TUGAS AKHIR
SISTEM PENGAWASAN INTERNAL PENYALURAN
PEMBIAYAAN PADA PT. BANK MUAMALAT
INDONESIA, TBK CABANG MEDAN
Diajukan Oleh :
RAHMAD SYAHPUTRA 082102073
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : RAHMAD SYAHPUTRA NIM : 082102073
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA PT. BANK MUAMALAT
INDONESIA, TBK CABANG MEDAN
Tanggal : ... 2011 Pembimbing
(Abdillah Arif Nasution SE, M.Si, Ak) NIP : 19830406 200812 1 004
Tanggal : ... 2011 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi
( Drs. Rustam, M.Si, Ak ) NIP : 19511114 198203 1 002
Tanggal :... 2011 Dekan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
mana atas Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Sistem Pengawasan Internal
Penyaluran Pembiayaan Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan“.
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Program Studi D-III
Akuntansi. Tugas akhir ini membahas tentang bagaimana pengawasan yang
dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan dalam
memberikan pembiayaan kepada debitur. Selain itu, Sistem Pengawasan internal
penyaluran pembiaayaanini sendiri dilakukan pada umumnya adalah untuk menjaga
pembiayaan tersebut agar dana yang disalurkan tidak menjadi macet.
Dengan kerendahan hati Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan
dalam penulisan Tugas Akhir ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan Terima Kasih kepada semua
pihak yang turut membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini antara lain
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Diploma
III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak membantu dan memberikan masukan dalam penulisan Tugas Akhir
ini.
5. Seluruh Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Hasan Indrajaya selaku Manajer Operasi, terima kasih atas nasihat dan
masukan yang telah bapak berikan, yang sedikit banyak telah membantu
penyelesaian tugas akhir ini. Walaupun sedikit Insyaallah nasihat yang bapak
berikan akan menjadi pelecut semangat saya untuk menjadi manusia yang lebih
baik.
7. Mbak Vegy selaku sekretaris PT. Bank Muamalat, Cabang Medan, terima kasih
atas kesabaran dalam menjawab dan melayani pertanyaan kami.
8. Teristimewa buat Ayahanda Alm. Ir. Syafiuddin dan Ibundaku yang teramat ku
cinta Almh. Erna Sari Pane, walaupun mereka tidak bisa hadir disaat aku wisuda
tetapi semangat dan kasih sayang yang tiada henti dari mereka lah yang membuat
Ayah, terima kasih Bunda, perjuangan dan cita-cita kalian Insyaallah akan aku
lanjutkan.
9. Kepada kedua Ompung ku, terima kasih atas semua dukungan yang telah kalian
berikan kepada ku. Putra meminta maaf kepada Ompung, selama ini sudah
banyak membuat kalian marah. Tetapi satu yang pasti, aku sayang kalian.
Ompung perempuan semoga cepat sembuh ya, semoga kalian berdua selalu sehat
dan dalam perlinduungan Allah SWT.
10. Kepada kedua adik ku, Wita dan Angga terima kasih atas dukungannya. Makasia
dik sudah mau membantu mengetik sedikit Tugas Akhir ini. Abang mu ini
sayang selalu sama kalian.
11. Kepada Nantulang Titi, terima kasih atas dukungannya yang diberikan atas
penyelesaian Tugas Akhir ini.
12. Kepada Semua Tulang dan Nantulang ku yang tidak mungkin saya sebutkan satu
persatu mengingat terbatasnya halaman. Kedua Bujing ku, dan seluruh keluarga
besar Uwoh ku. Terima Kasih buat semua perhatian dan kasih sayang yang telah
kalian berikan buat ku.
13. Seluruh teman-teman jurusan D-III Akuntansi ’08 di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya,
khususnya buat grup B. Buat teman-teman seperjuangan, Ridho, yodi, Ali. Buat
Mirza jangan cupu kali maen tu, Heri dan Aude bisa la menang sekali-sekali.
14. Seluruh teman-teman seperjuangan kelompok 15 Magang, Heri, Nanda, Roby,
Padli, dan Putri. Makasia kawan atas perjuangan kita selama 3 bulan ini. Makasi
juga buat Nanda, Padli, Robi yang sudah membantu ku di saat aku ada masalah.
15. Buat sahabatku, Bdol, Fitrah, Dony, Djamal, Zay, Rozi, Maplai, Ridho, Toni.
Semoga bisa menjadi sahabat selamanya. Jangan sombong-sombong kelen. Ingat
tu!!! Aku sama Bdol uda ni. Kalian kapan???
Akhirnya penulis berharap dan berdo’a semoga Allah SWT. Turut membalas
segala amal baik kita, memberikan kita kesehatan, dan semoga Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, Juni 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ... 1
B. Perumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Metode Penelitian... 4
F. Sistematika Pembahasan ... 5
BAB II PT. BANK MUAMALAT, TBK CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 7
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 10
C. Pengertian dan Jenis-Jenis Pembiayaan ... 16
D. Prosedur Penyaluran Pembiayaan ... 27
E. Upaya Penanggulangan Pembiayaan Yang Bermasalah ... 34
BAB III ANALISA DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan Penyaluran Pembiayaan ... 38
B. Prosedur Penyaluran Pembiayaan ... 39
C. Bentuk Jaminan Yang Di Isyaratkan... 40
D. Penyebab Pembiayaan Bermasalah Serta Langkah
Penyelesaiannya ... 40
E. Sistem Pengawasan Internal Penyaluran Pembiayaan ... 43
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 48
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Lembaga perbankan di Indonesia terbagi menjadi dua jenis, yaitu bank yang
bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat
konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan sistem
bunga (interest fee), sedangkan bank yang bersifat syariah adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip Islam. Prinsip syariah
adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain
untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang dinyatakan sesuai syariah (UU No.10 tahun 1998).
Bank yang berdasarkan prinsip syariah seperti halnya bank konvensional, juga
berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary institution), yaitu
mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tesebut kepada
masyarakat. Didalam sistem syariah sendiri sebenarnya tidak mengenal istilah
pemberian kredit, pemberian kredit tersebut dinamakan dengan istilah penyaluran
pembiayaan. Penyaluran pembiayaan merupakan salah satu kegiatan utama dan
menjadi sumber utama pendapatan bagi bank syariah.
Permbiayaan merupakan salah satu tulang punggung di dalam usaha bank. Oleh
karena itu pengelolaan pembiayaan harus sebaik mungkin mengingat pembiayaan
itu, suatu pengawasan intern yang baik semakin penting dalam membantu manajemen
untuk mengelola usaha, mencegah terjadinya penyelewengan dan kecurangan yang
dapat merugikan usaha lembaga keuangan serta menghambat kelancaran operasinya.
Dengan melihat begitu pentingnya peranan pengawasan internal terhadap
penyaluran pembiayaan , mulai dari proses awal pengajuan pembiayaan oleh nasabah
sampai dengan ke proses realisasi pembiayaan tersebut, Maka dengan ini penulis
ingin membahas masalah tersebut dalam sebuah paper dengan judul “SISTEM
PENGAWASAN INTERNAL PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA PT. BANK
MUAMALAT INDONESIA, Tbk CABANG MEDAN.”
B. Perumusan Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu kegiatan Bank Muamalat Indonesia,
Tbk Cabang Medan adalah menyalurkan pembiayaan. Bank akan menyalurkan
sebagian dana yang diperolehnya dari simpanan atau tabungan masyarakat kepada
berbagai pihak yang membutuhkan. Dalam rangka meminimalkan resiko pembiayaan
tersebut, maka diperlukan suatu pengawasan intern dalam penyaluran pembiayaan
tersebut. Dengan harapan penyaluran pembiayaan tersebut tidak berpotensi
merugikan baik bagi pihak perbankan maupun bagi pihak nasabah.
Maka dalam merumuskan masalah ini Penulis ingin mengetahui, “Bagaimana
Cara Pelaksanaan Penyaluran Pembiayaan yang Dilakukan Oleh PT. BANK
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana pengawasan intern yang dilakukan PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan dalam menyalurkan atau memberikan
pembiayaan kepada debitur.
2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi bahan pertimbangan perusahaan
dalam menyalurkan pembiayaan
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Dapat digunakan penulis untuk menambah wawasan pikiran dan pengetahuan
tentang sistem pengawasan internal penyaluran pembiayaan pada PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan.
2. Bagi perusahaan dapat dibuat sebagai dasar untuk membuat perencanaan dan
kebijaksanaan yang tepat di masa yang akan datang.
3. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi baik bagi perusahaan maupun
pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan penelitian ini.
E. Metode Penelitian
Dalam memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam
penyusunan paper ini, melalui metode:
1. Sumber data
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang
berhubungan dengan objek penelitian.
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain yang
mendukung data primer.
2. Metode pengumpulan data
a. Penelitian kepustakaan (library research)
Yaitu penelitian yang melakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dan
keterangan yang dibutuhkan berdasarkan buku-buku, catatan ilmiah serta
tulisan ilmiah yang mempunyai hubungan dengan paper yang disusun ini.
b. Penelitian lapangan (field research)
Yaitu penelitian yang langsung dilakukan perorangan atau objek yang diteliti.
3. Teknik pengumpulan data
a. Interview, yaitu melakukan Tanya jawab langsung kepada pihak yang
berwenang untuk memperoleh data tentang sistem pengawasan intern terhadap
b. Observasi, yaitu suatu studi yang dilakukan dengan jalan mengadakan
pengamatan ke objek penelitian secara langsung.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam penulisan paper ini, penulis memmbuat sistematika
pembahasan dalam 4 (empat) bab. Setiap bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yang
sesuai dengan kebutuhan penulis.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan
judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : PT. BANK MUAMALAT, Tbk CABANG MEDAN
Pada bab ini akan menguraikan ringkasan sejarah ringkas
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, pengertian dan
jenis-jenis pembiayaan yang disalurkan, prosedur penyaluran
pembiayaan, jaminan yang diisyarsyaratkan, upaya
penanggulan pembiayaan bermasalah dan sistem pengawasan
intern penyaluran pembiayaan.
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan
penyaluran pembiayaan, bentuk jaminan yang diisyaratkan,
penyelesaiannya dan sistem pengawasan internal terhadap
penyaluran pembiayaan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai bab akhir dari paper ini, maka penulis akan mengambil
kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan dan beberapa
saran yang memungkinkan dapat bermanfaat bagi PT. Bank
Muamalat, Tbk Cabang Medan dan juga bagi para pembaca
BAB II
PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan
1. Berdirinya PT. Bank Muamalat, Tbk
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1
Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah
Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei
1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim
se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga
menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan
senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.
Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor,
diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam
modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka
di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.
Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat
lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai
titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal
yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB)
yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB
secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya,
kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh
tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut,
Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya
dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi
pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan
syariah secara murni.
Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan.
Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi
diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana
kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal
tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap
sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong
hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru
Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv)
peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi
menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat
pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat
Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah
melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung
pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh
Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan
satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala
Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama
dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga
layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank
Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan
perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan
aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi
oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat
luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun
Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in
Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic
Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai
The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia
2. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia
VISI
Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di
pasar rasional.
MISI
“Menjadi ROLE MODEL lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan
pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen, dan orientasi investasi yang
inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi stakeholder”.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam menciptakan suasana kerja yang terorganisir secara sistematis dan terpadu,
perlu adanya rencana kerja yang terarah serta pelaksanaan rencana kerja yang
benar-benar membidangi kerja. Untuk itu perlu adanya struktur organisasi karena dengan
adanya struktur organisasi yang jelas dan nyata akan menciptakan suatu ketegasan
dan pembatasan tanggung jawab bagi masing-masing bagian mulai dari pimpinan
sampai dengan bawahannya. Sehingga dengan adanya pembatasan tersebut para
pelaksana kewajiban akan dapat melaksanakan tugas yang diembannya dengan baik.
Struktur organisasi pada PT. Bank Muamalat Inodnesia,Tbk Cabang Medan
dapat dilihat pada lampiran.
Sebagai manajer bisnis memiliki tugas membawahi seluruh bagian yang ada dan
bertanggung jawab atas segala kegiatan yang menyangkut perkembangan dan
kelangsungan hidup banknya serta yang terpenting adalah menetapkan berbagai
kebijakan-kebijakan dan pengambilan keputusan-keputusan demi kemajuan Bank
Muamalat Indonesia Cabang Medan.
2. Manajer Operasional
Tugas :
a. Mengkoordinasikan pekerjaan dan staff di area customer service, kas dan penata
jasa agar menciptakan hasil yang optimal.
b. Menekan tingkat kesalahan pada titik nol, melalui review, pengarahan dan
pemberian training dengan mengacu pada prosedur.
c. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dengan sesama karyawan, atasan dan
bagian lainnya.
d. Menciptakan sistem pendukung operasional yang tangguh sehingga mampu
memberikan pelayanan yang cepat, aman dan memuaskan bagi nasabah.
e. Mengatasi permasalahan yang terjadi di area operasional dengan mengacu pada
prosedur.
f. Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan operasional cabang.
Bertanggungjawab terhadap berbagai bentuk laporan, seperti transaksi harian,
rekening nasabah dan neraca.
Tugas :
a. Melakukan pengecekan atas kebenaran dan kelengkapan
b. Bertanggungjawab melaporkan hasil temuan zero defect ke kantor pusat sebulan
sekali.
c. Melakukan cash count di teller dan ruang main vault sebulan sekali.
d. Melakukan stock opname terhadap barang-barang persediaan sebulan sekali.
e. Memastikan pelaksanaan tugas-tugas di bagian operasi sesuai prosedur yang
berlaku.
f. Bertanggungjawab melakukan pemeriksaan ulang secara random terhadap data
pada statement rekening Koran sebelum dikirim dan dibuat laporan berita acara pemeriksaannya.
g. Memeriksa dan mem-filing proof sheet si seluruh bagian.
4. Umum dan Personalia
Tugas :
a. Tugas umumnya adalah melaksanakan aktivitas pemasaran pada umumnya sesuai
dengan kebutuhan calon nasabah dalam memasarkan produk dan jasa non bank
berikut pengawan dan pelayanan nasabah.
b. Tugas hariannya adalah melayani segala pembelian kebutuhan dan keperluan
kantor serta pencatatan transaksi yang dilakukan dengan bagian yang terkait,
melakukan penginputan dan pembebanan biaya yang terjadi dalam aktivitas
Umum, melakukan pemeriksaan terhadap laporan security setiap awal hari kerja, memeriksa kesiapan dan keberadaan kendaran kantor setiap hari kerja, melakukan
pengkoordinasian terhadap penggunaan kendaran kantor dalam kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari, melakukan koordinasi dengan jajaran non banking bila
dianggap perlu, melakukan pengawasn terhadap kondisi kebersihan kantor,
mem-back up semua bagian dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, mengontrol penggunaan fasilitas kantor yang ada dengan pihak-pihak yang terkait dan upaya
efisiensinya, bertanggungjawab untuk menyimpan dan mengadministrasikan
catatan persediaan kartu ATM dan melakukan tugas yang diinstruksikan langsung
Manajer Operasional dalam kaitannya dengan sarana logistik.
c. Tugas mingguannya adalah melakukan pengecekan terhadap kondisi gedung
kantor baik gedung kantor cabang dan kantor kas, melakukan pengecekan
terhadap security pada pelaksanaan tugas malam hari, memastikan bahwa alarm
kantor berfungsi dengan baik, memastikan sistem CCTV berfungsi dengan baik,
melakukan pengecekan terhadap seluruh jaringan komputer dan komunikasi
dalam keadaan baik dan aman, melakukan perawatan terhadap peralatan kantor
yang tiba masa perawatannya, melakukan kontrol dan perawatan terhadap kantor
secara mendetail, melakukan pembebanan ATK dan barang cetakan yang telah
dipakai, melakukan pembebanan pengadaan persediaan barang dan ATK yang
stoknya telah menipis dan melakukan administrasi stok materai ke Kantor Pos
d. Tugas bulanannya adalah melakukan respon atas RAK, baik dari pusat maupun
kantor cabang lainnya, melakukan pembayaran listrik, telepon dan air untuk
kantor cabang, kantor cabang, kantor kas dan rumah dinas, melakukan
pembebanan dalam biaya-biaya rutin dalam operasional perusahaan, melakukan
maintenance/arsip uang muka biaya, melakukan pembebanan ATK dan barang cetakan sekaligus melakukan penghitungan secara menyeluruh dan pencatatan
barang yang kurang, meminta penyelesaian uang muka kepada seluruh bagian
yang terkait, membuat laporan proofsheet untuk beberapa sub-sub ledger tertentu yang telah direkomendasikan oleh Manajer Operasional dan penanggungjawab
ATM.
5. Support Pembiayaan
Tugas :
a. Tugas hariannya adalah proses droping seluruh segmentasi, menerima,
menyimpan, mengeluarkan file pembiayaan dan dokumentasi dari loan document
dan safe keeping, memperbaharui file pembiayaan dari loan document dan safe recorder, penanggungjawab dokumen pembiayaan cabang, pembantu tugas harian Saksi Legal dan sebagai sekretaris.
b. Tugas bulanannya adalah membuat laporan Realisasi Droping, membuat laporan
Tempo, membuat laporan Nominatif Pembiayaan, membuat dan mengirim LPBU
(SIK) ke Bank Indonesia.
6. Sekretaris
Tugas :
a. Tugas pokoknya adalah membantu keperluan administrasi Business Manager,
mempersiapkan surat-menyurat intern dan ekstern kantor cabang, menerima dan
filing surat-surat dari pihak ekstern, mengatur jadwal kegiatan Business Manager.
Memonitor surat/memo masuk yang belum di follow up.
b. Tugas mingguannya adalah mencatt hasil agenda rapat cabang atau atas
permintaan Business Manager.
c. Tugas bulanannya adalah me-review surat-surat intern maupun ekstern.
7. Customer Service
Tugas :
a. Melayani nasabah dalam aplikasi pembukaan dan pnutupan (tabungan, giro,
deposito)
8. Teller
Tugas :
a. Melayani penyetoran dan pembayaran tunai sehubungan transaksi.
b. Melakukan pembayaran dan penerimaan yang berhubungan dengan pembayaran
biaya bank, biaya personalia dan umum melalui counter bank.
c. Menyusun daftar penerimaan dan pengeluaran uang tunai dan melakukan
pencocokan saldo dengan fisik uang dan saldo pada neraca harian.
9. Personalia Back Office
Tugas :
a. Checker seluruh transaski dan otorisasi transaksi harian back office/devisa dengan limit maksimum sebesar Rp. 150.000.000.
b. Memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh nasabah
c. Bertnggungjawab dan memonitor aktivitas back office agar berjalan dengan baik
C. Pengertian dan Jenis-jenis Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan
Pada dasarnya tata cara pembiayaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
untuk hal-hal yang bersifat konsumtif sangat jauh berbeda secara prinsipil, meskipun
secara matematis, ada kemiripan di antara keduanya. Pada bank konvensional, kredit
kewajiban untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut beserta bunganya di
masa yang akan datang. Secara syariah, kelebihan atas pinjaman ini termasuk ke
dalam kategori riba, dimana Allah SWT secara tegas telah mengharamkannya (QS
2 : 275-281).
Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 Tentang Pokok-pokok
Perbankan :
“ Kredit adalah penyedia uang/tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan.” ( Kasmir, 2008 : 102 )
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 , penyediaan dana untuk nasabahnya
tidak hanya dalam bentuk kredit, tetapi dapat juga berupa penyediaan berdasarkan
prinsip Syariah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia :
“ Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyedian uang/ tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembambalikan uang/tagihan tersebut, setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan/bagi hasil.”( Kasmir, 2008 : 102)
Pada kesimpulannya yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh
Bank Konvensional dengan pembiayaan yang diberikan Oleh Bank Syariah adalah
terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi prinsip Bank Konvensional
keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi prinsip Bank Syariah
berdasarkan prinsip bagi hasil.
Dengan pertimbangan sangat banyaknya jenis-jenis pembiayan yang tidak
mungkin dijabarkan satu-persatu, maka Adapun pembiayan yang disalurkan oleh PT.
Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan adalah :
1. Pembiayaan Konsumtif
1) Pembiayaan Hunian Syariah
Pembiayaan Hunian Syariah adalah produk pembiayaan yang akan membantu
Anda untuk memiliki rumah (ready stock/bekas), apartemen, ruko, rukan, kios
maupun pengalihan take-over KPR dari bank lain.
Peruntukkan :
Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55
tahun untuk karyawan dan 60 tahun untuk wiraswasta atau profesional pada saat jatuh
tempo pembiayaan.
Persyaratan Calon Nasabah :
Perorangan (WNI) dengan semua jenis pekerjaan :
karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan profesional lainnya
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu
2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)
5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)
6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir
7. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir
8. Laporan keuangan atau laporan usaha (untuk wiraswasta dan profesional)
9. Fotocopy dokumen bangunan yang akan dibeli: SHM/SHGB, IMB dan denah
bangunan.
2) Automuamalat
Automuamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu Anda untuk
memiliki kendaraan bermotor. Produk ini adalah kerjasama Bank Muamalat dengan
Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF).
Peruntukkan :
1. Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal
55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan
2. Badan usaha yang memiliki legalitas di Indonesia, baik nasional maupun
multinasional
Perorangan (WNI) dengan semua jenis pekerjaan :
karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan profesional lainnya
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
• Individu
1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu
2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
3. Fotocopy NPWP
4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)
5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)
6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir
7. Bukti asli pembayaran rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir
8. Fotocopy surat izin praktik (untuk profesional)
9. Fotocopy pembayaran PBB
• Institusi/Perusahaan
1. Surat permohonan pembiayaan dari manajemen/pengurus
2. NPWP institusi yang masih berlaku
3. Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada) dan pengesahannya
4. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang
masih berlaku*
3) Dana Talangan Porsi Haji
Dana Talangan Porsi Haji adalah pinjaman yang ditujukan untuk membantu Anda
mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih awal, meskipun saldo tabungan Haji
Anda belum mencapai syarat pendaftaran porsi.
Peruntukkan :
Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55
tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan
Persyaratan Calon Nasabah :
Perorangan (WNI) dengan semua jenis pekerjaan :
karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan profesional lainnya.
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
1. Memiliki Tabungan Haji Arafah dengan saldo minimum Rp 2,75 juta
2. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu
3. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)
5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)
6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir
7. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir
4) Pembiayaan Umroh Muamalat
Pembiayaan Umroh Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu
mewujudkan impian Anda untuk beribadah Umroh dalam waktu yang segera.
Peruntukkan :
Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55
tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan
Persyaratan Calon Nasabah :
Perorangan (WNI) dengan status pekerjaan karyawan tetap.
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu
2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
3. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)
4. Asli slip gaji & surat keterangan kerja sebagai pegawai tetap
5. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir
6. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir
7. Menentukan biaya paket Umroh yang diajukan dan perusahaan travel yang
digunakan
Pembiayaan konsumtif yang diperuntukkan bagi beragam jenis pembelian
konsumtif kepada karyawan/guru/PNS (selaku end user) melalui koperasi.
Peruntukkan :
Karyawan usia 18 tahun ke atas secara berkelompok yang diajukan oleh Koperasi
Karyawan.
Persyaratan Koperasi :
1. Berasal dari BUMN/BUMD, perusahaan multinasional, perusahaan terbuka (go
public), lembaga pemerintahan, yayasan/sekolah swasta yang memiliki
2. Pengurus atas nama koperasi bersedia menjadi avalist penuh atas pembiayaan
Bank yang disalurkan kepada anggota.
3. Perusahaan/lembaga tempat anggota koperasi bekerja telah beroperasi minimal 5
tahun.
4. Memiliki laporan keuangan koperasi yang sesuai standard dan membukukan laba
minimal 2 tahun terakhir.
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
2. Surat kuasa pengajuan pembiayaan dari RAT kepada pengurus
3. NPWP institusi yang masih berlaku
4. Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada) dan pengesahannya
5. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD yang masih berlaku
6. Laporan keuangan 2 tahun terakhir
7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir
8. Daftar nominatif anggota yang akan menerima pembiayaan
9. Daftar spesifikasi kebutuhan per anggota yang akan menerima pembiayaan
10.Fotocopy KTP dan KK anggota yang mengajukan
11.Daftar data gaji anggota yang mengajukan
12.Copy slip gaji & surat keterangan kerja/SK sebagai pegawai/PNS
2. Pembiayaan Produktif
1) Pembiayaan Investasi
Pembiayaan Investasi adalah produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan
investasi usaha Anda sehingga mendukung rencana ekspansi yang telah Anda susun.
Perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di
Indonesia
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
• Individu
1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu
2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
3. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)
4. Fotocopy NPWP
5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)
6. Laporan keuangan/ laporan usaha 2 tahun terakhir
7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir
8. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir
9. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/bilyet deposito/dll)
10.Daftar kebutuhan dan bukti penawaran atas pengadaan rencana investasi yang
diajukan
• Institusi/Perusahaan
1. Surat permohonan pembiayaan dari manajemen/pengurus
2. NPWP institusi yang masih berlaku
4. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang
masih berlaku
5. Data-data pengurus perusahaan
6. Laporan keuangan 2 tahun terakhir
7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir
8. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/ bilyet deposito/dll)
9. Daftar kebutuhan dan bukti penawaran atas pengadaan rencana investasi yang
diajukan
2) Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan Modal Kerja adalah produk pembiayaan yang akan membantu
kebutuhan modal kerja usaha Anda sehingga kelancaran operasional dan rencana
pengembangan usaha Anda akan terjamin.
Peruntukkan :
Perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di
Indonesia
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
• Individu
1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu
3. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)
4. Fotocopy NPWP
5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)
6. Laporan keuangan/ laporan usaha 2 tahun terakhir
7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir
8. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir
9. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/bilyet deposito/dll)
• Institusi/Perusahaan
1. Surat permohonan pembiayaan dari manajemen/pengurus
2. NPWP institusi yang masih berlaku
3. Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada) dan pengesahannya
4. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang
masih berlaku
5. Data-data pengurus perusahaan
6. Laporan keuangan 2 tahun terakhir
7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir
8. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/ bilyet deposito/dll)
9. Bukti-bukti purchase order atau Surat Perintah Kerja (SPK) jika ada.
Prosedur penyaluran pembiayaan merupakan suatu sistematika sehubungan
dengan pengelolaan pembiayaan mulai dari tahap pengajuan berkas-berkas
pembiayaan yang diajukan sammpai dengan tahap pelaksanaan penyaluran
pembiayaan.
Adapun prosedur penyaluran pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia,
Tbk Cabang Medan terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini pemohon pembiayaan mengajukan permohonan pengajuan untuk
memperoleh pembiayaan. Berkas-berkas itu sendiri berbeda antara Pegawai Negeri
dan Pegawai Swasta serta seorang Wiraswasta.
a. Bagi Pegawai Negeri
1) Fotocopy KTP Suami dan Istri masing-masing sebanyak dua lembar.
2) Fotocopy kartu keluarga
3) Fotocopy SK pengangkatan terakhir
4) Fotocopy kartu pegawai
5) Fotocopy jaminan (tanah, bangunan, kendaraan yang dimiliki)
6) Surat persetujuan suami/istri
7) Surat keterangan/rekomendasi perusahaan
b. Bagi Pegawai Swasta
1) Fotocopy KTP Suami dan Istri masing-masing sebanyak dua lembar
3) Fotocopy agunan, jika agunan tersebut berupa mobil atau sepeda motor maka
calon debitur harus melampirkan fhoto copy BPKP dan fhoto copy STNK,
jika agunan tersebut berupa tanah, maka debitur harus melampirkan fhoto
copy surat tanah tersebut dengan persyaratan bahwa pemilikan dari benda
yang dijadikan agunan harus kepunyaan pribadi.
c. Bagi Wiraswasta
1) Mengajukan proposal yang berisi tentang :
• Latar belakang perusahaan, seperti Riwayat Hidup Singkat Perusahaan, Jenis
Bidang Usaha, Identitas Perusahaan, Nama Pengurus berikut Pengetahuan dan
Pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya serta pihak pemerintah
maupun swasta termasuk pengalamannya dalam mengerjakan berbagai usahanya
selama ini.
• Maksud dan tujuan, apakah untuk memperbesar omset penjualan atau
meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan usaha baru serta tujuan lainnya.
• Besarnya kredit dan jangka waktu, dalam hal ini pemohon menentukan besarnya
jumlah pembiayaan yang ingin diperoleh dan jangka waktu pembayarannya serta
harus memberitahukan apa yang menjadi agunan dengan syarat agunan tersebut harus
di asuransikan terlebih dahulu.
2) Melampirkan dokumen-dokumen yang meliputi :
a. Fotocopy Akta Notaris, dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk
b. Fotocopy Tanda Daftar Perusahaan
c. Fotocopy Nomor Pokok Wwajib Pajak (NPWP)
d. Surat Pengesahan dari Departemen Kehakiman
e. Neraca dan Laporan Rugi/Laba
2. Tahap Penilaian Pembiayaan
Bank meneliti apa, bagaimana dan siapa calon peminjamnya, sehingga untuk
menentukan nilai pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang
Medan menggunakan analisis 5C ( Kasmir ; 2008 : 117 )
1) Character ( watak )
Karakter ini menyangkut tanggungjawab moral calon debitur dalam upaya untuk
membayar kembali sejumlah pokok peminjamannya. Karakter identik dengan aspek
psikologis moral dan itikad baik nasabah serta komitmennya untuk pengakuan utang
berikut upaya pelunasannya.
Karakter dari seorang calon pemohon ini dapat diketahui dari :
Riwayat Hidup
Cara / Pola Hidup
Sikap / sifat pemohon pembiayaan
2) Capacity ( Kemampuan )
Kemampuan si pemohon untuk memperoleh pembiayaan, memanfaatkannya dan
3) Capital ( Modal )
Yaitu jumlah dana (modal) sendiri yang dimiliki saat permohonan diajukan.
Penyelidikan terhadap modal dari permohonan pembiayaan tidak hanya dilihat dari
besar kecilnya modal, tetapi bagaimana distribusi modal tersebut di tempatkan oleh si
pemohon, cukupkah modal yang tersedia sehingga segala sumber-sumber produksi
bergerak secara efektif dan efesien. Penggunaan modal juga diteliti untuk mengetahui
apakah modal berjalan dengan baik sehingga perusahaan dapat berjalan lancar.
4) Colleteral (Jaminan)
Yaitu barang-barang yang digunakan sebagai jaminan atas barang telah diterima.
Jaminan ini diperlukan agar pembiayaan yang diberikan oleh bank terjamin
pengambilannya.
Adapun syarat-syarat barang yang dapat dijadikan jaminan adalah :
Memiliki harga pasar
Tidak dalam keadaan sedang dijaminkan
Memiliki bukti-bukti kepemilikan
Memiliki nilai yang cukup untuk menjamin pembiayaan
Harga dari suatu barang jaminan ditentukan oleh :
Jenis barang
Stabilitas harga barang
Luasnya pasar
5) Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)
Condition of Economic yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya
yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinan juga
mempengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Setidaknya perlu diyakini bahwa
dalam masa kredit usaha calon debitur masih prosfektif. Keyakinan atas hal ini dapat
diperoleh melalui penelitian terhadap :
1. keadaan konjungtur,
2. peratuaran-peratuaran pemerintah,
3. situasi, politik dan perekonomian dunia,
4. keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran.
Dari prinsip 5C diatas, yang paling perlu mendapat perhatian adalah Character, dan
apabila prinsip ini tidak dipenuhi maka prinsip lainnya menjadi tidak berarti, dengan
perkataan lain permohonan pembiayaannya harus ditolak.
3. Tahap Pencairan Informasi Debitur
a. Penyelidikan berkas pinjaman, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas
yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar termasuk
b. Interview dengan pemohon pembiayaan, merupakan penyelidikan dimana calon
peminjam langsung berhadapan pihak bank. Tujuannya adalah untuk meyakinkan
pihak bank apakah berkas-berkas tersebut telah sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan bank. Interview ini juga untuk mengetahui kerugian dan kebutuhan
nasabah sebenarnya. Dua hal penting yang harus diketahui dari interview adalah
tujuan penggunaan kredit dan bagaimana rencana pengambilan pembiayaan
tersebut. Hal lain yang perlu diketahui dari interview ini adalah mengenai usaha
nasabah ( dalam bidang apa perusahaan bergerak dan bagaimana produksi yang
diusahakan ) dan mengenai situasi perdagangan nasabah serta bagaimana
persaingannya.
4. Tahap Analisa Pembiayaan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan pemeriksaan ke lokasi dengan meninjau
berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tentang :
a. Kebenaran atas keterangan tentang bidang usaha nasabah, izin usahanya, Akta
Perusahaan dan lain sebagainya.
b. Kelancaran usaha yang diketahui dari data tentang perkembangan usahanya.
c. Kualitas dari barang-barang yang diproduksi atau barang-barang yang
diperdagangkan, juga tentang harganya apakah cocok dengan harga pasarnya.
d. Kemampuan dan pengetahuan Manajemen dalam bidang usahanya tersebut.
e. Lokasi perusahaan, apakah mendekati pasar atau mendekati sumber bahan mentah
Pada saat melakukan pengecekan ke lapangan, hendaknya para debitur tidak
memberitahukannya kepada nasabah, sehingga apa yang dilihat di lapangan sesuai
dengan konsisi yang sebenarnya. Hasil yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan
hasil dari interview, apabila terdapat ketidaksesuaian maka pihak bank melakukan
perbaikan terhadap berkas tersebut. Kegiatan pemeriksaan atau survey kelapangan
dilakukan oleh petugas lapangan atau Accont Officer dan Kepala bagian Pembiayaan
atau Manajer Operasional.
5. Tahap Pelaksanaan Pembiayaan
Setelah dilakukan pengecekan ulang, pihak bank memutuskan apakah debitur
berhak mendapat pembiayaan atau tidak. Keputusan pelaksanaan pembiayaan
dilakukan oleh Manajer Operasional dan Kepala bagian Pembiayaan dalam suatu
rapat tentang pembiayaan tersebut. Hal ini mencakup jumlah uang yang dapat
dijadikan pembiayaan sesuai dengan jangka waktu pembiayaan, selanjutnya pihak
bank melakukan perjanjian secara tertulis dengan pihak debitur. Penandatangan
dilaksanakan antara pihak bank dan debitur secara langsung atau melalui notaries.
Setelah dilakukan penandatangan tersebut, maka pencairan dana tersebut baru dapat
dilakukan oleh pihak bank.
E. Upaya Penanggulangan Pembiayaan Yang Bermasalah
Jika dana yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan
oleh pihak bank adalah berupaya untuk menyelamatkan pembiayaan tesebut dengan
Dalam perbankan syariah bila pihak bank mengalami kerugian, maka akibat dari
kerugian tersebut akan ditanggung bersama, dimana pihak bank maupun nasabah
tidak memperoleh bagi hail sama sekali.
Adapun berbagai cara dalam penyelamatan dana pembiayaan yang macet dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain, yaitu :
1) Rescheduling ( Penjadwalan Kembali )
Merupakan suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka
waktu pembiayaan atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini debitur diberikan
keringan dalam hal tenggat waktu pembayaran dana pembiayaan, misalnya
perpanjangan tenggat waktu pembayaran dari awalnya enam bulan menjadi satu
tahun, sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikan
dana tersebut.
Dalam hal memperpanjang angsuran juga hampir memiliki kemiripin dengan
perpanjangan tenggat waktu pembayaran dana. Dalam hal ini jumlah angsurannya
juga diperpanjang, misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali. Hal ini tentu saja jumlah
angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
2) Recondicioning (Penataan Kembali)
Merupakan kebijaksanaan yang diberikan kepada debitur berupa perubahan /
seluruh syarat-syarat pembiayaan, namun tidak menyangkut perubahan plafond
kredit, yang mencakup : jadwal pembayaran dan jangka waktu.
Merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah
dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang
dibiayai memang masih layak.
Tindakan ini meliputi :
a. Menambah jumlah pembiayaan
b. Menambah equity
Dengan menyetor uang tunai
Tambahan dari pemilik
4) Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang sebelumnya telah dibahas, misalnya
seorang debitur dapat diselamatkan dengan kombinasi antara rescheduling dengan
restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang.
5) Penyitaan jaminan
Apabila nasabah sudah benar-benar tidak mempunyai iktikad baik atau pun sudah
tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya maka, tindakan bank
adalah menyita jaminan yang telah digunakan oleh nasabah
Pengawasan internal penyaluran pembiayaan dilakukan oleh bagian operasional
untuk memberikan jaminan agar tercapainya tujuan perusahaan dengan memastikan
bahwa :
1) Prosedur penyaluran pembiayaan telah sesuai dengan asas penyaluran yang sehat
dan asas ke hati-hatian
2) Memastikan bahwa telah ada pengamanan resiko da tujuan pembiayaan
Adapun prosedur pengawasan internal pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Cabang Medan penyaluran pembiayaannya secara garis besar dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu :
1) Pengawasan yang dilakukan pada saat permohonan mulai diajukan oleh nasabah
sampai pembiayaan tersebut direalisasikan atau dibayar oleh kasir.
2) Pengawasan terhadap kelengkapan atau pengarsipan surat berharga sehungan
dengan pejanjian pembiayaan, dimana surat-surat berharga ini harus disimpan
dalam lemari tahan api dan terkunci serta disusun sesuai abjad.
3) Pengawasan terhadap pelaksanaan pembukuan di koordinir oleh kepala bagian
operasional untuk mengetahui bahwa pengisian kartu buku besar dan buku besar
pembantu telah lengkap diisi dan mengenai semua kegiatan pencatatan transaksi
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan mengemukakan hasil penelitian yang diperoleh dari PT.
Bank Muamalat Medan, kemudian dengan berpedoman pada teori yang telah
diuraikan Penulis mencoba menganalisa dan mengevaluasi berdasarkan kemampuan
yang penulis miliki. Maka selanjutnya Penulis akan mencoba menguraikan suatu
analisa dan evaluasi tersebut dengan memfokuskan dengan pokok pembahasahn
mengenai :
A. Pelaksanaan Penyaluran Pembiayaan
Sebagaimana kita ketahui penyaluran pembiayaan tidak terlepas dari tujuan
perbankan dalam pelaksanaan pembangunan nasional serta dalam rangka
meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi ke arah peningkatan kesejahteraan
rakyat banyak.
Apabila tujuan tersebut dikaitkan dengan pelaksanaan operasi dari PT. Bank
Muamalat Medan, maka tujuan tersebut telah dicapai yaitu dengan menyalurkan
pembiayaannya kepada masyarakat yang membutuhkan bantuaan pembiayaan. PT.
Bank Muamalat Medan membedakan pembiayaan yang disalurkan tersebut
dibedakan atas 2 golongan yaitu Debitur Perorangan dan Debitur Badan Usaha atau
perusahaan dengan persyaratan yang diminta disesuaikan dengan masing-masing
B. Prosedur Penyaluran Pembiayaan
Untuk mempermudah penyaluran pembiayaan, PT. Bank Muamalat telah
menyusun prosedur penyaluran pembiayaan yang harus dipatuhi calon nasabahnya.
Dilihat dari uraian-uraian atas prosedur penyaluran pembiayaan yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya yang ditetapkan oleh PT. Bank Muamalat, Tbk Cabang Medan,
Penulis merasa bahwa prosedur penyaluran pembiayaan yang diterapakan tersebut
sudah baik dan cukup teliti mulai dari tahap pengajuan berkas-berkas / tahap
pendaftaran sampai dengan pada tahap pelaksanaan pembiayaan ( tahap pencairan
pembiayaan ).
Prosedur penyaluran pembiayaan yang di tetapkan oleh PT. Bank Muamalat
Medan tidak rumit dan tidak berbelit-belitdan tidak berbeli-belit. Hal ini ditetapkan
agar pemberian pembiayaan dapat dilakukan secara lebih terarah, sehingga dapat
memberikan hasil yang optimal bagi bagi pihak Bank sendiri maupun juga bagi pihak
Nasbah yang mengajukan permohonan pembiayaan.
C. Bentuk Jaminan yang Diisyaratkan
Dalam menerima jaminan Pembiayaan PT. Bank Muamalat, Tbk Cabang Medan
menetapkan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh calon nasabah, diantaranya :
1) Jaminan pembiayaan harus memiliki nilai ekonomis yang menandai, yaitu dapat
diperjual belikan secara bebas, memiliki nilai besar dari limit pembiayaan, mudah
stabil atu memiliki prosfek yang baik, mempunyai manfaat ekonomis dalam
jangka waktu yang lebih lama dari janka waktu pembiayaan.
2) Jaminan pembiayaan harus memiliki syarat atau nilai yuridis, yaitu mili
Peeusahaan calon dibetur, ada dalam kekuasaan calon debiturtidak dalam
persengketaan dengan pihak lain, memiliki bukti-bukti kepemilikan yang sah,
memenuhi persyaratan untuk diadakan peningkatan secara hipotik, fiducia
ataupun jenis peningkatan yuridis lainnya.
D. Penyebab Pembiayaan Bermasalah Serta Langkah Penyelesaiannya
Pembiayaan bermasalah adalah beban bagi pihak Bank yang secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi aktiva bank dan pada gilirannya akan
mengurangi laba bank yang bersangkutan. Dengan demikian citra bank menjadi jelek
dihadapan masyarakat dan mendapatkan penilaian yang tidak baik dari pihak Bank
Indonesia untuk segi kesehatan.
Adapun sebab-sebab timbulnya pembiayaan bermasalah adalah :
1) Faktor Internal
Faktor ini bersumber dari dalam / petugas Bank yang mengelola serta
menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat. Faktor ini timbul akibat :
a. Prosedur / ketentuan penyaluran pembiayaan tidak sesuai dengan prinsip
penyaluran
c. Adanya kolusi antara petugas bank dan nasabah
d. Tidak berfungsinya ataupun tidak adanya pembinaan dan pengawasan
pembiayaan sebagaimana mestinya.
2) Faktor Eksternal
Faktor ini merupakan faktor yang cukup berpengaruh dalam proses pengembalian
pembiayaan, yang bersumber dari luar Bank pemberian pembiayaan. Faktor
tersebut antara lain :
a. Tidak adanya iktikad baik dari nasbah untuk mengembalikan pembiayaan ( on
wil ), hal ini mempunyai hubungan yang kuat dengan salah satu prinsip
pemberian pembiayaan, yaitu Character.
b. Nasabah kurang memiliki kemampuan dalam mengelola usahnya walupun
telah menerima fasilitas pembiayaan Bank. Hal ini akibat adanya persaingan
dimana kemampuan usahnya dibawah pesaing.
c. Force Major ( Perubahan di luar dugaan Manusia )
Seperti : Bencana Alam, Perubahan peraturan / program pemerintah, dan
lain-lain.
Oleh karena itu, pemberian suatu fasilitas pembiayaan mengandung suatu resiko
kemacetan. Akbatnya pembiayaan tidak dapat ditagih sehingga menimbulkan
kerugian yang harus di tanggung oleh Bank. Sepandai apapun analis pembiayaan
tersebut macet pasti ada. Hanya saja dalam hal ini, bagaimana meminimalkan resiko
tersebut seminimal mungkin.
Untuk itu upaya pencegahan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat, Tbk
Cabang Medan terhadap terjadinya pembiayaan macet, antara lain adalah :
1) Mengikuti prosedur penyaluran pembiayaan dengan baik. Karena dengan
mengikuti prosedur tersebut proses seleksi akan berlangsung secara tersendirinya.
2) Hindari sikap subjektivitas dalam pemprosesan pembiayaan jangan terlalu terpaku
pada target yang harus dikejar.
3) Jangan mudah percaya dengan keyakinan nasabah, oleh karena itu bank harus
melakukan analisis sendiri tanpa dipengaruhi oleh keyakinan / kepercayaan calon
dibetur.
4) Jangan segan-segan menolak permohonan pembiayaan kalau memang dari hasil
analisis disimpulkan tidak layak untuk dibiayai.
5) Lengkapi dokumentasi sebelum pembiayaan di realisasikan, jangan terlalu
percaya dengan janji debitur akan melengkapi kemudian. Karena biasanya
nasabah lebih bias diajak kerjasama sebelum pembiayaan di realisasikan dari pada
sebelumnya.
E. Sistem Pengawasan Internal Penyaluran Pembiayaan
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi
akan mengandung perjanjian antara dua belah pihak yang saling mempercayai serta
untuk saling mematuhi kewajiban masing-masing.
Istilah pengawasan internal merupakan istilah yang paling banyak digunakan,
khususnya bagi para Akuntan yang banyak berkecimpung di bidang pemeriksaan dan
penyusunan administrasi perusahaan. Sehingga istilah pengawasan intern mempunyai
pengertian yang berbeda, tergantung pada orang yang mempergunakannya.
Adapun beberapa pengertian pengawasan intern, diantaranya yaitu :
1. Menurut IAI, menyatakan bahwa :
Pengawasan intern meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam sebuah perusahaan untuk melindungi hak milik perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan. ( IAI, 2002 : 180 )
2. Menurut Teguh Pudjo Muljono, menyatakan bahwa :
Pengawasan kredit adalah salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghidarkan terjadinya penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan seta mengusahakan pengamanan administrasi yang benar. ( 2000 : 65 )
Sejalan dengan adanya pengertian system pengawasan intern diatas,maka tujuan
pengawasan intern terhadap pemberian kredit adalah :
1. Agar penjagaan/pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank dibidang
penyelewengan baik yang dilakukan oleh oknum atau pihak intern dan ekstrim
bank.
2. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data adminstrasi dan akuntansi
dibidang perkreditan serat penyusunan dokumen pembiayaan yang lebih baik.
Karakteristik dari system internal control yang baik adalah :
1. Suatu rencana organisasi yang memungkinkan adanya pemisahan
pertanggungjawaban secara tepat.
2. Suatu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat untuk memungkinkan
accounting control yang memadai terhdap aktiva, hutang, pendapatan dan biaya.
3. Praktek yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari setiap bagian
organisasi.
4. Kualitas pegawai yang sesuai dengan tanggungjawab.
Dari uraian diatas jelas bahwa sistem internal control itu tidak terlepas dari
perencanaan organisasi, yang mempunyai metode atau cara yang dipakai dalam
melaksanakan seluruh aktivitas yang akan dijadikan dalam suatu badan usaha.
Aktivitas ini haruslah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan yang sesuai dengan
Dari hal-hal diatas pada dasarnya pengawasan pemberian kredit dalam hal ini
pembiayaan yang disalurkan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan
telah sesuai dengan teori yang ada. Dimana pelaksanaan tindakan pengawasan yang
dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan dimulai pada saat
calon nasabah mengajukan kredit (pembiayaan) sampai dengan kredit (pembiayaan)
tersebut lunas. Misalnya pada saat calon nasabah mengajukan permohonan proposal
usulan proyek, maka pengawasan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat, Tbk
Cabang Medan adalah dengan melakukan penelitian dan pembahasan atas kebenaran
proposal usulan yang diajukan.
Dengan adanya system pengawasan internal penyaluran pembiayaan, maka
tingkat penyelewengan atau penipuan yang akan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu
akan dapat diminamilisirkan, sehingga kondisi keuangan perusahaan akan lebih
terkontrol dan lebih dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak yang bertanggungjawab
dalam setiap transaksi keuangan perusahaan.
Semakin jelas proses pengawasan penyaluran dana, maka semakin muda pula
dilakukan pengecekan antara dana yang keluar dengan data yang ada. Walaupun
kemungkinan-kemungkinan penyelewengan masih tetap ada, tetapi paling tidak dapat
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai “ Sistem
Pengawasan Internal Penyaluran Pembiayaan “ maka dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan adalah suatu perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa keuangan.
2. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan memliliki
keistimewaan-keistimewaan yang mana salah satunya adalah yang melekat kebersamaan
maupun sebagai alternatif pengganti sistem bunga yang selama ini hulumnya
(halal atau haram) masih diragukan oleh masyarakat.
3. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan dijalankan dengan prinsip
keadilan, wajar dan rasional dimana keuntungan yang diperoleh berasal dari
bagi hasil pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.
4. Adapun jenis-jenis pembiayaan yang disalurkan oleh PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk Cabang Medan adalah Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan
Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah .
5. Perbedaan antara pembiayaan bagi hasil pada Bank Syariah dengan Bank
Konvensional, pada Bank syariah menggunakan penetapan imbalan bagi hasil,
6. Pada pembiayaan yang disalurkan, Bank dan Nasabah menentukan nisbah
bagi hasil dan jangka waktu pembiayaan berdasarkan atas kesepakatan
bersama yang dicantumkan pada aqad / perjanjian.
B. Saran
Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan,maka akan dikemukakan
saran-saran yang dianggap perlu untuk meningkatkan keberhasilan PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk Cabang Medan. Adapun saran tersebut adalah :
1. Seiring dengan perkembangannya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Cabang Medan dan tuntutan umat Islam terhadap lembaga keungan yang
benar-benar sesuai dengan syariah Islam, maka diharapkan agar perusahaan
tetap konsisten dalam menjaga produknya dari unsure bunga dan riba.
2.
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan hendaknya melakukanpenilaian yang lebih ketat terhadap jaminan yang diterima agar tingkat
pengembalian lebih terjamin dan lancar.
3.
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kolusi antara nasabah denganfungsi support pembiayaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang
Medan perllu untuk melibatkan funsi lain dalam hal pemeriksaan atas saldo
nasabah sebelum jaminan dikeluarkan.
4.
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan harus terus meningkatkandipelukan sesuai dengan Landasan Syariah yang ada dalam operational
Perbankan Syariah.
5.
PT. Bank Muamalat Indonesia harus memperluas jangkauan pemasaransampai ke daerah-daerah untuk memperluas kemungkinan mendapatkan
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah. PT. RajaGrafindo Perkasa.
Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Cetakan kedua. Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta
Karim, Adiwarman. 2008. Bank Islam : analisis fiqih dan Keuangan Edisi ketiga.
PT. RajaGrafindo Perkasa. Jakarta.
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi Revisi 8. PT.
RajaGrafindo Perkasa. Jakarta.
Kasmir. 2008. Dasar-dasar perbankan. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Mudjono, Teguh Pudjo. 1999. Manajemen Perkreditan. Penerbit BPFE
UGM,Yogyakarta.
Mujahidin, Akhmad. 2007. Ekonomi Islam. PT. RajaGrafindo Perkasa. Jakarta.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. 2008. Ekonomi Islam. PT. RajaGrafindo Perkasa. Jakarta.