commit to user
SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI
DI KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2009
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: SRI WINDARTI
NIM. F1106047
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI
DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009
Surakarta, 28 Juni 2010 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing
(Drs.Wahyu Agung Setyo,M.Si)
commit to user HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Surakarta, Agustus 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Dra. Nunung Sri Mulyani sebagai Ketua Penguji (……… ) NIP. 195808051986012001
2. Drs. Wahyu Agung Setyo,M.Si sebagai Pembimbing (…………....) NIP. 196505221992031002
commit to user HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan kepada:
Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan kekuatan
untuk menyelesaikan amanah ini
Karya sederhana ini aku hadiahkan kepada : 1. Orang Tuaku Terutama Ibuku
2. Mbah kakung dan Mbah Putri 3. Tunang
commit to user HALAMAN MOTTO
”Barang siapa mengurangi satu kesulitan saudaranya sewaktu di dunia, maka Allah akan
mengurangi kesulitan-kesulitannya pada hari qiyamat kelak ”.
(Al-Hadits)
”Jika sebuah tali itu sudah sangat mengencang, itu tandanya akan putus. Jika malam sudah gelap gulita, tandanya bahwa kegelapan akan segera lenyap. Jika sebuah masalah
itu sudah sangat menghimpit, itu tandanya akan ada jalan keluar. Dan sesungguhnya satu
kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan. Ini semua adalah hukum
Allah”
( A’idh Al-Qorni)
” Boleh jadi suatu perkara itu tampak buruk bagimu, tapi pada akhirnya ia membuatmu senang. Ibarat awan yang pada mulanya petir dan kilat, namun berikutnya adalah hujan
yang membawa kesejukan”
(A’idh Al-Qorni)
”Kebahagiaan itu terdapat pada pengorbanan, menahan keinginan pribadi, pencurahan segala upaya, dan mencegah semua bahaya, serta jauh dari sifat egoisme dan balas dendam”
(A’idh Al-Qorni
commit to user
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasi Usaha (SHU) Pda KPRI di Kabupaten
Wonogiri”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis hadapi. Namun
berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam
penulis manghaturkan terima kasih kepada :
1. Drs.Wahyu Agung Setyo,M.Si selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Bambang Sutopo. M.Com, Ak , selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dwi Prasetyani, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta staff dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan
pelayanan kepada penulis.
6. Keluargaku yang senantiasa selalu mendoakan, memberi dorongan dan bimbingan
commit to user
8. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2006 Non Reguler dan semua sahabatku
terimakasih atas segala bantuan dan dukungannya.
9. Teman-teman kost Cinta Damai kalian adalah keluarga keduaku.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun
tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Agustus 2010
commit to user
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAKSI... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah... 9
C. Tujuan Penelitian... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 11
1. Pengertian Koperasi ... 11
2. Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia ... 12
3. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia... 15
4. Dimensi Partisipasi ... 17
commit to user
7. Daya Saing Koperasi... 24
8. Koperasi Pegawai Negeri ... 25
9. Keanggotaan Koperasi. ... 26
10. Pengurus koperasi dan Tanggung jawabnya... 31
11. Hubungan Antara Partisipasi Anggota dengan Keberhasilan Usaha... 36
12. Sisa Hasil Usaha... 38
B. Penelitian Terdahulu ... 40
C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 41
1. Kerangka Pemikiran... 41
2. Hipotesis Penelitian ... 44
BAB III : METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 46
B. Jenis dan Sumber Data ... 46
C. Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel ... 46
D. Metode Pengumpulan Data ... 47
E. Definisi Operasional Variabel ... 48
F. Metode Analisis Data ... 51
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian ... 59
B. Analisis Deskriptif... 74
C. Deskriptif Variabel Penelitian... 76
D. Hasil Analisis Data... 81
commit to user BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 91 B. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA
commit to user
GAMBAR Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran……….. 44 3.1 Daerah Kritis Uji t………. 55
commit to user
TABEL Halaman
4.1 Pembagian Wilayah Adminitrasi Kab. Wonogiri
Tahun 2008... 63
4.2 Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasi Regrestasi diperinci Per Kec. Akhir Tahun 2004-2008………65
4.3 Luas Panen Rata-Rata Produksi dan Produksi Bahan Makanan diperinci Per Kec. Di Kab.Wonogiri Tahun 2008...69
4.4 Jumlah Koperasi di Kab. Wonogiri………75
4.5 Jumlah SHU KPN di Kab. Wonogiri……….76
4.6 Jumlah Modal Sendiri KPN di Kab. Wonogiri……….77
4.7 Jumlah Modal Pinjaman KPN di Kab. Wonogiri ………78
4.8 Jumlah Partisipasi Usaha Anggota KPN Di Kab. Wonogiri……….………..79
4.9 Jumlah Anggota KPN di Kab. Wonogiri……….80
4.10 Jumlah Pengurus KPN di Kab. Wonogiri……….………81
4.11 Hasil Regresi Linear Berganda……….……….82
4.12 Hasil Uji t……….………...84
4.13 Hasil Uji Multikoliearitas……….………86
4.14 Hasil Uji Heteroskesidas………..87
commit to user
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU)PADA KPRI
DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009
Sri Windarti (NIM. F1106047)
Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui apakah variabel-variabel variabel-variabel jumlah modal sendiri, jumlah modal pinjaman, jumlah partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah pengurus koperasi terhadap besarnya jumlah Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri. Sehubungan dengan tujuan tersebut diajukan lima hipotesis, pertama diduga jumlah modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, kedua diduga jumlah modal pinjaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, ketiga diduga jumlah partisipasi usaha anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, keempat diduga jumlah anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, kelima jumlah pengurus koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data berupa data sekunder yang di dapat dari Pusat Koperasi Pegawai Negeri. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 Koperasi Pegawai Negeri dengan teknik simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana. Metode pengujian statistik antara lain uji t, uji f, dan uji R2 serta uji ekonometrika (multikolinearitas, heteroskedatisitas, autokorelasi). Peneliti menggunakan signifikan pada tingkat 5%.
Kesimpulan penelitian ini adalah variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, dan jumlah pengurus koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU pada Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri. Dan variabel jumlah anggota tidak berpengaruh positif terhadap besarnya SHU pada Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri
Saran peneliti berdasarkan penelitian adalah: Jumlah modal sendiri, jumlah modal pinjaman, jumlah partisipasi usaha anggota , jumlah pengurus koperasi berpengaruh signifikan terhadap SHU, oleh karena itu bagi koperasi diharapkan mampu meningkatkan Summber Daya Manusianya terutama dalam pengelolaan koperasi dengan meningkatkan variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota , pengurus koperasi agar SHU meningkat. Dan jumlah anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU. Koperasi diharapkan untuk selalu meningkatkan penndapatan sehingga biaya operasional meningkatkan dan keuntungan meningkat.
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh dikalangan masyarakat sebagai pendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Koperasi ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangkaian mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Koperasi sekaligus juga sebagai soko guru perekonomian di Indonesia.
Menurut UU No 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azaz kekeluargaan. Sedangkan prinsip-prinsip koperasi menurut UU No 25 Tahun 1992 adalah
keanggotaan bersifat sukarela, pengelolaan dilakuakan secara demokratis, pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas pada
modal, kemandirian.
Koperasi sebagai badan usaha mempunyai karekter tersendiri,
karakter khusus yang dimiliki koperasi inilah yang membedakan koperasi dengan bentuk badan usaha lain. Dalam kegiatan usahanya koperasi tidak hanya berorientasi dalam mencari keuntungan saja melainkan berorientasi
commit to user
anggota khususnya, dan mensejahterakan masyarakat pada umumnya. Tetapi dalam usaha-usahanya koperasi harus tetap memperoleh hasil yang
layak. Sehingga pada akhir periode usahanya diharapkan dan ditargetkan menghasilakan sisa hasil usaha.
Keuntungan dalam koperasi disebut dengan sisa hasil usaha. Menurut UU No 25 Tahun 1992 Pasal 45 ayat 1 bahwa sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana
cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan koperasi dan keperluan koperasi, sesuai dengan
keputusan rapat anggota.
Rapat anggota memiliki kedudukan tertinggi dalam koperasi.
Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama. Partisipasi aktif dalam rapat anggota sangat diperlukan dengan cara hadir dalam RAT, berpartisipasi dalam pemilihan penggurus sehingga dapat terpilih pengurus
yang tepat.
Pembangunan koperasi di Indonesia sebagai wadah ekonomi rakyat
diharapkan dapat turut serta dalam mengurai berbagai ketimpangan ekonomi, melaksanakan pemerataan untuk mencapai pertumbuhan yang menyeluruh, menghapus ketergantungan ekonomi kelompok miskin dan
commit to user
melaksanakanya dengan meminimalisir pola hubungan atas bawah dalam struktur organisasinya.
Anggota koperasi dapat mandiri dan lebih berkembang secara individu maupun secara bersama-sama sehubungan dengan aktifnya
partisipasi menyeluruh dari anggotanya. Keadaan ini mengembangkan kopersi menjadi badan usaha yang mandiri, tangguh dan efisien sehingga mampu menghadapi berbagi problem ekonomi. Sumbangan koperasi
harus ditingkatkan agar pemerataan pendapatan dan pengetasan kemiskinan dapat terwujud.
Pemerataan yang diharapkan bukanlah suatu jenis pemerataan yang hanya mengambil dari satu golongan untuk kemudian didistribusikan kepada golongan masyarakat yang lainnya. Namun lebih pada peningkatan
produktifitas dan episien, pemeratan informasi skala ekonomi yang dapat tercipta apabila seseorangmenjadi anggota koperasi (M. Amin Aziz,
1987:76). Dimana selain menjadi pengguna jasa otomatis menjadi pemilik koperasi.
Koperasi memerlukan peran aktif pada anggotanya dalam segala
kegiatan koperasi untuk dapat berkembang atas kekuatan sendiri. Peran aktif tersebut tercipta apabila terdapat perasaan memiliki sehingga secara
commit to user
Salah satu bentuk peran serta anggota di dalam koperasi yaitu dalam hal penanaman modal di koperasi. Karena sebagai badan usaha
memerlukan modal. Besar kecilnya lapangan usaha koperasi juga memerlukan sejumlah modal harus dihimpun baik dari anggota maupun
sumber lain. Faktor modal dalam usaha koperasi adalah salah satu saran yang turut menentukan majunya koperasi modal adalah suatu sarana yang berguna untuk produksi lebih lanjut. Modal diperoleh dari anngota, bukan
anggota, pemerintah, badan usaha, koperasi lain, dan bank. Modal dari anggota sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela, dan modal yang terbentuk dari cadangan berbagai kegiatan yang dilakukan koperasi dalam usaha pencarian dana.
Jenis koperasi yang ditentukan berdasarkan kesamaan kegiatan dan
kepentingan ekonomi anggotanya. Untuk memisah-misahkan koperasi serba heterogen satu sama lainnya, bias digunakan berbagai kriteria seperti
lapangan usaha, tempat tinggal para anggota, golongan, fungsi ekonomi maupun propesi para anggotanya. Khusus dalan hal profesi, (Revrisond Baswir, 1997:103) mengartikannya sebagai suatu jenis pekerjaan yang
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian atau kecakapan tertentu dan juga berdasarkan kode ektik tertentu. Maka berdasarkan
commit to user
Koperasi-koperasi yang dibentuk oleh golongan-golongan fungsional sebagai pegawai negeri yang dikenal dengan nama koperasi
pegawai negeri (KPN) yang terdapat di Indonesia. Para anggota KPN adalah golongan masyarakat yang mempunyai pendapatan tetap dan relatif
sedang atau rendah sehingga perjuangan KPN diarahkan untuk minimal dapat mempertahankan tingkat kehidupan anggotanya sebagai suatu landasan pangkal tolak untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan secara
maksimal dapat memperbaiki kualitas hidup anggota-anggotanya (Sumitro Joyohadikusumo dan Sri Edi Swasono, 1985:286)
Besarnya SHU yang diperoleh koperasi setiap tahunnya juga sebagai pertanda bahwa koperasi telah dikelola dengan baik dan professional. Pengelolaan yang profesional memerlukan sistem
pertanggung jawaban yang baik dari anggota, pengurus bahkan manajer. Semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat pada umumya.
SHU sangat tergantung dari besarnya modal yang berhasil dihimpun oleh koperasi untuk menjalankan usahanya. Modal koperasi
terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan
commit to user
Dengan partisipasi yang aktif akan berdampak dalam perkembangan koperasi yang positif. Partisipasi anggota meliputi
berbagai bidang, yaitu partisipasi dalam aktifitas koperasi, modal dan dalam penggunaan jasa usaha koperasi. Bidang aktifitas koperasi,
anggota berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pengambilan keputusan yang diselenggarakan melalui rapat-rapat anggota maupun di luar rapat anggota. Bidang modal koperasi, anggota koperasi aktif turut
serta menanggung beban modal koperasi, hal itu bisa dilakukan dengan membayar simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.
Bidang jasa usaha koperasi, anggota sebagai pengguna dari setiap kegiatan usaha koperasi, di sini anggota koperasi sebagai konsumen bahkan pelanggan dari kegiatan usaha koperasi. Dalam berpartisipasi
terhadap koperasi dalam bidang jasa koperasi dengan cara anggota sering menggunakn berbagai jasa atau unit usaha yang disediakan oleh koperasi.
Perolahan sisa hasil usaha setiap tahun bagi koperasi menjadi sangat penting, karena sebagian dari SHU tersebut disisihkan sebagai cadangan yang akan memperkuat koperasi itu sendiri. Partisipasi yang
aktif dari semua anggota koperasi terhadap semua kegiatan koperasi diharapkan dapat memperoleh sisa hasil usaha yang dari tahun ke tahun
terus meningkat. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi merupakan salah satu daya tarik bagi seseorang untuk menjadi anggota koperasi tersebut dan akan mendorong anggota yang berpartisipasi pasif menjadi
commit to user
akan mendapatkan jasa yang lebih dari pembagian S i s a H a s i l Usaha (SHU) koperai tersebut.
KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para pegawai negeri Republik Indonesia dalam suatu
daerah kerja. Partisipasi anggota diharapkan dapat perpengaruh dengan perolehan sisa hasil usaha. Sebagian besar KPRI dalam mengelola usahanya lebih mengutamakan menggunakan modal sendiri daripada modal
pinjaman. Hal ini dikarenakan KPRI belum memperhatikan struktur modal yang sesuai, sedangkan struktur modal yang efektif memungkinkan
adanya kemudahan dalam pengumpulan modal tambahan bila diperlukan. Mengingat semakin pesat persaingan dalam pasar global, yang pada akhirnya menuntut koperasi untuk ikut ambil bagian didalamya. Oleh
karena itu bukan tidak mungkin lambat laun kebutuhan para anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya semakin meningkat. Untuk
mengantisipasi hal tersebut koperasi perlu memperbesar volume usaha yang pastinya akan membutuhkan tambahan modal cukup besar. Dan kebutuhan akan tambahan modal tersebut dapat dipenuhi dengan
pinjaman dari pihak luar.
Pengumpulan modal yang berhasil dilakukan koperasi , baik
modal sendiri maupun modal pinjaman secara bersama-sama akan digunakan untuk menggerakan kegiatan usaha. Kedua sumber modal tersebut mendukung keberhasilan usaha koperasi dengan posisinya
commit to user
Apabila KPRI menggunakan modal pinjaman lebih besar dalam menjalankan usahanya, maka akan sangat merugikan. Sebab beban
bunga yang lebih besar dari keuntungan yang diperoleh akan memperkecil SHU, sehingga pada akhirnya akan berdampak buruk pada kesehatan
keuangan koperasi. Maka dari itu KPRI harus benar-benar memperhatikan struktur finansial dan struktur modal yang tepat dalam
Kegiatan usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
meliputi usaha simpan pinjam dan pertokoan. Koperasi akan selalu berusaha untuk mensejahterakan anggotanya, salah satunya melalui
pembagian SHU pada anggotanya. Salah satu cara untuk mensukseskan koperasi perlu adanya peran serta anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Maka penelitian dilakukan di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kabupaten Wonogiri. Hal yang mendasari peneliti
melakukan penelitian di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kabupaten Wonogiri yang relatif termasuk kota kecil perlu adanya peran serta masyarakat terpelajar untuk mengembangkannya
khususnya dalam bidang koperasi. Pada Pusat Koperasi Pegawai republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Wonogiri keanggotakan sebanyak 90 KPRI
commit to user
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka judul penelitian ini ialah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI DI
KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009.”
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap besarnya Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
2. Bagaimana pengaruh modal pinjaman terhadap besarnya Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
3. Bagaimana pengaruh partisipasi usaha anggota terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
4. Bagaimana pengaruh jumlah anggota terhadap besarnya Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
5. Bagaimana pengaruh jumlah pengurus terhadap besarnya Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri terhadap besarnya Sisa
commit to user
2. Untuk mengetahui pengaruh modal pinjaman terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
3. Untuk memgetahui pengaruh partisipasi usaha anggota terhadap
besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. 4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
5. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pengurus terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
D. MANFAAT PENELITIAN a) Manfaat Teoritis
1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan
manfaat dalam pengembangan koperasi terutama masalah SHU. 2. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan bagi penulis 3. Untuk membuktikan pentingnya dalam perolehan SHU pada KPRI
b) Manfaat Praktis
1. Diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan
bagi KPRI di Kabupaten Wonogiri untuk meningkatkan perolehan
Sisa Hasil Usaha (SHU).
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi koperasi dalam menyusun strategi
commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa latin coopere atau dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja atau
berusaha (to operate) (Suwandi, 1982:10). Pengertian koperasi dilihat dari sudut pandang menurut beberapa tokoh, diantaranya (Firdaus, 2002:39) : a. Margono Djojohadikoesoemo
Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja bersama untuk memajukan
ekonominya. b. Soeriaatmadja
Koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang halauan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi
kebutuhan bersama yang bersifat kebendaaan atas tanggungan bersama.
c. Marvin A. Schaars
Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan
commit to user
d. Undang-undang No.12 Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok
Perkoperasian (Panji, 1998:4)
Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi
yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
e. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian (Atmaji,
2007:6)
Koperasi Indonesia adalah suatu badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan segala kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas bisa ditarik suatu kesimpulan, koperasi sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat,
beranggotakan orang-perorangan atau badan-badan hukum koperasi yang mempunyai landasan serta menggunakan asas kekeluargaan.
2. Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia
Tujuan koperasi dapat dilihat dalam Bab II pasal 3 Undang-undang No. 25 tahun 1992. Menurut pasal tersebut, koperasi Indonesia bertujuan
sebagai berikut :
“Koperasi Indonesia bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
commit to user
yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.”
Dari pernyataan tersebut, menurut Baswir (1997:48) dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi Indonesia bertujuan untuk :
a. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya b. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, dan c. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Dari pasal tiga tersebut, jelas bahwa tujuan dari koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota, setelah itu baru masyarakat.
Karena anggota koperasi juga merupakan anggota masyarakat, berarti peningkatan taraf hidup anggota juga berarti peningkatan taraf hidup masyarakat yang bertahap (Firdaus, 2002:43).
Koperasi sebagai suatu lembaga ekonomi rakyat selalu berupaya untuk memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Koperasi sebagai sebuah
lembaga tentu memiliki beberapa fungsi dan peranan. Dalam Bab III bagian pertama dari pasal 4 Undang-undang No. 25 tahun 1992 terdapat uraian tentang fungsi dan peran lembaga koperasi, antara lain sebagai
berikut (Firdaus, 2002:43-44) :
a. Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Dengan adanya koperasi, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja untuk mengelola koperasi.
commit to user
Misalnya KUD di bidang pertanian, dapat membantu untuk menyediakan alat-alat pertanian dengan harga yang lebih murah
sehingga petani bisa meningkatkan usahanya.
c. Koperasi dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat,
terutama pendidikan di bidang perkoperasian dan dunia usaha.
Pendidikan yang diberikan oleh koperasi kepada para anggotanya, diharapkan bisa diamalkan pengetahuannya kepada masyarakat
sekitar.
d. Koperasi dapat berperan serta sebagai alat perjuangan ekonomi.
Koperasi harus bisa mandiri dan tidak terlalu tergantung kepada pemerintah, serta koperasi harus mampu bersaing dengan badan usaha yang lain.
e. Koperasi Indonesia dapat berperan serta untuk menciptakan
demokrasi ekonomi.
Demokrasi ekonomi berdasar Pancasila menekankan adanya peran aktif masyarakat dalam pembangunan.
Diatas telah disebutkan bahwa tujuan koperasi adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota. Namun bagaimana cara mengukur kesejahteraan anggota? Kesejahteraan anggota bermakna sangat luas.
commit to user
Sebagai sebuah lembaga ekonomi, koperasi juga mempunyai peranan-peranan tertentu. Adapun beberapa peranan koperasi menurut
Anoraga, (1998:163) antara lain :
a. Koperasi berperan dalam meningkatkan produksi mewujudkan
pendapatan yang adi dan makmur yang merata.
b. Mengatur penggunaan sumber-sumber secara efektif yang
diberikan oleh pemerintah pusat dan untuk memobilisasikan
sumber-sumber lokal setempat desa secara cukup dalam proses pembangunan.
c. Memberikan input-input produksi dan pelayanan yang diperlukan
oleh para anggotanya maupun mengelola input-input dan pelayanan yang berasal dari berbagai saluran dalam sistem
lembaga.
d. Meningkatkan kemampuan para anggotanya dalam berorganisasi
secara efektif.
e. Terakhir, koperasi dapat berperan sebagai penghubung antara
penduduk dengan lembaga-lembaga nasional yang menguasai
sumber-sumber dan kebijakan.
3. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia
Menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi, pengertian dari penjenisan koperasi adalah pembedaan koperasi yang didasarkan pada golongan dan fungsi
commit to user
ditekankan pada lapangan usaha atau tempat tinggal para anggota suatu koperasi (Hendrojogi, 1998:50). Berdasarkan hal tersebut, menurut pasal 3
PP No. 60 Tahun 1959 maka terdapatBerdasarkan pasal 16 Undang-undang nomor 25 Tahun 1992, jenis koperasi di Indonesia ada 2, yaitu
koperasi berdasarkan kebutuhan dan efisiensi serta koperasi berdasarkan golongan fungsional. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya.
Jenis koperasi tersebut antara lain :
Berdasarkan kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan
sejarah timbulnya gerakan koperasi : a. Koperasi konsumsi
b. Koperasi kredit
c. Koperasi produksi d. Koperasi jasa
e. Koperasi distribusi (pemasaran)
Sedangkan jenis koperasi yang satunya menurut pasal 16 Undang-undang nomor 25 Tahun 1992, adalah di dasarkan pada golongan
fungsionalnya. Koperasi-koperasi tersebut antara lain : a. Koperasi angkatan darat (Kopad)
b. Koperasi angkatan laut (Kopal) c. Koperasi angkatan udara (Kopau)
commit to user f. Koperasi pensiunan angkatan darat g. Koperasi pensiunan
h. Koperasi karyawan i. Koperasi sekolah
Penjenisan koperasi diatas hanya sebagian kecil saja, masih banyak lagi penjenisan koperasi yang didasarkan bukan pada golongan fungsional dan kebutuhan ekonomi anggotanya.
4. Dimensi Partisipasi
Partisipasi dari anggota adalah unsur utama dalam memacu kegiatan
dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam sebuah koperasi (Mutis, 2004:93). Melihat dari pernyataan tersebut, berarti peranan partisipasi anggota sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan sebuah
koperasi. Apabila ditinjau dari sudut pandang anggota perorangan, dimensi partisipasi itu mempunyai keterkaitan sebagai berikut (Hanel, 1985 :
68-70) :
a. Para anggota perorangan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan suatu
perusahaan koperasi yang secara efisien menunjang kepentingannya. b. Para anggota harus menyetujui dan harus digerakkan melalui
ketentuan-ketentuan organisasi, untuk berperan serta dalam membiayai
perusahaan koperasi.
c. Hal itu berarti para anggota (harus) memiliki hak dan kemungkinan
commit to user
Disini akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian partisipasi anggota koperasi. Pengertian partisipasi menurut FAO (Forestry/Fishery and
Agriculture Organization) dalam Prihatinigtas Saptorini (2004:26) antara lain :
a. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam
perubahan yang ditentukannya sendiri
b. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan, dan lingkungan mereka.
c. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif yang mengandung arti
bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan mengungkapkan kebebasannya untuk meletakkan hal itu.
Selain yang telah disebutkan diatas, partisipasi anggota koperasi
dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sekelompok orang (anggota) menemukan dan mengimplementasikan ide-ide atau gagasan koperasi
(Nasrudin, 2004:16). Pengertian partisipasi menurut Davis & Newstrom dalam Daerobi (1992:7) adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang pada situasi kelompok yang mendorongnya untuk ikut mengambil bagian
terhadap pencapaian tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut. Sedangkan pengertian partisipasi dari kamus
istilah yang terdapat dalam website Departemen Koperasi, partisipasi adalah 1) keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan
commit to user
ego atau diri sendiri dan tidak sekedar keterlibatan secara fisik saja tetapi terlibat secara keseluruhan termasuk pikiran, perasaan dan kemauan. Pada
dasarnya, keberhasilan usaha suatu koperasi sangat tergantung dari partisipasi anggotanya. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan
Mutis (2004:93) bahwa partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai business entity dan social entity dibentuk oleh
anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk
menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota.
Menurut Jochen Ropke dalam Nasrudin (2004:16) partisipasi anggota koperasi meliputi tiga aspek, yaitu:
a. Anggota berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau
menggerakkan sumber-sumber dayanya.
b. Anggota berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (perencanaan,
implementasi/pelaksanaan dan evaluasi).
c. Anggota berpartisipasi dalam pengambilan/pembagian keuntungan.
Koperasi harus memiliki atau mengembangkan satu keuntungan komparatif, yaitu mampu memberikan jasa dengan keuntungan yang kurang lebih sama dengan para pesaing koperasi (uji koperasi).
commit to user
biaya transaksi, pengurangan ketidakpastian, kepercayaan, keterkaitan, dsb. Oleh karena itu, penguasaan wawasan dan pengetahuan
kewirausahaan sangat diperlukan (Ropke, 1995:46).
5. Keberhasilan Usaha Koperasi
Keberhasilan usaha koperasi juga bisa dilihat dari tingkat solvabilitas, rentabilitas dan likuiditas. Supaya keberhasilan usaha koperasi bisa dicapai, maka partisipasi anggota koperasi perlu ditingkatkan. Disini
terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi keberhasilan koperasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah (Mutis, 1992:92-93) : a. Adanya perasaan kelompok yang kuat.
b. Latihan yang berkesinambungan bagi calon anggota dan anggota. c. Kunjungan ke lapangan dari para penggerak koperasi yang
berkesinambungan, dialog informal dengan anggota setempat. d. Para anggota membuat rencana koperasi.
e. Para anggota dirangsang untuk mengetahui masalah-masalah
koperasi, keadaan-keadaan keterbatasan keuangan, kebutuhan dan kemajuannya.
f. Kesalahan-kesalahan koperasi di masa lampau menjadi tantangan
bagi para anggota koperasi dan pengurus.
g. Menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang baru
commit to user 6. Modal Koperasi
Menurut pasal 41 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, modal sebuah koperasi berasal dari modal sendiri dan modal luar, serta modal penyertaan. Modal sendiri dari koperasi adalah
modal yang menanggung resiko. Modal ini didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak bisa diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayarkan oleh anggota koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Sama seperti simpanan pokok, simpanan wajib tidak
bisa diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha, yang ditujukan untuk memupuk modal sendiri sertauntuk memutup kerugian koperasi bila perlu. Hibah adalah transfer atau pemberian dana dari pihak yang lain secara gratis, yaitu koperasi tidak
mempunyai kewajiban untuk membayar kembali baik itu berupa pokok ataupun jasa. Modal luar koperasi berasal dari pinjaman-pinjaman. Modal
commit to user Modal pinjaman ini bisa diperoleh dari :
a. Pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon anggota yang
memenuhi syarat.
b. Pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya dengan berdasarkan
perjanjian kerjasama.
c. Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan yang lainnya.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasar ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang
dilakukan tidak melalui penawaran secara umum.
Modal penyertaan adalah modal yang berasal dari pemerintah atau dari masyarakat dalam bentuk investasi. Para pemilik modal penyertaan
tidak mempunyai kekuasaan dalam rapat anggota serta dalam penentuan kebijakan koperasi secara keseluruhan. Pemilik modal penyertaan hanya
dilibatkan dalam pengelolaan usaha koperasi serta pengawasan usaha investasinya, sesuai perjanjian dengan koperasi.
Menurut Djoko Sutjiptadi dalam Nasrudin (2004:20), terdapat
beberapa alasan tentang pentingnya pengaturan permodalan koperasi, yaitu: Pertama, modal koperasi akan selalu dibutuhkan selama usaha
koperasi masih bisa beroperasi. Modal koperasi inilah yang akan terus menerus berputar di dalam kegiatan usaha koperasi. Pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian, pembayaran upah buruh atau gaji karyawan,
commit to user
digunakan lagi untuk belanja pembelian, upah buruh, pembayaran gaji karyawan pada periode kerja berikutnya. Kedua, modal koperasi
merupakan suatu alat untuk mengukur likuiditas usaha koperasi. Hal ini berarti modal koperasi bisa digunakan sebagai alat untuk mengetahui
kemampuan usaha suatu koperasi dalam memenuhi kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi. Jika koperasi mampu memenuhi kewajiban finansial/keuangannya, maka koperasi bisa dinyatakan likuid atau lancar.
Ketiga, Pengaturan modal koperasi dapat membantu pinjaman dalam penyusunan rencana-rencana usaha koperasi pada waktu yang akan datang
dengan lebih baik dari waktu sebelumnya.
Unsur-unsur permodalan dalam koperasi harus diperhatikan dalam hal jumlah dan perputarannya karena ini berpengaruh dalam kelangsungan
usaha koperasi. Dalam hal ini, akan diperlihatkan aliran modal koperasi. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam pengelolaan modal koperasi
adalah sebagai berikut: a. Uang kas b. Surat berharga
commit to user Gambar 2.1
Perputaran Modal Koperasi
Pada awalnya, koperasi memiliki sejumlah modal berupa kas. Kas ini selanjutnya dipergunakan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu. Bahan baku dan bahan pembantu ini ada yang langsung dijual
dan ada juga yang dipakai sebagai persediaan, dimana nantinya juga akan dijual. Hasil penjualan berupa uang kas, akan dipergunakan untuk
membeli bahan baku dan bahan pembantu lagi. Kurang lebih demikianlah siklus perputaran modal koperasi berlangsung.
7. Daya Saing Koperasi
Untuk menjaga agar koperasi tetap bisa eksis atau bertahan di tengah-tengah masyarakat dan agar koperasi tidak ditinggalkan oleh para
anggotanya, maka koperasi harus mempunyai keunggulan khusus. Keunggulan khusus dari koperasi yaitu bahwa anggota koperasi bisa menjadi pemilik sekaligus menjadi pelanggannya. Agar koperasi menjadi
Kas Beli bahan baku & bahan Kas pembantu
Jual bahan baku & bahan pembantu
commit to user
salah satu alternatif yang menarik bagi para anggotanya maka ada baiknya koperasi:
a. Koperasi harus bisa menghasilkan paling tidak sama dengan yang
dihasilkan seperti pesaing koperasi yang lain (non koperasi) dan
koperasi harus bisa memberikan keuntungan kepada anggota.
b. Walau koperasi memenangkan persaingan dengan badan usaha non
koperasi tersebut, tetapi para anggota tak dapat berpartisipasi dalam
keunggulan tersebut sehingga anggota tidak mempunyai rasa ketertarikan lagi sebagai anggota aktif dari koperasi (Ropke,
1996:56).
8. Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
Pengertian koperasi pegawai menurut Muhammad Firdaus dan Agus
Edhi Susanto (2002:68) adalah koperasi yang anggota-anggotanya setiap orang mempunyai kesamaan dalam hal aktivitas atau pekerjaannya.
Koperasi pegawai negeri seringkali disebut koperasi pegawai republik Indonesia. Untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan suatu kondisi maka pada tanggal 4 April 1995, nama induk koperasi pegawai
negeri RI diganti. Perubahan nama KPN atau Koperasi Pegawai Negeri berubah menjadi KPRI atau Koperasi Pegawai Republik Indonesia, sejak
tanggal tersebut.
Ukuran keberhasilan suatu koperasi berkaitan dengan efisien ekonomis, kestabilan keuangan dan prestasi usaha KPN yang terletak pada
commit to user
kesejahteraan atau kemampuan ekonominya meningkat. Jika ada keuntungan anggotalah yang pertama-tama merasakan manfaatnya.
Sedangakan keuntungan yang diperoleh koperasi adalah hasil dari kegiataan pelayanan kepada anggota yng dikelola secara efisien dan
profesional.
Hal ini bukan berti koperasi tidak mementingkan keuntungan, keuntungan tetap penting karena dengan keuntungan ini koperasu dapat
memperluas usahanya serta meningkatkan mutu produksi dan jasa pelayanan kepada anggotanya. Sebagai badan usaha koperasi tetap harus
meningkatkan keuntungan (dalam hal ini adalah Sisa Hasil usaha) yang orientasi pada kepentingan ekonomi anngotanya.
Ada kalanya modal koperasi yang berasal dari modal sendiri dan dari
modal luar masih kurang, sehingga untuk menambah modal, sebagian keuntungan dari koperasi tidak dibagikan kepada anggota melainkan
disimpan sebagai cadangan. Jika modalnya sudah cukup besar maka pemberian kredit kepada anggota juga ada kemungkinan untuk diperbanyak. Keberadaan koperasi pegawai negeri juga harus diadakan
pengawasan atas penggunaan uangnya, agar penyelewengan bisa dihindari.
9. Keanggotaan Koperasi
Di dalam koperasi, anggota-anggotanya mempunyai hak sebagai pemilik serba bias menjalankan sebagai pelanggan dan pemakai. Hal ini sering disebut sebagai prinsip identitas ganda. Prinsip identitas
commit to user
17 ayat (1) UU No 25/1992 menyebutkan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Berdasarkan UU
tersebut, maka anggota koperasi memiliki identitas ganda atau dual identity. Prinsip identitas ganda inilah yang membedakan antara
koperasi dengan badan usaha yang lain.
Prinsip identitas ganda ini pertama kali diperkenalkan oleh Alfred Hanel, seorang guru besar dari Marburg, Jerman. Menurut Hanel,
prinsip identitas ganda melihat anggota koperasi berperan sekaligus dua macam, sebagai pemilik dan sebagai pelanggan. Sebagai pemilik,
anggota koperasi harus aktif dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan anggota koperasi sebagai pelanggan, mereka harus rajin untuk mengkonsumsi barang dan jasa koperasi yang telah disediakan untuk
anggotanya. Sebagai pemilik, anggota juga harus ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, ikut memilih pengurus koperasi,
membayar simpanan-simpanan yang telah ditetapkan, mengajukan berbagai usul dan saran-saran serta ikut menikmati hasil koperasi (Soewardi, 1995:11).
Proses pertumbuhan dari prinsip identitas ganda terjadi secara berangsur-angsur alias bertahap sedikit demi sedikit. Adapun
commit to user
anggota koperasi. Adapun faktor eksternal misalnya, ada pemaksaan untuk berlangganan kepada koperasi.
Perilaku anggota koperasi sebagai pelanggan dipengaruhi oleh (Soewardi, 1995:49) :
a. Letak tempat pelayanan koperasi b. Cara-cara melayani anggota
c. Harga barang-barang dan jasa yang disediakan
Menurut faktor eksternal, adanya alternatif lain dari koperasi seperti memberi harga yang lebih murah agar anggota mau membeli di
koperasi. Perilaku anggota koperasi sebagai pemilik, mempunyai hubungan yang lebih kompleks. Sebagai pemilik, anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban. Anggota koperasi mempunyai hak untuk
memilih pengurus dan Badan Pemeriksa, serta ikut ambil bagian dalam proses pengambilan keputusan. Dari hal tersebut, harus dicari bagaimana
upaya-upaya kita untuk memajukan perkoperasian Indonesia dengan melihat dari sisi anggota koperasi sebagai pemilik dan anggota sebagai pemakai terhadap keberhasilan usaha koperasi.
Dalam suatu organisasi yang memiliki karakteristik suatu kelembagan seperti koperasi, dipihak yang satu keberadaan anggota adalah
sebagai pemilik kewajiban memberikan kontribusi kepada organisasinya. Dipihak lain anggota sebagai pemakai mempunyai hak untuk memperoleh insentif atau manfaat dari organisasi koperasi. Dengan kedua tersebut,
commit to user
suatu kelembagaan ekonomi. Dilihat dari pengertian dasar, sifat, ciri keanggotaan dan hak serta kewajiban anggota dalam organisasi koperasi,
maka kedudukan anggota dapat diuraikan, menjadi:
a. Pemilik, pemakai sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam
organisasi koperasi (melalui Rapat Anggota Tahunan).
b. Orang-orang yang mempunyai kesepakatan berdasrkan kesadaran
rasional dan utuh yang secara bersama-sama memenuhi
kepentingan ekonomi dan sosial mereka, baik sebagai konsumen, sebagai produsen, maupun sebagai anggota masyarakat yang hidup
dan berinteraksi dalam suatu komunal.
c. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka untuk setiap warga
negara memenuhi persyaratan-syaratan spesifikasi koperasinya. d. Keanggotaan melekat pada diri pribadi orang-orangnya,(1)
memiliki senasib dalam upaya memenuhi kepentingan ekonomi
dan sosialnya, (2) memiliki keyakinan bahwa hanya bergabungbersama-sama akan dapat diselesaikan, (3) memiliki kesamaan dalam jenis kepentingan ekonominya.
e. Keanggotaanya koperasi merupakan keputusan berdasarkan tingkat
kesadaran rasional dari orang-orangyang: (1) merasa cocok bila
mereka kegiatan tolong menolong khususnya dalam bidang ekonomi, (2) merasa kuat bila mereka bersatu menjadi anggota koperasi, (3) merasa tigdak perlu bersaing dengan kegiatan usaha
commit to user
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Keinginan untuk masuk menjadi anggota dan keluar tergantung pada kemauan setiap
anggota. Namun demikian, keanggotaan seseorang akan berakhir bila: a. Meninggal dunia
Bila seseorang telah meninggal, maka status keanggotaanya berakhir pada saat ia meninggal dan tidak biasa dialihkan kepada ahli warisnya.
b. Minta berhenti atas kehendak sendiri
Bila seseorang mengajukan permintaan secara tertulis kepada
pengurus untuk berhenti menjadi anggota, maka permintaan tersebut akan dibicarakan dalam rapat pengurus dan sekaligus akan ditentukan mengenai pengambilan simpanan-simpanannya di
dalam koperasi, yaitu setelah dikurangi kewajibannya yang mungkin belum dilunasi. Bila keadaan tidak memungkinkan, maka
pengembalian simpanan-simpanan itu akan ditentukan oleh pengurus menurut tata cara yang tidak merugikan koperasi dengan memperhatikan pula kepentingan anggota yang berhenti tersebut. c. Diberhentikan karena tidak memenuhi syarat keanggotaan
Sebagai misal, jika seorang anggota koperasi berganti mata
commit to user
anggaran dasar koperasi, maka keanggotaannya dapat dinyatakan gugur.
d. Dipecat karena tidak memenuhi syarat kewajiban sebagai anggota
Bila seseorang anggota tidak memenuhi kewajibannya, misalnya
tidak menbayar simpanan wajib yang telah ditetapkan didalam anggaran dasar, dan sengaja untuk merugikan koperasi, maka anggota tersebut bisa dihapuskan status keanggotaanya (Revrisond
baswir 1997:135).
10.Pengurus Koperasi dan Tanggung Jawabnya
Dalam organisasi koperasi Rapat Anggota memegang kekuasaan kekuasaan tertinggi jika dilihat dari system manajemen koperasi. Hal ini dapat dimengerti sebab anggota adalah pemilik koperasi. Seperti
dijelaskan di muka bahwa tujuan utama operasi di Indonesia adalah sebagai alat pembangunan dan untuk memenuhi kepentingan para
anggota yaitu kebutuhan yang sangat mendeasak. Dengan demikian pembangunan koperasi di Indonesia mempunyai tujuan ganda. Di satu pihak bertujuan memperjuangkan pemenuhan kebutuhan anggota dan
di lain pihak sebagai alat untuk menjalankan kebijaksanaan pemerintah dalam menjalankan pembangunan. Kedudukan koperasi seperti ini
commit to user
Dalam sistem manajemen koperasi di Indonesia, anggota sebagai pemilik tidak mungkin dapat melaksanaan pelaksanaan pengelolaan
sendiri karena selain jumlah anggota yang terlalu banyak juga karena tempat tinggal mereka yang terpencar-pencar. Oleh karena itu untuk
dapat mengelola usaha koperasi secara efektif anggota koperasi memilih beberapa orang wakilnya yang dapat dipercayakan untuk menangani hal tersebut. Wakil anggota yang dapat dipercayakan untuk
mengelola usaha koperasi itu lebih dikenal eengan istilah pengurus, sedangkan wakil anggota yang melakukan pengawasan terhadap
jalanya usah koperasi disebut sebagai Badan Pemeriksa. Pengurus mengelola koperasi dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan para anggota ynag diwakilinya. Yang dijadikan sebagai dasar oleh pengurus
untuk menjalankan pengelolaan usaha adalah keputusan Rapat Anggota yaitu merumuskan tujuan, sasaran antara yang dijabarkan ke
dalam berbagai rencana pokok. Untuk setiap sasaran antara harus dijabarkan lagi ke dalam berbagai rebcana yang bersifat pelaksanaan.
Pengurus sebagai wakil anggota bertindak untuk dan atas nama
anggota. Oleh sebab itu, pengurus seharusnya berasal dari kalangan anggota yang benar menghayati aspirasi para anggota dan
benar-benar mengerti apa yang dikehendaki oleh para anggota sebagai pemilik koperasi.
commit to user
Dalam Rapat Anggota, anggota memilih pengurus untuk mengelola usaha koperasi yang dapat mencerminkan keinginan seluruh anggota.
Pengurus yang dipilih merupakan satu kesatuan yang terdiri dari beberapa orang. Di antara pengurus tersebut yang biasa disebut “pengurus lengkap” atau “ pengurus pleno” adalah orang-orang yang
diserahi tanggung jawab khusus yang dala dunia perkoperasian disebut pengurus yang berkantor (officers).
Para pengurus yang diserahi tanggung jawab khusus ini pada koperasi yang ada di Indonesia melakukan kegaitan-kegiatan yang
lebih bersifat pengoperasian (operational) selaku wakil pengurus lengkap. Pengurus yang menjalankan tugas operasi itu dikelompokan ke dalam berbagai fungsi. Pada umumnya pembagian pekerjaan yang
didasarkan pada fungsi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Ketua Umum
Tugas Ketua Umum adalah memimpin rapat baik rapat pengurus maupun rapat yang lain. Selain itu ketua umum juga menjalankan tugas-tugas lain yaitu sebagai berikut.
1) Menandatangani semua perjanjian, kontrak dan surat lainya
bersama sekertaris.
2) Bersama sekertaris menandatangani semua buku daftar anggota/
commit to user
3) Bersama sekertaris menandatangani surat-surat berharga dan
untuk bersama koperasi.
4) Melaksanakan semua tugas pimpinan organisasi seperti yang
ditetapkan bersama baik dalam rapat anggota maupun dalam
rapat pengurus.
Untuk penandatangan surat berharga atau suatu yang sangat penting, rapat anggota dapat menentukan lain tidak berlaku
rumus-rumus yang tersebut di atas. Sedangkan untuk penandatanganan surat berharga atau cek yang bertujuan untuk kemajuan usaha sampai batas
jumlah tertentu dapat didelegasikan pada menejer. 2. Wakil Ketua
Tugas utama wakil ketua adalah mewakili ketua umum pada saat
ketua umum tidak dapat menjalankan pada waktu bertindak sebagai ketua pada ketua umum tidak dapat menjalankan tugasnya wakil-wakil
memperoleh wewenang dan tanggung jawab penuh sebaagio ketua. Di samping itu rapat anggota dapat memberikan tugas khusus kepada wakil ketua.
3. Sekretaris
Tugas utama Sekretaris adalah mencatat semua pembicaraan dan
keputusan pertemuaan rapat,baik Rapat Anggota maupun rapat pengurus. Selain itu juga melakukan korespodensi yang sangat penting menyangkut koperasi. Adapun tugas sekertaris secara terperinci dapat
commit to user
1. Sekertaris harus menyampaikan setiap pernyataan perusahaan
kepada siapa pun tepat pada waktunya dan sesuai dengan
kegunaanya.
2. Menyimpan seluruh arsip perusahaan dan hanya dapat
menunjukannya pada saat diperlukan.
3. Menyimpan stempel perusahaan dan hanya dengan
persetujuannya saja stempel tersebut dapat di gunakan.
4. Menyimpan seluruh dokumen dan alamat selurauh anggota
koperasi agar dapat dengan mudah menghubunginya setiap saat
di perlukan baik langsung maupun melalui pos. Perubahan alamat anggota harus diketahui sekertaris.
5. Menyimpan secara teratur dan berkesinambungan seluruh
Keputusa Rapat, perubahan-perubahan keputusan, kebijksanaan, undang-undang, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Koperasi.
6. Melakuakan pekerjaan administrasi perusahaan
Tugas sekertaris banyak berhubungan dengan tugas yang sifatnya
administrative. Meskipun demikian fungsi Sekertaris sifatnya dinamis karena dapat mendorong kegiatan dan bukan menantikan atau
commit to user 4. Bendahara
Tugas seorang bendahara adalah yang berkaitan dengan masalah
keuangan. Oleh sebab itu semua masalah keuangan perusahaan harus diketahui oleh bendahara. Tugas Bendahara secara terperinci dapat di kemukakan sebagai berikut.
1. Bertanggung jawab atas seluruh keuangan dan surat-surat
berharga perusahaan.
2. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, semua tanda terima,
pinjaman, dan bukti-bukti lainnya seperti penyimpanan dan
bukti pembayaran harus diketahui oleh Bendahara.
3. Semua tugas dan tanggung jawab Bendahara harus sesuai yang
di bebankan oleh pengurus dan dengan peraturan-peraturan
yang berlaku.
Mengenai penandatangan cek atau pengambilan uang dari bank
dan sebagainya, dalam batas jumlah tertentu dapat didelegasikan selain kepada manajer juga dapat didelegasikan wewenangnya kepada kepala bagian keuangan ( Revrisond baswir 1997:178).
11.Hubungan Antara Partisipasi Anggota dengan Keberhasilan Usaha
Partisipasi anggota adalah hal yang penting dalam praktek berkoperasi. Tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan bisa
commit to user
dari seberapa jauh ia mengetahui pengetahuan tentang koperasi, manfaat-manfaat yang bisa diperoleh dari berkoperasi, kesadarannya untuk sering
membeli dari koperasi dan menjual ke koperasi, atau menyimpan uang ke koperasi dan meminjam uang dari koperasi, serta dalam hal rapat anggota.
Terdapat beberapa faktor negatif yang dianggap penyebab berkurangnya partisipasi atau tingkat partisipasi anggota rendah. Faktor-faktor tersebut antara lain (Mutis, 1992:93-95) :
a. Kurangnya pendidikan anggota.
b. Adanya pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang buruk di
masa lalu.
c. Ketidakcakapan pengurus koperasi dalam menata pembukuan
d. Kurangnya penyebaran informasi yang berkaitan tentang penampilan
koperasi seperti neraca, biaya-biaya, dan sebagainya.
e. Kurangnya rencana pengembangan profesional untuk mengimbangi
perkembangan dinamika kebutuhan para anggota koperasi.
Selain faktor-faktor tersebut, persepsi anggota terhadap koperasi juga memberikan pengaruh yang besar terhadap tingkat partisipasi anggota
koperasi. Jika anggota koperasi memiliki persepsi yang positif terhadap koperasi maka kemungkinan besar partisipasi anggota terhadap koperasi
commit to user 12.Sisa Hasil Usaha
Sebagai suatu badan usaha, koperasi di dalam menjalankan
kegiatan usahanya tentu saja menghendaki untuk mendapatkan keuntungan atau sisa hasil usaha. Jika koperasi bisa mendapatkan sisa
hasil usaha yang cukup banyak, maka sisa hasil usaha tersebut dapat di sisihkan sebagian untuk cadangan kopersi, yang selanjutnya bisa dipergunakan untuk menambah modal koperasi. Apabila modal
koperasi bertambah besar, maka dengan sendirinya lingkup usaha koperasi akan bertambah besar pula.
Sisa hasil usaha koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh satu tahun buku seletah dikurangi dengan penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan (M. Tohar, 1999 : 22).
Sumber sisa hasil usaha diperoleh dari jasa pelayanan kepada anggota maupun bukan anggota koperasi.
Sisa hasil usaha mungkin tidak dibagi habis, karena pembagian sisa hasil usaha dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat bunga bank pemerintah. Atau, mungkin juga terjadi, rapat anggota
memutuskan sisa hasil usaha tahun buku yang bersangkutan tetap tinggal dalam rekening simpanan masing-masinganggota. Sisa hasil
commit to user
Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk :
a. Cadangan koperasi.
b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan.
c. Dana pengurus.
d. Dana pegawai atau karyawan.
e. Dana pendidikan koperasi. f. Dana sosial
g. Dana pembangunan daerah kerja. (Ninik Widiyanti, 1991 :157) Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan buka anggota dibagi untuk :
a. Cadangan koperasi b. Dana pengurus
c. Dana pegawai/ karyawan d. Dana pendidikan
e. Dana sosial
f. Dana pembangunan daerah kerja.(Ninik Widiyanti,1991:157)
Komponen-kopmponen tersebut diatas sebelum dicairkan, disajikan
sebagai kewajiban lancardalam neraca koperasi. Sedangkan cadangan koperai merupakan sisa hasil usaha yang tidak dibagikan dan digunakan untuk memupuk modal koperasi dan menutup kerugian dalam koperasi.
commit to user
sebanding dengan besarnya jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi kepada koperasinya. Artinya, dalam pembagian sisa hasil
usaha koperasi kepada para anggota ini tidak semata-mata melihat besar/ kecilnya modal yang dimasukan / diserahkan anggota koperasi melainkan
harus sebanding atau seimbang dengan transaksi usaha dan partisipasi modal yang diberikan anggota kepada koperasinya. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta besarnya
keperluan lain ditetapkan dalam rapat anggota.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dana-dana yang
berasal dari pembagian sisa hasil usaha koperasi selama belum dimanfaatkan digolongkan sebagai kewajiban lancar koperasi. Pembagian sisa hasil usaha kopersi kepada anggotanya berdasarkan jasa atau
sumbangsih anggota koperasi terhadap koperasinya.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang berkaitan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi SHU, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh:
1. Novi Hasti Anggraini tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri Di Kota Surakarta Tahun 2007”.
commit to user
positif terhadap SHU namun variabel modal sendiri dan modal pinjaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SHU. 2. Nasrudin pada tahun 2006 dalam skripsinya yang berjudul: “
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Anggota Koperasi Shuttle Cock di Surakarta 2006”. Bahwa variabel modal
sendiri, modal pinjaman dari koperasi dan tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan
pengerajin Shuttle Cock namun variabel pengalaman usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengrajin
Shuttle Cock.
3. Andika Ari Prabowa pada tahun 2008 dalam skripsinya yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Kredit pada Koperasi (Studi Kasus KUD Karya Bhakti dan KPRI Ngudi Rahayu) di Kabupaten Sukoharjo. Hasil
analisis menunjukan bahwa tingkat pendidikan, pendapatan, simpanan berpengaruh negative terhadap pengambilan kredit pada koperasi di Kabupaten Sukoharjo.
C. Kerangka Pemikiran
Perilaku masyarakat dalam menghadapi usaha koperasi sat ini ada
banyak macamnya. Ada yang cenderung memanfaatkan koperasi sebagai suatu lembaga kredit, lalu sebagai pemindah kebutuhan akan barang-barang konsumsi, ada pula yang memanfaatkan sebagai tempat
commit to user
Koperasi sendiri memiliki dua tujuan dalam usahanya, yaitu meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya dan mengumpulkan
keuntungan yang dinantinya akan dikembalikan keanggotanya.
SHU di dalam sebuah koperasi mendapat tempat yang penting
dalam menunjang kinerjanya. Hampir seluruh anggota selalu mengharapkan nominal SHU yang akan diterima selalu tinggi, yang menentukan bahwa rentabilitas koperasi tersebut juga tinggi. Di lain
pihak keaktifan anggota dalam bidang-bidang usaha koperasi turut menunjukkan peningkatan pemahaman dan kesadaran anggota koperasi
dalam mengembangkan usaha koperasi tersebut sekaligus mengefektifkan kinerja koperasi tersebut.
Jumlah modal sendiri yang tinggi menentukan jumlah SHU yang
akan diperoleh koperasi semakin tinggi pula. Karena dana yang bias digunakan sebagai modal koperasi juga semakin banyak dan bias
dimanfaatkan dengan lebih optimal.
Modal yang dari luar koperasi hendaknya terus ditingkatkan karena dana yang disediakan dapat menjadi tambahan untuk modal koperasi
dalam usahanya.
Tingkat partisipasi usaha anggota yang tinggi dalam permodalan
akan mengakibatkan volume usaha koperasi meningkat sehingga keberhasilan usaha bisa dicapai. Begitu pula dalam hal partisipasi usaha anggota terhadap pembelian jika anggota ’membeli’ atau memakai jasa
commit to user
bukan badan usaha lain) maka keuntungan yang dihasilkan juga akan dikembalikan kepada anggota dalam bentuk SHU, selain itu tingkat
perputaran modal juga tinggi sehingga keberhasilan usaha dapat tercapai. Tingkat partisipasi usaha anggota dalam hal penjualan juga harus
meningkat agar keberhasilan usaha koperasi juga meningkat, karena pada dasarnya, tabungan koperasi digunakan sebagai suatu modal bagi koperasi tersebut.
Besarnya SHU mampu dihimpun koperasi ditentukan oleh banyaknya anggota. Dengan anggapan bahwa faktor lainnya tetap,
apabila jumlah anggota tinggi maka besarnya SHU juga akan semakin besar, karena semakin banyak anggota maka transaksi yang bias dilakukan di koperasipun akan semakin banyak.
Dengan peran sebagai pengurus yang dipercaya untuk mengelola usaha koperasi agar berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, pengurus
seharusnya berasal dari kalangan anggota yang benar-benar menghayati aspirasi para anggota dan benar-benar mengerti apa yang dikehendaki oleh para anggota sebagai pemilik koperasi. Sehingga besar SHU dapat
dipengaruhi oleh jumlah pengurus. Apabila pengurus koperasi dapat menjalankan usaha koperasi denngan baik maka SHU akan meningkat
commit to user
Berikut ini skema kerangka pemikiran dalam penelitian:
mmmmmmmmm
D. Hipotesis
1. Diduga modal sendiri berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
2. Diduga modal pinjaman berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
3. Diduga partisipasi usaha anggota berpengaruh positif terhadap
besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. 4. Diduga jumlah anggota berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa
commit to user
5. Diduga jumlah pengurus berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa
commit to user BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil ruang lingkup koperasi-koperasi negeri di Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan masih dalam jangkuan penelitian. Penulisan dilakukan dengan mencari data sekunder tentang
Koperasi Pegawai Negeri yang menjadi sempel dalam penelitian ini.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang digunakan dari koperasi-koperasi yang
berada di Kabupaten Wonogiri. Selain itu, data sekunder ini juga diperoleh dari instansi pemerintahan seperti Dinas Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah, Biro Pusat Statistik, dan kajian Pustaka yang berkaitan erat dengan penelitian ini.
C. Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik
simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana. Pengambilan sampel secara acak adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi di mana setiap anggota populasi mempunyai