PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNT UK MENINGK AT KAN PEMAH AMAN KO NSE P
MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS VIII MTS NEGERI 3 MEDAN T.A 2016/2017
Oleh :
Putri Wanda Sari NIM 4111511005
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Putri Wanda Sari dilahirkan di Medan, pada tanggal 25 Januari 1993.
Ayah bernama Agus Hendra dan Ibu bernama Suwanti Sartika, dan merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri
060870 Centre I, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis
melanjutkan sekolah di MTs Negeri 3 Medan, dan lulus tahun 2008. Pada tahun
2008, penulis melanjutkan sekolah di MAN 1 Medan, dan lulus pada tahun 2011.
Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan, melalui jalus PMP dan lulus ujian mempertahankan
iii
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNT UK MENINGK AT KAN PEMAH AMAN KO NSE P
MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS VIII MTS NEGERI 3 MEDAN T.A 2016/2017
Putri Wanda Sari (NIM : 4111511005) ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan realistik terhadap pemahaman konsep di kelas VIII MTs Negeri 3 Medan, (2) kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan realistik terhadap pemahaman konsep di kelas VIII MTs Negeri 3 Medan, dan (3) respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan realistik terhadap pemahaman konsep di kelas VIII MTs Negeri 3 Medan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-5 dan VIII-4 MTs Negeri 3 Medan. Objek penelitian ini adalah pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes Pemahaman Konsep untuk meningkat pemahaman konsep matematika melalui pendekatan realistik di kelas VIII MTs Negeri 3 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development / R&D) dengan menggunakan pengembangan model 4-D (Four-D Model) yang dikemukakan S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel yang telah dimodifikasi terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design) dan tahap pengembangan (develop). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi ahli, tes dan angket respon siswa. Teknik analisis data dalam pengembangan perangkat pembelajaran digunakan teknik analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep disimpulkan pada : (i) ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 86,4% pada ujicoba I dan 90,5% pada ujicoba II., (ii) ketercapaian indikator berada pada kriteria keefektivan; (2) Kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa didasarkan pada penelitian para ahli (validator) dapat disimpulkan hasil validasi para ahli perangkat pembelajaran dapat digunakan tanpa revisi; (3) respon siswa terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan realistik adalah positif.
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
menitipkan setitik ilmu serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Melalui Pendekatan Realistik di Kelas VIII MTs Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran
guna kesempurnaan skripsi ini, Ibu Dra. Mariani, M.Pd, Bapak Drs. W.L.
Sihombing, M.Pd, dan Bapak Dr. Togi, M. Pd, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Dr. Syafari, M.Pd, selaku
Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis
selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Hamidi
Nasution, M. Psi selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian di MTs Negeri 3 Medan. Ucapan terima
kasih juga kepada Ibu Khairul Saniyah, S.Pd selaku guru bidang studi Matematika
kelas VIII-4 dan VIII-5 yang telah banyak membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda
tercinta Agus Hendra dan Ibunda tercinta Suwanti Sartika orangtua penulis yang
telah mengasuh, membimbing, mendoakan, senantiasa memberi kasih sayang,
semangat serta dukungan moral dan materi yang tak ternilai harganya hingga
skripsi ini selesai. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akirat kepada
adik-v
adikku tersayang Mustari Akbar dan Zulkifli Alfarizi yang selalu memberikan
dukungan, motivasi dan doa. Terima kasih saya ucapkan kepada yang tersayang
Fauzul Asyura, S.H. yang telah memberikan semangat dan motivasi. Terima kasih
juga untuk ines, kiki, pcp beserta teman-teman seperjuangan PPLT SMA Swasta
Pembangunan Galang. Terima kasih untuk bantuan dan motivasi selama
mengerjakan skripsi ody, ainun, veppy, yohanna dan yang lainnya. Tak lupa
terima kasih spesial kepada teman seperjuangan Mat Eks 2011 serta
teman-teman lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu namanya yang telah
membantu, membangkitkan semangat dan memotivasi untuk sukses bersama.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.
Medan, September 2016
Penulis,
vi 1.1. Latar Belakang Masalah ...1
1.2. Identifikasi Masalah ...6 2.1. Kerangka Teoritis ...10
2.1.1. Pengertian Belajar ...10
2.1.2. Pembelajaran ...11
2.1.3. Pembelajaran Matematika ...12
2.1.4. Pemahaman Konsep Matematika ...13
2.1.5. Pendekatan Matematika ...15
2.1.6. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik ...18
2.1.6.1. Prinsip Utama PMR ...20
2.1.6.2. Karakteristik PMR ...22
2.1.6.3. Langkah-langkah PMR ...23
vii
2.1.7. Materi Aljabar ...26
2.1.7.1. Bentuk Aljabar ...26
2.1.7.2. Suku pada Bentuk Aljabar ...27
2.1.7.2.1. Suku Tunggal dan Suku Banyak ...27
2.1.7.2.2. Suku Sejenis ...28
2.1.7.2.3. Suku Tidak Sejenis ...29
2.1.7.3. Operasi aljabar ...29
2.1.7.3.1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar ...29
2.1.7.3.2. Perkalian Bentuk Aljabar ...30
2.1.8. Teori Belajar yang Mendukung ...31
2.1.8.1. Teori Bruner ...31
2.1.8.2. Teori Perkembangan Kognitif Piaget ...32
2.1.8.3. Teori Belajar Bermakna David Ausubel ...32
2.1.9. Perangkat Pembelajaran ...32
2.1.9.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...34
2.1.9.2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ...36
2.1.9.3. Tes Hasil Belajar ...37
2.1.10. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ...37
2.1.10.1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D ...37
2.2. Kerangka Konseptual ...41
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...42
3.1.1. Lokasi Penelitian ...42
3.1.2. Waktu Penelitian ...42
3.2. Subjek dan Objek Penelitian ...42
3.2.1. Subjek Penelitian ...42
3.2.2. Objek Penelitian ...42
3.3. Jenis Penelitian ...42
3.4. Prosedur Pengembangan ...43
3.5. Instrumen Pengumpulan Data ...45
viii
3.5.2. Tes ...48
3.5.3. Angket Respons Siswa ...48
3.6. Teknik Analisis Data ...49
3.6.1. Analisis Data Hasil Validasi Ahli ...49
3.6.2. Analisis Efektivitas Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan Melalui Pendekatan Realistik ...51
3.6.3. Analisis Angket terhadap Perangkat Pembelajaran/Kegiatan Pembelajaran ...52
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran ...53
4.1.1. Deskripsi Tahap Pendefinisian (Define) ...53
4.1.2. Deskripsi Tahap Perancangan (Design) ...56
4.1.3. Deskripsi Tahap Pengembangan (Develop) ...59
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ...93
4.2.1. Efektivitas Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan Melalui PMR ...93
4.2.2. Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan Melalui PMR ...95
BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan ...98
5.2. Saran ...98
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Matematisasi Horizontal dan Vertikal ... 17
Gambar 2.2. Matematisasi Konseptual ... 18
Gambar 2.3. Diagram alir pengembangan perangkat modifikasi 4-D ... 40
Gambar 4.1. Sistematika Materi ... 55
Gambar 4.2. Tingkat Ketuntasan Klasikal pada Ujicoba I dan II ... 94
Gambar 4.3. Ketercapaian Indikator pada Ujicoba I dan II ... 95
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pendekatan Pembelajaran dalam Pendidikan Matematika ...16
Tabel 2.2. Langkah-langkah PMR ...24
Tabel 2.3. Tabel Suku-suku Sejenis ...28
Tabel 3.1. Indikator/Aspek yang Diamati pada Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ...48
Tabel 3.2. Deskripsi Rata-rata Skor Validasi RPP ...50
Tabel 3.3. Deskripsi Rata-rata skor Validasi LKS ...50
Tabel 3.4. Tingkat Pemahaman Konsep Matematika ...51
Tabel 4.1. Hasil Validasi RPP ...59
Tabel 4.2. Hasil Validasi LKS ...60
Tabel 4.3. Hasil Validasi Tes Pemahaman Konsep ...61
Tabel 4.4. Kegiatan Pembelajaran Ujicoba I ...62
Tabel 4.5. Hasil Penilaian Pengetahuan Siswa pada Ujicoba I ...65
Tabel 4.6. Hasil Penilaian Sikap Siswa pada Ujicoba I ...68
Tabel 4.7. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa pada Ujicoba I ...70
Tabel 4.8. Penjelasan Indikator Penilaian Aspek Keterampilan ...72
Tabel 4.9. Ketuntasan Belajar Individual Siswa pada Ujicoba I ...72
Tabel 4.10. Ketercapaian Indikator Pemahaman Konsep pada Ujicoba I ...74
Tabel 4.11. Hasil Angket Respon Siswa pada Ujicoba I ...76
Tabel 4.12. Kegiatan Pembelajaran Ujicoba II ...77
Tabel 4.13. Hasil Penilaian Pengetahuan Siswa pada Ujicoba II ...82
Tabel 4.14. Hasil Penilaian Sikap Siswa pada Ujicoba II ...83
Tabel 4.15. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa pada Ujicoba II ...86
Tabel 4.16. Penjelasan Indikator Penilaian Aspek Keterampilan ...87
Tabel 4.17. Ketuntasan Belajar Individual Siswa pada Ujicoba II ...88
Tabel 4.18. Ketercapaian Indikator Pemahaman Konsep pada Ujicoba II ....90
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP ...102
Lampiran 2 LKS ...154
Lampiran 3 Kunci Jawaban LKS ...167
Lampiran 4 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep ...175
Lampiran 5 Tes Pemahaman Konsep ...176
Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Konsep ...179
Lampiran 7 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep ...181
Lampiran 8 Lembar Validasi RPP ...183
Lampiran 9 Lembar Validasi LKS ...185
Lampiran 10 Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep ...187
Lampiran 11 Angket Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ...188
Lampiran 12 Hasil Validasi RPP ...189
Lampiran 13 Hasil Validasi LKS ...194
Lampiran 14 Hasil Validasi Tes Pemahaman Konsep ...199
Lampiran 15 Hasil Tes ...202
Lampiran 16 Hasil Ketuntasan Klasikal ...205
Lampiran 17 Hasil Ketercapaian Indikator ...209
Lampiran 18 Hasil Respon Siswa ...211
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (dalam Trianto, 2011:1) :
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.
Matematika merupakan salah satu dari ilmu yang secara mendasar
berkembang dalam kehidupan masyarakat dan sangat dibutuhkan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti yang dikemukakan oleh
Cornelius (dalam Abdurrahman 2012:204) bahwa:
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) saran/a untuk mengembangkan kreatifitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Dengan melihat pentingnya matematika, maka matematika perlu diberikan
sejak pendidikan dasar. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2006 (dalam Wijaya, 2012:16) tentang Standar Isi, menyebutkan bahwa
pembelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai
2
1)Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, 2)Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3)Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4)Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5)Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dari tujuan pembelajaran matematika di atas, terlihat bahwa sudah ada
usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika di Indonesia. Namun
kenyataan di lapangan kualitas pendidikan matematika di sekolah belum
menampakkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya
maupun dari hasil prestasi belajar siswanya (dalam Sanjaya, 2011:1) mengatakan : “Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.”
Pada mata pelajaran matematika, rendahnya hasil dan motivasi belajar
siswa dapat dilihat dari hasil IMO (International Mathematical Olympiad) 2012
yang dilaksanakan di Jerman, Indonesia menempati peringkat ke-35 dari 100
negara yang ikut serta. Selain itu, untuk nilai PISA (Programme For International
Student Assesment) 2009 yang mengukur kemampuan literasi membaca, matematika dan sains siswa berusia 15 tahun di SMP/MTs/SMA/MA/SMK, skor
Indonesia untuk kemampuan matematika adalah 371dari skor rata-rata 494. Hal
ini menunjukkan kemampuan matematika siswa Indonesia masih dibawah standar
Internasional. Hasil TIMSS 2007 juga tidak menunjukkan hasil mengembirakan,
skor Indonesia untuk tingkat delapan (setingkat SMP). Indonesia berada di
3
masih tergolong buruk, yaitu hanya 386. Sedangkan rata-rata nilai seluruh negara
yang disurvei adalah 500 (Leo, 2013).
Pelajaran matematika masih menjadi momok yang menakutkan bagi
sebagian besar siswa di Indonesia. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang
sangat membosankan dan sulit dipelajari. Salah satu faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran adalah guru, sebab guru merupakan ujung tombak yang
berhubungan langsung dengan siswa. Rendahnya hasil belajar matematika salah
satunya disebabkan oleh masih banyaknya guru yang masih menggunakan
pembelajaran konvensional, sehingga pembelajaran berpusat pada guru (teacher
centered) dan tidak melibatkan siswa. Hal ini mengakibatkan siswa hanya
menghafal konsep dan tidak mampu memahami bahkan pada bagian yang paling
sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga
matematika dianggap sebagai ilmu yang sulit. Padahal pemahaman konsep
merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika dan
merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika. Seperti yang disampaikan
oleh Trianto (2011: 6) :
“Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah.”
Dalam proses pembelajaran matematika, pemahaman konsep merupakan
bagian yang sangat penting. Pemahaman konsep matematik merupakan landasan
penting untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika maupun
permasalahan sehari-hari. Menurut Schoenfeld dalam (Nila Kesumawati, 2008)
berpikir secara matematik berarti (1) mengembangkan suatu pandangan
matematik, menilai proses dari matematisasi dan abstraksi, dan memiliki
kesenangan untuk menerapkannya, (2) mengembangkan kompetensi, dan
menggunakannya dalam pemahaman matematik. Implikasinya adalah bagaimana
seharusnya guru merancang pembelajaran dengan baik, pembelajaran dengan
karakteristik yang bagaimana sehingga mampu membantu siswa membangun
4
Dalam Pelatihan Praktik Pembelajaran dan Manajemen yang Baik Tingkat
SMP/MTs Modul 3 Propinsi Sumatera Utara yang diadakan oleh USAID
PRIORITAS Sumatera Utara (21-29 Agustus) di Hotel Horison, Pematang
Siantar, Arfi mendapatkan pemahaman bahwa sebaiknya pembelajaran di dalam kelas selalu kontekstual dan aplikatif. Arfi, 2015 mengatakan “kami secara berkelompok dilatih menyusun Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang
di dalam proses pembelajaran, murid-murid diajarkan mengelola project,
memanfaaatkan matematika di kehidupan sehari-hari”.
Matematika bukan mata pelajaran yang menakutkan meski menggunakan
rumus-rumus (Armanto, 2009). Namun ia mengakui, sebagian besar siswa dewasa
ini masih menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak sedikit yang menganggapnya sebagai momok. “Padahal jika ditekuni dengan serius tidak ada yang sulit, terlebih lagi bila menguasai rumus-rumus dan banyak mengulang di rumah,” katanya di Medan.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti berupa pemberian soal
tes yang berkaitan dengan materi bentuk aljabar kepada 44 siswa di MTs Negeri 3
Medan, terdapat 63,63 % (28 siswa) berada dalam kategori sedang dan sisanya
36,36 % (16 siswa) berada dalam kategori rendah. Selain memberi soal tes,
peneliti juga mewawancarai seorang guru matematika di MTs Negeri 3 Medan,
beliau menyatakan bahwa:
Siswa hanya mampu menyelesaikan soal-soal matematika jika soal tersebut mirip atau serupa dengan contoh soal yang baru diberikan, jika soal tersebut bervariasi atau lain dari contoh soal yang diberikan maka siswa akan kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut. Dalam mempelajari materi bentuk aljabar, siswa cenderung kesulitan memahami dan mengerjakan soal-soal aplikasi.
Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala yang terjadi dalam
pembelajaran materi bentuk aljabar, yaitu karena dalam pembelajaran siswa hanya
mampu sebatas mengingat atau menghafal tanpa adanya pemahaman terhadap
suatu materi dan juga menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar
matematika masih rendah. Sudah tertanam dipikirannya bahwa matematika sulit
dan menakutkan, hal ini kemudian akan berdampak buruk pada hasil belajar
mereka. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang dapat mengajak siswa
5
Salah satu pendekatan yang dianggap mampu meningkatkan pemahaman
konsep matematika peserta didik adalah Pendekatan Matematika Realistik (PMR).
Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik guru
mengarahkan siswa untuk menggunakan berbagai situasi dan kesempatan untuk
menemukan kembali konsep-konsep matematika dengan caranya sendiri, konsep
matematika diharapkan muncul dari proses matematisasi, yaitu dimulai dari
penyelesaian yang berkatan dengan konteks dan secara perlahan siswa
mengembangkan alat dan pemahaman matematik ke tingkat yang lebih tinggi.
(Atmini Dhoruri, Jurnal Pendidikan: 5)
Di dalam PMR, pembelajaran tidak dimulai dari definisi, teorema atau
sifat-sifat kemudian dilanjutkan dengan contoh-contoh, seperti yang selama ini
dilaksanakan di berbagai sekolah. Namun sifat-sifat, definisi dan teorema itu
diharapkan seolah-olah ditemukan kembali oleh siswa melalui penyelesaian
masalah kontekstual yang diberikan guru di awal pembelajaran. Dengan demikian
dalam PMR siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja, bahkan diharapkan
dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang diperolehnya.
Tersedianya perangkat pembelajaran yang berkualitas merupakan salah
satu faktor yang dapat menunjang proses pembelajaran berjalan dengan baik dan
dapat meningkatkan mutu pendidikan. Menurut Subanindro (2012) menyatakan
bahwa bentuk nyata dari persiapan guru adalah membuat perangkat pembelajaran
sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran nantinya
dapat digunakan sebagai pedoman guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Perangkat pembelajaran memberikan kemudahan dan dapat membantu guru
dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh
karena itu, yang sangat penting dilakukan sekarang ini adalah mengembangkan
perangkat pembelajaran, sekaligus melatihkan kepada guru suatu model
pembelajaran yang berbasis aktivitas siswa.
Salah satu yang harus dipersiapkan guru sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran adalah membuat perangkat pembelajaran. Menurut Ibrahim dalam
Trianto (2011: 201) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang diperlukan
dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana
6
Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), media pembelajaran, serta buku ajar
siswa. Namun kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa masih terdapat
perangkat pembelajaran yang tidak sesuai dengan kurikulum berlaku. Hal ini
terjadi karena masih banyak guru yang membuat perangkat pembelajaran hanya
sebagai bahan dari tugas guru saja tanpa memikirkan kegunaan perangkat
pembelajaran itu sendiri sebagai pedoman guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran sehingga tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan efisien.
Efektivitas perangkat pembelajaran adalah seberapa besar pembelajaran
dengan menggunakan perangkat yang dikembangkan mencapai
indikator-indikator efektivitas pembelajaran.
Karakteristik produk pendidikan yang memiliki kualitas kepraktisan yang
tinggi apabila ahli dan guru mempertimbangkan produk itu dapat digunakan dan
realitanya menunjukkan bahwa mudah bagi guru dan peserta didik untuk
menggunakan produk tersebut. Hal ini berarti terdapat konsistensi antara harapan
dengan pertimbangan dan harapan dengan operasional. Apabila kedua konsistensi
tersebut tercapai, maka produk hasil pengembangan dapat dikatakan praktis.
Kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian
ini didasarkan pada penelitian para ahli (validator) dengan cara mengisi lembar
validasi masing-masing perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika validator
menyatakan perangkat tersebut dapat digunakan dengan sedikit atau tanpa revisi.
Oleh karena pentingnya perangkat pembelajaran dalam menunjang proses
pembelajaran, peneliti bermaksud untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan matematika realistik yang diharapkan mampu
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Salah satu karakteristik
Pendekatan Matematika Realistik adalah penggunaan konteks. Fungsi paling
fundamental dari konteks dalam PMR adalah memberikan siswa suatu akses yang
alami dan motivatif menuju konsep matematika. Konteks harus memuat konsep
matematika tetapi dalam suatu kemasan yang bermakna bagi siswa sehingga
konsep matematika tersebut dapat dibangun dan ditemukan kembali secara alami
oleh siswa. Dengan demikian pengembangan perangkat pembelajaran melalui
pendekatan matematika realistik diharapkan mampu meningkatkan pemahaman
7
adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS),
dan Tes Hasil Belajar (THB) yang disusun berdasarkan indikator pemahaman
konsep matematika.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Melalui pendekatan Realistik di Kelas VIII MTs Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
identifikasi masalah adalah:
1. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sangat membosankan dan
sulit dipelajari bagi beberapa siswa.
2. Pembelajaran matematika yang berlangsung masih didominasi oleh guru.
3. Pembelajaran belum mengaktifkan siswa, baik kognitif maupun mental
atau sikap.
4. Kurangnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.
5. Belum tersedianya perangkat pembelajaran yang efektif berupa RPP, LKS
dan Tes Hasil Belajar (THB) yang dapat menunjang proses pembelajaran.
6. Pada umumnya ada beberapa siswa kurang tertarik dengan pembelajaran
yang berlangsung.
1.3 Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti jelas dan terarah sehingga dapat mencapai
sasaran yang ditemukan, maka penulis membatasi masalah pada:
1. Objek yang akan diteliti adalah pengembangan RPP, LKS dan THB.
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan Tahun
Ajaran 2015/2016.
8
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah adalah:
1. Bagaimana keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan
melalui pendekatan Realistik di kelas VIII MTs Negeri 3 Medan?
2. Bagaimana kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan
melalui pendekatan Realistik di kelas VIII MTs Negeri 3 Medan?
3. Bagaimana respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang
dikembangkan melalui pendekatan Realistik di kelas VIII MTs Negeri 3
Medan?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan melalui pendekatan Realistik di kelas VIII MTs Negeri 3
Medan.
2. Untuk mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan melalui pendekatan Realistik di kelas VIII MTs Negeri 3
Medan.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang
dikembangkan melalui pendekatan Realistik di kelas VIII MTs Negeri 3
Medan.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Membantu siswa dalam menguasai konsep dan mencapai tujuan
pembelajaran.
Membantu siswa agar aktif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi guru
Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan perangkat
9
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan tentang mengembangkan perangkat
pembelajaran matematika untuk bekal mengajar.
4. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan masukan bagi pembaca dan sebagai bahan rujukan
untuk melakukan penelitian selanjutnya.
1.7. Definisi Operasional
1. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2. Pendekatan realistik adalah pendekatan pembelajaran matematika yang
memberikan perhatian seimbang antara matematisasi horizontal dan
matematisasi vertikal.
3. Matematika horizontal adalah proses pematimatikaan yang berangkat
dari dunia nyata/konteks ke dunia simbol. Sedangkan matematika
vertikal adalah proses pematimatikaan yang bermula dari dunia simbol
menuju dunia nyata.
4. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan
sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam
bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan
mampu mengaplikasi konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang
dimilikinya.
5. Keefektifan perangkat adalah ketercapaian tujuan dan ketuntasan klasikal
siswa dalam menggunakan perangkat yang dikembangkan dengan tidak
melebihi waktu tanpa pembelajaran biasa.
6. Perangkat pembelajaran adalah salah satu yang dipersiapkan guru
sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.
7. Perangkat yang dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisia dan pembahasan dalam penelitian ini,
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan menggunakan
pendekatan realistik terhadap pemahaman konsep siswa disimpulkan pada
: (i) ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 86,4 % pada ujicoba I
dan 90,5 % pada ujicoba II, (ii) ketercapaian indikator efektif.
2. Kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan menggunakan
pendekatan realistik terhadap pemahaman konsep siswa didasarkan pada
penelitian para ahli (validator) dengan cara mengisi lembar validasi
masing-masing perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika validator
menyatakan perangkat tersebut dapat digunakan dengan sedikit revisi atau
tanpa revisi. Dari kesimpulan hasil validasi para ahli perangkat
pembelajaran dapat digunakan tanpa revisi.
3. Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan realistik positif
yaitu di atas 80 %.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan matematika realistik yang diterapkan pada kegiatan
pembelajaran memberikan beberapa hal yang penting untuk diperhatikan. Untuk
itu peneliti menyatakan beberapa hal sebagai berikut :
Perangkat pembelajaran yang dihasilkan ini baru sampai pada tahap
pengembangan, belum diimplementasikan secara luas di sekolah-sekolah.
Untuk mengetahui efektivitas perangkat pembelajaran menggunakan
pendekatan realistik ini, disarankan pada para guru dan peneliti untuk
mengimplementasikan perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan
99
Bagi guru yang ingin menerapkan perangkat pembelajaran menggunakan
pendekatan realistik pada materi pokok yang lain dapat merancang/
mengembangkan sendiri perangkat pembelajaran yang diperlukan dengan
memperhatikan komponen-komponen pendekatan pembelajaran dan
100
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Armanto, D., (2009), Matematika Bukan Pelajaran Menakutkan, http://republika.co.id/berita/shortlink/64418 (accessed Maret 2016)
Daryanto dan Tasrial., (2012), Konsep Pembelajaran Kreatif, Penerbit Gava Media, Malang.
Dhoruri, A., Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik, Jurnal Pendidikan, UNY, Yogyakarta.
Faridah, A., (2012), Belajar Menurut Para Ahli, http://widhiieaprilia.blogspot.co.id/p/blog-page_16.html (accessed Februari 2016)
Kesumawati, N., (2008), Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal Pendidikan, Universitas PGRI, Palembang.
Leo, A., (2013), Rendahnya Hasil Belajar Matematika Siswa Indonesia,
http://agusleo2.blogspot.com/2013/04/rendahnya-hasil-belajar-matematika.html. (accessed November 2015).
Mediaharja, (2012), Pemahaman Konsep Matematika,
http://mediaharja.blogspot.co.id/2012/05/pemahaman-konsep-matematis.html. (accessed Februari 2016)
Nisbah, F., (2013), Pembelajaran Matematika Realistik,
http:faizalnizbah.blogspot.com/2013/05/pembelajaran-matematika-realistik.html. (accessed Februari 2016)
Nurhani dan Wahyuni, (2009), Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs 2, Erlangga, Jakarta.
Pembelajaran, https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran. (accessed Februari 2016)
Sanjaya, Wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sofa, F., (2008), Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik,
https://massofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/ (accessed Februari 2016)
Subanindro, (2012), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Trigonometri Berorientasikan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa SMA, Makalah Pendidikan, UNY, Banjarbaru.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.
101
Wahyuni, A., (2015), Pelajaran Matematika Harusnya Aplikatif,
http://jelasberita.com/2015/08/31/pelajaran-matematika-seharusnya-aplikatif/ (accessed Maret 2016).