PENGARUH PRE-TEST DAN POST-TEST
TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD ISLAM AL-HUDA KOTA BATU
SKRIPSI
Oleh:
GALIH PRABU WILDAN AFYUDIN NIM. 201110010322141
Dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur
pada Program Peningkatan Kualifikasi S1 bagi Guru Madrasah Diniyyah Angkatan 2011
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENGARUH PRE-TEST DAN POST-TEST
TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD ISLAM AL-HUDA KOTA BATU
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)
Oleh:
GALIH PRABU WILDAN AFYUDIN NIM. 201110010322141
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,
dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
pada tanggal 25 Agustus 2015
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Nur Afifah Khurin Maknin, S.Pd.I, M.Kes 1 ...
2. Drs. Faridi, M.Si 2 ...
3. Drs. Nurul Humaidi, M.Ag 3 ...
4. Drs. Agus Purwadi, M.Si 4 ...
Mengesahkan, Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
Dekan,
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur yang sedalam-dalamnya kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pre-Test Dan Post-Test Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SD Islam Al-Huda Kota Batu”. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Ucapan terimakasih peneliti haturkan kepada:
1. Ibunda dan ayahanda serta itri dan anakku tercinta, yang telah memberikan dorongan, motivasi, serta bimbingan baik moril maupun spiritual yang tiada henti-hentinya
2. Pemerintah provinsi JawaTimur yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang
3. Rektor Universitas Muhamadiyah Malang, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.Ap yang telah menyiapkan fasilitas dalam
proses pembelajaran.
4. Drs. Nurul Humaidi, M.Ag dan Drs. Agus Purwadi, M.Si selaku pembimbing 1 dan 2 yang penuh keihlasan, kesabaran dan tanggung jawab memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. Serta para dosen Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmunya kepada kami.
5. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, Drs. Faridi, M.Si.
6. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah), Nur Afifah Khurin Maknin, S.Pd.I, M.Kes
7. Drs. Syarif Pehang selaku Kepala Sekolah SD Islam Al-Huda Kota Batu sekaligus sebagai guru Pendidikan Agama Islam yang telah memberi izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian.
9. Teman-teman mahasiswa program pemprov seperjuangan dengan keikhlasannya membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga seluruh kebaikan dan segala bantuan yang diberikan baik berupa pengarahan, semangat serta do‟anya, senantiasa dicatat oleh Allah swt sebagai amal yang sholeh. Amiin yarobbal „alamiin.
Dengan selesainya skripsi ini peneliti menyadari adanya kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaanya, akhirnya peneliti berharap semoga Allah SWT membalas amal kebaikannya dan semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Malang, 19 Agustus 2015
DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN (COVER)
SAMPUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
MOTTO ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10
1. Tujuan Penelitian ... 10
2. Manfaat Penelitian ... 11
D. Batasan Istilah ... 12
E. SistematikaPenulisan ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Pembelajaran ... 15
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 15
2. Kondisi Pembelajaran ... 16
3. Metode Pembelajaran ... 17
4. Hasil Pembelajaran ... 17
B. Pendidikan Agama Islam ... 18
1. Pengertian antara Pendidikan Islam dan Pendidikan Agama Islam ... 18
2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam ... 21
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 23
C. Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam ... 26
1. Belajar Pendidikan Agama Islam ... 26
2. Mengajar Pendidikan Agama Islam ... 29
3. Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam ... 30
D. Evaluasi Hasil Belajar ... 31
1. Pengertian Evaluasi ... 31
2. Prinsip-Prinsip Evaluasi ... 32
3. Tujuan Evaluasi ... 33
4. Fungsi Evaluasi ... 33
5. Ragam Evaluasi ... 35
6. Sasaran Evaluasi ... 36
7. Prosedur Evaluasi Pembelajaran ... 37
8. Evaluasi Hasil Belajar ... 37
E. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ... 39
F. Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 40
1. Pre-Test ... 40
2. Post-test ... 42
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 43
B. Lokasi Penelitian ... 44
C. Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian ... 45
1. Populasi ... 45
2. Sampling ... 45
3. Sampel Penelitian ... 46
D. Sumber Data dan Variabel Penelitian ... 47
1. Data ... 47
2. Sumber Data ... 48
3. Variabel Penelitian ... 48
E. Metode Pengumpulan Data ... 49
1. Metode Tes ... 49
2. Metode Observasi ... 50
4. Dokumentasi ... 51
F. Instrumen Penelitian ... 51
1. Pedoman Observasi ... 52
2. Pedoman Wawancara ... 52
3. Pedoman Tes Tertulis ... 52
G. Metode Analisis Data ... 54
1. Sign Test atau Uji Tanda ... 54
2. Uji Hipotesis ... 55
3. Menghitung Frekuensi Tanda ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Latar Belakang Objek Penelitian ... 57
1. Sejarah Singkat SD Islam Al-Huda Kota Batu ... 57
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ... 58
3. Keadaan Karyawan SD Islam Al-Huda Kota Batu ... 60
4. Keadaan Peserta Didik SD Islam Al-Huda Kota Batu ... 62
5. Struktur Organisasi Sekolah ... 63
B. Penyajian dan Analisa Data ... 64
1. Penyajian Data serta Analisa Data Pre-Test dan Post-test Bab Sifat Mustahil Allah swt ... 65
2. Penyajian Data serta Analisa Data Pre-Test dan Post-test Bab Perilaku Terpuji ... 71
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Saiful. 2009. Metode Pembelajaran Baca Tulis Qur’an. Malang:FAI UMM
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar- dasar Evalusi pendidikan. Bima
Aksara:Yogyakarta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta
Azwar. 1998. Metodologi Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Baharuddin, Moh. Hakim. 2010. Manajemen Pendidikan Islam : Transformasi Menuju
Sekolah/Madrasah yang Unggul, Malang: UIN-Maliki Press
Bungin, Burhan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Cangelosi, James S. 1995. Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung :ITB
Daradjad, Zakiah. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara
Depdikbud. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka Daully, Haidar Putra. 2004. Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara. Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang:IKIP Malang
Jahja Umar, et al. 2002. Penilaian dan pengujian Pendidikan. Jakarta: Balitbang Dikbut
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Flores : PT Nusa Indah
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Rosda Karya
Mujib, Abdul Mudzakkir, Jusuf. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Purwanto, Edi.2005 Evaluasi Proses dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran ( Malang:
UM Press
Purwanto, Ngalim. 2004. Prisip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 1998. Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabet
Sudjana. 2002. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito
Sudjiono, Anas. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
Undang-undang Nomor 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
CV. MiniJaya Abadi
Uzer Usman, Moh. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya
Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaaan dan Pengembangan Bahasa. 1983. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Triyo, Marno. 2008. Manajeman dan Kepemimpinan Pendidikan Islam . Bandung: PT
Refika Aditama
Wayan Nurkncana dan P.P.N Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional
http://belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional.html
http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-manfaat-dan-membuat-mind.html
http://kbbi.web.id/pengaruh.html
http://agesantum.blogspot.com/2013/01/pre-test-post-test-test-sumatif-test.html
http://math04-uinmks.blogspot.com/2008/02/macam-macam-tes-hasil-evaluasi-hasil-belajar.htm
http://kbbi.web.id/pengaruh.html
http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-metode-pembelajaran.html
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dan pengajaran di sebuah negara memegang peranan penting
dalam rangka memajukan tahap kehidupan masyarakatnya, baik dari sudut
ekonomi, teknologi, sosial dan kebudayaan. Keseluruhan tujuan yang
diharapkan di atas akan bisa diperoleh oleh suatu bangsa hanya melalui suatu
lembaga pendidikan. Seorang anak melalui pendidikan akan memperoleh ilmu
pengetahuan, kecakapan dan pembinaan mental sebagai bekal menuju
kematangan diri, agar kelak berguna bagi kepentingan bangsa dan negara.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa.1
Usaha nyata untuk meningkatkan mutu pendidikan diantaranya,
diadakannya penataran bagi guru bidang studi, diperbaharuinya kurikulum
yang terus menerus dan juga dana anggaran APBN yang di alokasikan untuk
pendidikan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan sekolah. Usaha lain yang tidak kalah pentingnya dalam proses
1Haryanto, “Tujuan Pendidikan Nasional”, diakses dari
2
belajar mengajar adalah guru sebagai tenaga profesional harus memiliki
sejumlah kemampuan-kemampuan antara lain kemampuan mengaplikasi teori
belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan
metode mengajar yang efisien dan efektif, kemampuan melibatkan peserta
didik berpartisipasi aktif dan kemampuan membuat suasana belajar dan lain
sebagainya.
Tugas utama guru adalah berusaha mengembangkan segenap potensi
siswanya secara optimal, agar mereka dapat mandiri dan berkembang menjadi
manusia-manusia yang cerdas, baik cerdas secara fisik, intelektual, sosial,
emosional, moral dan spiritual. Sebagai konsekuensi logis dari tugas yang
diembannya, guru senantiasa berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswanya.
Konteks tugas, hubungan diantara keduanya adalah hubungan profesional,
yang diikat oleh kode etik. Berikut ini disajikan nilai-nilai dasar dan
operasional yang membingkai sikap dan perilaku etik guru dalam berhubungan
dengan siswa, sebagaimana tertuang dalam rumusan Kode Etik Guru Indonesia
(KEGI):
1. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
2. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
3. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
4. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.
3
sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
6. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.
7. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik. 8. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
9. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta didiknya.
10.Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.
11.Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
12.Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
13.Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.
14.Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
15.Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.
16. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.2
Dilihat dari rumusan Kode Etik Guru Indonesia, maka guru harus
memperhatikan juga kesiapan peserta didiknya dalam menerima pelajaran yang
akan disampaikan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, di SD Islam Al-Huda Kota Batu
khususnya di kelas III, masih banyak peserta didik yang kurang bisa bahkan
2Akhmad Sudrajad, “Hubungan Guru dengan Siswa”, diakses dari
4
tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran yang ada dengan baik. Mereka
cenderung lebih menikmati kegiatan mereka masing-masing (mengobrol
dengan teman sekelas, menggambar di buku catatan, berjalan-jalan pada saat
pelajaran berlangsung atau kegiatan yang lainnya) daripada mengikuti kegiatan
belajarnya di kelas. Hal ini berlangsung setiap harinya. Guru pun berulang kali
sudah mengingatkan kepada peserta didik agar dapat mengikuti kegiatan
pelajaran dengan baik.
Ketertarikan peserta didik di kelas III terhadap materi pelajaran yang
diberikan sangatlah kecil. Ditunjang dengan kecakapan guru dalam
memberikan materi pelajaran kepada peserta didik juga masih kurang. Guru
memberikan pelajaran di kelas dengan memberikan catatan tentang pelajaran
yang berkaitan, penjelasan mengenai pelajaran tersebut, juga memberikan
tugas-tugas atau pekerjaan rumah kepada peserta didiknya, sekilas tampak
baik-baik saja dan tidak ada masalah, namun apakah peserta didiknya dapat
menyerap dan menerima pelajaran dengan baik itulah yang menjadi masalah.
Hal tersebut akan mempengaruhi baik tidaknya hasil belajar peserta didik nanti
dan hal tersebut tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, akan tetapi dari guru itu
sendiri dan dari peserta didiknya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan peserta didik, alasan mereka
mengapa tidak bisa mengikuti proses pembelajaran di kelas dengan baik
sangatlah beragam. Ada yang menjawab karena dipaksa orang tua untuk
5
keluarga, ada juga yang menjawab hanya karena ingin bertemu dengan
teman-teman di sekolah untuk bermain bersama dan masih banyak yang lain.
Kesimpulan yang bisa diambil peneliti adalah kesadaran mereka untuk
bersekolah masih sangat sedikit, ditunjang dengan kehidupan sosial ekonomi
mereka yang memang bisa dikatakan rata-rata menengah kebawah yang
menuntut mereka untuk bekerja membantu kehidupan ekonomi keluarga
mereka. Banyak dari orang tua peserta didik yang tidak memiliki pekerjaan
tetap, ada yang pengangguran, ada juga orang tua yang pernah masuk penjara.
Biaya mereka bersekolah dengan menggunakan fasilitas program Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah.
Kondisi masyarakat di sekitar SD Islam Al-Huda Kota Batu ditinjau dari
segi ekonomi rata-rata masyarakatnya berpenghasilan menengah ke bawah.
Lingkungan sekitar SD Islam Al-Huda Kota Batu merupakan kawasan
perhotelan, villa dan kawasan wisata. Letak sekolah yang berada di kaki Bukit
Panderman menjadikan kawasan tersebut menjadi salah satu kawasan wisata
yang digemari.
Banyaknya lokasi wisata di lingkungan SD Islam Al-Huda Kota Batu
membuat masyarakat disekitarnya mempunyai sudut pandang kurang baik
tentang pendidikan, menurut mayoritas penduduk, pendidikan bukan hal yang
penting untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi. Rata-rata masyarakat di
6
pekerjaan tersebut tidak memerlukan pendidikan yang tinggi tetapi
kenyataannya mampu mencukupi kebutuhan ekonomi mereka.
Kondisi budaya dan agama masyarakat Dukuh Sidorejo patut mendapat
perhatian dan pembenahan khusus dari semua pihak, khususnya yang peduli
terhadap pendidikan, baik pendidikan anak maupun pendidikan masyarakat.
Seni Budaya Bantengan yang sarat dengan unsur syirik menjadi kebudayaan
yang melekat kuat pada masyarakat Dukuh Sidorejo, kesenian ini digemari
oleh semua kalangan masyarakat, tua, muda, bahkan anak-anak.
Pemahaman masyarakat tentang ajaran Islam yang masih belum baik dan
mendalam karena memang masyarakatnya mayoritas sulit untuk menolak atau
menghilangkan sisi negatif kebudayaan bantengan yang memang tidak sesuai
dengan ajaran Islam itu. Apalagi pemerintah Kota Batu menjadikan kesenian
ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Wisata Batu, ini tentu sangat
memprihatinkan kita semua khususnya bagi pendidikan generasi Islam.
Sebagian masyarakat Dukuh Sidorejo masih melakukan kebiasaan-kebiasaan
tidak baik seperti kegiatan sambung ayam, minum minuman keras, tentu
kebiasaan ini tidak baik bagi pendidikan anak-anak mereka. Pihak sekolah
dalam hal ini SD Islam Al-Huda sebagai institusi pendidikan harus bisa
menjadi motivator dan pengerak menuju perubahan yang lebih baik melalui
7
Hal ini membuat peneliti ingin membuat suatu cara dimana guru dan
peserta didik bisa saling bekerjasama dengan baik dan berkesinambungan
untuk mendapatkan hasil belajar yang baik pula, meskipun latar belakang dari
peserta didik memiliki banyak faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
Guru dalam hal ini dituntut untuk memiliki banyak inovasi dalam
mengajar dan ketrampilan mengelola kelas dengan baik. Sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bahwa : “ Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”3
Guru perlu mengetahui dalam proses pembelajaran, sejauh mana
pengetahuan awal peserta didik dan pengetahuan akhir peserta didik setelah
diberi pembelajaran. Guru perlu memberikan tes untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sebuah tes memiliki dua fungsi penting, antara lain: (1) Sebagai
alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini tes berfungsi mengukur
tingkat perkembangan / kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah
mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, (2)
3
8
Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui tes
tersebut dapat diketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.4
Untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menerima
materi yang akan diajarkan, guru perlu memberikan pre-test atau tes awal
kepada peserta didik. Pemberian pre-test ditujukan agar peserta didik siap
menerima materi yang akan diajarkan dan dapat berperan aktif dalam proses
belajar mengajar. Sedangkan pemberian tugas setelah kegiatan belajar
mengajar yaitu post-test diharapkan peserta didik dapat menerapkan
konsep-konsep yang diterima selama kegiatan belajar mengajar. Hasil post-test tersebut
dapat menentukan apakah guru dapat melanjutkan pelajaran dengan bahan
selanjutnya bilamana peserta didik belum bisa mengerti bagian-bagian tertentu,
guru seharusnya mengulang lagi penjelasannya.
Pre-test ini akan membuat seorang guru mengetahui kesulitan peserta
didik dalam memahami sebuah konsep pelajaran, sehingga guru dapat
menyesuaikan materi pelajaran sesuai tingkat kesulitan peserta didik.
Diharapkan peserta didik akan lebih mudah menangkap materi yang akan
diajarkan. Selain itu, diharapkan pengajar bisa memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu persoalan dan
mampu berfikir kreatif dalam menggunakan sumber belajar mengajar.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui kesulitan yang dialami peserta didik adalah dengan cara memberikan umpan balik oleh
4
9
guru kepada peserta didik. Pemberian umpan balik oleh peserta didik dapat dilakukan pada akhir atau selama proses pembelajaran berlangsung. Umpan balik disini dimaksudkan adalah post-test yang bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi peserta didik.5
Tes di akhir program pembelajaran ini merupakan suatu program penilaian yang efisien tidak sekedar hanya menilai selesainya proses, namun lebih ditekankan penilaian yang sifatnya terus-menerus terhadap pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Tes di akhir pembelajaran atau post-test merupakan tes formatif yang diberikan pada akhir setiap program.6
Sebenarnya, pengadaan pre-test dan post-test ditujukan untuk menciptakan
kreatifitas peserta didik. Peserta didik akan cenderung lebih kreatif yang
memicu peserta didik mengeluarkan pengetahuan yang mereka ketahui dari
pre-test tersebut. Begitu pula dengan post-test , setelah peserta didik menerima
materi pelajaran, peserta didik dapat juga memberikan kesimpulan-kesimpulan
dari apa yang telah mereka pelajari sehingga dengan diadakannya post-test
maka peserta didik tidak akan merasa banyak kesulitan untuk mengerjakannya.
Apabila kreatifitas sudah bisa muncul, maka akan tercipta suasana belajar yang
kondusif.
Penelitian tentang pengaruh pemberian tes sebelum kegiatan belajar
mengajar yaitu pre-test dalam kaitannya dengan prestasi belajar, nampaknya
belum banyak dilakukan di sekolah-sekolah, khususnya SD. Bahkan sangat
jarang seorang pengajar yang memberikan tugas membaca dan diikuti dengan
pemberian pre-test sebelum pelajaran dimulai. Berbeda dengan pemberian tes
di akhir pembelajaran yaitu post-test , hal ini sudah pasti diberlakukannya di
5
http//math04-mks.blogspot. com/ 2008/ 02/ macam-macam-tes-evaluashasil-belajar. html
6
10
setiap sekolah-sekolah umum karena dengan tes seperti ini dapat dipakai untuk
memantau kemajuan belajar tahap-tahap proses pembelajaran. Dengan
pemberian pre-test dan post-test ini peneliti ingin melihat seberapa besar
pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana prestasi belajar kelompok peserta didik yang diberi pre-test
dan post-test pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SD Islam
Al-Huda Kota Batu ?
2. Apakah ada perbedaan terhadap hasil belajar kelompok peserta didik pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam yang diberi pre-test dan post-test ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan prestasi belajar kelompok peserta didik yang diberi
pre-test dan post-test pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SD
11
2. Mengidentifikasi perbedaan hasil belajar kelompok peserta didik pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam yang diberi pre-test dan post-test.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi peserta didik
Memberikan motivasi peserta didik untuk lebih giat belajar,
sehingga diperoleh hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang cukup
baik.
b. Bagi guru
Apabila metode pemberian pre-test dan post-test berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar peserta didik, guru dapat memakai
metode tersebut untuk meningkatkan mutu pelajaran Pendidikan Agama
Islam khususnya kelas III SD Islam Al-Huda Kota Batu.
c. Bagi peneliti
Untuk menambah pengalaman serta wawasan baik dalam bidang
penulisan maupun penelitian. Juga sebagai referensi metode untuk
meningkatkan hasil pembelajaran dengan menggunakan pre-test dan
post-test. Peneliti dapat mengenalkan dan memberikan informasi mengenai
metode pre-test dan post-test kepada guru pengajar nantinya apabila
12
D. Batasan Istilah
Persepsi yang benar dibutuhkan untuk memahami judul, oleh karena itu
berikut penulis paparkan beberapa pengertian dari judul skripsi ini.
1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.7
Sementara itu Surakhmad menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan
yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat
memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.8 Dapat
disimpulkan bahwa pengaruh adalah daya atau kekuatan yang dapat
mempengaruhi pola pikir seseorang dalam melakukan suatu tindakan, atau
keputusan.
2. Pre-test adalah kegiatan menguji tingkatan pengetahuan peserta didik
terhadap materi yang akan disampaikan.9 Pre-test merupakan tes yang
diberikan sebelum proses pembelajaran.10
3. Post-test adalah kegiatan menguji tingkat pengetahuan peserta didik
terhadap materi yang baru selesai disampaikan.11 Post-test merupakan tes
yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran.12
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, “Pengaruh”, diakses dari
http://kbbi.web.id/pengaruh.html, pada tanggal 19 Juni 2015 pukul 10.30 WIB
8
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung : Tarsito, 1982), hal.7
9Agee Santum, “PRE TEST
- POST TEST - TEST SUMATIF - TEST FORMATIF”, diambil dari http://agesantum.blogspot.com/2013/01/pre-test-post-test-test-sumatif-test.html, pada tanggal 19 Juni 2015 pukul 10.43 WIB
10
13
4. Hasil belajar, pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif,
dan psikomotorik.13
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar,
diamati dari sisi guru. Hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari
puncak proses belajar, diamati dari sisi peserta didik.14 Hasil belajar dalam
penelitian ini diambil dari nilai pre-test dan post-test.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyususnan skripsi ini adalah untuk
mengetahui keseluruhan isi dari skripsi secara singkat dan garis besar yang
tersusun dalam empat bab sebagai berikut :
Bab I, Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan.
Bab II, Tinjauan Pustaka. Dalam bab ini akan dipaparkan dasar teori yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi secara teoritis sebagai dasar
11Agee Santum, “PRE TEST
- POST TEST - TEST SUMATIF - TEST FORMATIF”, diambil dari http://agesantum.blogspot.com/2013/01/pre-test-post-test-test-sumatif-test.html, pada tanggal 19 Juni 2015 pukul 10.43 WIB
12
http://math04-uinmks.blogspot.com/2008/02/macam-macam-tes-evalusi-hasil-belajar.html.
13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : PT. Ramaja Rosdakarya, 2010), hal.3
14
14
pijakan berpikir dalam pembahasan skripsi. Karena pembahasannya tertuju
pada pokok bahasan, yaitu Pengaruh Pre-test dan Post-test terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam di SD Islam Al-Huda Kota Batu, maka
pokok bahasan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pre-test dan post-test
serta hasil belajar.
Bab III, Metode penelitian terdiri dari pola atau jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi sampling dan sampel penelitian, sumber data dan variabel
penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisis
data.
Bab IV, Bab ini menguraikan tentang hasil laporan penelitian dengan objek penelitian yang dijadikan studi kasus yang sesuai dengan pokok bahasan
skripsi.