• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS

PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA

MOTOR HONDA DI CV. INDAH SAKTI KOTA PINANG

TESIS

Oleh

ERRIE MARGERY

097019014/IM

S

E K O L AH

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS

PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA

MOTOR HONDA DI CV. INDAH SAKTI KOTA PINANG

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ERRIE MARGERY

097019014/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA DI CV. INDAH SAKTI KOTA PINANG

Nama Mahasiswa : Errie Margery Nomor Pokok : 097019014

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Dr. Beby K.F. Sembiring, SE, MM.) (Dr. Yeni Absah, M.Si.) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(4)

Telah diuji pada Tanggal 31 Juli 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Beby K.F. Sembiring, SE, MM. Anggota : 1. Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.

2. Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS. 3. Prof. Dr. Herman Mawengkang

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan

oleh siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara benar dan jelas

Medan, Juli 2013 Penulis,

(6)

ABSTRAK

Keputusan pembelian adalah kecenderungan terhadap suatu produk yang didasarkan pada kepercayaan pelayanan yang kuat. Kondisi usaha persaingan yang semakin ketat di karenakan keanakaragaman produk sepeda motor yang ada pada saat ini mendorong konsumen untuk melakukan identifikasi dalam pengambilan keputusan saat menentukan suatu merek yang menurut mereka memenuhi kriteria sebuah sepeda motor yang ideal. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah citra merek dan kualitas produk, berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di CV Indah Sakti Kota Pinang baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan membeli sepeda motor Honda pada CV Indah Sakti Kota Pinang Jenis penelitian ini adalah deskritif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah peneltian penjelasan. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor Honda padaTahun 2013 pada CV Indah Sakti Kota Pinang sampel dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor Honda pada CV Indah Sakti Kota pinang pada bulan Januari 2013 sampai Maret 2013 yang berjumlah 70 responden. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penyebaran daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Variabel diukur dengan skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang baik secara parsial maupun secara simultan citra merek mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV.Indah Sakti Kota Pinang.

(7)

ABSTRACT

Buying decision is an inclination to buy a product, based on the strong trust for service. The condition of tight business competition, caused by the variety of motorcycle products today, has encouraged consumers to identify their decision making to select a certain brand which meets the criteria of an ideal motorcycle. The formulation of the problem in the research was whether brand image and quality of product had positive and significant influence on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang, partially and simultaneously. The objective of the research was to know and to analyze the influence of brand image and the quality of product on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang. The type of the research was descriptive quantitative with an explanatory method. The population was the customers of Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang, in 2013. The samples were 70 customers who bought Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang from January to March, 2013. The data were gathered by conducting interviews with questionnaires and documentary study. The variables were measured with likert scale. The result of the research showed that brand image and the quality of product had significant influence on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang. Partially and simultaneously, brand image influenced the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam

menuntut ilmu dan menyelesaikan hasil penelitian tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian

yang dilakukan penulis adalah: ”Analisis Pengaruh Citra merek dan Kualitas

produk Terhadap Keputusan Pembelian sepeda motor Honda di CV. Indah Sakti

Kota Pinang.”

Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti proses

perkuliahan, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc, (CTM), Sp.A(K).

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, MSc. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS., selaku Ketua Program Studi

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA., selaku Sekretaris Program

(9)

5. Ibu Dr. Beby K.F. Sembiring, SE, MM., selaku Ketua Komisi

Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Ibu Dr. Yeni Absah, M.Si., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

telah memberikan pengarahan dan masukan demi kesempurnaan tesis ini.

7. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS., Bapak Prof. Dr. Herman

Mawengkang, dan Ibu Dr. Endang S. Rini, M.Si., sebagai Komisi

Pembanding yang telah memberikan masukan dan pengarahan untuk

kesempurnaan tesis ini.

8. Seluruh pegawai CV. Indah Sakti Kota Pinang, khususnya untuk Manajer

CV Indah Sakti Kota Pinang yang sudah memberikan dukungan dan doa.

9. Kedua orang tua penulis Alm. Ayahanda Nazar Hegar Hamdani dan

Ibunda Tho Tjai Wan yang senantiasa memberikan dukungan moril,

materi, dan doa.

10.Seluruh rekan-rekan mahasiswa Angkatan XVII di Program Studi

Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis menempuh studi dan

penulisan tesis ini.

11.Untuk teman dan sahabat penulis yang namanya tidak dapat disebutkan

satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan semangat.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada

(10)

belum sempurna, namun diharapkan dapat berguna bagi semua pihak khusunya

bagi pengembangan serta penelitian dalam bidang ilmu manajemen pemasaran

Medan, Juli 2013

Penulis

(11)

RIWAYAT HIDUP

Errie Margery lahir di Jakarta pada tanggal 6 September 1986, anak

pertama dari 2 orang bersaudara, dari pasangan Nazar Hegar Hamdani (alm.) dan

Tho Tjai Wan.

Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar di SD Pusaka Abadi, tamat dan

lulus tahun 1996. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

di SLTP Perguruan Panglima Polem Rantau Prapat, tamat dan lulus tahun 2001.

Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum di SMU

Perguruan Panglima Polem Rantau Prapat, tamat dan lulus tahun 2004. Kemudian

melanjutkan ke pendidikan Strata Satu (S1) tahun 2004 pada Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Graha Kirana dengan mengambil jurusan Manajemen, tamat dan lulus

pada tahun 2008. Tahun 2009 melanjutkan studi Strata Dua (S2) Program Studi

Magister Ilmu Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Sejak tahun 2012 sampai dengan saat ini bekerja sebagai konsultan

pendidikan pada SYNERGY Edukasi Sentosa Medan.

Medan, Juli 2013

(12)
(13)

3.9.2. Uji Multikolinieritas ... 35

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 43

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian ... 45

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Dalam Penggunaan ... 45

4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sepeda Motor Honda yang di pakai ... 46

4.2.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Sepeda motor yang Pernah Dimiliki Selain Honda ... 47

4.2.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 48

4.3. Analisis Statistik Deskriptif ... 49

4.3.1. Penjelasan Responden atas Variabel Citra Merek ... 49

4.3.2. Penjelasan Responden atas Variabel Kualitas Produk ... 50

4.3.3. Penjelasan Responden atas Variabel Keputusan Pembelian ... 51

4.5.1. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang ... 60

4.5.2. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang ... 62

(14)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman 1.1. Data penjualan sepeda motor di Kota Pinang tahun 2007 sampai dengan

tahun 2011 ... 4

3.1. Operasionalisasi Variabel ... 27

3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Citra Merek ... 28

3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Kualitas Produk ... 29

3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Keputusan Pembelian ... 30

3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 31

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian ... 45

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Dalam Penggunaan ... 46

4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sepeda Motor yang dipakai 47 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Sepeda Motor yang pernah dimiliki selain Honda ... 47

4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 48

4.8. Penjelasan Responden Berdasarkan atas Variabel Faktor Citra Merek .... 49

4.9. Penjelasan Responden Berdasarkan atas Kualitas Produk ... 50

4.10. Penjelasan Responden Berdasarkan atas Keputusan Pembelian ... 52

4.11. Hasil Uji Multikolinearitas ... 55

4.12. Koefisien Regresi Berganda ... 57

(15)

4.14. Hasil Uji Serempak ... 58

4.15. Hasil Uji Parsial ... 59

(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual ... 23

4.1. Struktur Organisasi CV. Indah Sakti Kota Pinang ... 40

4.2. Histrogram Uji Normalitas ... 53

4.3. P.Plot Uji Normalitas ... 54

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Kuesioner ... 74

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 75

(18)

ABSTRAK

Keputusan pembelian adalah kecenderungan terhadap suatu produk yang didasarkan pada kepercayaan pelayanan yang kuat. Kondisi usaha persaingan yang semakin ketat di karenakan keanakaragaman produk sepeda motor yang ada pada saat ini mendorong konsumen untuk melakukan identifikasi dalam pengambilan keputusan saat menentukan suatu merek yang menurut mereka memenuhi kriteria sebuah sepeda motor yang ideal. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah citra merek dan kualitas produk, berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di CV Indah Sakti Kota Pinang baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan membeli sepeda motor Honda pada CV Indah Sakti Kota Pinang Jenis penelitian ini adalah deskritif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah peneltian penjelasan. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor Honda padaTahun 2013 pada CV Indah Sakti Kota Pinang sampel dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor Honda pada CV Indah Sakti Kota pinang pada bulan Januari 2013 sampai Maret 2013 yang berjumlah 70 responden. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penyebaran daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Variabel diukur dengan skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang baik secara parsial maupun secara simultan citra merek mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV.Indah Sakti Kota Pinang.

(19)

ABSTRACT

Buying decision is an inclination to buy a product, based on the strong trust for service. The condition of tight business competition, caused by the variety of motorcycle products today, has encouraged consumers to identify their decision making to select a certain brand which meets the criteria of an ideal motorcycle. The formulation of the problem in the research was whether brand image and quality of product had positive and significant influence on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang, partially and simultaneously. The objective of the research was to know and to analyze the influence of brand image and the quality of product on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang. The type of the research was descriptive quantitative with an explanatory method. The population was the customers of Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang, in 2013. The samples were 70 customers who bought Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang from January to March, 2013. The data were gathered by conducting interviews with questionnaires and documentary study. The variables were measured with likert scale. The result of the research showed that brand image and the quality of product had significant influence on the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang. Partially and simultaneously, brand image influenced the decision to buy Honda motorcycles at CV Indah Sakti, Kota Pinang.

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merek bukanlah sekedar nama, istilah, tanda, simbol, atau kombinasinya.

Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan

features, benefits dan services kepada para pelanggan. Dan janji inilah yang

membuat masyarakat mengenal merek tersebut, lebih dari merek yang lain.

Kenyataannya sekarang ini karakteristik unik dari pemasaran modern bertumpu

pada penciptaan merek – merek yang bersifat membedakan sehingga dapat

memperkuat citra merek perusahaan. Citra merek adalah citra tentang suatu merek

yang dianggap sebagai sekelompok asosiasi yang menghubungkan pemikiran

konsumen terhadap suatu nama merek, keuntungan asosiasi merek, kekuatan

asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek yang kuat, citra merek yang yang

dibangun dari asosiasi merek ini biasanya berhubungan dengan informasi yang

ada dalam ingatan dengan sesuatu yang berhubungan dengan jasa atau produk

tersebut (Rangkuti, 2002 : 65)

Produk menjadi bagian yang penting untuk mencapai kesuksesan dan

kemakmuran pada perusahaan modern. Perkembangan teknologi, peningkatan

persaingan global, serta dinamika kebutuhan dan keinginan pasar mengharuskan

perusahaan melakukan pengembangan produk terus menerus. Hanya ada dua

pilihan yaitu sukses dalam pengembangan produk sehingga menghasilkan produk

(21)

gagal tidak mampu bersaing di pasar, kinerja yang positif pada produk yang

mempunyai pengaruh positif pada kualitas produk. Kualitas produk adalah

komponen dari nilai merek dimana persepsi kualitas yang tinggi akan

mengarahkan konsumen untuk memilih merek tersebut dibandingkan dengan

merek pesaing (Zeithaml, 2009 : 56).

Ada lima tahap proses keputusan pembelian konsumen yang diawali oleh

analisis atau pengenalan kebutuhan yakni proses membeli yang dimulai dengan

mengenali adanya masalah atau pengenalan kebutuhan, kedua pencarian informasi

yakni dorongan konsumen kuat dan produk yang memuaskan ada dalam jangkuan

konsumen dan kemungkinan membelinya, ketiga evaluasi alternatif, yakni

bagaimana konsumen mengelola informasi sampai kepada pemilihan merek,

keempat keputusan pembelian, artinya dalam tahap evaluasi konsumen membuat

peringkat merek dan keputusan untuk membelinya, serta yang kelima perilaku

pasca pembelian dari tahap proses keputusan membeli. Keputusan pembelian

adalah suatu kegiataan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan

dan mempergunakan barang yang ditawarkan, (Setiadi, 2003 : 1).

Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat saat ini perusahaan perlu

memanfaatkan sumber dayannya dengan optimal termasuk berusaha menciptakan

rekayasa yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen, misalnya melalui citra

merek dan kualitas produk. Fenomena tersebut dapat dilihat dari kondisi

persaingan saat ini yang terjadi pada produk sepeda motor. Keanekaragaman

produk sepeda motor yang ada saat ini mendorong konsumen untuk melakukan

(22)

menurut mereka memenuhi kriteria sebuah sepeda motor yang ideal.

Kompetisi tersebut akan terus berlanjut karena adanya beberapa merek

yang bermunculan dengan berbagai macam varian. Hal tersebut juga dibuktikan

dengan penguasaan pangsa pasar (market share) pada produk sepeda motor.

Menurut data penjualan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor

Indonesia (AISI) tahun 2011, Honda mendominasi penjualan dengan rekor

4,276,136 unit atau menguasai 53,16 persen market share penjualan sepeda motor,

naik 25,1 persen dibanding tahun 2010 yang hanya terjual 3.416.049 unit. Di

posisi kedua Yamaha yang mencatat penjualan 3,147,873 unit, sedangkan Suzuki

tetap berada di posisi ketiga total penjualan 494.481 unit.

Dengan berbagai pencapaian keberhasilan sepeda motor Honda secara

nasional tetap juga ada masalah untuk daerah tertentu, seperti di Kota Pinang.

Citra merek sepeda motor Honda mendapat posisi yang tinggi di dalam benak

masyarakat dan menjadi market leader, hal ini menyebabkan masyarakat

menyebut sepeda motor merek apapun dengan penyebutan Honda. Data

penjualaan nasional sepeda motor Honda memiliki peringkat yang bagus dan

sebagai market leader penjualan sepeda motor Honda di Indonesia, hal ini

dikarenakan kualitas sepeda motor yang bagus dan memiliki nilai jual yang tinggi

tetapi dampak tersebut tidak terpengaruh pada penjualan sepeda motor Honda di

CV Indah Sakti Kota Pinang. Hal ini bisa dilihat dari penurunan penjualan sepeda

motor misalnya pada tahun 2007 ke tahun 2008 beberapa merek sepeda motor

lainnya seperti Yamaha dan Suzuki mendapatkan peningkatan penjualan pada

(23)

Tabel 1.1. Data Penjualan Sepeda Motor di Kota Pinang tahun 2007 sampai dengan 2011

MEREK

Volume Penjualan

2007 2008 2009 2010 2011

Honda 627 598 576 726 926

Yamaha 511 600 621 630 829

Suzuki 201 233 252 300 311

Sumber : CV Indah Sakti Kota Pinang (2012)

Penjualan sepeda motor dari tahun 2007 sampai 2008 mengalami

penurunan, sedangkan pada pesaingnya Yamaha dan suzuki mengalami kenaikan,

dari tahun 2008 sampai tahun 2009 penjualan sepeda motor Honda mengalami

penurunan yang dratis jika dibandingkan tahun 2007, penjualan sepeda motor

Yamaha dan Suzuki mengalami peningkatan. Tahun 2009 sampai dengan tahun

2010 sepeda motor Honda mengalami peningkatan penjualan yang begitu drastis

dibandingkan dengan pesaingnya Yamaha dan Suzuki, dan pada tahun 2010

sampai dengan tahun 2011 kenaikan yang luar biasa yang terjadi pada penjualan

sepeda motor Honda dan diikuti Yamaha sebagai peringkat kedua dan posisi

peringkat ketiga yaitu Suzuki. Apabila dibandingkan dengan sepeda motor

Yamaha untuk tahun 2008 dan 2009 sepeda motor Yamaha dapat memenangkan

persaingan dari segi penjualan di mana dari tahun 2007 ke 2008 Honda

mengalami penurunan 29 unit atau turun 4,62% sedangkan pada tahun yang sama

Yamaha malah mengalami peningkatan yang signifikan penjualan sepeda motor

Yamaha 511 unit sedangkan Honda 627 unit dimana pengaruh sepeda motor

(24)

Begitu juga pada tahun 2008 sepeda motor Honda tetap mengalami

penurunan penjualan 598 unit pada tahun 2009 menjadi 576 unit atau turun 23

unit (3,84%), sementara tahun yang sama sepeda motor Yamaha malah

mengalami peningkatan penjualan dari 600 unit pada tahun 2008 menjadi 621 unit

pada tahun 2009 naik 21 unit atau 3,5 % dan penjualan sepeda motor Yamaha

pada tahun 2009 juga lebih banyak dari pada penjualan sepeda motor Honda

selisih penjualan sebanyak 45 unit atau 7,81.

Hal ini menunjukkan bahwa penjualan Yamaha dapat mengalahkan

penjualan Honda walaupun pada tahun – tahun berikutnya (2010 dan 2011)

penjualan Honda sudah melebihi penjualan Yamaha di Kota Pinang, keadaan ini

menunjukkan adanya faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan

sepeda motor Honda di Kota Pinang, seperti citra merek dan kualitas produk, di

mana citra merek Honda mengalami peningkatan pada beberapa tahun terakhir ini

tidak dapat dipisahkan dengan penjualan beberapa tahun terakhir ini.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

dimensi ekuitas yang terdiri dari citra merek dan kualitas produk terhadap

keputusan pembelian sepeda motor merek Honda, khususnya pada pembeli sepeda

motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang. Hal ini dikarenakan penjualan

sepeda motor Honda yang dari tahun ke tahun yang semakin tersaingi oleh

saingannya yaitu Yamaha, permasalahan yang dihadapi oleh konsumen adalah

bagaimana memilih sepeda motor sesuai dengan harapan. Mengingat banyaknya

(25)

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan

pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang?

2. Apakah kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota

Pinang?

3. Apakah citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda

di CV. Indah Sakti Kota Pinang.

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan

pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap

keputusan pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota

(26)

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas produk

secara silmultan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di

CV. Indah Sakti Kota Pinang.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1 Bagi Kepala Cabang CV. Indah Sakti Kota Pinang. Penelitian ini digunakan

sebagai masukan bagi kepala cabang untuk mengetahui pengaruh citra merek

dan kualitas produk guna peningkatan jumlah penjualan produk.

2 Bagi program studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, sebagai sumber informasi tambahan bagi pihak

akademisi untuk pembahasan mengenai manajemen pemasaran khususnya

kekuatan citra merek dan kualitas produk dalam kaitannya dengan keputusan

pembelian.

3 Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pemahaman peneliti mengenai hal – hal yang berhubungan dengan teori

perilaku konsumen dan penerapannya di lapangan.

4 Peneliti selanjutnya, sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya pada

permasalahan atau subjek yang sama demi pengembangan ilmu pengetahuan

baik secara umum maupun secara khusus terhadap ilmu pengetahuan yang

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Akbar (2012), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh citra

merek, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian notebook

Toshiba di Universitas Gunadarma Depok”. Penelitian ini ditujukan menguji

pengaruh citra merek, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian

notebook Toshiba di Universitas Gunadarma Depok. Penggunaan variabel –

variabel tersebut yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap keputusan pembelian

notebook Tosibha di Universitas Gunadarma Depok. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen yaitu

citra merek, harga, kualitas produk terhadap variabel dependen yaitu keputusan

pembelian. Hasil analisis regresi berganda menunjukan variabel indenpenden

yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen adalah kualitas produk

(0,341), diikuti oleh variabel citra merek (0,221) dan yang terakhir variabel harga

(0,141). Hasil uji t dan uji F membuktikan bahwa semua variabel independen

berpengaruf positif terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun

simultan. Dan koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,256.

Hal ini berarti 25,6% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel citra

merek, harga, dan kualitas produk, sedangkan sisanya 74,4% dipengaruhi oleh

(28)

Dinawan (2010), melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Faktor –

Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Konsumen

Yamaha Mio Harpindo Jaya Semarang)”. Faktor – faktor yang digunakan adalah

kualitas produk, harga kompetitif, dan citra merek yang dihipotesiskan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Yamaha Mio. Hasil penelitian

mendapatkan bahwa secara simultan variabel kualitas produk (X1), Harga

kompetitif (X2), citra merek (X3) dapat mempengaruhi keputusan pembelian

karena nilai koefisien uji Fhitung sebesar 34,339, sedangkan secara parsial tidak

dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah kualitas produk, harga,

kompetitif, citra merek. Variabel penjual secara parsial tidak dapat mempengaruhi

keputusan pembelian. Saran penelitian yang diperoleh adalah perlunya pemasar

untuk meningkatkan image Yamaha Mio untuk memberikan kesan bahwa

Yamaha Mio bukan motor murahan, sehingga dapat disimpulkan adanya

kesesuaian harga dengan kualitas produk. Di sisi lain juga diperlukannya saling

kerja sama untuk dapat saling menyediakan produk dengan kualitas produk yang

tinggi, harga yang kompetitif, dan citra merek yang baik.

Sitohang (2011), melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Citra

Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin

Pada Mahasiswa Lembaga pendidikan Politeknik MBP Medan”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek

yang terdiri dari atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian produk Sophie Martin

terhadap keputusan pembelian mahasiswa lembaga pendidikan Politeknik MBP

(29)

bahwa variabel atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian produk Sophie Martin pada mahasiswa

lembaga pendidikan Politeknik MBP Medan. Sedangkan secara parsial variabel

manfaat mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap keputusan pembelian

produk Sophie Martin pada mahasiswa lembaga pendidikan Politeknik MBP

Medan.

Iffan (2011), melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Citra Merek

Dan Kualitas Produk Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Pada Motor Yamaha Mio di JG Motor (PT. Jayamandiri Gemasejati) Bandung”.

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, diantaranya adalah dua variabel

indenpenden (variabel bebas) dan satu variabel dependen (variabel terikat).

Variabel indenpenden dalam penelitian ini adalah citra merek dan kualitas produk,

sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui citra merek, untuk mengetahui kualitas produk, untuk

mengetahui keputusan pembelian, dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh

citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian baik secara parsial

maupun simulltan pada motor Yamaha Mio di JG Motor (PT. Jayamandiri

Gemasejati). Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian adalah

signifikan sebesar 34,5%. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

pembelian adalah signifikan sebesar 27,9 %. Sedangkan pengaruh citra merek dan

kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara simultan sebesar 62,1 %.

Kesimpulan yang didapat bahwa keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio

(30)

dan kualitas produk, sedangkan sisanya oleh faktor - faktor lain.

2.2. Teori Tentang Citra Merek

Citra merek merupakan kumpulan persepsi mengenai sebuah benda yang

tercemin dari kumpulan yang ditinggal dalam memori konsumen yang terdiri dari

beberapa indikator mudah dikenali, reputasi yang baik dan selalu diingat

(Setiawan, 2006:56).

Merek merupakan atribut yang memberikan manfaat non materil, yaitu

kepuasan emosional, terdiri dari variabel: mempertimbangkan merek sebelum

membeli dan memilih merk yang terkenal.

Untuk lebih jelas mengenai merek akan dikemukakan defenisi diantaranya

sebagai berikut:

Menurut American Marketing Association yang dikutip dari Rangkuti

(2008:1), mendefinisikan merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau

rancangan atau kombinasi dari hal – hal tersebut sementara menurut Kotler (2007

: 332) merek adalah nama istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi

dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual

atau kelompok penjual dan untuk mendifferensiasikannya dari barang atau jasa

pesaing.

Menurut Rangkuti (2008:37) persyaratan merek yang baik adalah:

1. Nama merek harus menunjukan manfaat dan mutu produk tersebut.

2. Nama merek harus mudah diucapkan dikenal dan diingat.

(31)

4. Nama merek harus diterjemahkan kedalam berbagai bahasa asing.

5. Nama merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat

perlindungan hukum.

Citra terbentuk dari persepsi seseorang terhadap sesuatu, seseorang bebas

mempersepsikan sesuatu yang biasanya dihubungkan dengan pengalaman

seseorang tersebut.

Citra dapat bersifat positif dan negatif, dalam sebuah produk citra yang

positif dapat membantu kesetian pada konsumen, sehingga konsumen yang loyal

akan menolak segala bentuk kegiatan dari para pesaingnya. Sedangkan citra yang

negatif akan berdampak sangat buruk kepada tingkat pembelian oleh konsumen.

Dengan kata lain citra suatu produk akan terpancar salah satunya melalui kemasan

dengan desain yang baik dan mampu memberikan suatu citra yang baik pula

sehingga mendapat respon positif dari konsumen untuk melakukan pembelian.

Kaitan antara citra merek dengan minat beli dikemukakan Habul

(2007:13). Dikemukakan bahwa citra merek akan berpengaruh langsung terhadap

tingginya minat beli terhadap suatu perkembangan produk. Hal tersebut didukung

oleh pendapat Gaeff ( 2008:56) yang menyatakan bahwa perkembangan pasar

yang demikian pesat mendorong konsumen untuk lebih memperhatikan citra

merek dibandingkan karakteristik fisik dalam memutuskan pembelian.

Saat pengambilan keputusan pembelian konsumen dilakukan, kesadaran

merek memegang peran penting. Merek menjadi bagian sehingga memungkinkan

prefensi pelanggan untuk memilih merek tersebut. Pelanggan cenderung membeli

(32)

dikenal dan beranggapan merek yang sudah dikenal kemungkinan bisa

dihandalkan, dan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan.

Asosiasi merek adalah apapun yang terkait dalam ingatan (memory)

pelanggan pada suatu merek. Asosiasi spesifik suatu merek dipikirkan pelanggan

didasarkan pada beberapa tipe asosiasi yaitu:

1. Atribut berwujud, merupakan karakteristik produk.

2. Atribut - atribut tidak berwujud.

3. Manfaat bagi pelanggan, yaitu manfaat rasional dan manfaat psikologi.

4. Harga relatif.

5. Penggunaan atau aplikasi.

6. Karakteristik pengguna atau pelanggan .

7. Orang terkenal (selebriti).

8. Gaya hidup atau kepribadian.

9. Kelas produk.

10.Pesaing.

11.Negara atau wilayah geografis asal produk.

Sedangkan menurut (Tjiptono, 2005 : 19) asosiasi memiliki beberapa tipe

yaitu:

1. Atribut (atributes), adalah asosiasi yang dikaitkan dengan atribut – atribut

dari merek tersebut baik yang berhubungan langsung terhadap produknya

(product related atributes), ataupun yang tidak berhubungan langsung

terhadap produk (non produk related atributes) yang meliputi price,

(33)

2. Manfaat (benefits), adalah asosiasi suatu merek dikaitkan dengan manfaat

dari merek tersebut, baik itu manfaat secara fungsional (functional

benefit), manfaat secara simbolik dari pemakaianya (symbolic benefit), dan

pengalaman yang dirasakan dari penggunanya (experential benefit).

3. Perilaku (attitudes), adalah asosiasi yang dikaitkan dengan motivasi diri

sendiri yang merupakan bentuk perilaku yang bersumber dari bentuk –

bentuk punishment, reward, learning dan knowledge.

2.3. Teori Tentang Kualitas Produk

Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam

pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2007: 56).

Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan

pelengkap inovatif yang terbaik (Hadi, 2006:40). Produk yang berkualitas adalah

produk yang mampu memberikan hasil yang lebih dari yang diharapkan.

Menurut Garvin, untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat

melalui delapan dimensi sebagai berikut (Umar, 2002:23).

1. Perfomance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan

merupakan

2. Karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli

barang tersebut.

3. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi

(34)

4. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan

suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam

periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

5. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap

spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan

pelanggan.

6. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan

atau masa pakai barang

7. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,

kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk

perbaikan barang.

8. Ashetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai –

nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi

dari preferensi individual.

9. Perceived quality, konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap

mengenai atribut – atribut produk. Namun demikian, biasanya konsumen

memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung.

Kualitas sebagai mutu dari atribut atau sifat – sifat sebagimana

dideskripsikan dari dalam produk dan jasa yang bersangkutan. Kualitas biasanya

berhubungan dengan manfaat atau kegunaan serta fungsi dari suatu produk .

Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan

produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi.

(35)

dalamnya daya tahan, ketergantungan pada produk atau komponen lain,

eksklusive, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkus, dan

sebagainya).

Kualitas mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut konsumen

yang bebas memilih tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai

memperhatikan pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas

jangkauan pemasaran. Kualitas diukur menurut pandangan pembeli tentang mutu

dan kualitas produk tersebut.

Peningkatan kualitas produk dirasakan sangat perlu dengan demikian

produk perusahaan semakin lama semakin tinggi kualitasnya. Jika hal itu dapat

dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat memuaskan

para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen. Dalam perkembangan

suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya

perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi pemasaran yang

semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam

perkembangan perusahaan.

Kualitas produk (product quality) merupakan kemampuan produk untuk

menunjukan berbagai fungsi termasuk di dalamnya ketahanan, handal dan hemat

dalam penggunaan (Kolter dan Amstrong, 2006 : 37)

Mowen dan Minor (2006:65) memberikan beberapa dimensi dari kualitas

produk. Adapun dimensi produk adalah:

1. Kinerja

(36)

pengoperasian.

2. Reliabilitas dan keandalan

Realibilitas adalah konsistensi kinerja produk. Bebas dari kerusakan atau

tidak berfungsi.

3. Daya tahan

Rentang kehidupan produk / umur pemakaian produk.

4. Keamanan (safety)

Produk yang tidak aman merupakan produk yang mempunyai kualitas

yang kurang atau rendah. Untuk mendefinisikan kualitas (quality),

digunakan beberapa macam pendekatan Sudaryanto (2006:59), yaitu:

a) Trancendent (quality as excellence)

Pendekatan ini lebih bersifat subyektif dalam membedakan antara

kualitas baik dan buruk. Unsur kesempurnaan (excellency) suatu

benda dijadikan parameter kualitas benda tersebut.

b) Product - based

Kualitas benda dindikasikan oleh kehadiran tampilan – tampilan

spesifik (specific feature) atau sifat (atribute) pada benda tersebut.

c) User – based (fitness for use)

Kualitas diukur dari apakah benda yang digunakan dapat

memuaskan pemakainya.

d) Manufacturing - based (quality as conformance to specification)

Produk yang dibuat sesuai dengan spesifikasi desain merupakan

(37)

e) Value – based (quality as value for the price)

Kualitas suatu barang diindikasikan oleh kerelaan pengguna untuk

membeli barang tersebut (willigness to pay).

2.4. Teori Tentang Keputusan Pembelian

Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu

mengidentifikasi konsumen, sasarannya dan proses keputusan mereka. Walaupun

banyak keputusan pembelian melibatkannya hanya satu pengambilan keputusan,

keputusan yang lain mungkin melibatkan beberapa peserta yang memerankan

peran, pencentus ide, pemberi pengaruh, pengambil keputusan pembeli, pemakai.

Di sini tugas pemasar adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria

pembelian mereka dan pengaruh mereka terhadap pembeli. Program pemasaran

harus dirancang untuk menarik dan mencapai, seperti halnya pembeli.

Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan

ingin memakai produk yang dilihatnya, menurut Dharmmesta (2007:68) proses

membeli (buying intention) akan melalui lima tahapan yaitu:

1) Pemenuhan kebutuhan (need)

2) Pengenalan kebutuhan (recognition)

3) Proses mencari barang (search)

4) Proses evaluasi (evaluation)

5) Pengambilan keputusan pembelian (decision)

Informasi mengenai produk mendasari proses membeli sehingga akhirnya

(38)

memahami kebutuhan tersebut, apabila penilaian pada produk sudah jelas maka

konsumen akan mencari produk dan akhirnya konsumen akan mengambil

keputusan untuk membeli atau memutuskan untuk tidak membeli yang

disebabkan produk tidak sesuai dan mempertimbangkan atau menunda pembelian

pada masa yang akan datang.

Keputusan membeli oleh Kotler (2007 : 226) adalah tahap proses

pengambilan keputusan membeli di mana konsumen benar – benar membeli

produk di dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas merek dan

membentuk niat untuk membeli. Biasanya keputusan membeli konsumen adalah

membeli merek yang paling disukai tetapi dua faktor dapat muncul antara niat

untuk membeli dan keputusan membeli. Keputusan membeli adalah

kecenderungan terhadap suatu produk yang didasarkan pada kepercayaan

pelayanan yang kuat.

Kotler (2007:227) menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli yang

diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan.

Terdapat indikator dari keputusan pembelian yaitu:

a. Kemantapan pada sebuah produk

b. Melakukan pembelian ulang

c. Memberikan rekomendasi pada orang lain

Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh

konsumen antara lain (Sutina, 2003:56)

1. Benefit Association

(39)

manfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya dengan

karakteristik merek.

2. Frekuensi Pembelian

Ketika konsumen produk tertentu dan ia merasa puas dengan kinerja

produk tersebut, maka ia akan sering membeli produk tersebut kapan pun

ia membutuhkannya.

Setelah konsumen memperoleh informasi tentang suatu produk mereka

menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi sumber – sumber pada ciri –

ciri seperti karakteristik barang dagangan yang dijual, pelayanan, yang dilengkapi,

harga, kenyamanan, personil, dan fisik (Boyd et al, 2006 : 29) konsumen biasanya

memilih sumber yang mereka anggap memperlihatkan ciri yang paling penting

bagi mereka.

Suatu pembelian tidak langsung terjadi terlebih dahulu dengan

mengetahui, mengenal dan kemudian memiliki produk tersebut (Koeswara, 2006 :

75), Menurut Koeswara, tahap – tahap proses pembelian ini dapat dibagi atas lima

langkah, yaitu :

a. Mengetahui masalahnya (Recognation of problem)

b. Mencari informasi (Search for information)

c. Mengevaluasi setiap alternatif (Evaluation of alternatif)

d. Memilih salah satu alternatif (choice)

(40)

Tipe – tipe perilaku keputusan membeli menurut Kotler dan Amstrong

(2002:219):

a. Perilaku membeli yang kompleks

Perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan keterlibatan

mendalam konsumen dalam membeli, dan adanya perbedaan pandangan

yang signifikan antara merek yang satu dengan yang lain.

b. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Perilaku membeli konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang

dirasakan di antara merek – merek.

c. Perilaku membeli karena kebiasan

Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan

konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan di antara

merek – merek yang ada

d. Perilaku membeli yang mencari variasi

Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan rendahnya

keterlibatan konsumen tetapi perbedaan di antara merek dianggap besar.

2.5. Kerangka Konseptual

Wicaksono (2007:76) mengemukakan pentingnya citra merek dalam

keputusan pembelian. Citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan

konsekuensi yang positif, meliputi meningkatkan pemahaman terhadap aspek –

aspek perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Memperkaya

(41)

fungsi produk. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi teknologi

sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

Penciptakan kesan menjadi salah satu karakterisrik dasar dalam orientasi

pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek

yang kuat. Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk

menciptakan image dari produk itu sendiri di benak pikiran konsumen dan

menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk (Aaker,

2003:178)

Kotler (2002 :14) menyatakan bahwa pencapaian kualitas yang baik bagi

suatu perusahaan dibutuhkan beberapa kurun untuk merumuskan kebijakan

mengenai kualitas produk yaitu: fungsi barang, mempengaruhi konsumen maka

harus memproduksi barang yang mutunya sesuai dengan fungsi serta kegunaanya,

daya tahannya, peralatanya dan kepercayaannya. Wujud luar seperti bentuk dan

warna, bila wujud luar dari barang tersebut tidak menarik meskipun kualitas

barangnya baik maka belum tentu konsumen tertarik. Biaya barang, pada

umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan mutu suatu

barang tersebut.

Jika kebijakan kualitas produk tersebut tetap dijaga pada akhirnya hal

tersebut dapat meningkatkan penjualan karena akan berpengaruh pada keputusan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Melihat hal tersebut pada akhirnya

akan dapat ditarik suatu kesimpulan untuk dijadikan suatu hipotesis bahwa

(42)

et.al 2000:56).

Keputusan

Pembelian

(Y)

Kualitas

Produk

(X2)

Citra

Merek

(X1 )

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka dihipotesiskan sebagai berikut:

1 Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang.

2 Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang.

3 Citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di CV.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif yaitu

penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka –

angka, meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti kata –

kata atau kalimat yang tersusun dalam angket, kalimat hasil konsultasi atau

wawancara antara peneliti dan informan.

Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang

diteliti penelitian kuantitatif menggunakan instrumen – instrumen formal, standar

dan bersifat mengukur (Sukmadinata, 2006:95).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor cabang CV. Indah Sakti Kota Pinang

yang berlokasi di Jalan Bukit No. 1 sampai dengan 4 Kota Pinang. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan Juli 2013.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor merek Honda

(44)

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor Honda pada CV.

Indah Sakti Kota Pinang pada bulan Januari 2013 sampai Maret 2013 yang

berjumlah 70 responden, dengan penarikan sampel secara accidental sampling.

Adapun pertimbangan – pertimbangan yang akan dilakukan dalam

mengambil sampel yang akan diteliti antara lain:

1. Responden yang diteliti adalah yang membeli sepeda motor Honda di

dealer CV. Indah Sakti Kota Pinang.

2. Responden membeli sepeda motor Honda pada bulan Januari 2013 sampai

dengan Maret 2013 baik secara kredit maupun tunai.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah dealer CV. Indah Sakti Kota

Pinang, dimana dealer tersebut bergerak dalam bidang penjualan sepeda motor

Honda.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Daftar pertanyaan (quetionaire) yang diberikan kepada konsumen yang

membeli sepeda motor Honda pada CV. Indah Sakti Kota Pinang yang

menjadi responden dalam penelitian ini.

2. Wawancara (Interview) kepada pihak yang berkompeten atau berwenang

untuk memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan oleh

penelitian ini.

(45)

dokumen yang relevan dan mendukung penelitian antara lain laporan

penjualan sepeda motor Honda.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis sumber data yang dikumpulkan penelitian ini adalah:

1) Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara dan daftar

pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada respoden yang membeli

sepeda motor Honda di CV. Indah Sakti Kota Pinang.

2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari

sumbernya, akan tetapi data hasil olahan dari pengambilan data primer.

Data sekunder dalam penelitian ini antara lain dari penelitian terdahulu

berupa jurnal, literatur media cetak majalah dan media elektronik internet.

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis

Menurut Umar (2003:63) mempelajari antara variabel yang satu dengan

lain, maka variabel dalam penelitian dibedakan menjadi:

1. Variabel indenpenden (bebas) adalah fenomena atau gejala yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas terdiri dari:

a. Citra Merek (X1)

(46)

2. Variabel dependen (terikat) adalah merupakan variabel yang dipengaruhi

atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel terikat adalah keputusan pembeli (Y).

3.6.2. Definisi Operasional dari Masing – Masing Variabel

a) Citra merek ( X1) adalah kumpulan persepsi konsumen mengenai merek

sepeda motor Honda yang ditinggal dalam memori konsumen.

b) Kualitas produk (X2) adalah kemampuan sepeda motor Honda untuk

menunjukan berbagai fungsi termasuk di dalamnya daya tahan, kehandalan

dan hemat dalam penggunaan.

c) Keputusan pembelian (Y) adalah kecenderungan terhadap suatu produk

yang didasarkan pada kepercayaan pelayanan yang kuat.

Tabel 3.1. Operasional Variabel Variabel

Penelitian

Defenisi Variabel Indikator Skala

Pengukuran Citra

Merek (X1)

Kumpulan persepsi mengenai merek sepeda motor Honda yang tercermin dari kumpulan yang ditinggal dalam memori konsumen

1. Mudah dikenali 2. Reputasi yang baik

3. Selalu diingat di dalamnya yang terdiri dari ketahanan, handal, dan hemat dalam penggunaan

(47)

3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.7.1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid, tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji

Validitas dihitung dengan membanding nilai r hitung (correlated item – total

correlation) dengan nilai r tabel.

Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut

dinyatakan valid (Ghozali, 2005:45). Uji validitas ini bertempat di Kota Pinang

dan terdiri dari 30 orang, dimana yang responden yang dijadikan untuk uji

validitas dan reliabilitas adalah responden yang tidak diikutkan dalam sampel

penelitian, responden tersebut merupakan pembeli sepeda motor Honda pada

bulan November 2012 dan Desember 2012 di CV. Indah Sakti Kota Pinang.

Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk masing-masing

variabel diteliti.

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Citra Merek

No Indikator Pertanyaan Corrected Item-

Total Correlation Keterangan

1. Merek produk sepeda motor Honda mudah

dikenali

.505

Valid

2. Melihat sekilas kendaraan bermesin roda dua, saya sudah mengetahui bahwa itu Honda

.673

Valid

3.

Ketika di tanyakan mengenai reputasi yang baik mengenai sepeda motor kepeda saya, saya selalu menjawan Honda

.522

Valid

4. Ketika menjual sepeda motor bekas Honda,

lebih mudah menjualnya

.790

Valid

5. Pada saat mengatakan sepeda motor

penyebutannya selalu Honda

.585

Valid

6.

Merek produk sepeda motor Honda merupakan merek yang pertama kali muncul dalam pikiran saya ketika ditanya tentang sepeda motor

.714

(48)

Pada Tabel 3.2. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total

Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk variabel citra merek seluruhnya

lebih besar daru 0,30. Sugiyono (2005) yang menyatakan bahwa bila nilai korelasi

di bawah 0,30 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid atau memiliki validitas

citra merek adalah valid karena nilai terendah adalah 0,505 atau lebih besar dari

0,30.

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Kualitas Produk

No Indikator Pertanyaan Corrected Item-

Total Correlation Keterangan

1. Sepeda motor Honda mempunyai daya tahan

pemakaian sampai kurun waktu 10 tahun

.430

Valid

2.

Sepeda motor Honda, sepeda motor yang jarang rusak masuk bengkel dikarenakan mogok

.608

Valid

3. Sepeda motor Honda dapat diandalkan dalam

menempuh perjalanan jauh

.595

Valid

4. Sepeda motor Honda dapat diandalkan dalam

keadaan jalan yang paling burik

.482

Valid

5. Saya lebih memilih sepeda motor Honda

dikarenakan hemat

.784

Valid

6. Sepeda motor Honda banyak digunakan oleh

masyarakat ekonomi lemah

.743

Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 3.3. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item–Total

Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk variabel kualitas produk

seluruhnya lebih besar dari 0,30. Maka dari hasil uji validitas variabel kualitas

produk, dinyatakan bahwa seluruh variabel kualitas produk adalah valid karena

nilai terendah adalah 0,482 atau di atas 0,30.

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Keputusan Pembelian

No Indikator Pertanyaan Corrected Item-

Total Correlation Keterangan

1. Pembelian prioritas pada sepeda motor adalah Honda .602 Valid

2. Pembelian kedua kali untuk sepeda motor priritas anda tetap tertuju pada Honda .516 Valid

3. Iklan sepeda motor Honda membuat saya tertarik untuk membeli sepeda motor Honda .794 Valid

(49)

5. Untuk pembelian sepeda motor yang kedua kali saya tetap memilih Honda .389 Valid

6. Saya tidak ragu ketika mempertimbangkan untuk membeli sepeda motor Honda .786 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 3.4. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total

Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk variabel keputusan konsumen

seluruhnya lebih besar 0,30. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan

konsumen adalah valid karena nilai terendah adalah 0,389 atau lebih besar dari

0,30.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban sesorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang menyangkut kekonsistenan

jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda. SPSS memberikan

fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu

Konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan cronbach alpha > 0,60

(Ghozali, 2005:41 - 42).

Hasil pengujian reliabilitas instrumen variabel dapat dilihat pada Tabel

3.5.sebagai berikut :

Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel

Instrumen Variabel Nilai

Cronbach’s Alpha Batas Reliabel Keterangan

Citra merek 0,845 0,60 Reliabel

Kualitas Produk 0,827 0,60 Reliabel

Keputusan Pembelian 0,847 0,60 Reliabel

(50)

Pada Tabel 3.5. menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari setiap

intrumen varibel pada penelitian memiliki >0,60 dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa instrumen citra merek, kualitas produk dan keputusan

pembelian adalah reliabel.

3.8. Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab

hipotesis pertama adalah regresi linier berganda dalam pengelolahan data

menggunakan software SPSS (Statistical package for sosial science) versi 17.00

for windows, dengan formulasi sebagai berikut:

Model Analisis Data

Y = Keputusan Pembelian

a = Intercept / Konstanta

X1 = Citra Merek

X2 = Kualitas Produk

b1, b2 = Koefisien regresi i = 1 , 2

e = epsilon atau variabel yang tidak diteliti

Pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Uji Serempak (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

(51)

terhadap variabel terikat (Ghozali, 2005: 84). Dalam penelitian ini pengujian

hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh

citra merek dan kualitas produk secara bersama – sama terhadap variabel

terikatnya, yaitu keputusan pembelian.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 :β1 = β2 = 0, variabel – variabel bebas (citra merek dan kualitas produk)

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama –

sama terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian).

H1 : β1 = β2 ≠0, variabel – variabel bebas (citra merek dan kualitas produk)

mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama – sama

terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian).

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2005 :84) :

1. Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan f tabel

Apabila Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi

Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel penjelas atau

bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat (Gozali, 2005 :

84). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (citra

(52)

secara terpisah atau parsial.

Hipotesa yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah :

H0 : β0 = 0, variabel - variabel bebas (citra merek dan kualitas produk) tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat

(keputusan pembelian).

H1 : β1 ≠ 0, variabel – variabel bebas (citra merek dan kualitas produk)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat

(keputusan pembelian).

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2005 : 85):

1. Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan tabel.

Apabila t tabel> t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Apabila t tabel< t hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) dengan nilai df (degree of

freedom)

2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.

Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1

ditolak.

Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2001 : 84). Nilai

(53)

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat

terbatas.

3.9. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka perlu terlebih dahulu

dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji statistik

regresi linier berganda telah digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah

terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat dipergunakan

(Gujarti, 2003: 26).

3.9.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui

bahwa uji tdan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid

(Ghozali, 2005 : 110).

Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus

diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

distribusi data residual adalah normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005 :110).

3.9.2. Uji Multikolinieritas

(54)

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi Korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas

saling berkolerasi, maka variabel – variabel ini tidak orthogonal. Variabel

orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama

dengan nol (Ghozali, 2005 : 91).

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu

Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai

Cutoff yang umum dipakai untuk menjelaskan adanya multikolinieritas adalah

nilai tolerance< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2005 : 92).

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tutup, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda, maka disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terdapat

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005 :105).

Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan

melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya

(SRESID). Deteksi terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

(55)

mana sumbu Y adalah X yang telah diprediksi, sumbu X adalah residual (Y

prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika ada pola yang jelas, serta titik – titik yang menyebar di atas dan di

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Astra Honda

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor

di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama PT. Federal Motor yang

sahamnya mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu PT. Federal

Motor hanya merakit sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk

(completely knock down).

Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis,

S90Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90 CC. Jumlah produksi pada tahun

pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30

ribu pada tahun dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus

berkembang dan menjadi salah satu modal trasnportasi andalan di Indonesia.

Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong

PT. Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun

2001 di dalam negri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT. Honda

Federal (1974) yang memproduksi komponen – komponen dasar sepeda motor

Honda seperti rangka roda, knalpot dan sebagainya, PT. Showa Manufacturing

Indonesia (1979) yang khusus memproduksi peredam kejut, PT Honda Astra

Engine Manufacturing (1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT

(57)

Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar

sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda

motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak

perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor yang

komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50 % milik PT Astra International Tbk

dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.

Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan,

pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor

pusat. Pabrik kedua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke

3 yang sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang

Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang

mulai beroperasi sejak tahun 2005.

Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki

kapasitas produksi 4.2 juta unit sepeda motor per- tahunnya untuk permintaan

pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi

yang berhasil di raih PT Astra Honda di Cina dan India.

Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelanggan sepeda motor

Honda, saat PT Astra Honda Motor di dukung oleh 1600 showroom dealer

penjualan yang diberi kode H1, 3800 layanan service atau bengkel AHASS( Astra

Honda Authorized Service Station ) dengan kode H 2, serta 6500 gerai suku

cadang atau H, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di

Gambar

Tabel 1.1. Data Penjualan Sepeda Motor di Kota Pinang tahun 2007 sampai
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Tabel  3.1. Operasional Variabel
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Citra Merek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa : (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kesadaran merek terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda Vario di

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Ekuitas merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Sepeda Motor Honda Vario di Dealer PT.. Calista

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan Selebritis Endoser (Celebrity Endorser) berpengaruh positif terhadap Faktor Citra merek (Brand Image), produk sepeda motor

penelitian dengan judul “ Pengaruh Harga, Iklan Televisi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy ”3.

Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara jingle iklan, desain produk dan citra merek secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian Sepeda motor matic di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek honda yang diukur dengan: kualitas merek, loyalitas merek

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa citra merek (X1), harga (X2) , kualitas produk (X3) mempengaruhi keputusan pembelian (Y) sepeda motor Honda PCX di PT Nagamas

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Ekuitas merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Sepeda Motor Honda Vario di Dealer PT. Calista