PUSAT BANDUNG)
The influence of Leadership and Physical Work Environment on Labor
Productitivity ( Survey Division Managing Director of Human Capital & Information
Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung )
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Kelulusan Strata I
Program Studi Manajemen Fakultas EkonomiUniversitas Komputer
Indonesia
Disusun Oleh:
Lukman Hidayat21210860
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
Kata Pengantar ...iii
Daftar Isi ...vi
Daftar Tabel ...vii
Daftar Gambar ...viii
Daftar Lampiran ...ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang...1
1.2Identifikasi Dan Rumusan Masalah...12
1.2.1 Identifikasi Masalah...12
1.2.2 Rumusan Masalah...12
1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian...13
1.3.1 Maksud Penelitian...13
1.3.2 Tujuan Penelitian...13
1.4Kegunaan Penelitian...14
1.4.1 Kegunaan Praktis...14
1.4.2 Kegunaan Akademis...14
vi
2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan ...16
2.1.1.2 Gaya Kepemimpinan ...17
2.1.1.3 Jenis Kepemimpinan ………20
2.1.1.4 Ciri-Ciri Kepemimpinan ………..21
2.1.2 Lingkungan Kerja Fisik ...22
2.1.2.1 Faktor Lingkungan Kerja Fisik ...23
2.1.3 Produktivitas Kerja ……...25
2.1.3.1 Pengertian Produktivitas...25
2.1.3.2 Upaya Peningkatan Produktivitas ... 26
2.1.4 Hubungan Antar Variabel...27
2.1.4.1 Hubungan Kepemimpinan dengan Produktivita Kerja……….27
2.1.4.2 Hubungan Lingkungan Kerja Fisik dengan Produktivita Kerja……….27
2.1.5 Penelitian Terdahulu……….28
2.2 Kerangka Pemikiran...30
vi
3.2.1 Desain Penelitian...33
3.2.2 Operasional Variabel...37
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data...43
3.2.3.1 Sumber Data...43
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data...44
3.2.3.3 Teknik Pengumpulan Data...46
3.2.4 Uji Validitas...47
3.2.5 Uji Realibilitas...50
3.2.6 Uji MSI...52
3.2.7 Rancangan Analisis Deskriptif...53
3.2.7.1 Rancangan Analisis ……….57
3.2.7.2 Statistik Uji ……….57
3.2.7.3 Analisis Kuantitatif ……….58
3.2.7.4 Analisis Regresi Linier ………59
3.2.7.5 Pengujian Hipotesis...62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum Perusahaan………..64
vi
4.2.4 Indentifikasi Responden Berdasarkan Pendidikkan………. 76
4.3 Uji Validitas Dan Reliabilitas………..77
4.3.1 Uji Validitas………..77
4.3.2 Uji Reliabilitas………..79
4.4 Analisis Deskriptif Data Penelitian………80
4.4.1 Variabel kepemimpinan (X1)………..81
4.4.2 Variabel lingkungan kerja fisik (X2)………....95
4.4.3 Variabel produktivitas kerja (Y)………..101
4.5 Analisis Kuantitatif……….107
4.6 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)………..112
4.6.1 Pengujian Hipotesis kepemimpinan Terhadap produktivitas kerja..112
4.6.2 Pengujian Hipotesis lingkungan kerja fisik Terhadap produktivitas kerja………114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesempilan………..117
5.2 Saran………118
DAFTAR PUSTAKA
vi
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirohim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena
berkat rahmat dan hidayahnya penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik tehadap Produktivitas
Kerja”. Penulisan ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang
pada jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia.
Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki. Tanpa saran, dukungan, bantuan, serta bimbingan tidak mungkin skripsi ini
terwujud. Terutama pada Oman Sukirman SE., MM selaku dosen Pembimbing
yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya. Penulis Ucapkan kepada
1. Dr. Ir. Soeryanto Soegoto Selaku Rektor Unikom selaku Rerktor UNIKOM
yang memberi fasilitas pada penulis.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
UNIKOM Terima kasih telah meberikan penulis kesempatan dalam
menyelesaikan Skrpsi.
iii
4. Prof. Dr Hj. Umi Narimawati Dra., SE., M.Si selaku Penguji I pada saat
sidang akhir.
5. Tustorini Handayani SE., M.Si selaku penguji II pada saat sidang akhir
6. Lita Wulantika, S.E., M.Si Selaku Dosen Wali MN-3 yang telah
membimbing saya dari pertama sampai sekarang.
7. Seluruh Dosen Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
8. Seluruh Staf Administrasi Universitas Komputer Indonesia
9. Orang Tua Yang Selalu Memberikan Dukungan
10.Keluarga D’Park Family yang selalu memberi semangat
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang diberikan oleh semua pihak
sehingga bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat membantu pihak-pihak
yang membutuhkannya.
Akhir kata semoga Allah SWT.Membalas semua kebaikan dan jasa yang telah
penulis terima, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, 5 Desember 2014
i
Lukman HIdayat NIM. 21210860
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Skripsi pada Febuari 2015
Menyetujui, Pembimbing
Oman Sukirman, SE., MM NIP. 4127.34.02.046
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen
ABSTRAK
Lukman Hidayat, “Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja ( Survey Pada Divisi Managing Director Of Capital & Information Technolog PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor
Pusat Bandung) dibawah bimbingan Oman Sukirman SE., MM
Masalah Produktivitas Kerja karyawan harus menjadi perhatian bagi seluruh manajer atau pimpinan organisasi, karena hal ini akan berpengaruh terhadap efektif kerja organisasi tersebut dimasa yang akan datang. faktor lain yang juga dapat mempengaruhi semangat produktivitas kerja adalah lingkungan kerja, Kondisi lingkungan kerja yang baik ditandai oleh penerangan yang cukup dan dipancarkan secara merata serta jauh dari kebisingan yang mengganggu konsentrasi kerja. perusahaan harus memperhatikan lingkungan kerja fisik karyawannya supaya karyawan merasa senang, konsentrasi, dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
penelitian ini bertujuan untuk mengentahui pengaruh kepemimpinan dan lingkungna kerja fisik terhadap produktivitas kerja pada PT. Kereta Api Indonesia Kantor Pusat Bandung. Sample penelitian ini berjumlah 52 orang kariyawan dan Metode pengumpulan daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Lapangan (Field Research), yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan sekunder.
Penelitian ini menggunakan alanisis linier. Hasil analisis relibilitas diperoleh 0.889 untuk kepemimpinan 0.779 untuk lingkungna kerja fisik dan 0.765 untuk produktivitas kerja, hasil uju t menunjukan hasil yang positif dan signifikan, dengna demikian dapat d simpulkan bawha Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik secara simultan berpengaruh positif terhadap Produktivitas Kerja.
ABSTACT
Lukman Hidayat, “the indluence of leadership and Physical Work Environment on Labor Produvtivit ( Survey Pada Divisi Managing Director Of Capital & Information Technolog PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung
guided by Oman Sukirman SE., MM
Work Productivity problem employee should be a concern for all managers or the head of the organization, as this would affect the effective work of the organization future. other factors which can also affect spirit of labor productivity is the work environment, Working conditions are well marked by adequate lighting and emitted evenly and away from the noise that interfere with concentration at work. companies should pay attention to physical work environment employees so that employees feel happy, concentration, and comfortable in carrying out the work so as to increase productivity.
The aim of this study for investagate influence leadership and physical work environment on work productivity at PT. Kereta Api Indonesia Bandung Head Office. Sample of this research totaling 52 people kariyawan and methods of data collection used in this study is a research field (Field Research), which is done by hold direct observation in the institution became the object to obtain primary and secondary data.
This study uses a linear alanisis. The results of the reliability analysis acquired 0889 for leadership 0779 to lingkungna physical work and 0765 for labor productivity, t test results results showed a positive and significant, thus therefore can conclude that Leadership and Physical Work Environment simultaneously positive effect of the Work Productivity.
Nama Lengkap : Lukman Hidayat Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang 18-02-1992
Alamat : Jl.Jatinangor KM 21 No 91, Sumedang
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
1. (2004) Lulus SDN Neglasari Jatinangor 2. (2007) Lulus SMP Ma’arif Jatinangor 3. (2010) Lulus SMA Al-Ma’soem Jatinangor 4. Sekarang masih menempuh Setara Satu (S1)
manado ISSN-2303-1174
Faustio Cardoso, 2003. Manajemen sumber daya manusisa. Yogyakarta; andi
Hasibuan,2002. manajemen sumber daya manusia. Jakarta; PT.Bumi Aksara
Maulizar, Said Musnadi dan Mukhlis Yunus, 2012. Pengaruh Kepemimpina Transasional dan Transformasional Terhadap Keinerja Kariawan Pada Bank Syariah Cabang Banda. ISSN-2301-0199
Margareta E. Harimisa, 2013. Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pengaruhnya Terhadap Produtivitas Kerja Pegawai Di kantor Camat Sario. ISSN-2303-1174
Sri Ramadhani, Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Semangat Kerja Kariawan Pada PT. Lembah karet Padang
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif CV Alfabeta Bandung.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Bandung CV Alfabeta.
Suwatno dan Donni, 2014. Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung; CV Alfabeta
Teguh Ariefiantoro, Susanto, 2012 Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja Kariawan (Studi kasus karyawan pada bagian produksi PT. sango Ceramic Indonesia) ISSN-1410-9859
Umi Narimawati, 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta; Agung Media
Umi Narimawati, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi, Bandung ; Agung Media
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan bisnis yang pesat menuntut setiap perusahaan, instansi,
atau organisasi, untuk terus maju dan mampu meningkatkan daya saing dengan
kompetitor- kompetitor yang ada. Untuk mewujudkan tujuan tersebut sebuah
perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berbakat, berkualitas, mau
bekerjasama dalam tim dan mempunyai semangat kerja yang tinggi.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang memegang
peranan penting dalam suatu organisasi didalam mencapai sasarannya. Dalam hal
ini faktor manusia (man power) adalah semua orang yang terlibat dalam
perusahaan tersebut, baik yang berkedudukan sebagai pimpinan ataupun sebagai
bawahan. Kedua unsur ini harus mampu bekerja sama serta berkomunikasi secara
aktif. Untuk menjalankan semua itu sebuah organisasi memerlukan
kepemimpinan dan lingkungan kerja yang mendukung untuk dapat memberikan
produktivitasa kerja yang tinggi kepada karyawannya.
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap
sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya
Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api
Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung. Kepemimpinan itu esensinya adalah
pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti
Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan mentalnya.
Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good leader).
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu
organisasi adalah dengan memperhatikan lingkungan kerja. Lingkungan kerja
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas – tugas yang dibebankan,
misalnya kebersihan, musik dan sebagainya. Lingkungan kerja fisik dalam suatu
perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan
situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan
oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab
karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya
produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas,
sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja
kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.
Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan
jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga,
penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor
yang nyaman. Selain lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja nonfisik juga
mempengaruhi kinerja karyawan. Jika karyawan tidak mampu menciptakan
lingkungan kerja yang baik antara karyawan lain maka akan mengganggu kinerja
karyawan. Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat
Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor
Pusat Bandung.
Setiap perusahaan menginginkan karyawannya memiliki kemampuan
produktivitas yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini merupakan
keinginan ideal bagi Managing Director of Human Capital & Information
Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung yang
berorientasi pada profit. Tujuanperusahaan untuk mencapai hasil yang optimal
harus didukung dengan kemampuan SDM, dalam hal ini karyawan yang ada
dalam Managing Director of Human Capital & Information Technology PT.
Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung itu sendiri. Dimana
perusahaan harus memiliki orang-orang yang produktif yang mampu mengelola
perusahaan dengan baik. Akan tetapi terkadang perusahaan tidak menganggap
karyawannya sebagai investasi yang akan memberikan keuntungan. Perusahaan
lebih terfokus pada upaya pencapaian target dan keinginan menjadi market leader
dan perusahaan lupa bahwa karyawan adalah investasi yang perlu dipelihara agar
tetap berproduksi dengan baik.
Hal ini dapat terlihat dalam sikap positif karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Masalah produktivitas kerja karyawan harus menjadi perhatian bagi
seluruh manajer atau pimpinan organisasi, karena hal ini akan berpengaruh
terhadap efektif kerja Managing Director of Human Capital & Information
Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung dimasa
yang akan datang.
Tabel 1.1
Kuesioner Awal (X1) Kepemimpinan
No Pertanyaan Ya Tidak
Persentasi (%)
Persentasi (%) 1 Pimpinan memimpin dengan cara-cara
yang dirancang untuk menarik perhatian bawahan.
12 18
40% 60%
2 Pemimpin saya tidak pernah menghargai
kinerja karyawan yang baik.
13 17
44% 56%
3 Pimpinan saya memberikan pengalaman dalam bekerja agar menjadi sukses.
18 12
60% 40%
4 Pimpinan saya lebih mengedepankan kepentingan individu di banding organisasi.
13 17
44% 56%
5 Saya selalu di bantu pimpinan untuk
menetapkan tujuan yang ingin di capai perusahaan.
12 18
40% 60%
6 Pimpinan selalu memberikan sanksi apabila terjadi kesalahan dalam proses kerja yang saya lakukan.
11 19
37% 63%
Sumber Tabel : PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung
Berdasarkan survei dari 30 responden dari PT. Kereta Api Indonesia
(persero) Kantor Pusat Bandung menunjukan bahwa kepemimpinan di PT. Kereta
Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung. Dimana variabel kepemimpinan
pimpinan memimpin dengan menarik perhatian bawahan sebanyak 40% dan
karyawan untuk menetapkan tujuan perusahaan yang ingin di capai sebanyak 44%
menyatakan ya dan 56% menyatakan tidak. Bahwa foktor kepemimpinan sangat
berpengeruh terhadap kariawanya.
Selain faktor kepemimpinan, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
semangat produktivitas kerja adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Kondisi lingkungan kerja yang baik ditandai oleh penerangan yang cukup
dan dipancarkan secara merata serta jauh dari kebisingan yang mengganggu
konsentrasi kerja, tata ruang yang baik dan warna yang indah, serta kebersihan
yang terjaga, sangat membuat karyawan betah bekerja. Lingkungan kerja yang
seperti itu akan meningkatkan semangat dalam bekerja.
Menurut Alex S Nitisemito (1998) lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Untuk itulah suatu perusahaan harus memperhatikan lingkungan kerja fisik
karyawannya supaya karyawan merasa senang, konsentrasi, dan nyaman dalam
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja
karyawannya dalam bekerja.
Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu pengukuran produktivitas di lapangan
yang bertujuan untuk mengetahui tolok ukur produktivitas yang telah dicapai dan
merupakan dasar dari perencanaan bagi peningkatan produktivitas pemasangan
Tabel 1.2
Kuisoner awal (X2) Lingkungan Kerja Fisik
No Pertanyaan Ya Tidak
Persentasi (%)
Persentasi (%) 1 Penerangan di tempat kerja saya
mendukung suasana dalam bekerja
18 12
60% 40%
2 Sirkulasi udara di tempat kerja saya
beroperasi dengan baik, sehingga saya merasa nyaman
17 13
56% 44%
3 Saya tidak menyukai kebisingan di tempat
kerja yang akan mengganggu konsentrasi kerja saya
17 13
56% 44%
4 Saya tidak menyukai bau tidak sedap di
tempat kerja saya yang mengganggu kinerja saya di perusahaan
25 5
83% 17%
5 Perusahaan memberikan fasilitas keamanan
untuk saya dan karyawan lainnya
16 14
53% 47%
6 Ruang kerja saya ber AC sehingga saya merasa nyaman untuk bekerja.
14 16
47% 53%
Sumber Tabel : PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung
Berdasarkan survei dari 30 responden dari PT. Kereta Api Indonesia
Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api
Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung. Dimana variabel lingkungan kerja
fisik Penerangan di tempat kerja mendukung suasana dalam bekerja yang
menjawab ya 60% dan yang tidak 40%
Perusahaan memberikan fasilitas keamanan untuk karyawan yang menjawab ya
53% dan tidak 47%. Dengan ini bawah faktok lingkungna kerja fisik ada
pengaruh dengan peningkatan produktivitas kerja.
Menurut (Iman Soeharto, 1995). Produktivitas diartikan sebagai tingkatan
efisiensi dalam memproduksi barang atau jasa. Produktivitas adalah suatu
pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan
rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan
sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi.
Tabel 1.3
Kuisoner awal (Y1) Produktivitas Kerja
No Pertanyaan Ya Tidak
Persentasi (%)
Persentasi (%) 1 Saya menerima pendidikan dan pelatihan
dan pelatihan serta pengebangan (development) dari perusahaan
28 2
93% 7%
2 Perusahaan mendesain proses perencanaan
tenaga kerja yang berguna untuk
meningkatkan produktivitas kedepannya
25 5
83% 17%
3 Perusahaan memberikan dan mengajari saya
pedoman mengatasi masalah
20 10
4 Saya merasa mudah dalam mengadaptasi
kondisi kerja dengan norma dan peraturan yang berlaku di perusahaan atau di dalam organisasi
17 13
56% 44%
5 Pekerjaan yang saya kerjakan sangat penting bagi organisasi/perusahaan.
14 16
47% 53%
6 Saya mengerjakan pekerjaan sering
melakukan kesalahan/kekeliruan
12 18
40% 60%
Sumber Tabel : PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung
Berdasarkan survei dari 30 responden dari Managing Director of Human
Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor
Pusat Bandung menunjukan bahwa Lingkungan kerja fisik di Managing Director
of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero)
Kantor Pusat Bandung. Dimana variabel Produktivitas kerja, menerima
pendidikan dan pelatihan dan pelatihan serta pengebangan (development) dari
perusahaan yang menjawab ya 93% dan yang menjawab tidak 7%, Perusahaan
mendesain proses perencanaan tenaga kerja yang berguna untuk meningkatkan
produktivitas kedepannya menjawab ya 83% danyang tidak 17% Perusahaan
memberikan dan mengajari pedoman mengatasi masalah menjawab ya 67% dan
tidak 33% merasa mudah dalam mengadaptasi kondisi kerja dengan norma dan
peraturan yang berlaku di perusahaan atau di dalam organisasi menjawab ya 56%
dan tidak 44%, Pekerjaan yang kerjakan sangat penting bagi
pekerjaan sering melakukan kesalahan/kekeliruan yang menjawab ya 40% dan
tidak 60%.
Table 1.4
Skor KPI (Key Performance Indicator) tahun 2013
No Aspek KPI Bobot Jumlah indicator nilai
A Keuangan dan pasar 4 20 19,48
B Fokus pelanggan 3 24 23,32
C Efektivitas kerja dan proses
5 20 16,08
D Focus dan tenaga kerja 4 20 19,38
E Kepemimpinan, tata kelola dan tanggung jawab kemasyarakatan
4 28 19,48
Total 19 100 91,97
Sumber : Report 2013 PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung
Table 1.5
Skor KPI (Key Performance Indicator) tahun 2012
Sumber : Report 2013 PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung
No Aspek indicator Bobot Jumlah indicator nilai
A Keuangan 5 20 19,97
B Pelanggan 6 20 18,53
C Proses bisnis internal 6 20 15,87
D Pertumbuhan dan pembelajaran
4 15 12,33
E Kepemimpinan 3 4 8,47
F Evektivitas kerja 5 15 16,21
Dengna data yang diperoleh di atas maka diketahui efektivitas kerja tahun
2012 dengan nilai 16,38 menurun pada tahun 2013 dengna nilai 16,08 dengan
keterangan kuisoner awal lingkungan kerja fisik yang masih kurang puas dengan
lingkungan di tempat kerja.
Menurut Zuliyanti, (2005:26) Lingkungan intern dikenal dengan iklim
organisasi yang meliputi atribut lingkungan kerja seperti kepuasan dan prestasi.
Lingkungan ekstern menyangkut kekuatan yang timbul diluar batas organisasi
yang mempengaruhi tindakan dalam organisasi
Pada perusahaan Managing Director of Human Capital & Information
Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung, dimana
saat ini sedang mengalami masalah yang berhubungan dengan produktivitas kerja
yaitu kepemimpinan dan lingkungan kerja. Kepemimpinan di Managing Director
of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero)
Kantor Pusat Bandung diciptakan untuk mengatur karyawan dalam bekerja,
berprilaku, membimbing dan menjadi pedoman bagi karyawan maupun
perusahaan dalam memecahkan masalah baik didalam maupun diluar perusahaan.
Namun pada kenyataannya, kondisi saat ini di Managing Director of Human
Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor
Pusat Bandung masih banyak terjadi kesenjangan dengan harapan tersebut seperti
terlalu banyaknya tugas yang diberikan, dimana pemimpin terkadang
mengharuskan karyawan menyelesaikan suatu pekerjaan disaat pekerjaan lain
belum selesai dan kurangnya komunikasi atasan dan bawahan yang disebabkan
pikiran menyelesaikan masalah intern perusahaan. Tentunya masalah-masalah
tersebut menganggu terhadap semangat kerja karyawan untuk memberikan hasil
yang terbaik.
Selain kepemimpinan, faktor berikutnya yang cukup berpengaruh adalah
lingkungan kerja fisik. lingkungan kerja fisik yang merupakan segala sesuatu
yang berada disekitar karyawan saat bekerja. Managing Director of Human
Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor
Pusat Bandung umumnya tidak terdapat keluhan yang berarti pada komponen
lingkungan kerja fisik, tetapi ada satu hal yang menggangu kenyamanan karyawan
yaitu tempanya yang panas.
Di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT.
Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung Sering terjadi produktivitas
kerja karyawan menurun dikarenakan adanya ketidaknyamanan dalam bekerja,
upah yang minim dan juga ketidak puasan dalam bekerja yang di pengaruhi oleh
lingkungan kerja fisik.
Bedasarakan uraian diatas mengenai kepemimpinan, maka penulis
menuangkan hasilnya dalam bentuk laporan yang berjudul “ PENGARUH
KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP
PRODUKTIFITAS KERJA PADA PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor
1.2 IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH 1.2.1 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, penulis dapat
mengidentifikasi masalah yang terjadi sebagai berikut:
1.2.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kepemimpinan di Managing Director of Human Capital &
Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat
Bandung.
2. Bagaimana lingkungan kerja fisik di Managing Director of Human Capital
& Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor
Pusat Bandung.
3. Bagaimana produktivitas kerja kariawan di Managing Director of Human
Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero)
Kantor Pusat Bandung.
4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan dengan produktivitas kerja di
Managing Director of Human Capital & Information Technology PT.
Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.
5. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja fisik dengan produktifitas kerja
di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT.
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 MAKSUD PENELITIAN
Maksud dari penelitian ini untuk mengumpulkan data dan informasi yang
terkait dengan gaya kepemimpinan dalam membuat lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan efektifitas, serta pengaruh terhadap produktivitas kerja. Sehingga
perusahaan atau organisasi dapat lebih efektif dan efisien.
1.3.2 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui kepemimpinan di Managing Director of Human Capital
& Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor
Pusat Bandung.
2. Untuk mengetahui lingkungan kerja fisik di Managing Director of Human
Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero)
Kantor Pusat Bandung.
3. Untuk mengetahui produktivitas kerja di Managing Director of Human
Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero)
Kantor Pusat Bandung
4. Untuk mengetahaui pengaruh kepemimpinan berpengaruh terhadap
produktivitas kerja di Managing Director of Human Capital & Information
5. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap
produktifitas kerja di Managing Director of Human Capital & Information
Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun kegunaan yang dapat di peroleh dari peneltian ini, ada dua:
1.4.1 KEGUNAAN PRAKTIS
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemimpin
dalam memimpin perusahaan agar perusahaan menjadi lebih efektif dan
efisien.
2. Bagi pegawai
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi seluruh pegawai agar
dapat meningkatkan produktivitas ataupun kinerjanya.
1.4.2 KEGUNAAN AKADEMIS
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangan
informasi ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknologi dan sistem
informasi serta diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan
antara ilmu yang di dapat di perkuliahan dengan implementasi langsung
terhadap keadaan yang terjadi di lapangan. Sehingga dengan adanya
perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu manajemen sumber
2. Bagi Peneliti Lain
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dan bahan pertimbangan serta dapat dijadikan pengkajian bagi
peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
1.5 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Managing Director of Human Capital &
Information Technology PT.Kereta Api Indonesia (persero) Kantor pusat
JL.Perintis Kemerdekaan 1 Bandung.:
Tabel 1.6 Waktu Penelitian
NO Uraian Kegiatan november Desember januari febuari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Studi Kepustakaan
3 Observasi Awal
4 Pendaftaran Seminar UP
5 Seminar UP
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan Data
16
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kepemimpinan
2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Menurut Robbins(2006:432) dalam buku Suswanto dan priansa
(2011:140) mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.
Hasibuan (2002;169) kepemimpinan (leadership) yang titetapkan o;eh
seorang manager dalam organisasi dapat menciptakan intergarasi yang serasi dan
mendorong gairah kerja kariyawan untuk menciptakan sasaran yang maksimal.
Menurut kartono (2005:432) buku Suswanto dan priansa (2011:140)
kepemimpinan adalah” kemamupan untuk memberikan pengaruh yang kontruktif
kepada oang lain untuk melakukan suatu usaha koopeatif mencapai tujuan yang
sudah diencanakan”.
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi
orang-orang agar mau bekerja secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang
memang diinginkan bersama. Data yang diukur adalah tingkat kualitas
komunikasi antara pimpinan dengan. Tinggi rendahnya tingkat kepercayaan yang
kemampuan pimpinan dalam merangsang para bawahanya untuk bekerja secara
optimal, kemampuan pimpinan dalam merangsang para bawahannya untuk
meningkatkan kreatifitas karyawan, pengetahuan pimpinan tentang pekerjaan
yang dilakukannya baik secara teori maupun praktek dilapangan, keteladanan
yang diperlihatkan oleh pimpinan kepada bawahanya.
2.1.1.2 Gaya Kepemimpinan
Dalam berorganisai setiap pemimpin memiliki gaya pendistibusian tugas
yang berbeda-beda yang dalam h al ini dapat disebut juga sebagai pola
kepemimpinan dan setiap oarganisasi yang satu dengan yang lainya pasti tidak
sama namun jika ada persamaan mungkin hanya sedikit sekali.
Menurut (Rival 2005: 30). Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap
yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik.
Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola prilaku dan strategi yang
disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin
Menurut G.R. terry dalam buku Suswanto dan priansa (2011:156-157)
menggemukan tentang tipe-tipe kepemimpinan sebagai berizkut:
1. Kepemimpinan pribadi
Dalam tipe ini pimpinan mengadakan hubungan langsung dengan
bawahanya, sehinga timbul hubungan pribadi yang intim.
Dalam tipe ini pemimpin tidak mengadakan hubungan langsung dena
bawahanya, sehingga atara asatan dan bawahan tidak timbul kontark
pribadi.
3. Kepemimpinan otoriter
Dalam tipe ini pemimpin memperlakukan bawahanya secara
sewenang-wenang, karena menggagap diri orang paling berkuasa, bawahanya
digerakan dengna jalan paksa, sehingga para pekerja dalam melakukan
perkerjaanya bukan karena ikhlas melakukan perkerjaanya, melaikan
karena takut.
4. Kepemimpinan kebapakan
Dala tipe ini pemimpin melakaukan bawahanya seperti anak sendiri,
sehingga para bawahanya tidak berani mengambil keputusan, segala
sesuatu yang pelik diserahkan kepada bapak pemimpin untuk
menyelesaikanya.
5. Kepemimpinan demokratis
Dalan tipe ini pemimpin musyawarah dengan para bawahanya untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sukar, sehingga para bawahanya
merasa dihargai pikiran-pikiranya dan pendapat-pendapatnya serta
mempunyai pengalaman yang baik didalam menghadapi segala persoalan
yang rumit.
6. Kepemimpinan bakat
Dalam tipe ini pemimpin dapat mengerakan bawahanya karena
mengikutinya, jadi tipe ini lahir karena pembawaan sejak lahir seolah-olah
dilahirkan untuk memimpin dan di ikuti oleh orang lain. Dalan tite ini
pemimpin tidak akan susah mengerakan bawahanya, karena pra
bawahanya, akan selalu menurut akan kehendaknya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa penetapan gaya
kepemimpinan seseorang sebenarnya terletak pada bagimana peran pengikut
memberikan penilaian perilaku dari pimpinan ketika mereka berhubungan dengan
pengikutnya. Hal ini berarti untuk mengetahui efektifitas pemimpin tergantung
para pengikutnya atas prilaku pemimpin yang bersangkutan pada saat mereka
saling berinteraksi. Apabila para pengikut memberikan tangapan positif dam
berusaha memenuhi harapan pimpinanya dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan maka dapat disebut sebagai kepemimpinan yang efektif. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa tidak ada kepemipinan yang mutlak baik dan
buruk, yang penting adalah tujuan dapat dicapai dengan baik karena
kepemimpinan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti bawahan (kariyawan),
organisasi, karakteristik pemimpin dan situasi yang ada.
Gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat
memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan dan mudah
menyesuaikan dengan segala situasi. Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam
mengklasifikasikan tipe kepemipinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola
dasar yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan
2.1.1.3 Jenis kepemimpinan
1. Kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan ini berfokus pada transaksi antar pribadi, antara
manajemen dan kariawan, dua karakteristik yang melandasi
kepemimpinan transaksional yaitu:
A. Para pemipin menggunakan penghargaan kontigensi untuk
memotivasi para kariawan
B. Para pemimpin melaksanakan tindakan korektif hanya ketika para
bawhan gagal mencapai tujuan kerja
2. Kepemimpinan kharismatik
Kepemimpinan ini menakankan peilaku pemimpin yang simbolis,
pesan-pesan mengenai visi dan memberikan inspirasi, komunikasi non verbal,
daya Tarik terhadap nilai-nilai idiologis, stimulasi intelektual terhadap
para prngikut oleh pemimpian, penapilan kepercayaan diri sendii dan
untuk kinerja yang melampaui pangilan tugas.
3. Kepemimpinan visioner
Kepemimpinan ini meupakan kemapuan untuk menciptakan dan
mengartikulasikan suatu visi yang ealistik, dapat dipecaya, ataktif dengan
masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasi yang terus tumbuh
dan meningkat
Menjadi pemimpin efektif harus mempelajari keteampilan seperti
kesabaran untuk membagi informasi, percaya pada orang lain,
menghentikan otoritas dan memahami kapan harus melakukan intevensi
2.1.1.4 Ciri-Ciri dari kepemimpinan
Menurut George R. Terry dalam buku Suswanto dan priansa
(2014:152-153) mengemukakan delapan cii dari pemimpin:
A. Energi, mempunyai kekuatan mental dan fisik
B. Stabilitas emosi, seorang pemimpin tidak boleh berpasangka jelek erhadap
bawahanya, ia tidak boleh cepat marah dan percaya pada diri sendiri haus
cukup besar.
C. Human relantionship, mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia
D. Personal motivation, keinginan untuk menjadi pemimpin harus besar, dan
dapat memotivasi diri sendiri.
E. Communication skill, mempunyai kepecayaan untuk bekomunikasi.
F. Teaching Skill, mempunyai kepercayaaan untuk mengajarkan,
menjelaskan dan mengembangkan bawahanya.
G. Social skill, mempunyai keahlian dibidang social, supaya terjamin
kepercayaaan dan kesetian bawahan. Ia harus suka menolong, senang jika
H. Technical competent, mempunyai kepercayaan menganalisa,
merencanakan, mengorganisasikan, mendelegasikan wewenang,
mengambil keputusan dan mampu menyusun konsep.
2.1.2 Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi dambaan bagi seluruh
karyawan yang ada dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Lingkungan kerja
yang baik akan membuat pegawai bekerja pada kondisi yang menyenangkan atau
bersemangat dan akan menyebabkan pekerjaan dapat terselesaikan secara
memuaskan dan tepat pada waktunya.
Menurut Tohardi (2002: 137) menyatakan bahwa yang termasuk kedalam
lingkungan kerja fisik adalah ruangan, penerangan ruangan, suhu ruangan,
gangguan suara dalam ruangan, dan fasilitas kerjanya.
Menurut Sedarmayanti (2001) lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung.
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :
A. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan Seperti: (pusat
kerja, kursi, meja dan sebagainya);
B. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :
Moekijat (2002:135) mengemukakan bahwa perlengkapan dan
mesin-mesin kantor yang dipergunakan dan tataruang yang diikuti mempengaruhi
lingkungan fisik kantor umumnya, tetapi pengaruh yang lebih besar adalah
kondisi-kondisi mana pekerjaan yang harus dilakukan. Kondisi-kondisi pekerjaan
yang harus menyenangkan, enak dan mengakibatkan kebiasaan-kebiasaan
pekerjaan yang baik.
Lingungan Kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada disekitar para
pekerja berupa keadaan atau kondisi fisik yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. indikator lingkungan
kerja fisik adalah kualitas pengaturan ruang kerja, kualitas pengaturan suhu udara,
kualitas pengaturan pencahayaan, kualitas pengaturan tata warna, kualitas
pengaturan kebisingan
2.1.2.1 Faktor Lingkungan Kerja Fisik
Menurut Moekijat (2002:135) mengemukakan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi lingkungan kerja sebagai berikut:
1. Penerangan yang bermutu baik adalah penerangan yang secara relatif tidak
menyilaukan mata dan dipancarkan secara merata.
2. Warna, tidak hanya mempercantik kantor tetapi juga memperbaiki
untuk kantor harus dipilih dengan seksama. Warna mempengaruhi proses
perasaan, pengertian, dan fikiran. Warna kuning, jingga, dan merah
dipandang sebagai warna yang panas, warna-warna ini biasanya
mempunyai pengaruh psychologis mendorong kehangatan dan perasaan
gembira. Sebaliknya warnawarna sejuk seperti warna biru, ungu,dan hijau
tua biasanya menimbulkan pengaruh ketenangan. Warna-warna seperti
kuning tua, kuning agak kelabu, kuning kelabu agak merangsang.
Sedangkan warna ungu muda dan biru agak menekan.
3. Musik, dipergunakan membantu pekerjaan untuk menghasilkan pola
tingkah laku yang baik.
4. Udara. Air conditioning mengatur keadaan udara dengan mengawasi
empat unsur pokok: suhu, peredaran udara, kelembaban, dan kebersihan.
Pemakaian air conditioning dapat menambah kenyamanan karyawan
dalam menyelesaikan tugas nya. Dan kesan yang lebih menyenangkan
bagi para tamu.
5. Suara. Suara yang gaduh menyebabkan kesulitan dalam memusatkan
fikiran, kosentrasi, mengurangi hasil, kesalahan yang lebih banyak,
2.1.3 PRODUKTIVITAS KERJA
2.1.3.1 PENGERTIAN PRODUKTIVITAS
Klingner dan nanbaladin dalam buku Faustino (2003:160) menyatakan
bahwa produktivitas merupakan fungsi perkalian dari usaha pegawai (effort), yang
didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemapuan pegawai (ability), yang
diperoleh melalui latihan-latihan.
Menerut muchdarsyah (2003:22) dalam buku Prof. Dr. Tjutju yunarsih dan
Dr. suwanto, M,Si. (2013:157) poduktivtas tenaga kerja bukan merupakan fungsi
dari seberapa keras kariyawan bekerja. Melain juga sangat tergantung pada
lingkungan kerja dan alur proses yang dilewatinya.
Menuut anoraga (1992:17) dalam buku Prof. Dr. Tjutju yunarsih dan Dr.
suwanto, M,Si. (2013:157) menjaelskan bawa poduktivitas kerja menunjukan
tingkat efisiensi proses menghasilkan dari sumber daya yang digunakan, yang
bekualitas baik dengan usaha yang sama.
Menurut nanang Fattah (1996:15) dalam buku Prof. Dr. Tjutju yunarsih
dan Dr. suwanto, M,Si. (2013:157) dalam poses poduktivitas berkembang dalam
pengertian teknis sampai dengan prilaku. Produktivitas dalam arti teknis mengacu
pada derajat keefektifan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya, sedangkan
dalam pengertian prilaku, poduktivitas merupakan sikap mental yang senan tiasa
berusaha untuk terus berkembang.
Bila kita melihat suatu organisasi atau perusahaan sebagai suatu konsep
sistem, maka sistem organisasi tersebut akan terdiri dari 3 subsistem atau
A. Input atau masukan. Masukan ini berupa uang, sumber daya manusia,
material, mesin peralatan , teknologi dan informasi.
B. Activity atau aktivitas. Aktivitas sebagai subsistem meliputi aktivitas
fungsi organisasi, departemen atau individu, aktivitas ini meliputi
perencanaan, penjualan, servis.
C. Output atau keluaran. Yang merupakan keluaran adalah “hasil”, yang
dalam perusahaan berarti laba.
Menurut Umar (2005:9), produktivitas ialah perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input)
Menurut Whitmore Abdilah (2010:58) sebagai suatu ukuran atas
penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan
sebagai rasio dari keluaran (ouput) yang dicapai dengan sumber daya yang
digunakan”. Produktivitas sangat erat kaitannya efektivitas dan efisiensi.
Beberapa uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas
kerja adalah perbandingan antara efektivitas menghasilkan keluaran (output)
dengan efisiensi penggunaan masukan (input) yang kesemuanya merupakan
pandangan akan peningkatan kualitas karyawan yang diinginkan atau dibutuhkan
dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
2.1.3.2 Upaya Peningkatan Produktivitas
Menurut Erick Berne (1998) menjelaskan bahwa upaya peningkatan
produktivitas kerja mutlak didasarkan pada berbagai postulat dasar sebagai
A. Prinsip efisiensi, Secara sederhana efisiensi berarti sesuatu yang produktif
selalu menghindari pemborosan (inefisiensi) antara lain:Inefisiensi akibat
tindakan manusia (prilaku disfungsional) dan Inefisiensi akibat
penggunaan sumberdaya (sarana dan prasarana),
B. Prinsip efektivitas, Pencapaian produktivitas dapat dilihat dari pencapaian
prinsip efektivitas yang meliputi: Tercapainya tujuan organisasi;
efektifnya prosedur dan peraturan serta visi dan misi; kesuksesan strategi
organisasi.
2.1.4 Hubungan Antar Variabel
2.1.4.1 Hubungna Kepemimpinan dengan Produktivitas Kerja
Hasibuan (2009:169) menyatakan kepemimpinan (Leadership) yang
ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi
yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang
maksimal. Menurutnya Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
2.1.4.2 Hubungan Lingkungna Kerja Fisik dengan Produktivitas Kerja
Sedangkan variabel lingkungan kerja diukur berdasarkan teori Stoner dan
Freeman (1989) indikator-indikatornya adalah sebagai berikut : lingkungan fisik
dan lingkungan sosial.Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik
yang harus pula diperhatikan dan diatur sebaik-baiknya oleh setiap manajer
dan kelembaban udara; penerangan/cahaya; kebisingan; warna dinding dan lantai;
kesehatan dan keamanan kerja; keselamatan kerja. Lingkungan kerja ini dikenal
juga sebagai lingkungan fisiologi dan mempengaruhi kerja produktivitasnya,
disamping pengaruh dari faktor ukuran jasmaniah, faktor neurologik serta faktor
2.2Kerangka Pemikiran
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi
orang-orang agar mau bekerja secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan
yang memang diinginkan bersama.
lingkungan kerja fisik adalah ruangan, penerangan ruangan, suhu ruangan,
gangguan suara dalam ruangan, dan fasilitas kerjanya.
Produktivitas dalam arti teknis mengacu pada derajat keefektifan dan
efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Kerangka konseptual yang mendasari penelitian ini adalah bahwa
kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap produktivitas
kerja.
Prof. Dr. Tjutju yunarsih dan Dr. suwanto, M,Si. (2013:161)
Hasibuan (2009:169)
2.3 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan kerangka pemikiran maka
penulis dapat menarik suatu hipotesis yaitu Kepemimpinan dan Lingkungna kerja
Fisik berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja .
Berdasarkan kerangka pemikiran dan paradigm penelitian yang telah diuraikan
dan dikemukakan terdahulu, maka dibuat hipotesis deskriptif dan hipotesis
hubungan/kausal sebagai berikut :
H1: Kepemimpinan mempengaruhi Produktivitas kerja di Managing Director of
Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero)
Kantor Pusat Bandung
H2: Lingkungan Kerja Fisik mempengaruhi Produktivitas Kerja di Managing
Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia
32
“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan” menurut Sugiyono (2011:32).
Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable
tentang suatu hal (variabel tertentu). pendapat Sugiyono (2010:13).
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu” Umar Husein (2005:303)
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian
adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk
mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu
mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk mendapatkan data
sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun objek penelitian yang penulis teliti
3.2 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Dalam pemecahan masalah yang ada suatu
penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus-menerus,
sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus
dilakukan dengan menggunakan metode penelitian.
“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
`dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”. Sugiyono (2009:4)
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi”. Sugiyono (2011:147)
3.2.1 DESAIN PENELITIAN
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan
penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan
sistematis.
“Desain Penelitian adalah Suatu Rencana Struktur, dan Strategi untuk
“Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian, mulai tahap persiapan sampai tahap penyusunan laporan.” Moh. Nazir
(2003:11)
Meninjau definisi desain penelitian yang telah dilakukan oleh Narimawati
Umi dan Moh. Nazir dan diatas, penulis berasumsi desain penelitian merupakan
semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian,
maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian
yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara
memilih, mengumpulkan dan menganalisis data yang diteliti pada waktu tertentu
dan dapat menjawab permasalahannya.
Proses penelitian meliputi :
1. Sumber masalah
2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrument penelitian
7. Kesimpulan.
Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas maka proses penelitian ini
1. Sumber Masalah
Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi
untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.
2. Rumusan Masalah
Penelitian ini merumuskan masalahnya sebagai berikut :
A. Bagaimana kepemimpinan di PT. KAI (persero) Bandung.
B. Bagaimana lingkungan kerja di PT. KAI (persero) Bandung.
C. Bagaimana produktivitas kerja kariawan di PT. KAI (persero)
Bandung.
D. Apakan ada pengaruh kepemimpinan dengan produktivitas kerja di
PT. KAI (persero) Bandung.
E. Apakah ada pengaruh lingkungan kerja fisik dengan produktifitas
kerja di PT. KAI (persero) Bandung
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab hipotesis penelitian ini yang terdapat dalam rumusan
masalah maka diperlukan sumber data teoritis yang relevan atau dalam
penelitian sebelumnya dengan tema yang sama untuk digunakan dalam
menjawab pertanyaan sementara.
4. Pengajuan Hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian
yang dibuat dalam penelitian ini adalah Aplikasi Data Mining berpengaruh
terhadap Penerimaan Pajak yang kemudian berpengaruh terhadap
Penerimaan Pajak.
5. Metodologi Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian
yang sesuai, Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah
metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode kualitatif
dan metode kuantitatif.
6. Menyusun Instrument Penelitian
Instrument ini digunakan sebagai alat pengumpul data. instrument pada
penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari data yang diterima dari
Kantor Pelanyan Pajak yang termasuk kedalam penelitian. Teknik yang
digunakan untuk menggunakan data-data kualitatif yang diperoleh menjadi
urutan data kuantitatif adalah dengan menggunakan Skala Likert yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode yang berupa
jawaban terhadap tumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat
Table 3.1
T-1 Descriptive Descriptive
survey
PT. KAI Cross
sectional
T-2 Descriptive Descriptive
survey
PT. KAI Cross
sectional
T-3 Descriptive Descriptive
survey
PT. KAI Cross
sectional
Desain Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan antara
dua variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan satu variabel tergantung.
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2.2 OPERASIONAL VARIABEL
Menurut Umi Narimawati (2008:29) untuk menperoleh data dalam suatu
dengan keonsep, indicator,ukuran dan sekalanya. Penjabaran dari variabel
penelitian, beserta unsur-unsur terkait biasanya diaplikasikan dengan bentuk table,
dengan maksud memperjelas konsistensi dan kebenaranya
Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu, pengaruh
kepemimpinan dan lingkungan kerja langsung terhadap produktivitas kerja, maka
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen (X) dan (Y)
Variebel independen yaitu variabel bebas yang biasa juga
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah Aplikasi Data Mining (X) dan Pemeriksaan Pajak (Y).
Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap
produktivitas kerja, data-data diperoleh dari hasil wawancara pada
Table 3.2
Operasionalisasi variable
Variable Konsep Indicator No.
Penggunaan warna
Daftar karyawan PT. KAI Lingkungan SDM Kantor Pusat
15 MAD 4
JUMLAH 108
SUMBER: EMCAI PT Kereta Api Indonesia (persero) kantor pusat
bandung
“Ratio Scale adalah skala dimana angka mempunyai makna yang
sesungguhnya sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar perhitungan dan pengukuran objek penelitian”. Menurut Efferin Sujoko,
Darmadji, Stevanus Haddi, dan Tan Yuliawati (2004:87)
Dari makna diatas dapat disimpulkan angka nol mempunyai arti bagi
sekala yang dapat d perhitungkan dan sebagai tolak ukur objek penelitian.
“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Sugiyono (2009 :73).
Dalam setiap jawaban yang diberikan respoden ada yang bersifat positif
dan ada juga yang bersifat negatif. Seperti:
Tabel 3.4
Jawaban kuisioner positif
Sumber: sugiyono,2011
Ketrangan Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Table 3.5
Jawaban kuisioner negatif
3.2.3 SUMBER DAN TEKNIK PENENTUAN DATA 3.2.3.1 SUMBER DATA
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai “ Pengaruh
Kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik terhadap produktivitas kerja ” adalah
data primer dan sekunder.
1. Data primer
“Ada dua cara pokok untuk memperoleh data primer, yaitu dengan
cara berkomunikasi dengan obyek yang diteliti atau responden dan
melakukan observasi. Komunikasi dengan responden dilakukan dengan
cara menggunakan kuesioner. Kuesioner dapat secara tertulis maupun lisan. Sedang observasi dilakukan dengan tanpa pertanyaan”. Narimawati
Umi (2007:47)
dalam hal ini penulis mengguakan teknik kuesioner, teknik pengumpulan
data dengan form yang berisikan pertanyaanpertanyaan yang diajukan secara
tertulis pada obyek penelitian guna mendapat informasi.
Jawaban responden
Skor
Sangat setuju 1
Setuju 2
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 4
2. Data sekunder
“Data sekunder merupakan data yang sudah ada; data tersebut
sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak”. Narimawati Umi (2007:51)
3.2.3.2 TEKNIK PENETUAN DATA
Deangan ini penulis melakukan pengelompokan data yang dibagi kedalam
dua golangan, yaitu:
1. Populasi
Menurut Umi Narimawati (2008:73)Di lihat dari kopleksitas objek
populasi, maka populasi dapat di bedakan populasi homogen dan populasi
heterogen.
1) Populasi homogeny, yaitu keseluruhan individu yang menjadi
anggota populasi, memiliki sifat-sifat yang relative sama satu yang
lainya. Ciri utama dari populasi homogen, adalah tidak ada
perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda.
Maksudnya adalah, gejala yang timbul pada satu percobaan atau
tes merupakan gejala yang timbul pada seribu atau lebih tes yang
2) Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu angota populasi
relative memiliku sifat individual, dimana sifat tersebut
membedakan individu anggota populasi yang suatu dengan yang
lainya. Dengan kata lain bahwa individu anggota populasi
memiliki sifat yang bervariasi sehingga memerlukan penjelasan
terhadap sifat-sifat tersebut baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Pada penelitian social, populasi heterogen menjadi tidak
asing lagi dalam setiap penelitian. Hal ini di sebabkan semua
penelitian social berobjekan manusia atau gejala-gejala dalam
kehidupan manusia yang bersifat amat unit dan kompleks
2. Semple
Menurut Umi Narimawati (2008:73)Sempel merupakan bagian dari
popolasi yang menjadi unit pengamatan sebuah penelitian. Statikstik yang
berhubungan dengan pemilihan observasi individual yang d tunjukan untuk
memahami popolasi yang terkait, khususnya untuk kepentingan pembuatan
inferensi statistic. Masing-masig obsevasi dilakukan untuk mengukur satu atau
lebih karakteristik dari entitas yang dapat diamati yang dihitung untuk
membedakan individual-individual atau objek-ojek yang diamati.
� = + ��
�
�
3.2.3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian Lapangan (Field Research), yang dilakukan dengan cara mengadakan
peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data
primer dan sekunder
Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :
(1) Studi Kepustakaan (LibraryResearch) yaitu untuk memperoleh
data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan pembahasan penelitian.
(2) Studi Lapangan (Field Research) yaitu dengan mencari dan
memperoleh data dari perusahaan yang penulis teliti dengan cara :
a) Observasi, yaitu melakukan pengamatan dan mempelajari
hal-hal yang berhubungan dengan penelitian secara langsung
dilapangan.
b) Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab
pihak-pihak yang mempunyai kaitan langsung dengan objek yang
diteliti.
c) Kuesioner, yaitu alat penelitian berupa daftar pertanyaan yang
digunakan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah
responden.
Agar peneliti dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus
dilakukan tahapan analisis dan pengujian hipotesis. Untuk melakukan sebuah
metode apa yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan
merancang metode untuk menguji sebuah hipotesis.
Untuk menilai kuisioner apakah valid dan realibel maka perlu dilakukan
uji validitas dan reliabilitas.
3.2.4 UJI VALIDITAS
Dalam hal uji validitas untuk mengukur yang dapat digunakan untuk
mendapatkan data.
Menurut Umi Narimawati (2008:109) validitas alat ukur mempunyai
maksud suatu sekala pengukuran dikatakan valid apabila sekala tersebut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dengan definisi diatas uji validitas dalam penelitian ini yaitu untuk
menggambarkan variable Kepemimpinan (X) , Lingkungan Kerja Fisik (X) dan
Produktivitas Kerja (Y).
Table 3.6
penilaian untuk validitas
validity
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
Poor 0,10
Sumber: barker et al, 2002:70
Secara teknis valid tidaknya suatu butir pernyataan di mulai berdasarkan
responden pada pernyataan lainnya. Nilai jawaban responden di ukur
menggunakan koefesien korelasi, yaitu melalui nilai korelasi setiap butir
pernyataan dengan total butir pernyataan lainnya. Butir pernyataan dikatakan
valid jika memiliki koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan
0,30.Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product
moment.
Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam
kuesioner harus di uji keabsahannya untuk menentukan valid atau tidaknya suatu
item. Uju validasi dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam
kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut maupun
mengungkapkan apa yang di ungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan
mengkorelasikan masing pernyataan dengan jumlah skor untuk
masing-masing variable. Teknik korelasi yang di gunakan adalah teknik korelasi pearson
product momen. Untuk memepercepat dan memepermudah penelitian ini
pengujian validitas dilakukan dengan bantuan computer dengan menggunakan
soft SPSS 18.0 for windows dengan metode korelasi untuk mencari koefesien
korelasi antar variable dengan runus sebagai berikut:
� = ∑ xy ∑x − ∑yn
√[n∑x − ∑x ²n ][∑y − ∑y ²N ]
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi pearson
X = Skor item pertanyaan
Y = Skor total item pertanyaan
N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji instrument
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X1)
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas
Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2)
No. Hasil Uji Validitas
Variabel Produktivitas Kerja (Y)
No.
3.2.5 UJI RELIABILITAS
“Derajat konsistensi atau keajegan data dalam interval waktu tertentu”.
Sugiyono (2009:3)
Uji Reliabilitas untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran