PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA
ROKOK A.MILD
(Pada Kedai Mamak Universitas Sumatera Utara)
Proposal
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Skripsi Sebagai
Syarat dalam Mencapai Gelar
Sarjana ISIP (S-1)
Oleh:
RIZKY MUSTIKA HATI
090907131
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA /
BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :
Nama : Rizky Mustika Hati
NIM : 090907131
Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga
Judul : Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan
Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak Usu)
Medan, Februari 2014
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga
(M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp) (Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA)
NIP. 197910052005011002 NIP. 19590816 1986111 001
Dekan FISIP USU
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS/NIAGA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :
Nama : Rizky Mustika Hati
NIM : 090907131
Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga
Judul : Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan
Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak Usu) yang dilaksanakan pada :
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Ketua : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA ( ..……….. )
NIP : 19590816 1986111 001
Anggota I : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp ( ..……….. )
NIP : 197910052005011 002
Anggota II : ( ..……….. )
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillah
segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan ridhoNya akhirnya
Skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, dengan judul “ PERAN
PASAR TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
PELAKU USAHA (Studi Kasus Pada Pedagang Toko Sepatu Amigo Pasar
Sentral Medan)”. Sholawat dan salam tetap terlimpah curahkan kepada
utusan-Nya tercinta dan terkasih, junjungan kita Rasulullah Saw dan seluruh pengikutnya
yang dengan jiwa sucinya penuh pengorbanan dan keihklasan telah membimbing
dan menuntun umatnya ke jalan yang penuh dengan cahaya ilmu yang di Ridhoi
oleh Allah SWT. Penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak dapat terselesaikan tanpa
bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta ( Irwansyah Eddy dan Nurmaidani Rangkuti ) serta
seluruh keluarga yang tiada henti-hentinya mendo’akan dan memotivasi,
sehingga penulismampu menyelesaikan skripsi dengan lancar dan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu politik.
3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu
4. Bapak Arifin Nasution S.Sos M.SP selaku sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis yang memberikan saya banyak pelajaran dan masukan
khususnya dalam organisasi kampus.
5. Ibu Siswati Saragi S.sos M.SP yang sering saya panggil Kak Sis yang selalu
membantu dan memotivasi saya.
6. Bapak Drs.Mathias Siagian, M.Si., Ph.D selaku Dosen pembimbing yang
dengan kesabaran membimbing dan memberi arahan serta masukan yang amat
berguna hingga terselesaikan skripsi ini.
7. Seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang telah
memberi banyak motivasi dan ilmu hingga bisa menjadi seorang sarjana Ilmu
Administrasi Bisnis.
8. Kepada para pedagang di pasar tradisional pusat pasar sentral yang telah
membantu penulis .
9. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya
AB Kelas A angkatan 2009 dan Rizki Mustika,Rangga Restu,Ririn,Wisnu ,
dindya putri, Wan Sheilla ,Alam ,Yudhi, Bedol, Fahru, Agus, Febri, Juanda,
Anas dan Ega yang selalu mengisi hari-hari penulis dalam canda tawa dan
duka yang membantu proses terselesaikannya skripsi ini.
10. Seluruh teman–teman AB 2009 yang namanya tidak bisa disebut satu persatu.
Banyak cerita yang sudah kita lalui mulai dari inisiasi di sibolangit, melewati
tiap semester, terima kasih buat kebersamaan yang telah ada.
11. Terkhusus buat teman terdekat Iman Fadly, Rangga F , Sanda Ginanda , Basra
,Didi ,Aji , Kawasaki Rider Comunity dan buat seseorang yang spesial Nicky
Novida .Terimakasih untuk doa-doa kalian selama ini.
12. Buat Ibu Mazda dan Pak’de terima kasih atas doa dan bantuannya.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu-satu, yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima
kasih dan semoga kebaikan semua pihak yang telah memberikan bantuan
mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan menjadi amal yang tiada putus
pahalanya, dan bermanfaat untuk kita semua di dunia maupun di akhirat.
Amiiien. namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena keterbatasan kemampuan Ilmu.
Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga dapat
menjadikan karya ini menjadi lebih baik. Semoga karya ini dapat bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya sebagai sumber informasi untuk perbaikan
kehidupan manusia. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Medan, Februari 2014
Penulis,
RIZKY MUSTIKA HATI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 10
2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran ... 12
2.2. Brand ( Merek ) ... 14
2.5.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 22
2.6. Keputusan Pembelian ... 23
2.6.1. Pengertian Keputusan Pembelian ... 23
2.6.2. Tahapan - tahapan Proses Keputusan Pembelian ... 24
2.6.3. Jenis – jenis Keputusan Pembelian ... 26
2.6.4. Pihak – pihak yang Berperan Dalam Proses Pembelian ... 27
2.7.Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 29
3.2 Lokasi Penelitian ... 29
3.4 Hipotesis ... 31
3.5 Definisi Konsep ... 31
3.6 Definifi Operasional ... 32
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.8 Teknik Pengumpulan Skor ... 34
3.9 Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 35
3.8.1 Uji Validitas ... 35
3.8.2 Uji Reliabilitas ... 35
3.10 Teknik Analisis Data ... 35
3.10.1 Metode Regresi Linier Sederhana ... 36
3.10.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 36
3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 38
4.2 Penyajian Data ... 40
4.2.1 Karakteristik Responden ... 40
4.2.2 Analisis Penjelasan Responden Atas Instrumen Variabel...41
4.3 Analisis Data ... … 56
4.3.1 Uji Instrumen Penelitian………...56
4.3.2 Uji Asumsi Klasik ………59
4.3.2.1 Uji Normalitas...59
4.3.3 Uji Regresi Linier Sederhana………60
4.3.4 Pengujian Hipotesis………..61
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi Operasional 32
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 51
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 51
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 52 Tabel 4.4 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang
Mengenal Produk Rokok A Mild dengan baik 53
Tabel 4.5 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Produk Rokok A Mild meyakinkan konsumen membeli
produk ini untuk dikonsumsi 54
Tabel 4.6 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Produk Rokok A Mild memiliki perbedaan dengan
produk sejenis lainnya 55
Tabel 4.7 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang
Produk Rokok A Mild memiliki kualitas yang baik 56
Tabel 4.8 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild memiliki harga yang dapat bersaing
dengan produk sejenis lainnya 57
Tabel 4.9 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild memiliki harga yang sesuai dan layak
untuk dikonsumsi 58
Tabel 4.10 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang
Memilih produk Rokok A Mild karena suka 59
Tabel 4.11 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild membuat kenyamanan dalam
Mengkonsumsinya 60
Produk Rokok A Mild memberikan keyakinan kepada
konsumen untuk membelinya 62
Table 4.14 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild lebih menarik dibandingkan
dengan produk rokok sejenis lainnya 63
Table 4.15 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Konsumen mendapatkan informasi tentang
produk Rokok A Mild dari orang lain 64
Tabel 4.16 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang
Informasi yang konsumen dapatkan membuat
keputusan membeli Rokok A Mild 64
Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Variabel X 65
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Variabel Y 65
Tabel 4.18 Case Processing Summary Output Variabel X 66
Tabel 4.20 Reliability Statistic Output Variabel X 66
Tabel 4.18 Case Processing Summary Output Variabel Y 67
Tabel 4.21 Reliability Statistic Output Variabel Y 67
Tabel 4.22 Unstandardized Coefficients Output Regresi 68
DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabulasi Data Variabel X
2. Tabulasi Data Variabel Y 3. Pengajuan Judul Skripsi
4. Surat Permohonan Judul Skripsi
5. Surat Penugasan Bimbingan Oeh dosen 6. Undangan Seminar Proposal Skripsi 7. Daftar Hadir Peserta Seminar
8. Berita Acara Seminar Proposal Skripsi 9. Izin Pra Penelitian
ABSTRAK
Pengaruh Brand image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rokok Sempoerna A Mild
(Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Rokok A Mild di Kedai Mamak)
Nama : Rizky Mustika Hati
Nim : 090907131
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki oleh produk rokok sampoerna A mild. Produk yang dihasilkan perusahaan PT. Sempoerna yaitu A Mild
menciptakan brand image kepada pembeli sehingga membuat konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh brand image Terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada rokok A Mild di Kedai Mamak
Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand image terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.
Dari hasil perhitngan regresi linier sederhana, di oeroleh Y = 2,407 + 0,910 X artinya apabila brand image konstan, maka akan ada keputusan pembelian sebesar 2,407 dan apabila brand image dinaikkan 1 kali maka pengambilan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,910. Dari Uji t diperoleh harga t hitung 12,330 yaitu menunjukkan brand image berpengaruh secara signifikan terhdap keputusan pembelian konsumen pada rook A mild di Kedai Mamak.
Besar pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian digunakan rumus koefisien determinasi yang diperoleh hasil sebesar 64,7%. Artinya tercapai keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 64,7%.
ABSTRACT
TRADITIONAL ROLE IN IMPROVING MARKET PLAYERS
BUSINESS WELFARE
(Case study in Central Cattle Meat Traders Market Center Field)
Name : Rizky Mustika Hati
Nim : 090907131
Program of Study : Business Administration
Supervisor : Muhammad Arifin Nasution
An important aspect of the economic progress of the nation and society. Traditional markets are central in efforts to achieve the objectives of the welfare of businesses with various types of small and medium enterprises such as beef cattle trading business in the traditional central market.
This study aims to determine how well seen from the net income earned by businesses that are trading in the traditional market on Jl Medan Central. Market centers and determine the activity and business conditions as well as the state of the veal trade in traditional markets.
This research forms using descriptive method with qualitative approach with the intention of describing events or facts contained in an object of research by conducting interviews and observations and then analyzing the data - the data obtained from the study site and then compare with the theory - the theory.
From this study it can be concluded that the overall trading business veal in the traditional central market has performed well financial management, and can be drawn a conclusion that the role of traditional market on trading businesses in the Central veal to make the entrepreneurs whose business activity sejahtera.Dengan conducted from 5 am until 6 pm with inventory or meat products obtained from suppliers with the buying and selling directly to the consumer and customer orders remain.
ABSTRAK
Pengaruh Brand image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rokok Sempoerna A Mild
(Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Rokok A Mild di Kedai Mamak)
Nama : Rizky Mustika Hati
Nim : 090907131
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki oleh produk rokok sampoerna A mild. Produk yang dihasilkan perusahaan PT. Sempoerna yaitu A Mild
menciptakan brand image kepada pembeli sehingga membuat konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh brand image Terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada rokok A Mild di Kedai Mamak
Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand image terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.
Dari hasil perhitngan regresi linier sederhana, di oeroleh Y = 2,407 + 0,910 X artinya apabila brand image konstan, maka akan ada keputusan pembelian sebesar 2,407 dan apabila brand image dinaikkan 1 kali maka pengambilan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,910. Dari Uji t diperoleh harga t hitung 12,330 yaitu menunjukkan brand image berpengaruh secara signifikan terhdap keputusan pembelian konsumen pada rook A mild di Kedai Mamak.
Besar pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian digunakan rumus koefisien determinasi yang diperoleh hasil sebesar 64,7%. Artinya tercapai keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 64,7%.
ABSTRACT
TRADITIONAL ROLE IN IMPROVING MARKET PLAYERS
BUSINESS WELFARE
(Case study in Central Cattle Meat Traders Market Center Field)
Name : Rizky Mustika Hati
Nim : 090907131
Program of Study : Business Administration
Supervisor : Muhammad Arifin Nasution
An important aspect of the economic progress of the nation and society. Traditional markets are central in efforts to achieve the objectives of the welfare of businesses with various types of small and medium enterprises such as beef cattle trading business in the traditional central market.
This study aims to determine how well seen from the net income earned by businesses that are trading in the traditional market on Jl Medan Central. Market centers and determine the activity and business conditions as well as the state of the veal trade in traditional markets.
This research forms using descriptive method with qualitative approach with the intention of describing events or facts contained in an object of research by conducting interviews and observations and then analyzing the data - the data obtained from the study site and then compare with the theory - the theory.
From this study it can be concluded that the overall trading business veal in the traditional central market has performed well financial management, and can be drawn a conclusion that the role of traditional market on trading businesses in the Central veal to make the entrepreneurs whose business activity sejahtera.Dengan conducted from 5 am until 6 pm with inventory or meat products obtained from suppliers with the buying and selling directly to the consumer and customer orders remain.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, Indonesia harus
mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan – perubahan besar pada
berbagai aspek kehidupan, khusunya aspek ekonomi. Dengan terbukanya pasar
global, maka perusahaan dituntut untuk melakukan pembenahan kinerjanya dalam
rangka memenuhi kualitas produk atau jasa yang dikehendaki oleh pasar
(konsumen). Persaingan yang juga begitu ketat menuntut setiap pelaku usaha
harus bekerja lebih keras lagi untuk turut serta dalam persaingan tersebut.
Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersaing diantaranya adalah selalu
mendapatkan cara terbaik untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasar.
Maka dari itu, setiap pelaku usaha harus bisa menyusun dan mendesain suatu
strategi yang nantinya mampu mendukung usahanya. Salah satu strategi yang
dapat ditempuh adalah strategi pemasaran.
Setiap perusahaan akan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat
menjangkau pasar sasarannya dengan se-efektif mungkin. Setiap strategi pasti
dilengkapi dengan alat – alat pemasaran yang dianggap paling tepat bagi
perusahaan. Alat – alat tersebut dapat disebut sebagai bauran pemasaran. Salah
satu bauran pemasaran adalah strategi produk. Strategi produk yang dapat
dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand
konsumen dalam memutuskan membeli produk perusahaan. Pilihan konsumen
pada suatu brand produk tergantung pada image yang melekat pada produk
tersebut. Perusahaan harus mampu memberikan yang terbaik yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk itu, perusahaan harus mampu
membangun image yang lebih baik dari pesaing tentang produk perusahaan
kepada konsumen. Menghadapi hal tersebut, perusahaan dihadapkan pada
bagaimana membangun brand image.
Brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau
kombinasi dari hal – hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya
dari produk pesaing (Kotler, 2005;82).
Menurut Rangkuti (2002;83) Image (citra) adalah kesan yang diperoleh
sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Karena
itu persepsi yang positif dan kepercayaan konsumen akan menciptakan Brand
Image yang positif.
Brand image atau citra merek adalah kumpulan keyakinan atau
kepercayaan atas merek tertentu (Kotler, 2005;226). Brand image menjadi
prioritas utama yang dijadikan acuan bagi konsumen sebelum melakukan
pembelian, oleh karena itu perusahaan harus dapat menciptakan suatu brand yang
menarik dan menggambarkan manfaat produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen. Dengan kata lain, brand image merupakan salah satu unsur penting
image yang melekat pada produk maka konsumen akan semakin tertarik untuk
membeli produk tersebut.
Brand image (citra merek) yang baik merupakan suatu aset bagi
perusahaan karena brand mempunyai suatu dampak terhadap persepsi konsumen.
Munculnya berbagai produk dalam suatu kategori dengan kualitas yang sudah
menjadi standar dan dapat dengan mudah dimiliki dan ditiru oleh siapa pun
mengakibatkan sulitnya sulitnya suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan
dirinya sebagai pemimpin pasar. Untuk menghadapi serangan yang dilakukan oleh
kompetitor, maka perusahaan akan tetap menjadi pangsa pasarnya, salah satunya
dengan membentuk brand image yang kuat oleh perusahaan.
Salah satu perusahaan yang melakukan penciptaan brand image yang
positif tersebut adalah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, perusahaan ini
bergerak dibidang industri rokok yang memiliki tingkat persaingan relatif tinggi
antara produsen rokok atau kategori produk yang sama. PT. HM Sampoerna
adalah perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang memiliki kantor pusat di
Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang
dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya
berpindah tangan ke Philip Moris International, perusahaan rokok terbesar di
dunia dari Amerika Serikat.
PT. HM Sampoerna merupakan perusahaan pertama yang membuat rokok
jenis baru yaitu rokok sampoerna A Mild, bagi mereka yang perokok yang ingin
nikotinnya. Keberhasilan PT. HM Sampoerna dalam menciptakan produk baru
tidaklah berlangsung lama karena para pesaing (Class Mild, LA Light, Star Mild,
X Mild, dan U Mild) mengeluarkan produk yang sama, produk rokok yang
memiliki kandungan tar dan nikotin yang rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan strategi pemasaran yang
tepat. Strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah strategi penciptaan atau
pemberian brand yang tepat pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Brand
“A Mild” merupakan pilihan tepat yang diambil oleh perusahaan untuk
menggambarkan jenis produk tersebut sangat ringan untuk dikonsumsi. Dengan
adanya brand tersebut produk rokok Sampoerna A Mild dapat menjadi pilihan
utama bagi para konsumen yang senantiasa mengkonsumsi rokok Mild atau rokok
yang sehat, dimana kandungan nikotin dan tar nya yang rendah. Hal tersebut
diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan dari produk rokok Sampoerna
A Mild tersebut.
PT HM. Sampoerna telah berhasil mengedukasi pasar untuk
mengkonsumsi rokok A Mild dan menjadikan produk tersebut diterima baik oleh
pasar Indonesia. Posisi brand Sampoerna A Mild sebagai top of mind dan
mendapatkan predikat Top Brand nomor satu untuk kesekian kalinya pada
kategori rokok mild dalam Top Brand Award yang diadakan oleh majalah
marketing. Hal tersebut membuktikan bahwa brand Sampoerna A Mild sangat
lekat dimasyarakat sebagai rokok mild yang aman dikonsumsi dengan kandungan
kita temukan dengan mudah karena merupakan salah satu produk yang paling
dicari dan diminati konsumen.
Tabel 1.1
Top brand index Kategori Rokok Mild
NO
MEREK
Top Brand Index (%)
2011 2012 2013
1 Sampoerna A Mild 59,4 48,6 59,6
2 Class Mild 12,0 12,0 12,2
3 U Mild 7,7 8,3 7,9
4 Star Mild 6,8 6,4 6,6
5 LA Light 5,6 5,4 5,8
Sumber :
Presentase Top Brand Index (TBI) menunjukkan bahwa Sampoerna A
Mild sempat mengalami penurunan di tahun 2012, tetapi tetap memimpin
persaingan pasar ditahun yang sama. Dalam 3 tahun terakhir Sampoerna A Mild
tetap menjadi Top Brand dan memimpin persaingan pasar dengan produk lain
sejenisnya. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan menyangkut salah satu
elemen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu brand image (citra
Seperti pada beberapa penelitian terdahulu :
1. Yudha (2012). Pengaruh Desain Produk dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan. Universitas Negeri Medan. Medan.
Peneliti menyimpulkan bahwa Nilai hitung variabel Citra merek (X2)
sebesar 3.820 > tabel sebesar 1.980 dengan probabilitas 0.05, ini berarti
variabel citra merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian pada signifikan 5%.
2. Ayu (2013). Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Brand Image
Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Berbasis Android.
Universitas Gunadarma. Depok.
Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel brand image
terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian handphone
Samsung berbasis Android. Konsumen melakukan pembelian terhadap
handphone Samsung berbasis Android karena dipengaruhi oleh brand
image handphone Samsung berbasis Android di pasar sangat baik.
3. Januati (2012). Analisis Pengaruh Brand Image Telkom Flexi Prabayar
Terhadap Keputusan Pembelian Simcard Flexi Prabayar (Studi Kasus PT.
TELKOM, Tbk AP 3 Dramaga-Bogor). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Peneliti menyimpulkan bahwa Brand Image (citra merek) Telkom Flexi
sebagai operator yang memiliki tarif percakapan murah sehingga hadir
menjadi satu operator FWA dengan layanan hemat dan terjangkau
4. Fitriani (2008). Pengaruh Brand Image ULTRAMILK Terhadap Proses
Keputusan Pembelian Konsumen ( Survey pada Mahasisa Universitas
Widyatama ).
Universitas Widyatama Bandung.
Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan penghitungan koefisien
determinasi diperoleh nilai sebesar 48,30%, sedangkan sisanya 51,70%
keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur.
Dengan adanya brand image yang baik, maka diharapkan konsumen akan
lebih mudah untuk melakukan suatu keputusan pembelian dimana seorang
konsumen akan dipengaruhi faktor – faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang
mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang / jasa yang
diinginkannya. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah keyakinan terhadap produk tertentu yang tertanam pada brand
image yang baik. Sehingga konsumen akan mengambil keputusan untuk
melakukan pembelian pada produk tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penelitian ini berusaha
menganalisis salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk
yaitu Brand Image (citra merek). Sehingga penulis bermaksud melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image (Citra Merek) Terhadap
Keputusan Pembelian pada Rokok A Mild (studi kasus pada konsumen
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : “ Seberapa besar Brand Image (citra merek)
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian pada produk Sampoerna
A Mild di Kedai Mamak Usu ? ”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar Brand Image
(citra merek) berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian pada
produk Sampoerna A Mild di Kedai Mamak Usu.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang penulis lakukan, diantaranya adalah:
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi
dan menjadi masukan positif bagi perusahaan.
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai terapan dan
informasi bagi penelitian lain yang melakukan penelitian selanjutnya
dimasa yang akan datang.
c. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan
teori – teori yang diperoleh selama dibangku perkuliahan serta
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya dilakukan di Kedai Mamak Usu dan peneliti hanya
melakukan penelitian terhadap produk Sampoerna A Mild. Penelitian ini hanya
dilakukan di Kedai Mamak Usu dikarenakan konsumen dari Kedai Mamak
mencakup berbagai golongan masyarakat yang sama dengan lokasi – lokasi
lainnya yang memungkinkan untuk menjadikan lokasi penelitian lain pada
umumnya, sehingga dipilih dan ditentukan Kedai Mamak sebagai lokasi
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pemasaran
Konsep pemasaran digunakan dalam kegiatan pertukaran atau
perdagangan. Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang dapat menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Tujuan aktivitas
pemasaran adalah untuk meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba
dengan cara memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan
berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk
atau jasa yang dihasilkan dengan tujuan akan memperoleh keuntungan dari proses
pertukaran tersebut.
Pemasaran tidak sekedar menyampaikan produk dari perusahaan kepada
konsumen, tapi lebih dari ini. Proses pemasaran mencakup segmentasi pasar,
memilih dan menetapkan posisi pada pasar sasaran yang dapat secara unggul
dipuaskan oleh perusahaan. Pada saat ini perusahaan – perusahaan yang dapat
bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat karena memiliki satu kesamaan
yaitu fokus kepada konsumen dan sangat berkomitmen pada pemasaran.
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran memiliki arti lebih dari sekedar menjual dan mempromosikan
suatu produk. Mengerti, menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyalurkan
Pemasaran telah berperan secara kritis dalam menentukan kesuksesan dari setiap
kegiatan pemasaran.
Pemasaran sering dipandang sebagai suatu tugas untuk menciptakan,
mempromosikan, dan menyalurkan produk dan jasa kepada konsumen dan unit –
unit bisnis. Pemasaran diharapkan memiliki keahlian dalam merangsang
permintaan akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Definisi pemasaran menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen
Pemasaran” (2009;9) adalah sebagai berikut :
“Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebes mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
Sedangkan pengertian menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001;6),
pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga,
promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Dari pengertian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pemasaran lebih
berurusan dengan pelanggan dibandingkan fungsi bisnis lainnya. Memahami,
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai serta kepuasan kepada
konsumen adalah inti pemikiran dan praktek pemasaran modern. Atau dengan
perkataan lain pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen
untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik
saat ini dengan memberikan kepuasan. Strategi pemasaran yang tepat memberikan
kekuatan pada perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya sehingga
memberikan keuntungan pada perusahaan tersebut.
2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran
Untuk meraih sukses, suatu produk akan tergantung kepada sejumlah
faktor, diantaranya produk itu sendiri, harga, distribusi, dan promosi yang
dilakukan. Faktor – faktor ini dikenal dengan nama Bauran Pemasaran (Marketing
Mix) yang merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran. Bauran
pemasaran mencakup sistem atau alat – alat yang membantu mengaplikasikan
konsep pemasaran itu sendiri. Oleh karena itu, setiap perusahaan setelah
memutuskan strategi pemasaran kompetitifnya secara keseluruhan, perusahaan
harus mulai menyiapkan perencanaan bauran pemasaran yang rinci.
Berikut ini pengertian Bauran Pemasaran menurut Lamb, Hair, McDaniel
(2001;55), bauran pemasaran adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi
dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan
pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju.
Sedangkan menurut Kotler, Amstrong (2003;78), bauran pemasaran
adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan produk, harga,
tempat (distribusi), promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan perusahaan dalam pasar sasaran.
Dari defenisi – defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran
yang dapat dikendalikan serta dikombinasikan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Berikut ini adalah unsur – unsur dari variabel pemasaran tersebut menurut
Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” (2004;18):
1. Produk (Product)
Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan di pasar untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, termasuk didalamnya
keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran,
pelayanan, garansi, dan imbalan. Produk yang akan dipasarkan sangat
menentukan kedudukan perusahaan di pasar.
2. Harga (Price)
Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Penetapan
harga yang tepat dilakukan oleh perusahaan terhadap produknya,
merupakan hal penting yang harus dilaksanakan agar dapat dengan sukses
memasarkan barang atau jasa yang ditawarkan.
3. Distribusi (Place)
Distribusi diartikan sebagai kegiatan perusahaan yang saling tergantung
yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap
digunakan atau dikonsumsi. Termasuk didalamnya saluran pemasaran,
4. Promosi (Promotion)
Promosi itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang
meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi
adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan
calon konsumen. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen
belum mengetahui dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi
mereka, maka mereka tidak akan membelinya.
Strategi pemasaran yang efektif adalah mengkombinasikan seluruh unsur –
unsur bauran pemasaran kedalam suatu strategi terintegrasi yang didesain untuk
mencapai tujuan pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran menjadi peralatan
taktis bagi perusahaan untuk membentuk penempatan yang kuat (strong
positioning) di pasar sasaran.
2.2 Brand ( Merek )
Brand (merek) adalah salah satu atribut paling penting dari sebuah produk
yang penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas karena beberapa alasan
dimana memberikan merek pada suatu produk berarti memberikan nilai tambah
bagi produk tersebut.
Merek tidak hanya merupakan sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari
itu merupakan identitas yang membedakan produk perusahaan dengan produk
yang dihasilkan pesaing. Dengan adanya identitas khusus, hal ini akan
mempermudah bagi konsumen untuk mengenali produk tertentu dan tentunya
Merek memegang peranan penting dalam penjualan suatu produk karena
jika merek yang diposisikan di pasar memiliki citra yang baik, maka hal itu akan
menjadi salah satu pendorong untuk menumbuhkan minat beli konsumen. Selain
itu juga merek memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan posisi pasar
yang spesifik bagi suatu produk, misalnya dengan melepaskan suatu produk pada
posisi yang berkualitas tinggi dan posisi ini dapat diperkuat oleh harga, saluran
distribusi, dan promosi.
2.2.1 Pengertian Brand (Merek)
Brand adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan diantaranya
untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada
barang atau jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya.
Brand merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan,
manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.
Dengan adanya brand yang membuat produk yang satu beda dengan yang
lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang
akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan
kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap
suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu
merek.
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001;421) berpendapat bahwa pengertian
yang mengidentifikasi produk para penjual dan membedakannya dari produk
pesaing.
Sedangkan pengertian brand menurut Kotler, Amstrong (2003;349) merek
adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain kombinasi dari keduanya, yang
dimaksud untuk menandakan barang / pelayanan suatu penjual atau sekelompok
penjual dan untuk membedakan mereka dengan kompetitor lain yang ada.
2.2.2 Manfaat Brand ( Merek )
Saat ini, hampir semua produk diberi merek bahkan produk – produk yang
sebelumnya tidak memerlukan brand.Brand sangat diperlukan oleh suatu produk,
karena selain brand memiliki nilai yang kuat brand juga bermanfaat bagi
konsumen, produsen, publik, dan bahkan distributor.
Menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” diterjemahkan
oleh Molan (2005;90) menyatakan sebagai berikut :
1. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang produsen
a. Nama merek memudahkan penjual mengolah atau memproses pesanan
– pesanan dan menelusuri masalah.
b. Nama merek dan tanda merek penjual tersebut memberikan
perlindungan hukum atas ciri – ciri produk yang unik.
c. Nama merek memberikan kesempatan kepada penjual untuk menarik
pelanggan yang setia dan memberikan keuntungan. Loyalitas merek
d. Penggunaan merek membantu penjual tersebut melakukan segmentasi
pasar.
e. Merek yang kuat membantu membangun citra perusahaan tersebut,
yang lebih memudahkannya meluncurkan merek – merek baru dan
diterima oleh distributor dan konsumen.
2. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang konsumen
a. Merek dapat membedakan produk tanpa harus diperiksa teliti.
b. Merek menunjukan kepada pembeli mengenai mutu produk.
c. Merek meningkatkan efisiensi pembeli.
d. Merek membantu konsumen mendapatkan beberapa informasi tentang
produk tersebut.
3. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang public
a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan
lebih konsisten.
b. Merek meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat
menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya.
c. Meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk
menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.
4. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang distributor
a. Distributor menggunakan merek bertujuan agar penyaluran barang
lebih mudah.
b. Dapat mengidentifikasikan pemasok.
d. Meningkatkan prefensi bagi pembeli dan bebas menentukan harga.
2.3 Image ( Citra )
Image ( citra ) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan dan
produknya (Kotler, 2002;338). Dalam membentuk citra sebuah merek, berarti
konsumen akan memasuki dunia persepsi. Tidak mudah membentuk citra sebuah
merek, tetapi sekali terbentuk tidak mudah pula mengubahnya. Citra yang
dibentuk sebuah perusahaan bukanlah sekedar citra, tetapi harus citra yang jelas,
berbeda dan secara relatif lebih unggul dibandingkan pesaing. Menurut Willian J.
Stanton (Setiadi, 2003;160), Persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita
pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu serta stimuli (rangsangan) yang kita
terima melalui lima indera.
Sedangkan menurut Webster (Setiadi 2003;160) bahwa persepsi adalah
proses bagaimana stimuli – stimuli tersebut diseleksi, diorganisir, dan
diinterpretasikan. Dengan adanya persepsi, maka seseorang akan mempunyai
gambaran tersendiri terhadap produk yang berbeda dengan orang lain. Motif
seseorang untuk berprilaku seringkali didasarkan dari persepsi yang mereka
2.4 Brand Image ( Citra Merek )
Para pembeli mungkin mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap citra
perusahaan atau merek. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor diluar kontrol
perusahaan. Citra yang efektif melakukan tiga hal yaitu :
1. Memantapkan karakter produk dan usulan nilai.
2. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak
dikacaukan dengan karakter pesaing.
3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental.
Agar bisa berfungsi citra itu harus disampaikan melalui setiap sasaran
komunikasi yang tersedia dan kontak merek. Pesan ini harus diekspresikan
melalui lambang – lambang media tertulis dan audivisual, suasana, serta perilaku
karyawan.
2.4.1 Pengertian Brand Image ( Citra Merek )
Brand image (citra merek) pada dasarnya merupakan suatu hasil pandang
atau persepsi konsumen terhadap suatu merek tertentu, yang didasarkan atas
pertimbangan dan perbandingan dengan beberapa merek – merek lainnya, pada
jenis produk yang sama. Brand image tercipta bisa dengan waktu yang sangat
lama bisa juga dengan waktu yang singkat. Hal ini tergantung dengan perusahaan
Pengertian brand image menurut Keller, Kotler (2003;166) bahwa :
1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang
pada ingatan konsumen.
2. Cara orang berfikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran
mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak
berhadapan langsung dengan produk.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa brand image merupakan
pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, yang mudah
dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstrak. Citra
merek berarti kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Selanjutnya apabila
konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek
pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus – menerus sehingga dapat
membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu yang disebut dengan loyalitas
merek.
2.4.2 Manfaat Brand Image ( Citra Merek )
Brand Image atau persepsi konsumen mengenai suatu produk atau merek
sangat penting untuk strategi pemasaran dalam sejumlah cara yaitu :
1. Brand image dapat dibuat sebagai tujuan dalam strategi pemasaran.
2. Brand image dapat dibuat sebagai dasar untuk bersaing dengan merek –
merek lain yang dihasilkan pesaing.
4. Brand image dipergunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari strategi
pemasaran.
5. Brand image dapat dihasilkan dari faktor – faktor lain diluar usaha
pemasaran.
Image yang positif yang melekat pada konsumen tentu dapat menjadi
kekuatan bagi brand yang digunakan oleh produk tersebut untuk menyesuaikan
dengan lingkungannya dan bertahan dalam situasi persaingan yang semakin tajam.
Jadi Brand Image merupakan elemen yang sangat penting bagi perusahaan
didalam menjalankan aktivitas pemasarannya. Brand Image suatu produk yang
baik akan menarik konsumen untuk membeli produk tersebut dibandingkan
membeli produk yang sejenis dari perusahaan lain, oleh karena itu perusahaan
harus dapat mempertahankan dan meningkatkan Brand Image yang sudah positif
dibenak konsumen.
2.5 Perilaku Konsumen
Menganalisa perilaku konsumen berarti memahami sebagian kebiasaan
dari kehidupan menusia. Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti budaya, sosial, pribadi, dan psikologi.
Produsen menyadari bahwa perilaku konsumen memiliki kepentingan tersendiri
bagi mereka, karena jika perusahaan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan
dan keinginan makan mereka akan loyal terhadap produk yang perusahaan
Pemahaman atas perilaku konsumen menjadi sangat penting bagi
keberhasilan strategi pemasaran suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
bukan hanya harus dapat memenuhi dan memuaskan keinginan ekonomi saja,
melainkan juga kebutuhan sosial dan motivasi lain yang diharapkan konsumen.
2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan
usaha guna memperoleh barang – barang yang berhubungan dengan konsumen.
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi,
sosiologi, sosial, antropologi, dan juga ekonomi, sehingga dapat dikatakan bahwa
perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu.
Menurut Lamb Jr. Et all diterjemahkan oleh Octaveria (2001;188)
menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan – keputusan
pembelian barang dan jasa.
Sedangkan menurut Kotler diterjemahkan oleh Molan (2005;201) perilaku
konsumen adalah mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih,
membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman
dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
adalah suatu proses pengambilan keputusan seseorang untuk melakukan
langsung terlibat untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
2.6 Keputusan Pembelian
Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh mengenai pembelian
konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya
para konsumen membuat keputusan pembelian mereka. Konsumen tidak langsung
memutuskan membeli suatu produk, akan tetapi konsumen memiliki banyak
pertimbangan – pertimbangan yang pada akhirnya akan memutuskan membeli
atau tidak produk tersebut.
2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Kotler (2002;204) adalah suatu tindakan
konsumen untuk membentuk referensi diantara merek – merek dalam kelompok
pilihan dan membeli produk yang paling disukai.
Sedangkan menurut Saladin (2003;13), ada tiga faktor penyebab
timbulnya keputusan pembelian, yaitu :
1. Sikap orang lain : Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman
– teman, tetangga atau siapa yang ia percaya.
2. Faktor – faktor situasi yang tidak terduga : Seperti faktor harga,
pendapatan keluarga, dan manfaat yang diharapkan dari produk tersebut.
3. Faktor – faktor yang dapat diduga : Faktor situasional yang dapat
Jadi dapat disimpulkan, keputusan pembelian itu sendiri adalah hasil
evaluasi alternatif dari berbagai merek yang ada untuk dijadikan referensi dalam
proses pengambilan keputusan.
2.6.2 Tahapan – tahapan Proses Keputusan Pembelian
Tahapan – tahapan dari suatu pembelian menurut Kotler dalam bukunya
“Manajemen Pemasaran“ (2004;204) adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan – kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal
atau eksternal.
Contoh : rangsangan internal seperti lapar dan haus. Sedangkan
rangsangan eksternal seperti seseorang melewati toko kue yang
merangsang rasa lapar.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua
tingkat, situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian
yang menguat. Pada tingkat itu seseorang hanya menjadi lebih peka
terhadap informasi tentang produk. Pada tingkat selanjutnya, orang
tersebut memasuki pencarian aktif informasi, yang menjadi perhatian
utama pemasar adalah sumber – sumber informasi utama yang menjadi
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif merupakan proses keputusan pembelian dimana
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek
alternatif didalam sejumlah pilihan. Tahap ini konsumen akan
memperhatikan ciri – ciri atau sifat yang berkaitan langsung dengan
kebutuhan mereka dan juga akan menggali kembali ingatannya pada suatu
brand, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri mengenai image
suatu brand tersebut akan menciptakan minta untuk membeli.
4. Keputusan Pembelian
Konsumen membentuk preferensi atas merek – merek dalam kumpulan
pilihan konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk
yang paling disukai. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda,
atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh
resiko yang dirasakan. Besarnya resiko yang dirasakan berbeda – beda
menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidak pastian
atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidak puasan mereka terhadap suatu produk tertentu. Tugas pemasar
tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode
2.6.3 Jenis – jenis Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2008;177) ada empat jenis – jenis perilaku
keputusan pembelian, yaitu :
1. Perilaku pembelian kompleks
Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat
terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar
merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal,
beresiko, jarang dibeli dan sangat memperhatikan ekspresi diri. Umumnya,
konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk ini.
2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi
Perilaku ini terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang
mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit
perbedaan antar merek.
3. Perilaku pembelian kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan
konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek.
4. Perilaku pembelian mencari keseragaman
Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keseragaman dalam
situasi ini yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi
anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus semacam ini,
2.6.4 Pihak – pihak yang Berperan Dalam Proses Pembelian
Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat
keputusan pembelian, jenis – jenis keputusan pembelian, dan langkah – langkah
dalam proses pembelian. Peran pembelian adalah sesuatu yang mudah
mengidentifikasi dari banyak produk. Lima peran yang dimainkan orang dalam
keputusan pembelian menurut Kotler (2005;220) adalah sebagai berikut :
1. Pencetus, yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk
membeli produk atau jasa.
2. Pemberi pengaruh, yaitu orang dengan pandangan atau sarannya
mempengaruhi keputusan.
3. Pengambilan keputusan, yaitu orang yang mengambil keputusan mengenai
setiap komponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli,
bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.
4. Pembeli, yaitu orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.
5. Pemakai, yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk
atau jasa tertentu.
2.7 Pengaruh Brand Image ( citra merek ) Terhadap Keputusan Pembelian
Brand image ( citra merek ) merupakan salah satu pertimbangan yang ada
dibenak konsumen sebelum membeli suatu produk. Image yang diyakini oleh
konsumen mengenai suatu merek sangat bervariasi, tergantung pada persepsi
Pada masyarakat yang semakin terbuka wawasannya mengenai kualitas
dan performance suatu produk, brand image ini akan menjadi sangat penting.
Suatu produk dengan brand image yang positif dan diyakini konsumen dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan sendirinya akan
menumbuhkan keputusan pembelian konsumen akan barang dan jasa yang
ditawarkan tersebut. Sebaliknya, apabila brand image suatu produk negatif dalam
pandangan konsumen, maka keputusan pembelian konsumen terhadap produk
tersebut akan rendah.
Menurut Sutisna dalam bukunya : “ Perilaku Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran “ (2003;83) menyatakan bahwa :
“Konsumen dengan citra merek yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu kegunaan utama dari iklan adalah untuk membangun citra positif terhadap merek”.
Salah satu alat promosi yang dilakukan oleh perusahaan yaitu iklan, iklan
merupakan image yang positif secara tidak langsung akan membantu kegiatan
perusahaan dalam mempromosikan produk yang dipasarkannya dan hal tersebut
juga akan menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan.
Semakin baik image suatu merek maka akan semakin tinggi tingkat pembelian
konsumen dan semakin besar peluang produk tersebut dibeli oleh konsumen. Hal
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan
citra merek yang sudah positif sehingga konsumen akan loyal terhadap merek
tersebut dimana konsumen tersebut akan melakukan pembelian secara terus –
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan
memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode ini dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh antara dua variabel, yaitu antara Brand Image (citra merek)
terhadap Keputusan Pembelian.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kedai Mamak yang terletak di Cikal
Universitas Sumatera Utara.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono, 2012;115).
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pada “Kedai
selama 7 hari penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka jumlah populasi dari
penelitian ini yakni sebanyak 560 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah konsumen dari “Kedai Mamak” yang
mengkonsumsi rokok di “Kedai Mamak”. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012;116). Untuk
menentukan sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode probability
sampling dengan teknik simple random sampling yang merupakan teknik
pengambilan sampel berdasarkan pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam populasi
tersebut (Sugiyono, 2012;118).
Untuk menentukan besar sampel yang diperlukan, maka digunakan rumus
Slovin, sebagai berikut :
Dimana :
n = Besar sampel yang diinginkan
N = Jumlah populasi
e = Batas kesalahan yang ditoleransi (10%)
Sehingga jumlah sampel menjadi :
n = 560
n = 84,84 atau 85 orang
Jadi, jumlah sampel yang diambil adalah 85 orang konsumen dalam 7 hari
penelitian.
3.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
yang halnya akan berlaku apabila sudah diuji terbukti kebenarannya. Jawaban ini
hanya bersifat sementara karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan teori
yang ada belum dibuktikan oleh fakta yang ada di lapangan.
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka hipotesis pada penelitian
ini adalah :
Hο : Tidak ada pengaruh antara Brand Image (citra merek) terhadap
keputusan pembelian pada produk Sampoerna A Mild.
Hi : Ada pengaruh antara Brand Image (citra merek) terhadap
keputusan pembelian pada produk Sampoerna A Mild.
3.5 Defenisi Konsep
Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Brand Image (citra merek) adalah kumpulan keyakinan atau kepercayaan
2. Keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen
untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran
atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
3.6 Defenisi Operasional
Adapun variabel penelitian beserta defenisi operasional dari penelitian ini
adalah :
1. Brand image (X)
Brand image adalah kumpulan keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki
konsumen atas merek Sampoerna A Mild.
2. Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen
untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas
pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
Tabel 3.2 Tabel Operasional
Variabel Indikator
Brand image (X)
1. Pengenalan produk 2. Kualitas produk 3. Harga produk
Keputusan Pembelian (Y)
1. Tindakan konsumen 2. Keyakinan konsumen 3. Informasi yang di dapat
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung pada lokasi penelitian. Data primer tersebut dilakukan dengan
instrumen sebagai berikut :
a. Angket ( Kuesioner )
Pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang
dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.
2. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung diperoleh peneliti,
melainkan diambil dari pihak lain. Pengumpulan data sekunder ini
dilakukan melalui :
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah pengumpulan data yang diperoleh dari buku
– buku, karya ilmiah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
objek penelitian.
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini
menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan
di ajukan kepada responden. Untuk menilai jawaban kuesioner responden,
ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Penentuan ini dihitung berdasarkan
akternatif jawaban ( A,B,C,D, dan E ) akan diberikan skor sebagai berikut :
Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 5
Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 4
Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3
Untuk alternatif jawaban “D” diberi skor 2
Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 1
Dengan program SPSS (statistical package for social science) alat analisis
yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan mengenai
pengaruh Brand Image ( citra merek ) terhadap Keputusan Pembelian.
3.9 Teknik Uji Intrumen Penelitian
3.9.1 Uji Validitas
Kuesioner sebagai sumber data utama dalam penelitian ini harus dilakukan
uji validitas terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik
dengan menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product
and Service Solution) versi 15.0. Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk
mengukur kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan yang mendefinisikan
suatu variabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah
sebagai berikut:
Jika r hitung > r table maka pertanyaan tersebut valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian.
Instrumen yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono,2006:110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukakan konsisten dari
jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan
setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid.
Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah :
1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrument memiliki reliabilitas
yang baik (Nunnaly dalam Ghozali, 2005) atau dengan kata lain instrument
adalah reliabel atau terpercaya.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrument yang diuji tersebut
tidak reliabel.
3.10 Teknik Analisa Data
3.10.1 Metode Regresi Linear Sederhana
Untuk mengetahui bagaimana variabel dependen (Y) dapat
diprediksikan melalui variabel independen (X), secara individual dan
seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka
setelah data diubah dari data ordinal ke data interval, maka dimasukkan ke
dalam rumus:
Y = a + bx
dimana :
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/penurunan variabel
dependen yang didasarkan pada variabel independen.
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
3.10.2 Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini sebaiknya dilakukan sebelum diolah
berdasarkan model-model penelitian. Tujuan uji normalitas adalah ingin
mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati
distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang
baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni
distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan (Situmorang,
et al, 2008:55).
3.10.3 Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikan Individu/Uji Parsial (Uji-t)
Uji - t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara
individual tehadap variabel terikat. Adapun Uji - t menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
Ho: Hi = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independent yaitu brand image (X) terhadap
variabel dependen yaitu keputusan pembelian(Y).
Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
variabel independent yaitu brand image (X) terhadap variabel dependen
yaitu keputusan pembelian (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima jika t hitung < t table pada ά = 5%
Ho ditolak jika t hitung > t table pada ά = 5%
2. Koefisien Determinan (R2)/Independen Determinan (R2)
Indentifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa
besar pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel
dependen. Indentifikasi determinan (R2) berfungsi untuk
mengetahui signifikan variabel, maka harus dicari koefisien determinan
menunjukkan besarnya kontribusi variabel independent (X) terhadap
variabel dependen (Y). Semakin besar nilai koefisien determinan,
maka semakin baik kemampuan variabel dependen (Y). Jika determinan
(R2) semakin besar (mendekatin satu) maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu brand image (X)
serta variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian. Sebaliknya
determinan (R2) semakin kecil (mendekatin nol) maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu brand
image (X) serta variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian. Hal ini
berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel
independent yaitu brand image (X) serta variabel dependen (Y) yaitu
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Gambaran umum PT. Sampoerna
A. Sejarah Perusahaan
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna adalah perusahaan rokok
terbesar ketiga di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa
Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki
keluarga Sampoerna, namun sejak Maret 2005 kepemilikan mayoritasnya
berpindah tangan ke Philip Morris, perusahaan rokok terbesar di dunia dari
Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun.
Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah DjiSam
Soe, A Mild. Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak
masa awal perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga juga
terkenal karena iklan-iklannya yang kreatif di media massa.
Sampoerna didirikan pada tahun 1913 di Surabaya oleh Liem
Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian,
Tiongkok dengan nama Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee yang
kemudian berubah menjadi NV Handel Maastchapij Sampoerna.
Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe
pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang
Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan
kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama
perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu,
melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk
hanya memproduksi rokok kretek saja.
Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang
membawa PT. Sampoerna melangkah lebih jauh dengan
terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah,
A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan
supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan.
Pada tahun 2000, putra Putera, Michael, masuk ke jajaran direksi dan
menjabat sebagai CEO. Pada Maret 2005, perusahaan ini kemudian
diakuisisi oleh Philip Morris.
4.2.1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan Misi PT HM Sampoerna :
Sebuah perusahaan yang bertanggung-jawab secara sosial dan
pemimpin dalam industri yang memandang ke arah cakrawala peluang
bisnis yang lebih luas ke masa depan. Dan menjadi perusahaan tembakau
terkemuka di Indonesia.
A. Tanggung jawab sosial PT HM Sampoerna