• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Internal Penyaluran Pembiayaan Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengawasan Internal Penyaluran Pembiayaan Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL PENYALURAN

PEMBIAYAAN PADA PT. BANK MUAMALAT

INDONESIA, TBK CABANG MEDAN

Diajukan Oleh :

RAHMAD SYAHPUTRA 082102073

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : RAHMAD SYAHPUTRA NIM : 082102073

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA PT. BANK MUAMALAT

INDONESIA, TBK CABANG MEDAN

Tanggal : ... 2011 Pembimbing

(Abdillah Arif Nasution SE, M.Si, Ak) NIP : 19830406 200812 1 004

Tanggal : ... 2011 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi

( Drs. Rustam, M.Si, Ak ) NIP : 19511114 198203 1 002

Tanggal :... 2011 Dekan

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

mana atas Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Sistem Pengawasan Internal

Penyaluran Pembiayaan Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan“.

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Program Studi D-III

Akuntansi. Tugas akhir ini membahas tentang bagaimana pengawasan yang

dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan dalam

memberikan pembiayaan kepada debitur. Selain itu, Sistem Pengawasan internal

penyaluran pembiaayaanini sendiri dilakukan pada umumnya adalah untuk menjaga

pembiayaan tersebut agar dana yang disalurkan tidak menjadi macet.

Dengan kerendahan hati Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan

dalam penulisan Tugas Akhir ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan Terima Kasih kepada semua

pihak yang turut membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini antara lain

(4)

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Diploma

III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak membantu dan memberikan masukan dalam penulisan Tugas Akhir

ini.

5. Seluruh Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Hasan Indrajaya selaku Manajer Operasi, terima kasih atas nasihat dan

masukan yang telah bapak berikan, yang sedikit banyak telah membantu

penyelesaian tugas akhir ini. Walaupun sedikit Insyaallah nasihat yang bapak

berikan akan menjadi pelecut semangat saya untuk menjadi manusia yang lebih

baik.

7. Mbak Vegy selaku sekretaris PT. Bank Muamalat, Cabang Medan, terima kasih

atas kesabaran dalam menjawab dan melayani pertanyaan kami.

8. Teristimewa buat Ayahanda Alm. Ir. Syafiuddin dan Ibundaku yang teramat ku

cinta Almh. Erna Sari Pane, walaupun mereka tidak bisa hadir disaat aku wisuda

tetapi semangat dan kasih sayang yang tiada henti dari mereka lah yang membuat

(5)

Ayah, terima kasih Bunda, perjuangan dan cita-cita kalian Insyaallah akan aku

lanjutkan.

9. Kepada kedua Ompung ku, terima kasih atas semua dukungan yang telah kalian

berikan kepada ku. Putra meminta maaf kepada Ompung, selama ini sudah

banyak membuat kalian marah. Tetapi satu yang pasti, aku sayang kalian.

Ompung perempuan semoga cepat sembuh ya, semoga kalian berdua selalu sehat

dan dalam perlinduungan Allah SWT.

10. Kepada kedua adik ku, Wita dan Angga terima kasih atas dukungannya. Makasia

dik sudah mau membantu mengetik sedikit Tugas Akhir ini. Abang mu ini

sayang selalu sama kalian.

11. Kepada Nantulang Titi, terima kasih atas dukungannya yang diberikan atas

penyelesaian Tugas Akhir ini.

12. Kepada Semua Tulang dan Nantulang ku yang tidak mungkin saya sebutkan satu

persatu mengingat terbatasnya halaman. Kedua Bujing ku, dan seluruh keluarga

besar Uwoh ku. Terima Kasih buat semua perhatian dan kasih sayang yang telah

kalian berikan buat ku.

13. Seluruh teman-teman jurusan D-III Akuntansi ’08 di Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya,

khususnya buat grup B. Buat teman-teman seperjuangan, Ridho, yodi, Ali. Buat

Mirza jangan cupu kali maen tu, Heri dan Aude bisa la menang sekali-sekali.

(6)

14. Seluruh teman-teman seperjuangan kelompok 15 Magang, Heri, Nanda, Roby,

Padli, dan Putri. Makasia kawan atas perjuangan kita selama 3 bulan ini. Makasi

juga buat Nanda, Padli, Robi yang sudah membantu ku di saat aku ada masalah.

15. Buat sahabatku, Bdol, Fitrah, Dony, Djamal, Zay, Rozi, Maplai, Ridho, Toni.

Semoga bisa menjadi sahabat selamanya. Jangan sombong-sombong kelen. Ingat

tu!!! Aku sama Bdol uda ni. Kalian kapan???

Akhirnya penulis berharap dan berdo’a semoga Allah SWT. Turut membalas

segala amal baik kita, memberikan kita kesehatan, dan semoga Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Juni 2011

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Metode Penelitian... 4

F. Sistematika Pembahasan ... 5

BAB II PT. BANK MUAMALAT, TBK CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 7

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 10

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Pembiayaan ... 16

D. Prosedur Penyaluran Pembiayaan ... 27

E. Upaya Penanggulangan Pembiayaan Yang Bermasalah ... 34

(8)

BAB III ANALISA DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Penyaluran Pembiayaan ... 38

B. Prosedur Penyaluran Pembiayaan ... 39

C. Bentuk Jaminan Yang Di Isyaratkan... 40

D. Penyebab Pembiayaan Bermasalah Serta Langkah

Penyelesaiannya ... 40

E. Sistem Pengawasan Internal Penyaluran Pembiayaan ... 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Lembaga perbankan di Indonesia terbagi menjadi dua jenis, yaitu bank yang

bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat

konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan sistem

bunga (interest fee), sedangkan bank yang bersifat syariah adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip Islam. Prinsip syariah

adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain

untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya

yang dinyatakan sesuai syariah (UU No.10 tahun 1998).

Bank yang berdasarkan prinsip syariah seperti halnya bank konvensional, juga

berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary institution), yaitu

mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tesebut kepada

masyarakat. Didalam sistem syariah sendiri sebenarnya tidak mengenal istilah

pemberian kredit, pemberian kredit tersebut dinamakan dengan istilah penyaluran

pembiayaan. Penyaluran pembiayaan merupakan salah satu kegiatan utama dan

menjadi sumber utama pendapatan bagi bank syariah.

Permbiayaan merupakan salah satu tulang punggung di dalam usaha bank. Oleh

karena itu pengelolaan pembiayaan harus sebaik mungkin mengingat pembiayaan

(10)

itu, suatu pengawasan intern yang baik semakin penting dalam membantu manajemen

untuk mengelola usaha, mencegah terjadinya penyelewengan dan kecurangan yang

dapat merugikan usaha lembaga keuangan serta menghambat kelancaran operasinya.

Dengan melihat begitu pentingnya peranan pengawasan internal terhadap

penyaluran pembiayaan , mulai dari proses awal pengajuan pembiayaan oleh nasabah

sampai dengan ke proses realisasi pembiayaan tersebut, Maka dengan ini penulis

ingin membahas masalah tersebut dalam sebuah paper dengan judul “SISTEM

PENGAWASAN INTERNAL PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA PT. BANK

MUAMALAT INDONESIA, Tbk CABANG MEDAN.”

B. Perumusan Masalah

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu kegiatan Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Medan adalah menyalurkan pembiayaan. Bank akan menyalurkan

sebagian dana yang diperolehnya dari simpanan atau tabungan masyarakat kepada

berbagai pihak yang membutuhkan. Dalam rangka meminimalkan resiko pembiayaan

tersebut, maka diperlukan suatu pengawasan intern dalam penyaluran pembiayaan

tersebut. Dengan harapan penyaluran pembiayaan tersebut tidak berpotensi

merugikan baik bagi pihak perbankan maupun bagi pihak nasabah.

Maka dalam merumuskan masalah ini Penulis ingin mengetahui, “Bagaimana

Cara Pelaksanaan Penyaluran Pembiayaan yang Dilakukan Oleh PT. BANK

(11)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejauh mana pengawasan intern yang dilakukan PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan dalam menyalurkan atau memberikan

pembiayaan kepada debitur.

2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi bahan pertimbangan perusahaan

dalam menyalurkan pembiayaan

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Dapat digunakan penulis untuk menambah wawasan pikiran dan pengetahuan

tentang sistem pengawasan internal penyaluran pembiayaan pada PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan.

2. Bagi perusahaan dapat dibuat sebagai dasar untuk membuat perencanaan dan

kebijaksanaan yang tepat di masa yang akan datang.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi baik bagi perusahaan maupun

pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan penelitian ini.

(12)

E. Metode Penelitian

Dalam memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam

penyusunan paper ini, melalui metode:

1. Sumber data

a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang

berhubungan dengan objek penelitian.

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain yang

mendukung data primer.

2. Metode pengumpulan data

a. Penelitian kepustakaan (library research)

Yaitu penelitian yang melakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dan

keterangan yang dibutuhkan berdasarkan buku-buku, catatan ilmiah serta

tulisan ilmiah yang mempunyai hubungan dengan paper yang disusun ini.

b. Penelitian lapangan (field research)

Yaitu penelitian yang langsung dilakukan perorangan atau objek yang diteliti.

3. Teknik pengumpulan data

a. Interview, yaitu melakukan Tanya jawab langsung kepada pihak yang

berwenang untuk memperoleh data tentang sistem pengawasan intern terhadap

(13)

b. Observasi, yaitu suatu studi yang dilakukan dengan jalan mengadakan

pengamatan ke objek penelitian secara langsung.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penulisan paper ini, penulis memmbuat sistematika

pembahasan dalam 4 (empat) bab. Setiap bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yang

sesuai dengan kebutuhan penulis.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan

judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : PT. BANK MUAMALAT, Tbk CABANG MEDAN

Pada bab ini akan menguraikan ringkasan sejarah ringkas

perusahaan, struktur organisasi perusahaan, pengertian dan

jenis-jenis pembiayaan yang disalurkan, prosedur penyaluran

pembiayaan, jaminan yang diisyarsyaratkan, upaya

penanggulan pembiayaan bermasalah dan sistem pengawasan

intern penyaluran pembiayaan.

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan

penyaluran pembiayaan, bentuk jaminan yang diisyaratkan,

(14)

penyelesaiannya dan sistem pengawasan internal terhadap

penyaluran pembiayaan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bab akhir dari paper ini, maka penulis akan mengambil

kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan dan beberapa

saran yang memungkinkan dapat bermanfaat bagi PT. Bank

Muamalat, Tbk Cabang Medan dan juga bagi para pembaca

(15)

BAB II

PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan

1. Berdirinya PT. Bank Muamalat, Tbk

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1

Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah

Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei

1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim

se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga

menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan

senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.

Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor,

diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam

modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank

Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka

di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor

perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat

(16)

lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai

titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal

yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB)

yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB

secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya,

kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh

tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut,

Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya

dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi

pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan

syariah secara murni.

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan.

Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi

diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana

kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal

tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap

sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong

hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru

Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv)

peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi

(17)

menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat

pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat

Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah

melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung

pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh

Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan

satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala

Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama

dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga

layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank

Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan

perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan

aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi

oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat

luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun

Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in

Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic

Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai

The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia

(18)

2. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia

VISI

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di

pasar rasional.

MISI

“Menjadi ROLE MODEL lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan

pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen, dan orientasi investasi yang

inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi stakeholder”.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam menciptakan suasana kerja yang terorganisir secara sistematis dan terpadu,

perlu adanya rencana kerja yang terarah serta pelaksanaan rencana kerja yang

benar-benar membidangi kerja. Untuk itu perlu adanya struktur organisasi karena dengan

adanya struktur organisasi yang jelas dan nyata akan menciptakan suatu ketegasan

dan pembatasan tanggung jawab bagi masing-masing bagian mulai dari pimpinan

sampai dengan bawahannya. Sehingga dengan adanya pembatasan tersebut para

pelaksana kewajiban akan dapat melaksanakan tugas yang diembannya dengan baik.

Struktur organisasi pada PT. Bank Muamalat Inodnesia,Tbk Cabang Medan

dapat dilihat pada lampiran.

(19)

Sebagai manajer bisnis memiliki tugas membawahi seluruh bagian yang ada dan

bertanggung jawab atas segala kegiatan yang menyangkut perkembangan dan

kelangsungan hidup banknya serta yang terpenting adalah menetapkan berbagai

kebijakan-kebijakan dan pengambilan keputusan-keputusan demi kemajuan Bank

Muamalat Indonesia Cabang Medan.

2. Manajer Operasional

Tugas :

a. Mengkoordinasikan pekerjaan dan staff di area customer service, kas dan penata

jasa agar menciptakan hasil yang optimal.

b. Menekan tingkat kesalahan pada titik nol, melalui review, pengarahan dan

pemberian training dengan mengacu pada prosedur.

c. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dengan sesama karyawan, atasan dan

bagian lainnya.

d. Menciptakan sistem pendukung operasional yang tangguh sehingga mampu

memberikan pelayanan yang cepat, aman dan memuaskan bagi nasabah.

e. Mengatasi permasalahan yang terjadi di area operasional dengan mengacu pada

prosedur.

f. Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan operasional cabang.

Bertanggungjawab terhadap berbagai bentuk laporan, seperti transaksi harian,

rekening nasabah dan neraca.

(20)

Tugas :

a. Melakukan pengecekan atas kebenaran dan kelengkapan

b. Bertanggungjawab melaporkan hasil temuan zero defect ke kantor pusat sebulan

sekali.

c. Melakukan cash count di teller dan ruang main vault sebulan sekali.

d. Melakukan stock opname terhadap barang-barang persediaan sebulan sekali.

e. Memastikan pelaksanaan tugas-tugas di bagian operasi sesuai prosedur yang

berlaku.

f. Bertanggungjawab melakukan pemeriksaan ulang secara random terhadap data

pada statement rekening Koran sebelum dikirim dan dibuat laporan berita acara pemeriksaannya.

g. Memeriksa dan mem-filing proof sheet si seluruh bagian.

4. Umum dan Personalia

Tugas :

a. Tugas umumnya adalah melaksanakan aktivitas pemasaran pada umumnya sesuai

dengan kebutuhan calon nasabah dalam memasarkan produk dan jasa non bank

berikut pengawan dan pelayanan nasabah.

b. Tugas hariannya adalah melayani segala pembelian kebutuhan dan keperluan

kantor serta pencatatan transaksi yang dilakukan dengan bagian yang terkait,

melakukan penginputan dan pembebanan biaya yang terjadi dalam aktivitas

(21)

Umum, melakukan pemeriksaan terhadap laporan security setiap awal hari kerja, memeriksa kesiapan dan keberadaan kendaran kantor setiap hari kerja, melakukan

pengkoordinasian terhadap penggunaan kendaran kantor dalam kegiatan operasi

perusahaan sehari-hari, melakukan koordinasi dengan jajaran non banking bila

dianggap perlu, melakukan pengawasn terhadap kondisi kebersihan kantor,

mem-back up semua bagian dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, mengontrol penggunaan fasilitas kantor yang ada dengan pihak-pihak yang terkait dan upaya

efisiensinya, bertanggungjawab untuk menyimpan dan mengadministrasikan

catatan persediaan kartu ATM dan melakukan tugas yang diinstruksikan langsung

Manajer Operasional dalam kaitannya dengan sarana logistik.

c. Tugas mingguannya adalah melakukan pengecekan terhadap kondisi gedung

kantor baik gedung kantor cabang dan kantor kas, melakukan pengecekan

terhadap security pada pelaksanaan tugas malam hari, memastikan bahwa alarm

kantor berfungsi dengan baik, memastikan sistem CCTV berfungsi dengan baik,

melakukan pengecekan terhadap seluruh jaringan komputer dan komunikasi

dalam keadaan baik dan aman, melakukan perawatan terhadap peralatan kantor

yang tiba masa perawatannya, melakukan kontrol dan perawatan terhadap kantor

secara mendetail, melakukan pembebanan ATK dan barang cetakan yang telah

dipakai, melakukan pembebanan pengadaan persediaan barang dan ATK yang

stoknya telah menipis dan melakukan administrasi stok materai ke Kantor Pos

(22)

d. Tugas bulanannya adalah melakukan respon atas RAK, baik dari pusat maupun

kantor cabang lainnya, melakukan pembayaran listrik, telepon dan air untuk

kantor cabang, kantor cabang, kantor kas dan rumah dinas, melakukan

pembebanan dalam biaya-biaya rutin dalam operasional perusahaan, melakukan

maintenance/arsip uang muka biaya, melakukan pembebanan ATK dan barang cetakan sekaligus melakukan penghitungan secara menyeluruh dan pencatatan

barang yang kurang, meminta penyelesaian uang muka kepada seluruh bagian

yang terkait, membuat laporan proofsheet untuk beberapa sub-sub ledger tertentu yang telah direkomendasikan oleh Manajer Operasional dan penanggungjawab

ATM.

5. Support Pembiayaan

Tugas :

a. Tugas hariannya adalah proses droping seluruh segmentasi, menerima,

menyimpan, mengeluarkan file pembiayaan dan dokumentasi dari loan document

dan safe keeping, memperbaharui file pembiayaan dari loan document dan safe recorder, penanggungjawab dokumen pembiayaan cabang, pembantu tugas harian Saksi Legal dan sebagai sekretaris.

b. Tugas bulanannya adalah membuat laporan Realisasi Droping, membuat laporan

(23)

Tempo, membuat laporan Nominatif Pembiayaan, membuat dan mengirim LPBU

(SIK) ke Bank Indonesia.

6. Sekretaris

Tugas :

a. Tugas pokoknya adalah membantu keperluan administrasi Business Manager,

mempersiapkan surat-menyurat intern dan ekstern kantor cabang, menerima dan

filing surat-surat dari pihak ekstern, mengatur jadwal kegiatan Business Manager.

Memonitor surat/memo masuk yang belum di follow up.

b. Tugas mingguannya adalah mencatt hasil agenda rapat cabang atau atas

permintaan Business Manager.

c. Tugas bulanannya adalah me-review surat-surat intern maupun ekstern.

7. Customer Service

Tugas :

a. Melayani nasabah dalam aplikasi pembukaan dan pnutupan (tabungan, giro,

deposito)

(24)

8. Teller

Tugas :

a. Melayani penyetoran dan pembayaran tunai sehubungan transaksi.

b. Melakukan pembayaran dan penerimaan yang berhubungan dengan pembayaran

biaya bank, biaya personalia dan umum melalui counter bank.

c. Menyusun daftar penerimaan dan pengeluaran uang tunai dan melakukan

pencocokan saldo dengan fisik uang dan saldo pada neraca harian.

9. Personalia Back Office

Tugas :

a. Checker seluruh transaski dan otorisasi transaksi harian back office/devisa dengan limit maksimum sebesar Rp. 150.000.000.

b. Memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh nasabah

c. Bertnggungjawab dan memonitor aktivitas back office agar berjalan dengan baik

C. Pengertian dan Jenis-jenis Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan

Pada dasarnya tata cara pembiayaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah

untuk hal-hal yang bersifat konsumtif sangat jauh berbeda secara prinsipil, meskipun

secara matematis, ada kemiripan di antara keduanya. Pada bank konvensional, kredit

(25)

kewajiban untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut beserta bunganya di

masa yang akan datang. Secara syariah, kelebihan atas pinjaman ini termasuk ke

dalam kategori riba, dimana Allah SWT secara tegas telah mengharamkannya (QS

2 : 275-281).

Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 Tentang Pokok-pokok

Perbankan :

“ Kredit adalah penyedia uang/tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan.” ( Kasmir, 2008 : 102 )

Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 , penyediaan dana untuk nasabahnya

tidak hanya dalam bentuk kredit, tetapi dapat juga berupa penyediaan berdasarkan

prinsip Syariah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia :

“ Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyedian uang/ tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembambalikan uang/tagihan tersebut, setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan/bagi hasil.”( Kasmir, 2008 : 102)

Pada kesimpulannya yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh

Bank Konvensional dengan pembiayaan yang diberikan Oleh Bank Syariah adalah

terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi prinsip Bank Konvensional

keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi prinsip Bank Syariah

berdasarkan prinsip bagi hasil.

(26)

Dengan pertimbangan sangat banyaknya jenis-jenis pembiayan yang tidak

mungkin dijabarkan satu-persatu, maka Adapun pembiayan yang disalurkan oleh PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan adalah :

1. Pembiayaan Konsumtif

1) Pembiayaan Hunian Syariah

Pembiayaan Hunian Syariah adalah produk pembiayaan yang akan membantu

Anda untuk memiliki rumah (ready stock/bekas), apartemen, ruko, rukan, kios

maupun pengalihan take-over KPR dari bank lain.

Peruntukkan :

Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55

tahun untuk karyawan dan 60 tahun untuk wiraswasta atau profesional pada saat jatuh

tempo pembiayaan.

Persyaratan Calon Nasabah :

Perorangan (WNI) dengan semua jenis pekerjaan :

karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan profesional lainnya

Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :

1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu

2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga

(27)

4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)

5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)

6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir

7. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir

8. Laporan keuangan atau laporan usaha (untuk wiraswasta dan profesional)

9. Fotocopy dokumen bangunan yang akan dibeli: SHM/SHGB, IMB dan denah

bangunan.

2) Automuamalat

Automuamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu Anda untuk

memiliki kendaraan bermotor. Produk ini adalah kerjasama Bank Muamalat dengan

Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF).

Peruntukkan :

1. Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal

55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan

2. Badan usaha yang memiliki legalitas di Indonesia, baik nasional maupun

multinasional

(28)

Perorangan (WNI) dengan semua jenis pekerjaan :

karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan profesional lainnya

Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :

Individu

1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu

2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga

3. Fotocopy NPWP

4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)

5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)

6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir

7. Bukti asli pembayaran rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir

8. Fotocopy surat izin praktik (untuk profesional)

9. Fotocopy pembayaran PBB

Institusi/Perusahaan

1. Surat permohonan pembiayaan dari manajemen/pengurus

2. NPWP institusi yang masih berlaku

3. Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada) dan pengesahannya

4. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang

masih berlaku*

(29)

3) Dana Talangan Porsi Haji

Dana Talangan Porsi Haji adalah pinjaman yang ditujukan untuk membantu Anda

mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih awal, meskipun saldo tabungan Haji

Anda belum mencapai syarat pendaftaran porsi.

Peruntukkan :

Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55

tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan

Persyaratan Calon Nasabah :

Perorangan (WNI) dengan semua jenis pekerjaan :

karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan profesional lainnya.

Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :

1. Memiliki Tabungan Haji Arafah dengan saldo minimum Rp 2,75 juta

2. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu

3. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga

4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)

5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)

6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir

7. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir

(30)

4) Pembiayaan Umroh Muamalat

Pembiayaan Umroh Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu

mewujudkan impian Anda untuk beribadah Umroh dalam waktu yang segera.

Peruntukkan :

Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55

tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan

Persyaratan Calon Nasabah :

Perorangan (WNI) dengan status pekerjaan karyawan tetap.

Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :

1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu

2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga

3. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)

4. Asli slip gaji & surat keterangan kerja sebagai pegawai tetap

5. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir

6. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir

7. Menentukan biaya paket Umroh yang diajukan dan perusahaan travel yang

digunakan

(31)

Pembiayaan konsumtif yang diperuntukkan bagi beragam jenis pembelian

konsumtif kepada karyawan/guru/PNS (selaku end user) melalui koperasi.

Peruntukkan :

Karyawan usia 18 tahun ke atas secara berkelompok yang diajukan oleh Koperasi

Karyawan.

Persyaratan Koperasi :

1. Berasal dari BUMN/BUMD, perusahaan multinasional, perusahaan terbuka (go

public), lembaga pemerintahan, yayasan/sekolah swasta yang memiliki

2. Pengurus atas nama koperasi bersedia menjadi avalist penuh atas pembiayaan

Bank yang disalurkan kepada anggota.

3. Perusahaan/lembaga tempat anggota koperasi bekerja telah beroperasi minimal 5

tahun.

4. Memiliki laporan keuangan koperasi yang sesuai standard dan membukukan laba

minimal 2 tahun terakhir.

Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :

(32)

2. Surat kuasa pengajuan pembiayaan dari RAT kepada pengurus

3. NPWP institusi yang masih berlaku

4. Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada) dan pengesahannya

5. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD yang masih berlaku

6. Laporan keuangan 2 tahun terakhir

7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir

8. Daftar nominatif anggota yang akan menerima pembiayaan

9. Daftar spesifikasi kebutuhan per anggota yang akan menerima pembiayaan

10.Fotocopy KTP dan KK anggota yang mengajukan

11.Daftar data gaji anggota yang mengajukan

12.Copy slip gaji & surat keterangan kerja/SK sebagai pegawai/PNS

2. Pembiayaan Produktif

1) Pembiayaan Investasi

Pembiayaan Investasi adalah produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan

investasi usaha Anda sehingga mendukung rencana ekspansi yang telah Anda susun.

(33)

Perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di

Indonesia

Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :

• Individu

1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu

2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga

3. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)

4. Fotocopy NPWP

5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)

6. Laporan keuangan/ laporan usaha 2 tahun terakhir

7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir

8. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir

9. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/bilyet deposito/dll)

10.Daftar kebutuhan dan bukti penawaran atas pengadaan rencana investasi yang

diajukan

• Institusi/Perusahaan

1. Surat permohonan pembiayaan dari manajemen/pengurus

2. NPWP institusi yang masih berlaku

(34)

4. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang

masih berlaku

5. Data-data pengurus perusahaan

6. Laporan keuangan 2 tahun terakhir

7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir

8. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/ bilyet deposito/dll)

9. Daftar kebutuhan dan bukti penawaran atas pengadaan rencana investasi yang

diajukan

2) Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan Modal Kerja adalah produk pembiayaan yang akan membantu

kebutuhan modal kerja usaha Anda sehingga kelancaran operasional dan rencana

pengembangan usaha Anda akan terjamin.

Peruntukkan :

Perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di

Indonesia

Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :

• Individu

1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu

(35)

3. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)

4. Fotocopy NPWP

5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)

6. Laporan keuangan/ laporan usaha 2 tahun terakhir

7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir

8. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir

9. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/bilyet deposito/dll)

• Institusi/Perusahaan

1. Surat permohonan pembiayaan dari manajemen/pengurus

2. NPWP institusi yang masih berlaku

3. Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada) dan pengesahannya

4. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang

masih berlaku

5. Data-data pengurus perusahaan

6. Laporan keuangan 2 tahun terakhir

7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir

8. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/ bilyet deposito/dll)

9. Bukti-bukti purchase order atau Surat Perintah Kerja (SPK) jika ada.

(36)

Prosedur penyaluran pembiayaan merupakan suatu sistematika sehubungan

dengan pengelolaan pembiayaan mulai dari tahap pengajuan berkas-berkas

pembiayaan yang diajukan sammpai dengan tahap pelaksanaan penyaluran

pembiayaan.

Adapun prosedur penyaluran pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Medan terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Pengajuan berkas-berkas

Dalam hal ini pemohon pembiayaan mengajukan permohonan pengajuan untuk

memperoleh pembiayaan. Berkas-berkas itu sendiri berbeda antara Pegawai Negeri

dan Pegawai Swasta serta seorang Wiraswasta.

a. Bagi Pegawai Negeri

1) Fotocopy KTP Suami dan Istri masing-masing sebanyak dua lembar.

2) Fotocopy kartu keluarga

3) Fotocopy SK pengangkatan terakhir

4) Fotocopy kartu pegawai

5) Fotocopy jaminan (tanah, bangunan, kendaraan yang dimiliki)

6) Surat persetujuan suami/istri

7) Surat keterangan/rekomendasi perusahaan

b. Bagi Pegawai Swasta

1) Fotocopy KTP Suami dan Istri masing-masing sebanyak dua lembar

(37)

3) Fotocopy agunan, jika agunan tersebut berupa mobil atau sepeda motor maka

calon debitur harus melampirkan fhoto copy BPKP dan fhoto copy STNK,

jika agunan tersebut berupa tanah, maka debitur harus melampirkan fhoto

copy surat tanah tersebut dengan persyaratan bahwa pemilikan dari benda

yang dijadikan agunan harus kepunyaan pribadi.

c. Bagi Wiraswasta

1) Mengajukan proposal yang berisi tentang :

Latar belakang perusahaan, seperti Riwayat Hidup Singkat Perusahaan, Jenis

Bidang Usaha, Identitas Perusahaan, Nama Pengurus berikut Pengetahuan dan

Pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya serta pihak pemerintah

maupun swasta termasuk pengalamannya dalam mengerjakan berbagai usahanya

selama ini.

Maksud dan tujuan, apakah untuk memperbesar omset penjualan atau

meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan usaha baru serta tujuan lainnya.

Besarnya kredit dan jangka waktu, dalam hal ini pemohon menentukan besarnya

jumlah pembiayaan yang ingin diperoleh dan jangka waktu pembayarannya serta

harus memberitahukan apa yang menjadi agunan dengan syarat agunan tersebut harus

di asuransikan terlebih dahulu.

2) Melampirkan dokumen-dokumen yang meliputi :

a. Fotocopy Akta Notaris, dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk

(38)

b. Fotocopy Tanda Daftar Perusahaan

c. Fotocopy Nomor Pokok Wwajib Pajak (NPWP)

d. Surat Pengesahan dari Departemen Kehakiman

e. Neraca dan Laporan Rugi/Laba

2. Tahap Penilaian Pembiayaan

Bank meneliti apa, bagaimana dan siapa calon peminjamnya, sehingga untuk

menentukan nilai pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Medan menggunakan analisis 5C ( Kasmir ; 2008 : 117 )

1) Character ( watak )

Karakter ini menyangkut tanggungjawab moral calon debitur dalam upaya untuk

membayar kembali sejumlah pokok peminjamannya. Karakter identik dengan aspek

psikologis moral dan itikad baik nasabah serta komitmennya untuk pengakuan utang

berikut upaya pelunasannya.

Karakter dari seorang calon pemohon ini dapat diketahui dari :

 Riwayat Hidup

 Cara / Pola Hidup

 Sikap / sifat pemohon pembiayaan

2) Capacity ( Kemampuan )

Kemampuan si pemohon untuk memperoleh pembiayaan, memanfaatkannya dan

(39)

3) Capital ( Modal )

Yaitu jumlah dana (modal) sendiri yang dimiliki saat permohonan diajukan.

Penyelidikan terhadap modal dari permohonan pembiayaan tidak hanya dilihat dari

besar kecilnya modal, tetapi bagaimana distribusi modal tersebut di tempatkan oleh si

pemohon, cukupkah modal yang tersedia sehingga segala sumber-sumber produksi

bergerak secara efektif dan efesien. Penggunaan modal juga diteliti untuk mengetahui

apakah modal berjalan dengan baik sehingga perusahaan dapat berjalan lancar.

4) Colleteral (Jaminan)

Yaitu barang-barang yang digunakan sebagai jaminan atas barang telah diterima.

Jaminan ini diperlukan agar pembiayaan yang diberikan oleh bank terjamin

pengambilannya.

Adapun syarat-syarat barang yang dapat dijadikan jaminan adalah :

 Memiliki harga pasar

 Tidak dalam keadaan sedang dijaminkan

 Memiliki bukti-bukti kepemilikan

 Memiliki nilai yang cukup untuk menjamin pembiayaan

Harga dari suatu barang jaminan ditentukan oleh :

(40)

 Jenis barang

 Stabilitas harga barang

 Luasnya pasar

5) Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)

Condition of Economic yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya

yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinan juga

mempengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Setidaknya perlu diyakini bahwa

dalam masa kredit usaha calon debitur masih prosfektif. Keyakinan atas hal ini dapat

diperoleh melalui penelitian terhadap :

1. keadaan konjungtur,

2. peratuaran-peratuaran pemerintah,

3. situasi, politik dan perekonomian dunia,

4. keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran.

Dari prinsip 5C diatas, yang paling perlu mendapat perhatian adalah Character, dan

apabila prinsip ini tidak dipenuhi maka prinsip lainnya menjadi tidak berarti, dengan

perkataan lain permohonan pembiayaannya harus ditolak.

3. Tahap Pencairan Informasi Debitur

a. Penyelidikan berkas pinjaman, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas

yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar termasuk

(41)

b. Interview dengan pemohon pembiayaan, merupakan penyelidikan dimana calon

peminjam langsung berhadapan pihak bank. Tujuannya adalah untuk meyakinkan

pihak bank apakah berkas-berkas tersebut telah sesuai dengan persyaratan yang

ditentukan bank. Interview ini juga untuk mengetahui kerugian dan kebutuhan

nasabah sebenarnya. Dua hal penting yang harus diketahui dari interview adalah

tujuan penggunaan kredit dan bagaimana rencana pengambilan pembiayaan

tersebut. Hal lain yang perlu diketahui dari interview ini adalah mengenai usaha

nasabah ( dalam bidang apa perusahaan bergerak dan bagaimana produksi yang

diusahakan ) dan mengenai situasi perdagangan nasabah serta bagaimana

persaingannya.

4. Tahap Analisa Pembiayaan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan pemeriksaan ke lokasi dengan meninjau

berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tentang :

a. Kebenaran atas keterangan tentang bidang usaha nasabah, izin usahanya, Akta

Perusahaan dan lain sebagainya.

b. Kelancaran usaha yang diketahui dari data tentang perkembangan usahanya.

c. Kualitas dari barang-barang yang diproduksi atau barang-barang yang

diperdagangkan, juga tentang harganya apakah cocok dengan harga pasarnya.

d. Kemampuan dan pengetahuan Manajemen dalam bidang usahanya tersebut.

e. Lokasi perusahaan, apakah mendekati pasar atau mendekati sumber bahan mentah

(42)

Pada saat melakukan pengecekan ke lapangan, hendaknya para debitur tidak

memberitahukannya kepada nasabah, sehingga apa yang dilihat di lapangan sesuai

dengan konsisi yang sebenarnya. Hasil yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan

hasil dari interview, apabila terdapat ketidaksesuaian maka pihak bank melakukan

perbaikan terhadap berkas tersebut. Kegiatan pemeriksaan atau survey kelapangan

dilakukan oleh petugas lapangan atau Accont Officer dan Kepala bagian Pembiayaan

atau Manajer Operasional.

5. Tahap Pelaksanaan Pembiayaan

Setelah dilakukan pengecekan ulang, pihak bank memutuskan apakah debitur

berhak mendapat pembiayaan atau tidak. Keputusan pelaksanaan pembiayaan

dilakukan oleh Manajer Operasional dan Kepala bagian Pembiayaan dalam suatu

rapat tentang pembiayaan tersebut. Hal ini mencakup jumlah uang yang dapat

dijadikan pembiayaan sesuai dengan jangka waktu pembiayaan, selanjutnya pihak

bank melakukan perjanjian secara tertulis dengan pihak debitur. Penandatangan

dilaksanakan antara pihak bank dan debitur secara langsung atau melalui notaries.

Setelah dilakukan penandatangan tersebut, maka pencairan dana tersebut baru dapat

dilakukan oleh pihak bank.

E. Upaya Penanggulangan Pembiayaan Yang Bermasalah

Jika dana yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan

oleh pihak bank adalah berupaya untuk menyelamatkan pembiayaan tesebut dengan

(43)

Dalam perbankan syariah bila pihak bank mengalami kerugian, maka akibat dari

kerugian tersebut akan ditanggung bersama, dimana pihak bank maupun nasabah

tidak memperoleh bagi hail sama sekali.

Adapun berbagai cara dalam penyelamatan dana pembiayaan yang macet dapat

dilakukan dengan berbagai cara, antara lain, yaitu :

1) Rescheduling ( Penjadwalan Kembali )

Merupakan suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka

waktu pembiayaan atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini debitur diberikan

keringan dalam hal tenggat waktu pembayaran dana pembiayaan, misalnya

perpanjangan tenggat waktu pembayaran dari awalnya enam bulan menjadi satu

tahun, sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikan

dana tersebut.

Dalam hal memperpanjang angsuran juga hampir memiliki kemiripin dengan

perpanjangan tenggat waktu pembayaran dana. Dalam hal ini jumlah angsurannya

juga diperpanjang, misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali. Hal ini tentu saja jumlah

angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.

2) Recondicioning (Penataan Kembali)

Merupakan kebijaksanaan yang diberikan kepada debitur berupa perubahan /

seluruh syarat-syarat pembiayaan, namun tidak menyangkut perubahan plafond

kredit, yang mencakup : jadwal pembayaran dan jangka waktu.

(44)

Merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah

dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang

dibiayai memang masih layak.

Tindakan ini meliputi :

a. Menambah jumlah pembiayaan

b. Menambah equity

 Dengan menyetor uang tunai

 Tambahan dari pemilik

4) Kombinasi

Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang sebelumnya telah dibahas, misalnya

seorang debitur dapat diselamatkan dengan kombinasi antara rescheduling dengan

restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang.

5) Penyitaan jaminan

Apabila nasabah sudah benar-benar tidak mempunyai iktikad baik atau pun sudah

tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya maka, tindakan bank

adalah menyita jaminan yang telah digunakan oleh nasabah

(45)

Pengawasan internal penyaluran pembiayaan dilakukan oleh bagian operasional

untuk memberikan jaminan agar tercapainya tujuan perusahaan dengan memastikan

bahwa :

1) Prosedur penyaluran pembiayaan telah sesuai dengan asas penyaluran yang sehat

dan asas ke hati-hatian

2) Memastikan bahwa telah ada pengamanan resiko da tujuan pembiayaan

Adapun prosedur pengawasan internal pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Medan penyaluran pembiayaannya secara garis besar dibagi menjadi tiga

tahap, yaitu :

1) Pengawasan yang dilakukan pada saat permohonan mulai diajukan oleh nasabah

sampai pembiayaan tersebut direalisasikan atau dibayar oleh kasir.

2) Pengawasan terhadap kelengkapan atau pengarsipan surat berharga sehungan

dengan pejanjian pembiayaan, dimana surat-surat berharga ini harus disimpan

dalam lemari tahan api dan terkunci serta disusun sesuai abjad.

3) Pengawasan terhadap pelaksanaan pembukuan di koordinir oleh kepala bagian

operasional untuk mengetahui bahwa pengisian kartu buku besar dan buku besar

pembantu telah lengkap diisi dan mengenai semua kegiatan pencatatan transaksi

(46)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan mengemukakan hasil penelitian yang diperoleh dari PT.

Bank Muamalat Medan, kemudian dengan berpedoman pada teori yang telah

diuraikan Penulis mencoba menganalisa dan mengevaluasi berdasarkan kemampuan

yang penulis miliki. Maka selanjutnya Penulis akan mencoba menguraikan suatu

analisa dan evaluasi tersebut dengan memfokuskan dengan pokok pembahasahn

mengenai :

A. Pelaksanaan Penyaluran Pembiayaan

Sebagaimana kita ketahui penyaluran pembiayaan tidak terlepas dari tujuan

perbankan dalam pelaksanaan pembangunan nasional serta dalam rangka

meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi ke arah peningkatan kesejahteraan

rakyat banyak.

Apabila tujuan tersebut dikaitkan dengan pelaksanaan operasi dari PT. Bank

Muamalat Medan, maka tujuan tersebut telah dicapai yaitu dengan menyalurkan

pembiayaannya kepada masyarakat yang membutuhkan bantuaan pembiayaan. PT.

Bank Muamalat Medan membedakan pembiayaan yang disalurkan tersebut

dibedakan atas 2 golongan yaitu Debitur Perorangan dan Debitur Badan Usaha atau

perusahaan dengan persyaratan yang diminta disesuaikan dengan masing-masing

(47)

B. Prosedur Penyaluran Pembiayaan

Untuk mempermudah penyaluran pembiayaan, PT. Bank Muamalat telah

menyusun prosedur penyaluran pembiayaan yang harus dipatuhi calon nasabahnya.

Dilihat dari uraian-uraian atas prosedur penyaluran pembiayaan yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya yang ditetapkan oleh PT. Bank Muamalat, Tbk Cabang Medan,

Penulis merasa bahwa prosedur penyaluran pembiayaan yang diterapakan tersebut

sudah baik dan cukup teliti mulai dari tahap pengajuan berkas-berkas / tahap

pendaftaran sampai dengan pada tahap pelaksanaan pembiayaan ( tahap pencairan

pembiayaan ).

Prosedur penyaluran pembiayaan yang di tetapkan oleh PT. Bank Muamalat

Medan tidak rumit dan tidak berbelit-belitdan tidak berbeli-belit. Hal ini ditetapkan

agar pemberian pembiayaan dapat dilakukan secara lebih terarah, sehingga dapat

memberikan hasil yang optimal bagi bagi pihak Bank sendiri maupun juga bagi pihak

Nasbah yang mengajukan permohonan pembiayaan.

C. Bentuk Jaminan yang Diisyaratkan

Dalam menerima jaminan Pembiayaan PT. Bank Muamalat, Tbk Cabang Medan

menetapkan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh calon nasabah, diantaranya :

1) Jaminan pembiayaan harus memiliki nilai ekonomis yang menandai, yaitu dapat

diperjual belikan secara bebas, memiliki nilai besar dari limit pembiayaan, mudah

(48)

stabil atu memiliki prosfek yang baik, mempunyai manfaat ekonomis dalam

jangka waktu yang lebih lama dari janka waktu pembiayaan.

2) Jaminan pembiayaan harus memiliki syarat atau nilai yuridis, yaitu mili

Peeusahaan calon dibetur, ada dalam kekuasaan calon debiturtidak dalam

persengketaan dengan pihak lain, memiliki bukti-bukti kepemilikan yang sah,

memenuhi persyaratan untuk diadakan peningkatan secara hipotik, fiducia

ataupun jenis peningkatan yuridis lainnya.

D. Penyebab Pembiayaan Bermasalah Serta Langkah Penyelesaiannya

Pembiayaan bermasalah adalah beban bagi pihak Bank yang secara langsung

maupun tidak langsung akan mempengaruhi aktiva bank dan pada gilirannya akan

mengurangi laba bank yang bersangkutan. Dengan demikian citra bank menjadi jelek

dihadapan masyarakat dan mendapatkan penilaian yang tidak baik dari pihak Bank

Indonesia untuk segi kesehatan.

Adapun sebab-sebab timbulnya pembiayaan bermasalah adalah :

1) Faktor Internal

Faktor ini bersumber dari dalam / petugas Bank yang mengelola serta

menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat. Faktor ini timbul akibat :

a. Prosedur / ketentuan penyaluran pembiayaan tidak sesuai dengan prinsip

penyaluran

(49)

c. Adanya kolusi antara petugas bank dan nasabah

d. Tidak berfungsinya ataupun tidak adanya pembinaan dan pengawasan

pembiayaan sebagaimana mestinya.

2) Faktor Eksternal

Faktor ini merupakan faktor yang cukup berpengaruh dalam proses pengembalian

pembiayaan, yang bersumber dari luar Bank pemberian pembiayaan. Faktor

tersebut antara lain :

a. Tidak adanya iktikad baik dari nasbah untuk mengembalikan pembiayaan ( on

wil ), hal ini mempunyai hubungan yang kuat dengan salah satu prinsip

pemberian pembiayaan, yaitu Character.

b. Nasabah kurang memiliki kemampuan dalam mengelola usahnya walupun

telah menerima fasilitas pembiayaan Bank. Hal ini akibat adanya persaingan

dimana kemampuan usahnya dibawah pesaing.

c. Force Major ( Perubahan di luar dugaan Manusia )

Seperti : Bencana Alam, Perubahan peraturan / program pemerintah, dan

lain-lain.

Oleh karena itu, pemberian suatu fasilitas pembiayaan mengandung suatu resiko

kemacetan. Akbatnya pembiayaan tidak dapat ditagih sehingga menimbulkan

kerugian yang harus di tanggung oleh Bank. Sepandai apapun analis pembiayaan

(50)

tersebut macet pasti ada. Hanya saja dalam hal ini, bagaimana meminimalkan resiko

tersebut seminimal mungkin.

Untuk itu upaya pencegahan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat, Tbk

Cabang Medan terhadap terjadinya pembiayaan macet, antara lain adalah :

1) Mengikuti prosedur penyaluran pembiayaan dengan baik. Karena dengan

mengikuti prosedur tersebut proses seleksi akan berlangsung secara tersendirinya.

2) Hindari sikap subjektivitas dalam pemprosesan pembiayaan jangan terlalu terpaku

pada target yang harus dikejar.

3) Jangan mudah percaya dengan keyakinan nasabah, oleh karena itu bank harus

melakukan analisis sendiri tanpa dipengaruhi oleh keyakinan / kepercayaan calon

dibetur.

4) Jangan segan-segan menolak permohonan pembiayaan kalau memang dari hasil

analisis disimpulkan tidak layak untuk dibiayai.

5) Lengkapi dokumentasi sebelum pembiayaan di realisasikan, jangan terlalu

percaya dengan janji debitur akan melengkapi kemudian. Karena biasanya

nasabah lebih bias diajak kerjasama sebelum pembiayaan di realisasikan dari pada

sebelumnya.

E. Sistem Pengawasan Internal Penyaluran Pembiayaan

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi

(51)

akan mengandung perjanjian antara dua belah pihak yang saling mempercayai serta

untuk saling mematuhi kewajiban masing-masing.

Istilah pengawasan internal merupakan istilah yang paling banyak digunakan,

khususnya bagi para Akuntan yang banyak berkecimpung di bidang pemeriksaan dan

penyusunan administrasi perusahaan. Sehingga istilah pengawasan intern mempunyai

pengertian yang berbeda, tergantung pada orang yang mempergunakannya.

Adapun beberapa pengertian pengawasan intern, diantaranya yaitu :

1. Menurut IAI, menyatakan bahwa :

Pengawasan intern meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam sebuah perusahaan untuk melindungi hak milik perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan. ( IAI, 2002 : 180 )

2. Menurut Teguh Pudjo Muljono, menyatakan bahwa :

Pengawasan kredit adalah salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghidarkan terjadinya penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan seta mengusahakan pengamanan administrasi yang benar. ( 2000 : 65 )

Sejalan dengan adanya pengertian system pengawasan intern diatas,maka tujuan

pengawasan intern terhadap pemberian kredit adalah :

1. Agar penjagaan/pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank dibidang

(52)

penyelewengan baik yang dilakukan oleh oknum atau pihak intern dan ekstrim

bank.

2. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data adminstrasi dan akuntansi

dibidang perkreditan serat penyusunan dokumen pembiayaan yang lebih baik.

Karakteristik dari system internal control yang baik adalah :

1. Suatu rencana organisasi yang memungkinkan adanya pemisahan

pertanggungjawaban secara tepat.

2. Suatu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat untuk memungkinkan

accounting control yang memadai terhdap aktiva, hutang, pendapatan dan biaya.

3. Praktek yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari setiap bagian

organisasi.

4. Kualitas pegawai yang sesuai dengan tanggungjawab.

Dari uraian diatas jelas bahwa sistem internal control itu tidak terlepas dari

perencanaan organisasi, yang mempunyai metode atau cara yang dipakai dalam

melaksanakan seluruh aktivitas yang akan dijadikan dalam suatu badan usaha.

Aktivitas ini haruslah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan yang sesuai dengan

(53)

Dari hal-hal diatas pada dasarnya pengawasan pemberian kredit dalam hal ini

pembiayaan yang disalurkan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan

telah sesuai dengan teori yang ada. Dimana pelaksanaan tindakan pengawasan yang

dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan dimulai pada saat

calon nasabah mengajukan kredit (pembiayaan) sampai dengan kredit (pembiayaan)

tersebut lunas. Misalnya pada saat calon nasabah mengajukan permohonan proposal

usulan proyek, maka pengawasan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat, Tbk

Cabang Medan adalah dengan melakukan penelitian dan pembahasan atas kebenaran

proposal usulan yang diajukan.

Dengan adanya system pengawasan internal penyaluran pembiayaan, maka

tingkat penyelewengan atau penipuan yang akan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu

akan dapat diminamilisirkan, sehingga kondisi keuangan perusahaan akan lebih

terkontrol dan lebih dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak yang bertanggungjawab

dalam setiap transaksi keuangan perusahaan.

Semakin jelas proses pengawasan penyaluran dana, maka semakin muda pula

dilakukan pengecekan antara dana yang keluar dengan data yang ada. Walaupun

kemungkinan-kemungkinan penyelewengan masih tetap ada, tetapi paling tidak dapat

(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai “ Sistem

Pengawasan Internal Penyaluran Pembiayaan “ maka dapat diambil beberapa

kesimpulan :

1. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan adalah suatu perusahaan

yang bergerak dalam bidang jasa keuangan.

2. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan memliliki

keistimewaan-keistimewaan yang mana salah satunya adalah yang melekat kebersamaan

maupun sebagai alternatif pengganti sistem bunga yang selama ini hulumnya

(halal atau haram) masih diragukan oleh masyarakat.

3. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan dijalankan dengan prinsip

keadilan, wajar dan rasional dimana keuntungan yang diperoleh berasal dari

bagi hasil pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.

4. Adapun jenis-jenis pembiayaan yang disalurkan oleh PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Medan adalah Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan

Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah .

5. Perbedaan antara pembiayaan bagi hasil pada Bank Syariah dengan Bank

Konvensional, pada Bank syariah menggunakan penetapan imbalan bagi hasil,

(55)

6. Pada pembiayaan yang disalurkan, Bank dan Nasabah menentukan nisbah

bagi hasil dan jangka waktu pembiayaan berdasarkan atas kesepakatan

bersama yang dicantumkan pada aqad / perjanjian.

B. Saran

Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan,maka akan dikemukakan

saran-saran yang dianggap perlu untuk meningkatkan keberhasilan PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Medan. Adapun saran tersebut adalah :

1. Seiring dengan perkembangannya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Medan dan tuntutan umat Islam terhadap lembaga keungan yang

benar-benar sesuai dengan syariah Islam, maka diharapkan agar perusahaan

tetap konsisten dalam menjaga produknya dari unsure bunga dan riba.

2.

PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan hendaknya melakukan

penilaian yang lebih ketat terhadap jaminan yang diterima agar tingkat

pengembalian lebih terjamin dan lancar.

3.

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kolusi antara nasabah dengan

fungsi support pembiayaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Medan perllu untuk melibatkan funsi lain dalam hal pemeriksaan atas saldo

nasabah sebelum jaminan dikeluarkan.

4.

PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan harus terus meningkatkan

(56)

dipelukan sesuai dengan Landasan Syariah yang ada dalam operational

Perbankan Syariah.

5.

PT. Bank Muamalat Indonesia harus memperluas jangkauan pemasaran

sampai ke daerah-daerah untuk memperluas kemungkinan mendapatkan

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah. PT. RajaGrafindo Perkasa.

Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Cetakan kedua. Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta

Karim, Adiwarman. 2008. Bank Islam : analisis fiqih dan Keuangan Edisi ketiga.

PT. RajaGrafindo Perkasa. Jakarta.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi Revisi 8. PT.

RajaGrafindo Perkasa. Jakarta.

Kasmir. 2008. Dasar-dasar perbankan. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Mudjono, Teguh Pudjo. 1999. Manajemen Perkreditan. Penerbit BPFE

UGM,Yogyakarta.

Mujahidin, Akhmad. 2007. Ekonomi Islam. PT. RajaGrafindo Perkasa. Jakarta.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. 2008. Ekonomi Islam. PT. RajaGrafindo Perkasa. Jakarta.

(58)

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses daur air terjadi beberapa perubahan wujud air, yaitu peristiwa berubahnya air dari wujud cair menjadi gas (menguap), wujud gas menjadi

Rendahnya efisiensi total produk yang dihasilkan terhadap jam kerja yang digunakan merupakan rasio yang dominan menyebabkan produktivitas perusahaan menurun dikarenakan 2

sumber sampah untuk wilayah Kabupaten Madiun diperkirakan tidak akan berubah terutama dalam. waktu dekat, karena pola hidup masyarakat dalam mengurangi penggunaan barang

Laporan skripsi dengan judul “ Sistem Informasi Geografis Industri dan Perdagangan Meubel Kabupaten Jepara dengan Metode Cluster Fuzzy ” yang dapat dimanfaatkan

Maka kepastian dan keadilan bukanlah sekedar tuntutan moral melainkan secara faktual sebagai pencerminan darihukum, atau kepastian dan keadilan sebagai gambaran nyata

Alasan Kepala KUA Menolak Permohonan Wali Hakim dari Lusiana. adalah sebagai

Program Ipteks bagi Masyarakat yang diusulkan yaitu membekali Mitra dengan mensosialisasikan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Peraturan Daerah

Pada BPRS Artha Mas Abadi Pati untuk menarik para nasabah selain dengan produk, yaitu dengan penentuan lokasi, karena penempatan lokasi yang salah akan menjadi kendala