• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi komperasi manajemen Majelis Taklim Al-Muhajirin, Baiturrahim dan Darul Arqam Di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi komperasi manajemen Majelis Taklim Al-Muhajirin, Baiturrahim dan Darul Arqam Di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul

“Studi Komparasi Manajemen Majlis Taklim

al-Muhajirin, Baiturrahim dan Darul Arqam Di Kelurahan Cempaka Putih

Ciputat. ”

telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Dakwah Dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 25 Juni

2008 Skripsi Ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana program strata satu (S-I) pada Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

Jakarta 25 Juni 2008

Sidang Munaqosyah

Dekan /

Ketua Merangkap Anggota

Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Dra.

Sukmayeti

NIP. 150 202 342

NIP. 150 234 867

Anggota:

Penguji I,

Penguji II,

Drs. Cecep Castrawijaya, MA

Drs. M. Sungaidi, MA

NIP. 150 287 029

NIP. 150 282 640

Pembimbing

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala pujian dan rasa syukur hanya bagi Allah, Tuhan sekalian

alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena berkat semua

keMurahan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya terakhir penulis

sebagai mahasiswa. Shalawat beserta salam selalu kita kumandangkan

kepada junjungan kita bersama Nabi akhir zaman Muhammad SAW, yang

telah memberi kita contoh yang baik dalam menjalani hidup.

Suatu kebanggaan yang tiada terhingga, karena sampai saat ini

penulis masih bisa diberi kesempatan hidup untuk mengucapkan salam

terimakasih untuk orang-orang tersayang yang telah berjasa dalam hidup

penulis.

Walaupun karya ini belum dapat dikatakan sempurna, namun

penulis ingin sekali mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya

kepada:

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Dr. Murodi, MA.

Pudek I Bapak Arief Subhan, MA. Pudek II Bapak Drs. Mahmud

Jalal, MA. Pudek III yang juga sekaligus sebagai pembimbing

penulis Bapak Drs. Studi Rizal LK, MA. Terimakasih banyak atas

waktu yang diberikan kepada penulis untuk berkonsultasi.

2. Bapak Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA dan Bapak Drs. Cecep

(3)

Manajemen Dakwah. Yang telah banyak memberikan nasehat dan

masukan-masukan kepada penulis

3. Kedua orang tua penulis, ayahanda M. Rumli Utsman Dan Ibu

Solicha (alm) juga Ibu Daesah. Terimakasih atas segala jerih payah

dan kesabarannya dalam mendidik dan juga membesarkan penulis.

Segala permohonan maaf penulis mintakan dengan sangat atas

segala kesalahan dan kekhilafan selama ini.

4. Isteri tercinta penulis, yang senantiasa sabar mendampingi penulis

dan terus menerus memotivasi penulis siang dan malam agar

secepatnya menyelesaikan karya tulis ini. Terimaksih yang

sedalam-dalamnya untuk Alfi isteri tercintaku. I LOVE YOU

FOREVER MY WIFE

5. Kakak dan adik-adik penulis, mas Amin, mba Nur, mas Taufik,

Zaenal, yang senantiasa memberi semangat walaupun kita

dipisahkan jarak dan waktu.

6. Ibu Dra Hj. Siti Badriyah sekratris majlis taklim Al-Hidayah (majlis

Taklim gabungan se-kelurahan Cempaka Putih, Ibu Maryanti

sekretaris majlis taklim al-Muhajirin, Ibu Hj. Amsah dan Ibu Hj.

Nunung Ketua dan Bendahara majlis taklim Baiturrahim, Ibu Hj.

Maswanih dan Ibu Zaenah Ketua dan Sekretaris majlis taklim darul

Arqam serta segenap pengurus ketiga majlis taklim tersebut,

penulis mengucapkan banyak terimakasih atas waktu yang

diluangkan dan kerjasamanya, sehingga penulis dapat

(4)

7. Bapak Piping Effrianto, Msi ketua yayasan soenggono, tempat

penulis bekerja, yang telah banyak memberi inspirasi dan bantuan

baik moril maupun nonmoril kepada penulis sehingga terselesaikan

tugas karya tulis ini.

8. Rental Picasso khususnya kak Tata yang telah banyak membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

SeSmua ucapan terimakasih saja belum cukup rasanya untuk

membalas semua kebaikan mereka semua, tapi semoga saja diberi

balasan yang setimpal oleh Allah SWT. Demikian kiranya yang bisa

disampaikan oleh penulis semoga bisa menjadi sebuah karya yang

berguna untuk semuanya.

Ciputat, 23 Juni 2008

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing

Lembar Pengesahan Ujian Munaqasah

Kata Pengantar ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 01

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 04

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 05

D. Metodologi Penelitian ... 06

E. Tinjauan Pustaka ... 07

F. Sistematika Penulisan ... 08

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen ... 10

1. Pengertian Manajemen ... 10

2. Unsur-unsur Manajemen ... 16

3. Fungsi-fungsi Manajemen ... 18

B. Majelis Taklim ... 24

1. Pengertian Majelis Taklim ... 24

2. Fungsi Majelis Taklim ... 25

(6)

C.

Pengertian Komparasi

D.

Pengertian Manajemen Majlis Taklim

BAB III : Gambaran Umum Majlis Taklim-Majelis Taklim Di Kelurahan

Cempaka Putih Ciputat

A.

Majelis Taklim Al Muhajirin ... 32

1.

Sejarah Singkat Berdirinya ... 32

2.

Visi dan Misi ... 33

3.

Struktur Organisasi ... 33

4.

Program Kegiatannya ... 34

B.

Majelis Taklim Baiturrahim ... 39

1.

Sejarah Singkat Berdirinya ... 39

2.

Visi dan Misi ... 40

3.

Struktur Organisasi ... 41

4.

Program Kegiatannya ... 41

C.

Majelis Taklim Darul Arqam ... 42

1.

Sejarah Singkat Berdirinya ... 42

2.

Visi dan Misi ... 43

3.

Struktur Organisasi ... 43

4.

Program Kegiatannya ... 44

(7)

A.

Studi Komparasi Penerapan Fungsi Perencanaan

Majelis Taklim ... 48

B.

Studi Komparasi Penerapan Fungsi Pengorganisasian

Majelis Taklim ... 64

C.

Studi Komparasi Penerapan Fungsi Penggerakkan

Majelis Taklim ... 67

D.

Studi Komparasi Penerapan Fungsi Pengawasan

Majelis Taklim ... 74

E. Budget (Pendanaan majlis Taklim)

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran-saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN

STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJLIS TAKLIM

AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM DI

(8)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.sos.I)

Oleh:

Abdul Hakim

NIM :103053028690

Di Bawah Bimbingan

Drs. Study Rizal, LK, MA

NIP 150262876

(9)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJLIS TAKLIM

AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM DI

KELURAHAN CEMPAKA PUTIH CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.sos.I)

Oleh:

Abdul Hakim

NIM :103053028690

(10)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah, dan menjadi kewajiban kaum

(11)

perlengkapan yang diperlukan bagi kesempurnaan pelaksanaannya.

Suatu kewajiban tidak bisa sempurna pelaksanaannya kecuali ada

kelengkapan dan sarana.

Dakwah Islam adalah perjuangan yang besar dan berat, karena

merupakan pembangunan umat yang menyeluruh di segala bidang dan

lapangan kehidupan. Oleh karenanya, dalam melaksanakan dakwah

memerlukan berbagai bahan dan persiapan yang cukup banyak

sebagai sarana, dan dapat mengantar perjuangan umat sampai

kepada tujuannya.

Kemajuan dan kemunduran Islam sangat berkaitan erat dengan

kegiatan dakwah yang dilakukannya. Islam sebagai agama,

sebenarnya dapat menjamin kesejahteraan dan keamanan umat

manusia, yakni apabila ajaran Islam yang universal yang mencakup

segala aspek kehidupan manusia itu di jadikan pegangan dan

pedoman hidup serta diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Usaha

untuk menyemaikan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat

merupakan usaha dakwah yang dalam keadaan bagaimanapun harus

dilaksanakan oleh umat Islam.

Dalam kata lain, dakwah merupakan usaha membumikan dan

menyebarluaskan ajaran Islam ditengah-tengah umat manusia, dalam

rangka menuntun manusia untuk senantiasa menjalankan segala yang

diperintahkan dan yang dilarang oleh ajaran Islam dalam segala

lapangan kehidupan sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan

(12)

Namun pada praktiknya, mengajak manusia untuk tetap berada

pada jalan yang diridhoi Allah SWT tidaklah mudah. Selain itu,

usaha-usaha dakwah tidak akan efektif jika dilakukan secara individual saja,

namun harus dilakukan juga oleh lembaga-lembaga dakwah. Oleh

karena itu, diperlukan pelembagaan, yaitu nilai-nilai yang telah

didapatkan dalam proses penyadaran keimanan kemudian

dilembagakan dalam sebuah sistem yang kuat dan kokoh di bawah

pengelolaan manajemen yang profesional.

Dalam keadaan dimana dakwah Islam yang permasalahannya

semakin kompleks di tengah-tengah perubahan sosial kini

bermunculan lembaga-lembaga pengajian atau yang kita kenal dengan

nama lain majlis taklim. Majlis taklim adalah lembaga pendidikan

nonformal Islam yang memiliki kurikulum sendiri, diselengggarakan

secara berkala dan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak bertujuan

untuk mengembangkan dan membina hubungan yang santun dan

serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan

sesamanya dan lingkungannya.

Akhir-akhir ini perkembangan jumlah majlis taklim di Indonesia

sangat signifikan, dengan ditandai semakin banyaknya jumlah majlis

taklim yang hampir di setiap Rt di Indonesia dipastikan ada majlis

taklim. Hal ini patut kita syukuri, karena ini berarti eksistensi Islam dan

umatnya khususnya di Indonesia ini masih kuat.

Namun jangan merasa puas dulu dengan perkembangan jumlah

(13)

harus dibenahi di majlis taklim. Kebanyakan majlis taklim yang ada di

sekitar kita belum menerapkan konsep manajemen dengan baik. Hal

ini bisa dilihat dari seringnya majlis taklim yang bubar berantakan

karena sangat bergantung pada individu (perorangan), apabila orang

tersebut sudah tidak ada maka bubarlah majlis taklim tersebut. Oleh

karena itu majlis taklim apabila ingin tetap eksis harus menerapkan

konsep manajemen yang baik, mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dijalankan

dengan profesional.

Akhir-akhir ini sudah mulai banyak majlis taklim yang

menerapkan konsep manajemen dengan baik dan profesional.

Dikelurahan Cempaka Putih kecamatan Ciputat cukup banyak majelis

taklim yang sampai sekarang masih aktif dengan kegiatan dakwahnya,

berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Ustj. Hj. Dra. Siti

Badriyah Sekretaris majelis taklim gabungan se-kelurahan Cempaka

putih, beliau menyatakan bahwa di kelurahan Cempaka Putih ini sudah

puluhan jumlah majelis taklim, jumlahnya kurang lebih 39 majlis taklim.

Namun untuk lebih memudahkan penelitian maka penulis membatasi

pada tiga (3) majlis taklim yang menjadi juara dalam lomba manajemen

majelis taklim se-kelurahan Cempaka Putih. Ketiga majelis ta’lim

tersebut adalah majlis taklim Al-Muhajirin, Baiturrahim, dan Darul

Arqam.

Berdasarkan latar belakang itulah penulis mencoba untuk

(14)

yang diterapkan oleh ketiga majelis taklim tersebut. Maka penulis

memilih judul “STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJLIS TAKLIM

AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM DI KELURAHAN

CEMPAKA PUTIH CIPUTAT

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu ustadzah Dra. Hj.

Siti Badriyah sekretaris umum majlis taklim gabungan sekelurahan

Cempaka Putih yang menyatakan bahwa jumlah majlis taklim yang ada

di kelurahan Cempaka Putih adalah 39 buah majlis taklim. Namun

untuk memudahkan penelitian skripsi ini, penulis membatasi subjek

penelitian pada tiga (3) majlis taklim yang merupakan juara-juara pada

lomba manajemen majlis taklim se-kelurahan Cempaka Putih1. Studi

perbandingan (komparasi) manajemen majelis taklim yang diterapkan

ketiga majlis taklim tersebut.

Adapun perumusan masalahnya adalah :

Bagaimana manajemen ketiga majlis taklim dikelurahan

Cempaka Putih dilihat secara komparatif.

1. Bagaimana fungsi perencanaan yang diterapkan pada ketiga

majelis taklim di kelurahan Cempaka Putih ?

2. Bagaimana fungsi pengorganisasian dapat diimplementasikan

secara maksimal pada ketiga majelis di kelurahan Cempaka putih ?

1

(15)

3. Bagaimana fungsi Penggerakkan yang dilaksanakan oleh ketiga

majelis taklim di kelurahan Cempaka Putih ?

4. Bagaimana fungsi pengawasan yang dijalankan oleh ketiga majelis

taklim di kelurahan Cempaka Putih ?

5. Bagaimana budgeting yang dijalankan oleh ketiga majlis taklim tersebut ?

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah ada kesamaan ataupun perbedaan-perbedaan pada

penerapan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,

pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan yang dijalankan

oleh ketiga majlis taklim tersebut.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Akademis, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen dakwah.

b. Praktis, dapat memahami manajemen majelis taklim yang baik,

yang mungkin dapat diterapkan pada majlis taklim-majlis taklim

(16)

D.

Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang

langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data

yang berkenaan dengan masalah tertentu, untuk diolah, dianalisis,

diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan pemecahannya.2

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif analisis yaitu sebuah penelitian yang berusaha

menerangkan atau menggambarkan peristiwa yang terjadi pada

subjek penelitian pada masa sekarang kemudian dijelaskan,

[image:16.595.110.515.244.541.2]

dianalisa dan disajikan sedemikian rupa sehingga merupakan

gambaran yang sistematis.3

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah tiga majlis

taklim yaitu Al-Muhajirin, Baiturrahim dan Darul Arqam serta

pengurus hariannya yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara

karena mereka adalah pengelola dan orang yang penulis anggap

paling mengetahui tentang manajemen majlis taklim yang mereka

jalankan. Sedang yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini

adalah manajemen majlis taklim yang diterapkan oleh ketiga majlis

taklim tersebut.

2

Sugiono, Metodologi Penelitian administrasi, (Bandung : C.V. Alpabeta, 2001) cet. Ke VIII h. 43

3

(17)

3. Tehnik Pengumpulan Data

Sumber utama dari penelitian adalah aktifitas obyek

penelitian di lapangan yang merupakan data primer. Selain itu juga

didapat dari data tambahan berupa dokumen file dan didukung

dengan bahan-bahan kepustkaan lainnya. Untuk memperoleh data

primer yang diinginkan, maka penulis menggunakan tehnik

pengumpulan data sebagai berikut:

a) Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan oleh

seorang individu atau penyelidik dengan menggunakan mata

sebagai alat melihat data serta menilai keadaan lingkungan

yang dilihat.4 Observasi ini penulis akan lakukan pada subjek

penelitian yaitu majlis taklim al-Muhajirin, Baiturrahim, dan

Darul Arqam.

b) Wawancara, yakni penulis mendapatkan informasi atau

keterangan dengan cara bertanya langsung dan bertatap muka

kepada responden.5 Dalam hal ini penulis akan mewancarai

pengurus harian dari majelis taklim al-muhajirin , Baiturrahim

dan Darul Arqam yang terdiri atas ketua, sekretaris dan

bendahara.

c) Dokumen, yaitu pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis

dengan mencari data berupa makalah, catatan, buku dan

sebagainya. Dalam hal ini penulis akan mencari data-data yang

4

Wardi bahtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta : Logos, 1997) cet. Ke-1 h. 78

5

(18)

berkaitan dengan penulisan skripsi ini sebagai pendukung dari

data observasi dan wawancara.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk mengetahui perbedaan antara penelitian skripsi penulis dengan

penelitian skripsi yang pernah dilakukan oleh mahasiswa fakultas

dakwah tentang manajemen majlis taklim, maka penulis melakukan

tinjauan pustaka yang hasilnya adalah sebagai berikut :

1) Skripsi Chairul Anshory NIM (0053019911) dengan judul

“Manajemen Majlis Taklim Darussa’adah Cilandak Timur Jaksel”

tahun 2006 yang isinya : Analisis manajemen majlis taklim

Darussa’adah.

2) Skripsi Mohd. Wahyu Deen bin Mohd. Yusof NIM (102051025511)

dengan judul “Study Komparatif Program Dakwah Gerakan

Pemuda Islam (GPI) di Indonesia dan Angkatan Belia Islam

Malaysia (ABIM) di Malaysia” tahun 2006 yang isinya :

mengkomparasikan program dakwah GPI Indonesia dan ABIM

Malaysia.

3) Skripsi Fauziah NIM (1985315375) dengan judul “ Penerapan

Fungsi Manajemen Dalam Badan Kontak Majlis Taklim Pusat”

Dari skripsi yang penulis teliti, ternyata belum penuls temukan

skripsi yang mencoba untuk mengkomparasikan beberapa majlis

(19)

menganggap penelitian manajemen majlis taklim dalam kacamata

komparasi cukup penting untuk penulisan lakukan penelitian.

F.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, penulis akan

menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang

pembahasannya terbagi dalam lima bab, yang selanjutnya terbagi

menjadi beberapa sub bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan secara singkat tentang latar belakang pemilihan judul,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penuliasan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menerangkan tentang manajemen terdiri atas pengertian mananjemen,

unsur-unsur manajemen, fungsi-fungsi manajemen dan majelis taklim terdiri dari

pengertian majelis taklim, fungsi majelis taklim, macam-macam majelis taklim.

BAB III : GAMBARAN UMUM MAJLIS TAKLIM –MAJELIS TAKLIM DI

KELURAHAN CEMPAKA PUTIH CIPUTAT (MAJELIS

TAKLIM AL-MUHAJIRIN, MAJELIS TAKLIM BAITURRAHIM,

MAJELIS TAKLIM DARUL ARQAM)

Bab ini menerangkan tentang sejarah berdirinya, struktur

(20)

BAB IV : STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJELIS TAKLIM

AL-MUHAJIRIN, MAJELIS TAKLIM BAITURRAHIM, MAJELIS

TAKLIM DARUL ARQAM

Meliputi : studi perbandingan (komparasi) Penerapan

fungsi perencanaan majelis taklim, studi perbandingan

(komparasi) Penerapan fungsi pengorganisasian majelis

taklim, studi perbandingan (komparasi) Penerapan fungsi

penggerakkan majelis taklim dan studi perbandingan

(komparasi) Penerapan fungsi pengawasan majelis taklim

yang di terapkan oleh ketiga majelis taklim tersebut.

Budgeting yang dilaksanakan oleh ketiga majlis taklim.

BAB V : PENUTUP

(21)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, sudah

menjadi kebutuhan pokok setiap organisasi untuk menerapkan

suatu sistem yang terencana dan terprogram dengan baik yang kita

sebut dengan manajemen. Suatu keniscayaan apabila suatu

organisasi tidak menerapkan manajemen modern, maka sudah

(22)

Menurut asal katanya, manajemen berasal dari bahasa

Inggris yaitu management dari kata kerja To manage yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola.6 Dalam

bahasa Italy kata manajemen berasal dari kata managire yang berarti melatih kuda atau pelatih, sedang istilah manajemen dalam

bahasa perancis berarti tindakan membimbing.7 Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, kata “idarah” mempunyai arti usaha mengatur dengan baik suatu organisasi, baik kecil maupun besar.8

Sedangkan secara etimologi, manajemen menurut bahasa Arab

yaitu “idarah” (manajemen) diambil dari kalimat “adartasy-syai’a”

yang artinya kamu menjadikan suatu itu berputar atau dari

perkataan “adartabihi” yang berarti kamu menggunakannya sebagai alat untuk memutar sesuatu.9 Di dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia di sebutkan juga kata manajemen berarti:

1. Proses penggunaan sumberdaya yang efektif untuk

mencapai sasaran.

2. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan

dan organisasi.10

Secara terminologi kata manajemen mempunyai definisi

dan pengertian yang sangat luas, sehingga tidak ada definisi dan

6

John. M. Echlos, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta : PT Gramedia, 1995 ) h. 375

7

Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Manajemen menurut Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka Al Husna, 1983) Cet Ke-1., h. 9

8

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka Bahasa, 2001), Ed. 3, cet Ke-1, h. 416

9

Mahdi bin Ibrahim bin Muhammad Mubjir, Amanah Dalam Manajemen, pent : Ahmad Abbas, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 1998), Cet. Ke-1, h. 6

10

(23)

pengertian yang di pakai secara konsisten dan digunakan sebagai

standar baku oleh para ahli, karena memang disesuaikan dengan

situasi dan kondisi pada saat itu. Untuk lebih memperkaya

khasanah pengetahuan kita tentang manajemen penulis mencoba

memberikan pengertian manjemen menurut para ahli, bahwa kata

manajemen sebagai ilmu, seni atau sebuah proses.

Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian

manajemen menurut para ahli :

1) Menurut Fredrick Taylor (bapak manajemen),

Merumuskan bahwa manajemen adalah “seni yang ditentukan

untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh apa yang di

kehendaki, menyuruh orang mengerjakan sesuatu dan

mengawasi bahwa mereka mengerjakan sesuatu dengan

sebaik-baiknya dengan cara yang semudah-mudahnya”.11

2) Menurut Harold Koonzt dan Cryil O’Donell

Di dalam bukunya Principles of management and analysis of

management function, yang dikutip oleh Malayu SP. Hasibuan,

memberika rumusan bahwa “manajemen adalah usaha

mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain”.

Dengan demikian seorang manajer mengadakan koordinasi atas

sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,

11

(24)

pengorganisasian, penempatan, penggerakkan dan

pengendalian.12

3) Menurut Marry Parkar Follet

Mendefinisikan manajemen adalah “seni dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Definisi tersebut mengandung arti

bahwa para manajer dalam mencapai tujuan organisasi melalui

penyaluran orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai

tugas yang mungkin diperlukan dengan tidak melakukan tugas

sendiri-sendiri.13

4) Menurut George R. Terry

Manajemen adalah “merupakan sebuah proses yang khas, yang

terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan

sumberdaya lainnya.14

5) Menurut M. Manulang

Mendefinisikan manajemn sebagi “seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengerahan dan pengawasan

sumberdaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.15

6) Menurut Moekijat

12

Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta : Haji Masagung, 1993), h. 3

13

Jawahir Tanthowi, Loc. Cit., h. 11

14

Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen komunikasi (Konsepsi dan Apliklasi), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999), ed.1, cet ke-2, h. 1-4

15

(25)

Manajemen adalah “tata pelaksanaan dan tata penyelenggaraan

daripada policy dan tujuan-tujuan dengan efisiensi

sepenuh-penuhnya di dalam batasan kemampuan yang ada, pada

pokoknya berarti menciptakan kondisi keadaan yang

memungkinkan penggunaan sumber-sumber daya yang ada

secara optimal.16

7) Menurut Stoner

“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan

proses pengguanaan semua sumberdaya organisasi untuk

tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.17

8) Menurut RW Morrell

Dalam bukunya Management and Means yang dikutip oleh

Soewarno Handayaningrat menuliskan bahwa : manajemen

adalah “aktivitas dalam organisasi terdiri dari penentuan tujuan

dan sasaran suatu organisasi untuk mencapai sasaran yang

efektif.18

9) Menurut Sondang P. Siagian

Manajemen adalah seni memeperopleh hasil melalui berbagai

kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.19

16

Moekijat, Pokok-pokok Pengertian Administrasi, Manajemen dan kepemimpinan, (Bandung : Mandar Maju, 1992), cet. Ke-5, h. 57

17

James A.F Stoner dan R. Edward Freeman (terjemahan : Willhelmus W. bakowaton dan Benjamin Molon), Manajemen, (Jakarta : intermedia, 1994), ct. ke-1 Jilid I, h. 10

18

Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-1., h. 2

19

(26)

10)Menurut Robert Kreitener

Yang dikutip oleh Zaini Muchtarom mengatakan manajemen

adalah “proses bekerja dengan dan melalui orang-orang lain

untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang

berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif

dan efisien terhadap sumberdaya yang terbatas.20

11)Menurut Theo Haiman

Manajemen adalah “fungsi untuk mencapai sesuatu melaluui

kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk

mencapai tujuan bersama”.21

12)Menurut Albert Lepawsky Yang dikutip Moekijat

Manajemen adalah “fungsi dalam perusahaan yang bersagkutan

dengan politik, dalam batas-batas yang ditentukan oleh

administrasi dan pengerjaan organisasi untuk tujuan-tujuan

khusus yang ditentukan sebelumnya”.22

13)Menurut Buchari Zainun

Manajemen adalah “penggunaan secara efektif sumber tenaga

manusia serta bahan-bahan material lainnya dalam rangaka

mencapai tujuan yang telah ditentukan”.23

14)Menurut Soewarno Handayaningrat

20

Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al-Amin Press dan IKFA, 1996), cet. Ke-II., h. 36

21

Herbangan Siagian, Manajemen; Suatu Pengantar, (Semarang : Satya Wacana, 1993), cet. Ke-6, h. 9

22

Moekijat. Op . cit., h. 59

23

(27)

Manajemen adalah “suatu proses yang membeda-bedakan atas

: perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pelaksanaan

dan pengawasan dengan memnafaatkan baik ilmu maupun seni,

agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah di tetapkan

sebelumnya. Dalam definisi ini manajemen di pandang sebagai

suatu proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakkan, pelaksanaan dan pengawasan”.24

Kesimpulan dari definisi-definisi diatas bahwa, manajemen

adalah aktivitas untuk mengatur, mengarahkan, memimpin suatu

kelompok orang untuk saling bekerjasama dalam suatu organisasi

guna tercapainya tujuan bersama dengan memanfaatkan

sumberdaya organisasi tersebut secara maksimal, efektif dan

efisien.

2. Unsur-Unsur Manajemen

Sebagaimana definisi manajemen yaitu segala aktivitas

mengatur, mengarahkan, memimpin sutu kelompok manusia di

dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah

ditentukan. Maka untuk tercapainya tujuan dan sasaran tersebut

diperlukan sejumlah instrumen, fasilitas ataupun alat yang disebut

juga sebagai unsur-unsur manajemen.

24

(28)

Para ahli seringkali merumuskan unsur-unsur manajemen

dengan sebutan The Six Min management (enam M di dalam manajemen) yakni Man (manusia), Money (keuangan atau

pembiayaan), Materials (bahan-bahan atau perlengkapan), Machine

(mesin-mesin), Methods (cara-cara kerja) dan Market (pasar-pasar)25 yang akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut :

a. Man (Manusia), manusia adalah yang menentukan tujuan dan ia pula yang menjadi pelaku dalam proses kegiatan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Intinya faktor

manusia adalah mutlak ada dalam manajemen. Manusia yang

merencanakan, melaksanakan, menggerakkan, dan menikmati

hasil daripada manajemen itu sendiri.26

b. Money (uang atau pembiayaan), dalam dunia modern, uang sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai, sangat diperlukan

untuk mencapai suatu tujuan. Disamping unsur manusia.

Pengaruh dan peranan uang dalam kehidupan manusia telah

kita maklumi bersama.27

c. Methods (Metode atau cara kerja), yakni cara-cara dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam upaya mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Cara kerja yang tepat sangat

25

Ibid ., h. 31

26

Abd Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), cet. Ke-3, h. 42

27

(29)

menentukan kelancaran jalannya manajemen di sebuah

organisasi.28

d. Materials (Bahan atau perlengkapan ), unsur material ini sangat penting karena manusia tidak mungkin dapat menjalankan

tugasnya tanpa didukung oleh bahan-bahan atau

perlengkapan.29

e. Machines (mesin), peranan mesin di era yang modern seperti sekarang ini tidak dapat diragukan lagi. Mesin memberikan

kemudahan-kemudahan kepada manusia untuk menyelesaikan

pekerjaannya, menyingkat waktu kerja untuk menghasilkan

sesuatu sehingga mendapat keuntungan yang lebih baik dan

banyak.30

f. Market (pasar), barang hasil produksi suatu lembaga atau organisasi tentunya tidak boleh sampai menumpuk melainkan

harus segera dipasarkan. Karena jika dibiarkan menumpuk

maka lembaga tersebut pasti akan mengalami kerugian. Oleh

karena itu pemasaran dalam manajemen merupakan ujung

tombak yang tidak bisa diabaiakan. Penguasaan pasar adalah

sangat mutlak guna menyebar luaskan hasil-hasil produksi

hingga sampai ketangan konsumen.31

Unsur manusia di dalam manajemen merupakan faktor

terpenting sehingga berhasil atau gagalnya suatu manajemen

tergantung pada kepandaian dan kemampuan manajer untuk

28

Ibid

29

Ibid

30

Ibid

31

(30)

memotivasi dan menggerakkan orang-orang kepada tujuan yang

akan dicapai.

3. Fungsi-Fungsi Manajemen

Sebagaimana telah diketahui manajemen sebagai suatu

proses dan usaha merencanakan, mengorganisir, menggerakkan,

mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi semua aktivitas

dalam suatu organisasi agar mencapai tujuan yang telah

ditentukan, hal ini diperlukan fungsi-fungsi yang mamapu berjalan

dengan maksimal, efektif dan efisisen. Adapun fungsi-fungsi

manajemen adalah sebagai berikut : planning (perencanaan),

organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakkan),

controlling (pengawasan).32

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah maksud yang didokumentasikan

secara khusus yang memuat tujuan dan tindakan. Tujuan adalah

akhir dari tindakan, sedangkan tindakan itu sendiri adalah alat

untuk mencapai tujuan. Tujuan adalah merupakan target yang

menjadi sasaran manajemen, sedangakan tindakan merupakan

alat dan cara mencapai tujuan.33

Menurut S.P. Siagian, MP.A sebagaimana dikutip oleh

Hamzah Ya’kub, menyatakan bahwa perencanaan adalah

32

Soekarna, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : Miswar, 1986), cet. Ke-15, h. 71

33

(31)

keseluruhan proses pemikiran dan penetan secara matang dari

hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.34

Dalam proses perencanaan ini diperlukan ketelitian dan

ketepatan membuat perhitungan dan pertimbanagn dalam

mengambil keputusan yang menyangkut :

a) Apa yang akan dikerjakan?

b) Kapan dilakukan pekerjaan itu?

c) Bagaimana melakukan pekerjanaan itu?

d) Kepada siapa tugas itu diserahkan?

e) Dimana pekerjaan itu dilaksanakan?

f) Mengapa pekerjaan itu harus dilaksanakan?35

Perencanaan merupakan cara menetukan pola tindakan

yang akan diambil. Adapun langkah-langkah yang diperlukan

dalam proses perencanaan adalah sebagai berikut :

1) Perhitungan dan perkiraan masa depan

2) Penetapan dan perumusan sasaran dalam rangka mencapai

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

3) Penetapan tindakan-tindakan dan prioritas pelaksanaannya.

4) Penetapan metode

5) Penetapan dan penjadwalan waktu

6) Penetapan lokasi.

34

Hamzah Ya’kub, Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan, (Bandung : CV Diponegoro, 1984), cet. Ke-1, h. 60

35

(32)

7) Penetapaan biaya, fasilitas dan faktor-faktor lain yang

diperlukan.36

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian berasal dari kata dasar organisasi

(organum-bahasa latin) yang berarti alat atau badan. Pengorganisasian merupakan langkah selanjutnya setelah

dibuat perencanaan dengan orang-orang yang akan

menjalankan tugas, membuat pembagian tugas serta

menetepkan kedudukan masing-masing dalam hubungan antara

bagian yang satu dengan yang lain.

Secara terminologi pengorganisasian diartikan sebagai

“penciptaan suatu struktur dengan bagian-bagian yang

dipadukan, sehingga mempunyai hubungan yang saling

mempengaruhi satu sama lain.37

Adapun pendapat lain mengatakan bahwa

pengorganisasian adalah kegiatan yang dilakukan oleh

pimpinan atau manajer dalam menyusun struktur wewenang

formal, dimana pekerjaan dibagi-bagi menjadi tugas-tugas yang

lebih kecil agar dapat dikerjakan oleh orang perorang.38

Dalam melakukan pengorganisasian formal, maka

langkah-langkah yang perlu diambil ialah sebagai berikut :

36

Abd. Royad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), cet. Ke- 3, h. 45

37

Hamzah Ya’kub. Loc . cit., h. 59

38

(33)

a) Kejelasan tujuan, tahap pertama yang palling penting adalah

tujuan yang jelas yang menjadi sasaran kegiatan.

b) Pembagian tugas pekerjaan, pekerjaan yang dianggap besar

harus dibagi-bagi menjadi beberapa tugas –tugas yang kecil

c) Pengelompokkan kegiatan, kegiatan yang telah dibagi-bagi

tersebut kemudian dikelompokkan dalam kesatuan-kesatuan

praktis.

d) Penggarisan dengan jelas setiap tugas, setiap tugas harus

dijelaskan dengan gamblang kegiatan apa saja yang harus

dilakukan

e) Penetapan tenaga, setelah jelas tugas dan bagian

pekerjaan, maka langkah selanjutnya adalah penempatan

orang-orang yang dipandang mampu dan berkompeten

dalam menjalankan tugas masing-masing.

f) Delegasi kekuasaan, oarang yang telah diberi tugas tertentu

harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugasnya.

Untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan

tugasnya diperlukan pendelegasian atau pemberian

wewenang, sehingga orang tersebut itu benar-benar

berfungsi.39

c. Actuating (Penggerakkan)

Penggerakkan menurut George R. Terry seperti dikutip

Hamzah Ya’kub adalah “tindakan untuk mengusahakan agar

39

(34)

semua anggota kelompok atau organisasi suka berusaha untuk

mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan

manajerial dan usaha orgaisasi”.40

Menurut Sondang P. Siagian seperti yang dikutip oleh

Hamzah Ya’kub, penggerakan adalah sebagai “keseluruhan

proses pemberian motivasi bekerja kepada bawahan

sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas

demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan

ekonomis”.41

Adapun langkah-langkah penggerakkan adalah

pemberian motivasi, pembimbingan, penjalinan hubungan,

penyelenggaraan hubungan, penyelenggaraan komunikasi dan

peningkatan pelaksana.42

a) Pemberian motivasi, peranan dorongan atau motivasi yang

diberikan oleh pimpinan adalah sangat penting dalam

sebuah organisasi. Dengan motivasi yang tepat akan lahir

semangat yang tinggi serta keikhlasan dalam bekerja.

Dengan adanya keikhlasan akan memelihara semangat kerja

dan loyalitas yang tinggi.

b) Pembimbingan, pembimbingan yang dilakukan oleh

pimpinan terhadap pelaksana (bawahan) dilakukaan dengan

jalan memberikan perintah dan petunjuk serta usaha-usaha

40

Ibid

41

Ibid, h. 78

42

(35)

yang lainnya yang bersifat mempengaruhi dan menetapkan

arah tindakan mereka.

c) Penjalinan hubungan, usaha ini dilakukan oleh pimpinan

terhadap para pelaksana, agar terhindar dari terjadinya

kesalah pahaman, kesimpang siuran, kekacauan daan

lain-lain.

d) Penyelenggaraan komunikasi, komunikasi yang baik antara

pimpinan dengan bawahan sangat membantu dalam

kelancaran proses kegiatan.

e) Pengembangan dan peningkatan pelaksana, usaha ini

diharapkan mampu meningkatkan kesadaran, kemampuan,

keahlian, keterampilan para pelakasana, sehingga proses

penyelenggaraan kegiatan berjalan dengan efektif dan

efisien.

d. Controlling (Pengawasan)

Untuk dapat mengetahui apakah tugas-tugas telah

dilaksanakan oleh para bawahan, bagaimana tugas-tugas

tersebut dilaksanakan, sudah sejauh mana pelaksana

tugas-tugas tersebut, apakah ada penyimpangan-penyimpangan,

maka disinilah peran seorang pemimpin untuk senatiasa

melakukan pengawasan terhadap berjalannya

kegiatan-kegiatan di organisasi yang ia pimpin. Dengan adanya

pengawasan tersebut pimpinan dapat mengambil

langkah-langnkah pencegahan bila terdapat indikasi penyimpangan

(36)

Adapun pengertian pengawasan adalah “suatu proses

usaha untuk menjamin dan mempertahankan berbagai usaha

dalam manajemen atau dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, agar sesuai dengan perencanaan semula”.43

B. Majelis Taklim

1. Pengertian Majlis Taklim

Ungkapan kata majlis taklim sepertinya sudah menjadi istilah

yang baku dikalangan masyarakat Indonesia. Ungkapan kata

tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada dasarnya kata

majlis taklim itu berasal dari bahasa arab yang telah disadur

kedalam bahasa Indonesia. Kata majelis taklim terdiri dari dua kata

yaitu kata majlis dan kata taklim. Kata majlis dalam bahasa arab

berasal dari kata ﺲﻠﺟ yang berarti duduk, sedangkan kata majlis

merupakan bentuk isim makan (kata keterangan tempat) yang

berarti tempat duduk.44

Sedang kata taklim berasal dari kata ﻢﻠ - ﻢﱢﻠ -ًﺎﻤْﻠْ ﺗ yang

mengandung arti mengajarkan. Dengan demikian pengertian majlis

taklim adalah “tempat untuk melaksanakan pengajaran dan syiar

dakwah Islam”.45

2. Unsur-unsur Majlis Taklim

43

Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al-Amin Press, 1993), cet. Ke-1, h. 16

44

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta : PT. Hilda karya Agung), h. 98

45

(37)

Dalam sebuah organisasi apaupun dan dimanapun harus

mempunyai seperangkat unsur yang manandakan bahwa itu adalah

sebuah organisasi. Begitu juga halnya dengan majlis taklim yang

notabene adalah lembaga pendidikan nonformal umat Islam, mutlak

mempunyai seperangkat unsur-unsur. Berikut ini adalah

perangkat-perangkat atau unsur-unsur dalam majlis taklim antara lain :

a) Perangkat Lunak Majlis Taklim

1. Program Kegiatan

Perencanaan program dalam sebuah organisasi seperti

majlis taklim merupakan hal yang pertama harus ada sebagi

unsure dari sebuah organisasi. Karena tanpa program

organisasi tidak akan tahu arah kemana organisasi ini akan

dibawa.

2. Materi

Materi merupakan unsur yang cukup penting dalam sebuah

organisasi. Tanpa adanya materi maka suatu majlis taklim

tidak akan dapat melaksanakan program-program yang

telah ditetapkan.

3. Metode

Metode merupakan unsure yang selanjutnya setelah ada

program kegiatan dan materi.

b) Perangakat keras Majlis Taklim

(38)

Unsur manusia adalah unsur yang terpenting dalam sebuah

organisasi. Karena manusialah yang membuat perencanaan

sekaligus pelaksana dari kegiatan majlis taklim guna

mencapai sasaran yang telah ditentuka sebelumnya.

2. Uang ( money) atau Budgeting Majlis Taklim.

Telah dimaklumi bersama bahwa uang adalah bagian dari

hidup manusia yang menjalan kan organisasi. Organisasi

apapun membutuhkan unsur uang. Karena tanpa uang

semua kegiatan yang telah direncanakan pasti tidak akan

berjalan dengan baik.

3. Materials (Sarana dan prasarana) majlis taklim

Sebuah majlis taklim apabila ingin selalu eksis maka harus

mempunyai sarana dan prasarana yang mendukung seluruh

kegiatan majlis taklim.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata majlis taklim

mempunyai pengertian “tempat atau perkumpulan atau bangunan

tempat orang berkumpul”.46

Dalam musyawarah pengurus majlis taklim se-DKI Jakarta

memberikan batasan pengertian majelis taklim, yaitu lembaga

non-formal pendidikan Islam yang memiliki kurikulum tersendiri,

diselenggarakan secara berkala dan teratur serta diikuti oleh

jamaah yang relatif banyak, bertujuan untuk membina dan

46

(39)

membangun hubungan yang santun dan serasi antara manusia

dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya, manusia

dengan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang

bertaqwa kepada Allah SWT.47

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

majelis taklim adalah lembaga pendidikan no-formal Islam yang

independen, mempunyai kurikulum tersendiri, waktu belajarnya

berkala dan teratur, tetapi tidak setiap hari sebagaimana

sekolah-sekolah formal lainnya, pesertanya disebut jamaah dan tidak ada

batasan usia.

3. Fungsi Majlis Taklim

Suatu umat tidak akan mampu tegak berdiri tanpa adanya

organisasi. Kehadiran majlis taklim sebagai sebuah organisasi

dakwah Islam ditengah-tengah keadaan zaman dan masyarakat

yang semakin meningggalkan nilai-nilai normatif agama diharapkan

mampu memberikan solusi atau minimal benteng bagi genersi Islam

selanjutnya dalam menghadapi keadaan zaman yang semakin

memprihatinkan ini.

Majlis taklim sebagai lembaga dakwah yang memberikan

bimbingan dan penyuluhan serta pengajaran terhadap masyarakat

yang tumbuh dan berkembang dari kalangan masyarakat itu

sendiri, mempunyai tujuan bagi kemaslahatan umat manusia. Majlis

taklim bisa dikatakan sebagai lembaga swadaya masyarakat yang

47

(40)

hidupnya di dasarkan pada ta’awun dan ruhama’u bainahum

(tolong menolong dan berkasih sayang).48

Fungsi majlis taklim dari zaman ke-zaman secara garis besar

adalah sebagai lembaga dakwah yang mensiarkan ajaran-ajaraan

Islam dari generasi ke-generasi berikutnya. Majlis taklim di zaman

Rasulullah mempunyai fungsi dan peran serta posisi paling sentral

dalam penyebaran dan juga penyiaran ajaran-ajaran Islam baik

kepada orang-orang kafir ataupun pembinaan bagi orang-orang

Islam itu sendiri.

Para sahabat dengan suka rela mengikuti majlis-majlis

taklim yang diadakan oleh Rasulullah, karena hausnya mereka akan

ilmu dan pengetahuan. Masjid nabawi adalah tempat majlis taklim

nabi dalam membina dan memupuk keimanan para sahabat.

Maka sebagai lembaga dakwah maupun sebagai lembaga

pendidikan no-formal Islam majlis taklim mempunyai fungsi sebagi

berikut :

a. Membina dan mengajarkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.

b. Sebagai ajang berlangsungnya silaturahmi massal yang dapat menghidupkan dakwah dan ukhuwah Islamiyah.

c. Sebagai sarana dialog berkesinambungan antara ulama dan ‘umara dengan ummat.

48

(41)

d. Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfa’at bagi pembangunan ummat dan bangsa pada umumnya.

Sedangkan menurut Slamet Muhaimin Abda Menyebutkan

bahwa fungsi majlis taklim adalah sebagai berikut :

a. Amar ma’ruf nahi munkar

b. Meluruskan akidah

c. Memotivasi ummat untuk bribadat kepada Allah SWT dengan sebaik-baiknya

d. Menolak dan menyaring kebudayaan negatif yang dapat merusak akidah dan keimanan.49

Dari uraian-uraian diatas dapat dikatakan bahwa kehadiran

majelis taklim di harapkan mampu berperan sebagi problem solving

ditengah-tengah pergolakan zaman yang semakin memprihatinkan

ini. Majlis taklim diharapkan mampu menjadi tameng atas derasnya

kebudayaan-kebudayaan yang negatif yang membawa pada

kerusakan moral masyarakat. Majlis taklim diharapkan sebagai

pemersatu ummat, penguat ukhuwah Islamiyah dan juga penyebar

dakwah Islamiyah yang mampu menjangkau setiap kalangan dan

lapangan kehidupan masyarakat.

4. Macam-Macam Majlis Taklim

Tumbuh suburnya perkembangan majlis taklim dikalangan

masyarakat menunjukan adanya kebutuhan dan keinginan anggota

49

(42)

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan spiritual mereka sebagai

bekal dalam menjalankan segala aktivitas dalam kehidupannya.

Majlis taklim dalam pelaksanaannya tidak terlalu formal dan

mengikat juga tidak selalu mengambil tempat-tempat peribadatan

sebagai tempat pelaksanaannya semisal mushola, masjid dan

langgar, tetapi lebih bersifat fleksibel, hal ini bisa kita amati

bersama bahwa majelis taklim dewasa ini banyak juga yang

diselenggarakan di rumah, ruang aula suatu instansi, kantor, hotel,

balai pertemuan, rumah sakit dan tempat-tempat yang lain. Pada

dasawarsa sekarang ini kebanyakan majelis taklim

diselenggarakan oleh sekelompok masyarakat seperti para

pejabat, artis film, para profesional, seniman atau masyarakat

umum dan sebagainya.50

Beragamnya jenis-jenis majlis taklim yang ada bukan

dikarenakan faktor fungsinya, namun lebih dikarenakan oleh

lingkungan anggota, kegiatan-kegiatannya, organisasinya dan

lain-lain. Oleh karena itu dalam pengelolaannya, besar kemungkinan

terdapat perbedaan isi materi, metodologi dan kurikulum yang

dijalankan oleh majelis-majelis taklim tersebut.

Jika di tinjau dari lingkungan sosial keanggotaannya, majelis

taklim dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

50

(43)

a. Majlis taklim pinggiran, istilah pinggiran dalam hal ini tidak menunjukan arti pinggiran kota, akan tetapi menunjukan

pemukiman lama, yang umumnya didiami oleh golongan

masyarakat ekonomi lemah.

b. Majlis taklim gedongan, istilah gedongan dalam hal ini menunjukan pada kelompok masyarakat menengah keatas

(kaya/pejabat) dan juga terpelajar .

c. Majlis taklim kompleks, majelis taklim kompleks anggotanya terdiri dari golongan menengah keatas yang biasanya masih

mempunyai ikatan dengan instansi yang membangun kompleks

tersebut, misalnya kompleks bank mandiri, kompleks

pertamina, kompleks Hankam, kompleks PLN dan lain-lain.

d. Majlis taklim pemukiman baru, majelis taklim ini tumbuh di pemukiman baru yang anggotanya terpelajar, ekonomi

menengah, karyawan dan tidak terikat oleh instansi tertentu.

e. Majlis taklim kantoran, majlis taklim ini dikelola dan diselenggarakan oleh karyawan kantor yang mempunyai ikatan

yang sangat kuat kebijaksanaan kantor.

f. Majlis taklim khusus, majlis taklim yang diselenggarakan oleh oarng-orang tertentu yang mempunyai statuss sosial yang tinggi

di masyarakat misalnya, pengajian para mentri, jamaah haji VIP

(44)

g. Majlis taklim kelompok usaha, majlis taklim yang anggotanya adalah remaja yang mempunyai aliran politik atau keagamaan

yang sama.51

Apabila ditinjau dari materi pelajaran yang di ajarkaan,

majlis taklim daapat di klasifikasikan sebagi berikut :

a. Tabligh atau ceramah agama, materi pelajaran yang diberikan adalah berkaitan dengan masalah syar’i (sayri’at Islam), yang

diberikan guru, atau mubaligh baik undangan ataupun tetap.

Materinya diambil dari kitab-kitab yang telah ditentukan

sebelumnya atau memilih tema-tema keagamaan yang perlu

jamaah ketahui.

b. Pengajian pelajaran khusus, yang intinya adalah kitab-kitab kuning yang bersifat mengerucut pada satu

pembahasan,misalnya fiqh, tasawuf, tafsir, hadits atau kitab

lainnya. Jamaah pada majlis taklim ini membawa kitab

masing-masing untuk dapat menyimak atau mengikuti guru yang

membaca, hal ini mirip dengan halaqah di pesantern-pesantern.

c. Pengajian Al-Qur’an, pelaajaran utamanya adalah membacaa Al-Qur’an, belajar tajwid juga membahas maknanya.

d. Wirid keagamaan, pengajian ini lebih dititik beratkan pada membaca do’a, berdzikir dan lain-lain yang bersifat ‘ubudiyah

e. Diskusi keagamaan, pengajian ini lebih bersifat ilmiah, yakni membahas dan mendiskusikan masalah-masalah keagamaan

51

(45)

yang sedang berkembang. Biasanya pembicara telah

mempersiapkan makalah yang kemudian dibagikan kepada

jamaah. Pembicara mempresentasikan pendapat-pendapatnya

kemudian disambung dengan tanya jawab dengan jamaah.

Menurut tempat penyelenggarannya, majlis taklim dapat

dikatagorikan sebagai berikut :

a. Di masjid atau mushalla

b. Di madrasah atau ruang khusus

c. Di rumah, bisa tetap atau berpindah-pindah

d. Di aula kantor.

C. Pengertian Komparasi

Pengertian komparasi menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah perbandingan.52 Maksudnya dalam hal ini

penulis akan memperbandingkan antara manajemen majlis

taklim yang diterapkan oleh ketiga majlis taklim dikelurahan

Cempaka Putih.

D. Pengertian Manajemen Majlis Taklim

52

(46)

Istilah manajemen majlis taklim terdiri dari dua komponen

yakni manajemen dan majelis taklim. Masing-masing

seolah-olah berdiri sendiri, tetapi pada dasarnya keduanya adalah

satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu sama lain.

Sebagaimana pengertian manajemen dan majlis taklim

diatas, maka penulis mencoba merumuskan pengertian

manajemen majlis taklim adalah sebuah proses khas yang

diterapkan oleh lembaga non formal Islam yang terdiri dari

tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan agar tercapai sasaran yang telah ditetapkan

bersama dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dan

(47)
[image:47.595.113.508.176.576.2]

BAB III

GAMBARAN UMUM MAJLIS TAKLIM AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN

DARUL ARQAM

A. Gambaran Umum Majlis Taklim Al – Muhajirin (Kampung Semanggi Dua

Rt/Rw 04/05 Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Tangerang).

1. Sejarah Singkat Majlis Taklim Al – Muhajirin

Menurut penuturan ibu Yanti sekretaris majlis taklim al –

Muhajirin, majlis taklim ini berdiri pada tahun 1988, kurang lebih

sudah 20 tahun berdiri. Saat ini yang memimpin majelis taklim Al –

Muhajirin adalah generasi ke-3 di bawah kepemimpinan Ibu Robi’ah

dengan masa bakti 2004 – 2011 ( SK. No. 01/SK/YRS/IX/2006).

Kehadiran Majlis Taklim Al – Muhajirin secara hidmat ingin

(48)

dinikmati semua pihak melalui program-program yang di desain

sesuai dengan kebutuhan jamaah. Program ini secara bertahap

dilakukan terhadap ibu rumah tangga dan anak-anak. Dengan

ketekunan berbagai pihak, Alhamdulillah program ini mendapat

respon yang positif dari masyarakat hingga jamaah saat ini kurang

lebih 70 orang. Peserta didik Madrasah Diniyah 25 anak, Home

Schooling 11 anak.53

2. Visi dan Misi Majlis Taklim Al - Muhajirin

Visi Majlis Taklim Al – Muhajirin “ Membawa pencerahan

terhadap pemahaman keIslaman untuk dilaksanakan dalam

kehidupan bermasyarakat.”

Misi Majlis Taklim Al – Muhajirin :

1. Memberi dasar-dasar keIslaman yang kuat

2. Meningkatkan pemahaman tentang Al-Qur’an

3. Meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an

4. Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Islam

5. Meningkatkan perbaikan tingkah laku

3. Struktur Organisasi Majlis Taklim Al – Muhajirin

Susunan kepengurusan Majlis Taklim Al – Muhajirin periode 2004-2011

53

(49)

SK. No. 01/SK/YRS/IX/2006.

Penasehat : DR. Rumadi

Pembina : Drs. Mas’ud

Ketua : Robi’ah

Sekretaris : Maryanti

Bendahara : Hj. Endang Atmaningsih

Seksi-seksi

Humas : Maisyaroh

: Yurnaeti

Sosial : Wiwik

: Susilowati

Inventaris : Nuryatin54

4. Program Kegiatan Majlis Taklim Al - Muhajirin

Berdasarkan penuturan sekretaris majelis taklim

al-Muhajirin, menyatakan bahwa didalam penyusunan program

kegiatannya, majlis taklim al-Muhajirin membagi program

kegiatannya menjadi dua macam, yaitu kegiatan reguler (rutin) dan

kegiatan insidental.

54

(50)

a. Program Reguler ( rutin )

Kegiatan rutin dilaksanakan setiap hari Senin pukul 13.30

sampai menjelang sholat ashar dengan acara;

1) Shalawat Nabi Saw

2) Pembukaan

3) Pembacaan surat yasin dan surat pilihan

4) Pemberian materi sesuai jadwal : fiqh, aqidah, tauhid, Al-qur’an, hadits

5) Pengumuman (informasi)

6) Do’a penutup

Selain kegiatan rutin yang diadakan mushalla ada juga

kegiatan rutin yang sifatnya berkelompok dan bertempat dirumah

anggota secara bergiliran dalam rangka meningkatkan

kemampuan membaca dan memahami Al-qur’an. Jamaah tersebut

menjadi 8 kelompok.

1. Kelompok ibu Siti Mukarromah

Jumlah anggota : 11 orang

Hari / waktu : Sabtu, pukul 10.00 – 12.00 WIB

Materi : Tafsir Al-qur’an dan Hadits

2. Kelompok Ibu Elin Herlina

Jumlah anggota : 11 orang

(51)

Materi : Peningkatan mutu bacaan Al-qur’an dan

tausiah

3. Kelompok Ibu Tholhah

Jumlah anggota : 5 orang

Hari / waktu : Senin malam, pukul 19.30 – 21.00 WIB

Materi : Peningkatan mutu bacaan Al-qur’an dan

tausiah

4. Kelompok ibu Maesaraoh

jumlah anggota : 7 orang

hari / waktu : Selasa dan jum’at pukul 10.00 – 12.00 WIB

Materi : Peningkatan mutu bacaan Al-qur’an dan

tausiah

5. Kelompok Ibu Hj. Esti Sri Rahayu

jumlah anggota : 10 orang

hari / waktu : Rabu pukul 08.30 – 12.00 WIB

materi : Kajian intensif al-qur’an dan tafsir

6. Kelompok ibu Nurul Hikmah

jumlah anggota : 16 orang dewasa dan 11 anak

hari / waktu : Rabu, pukul 13.00 – 15.00 WIB

materi : Membaca Al-qur’an dan pembinaan keluarga

(52)

tempat : Mushalla Al Muhajirin

tujuan : Ibu cerdas anak cerdas

7. kelompok ibu Susilowati

jumlah anggota : 40 orang

hari / waktu : Kamis malam setelah Maghrib

materi : Membaca Yasin, Tahlil dan surat – surat

pendek

tempat : Di rumah anggota secara bergilir

8. Kelompok gabungan pengajian rutin Yasin mushalla al-Muhajirin

hari / waktu : Kamis setelah maghrib

materi : Membaca surat yasin dan tahlil

tempat : Mushalla al-Muhajirin

Untuk menjaga hubungan dengan masyarakat sekitar majlis

taklim dan menjalin silaturrahmi antar jamaah, majlis taklim

Al-Muhajirin melaksanakan :

1) Mengunjungi dan menengok orang sakit baik di rumah maupun di rumah sakit dengan memberi bantuan ala

kadarnya.

(53)

3) Memenuhi undangan pengajian pribadi atau ke majlis taklim yang berada dilingkungan cempaka putih termasuk

pengajian rutin Al-Hidayah kelurahan dan kecamatan.

4) Mengkoordinir tabungan mingguan dan tabungan ibadah qurban

5) Mengkoordinir pengumpulan dana dari para donator untuk pembangunan mushalla dan sumbangan anak yatim

6) Mengkoordinir iuran wajib/kas setiap senin

7) Membantu proses pemakaman kepada warga atau jama’ah yang sedang tertimpa musibah serta menyiapkan konsumsi

pada malam ta’ziah selama 3 hari

8) Mengadakan pertemuan mengurus setiap pertemuan 3 bulan sekali untuk evaluasi program

b. Program Insidental

Yaitu kegiatan yang di laksanakan pada Waktu tertentu

berkaitan dengan peristiwa tertentu berkaitan dengan peristiwa

tertentu seperti:

1) Peringatan Tahun baru Islam / Muharam

Kegiatan tanggal 30 &tanggal 1 Muharam

a) Do’a akhir dan awal tahun hijriah

b) Shalat maghrib berjamaah di lanjutkan membaca Yassin

3X

Shalat isy’a berjamah di lanjut kan shalat tasbih

(54)

Kegiatan tangga l0 s/d 12 muharam

c) Menyelenggarakan lomba di kalangan santri

bekerjasama dengan para ustadz-ustadazah Cerdas

cermat, baca puisi, adzan, hafalan surat pendek,

berbusana muslim dan lain-lain

d) Kegiatan tanggal 10 Muharam

Menyelenggarakan santunan yatim, fakir dan dzua’fa di

lingkungan Rw.03

2) Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw

Majlis taklim bekerjasama dengan PHBI

menyelenggarakan peringatan maulid Nabi setiap tahun,

serta mengkoordinir dana konsumsi .

Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhamad Saw, majlis

taklim bekerja sama dengan PHBI, pengurus mushalla,

madin menyelenggarakan peringatan isra’ mi’raj sekaligus

penutupan pengajian sementara menjelang bulan ramadhan.

3) Kegiatan Pada Bulan Ramadhan

a. Majlis taklim membuat jadual dan mengkoordinir

penyediaan konsumsi untuk buka puasa, para ustadz dan

musafir sebanyak 7-15 orang

b. Melaksanakan buka puasa bersama warga Rt.04 dan

(55)

c. Melaksanakan shalat tarawih berjamaah

d. Melaksanakan shalat subuh berjamaah di lanyjutkan

tadarus secara kelompok di pandu oleh pembimbing.

e. Mengadakan bingkisan lebaran untuk ustadz/ustadzah

majlis taklim dan madin ala kadarnya .

4) Kegiatan bulan haji

Majlis taklim memenuhi undangan pengajian walimatusafar

dan pengajian setiap malam jum’at selama calon haji berada

di Makkah Menerima hewan qurban55

B. Gambaran Umum Majlis Taklim Baiturrahim ( Kp. Utan Desa Cempaka

Putih Rt 02 Rw 05 Ciputat ).

1. Sejarah Singkat Majlis Taklim Baiturrahim

Menurut penuturan Ibu Hj. Amsah ketua Majlis taklim

Baiturrahim, majlis taklim ini berdiri sejak tahun 1985, seluruh

kegiatan majlis taklim ini terpusat di masjid Baiturrahim yang

dulunya berawal dari sebuah Musholla yang kemudian pada tahun

2001 dengan dana swadaya dari masyarakat sekitar Musholla

kemudian direnovasi dan berubah statusnya menjadi Masjid. Pada

tahun 1985 Ibu Hj. Sameh salah seorang yang dihormati di

lingkungan Musholla merasa terpanggil untuk mendirikan sebuah

majlis taklim sebagai wadah silaturrahmi antar sesama kaum ibu

55

(56)

sekitar Musholla juga sebagi sarana peningkatan pengetahuan

keagamaan kaum ibu di lingkungan Musholla.

Setelah sekian lama berdiri sampai sekarang generasi

ketiga dengan berubah stausnya dari Musholla menjadi masjid

maka kegiatan majlis taklim Baiturrahim semakin padat dan

mendapat respon yang membahagiakan dari lingkungan sekitar.

Untuk saat ini kepemimpinan majlis taklim Baiturrahim dipegang

oleh Ibu Hj. Amsah Yang tidak lain adalah ipar dari Ibu Hj. Sameh

pendiri pertama Majlis taklim Baiturrahim.56

2. Visi dan Misi Majlis Taklim Baiturrahim

Visi Majlis Taklim Baiturrahim “ Mencerdaskan kaum ibu

supaya dapat mendidik anak yang shaleh dan shalehah.”

Misi Majlis Taklim Al – Muhajirin :

a) Memberi dasar-dasar keIslaman yang kuat

b) Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Al-Qur’an & Hadits

c) Meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an

d) Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Islam

e) Meningkatkan perbaikan tingkah laku

3. Struktur Organisasi Majlis Taklim Baiturrahim

Penasehat : Ibu Hj. Hawa Surya

Ketua : Ibu Hj. Amsah

56

(57)

Wakil Ketua : Ibu Hj. Win

Bendahara : Ibu Hj. Nunung

Sekretaris : Ibu Sumiyati

Seksi-seksi :

Humas : Ibu Nurhidayah

Ibu Purwanti

Sosial : Ibu Hj. Khodijah

Ibu Yuliana

Inventaris : Ibu Jamilah

4. Program Kegiatan Majlis Taklim Baiturrahim

Program kegiatan majlis taklim Baiturrahim menurut

keterangan Ibu Hj. Amsah diprogram untuk kegiatan selama

setahun, yang dirinci lagi menjadi tiga bagian yaitu :

a. Program Mingguan setiap hari Selasa :

Tema P

Gambar

gambaran yang sistematis.3
GAMBARAN UMUM MAJLIS TAKLIM AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia mengenai Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa dan Tunalaras.. Jakarta:

penelitian yang dilakukan oleh Tlasih Wulandari (2013) menunjukkan bahwa variabel Ketidakpuasan Konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek.Apabila

Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk mendengarkan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan

Pada PPI 8255 terdapat port untuk set dan reset sebuah bit, di mana jika terjadi Set atau Reset hanya salah satu port yang dipakai pada Port C. Dengan menggunakan

Hasil pengujian koefisien dari analisis regresi linear berganda, menunjukan variabel etika, stres dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap

Proses debugging dari SIMULINK ® ke DSK memerlukan perangkat lunak lain yaitu Code Composer Studio (CCS) yang merupakan sebuah komposer bahasa C/C++ yang digunakan untuk

Hal ini sangat diperlukan agar tujuan yang telah ditetapkan yakni untuk mengetahui gambaran peran yang dijalankan oleh guru ketika mengajar dan perkembangan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap kedua metode untuk mengatasi multikolinear yaitu metode Partial Least Square (PLS) dan metode regresi komponen utama