• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Fuzzy Logic pada capital budgeting untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan proyek investasi studi kasus pada PT Maruyung Permai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Fuzzy Logic pada capital budgeting untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan proyek investasi studi kasus pada PT Maruyung Permai)"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN FUZZY LOGIC PADA CAPITAL BUDGETING

UNTUK MENGEVALUASI DAN MENGOPTIMALKAN

PROYEK INVESTASI

(Studi Kasus pada PT. Maruyung Permai)

Disusun oleh:

Dahlia NIM: 105082002748

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

(2)

PENERAPAN FUZZY LOGIC PADA CAPITAL BUDGETING

UNTUK MENGEVALUASI DAN MENGOPTIMALKAN

PROYEK INVESTASI

(Studi Kasus pada PT. Maruyung Permai)

Penelitian

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Dahlia

NIM: 105082002748

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Hepi Prayudiawan SE, Ak, MM NIP. 194906021978031001

Jurusan Akuntasi

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

(3)

Hari ini Jum’at Tanggal 13 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Dahlia NIM: 105082002748 dengan

judul Penelitian “PENERAPAN FUZZY LOGIC PADA CAPITAL BUDGETING UNTUK MENGEVALUASI DAN MENGOPTIMALKAN

PROYEK INVESTASI” (Studi Kasus pada PT. Maruyung Permai). Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama ujian berlangsung, maka

penelitian ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 November 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Rini SE.,Ak.,MSi Yessi Fitri SE.,Ak.,MSi

Ketua Sekretaris

Dr. Yahya Hamja, MM

(4)

Hari ini Jum’at Tanggal 19 Bulan Februari Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Penelitian atas nama Dahlia NIM: 105082002748 dengan judul

Penelitian “PENERAPAN FUZZY LOGIC PADA CAPITAL BUDGETING

UNTUK MENGEVALUASI DAN MENGOPTIMALKAN PROYEK

INVESTASI” (Studi Kasus pada PT. Maruyung Permai). Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama ujian berlangsung, maka penelitian ini

sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Februari 2010

Tim Penguji Ujian Penelitian

Dr. Yahya Hamja, MM

Ketua

Rini SE., Ak., MSi

Sekretaris

Dr. Amilin

Penguji Ahli I

Yesi Fitri SE., Ak., MSi

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Freelance sebagai interviewer di Litbang Harian Kompas dari Tahun

2006 - 2009

2. Freelance sebagai konfirmator pada Quick Account dan Exit Poll

(6)

3. Praktek Kerja Lapangan / Magang di Bank Indonesia di bagian

Direktorat Hukum (DHk) Tahun 2008.

4. Freelance sebagai interviewer “Program TV Ramadhan” di SCTV

Tahun 2008.

5. Sebagai Tutor di Primagama Golden Madrid, BSD, dari tanggal 4

Januari 2009 s/d 23 April 2009

6. Freelance sebagai interviewer Turlap “DAS Ciliwung” di Litbang

(7)

APPLICATION OF FUZZY LOGIC ON CAPITAL BUDGETING FOR EVALUATION AND OPTIMIZATION INVESTMENT PROJECT

(Case Study at PT. Maruyung Permai)

By:

Dahlia 105082002748

Abstract

The purpose of this research is to used fuzzy logic on capital budgeting from investment project at PT. Maruyung Permai and then compare it with conventional capital budgeting. This research describe some technique to evaluate interval fuzzy from NPV and IRR so it can maximize profit and minimize risk in the same time.

This research used descriptive analysis method and for the calculation method using basic principle of arithmetic for fuzzy number and used bisection method in searching for fuzzy IRR value. The result of fuzzy capital budgeting gives more better investment decision or more relevant in application compare with conventional capital budgeting.

(8)

PENERAPAN FUZZY LOGIC PADA CAPITAL BUDGETING UNTUK MENGEVALUASI DAN MENGOPTIMALKAN PROYEK INVESTASI

(Studi Kasus pada PT. Maruyung Permai)

Oleh:

Dahlia 105082002748

Abstraksi

Tujuan dari penelitian ini adalah menerapan fuzzy logic pada capital budgeting dari proyek investasi PT. Maruyung Permai dan membandingkannya dengan perhitungan capital budgeting konvensional. Penelitian ini menyajikan tehnik untuk evaluasi internal fuzzy dari NPV dan IRR sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko pada waktu yang sama.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan metode perhitungannya menggunakan prinsip dasar aritmatika pada bilangan fuzzy serta menggunakan metode komputasi bisection dalam menghitung IRR fuzzy. Hasil dari penelitian ini adalah fuzzy capital budgeting memberikan keputusan investasi yang lebih baik atau lebih relevan pada aplikasinya dibandingkan dengan capital budgeting konvensional

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrahiim. Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini sebagai syarat

untuk meraih gelar sarjana. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW dan semoga kita mendapat syafa’at dari Beliau di akherat

kelak.

Fuzzy logic atau logika samar adalah bidang ilmu pengetahuan yang baru

berkembang pada tahun 1965-an oleh Lotfi A. Zadeh. Fuzzy logic adalah system

lokiga baru yang merupakan perluasan dari logika klasik, hal tersebut membuat

fuzzy logic sangat menarik untuk diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.

Walaupun pada awalnya fuzzy logic bukan dikhususkan pada bidang ekonomi,

ternyata pada perkembangannya fuzzy logic sangat bermanfaat pada bidang

ekonnomi.

Penelitian ini memfokuskan untuk membahas tentang fuzzy logic pada

capital budgeting. Penulis mencoba membandingkan capital budgeting

konvensional dengan fuzzy capital budgeting.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak terdapat

kekurangan, dengan penuh kerendahan hati maka penulis mengharapkan saran

dan kritik dari pembaca untuk perbaikan dan pengembangan penelitian

(10)

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang berjasa bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini:

1. Untuk orang tuaku tercinta yang selalu memberikan dukungan berupa

materi, do’a dan kasih sayang, serta untuk seluruh anggota keluarga di

rumah.

2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM., selaku pembimbing pertama, yang telah

memberikan banyak ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga penelitian

ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Hepi Prayudiawan SE, Ak, MM., selaku pembimbing kedua, yang

telah memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis untuk

penyempurnaan penelitian ini.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, MSi., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

6. Ibu Yesi Fitri, SE, Ak, MSi., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.

7. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

8. Seluruh Staff Bagian Keuangan, Akademik, dan Kemahasiswaan Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Para pegawai Perpustakaan FEIS dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta.

10. Ibu Nenik dan Dicky Setiawan atas sumber data penelitian ini.

11. Irianto atas kesabaran dan perhatiannya dalam membantu penulis

(11)

12. Untuk Hany Namira, terima kasih telah memberikan motivasi dan semangat

kepada penulis.

13. Untuk teman-teman Akuntansi E, teman-teman Akmen, dan teman-teman

akuntansi Angkatan 2005, serta semua pihak yang telah membantu penulis

menyelesaikan penelitian ini baik langsung ataupun tidak langsung yang

tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum

Jakarta, April 2010

(12)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Penelitian………

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif………..

Lembar Pengesahan Ujian

Penelitian………...

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Perumusan Masalah……… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………... 7

1. Tujuan Penelitian……….. 7

2. Manfaat Penelitian……… 7

(13)

A. Capital Budgeting………. 8

1. Definisi Capital Budgeting………... 8

2. Pentingnya Capital Budgeting………. 9

3. Kategori Keputusan Capital Budgeting………... 10

4. Aturan Keputusan Capital Budgeting………. 11

a. Periode Pembayaran Kembali (Payback Period)... 12

b. Metode Nilai Sekarang Bersih (NPV/Net Present Value)……….. 13

c. Metode Pengembalian Internal (IRR-Internal Rate Of Return)………... 16

d. Metode IRR yang Dimodifikasi (MIRR-Modified IRR)………. 18

B. Analisis Risiko……… 20

1. Pengertian Risiko……… 20

2. Macam - Macam Risiko………. 20

3. Metode Penaksiran Risiko……….. 21

4. Pendekatan Lain Menilai Risiko dalam Capital Budgeting… 23 C. Logika………... 25

1. Logika Klasik (Crisp)………. 26

2. Logika Samar (Fuzzy Logic)……… 27

D. NPV Fuzzy, Analisis Risiko Fuzzy, dan IRR Fuzzy……… 29

(14)

2. IRR Fuzzy………. 35

E. Kerangka Pemikiran……… 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 A. Ruang Lingkup Penelitian………... 40

B. Metode Pengumpulan Data………. 40

C. Metode Analisis……….. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42 A. Gambaran Umum Perusahaan……… 42

1. Sejarah Singkat Perusahaan……… 42

2. Struktur Organisasi………. 43

B. Hasil dan Pembahasan………. 46

1. Perhitungan Capital Budgeting Konvensional………... 49

2. Perhitungan Fuzzy Capital Budgeting……… 50

a. NPV Fuzzy………. 50

b. IRR Fuzzy……….. 53

c. Analisis Risiko Fuzzy……….. 56

3. Perbandingan Hasil Perhitungan Capital Budgeting Konvensional dengan Fuzzy Capital Budgeting………. 56

(15)

B. Implikasi……….. 59

C. Keterbatasan………... 59

D. Saran……… 60

DAFTAR PUSTAKA……… 61

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Proyek Investasi 2 Fase………... 3

2.1 Fungsi Keanggotaan Klasik Himpunan Usia Muda... 27

2.2 Fungsi Keanggotaan Fuzzy Himpunan Usia Muda... 28

2.3 Interval Fuzzy Untuk Parameter Tak Tentu Pt dan Fungsi Keanggotaan (Pt)……….. 30

2.4 NPV Interval Fuzzyyang Dihasilkan………... 34

2.5 Interval NPV untuk Nilai d yang Berbeda………... 36

2.6 Alur Kerangka Pemikiran……… 39

4.1 Himpunan Fuzzy Untuk NPV Fase I……… 52

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1

2

3

4

5

6

7

8

9

(18)

DAFTAR RUMUS

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Rumus NPV………. 1

1.2 Rumus IRR……….. 2

1.3 Rumus IRR pada setiap level- ……… 5

1.4 Rumus IRR pada setiap level- dengan aturan aritmatika……... 5

2.1 Rumus periode pembayaran kembali (payback periode)... 12

2.2 Rumus NPV………. 13

2.3 Rumus NPV dalam Masalah Penggantian Aktiva……… 15

2.4 Rumus IRR……….. 17

2.5 yang Dimodifikasi (MIRR-Modified IRR)……… 19

2.6 Rumus pendekatan tingkat kepastian setara………. 21

2.7 Rumus pendekatan tingkat diskonto dengan risiko yang disesuaikan……… 22

2.8 Rumus analisis NPV untuk menilai risiko dengan distribusi normal………... 25

2.9 Rumus deviasi standar NPV………. 25

2.10 Rumus untuk mencari sebaran normal baku………. 25

2.11 Nilai keanggotaan himpunan klasik usia muda... 27

2.12 Nilai keanggotaan himpunan fuzzy usia muda... 29

2.13 Operasi aritmatika fuzzy………... 31

(19)

2.15 Penjabaran dari fungsi aritmatika fuzzy………. 32

2.16 Himpunan tingkatan ketidakfuzzy-an dari subhimpunan fuzzy…. 33 2.17 Rumus tingkat ke-fuzzy-an……… 33

2.18 Transformasi dari rumus tingkat ke-fuzzy-an………... 34

2.19 Rumus IRR yangterkorespondensi dengan ………….. 35

2.20 Pembagian rumus IRR yang terkorespondensi dengan setiap ………... 35

2.21 Rumus IRR min fuzzy……….. 37

2.22 Rumus IRR maxfuzzy……….. 37

2.23 Risiko proyek investasi dari perhitungan IRR fuzzy……… 38

3.1 Fungsi aritmatika fuzzy………. 41

(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

4.1 Rekapitulasi Biaya Perum Griya Ciledug Tahun 2003 (Kvt)…….. 46

4.2 Rekapitulasi Biaya Perum Griya Ciledug Tahun 2004 (KVt)……... 47

4.3 Rekapitulasi Biaya Perum Griya Ciledug Tahun 2005 (KVt)……... 47

4.4 Rekapitulasi Biaya Perum Griya Ciledug Tahun 2006 (KVt)……... 47

4.5 Rekapitulasi Biaya Perum Griya Ciledug Tahun 2007 (KVt)……... 48

4.6 Rekapitulasi Biaya Perum Griya Ciledug Tahun 2008 (KVt)……... 48

4.7 Rekapitulasi Harga Jual Perum Griya Ciledug dari Tahun 2003-2008 (Pt)……… 48

4.8 KVt (Modal Investasi Tahun t) Fuzzy………... 50

4.9 Pt (Arus Kas Masuk Tahun t) Fuzzy………. 51

4.10 d (Discount Rate) Fuzzy……….. 51

4.11 Nilai NPV untuk kedua fase dengan fuzzy………... 52

4.12 Perhitungan IRR fuzzy untuk fase I………. 55

4.13 Perhitungan IRR fuzzy untuk fase II……… 55

4.14 Hasil perhitungan IRR fuzzy untuk kedua fase……… 56

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia usaha saat ini semakin ketat. Perusahaan dituntut

agar lebih kompetitif dalam menjalankan usahanya. Salah satu usaha yang dapat

dilakukan oleh perusahaan adalah dengan cara membuat capital budgeting yang

cermat dalam suatu kegiatan investasi. Perencanaan capital budgeting yang baik

akan membuat perusahaan tidak melakukan investasi yang berlebihan atau

kurangnya investasi guna meminimalkan tingkat risiko yang akan terjadi dan

memaksimalkan laba perusahaan.

Pendekatan untuk masalah capital budgeting banyak sekali parameternya,

antara lain adalah: Net Present Value , Internal Rate of Return ,

Payback Period , dan Modified Internal Rate of Return .

Parameter-parameter tersebut biasa digunakan untuk estimasi kualitas dan yang paling

banyak digunakan adalah dan (Sevastjanov et. al., 2006).

Penelitian ini hanya didasarkan pada analisis dan IRR. NPV

dirumuskan (Sevastjanov et. al., 2006) sebagai berikut:

(1.1)

adalah discount rate, adalah produksi tahun pertama, adalah

investasi tahun terakhir, adalah modal investasi tahun , adalah arus kas

masuk pada tahun , adalah waktu dari proyek investasi. Biasanya, discount rate

(22)

lain yang berhubungan dengan profit rate dari modal investasi yang lain. Ekonomi

dasar dari dapat dijelaskan sebagai berikut: alternatif dari proyek analisa,

deposito dalam beberapa bunga bank didistribusikan pada waktu yang sama

seperti pertimbangan analisa investasi. Semua keuntungan yang dihasilkan juga

didepositokan dengan tingkat bunga yang sama. Jika discount rate sama dengan

, investasi akan memberikan jumlah pendapatan yang sama dengan deposito

sehingga keduanya sama secara ekonomi. Jika discount rate bank yang

sebenarnya kurang dari , investasi pada sebuah proyek lebih diutamakan.

Karena itu adalah threshold discount rate membagi efektif dan inefektif

proyek investasi. Nilai adalah solusi untuk mencari dari persamaan non

linear (Sevastjanov et. al., 2006) sebagai berikut:

(1.2)

Estimasi dengan sering digunakan sebagai langkah awal dari analisis

keuangan. Hanya proyek dengan tidak di bawah nilai batasan, contoh:

15-20%, dapat dipilih untuk pertimbangan lebih lanjut.

Ada dua permasalah dalam capital budgeting. Yang pertama, akar ganda

pada persamaan (1.2) yang dikenal sebagai masalah berganda. Permasalahan

kedua adalah negatif (Pavel Sevastjanov et. al., 2006). Masalah akar

berganda muncul ketika terjadi negatif cash flow setelah memulai investasi. Pada

kenyataannya, kejadian negatif cash flow setelah investasi awal biasanya

diperlakukan sebagai force majeur local atau bahkan kegagalan proyek total. Itu

(23)

kemungkinan munculnya negatif cash flow, kecuali pada kasus ketika mereka

berhubungan dengan proyek jangka panjang yang mengandung beberapa fase

(lihat gambar 1.1) yang merupakan proyek dua fase biasa. Setelah investasi awal,

proyek memberikan keuntungan yang dapat dipertimbangkan pada waktu

sebagian dari jumlah arus kas masuk dan mungkin tambahan produk bank

diinvestasikan sekali lagi.

Gambar 1.1 Proyek Investasi 2 Fase Sumber: Sevastjanov et. al. (2006)

Faktanya, investor membeli alat produksi yang baru dan gedung

(menciptakan perusahaan baru) dan dalam sudut pandang investor proyek baru

dimulai. Mudah untuk diketahui bahwa investor kreditor yang tertarik dalam

pembayaran ulang dari kredit selalu menganalisa bagian dan . Hal

tersebut hanyalah rencana investasi rutin, tidak ada pertimbangan teoritis yang

dapat ditemukan dalam buku keuangan. Disisi lain, pemisahan baik dari proyek

(24)

baik. Bahkan jika kita lihat proyek dua fase sebagai satu kesatuan, kita sering

mendapatkan terjadi dengan dua akar yang sangat berbeda sehingga tidak

mungkin dibuat satu keputusan. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa masalah

nilai ganda hanya terjadi pada teori tidak pada kenyataan dari modal

investasi. Karena itu, hanya kasus ketika persamaan (1.2) mempunyai akar

tunggal yang akan dianalisa pada penelitian ini. Sama dengan sebelumnya,

masalah nilai negatif sepertinya hanya buatan saja. Jelas bahwa, proyek

investasi apapun dengan invesmen negatif harus ditolak pada tahap perencanaan.

Fokus dari penelitian ini adalah saat ini pendekatan konvensional dari

evaluasi , , dan parameter keuangan lainnya mendapat banyak kritikan,

karena arus kas masuk masa mendatang , modal investasi dan tingkat

adalah parameter yang tak tentu. Ketidaktentuan ini dari capital budgeting

berbeda dari kasus di mana pembagian ramalan harga tidak dapat dideskripsikan

dalam teori probabilitas. Dalam modal investasi, seseorang biasanya berhadapan

dengan rencana bisnis jangka panjang sebagai kenyataan. Dalam kasus tertentu,

deskripsi dari ketidaktentuan dengan menggunakan kerangka konvensional

metode probabilitas yang biasanya tidak dapat dilakukan karena tidak terdapat

informasi objektif tentang probabilitas kejadian di masa depan sehingga yang

benar-benar tersedia pada kasus ini adalah perkiraan para ahli. Pada situasi dunia

nyata, investor atau para ahli yang terlibat dapat memprediksi secara yakin hanya

interval nilai dan yang mungkin dan kadang-kadang nilai yang paling

(25)

dari interval aritmatik dan teori himpunan fuzzy dalam budgeting diobservasi dan

dengan alasan itu penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini.

Fuzzy budgeting digagas oleh T.L. Ward dan J.U. Buckley dan telah

banyak mengalami pengembangan setelah itu. Bahkan saat ini dapat dikatakan

hampir semua masalah estimasi fuzzy telah terselesaikan, tetapi masalah

menarik dan penting dari project risk assessment menggunakan fuzzy dapat

prioritas utama (Sevastjanov et. al., 2006).

Masalah yang tidak terselesaikan adalah estimasi fuzzy IRR. Di mana

persamaan (1.2) terdapat ekspresi yang tidak dapat diterapkan pada kasus fuzzy

karena sisi kiri persamaan (1.2) adalah fuzzy, dan sisi kanan 0 adalah tegas (crisp)

dan persamaan ini tidak mungkin karena persamaan (1.2) tidak memiliki arti

(tidak dapat diterapkan) dari sudut pandang fuzzy.

Metode untuk estimasi fuzzy yang diajukan adalah di mana -cut

yang merepresentasikan bilangan fuzzy digunakan. Metode ini didasarkan pada

asumsi bahwa himpunan persamaan untuk penentuan pada setiap level-

dapat dituliskan (Sevastjanov et. al., 2006) sebagai berikut:

(1.3)

Di mana , adalah representasi interval

tegas dari fuzzy cash flow pada level- . Dari persamaan (1.3) semua interval tegas

menyatakan nilai fuzzy dapat ditemukan. Sayangnya

(26)

aritmatik sederhana, interval tegas kanan adalah representasi dari persamaan (1.2)

pada level- harus ditulis (Sevastjanov et. al., 2006) sebagai berikut:

(1.4)

Dari persamaan (1.4) tidak mungkin didapatkan interval , tetapi

ketegasannya dapat dicapai. Masalah lain yang tidak terdapat pada litelatur

adalah mengoptimalkan cash flows. Selanjutnya penelitian ini terdiri atas

bagian-bagian sebagai berikut: yang pertama, sebuah metode untuk estimasi fuzzy

dijelaskan dan kemungkinan dari pendekatan pada estimasi risiko. Selanjutnya,

sebuah metode untuk solusi tegas persamaan (1.2) untuk masalah fuzzy cash flows

digunakan untuk mengoptimalkan cash flows yang memaksimalkan profit dan

meminimalkan resiko.

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Sevastjanov et. al. (2006). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah: pertama, penelitian sebelumnya hanya menekankan hasil perhitungan

capital budgeting pada satu nilai saja sehingga pada kenyataannya sulit

diterapkan. Kedua, arus kas masuk masa mendatang, modal investasi dan tingkat

diskonto adalah parameter yang tak tentu sehingga depenelitian dari

ketidaktentuan tersebut sulit dilakukan dengan metode probabilitas karena tidak

terdapat informasi objektif tentang probabilitas kejadian di masa depan (Junardy

dkk., 2005)

Fuzzy logic adalah sistem logika baru yang banyak sekali manfaatnya

antara lain pada capital budgeting. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian

(27)

untuk Mengevaluasi dan Mengoptimalkan Proyek Investasi (Studi Kasus pada PT.

Maruyung Permai)”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perhitungan capital budgeting konvensionaldengan menggunakan

pendekatan dan ?

2. Bagaimana perhitungan fuzzy capital budgeting dengan menggunakan

pendekatan dan ?

3. Apakah penerapan fuzzy logic pada capital budgeting dengan pendekatan

dan dapat memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan capital

budgeting konvensional?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan capital budgeting konvensional

dengan menggunakan pendekatan dan

2. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan fuzzy capital budgeting dengan

menggunakan pendekatan dan ?

3. Untuk mengetahui apakah penerapan fuzzy logic pada capital budgeting

dengan pendekatan dan dapat memberikan hasil lebih baik

(28)

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan referensi untuk pengambilan keputusan dalam capital budgeting pada

proyek investasi.

2. Bagi akademik, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu

pengetahuan dan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pembaca serta dapat

menambah wawasan.

3. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan penulis

mengenai alternatif perhitungan pada dan sehingga memberikan

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Capital Budgeting

1. Definisi Capital Budgeting

Istilah modal (capital) mengacu kepada aktiva-aktiva jangka panjang

yang digunakan dalam produksi, sedangkan anggaran (budget) adalah

sebuah rencana yang memerinci proyeksi-proyeksi arus kas masuk dan keluar

selama suatu periode tertentu di masa mendatang. Jadi, anggaran modal

(capital budget) adalah suatu uraian investasi yang telah direncanakan pada

aktiva tetap.

Capital budgeting menurut Brigham dan Houston (2006) adalah seluruh proses menganalisis proyek dan memutuskan proyek mana yang akan dimasukkan di dalam anggaran modal.

Capital budgeting menurut Shim dan Siegel (2000) adalah proses pengambilan keputusan atas rencana jangka panjang berupa investasi modal.

Capital budgeting menurut Garrison et. al. (2006) adalah investasi suatu perusahaan di masa sekarang dengan memasukan dana untuk menerima pengembalian di masa yang akan datang.

Capital budgeting menurut Blocher et. al. (2007) adalah proses mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih proyek-proyek yang membutuhkan komitmen dari dana yang berjumlah besar dan akan menghasilkan keuntungan besar di masa depan.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat penulis simpulkan

bahwa capital budgeting adalah proses mengidentifikasi, mengevaluasi, dan

memilih proyek investasi mana yang akan dilakukan dengan

mempertimbangkan tingkat pengembalian yang diharapkan di masa yang akan

(30)

2. Pentingnya Capital Budgeting

Keputusan capital budgeting harus dihubungkan dengan perencanaan

strategi perusahaan yang menyeluruh. Strategi meliputi perencanaan untuk

masa depan perusahaan. Capital budgeting secara inheren memerlukan

komitmen terhadap masa depan. Sejumlah faktor digabungkan untuk membuat

capital budgeting menjadi salah satu fungsi yang mungkin paling penting

diantara keseluruhan fungsi yang harus dilakukan oleh para manajer keuangan

dan staf-stafnya, karena hasil keputusan dari capital budgeting akan terus

berlangsung selama bertahun-tahun, perusahaan akan kehilangan sebagian

fleksibilitasnya.

Capital budgeting harus diintegrasikan dengan perencanaan strategi

karena investasi yang berlebihan atau investasi yang tidak mencukupi akan

mempunyai konsekuensi yang serius terhadap masa depan perusahan. Jika

perusahaan menanamkan terlalu banyak dalam aktiva tetap, perusahaan akan

menanggung beban-beban berat yang tidak perlu (seperti beban depresiasi

peralatan). Jika yang ditanamkan tidak cukup, akan ada dua masalah yang

timbul. Pertama, peralatan dan perangkat lunak komputer yang dimilikinya

mungkin tidak cukup modern untuk memungkinkannya melakukan produksi

secara kompetitif. Kedua, perusahaan akan mempunyai kapasitas yang tidak

memadai dan dapat kehilangan pangsa pasarnya untuk direbut

perusahaan-perusahaan saingannya. Mendapatkan kembali konsumen yang hilang adalah

(31)

peningkatan mutu produk, yang semuanya membutuhkan biaya yang cukup

besar.

Waktu juga memegang peranan penting, aktiva modal harus tersedia

ketika dibutuhkan. Capital budgeting yang efektif dapat meningkatkan

ketepatan waktu maupun mutu dari akuisisi aktiva. Capital budgeting

umumnya melibatkan pengeluaran-pengeluran yang subtansial, dan sebelum

menghabiskan sejumlah besar uang, perusahaan harus menyusun rencana yang

matang. Sejumlah dana yang besar tidak akan tersedia secara otomatis. Oleh

karena itu, sebuah perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk

menjalankan sebuah program capital budgeting utama sebaiknya

merencanakan pendanaannya cukup jauh sebelumnya untuk memastikan

adanya ketersediaan dana yang diperlukan dalam program perluasan

perusahaan itu.

3. Kategori Keputusan Capital Budgeting

Keputusan capital budgeting menurut Garrison et. al. (2006) meliputi:

a. Keputusan pemangkasan biaya. Apakah seharusnya peralatan baru dibeli

untuk menurunkan biaya?

b. Keputusan ekspansi. Apakah seharusnya ditambah suatu pabrik baru,

gudang atau fasilitas lain untuk meningkatkan kapasitas atau penjualan?

c. Keputusan penyeleksian peralatan. Dari beberapa mesin yang tersedia

manakah yang sangat efektif dari segi biaya untuk dibeli?

d. Keputusan membeli atau menyewa. Peralatan baru seharusnya dibeli atau

(32)

e. Keputusan penggantian peralatan. Seharusnya peralatan lama diganti

sekarang atau nanti?

Keputusan capital budgeting menurut Garrison et. al. (2006)

cenderung dibagi ke dalam dua kategori besar, yaitu:

a. Keputusan screening, berkaitan dengan apakah proyek yang diusulkan

memenuhi standar penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai

contoh, suatu perusahaan mungkin mempunyai kebijakan menerima

proyek jika proyek tersebut menjanjikan pengembalian, katakanlah 20%

dari investasi. Tingkat kembalian yang disyaratkan adalah tingkat

pengembalian minimum suatu proyek yang harus dihasilkan dapat

diterima.

b. Keputusan preference, berkaitan dengan seleksi diantara beberapa bagian

tindakan yang memiliki daya saing. Sebagai contoh, suatu perusahaan

mungkin mempertimbangkan lima mesin yang berbeda untuk

menggantikan mesin yang ada di bagian perakitan. Pilihan mesin yang

mana untuk dibeli adalah keputusan pemilihan.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa

keputusan capital budgeting meliputi pemangkasan biaya, espektasi,

penyelesaian peralatan, membeli atau menyewa, dan penggantian peralatan.

Sedangkan secara garis besar keputusan capital budgeting dibagi ke dalam

(33)

4. Aturan Keputusan Capital Budgeting

Menurut Keown et. al. (2008) ada empat kriteria paling umum yang

dapat digunakan untuk menentukan apakah sebaiknya proyek itu diterima atau

ditolak di dalam capital budgeting, yaitu:

a. Periode pembayaran kembali (Payback Period)

b. Metode nilai sekarang bersih (NPV-Net Present Value)

c. Tingkat pengembalian internal (IRR- Internal Rate of Return)

d. Metode IRR yang dimodifikasikan (MIRR-Modified IRR)

a. Periode Pembayaran Kembali (Payback Period)

Menurut Keown et. al. (2008) periode pembayaran kembali (payback period) adalah suatu kriteria capital budgeting yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi ke awal.

Menurut Garrison et. al. (2006) periode pembayaran kembali (payback period) adalah lamanya waktu yang dibutuhkan suatu proyek untuk mengganti biaya awal dari penerimaan kas yang ditimbulkannya.

Berdasarkan definisi di atas, periode pembayaran kembali

(payback period) adalah suatu kriteria capital budgeting yang

digambarkan sebagai jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menutupi atau

mengganti biaya awal dari penerimaan kas yang ditimbulkannya.

Periode pembayaran kembali (payback periode) menurut Garrison

et. al. (2006) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(2.1)

Keunggulan periode pembayaran kembali (payback periode)

(34)

1. Menggunakan arus kas bebas.

2. Mudah dihitung dan dipahami.

3. Dapat digunakan sebagai alat penyaring kasar.

Sedangkan kelemahan periode pembayaran kembali (payback

periode) adalah:

1. Mengabaikan nilai waktu uang.

2. Mengabaikan arus kas bebas yang terjadi setelah periode

pengembalian.

3. Memilih periode pengembalian maksimum bersifat arbiter.

b. Metode Nilai Sekarang Bersih ( -Net Present Value)

Menurut Garrison et. al. (2006) nilai sekarang bersih (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang arus kas masuk dengan nilai sekarang arus kas keluar dalam suatu proyek investasi.

Menurut Keown et. al. (2008) nilai sekarang bersih (NPV) adalah kriteria keputusan capital budgeting yang ditentukan dari nilai sekarang arus kas bebas dikurangi pengeluaran awal.

Berdasarkan definisi di atas, nilai sekarang bersih (NPV) adalah

suatu kriteria capital budgeting yang ditentukan dari selisih antara nilai

sekarang arus kas masuk dengan nilai sekarang arus kas keluar dalam

suatu proyek investasi.

Rumus NPV menurut Sevastjanov et. al. (2006) sebagai berikut:

(35)

Dimana: adalah discount rate, adalah produksi tahun pertama,

adalah investasi tahun terakhir, adalah modal investasi tahun ,

adalah arus kas masuk pada tahun , adalah waktu dari proyek investasi.

Nilai NPV yang positif menurut Brigham dan Houston (2006)

menandakan bahwa:

1. Investasi awal telah tertutup.

2. Tingkat pengembalian yang diperlukan telah dipenuhi

3. Pengembalian yang melebihi (1) dan (2) telah diterima. Jadi, jika NPV

lebih besar dari nol, maka investasi tersebut menguntungkan dan

karena itu dapat diterima, jika NPV sama dengan nol, pengambil

keputusan dapat menerima atau menolak investasi itu. Dan jika NPV

kurang dari nol, maka sebaiknya proyek ditolak.

Keunggulan NPV menurut Keown et. al. (2008) adalah:

1. Menggunakan arus kas bebas.

2. Memperhitungkan nilai waktu uang.

3. Konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan

pemegang saham.

Sedangkan kelemahan NPV adalah:

1. Membutuhkan perkiraan jangka panjang terperinci dari arus kas bebas

proyek.

2. Sensitivitas terhadap pilihan tingkat diskonto.

Menurut Sumastuti (2001) penerapan metode NPV dalam berbagai

(36)

1. Dalam masalah keterbatasan dana

Apabila dana terbatas, yang ditunjukkan dengan adanya anggaran yang

disediakan pada suatu periode tertentu, maka perusahaan terpaksa

melakukan pengalokasian dana untuk usulan-usulan investasi yang

ada. Pada kondisi ini, tujuan perusahaan adalah memilih kombinasi

berbagai usulan investasi yang memberikan NPV tertinggi, dengan

segala keterbatasan dana yang ada. Apabila batasan dana ini

benar-benar harus dipenuhi, mungkin sekali perusahaan lebih baik memilih

beberapa usulan investasi kecil dari pada satu atau dua usulan investasi

besar.

2. Dalam masalah penggantian aktiva

Dalam masalah penggantian aktiva dari berbagai kasus yang dialami

atau direncanakan oleh suatu perusahaan, menurut praktek yang sudah

dijalankan oleh beberapa perusahaan, kasus penggantian aktiva tetap

ini hanya dapat secara representatif menggunakan alat analisis dengan

metode net present value (NPV). Menurut Sumastuti (2001) pada kasus

ini rumus NPV yang digunakan adalah:

(2.3)

Penaksiran aliran kas masuk (proceed) dan keluar (outlays) yang kita

gunakan adalah dengan menggunakan taksiran selisih (incremental).

Dengan asumsi seolah-olah kita menggunakan mesin baru.

(37)

Pada umumnya inflasi akan mengganggu keputusan pengujian

investasi dengan NPV yang memperhatikan nilai waktu uang. Alasan

yang utama adalah karena beban penyusunan didasarkan atas nilai

historis dan bukan nilai pengganti (replacement cost). Apabila

keuntungan meningkat, maka semakin besar pula pajak yang akan

dikenakan, yang mengakibatkan aliran kas yang sebenarnya tidak bisa

menyesuaikan diri dengan inflasi.

c. Metode Pengembalian Internal ( - Internal Rate Of Return)

Menurut Garrison et. al. (2006) tingkat pengembalian internal (IRR) adalah tingkat pengembalian yang dijanjikan oleh proyek investasi selama umur manfaat.

Menurut Keown et. al. (2008) tingkat pengembalian internal (IRR) adalah kriteria keputusan capital budgeting yang mencerminkan tingkat pengembalian yang didapat dari suatu proyek.

Menurut Blocher et. al. (2007) tingkat pengembalian internal (IRR) adalah metode arus kas terdiskonto yang mengestimasi tingkat diskonto yang menghasilkan nilai sekarang dari arus kas masuk periode selanjutnya sama dengan investasi awal.

Berdasarkan definisi di atas, tingkat pengembalian internal (IRR)

adalah tingkat pengembalian atau tingkat diskonto yang dijanjikan oleh

suatu proyek investasi selama umur manfaat dengan membuat NPV proyek

sama dengan nol.

Rumus IRR menurut Sevastjanov et. al. (2006) adalah:

(2.4)

Dasar pemikiran metode menurut Eugene F. Brigham et. al.

(38)

proyek dengan nilai sekarang dari penerimaannya menjadi begitu spesial?

Alasannya didasarkan pada logika berikut ini:

1. dari suatu proyek adalah ekspektasi tingkat pengembaliannya.

2. Jika tingkat pengembalian internal melebihi biaya uang yang

digunakan untuk mendanai proyek, maka akan terdapat surplus setelah

pembayaran modal, dan surplus ini akan diberikan kepada para

pemegang saham.

3. Oleh karena itu, menerima sebuah proyek yang nilai melebihi

biaya modalnya akan meningkatkan kekayaan para pemegang saham.

Di lain pihak, jika tingkat pengembalian internal lebih kecil dari biaya

modalnya, maka menerima proyek akan menimbulkanh biaya bagi

pemegang saham saat ini. Karakteristik “impas” seperti inilah yang

membuat bermanfaat dalam mengevaluasi proyek-proyek modal.

Keunggulan IRR menurut Keown et. al. (2008) adalah:

1. Menggunakan arus kas bebas.

2. Memperhitungkan nilai waktu uang.

3. Konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan

pemegang saham.

Sedangkan kelemahan IRR adalah:

1. Membutuhkan perkiraan jangka panjang terperinci dari arus kas bebas

proyek.

(39)

3. Mengasumsikan arus kas selama umur proyek yang diinvestasikan

kembali pada tingkat IRR.

d. Metode yang Dimodifikasi (MIRR-Modified IRR)

Metode dan akan menghasilkan keputusan

penerimaan/penolakan yang sama untuk proyek-proyek yang independen,

tetapi jika proyek-proyek tersebut saling eksklusif, maka dapat terjadi

konflik peringkat. Jika terjadi konflik peringkat, maka sebaiknya

menggunakan metode . Metode dan lebih unggul daripada

metode pembayaran kembali, tetapi lebih unggul dari , karena

berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat biaya

modal perusahaan, sedangkan berasumsi arus kas akan diinvestasikan

kembali pada tingkat proyek. Investasi kembali pada tingkat biaya

modal umumnya adalah asumsi yang lebih baik karena lebih mendekati

kenyataan.

Metode yang dimodifikasi memperbaiki masalah yang

terdapat dalam biasa. MIRR melibatkan perhitungan nilai akhir ( )

dari arus kas masuk yang dimajemukkan pada tingkat biaya modal

perusahaan dan kemudian menentukan tingkat diskonto yang memaksa

nilai sekarang menjadi sama dengan nilai sekarang arus kas keluar.

Menurut Keown et. al. (2008) secara matetatis, IRR yang dimodifikasi

(40)

(2.5)

Dengan:

ACOFt

ACIFt

TV

n

MIRR

k

= arus kas keluar tahunan setelah pajak pada periode t

= arus kas masuk tahunan setelah pajak pada periode t

= nilai akhir ACIF dimajemukan pada tingkat

pengembalian yang disyaratkan di akhir proyek.

= usia proyek yang diharapkan

= tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi.

= tingkat diskonto yang tepat

Keunggulan MIRR menurut Keown et. al. (2008) adalah:

1. Menggunakan arus kas bebas.

2. Memperhitungkan nilai waktu uang.

3. Konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan

pemegang saham.

Sedangkan kelemahan MIRR adalah: membutuhkan perkiraan

jangka panjang terperinci dari arus kas bebas proyek.

B. Analisis Risiko

Karena kita hidup dalam dunia yang penuh dengan ketidak-pastian, maka

(41)

dimensi hidup kita. Tentu saja, jelas bahwa risiko harus dipertimbangkan dalam

pembuatan keputusan keuangan.

1. Pengertian Risiko

Menurut Keown et. al. (2008):

”Risiko adalah penyimpangan arus kas yang mungkin terjadi di masa yang akan datang”.

2. Macam - Macam Risiko

Menurut Keown et. al. (2008) dalam capital budgeting risiko proyek

dapat dilihat pada tiga tingkatan, yaitu:

a. Risiko proyek itu sendiri (project standing alone risk)

Adalah risiko proyek yang mengabaikan fakta bahwa risiko ini dapat

didiversifikasi jika dikombinasikan dengan proyek dan aktiva perusahaan

lainnya.

b. Risiko kontribusi proyek terhadap perusahaan (project’s contribution to

firm risk)

Adalah besarnya risiko yang dikontribusikan oleh proyek ke dalam

perusahaan secara keseluruhan. Pengukuran ini mempertimbangkan fakta

bahwa beberapa dari risiko ini akan didiversifikasikan ketika proyek ini

dikombinasikan dengan proyek dan aktiva perusahaan lainnya, namun

mengabaikan efek diversifikasi tersebut.

c. Risiko sistematik (systematic risk)

Adalah risiko proyek dari pandangan para pemegang saham yang

mendiversifikasikan sahamnya dengan baik. Ukuran ini

(42)

didiversifikasikan jika proyek tersebut dikombinasi dengan proyek-proyek

lain yang dilakukan perusahaan, dan sebagai tambahan, beberapa sisa

risiko akan didiversifikasikan oleh para pemegang saham jika mereka

mengkombinasikan saham ini dengan saham lain dalam portofolio mereka.

3. Metode Penaksiran Risiko

Menurut Keown et. al. (2008) ada dua metode yang memasukan risiko

ke dalam analisis, yaitu:

a) Pendekatan tingkat kepastian setara.

Merupakan suatu teknis memasukan risiko ke dalam keputusan capital

budgeting dimana pengambil keputusan menggantikan satu set arus kas

tidak berisiko yang sama untuk arus kas yang diharapkan lalu mendiskonto

arus kas ini kembali ke masa sekarang. Metode nilai kepastian setara dapat

dirumuskan sebagai berikut:

(2.6)

dengan: = koefisien nilai kepastian setara pada periode t

ACFt = arus kas tahunan setelah pajak pada periode t

IO = pengeluaran awal kas

n = panjang usia proyek

krf = tingkat bunga bebas risiko

b) Pendekatan tingkat diskonto dengan risiko yang disesuaikan.

Merupakan suatu metode memasukkan tingkat risiko proyek ke dalam

proses capital budgeting, dimana tingkat diskonto disesuaikan keatas

(43)

mendorong kebawah untuk menyesuaikan dengan risiko yang lebih kecil

dari normal. Dengan rumus:

(2.7)

Dimana: ACFt = arus kas tahunan setelah pajak padaperiode t

IO = pengeluaran awal kas

n = panjang usia proyek

k* = tingkat diskonto yang telah disesuaikan dengan risiko

Menurut Keown et. al. (2008) ada dua pendekatan untuk menentukan

tingkat risiko serta keseimbangan yang tepat atas risiko dan tingkat

pengembalian pada proyek yang tidak sejenis, yaitu:

1) Menaksir beta dengan data akuntansi

Untuk menaksir beta dengan data akuntansi kita hanya membuat regresi

seri waktu dari tingkat pengembalian suatu divisi atas aktivanya (laba

bersih/total aktiva) pada indeks pasar. Koefisien regresi dari persamaan ini

akan menjadi beta proyek secara akuntansi, dan berlaku sebagai perkiraan

beta proyek sebenarnya atau ukuran risiko sistematisnya. Cara lainnya

adalah model regresi berganda berdasarkan data akuntansi dapat juga

dibuat untuk menjelaskan beta. Hasil dari metode ini dapat digunakan oleh

perusahaan yang sifat pekerjaannya tidak umum.

2) Metode pemain murni (pure play) untuk menaksir beta suatu proyek

Adalah suatu metode yang menghitung beta proyek yang mencoba untuk

(44)

terlibat dalam bisnis yang sama dengan proyek yang dilakukan, dan

menggunakan beta tersebut sebagai wakil untuk beta proyek.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada dua metode

yang memasukan risiko ke dalam analisis yaitu: pendekatan tingkat kepastian

setara dan pendekatan tingkat diskonto dengan risiko yang disesuaikan.

Sedangkan ada dua metode pendekatan risiko pada proyek yang tidak sejenis

yaitu: menaksir beta dengan data akuntansi dan metode pemain murni (pure

play) untuk menaksir beta suatu proyek.

4. Pendekatan Lain Menilai Risiko dalam Capital Budgeting

Menurut Shim dan Siegel (2000) ada 5 (lima) pendekatan lain untuk

menilai risiko dalam capital budgeting, yaitu:

a) Simulasi

Adalah proses meniru proyek investasi yang sedang dievaluasi dengan

menggunakan komputer. Ini dilakukan dengan memilih secara acak

observasi dari setiap distribusi yang mempengaruhi hasil proyek,

mengkombinasikan observasi ini untuk menentukan keluaran akhir

proyek, dan terus melakukan proses ini hingga data representatif dari

kemungkinan keluaran proyek tercipta.

b) Analisis sensitivitas melalui pendekatan simulasi

Adalah proses menentukan bagaimana distribusi dari pengembalian yang

mungkin untuk proyek tertentu dipengaruhi oleh perubahan salah satu

variabel input.

(45)

Adalah tampilan grafis dari urutan kemungkinan hasil yang memberikan

petunjuk kepada pembuat keputusan tentang gambaran skematis dari

permasalahan yang ada dengan menggambarkan semua hasil yang

mungkin terjadi.

d) Korelasi arus kas dari waktu ke waktu

Bila arus kas tidak saling mempengaruhi dari satu period eke periode

berikutnya, maka cukup mudah bagi kita mengukur risiko keseluruhan dari

usulan investasi. Namun, dalam beberapa hal, khususnya yang berkaitan

dengan pengenaan produk baru, arus kas yang terjadi pada tahun-tahun

awal mempengaruhi arus kas tahun-tahun berikutnya. Ini disebut sebagai

arus kas yang tergantung kepada waktu dan berdampak pada makin

meningkatnya risiko proyek dari waktu ke waktu.

e) Distribusi normal dan analisis NPV: membakukan sebaran

NPV yang diharapkan akan menjadi sebagai berikut:

(2.8)

Deviasi standar NPV adalah:

(2.9)

Nilai yang diharapkan dan deviasi standar memberikan informasi

yang cukup banyak berguna dalam mengukur risiko proyek investasi. Bila

(46)

pernyataan probabilitas sehubungan dengan NPV proyek tersebut.

Probabilitas NPV suatu proyek yang menghasilkan NPV kurang dari atau

lebih besar daripada nol dapat dihitung dengan membakukan sebaran

normal x sebagai berikut:

(2.10)

Dimana:

x =

NPV =

z =

Keluaran yang dicari

NPV yang diharapkan

Sebaran normal baku yang nilai probabilitasnya

dapat dicari dalam tabel distribusi normal.

C. Logika

Logika adalah pengetahuan tentang kaidah berfikir atau jalannya pikiran

yang masuk akal (Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 2008). Pada

awalnya sistem logika dipopulerkan oleh Aristhoteles yang kemudian dikenal

dengan. logika klasik. Baru pada sekitar tahun 1965 Lofti A. Zadeh profesor

computer science dari Universitas California di Berkeley memperkenalkan suatu

sistem logika baru, yaitu fuzzylogic atau logika samar (Hellmann, 2001).

1. Logika Klasik (Crisp)

Logika klasik pertama kali dicetuskan oleh Aristhoteles seorang filosof

Yunani kuno yang lahir pada tahun 384 SM. Aristhoteles dianggap sebagai

bapak logika karena salah satu karyanya yaitu “Organon” (logika) (Hellmann,

(47)

Logika klasik atau yang dikenal juga dengan logika biner (binary

logic) adalah suatu sistem logika yang menyatakan suatu objek atau keadaan

pada salah satu dari dua kondisi, yaitu “iya” atau “tidak”. Logika klasik tidak

mengenal suatu nilai di antara dua kondisi tersebut. Sistem logika klasik untuk

“iya” memiliki nilai keanggotaan = 1 dan “tidak” memiliki nilai

keanggotaan 0. Batasan-batasan pada logika klasik sangat jelas, oleh

kerena itu logika klasik disebut juga dengan logika tegas (crisp) (Zadeh, 1995

dalam Irianto, 2006).

Sebagai contoh: Jika sesorang berusia kurang dari sama dengan 25

dikatakan muda, dan lebih dari 25 dikatakan dewasa. Maka jika seseorang

berusia 24 tahun dikatakan muda atau memiliki nilai keanggotaan

dan (Irianto, 2006).

Jika fungsi nilai kebenaran logika kasik digambarkan maka akan

membuat suatu garis yang kontinu di satu titik. Untuk contuh fungsi

keanggotaan muda di atas adalah:

Gambar 2.1

(48)

Fungsi keanggotaan himpunan klasik di atas dapat dinotasikan sebagai

berikut:

(2.11)

2. Logika Samar (Fuzzy Logic)

Fuzzy logic adalah sistem logika yang dikembangkan oleh Lofti A.

Zadeh pada tahun 1965. Beliau adalah professor di Universitas California di

Berkeley. Berbeda dengan logika klasik, Fuzzy logic memiliki nilai

keanggotaan yang berada antara 0 sampai 1. Jika nilai keanggotaan mendekati

0 maka kondisi tersebut dapat dinyatakan semakin salah dan jika nilai

keanggotaan mendekati 1 maka kondisi itu dapat dinyatakan semakin benar

(Hellmann, 2001).

Pada dasarnya fuzzy logic adalah logika banyak nilai atau multivalued

logic yang memungkinkan “keadaan antara” dapat dirumuskan atau

didefinisikan. Jadi kondisi “agak” tinggi “sangat” cepat dapat dirumuskan dan

dihitung. Fuzzy logic sangat berguna untuk membuat komputer dapat bekerja

lebih manusiawi (Hellmann, 2001). Pada awalnya Plato-lah yang menyadari

terdapat “daerah antara” yang merupakan dasar dari fuzzy logic. Plato

menyebutkan terdapat daerah samar di antara benar dan salah (Irianto, 2006).

Fuzzy logic juga dapat dikatakan sebagai bentuk umum dari logika

klasik dimana nilai kebenarannya dapat berupa nilai antara 0 sampai 1. Jika

nilai semakin mendekati 0 maka pernyataan tersebut akan semakin bernilai

salah dan jika semakin mendekati 1 maka pernyataan tersebut semakin

(49)

Sebagai ilustrasi dengan menggunakan contoh di atas fungsi nilai

keanggotaan fuzzy logic untuk usia muda sebagai berikut:

Gambar 2.2

Fungsi Keanggotaan Fuzzy Himpunan Usia Muda Sumber: Irianto (2006)

Sehingga fungsi kebenaranya dapat dituliskan sebagai berikut:

(2.12)

Jadi jika seseorang berusia 23 tahun maka nilai dari fungsi

kebenaranya adalah .

Fungsi kebenaran pada fuzzy logic tidak selalu memiliki bentuk seperti

contoh di atas. Terdapat beberapa bentuk-bentuk lain dari fungsi nilai

kebenaran fuzzy logic antara lain berbentuk distribusi normal, eksponensial,

gelombang sinus, dan juga trapesium. Pada penelitian ini penulis akan

menggunakan fungsi nilai kebenaran berbentuk trapesium yang akan di

(50)

Hal yang perlu dibedakan adalah antara fuzzy logic dan probabilitas.

Karena kedua memiliki interval nilai yang sama. Kedua pernyataan antara

fuzzy dan probabilitas berdasarkan penyataan umum sangat berbeda.

Probabilitas biasanya menyatakan “Probabilitas terjadinya-A 0.5” sedangkan

fuzzy menyatakan “derajat keanggotaan dari kondisi-A adalah 0.5”. Di sini

terlihat bahwa probabilitas menyatakan nilai untuk sesuatu keadaan yang

belum terjadi dan diberikan suatu angka antara 0-1 yang merepresentasikan

kemungkinan terjadi sedangkan fuzzy logic memberi angka 0-1 untuk suatu

keadaan jika berada pada kondisi tersebut (Hellmann, 2001 dalam Irianto,

2006).

D. NPV Fuzzy, Analisis Risiko Fuzzy, dan IRR Fuzzy

1. NPV Fuzzy dan Analisis Risiko Fuzzy

Teknik ini berdasarkan pengembangan prinsip fuzzy, dimana nilai ,

dan yang tidak tentu dimasukan kedalam interval fuzzy yang

bersesuaian. Artinya para ahli menentukan batas bawah - (nilai pesimis)

dan batas atas - (nilai optimis) pada suatu interval dan interval dalam

dari nilai yang paling diharapkan terjadi sebagai parameter analisis.

(lihat gambar 2). Fungsi menyatakan fungsi keanggotaan atau derajat di

mana nilai dari parameter itu berada pada suatu interval (dalam hal ini

berada pada interval ). Fungsi keanggotaan berubah secara tetap dari

0 (nilai yang berada diluar interval) sampai dengan maksimum 1 yaitu nilai di

dalam daerah yang paling mungkin. Jelas bahwa fungsi keanggotaan

(51)

jika berada untuk semua nilai yang berada pada himpunan dan bernilai 0 untuk

selainnya (Pavel Sevastjanov et. al., 2006).

Gambar 2.3

Interval fuzzy untuk parameter tak tentu dan fungsi keanggotaan . Sumber: Sevastjanov et. al. (2006).

Kelinieran fungsi keanggotaan tidaklah wajib, tapi pada kasus seperti

ini bentuk tersebut paling sering digunakan dan dapat merepresentasikan

bentuk interval fuzzy yang paling tepat dari kumpulan empat

. Maka semua perhitungan dapat diselesaikan dengan aturan

aritmatika interval fuzzy, misal beberapa prinsip dasar dari aritmatika fuzzy.

Secara umum, teknik perhitungan interval fuzzy berdasarkan representasi dari

interval fuzzy awal dalam bentuk yang sedemikian -cuts (gambar 2.3) adalah

interval tegas yang bersesuaian dengan derajat dari fungsi keanggotaan.

Semua perhitungan yang terbentuk oleh -cuts akan menggunakan aturan

aritmatika himpunan tegas dan solusi dari interval fuzzy didapat sebagai

(52)

Karena itu jika adalah bilangan fuzzy maka , dimana

adalah interval tegas , adalah interval fuzzy

, jadi jika adalah bilangan fuzzy (interval) dan @ adalah operator

dari (Sevastjanov et. al., 2006) maka:

(2.13)

Karena -cuts yang merepresentasikan aritmatika fuzzy berdasarkan

aritmatika interval tegas, definisi dasar yang digunakan pada analisis interval

juga akan ditunjukan. Ada beberapa definisi dari aritmatika interval menurut

Moore (1966) dalam Sevastjanov et. al. (2006), tetapi pada penerapannya ada

satu bentuk yang terbukti sebagai yang terbaik. Menurut Sevastjanov et. al.

(2006) definisi tersebut adalah jika dan yang

merupakan interval tegas, maka:

(2.14)

Menurut Sevastjanov et. al. (2006) hasil dari definisi (2.14) didapat:

(2.15)

Tentu saja masih banyak terdapat masalah dengan penerapan analisis

interval, sebagai contoh, pembagian dengan nol yang terdapat dalam interval,

tapi secara umum definisi tersebut di atas dapat digunakan sebagai alat

(53)

Menggunakan interval fuzzy membuat kita dapat mengestimasi batas

dari nilai prediksi NPV yang mungkin, interval dari nilai yang paling

diharapkan, dan juga yang paling penting untuk menghitung derajat risiko

keuangan dari investasi. Mungkin ada banyak cara untuk mengukur risiko

keuangan dalam kerangka metodologi berdasarkan himpunan fuzzy. Tetapi

dalam penelitian ini kita hanya menggunakan satu pendekatan saja.

Untuk mengestimasi risiko keuangan, aturan himpunan fuzzy akan

digunakan. Misal sembarang subset fuzzy , dapat digambarkan dengan

fungsi keanggotaan maka komplemen dari subhimpunan fuzzy

memiliki fungsi keanggotaan . Perbedaaan mendasar dari

subhimpunan fuzzy dengan klasik adalah irisan dari fuzzy dan tidak

kosong, artinya , dengan adalah subhimpunan fuzzy yang juga

tidak kososng. Jelas bahwa semakin “dekat” ke maka semakin besar

subhimpunan dan semakin berbeda dengan himpunan aslinya

(Sevastjanov et. al., 2006).

Menggunakan aturan ini (Yager, 1979 dalam Sevastjanov et. al., 2006)

mengajukan himpunan tingkatan ketidakfuzzy-an dari subhimpunan fuzzy

sebagai berikut:

(2.16)

Karena itu, menurut Sevastjanov et. al. (2006) tingkat ke-fuzzy-an

(54)

(2.17)

Definisi dari rumus (2.17) adalah pelengkap dari suatu permintaan

yang jelas tentang tingkat ke-fuzzy-an. Jika adalah subhimpunan fuzzy pada

, adalah fungsi keanggotaan dan adalah tingkat ke-fuzzy-an, maka

aturan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) , jika adalah subhimpunan tegas.

b) memiliki nilai maksimum jika untuk .

c) jika

Dengan kasus yang paling berguna (P=1), rumus (2.17) dapat diubah

(Sevastjanov et. al.,2006) menjadi:

(2.18)

Jelas bahwa persamaan (2.18) derajat kefuzzyan dimulai dari 0 ketika

sampai 1 ketika .

Gambar 2.4

(55)

Masalah dari tingkat ketidakpastian dari interval fuzzy NPV dapat

diinterprestasikan sebagai risiko ketidakpastian meletakkan NPV pada interval

[NPV1, NPV4]. Semakin tepat (semakin persegi) interval dicapai, semakin

besar derajat ketidaktentuan dan risiko. Saat kita melihat, pernyataan ini

sepetinya paradok. Bagaimanapun, interval tegas tidak mengandung informasi

tambahan tentang keutamaan interval tersebut. Karenanya himpunan tegas

kurang informasi dibanding fuzzy. Dalam kasus yang lain, informasi tambahan

dapat mengurangi ketidakpastian yang diturunkan dari fungsi keanggotaan

himpunan fuzzy yang digunakan.

2. IRR Fuzzy

Secara umum masalah evaluasi IRR terlihat sebagai solusi internal

fuzzy persamaan (1.2) terhadap d. solusi dari persamaan tersebut

dimungkinkan menggunakan representasi dari parameter fuzzy dalam bentuk

himpunan yang terkorespondensi dengan . Menurut Sevastjanov et.

al. (2006) untuk menghitung IRR, sistem dari persamaan interval tegas non

linier dapat dicapai dengan:

(2.19)

Dimana , , dan adalah interval tegas pada

yang berhubungan.

Tentu saja dapat diklaim dengan asumsi yang naïf, interval [0,0]

(56)

memadai karena ekspresi interval disebelah kiri (persamaan (2.19)), tapi

kondisi ini membutuhkan pertimbangan lebih lanjut.

Sebagai contoh sederhana misal proyek 2 tahun dengan semua

investasinya selesai pada tahun pertama dan semua arus kas masuk dicapai

pada tahun kedua. Maka (persamaan (2.19)) untuk tiap dapat dibagi

menjadi dua (Sevastjanov et. al., 2006), yaitu:

(2.20)

Dengan demikian, kehadiran interval 0 disebelah kanan dari persamaan

interval tidaklah benar. Pendekatan yang lebih dapat diterima untuk

menyatakan persamaan ini telah dibentuk dengan beberapa alasan berikut.

Persamaan (2.20) untuk sembarang nilai d lebar minimum dari interval NPV

dicapai ketika d2 = d1. Ini sesuai dengan sudut pandang ketidaktentuan

minimum dari NPV dicapai ketika ketidaktentuan dari semua parameter

disistem minimal.

Jelas (lihat gambar 2.5) alasan yang paling masuk akal dari masalah 0

dicapai untuk nilai tengah dari nilai NPV terletak pada titik 0. Tujuan

pertamanya adalah meminimalkan panjang NPV dengan hasil interval positif

atau negatif tetapi tidak mengandung titik 0, karena tidak sesuai dengan

(57)

Gambar 2.5

Interval NPV untuk Nilai d yang Berbeda. Sumber: Sevastjanov et. al. (2006).

Selain itu, dapat dibuktikan dengan mudah bahwa hanya interval yang

mengandung 0 simetris memastikan output yang valid ketika

mengkontradiksikan batas dari interval terhadap pusatnya. Oleh karena itu,

masalahnya dikurangi untuk mencari nilai exact (non interval) dari d yang

memberikan NPV simetris terhadap 0 untuk setiap pada persamaan

(2.19). Sebagai contoh harus mematuhi persyaratan NPV1+NPV2=0 untuk

setiap .

Menurut Sevastjanov et. al. (2006) lebar dari interval tegas [NPV1,

NPV2] berhubungan dengan IRR , dapat dianggap sebagai ukuran

(58)

menggambarkan perbedaan pada sebelah kiri persamaan (2.19) dari interval

[0, 0] yang ditimbulkan. Hal ini menyebabkan timbul dua besaran IRR baru

pada himpunan IRR mindan IRR max.

(2.21)

(2.22)

Dimana n adalah jumlah .

Dalam pengambilan keputusan sebaiknya digunakan tiga parameter:

IRRm, IRR min dan IRR max ketika memilih proyek yang paling baik.

Interprestasi dari lebar dari [NPV1, NPV2] sebagai indeks ketidaktentuan IRR

memberikan satuan nilai yang digambarkan dalam unit satuan keuangan

sebagai risiko keuangan dari sebuah proyek (derajat dari ketidakpastian dari

nilai IRRm, IRR min dan IRR max diturunkan dari data awal) (Sevastjanov et. al.,

2006) sebagai berikut:

(2.23)

Parameter Rr dapat menjadi kunci utama dalam estimasi efisiensi

sebuah proyek.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan pastilah membuat

rencana anggaran untuk investasi perusahaannya atau lebih dikenal dengan capital

budgeting. Beda perusahaan beda pula metode yang digunakan, tetapi kebanyakan

perusahaan menggunakan metode NPV dan IRR dalam capital budgeting nya.

(59)

capital budgeting didalam aplikasinya. Kelemahan metode NPV konvensional

adalah kebutuhan peramalan jangka panjang yang rinci atas penambahan arus kas

yang diterima dari suatu proyek karena ketidakpastian informasi yang objektif

tentang probabilitas kejadian masa depan. Sedangkan pada IRR konvensional

terdapat akar ganda yang dikenal dengan masalah IRR berganda. Alasan itulah

yang membuat penulis melakukan penelitian tentang penerapkan logika samar

(fuzzy logic) pada NPV dan IRR dalam perhitungan capital budgeting untuk

mengevaluasi dan mengoptimalkan proyek investasi guna memberikan keputusan

investasi yang lebih baik.

Penelitian ini menjelaskan sebuah metode estimasi fuzzy NPV dan

kemungkinan dari pendekatan pada estimasi risiko finansial. Selanjutnya, sebuah

metode untuk solusi tegas dari masalah fuzzy cash flows digunakan untuk

mengoptimalkan cash flows yang memaksimalkan profit dan meminimalkan

risiko.

Dari judul yang diambil, penulis mencoba membuat kerangka pemikiran

(60)

Gambar 2.6

modal investasi pada tahun t

(KVt), dan discount rate atau

tingkat bunga (d), semuanya adalah bilangan fuzzy.

modal investasi pada tahun t

(KVt), dan discount rate atau

Gambar

Gambar 1.1
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3 Interval fuzzy untuk parameter tak tentu  dan fungsi keanggotaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu, penulis melakukan penelitian dengan judul “Peranan Analisis Capital Budgeting dalam Pengambilan Keputusan Investasi Mesin Baru Pada PT.. Kota

JK Collection shoes menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode capital budgeting sebagai kriteria penilaian investasi pengembangan usaha (ekspansi) dapat diketahui

Berdasarkan penerapan Capital Budgeting, metode-metode yang pada umumnya digunakan untuk menganalisis suatu proyek investasi antara lain dengan Net Present Value (NPV), Internal

Sebagian besar perhitungan Capital Budgeting tersebut menunjukkan bahwa investasi asset tetap menguntungkan untuk dilakukan, sehingga keputusan perusahaan melakukan

Analisis Capital Budgeting dalam Pengambilan Keputusan Ekspansi (Studi Kasus pada Dadi Jaya Plastik).. Diajukan untuk memenuhi syarat guna

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penggunaan teknik capital budgeting untuk menilai kelayakan rencana

Metode analisis yang digunakan untuk menilai kelayakan perencanaan investasi pada ABANG Laundry Palembang yaitu Capital Budgeting dengan metode Net Present Value (NPV),

Untuk itu analisa risiko investasi penambahan jalur produksi dengan metoda penganggaran modal (capital budgeting) harus dilakukan untuk menghindari terjadinya ketidak pastian