DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1998 Tentang Modal Penyertaan pada Koperasi 2010, Pukul 08:07:16 WIB
Anonim. Undang-undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. 07:25:22 WIB
Fajarwati, Fidha. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha pada KUD ‘TUREN’ Kabupaten Malang. Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang.
Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Liberty.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. 07:24:16 WIB
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.Yogyakarta : BPFE
Kartasapoetra, G. 2007. Koperasi Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Munawir, S. 2001, Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.
Muslimin. Reposisi Koperasi Indonesia tanggal 26 Januari 2010, Pukul 06:45 WIB
Purwanto, U. 1986. Petunjuk Praktis Tentang Cara Mendirikan dan Mengelola Koperasi di Indonesia. Semarang : Aneka Ilmu.
Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE
Septiasih, Retno. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Rembang. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Setyadharma, Andryan.2010. Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.00. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Syahyunan. 2003. Analisis Modal Kerja. Medan : Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2002. Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.
Soeprihanto, John. 1997. Manajemen Modal Kerja. Yogyakarta : BPFE.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Wasis. 1983. Pembelanjaan Perusahaan. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.
Yuliawan, Agus. InfoKUKM. 2010, Agustus. Koperasi Perlu Modal Besar Seperti PT. hlm. 4.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
(KPRI) UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)
OLEH :
JUWITA AGUSTRISNA 070503186
P
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Universitas Negeri Medan (UNIMED)”
adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah
dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan
ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas
Sumatera Utara.
Medan, 7 Maret 2011 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehaditat Allah SWT yang telah
memberikan hidayahnya dan petunjuk yang tiada hentinya sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat teriring salam tak lupa pula
peneliti hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang
telah membawa cahaya Islam ke dunia ini dan juga ilmu pengetahuan kepada
ummatnya.
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti khususnya, dan diharapkan juga bermanfaat bagi para
pembaca mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama
penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan,
bantuan dan do’a dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis
mengucapkan terma kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan,
terutama :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi dan Ibu Dra.Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program
3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far., M.M selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbingan dan memberi pengarahan kepada
peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Syahrul Rambe., M.M selaku dosen pembanding/penguji I dan
Bapak Drs. Zainal A.T Silangit., Ak selaku dosen pembanding/penguji II yang
telah banyak memberikan arahan bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi
ini.
5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Drs. Jumiadi AW., MSi, Ak dan Ibunda
Tetti Trisnawati., SE. Terima kasih atas semua kasih saying, bimbingan,
motivasi, semangat yang sangat berarti bagi penulis.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap
agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 7 Maret 2011 Peneliti,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI UNIMED. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman, modal kerja, dan volume usaha sebagai variabel independen dan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai variabel dependen.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisis kuantitatif statistik, yaitu analisis linier berganda, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis uji F, uji t, dan uji koefisien determinasi). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 18.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan modal usaha, modal kerja dan volume usaha berpengaruh signifikan terhadap SHU dengan koefisien determinan 70,5%. Namun hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa modal usaha dan modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU, sedangkan volume usaha mempunyai pengaruh signifikan terhadap SHU.
ABSTRACT
This research aims to determine the factors affecting dividends at KPRI UNIMED. The variables in this research are business capital, working capital, and business volume as the independent variables, and dividends as the dependent variable.
The research method used in this research are descriptive method and statistic quantitative analysis, i.e : multiple linear regression analysis, classical assumption test, and hypothesis test (F-test, T-test, and test of coefficient determination). The statistics test was conducted by using a computer software for windows named SPSS 18.0.
The results showed that simultaneously the business capital, the working
capital and the business volume significantly effecting dividends
on the determinant coefficient of 70.5%. But the partial test
results indicate that business capital and working capital have no significant
impact on dividends, while the business volume has significant impact
on dividends.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ...ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Perumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...6
D. Manfaat Penelitian ...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7
1. Sisa Hasil Usaha ... 7
2. Modal Usaha Koperasi ... 13
3. Modal Kerja ... 17
4. Volume Usaha ... 20
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
C. Kerangka Konseptual ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
C. Jenis dan Sumber Data ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Definisi Operasional Variabel ... 27
F. Metode Analisis Data... 28
1. Pengujian Asumsi Klasik ... 29
a. Uji Normalitas ... 29
b. Uji Heterokedastisitas ... 30
c. Uji Autokorelasi ... 30
d. Uji Multikoleniaritas ... 30
2. Pengujian Hipotesis ... 31
a. Uji-F (Uji Secara Serentak) ... 31
b. Uji-t (Uji Secara Parsial) ... 31
c. Pengujian Koefisien determinan ) ... 32
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum KPRI UNIMED ... 33
1. Sejarah Singkat KPRI UNIMED ... 33
2. Tujuan Pendirian KPRI UNIMED ... 35
3. Struktur Organisasi KPRI UNIMED ... 35
4. Kegiatan Usaha KPRI UNIMED ... 37
B. Analisis Hasil Penelitian ... 38
1. Deskriptif Variabel Penelitian ... 38
a. Sisa Hasil Usaha (Y) ... 38
b. Modal Usaha ) ... 39
c. Modal Kerja ( ) ... 40
d. Volume Usaha ( ) ... 41
a. Pengujian Normalitas ... 41
b. Pengujian Heterokedastisitas ... 44
c. Pengujian Autokorelasi ... 47
d. Pengujian Multikoleniaritas ... 49
3. Persamaan Model Regresi Linier Berganda ... 50
4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 51
a. Uji-F (Uji Secara Simultan) ... 51
b. Uji-t (Uji Secara Parsial) ... 52
c. Pengujian Koefisien determinan ) ... 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Keterbatasan Penelitian ... 58
C. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian terdahulu ... 22
Tabel 4.1 Sisa Hasil Usaha (SHU) KPRI UNIMED Tahun 2006-2010 ... 38
Tabel 4.2 Modal Usaha KPRI UNIMED Tahun 2006-2010 ... 39
Tabel 4.3 Modal Kerja KPRI UNIMED Tahun 2006-2010 ... 40
Tabel 4.4 Volume Usaha KPRI UNIMED Tahun 2006-2010 ... 41
Tabel 4.5 Uji Normalitas ... 44
Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas ... 47
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi ... 48
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas ... 50
Tabel 4.9 Uji-F ... 51
Tabel 4.10 Uji-t ... 53
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24
Gambar 3.1 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin Watson ... 30
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPRI UNIMED ... 36
Gambar 4.2 Uji Normalitas (1) ... 42
Gambar 4.3 Uji Normalitas (2) ... 43
Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor. Judul
i LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA DAN NERACA
TAHUN 2006
ii LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA DAN NERACA
TAHUN 2007
iii LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA DAN NERACA TAHUN 2008
iv LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA DAN NERACA
TAHUN 2009
v LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA DAN NERACA
TAHUN 2010
vi DATA INPUT SETELAH KONVERSI
vii HASIL UJI NORMALITAS
viii HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
ix HASIL UJI AUTOKORELASI
x HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
xi HASIL UJI F
xii HASIL UJI T
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI UNIMED. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman, modal kerja, dan volume usaha sebagai variabel independen dan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai variabel dependen.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisis kuantitatif statistik, yaitu analisis linier berganda, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis uji F, uji t, dan uji koefisien determinasi). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 18.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan modal usaha, modal kerja dan volume usaha berpengaruh signifikan terhadap SHU dengan koefisien determinan 70,5%. Namun hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa modal usaha dan modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU, sedangkan volume usaha mempunyai pengaruh signifikan terhadap SHU.
ABSTRACT
This research aims to determine the factors affecting dividends at KPRI UNIMED. The variables in this research are business capital, working capital, and business volume as the independent variables, and dividends as the dependent variable.
The research method used in this research are descriptive method and statistic quantitative analysis, i.e : multiple linear regression analysis, classical assumption test, and hypothesis test (F-test, T-test, and test of coefficient determination). The statistics test was conducted by using a computer software for windows named SPSS 18.0.
The results showed that simultaneously the business capital, the working
capital and the business volume significantly effecting dividends
on the determinant coefficient of 70.5%. But the partial test
results indicate that business capital and working capital have no significant
impact on dividends, while the business volume has significant impact
on dividends.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong
tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang perkoperasian, “koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
Dalam tata perekonomian nasional Indonesia, koperasi diharapkan dapat
menempati tempat dan posisi yang penting. Koperasi Indonesia memiliki dasar
konstitusional yang kuat, yaitu UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi,
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan”.
Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus
mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba.
Hanya saja perkoperasian Indonesia tidak mengenal istilah “laba”, karena tujuan
kegiatan koperasi tidak berorientasi pada laba (non-profit oriented) melainkan
berorientasi pada manfaat (benefit oriented). Laba dalam koperasi dikenal dengan
istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Pada setiap akhir periode operasinya, koperasi
No. 25 Pasal 45 Ayat 1, “Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan
kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”.
Pada dasarnya koperasi dikelola dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat secara keseluruhan. Sekalipun
koperasi tidak mengutamakan keuntungan, usaha-usaha yang dikelola oleh
koperasi harus memperoleh SHU yang layak sehingga koperasi dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan meningkatkan kemampuan usaha.
Untuk mewujudkan hal itu, seringkali koperasi menghadapi beberapa
kendala. Pertama, masalah yang muncul dari segi modal usaha. Pertumbuhan
modal dalam koperasi berjalan lambat. Hal ini disebabkan kurangnya partisispasi
anggota terhadap penanaman modal dalam koperasi, sehingga koperasi masih
sangat tergantung pada kredit bank meskipun biayanya mahal. Kedua, masalah
yang muncul dari segi volume usaha. Terbatasnya modal yang ada dalam koperasi
menyebabkan sulitnya mengembangkan unit-unit usaha yang diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Selain itu, pemanfaatan modal yang
kurang baik juga dapat menghambat peningkatan volume usaha dalam koperasi.
Ketiga, manajemen modal kerja yang kurang baik. Modal kerja merupakan modal
yang selalu berputar dalam koperasi dan setiap perputaran akan menghasilkan
pendapatan bagi koperasi. Sehingga apabila manajemen modal kerja tidak baik,
maka akan berdampak pada pendapatan yang akan diterima koperasi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari website resmi Kementerian Koperasi
koperasi meningkat cukup signifikan dari tahun 2006 hingga tahun 2010, yaitu
sekitar 25%. Namun masih sedikit koperasi yang mempunyai asset dan volume
perdagangan usaha yang besar. Hingga kini belum terlihat koperasi di Indonesia
yang memiliki ratusan atau bahkan ribuan pabrik yang mengolah bahan baku
pertanian dan peternakan hingga menjadi produk akhir seperti di Belanda, New
Zealand, dan Australia. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara penghasil
komoditas pertanian terbesar di dunia. Hal ini disebabkan karena kurangnya
modal yang terhimpun dalam koperasi di Indonesia. Menurut Nadratuzzaman
yang merupakan staf ahli Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), koperasi juga
harus memiliki modal yang besar, lebih produktif dan lebih efisien agar mampu
beroperasi dengan volume perdagangan yang besar seperti ketiga negara yang
telah disebutkan.
KPRI UNIMED adalah koperasi yang hanya bergerak dalam usaha simpan
pinjam, usaha kemitraan, toko dan kantin. Jika dilihat sekilas, SHU yang
diperoleh KPRI UNIMED tidak cukup besar jika hanya mengandalkan beberapa
unit usaha tersebut. Namun berdasarkan data yang diperoleh penulis, SHU yang
diperoleh KPRI UNIMED berjumlah relatif besar, sehingga pada tahun 2008
KPRI UNIMED berada pada peringkat 69 dalam 100 Besar Koperasi Indonesia
versi Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). Meskipun begitu, KPRI UNIMED
diharapkan mampu memperluas kegiatan operasionalnya dibidang usaha lainnya
seperti pertanian, peternakan, ataupun perumahan agar mampu menjadi bagian
SHU yang diperoleh KPRI UNIMED bersifat fluktuatif. Pada tahun 1995
hingga 2005 mengalami kenaikan hingga Rp. 1.056.000.000, tahun 2006
mengalami penurunan menjadi Rp. 751.000.000, dan kemudian pada tahun 2007
mengalami kenaikan kembali menjadi Rp. 965.000.000.
KPRI UNIMED memiliki trend SHU selain yang disebutkan di atas pada
tahun 2008, 2009, dan 2010 secara berturut-turut mencapai Rp. 1.105.000.000,
Rp. 1.156.000.000, dan Rp. 1.639.000.000 juga memiliki struktur modal yang
juga variatif. Disamping modal sendiri, KPRI UNIMED juga menghimpun
modalnya yang bersumber dari tabungan anggota, Simpanan Sukarela Berjasa
(SSB) dan kredit perbankan. Dugaan sementara peneliti, kenaikan SHU
disebabkan seiring adanya kenaikan sumber dana dari luar. Dari kejadian-kejadian
dan dugaan tersebut menyebabkan munculnya pertanyaan, apa sebenarnya yang
menjadi faktor-faktor penentu besarnya SHU?
Berbagai Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi SHU telah
dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian Fajarwati (2002) yang
menggunakan variabel modal usaha (X1) dan total aktiva (X2) menemukan hasil
bahwa variabel yang secara signifikan mempengaruhi SHU adalah modal usaha
(X1). Penelitian Septiasih (2009) menemukan hasil bahwa variabel modal sendiri,
modal asing, dan volume usaha secara serempak mempengaruhi SHU pada KPRI
di Kabupaten Rembang. Secara parsial, variabel volume usaha lebih dominan
mempengaruhi SHU. Penelitian Sukmalega (2009) menemukan hasil bahwa
variabel permodalan dan volume usaha berpengaruh positif dan signifikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas dan hasil
pengamatan sementara pada KPRI UNIMED, peneliti akan mengkaji apakah hasil
penelitian ini akan konsisten dengan penelitian terdahulu atau akan memperoleh
hasil yang sebaliknya, atau bahkan akan memberikan rekomendasi yang baru.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membahas masalah tersebut dengan
mengambil judul penelitian tentang ”Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Universitas Negeri Medan (UNIMED)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah modal usaha mempengaruhi SHU pada KPRI UNIMED ?
2. Apakah modal kerja mempengaruhi SHU pada KPRI UNIMED ?
3. Apakah volume usaha mempengaruhi SHU pada KPRI UNIMED ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh modal usaha terhadap SHU pada KPRI
UNIMED.
2. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap SHU pada KPRI UNIMED.
3. Untuk mengetahui pengaruh volume usaha terhadap SHU pada KPRI
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dilakukan, yaitu :
1. Bagi para pengelola koperasi sebagai bahan masukan dalam pengelolaan
keuangan agar di masa yang akan datang koperasi yang dikelolanya
mempunyai perkembangan dan manajemen keuangan yang lebih baik.
2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi
ataupun memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Sisa Hasil Usaha (SHU)
a. Pengertian Sisa Hasil Usaha
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 dan 2 “Sisa Hasil Usaha
(SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun
buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27)
menyebutkan bahwa Perhitungan Hasil Usaha (PHU) adalah perhitungan
hasil usaha yang menyajikan informasi mengenai pendapatan dan
beban-beban usaha dan beban-beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan
hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU).
Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan
laba atau rugi kotor dengan non anggota. Istilah perhitungan hasil usaha
digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata
diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat
bagi anggota.
Usaha koperasi yang utama diarahkan pada bidang usaha yang
berkaitan langsung dengan kepentingan anggota baik untuk menunjang
maka pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan dengan produktif,
efektif, dan efisien. Dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan
mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan
manfaat yang sebesar-besarnya terhadap anggota dan masyarakat pada
umumnya dengan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh SHU yang
wajar.
Sebagai suatu badan usaha, koperasi di dalam menjalankan kegiatan
usahanya tentu saja menghendaki untuk mendapatkan keuntungan atau
sisa hasil usaha yang cukup banyak. Oleh karena itu, sebaiknya SHU
tersebut tidak dibagikan habis kepada anggota melainkan disisihkan
sebagian untuk cadangan koperasi yang selanjutnya bisa dipergunakan
untuk menambah modal koperasi. Apabila modal koperasi bertambah
besar, maka dengan sendirinya lingkup usaha koperasi menjadi besar pula.
Perolehan SHU akan terlihat pada laporan keuangan yang
merupakan bagian dari laporan tahunan koperasi pada setiap akhir periode
akuntansi suatu koperasi. SHU memperlihatkan hasil yang telah dicapai
oleh suatu koperasi selama periode tertentu dalam satu tahun buku, yang
menggambarkan kinerja keuangan koperasi dan manajemen koperasi,
dalam hal ini pengurus.
Sebuah koperasi dikatakan baik atau berkembang bukan hanya
dilihat dari perolehan SHU saja, tetapi juga dilihat dari rancangan
anggaran pendapatan, biaya dan kerja (RAPBK) koperasi yang telah
realisasi yang dicapai, hal ini tergambar dalam laporan tahunan koperasi
dimaksud.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pelayanan terhadap
anggota. Koperasi yang dapat melayani anggota dengan sebaik-baiknya
dapat dikatakan berhasil. Namun sebagai badan usaha yang tidak
semata-mata mengejar besarnya SHU, koperasi juga dituntut untuk dapat sejajar
dengan badan usaha lain yang berorientasi kepada keuntungan. Untuk itu
pengurus harus bekerja keras dan mempunyai manajemen yang handal
sehingga dapat menghasilkan pelayanan maupun SHU yang layak.
Motivasi usaha koperasi adalah memberikan pelayanan kepada
anggota dan berusaha pula untuk dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Pelayanan tersebut meliputi berbagai fungsi ekonomi atas
berbagai jenis usaha yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Salah satu
sendi dasar koperasi yang mengatur keuntungan pada koperasi yaitu SHU
dibagikan tidak hanya kepada pemilik modal dan pengelola, tetapi juga
dibagikan kepada anggota yang berpartisipasi aktif dalam menghasilkan
SHU tersebut yang biasa disebut dengan jasa usaha, selain itu juga
disisihkan untuk dana sosial, dana pendidikan, dana pembangunan daerah
kerja (PEMDAKER), dan dana cadangan.
b. Pembagian Sisa Hasil Usaha
Pada dasarnya SHU yang diperoleh koperasi disetiap tahunnya
Dasar/Anggaran Rumah Tangga koperasi yang bersangkutan. Acuan dasar
untuk membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang
menyebutkan bahwa pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya kontribusi jasa usaha masing-masing anggota.
Anggaran Dasar Koperasi dari Departemen Koperasi dan UKM
republik Indonesia menjelaskan bahwa pembagian SHU yang berasal dari
usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi saja yang boleh
dibagikan kepada para anggota, sedang sisa hasil usaha yang berasal dari
usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan anggota, misalnya dari
hasil pelayanan terhadap pihak ketiga tidak boleh dibagikan kepada
anggota karena bagian ini bukan diperoleh dari jasa anggota, SHU ini
digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan tertentu lainnya.
Pembagian Sisa Hasil Usaha koperasi diatur sebagai berikut :
a. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk
anggota, dibagikan untuk :
1) Cadangan koperasi
2) Para Anggota, sebanding dengan jasa yang diberikan
masing-masing
3) Dana Pengurus
4) Dana Pegawai / karyawan
5) Dana pendidikan koperasi
6) Dana Sosial
b. Sisa Hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk
bukan anggota, dibagikan untuk :
1) Cadangan koperasi
2) Dana Pengurus
3) Dana Pegawai/karyawan
4) Dana Pendidikan Koperasi
5) Dana Sosial
6) Dana Pembangunan Daerah Kerja
SHU tidak dapat dibagi habis, karena pembagian SHU dalam
koperasi telah dibatasi oleh ketentuan yang tertuang dalam Anggaran
Dasar (AD) yang disepakati oleh anggota pada saat pertama kali pendirian
koperasi atau telah mengalami perubahan dan diberlakukan sebagai
landasan penentuan pembagian SHU. Pada umumnya rapat anggota
memutuskan SHU tahun buku yang bersangkutan tetap tinggal dalam
rekening simpanan masing-masing anggota, ditahan untuk digunakan
sebagai pemupukan modal. Inilah yang disebut dengan cadangan koperasi.
Cara penggunaan sisa hasil usaha di atas, kecuali cadangan diatur
dalam Anggaran Dasar dengan mengutamakan kepentingan koperasi yang
bersangkutan. Cadangan ini dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi
sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi sesuai dengan Keputusan
Rapat Anggota.
Penggunaan Dana Sosial diatur oleh Rapat Anggota dan dapat
sosial lainnya. Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang bersangkutan
dalam Anggaran Dasar maupun ketentuan-ketentuan lain dari koperasi.
Penggunaan Dana Pembangunan Daerah dilakukan setelah mengadakan
konsultasi dengan pihak Pemerintah Daerah setempat.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27)
menyebutkan bahwa pembagian SHU harus dilakukan pada akhir periode
pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui
sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena
jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran
dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota,
maka SHU tersebut dicatat sebagai SHU belum dibagi dan harus
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Menurut Sitio dan Tamba (2002) secara umum SHU koperasi dibagi untuk:
a. Cadangan koperasi
Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri serta untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
b. Jasa Anggota
Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus sebagai pelanggan (customer). Dengan demikian, SHU yang diberikan kepada anggotanya berdasar atas 2 (dua) kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :
a. SHU atas jasa modal, adalah SHU yang diterima oleh anggota
karena jasa atas penanaman modalnya (simpanan) didalam koperasi.
b. SHU atas jasa usaha, adalah SHU yang diterima oleh anggota
karena jasa atas transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam koperasi.
c. Dana Pengurus
Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus atas balas jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi.
Dana Pegawai adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membayar gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi.
e. Dana Pendidikan
Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membiayai pendidikan pengurus, pengelola, dan pegawai koperasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia dalam mengelola koperasi.
f. Dana Sosial
Dana sosial adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk membantu anggota dan masyarakat sekitar yang tertimpa musibah.
g. Dana Pembangunan Daerah Kerja
Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk mengembangkan daerah kerjanya.
2. Modal Usaha Koperasi
Modal sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha, sehingga
tercapai hasil yang diinginkan. Tanpa adanya modal, aktivitas usaha tidak
dapat dijalankan. Biasanya semakin luas jangkauan usaha dan semakin banyak
bidang yang ditangani, maka dibutuhkan modal yang besar pula.
Menurut Purwanto (1986), “modal dalam arti sempit adalah sejumlah dana atau sejumlah nilai uang yang dipergunakan dalam membelanjai semua keperluan usaha. Sedangkan dalam arti luas modal adalah semua peralatan yang berupa uang atau barang yang diperlukan untuk menjalankan usaha lebih lanjut.”
Koperasi akan berjalan jika memiliki modal yang memadai. Secara
umum permodalan koperasi terdiri atas modal sendiri, modal pinjaman, serta
modal penyertaan.
a. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri
(cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik
Menurut Wasis (1983) :
Ditinjau dari wujudnya modal koperasi dapat berupa modal yang berwujud dan modal yang tak berwujud. Modal yang berwujud adalah harta berwujud yang dapat dinilai dengan uang yang digunakan untuk menjalankan usaha seperti uang tunai, alat-alat produksi , mesin, gedung dan sebagainya. Sedangkan modal tak berwujud adalah harta berwujud yang tidak dapat dinilai dengan uang, missal hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan koperasi untuk memeperoleh pendapatan.
Modal sendiri dalam koperasi bersumber dari :
1) Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya
dan sama besarnya bagi setiap anggota, serta diwajibkan kepada
anggota untuk menyerahkan kepada koperasi pada waktu masuk
menjadi anggota.
2) Simpanan Wajib
Simpanan Wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya
dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu. Simpanan
wajib hanya boleh diambil kembali dengan cara yang telah ditentukan
dalam anggaran dasar, supaya modal koperasi tidak goyah
3) Dana Cadangan
Dana cadangan merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak
dibagikan kepada anggotanya yang dimaksudkan untuk memupuk
modal sendiri serta dapat untuk menutup kerugian koperasi bila
4) Hibah
Hibah merupakan transfer (pemberian) dana dari pihak lain secara
gratis yaitu tidak ada kewajiban bagi koperasi untuk membayar
kembali baik berupa pokok pemberian maupun jasa yang dapat
dikategorikan sebagai hibah pada koperasi adalah hadiah, penghargaan
dan pemberian/bantuan lainnya yang tidak disertai dengan ikatan.
b. Modal Pinjaman
Untuk mengembangkan usaha, koperasi dapat mempergunakan
modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan atau kelangsungan
usahanya. Modal pinjaman adalah sejumlah uang atau barang dengan nilai
tertentu yang diperoleh dari luar koperasi atas dasar perjanjian hutang
antara koperasi dan pihak yang bersangkutan. Pinjaman atau kredit ini
digunakan sebagai tambahan modal bagi usaha koperasi, dengan catatan
bahwa pinjaman harus dikembalikan dan atau diangsur disertai bunga.
Menurut Sitio dan Tamba (2001) Modal pinjaman bersumber dari:
a. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota
koperasi yang bersangkutan.
b. Koperasi lainnya dan atau anggotanya, yaitu pinjaman dari
koperasi lainnya dan atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antara koperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank
dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang
e. Sumber lain yang sah, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modal pinjaman dapat
berupa, Simpanan Sukarela Berjangka/Berjasa (SSB) yang berasal dari
anggota, pinjaman dari koperasi primer lainnya ataupun dari koperasi
sekunder, pinjaman bank atau lembaga keuangan non bank dan utang
wesel ataupun obligasi yang berasal dari pihak luar.
Dalam pengambilan modal pinjaman harus mempertimbangkan
faktor- faktor tertentu. Pertimbangan ini harus memikirkan dengan matang
resiko- resiko yang dapat mengurangi perolehan SHU koperasi.
c. Modal Penyertaan
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan sebagai badan usaha
perlu mengembangkan diri dan memperluas kegiatan usahanya. Oleh
karena itu, koperasi perlu memperkuat struktur permodalannya. Salah satu
cara yang dapat dilakukan koperasi untuk memperkuat struktur
permodalannya yaitu dengan cara melibatkan pihak luar untuk
menanamkan modal di dalam koperasi dalam bentuk modal penyertaan.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1998 Pasal 1
Pemodal turut menanggung resiko dan bertanggung jawab terhadap
kerugian usaha yang dibiayai modal penyertaan sebatas nilai modal
penyertaan yang ditanamkannya dalam koperasi. Apabila koperasi
memperoleh keuntungan dari usaha yang dibiayai modal penyertaan, maka
pemodal juga berhak memperoleh keuntungan tersebut.
Untuk memperkuat struktur permodalan, koperasi dapat memupuk
modal melalui modal penyertaan yang berasal dari :
a. Pemerintah;
b. anggota masyarakat;
c. badan usaha, dan badan-badan lainnya.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) UNIMED tidak
melibatkan pihak luar dalam pemupukan modalnya. Sehingga modal
penyertaan bukan merupakan sumber modal KPRI UNIMED. Sumber
modal dalam KPRI UNIMED hanya berasal dari modal sendiri dan modal
pinjaman. Oleh karena itu, modal penyertaan tidak turut disertakan dalam
penelitian ini.
3. Modal Kerja
a. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh
perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu
menurut Riyanto (1999) dikemukakan dengan adanya tiga konsep yakni :
Konsep Kuantitatif, Konsep Kualitatif dan Konsep Fungsional.
Dalam konsep kuantitatif, pengertian modal kerja adalah meliputi semua aktiva lancar. Aktiva lancar adalah aktiva yang memiliki tingkat perputaran pendek yaitu kurang dari satu tahun. Aktiva lancar tersebut berupa kas, piutang, persediaan maupun persekot biaya. Pada konsep kualitatif, pengertian modal kerja adalah meliputi aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk kegiatan operasional, yaitu setelah dikurangi dengan hutang lancar. Jadi, modal kerja merupakan kelebihan aktiva lancar atas hutang lancar. Sedangkan konsep fungsional, modal kerja merupakan modal yang benar-benar digunakan untuk menghasilkan pendapatan berjalan (current income) dalam satu periode akuntansi saja bukan untuk periode selanjutnya (future income).
b. Fungsi dan Peran Modal Kerja
Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam
operasi tergantung pada sifat aktiva lancar yang dimiliki, seperti: kas,
piutang, dan persediaan. Tetapi modal kerja harus cukup artinya harus
mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran perusahaan sehari-hari,
karena dengan modal yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan
untuk beroperasi secara efisien dan koperasi tidak mengalami kesulitan
keuangan.
Menurut Munawir (2000), modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa keuntungan bagi koperasi. Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena
turunnya nilai dari aktiva lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban tepat
pada waktunya cukup.
3. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang
cukup untuk melayani konsumen.
4. Memungkinkan bagi koperasi untuk memberikan syarat kredit
5. Menjamin dimilikinya kredit perusahaan yang semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
6. Memungkinkan bagi koperasi untuk dapat beroperasi dengan
lebih efisien karena tidak ada lagi kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan.
Namun, kelebihan modal kerja juga tidak baik bagi perusahaan.
Seperti yang dikemukakan oleh syahyunan (2003) bahwa kelebihan atas
modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat
lambatnya perputaran dana perusahaan.
c. Macam-macam Modal Kerja
Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh
perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu
berputar dalam periode tertentu.
Menurut Indriyo (2002), modal kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi:
a. Modal kerja permanen (Permanent-Working Capital), yaitu
modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik dalam satu periode akuntansi.
Modal kerja permanen terbagi menjadi dua:
1) Modal kerja primer (Primary-Working Capital) adalah
sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.
2) Modal kerja normal (Normal-Working Capital) yaitu
sejumlah modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal. Kapasitas normal mempunyai pengertian yang fleksibel menurut kondisi perusahaan.
b. Modal kerja variabel (Variable-Working Capital), yaitu modal
berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode.
Modal kerja variabel dapat dibedakan:
1) Modal kerja musiman (Seasonal-Working capital) yaitu
sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan musim.
2) Modal kerja siklis (Cyclical-Working Capital) yaitu sejumlah
modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.
3) Modal kerja darurat (Emergency-Working Capital) yaitu
modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya.
d. Komponen Modal Kerja
Menurut Soeprihanto (1997), modal kerja memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a. Uang kas atau yang ada di bank
b. Surat-surat berharga yang cepat dapat dijadikan uang kas
c. Piutang-piutang dagang
d. Persediaan barang
Dalam penelitian ini, penulis hanya membahas dua unsur dari modal
kerja yaitu kas dan piutang, karena kedua komponen tersebut merupakan
komponen pokok dalam perputaran modal kerja pada KPRI UNIMED.
4. Volume Usaha
Menurut Sitio (2001), “volume usaha adalah total nilai penjualan atau
penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang
bersangkutan”. Dengan demikian volume usaha koperasi adalah akumulasi
nilai penerimaan barang dan jasa dari awal tahun buku hingga akhir tahun
Lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada UU No. 25/1992, pasal
43 yaitu:
1. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan
anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraan. Pada hal ini,
konsep ideal koperasi seperti digambarkan sebelumnya masih seirama
dengan ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan.
2. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.
3. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala bidang
kehidupan ekonomi rakyat.
Menurut Sitio (2001) :
“Aktivitas ekonomi koperasi pada hakekatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh koperasi memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha atau kegiatan yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume usaha yang nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan laba atau sisa hasil usaha koperasi”.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Retno Septiasih (2009)
Penelitian yang dilakukan oleh Septiasih menganalisis pengaruh modal
sendiri, modal pinjaman, dan volume usaha terhadap SHU pada KPRI di
Kabupaten Rebang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel
bebas secara serempak mempengaruhi SHU. Secara parsial variabel volume
usaha lebih dominan mempengaruhi SHU.
Fidha Fajarwati melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi SHU pada KUD Turen, Malang. Variabel bebas dalam
penelitian yang dilakukan oleh Fajarwati adalah modal usaha dan total aktiva.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak modal usaha dan total
aktiva mempengaruhi SHU, dengan modal usaha sebagai bariabel yang lebih
dominan mempengaruhi SHU.
3. Dian Sukmalega (2009)
Penelitian yang dilakukan oleh Dian sukmalega menganalisis pengaruh
permodalan dan volume usaha terhadap SHU pada Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) di Kabupaten Solok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
serempak variabel permodalan dan volume usaha berpengaruh secara
signifikan terhadap SHU, dengan variabel volume usaha yang mempunyai
pengaruh dominan.
Penelitian terdahulu secara ringkas disajikan kembali secara
[image:38.595.109.510.532.751.2]komprehensif sebagai berikut :
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1. Retno Septiasih
(2009)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten
Rembang
Modal Sendiri, Modal Asing, Volume Usaha, Sisa Hasil Usaha
variabel modal sendiri, modal asing, dan volume usaha secara serempak
mempengaruhi SHU pada KPRI di Kab.Rembang.
mempengaruhi SHU.
2. Fidha Fajarwati
(2002)
Analisa
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Sisa Hasil Usaha
Pada KUD “TUREN” di Kecamatan Turen Kabupaten Malang Modal usaha, Total aktiva, dan
Sisa Hasil
Usaha
Variabel modal usaha dan total aktiva secara serempak
berpengaruh
terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) KUD “TUREN” Malang. Variabel modal lebih dominan mempengaruhi
SHU
3. Dian Sukmalega
(2009) Pengaruh Permodalan dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat. Permodalan, Volume Usaha, dan Sisa Hasil Usaha. Permodalan dan volume usaha berpengaruh signifikan terhadap SHU, dengan koefisisen determinsi 56,7% dan sisanya 43,3%.
C. Kerangka Konseptual
Tujuan suatu perusahaan atau badan usaha pada umumnya adalah untuk
memperoleh laba. Demikian halnya dengan koperasi, walaupun usaha koperasi
tidak semata-mata berorientasi pada laba namun didalam menjalankan aktivitas
usahanya koperasi harus memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan
agar posisinya tetap menguntungkan sehingga kelangsungan dapat terjaga dalam
hal ini laba berperan penting.
Sebagai badan usaha yang bergerak di bidang kegiatan ekonomi, koperasi
sangat memerlukan modal sebagai pembiayaan dari usahanya tersebut. Besar
lapangan usaha yang dijalankan koperasi tersebut. Sehingga dengan demikian
modal usaha dalam usaha koperasi merupakan salah satu alat yang ikut
menentukan maju mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal ini, sesuatu yang
bersifat ekonomis tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Komponen modal kerja, seperti kas dan piutang usaha juga dapat
mempengaruhi besar kecilnya SHU yang akan diperoleh oleh sebuah koperasi.
Besarnya jumlah kas dan piutang usaha akan berpengaruh pada tingginya SHU
yang akan diperoleh.
Aktivitas ekonomi koperasi bisa dilihat dari volume usahanya. Volume
usaha yang besar akan berdampak pada besarnya laba atau sisa hasil usaha
koperasi.
Secara sistematis kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan
[image:40.595.137.491.473.652.2]sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Modal Kerja
Volume Usaha
Sisa Hasil Usaha
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
: Tidak ada pengaruh modal usaha, modal kerja, dan modal usaha
terhadap SHU pada KPRI UNIMED
: Ada pengaruh modal usaha, modal kerja dan modal usaha terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih.
Penelitian di lakukan di KPRI Unimed, yang beralamat di Jalan Willem
Iskandar Kampus UNIMED, dan waktu penelitian dimulai pada bulan Desember
2010 hingga Maret 2010.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh komponen yang terdapat dalam KPRI Unimed.
KPRI Unimed telah mampu menyusun laporan keuangan interim setiap
bulannya dalam upaya terhadap transparansi pengurus kepada anggotanya.
Penyusunan laporan keuangan ini telah dilaksanakan sejak tahun 1990. “Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”
(Sugiyono, 2006). Salah satu teknik penentuan sampel adalah teknik purposive
layak dijadikan sampel. Penulis menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah data-data keuangan bulanan KPRI Unimed tahun 2006-2010. Sehingga
diperoleh jumlah pengamatan dalam penelitian ini (n) adalah 60.
C. Jenis dan Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan KPRI
Unimed tahun 2006 – 2010. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan dan
membutuhkan pengolahan lebih lanjut.
Contoh : hasil wawancara
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh dalam bentuk yang sudah jadi,
seperti laporan keuangan, struktur organisasi, dll.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Teknik Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung pada dokumen
dan aktivitas yang berhubungan dengan penelitian
2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara langsung kepada
beberapa pengurus dan karyawan koperasi untuk mendapatkan informasi
3. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan meneliti bahan-bahan tulisan perusahaan
dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.
E. Definisi Operasional Variabel
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU), maka terdapat empat variable yang akan
dianalisis, yaitu :
1. Variabel Dependen (Variabel Y)
Variabel dependen atau variabel terikat menurut Indriantoro dan Supomo
(2002), adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel bebas
(independen). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
Sisa Hasil Usaha (SHU).
2. Variabel Independen (Variabel X)
Variabel independen atau variabel bebas menurut Indriantoro dan Supomo
(2002), adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel
lain. Dalam penelitian ini, penulis membatasi jumlah yang mempengaruhi
variabel dependen (SHU) kedalam tiga variabel saja, yaitu : struktur modal,
volume usaha, dan modal kerja. Berikut ini merupakan penjelasan dari
masing-masing variabel independen tersebut.
a. Modal Usaha (
Seperti yang telah dipaparkan pada tinjauan pustaka bahwa koperasi
menghimpun modalnya dari tiga sumber modal yaitu : modal sendiri,
dalam KPRI unimed hanya berupa modal sendiri dan modal pinjaman,
sehingga hanya kedua komponen modal tersebut yang diteliti dalam
penelitian ini.
b. Modal kerja ( ).
Modal kerja merupakan total aktiva lancar yang terdapat dalam
perusahaan. Dalam menghitung modal kerja, penulis menggunakan konsep
kuantitatif. Seperti telah disebutkan sebelumnya, dalam konsep kuantitatif
pengertian modal kerja meliputi semua aktiva lancar atau sering juga
disebut gross working capital. Komponen aktiva lancar yang dimiliki
KPRI UNIMED adalah kas dan bank, piutang toko, piutang USP dan
piutang PKPRI Medan.
c. Volume Usaha )
Volume usaha merupakan total penerimaan suatu perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengamati volume
usaha KPRI Unimed pada tahun 2006-2010 yang berasal dari Jasa Unit
Simpan Pinjam (USP), Jasa administrasi, Jasa Pendapatan toko, Jasa dari
PKPRI,dan Jasa Giro.
F. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik, dengan menggunakan model regresi linier berganda, dengan persamaan :
Dimana :
Y = Sisa Hasil Usaha (SHU)
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
= Modal usaha
= Modal kerja
= volume usaha
e = Tingkat kesalahan pengganggu
Sebuah model regresi yang baik dalam melakukan penelitian adalah model
dengan dengan kesalahan peramalan (error) yang seminimal mungkin. Oleh sebab
itu, sebuah model sebelum digunakan harus melewati pengujian yang sering
disebut dengan pengujian asumsi klasik.
Jika model regresi sudah melewati pengujian asumsi klasik, maka
persamaan regresi tersebut bisa digunakan untuk pengujian hipotesis.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Pengujian Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi
variabel pengganggu (residu) berdistribusi normal. Cara yang dapat digunakan
untuk melihat kenormalan nilai residu adalah dengan analisis grafik dan uji
statistik. Uji statistik yang biasa digunakan pada pengujan normalitas adalah
b. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan
yang lain. Jika residu yang ada mempunyai varians yang konstan maka disebut
homoskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
adalah dengan melakukan uji Glejser atau dengan melihat sebaran titik-titik
(dots) pada scatterplot.
c. Pengujian Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu
(time series). Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dalam penelitian ini
maka digunakan uji Durbin Watson (DW) dengan melihat koefisien korelasi
DW test. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin
[image:47.595.123.510.513.620.2]Watson dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.1
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan uji DurbinWatson Sumber : Andryan Setyadharma (2010)
d. Pengujian Multikoleniaritas
Pengujian multikoleniaritas dilakukan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Cara mendeteksinya Zone of
inde-sicion
adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Pada umumnya
jika VIF lebih besar dari 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan
multikoleniaritas dengan variabel bebas lainnya.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji F (Uji Secara Simultan)
Pengujian Hipotesis Distribusi F pada model regresi berganda
dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat.
Rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut :
: b = 0; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
= minimal satu dari b ≠ 0; artinya terdapat pengaruh yang signifikan
secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pada penelitian ini nilai F hitung akan dibandingkan dengan Ftabel
pada tingkat signifikan (α) = 5 %. Kriteria penilaian hipotesis pada uji- F
ini adalah:
Terima bila Fhitung ≤ Ftabel
Terima bila Fhitung ≥ Ftabel
b. Uji T (Uji Secara Parsial)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara
individual.
Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
: bi = 0; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
: bi ≠ 0; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas
secara parsial terhadap variabel terikat.
Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan tabel
pada tingkat singnifikan (α) = 2,5 %. Kriteria pengambilan keputusan pada
uji-t adalah:
diterima bila t hitung < t tabel
diterima bila t hitung > t tabel
c. Pengujian Koefisien Determinan ( )
Pengujian determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan
dengan melihat nilai koefisien determinan. Koefisien determinan ( )
merupakan besaran non negatif dan besarnya koefisien determinasi adalah
(0 . Jika koefisien determinan bernilai 0, maka tidak ada
hubungan antara variabel bebas dengan variable terikat. Sebaliknya jika
koefisien determinan bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum KPRI-Unimed 1. Sejarah Singkat KPRI-Unimed
Pendirian KPRI Unimed dimulai pada tahun 1968, yang diawali dengan
didirikannya unit pembagian beras pegawai negeri IKIP Medan. Ditempat
tersebut awalnya hanya menyediakan jasa penempatan beras yang akan
dibagikan kepada seluruh pegawai yang bekerja di IKIP Negeri Medan.
Namun ada sebagaian dari pegawai unit pembagian beras pegawai
negeri IKIP Medan turut menyediakan barang-barang kebutuhan lainnya,
seperti tepung, gula, dan barang lainnya. Hal ini berakibat banyaknya pegawai
IKIP Medan yang ikut memasukkan barang-barang kebutuhan lainnya,
sehingga secara tidak langsung merubah unit pembagian beras menjadi pasar,
dimana terjadi transaksi jual beli.
Melihat adanya perubahan fungsi unit pembagian beras menjadi pasar,
maka pada tahun 1973 didirikanlah wadah resmi yang menyediakan
kebutuhan para pegawai negeri IKIP Medan, yaitu Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) IKIP Medan, yang berkedudukan di Jl. Merbau No. 38 A Kecamatan
Medan Barat. KPN-IKIP Medan ini hanya beranggotakan seluruh anggota
yang bekerja pada IKIP Medan.
Pada tahun pertama berdirinya, KPN-IKIP Unimed hanya melakukan
transaksi dengan masyarakat umum. Seiring dengan berkembangnya
kebutuhan para anggota koperasi, dan ruang lingkup kegiatannya, maka
KPN-IKIP Medan membentuk unit usaha baru yang bertujuan untuk menampung
segala perkembangan yang terjadi. Unit usaha tersebut adalah unit usaha
simpan pinjam, yaitu uni yang menangani masalah simpan pinjam para
anggotanya.
Pada tahun 1993, kampus IKIP Medan pindah lokasi ke Jl. Willem
Iskandar V Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung. Maka secara
otomatis lokasi KPN-IKIP Medan juga pindah ke lokasi tersebut. Untuk
mengembangkan kegiatan usahanya, KPN-IKIP Medan memberikan
kesempatan kepada pihak luar untuk menitipkan barang pada KPN-IKIP
Medan. Selain itu, masyarakat umum juga dapat melakukan transaksi pada
KPN-IKIP Medan.
Pada tahun 2000, sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan, IKIP
Medan berubah nama menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED), maka
KPN-IKIP Medan berubah nama menjadi KPN-UNIMED.
Dengan pertimbangan bahwa Koperasi Pegawai Negeri (KPN) hanya
beranggotakan para pegawai negeri yang masih aktif tanpa mengikutsertakan
para pensiunannya, maka nama KPN dirubah menjadi KPRI (Koperasi
Pegawai Repuplik Indonesia). Perubahan nama itu terjadi pada tahun 2005
namun baru disyahkan dalam rapat anggota tahunan XXXVII yakni tahun
Jumlah anggota KPRI-UNIMED sampai dengan 31 Desember 2010
adalah 1.415 orang, dengan besar jumlah simpanan pokok adalah Rp. 1000 per
anggota, dan simpanan wajib sebesar Rp. 50.000 peranggota perbulannya.
2. Tujuan Pendirian KPRI-Unimed
Berdasarkan akte perubahan Angaran Dasar KPRI-Unimed Tahun 1997,
KPRI-Unimed bertujuan untuk :
1) Mengembangkan ideologi kehidupan perkoperasian.
2) Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya dalam rangka menggalang terlaksananya masyarakat yang adil
dan makmur berdasarkan Pancasila.
3) Ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
4) Menggiatkan kesadaran anggota untuk menyimpan pada koperasi secara
teratur.
5) Meningkatkan pengetahuan anggota melalui penyuluhan, latihan dan
pendidikan tentang perkoperasian maupun mengenai keterampilan lainnya.
3. Struktur Organisasi KPRI-Unimed
Struktur Organisasi KPRI UNIMED dapat dilihat pada gambar dibawah
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KPRI UNIMED Sumber : KPRI UNIMED
Pembina/ Penasehat :
1) Prof. DR. Syawal Gultom., SPd
2) Drs. Chairul Azmi., MPd
3) Prof. Drs. Manihar Situmorang., MSc., PhD
Badan Pengawas
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT)
PEMBINA/ PENASEHAT
PENGURUS Pengurus Harian : 1). Ketua–I
2). Sekretaris-I 3). Bendahara
P Pl
BADAN PENGAWAS
KARYAWAN
UNIT SIMPAN PINJAM (USP)
KEMITRAAN TOKO dan
KANTIN
[image:53.595.130.520.112.558.2]Ketua/ Anggota : Drs. Evendi Ritonga., MPd
Sekretaris/ Anggota : Drs. La Hanu, MSi
Anggota : Syamsul Gultom,. SKM., M.Kes
Pengurus Harian
Ketua-I : Drs. Jumiadi AW., Ak., M.Si
Sekretaris-I : Drs. Humisar Sihombing., MS
Bendahara : O.K. Sofyan Hidayat., SE., M.Si., Ak.
Pengurus Pleno
Ketua-II : Drs. Eliamasa Ginting., M.Hum
Sekretaris-II : Dra. Novida
4. Kegiatan Usaha KPRI-Unimed
Tujuan utama KPRI-Unimed adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Untuk dapat meningkatkan produktivitas KPRI-Unimed telah
melakukan usaha dibeberapa bidang, yaitu :
1) Unit Simpan Pinjam (USP)
2) Pertokoan
3) Kemitraan
4) Property
Unit simpan pinjam (USP) merupakan unit usaha utama pada KPRI
UNIMED. Selain USP KPRI UNIMED juga memiliki satu unit toko yang
menjual berbagai barang. Semua barang tersebut merupakan barang
Usaha kemitraan merupakan unit usaha yang menyediakan fasilitas bagi
para anggota untuk membeli berbagai barang yang diinginkan secara kredit.
Setiap bulannya, KPRI UNIMED menerima pembayaran pokok dan jasa dari
pembelian kredit tersebut. Pada bulan Juli 2010, KPRI UNIMED mulai
mengembangkan kegiatan usahanya dibidang pengadaan lahan dan property.
B. Analisis Hasil Penelitian
Atas kesepakatan antara peneliti dengan pengurus KPRI UNIMED dalam
hal penyajian data keuangan karena menyangkut kerahasiaan perusahaan maka
data-data yang tersaji pada tabel dalam uraian deskripsi berikut disajikan dalam
angka konversi. Namun, dalam proses penentuan model regresi dan analisis
statistik yang dilakukan terhadap data tersebut tetap menggunakan data angka
yang sebenarnya.
[image:55.595.113.525.530.748.2]1. Deskriptif Variabel Penelitian a. Sisa Hasil Usaha (Y)
Tabel 4.1
Sisa Hasil Usaha (SHU) KPRI UNIMED Tahun 2006-2010 2006
(Rp.)
2007 (Rp.)
2008 (Rp.)
2009 (Rp.)
2010 (Rp.) Januari 3,103,056 5,217,791 4,406,905 6,258,759 3,794,894
Februari 6,849,093 3,122,003 5,577,697 62,489 9,287,585
Maret 3,278,547 702,632 347,107 6,621,117 1,276,865
April 7,593,477 4,892,574 5,306,450 11,279,659 5,845,015
Mei 2,002,434 5,521,592 9,725,986 6,745,598 9,192,029
Juni 3,042,537 5,574,422 5,718,259 5,224,254 5,457,018
Juli 4,807,584 5,743,787 6,601,559 7,052,431 32,771,142
Agustus 4,904,094 6,191,045 6,967,706 7,383,776 4,484,094
September 4,920,308 5,205,747 7,575,929 5,253,073 6,800,408
November 5,347,501 5,769,229 8,061,125 7,765,587 11,907,808
Desember 9,473,248 8,896,524 4,256,881 7,487,697 9,267,741
Total 60,285,193 63,665,421 70,741,477 77,128,597 109,329,949
Sumber : Data Keuangan KPRI UNIMED
Dari tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa dari tahun 2006 – 2010 total SHU
pada KPRI UNIMED cenderung meningkat. Pada tahun 2010 SHU KPRI
UNIMED meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
[image:56.595.115.562.392.735.2]b. Modal Usaha ( )
Tabel 4.2
Modal Usaha KPRI UNIMED Tahun 2006-2010 2006
(Rp.)
2007 (Rp.)
2008 (Rp.)
2009 (Rp.)
2010 (Rp.) Januari 716,862,868 797,278,080 871,632,882 1,026,518,002 1,249,495,931
Februari 713,084,103 800,138,419 870,094,727 1,058,463,925 1,246,582,149
Maret 708,424,332 808,883,166 870,312,968 1,081,554,218 1,254,278,952
April 759,002,245 834,550,391 896,519,020 1,122,837,808 1,302,888,712
Mei 771,596,426 889,104,148 898,052,009 1,172,443,846 1,603,013,716
Juni 776,827,586 882,814,342 911,760,603 1,188,900,613 1,420,144,448
Juli 770,867,339 756,150,219 940,800,275 1,208,126,105 1,581,338,093
Agustus 768,097,905 753,032,683 977,063,859 1,227,243,486 1,636,676,622
September 772,124,187 749,775,681 999,565,526 1,228,501,789 1,642,968,532
Oktober 780,796,897 883,484,106 999,349,580 1,233,021,410 1,611,379,845
Desember 730,116,299 727,813,231 1,016,836,327 1,248,479,775 1,622,378,716
Mean 751,911,757 802,292,353 937,488,364 1,169,392,524 1,483,968,006
Sumber : Data Keuangan KPRI UNIMED
Dari tabel 4.2 terlihat bahwa modal yang mampu dihimpun KPRI
UNIMED juga cenderung mengalami peningkatan, dengan rata-rata modal usaha
tertinggi yang mampu dihimpun KPRI UNIMED pada tahun 2010. Komposisi
modal usaha yang terdapat dalam KPRI UNIMED adalah : 28,8% bersumber dari
modal sendiri dan 71,2% bersumber dari modal pinjaman.
[image:57.595.100.555.432.720.2]c. Modal Kerja ( )
Tabel 4.3
Modal Kerja KPRI UNIMED Tahun 2006-2010 2006
(Rp.)
2007 (Rp.)
2008 (Rp.)
2009 (Rp.)
2010 (Rp.) Januari 764,700,107 829,714,463 900,262,888 1,077,585,530 1,302,490,386
Februari 1,167,339,962 837,753,011 914,741,294 1,100,128,581 1,308,697,265
Maret 762,825,986 838,705,961 906,873,851 1,105,787,687 1,306,553,246
April 750,852,737 832,731,292 892,188,446 1,150,518,059 1,308,368,380
Mei 767,171,719 892,553,345 900,429,428 1,298,390,980 1,611,891,367
Juni 772,703,511 891,524,094 921,151,746 1,197,690,452 1,426,731,235
Juli 1,166,135,645 898,953,741 963,469,219 1,223,028,052 1,669,595,937
Agustus 762,575,869 901,425,784 1,000,366,173 1,249,806,759 1,690,654,142
September 772,446,904 902,815,104 1,028,023,755 1,256,221,355 1,688,314,220
Oktober 814,401,183 904,200,621 1,035,281,718 1,266,749,860 1,302,490,386
November 827,014,533 903,974,209 1,042,685,662 1,278,621,205 1,689,021,550
Desember 818,292,759 909,687,410 1,062,156,429 1,298,390,980 1,675,901,255
Mean 845,538,410 878,669,920 963,969,217 1,208,576,625 1,498,392,447
Terlihat dari tabel 4.3 diatas bahwa modal kerja yang terdapat dalam KPRI
UNIMED mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan modal kerja tertinggi
pada tahun 2010. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa komponen
modal kerja yang diteliti dalam penelitian ini adalah kas dan piutang. Komposisi
modal kerja yang terdapat dalam KPRI UNIMED dari tahun 2006-2010 adalah :
0,32% merupakan kas, 1,15% merupakan kas yang terdapat di bank, 84,55%
merupakan piutang USP, dan sisanya sebesar 13,98% merupakan piutang usaha
(toko dan kemitraan).
[image:58.595.110.530.387.743.2]d. Volume Usaha )
Tabel 4.4
Volume Usaha KPRI UNIMED Tahun 2006-2010 2006
(Rp.)
2007 (Rp.)
2008 (Rp.)
2009 (Rp.)
2010 (Rp.) Januari 14,569,332 16,556,100 17,753,861 18,426,357 22,683,153
Februari 18,229,584 16,027,808 17,302,683 19,179,042 22,608,574
Maret 15,190,016 16,849,039 17,097,230 19,000,771 24,006,603
April 14,888,841 16,464,622 17,024,608 24,584,812 23,366,243
Mei 15,196,987 17,123,629 19,634,004 20,319,338 24,718,369
Juni 15,488,578 17,544,164 16,995,426 20,627,682 52,860,668
Juli 17,147,877 17,529,010 16,669,402 21,002,920 196,503,044
Agustus 15,656,796 17,884,338 17,740,262 21,536,925 32,836,651
September 15,673,010 17,007,960 18,667,570 20,999,066 29,481,717
Oktober 15,781,016 18,423,562 17,761,923 22,034,802 31,398,707
Desember 29,843,130 33,403,455 33,710,410 46,429,636 35,024,807
Total