Dian Saputra ii
ABSTRACT
APPLICATION OF 1-MCP AND CHITOSAN TO EXTEND SHELF-LIFE AND MANTAIN QUALITY OF BANANA ‘CAVENDISH’
AT A YELLOW STAGE
By
DIAN SAPUTRA
‘Cavendish’ banana is a climacteric fruit. During post-harvest banana fruits generally have a short shelf-life and been damaged quickly by the processes of
respiration, ethylene production, and high transpiration. Applications of 1-MCP
and chitosan coating are among the ways to increase the storage life and maintain
the quality of fruit by reducing fruit respiration, transpiration, and ethylene
production.
The aims of this research were to study the effects of (1) 1-MCP application, and
(2) a combination between 1-MCP in the chitosan coating aplication to increase
storage life and maintain the quality on banana ‘Cavendish’ at a yellow stage. The research was conducted in the Horticultural Post- harvest Laboratory,
Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Lampung University from
September- Oktober 2013. Treatments were arranged in a completely randomized
design of two factors was used. Each treatment unit was repeated three times and
1-Dian Saputra ii MCP gassing (control and 1-MCP), and the second one was chitosan (control and
2.5% chitosan). 1-MCP gas was developed by diluting 0.5 g 1-MCP powder into
30 ml of water.
The results of this research showed that (1) 1-MCP application slowed ripening
and reduced quality of banana 'Cavendish' at a yellow stage until 13 days of
storage, and (2) the combination of 1-MCP 0.5 g in 2.5% chitosan coating slowed
ripening and reduced quality of banana 'Cavendish' at a yellow stage compared to
the control indicated by changes of fruit stage, weight loss,firmness, and acid
content.
Key words: banana ‘Cavendish’, 1-MCP, chitosan, storage life, quality.
iii
ABSTRAK
APLIKASI 1-MCP DAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN MASA SIMPAN DAN MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH PISANG
‘CAVENDISH’ STADIUM KUNING
Oleh
DIAN SAPUTRA
Buah pisang ‘Cavendish’ merupakan buah klimakterik. Buah pisang saat pascapanen umumnya memiliki masa simpan yang singkat dan cepat mengalami
kerusakan akibat adanya proses respirasi, produksi etilen dan transpirasi yang
tinggi. Pengaplikasian 1-MCP dan pelapis kitosan merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah dengan
menekan laju respirasi, transpirasi dan produksi etilen yang terjadi di dalam buah.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh aplikasi 1-MCP terhadap
masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning, dan (2) mengetahui pengaruh kombinasi aplikasi 1-MCP ke dalam pelapis kitosan
terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian
dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013. Penelitian ini menggunakan
iv
diulang 2 kali, masing-masing terdiri atas satu cluster (dua finger) buah pisang. Faktor pertama adalah 1-MCP (kontrol dan 1-MCP), dan yang kedua adalah
kitosan (kontrol dan kirosan 2,5%). Gas 1-MCP dibuat dengan melarutkan bubuk
0,5 g 1-MCP ke dalam 30 ml air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aplikasi 1-MCP mampu memperlambat
pemasakan dan penurunan mutu pada buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning
hingga 13 hari penyimpanan, dan (2) kombinasi 1-MCP 0,5 g ke dalam pelapis
kitosan 2,5% mampu memperlambat pemasakan dan penurunan mutu buah pisang
‘Cavendish’ stadium kuning dibandingkan dengan kontrol yang ditunjukkan oleh
peubah perubahan stadium, susut bobot buah, kekerasan buah, dan kandungan
asam.
APLIKASI 1-MCP DAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN MASA SIMPAN DAN MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH PISANG
‘CAVENDISH’ STADIUM KUNING
(Skripsi)
Oleh
DIAN SAPUTRA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Pisang ‘Cavendish’ stadium V...
Stadium buah pisang ‘Cavendish’... Perubahan stadium buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning pada berbagai kombinasi perlakuan selama penyimpanan...
Perubahan susut bobot buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning
pada berbagai kombinasi perlakuan selama penyimpanan...
Penurunan tingkat kekerasan buah pisang ‘Cavendish’
stadium kuning pada berbagai kombinasi perlakuan selama penyimpanan...
Perubahan kandungan padatan terlarut (0Brix) buah pisang
‘Cavendish’ stadium kuning pada berbagai kombinasi
perlakuan selama penyimpanan...
Perubahan kandungan asam bebas buah pisang ‘Cavendish’
DAFTAR ISI
Latar Belakang dan Masalah...
Tujuan Penelitian...
Panen dan Pascapanen Pisang ‘Cavendish'... Perubahan Fisiologi Buah Pisang...
Kitosan...
Tempat dan Waktu Penelitian...
xii
3.5.1
3.5.2
3.5.3
3.5.4
Susut bobot buah...
Kekerasan buah...
Kandungan oBrix dan asam bebas...
Perubahan warna...
14
14
14
14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 17
V. KESIMPULAN DAN SARAN... 26
5.1 Kesimpulan... 26
5.2 Saran... 26
PUSTAKA ACUAN... LAMPIRAN...
27
DAFTAR TABEL
Nilai rerata perubahan stadium buah pisang ‘Cavendish’ stadium
kuning pada berbagai perlakuan selama proses penyimpanan. ...
Nilai rerata perubahan susut bobot buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning pada berbagai perlakuan selama proses
penyimpanan. ...
Nilai rerata perubahan tingkat kekerasan buah pisang ‘Cavendish’
stadium kuning pada berbagai perlakuan selama proses
penyimpanan. ...
Nilai rerata perubahan kandungan padatan terlarut (ºBrix)
pisang‘Cavendish’ stadium kuning pada berbagai perlakuan selama proses penyimpanan. ...
Nilai rerata perubahan asam bebas buah pisang ‘Cavendish’
stadium kuning pada berbagai perlakuan selama proses
"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu
tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan"
(Q.S. An-Nahl : 11)
“Katakanlah
(Muhammad), jika kamu benar-benar mencintai
Allah, ikutilah aku niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu. Allah maha pengampun
lagi maha penyayang”
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya
kecil ini untuk:
Keluargaku tercinta, bapak Muhammad Karnaen, ibu Sukma Wati
(
Rohimahulloh
), Kakak dan Adik-adik (Rudi Haryadi, Satria Jaya, Alvina
Salsabilla) yang telah memberikan cinta, kasih sayang, motivasi, semangat,
dan doa kepada Penulis.
Bapak Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc., yang telah memberikan
saran dan bimbingan
Serta
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 26 September 1991, sebagai
anak ke dua dari empat bersaudara dari bapak Muhammad Karnaen dan ibu
Sukma Wati (Rohimahulloh). Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh Penulis
adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 03 Labuhan Dalam Bandar Lampung
diselesaikan tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Gajah Mada Bandar
Lampung diselesaikan tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2010.
Pada tahun 2010 Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Ujian
Mandiri Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Pada tahun 2013 Penulis
melakukan Praktik Umum (PU) di CV. Bima Jaya Farm di kota Sepang, Bandar
Lampung yang berjudul “Teknik Budidaya Kailan (Brassica oleraceae) Secara
Organik di CV. Bima Jaya Farm Kota Sepang, Bandar Lampung”. Pada tahun
2014 Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kalianda,
Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Selama kurun waktu tahun
2013-2014 Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah (MK)
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, yang telah melimpahkan segenap rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai kemudahan yang telah diberikan-Nya sehingga penyusunan skripsi
ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul ‘Aplikasi 1-MCP dan Kitosan untuk Meningkatkan Masa Simpan dan Mempertahankan Mutu Pada Buah
Pisang ‘Cavendish’ Stadium Kuning’ adalah salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian Universitas Lampung. Dalam kesempatan
ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Pertama
atas fasilitas penelitian, saran, gagasan, bimbingan, dan semangat belajar yang
telah diberikan selama penelitian sampai penulisan skripsi ini selesai;
2. Ir. Yohannes Cahya Ginting, M.P., selaku Pembimbing Kedua atas saran atas
nasihat, saran, dan bimbingan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini;
3. Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., selaku dosen Penguji yang telah
memberikan masukan dan arahan;
4. Dr. Ir. Tamaluddin Syam, M.S., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan saran dan nasihat yang bermanfaat kepada Penulis selama ini;
5. Dr. Ir. Kuswanta F. Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
ix
6. Prof. Dr. Ir. Wan Abas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung;
7. Kedua orang tua tercinta bapak Muhammad Karnaen dan ibu Sukma Wati
(Rohimahulloh), ibu Mella, kakak Rudi Haryadi, adik (Satria Jaya, Alvina
Salsabilla dan Karisa) yang selalu memberikan doa, secara moral dan material;
8. Yulinda Simatupang, S.P., Ferdaner Humairah, S.P., Agnia Pradipta, S.P.,
Arisha Azima, S.P., dan Muhammad Hibatur Rahman sebagai teman satu tim
penelitian atas segala saran, kerjasama dan kebersamaan selama Penulis
melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi;
9. Sahabat terdekat Iqbal, IntanA, DebbyA, Noviaz, Viani, Aulia, Novri, Mesa,
Eka, DebbyK, Aji, IntanB, NidyaW, Melida, dan Leo yang telah memberikan
semangat, doa dan bantuan selama penelitian sampai selesainya skripsi ini;
10. Sahabat Agroteknologi 2010; DianO, Mustika, Catur, Safira, Gorendva,
Harris, Jefri, Nafiri, Tabroni, Vetty, Dwi, Christian, Dicka, Nanda dan Bima
atas saran, bantuan, doa dan semangat selama ini;
11. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang secara
langsung telah membantu Penulis baik selama pelaksanaan penelitian maupun
dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, dan
Penulis berharap semoga Allah Subhanahu wa ta'ala membalas kebaikan semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Bandar Lampung, 29 Agustus 2014
Penulis,
I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang dan Masalah
Buah pisang merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Pisang
‘Cavendish’ adalah salah satu kultivar pisang yang bermutu dan terbaik di Indonesia yang telah banyak dijual di supermarket lokal bahkan internasional.
Kultivar ‘Cavendish’ memiliki harga yang cukup tinggi di pasaran.
Buah pisang tergolong buah klimakterik. Widodo et al. (2010a) menyatakan
bahwa buah pisang sebagai buah klimakterik mengalami peningkatan respirasi
dan produksi etilen yang tinggi selama proses pemasakan yang dapat
menyebabkan pelunakan buah. Pada umumnya buah pisang memiliki masa
simpan yang singkat dan cepat mengalami kerusakan yang ditandai dengan
adanya pencoklatan (browning) di bagian kulit. Oleh karena itu, diperlukan
penanganan pascapanen yang baik pada buah pisang untuk memperpanjang masa
simpan, sekaligus mempertahankan mutu buah.
Berbagai macam cara untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan masa
simpan pada buah pisang telah banyak dilakukan, yaitu dengan menghambat laju
respirasi. Upaya yang dilakukan untuk menghambat kerusakan pada buah pisang,
yaitu dengan teknologi pelapisan buah menggunakan kitosan. Fungsi kitosan
2
pergerakan gas O2 ke dalam buah dan CO2 ke udara di dalam kemasan,
mengontrol perubahan fisiologi dan mikrobiologi (Kittur et al., 1998).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widodo et al. (2010a) bahwa
kitosan terbukti dapat memperpanjang masa simpan buah pisang ‘Cavendish’ dengan warna kuning mulus 1 hari lebih lama daripada kontrol, namun daging
buah pisang tetap melunak. Melunaknya daging pada buah pisang diduga
diakibatkan etilen tidak mampu menembus lapisan kitosan, sehingga proses
pemasakan terus berlangsung.
Sebagai bagian dari teknologi pelapisan buah, dapat digunakan bahan zat
anti-etilen seperti 1-methylcyclopropene (1-MCP), yang memiliki kemampuan
memblokir etilen untuk mengirim sinyal-sinyal pemasakan (Serek et al,, 1995).
1-MCP dapat menghambat etilen yang diproduksi oleh buah sehingga pemasakan
buah tertunda (Cantin et al., 2011). Penambahan 1-MCP mampu
mempertahankan tingkat kekerasan pada buah pisang (Zhang et al., 2006) dan
dengan pemberian 1-MCP 0,5µl/l dapat menunda pemasakan buah pisang
‘Ambon’ hingga 35 hari pada suhu ruang (Suprayatmi et al., 2005).
Penanganan penyimpanan pisang ‘Cavendish’ pada aspek pengaplikasian 1-MCP dan pelapisan kitosan belum banyak diteliti di Indonesia. Oleh sebab itu,
penelitian ini perlu dilakukan agar dapat diketahui jenis penanganan
pengaplikasian 1-MCP dan pelapisan kitosan dengan konsentrasi yang baik
3
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan
dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah aplikasi 1-MCP ( 1-methylcyclopropene) dapat meningkatkan masa
simpan dan mempertahankan mutu pada buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning?
2. Bagaimanakah pengaruh aplikasi 1-MCP ke dalam pelapis kitosan terhadap
masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui:
1. Pengaruh aplikasi 1-MCP terhadap masa simpan dan mutu buah pisang
‘Cavendish’ stadium kuning;
2. Pengaruh aplikasi 1-MCP ke dalam pelapis kitosan terhadap masa simpan dan
mutu buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning lebih baik daripada kontrol.
1.3 Kerangka Pemikiran
Buah pisang dikenal sebagai buah klimakterik. Setelah panen pisang mudah
mengalami kerusakan atau perubahan fisik dan kimia yang mempengaruhi mutu.
Pisang tidak tahan simpan dalam jangka waktu yang relatif lama. Aktivitas
respirasi pada buah pisang selama pemasakan berlangsung cepat sehingga
menyebabkan buah pisang mengalami kerusakan, yaitu terjadinya pencoklatan
pada buah. Produksi CO2 mengalami puncak dan terdapat penurunan O2 sehingga
4
penanganan pascapanen untuk mempertahankan mutu selama penyimpanan dapat
dilakukan dengan menghambat laju respirasi.
Respirasi, produksi etilen, dan transpirasi merupakan proses metabolisme yang
penting untuk dihambat. Pelapisan buah merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah dengan
memperlambat proses fisiologis yang tetap berlangsung selama penyimpanan,
melalui pengendalian laju respirasi dan transpirasi. Salah satu pelapisan buah
yang mampu memperpanjang masa simpan adalah dengan pengaplikasian kitosan.
Pelapisan kitosan diharapkan memiliki efek sebagai penghambat pergerakan gas
O2 ke dalam buah dan CO2 ke luar buah masuk ke ruang-antara di dalam
kemasan. Berdasarkan penelitian oleh Widodo et al. (2010a) kitosan terbukti
mampu memperpanjang masa simpan buah pisang ‘Cavendish’ 1 hari lebih lama daripada kontrol. Walaupun kenyataannya bahwa buah pisang warna kulitnya
kuning mulus, namun masalah yang dihadapi adalah daging buah pisang menjadi
melunak. Pelunakan daging buah pisang diduga diakibatkan oleh efek etilen yang
terhambat ke luar buah karena buah dilapisi kitosan.
Produksi etilen menyebabkan meningkatnya proses pematangan dan dapat
menurunkan mutu buah pisang. Pengaplikasian 1-MCP merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah. Fungsi
1-MCP adalah untuk menghambat respons etilen sehingga menunda pemasakan
buah. 1-MCP memiliki kemampuan memblokir etilen untuk mengirim
5
‘Ambon’ mampu menunda pemasakan hingga 35 hari dengan mutu yang tetap
(Suprayatmi et al., 2005). Hal tersebut menjadi acuan dalam melakukan
penelitian dengan buah pisang ‘Cavendish’. Perlakuan 1-MCP yang dikombinasikan dengan menggunakan kitosan 2,5% diharapkan mampu
memperpanjang masa simpan dan menjaga mutu buah.
Menurut rekomendasi penggunaan 1-MCP oleh Nano Life Queast, Malaysia,
dengan menggunakan konsentrasi 1 gram MCP ke dalam 30 mL air mampu
meng-gassing 15-20 m3 buah kiwi. Berdasarkan rekomendasi tersebut, pada
penelitian yang akan dilaksanakan, penggunaan 1-MCP dengan konsentrasi 0,5
gram/30 mL pada kontainer kedap udara 180 L dianggap cukup untuk
meng-gassing buah pisang ‘Cavendish’.
1.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut.
1. Aplikasi 1-MCP 0,5 g/30 ml mampu meningkatkan masa simpan dan
mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning.
2. Aplikasi 1-MCP ke dalam pelapis kitosan dapat meningkatkan masa simpan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Panen dan Pascapanen Pisang ‘Cavendish'
Pisang ‘Cavendish’ yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF) memiliki ciri diameter sekitar 3,1 cm. Panen pisang ‘Cavendish’ dilakukan dengan cara bagian tandan pisang dipotong dengan menggunakan golok di atas
cincin, kemudian tandan pisang ‘Cavendish’ diletakkan di pundak pemanenan yang dibawa secara hati-hati dengan menggunakan bantalan shoulder menuju ke
cable way. Selanjutnya proses pengangkutan pisang ‘Cavendish’ dari kebun ke lokasi pengemasan (packing house) dilakukan dengan mengunakan cable way
agar tidak menimbulkan lecet-lecet pada pisang.
Setelah sampai di packing house tandan pisang dilepaskan dari paper bag,
kemudian dilakukan quality control seperti pencatatan umur, bobot buah, jumlah
sisir, dan mutu buah, selanjutnya dilakukan specs forming. Pada proses ini tandan
pisang dipisahkan menjadi kelas hand atau full hand (panjang 19 cm, terdiri atas
12 fingers atau lebih), cluster (panjang 19 cm, terdiri atas 5-12 fingers), dan
finger (panjang 19 cm, terdiri atas 1-2 buah).
Penyimpanan merupakan tahapan pascapanen yang penting dilakukan untuk
7
mempertahankan mutu buah selama penyimpanan sehingga buah masih layak
untuk dikonsumsi. Daya simpan buah dilihat dari kelayakan mutu buah yang
meliputi kesegaran buah, kelunakan dan rasa manis daging buah. Penanganan
pascapanen yang baik pada pisang adalah dengan menekan proses metabolisme
serendah mungkin misalnya dengan perlakuan suhu dingin, mengurangi kadar
oksigen, meningkatkan kadar gas karbondioksida, menghilangkan gas etilen, dan
menggunakan bahan kimia yang dapat menghambat kematian jaringan.
2.2 Perubahan Fisiologi Buah Pisang
Ditinjau dari tipe respirasinya, buah pisang merupakan buah klimakterik yaitu
golongan buah yang dalam proses pemasakan diiringi laju respirasi dan laju
produksi etilen yang relatif tinggi. Selama proses pemasakan buah pisang akan
mengalami perubahan sifat fisik dan kimia, antara lain perubahan tekstur, aroma
dan rasa, kadar pati dan gula. Pada tahap pemasakan buah pisang, besarnya
peningkatan kadar air sebanding dengan semakin menaiknya laju respirasi pada
jaringan buah. Adanya perbedaan tekanan osmosis antara daging buah dan kulit
buah selama proses penyimpanan diakibatkan oleh peningkatan kadar air pada
daging buah (Dumadi, 2001).
Setelah panen, kehilangan air tidak dapat dihentikan sehingga berakibat
kehilangan bobot. Aktivitas respirasi dan transpirasi yang cukup tinggi pada buah
menyebabkan kehilangan air yang cukup banyak sehingga ukuran sel dan tekanan
sel terhadap dinding sel berkurang yang dapat mengakibatkan perubahan tekstur
buah menjadi lunak (Pudja, 2009). Pelunakan pada buah akan semakin cepat
8
tidak larut berubah menjadi larut, sehingga tekstur buah akan mengalami
penurunan tingkat kekerasan (Rachmawati, 2010).
2.3 Kitosan
Dalam industri pangan, kitosan banyak dimanfaatkan sebagai pengawet produk.
Kitosan diperoleh dari proses deasetil kitin yang berasal dari kulit udang (Gyline
et al., 2003). Sifat-sifat yang dimiliki kitosan selain mengawetkan dan juga melapisi produk, kitosan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
perusak (Kusumawati, 2009).
Pelapisan buah dengan menggunakan kitosan secara baik dan tepat mampu
memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu pada buah. Kitosan
berfungsi sebagai pelapis buah dan dapat mengendalikan busuk buah strawberi
oleh jamur Botrytis cinerea (Zhang dan Quantick, 1998). Selain itu, penelitian
Widodo et al. (2010b) menunjukan bahwa aplikasi kitosan 2,5% dapat
memperpanjang masa simpan buah jambu biji selama 7-8 hari. Aplikasi kitosan
juga dapat menghambat pemasakan dan meningkatkan masa simpan buah peach,
pir Jepang, dan buah kiwi (Du et al., 1997) dan buah duku (Widodo et al., 2007).
Penggunaan kitosan diharapkan dapat memodifikasi atmosfer internal buah
dengan meningkatkan CO2 dan menurunkan O2 karena dapat menghambat difusi
oksigen ke dalam buah, sehingga proses respirasi dapat terhambat. Menurut
Pumchai et al. (2005), kitosan dapat menunda pemasakan, mengurangi respirasi,
produksi etilen, penurunan bobot buah, kadar asam askorbat, dan kadar keasaman
9
dapat juga menghambat pertumbuhan cendawan Colletotrichum musae penyebab
penyakit antraknosa pada tanaman pisang (Rogis et al., 2007).
2.4 1-Methylcyclopropene (1-MCP)
Aplikasi 1-MCP (1-Methylcyclopropene) merupakan salah satu teknologi
pascapanen yang dapat mengatasi masalah penyimpanan. Pemasakan pada buah
tidak lepas dari peranan gas etilen yang berpengaruh terhadap laju pemasakan.
Penggunaan 1-MCP sebagai penghambat respon etilen dapat menghambat etilen
masuk ke dalam reseptor etilen, sehingga pemasakan buah menjadi tertunda
(Cantin et al., 2011). 1-MCP memiliki berbagai efek pada respirasi, produksi
etilen, produksi volatil, degradasi klorofil dan perubahan warna lainnya, protein
dan membran perubahan, pelunakan, gangguan dan penyakit, keasaman, dan
kandungan gula (Blankenship dan Dole, 2003).
Penambahan zat anti-etilen 1-MCP dapat menghambat kinerja etilen dan
menghambat produksi etilen yang dikeluarkan oleh buah (Cantin et al., 2011).
Perlakuan 1-MCP hanya menghambat efek fisiologis dari produk (Sisler et al.,
1996). 1-MCP bersifat tidak beracun, tidak berbau, tidak menimbulkan residu, dan
efektif untuk memperpanjang umur penyimpanan produk hortikultura.
Menurut penelitian Pelayo et al. (2003), perlakuan 1-MCP dapat memperlambat
perubahan warna dan menunda pelunakan pada buah pisang pada suhu simpan 20
0
C. Perlakuan 1-MCP 0,5 µl/l pada buah pisang mampu menunda pemasakan
hingga 35 hari dengan mutu yang tetap (Suprayatmi et al., 2005). Pada tanaman
hias, yaitu tanaman kaktus yang diberi perlakuan dengan konsentrasi 100 nl/l
10
Staby (2008) menyimpulkan bahwa perlakuan 1-MCP dapat mempertahankan
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah buah pisang ‘Cavendish’ stadium V (kuning) (Gambar 1) yang diperoleh dari PT. Nusantara Tropical Farm (PT. NTF) di Way
Jepara, Kabupaten Lampung Timur. Bahan lainnya adalah kitosan 2,5%, asam
asetat 0,5%, 0,5 gram 1-MCP, akuades, fenolftalein, dan NaOH 0,1 N.
12
Alat-alat yang digunakan adalah refractometer, penetrometer, blender, sentrifius
‘Heraus Sepatech’, piring styrofoam, erlenmeyer, labu ukur, lemari es, pipet tetes, tissue, koran, kontainer kedap udara, meja gassing dan timbangan.
3.3 Metode Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Teracak Sempurna (RTS) dengan dua ulangan. Setiap unit perlakuan diulang 2
kali, masing-masing terdiri atas satu cluster (dua finger) buah pisang. Buah yang
telah diperlakukan tersebut kemudian disimpan di dalam ruang pada suhu kamar
(28 ± 1 0C). Sebagai pembanding, 2 buah pisang ‘Cavendish’ diamati pada awal penelitian.
Rancangan perlakuan disusun secara faktorial: 2 x 2. Faktor pertama adalah
1-MCP: kontrol (tanpa 1-MCP; M0) dan dengan 1-MCP (0,5 g 1-MCP/30 mL) di
dalam peti plastik volume 180 L. Faktor kedua adalah kontrol (tanpa kitosan
2,5%; K0) dan dengan kitosan 2,5% (K1). Perlakuan gas 1-MCP diterapkan ke
buah pisang ‘Cavendish’ selama 24 jam.
Data dianalisis dengan menggunakan nilai tengah rata-rata, standar deviasi, dan
standar error. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memilih buah pisang ‘Cavendish’ stadium V (kuning) yang bentuk dan ukuran yang seragam. Selanjutnya proses gassing
dengan 1-MCP dilakukan dengan melarutkan 0,5 g 1-MCP ke dalam 30 mL air,
13
diperlakukan di dalam kontainer plastik kedap volume 180 L, selama 24 jam.
Aplikasi 1-MCP dilakukan di ruang terpisah dari ruang perlakuan kitosan dan
ruang penyimpanan. Setelah 24 jam gassing dengan 1-MCP, buah segera
dikeluarkan dan dilapisi dengan kitosan 2,5%.
Menurut rekomendasi penggunaan 1-MCP oleh Nano Life Queast, Malaysia,
dengan menggunakan konsentrasi 1 gram MCP ke dalam 30 mL air mampu
meng-gassing 15-20 m3 buah kiwi. Berdasarkan rekomendasi tersebut, pada
penelitian yang dilaksanakan, penggunaan 1-MCP dengan konsentrasi 0,5
gram/30 mL pada kontainer kedap udara 180 L dianggap cukup untuk
meng-gassing buah pisang ‘Cavendish’.
Larutan 2,5 % (25 g/L) kitosan dibuat dengan cara melarutkan 25 g kitosan
dengan asam asetat 0,5 % (5 mL) yang telah ditambahkan 1000 mL akuades.
Kemudian diaduk hingga kitosan larut dengan sempurna (tidak terdapat gumpalan
kitosan).
Buah yang telah diberi perlakuan 1-MCP dan kitosan 2,5% dikering-anginkan di
piring styrofoam. Sampling dilakukan setiap dua hari, sebanyak 10 kali sampling.
3.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan sebelum penerapan perlakuan dan setiap dua hari hingga
akhir penelitian, maksimal hingga 10 kali sampling terhadap peubah bobot buah,
kekerasan buah, kandungan padatan terlarut (Brix), perubahan warna dan asam
14
3.5.1 Susut bobot buah
Penyusutan bobot (%) buah diperoleh dengan cara menghitung bobot buah awal
sebelum diberi perlakuan dan dikurangi bobot akhir setelah diberi perlakuan
setiap kali sampling, dibagi bobot awal buah dan dikalikan 100%.
3.5.2 Kekerasan buah
Kekerasan buah (dalam kg/cm2) diukur dengan alat penetrometer (type FHM-5,
ujung berbentuk silinder diameter 5 mm; Takemura Electric Work, Ltd., Jepang),
pada tiga tempat tersebar acak di sekitar pertengahan atau sisi terlebar buah,
dengan pengelupasan kulit.
3.5.3 Kandungan Brix dan asam bebas
Brix diukur dengan refraktometer tangan ‘Atago’ pada suhu ruang. Brix pada pisang diukur dengan pengenceran 1:1. Sampel untuk pengukuran Brix
dipersiapkan dengan cara 50 g daging buah diblender dengan 50 ml air
destilata, lalu disentrifius pada 2500 rpm selama 2 menit. Cairannya dimasukkan
ke labu ukur 250 ml, lalu ditambahkan air destilata ke dalamnya hingga tera.
Sekitar 100 ml sampel sari buah tersebut kemudian dibekukan sambil menunggu
analisis selanjutnya. Pengukuran kandungan asam bebas dilakukan dengan titrasi
dengan 0,1 N NaOH dan fenolftalein sebagai indikator (Widodo et al., 1996).
3.5.4 Perubahan warna
Pengamatan perubahan warna dilakukan dengan cara melihat perubahan warna
15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Aplikasi 1-MCP mampu memperlambat pemasakan dan penurunan mutu
pada buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning hingga 13 hari penyimpanan. 2. Kombinasi 1-MCP 0,5 g ke dalam pelapis kitosan 2,5 % mampu
memperlambat pemasakan dan penurunan mutu buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning dibandingkan dengan kontrol yang ditunjukkan oleh peubah
perubahan stadium, susut bobot buah, kekerasan buah, dan kandungan asam.
5.2 Saran
Penelitian selanjutnya pada buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning (stadium V-VI) perlu diterapkan aplikasi AVG (Aminoethoxyvinylglycine) yang dapat
menghambat produksi etilen yang dikeluarkan oleh buah dan mempertahankan
PUSTAKA ACUAN
Blankenship S.M dan J.M. Dole. 2003. 1-Methylcyclopropene: a review. Postharvest Biology and Technology 28: 1-25.
Cantin, C. M., D. Holcroft dan C. H. Crisosto. 2011. Postharvest application of 1- methylcyclopropene (1-MCP) extends shelf life of kiwifruit. Acta Hort.
913: 621-626.
Drake, S.R., T.A. Eisele., M. A. Drake., D.C. Elfving, dan D.B. Visser. 2005. The influence of Aminoethoxyvinylglycine and ethephon on objective and
sensory quality of ‘Delicious’ Apples and Apple juice at harvest and after
storage. Proceeding the influence of avg and ethephon on objective and
sensory quality of ‘Delicious’ Apples. Washington tree fruit postharvest conference. Washington. 7 Desember 2005. 1-13 hlm.
Du, J., H. Gemma, dan S. Iwahori. 1997. Effects of chitosan coating on the storage of peace, Japanese pear, and kiwi fruit. J. Japan. Soc. Hort. Sci. 66
(1): 15-22.
Dumadi, S.R. 2001. Penggunaan kombinasi adsorban untuk memperpanjang umur simpan buah pisang Cavendish. J. Teknologi dan Industri Pangan
12(1):13-20.
Gyline, O., I. Razmute, R. Tarozaite, dan O. Niviskiene. 2003. Chemical composition and sorption properties of chitosan produced from fly larva shells. Chemija (Vilnius) 14(3):121-127.
Kittur, F. S., K. R. Kumar, dan R.N. Tharanathan. 1998. Functional packaging properties of chitosan films. Z Lebensm Unters Forsch A. 206: 44-47.
Kusumawati, N. 2009. Pemanfaatan limbah kulit udang sebagai bahan baku pembuatan membran ultrafiltrasi. Inotek. 13(2):113-120.
Novita, M., Satriana, Martunis, S. Rohaya, dan E. Hasmarita. 2012. Pengaruh Pelapisan Kitosan terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tomat Segar
(Lycopersicum pyriforme) Pada Berbagai Tingkat Kematangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. 4(3):1-8
28
Pelayo, C., E. V. De B. V. Boas., M. Benichou, dan A. A. Kader. 2003. Variability in responses of partially ripe bananas to
1-methylcyclopropene. Postharvest Biology and Technology 28: 75-85.
Pudja, I. A. R. P. 2009. Laju respirasi dan susut bobot buah salak Bali segar pada pengemasan aktif pollyethylene selama penyimpanan dalam atmosfer termodifikasi. Agrotekno 15(1): 8-11.
Pumchai S., P. Jitareerat, S. Kanlayanara dan S. Sangchote. 2005. Effect of chitosan on controlling of anthracnose disease in mangoes cv. Nam Dok Mai. 2nd Asian Conf. Plant Path. 113 p.
Purwoko, B.S., P. Utoro, Mukhtasari, dan S. Susanto. 2002. Infiltrasi Poliamina
menghambat pemasakan buah pisang ‘Cavendish’. J. Hayati 9(1): 19-23. Rachmawati, M. 2010. Pelapisan chitosan pada buah salak Pondoh (Salacca
edulis Reinw.) sebagai upaya memperpanjang umur simpan dan kajian sifat fisiknya selama penyimpanan. Jurnal Teknologi Pertanian 6(2): 45 49.
Reid, M. S. dan G. L. Staby. 2008. A brief history of 1-methylcyclopropene. HortScience 43: 83-85.
Rogis, A., T. Pamekas, dan Mucharromah. 2007. Karakteristik dan uji efikasi bahan senyawa alami kitosan terhadap patogen pasca panen antraknosa Colletotrichum musae. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia 9(1): 58-63. Serek, M., E. C. Sisler, dan M. S. Reid. 1995. Effects of 1-MCP on the vas life
and ethylene of cut flowers. Plant Growth Regulation 16: 93-97.
Sisler, E. C., E. Dupille, dan M. Serek. 1996. Effect of 1-MCP and
methylenecyclopropane on ethylene binding and ethylene action on cut carnations. Plant Growth Regulation 18: 79-86.
Suprayatmi, M., P. Hariyadi, R. Hasbullah, N. Andarwulan, dan B. Kusbiantoro. 2005. Aplikasi 1-Methylcyclopropene (1-MCP) dan etilen untuk
pengendalian kematangan pisang Ambon di suhu ruang. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor, 7─8 September 2005. Hlm. 253─263.
Toan N.V., V. H. Le, V. T. Le, T. L. T. Le, D.T. Chu, dan M.H. Troung. 2009. Effects of retain AVG (Aminoethoxyvinylglycine) on the storage time of banana (Musa cavendish AAA) after harvest. Journal of Science and Technology. 47(1): 27-33.
29
athylene biosynthesis of Cavendish banana (Musa aaa). Journal of agriculture schience. 3(1): 206-211.
Tong, R. E. 2008. The Effects Aminoethoxyvinylglycine (AVG) and 1- Methylcyclopropene (1-MCP) on Banana Ripening. Thesis. University of Johannesburg. Http//ujdigispace.uj.ac.za/bitsteam/handle/10210/3265/ Tong.pdf. Diakses pada tanggal 2 Februari 2012 pukul 20.18 WIB.
Widodo, S. E., D. K. Abdullah, K. Setiawan, dan Zulferiyenni. 2007. Teknologi modified atmosphere packaging buah duku berkitosan. Prosiding Seminar Nasional Hortikultura. Surakarta, 17 November 2007. Hlm 639-644.
Widodo, S. E., M. Shiraishi, dan S. Shiraishi. 1996. On the interpretation of Brix value for the juice of acid citrus. J. Sci. Food Agric. 71:537-540.
Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan D. Novaliana. 2010a. Pengaruh kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah pisang (Musa paradisiaca L.) cv. ‘Muli’ dan
‘Cavendish’. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi- III. Peran strategis sains dan teknologi dalam mencapai kemandirian bangsa.
Universitas Lampung. Lampung, 18-19 Oktober 2010.
Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan R. Arista. 2010b. Coating effects of chitosan and plastic wrapping on the self-life and qualities of guavas cvs. ‘Mutiara’ and
‘Crystal’. J.ISSAAS 19(1):1-7.
Widodo, S. E. dan Zulferiyenni. 2012. Aplikasi Pelapis Buah KitosanHormonal Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Pisang ‘Cavendish’, Jambu
Biji ‘Crystal’ Dan ‘Mutiara’ Bermutu Tinggi. Laporan Penelitian Hibah Kompetensi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI Tahun Anggaran 2012. Sesuai Dengan Surat Penugasan Penelitian Nomor: 133/Sp2h/Pl/Dit.Litabmas/Iii/2012 Tanggal 7 Maret 2012.
Zhang, D. dan P. C. Quantik. 1998. Antifungal effect of chitosan coating on fresh strawberries and raspberries during storage. J. HortSci. 73(6): 763-767.
Tabel 1. Nilai rerata perubahan stadium buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning pada berbagai perlakuan selama proses penyimpanan.
Perlakuan Pengamatan Stadium
Tabel 2. Nilai rerata perubahan susut bobot buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning pada berbagai perlakuan selama proses penyimpanan.
Tabel 3. Nilai rerata perubahan tingkat kekerasan buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning pada berbagai perlakuan selama proses penyimpanan.
Perlakuan Pengamatan Kekerasan (kg/cm2)
Tabel 4. Nilai rerata perubahan kandungan padatan terlarut ( ºBrix) pisang
‘Cavendish’ stadium kuning pada berbagai perlakuan selama proses penyimpanan.
Perlakuan Pengamatan ºBrix (%)
Tabel 5. Nilai rerata perubahan asam bebas buah pisang ‘Cavendish’ stadium kuning pada berbagai perlakuan selama proses penyimpanan.
Perlakuan Pengamatan Asam bebas (g/100 g)