• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN TULANG BAWANG - DOCRPIJM 89e7044fe0 BAB II06. BAB II (fix)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN TULANG BAWANG - DOCRPIJM 89e7044fe0 BAB II06. BAB II (fix)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL KABUPATEN TULANG BAWANG

2.1. Wilayah Administrasi

Setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2008

tentang Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat, maka terjadi pemekaran 2 (dua) daerah otonomi baru, dan Kabupaten Tulang Bawang sebagai Kabupaten Induk. Administrasi pemerintah Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan dan 151 kampung/kelurahan dengan luas wilayah sebesar 3.466,32 Km2. Secara

geografis Kabupaten Tulang Bawang terletak antara 40° 08' – 04° 41' Lintang Selatan dan 105° 09' – 105° 55' Bujur Timur.

Sedangkan batas wilayah administrasi Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Mesuji

 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur

 Sebelah Timur : berbatasan dengan kawasan pantai (Laut Jawa)

(2)
(3)
(4)

2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Tulang Bawang

Menempati posisi geografis yang strategis di wilayah Sai Bumi Ruwa Jurai, Kabupaten Tulang Bawang, memiliki prospek yang cerah dalam mengembangkan daerah di masa mendatang. Dengan memiliki luas wilayah sekitar 346.632 hektare, kabupaten ini memiliki banyak potensi. Bukan hanya sektor pertanian dalam arti luas yang menjadi andalan perekonomian warganya, Kabupaten Tulang Bawang juga menjadi lokasi industri besar, termasuk Sugar Group, salah satu perusahaan produsen gula terbesar di Indonesia.

Dengan luas lahan 3.466,32 kilometer persegi atau 9,79 persen luas wilayah Provinsi Lampung, Kabupaten Tulang Bawang memang masih mengandalkan sektor pertanian. Namun, sejumlah perusahaan besar (PMA-PMDN) dan perusahaan kecil juga beroperasi di kabupaten ini.

Kabupaten Tulang Bawang selama beberapa tahun terakhir ini terus mendorong berbagai sektor untuk memacu pertumbuhan ekonomi masyakarat. Kabupaten Tulang Bawang memiliki strategi tetap tangguh di di sektor pertanian, namun terus memacu tumbuhnya industri manufaktur yang memberi nilai tambah lebih besar.

Potensi-potensi yang ada di Kabupaten Tulang Bawang, dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Pertanian

Dengan memiliki potensi wilayah yang cukup luas, pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Tulang Bawang dilakukan dalam rangka memantapkan/meningkatkan swasembada pangan, ditempuh melalui kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi dengan kegiatan meliputi kegiatan pembibitan, penanaman/ budidaya, pasca panen, pengolahan dan pemasaran serta kegiatan-kegiatan lainnya.

(5)

serta didukung 79.709 Keluarga Tani dan 1.184 Kelompok Tani, produktivitas sektor ini rata-rata setiap tahunnya cukup signifikan dan mengisyaratkan bahwa Kabupaten Tulang Bawang sampai saat ini, masih memiliki ketahanan pangan yang cukup kokoh.

Dari berbagai komoditas pertanian yang ada, produktivitas sektor ini didominasi terutama oleh komoditas unggulan diantaranya padi, jagung, dan ubi kayu. Gambaran produktivitasnya yaitu untuk tanaman padi sawah, luas panen mencapai 36.714 Ha dengan produksi 178.705 ton, padi ladang luas panen 4.376 Ha dengan produksi 21.314,40 ton, luas panen kedelai 298 Ha dengan produksi 346,46 ton, dan ubi jalar luas panen197 Ha dengan produksi 5.178,96 ton serta ubi kayu luas panen 20.668 Ha dengan produksi 481.329,17 ton.

b. Perkebunan

Secara statistik, potensi pengembangan perkebunan di Tulang Bawang sangat menjanjikan. Adapun usaha-usaha yang dilakukan bagi pengembangan perkebunan di Tulang Bawang, ditempuh melalui budidaya perkebunan industri perkebunan, dan pengembangan usaha investasi perkebunan dengan cara Pola Perusahaan Besar Swasta (PBS), Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR), serta Pola Kemitraan (kemitraan melalui KUD dalam berbagai usaha dengan perkebunan besar).

(6)

Berbagai produk perkebunan yang potensial dan sedang dikembangkan di Tulang Bawang antara lain: Karet, Kelapa, Kelapa Sawit dan Tebu, dengan hasil produksi perkebunan, diperkirakan lebih kurang Rp. 1,933 trilyun per tahun atau Rp. 161 milyar per bulan.

Pada sektor perkebunan, pembangunan di sektor ini potensi lahan perkebunan yang ada, komoditas unggulan adalah karet dan kelapa sawit. Produktivitas dua komoditas ini mengalami peningkatan setiap tahunnya dan bahkan telah menjadi mata pencaharian utama sekitar 54% dari jumlah masyarakat Tulang Bawang. Adapun data terakhir untuk karet produksinya mencapai 48.315,21 Ton dan Kelapa Sawit 14.717,05 Ton

Karenanya dengan besarnya potensi sektor perkebunan, maka saat ini di Kabupaten Tulang Bawang juga sedang dikembangkan pemanfaatan sumberdaya perkebunan. Wilayah pengembangan komoditi unggulan tanaman pangan dan perkebunan tersebar di daerah Kabupaten Tulang Bawang dengan rincian sebagai berikut :

1. Padi, Pusat pertumbuhan dan produksi meliputi Kecamatan Rawapitu, Rawajitu Selatan, Menggala, Menggala Timur, Gedung Aji Baru, Penawar Tama dan Gedung Aji.

2. Jagung, Pusat pertumbuhan dan produksi meliputi Kecamatan Menggala, Menggala Timur, Gedung Meneng, dente Teladas, Banjar Baru, Rawajitu Selatan dan Gedung Aji Baru.

3. Ubi Kayu, Pusat pertumbuhan dan produksi meliputi Kecamatan Menggala, Menggla Timur, Gedung Meneng, Dente Teladas, Banjar Baru, Banjar Agung, Banjar Margo, Penawar Tama, Gedung Aji Baru, Penawar Aji, Gedung Aji dan Meraksa Aji.

(7)

5. Kelapa Sawit, Pusat pertumbuhan dan produksi meliputi Kecamatan Banjar Baru, Banjar Agung, Banjar Margo, Penawar Tama, gedung Aji Baru, Rawapitu, Gedung Aji dan Meraksa Aji.

c. Peternakan

Wilayah Kabupaten Tulang Bawang yang cukup luas, terdiri dari dataran dan perairan (rawa, sungai dan lain-lain) dengan topografi yang relatif beragam memberikan potensi yang besar untuk pengembangan pertanian, baik tanaman pangan dan perkebunan maupun peternakan. Komoditas Sub Sektor Peternakan yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Tulang Bawang antara lain meliputi ternak sapi potong, kerbau, kambing, babi, ayam dan itik.

Budidaya ternak memerlukan input berupa lahan, untuk habitat ternak dan tanaman (pakan ternak) serta air untuk minum ternak dan asupan bagi tanaman (Hijauan Makanan Ternak). Sehingga, dengan potensi lahan pertanian seluas 63.639 Ha dan lahan perkebunan 89.647 Ha memberikan peluang yang cukup besar untuk pengembangan sektor pertanian, termasuk peternakan, yaitu penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) di Kabupaten Tulang Bawang.

Kabupaten Tulang Bawang mempunyai potensi sumber pakan ternak yang cukup besar, baik dari Pengembangan Hijauan Makanan Ternak (HMT) berupa rumput dan legume, limbah pertanian, limbah perkebunan tebu maupun perkebunan kelapa sawit. Dengan potensi ketersedian pakan yang berlimpah Kabupaten Tulang Bawang mempunyai kapasitas tampuk ternak ruminansia yang cukup besar.

Pengembangan komoditas pertanian, berupa padi, ubi kayu, jagung, ubi jalar, kedelai dan kacang tanah akan menghasilkan limbah yang berpotensi untuk dijadikan pakan ternak ruminansia.

(8)

Lampung dengan provinsi lain di pulau Sumatera. Hal ini memperlancar akses pemasaran ternak di Kabupaten Tulang Bawang.

d. Perikanan

Wilayah Tulang Bawang sangat potensial untuk pengembangan sektor perikanan. Sejak jaman dahulu, nenek moyang daerah ini telah dikenal sebagai penghasil ikan dengan jumlah yang cukup besar. Pengembangan sektor perikanan di Tulang Bawang, tersebar di seluruh kecamatan di daerah ini.

Usaha perikanan merupakan usaha terpadu yang mempunyai kegiatan penangkapan atau pembudidayaan ikan termasuk kegiatan mengangkut, menyimpan, dan mengawetkan ikan, sampai pemasaran hasilnya untuk tujuan komersial yang dapat dilakukan oleh usaha perorangan maupun badan hukum Indonesia.

Pembangunan di bidang perikanan, diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup para nelayan, dengan berbagai usaha peningkatan kualitas, dan kuantitas produksi, melalui pengembangan keramba apung di perairan sungai dan rawa, pengembangan kolam dan tambak, pembina nelayan umum, nelayan laut, serta petani tambak udang.

Kabupaten Tulang Bawang juga pernah menjadi sentra budidaya Udang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia. Tercatat ada dua perusahaan besar yang bergerak di bidang budidaya udang, yaitu: PT. Dipasena Citra Dharmaja, yang berlokasi di Kecamatan Rawa Jitu Timur dan PT. Centra Pertiwi Bahari, yang berlokasi di Kec. Gedung Meneng.

(9)

Sedangkan guna meningkatkan pelayanan dan kemudahan dalam memasarkan hasil produksi perikanan, telah dilakukan pembinaan dan pengembangan terhadap beberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI), yaitu diantaranya Kuala Teladas Kecamatan Dente Teladas.

e. Industri

Dari berbagai sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian di Tulang Bawang, sektor industri memegang peranan yang sangat penting. Perusahaan besar (PMA-PMDN), disamping perusahaan kecil lainnya, sangat berperan dalam menggerakkan roda perekonomian di daerah ini. Keberadaan perusahaan-perusahaan ini diharapkan akan mampu menyerap tenaga kerja dengan maksimal, mampu menekan tingkat pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Saat ini di Kabupaten Tulang Bawang terdapat lebih kurang 36 perusahaan besar, ribuan perusahaan kecil dan koperasi. Antar perusahaan yang ada diharapkan akan terbentuk suatu Bussines Network, yang bisa dilakukan oleh pelaku bisnis, yaitu antara perusahaan besar, dan kecil, yang saling menguntungkan, sehingga terjadi keharmonisan antar perusahaan yang ada.

Pengembangan sektor industri, diantaranya juga diarahkan pada pembinaan industri kecil dengan cara :

a) Meningkatkan Keterampilan dan Pengetahuan SDM Pengrajin; b) Peningkatan Mutu dan Disain Produk;

c) Pengenalan Teknologi tepat guna melalui bantuan stimulan; d) Promosi dan Pameran Usaha Industri secara tetap dan berkala. Gambaran Perusahaan/ Industri di Kabupaten Tulang Bawang. Keberadaan industri di Tulang Bawang diantaranya :

1. Industri Sawit Lokasi : Kecamatan Menggala. Gedung Aji, Penawar Aji, Menggala Timur, Gedung Meneng;

(10)

3. Industri Tepung Tapioka, Lokasi : Kecamatan Menggala, Gedung Aji, Penawar Aji, Menggala Timur

4. Industri Tambak Udang, Lokasi : Kecamatan Dente Teladas.

Untuk perdagangan dan investasi, pembangunan sektor ini diarahkan kepada:

1. Peningkatan pengembangan komoditas non migas;

2. Peningkatan pembinaan terhadap para pedagang golongan ekonomi lemah;

3. Pengembangan kerjasama yang sesuai antara golongan usaha besar, menengah dan kecil;

4. Pemantapan peran kadinda terhadap golongan ekonomi lemah; 5. Peningkatan promosi eksport.

Kemajuan di sektor perdagangan ditandai dengan meningkatnya jumlah permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan meningkatnya kesadaran pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) juga dengan dibangunnya pusat-pusat komersial lainnya.

f. Sarana Transportasi

Pembangunan sektor perhubungan di Tulang Bawang diarahkan untuk memperlancar arus lalu lintas, dalam rangka mempercepat pencapaian sasaran pembangunan yang terencana dan terkendali melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi, darat, laut, serta sungai. Disamping itu pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, secara khusus ditujukan untuk membuka isolasi dan membuka keterpencilan wilayah, guna menghubungkan pusat pertumbuhan ekonomi dengan pusat distribusi, serta daerah pemasaran. Upaya ini sekaligus dalam rangka mendukung sistem transportasi lintas propinsi, bahkan transportasi lintas ASEAN yang telah dibangun melalui wilayah Tulang Bawang.

(11)

lain di Sumatera. Tidak dipungkiri adanya Jalintim ini, sangat berdampak pada perkembangan perekonomian masyarakat di daerah ini. Ditinjau dari perkembangannya, jasa transportasi darat, angkutan penumpang dan barang di dalam Kabupaten Tulang Bawang, maupun antar kota berkembang sangat baik.

Transportasi ini, juga didukung beberapa dermaga darat, yang tersebar di Tulang Bawang, yaitu dermaga sungai Menggala, Gedung Aji, Rawajitu, Kuala Teladas, serta dermaga Perairan Daratan Gedung Karya Jitu, dan 2 unit Pelabuhan Pendaratan Ikan (TPI).

Untuk transportasi perairan, sungai-sungai yang tersebar di Kabupaten Tulang Bawang sangat potensial dan memungkinkan untuk dijadikan sarana transportasi. Adapun panjang sungai-sungai yang melintasi Tulang Bawang, adalah Way Tulang Bawang; 136 km, Way Mesuji; 220 km, Way Kanan; 51 km dan Way Kiri; 35 km.

Alat transportasi cepat, yang terus dikembangkan untuk mengangkut penumpang melalui sungai-sungai yang ada di Tulang Bawang adalah Speed Boat atau Boat Lidah. Disamping melalui jalan darat dan sungai, akses ke Kabupaten Tulang Bawang bisa dilakukan melalui laut. Untuk kelancaran transportasi laut tersebut, Kabupaten Tulang Bawang telah melengkapinya dengan beberapa pelabuhan laut yang terdapat di daerah Menggala, dan Sungai Burung.

g. Seni, Kebudayaan dan Pariwisata

Dalam upaya mengembalikan kejayaan Kabupaten Tulang Bawang sebagai kota budaya yang dikenal pada masa lalu sebagai Paris Van Lampung, sampai dengan saat ini berbagai kegiatan konstruktif telah dilaksanakan.

(12)

pariwisata daerah, serta berbagai potensi lain dan hasil-hasil pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang. Dimana kegiatan Festival Megow Pak ini telah mendapatkan apresiasi yang begitu tinggi dari Menteri Pariwisata dalam upaya mengembangkan kearifan lokal dalam kerangka NKRI.

Pada bidang pariwisata, Kabupaten Tulang Bawang sebenarnya memiliki berbagai potensi objek wisata yang dapat dikembangkan, seperti potensi Wisata Alam, Potensi Agrowisata, Potensi Wisata Budaya serta Potensi Sarana dan Prasarana Wisata, namun memang harus diakui sampai saat ini pemanfaatan potensi yang ada masih sangat minim.

Obyek wisata budaya/sejarah yang ada misalnya ibukota Kabupaten Tulang Bawang yang merupakan kota tertua, dan sanggar-sanggar seni/budaya sebagai pelestarian seni/budaya warisan nenek moyang banyak berkembang dan siap memberikan paparan dan sajian tentang adat istiadat masyarakat Tulang Bawang, seperti diantaranya Sanggar Tari Besapen. Sedangkan obyek wisata budaya yang tak kalah menarik, adalah makam-makam kuno di Gedong Aji, Bakung Ilir/Udik.

Disamping potensi-potensi tersebut, Tulang Bawang masih menyimpan berbagai potensi pariwisata yang layak dikembangkan, antarn lain River Tour di sungai Tulang Bawang, perkampungan di atas air di Kuala Teladas, areal konservasi Rawa Pitu yang unik dengan keberadaan burung-burung yang bermigrasi antar benua. Potensi pariwisata lainnya adalah Rawa Pacing yaitu lahan basah yang masih tersisa saat ini, seluas 12.000 Ha, yang kaya akan ragam flora dan fauna seperti beberapa jenis ikan lokal dan burung yang dilindungi.

(13)

Sebagai penunjang pariwisata, saat ini di Tulang Bawang terdapat banyak hotel (kelas Melati) serta penginapan-penginapan di tiap kecamatan yang cukup representatif, restoran dan rumah makan, serta warung-warung makan kecil lainnya juga banyak terdapat di daerah ini dengan aneka masakan.

2.4.3.1. Demografi dan Urbanisasi

2.3.1. Jumlah Penduduk dan Kepala Kelaurga (KK)

Populasi penduduk di Kabupaten Tulang Bawang terus mengalami peningkatan, berdasarkan hasil estimasi jumlah penduduk di Kabupaten Tuang Bawang pada tahun 2014 mencapai 423.710 jiwa/orang, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 112.413 KK, yang terdiri dari 219.504 jiwa penduduk laki-laki dan 204.206 jiwa penduduk perempuan. Kondisi kependudukan di Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2014 disajikan pada tabel 2.1, sebagai berikut :

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014

No Kecamatan Jumlah KK

12. Gedung Aji Baru 6.262 11.681 10.473 22.154

13. Dente Teladas 17.129 31.460 29.613 61.073

14. Banjar Baru 3.640 7.350 6.898 14.248

15. Menggala Timur 4.302 7.015 6.642 13.657

Jumlah 112.413 219.504 204.206 423.710

(14)

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahui persebaran jumlah penduduk maupun kepadatan di masing-masing wilayah. Jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Dente Teladas sebanyak 61.073 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Menggala Timur dengan jumlah penduduk hanya mencapai 13.657 jiwa.

2.3.2. Penduduk Miskin dan Persebarannya

(15)

yang dilaksanakan selama ini telah memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini masih menjadi masalah yang berkepanjangan. Kemiskinan merupakan pangkal masalah sosial di Indonesia. Setiap kota dan kabupaten di Indonesia melakukan upaya penanggulangan kemiskinan bahkan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan dalam rangka mengurangi jumlah penduduk miskin.

Perkembangan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tulang Bawang selengkapnya dijabarkan pada tabel 2.2. berikut :

Tabel 2.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Tulang Bawang

Sumber : Tulang Bawang Dalam Angka 2012, 2013, 2014, BPS Kab. Tulang Bawang

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tulang Bawang relatif besar yang tersebar di kantong-kantong kemiskinan pada daerah pesisir, aliran sungai dan daerah pedalaman yang terisolir. Menurut data BPS yang diukur berdasarkan kebutuhan makanan sebesar 2.100 kalori per kapita per hari, pada tahun 2010 penduduk miskin di Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 43.000 jiwa atau 10,80 %. Angka ini terus mengalami penurunan, dimana pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tulang Bawang menjadi 40.750 jiwa atau 10,11 %, tahun 2012 menjadi 38.800 jiwa atau 9,43 % dan tahun 2013 menjadi 33.720 jiwa atau 8,04 %. Dari data diatas terlihat bahwa kecenderungan penduduk miskin di Kabupaten Tulang Bawang dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan, hal ini seiring dengan berbagai program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah untuk mengurangi angka kemiskinan tersebut. Pada umumnya

(16)

penduduk miskin bergerak di sektor pertanian, dimana sektor pertanian banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Tulang Bawang.

2.3.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Pesatnya laju pertumbuhan penduduk disuatu daerah tertinggal merupakan suatu permasalahan yang tidak dapat terelakan lagi bagi kelangsungan hidup masyarakat yang mendiami daerah tertinggal tersebut. Sifat manusia yang terus tumbuh dari hari kehari, bulan ke bulan dari tahun ke tahun yang terus berkembang biak menjadi alasan utama dalam memicu peningkatan pertambahan suatu penduduk disuatu daerah tersebut. Faktor penting yang mempengaruhi pesatnya pertumbuhan penduduk disuatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor fertilitas (kelahiran), kematian (mortalitas), perpindahan (migrasi).

Faktor mutasi kependudukan berupa kelahiran, kematian, dan migrasi menjadi penentu laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tulang Bawang, rata-rata laju pertumbuhan penduduk kabupaten Tulang Bawang sebesar 2,69 % pertahun dimana merupakan yang tertinggi di Provinsi Lampung.

(17)

Tabel 2.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Sumber Data : Tulang Bawang Dalam Angka 2010, 2011, 2012, 2013 dan BPS Kabupaten Tulang Bawang, Data Diolah

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

Banjar Agung 37.872 48.979 38.342 44.516 45.510 8.610 10.987 11.056 11.237 11.092 (2,4) 29,3 (21,7) 16,1 2,2 164 212 166 193 197

Banjar Margo 35.430 50.732 39.716 45.103 46.673 11.637 12.005 11.659 11.880 11.708 (11,0) 43,2 (21,7) 13,6 3,5 153 220 172 195 202

Banjar Baru 15.355 18.029 14.043 16.122 16.468 4.584 4.767 4.827 4.979 7.890 9,3 17,4 (22,1) 14,8 2,1 67 78 61 70 71

Gedung Aji 13.991 16.659 14.123 16.333 16.551 5.528 5.658 4.397 4.472 6.116 (0,9) 19,1 (15,2) 15,6 1,3 61 72 61 71 72

Penawar Aji 22.369 23.538 18.427 21.117 21.408 6.566 6.710 6.728 6.778 13.338 22,5 5,2 (21,7) 14,6 1,4 97 102 80 91 93

Meraksa Aji 16.423 17.866 14.015 16.805 17.025 4.302 4.443 4.471 4.502 4.889 13,1 8,8 (21,6) 19,9 1,3 71 77 61 73 74

Menggala 38.130 56.960 44.589 55.120 56.011 15.486 11.777 12.118 12.184 10.479 (20,2) 49,4 (21,7) 23,6 1,6 165 247 193 239 243

Penawar Tama 33.293 35.736 27.975 32.113 32.824 11.148 11.308 11.324 11.324 14.052 18,9 7,3 (21,7) 14,8 2,2 144 155 121 139 142

Rawajitu Selatan 34.316 42.615 33.371 37.489 37.302 9.359 9.785 9.308 9.308 8.873 7,8 24,2 (21,7) 12,3 (0,5) 149 185 145 162 162

Gedung Meneng 32.579 51.300 40.163 44.978 45.705 15.057 15.219 15.020 15.052 14.716 (16,4) 57,5 (21,7) 12,0 1,6 141 222 174 195 198

Rawajitu Timur 37.624 39.980 30.223 19.196 19.146 12.287 12.133 10.421 10.421 15.658 130,4 6,3 (24,4) (36,5) (0,3) 163 173 131 83 83

Rawa Pitu 18.491 22.007 17.241 22.726 23.134 7.849 8.001 8.064 8.097 5.565 (6,3) 19,0 (21,7) 31,8 1,8 80 95 75 98 100

Gedung Aji Baru 24.109 28.723 22.487 25.002 25.606 7.333 7.441 7.453 7.562 15.426 10,4 19,1 (21,7) 11,2 2,4 104 124 97 108 111

Dente Teladas 57.919 81.841 64.067 69.605 70.590 12.250 12.388 12.406 12.406 12.404 (3,8) 41,3 (21,7) 8,6 1,4 251 354 277 301 306

Menggala Timur 26.661 16.368 12.824 15.256 15.786 5.484 4.648 4.720 4.780 4.264 98,0 (38,6) (21,7) 19,0 3,5 115 71 56 66 68

Jumlah 444.564 551.336 431.607 481.483 489.738 137.481 137.268 133.972 134.983 156.471 6,4 24,0 (21,7) 11,6 1,7 128 159 125 139 141

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (% ) Kepadatan Penduduk (Jiwa/ km2)

(18)

2.3.4. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi

(19)

2.3.5. Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan i. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu daerah. Adanya pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya peningkatan produksi di suatu daerah pada periode waktu tertentu. Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Nilai PDRB di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2014 mencapai Rp. 14,86 triliun atas dasar harga berlaku dan sebesar Rp. 12,19 triliun atas dasar harga konstan 2000. Nilai tersebut meningkat sebesar Rp. 1,05 triliun (atas harga berlaku) dan sebesar Rp. 731,152 miliar (atas harga konstan 2000). Struktur perekonomian sebagian masyarakat Tulang Bawang telah bergeser dari kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke kategori ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing-masing kategori ini terhadap pembentukan PDRB Tulang Bawang. Sumbangan terbesar pada tahun 2014 dihasilkan oleh kategori Industri Pengolahan, kemudian kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor, kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, kategori Konstruksi, dan kategori Pertambangan dan Penggalian. Sementara peranan kategori lainnya di bawah 5 %.

(20)

Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi Kedua di Provinsi Lampung, setelah Kota Bandar Lampung sebesar 6,96 %.

Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Tulang Bawang sebenarnya mampu memperoleh PDRB yang lebih besar dan lebih meningkatkan pertumbuhan ekonominya jika mampu memanfaatkan potensi-potensi daerah yang dimiliki mengingat Kabupaten Tulang Bawang memiliki wilayah yang cukup luas. Kemampuan untuk meningkatkan dan mengelola sektor-sektor perekonomian diharapkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka mendukung pembangunan daerah Kabupaten Tulang Bawang.

ii. Pendapatan Per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin

Perekonomian Kabupaten Tulang Bawang tumbuh dan berkembang seiring sejalan dengan dukungan kebijakan pemerintah daerah, pembangunan infrastruktur dan peningkatan pengelolaan potensi sumberdaya alam. Selain itu, keberadaan sektor industri besar, kecil dan menengah serta koperasi yang jumlahnya cukup banyak ikut berperan, disamping pertumbuhan pusat-pusat perekonomian, seperti pasar kabupaten, pasar kampung, pusat perbelanjaan dan kehadiran perbankan di Kabupaten Tulang Bawang.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tulang Bawang termasuk kategori kabupaten yang mampu menurunkan kemiskinan dari 9,43 persen pada tahun 2012 menjadi 8,04 persen tahun 2013 dan tahun 2014 berada dikisaran 7 persen dan terus menurun. Ini sebagai indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi juga dirasakan oleh masyarakat miskin. Demikian halnya pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tulang Bawang, terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 mencapai 65,83 persen meningkat dari 64,11 persen pada tahun 2012.

(21)

per bulan pada tahun 2013. Masyarakat yang pendapatan per kapitanya di bawah garis kemiskinan tersebut, berarti dikatakan miskin. Sedangkan yang di atas angka itu berarti sudah bukan kategori miskin.

Salah satu indikator penurunan angka kemiskinan itu bisa dilihat dari konsumsi masyarakat yang semakin baik. Pendapatan masyarakat yang meningkat juga menjadi salah satu faktor penurunan angka kemiskinan tersebut.

Sementara pada tahun 2015, di tengah kelesuan pertumbuhan ekonomi global termasuk yang terjadi di Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Tulang Bawang bahkan masih cukup tinggi, diperkirakan diatas 6,5 persen. Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi tahun 2015 terletak pada sektor pertanian, serta didukung sektor pertambangan, industri pengolahan, bangunan, perdagangan, pengangkutan, persewaan dan jasa perusahaan, jasa-jasa, sektor listrik, gas dan air bersih.

iii. Kondisi Lingkungan Strategis

Gambaran Topografi

Secara topografi Kabupaten Tulang Bawang dapat dibagi dalam 4 (empat) unit topografi, yaitu :

1. Daerah dataran hingga dataran bergelombang

Merupakan daerah dataran sampai dengan dataran bergelombang, berada pada kemiringan antara 15% – 30% yang dimanfaatkan untuk area pertanian, perkebunan dan cadangan pengembangan transmigrasi.

2. Daerah Rawa

(22)

yang cukup produktif untuk pengembangan budidaya tambak dan perikanan laut.

3. Daerah River Basin

Terdapat 2 River Basin yang utama yaitu River Basin Tulang Bawang dan River Basin sungai-sungai kecil lainnya. Daerah ini berupa cekungan yang memungkinkan untuk diisi air pada musim penghujan membentuk rawa-rawa atau lebung-lebung. Pada areal River Basin Way Tulang Bawang dengan anak-anak sungainya membentuk pola aliran ”dendritic”. Daerah ini memiliki luas 10.150 Km² dengan panjang 753 Km yang digunakan untuk pengembangan tambak udang.

4. Daerah Alluvial

Daerah ini tertetak di pinggir pantai timur yang merupakan bagian hilir (down steem) dari sungai besar yaitu Way Tulang Bawang dan Way Mesuji yang dimanfaatkan untuk pelabuhan dan areal persawahan pasang surut. Di lokasi Rawa Pitu telah dimanfaatkan areal seluas ± 36.000 Ha dan ± 20,000 Ha (Rawa Pitu I dan II).

Kabupaten Tulang Bawang beriklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau berganti sepanjang tahun. Temperatur rata-rata 31°C. Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah amat basah, dengan perbandingan devisit air 0 – 1,5 bulan. Kenyataan ini menunjukan bahwa budidaya sawah dengan harapan produksi sedang atau kurang optimal, atau apabila diusahakan secara luas memerlukan usaha dan pertimbangan ketat dalam menentukan jadwal tanamannya. Guna mendapatkan keandalan dalam budidaya sawah perlu dikembangkan jenis padi lokal dengan suplai air berasal dari tadah hujan.

(23)

Tulang Bawang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya hamparan rawa di daerah sepanjang aliran sungai sebelah hulu yang mengindikasikan adanya sistem drainase alam yang kurang baik secara permanen.

Ketersediaan air yang paling rendah di Kabupaten Tulang Bawang terjadi pada bulan Juli dan Agustus sehingga pada bulan-bulan tersebut pada umumnya terjadi kekeringan khususnya di wilayah pantai. Hal ini ditandai dengan ketersediaan hujan yang relatif rendah (75 mm/bulan) dan lama hari tidak hujan mencapai 16 hari (rerata). Kondisi ini mempengaruhi kualitas air setempat terutama pada kualitas air sungai yang ditandai dengan adanya intrusi air laut yang semakin ke hulu. Hal ini akan berpengaruh terhadap situasi dan kondisi peri kehidupan masyarakat dan tata kehidupan flora dan fauna.

Gambaran Geohidrologi

Kabupaten Tulang Bawang memiliki potensi yang tinggi untuk perkembangan sektor pertanian sebab sebagian besar sungai-sungai yang mengalir dari barat ke timur berpotensi untuk pengembangan irigasi, sungai-sungai yang dimaksud adalah Way Tulang Bawang. Way Tulang Bawang merupakan sungai yang membelah dari barat ke timur di wilayah Kabupaten Tulang Bawang, dengan panjang 136 Km dan daerah alir 1.285 Km2.

(24)

Tabel 2.4.

Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang

Sumber: Tulang Bawang Dalam Angka 2014

Nama DAS Luas ( Ha)

Way Tulang Bawang 934.400

Way Kiri 125.100

Way Rarem 69.700

Way Abung 17.800

Way Sabuk 17.100

Way Kanan 167.600

Way Besai 27.200

Way Umpu 5.300

Way Pisang 20.500

Way Giham 50.400

Way Neki 21.200

(25)
(26)

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan. Kabupaten Tulang Bawang memiliki potensi Sumber Daya Alam yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat luas terutama masyarakat Kabupaten Tulang Bawang dan salah satunya potensi Sumber Daya Alam itu ialah air bawah tanah yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan rakyat dalam memanfaatkan air bersih, pembangunan industri dan sektor-sektor lain.

Belum adanya aturan yang mengatur tentang pemanfaatan air bawah tanah, mengakibatkan pengeboran sumber daya air kurang terkontrol oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang baik pengeboran air bawah tanah yang mempunyai izin maupun yang tidak mempunyai izin. Berkurangnya debit air akan mempengaruhi sektor-sektor perekonomian dan sektor kebutuhan masyarakat akan air bersih, sehingga mengakibatkan kehawatiran terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat di daerah Kabupaten Tulang Bawang untuk waktu jangka panjang.

Gambaran Geologi

Berdasarkan peta Geologi Lembar Menggala, 1985 (Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, P3G, Bandung), diketahui wilayah Tulang Bawang secara geologis tersusun oleh batu-batuan dari berbagai unsur, mulai dari yang termuda sampai yang tertua, diantaranya adalah : 1. Endapan Rawa (Qs) : terutama terdiri material lumpur, lanau, dan pasir.

(27)

dan sekitar Penawar Tama;

2. Endapan Aluvial (Qa) : terdiri dari material kerakal, kerikil, pasir, lempung dan gambut. Penyebaran endapan aluvial ini terutama terdapat di daerah dataran dan di sekitar aliran sungai;

3. Pasir Kwarsa (Qak) : Pasir kasar kerikilan sampai sedang, lepas, penyusun dominan mineral kwarsa. Penyebarannya setempat-setempat yaitu sekitar Gedung Jaya, Rawa Ragil, Hargo Mulyo, Bumiratu wilayah Kecamatan Rawajitu Timur dan Kecamatan Dente Teladas sekitar aliran Way Palembang anak sungai Way Seputih;

4. Formasi Terbanggi (Qpt) : terdiri dari batu pasir dengan sisipan batu lempung. Formasi batuan ini diantaranya ditemui di sebagian wilayah Gedung Meneng dan Rawajitu Selatan;

5. Formasi Kasai (Qtk) : terdiri dari tuf, batu lempung tufaan, batu lempung, batu pasir dan konglomerat. Formasi ini ditemui setempat-setempat dengan penyebaran yang luas, disekitar wilayah Gedung Aji, Menggala, Penawar Tama, dan Banjar Agung;

6. Formasi Muara Enim (Tmpm) : terdiri dari perselingan batu lempung pasiran dan batu lanau, tufaan dengan sisipan batu pasir tufaan, dan batu lempung hitam. Terutama dijumpai dibagian utara wilayah Kabupaten Tulang Bawang sekitar Penawar Tama, Banjar Margo dan Banjar Agung.

(28)
(29)

Gambaran Klimatologi

Kabupaten Tulang Bawang beriklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau berganti sepanjang tahun, temperatur rata-rata 31°C. Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah amat basah, dengan perbandingan devisit air 0 – 1,5 bulan. Kenyataan ini menunjukan bahwa budidaya sawah dengan harapan produksi sedang atau kurang optimal, atau apabila diusahakan secara luas memerlukan usaha dan pertimbangan ketat dalam menentukan jadwal tanamannya. Guna mendapatkan keandalan dalam budidaya sawah perlu dikembangkan jenis padi lokal dengan suplai air berasal dari tadah hujan.

Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah yang mengalami siklus musiman dengan dominasi kondisi basah dimana bulan Desember merupakan bulan terbasah di Kabupaten Tulang Bawang. Daerah basah terdapat di bagian Barat atau hulu sungai, sedangkan daerah yang kering terdapat di bagian Timur mendekati pantai. Kondisi topografi Kabupaten Tulang Bawang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya hamparan rawa di daerah sepanjang aliran sungai sebelah hulu yang mengindikasikan adanya sistem drainase alam yang kurang baik secara permanen.

(30)

Tabel 2.5.

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kab. Tulang Bawang

iv. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kabupaten Tulang Bawang dengan bentang alam yang bervariasi, dibagi menjadi beberapa kawasan rawan bencana alam, yang meliputi :

a. kawasan rawan banjir;

b. kawasan rawan puting beliung; c. kawasan rawan longsor; dan d. kawasan rawan abrasi.

(31)

sekitar sungai yang memiliki daya resapan yang sangat minim, selain itu sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan juga berpotensi menyebabkan banjir. Kawasan rawan banjir di Kabupaten Tulang Bawang, meliputi :

(32)

h. Kecamatan Dente Teladas; dan i. Kecamatan Rawa Pitu.

Kawasan rawan abrasi meliputi : a. Kecamatan Dente Teladas, dan b. Kecamatan Rawajitu Timur.

v. Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Bagian ini menguraikan isu-isu strategis yang dihadapi oleh Kabupaten Tulang Bawang terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya. Isu-isu strategis ini berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pokok yang dihadapi, pemanfaatan potensi dan masalah keberlangsungan (sustainability) pembangunan khususnya infrastruktur bidang cipta karya di Kabupaten Tulang Bawang.

A. ASPEK PEKERJAAN UMUM

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam bidang pekerjaan umum, serta langkah antisipatif yang perlu dilakukan adalah :

1. Terbatasnya kemampuan dana pemerintah daerah bagi pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur daerah;

(33)

melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah kab./kota lainnya untuk memelihara daerah tangkapan air untuk menjamin ketersediaan air bagi kebutuhan irigasi. 4. Tingkat disiplin masyarakat petani pemakai air belum maksimal dalam

melaksanakan Rencana Pola Tanam dan Tata Tanam yang telah ditetapkan sehingga banyak terjadi tanam padi diluar jadwal (Gadu nekad) dan pengambilan air secara ilegal, sehingga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti pola tanam dan tata tanam yang telah ditentukan agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat lain.

5. Tidak adanya alat berat seperti backhoe atau excavator untuk penanganan pembersihan sedimentasi pada saluran induk serta untuk penanganan darurat, sehingga perlu adanya pengadaan alat berat untuk mempermudah pemeliharaan jaringan irigasi.

B. ASPEK PERUMAHAN

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam bidang perumahan, serta langkah antisipatif yang perlu dilakukan adalah :

1. Masih banyak fasilitas perumahan pemukiman yang memerlukan perbaikan atau peningkatan kualitas, untuk itu diadakan kegiatan untuk perbaikan fasilitas perumahan seperti jalan lingkungan, drainase dan fasilitas lainnya.

(34)

C. ASPEK PENATAAN RUANG

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang penataan ruang, antara lain sebagai berikut:

1. Masih kurang sadarnya masyarakat akan pembuatan IMB, untuk itu telah dilakukan beberapa sosialisasi mengenai perda IMB terbaru.

2. Masih kurangnya penataan ruang terbuka hijau, untuk itu diperlukan masterplan untuk penataan ruang terbuka hijau.

D. ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

Beberapa permasalahan yang dihadapi di bidang lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut:

1. Armada pengangkut sampah kurang memadai untuk mengangkut volume sampah yang ada, untuk itu diperlukan penambahan beberapa armada pengangkut sampah untuk mengurangi volume sampah yang menumpuk. Selain itu perlu adanya teknologi pengelolaan sampah yang efektif dan efisien guna mengurangi penumpukan sampah.

2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup, sehingga perlu peningkatan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi peraturan perundang-undangan lingkungan hidup, serta peningkatan pemahaman pengelolaan lingkungan hidup yang baik.

3. Adanya indikasi ancaman Krisis Air, Krisis Pangan dan Krisis Energi, serta ancaman bencana akibat kondisi hidrologi.

4. Perusakan Hutan yang disebabkan oleh eksploitasi pada hutan tanaman rakyat, tanpa mempertimbangkan aspek pelestarian lingkungan.

Gambar

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Tulang Bawang
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014
Tabel 2.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin
Tabel 2.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian, diketahui lahan basah rawa Bujung Raman Desa Bujung Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat, terdapat 66 spesies

Hutan rawa di Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang merupakan habitat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) , dialih fungsikan

Potensi lain yang terdapat di Kabupaten Tulang Bawang Barat berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat 30 diantaranya seperti bapak Mirza, bapak Tausin, ibu

✓ Alluvium endapan dataran berbutir sedang sampai halus yang terdiri dari pasir dan lempung dengan sisipan pasiran, kelulusan sedang, sebagian besar daerah pantai utara

Dataran/Plain Group Haplustults, Haplustox Peusangan Siblah Krueng 10,77 Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Kanhapludults, Tropaquepts Peusangan Siblah Krueng 2.282,46

yang berupa perbukitan hingga bergelombang, dengan elevasi dari lokasi hulu sungai yang tinggi. Faktor elevasi dan topografi sangat berpengaruh pada pembentukan hujan, di

Kondisi topografi Kabupaten Labuhanbatu pada umumnya memiliki ketinggian yang rendah dengan kelerengan yang relatif datar dari Kecamatan Panai Hilir hingga Kecamatan

Lahan basah rawa Bujung Raman Desa Bujung Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat, ditemukan 66 spesies burung dengan total- individu 1586