan hanya harus dapat memenuhi dan memuaskan keinginan ekonomi saja,

melainkan juga kebutuhan sosial dan motivasi lain yang diharapkan konsumen.

2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk

memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan

usaha guna memperoleh barang – barang yang berhubungan dengan konsumen.

Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi,

sosiologi, sosial, antropologi, dan juga ekonomi, sehingga dapat dikatakan bahwa

perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu.

Menurut Lamb Jr. Et all diterjemahkan oleh Octaveria (2001;188)

menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan – keputusan

pembelian barang dan jasa.

Sedangkan menurut Kotler diterjemahkan oleh Molan (2005;201) perilaku

konsumen adalah mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih,

membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman

dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen

adalah suatu proses pengambilan keputusan seseorang untuk melakukan

(38)

langsung terlibat untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

2.6 Keputusan Pembelian

Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh mengenai pembelian

konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya

para konsumen membuat keputusan pembelian mereka. Konsumen tidak langsung

memutuskan membeli suatu produk, akan tetapi konsumen memiliki banyak

pertimbangan – pertimbangan yang pada akhirnya akan memutuskan membeli

atau tidak produk tersebut.

2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Kotler (2002;204) adalah suatu tindakan

konsumen untuk membentuk referensi diantara merek – merek dalam kelompok

pilihan dan membeli produk yang paling disukai.

Sedangkan menurut Saladin (2003;13), ada tiga faktor penyebab

timbulnya keputusan pembelian, yaitu :

1. Sikap orang lain : Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman

– teman, tetangga atau siapa yang ia percaya.

2. Faktor – faktor situasi yang tidak terduga : Seperti faktor harga,

pendapatan keluarga, dan manfaat yang diharapkan dari produk tersebut.

3. Faktor – faktor yang dapat diduga : Faktor situasional yang dapat

(39)

Jadi dapat disimpulkan, keputusan pembelian itu sendiri adalah hasil

evaluasi alternatif dari berbagai merek yang ada untuk dijadikan referensi dalam

proses pengambilan keputusan.

2.6.2 Tahapan – tahapan Proses Keputusan Pembelian

Tahapan – tahapan dari suatu pembelian menurut Kotler dalam bukunya

“Manajemen Pemasaran“ (2004;204) adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau

kebutuhan – kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal

atau eksternal.

Contoh : rangsangan internal seperti lapar dan haus. Sedangkan

rangsangan eksternal seperti seseorang melewati toko kue yang

merangsang rasa lapar.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua

tingkat, situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian

yang menguat. Pada tingkat itu seseorang hanya menjadi lebih peka

terhadap informasi tentang produk. Pada tingkat selanjutnya, orang

tersebut memasuki pencarian aktif informasi, yang menjadi perhatian

utama pemasar adalah sumber – sumber informasi utama yang menjadi

(40)

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses keputusan pembelian dimana

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek

alternatif didalam sejumlah pilihan. Tahap ini konsumen akan

memperhatikan ciri – ciri atau sifat yang berkaitan langsung dengan

kebutuhan mereka dan juga akan menggali kembali ingatannya pada suatu

brand, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri mengenai image

suatu brand tersebut akan menciptakan minta untuk membeli.

4. Keputusan Pembelian

Konsumen membentuk preferensi atas merek – merek dalam kumpulan

pilihan konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk

yang paling disukai. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda,

atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh

resiko yang dirasakan. Besarnya resiko yang dirasakan berbeda – beda

menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidak pastian

atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk konsumen akan mengalami level kepuasan atau

ketidak puasan mereka terhadap suatu produk tertentu. Tugas pemasar

tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode

(41)

2.6.3 Jenis – jenis Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008;177) ada empat jenis – jenis perilaku

keputusan pembelian, yaitu :

1. Perilaku pembelian kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat

terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar

merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal,

beresiko, jarang dibeli dan sangat memperhatikan ekspresi diri. Umumnya,

konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk ini.

2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi

Perilaku ini terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang

mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit

perbedaan antar merek.

3. Perilaku pembelian kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan

konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek.

4. Perilaku pembelian mencari keseragaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keseragaman dalam

situasi ini yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi

anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus semacam ini,

(42)

2.6.4 Pihak – pihak yang Berperan Dalam Proses Pembelian

Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat

keputusan pembelian, jenis – jenis keputusan pembelian, dan langkah – langkah

dalam proses pembelian. Peran pembelian adalah sesuatu yang mudah

mengidentifikasi dari banyak produk. Lima peran yang dimainkan orang dalam

keputusan pembelian menurut Kotler (2005;220) adalah sebagai berikut :

1. Pencetus, yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk

membeli produk atau jasa.

2. Pemberi pengaruh, yaitu orang dengan pandangan atau sarannya

mempengaruhi keputusan.

3. Pengambilan keputusan, yaitu orang yang mengambil keputusan mengenai

setiap komponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli,

bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.

4. Pembeli, yaitu orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.

5. Pemakai, yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk

atau jasa tertentu.

2.7 Pengaruh Brand Image ( citra merek ) Terhadap Keputusan Pembelian

Brand image ( citra merek ) merupakan salah satu pertimbangan yang ada

dibenak konsumen sebelum membeli suatu produk. Image yang diyakini oleh

konsumen mengenai suatu merek sangat bervariasi, tergantung pada persepsi

(43)

Pada masyarakat yang semakin terbuka wawasannya mengenai kualitas

dan performance suatu produk, brand image ini akan menjadi sangat penting.

Suatu produk dengan brand image yang positif dan diyakini konsumen dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan sendirinya akan

menumbuhkan keputusan pembelian konsumen akan barang dan jasa yang

ditawarkan tersebut. Sebaliknya, apabila brand image suatu produk negatif dalam

pandangan konsumen, maka keputusan pembelian konsumen terhadap produk

tersebut akan rendah.

Menurut Sutisna dalam bukunya : “ Perilaku Konsumen dan Komunikasi

Pemasaran “ (2003;83) menyatakan bahwa :

“Konsumen dengan citra merek yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu kegunaan utama dari iklan adalah untuk membangun citra positif terhadap merek”.

Salah satu alat promosi yang dilakukan oleh perusahaan yaitu iklan, iklan

merupakan image yang positif secara tidak langsung akan membantu kegiatan

perusahaan dalam mempromosikan produk yang dipasarkannya dan hal tersebut

juga akan menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan.

Semakin baik image suatu merek maka akan semakin tinggi tingkat pembelian

konsumen dan semakin besar peluang produk tersebut dibeli oleh konsumen. Hal

yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan

citra merek yang sudah positif sehingga konsumen akan loyal terhadap merek

tersebut dimana konsumen tersebut akan melakukan pembelian secara terus –

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan

memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode ini dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh antara dua variabel, yaitu antara Brand Image (citra merek)

terhadap Keputusan Pembelian.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kedai Mamak yang terletak di Cikal

Universitas Sumatera Utara.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono, 2012;115).

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pada “Kedai

(45)

selama 7 hari penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka jumlah populasi dari

penelitian ini yakni sebanyak 560 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah konsumen dari “Kedai Mamak” yang

mengkonsumsi rokok di “Kedai Mamak”. Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012;116). Untuk

menentukan sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode probability

sampling dengan teknik simple random sampling yang merupakan teknik

pengambilan sampel berdasarkan pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam populasi

tersebut (Sugiyono, 2012;118).

Untuk menentukan besar sampel yang diperlukan, maka digunakan rumus

Slovin, sebagai berikut :

Dimana :

n = Besar sampel yang diinginkan

N = Jumlah populasi

e = Batas kesalahan yang ditoleransi (10%)

Sehingga jumlah sampel menjadi :

n = 560

(46)

n = 84,84 atau 85 orang

Jadi, jumlah sampel yang diambil adalah 85 orang konsumen dalam 7 hari

penelitian.

3.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

yang halnya akan berlaku apabila sudah diuji terbukti kebenarannya. Jawaban ini

hanya bersifat sementara karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan teori

yang ada belum dibuktikan oleh fakta yang ada di lapangan.

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka hipotesis pada penelitian

ini adalah :

Hο : Tidak ada pengaruh antara Brand Image (citra merek) terhadap

keputusan pembelian pada produk Sampoerna A Mild.

Hi : Ada pengaruh antara Brand Image (citra merek) terhadap

keputusan pembelian pada produk Sampoerna A Mild.

3.5 Defenisi Konsep

Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Brand Image (citra merek) adalah kumpulan keyakinan atau kepercayaan

(47)

2. Keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen

untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran

atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

3.6 Defenisi Operasional

Adapun variabel penelitian beserta defenisi operasional dari penelitian ini

adalah :

1. Brand image (X)

Brand image adalah kumpulan keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki

konsumen atas merek Sampoerna A Mild.

2. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen

untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas

pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

Tabel 3.2 Tabel Operasional

Variabel Indikator

Brand image (X)

1. Pengenalan produk 2. Kualitas produk 3. Harga produk

Keputusan Pembelian (Y)

1. Tindakan konsumen 2. Keyakinan konsumen 3. Informasi yang di dapat

(48)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung pada lokasi penelitian. Data primer tersebut dilakukan dengan

instrumen sebagai berikut :

a. Angket ( Kuesioner )

Pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang

dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.

2. Pengumpulan data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung diperoleh peneliti,

melainkan diambil dari pihak lain. Pengumpulan data sekunder ini

dilakukan melalui :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah pengumpulan data yang diperoleh dari buku

– buku, karya ilmiah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan

objek penelitian.

3.8 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini

menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan

(49)

di ajukan kepada responden. Untuk menilai jawaban kuesioner responden,

ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Penentuan ini dihitung berdasarkan

akternatif jawaban ( A,B,C,D, dan E ) akan diberikan skor sebagai berikut :

Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 5

Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 4

Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3

Untuk alternatif jawaban “D” diberi skor 2

Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 1

Dengan program SPSS (statistical package for social science) alat analisis

yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan mengenai

pengaruh Brand Image ( citra merek ) terhadap Keputusan Pembelian.

3.9 Teknik Uji Intrumen Penelitian

3.9.1 Uji Validitas

Kuesioner sebagai sumber data utama dalam penelitian ini harus dilakukan

uji validitas terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik

dengan menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product

and Service Solution) versi 15.0. Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk

mengukur kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan yang mendefinisikan

suatu variabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah

sebagai berikut:

Jika r hitung > r table maka pertanyaan tersebut valid.

(50)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian.

Instrumen yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono,2006:110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukakan konsisten dari

jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan

setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid.

Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah :

1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrument memiliki reliabilitas

yang baik (Nunnaly dalam Ghozali, 2005) atau dengan kata lain instrument

adalah reliabel atau terpercaya.

2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrument yang diuji tersebut

tidak reliabel.

3.10 Teknik Analisa Data

3.10.1 Metode Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui bagaimana variabel dependen (Y) dapat

diprediksikan melalui variabel independen (X), secara individual dan

seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka

setelah data diubah dari data ordinal ke data interval, maka dimasukkan ke

dalam rumus:

Y = a + bx

dimana :

(51)

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/penurunan variabel

dependen yang didasarkan pada variabel independen.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

3.10.2 Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini sebaiknya dilakukan sebelum diolah

berdasarkan model-model penelitian. Tujuan uji normalitas adalah ingin

mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati

distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang

baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni

distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan (Situmorang,

et al, 2008:55).

3.10.3 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Individu/Uji Parsial (Uji-t)

Uji - t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara

individual tehadap variabel terikat. Adapun Uji - t menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

Ho: Hi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independent yaitu brand image (X) terhadap

variabel dependen yaitu keputusan pembelian(Y).

(52)

Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari

variabel independent yaitu brand image (X) terhadap variabel dependen

yaitu keputusan pembelian (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t table pada ά = 5%

Ho ditolak jika t hitung > t table pada ά = 5%

2. Koefisien Determinan (R2)/Independen Determinan (R2)

Indentifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa

besar pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel

dependen. Indentifikasi determinan (R2) berfungsi untuk

mengetahui signifikan variabel, maka harus dicari koefisien determinan

menunjukkan besarnya kontribusi variabel independent (X) terhadap

variabel dependen (Y). Semakin besar nilai koefisien determinan,

maka semakin baik kemampuan variabel dependen (Y). Jika determinan

(R2) semakin besar (mendekatin satu) maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu brand image (X)

serta variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian. Sebaliknya

determinan (R2) semakin kecil (mendekatin nol) maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu brand

image (X) serta variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian. Hal ini

berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel

independent yaitu brand image (X) serta variabel dependen (Y) yaitu

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran umum PT. Sampoerna

A. Sejarah Perusahaan

PT. Hanjaya Mandala Sampoerna adalah perusahaan rokok

terbesar ketiga di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa

Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki

keluarga Sampoerna, namun sejak Maret 2005 kepemilikan mayoritasnya

berpindah tangan ke Philip Morris, perusahaan rokok terbesar di dunia dari

Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun.

Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah DjiSam

Soe, A Mild. Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak

masa awal perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga juga

terkenal karena iklan-iklannya yang kreatif di media massa.

Sampoerna didirikan pada tahun 1913 di Surabaya oleh Liem

Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian,

Tiongkok dengan nama Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee yang

kemudian berubah menjadi NV Handel Maastchapij Sampoerna.

Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe

pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang

(54)

Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan

kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama

perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu,

melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk

hanya memproduksi rokok kretek saja.

Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang

membawa PT. Sampoerna melangkah lebih jauh dengan

terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah,

A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan

supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan.

Pada tahun 2000, putra Putera, Michael, masuk ke jajaran direksi dan

menjabat sebagai CEO. Pada Maret 2005, perusahaan ini kemudian

diakuisisi oleh Philip Morris.

4.2.1. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi PT HM Sampoerna :

Sebuah perusahaan yang bertanggung-jawab secara sosial dan

pemimpin dalam industri yang memandang ke arah cakrawala peluang

bisnis yang lebih luas ke masa depan. Dan menjadi perusahaan tembakau

terkemuka di Indonesia.

A. Tanggung jawab sosial PT HM Sampoerna

Gambar

Tabel OperasionalTabel 3.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.32, mayoritas responden menyatakan setuju pernyataan tersebut dengan nilai 40%.Hal ini menunjukkan bahwa shampo Pantene pro-v

Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi bayi adalah sebagai makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan

Selanjutnya timbul pertanyaan lain, apakah dimungkinkan bagi BPK sebagai Lembaga yang berwenang memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara, melaksanakan

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada simulasi tanpa memperhitungkan rugi transmi- si, metode AISCSA dengan menggunakan jumlah antibodi yang lebih besar dapat menghasilkan

pppk.disparbud@gmail.com 1 Desember 2018 s.d 23 Juni 2019 di Pusat Pelatihan Profesi Kepariwisataan Disparbud Gd. Kuningan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran example non example dan media papan flanel dapat meningkatkan hasil belajar matematika

Maka dapat dapat diambil kesimpulan dari ketiga variabel pada variabel komunikasi dua arah dan komunikasi banyak arah yang mempunyai hubungan atau kolerasi yang

Program ini dibuat agar sistem penjualan motor dan sparepart lebih efektif, efesien, dan lebih cepat sehingga pelayanan kepada para customer motor dapat lebih ditingkatkan.