• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Komunikasi dan Kebutuhan Afiliasi (Studi Kolerasional Pengaruh Instant Messaging Blackberry Messenger pada Handphone merek Blackberry Terhadap Kebutuhan Afiliasi di kalangan mahasiswa USU angkatan 2008-2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Teknologi Komunikasi dan Kebutuhan Afiliasi (Studi Kolerasional Pengaruh Instant Messaging Blackberry Messenger pada Handphone merek Blackberry Terhadap Kebutuhan Afiliasi di kalangan mahasiswa USU angkatan 2008-2010)"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

Teknologi Komunikasi dan Kebutuhan Afiliasi

(Studi Kolerasional Pengaruh Instant Messaging Blackberry Messenger pada Handphone merek Blackberry Terhadap Kebutuhan Afiliasi di kalangan mahasiswa USU angkatan

2008-2010)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun oleh : Nenda Pratiwie Soekindra

070904006

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Teknologi Komunikasi dan Kebutuhan Afiliasi (Studi Korelasional Pengaruh Instant Messaging Blackberry Messenger pada Handphone Merek

Blackberry Terhadap Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Mahasiswa USU Angkatan 2008-2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pola penggunaan fitur instant

messaging Blackberry Messenger pada handphone merek Blackberry terhadap pemenuhan

kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa program S1 Universitas Sumatera Utara angkatan 2008-2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan menemukan ada atau tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara fitur instant messaging Blackberry Messenger pada handphone merek Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa program S1 Universitas Sumatera Utara angkatan 2008-2010.

Populasi di dalam penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Univesitas Sumatera Utara angkatan 2008-2010 yang berjumlah 16030 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

Snowball Sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini

melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggan, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank

Order) oleh Spearman dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 18.0 dan di dukung dengan menggunakan skala Guilford. Untuk menguji

tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap Y juga menggunakan piranti lunak SPSS versi 18.0.

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan akal, rintangan, ujian,

dan ridha-Nya kepada penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan suatu tantangan hidup bagi penulis yang telah mengajarkan kedewasaan, sabar, ikhlas, bersyukur dan solidaritas sehingga penulis menjadikannya sebagai pelajaran untuk mencapai masa depan. Shalawat beriring salam kepada Rasulullah Muhammad saw, pembimbing bagi siapa yang mencari-Nya.

Penulisan skripsi ini masih jauh dari kata maksimal, namun bagaimanapun hasilnya, penulis berharap semoga dapat memberikan pengalaman dan manfaat bagi yang lainnya. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam pengerjaannya, namun penulis bersyukur dan berterima kasih karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Maka, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dari hati yang ikhlas kepada:

1. Orangtua tercinta. Thank you my beloved Papa, Soekemi. And thank you for the greatest

Mama ever, Indrayani. Terima kasih karena telah mengajarkan makna hidup kepada

penulis, memanjakan penulis, mengamini setiap doa penulis, memfasilitasi setiap keinginan penulis dalam pengerjaan skripsi, dan mengerti akan keinginan penulis yang masih kebanyakan main. Penulis mempersembahkan skripsi ini untuk Mama dan Papa. 2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si. Selaku Dekan FISIP USU.

3. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A. selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

(4)

5. Abang Drs. Hendra Harahap, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu yang sangat banyak dan berbagi ilmu yang sangat berharga selama membimbing penulis.

6. Pak Drs. Humaizi, MA, selaku Dosen wali penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal pengetahuan selama masa perkuliahan.

8. Bg Nando dan Naldi tercinta. Dua super saudara yang juga menjadi motivator penulis sekaligus menjadi dua bodyguard penulis, terima kasih. Buat sepupu-sepupu terbaikku Ayu, Ampi, kak Checyl, Dilla, kak Nini, makasih selalu bisa memberi service terbaik saat penulis pulang kampung.

9. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU, teman-teman terbaik sejak awal menjejakkan kaki di FISIP. Untuk tawa dan tangis, diskusi dan TST, terima kasih sebesar-besarnya, terutama untuk Batu Kristal. Remember me as Maknyoz ya.

10.Keluarga besar USUKom fm, akhirnya bakat penulis tersalurkan meski tidak maksimal, terimakasih Ibu Dr. Nurbani, selaku Kepala Stasiun dan Kak Emilya. Terima kasih kak Windi Adwina Siregar aka Kawin atas masukan, motivasi, cela, puji, cerita, pelajaran, dan semuanya. Terima kasih banyak ya sobat kampus, terkhusus untuk Ejoy (aaa..I’ll

miss u mongkey), Harri (rekan senasib), Bang Juju (untuk jasa laptopnya yang superb

sekali), Trik, Ande, Qin, Bang Dolski, Bang Ajik, Tysa (untuk masukan judul skripsinya, makasih ya), dan Dilla.

(5)

dan Dani (will be miss u terribly girls). Teman-teman ngopi, Bg Jakik, Bg Brandok, Bg Perik. Semoga bisa bersahabat hingga tua nanti.

12.Buat lelaki-lelaki berikut. Be, Garing, Ding, Fu. Terima kasih sudah mengenal saya lebih spesial.

13.Anak-anak Komunikasi 2007, terutama Gegek dan Hera atas bantuan penulisan skripsi. Terima kasih juga untuk yang mereka telah mendirikan Gerakan Anti Nenda (salut, saya punya haters yang kreatif meski tidak berani berhadapan langsung).

14. Terima kasih Semesta dan keajaiban-keajaiban yang terjadi selama penulis menjadi anak kos sebatang kara di tanah Medan, untuk kereta (si Buled), Laptop (si Ganteng),

handphone ( si Mininoki dan si AA), benda-benda tersayang yang menjadikan simbiosis

mutualisme yang sempurna.

Maaf jika masih ada nama-nama yang lupa untuk dituliskan. Rasa terima kasih yang tertulis tidak akan cukup untuk semua kebaikan kepada penulis. Semoga Yang Maha Kuasa dapat membalasnya.

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang... 1

I.2 Perumusan Masalah... 8

I.3 Pembatasan Masalah... 8

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian……... 9

I.4.1 Tujuan Penelitian... 9

I.4.2 Manfaat Penelitian... 9

I.5 Kerangka Teori... 10

I.5.1 Komunikasi ……… ... ….. 10

I.5.2 Teknologi Komunikasi…... 11

I.5.3 Teori Adopsi Inovasi... 12

I.5.4 Teori Uses and Gratifications…... 14

I.5.5 Teori Afiliasi……….. ……... 15

I.5.6 Instant Messaging………... 15

(7)

I.7 Model Teoritis... ... 18

I.8 Operasional Variabel... 18

I.9 Definisi Operasional... 19

I.10 Hipotesa... 21

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi………... 23

II.1.1 Komunikasi Sosial... 25

II.1.2 Psikologi Komunikasi…………... 26

II.2 Teknologi Komunikasi…….. . ...……...………... 27

II.3 Teori Difusi Inovasi……... 29

II.3.1 Mekanisme Difusi Inovasi... 30

II.3.2 Karakteristik Inovasi... 32

II.4 Teori Uses and Gratifications……... 34

II.4.1 Elemen Uses and Gratifications... 35

II.5 Teori Afiliasi...……... 36

II.6 Instant Messaging... 39

II.6.1 Fungsi Instant Messaging... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 41

III.1.1 Universitas Sumatera Utara... 41

(8)

III.1.1.3 Infrastruktur Universitas Sumatera Utara... 45

III.2 Waktu Penelitian... 47

III.3 Lokasi Penelitian... ... 47

III.4 Populasi dan Sampel... 48

III.5 Metode Penelitian ... 51

III.6 Teknik Penarikan Sampel... 51

III.7 Teknik Pengumpulan Data... 52

III.8 Teknik Analisis Data... 53

BAB IV ANALISIS DATA IV.1 Analisis Tabel Tunggal ... 56

IV.1.1 Karakteristik Responden... 56

IV.1.2 Fitur Instant Messaging pada Handphone Blackberry... 60

IV.1.3 Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi pada Mahasiswa S1 Universitas Sumatera Utara... 71

IV.2 Analisis Tabel Silang... 101

IV.3 Uji Hipotesis... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan... 119

V.2 Saran... 120 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel 1 Operasional Variabel………. ... 18

2 Populasi Mahasiswa Program S1 Universitas Sumatera Utara Angkatan 2008-2010………... 49

3 Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger dalam sehari... 60

4 Jumlah Kontak yang Terdapat di dalam Blackberry Messenger... 61

5 Friend Request yang diterima dalam Satu Minggu...………... 62

6 Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger dalam sehari Pagi-Siang (06.00 s/d 12.00)... 63

7 Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger dalam sehari Siang-Sore (12.00 s/d 18.00)... 64

8 Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger dalam sehari Sore-Malam (18.00 s/d 24.00)... 65

9 Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger dalam sehari Malam-Pagi (24.00 s/d 06.00)... 66

10 Intensitas Penggunaan Fitur Blackberry Messenger dalam Sehari... 67

11 Melakukan Adaptasi Terlebih dahulu Setiap Akan Melakukan Chat dengan kontak yang Ada di Blackberry Messenger... 71

12 Melakukan Chat dengan Sesama Pengguna di Dalam Kontak

(10)

13 Melakukan Chat dengan Lebih dari Satu Pengguna di dalam

Kontak Blackberry Messenger dalam Waktu yang Bersamaan... 73 14 Selalu Berani Membuka Obrolan Chat Terlebih Dahulu dengan

Sesama Pengguna di Dalam Kontak Blackberry Messenger... 74 15 Percaya Terhadap Percakapan Chat dengan Sesama Pengguna

di Dalam Kontak Blackberry Messenger... 75 16 Selalu Percaya Diri Saat Melakukan Chat dengan Sesama

Pengguna di Dalam Kontak Blackberry Messenger... 76 17 Merasa Puas dengan Tanggapan yang Diberikan Oleh Sesama

Pengguna di Dalam Kontak Blackberry Messenger... 77 18 Selalu Berbagi Info yang Dimiliki Melalui Broadcast Message

Kepada Pengguna di Dalam kontak Blackberry Messenger... 78 19 Selalu Berbagi Info yang Dimiliki Melalui Diskusi Grup

Blackberry Messenger kepada Pengguna di Dalam Kontak ... 79

20 Selalu Mendapatkan Info dari Pengguna di Dalam Kontak

Blackberry Messenger... 80

21 Memberikan Dukungan (Support) Melalui Percakapan Chat Kepada Sesama Pengguna di Dalam Kontak Blackberry

Blackberry Messenger ... 81

22 Mendapat Dukungan (Support) Melalui Percakapan Chat

(11)

24 Bisa Mengambil Keputusan Terbaik Setelah Berdiskusi di Dalam Grup Blackberry Messenger... 84 25 Merasa Kompak dengan Teman-teman di Dalam Grup Blackberry

Messenger... 85

26 Pendapat Selalu Diterima Dalam Pengambilan Keputusan

Bersama Teman di Dalam Grup Blackberry Messenger... 86 27 Merasa Hasil Kerjasama yang Dibangun Bersama Pengguna di

Dalam Kontak Blackberry Messenger Telah Memenuhi Harapan... 87 28 Selalu Sepaham dengan Pendapat yang Diuraikan oleh Teman-

teman di Dalam Kontak Blackberry Messenger... 88 29 Selalu Merasa Bergantung Kepada Pendapat yang Diberikan

oleh Teman Chat Sesama Pengguna di Dalam Kontak

Blackberry Messenger... 89

30 Melakukan Percakapan Chat dengan Sesama Pengguna di Dalam Kontak Blackberry Messenger Sehingga Timbul Rasa Simpati... 90 31 Melakukan Percakapan Chat dengan Sesama Pengguna di Dalam

Kontak Blackberry Messenger Sehingga Timbul Rasa Empati... 91 32 Menerima Pengorbanan yang Dilakukan Oleh Pengguna di Dalam

Kontak Blackberry Messenger Setelah Melakukan Chat Bersama Pengguna Tersebut... 92 33 Menggunakan Voice Note Untuk Menjelaskan Sesuatu yang

(12)

di Dalam Kontak Tahu Dimana Keberadaan... 94 35 Mengganti Display Picture Untuk Memancing Percakapan dengan

Teman-teman di Dalam Kontak Blackberry Messenger... 95 36 Mengganti Personal Status Sesuai Dengan Suasana Hati pada

Saat Itu ... 96 37 Mengganti Personal Status Untuk Memberitahukan Kegiatan yang

Dilakukan Saat Itu... 97 38 Mengganti Personal Status Untuk Memancing Percakapan dengan

Teman-teman di Dalam Kontak Blackberry Messenger... 98 39 Merasa Mendapatkan Eksistensi yang Maksimal Bila Selalu Update

dalam Fitur Blackberry Messenger ... 99 40 Tidak Bisa Tidak Melakukan Aktifitas Percakapan Chat

Menggunakan Blackberry Messenger dalam Keseharian...100 41 Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger

dalam Sehari terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi dalam

Dimensi Penerimaan ...101 42 Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger

dalam Sehari terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi dalam

Dimensi Rasa Memiliki...102 43 Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger

dalam Sehari terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi dalam

(13)

dalam Sehari terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi dalam

dimensi Sosial ...105 45 Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger

dalam Sehari terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi dalam dimensi Hubungan yang Erat...106 46 Korelasional Antara Intensitas Penggunaan Fitur Blackberry

Messenger dalam Sehari Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi

dalam Dimensi Penerimaan...108 47 Korelasional Antara Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger

dalam Sehari Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi dalam

Dimensi Rasa Memiliki...110 48 Korelasional Antara Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger

dalam Sehari Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi dalam

Dimensi Kerja Sama...111 49 Korelasional Antara Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger

dalam Sehari Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi dalam

Dimensi Sosial...113 50 Korelasional Antara Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger

dalam Sehari Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi dalam

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar 1 Lima Tahap Difusi Inovasi Menurut Rogers (1963) ... 31

2 Usia ...………... 56

3 Jenis Kelamin………... 57

4 Fakultas………... 58

5 Angkatan/Stambuk………... 59

(15)

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

2. Tabel Fortran Cobol

3. Surat permohonan penelitian dari FISIP USU kepada Rektor USU

4. Surat balasan pemberian izin penelitian dari Rektor USU kepada FISIP USU

(16)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Teknologi Komunikasi dan Kebutuhan Afiliasi (Studi Korelasional Pengaruh Instant Messaging Blackberry Messenger pada Handphone Merek

Blackberry Terhadap Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Mahasiswa USU Angkatan 2008-2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pola penggunaan fitur instant

messaging Blackberry Messenger pada handphone merek Blackberry terhadap pemenuhan

kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa program S1 Universitas Sumatera Utara angkatan 2008-2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan menemukan ada atau tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara fitur instant messaging Blackberry Messenger pada handphone merek Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa program S1 Universitas Sumatera Utara angkatan 2008-2010.

Populasi di dalam penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Univesitas Sumatera Utara angkatan 2008-2010 yang berjumlah 16030 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

Snowball Sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini

melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggan, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank

Order) oleh Spearman dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 18.0 dan di dukung dengan menggunakan skala Guilford. Untuk menguji

tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap Y juga menggunakan piranti lunak SPSS versi 18.0.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang semakin maju dan cepat mendorong masyarakat untuk lebih paham akan kecanggihan teknologi. Manusia dituntut agar dapat membekali dirinya dengan keterampilan dan kemampuan yang tinggi dalam usahanya untuk membuktikan bahwa manusia seharusnya dapat mengendalikan dan menguasai IPTEK bukan sebaliknya. Kemajuan teknologi saat ini sangat berkembang pesat dan membantu manusia untuk berinteraksi satu sama lain tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Kemudahan yang diberikan oleh teknologi tersebut mencakup banyak hal serta merambah berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, ekonomi dan pemasaran, bisnis hingga pendidikan. Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah berkomunikasi ataupun melakukan sesuatu.

(18)

Telepon genggam (telgam) atau telepon selular (ponsel) atau handphone (HP) atau

disebut pula adalah perangkat

yang sama denga

(portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem

Multiple Access).

Handphone merupakan salah satu dari perkembangan teknologi. Dengan

kecanggihan teknologi saat ini, fungsi handphone tidak hanya sebagai alat komunikasi biasa, tetapi manusia juga dapat mengakses internet, SMS, berfoto dan juga saling mengirim data. Telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara radikal di Indonesia. Sebuah handphone tidak lagi hanya menjadi alat percakapan, tetapi juga untuk mengakses,

e-mail, memotret, dan bahkan untuk menonton teve. Dampak yang ditimbulkan dari handphone

mungkin tidak kita sadari sama sekali.

(19)

(GSM) semakin ketat karena saat ini banyak perusahaan-perusahaan handphone GSM menawarkan produknya ke pasar. Merek handphone yang telah memasuki pasar Indonesia antara lain : Nokia, Blackberry, iPhone, Sony Ericsson, Motorola, Samsung, Siemens, LG, Panasonic, Philips, Alcatel, dan merek lainnya.

Bervariasinya merek, jenis dan model handphone memberikan banyak pilihan kepada pengguna handphone. Namun demikian market leader adalah provider handphone yang memiliki keunggulan teknologi serta mampu memberikan variasi produk pada berbagai segmen pasar potensial. Setiap tipe handphone sering juga ditujukan khusus untuk kalangan tertentu dengan status sosial dan jenis pekerjaannya.

Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, handphone umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat short message

service

Indonesia yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan menambahkan jasa

mereka. Sekarang, telepon genggam menjadi gadget yang multifungsi. Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini handphone juga dilengkapi dengan berbagai pilihan

fitur, seperti bisa menangkap siaran

da

tersebut, handphone sekarang sudah ditanamkan fitur

orang bisa mengubah fungsi handphone tersebut menjadi mini komputer. Di dunia bisnis, fitur ini sangat membantu bagi para pebisnis untuk melakukan semua pekerjaan di satu tempat

(20)

Adapun salah satu dari kecanggihan teknologi berupa telepon selular (handphone) yang dilahirkan dalam era globalisasi saat ini adalah telepon selular Blackberry. Blackberry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan Push E-Mail, telepon, Short

Message Service (SMS), menjelajah internet, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya.

Blackberry adalah handphone yang sama dengan handphone yang lainnya, bisa menjalankan

fungsi dasar untuk sekedar telepon maupun sms, yang membedakannya dengan handphone lain adalah Operating System pada handphone ini yakni menggunakan Operating System (OS) berbasis Java buatan Blackberry.

Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaa

di Istambul Turki. Orangtuanya berdarah Yunani. Pada usia lima tahun, ia ikut keluarganya pindah ke Kanada. Mereka menetap di Windsor, Ontario. Tahun 1979, ia mulai kuliah di University of Waterloo, Ontario, Kanada. Namun, Mike tidak menyelesaikan kuliahnya hingga tamat dan bahkan Drop Out. Akan tetapi, beberapa tahun kemudian lewat produk telepon pintar atau smartphone ciptaannya, Blackberry, kini dia mampu mengantarkan perusahaannya, Research In Motion (RIM) menjadi perusahaan besar dunia.

Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember

2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Di Indonesia, Starhub menjadi bagian dari layanan dalam segala hal teknis mengenai instalasi Blackberry melalui operator Indosat. Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni

(21)

Kecanggihan Blackberry menjadikan handphone ini disebut sebagai smartphone yakni handphone yang menawarkan kemampuan komputasi yang lebih maju dan konektivitas dari fitur telepon kontemporer. Pengguna Blackberry dapat menggunakan fitur handphone seperti biasa sekaligus mengoperasikan aplikasi komputasi dalam waktu yang bersamaan.

Blackberry dinilai telah berhasil mewujudkan permintaan pasar pada umumnya yakni

perangkat mobile canggih dengan prosesor yang kuat, memori melimpah, layar yang lebih besar dan fitur-fitur canggih seperti yang terdapat pada komputer. Kecanggihan fitur yang paling menonjol pada handphone Blackberry adalah instant messaging.

Pesan instan (Instant messaging) adalah sebuah teknologi para pengguna dalam jaringan internet untuk mengirimkan pesan-pesan singkat secara langsung pada saat yang bersamaan (real time) menggunakan teks kepada pengguna lainnya yang sedang terhubung ke jaringan yang sama. Fungsi antar muka yang terdapat dalam

Instant Messaging adalah :

• Instant messages

• Chat

• Web links

• Video

• Images

• Files

• Talk

(22)

Khalayak sebagai sasaran dari media merupakan kumpulan berbagai individu yang berbeda minat, perhatian maupun kepentingannya. Khalayak akan mengikuti perkembangan apapun itu di dalam kesehariannya. Dalam hal ini, khalayak sadar akan kebutuhan serta menyadari alasan mereka untuk menggunakan teknologi sehingga sikap khalayak terhadap teknologi menjadi cukup selektif. Khalayak berusaha mengikuti setiap informasi yang dibutuhkan. Bahkan tidak menutup kemungkinan dalam mencari informasi-informasi tersebut melalui teknologi-teknologi canggih yang dianggap mampu memberikan informasi lebih cepat, seperti melalui telepon selular.

Handphone merek Blackberry tidak hanya mampu menggebrak dunia

telekomunikasi di dunia khususnya Indonesia, tetapi mereka juga dinilai mampu menjadikan penggunanya kecanduan oleh produk telepon selular yang satu ini. Bahkan di beberepa negara seperti Kanada memberikan gelar Crackberry sebagai istilah kecanduan akan Blackberry. Crack biasanya diartikan sebagai orang yang kecanduan kokain, sedangkan berry diambil dari merek Blackberry. Jadi,

Crackberry pun dijadikan sebagai gelar atau istilah bagi orang-orang yang

kecanduan menggunakan Blackberry.

Blackberry memang berhasil menjadikan konsumennya kecanduan dalam

(23)

pengguna Blackberry yang kecanduan diberi istilah autis, karena mereka dianggap sebagai pengguna yang keasyikan ber-Blackberry sehingga lupa waktu.

Mahasiswa sebagai kaum intelektual dapat dikatakan sebagai khalayak sadar dimana mahasiswa dapat mengetahui dan menyadari kebutuhannya dalam menggunakan teknologi. Adanya tuntutan untuk mengetahui informasi lebih banyak dalam menambah wawasan dan intelektualitas diri menjadikan mahasiswa tidak bisa lepas dari dunia informasi dan berita. Adanya tugas-tugas kuliah juga menjadikan mahasiswa harus lebih gesit dalam memfasilitasi diri untuk mendapatkan informasi-informasi lebih cepat dan mudah. Banyak dari mahasiswa yang dalam pencarian tugasnya harus mencari referensi dari browsing internet dan juga melakukan diskusi kelompok kecil melalui forum-forum yang dibuat di situs jejaring sosial dan instant messaging.

Mahasiswa Univeritas Sumatera Utara (USU) merupakan kaum muda yang memiliki intelektual tinggi yang haus akan teknologi informasi. Selain itu, kebanyakan dari mahasiswa selalu mengikuti arus perkembangan kemajuan teknologi komunikasi karena konsentrasi kuliah yang memang menuntut untuk selalu memperbarui informasi yang beredar. Fenomena Crackberry juga berkemungkinan menjangkit mahasiswa USU yang menggunakan handphone Blackberry. Dimana, mahasiswa mulai kecanduan terhadap fitur yang terdapat pada ponsel canggih tersebut. Terlebih lagi terhadap fitur instant messaging

Blackberry Messanger yang tidak terdapat pada ponsel lainnya.

(24)

secara sembunyi-sembunyi. Parahnya lagi ada mahasiswa yang menggunakan kecanggihan Blackberry sebagai jalan keluar dalam mencari jawaban untuk soal-soal di perkuliahan. Di lain hal, banyak mahasiswa yang menggunakan ponsel

Blackberry menjadi tahu lebih banyak info tentang kampus dan perkuliahan,

seperti misalnya melalui grup-grup chat pada fitur instant messaging Blackberry

Messanger. Jadi dengan demikian, dapat diketahui bahwa banyak motif yang

melatarbelakangi mahasiswa dan mahasiswi USU dalam menggunakan kecanggihan fitur Blackberry Messanger.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pola penggunaan handphone merek Blackberry di kalangan Mahasiswa USU.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut, “Bagaimanakah penggunaan Handphone

Blackberry berpengaruh terhadap kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa

USU?”.

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya pengembangan masalah di luar ruang lingkup dan kekaburan dalam penelitian, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang peneliti kemukakan adalah:

(25)

b. Penggunaan handphone merek Blackberry yang dimaksud adalah penggunaan fitur instant messaging Blackberry Messenger pada handphone

Blackberry.

c. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program S1 USU angkatan 2008-2010 yang menggunakan handphone Blackberry.

d. Subjek penelitian dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui motivasi mahasiswa program S1 USU angkatan

2008-2010 memilih menggunakan handphone Blackberry.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pola penggunaan fitur instant

messaging Blackberry messenger pada handphone Blackberry terhadap

kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa program S1 USU angkatan 2008-2010.

I.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU khususnya mengenai komunikasi dan teknologi.

(26)

3. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangan pemikiran dan kontribusi kepada mahasiswa atau pihak-pihak yang memberikan perhatian terhadap pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi komunikasi khususnya penggunaan handphone Blackberry.

I.5 Kerangka Teori

Nawawi menjelaskan bahwa setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995:40)

Teori berfungsi membantu penulis dalam menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono,2008:43). Adapun teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian ini antara lain:

I.5.1 Komunikasi

Secara epistimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni

communication yang bersumber dari kata communis. Arti communis di sini adalah

sama, dalam arti sama makna yaitu sama makna mengenai satu hal. Komunikasi berlangsung apabila di antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jika seseorang mengerti akan suatu hal yang disampaikan oleh orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain hubungan di antara mereka bersifat komunikastif (Effendy, 2004:30).

(27)

what in which channel to whom with what effect” (Effendy, 2004:10). Paradigma

Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence)

Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Fisher, komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan bermasyarakat atau sebaliknya (Arifin, 2003:20). Aspek masyarakat tersebut tentunya juga termasuk ke dalamnya adalah teknologi komunikasi.

I.5.2 Teknologi Komunikasi

Sebagai manusia, makhluk yang mengisi bumi, maka tidak seorangpun yang tidak terlibat di dalam prose situ. Penemuan-penemuan dalam bidang elektronika komunikasi pada gilirannya berdampak sangat luas dalam bidang komunikasi khususnya interaksi, relasi, maupun komunikasi antar pribadi. Usaha-usaha manusia untuk mengubah cara-cara berkomunikasi – selain melalui penemuan teknologi komunikasi pun sebenarnya telah dilakukan sejak lama (Liliweri, 1991:63).

(28)

Dijelaskan Rogers, 1986 dalam Lubis, (2005:42), yang mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai “alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain”. Teknologi komunikasi sendiri sebenarnya telah berkembang sejak dulu sekali dimana ditandai dengan munculnya era media tulis dan cetak.

Everett M. Rogers, 1986 dalam Bungin, (2006:111), mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era komunikasi interaktif. Bukan tidak berkemungkinan bahwa teknologi akan terus berkembang, memunculkan bentuk dan fungsi baru dalam beberapa jangka waktu yang belum diketahui

I.5.3 Teori Adopsi Inovasi

Mengubah masyarakat melalui penyebarserapan ide-ide dan hal-hal yang baru adalah kegiatan yang dikenal dengan difusi inovasi. Difusi merupakan suatu bentuk khusus komunikasi. Menurut Rogers dan Shoemaker, 1971 dalam Nasution (1996:123), studi difusi mengkaji pesan-pesan yang berupa ide-ide ataupun gagasan baru.

Difusi inovasi sebagai suatu gejala kemasyarakatan berlangsung bersamaan dengan perubahan sosial yang terjadi. Berlangsungnya suatu perubahan sosial, diantaranya disebabkan oleh diperkenalkannya atau dimasukkannya hal-hal, gagasan-gagasan, dan ide-ide yang baru. Hal-hal yang baru tersebut dikenal sebagai inovasi.

Dalam proses penyebarserapan inovasi terdapat unsur-unsur utama yang terdiri dari (Rogers dan Shoemaker, 1971):

1. suatu inovasi

2. yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu 3. dalam suau jangka waktu

(29)

Segala sesuatu ide, cara-cara, ataupun obyek yang dioperasikan oleh seorang sebagai sesuatu yang baru, adalah inovasi. Havelock, 1973 dalam Nasution (1996:124) merupmuskan inovasi sebagai segala perubahan yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh masyarakat yang mengalaminya.

Jadi, kebaruan inovasi tercermin dari pengetahuan, sikap, ataupun putusan terhadap inovasi yang bersangkutan. Dalam pandangan masyarakat yang menjadi klien dalam penyebarserapan inovasi, ada lima atribut yang menandai setiap gagasan atau cara-cara baru yang dimaksud yaitu:

1. Keuntungan-keuntungan relatif (relative advantages): yaitu apakah cara-cara atau gagasan baru ini membarikan sesuatu keuntungan relatif bagi mereka yang kelak menerimanya.

2. Keserasian (compatibility): yaitu apakah inovasi yang hendak didifusikan itu serasi dengan nilai-nilai, system kepercayaan, gagasan yang terlebih dahulu diperkenalkan sebelumnya, kebutuhan, selera, adat-istiadat, dan sebagainya dari masyarakat yang bersangkutan.

3. Kerumitan (complexity): yakni apakah inovasi tersebut dirasakan rumit. Pada umumnya masayarakat tidak atau kurang berminat pada hal-hal yang rumit, sebab selain sukar untuk dipahami, juga cenderung dirasakan merupakan tambahan beban yang baru.

(30)

5. Dapat dilihat (Observability): yaitu jika suatu inovasi dapat disaksikan dengan mata, dapat dilihat langsung hasilnya, maka orang akan lebih mudah untuk mempertimbangkan dalam menerimanya, ketimbang bila inovasi itu berupa sesuatu yang abstrak , yang hanya dapat diwujudkan dalam pikiran, atau hanya dapat dibayangkan.

I.5.4 Teori Uses and Gratifications

Teori ini merupakan salah satu teori atau pendekatan yang digunakan dalam komunikasi. Teori uses and gratifications memandang individu sebagai makhluk suprarasional dan sangat selektif. Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang atau uses and

gratifications yang ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam

komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy, 2000 dalam Bungin, 2005: 284). Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan dilakukan media pada khalayak, etapi ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media.

(31)

gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan

elternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut teori ini, konsumen media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis media baik cetak maupun elektronik.

I.5.5 Teori Afiliasi

Teori afiliasi (affiliation) memandang manusia sebagai makhluk hidup yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. Ia ingin memelihara hubungan baik dalam hubungan interpersonal dengan saling membantu dan saling mencintai. Lasswell, 1948 dalam Rakhmat (2005:215) menyebutkan fungsi “correlations”. Asumsi pokok dari Katz, Gurevitz, dan Hass adalah pandangan bahwa komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya - melalui hubungan instrumental, afektif, dan integratif – dengan orang-orang lain (diri, keluarga, kawan, bangsa, dan sebagainya).

(32)

yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.

Isi media menegaskan kembali fungsi khalayak sebagai peserta dalam drama kemanusiaan yang lebih luas. Tidak jarang isi media juga dipergunakan orang sebagai bahan percakapan dalam membina interaksi sosial. Di samping itu, media yang bisa berupa cetak maupun elektronik juga dapat menjadi sahabat akrab bagi khalayaknya yang setia.

I.5.6 Instant Messaging

Pesan instan (Instant messaging) adalah sebuah teknologi mengizinkan para pengguna dalam jaringan internet untuk mengirimkan pesan-pesan singkat secara langsung pada saat yang bersamaan (real time) menggunakan teks kepada pengguna lainnya yang sedang terhubung ke jaringan yang sama. Fungsi antar muka yang terdapat dalam Instant Messaging adalah :

Instant messages : Untuk mengirim pesan kepada teman yang sedang online pada saat yang bersamaan.

Chat : Untuk menciptakan chat room dengan teman atau rekan kerja sehingga pembicaraan dapat berlangsung.

Web links : Untuk berbagi link mengenai website favorit.

Video : Untuk mengirim serta menyaksikan video dan melakukan chatting secara face to face dengan teman.

(33)

Files : Untuk berbagi file dengan mengirimkan file tersebut langsung kepada teman.

Talk : Berfungsi agar pengguna bisa benar-benar berbicara dengan teman mereka, layaknya telepon.

Mobile capabilities : untuk mengirimkan instant message melalui handphone.

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dalam mengantar penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 1995: 33).

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadipusat perhatian ilmu sosial. Dalam pengertian ilmiah, konsep harus memiliki criteria yang tepat dalam menjelaskan variabel penelitian (Bungin, 2005:58).

Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya (Kriyantono, 2008: 21). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fitur Instant Messaging pada handphone merek Blackberry.

(34)

Varibel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh varibel yang mendahuluinya (Kriyantono, 2008:21). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan afiliasi.

3. Variabel Antara (Z)

Variabel antara adalah variabel yang menjembatani atau yang menghubungakan variabel bebas (X) dan varibel terikat (Y) yang berfungsi sebagai penguat dan pelemah hubungan antara variabel bebas dan terikat tersebut. Varibel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, Fakultas, dan angkatan.

I.7 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

I.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional variabel terkait, yaitu sebagai berikut:

(35)

Tabel 1. Operasional Variabel

No. Variabel Dimensi Indikator

1. Variabel Bebas (x) Blackberry Messanger pada handphone Blackberry:

1. Chating 2. Diskusi Grup

3. Berbagi (share) Link 4. Berbagi (share) video 5. Berbagi (share)

file/dokumen

6. Voice Note 7. Display Picture 8. Personal status

Jumlah Penggunaan Fitur instant

messaging Blackberry Messanger

pada handphone Blackberry dalam satu minggu.

2. Variabel Terikat (y) Pemenuhan

Kebutuhan Afiliasi

1. Penerimaan Suka (liking): 1. continuity 2. Friend request 2. Rasa Memiliki Adanya keterlibatan:

1. Rasa saling percaya (trust) 2. Share

3. Support 3. Kerja sama 1. Acceptance

2. Saling memenuhi harapan 3. Kompak

4. Sosial Hubungan yang dibangun 1. Adaptasi

2. confidence 3. Addict

5. Hubungan yang erat Hubungan yang lebih akrab: 1. simpati

5. Intensitas penggunaan instant

messaging Blackberry messanger

(36)

I.9 Definisi Operasional

Definisi variabel operasional adalah unsure penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995:46). Definisi variabel operasional dalam penelitian ini adalah:

A. Variabel Bebas (X)

1. Chating merupakan sebuah teknologi komunikasi online chat yang memudahkan pengguna untuk bertukar pesan singkat. Mengacu pada segala bentuk komunikasi menggunakan internet, tetapi secara spesifik mengacu kepada percakapan berbasis teks antara dua orang pengguna tersebut.

2. Diskusi group merupakan teknologi komunikasi online chat secara bersamaan dengan sejumlah anggota grup yang termasuk ke dalam grup tersebut.

3. Berbagi (share) foto,link,video,file merupakan transfer atau penerbitan foto

digital pengguna online , link, video, serta file sehingga memungkinkan

pengguna untuk berbagi dengan orang lain, baik umum maupun pribadi. 4. Voice note merupakan transfer suara atau rekaman suara yang dikirimkan

kepada pengguna online.

5. Display Picture merupakan aplikasi menampilkan foto sebagai gambar utama pada profil pengguna fitur Blackberry Messenger.

6. Personal Status merupakan status update atau informasi yang paling baru tentang si pengguna online, status pribadi ini dapat dibaca oleh semua pengguna online lainnya.

(37)

1. Penerimaan, yaitu bentuk penghargaan atau pengakuan yang diberikan pihak lain kepada seseorang antara sesama pengguna.

2. Rasa memiliki, yaitu rasa kebersamaan antar sesama pengguna baik di dalam grup maupun tidak.

3. Kerja sama, yaitu bentuk tindakan yang dilakukan sesama teman dalam kontak Blackberry Messenger dalam melakukan sesuatu.

4. Sosial, yaitu melibatkan diri dalam diskusi-diskusi yang dibangun bersama grup Blackberry Messanger.

5. Hubungan yang erat, yaitu membina hubungan persahabatan yang mendalam yang terbangun dalam intensitas percakapan di dalam Blackberry Messenger.

(Dikutip dari skripsi Melisa Tandun, 2010: 21) C. Variabel Antara (Z)

Sudah merupakan ciri khas tiap individu yang membuatnya berbeda dengan yang lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel antara adalah karakteristik responden, hal ini mencakup:

1. Jenis Kelamin merupakan jenis kelamin mahasiswa program S1 USU angkatan 2008-2010 yang mengisi kuisioner.

2. Usia merupakan umur mahasiswa program S1 USU angkatan 2008-2010 ketika mengisi kuisioner.

3. Fakultas merupakan fakultas dari responden ketika mengisi kuisioner.

(38)

5. Intensitas penggunaan instant messaging merupakan tingkat intensitas penggunaan instant messaging Blackberry Messenger pada mahasiswa program S1 USU angkatan 2008-2010.

1.5 Hipotesa

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995: 43). Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1995: 44).

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara fitur instant messaging Blackberry

Messenger dengan kebutuhan afiliasi pada mahasiswa USU angkatan

2008-2010.

(39)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi

Komunikasi kini tidak hanya dianggap sebagai suatu yang berkaitan dengan menulis, berpidato, dan beradegan film. Seiring dengan perkembangannya, kini komunikasi mengalami kemajuan dalam berbagai bidang. Pada dasarnya, komunikasi adalah dapat menyampaikan kebutuhan dan keinginan yang sederhana sekalipun melalui bahasa isyarat yang sifatnya masih primitif. Pada akhirnya, komunikasi dianggap sebagai aktifitas yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari kata Latin “communicatio” dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama dalam artian adalah sama makna, maksudnya bila seseorang mengadakan kegiatan komunikasi dengan satu pihak, maka orang tersebut cenderung mengadakan berusaha untuk mengadakan persamaan arti dengan pihak lain yang menjadi lawan komunikasinya.

(40)

sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang digunakan untuk khalayak umum. Sedangkan

audience adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran

informasi atau yang menerima informasi.

Seperti yang disebutkan pada Bab I, model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell merupakan model komunikasi yang sering diterapkan. Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal yakni “who says

what in which channel to whom with what effect?”.

Unsur sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengandalian pesan (misalnya oleh “penjaga gerbang”), sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan akibat pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa (Mulyana, 2005:137).

Berikut beberapa definisi komunikasi yang saya kutip dari buku Deddy Mulyana yang berjudul ‘Ilmu Komunikasi, suatu pengantar’, definisi-definisi berikut dikemukakan oleh para ahli:

(41)

2. Theodore M. Newcomb: “Setiap tindakakn komunikasi dipandang sebagai suatu tranmisi informasi, terdiri dari ransangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.”

3. Carl I. Hovland: “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan ransangan (biasanya lambing-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).”

4. Gerald R. Miller: “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.”

5. Everett M. Rogers: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”

6. Raymond S. Ross: “Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, mmilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.”

Sekalipun definisi komunikasi itu berbeda-beda, orang dapat menarik unsur-unsur tertentu dari komunikasi. Schachter, 1961 dalam Rakhmat (1986:10) menulis bahwa “komunikasi merupakan mekanisme untuk melaksanakan kekuasaan.” Definisi semacam itu menempatkan komunikasi sebagai unsur kontrol sosial di mana seseorang mempengaruhi atau berusaha mempengaruhi perilaku, keyakinan, sikap, dan seterusnya dari orang lain dalam suatu suasana sosial.

(42)

II.1.1 Komunikasi Sosial

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia sebagai makhluk sosial dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Fisher, komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan bermasyarakat atau sebaliknya (Arifin, 2003:20).

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, dan sebagainya. Melalui komunikasi kita bisa bekerja sama dengan anggota masyarakat seperti keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan dalam mencapai tujuan bersama.

(43)

II.1.1 Psikologi Komunikasi

Komunikasi memiliki makna yang luas, komunikasi meliputi segala penyampaian tanda dan sebagainya. Kata komunikasi sendiri dipergunakan sebagia proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh dan lainnya.

Sedangkan psikologi membantu memahami diri sendiri dan orang lain, bagaimana individu membuat interaksi lebih bermakna, maupun bagaimana mengubah sikap dan perilaku seseorang.

George A.Miller, 1974 dalam Rakhmat (2005:9) membuat definisi psikologi komunikasi yakni “psychology is the science that attemps to describe,

predict, and control mental and behavioral events.” Dengan demikian, psikologi

komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi.

Dalam Rakhmat (1986:10), Dance mendefinisikan komunikasi dalam kerangka kerja psikologi perilaku manusia yang luas melalui mendefinisikan komunikasi manusia sebagai “pengungkapan respon melalui respon-respon verbal”, dimana simbol-simbol verbal tersebutbertindak sebagai perangsang (stimuli) bagi respon yang terungkapkan tadi. Sedangkan Gray dan Wise (1959) sependapat dengan konsepsi komunikasi menurut aliran behaviorst sebagai ”penyajian stimuli” maupun sebagai “suatu respon apakah itu yang sebenarnya atau yang dikhayalkannya, sebagaimana ia timbul dalam kesadaran dari pengambil inisiatif dari proses ini.

(44)

komunikasi yang terjadi antara individu yang satu dengan lainnya dapat lebih efektif. Unsur dari psikologi salah satunya tumbuh sebagai keinginan untuk membedakan mana komunikasi yang baik atau efektif dari komunikasi yang buruk atau tidak efektif. Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi.

II.2. Teknologi Komunikasi

Kecanggihan teknologi semakin berkembang sejalan dengan era yang semakin maju dan penelitian-penelitian baru yang dilakukan manusia untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru termasuk di bidang komunikasi.

Kata Teknologi berasal dari asal kata latin Texere yang berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun) (Rogers, 1986). Kata Teknologi tidak hanya terbatas kepada pengguna mesin-mesin, meskipun dalam pengertian sempit sering digunakan keterkaitan teknologi dan mesin dalam bahasa sehari-hari.

Definisi teknologi lain menyebutkan “Technology is a design for

instrumental action that reduces the uncertainly in the course-effect relationships

invalved in achieving a desired outcome”. Sebuah teknologi biasanya terdiri dari

aspek Hardware (perangkat keras) dan Software(Perangkat Lunak). Salah satu jenis teknologi adalah Teknologi Komunikasi. Teknologi Komunikasi adalah peralatan perangkat keras; struktur-struktur organisasional dan nilai-nilai sosial yang dikoleksi, diproses dan menjadi pertukaran informasi individu-individu

dengan individu-individu lainnya.

(45)

Di dalam bukunya “Communication Technology: The New Media in

Society”, Everett M. Rogers (1986) mengatakan dalam era terakhir media

komunikasi interaktif dikenal media computer, videotext dan teletext,

teleconferencing, TV kabel dan sebagainya (Bungin, 2006:111). Berdasarkan apa

yang dijelaskan oleh Rogers itulah, maka masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari era media tulis dan cetak. Perkembangan media tulis telah lama dikenal masyarakat dan menjadi pertanda peradaban sebuah bangsa. Kesimpulannya, bahwa media tulis berperan untuk menandakan sebuah kebudayaan mulai dikenal oleh umat manusia dalam bentuk media tulis yang tersimpan dan terarsip dalam segala bentuk.

Rogers, 1986 dalam Lubis (2005:42), mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai “alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain”. Teknologi komunikasi telah berkembang sejak lama dimana ditandai dengan munculnya era tulis dan cetak, kemudian era media telekomunikasi, dan dilanjutkan dengan era komunikasi interaktif. Hal ini tidak menutup kemungkinan adanya perkembangan yang terus-menerus dalam dunia teknologi komunikasi.

Dari sejak zaman penjajahan pun teknologi komunikasi sudah mulai berkembang. Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia sampai dengan saat ini berkembang dengan pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi dan Komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan Teknologi Informasi, mulai dari sistem komunikasi sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun dua arah (interaktif).

(46)

pengunaan internet mulai menjadi ”makanan” sehari-hari yang dikenal dengan teknologi berbasis internet (internet based technology). Jaman dahulu sebelum berkembangnya teknologi, orang-orang Indonesia harus menempuh jarak yang jauh untuk mengantarkan sebuah surat atau pesan kepada orang lain, tetapi lain dnegan jaman sekarang dan perkembangan itu sendiri di Indonesia dimulai dengan Satelit Palapa (9Juli 1976) yang memudahkan arus komunikasi dan teknologi, yakni telepon, fax, dll. Setelah itu perkembangan dilanjutkan dengan berkembanganya jaringan sellular, yaitu GSM pertama di Indonesia, yakni sebuah teknologi komunikasi bergerak yang tergolong dalam generasi kedua (2G). Menurut mentri riset dan tekhnologi (hatta rajasa), melihat hasil penelitian human indeks dari 150 negara, indonesia hanya ada di posisi ke 110. Sedangkan dari

achievement technology, Indonesia menduduki nomer 61 dari 64 negara. Maka

dari itu, Indonesia harus terus menerus berinovasi dan menghasilkan buah karya atau produk dari IPTEK, sehingga penanaman IPTEK terhadap anak-anak sebagai generasi penerus harus diupayakan sedini mungkin, sehingga pada masa yang akan datang Indonesia pasti akan dapat menyaingi negara-negara lainnya dalam

hal teknologi.

(47)

II.3. Teori Difusi Inovasi

Masyarakat yang sedang berkembang maupun yang telah maju senantiasa akan berkaitan dengan proses adopsi inovasi. Hal ini disebabkan oleh masih terdapatnya kebutuhan yang terus-menerus dalam perubahan sosial dan teknologi, untuk mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru. Itulah kenapa difusi inovasi disebut sebagai suatu gejala kemasyarakatan yang berlangsung bersamaan dengan perubahan sosial dan teknologi yang terjadi.

Difusi Inovasi adalah teori yang berusaha menjelaskan bagaimana,

mengapa, dan berapa tarif baru

Konsep ini pertama kalidipelajari oleh sosiolog Perancis yakni Gabriel Tarde (1890) dan oleh antropolog Austria Friedrich Ratzel dan Leo Frobenius.

Kemudian teori difusi inovasi semakin diperkenalkan oleh Everett M.Rogers. Dimana, difusi adalah proses dimana suatu inovasi dikomunikasi melalui saluran dalam waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial.

II.3.1. Mekanisme Difusi Inovasi

Menurut Rogers, mekanisme difusi inovasi terjadi melalui proses lima langkah yakni: kesadaran, minat, evaluasi, percobaan, dan adopsi. Namun, kemudian Rogers mengubah terminologi lima tahap atau langkah difusi inovasi menjadi: pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Everett M.Rogers, 1983 dalam Bungin (2009:283) merumuskan kembali teori ini dengan memberikan asumsi bahwa sedikitnya ada lima tahap dalam suatu proses difusi inovasi, dan penjelasannya sebagai berikut:

1. Pengetahuan: merupakan kesadaran individu akan adanya inovasi dan adanya

(48)

2. Persuasi: yakni individu membentuk/memiliki sifat yang menyetujui atau

tidak menyetujui inovasi tersebut.

3. Keputusan: yaitu individu terlibat dalam aktifitas yang membawa pada suatu

pilihan untuk mengadopsi inovasi tersebut.

4. Pelaksanaan: yaitu individu melaksanakan keputusannya itu sesuai dengan

pilihan-pilihannya.

5. Konfirmasi: yakni individu akan mencari pendapat yang akan meguatkan

keputusan yang telah diambilnya, namun dia dapat berubah dari keputusan yang telah diambil sebelumnya jika pesan-pesan mengenai inovasi yang diterimanya berlawanan satu dengan lainnya.

Gambar I : Lima Tahap difusi inovasi menurut Rogers (1963)

Sumber

Mengacu pada penjelasan Sendjaja, 2002 dalam Bungin (2009:284), bahwa teori difusi inovasi mencakup sejumlah gagasan mengenai proses difusi inovasi sebagai berikut:

1. Pertama,teori ini membedakan tiga tahapan utama dari keseluruhan

(49)

memungkinkannya untuk diterpa informasi tentang suatu inovasi dan relevansi informasi tersebut terhadap kebutuhan-kebutuhannya. Tahapan proses berkaitan dengan proses mempelajari, perubahan sikap, dan keputusan. Sedangkan tahapan konsekuensi merupakan konsekuensi dari aktivitas difusi terutama mengacu pada keadaan selanjutnya jika terjadi adopsi inovasi.

2. Kedua, perlu dipisahkannya fungsi-fungsi yang berbeda dari ‘pengetahuan’, ‘persuasi’, ‘keputusan’, dan ‘konfirmasi’ yang biasanya terjadi dalam tahapan proses, meskipun tahapan tersebut tidak harus selesai sepenuhnya/lengkap. Orang yang tahu lebih awal tidak harus para pemuka pendapat, beberapa penelitian menunjukkan, bahwa ‘tahu lebih awal’ atau ‘tahu belakangan/tertinggal’ berkaitan dengan tingkat-tingkat sosial-sosial tertentu. 3. Ketiga, difusi inovasi biasanya melibatkan berbagai sumber komunikasi

yang berbeda (media massa, advertensi atau promosi, penyuluhan, kontak-kontak sosial yang informal), dan efektifitas sumber-sumber tersebut akan berbeda pada tiap tahap, serta untuk fungsi yang berbeda pula.

4. Keempat, teori ini melihat adanya ‘variabel-variabel penerima’ yang

berfungsi pada tahap pertama (pengetahuan), karena diperolehnya pengetahuan akan dipengaruhi oleh kepribadian atau karakteristik sosial. Meskipun demikian, setidaknya sejumlah variabel penerima berikutnya akan berpengaruh pula dalam tahap-tahap berikutnya dalam proses difusi inovasi.

II.3.2. Karakteristik Inovasi

Rogers mendefinisikan beberapa karakteristik intrinsik inovasi yang mempengaruhi keputusan individu untuk mengadopsi atau menolak inovasi, yakni:

1. Keuntungan-keuntungan relatif (relative advantages):

yaitu apakah cara-cara atau gagasan baru ini membarikan sesuatu keuntungan relatif bagi mereka yang kelak menerimanya.

2. Keserasian (compatibility):

(50)

sebelumnya, kebutuhan, selera, adat-istiadat, dan sebagainya dari masyarakat yang bersangkutan.

3. Kerumitan (complexity):

yakni apakah inovasi tersebut dirasakan rumit. Pada umumnya masayarakat tidak atau kurang berminat pada hal-hal yang rumit, sebab selain sukar untuk dipahami, juga cenderung dirasakan merupakan tambahan beban

yang baru.

4. Dapat dicobakan (trialability):

yaitu bahwa suatu inovasi akan lebih cepat diterima, bila dapat dicobakan

dulu dalam ukuran kecil sebelum orang terlanjur menerimanya secara menyeluruh. Ini adalah cerminan prinsip manusia yang selalu ingin

menghindari suatu risiko besar dari perbuatannya, sebelum “nasi menjadi bubur”.

5. Dapat dilihat (Observability):

yaitu jika suatu inovasi dapat disaksikan dengan mata, dapat dilihat langsung hasilnya, maka orang akan lebih mudah untuk mempertimbangkan dalam menerimanya, ketimbang bila inovasi itu berupa sesuatu yang abstrak , yang hanya dapat diwujudkan dalam pikiran, atau hanya dapat dibayangkan.

Dalam proses penyebarserapan inovasi terdapat unsur-unsur utama yang terdiri dari (Rogers dan Shoemaker, 1971):

1. suatu inovasi

2. yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu 3. dalam suau jangka waktu

4. di antara para anggota suatu sistem sosial.

Masyarakat yang menghadapai suatu penyebarserapan inovasi, oleh Rogers dan Shoemaker, 1971 dalam Nasution (1996:126) dikelompokkan dalam golongan-golongan:

1. Inovator, yakni mereka yang memang sudah pada dasarnya menyenangi

(51)

2. Penerima dini (early adopters), yaitu orang-orang yang berpengaruh,

tempat teman-teman sekelilingnya memperoleh informasi, dan merupakan orang-orang yang lebih maju dibanding orang-orang sekitarnya.

3. Mayoritas dini (early majority), yaitu orang-orang yang menerima suatu

inovasi selangkah lebih dahulu dari rata-rata kebanyakan orang lainnya.

4. Mayoritas belakangan (late majority), yakni orang-orang yang baru bersedia

menerima suatu inovasi apabila menurut penilaiannya semua orang sekelilingnya sudah menerima.

5. Laggards, yaitu lapisan yang paling akhir dalam menerima suatu inovasi.

Masuknya inovasi ke tengah suatu sistem sosial jelas terjadi karena adanya komunikasi antar anggota suatu masyarakat, ataupun antara suatu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Dengan demikian, komunikasi merupakan factor yang penting untuk terjadinya suatu perubahan sosial.

II.4. Teori Uses and Gratifications

Semakin berkembangnya inovasi yang diciptakan manusia, maka semakin banyak pula model media termasuk media massa yang hadir dan bisa saja memberikan kesan pada konsumen. Teori Uses and Gratifications merupakan salah satu teori ataupun pendekatan yang digunakan dalam komunikasi.

Teori Uses and Gratifications memandang individu sebagai makhluk suprarasional dan sangat selektif. Uses and gratifications ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada khalayak, tetapi ia tertarik pada apa yng dilakukan media pada khalayak. Artinya khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.

(52)

Teori ini mengasumsikan bahwa konsumen tidak pasif dalam mengambil peran aktif dalam menafsirkan dan mengintegrasikan media ke dalam kehidupan mereka sendiri. Teori Uses and Gratifications juga menyatakan bahwa penonton bertanggung jawab untuk memilih media untuk ememnuhi kebutuhan mereka. Teori ini lebih menekankan bahwa pengguna media memilih sendiri medianya sesuai dengan kegunaan-kegunaan maupun kepuasaan-kepuasaan tertentu.

Situasi sosial dan karakteristik psikologis memotivasi khalayak akan kebutuhan media, yang pada akhirnya memotivasi harapan tertentu dari media. Harapan inilah yang menyebabkan orang terkena media yang tampaknya cocok dan sesuai dengan harapan khalayak tersebut sehingga akhirnya mereka mencapai kepuasan tertinggi. Teori dan pendekatan ini memberikan alternative untuk memandang pada hubungan antara isi media dan khalayak, dan pengkategorian isi media menurut kegunaannya.

Adapun cakupan unsur dari teori uses and gratifications adalah sebagai berikut:

1. Khalayak dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran.

2. Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien.

(53)

II.4.1. Elemen Uses and Gratifications

Katz (Effendy, 2000:290) menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratifications: (1) kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktifitas lainnya) yang akhirnya menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas, pendekatan uses and

gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan

elternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan.

Karl Erik Rosengren memodifikasi 7 elemen di atas menjadi 11 elemen sebagai berikut: (1) kebutuhan mendasar tertentu, dalam interaksinya dengan (2) berbagai kombinasi antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan (3) struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan (4) berbagai percampuran personal individu, dan (5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang menghasilkan (6) berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yang menghasilkan (7) perbedaan pola konsumsi media dan (8) perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan (9) perbadaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi (10) karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus akan memengaruhi pula (11) struktur media dan berbagai struktur politik, cultural, dan ekonomi dalam masyarakat (Effendy, 2000 dalam Bungin 2009:291).

Kebanyakan teori ini lebih dikaitkan pada komunikasi dan media massa berupa tontonan, namun uses and gratifications juga dapat dihubungkan pada alat teknologi komunikasi lainnya seperti pemilihan teknologi apa yang akan digunakan konsumen atau khalayak dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasannya.

II.5. Teori Afiliasi

(54)

orang lain. Bersosialisasi sendiri memiliki banyak makna termasuk hubungannya dengan perasaan.

Karena manusia merupakan makhluk sosial, dari proses sosial inilah manusia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Karakteristik tersebut dapat terbentuk oleh pengaruhketurunan maupun lingkungan sekitar. Dengan karakter berbeda itulah terkadang manusia mulai menyesuaikan dirinya dengan manusia lainnya disekitar, membina hubungan dan mulai mencari kasih sayang, penghargaan, serta kenyamanan. Kebutuhan itulah yang disebut dengan afiliasi.

Berdasarkan Kamus Lengkap Psikologi (2008:14) Affiliation (afiliasi, pertalian, gabungan, perhubungan, persatuan); (Murray) kebutuhan pertalian perkawanan dengan orang lain; pembentukan persahabatan; ikut serta dalam kelompok-kelompok tertentu; bercinta; kerja sama; kooperasi.

Dari pengertian di atas, maka terdapat kejelasan bahwa afiliasi erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang dan juga eksistensi di dalam suatu kelompok. Seseorang ingin keberadaannya juga diperhitungkan. Keinginan untuk memiliki hubungan-hubungan persahabatan atau hubungan antar manusia secara dekat, atau bisa juga disebut keinginan untuk dapat disukai dan ditrima oleh orang lain.

David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifkasi dalam buku “Achieving Society”, yakni:

1. Motivasi untuk berprestasi 2. Motivasi untuk berkuasa

(55)

Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku dalam bekerja atau mengelola organisasi. Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala Mc Clelland:

a). Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.

b). Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan.

c). Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual).

Sumber:

Dalam hubungannya dengan gratifikasi media, banyak sarjana ilmu komunikasi yang menekankan fungsi media massa dalam menghubungkan individu dengan individu lain. Lasswell, 1948 dalam Rakhmat (2005:215) menyebutkan fungsi “correlations”. Asumsi pokok dari Katz, Gurevitz, dan Hass adalah pandangan bahwa komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya - melalui hubungan instrumental, afektif, dan integratif – dengan orang-orang lain (diri, keluarga, kawan, bangsa, dan sebagainya).

Gambar

Tabel 1. Operasional Variabel
Gambar I : Lima Tahap difusi inovasi menurut Rogers (1963)
Gambar I : Lima Tahap difusi inovasi menurut Rogers (1963)
Tabel 2. Populasi Mahasiswa Program S1 Universitas Sumatera Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah bagi mahaiswa: (1) Meningkatkan motivasi mahasiswa dalam belajar, mahasiswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor SKSR pada kelompok eksperimen mengalami penurunan yang signifikan segera setelah diberikan pelatihan (0,011 ; p <

Berdasarkan analisis dengan metode tersebut, peneliti menemukan bahwa dalam video musik “Booyah”, orang kulit hitam digambarkan sangat enerjik, menggemari musik dan tari, dan

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan

pekerjaannya dan apa yang mereka peroleh. Orang yang paling tidak merasa puas adalah mereka yang mempunyai keinginan paling banyak, namun mendapat yang paling

Gunawan, 2014 Hasil penelitian ini ditemukan bahwa penggunaan e-banking berpengaruh langsung dan signifikan terhadap minat untuk menggunakan Internet banking. Indah, 2016

Wilayah Kabupaten Tulang Bawang yang cukup luas, terdiri dari dataran dan perairan (rawa, sungai dan lain-lain) dengan topografi yang relatif beragam memberikan

Pada bab ini penulis memaparkan data paparan umum obyek penelitian yang meliputi sejarah pondok pesantren modern al-Amanah Junwangi Krian- Sidoarjo, motto