Isolasi Dan Seleksi Isolat Bradyrhizobium japonicum Di Bawah Tegakan
Mengkudu
Oleh: Irwan Sugiarto ( 02710025 ) Agronomy
Dibuat: 2008-08-04 , dengan 3 file(s).
Keywords: Isolat, Seleksi isolat, Bradyrhizobium japonicum, Bintil Akar, Kedelai
Tanaman kedelai dapat mengikat nitrogen ( N2 ) di atmosfir melalui aktivitas bakteri pengikat nitrogen, yaitu Bradyrhizobium japonicum. Bakteri ini terbentuk di dalam akar tanaman yang diberi nama nodul atau bintil akar. Keberadaan Bradyrhizobium japonicum di dalam tanah memang sudah ada karena tanah tersebut ditanami kedelai atau memang sengaja ditambahkan kedalam tanah. Nodul atau bintil akar tanaman kedelai umumnya dapat mengikat nitrogen dari udara pada umur 10 – 12 hari setelah tanam, tergantung kondisi lingkungan tanah dan suhu ( Adisarwanto, 2005 ). Bakteri Rhizobium mengikat nitrogen dari udara dan mengubahnya
menjadi nitrogen yang dapat digunakan dalam pertumbuhan tanaman kedelai. Bila dibelah, bintil akar akan tampak berwarna merah / merah muda. Bintil akar yang berwarna coklat / hijau tidak efektif untuk mengikat nitrogen ( Pitojo, 2003).
Penelitian ini dilaksanakan di lahan Bendungan Sengguruh Perum Jasa Tirta I Desa Sengguruh Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang dan di Laboratorium BIOTEK Universitas
Muhammadiyah Malang, pada tanggal 24 April 2007 sampai dengan Agustus 2007
Peralatan yang digunakan di lahan dalam penelitian ini antara lain : cangkul, sabit, meteran, rafia, kertas, bolpoin, plastik, alat untuk melubangi tanah ( gejik ).Bahan yang digunakan di laboratorium dalam penelitian ini antara lain : LAFC ( Laminar Air Flow Cabinet ), bunsen, korek api, autoclave, inkubator, timbangan analitik, kompor gas, microwave, petridist, pinset, jarum ose, beaker glass, erlenmeyer, botol, dan spatula.
Metode penelitian yang dilakukan adalah menanam tanaman kedelai dengan 5 macam varietas berbeda yang ditanam di bawah naungan atau tegakan mengkudu. Proses isolasi dilakukan di Laboratorium Biotek UMM setelah tanaman kedelai yang berada di bawah tegakan diambil nodulnya / nodul besar diakar utama.
Hasil penelitian menunjukan bahwa telah didapatkan 4 macam strain Bradyrhizobium japonicum yang unggul dan mempunyai kecepatan tumbuh paling baik pada media Pepton Agar dengan suhu penyimpanan di dalam inkubator 28ºC yang ditumbuhkan selama 7 hari. Dari hasil penelitian juga didapatkan karakter dari Bradyrhizobium japonicum yang mampu bersimbiosis mutualisme dengan tanaman kedelai, mempunyai sifat gram negatif, berbentuk basilus, memiliki pertumbuhan yang cepat, warna koloni bervariasi dari putih, kuning, sampai berwarna coklat, ketebalan koloni bervariasi dari tipis sampai tebal, sifat koloni bervariasi dari agak berlendir sampai sangat berlendir, serta mempunyai ujung koloni bervariasi dari bulat sampai bercabang.
nitrogen from the air aged 10-12 days after planting, which depends on the soil situation and its temperature (adisarwanto, 2005).The rhizobium can tie the nitrogen from the air and change it into nitrogen which can be used for the sake of soybean growth. If this seed divided into two, this small root will be red or pink. Those colored green or brown is not effective to tie the nitrogen (Pitojo, 2003).
This study is undergone in Bendungan Sengguruh of perm Jasa Tirta area I in Sengguruh village of Kepanjen district of malang regency and in Biotech laboratory of UMM on April 24th 2007 up to August 2007.
The equipments used in the field study are: hoe, sickle, measurement line, plastic rope, paper,
plastic, “gejik” ( a tool to make a hole in soil). The materials used in the laboratory are : LAFC
(laminar Air Flow Cabinet), Bunsen, Matches, autoclave, incubator, analytic scale, gas stove, microwave, Petridis, ose needle, beaker glass, rlenmeyer, bottle, spatula.
The method used is planting five different varieties of soybean in which they are planted under the pole of mengkudu growing herd plant. The isolation process is done after taking the small roots from the soybean plant.