• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pembelajaran Active Learning Dengan Strategi Index Csrd Match Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Dan Penggunaannya Siswa Kelas IV SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pembelajaran Active Learning Dengan Strategi Index Csrd Match Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Dan Penggunaannya Siswa Kelas IV SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan."

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DENGAN

STRATEGI INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANNYA SISWA KELAS IV SD

BAKTI MULYA 400 JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Akbar Gunawan Aska NIM 109018300059

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Akbar Gunawan Aska (109018300059). Pengaruh Pembelajaran Active Learning

Dengan Strategi Index Card Match Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Dan Penggunaannya Siswa Kelas IV SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran active learning dengan strategi index card match terhadap hasil belajar IPA materi energi dan penggunaannya siswa kelas IV SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian pretest posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Sampel penelitian pertama berjumlah 22 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran active learning dengan strategi index card match. Sampel yang kedua berjumlah 22 siswa untuk kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah. Analisis data proses kedua kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung sebesar 3,20 dan ttabel pada taraf signifikansi

5% sebesar 1,68, maka thitung > ttabel . Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

pembelajaran active learning dengan strategi index card match terhadap hasil belajar IPA materi energi dan penggunaannya siswa kelas IV SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan.

(6)

ii

Akbar Gunawan Aska (109018300059). Effect of Active Learning Strategies Learning With Index Card Match Against Science Learning Outcomes Matter Energy And Its use Fourth Grade Elementary School Students Bakti Mulya 400 South Jakarta. Thesis. Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014.

This study aims to determine the effect of the active learning instructional strategies with index cards match the learning outcomes of their use of energy and materials science fourth grade elementary school students Bakti Mulya 400 South Jakarta. The method used in this study is quasi-experimental research design with pretest-posttest control group design. Sampling was done using random sampling techniques. The first study sample totaled 22 students to a class experiment using active learning instructional strategies with index cards match. Samples were both totaled 22 students to a class of control by using the lecture method. Data analysis process two groups using t-test results obtained tcount 3.20 and ttable at 5% significance level of 1.68, then t count> t table. This indicates that there is a learning effect with the active learning strategy index cards match the learning outcomes of science materials and energy usage Elementary School fourth grade students Bakti Mulya 400 South Jakarta.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirahiim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esaatas segala nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapatmenyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Active Learning Dengan Strategi

Index Card Match Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi dan Penggunaannya Siswa Kelas IV SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari jaman kebodohan (jahiliah) menuju jaman yang penuh dengan cahaya Islam.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis hanturkan atas kelancarannya dan kemudahan yang telah Allah SWT berikan. Selain itu penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercintah Bapak. Asim M.A dan Ibu Katunik yang telah memberikan dukungan terbaiknya, kasih sayang, perhatian, dan do’a setulus hati kepada penulis. Tanpa do’a dan pengerbanan kalian aku tak akan pernah bisa menjadi apa-apa.

(8)

iv

untuk memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan salama menyusun skripsi. 4. Ir. Mahmud Siregar, M.Si., selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah

bersedia memberikan arahan, semangat dan meluangkan waktu untuk membimbing serta mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

6. Nuryanih, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Baki Mulya 400 Jakarta Selatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dalam pembuatan skripsi ini.

7. Endah Istinanik, M.Pd., selaku Wakil Kurikulum SD Baki Mulya 400 Jakarta Selatan yang telah bersedia memberikan waktunya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini. 8. Drs. Joharul Arifin, S.Pd., selaku Guru kelas IV D dan Endah Istinanik, M.Pd., selaku Guru kelas IV E SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan yang telah membantu kelancaran selama penelitian.

9. Seluruh Dewan Guru, Staf dan siswa-siswi kelas IV D dan IV E SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan, yang telah membantu selama proses penelitian berlangsung. 10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Khususnya

Siti Nuryanah, Herey Purwanto dan Anisatul Faizah, Sukroni, Fathi Maulawi, Gunawan, Ahmad Maulana, dan seluruh teman-teman PGMI angkatan 2009 khusunya kelas B. Terima kasih atas kebersamaan dan dukungan kalian selama ini, serta canda tawa yang menghiasi hari-hari penulis.

(9)

v

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulis dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khusunya dan bagi para pembaca umumnya. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin

Jakarta, Maret 2014 Penulis

(10)

vi

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Deskripsi Mata Pelajaran IPA a. Pengertian IPA ... 8

b. Hakikat IPA ... 10

1. IPA Sebagai Produk ... 10

2. IPA Sebagai Proses ... 10

3. IPA Sebagai Pemupuk IPA ... 11

c. Kelebihan dan Kekurangan Sains (IPA) ... 11

2. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... 12

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa ... 13

c. Pengukuran Hasil Belajar... 15

(11)

vii 3. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 18

b. Jenis – Jenis Strategi Pembelajaran ... 19

4. Pembelajaran Aktif (Active Learning) a. Pengertian Active Learning ... 20

b. Indikator Pendekatan Active Learning ... 22

5. Strategi Index Card Match a. Pengertian Strategi Index Card Match ... 23

b. Langkah – Langkah Penerapan Strategi Index Card Match ... 24

c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Index Card Match ... 25

6. Materi Energi Dan Penggunaannya a. Sumber Energi Panas ... 25

b. Perpindahan Panas ... 26

c. Sumber Bunyi Yang Terdapat Di Lingkungan Kita ... 26

d. Bunyi Dihasilkan Dari Benda Yang Bergetar ... 26

e. Perambatan Bunyi ... 26

f. Sumber Energi Alternatif ... 28

g. Keuntungan Energi Alternatif ... 29

h. Alat Musik Tiup ... 29

i. Alat Musik Pukul ... 29

j. Alat Musik Gesek ... 29

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ... 34

2. Waktu Penelitian ... 34

(12)

viii D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian ... 35

2. Sumber Data ... 36

3. Instrumen Penelitian ... 36

E. Kontrol Terhadap Validitas Internal 1. Validitas Instrumen ... 38

a. Pengujian Validitas ... 38

b. Reliabilitas ... 39

c. Taraf Kesukaran ... 40

d. Daya Pembeda Soal ... 41

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif ... 42

2. Uji Normalitas ... 43

3. Uji Homogenitas ... 44

4. Uji Hipotesis ... 45

5. Hipotesis Statistik ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskrpsi Data Prettest Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 47

2. Deskrpsi Data Posttest Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 48

B. Uji Normalitas 1. Hasil Uji Normalitas Prettest Eksperimen Dan Kontrol ... 49

2. Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen Dan Kontrol ... 50

C. Hasil Uji Homogenitas 1. Hasil Uji Homogenitas Prettest ... 51

(13)

ix

D. Hasil Pengujian Hipotesis Statistik Prettest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol ... 52

1. Hipotesa Statistik ... 52

2. Uji Signifikasi Dengan T-Test (Uji-T) ... 52

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

F. Keterbatasan Penelitian ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

(14)

x

[image:14.595.153.443.270.556.2]
(15)

xi

[image:15.595.114.563.151.582.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Rancangan desain penelitian ... 30

Tabel 3.2. Kisi – Kisi Instrument Tes ... 32

Tabel 3.3. Interpretasi Reabilitas ... 36

Tabel 3.4. Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ... 37

Tabel 3.5. Klasifikasi Daya Pembeda ... 38

Tabel 4.1. Penerapan Pembelajaran IPA Dengan Strategi Index Card Match ... 43

(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama ... 63

Lampiran 2 : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama ... 71

Lampiran 3 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua ... 72

Lampiran 4 : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua ... 78

Lampiran 5 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ketiga ... 79

Lampiran 6 : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Ketiga ... 85

Lampiran 7 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama ... 86

Lampiran 8 : LKS Kelas Kontrol Pertemuan Pertama ... 92

Lampiran 9 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua ... 93

Lampiran 10 : LKS Kelas Kontrol Pertemuan Kedua ... 98

Lampiran 11 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ketiga ... 99

Lampiran 12 : LKS Kelas Kontrol Pertemuan Ketiga ... 104

Lampiran 13 : Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Dan Penggunaannya ... 105

Lampiran 14 : Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Dan Penggunaannya ... 107

Lampiran 15 : Kunci Jawaban Tes Hasil BelajarSiswaPadaMateriEnergi Dan Penggunaannya ... 109

Lampiran 16 : Rubrik Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Dan Penggunaannya ... 111

Lampiran 17 : Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Intrumen... 115

Lampiran 18 : Perhitungan Uji Taraf Kesukaran Butir Soal Instrumen ... 117

(17)

xii

Lampiran 20 : Daftar Nilai Hasil Belajar Prettest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kontrol ... 121

Lampiran 21 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 123

Lampiran 22 : Perhitungan Uji Normalitas Prettest Eksperimen ... 135

Lampiran 23 : Perhitungan Uji Normalitas Prettest Kontrol ... 137

Lampiran 24 : Perhitungan Uji Normalitas Posttest Eksperimen ... 139

Lampiran 25 : Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kontrol ... 141

Lampiran 26 : Perhitungan Uji Homogenitas Prettest dan Posttest ... 143

Lampiran 27 : Perhitungan Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 144

Lampiran 28 : Surat Bimbingan Skripsi ... 145

Lampiran 29 : Surat Permohonan Izin Penelitian ... 147

Lampiran 30 : Surat Keterangan Telah Penelitian ... 148

Lampiran 31 : Uji Referensi ... 149

Lampiran 32 : Dokumentasi Penelitian ... 157

(18)

1 A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pencapaian tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan agar terciptanya manusia yang cerdas dan dapat bersaing didalam arus globalisasi masa kini. Pendidikan dapat membentuk karakter siswa, menambah wawasan pengetahuan serta membentuk mental jiwa siswa yang akan menjadi manusia dewasa untuk berinteraksi baik dengan lingkungan keluarga dan masyarakat serta tumbuh menjadi makhluk individu maupun makhluk sosial.

Untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional tersebut, perlu diadakan inovasi di dalam bidang pendidikan. Inovasi-inovasi tersebut diharapkan mampu memberikan konstribusi yang relevan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. profesionalisme pendidik maupun pengadaan sarana dan prasana yang menunjang bagi kelancaran proses pembelajaran yang efektif dan efisien didalam proses pembelajaran. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan bertugas menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa, bertujuan untuk mencerdaskan dan membentuk pribadi siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif dan menjadi warga negara yang baik.

(19)

2

psikologis peserta didik.1 Pembelajaran disekolah diarahkan agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, siswa sebagai subjek pendidikan (pelaku pendidikan) berperan aktif didalam proses pembelajaran, tidak hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru didalam pembelajaran dikelas.

Dewasa ini guru sebagai pendidik di kelas hanya menerapkan dan menyampaikan materi kepada peserta didik dengan metode cermah yang saat ini penggunaanya tidak relevan bagi pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan metode ceramah guru hanya menyampaikan materi dengan satu arah tanpa melibatkan peran aktif siswa, siswa lebih cenderung hanya sebagai penerima transfer pengetahuan dari guru tanpa diberi kesempatan untuk menggali potensi yang dimiliki siswa. Hal ini diperburuk tanpa adanya metode pembelajaran yang bervariasi sebagai penunjang keberhasilan belajar peserta didik, sehingga pembelajaran cenderung menjadi monoton yang mengakibatkan tidak tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Rendahnya minat peserta didik didalam mengikuti proses pembelajaran mengakibatkan kurangnya keseriusan siswa didalam pembelajaran. Siswa lebih cenderung asyik bercanda, bermain, benggong, mengantuk, dan ada beberapa pula dari mereka keluar kelas. Proses pembelajaran yang demikian membuat prestasi hasil belajar IPA siswa rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) .

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama di SD Bakti Mulya 400, tampak bahwa pembelajaran banyak yang dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan menghapal, kebanyakan siswa tersebut mengalami kesulitan untuk menghapal. Semuanya cenderung menggunakan konsep pembelajaran terpusat pada guru (teacher center), sehingga dalam praktiknya dominasi ada dipihak guru sementara siswa sangat sedikit mengambil peran. Di samping itu, keterbatasan dalam sarana prasarana serta media pembelajaran. Akibatnya, siswa kurang aktif, pembelajaran kurang efektif dan

1

(20)

efisien, siswa cenderung merasa jenuh dan bosan karena pembelajaran yang kurang menyenangkan berdampak dengan rendahnya hasil belajar siswa.

Hal ini terbukti saat peneliti melakukan observasi. Disamping itu, dua tahun terakhir hasil belajar siswa pada konsep selalu kurang memuaskan dan kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan wali kelas IV selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan, yaitu Ibu Endah Istinanik M.Pd diperoleh informasi bahwa perolehan nilai hasil belajar kelas IV di SD Bakti Mulya 400 mulai dari tahun ajaran 2010/2011 sampai dengan tahun ajaran 2011/2012. Nilai tertinggi mata pelajaran IPA pada tahun ajaran 2010/2011 mencapai 80, sedangkan nilai terendahnya 55, untuk nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya mencapai 67,5. Sedangkan pada tahun ajaran berikutnya tahun ajaran 2011/2012 nilai tertinggi mata pelajaran IPA yaitu 75 dan nilai terendahnya 50, sedangkan nilai rata-rata nya adalah 62,5.2

Uraian di atas merupakan rekapan nilai IPA siswa di SD Bakti Mulya 400. Nilai IPA tersebut membuktikan bahwa hasil belajar siswa masih rendah karena berada dibawah nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 70,00. Rendahnya perolehan nilai hasil belajar mata pelajaran IPA di SD Bakti Mulya 400 menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Sebagai guru yang profesional permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi segera.

Mutu pendidikan di negara kita masih rendah, kualitas pendidikan kita masih berada di bawah rata-rata negara berkembang lainnya. Menurut laporan monitoring global yang dikeluarkan lembaga PBB, UNESCO, tahun 2005 posisi Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara berkembang di Asia Pasifik. Selain itu, menurut laporan United Nations Development Programme (UNDP), kualitas SDM Indonesia menempati urutan 109 dari 177 negara di dunia.

2

(21)

4

Sedangkan menurut The Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang merupakan lembaga konsultan dari Hongkong menyatakan kualitas pendidikan di Indonesia sangat rendah, di antara 12 negara Asia yang diteliti, Indonesia satu tingkat di bawah Vietnam.3 Berdasarkan penelitian yang dilakukan The Third

Internasional Mathematic and Science Study Repeat (TIMSSR) pada tahun 2007,

peringkat penguasaan pelajaran IPA siswa Indonesia masih sangat rendah, dari 48 negara partisipan Indonesia hanya mampu menduduki posisi 41.4

Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan termotivasi dalam belajar, siswa dapat lebih aktif, serta prestasi hasil belajar siswa meningkat dan semakin bertambah pengetahuan, bertambah keterampilan, dan semakin faham akan materi yang dipelajari maka semakin bertambah pula kecerdasaan dan prestasi belajar siswa.

Pembelajaran active learning (pembelajaran aktif) merupakan salah satu upaya pembelajaran untuk mengaktifan siswa didalam kelas. Pembelajaran aktif ini menyenangkan, menarik dan membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa tidak hanya terpaku dibangku dan berpikir keras, dengan pembelajaran active learning siswa diajak untuk mendengarkan, melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan mendidskusikan dengan rekannya. Penerapan pembelajaran active learning diharapkan mampu membantu siswa didalam prestasi hasil belajarnya serta siswa lebih memaknai proses pembelajaran yang dilakukan oleh mereka pada saat terlibat langsung didalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa lebih mendominasi pembelajaran (student centered) dan guru hanya menjadi fasilatator dan motivator didalam kelas.

3

Istamar Syamsuri, peningkatan kompetensi guru untuk meningkatkan minat siswa pada bidang MIPA.

4

Yanti Herlanti, “Prestasi Sains Indonesia di TIMSSR”,

(22)

Salah satu strategi pembelajaran active learning adalah index card match. Strategi index card match adalah strategi mencari pasangan dengan cara memasangkan potongan kertas yang berisi pertanyaan dengan potongan kertas yang berisi jawaban atas pertanyaan tersebut.5 Tujuan strategi tersebut adalah menemukan pasangan pertanyaan dengan jawaban yang sesuai untuk selanjutnya dibacakan secara bergantian. Penggunaan strategi ini akan membuat siswa berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan pada kartu yang dibawanya. Strategi index card match dapat mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas seperti belajar sambil bermain pada proses pembelajaran, guru sebagai pengajar harus bisa membuat siswa merasa tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu mata pelajaran pokok di sekolah, memegang peranan yang sangat penting di dalam menyiapkan anak memasuki dunia kehidupannya, karena IPA merupakan pelajaran yang berkaitan langsung dengan lingkungan dan berlangsungnya kehidupan siswa sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri, sebagian besar siswa pada setiap jenjang pendidikan, khususnya pada tingkat SD tidak senang belajar IPA. Ketidaksenangan siswa tersebut dipengaruh oleh beberapa hal, diantaranya adalah karena mereka menganggap IPA sebagai hal yang sulit dipahami dan jauh dari kehidupan mereka serta lebih banyak materi yang harus dihafal oleh siswa.

Dari pernyataan - pernyataan di atas penulis tertarik untuk meneliti adakah pengaruh pembelajaran active learning dengan strategi index card match dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Active Learning dengan Strategi Index Card Match Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi dan Penggunaannya Siswa Kelas IV SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan”.

(23)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, beberapa masalah diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran lebih banyak didominasi oleh aktivitas guru (teacher centered) dibandingkan aktivitas siswa (student centered)

2. Pemberian materi pembelajaran sering kali dengan menggunakan metode ceramah

3. Strategi pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi 4. Kurangnya keaktifan siswa didalam proses pembelajaran 5. Rendahnya hasil belajar IPA siswa

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas, maka penelitian ini akan dibatasi pada: 1. Faktor pembelajaran dibatasi pembelajaran active learning dengan strategi

Index Card Match

2. Hasil belajar IPA siswa yang dimaksud dalam penelitian ini hanya dibatasi pada aspek kognitif meliputi pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2) siswa

D. Rumusan Masalah

Berkenaan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Apakah terdapat pengaruh pembelajaran active learning dengan strategi index card match terhadap hasil belajar IPA materi energi dan penggunaannya siswa kelas IV SD Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan?

E. Tujuan Penelitian

(24)

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca dan guru dalam memilih model pembelajaran dan strategi untuk pelajaran IPA.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata untuk menerapkan model pembelajaran dan strategi baru untuk meningkatkan hasil belajara IPA siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru dan sekolah.

a. Bagi siswa :

1. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPA. 2. Memudahkan siswa untuk memahami konsep IPA

3. Mengaitkan konsep IPA dengan konsep mata pelajaran lain dalam kehidupan sehari-hari

b. Bagi guru

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih model pembelajaran dan strategi yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

c. Bagi sekolah

(25)

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Deskripsi Mata Pelajaran IPA a. Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan berkembang semakin luas, mendalam, dan kompleks sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Oleh karena ilmu pengetahuan berkembang menjadi dua bagian yaitu natural science (Ilmu Pengetahuan Alam, IPA) dan social science (Ilmu Pengetahuan sosial, IPS). Meskipun demikian penggunaan istilah science masih tetap digunakan sebagai Ilmu Pengetahuan Alam, yang diIndonesiakan menjadi sains.1

Dalam perkembangannya, IPA atau sains (inggris:sciences) terbagi menjadi beberapa bidang sesuai dengan perbedaan bentuk dan cara memandang gejala alam. Ilmu yang mempelajari kehidupan disebut Biologi. Ilmu yang mempelajari gejala fisik dari alam disebut Fisika, dan khusus untuk bumi dan antariksa disebut Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Sedangkan ilmu yang mempelajari sifat materi benda disebut Ilmu Kimia.

Menurut Suyoso IPA merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif secara dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yang teratur sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal. Sri Sulistyirini menuliskan bahwa IPA berhubungan dengan cara tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengertian yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dari sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Srini M.Iskandar IPA merupakan pengetahuan tentang kejadian bersifat

1

(26)

kebendaan dan pada umumnya didasarkan atas hasil observasi, eksperimen dan induksi .2

Secara etimologi, Fisher menyatakan kata sains berasal dari bahasa latin, yaitu scientia yang artinya secara sederhana adalah pengetahuan (knowledge). Kata sains mungkin juga berasal dari bahasa Jerman, yaitu Wissenchaft yang artinya sistematis, pengetahuan yang terorganisasi. Sains diartikan sebagai pengetahuan yang secara sistematis tersusun (assembled) dan bersama-sama dalam suatu urutan terorganisasi. Misalnya, pengetahuan tentang fisika, biologi, dan kimia.

Menurut Jenkins & Whitefield sains merupakan rangkaian konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan yang dikembangkan dari hasil eksperimentasi dan observasi serta sesuai untuk eksperimentasi dan observasi berikutnya. Davis dalam bukunya On the Scientific Methodsyang dikutip oleh Chalmers menyatakan sains sebagai suatu struktur yang dibangun dari fakta-fakta. Bronowski, seorang saintis dan juga filosof tentang sains, menyatakan sains merupakan organisasi pengetahuan dengan suatu cara tertentu berupa penjelasan labih lanjut mengenai hal-hal yang tersembunyi di alam.

Berdasarkan penelusuran dari berbagai pandangan para ahli dalam bidang sains dan memperhatikan hakikat sains, dapat kita rumuskan : Sains adalah ilmu pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuari yang dilanjutkan dengan proses observasi (empiris) secara terus-menerus; merupakan suatu upaya manusia yang meliputi operasi mental, keterampilan, dan strategi memanipulasi dan menghitung, yang dapat diuji kembali kebenarannya yang dilandasi dengan sikap keingintahuan (curiousity), keteguhan hati (courage), ketekunan

2

(27)

10

(persistence) yang dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam semesta.3

b. Hakikat IPA

Pada hakikatnya, IPA dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu dari segi produk, proses, dan pengembangan sikap. Dalam belajar IPA terdapat tiga dimensi:proses, hasil (produk), dan pengembangan sikap ilmiah. Ketiganya bersifat saling terkait, sehingga guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus mengandung ketga dimensi tersebut.

1. IPA Sebagai Produk

IPA sebagai produk merupakan hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya berupa fakta, konsep teori, hukum, prosedur informasi telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku-buku teks dan film-film dokumen dalam bentuk CD atau DVD yang kesemuanya dapat dianggap sebagai body of knowladge. Di dalam pengajaran IPA guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan habis digunakan, sehingga dimensi proses untuk mendapatkan ilmu IPA itu sendiri juga menjadi hal yang sangat penting. Produk IPA juga terkait erat dengan perkembangan teknologi. 2. IPA Sebagai Proses

Makna IPA sebagai proses adalah proses untuk mendapatkan IPA yang dilakukan melalui metode ilmiah. Pada anak usia SD/MI, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap, berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh, sehingga harapannya anak-anak SD/MI mampu melakukan penelitian secara sederhana. Pentahapan pengembanganya disesuaikan dengan tahapan metode ilmiah yang meliputi (1) melakukan pengamatan eksploratif yang memunculkan pertanyaan/permasalahan; (2) merumuskan masalah/pertanyaan; (3) mengumpulkan data melalui pengamatan maupun

3

(28)

percobaan (eksperimen); dan (4) membuat simpulan tentang jawaban masalah berdasarkan data. Guna dapat melakukan kegiatan tersebut di atas diperlukan keterampilan proses yang meliputi : (1) observasi, (2) klasifikasi, (3) interpretasi, (4) prediksi, (5) hipotesis, (6) pengendalian variabel, (7) perencanaan dan pelaksanaan penelitian, (8) inferensi, (9) aplikasi, dan (10) komunikasi. Kesepuluh keterampilan dasar tersebut sangat diperlukan dalam proses mendapatkan IPA.

3. IPA Sebagai Pemupuk IPA

Di dalam konteks pengajaran IPA, sikap dibatasi pengertiannya pada sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Sikap ilmiah yang memungkinkan dapat dikembangkan pada anak-anak usia SD/MI adalah : (1) sikap ingin tahu; (2) sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru; (3) sikap kerja sama; (4) sikap tidak putus asa; (5) sikap tidak berprasangka; (6) sikap mawas diri; (7) sikap bertanggung jawab; (8) sikap berpikir bebas; dan (9) sikap disiplin diri. Sikap ilmiah tersebut dapat dikembangkan tatkala peserta didik melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan observasi lapangan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Sains (IPA)

Sains dalam perkembangannya telah menghasilkan teknologi. Tidak bisa disangkal bahwa sains telah banyak memberikan sumbangannya terhadap kehidupan ummat manusia, misalnya dalam perkembangan sains dan teknologi kedokteran, sains dan teknologi komunikasi dan informasi. Dengan sains dan teknologi memungkinkan manusia dapat bergerak atau bertindak dengan cermat dan tepat, efektif dan efisien, karena sains dan teknologi merupakan hasil kerja pengalaman, observasi, eksperimen dan verifikasi.4

Selain sains memiliki kelebihan, terdapat pula beberapa kekurangan secara konseptual dan esensial, mungkin dianggap berbahaya, karena :

1. Sains bersifat objektif, menyampingkan penilaian yang sifatnya subjektif. Menurut Hocking sains menyampingkan tujuan hidup, sehingga dengan

4

(29)

12

demikian sains dan teknologi tidak bisa dijadikan pembimbing bagi manusia dalam menjalani hidup ini.

2. Manusia hidup dalam kurun waktu yang panjang. Jika ia terbenam dalam dunia fisik, maka akan hampa dari makna dalam hidup yang penuh arti ini. Oleh karena itu, sains membutuhkan pendamping dalam operasinya, selain filsafat untuk memberikan nilai-nilai hidup, yang paling penting adalah agama yang memiliki kebenaran dan nilai-nilai hidup yang mutlak. Menurut Albert Einstein, “sains tanpa agama lumpuh, dan agama tanpa sains adalah buta “(Science without religion is lame, religion without science is mind)”.

2. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.5

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

5

(30)

internalisasi. Ranah psikomoris berkenaan dengan kemampuan bertindak yang terdiri dari aspek gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif. Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.6

Menurut Hamalik hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.7 Menurut Nana Sudjana hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.8 Penulis dapat mengambil kesimpulan dari beberapa pendapat diatas bahwa hasil belajar adalah perubahan pada diri siswa yang mencakup pada bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotor (tingkah laku) setelah menerima pengalaman didalam pembelajaran.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dariluar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa

6

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), h. 102.

7

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta:BumiAksara, 2001). h. 155.

8

(31)

14

di sekolah 70 persen dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 persen dipengaruhi oleh lingkungan.9

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu :10

1) Faktor internal siswa yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang belajar, yang meliputi faktor fisiologi (mencakup kondisi fisik dan panca indera) dan faktor psikologis (mencakup bakat, minat, sikap, motivasi, dan kemampuan kognitif).

2) Faktor eksternal siswa yaitu faktor yang berasal dari luar diri orang yang belajar, yang meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

3) Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Hasil belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut :11

1. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan, apa yang dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara kontinu dibawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap.

2. Belajar memerlukan latihan dengan jalan : relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali akan lebih mudah dipahami.

3. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapat kepuasaan.

9

Ibid, h. 39.

10

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja RosdaKarya, 2010), h. 129.

11

(32)

4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan mendorong belajar lebih baik, dan sebaliknya.

5. Faktor asosiasi, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu satuan pengalaman.

6. Pengalaman masa lampau, menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru.

7. Faktor kesiapan belajar, murid yang telah belajar akan lebih mudah untuk menerima pengajaran dan sebaliknya.

8. Faktor minat dan usaha, belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya.

9. Faktor-faktor psikologis, kondisi kesehatan siswa sangat berpengaruh dalam proses belajarnya.

10. Faktor itelegensi, murid yang cerdas akan relatif lebih berhasil dalam pembelajarannya, karena ia lebih mudah menangkap pelajaran yang diberikan dan sebaliknya.

c. Pengukuran Hasil Belajar

Pengukuran adalah pengenaan alat ukur (bilangan atau huruf mutu) yang dikaitkan dengan sifat obyek, peristiwa atau manusia tertentu berdasarkan sistem aturan tertentu.12 Peranan utama prosedur pengukuran dalam bidang pendidikan dan psikologi ialah memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Sedangkan Zainul & Nasution menyatakan bahwa pengukuran adalah suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu berdasarkan formulasi atau aturan yang jelas.13

12

Yusri Pangabean, dkk, Strategi, Model, Dan Evaluasi (pembelajaran kurikulum 2006) (Bina Media Informasi). h.115.

13

(33)

16

Menurut Stanley dikutip dari Findley fungsi pengukuran (tes) dalam pendidikan dapat dikategorikan ke dalam tiga fungsi yang saling berinterelasi, yakni : (1)instruksional, (2)administratif, (3)bimbingan.14

Fungsi instruksional pengukuran memiliki fungsi yang teridiri dari :

1. Proses konstruksi suatu tes merangsang para guru untuk memperjelas dan merumuskan kembali tujuan-tujuan pelajaran yang bermakna

2. Suatu tes akan memberikan umpan balik kepada guru

3. Tes-tes yang dikonstruksi secara cermat dapat mendorong motivasi belajar siswa

4. Ulangan adalah alat yang bermakna dalam rangka penguasaan atau pemantapan belajar atau overlearning.

Fungsi administratif pengukuran memiliki fungsi yang meliputi :

1. Tes memberikan suatu mekanisme untuk mengontrol kualitas suatu sekolah atau sistem sekolah

2. Tes berguna untuk mengevaluasi program dan melakukan penelitian 3. Tes memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik mengenai

klasifikasi dan penempatan

4. Tes dapat menambah kualitas keputusan seleksi

5. Tes berguna sebagai alat untuk melakukan akreditasi, mastery dan sertifikasi

Fungsi bimbingan pengukuran memiliki fungsi tes sangat penting untuk mendiagnosa bakat-bakat, khusus dan abilitas seseorang.

d. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system pengajaran.15 Menurut Nana Sudjana menjelaskan bahwa evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga atau nilai

14

Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan (Bandung:Mandar Maju, 1989). h. 6-9.

15

(34)

berdasarkan kriteria tertentu.16 Sedangkan menurut Suke Silverius menjelaskan, evaluasi yang baik haruslah didasarkan pada tujuan pembelajaran (instructional) yang ditetapkan oleh pendidik dan kemudian benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh pendidik dan peserta didik.17 Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar peserta dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta secara berkesinambungan.18

Evaluasi pada umumnya mengandung fungsi dan tujuan sebagai berikut :19 1. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa

2. Untuk menepatkan para siswa kedalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat, dan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa.

3. Untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik, dan lingkungan) yang berguna baik dalam hubungan dengan fungsi kedua maupun untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar parasiswa

4. Sebagai umpan balik bagi guru yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remedial bagi para siswa.

M. Sobry Sutikno menyebutkan di antara kegunaan evauasi adalah sebagai berikut :20

1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.

2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar mengajar.

16

Pupuh Fathurrohman, M.Sobari Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Islami) (Bandung: Refika Aditama). h. 75.

17

Ibid. h.75

18

Ibid. h.76

19

Oemar Hamalik. loc. cit. h. 212.

20

(35)

18

4. Bahan pertimbangan bagi bimbingan individual peserta didik.

5. Membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kemampuan peserta didik.

6. Bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum 7. Mengetahui status akademis seseorang murid dalam kelompok 8. Mengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan

9. Memberikan laporan kepada murid dan orang tua 10. Sebagai alat motivasi belajar mengajar

11. Mengetahui efektifitas cara belajar dan mengajar, apakah yang telah dilakukan guru benar-benar tepat atau tidak baik yang berkenaan dengan sikap guru maupun sikap murid

12. Merupakan bahan feed back (umpan balik) bagi murid, guru dan program pengajaran.

3. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan. Awalnya digunakan dalam lingkungan militer namun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam konteks pembelajaran yang dikenal dengan istilah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menurut Wina Sanjaya merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan), termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Menurut J.R David strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.21

Pengertian dari Kemp strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.Pendapat dari Moedjino strategi

21

(36)

pebelajaran adalah kegiatan guru untuk memiliki dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru menggunakan siasat tertentu. Sementara itu Dick and Carey berpendapat bahwa strategi pembelajaran adalah semua komponen materi atau paket pengajaran dan prosedur yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.22

Merujuk pada beberapa pendapat di atas strategi pembelajaran dapat dimaknai secara sempit dan luas. Secara sempit strategi mempunyai kesamaan dengan metoda yang berarti cara untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara luas strategi diartikan sebagai suatu cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksaan, dan penilaian. Strategi pembelajaran adalah alat interaksi di dalam proses pembelajaran yang digunakan untuk menimbulkan aktifitas belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

b. Jenis – Jenis Strategi Pembelajaran

Aqib mengelompokkan jenis strategi pembelajaran berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu :23

1. Atas dasar pertimbangan proses pengelolaan pesan.

a. Strategi deduktif. Materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang umum ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian-bagian itu dapat berupa sifat, atribut, atau ciri-ciri.

b. Strategi induktif. Dengan strategi induktif, materi itu bahan pelajaran diolah mulai dari khusus ke yang umum, generalisasi atau umum.

2. Atas dasar pertimbangan pihak pengelola pesan

a. Strategi ekspositorik. Dengan startegi ekspositorik, guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran yang kemudian menyampaikannya kepada siswa. Strategi ekspositorik dapat digunakan dalam

22

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran:sebagai referensi bagi pendidik dalam implementasi pembelajaran yang efektif dan berkualitas, (Jakarta:Kencana, 2009), h. 132.

23

(37)

20

mengajarkan berbagai materi pelajaran, kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.

b. Strategi heuristis. Dengan strategi heuristis, bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan atau materi pelajaran. Guru sebagai fasilitator untuk memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan.

3. Atas dasar pertimbangan pengaturan guru

a. Strategi seorang guru, seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa. b. Strategi pengajaran beregu (team teaching). Dengan pengajaran beregu

dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. 4. Atas dasar pertimbangan jumlah siswa

a. Strategi klasikal

b. Strategi kelompok kecil c. Strategi individu

5. Atas dasar pertimbangan interaksi guru dengan siswa. a. Strategi tatap muka

b. Strategi pengajaran melalui media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, tetapi melalui media. Siswa berinteraksi dengan media.

4. Pembelajaran Aktif (Active Learning) a. Pengertian Active Learning

Istilah active berarti gesit, giat dan bersemangat, sedangkan learning artinya mempelajari, learning diartikan pengetahuan perbuatan belajar mengandung arti dalam diri seseorang. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati. Selain itu belajar aktif juga meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal pembelajaran melalui aktivitas yang menyenangkan.24 Menurut M. Dalyono, active learning merupakan salah satu cara atau strategi pembelajaran yang

24

(38)

menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.25

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Belajar aktif membantu siswa untuk mendengarkan, melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan mendiskusikanya dengan teman yang lain, yang paling penting peserta didik perlu

“melakukannya” memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-contoh,

mencoba keterampilan-keterampilan, dan melakukan tugas-tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah mereka miliki atau yang harus mereka capai.26

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Dalam jurnal Active Learning Handbook dikatakan, “Active Learning is a process where in students are actively engaged in building understanding of facts, ideas, and skills through the completion of instructor directed tasks andactivities”.27 Artinya,belajar aktif merupakan proses dimana siswa secara aktif terlibat dalam membangun pemahaman fakta, ide, dan keterampilan melalui penyelesaian instruktur diarahkan tugas dan kegiatan. Dari berbagai pengertian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran aktif (active learning) sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Pembelajaran aktif menepatkan siswa sebagai student center (berpusat pada siswa) didalam kegiatan pembelajaran yang mengembangkan cara-cara belajar mandiri, mengembangkan bakat, berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

25

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005) cet ke-3, h.195.

26

Ibid, h. 22.

27

(39)

22

b. Indikator Pendekatan Active Learning

Untuk melihat terwujudnya active learning dalam proses pembelajaran, ada beberapa indikator active learning. Dari indikator ini dapat diketahui tingkah laku yang muncul dalam suatu proses pembelajaran. Indikator tersebut dapat dilihat dari lima segi, yaitu :28

1. Dari sudut siswa

a. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahannya

b. Keinginan, keberanian dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran

c. Penampilan berbagai usaha atau keaktifan belajar dalam menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilan

d. Kebebasan untuk melakukan hal tersebut di atas tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

2. Dari sudut guru

a. Adanya untuk mendorong, membina gairah belajar dan partisipasi siswa secara aktif

b. Guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan masing-masing

d. Guru menggunakan berbagai jenis metode pembelajaran serta menggunakan berbagai media

3. Dari sudut program

a. Tujuan instruksional serta konsep maupun isi pelajaran sesuai dengan kebutuhan, minat serta kemampuan peserta didik

b. Program yang cukup jelas sehingga dapat dimengerti oleh siswa

c. Bahan pembelajaran mengandung fakta atau informasi, konsep, prinsip dan keterampilan

28

(40)

4. Dari sudut situasi belajar

a. Adanya hubungan yang erat antara guru dengan siswa, guru dengan guru dan siswa dengan siswa

b. Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan memiliki kebebasan untuk mengembangkan cara belajar masing-masing

5. Dari sudut sarana belajar a. Sumber belajar bagi siswa

b. Fleksibilitas waktu untuk melakukan kegiatan belajar c. Dukungan dari berbagai media pembelajaran

d. Kegiatan siswa tidak terbatas di dalam kelas tetapi juga di luar kelas Dengan adanya indikator tersebut, maka akan lebih memudahkan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, setidaknya memberi rambu-rambu bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran aktif (active learning).

5. Strategi Index Card Match

a. Pengertian Strategi Index Card Match

Dalam pembelajaran active learning banyak sekali metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru agar suasana pembelajaran menjadi aktif dan tidak monoton, salah satu strategi yang terdapat dalam active learning yaitu strategi index card match yaitu Strategi index card match adalah strategi mencari pasangan dengan cara memasangkan potongan kertas yang berisi pertanyaan dengan potongan kertas yang berisi jawaban atas pertanyaan tersebut.29

Staregi index card match merupakan salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran dengan meninjau kembali apa yang telah dipelajari sebagai aktivitas yang menyenangkan.30 Strategi peninjauan kembali ini merupakan cara untuk membantu siswa mengingat apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan dan kemampuan mereka yang sekarang,

29 Hisyam Zaini, dkk, Stategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta:CTSD UIN). h. 67. 30

(41)

24

siswa diajak untuk memikirkan kemabali informasi dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak dari pelajaran yang telah mereka peroleh.

Tujuan strategi tersebut adalah menemukan pasangan pertanyaan dengan jawaban yang sesuai untuk selanjutnya dibacakan secara bergantian. Penggunaan strategi ini akan membuat siswa berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan pada kartu yang dibawanya. Strategi index card match dapat mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas seperti belajar sambil bermain pada proses pembelajaran, guru sebagai pengajar harus bisa membuat siswa merasa tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

b. Langkah – Langkah Penerapan Strategi Index Card Match Langkah – langkah strategi index card match, yaitu :31

1. Membuat potongan – potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada di dalam kelas

2. Bagi jumlah kertas kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama

3. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan

4. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat tadi

5. Kocoklah semua kartu sehingga akan tercampur antara kartu soal dan kartu jawaban

6. Beri setiap peserta didik satu kertas atau satu kartu. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban 7. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang

sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan.

31

(42)

Terangkan juga agar mereka tidak memberi materi yang mereka dapatkan kepada teman lain

8. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan. Minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan yang lain

9. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi atau kesimpulan c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Index Card Match

1. Kelebihan strategi index card match

a. Siswa menerima kartu soal atau jawaban, namun melalui presentasi antar pasangan, siswa dapat mempelajari topik atau konsep lainnya b. Terjadi proses diskusi dan presentasi sehingga dapat lebih menguatkan

konsep atau topik yang hendak direview maupun topik yang baru dipelajari

c. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, yang ditandai dengan antusiasme partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. 2. Kekurangan strategi index card match yaitu pembelajaran tidak terpusat

pada peranan guru tetapi siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga peranan guru sebagai motivator dan fasilitator. Selain itu terbatasnya waktu yang tersedia didalam pembelajaran menggunakan strategi index card match.

6. Materi Energi Dan Penggunaannya a. Sumber Energi Panas

Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas disebut sumber panas.

Dalam kehidupan kita terdapat dua sumber panas, yaitu matahari dan sumber

panas lain yang dihasilkan karena gesekan benda.

1. Matahari

Matahari merupakan sumber panas utama di bumi yang digunakan oleh

makhluk hidup. Energi panas yang dihasilkan oleh matahari sangat

(43)

26

2. Energi panas yang dihasilkan karena gesekan benda

Selain matahari, energi panas juga dapat dihasilkan dari gesekan antara

dua buah benda. Pada saat udara dingin di pegunungan, orang yang

mendaki gunung biasanya menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya

untuk memperoleh energi panas sehingga tubuhnya menjadi hangat.

b. Perpindahan Panas

Panas dapat berpindah atau merambat melalui tiga cara, yaitu radiasi,

konveksi, dan konduksi.

1. Radiasiadalahpanas yang merambat langsung tanpa melalui zat perantara

dikenal dengan radiasi.

2. Konveksimerupakan perpindahan panas yang diikuti oleh perpindahan zat

perantaranya.

3. Konduksi merupakan perambatan panas tanpa disertai perpindahan zat

perantaranya.

c. Sumber Bunyi yang Terdapat di Lingkungan Kita

Dalam kehidupan kita banyak sumber bunyi yang dapat kita temukan. Sumber bunyi yang paling mudah tentunya adalah alat musik. Gitar, piano, gendang, angklung, biola, suling, dan lainnya.

d. Bunyi Dihasilkan Dari Benda yang Bergetar

Bunyi yang kita dengar dari sumber bunyi sebenarnya dapat didengar karena adanya getaran dari sumber bunyi tersebut. Pada saat angklung kita gerakkan maka akan diperoleh bunyi. Tetapi, jika angklung tersebut didiamkan maka angklung tidak dapat mengeluarkan bunyi.

e. Perambatan Bunyi

Bunyi dapat kita dengar dari sumber bunyi karena adanya rambatan. Rambatan tersebut terjadi karena adanya getaran pada benda yang menjadi sumber bunyi. Bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair, dan udara.

1. Bunyi merambat melalui zat padat

Apabila kita sedang berjalan di atas rel, kita dapat mendengar bunyi kereta

(44)

ini disebabkan karena bunyi kereta api tersebut mengalami perambatan

melalui rel yang merupakan zat padat.

2. Bunyi merambat melalui zat cair

Untuk menunjukkan bahwa bunyi dapat merambat melalui zat cair Dalam

kehidupan sehari-hari, orang yang tinggal di tepi sungai dapat mendengar

suara kereta api yang lewat. Walaupun tempatnya jauh dari tempat tinggal

orang-orang tersebut. Karena bunyi dapat merambat melalui air sungai.

3. Bunyi merambat melalui udara

Udara merupakan perantara yang dapat menyebabkan bunyi dapat kita

dengar. Kita dapat mendengar bunyi bel yang ada di sekolah karena bunyi

tersebut merambat melalui udara dan sampailah ke telinga kita. Bunyi

tidak dapat merambat di dalam ruangan yang hampa udara.

4. Bunyi dapat dipantulkan dan diserap

Jika kamu berteriak di dalam ruangan tersebut maka suara kita seolah-olah

ada yang menirukan. Hal ini disebabkan karena suara yang keluar akan

dipantulkan oleh dinding sehingga menimbulkan gaung. Gaung

merupakan pantulan bunyi yang terdengar kurang jelas karena bunyi yang

dihasilkan dari pemantulan bercampur dengan bunyi asli. Lain halnya

ketika kita berteriak di depan tebing yang cukup jauh jaraknya. Maka

suara yang dipantulkan oleh tebing terdengar seperti suara aslinya.

Pantulan bunyi seperti ini dikenal dengan gema. Gema adalah bunyi pantul

yang terdengar setelah bunyi asli selesai dibunyikan. Selain dapat

dipantulkan, bunyi juga dapat diserap oleh benda. Apabila kalian masuk ke

dalam ruangan pertunjukkan film atau bioskop maka suara yang terjadi di

dalam bioskop tidak dapat didengar dari luar. Hal ini disebabkan karena

(45)

28

f. Sumber Energi Alternatif

Pada umumnya sumber energi alternatif yang ada saat ini, digunakan untuk pembangkit listrik dan bahan bakar.32

1. Sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik.

Sumber energi di lingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pembangkit listrik di antaranya adalah energi air, energi angin, energi panas bumi, dan energi nuklir. Di daerah pedesaan yang belum terjangkau oleh listrik, masyarakat memanfaatkan air sebagai sumber energi listrik. Mereka membuat kincir air yang diletakkan di aliran sungai yang cukup deras. Kincir air ini berfungsi menggerakkan generator atau turbin yang nantinya dapat menghasilkan listrik.

2. Sumber energi alternatif bahan bakar

Saat ini telah dikembangkan beberapa energi alternatif pengganti minyak bumi, antara lain pemanfaatan energi matahari, biodisel, biogas, dan biomassa. Di negara maju, kini telah digunakan kendaraan dengan sumber tenaga dari matahari atau yang lebih dikenal dengan kendaraan tenaga surya. Kendaraan tenaga surya memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi gerak. Mobil atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar solar dapat diganti dengan sumber energi lain yaitu biodisel. Biodisel adalah bahan bakar yang berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan atau lemak hewan. Biodisel lebih ramah lingkungan dibandingkan minyak bumi. Untuk memasak kini telah dikembangkan energi alternatif yang bernama biogas. Biogas merupakan energi yang dihasilkan dari penguraian bahan organik, seperti kotoran hewan yang dapat digunakan untuk sumber energi pada kompor. Energi biomassa adalah energi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan binatang, misalnya tebu. Tebu dapat diolah untuk membuat alkohol Alkohol dapat dimanfaatkan seperti bensin untuk bahan menggerakkan mesin.

32

(46)

g. Keuntungan Energi Alternatif

Energi alternatif memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan sumber energi utama, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Harga relatif lebih murah dan terjangkau oleh seluruh masyarakat.

2. Tidak akan habis karena berasal dari matahari dan sumber daya alam lain yang dapat diperbaharui.

3. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan apabila digunakan. h. Alat Musik Tiup

Alat musik tiup umumnya berbentuk panjang seperti pipa. Bunyi yang dihasilkan oleh alat musik tiup dapat terjadi ketika udara dalam pipa bergetar karena tiupan pemainnya. Nada suara diatur dengan membuka dan menutup lubang pada sisi alat musik. Perubahan keras pelannya suara disebabkan oleh kekuatan tiupan yang menyebabkan getaran udara.

i. Alat Musik Pukul

Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul disebut juga perkusi. Akibat pukulan, alat musik akan bergetar dan menghasilkan suara. Makin kuat pukulan, getarannya makin banyak dan suara alat musik makin keras.

j. Alat Musik Gesek

Biola termasuk alat musik gesek. Gesekan terhadap rentangan senar yang semakin kuat, dapat menyebabkan perubahan energi bunyi dari biola.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan ini merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, dirasa perlu mengenali penelitian yang terdahulu.

(47)

30

Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Active Learning Dengan Strateg Index Card Match (Ptk Pembelajaran Matematika Kelas Vii Smp

N I Plupuh Sragen)”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut bahwa

pembelajaran matematika melalui active learning dengan strategi index card match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa.33

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan Febriyanto Galih (2011) dalam penelitiannya dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Index Card Match Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Siswa Kelas Iv Sd Negeri 2 Tanjungsari Rembang Tahun Ajaran 2011/2012”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut bahwa metode Index Card Match dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga berdampak pada hasil belajar.34

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan Eni Yuliati (2011) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Active Learning “Index Card Match” Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Biologi Pada Materi Arkhaebakteria Dan Eubakteria Kelas X

Man Purwodadi Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011”. Kesimpulan yang

didapatkan dalam skripsi tersebut bahwa tidak terdapat adanya pengaruh metode pembelajaran Active Learning Index Card Match terhadap minat belajar siswa kelas X MAN Purwodadi. Sementara itu, hasil uji analisis kemampuan kognitif siswa diperoleh nilai Z sebesar -7,344 dengan signifikansi 2-tailed 0,000, berarti hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh penggunaan metode Active Learning

Index Card Match terhadap kemampuan kognitif siswa MAN Purwodadi.35

33

Pujianti, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Active Learning Dengan Strategi Index Card Match (Ptk Pembelajaran Matematika Kelas Vii Smp N I Plupuh Sragen) Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2010

34

Febriyanto Galih, Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Index Card Match Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Siswa Kelas Iv Sd Negeri 2 Tanjungsari Rembang Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2011

35

(48)

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan Siti Nurhasanah, Prof. Dr. Jumadi dan Yuni Wibowo, M.Pd. dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Dengan Strategi Index

Card Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Kelas Vii Dalam Pembelajaran Ipa Di Smp Negeri 2 Patuk”. Kesimpulan yang

didapatkan dalam skripsi tersebut bahwa Keaktifan siswa telah mencapai kategori tinggi dengan rata-rata untuk pertemuan pertama dan kedua untuk siklus II mencapai 97%. Hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mencapai batas KKM pada posttest siklus II yaitu 24 siswa dengan persentase 77%. Nilai rata-rata kelas untuk posttest pada siklus II mencapai 71,23.36

C. Kerangka Berpikir

Kurangnya strategi pe

Gambar

Gambar Kartu Index Card Match ..................................................................................
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian
Kisi Tabel 3.2 – Kisi Instrument Tes
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Karakteristik Gen Cytochrome Oxidase Subunit I (COI) pada

The last, Masningrum Innayatullah Anggrahini (2011) entitled “Conflicts of Faith and Science in Ron Howard’s Angels and Demons Movie (2009): A Sociological Approach” this

Analisis Formula Biofilmed Fertilizer terhadap Berat Kering Bawang Merah Menggunakan Uji DMRT Taraf Kepercayaan 95% 59 Tabel 27. Analisis Dosis Biofilmed Fertilizer terhadap

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh s tock selection skill , market timing ability, fund size , dan fund longevity terhadap kinerja reksa

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai proses perencanaan, proses pelaksanaan, watak kewarganegaraan siswa, serta kendala yang terjadi dalam

TUGAS : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam melaksanakan urusan Penanaman Modal dan PTSP di bidang Pengembangan Iklim, Promosi, Data dan Informasi Penanaman Modal.

Pidana Anak (Tambahan Lembaran Ngara Republik Indonesia Nomor 5332). Undang-Undang Republik Indonesia

Imam Bonjol, atau yang berada di sekitaran Stasiun Poncol merupakan kawasan prostitusi Liar yang berlokasi strategis untuk pencarian pelanggan dan tempat yang cocok untuk mereka