• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

Pembimbing : Oman Sukirman, SE., MM.

Di dalam suatu perusahaan pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan. Selain itu kinerja dapat menciptakan tercapainya visi dan misi tujuan perusahaan, kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mempengaruhi perilaku orang lain. Kepuasan Kerja merupakan sikap secara umum dan tingkat positif yang dirasakan seseorang terhadap pekerjaanya. Kinerja dapat didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan tiap individu, sebagai pengharapan atas pekerjaan yang dilakukan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan responden yang merupakan karyawan di PT. Kereta Api Indonesia kantor pusat bandung. Sample penelitian ini berjumlah 52 orang karyawan yang di ambil melalui teknik sampling. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Instrument kuisioner digunakan sebagai pengumpulan data.

hasil analisis Koefisien Reabilitas kepemimpinan 0,751 untuk kepuasan kerja 0,803 dan untuk kinerja karyawan 0,826. Hasil uji F dan Uji T menunjukan hasil yang positif dan signifikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja secara simultan dan parsial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

(2)

under the guidance of oman sukirman, SE., MM.

In a company's leadership and influence job satisfaction can improve employee performance. In addition, the performance can be created to achieve the vision and mission of the company's goals, leadership is the norm of behavior used by a person when that person influences the behavior of others. Job satisfaction is a general attitude and positive level one feels towards his job. Performance can be defined as the level of the needs of each individual, as a hope for the work performed.

The purpose of this study was to determine the respondents who are employees at PT. Kereta Api Indonesia bandung headquarters. Sample this study amounted to 52 employees taken through sampling techniques. Methods of data analysis using multiple regression analysis. Questionnaire used as an instrument of data collection.

Reliability Coefficient analysis results for the 0,751 leadership and job satisfaction 0.803 to 0.826 employee performance. F-test and T-test showed positive results and significant, thus it can be concluded that the influence of leadership and job satisfaction simultaneously and partially positive influence on employee performance.

(3)

The influence of leadership and job statisfaction On employee

performance at PT. Kereta Api Indonesia (persero) bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Dalam menempuh jenjang S1

Program studi manajemen

Disusun Oleh:

Rendi Setiawan

21210859

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(4)

iv

Kata Pengantar...iii

Daftar Isi...iv

Daftar Tabel...v

Daftar Gambar...vi

Daftar Lampiran...vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang...1

1.2Identifikasi Dan Rumusan Masalah...9

1.2.1 Identifikasi Masalah...9

1.2.2 Rumusan Masalah...10

1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian...11

1.3.1 Maksud Penelitian...11

1.3.2 Tujuan Penelitian...12

1.4Kegunaan Penelitian...13

1.4.1 Kegunaan Praktis...13

1.4.2 Kegunaan Akademis...13

1.5Lokasi Dan Waktu Penelitian...14

BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka...15

(5)

iv

2.1.1.4 Perilaku Kepemimpinan………17

2.1.1.5 Gaya Kepemimpinan……….17

2.1.1.6 Ciri-ciri Kepemimpinan……….19

2.1.2 Kepuasan Kerja...20

2.1.2.1 Faktor-Faktor yang mempengarhi kepuasan kerja...22

2.1.2.2 Indikator indikator Kepuasan Kerja...23

2.1.3 Kinerja Karyawan...23

2.1.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan...25

2.1.3.2 Penilain Kinerja Karyawan...27

2.1.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja…...28

2.1.3.4 Manfaat Penilaian Kinerja……….29

2.1.4 keterkaitan antar variable………...31

2.1.4.1 pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan………...31

2.1.4.2 pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan………….32

2.1.4.3 pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja..32

2.2 Kerangka Pemikiran...35

2.3 Formulasi Hipotesis penelitian...36

(6)

iv

3.2.2.1 Variabel Peneltiaian………...44

3.2.2.2 Oprasionalisasi Variable………45

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data...49

3.2.3.1 Sumber Data...49

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data…...50

3.2.4 Alat uji Quisioner...52

3.2.4.1 Uji Validitas………..55

3.2.4.2 Uji Reliabilitas………..57

3.2.4.3 Methode of successive interval (MSI)………..59

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis...60

3.2.5.1 Rancangan Analisis………...…60

3.2.5.2 Uji Hipotesis……….……….74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum Perusahaan………..79

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………..79

4.1.2 Aktivitas perusahaan……….89

4.2 Karakteristik Pegawai ……….……….89

4.2.1 Identifikasi Karyawan berdasarkan jenis kelamin…………...……..90

(7)

iv

4.3.1 Uji Validitas………92

4.3.2 Uji Reabilitas………..93

4.4 Analisis Deskritif Data Penelitian……….94

4.4.1 Variable Kepemimpinan………....95

4.4.2 Variable Kepuasan Kerja ………..102

4.4.3 Variable Kinerja Karyawan………...111

4.3 Analisis Kuantitatif………...119

4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji-F)……….124

4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji T) ………125

4.3.2.1 pengujian hipotesis kepemimpinan terhadap kinerja……..126

4.3.2.2 pengujuan hipotesis kepuasan kerja terhadap kinerja…….128

BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1. kesimpulan………132

5.2 Saran ………..133

DAFTAR PUSTAKA

(8)

xi

Karyawan (CV Berkat Cipta Karyawan Nusantara Surabaya) ISSN 1829-9857

Handoko, 2001. Manajamen Personalia Dan Sumber Daya Manusia edisi 2.

Yogyakarta :BFFE

Mangkunegara, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Malayu dan Hasibuan, 2002. Manajamen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke lima, Jakarta 13220: Bumi Aksara

Mawadah Tania, 2014. Peran Pelatihan Dan Kopentensi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Bagian Produksi, Bandung; Unikom

Mulidar, Said Musnadi, Mukhlis Yunus, 2012. Pengaruh Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya Terhadap Produktivias Kerja Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Aceh ISSN 2302-0199

(9)

xi

Soegihartono, 2012. Pengaruh Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di (PT Alam Kayu Sakti Semarang), ISSN 2087-1090

Suwanto, 2014. Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik Dan Bisnis, Cetakan empat. Bandung: Alfabeta

Suwanto, 2011. Manajemen Sdm. Gegerkalong hilir bandung 2012: Alfabeta

(10)

Nama : Rendi Setiawan

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal lahir : Bandung, 10 februari 1993

Alamat : Kp. Bojong melati RT. 01 RW 07 Rancaekek . bandung

Email : rndyjhon_flatland@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan

1998-2004 SDN RANCAEKEK 07

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas selalu mendapatkan

pelatihan tersendiri, karena sumberdaya manusia yang berkualitas menjadi sangat di

butuhkan masyarakat yang terus mengalami perubahaan menuju masyarakat yang lebih

modern. Kekuatan organisasi atau perusahaan terletak pada sumber daya di dalamya.

Apabila sumber daya tersebut diperhatikan secara tepat dan menghargai bakat dan

keahlian mereka dan mendaya gunakan secara tepat, maka organisasi akan dapat

bergerak secara dinamis dan berkembang dengan pesat.

Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup

bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut,

maka diperlukan adanya perubahan individu. Proses menyelaraskan perubahan

organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah mudah. Pemimpin sebagai panutan

dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat.

yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi memerlukan

pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong

perubahan organisasi.

(12)

penting yang terkandung dalam individu. Setiap individu memiliki kebutuhan dan

keinginan yang beda. Setiap individu memiliki tingkat keahlian yang

berbeda-beda pula. Pemimpin harus fleksibel dalam pemahaman segala potensi yang dimiliki

oleh individu dan berbagai permasalahan yang dihadapai individu tersebut. Dengan

melakukan pendekatan tersebut, pemimpin dapat menerapkan segala peraturan dan

kebijakan organisasi serta melimpahkan tugas dan tanggung jawab dengan tepat. Hal

ini sejalan dengan usaha untuk menumbuhkan komitmen organisasi dari diri karyawan.

Sehingga pemimpin nantinya dapat meningkatkan kepuasan karyawan terhadap

pekerjaannya serta dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan lebih efektif.

Seseorang yang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila kepuasan

dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan merupakan kunci

pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung

terwujudnya tujuan perusahaan (Hasibuan, 2003:203). Kepuasan kerja yang tinggi atau baik akan membuat karyawan semakin loyal kepada perusahaan atau organisasi.

Semakin termotivasi dalam bekerja, bekerja dengan rasa tenang, dan yang lebih penting

lagi kepuasan kerja yang tinggi akan memperbesar kemungkinan tercapainya

produktivitas dan motivasi yang tinggi pula. Karyawan yang tidak merasa puas

terhadap pekerjaannya, cenderung akan melakukan penarikan atau penghindaran diri

dari situasi - situasi pekerjaan baik yang bersifat fisik maupun psikologis. Bila

seseorang termotivasi, ia akan berusaha berbuat sekuat tenaga untuk mewujudkan apa

(13)

produktivitas yang diharapkan, apabila tidak disalurkan dalam arah yang dikehendaki

organisasi. Oleh karena itu, upaya harus diarahkan dan lebih konsisten dengan tujuan

ke dalam sasaran organisasi. Kepemimpinan yang di terapkan oleh seorang manajer

dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja

karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal kepemimpinan adalah cara seorang

pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara

produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu, Hasibuan 2002: 170)

Kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap

pekerjaanya sendiri, situasi kerja, kerja sama antara kepemimpinan dengan sesame

karyawan, sejalan dengan itu, Martoyo (2000: 142) Sulistyani et al. (2003:190)

menyebutkan bahwa kepuasan pegawai secara subyektif berasal dari kesimpulan yang

berdasarkan pada perbandingan antara apa yang di terima pegawai dibandingkan

dengan apa yang diharapkan dan di inginkan. Tinggi atau rendahnya motivasi dan

kepuasan kerja karyawan pada suatu perusahaan juga tergantung dari peranan

pemimpin dalam perusahaan tersebut, kepemimpinan yang baik merupakan kunci

dalam manajemen yang mempunyai peran penting dan strategis dalam kelangsungan

hidup suatu perusahaan, pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang mampu

merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan serta bersikap adil kepada seluruh

karyawannya sehingga karyawan merasa puas dengan pekerjaannya yang pada

(14)

Kinerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai seseorang sesuai dengan tugas

dan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang dihubungkan dengan standar

kinerja tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Oleh sebab itu

keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan

oleh tingkat kompetensi, profesionalisme dan komitmennya terhadap bidang yang

ditekuni. Suatu komitmen organisasional menunjukkan suatu daya dari seseorang

dalam mengidentifikasikan keterlibatannya dalam suatu bagian organisasi (Mowday,

Porter & Steers, 1982 dalam Vandenberg, 1992). Komitmen organisasional akan

menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja terhadap organisasi.

Penerapan kepemimpinan dan kepuasan terhadap kinerja karyawan adalah

sebuah keharusan yang telah di perusahaan besar PT. KAI (Persero) untuk mengikuti

perkembangan globalisasi salah satu perusahaan milik BUMN. merupakan objek

penulis yaitu PT. KAI (persero) bandung Dalam menjalankan kegiatan usahanya PT.

KAI (persero) bandung sudah menerapkan beberapa kebijakan – keijakan untuk bagaimana kepemimpinan, kepuasan kerja dan penerapan kepuasan pelanggan dalam

kegiatanya di PT. KAI (persero) bandung .

.

Untuk memperjelas masalah mengenai kepemimpinan , kepuasan kerja dan

kinerja karyawan penulis menyebarkan kuisioner pra penelitian pada 20 responden

untuk mengetahui gambaran kepemimpinan, kepuasan kerja dan kinerja karyawan PT.

(15)

Tabel 1.1 1 Pemimpin saya bertangung jawab atas

keputusan yang di ambil

17 13

57% 43%

2 Pimpinan saya mengambil keputusan tampa memikirkan resiko.

15 15

50% 50%

3 Pimpinan saya bertangung jawab terhadap kinerja karyawan .

14 16

46% 53%

Sumber : Sudah diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat di simpulkan bahwa dari 30 karyawan PT.

Kereta Api Indonesia bagian Managing Director Of Human Capital, General Affair & Information Technologi. dalam metode yang disampaikan kurang memberi peranan dalam meningkatkan kinerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia terlihat dari 100%

hanya 46% merasa metode kepemimpinan yang dilaksanakan perusahaan dapat

meningkatkan kinerja, sisanya masih merasa bahwa metode tersebut belum

meningkatkan kinerja kinerja karyawan secara efektiv. dari survei yang di lakukan di

PT. Kereta Api Indonesia menyatakan ya sebanyak 46% bertanggung jawab terhadap

karyawan dan 53% menyatakan tidak bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.

Dimana dengan bergantinya pimpinan didalam sebuah organisasi atau

perusahaan juga biasa menjadikan perubahaan didalam organisasi dan perusahaan

(16)

kepemimpinan yang baru pada taun 2014 yang berakibat pada menurunya kinerja

karyawan PT. Kereta Api Indonesia terlihat pada kinerja yang menurun diatas terdapat

pula keluhan yang dirasakan oleh karyawan pimpinan bertangung jawab keputusan

yang di ambil. Dimana karyawan merasakan hubungan dengan atasan dan teman kerja

kurang harmonis sehingga menyebabkan tidak adanya semangat kerja dan tanggung

jawab karyawan dalam bekerja.

Faktor penting yang menentukan kinerja karyawan dan kemampuan organisasi

beradaptasi dengan perubahan lingkungan menurut Bass dalam Maulizar (2012;59)

adalah kepemimpinan. Kepemimpinan menggambarkan hubungan antara pimpinan

dengan yang di pimpin (follower) dan bagaimana seorang pemimpin mengarahkan

follower akan menentukan sejauh mana follower mencapai tujuan atau harapan

pimpinan. Hal tersebut diperkuat hasil survei awal pada table 1.1 diatas yang terdiri

atas 30 responden.

Tabel 1.2

Pra Penelitian Mengenai Kepuasan Kerja

No Pertanyaan Ya Tidak

Persentasi (%)

Persentasi (%) 1 Gaji yang diberikan sesuai dengan apa

yang telah saya kerjakan di perusahaan

12 18

40% 60%

2 Pencapaian tugas sesuai dengan target kinerja perusahaan

16 14

53% 47%

3 hubungan dengan atsan berjalan dengan baik

20 10

(17)

4 Peralatan yang di gunakan sesuai dengan di butuhkan dalam bekerja

17 13

56% 43%

Sumber Tabel : Sudah diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat di simpulkan bahwa dari 30 karyawan PT.

Kereta Api Indonesia bagian Managing Director Of Human Capital, General Affair & Information Technologi. Ada permasalahan tentang gaji yang di berikan, sehingga dengan apa yang kerjakan di perusahaan terlihat dari 100% hanya 40% gaji yang sesuai

dengan pekerjaanya, sisanya 60% mengatakan bahwa gaji yang di berikan tidak dapat

menunjang pekerjaanya. Seorang karyawan dibutuhkan gaji yang sesuai dengan

kerjanya agar dapat dengan hasil kerjanya selama dalam masa kerjanya sesuai dengan

apa yang diingginkan dalam meningkatnya kinerja baik untuk dirinya sendiri maupun

untuk perusahaan.

Kinerja adalah hasil kerja seorang yang dilihat dari kualitas dan kuantitas

seorang yang dicapai dalam bekerja dalam kata lain merupakan tanggung jawab

karyawan untuk mencapai suatu tujuan baik bagi pegawai maupun organisasi terkait.

Menurut Rachmawati (2009) mengemukakan bahwa kinerja sebagai hasil-hasil fungsi

pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi

oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Prawirosentono (1999) dalam Rachmawati (2009) menyatakan bahwa kinerja

organisasi yang baik, akan dapat tercapai apabila didukung oleh faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi tersebut. Seperti yang terjadi di PT. Kereta Api

(18)

penurunan efektifitas bekerja. Hal tersebut diperkuat hasil survey awal pada table 1.2

di atas ini yang terdiri atas 30 responden.

Table 1.3

Skor KPI (Key Performance Indicator) tahun 2013

No Aspek KPI Bobot Jumlah indicator nilai

A Keuangan dan pasar 4 20 19,48

B Fokus pelanggan 3 24 23,32

C Efektivitas kerja dan proses

5 20 16,08

D Focus dan tenaga kerja 4 20 19,38

E Kepemimpinan, tata kelola dan tanggung jawab kemasyarakatan

4 28 19,48

Total 19 100 91,97

Sumber : Report 2013 PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung

Table 1.4

Skor KPI (Key Performance Indicator) tahun 2012

Sumber : Report 2012 PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung

No Aspek indicator Bobot Jumlah indicator nilai

(19)

Dengan data yang diperoleh dari key performance Indicator maka diketahui efektivitas kerja tahun 2012 dengan nilai 16,38 menurun pada tahun 2013 menjadi 16,

21 % . seorang karyawan dibutuhkan keterampilan yang mendukung dalam bekerja

agar setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dapat selsai sesuai dengan apa

yang diinginkan dalam meningkatnya kinerja baik untuk dirinya sendiri maupun untuk

perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

topik pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di PT.

Kereta Api Indonesia (persero) bandung di bagian managing director of human capital,

general affair & information technologi.

1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, kita ketahui bahwa permasalahan sumber

daya manusia dalam organisasi pada dasarnya merupakan masalah yang rumit karena

menyangkut masalah individu. Setiap individu mempunyai kebutuhan dan keinginan

yang berbeda-beda, tidak banyak orang yang mendapatkan kepuasan atas kompensasi

dan penghargaan yang mereka harapkan, tidak banyak pula orang yang mempunyai

kesempatan mengekspresikan diri dan merasakan kebebasan atas kendali yang

dinikmati saat dia bekerja. Permasalahan-permasalahan individu dalam organisasi

(20)

seperti itulah yang harus menjadi perhatian dari seorang pemimpin. Pemimpin yang

efektif yaitu pemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan penting yang terkandung

dalam individu atau kelompok. Fleksibilitas pemimpin dalam pendekatan terhadap

masalah-masalah individu ini nantinya dapat menjadi dasar untuk mengoptimalkan

kinerja serta merancang sistem organisasi yang lebih baik.

Dari uraian di atas, maka indentifikasi masalahnya adalah:

1. Perusahaan mengunakan Pimpinan yang bertangung jawab terhadap kinerja

karyawan

2. Kurangnya Gaji yang diberikan dengan apa yang kerjakan di perusahaan

3. Adanya penurunan kinerja karyawan yang menyebabkan penurunan efektifitas

kerja dan proses sehingga hasil akhir yang kurang memuaskan

1.2.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Bagaimana kepemimpinan pada bagian managing director of human capital,

general affair & information technologi Di PT. Kereta Api Indonesia (persero)

Bandung

2. Bagaimana kepuasan kerja pada bagian managing director of human capital,

general affair & information technologi karyawan di PT. Kereta Api Indonesia

(21)

3. Bagaimana kinerja karyawan pada bagian managing director of human capital,

general affair & information technologi Di PT. Kereta Api Indonesia (persero)

Bandung.

4. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada bagian

managing director of human capital, general affair & information technologi

Di PT. Kereta Api Indonesia (persero) Bandung.

5. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada bagian

managing director of human capital, general affair & information technologi

Di PT. Kereta Api Indonesia (persero) Bandung.

6. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan pada bagian pada bagian managing director of human capital, general

affair & information technologi di PT. kereta api Indonesia (persero) bandung.

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini untuk mengumpulkan data dan informasi

yang terkait dengan pengaruh kepemimpinan dan kepusan terhdap kinerja

karyawan dan informasi yang didapat dari informasi tersebut , serta

pengaruhnya terhadap kinerja pegawai di PT. KAI (persero) Bandung . Di

(22)

1.3.2. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kepemimpinan pada bagian managing director of

human capital, general affair & information technologi di PT. Kereta

Api Indonesia (persero) Bandung

2. Untuk mengetahui kepuasan kerja pada bagian managing director of

human capital, general affair & information technologi di PT. Kereta

Api Indonesia (persero) Bandung.

3. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada bagian managing director of

human capital, general affair & information technologi di PT. Kereta

Api Indonesia (persero) Bandung.

4. Untuk mengetahui pengaruh kepimpinan terhadap kinerja karyawan

pada bagian managing director of human capital, general affair &

information technologi di PT. Kereta Api Indonesia (persero)

Bandung.

5. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan

pada bagian managing director of human capital, general affair &

information technologi di PT. Kereta Api Indonesia (persero) bandung

6. Untuk mengetahui pengaruh antara kepemimpinan dan kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan pada bagian managing director of human

capital, general affair & information technologi di PT. Kereta Api

(23)

1.4.Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan penelitian

selanjutnya dalam rangka menambah khasanah akademik sehingga berguna untuk

pengembangan ilmu, khususnya bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.

1.4.1.Kegunaan Praktis

1.Bagi perusahaan

Survey ini di harapkan dapat memberikan masukan mengenai

bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja untuk dijadikan bahan

acuan dalam pengembangan yang dijalankan ke depan untuk lebih

meningkatkan kinerja khususnya pegawai sehinga peningkatan kualitas

tersebut juga berimplikasi pada kinerja di PT. KAI (persero) Bandung Bagi

pegawai .

2. Bagi pegawai

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pegawai di PT.

KAI (persero) Bandung .agar dapat meningkatkan produktivitas ataupun

kimerjanya

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi pengembangan ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangan bagai mana

(24)

antara ilmu yang di dapat di perkuliahan (teori) dengan implementasi langsung

terhadap keadaan yang terjadi di lapangan (praktik). Sehingga dengan adanya

perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu manajemen sumber daya manusia

yang sudah ada.

2. Bagi Peneliti Lain

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

bahan pertimbangan serta dapat dijadikan pengkajian bagi peneliti lain yang ingin

mengadakan penelitian lebih lanjut dalam kajian yang sama sekaligus dapat dijadikan

sebagai bahan referensi di dalam penulisan tugas akhir ataupun skripsi.

1.5.TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di PT Kereta Api Indonesia (persero) bandung . adapun waktu pelaksaaanya seperti pada Tabel 1.4 di bawah ini.

Tabel 1.4

Tabel Jadwal Penelitian

No Keterangan

Bulan

November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan penelitian

2 Penulisan usulan penelitian 3 Pengumpulan data

(25)

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan

2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Hasibuan (2002:169) kepemimpinan (leadership) yang titetapkan oleh seorang manager dalam organisasi dapat menciptakan intergarasi yang serasi dan mendorong

gairah kerja kariyawan untuk menciptakan sasaran yang maksimal.

Menurut northouse dalam witjaksono (2003:3) kepemimpinan adalah suatu

peroses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum.

Kepemimpinan mempunyai sebuah kekuasaan yang luar biasa dan kepemimpinan bisa

membuat perbedaan antara sukses dan kegagalan dalam hal apa saja yang dikerjakan

baik bagi diri sendiri maupun kelompok.

Sagian (2002:62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahanya) sedemikian rupa hingga

orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu

mungkin tidak disenanginya.

Dari beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

(26)

yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam

mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan kelompok ataupun organisasi.

2.1.1.2 Indikator-indikator Kepemimpinan

Adapun indikator kepemimpinan menurut ishak arep dan hendri tanjung

(2002:235)

1. harus mengambil keputusan sendiri secara tegas dan tepat (decion making)

yaitu sikap senang menerima saran, pendapat, dan kritikan-kritikan dari

bawahan, dan lebih mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan,

2. harus berani menerima resiko sendiri yaitu mengidentifikasi tujuan pribadi

dengan tujuan organisasi, tidak terlalu bergantung pada kekuasaan

formalnya , dan berpatisipasi dalam kegiatan kelompok

3. harus berani menerima tanggung jawab sendiri ( the principle of

absoluteness af responbility ) (ingat: tanggung jawab sama sekali tidak boleh

di delegasikan ke bawah) yaitu memberikan semua pekerjaan dan tanggung

jawab di lakukan oleh bawahanya.

2.1.1.3 Ciri Kepribadian Kepemimpinan

Menurut Robbins (2006:432) kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mempengaruh kelompok menuju pencapaian sasaran. Organisasi

membutuhkan kepemimpinan dan manajemen yang kuat untuk meraih

(27)

Selanjutnya menurut Robbins (2006:433) bahwa teori ciri kepribadian

adalah teori yang mengkaji ciri-ciri karakteristik pribadi yang membedakan

pemimpin dari bukan pemimpin. Terdapat enam karakter yang membedakan

pemimpin dan bukan pemimpin adalah ambisi dan semangat, hasrat untuk

memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, kecerdasan dan

pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan.

2.1.1.4 Prilaku kepemimpinan

Menurut Robbins (2006:435) berpendapat teori perilaku kepemimpinan

adalah teori yang mengemukakan bahwa perilaku khusus membedakan antara

pemimpin dan bukan pemimpin.

2.1.1.5 Gaya kepemimpinan

Menurut Suswanto dan juni priansa (2011:156)mengemukanan tentang

tipe-tipe kepemimpinan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan pribadi

Dalam tipe ini pemimpinan mengadakan hubungan langsung dengan

bawahanya, sehingga timbul hubungan pribadi yang intim.

2. Kepemimpinan non-pribadi

Dalam tipe ini pimpinan tidak mengadakan hubungan langsung dengan

(28)

Hubungan antara pimpinan dengan bawahanya melalui perencanaan dan

intruksi-intruksu tertulis.

3. Kepemimpinan otoriter

Dalam tipe ini pimpinan meperlakukan bawahanya secara

sewenang-wenang, karena mengaggap diri orang paling berkuasa, bawahanya

digerakan dengan jalan paksa, sehingga para pekerja dalam melakukan

pekerjaanya bukan karena ikhlas melakukan pekerjaanya, melaikan takut.

4. Kepemimpinan kebapakan

Dalam tipe ini pimpinan memperlakukan bawahanya seperti anak sendiri,

sehingga para bawahanya tidak berani mengambil keputusan, segala

sesuatu yang pelik diserahkan ke pada bapak pimpinan untuk

menyelsaikanya.

5. Kepemimpinan demokratis

Dalam tipe ini pimpinan selalu mengadakan musyawarah dengan para

bawahanya untuk menyelsaikan pekerjaan– pekerjaanya yang sukar, sehingga para bawahanya merasa dihargai pikiran-pikirannya dan

pendapat-pendapatnya serta mempunyai pengalaman yang baik didalam

menghadapi segala persoalan yang rumit

6. Kepemimpinan bakat

Dalam tipe ini pimpinan dapat mengerakan bawahanya karena mempuyai

(29)

ini lahir karena pembawanya sejak lahir seolah-olah ditakdirkan untuk

memimpin dan diikuti oleh orang lain.

2.1.1.6 Ciri-Ciri dari kepemimpinan

Menurut George R. Terry dalam buku Suswanto dan priansa

(2014:152-153) mengemukakan delapan cii dari pemimpin:

A. Energi, mempunyai kekuatan mental dan fisik

B. Stabilitas emosi, seorang pemimpin tidak boleh berpasangka jelek erhadap bawahanya, ia tidak boleh cepat marah dan percaya pada diri sendiri haus

cukup besar.

C. Human relantionship, mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia

D. Personal motivation, keinginan untuk menjadi pemimpin harus besar, dan dapat memotivasi diri sendiri.

E. Communication skill, mempunyai kepecayaan untuk bekomunikasi. F. Teaching Skill, mempunyai kepercayaaan untuk mengajarkan,

menjelaskan dan mengembangkan bawahanya.

G. Social skill, mempunyai keahlian dibidang social, supaya terjamin kepercayaaan dan kesetian bawahan. Ia harus suka menolong, senang jika

(30)

H. Technical competent, mempunyai kepercayaan menganalisa, merencanakan, mengorganisasikan, mendelegasikan wewenang,

mengambil keputusan dan mampu menyusun konsep.

2.1.2 Kepuasan Kerja

Menurut (Handoko 1991:193) kepuasan kerja adalah keadaan

emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para

karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan

perasaan seorang terhadap pekerjaanya. Ini Nampak dalam sikap positip

karyawan terhadap pekerjaanya dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan

kerjanya. Departemen personalia atau manajemen harus senantiasa memonitor

kepuasan kerja, karena itu mempengaruhi keluhan-keluhan, dan

masalah-masalah personalia vital lainya.

Menurut Mangkunegara (2005: 120) mengemukakan bahwa terdapat

dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu faktor yang ada pada diri

pegawai dan faktor pekerjaan. Faktor yang ada pada diri pegawai yaitu

kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik,

pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir,

persepsi, dan sikap kerja. Sedangkan faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjaan,

(31)

jaminan keuangan, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan

kerja.

Dalam hal ini menurut Robbins (2007:183), mengemukakan bahwa efek

kepuasan kerja terhadap kinerja adalah sebagai berikut :

A. Kepuasan dan Produktivitas

Mempunyai hubungan positif atau searah, yaitu apabila kepuasan tinggi

maka produktivitas juga akan tinggi, dan apabila kepuasan rendah maka

produktivitas juga akan rendah. Yang artinya bahwa organisasi-organisasi

dengan karyawan yang terpuaskan cenderung lebih efektif daripada organisasi

dengan karyawan yang kurang terpuaskan

B. Kepuasan dan Kemangkiran

negatif atau tidak searah, dimana apabila kepuasan tinggi maka

kemangkiran akan rendah, dan apabila kepuasan rendah maka kemangkiran

akan tinggi. Hal ini masuk akal bahwa karyawan yang merasa tidak puas lebih

besar kemungkinan untuk tidak masuk kerja.

C. Kepuasan dan Tingkat Keluaran

Mempunyai hubungan negatif atau tidak searah, yaitu apabila kepuasan

tinggi maka tingkat keluarnya karyawan akan rendah dan apabila kepuasan

rendah maka tingkat keluarnya karyawan akan tinggi.

Karena pengaruh kepuasan terhadap kinerja cukup besar, maka manajer harus

(32)

tersebut. Karena karyawan yang merasa puas akan memberikan kontribusi yang baik

bagi kemajuan perusahaan.

2.1.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut Schemerhorn dalam Wikipedia (2008:1) mengidentifikasi lima

aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu: pekerjaan itu sendiri (work it self), penyelia (supervision), teman sekerja (workers), promosi (promotion), gaji/upah (pay).

Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja disebutkan oleh Stephen

Robins dalam Wikipedia (2008:1) yaitu: kerja yang secara mental menantang,

ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung,

kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan

Mangkunegara (2011:121) ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu faktor yang pada diri pegawai dan faktor pekerjaanya.

a) Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, Umur, jenis

kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja,

kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi, dan sikap kerja.

b) Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaanya, struktur organisasi, pangkat

(golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial,

(33)

2.1.2.2 Indikator Indikator Kepuasan Kerja

Martoyo (2000:142) kepuasan kerja (job salisfaction) adalah keadaan emosional karyawan di mana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas

jasa kerja karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang

memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Balas jasa kerja karyawan ini,

baik yang berupa finansial maupun yang nonfinansial.

Kepuasan kerja karyawan ini akan diukur melalui penilaian responden

terhadap beberapa indikator seperti hubungan dengan pimpinan, hubungan dengan

rekan, lingkungan fisik kerja, saran ataukritik dari rekan kerja, hasil penyelesaian tugas

dan tanggung jawab, perasaan di tengah keluarga berkaitan dengan kebutuhan tugas di

kantor, perasaan jika mendapat penghargaan atau pujian dari atasan, perasaan atau

penilaian terhadap gaji, tunjangan dan bonus yang diberikan instansi, penilaian

terhadap jaminan/asuransi kesehatan, jaminan pensiun, penilaian terhadap cuti kerja.

2.1.3 Kinerja Karyawan

Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan

kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya, dan juga merupakan perilaku yang

nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh

(34)

Menurut Hasibuan, (2001:34) kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja

yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Menurut Miner (1988 : 14), kinerja dapat didefinisikan sebagai tingkat

kebutuhan tiap individu, sebagai pengharapan atas pekerjaan yang dilakukannya.

Miner memberi dua variabel yang menentukan prestasi kerja seseorang, yaitu sebagai

berikut:

a) Variabel hasil perilaku organisasi, yaitu mencakup perilaku dan sikap individu,

keterlibatanbdalam pekerjaan, dan partisipasi kerja.

b) Variabel hasil yang telah dicapai untuk suatu kinerja, yaitu mencakup empat

dimensi kinerja yang terdiri atas:

1) Kualitas output (quality of output) 2) Kuantitas output (quantity of output) 3) Waktu kerja (time of output)

4) Kerjasama dengan rekan kerja yang lain (cooperation with other’s work)

Keempat dimensi tersebut saling berkaitan satu sama lain, misalnya kerjasama

yang baik antar rekan kerja dipengaruhi langsung oleh kualitas dan kuantitas output

(35)

Kinerja adalah hasil diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut

bersifat profit oriented dan non profit oriented dan non forpit oriented yang dihasilkan

selama satu priode waktu. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunayi

hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan

memberikan konstribusi ekonomi (amstrog dan baron, 1998 :15)

Berdasarkan pengertian kinerja karyawan menurut para ahli dapat disimpulkan

bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja atau prestasi, kualitas, kuantitas yang

dihasilkan oleh seorang karyawan terhadap suatu perusahaan.

2.1.3.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Gomez (2001) dalam melakukan penelitian terhadap kinerja yang

berdasarkan perilaku yang spesifik (judgement performance evalution), maka ada delapan indikator yang perlu mendapat perhatian, antara lain:

a). Kualitas Pekerjaan (Quality of Work)

Kualitas kerja akan dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapan.

b). Kuantitas Pekerjaan (Quantity of Work)

Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu ditentukan.

c). Pengetahuan Pekerjaan (Job Knowledge)

Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.

(36)

Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

e). Kerjasama (Cooperative)

Kesadaran untuk bekerjasama dengan orang lain.

f). Inisiatif (Iniatiative)

Keaslian ide-ide yang disampaikan sebagai program organisasi dimasa mendatang.

g). Ketergantungan (Dependerability)

Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penjelasan kerja.

h). Kualitas Personil (Personal Quality)

Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, kemampuan dan integrasi pribadi.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001:82) faktor-faktor yang

memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

a. Kemampuan mereka.

b. Motivasi.

c. Dukungan yang diterima.

d. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan.

e. Hubungan mereka dengan organisasi.

Menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes dalam Umi Narimawati

(2009:71) mengatakan bahwa ada delapan dimensi atau kriteria yang perlu mendapat

perhatian dalam melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan

(37)

1) Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan

2) Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

3) Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.

4) Creativeness yaitu keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5) Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain

6) Dependability yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan

7) Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggung jawabnya.

8) Personal qualities yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah tamahan, dan integrasi pribadi.

2.1.3.2 Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien,

karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia

(38)

dinamikapertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut

maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) Mengemukan “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi

kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.

Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) mengemukakan “ penilaian kinerja

adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja

individu karyawan”.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

penilaian kinerja adalah suatu evaluasi pelaksanakan kinerja soerang karyawan.

2.1.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Rivai (2006 : 313) mengatakan bahwa tujuan penilaian kinerja

karyawan terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa lalu, yang bertujuan untuk:

a. Mengendalikan perilaku karyawan dengan menggunakannya sebagai

instrumen untuk memberikan ganjaran, hukuman dan ancaman.

b. Mengambil keputusan mengenai kenaikan gaji dan promosi.

c. Menempatkan karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan tertentu.

2. Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa depan, dirancang secara tepat

(39)

a. Membantu tiap karyawan untuk semakin banyak mengerti tentang

perannya dan mengetahui secara jelas fungsi-fungsinya.

b. Merupakan instrumen dalam membantu tiap karyawan mengerti

kekuatan dan kelemahan sendiri yang dikaitkan dengan peran dan

fungsi dalam perusahaan.

c. Menambah adanya kebersamaan antara masing-masing karyawan

dengan penyelia yang mendorong motivasi serta kontribusi kerja pada

perusahaan.

d. Merupakan instrumen bagi karyawan untuk mengevaluasi diri serta

mengembangkan diri dalam perencanaan karir.

e. Membantu mempersiapkan karyawan untuk memegang pekerjaan pada

jenjang yang lebih tinggi.

f. Membantu dalam berbagai keputusan SDM dengan memberikan data

tiap karyawan secara berkala.

2.1.3.4 Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat penilaian kinerja menurut Rivai (2005:58) adalah:

a. Performance Improvement

Untuk memperbaiki kinerja pegawai, menajer, dan supervisor dimasa

(40)

Untuk membantu dalam pengambilan keputusan penentuan siapa yang

seharusnya menerima kenaikan pembayaran dalam bentuk upah, bonus,

ataupun bentuk lainnya yang didasarkan pada sistem merit.

b. Placement Decisions

Untuk promosi, transfer ataupun penurunan jabatan atau pangkat biasanya

didasarkan pada kinerja masa lalu dan bersifat antisipatif.

c. Training and Development Need

Untuk melakukan pelatihan, sehingga setiap karyawan selalu memiliki

kemampuan untuk mengembangkan diri.

d. Career Planning and Development

Untuk proses pengambilan keputusan utamanya tentang karier spesifik dari

karyawan, sebagaai tahapan untuk pengembangan diri pegawai.

e. Staffing Process Deficiencies

Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam prosedur penempatan staf di

departemen SDM.

f. Informational Inaccuracies

Untuk mengetahui adanya kesalahan dalam informasi analisis pekerjaan,

perencanaan SDM, atau hal lain dari sistem SDM. Hal demikian akan mengarah

pada ketidaktepatan dalam keputusan memperkerjakan karyawan, pelatihan

dan keputusan konseling.

g. Job Design Errors

(41)

h. Equal Employment Opportunity

Untuk menjamin bahwa keputusan penempatan internal bukanlah merupakan

sesuatu yang diskriminatif

i. External Challenges

Untuk mengetahui pengaruh faktor ekternal seperti keluarga, finansial,

kesehatan ataupun masalah-masalah lainnya, terhadap kinerjanya.

j. Feedback to Human Resources

Untuk mengetahui kinerja dari fungsi departemen.

2.1.4 Keterkaitan antar Variabel

2.1.4.1 Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

Pemimpin yang efektif akan dapat menjalakan fungsinya dengan baik,

tidak hanya di tunjukan dari kekuasaaan yang dimiliki tetapi juga di

tunjukan pula oleh perhatian pemimpin terhadap kesejahteraanya dan

kepuasan karyawan terhadap pemimpin dan peningkatan kualitas karyawa,

tertutama sikap mengayomi yang di tunjukan untuk menguatkan kemauan

karyawan dalam melaksanakan tugas guna mencapai sasaran organisasi.

Sejak setengah abad lalu, teori dan penelitian tentang kepemimpinan hanya

(42)

2.1.4.2 Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan

Kepuasan kerja yang secara khusus mempengaruhi kinerja karyawan

antara lain 1) Komponen upah atau gaji. Gaji diartikan sebagai imbalan

keuangan yang diterima karyawan seperti upah, premi bonus, atau

tunjangan-tunjangan lainnya. Dalam konteks ini, semakin tinggi gaji yang diterima

bukanlah suatu jaminan karyawan tersebut untuk berprestasi lebih baik. Prinsip

teori keadilan perlu diperhatikan dalam penilaian komponen ini. Seseorang

bekerja mungkin mempunyai perbedaan keterampilan, pengalaman, dan

senioritas. Mereka mengharapkan imbalan keuangan yang diterima

mencerminkan perbedaan tanggung jawab, pengalaman, ataupun senioritas. 2)

Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan sarana dan

prasarana yang ada dan berfungsi dengan baik akan lebih memotivasi kerja

bawahan untuk melaksanakan tugas secara baik dari program-program yang

telah direncanakan. 3)Promosi karir. Promosi adalah perencanaan karir

seseorang pada pekerjaan yang lebih (Hasibuan 2003:95)

2.1.4.3 Pengaruh kepemimpinan dan kepuasan terhadap kinerja karyawan

Kepemimpinan yang berlaku secara universal menghasilkan tingkat kinerja

dan kepuasan bawahan yang tinggi. Kepuasan kerja merupakan dampak atau

hasil dari keefektifan performance dan kesuksesan dalam bekerja. Tingkat

(43)

yang diwujudkan dalam bentuk sikap positif terhadap pekerjaannya terhadap

segala sesuatu yang dihadapi ataupun tugas yang diberikan kepada karyawan.

Oleh karena itu, kepuasan kerja menjadi hal yang sangat penting untuk

diperhatikan dalam pengelolaan sumber daya manusia. Beberapa penelitian

telah dilakukan berkaitan dengan kepuasan kerja antara lain Haryanto (2012).

(44)
(45)

2.2 Kerangka Pemikiran

Kinerja karyawan perusahaan diharapkan selalu meningkat untuk mencapai

tujuan organisasi. Maka untuk meningkatkan kinerja tersebut perlu adanya kerja sama

yang ada diorganisasi baik kerja sama antar atasan dan bawahan maupun kerjasama

antar bawahan. Dalam era kompetitif sekarang ini dituntut adanya kinerja

bawahan/karyawan yang bagus yaitu berupa perilaku atau tindakan yang relevan

dengan tujuan organisasi. Kinerja karyawan dapat dilihat dari tingkat pencapaian hasil

secara kuantitas dan kualitas, efisien dan criteria efektifitas kerja seseorang karyawan

yang terkait dengan tujuan organisasi meliputi kerjasama, kreatif, dan inovatif.

Kepemimpinan yang menghormati ide dan pendapat para karyawan akan memberikan

kebebasan untuk memunculkan daya kreatifitas, dan inisiatif dalam usaha penyelesaian

pekerjaan yang diberikan. Pemimpin yang baik akan mampu menumbuhkan

kepercayaan dari para karyawan sehingga akan dapat melaksanakan tugas dengan baik.

Dorongan dari atasan diharapkan mampu menimbulkan dorongan bawahan sehingga

dapat meningkatkan prestasi karyawan. Selain itu untuk meningkatkan kinerja

karyawan diperlukan adanya kepuasan kerja. Karena kepuasan dan perasaan sebagai

bagian dari tuntutan hidup, maka perasaan puas terhadap tugas atau pekerjaan, puas

terhadap atasan dan puas terhadap rekan kerja, kepuasan terhadap hasil yang seimbang

(46)

(Bass & avolio,1990)

(Haryanto 2012)

(Hasibuan 2003:95)

Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran

2.3 Formulasi Hipotesis penelitian

Berdasarkan peda landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis

1. Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan

2. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

3. Kepemimpinan dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Kepuasan Kerja(X2)

hendri tanjung (2002:235) Kinerja Karyawan(Y)

(47)

37

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati (2010) mengemukakan

bahwa: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian di lakukan. Bisa juga

ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”. Objek dalam penelitian ini adalah

pengaruh kepemimpinan.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian

adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk

mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendaptkan tujuan tertentu mengenai

suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk mendapatkan data. Adapun

objek penelitian yang penulis teliti adalah menganalis Pengaruh Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT Kereta Api Indonesia (Persero)” di bagian managing director of human capital, general affair & information technologi di Jl. Perintis kemerdekaan No.1 bandung

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh,

mengumpulkan data, baik perimer maupun data sekunder yang dapat di gunakan

untuk menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang

(48)

permasalahan yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan di

dapat suatu kebenaran atau data yang di peroleh.

Metode penelitian yang menggunakan dalam penyusutan tugas akhir ini

adalah metode analisis deskritif dengan pendekatan kuantitatif artinya penelitian

yang di lakukan adlah menekan analisisnya pada data-data numeric (angka), yang

bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai suatu keadaan

berdasarkan data yang di peroleh dengan cara menyajikan, mengumpulkan dan

menganalisis data tersebut sehingga menjadi informasi baru yang dapat di gunakan

untuk menganalisa mengenai masalah yang di teliti

Adapun Metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:21 )

menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan

dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.

Menjelaskan pula argument tentang pemilihan pendekatan atau metode dengan

memperhatikan sifat-sifat variable yang di teliti dan jenis informasi yang di

perlukan.

pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2010 : 2), diantaranya

adalah sebagai berikut :

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang

signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas

(49)

Definisi metode deskriptif menurut Sugiyono (2005:21) dalam Umi

Narimawati et all (2010:29) “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan

untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) dalam Umi

Narimawati et all (2010:29) :

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah

dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan

kehidupan”

Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif verifikatif merupakan metode

yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta - fakta yang ada serta

menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara

mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam

pengujian hipotesis statistik. Vrefikatif tersebut di gunakan untuk menguji

bagaimana kualitas kepempinan terhadap kepuasan kerja serta menguji dengan

pengujian suatu kinerja karyawan apakan di terima atau ditolak

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar

penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.

Menurut Umi Narimawati (2008:28) suatu rencana, struktur, dan strategi

(50)

mencakup penetapan metode-metode yang di gunakan dalam penelitian sesuai

dengan jenis penelitian.

Menurut Jonathan Sarwono (2006:27) pengertian desain penelitian adalah

sebagai berikut :

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun

serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan

tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Berdasarkan proses penelitian yang digambarkan diatas, maka penelitian

ini melalui proses-proses berikut ini:

1. Mengindentifikasi masalah

penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan luas jangkauan

(scope). Masalah yang diteliti pada penelitian ini adalah kualitas kepemimpinan terhadap pegawai PT. Kereta api Indonesia (PERSERO)

Bandung

2. Menentukan Rumusan masalah

Digunakan sebagai dasar pengajuan teori dan hipotesis, metode analisis dan

penarikan kesimpulan . adapun rumusan masalah yang terdapat PT. Kereta Api

Indonesia (PERSERO) bandung adalah mengenai kualitas kepemimpinan

terhadap kinerja karyawan.

3. Konsep dan teori yang relevan dan Penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis)

maka di perlukan referensi teoritis yang relean dengan masalah dan di dalam

(51)

jawaban sementara terhadap masalah yang terdapat di PT. Kereta api Indonesia

(PERSERO) Bandung.

4. Pengajuan Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan

didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara

empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang di buat

dalam penelitian ini adalah pengaruh kepemimpinan dan kepuasan terhadap

komitmen dengan kinerja karyawan.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian

yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat

ketelitian data yang diharapkan dan konsisten data yang dikehendaki. Metode

penelitian yang digunakan untuk mengetahui kualitas kepemimpinan dan

kepuasan kerja mengunakan metode kuisioner dan wawancara mengunakan

metode survey dan metode kuantitatif.

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variable, memilih

perosedur dan teknik yang akan di gunakan, menyusun alat serta teknik

pengumpulan data.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang

berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada

(52)

bermanfaat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terdapat di PT.

Kereta Api Indonesia (PERSERO).

Berasarkan peroses penelitian diatas maka peroses penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Sumber masalah

Penelitian melakukan survey awal untuk menemukan fenomena yang terjadi sebagai dasar penelitian.

2. Rumusan masalah

Peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1) Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada PT. Kereta

Api Indonesia dan selanjutnya menetapkan judu penelitian

2) Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada PT. Kereta Api

Indonesia.

3) Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari

tujuan dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam

penelitian ini adalah kepemimpinan (X1) dan kepuasan kerja (X2)

serta kinerja karyawan (Y).

4) Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT.

Kereta Api Indonesi.

5) Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang

terjadi pada PT. Kereta Api Indonesia

6) Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengeluaran

(53)

adalah pengukuran dengan skala ordnal karena data yang diukurnya

berupa angka yang mempunyai arti urutan jenjang yang dimulai dari

yang positf sampai yang negative dan sebaliknya

7) Menetapkan data-data mengenai Pengaruh Kepemimpinan dan

Kepuasan Kerja dalam meningkatkan Kinerja karyawan pada PT.

Kereta Api Indonesia

8) Melakukan analisis mengenai Pengaruh Kepemimpinan dan

Kepuasan kerja dalam meningkatkan Kinerja karyawan pada PT.

Kereta Api Indonesia

9) Menyimpulkan penelitian, sehingga akan di peroleh penjelasan dan

jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian.

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian

merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam

melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Tabel 3.1. Table Desain Penelitian

Tujuan

Unit analisis Time horizon

T-1 Descriptive Descritive dan Survei

SDM PT KAI

Croos Sectional T-2 Descriptive Descriptive

dan Survey

SDM PT KAI

Croos Sectional T-3 Descriptive Descritive

(54)

3.2.2 Variabel Penelitian Dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:39) menyatakan pengertian variabel adalah

“Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan.”

Sesuai dengan judul penelitian penulis akan meninjau sejauh mana variabel

penelitian sebagai berikut :

1) Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Umi Narimawati (2008:40) “Variabel bebas merupakan variable stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lainnya.”

Peneliti mencari sebab dan akibat dalam suatu gejala atau mecari

hubungan diantara berbagai faktor. Variabel yang diduga sebagai

penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain disebut Variabel Bebas

(Variabel Independen). Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya, dalam kaitanya dengan

masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel bebas (X1) adalah

kualitas sistem informasi elecrtonic office dan variabel (X2) adalah kualitas informasi.

2) Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Umi Narimawati (2008:41) “Variabel tergantung adalah

variabel yang memberikan reaksi / respon jika dihubungkan dengan

(55)

Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh

variabel yang mendahuluinya disebut Variabel Tak Bebas atau Variabel

Terikat (Variabel Dependen). Variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam kaitanya dengan masalah yang

di teliti, maka yang menjadi variable yang terikat atau variable dependen

kepuasan kinerja pada PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) Bandung.

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel

Pengertian operasional variabel menurut Sugiyono (2010:58) adalah

“segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya,” Variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang tidak terikat oleh

faktor-faktor lain, tetapi mempunyai pengaruh terhdap variabel lain.

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:59) “Variabel

independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebuah perubahannya atau timbulnya variabel dependen.” Variabel independen disini yaitu Kepemimpinan dan Kepuasna kerja .

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

(56)

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas”. Variabel dependen adalah Kinerja Karyawan .

(57)

Variable Indikator Ukuran No.

Hubungan dengan atasan (kepuasan kerja)

 Hubungan atasan

(58)

Variabel Indicator Ukuran No .

Tingkat kesesuaian jumlah pekerjaan yang di selsaikan dengan standar yang di tetapkan perusahaan.

Tingkat kesesuaian jumlah pekerja melaksanakan pencapaian dalam perusahaan .

15

16

Ordinal

Kualitas kerja ( kepuasan kerja)

 Kesesuaian kualitas pekerjan yang berhasil di selsaikan stadar yang di tetapkan perusahaan

 Kurangnya pekerjaan dalam meyelsaikan

Tingkat kesesuaian pekerjaan dalam mengerjakan tugasnya untuk pencapaian perusahaa

17

18

Ordinal

Waktu kerja ( kinerja karyawan )

 Kemampuan karyawan

Tinngkat kesesuian karyawan memaksimalkan waktu kerjanya untuk pencapaian perusahaan

Tingkat kesesuian kerelaan karyawan untuk bekerja sama dengan rekan kerja, penyelia dan bawahanya.

Tingkat kesesuaian adaptasi dalam kelompok dan organisasi untuk pencapaian perusahaan

21

22

Ordinal

Nur Indrianto dan Bambang (2002:98) mengungkapkan bahwa skala ordinal

(59)

menyatakan peringkat construct diukur”. Dari keterangan diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa penelitian ini melakukan skala ordinal dengan memberikan

informasi berupa nilai pada jawaban.

Tabel 3.3 Sekala Ordinal

Jawaban Responden Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup 3

Tidak Setuju 2

Sangat tidak Setuju 1

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

a. Data Primer

Pada penelitian ini, sumber data yang diambil adalah sumber data primer

dan sumber data sekunder. Pengertian data primer menurut Umi Narimawati

(2008:98) :

“Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini

tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini

harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang

yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana

(60)

Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui quisioner dan

wawancara dengan pihak yang berkepentingan.

b. Data Sekunder

Data sekunder menurut Umi Narimawati (2008:94) “Data sekunder

merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan

mengumpulkan data”.

Data sekunder ini dapat penulis peroleh dari studi kepustakaan dan

pengumpulan data dari literature-literature, internet serta sumber lain yang

berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti oleh penulis.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

a. Populasi Penelitian

Definisi Populasi menurut Umi Narimawati (2008:72) populasi penelitian

merupakan seluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa

manusia, hewan tumbuh-tumbuhan, udara gejala,nilai peristiwa, sikaphidup, dan

sebagainya,sehingga objek-objekini dapat menjadi sumber sumber data penelitian

adapun populasi dalam penilitian ini adalah karyawan PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Bandung.

Adapun Pengertian populasi menurut Sugiyono (2010:72) mengemukakan

(61)

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek

yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan

dengan masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah pegawai PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) Bandung berjumlah 60

orang.

Tabel 3.4 Daftar karyawan PT. KAI Lingkungan SDM Kantor Pusat

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran
Tabel 3.2
Tabel 3.4 Daftar karyawan PT. KAI
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Bagi perusahaan, dalam hal kepemimpinan hal yang perlu dilakukan adalah tetap menjaga hubungan baik terhadap karyawan, terlebih lagi bila pimpinan menganggap karyawan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pengaruh signifikan antara kepemimpinan terhadap kinerja karya wan PT Kereta Api Indonesia (Persero) di

kerja karyawan yang dapat di ketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 13 atau 23,64% yang menyatakan setuju 37 orang atau sebanyak 67,27% sedangkan

15,546 dan untuk variabei kepemimpinan sebesar = 7,860. Maka dapat dijelaskan.. 2) Pengaruh Variabei motivasi secara Parsial terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan tabel coefficients

Pernyataan 4 (Insentif yang saya terima sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan), responden yang menyatakan sangat setuju adalah sebanyak 28 orang atau

Dari hasil penelitian diketahui mayoritas responden sebanyak 44,8% menjawab setuju dan paling sedilkit responden sebanyak 1,5% menjawab sangat tidak setuju dengan

Tidak Setuju , karena kesempatan karyawan untuk mengembangkan karirnya sangat terbatas.. Memberikan jumlah gaji yang sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersamaa. 2 10 7 0

Hal ini menunjukan bahwa kepuasan kerja memberikan kontribusi terhadap kerja karyawan pada PT Pindad Persero divisi Renkinrus sebesar 54,6%, sedangkan sisanya sebesar