PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul
“Studi Komparasi Manajemen Majlis Taklim
al-Muhajirin, Baiturrahim dan Darul Arqam Di Kelurahan Cempaka Putih
Ciputat. ”
telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 25 Juni
2008 Skripsi Ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana program strata satu (S-I) pada Jurusan Manajemen Dakwah (MD)
Jakarta 25 Juni 2008
Sidang Munaqosyah
Dekan /
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. H. Mahmud Jalal, MA Dra.
Sukmayeti
NIP. 150 202 342
NIP. 150 234 867
Anggota:
Penguji I,
Penguji II,
Drs. Cecep Castrawijaya, MA
Drs. M. Sungaidi, MA
NIP. 150 287 029
NIP. 150 282 640
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala pujian dan rasa syukur hanya bagi Allah, Tuhan sekalian
alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena berkat semua
keMurahan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya terakhir penulis
sebagai mahasiswa. Shalawat beserta salam selalu kita kumandangkan
kepada junjungan kita bersama Nabi akhir zaman Muhammad SAW, yang
telah memberi kita contoh yang baik dalam menjalani hidup.
Suatu kebanggaan yang tiada terhingga, karena sampai saat ini
penulis masih bisa diberi kesempatan hidup untuk mengucapkan salam
terimakasih untuk orang-orang tersayang yang telah berjasa dalam hidup
penulis.
Walaupun karya ini belum dapat dikatakan sempurna, namun
penulis ingin sekali mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya
kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Dr. Murodi, MA.
Pudek I Bapak Arief Subhan, MA. Pudek II Bapak Drs. Mahmud
Jalal, MA. Pudek III yang juga sekaligus sebagai pembimbing
penulis Bapak Drs. Studi Rizal LK, MA. Terimakasih banyak atas
waktu yang diberikan kepada penulis untuk berkonsultasi.
2. Bapak Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA dan Bapak Drs. Cecep
Manajemen Dakwah. Yang telah banyak memberikan nasehat dan
masukan-masukan kepada penulis
3. Kedua orang tua penulis, ayahanda M. Rumli Utsman Dan Ibu
Solicha (alm) juga Ibu Daesah. Terimakasih atas segala jerih payah
dan kesabarannya dalam mendidik dan juga membesarkan penulis.
Segala permohonan maaf penulis mintakan dengan sangat atas
segala kesalahan dan kekhilafan selama ini.
4. Isteri tercinta penulis, yang senantiasa sabar mendampingi penulis
dan terus menerus memotivasi penulis siang dan malam agar
secepatnya menyelesaikan karya tulis ini. Terimaksih yang
sedalam-dalamnya untuk Alfi isteri tercintaku. I LOVE YOU
FOREVER MY WIFE
5. Kakak dan adik-adik penulis, mas Amin, mba Nur, mas Taufik,
Zaenal, yang senantiasa memberi semangat walaupun kita
dipisahkan jarak dan waktu.
6. Ibu Dra Hj. Siti Badriyah sekratris majlis taklim Al-Hidayah (majlis
Taklim gabungan se-kelurahan Cempaka Putih, Ibu Maryanti
sekretaris majlis taklim al-Muhajirin, Ibu Hj. Amsah dan Ibu Hj.
Nunung Ketua dan Bendahara majlis taklim Baiturrahim, Ibu Hj.
Maswanih dan Ibu Zaenah Ketua dan Sekretaris majlis taklim darul
Arqam serta segenap pengurus ketiga majlis taklim tersebut,
penulis mengucapkan banyak terimakasih atas waktu yang
diluangkan dan kerjasamanya, sehingga penulis dapat
7. Bapak Piping Effrianto, Msi ketua yayasan soenggono, tempat
penulis bekerja, yang telah banyak memberi inspirasi dan bantuan
baik moril maupun nonmoril kepada penulis sehingga terselesaikan
tugas karya tulis ini.
8. Rental Picasso khususnya kak Tata yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
SeSmua ucapan terimakasih saja belum cukup rasanya untuk
membalas semua kebaikan mereka semua, tapi semoga saja diberi
balasan yang setimpal oleh Allah SWT. Demikian kiranya yang bisa
disampaikan oleh penulis semoga bisa menjadi sebuah karya yang
berguna untuk semuanya.
Ciputat, 23 Juni 2008
DAFTAR ISI
HalamanLembar Persetujuan Dosen Pembimbing
Lembar Pengesahan Ujian Munaqasah
Kata Pengantar ... i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 01B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 04
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 05
D. Metodologi Penelitian ... 06
E. Tinjauan Pustaka ... 07
F. Sistematika Penulisan ... 08
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen ... 101. Pengertian Manajemen ... 10
2. Unsur-unsur Manajemen ... 16
3. Fungsi-fungsi Manajemen ... 18
B. Majelis Taklim ... 24
1. Pengertian Majelis Taklim ... 24
2. Fungsi Majelis Taklim ... 25
C.
Pengertian Komparasi
D.
Pengertian Manajemen Majlis Taklim
BAB III : Gambaran Umum Majlis Taklim-Majelis Taklim Di Kelurahan
Cempaka Putih Ciputat
A.
Majelis Taklim Al Muhajirin ... 32
1.
Sejarah Singkat Berdirinya ... 32
2.
Visi dan Misi ... 33
3.
Struktur Organisasi ... 33
4.
Program Kegiatannya ... 34
B.
Majelis Taklim Baiturrahim ... 39
1.
Sejarah Singkat Berdirinya ... 39
2.
Visi dan Misi ... 40
3.
Struktur Organisasi ... 41
4.
Program Kegiatannya ... 41
C.
Majelis Taklim Darul Arqam ... 42
1.
Sejarah Singkat Berdirinya ... 42
2.
Visi dan Misi ... 43
3.
Struktur Organisasi ... 43
4.
Program Kegiatannya ... 44
A.
Studi Komparasi Penerapan Fungsi Perencanaan
Majelis Taklim ... 48
B.
Studi Komparasi Penerapan Fungsi Pengorganisasian
Majelis Taklim ... 64
C.
Studi Komparasi Penerapan Fungsi Penggerakkan
Majelis Taklim ... 67
D.
Studi Komparasi Penerapan Fungsi Pengawasan
Majelis Taklim ... 74
E. Budget (Pendanaan majlis Taklim)
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran-saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
LAMPIRAN
STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJLIS TAKLIM
AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM DI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.sos.I)
Oleh:
Abdul Hakim
NIM :103053028690
Di Bawah Bimbingan
Drs. Study Rizal, LK, MA
NIP 150262876
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJLIS TAKLIM
AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM DI
KELURAHAN CEMPAKA PUTIH CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.sos.I)
Oleh:
Abdul Hakim
NIM :103053028690
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
BAB I
PENDAHULUANA.
Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama dakwah, dan menjadi kewajiban kaum
perlengkapan yang diperlukan bagi kesempurnaan pelaksanaannya.
Suatu kewajiban tidak bisa sempurna pelaksanaannya kecuali ada
kelengkapan dan sarana.
Dakwah Islam adalah perjuangan yang besar dan berat, karena
merupakan pembangunan umat yang menyeluruh di segala bidang dan
lapangan kehidupan. Oleh karenanya, dalam melaksanakan dakwah
memerlukan berbagai bahan dan persiapan yang cukup banyak
sebagai sarana, dan dapat mengantar perjuangan umat sampai
kepada tujuannya.
Kemajuan dan kemunduran Islam sangat berkaitan erat dengan
kegiatan dakwah yang dilakukannya. Islam sebagai agama,
sebenarnya dapat menjamin kesejahteraan dan keamanan umat
manusia, yakni apabila ajaran Islam yang universal yang mencakup
segala aspek kehidupan manusia itu di jadikan pegangan dan
pedoman hidup serta diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Usaha
untuk menyemaikan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat
merupakan usaha dakwah yang dalam keadaan bagaimanapun harus
dilaksanakan oleh umat Islam.
Dalam kata lain, dakwah merupakan usaha membumikan dan
menyebarluaskan ajaran Islam ditengah-tengah umat manusia, dalam
rangka menuntun manusia untuk senantiasa menjalankan segala yang
diperintahkan dan yang dilarang oleh ajaran Islam dalam segala
lapangan kehidupan sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan
Namun pada praktiknya, mengajak manusia untuk tetap berada
pada jalan yang diridhoi Allah SWT tidaklah mudah. Selain itu,
usaha-usaha dakwah tidak akan efektif jika dilakukan secara individual saja,
namun harus dilakukan juga oleh lembaga-lembaga dakwah. Oleh
karena itu, diperlukan pelembagaan, yaitu nilai-nilai yang telah
didapatkan dalam proses penyadaran keimanan kemudian
dilembagakan dalam sebuah sistem yang kuat dan kokoh di bawah
pengelolaan manajemen yang profesional.
Dalam keadaan dimana dakwah Islam yang permasalahannya
semakin kompleks di tengah-tengah perubahan sosial kini
bermunculan lembaga-lembaga pengajian atau yang kita kenal dengan
nama lain majlis taklim. Majlis taklim adalah lembaga pendidikan
nonformal Islam yang memiliki kurikulum sendiri, diselengggarakan
secara berkala dan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak bertujuan
untuk mengembangkan dan membina hubungan yang santun dan
serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan
sesamanya dan lingkungannya.
Akhir-akhir ini perkembangan jumlah majlis taklim di Indonesia
sangat signifikan, dengan ditandai semakin banyaknya jumlah majlis
taklim yang hampir di setiap Rt di Indonesia dipastikan ada majlis
taklim. Hal ini patut kita syukuri, karena ini berarti eksistensi Islam dan
umatnya khususnya di Indonesia ini masih kuat.
Namun jangan merasa puas dulu dengan perkembangan jumlah
harus dibenahi di majlis taklim. Kebanyakan majlis taklim yang ada di
sekitar kita belum menerapkan konsep manajemen dengan baik. Hal
ini bisa dilihat dari seringnya majlis taklim yang bubar berantakan
karena sangat bergantung pada individu (perorangan), apabila orang
tersebut sudah tidak ada maka bubarlah majlis taklim tersebut. Oleh
karena itu majlis taklim apabila ingin tetap eksis harus menerapkan
konsep manajemen yang baik, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dijalankan
dengan profesional.
Akhir-akhir ini sudah mulai banyak majlis taklim yang
menerapkan konsep manajemen dengan baik dan profesional.
Dikelurahan Cempaka Putih kecamatan Ciputat cukup banyak majelis
taklim yang sampai sekarang masih aktif dengan kegiatan dakwahnya,
berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Ustj. Hj. Dra. Siti
Badriyah Sekretaris majelis taklim gabungan se-kelurahan Cempaka
putih, beliau menyatakan bahwa di kelurahan Cempaka Putih ini sudah
puluhan jumlah majelis taklim, jumlahnya kurang lebih 39 majlis taklim.
Namun untuk lebih memudahkan penelitian maka penulis membatasi
pada tiga (3) majlis taklim yang menjadi juara dalam lomba manajemen
majelis taklim se-kelurahan Cempaka Putih. Ketiga majelis ta’lim
tersebut adalah majlis taklim Al-Muhajirin, Baiturrahim, dan Darul
Arqam.
Berdasarkan latar belakang itulah penulis mencoba untuk
yang diterapkan oleh ketiga majelis taklim tersebut. Maka penulis
memilih judul “STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJLIS TAKLIM
AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM DI KELURAHAN
CEMPAKA PUTIH CIPUTAT
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu ustadzah Dra. Hj.
Siti Badriyah sekretaris umum majlis taklim gabungan sekelurahan
Cempaka Putih yang menyatakan bahwa jumlah majlis taklim yang ada
di kelurahan Cempaka Putih adalah 39 buah majlis taklim. Namun
untuk memudahkan penelitian skripsi ini, penulis membatasi subjek
penelitian pada tiga (3) majlis taklim yang merupakan juara-juara pada
lomba manajemen majlis taklim se-kelurahan Cempaka Putih1. Studi
perbandingan (komparasi) manajemen majelis taklim yang diterapkan
ketiga majlis taklim tersebut.
Adapun perumusan masalahnya adalah :
Bagaimana manajemen ketiga majlis taklim dikelurahan
Cempaka Putih dilihat secara komparatif.
1. Bagaimana fungsi perencanaan yang diterapkan pada ketiga
majelis taklim di kelurahan Cempaka Putih ?
2. Bagaimana fungsi pengorganisasian dapat diimplementasikan
secara maksimal pada ketiga majelis di kelurahan Cempaka putih ?
1
3. Bagaimana fungsi Penggerakkan yang dilaksanakan oleh ketiga
majelis taklim di kelurahan Cempaka Putih ?
4. Bagaimana fungsi pengawasan yang dijalankan oleh ketiga majelis
taklim di kelurahan Cempaka Putih ?
5. Bagaimana budgeting yang dijalankan oleh ketiga majlis taklim tersebut ?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah ada kesamaan ataupun perbedaan-perbedaan pada
penerapan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan yang dijalankan
oleh ketiga majlis taklim tersebut.
2. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Akademis, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen dakwah.
b. Praktis, dapat memahami manajemen majelis taklim yang baik,
yang mungkin dapat diterapkan pada majlis taklim-majlis taklim
D.
Metodologi Penelitian
1. Metode PenelitianMetode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data
yang berkenaan dengan masalah tertentu, untuk diolah, dianalisis,
diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan pemecahannya.2
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif analisis yaitu sebuah penelitian yang berusaha
menerangkan atau menggambarkan peristiwa yang terjadi pada
subjek penelitian pada masa sekarang kemudian dijelaskan,
[image:16.595.110.515.244.541.2]dianalisa dan disajikan sedemikian rupa sehingga merupakan
gambaran yang sistematis.3
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah tiga majlis
taklim yaitu Al-Muhajirin, Baiturrahim dan Darul Arqam serta
pengurus hariannya yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara
karena mereka adalah pengelola dan orang yang penulis anggap
paling mengetahui tentang manajemen majlis taklim yang mereka
jalankan. Sedang yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini
adalah manajemen majlis taklim yang diterapkan oleh ketiga majlis
taklim tersebut.
2
Sugiono, Metodologi Penelitian administrasi, (Bandung : C.V. Alpabeta, 2001) cet. Ke VIII h. 43
3
3. Tehnik Pengumpulan Data
Sumber utama dari penelitian adalah aktifitas obyek
penelitian di lapangan yang merupakan data primer. Selain itu juga
didapat dari data tambahan berupa dokumen file dan didukung
dengan bahan-bahan kepustkaan lainnya. Untuk memperoleh data
primer yang diinginkan, maka penulis menggunakan tehnik
pengumpulan data sebagai berikut:
a) Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan oleh
seorang individu atau penyelidik dengan menggunakan mata
sebagai alat melihat data serta menilai keadaan lingkungan
yang dilihat.4 Observasi ini penulis akan lakukan pada subjek
penelitian yaitu majlis taklim al-Muhajirin, Baiturrahim, dan
Darul Arqam.
b) Wawancara, yakni penulis mendapatkan informasi atau
keterangan dengan cara bertanya langsung dan bertatap muka
kepada responden.5 Dalam hal ini penulis akan mewancarai
pengurus harian dari majelis taklim al-muhajirin , Baiturrahim
dan Darul Arqam yang terdiri atas ketua, sekretaris dan
bendahara.
c) Dokumen, yaitu pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
dengan mencari data berupa makalah, catatan, buku dan
sebagainya. Dalam hal ini penulis akan mencari data-data yang
4
Wardi bahtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta : Logos, 1997) cet. Ke-1 h. 78
5
berkaitan dengan penulisan skripsi ini sebagai pendukung dari
data observasi dan wawancara.
E. Tinjauan Pustaka
Untuk mengetahui perbedaan antara penelitian skripsi penulis dengan
penelitian skripsi yang pernah dilakukan oleh mahasiswa fakultas
dakwah tentang manajemen majlis taklim, maka penulis melakukan
tinjauan pustaka yang hasilnya adalah sebagai berikut :
1) Skripsi Chairul Anshory NIM (0053019911) dengan judul
“Manajemen Majlis Taklim Darussa’adah Cilandak Timur Jaksel”
tahun 2006 yang isinya : Analisis manajemen majlis taklim
Darussa’adah.
2) Skripsi Mohd. Wahyu Deen bin Mohd. Yusof NIM (102051025511)
dengan judul “Study Komparatif Program Dakwah Gerakan
Pemuda Islam (GPI) di Indonesia dan Angkatan Belia Islam
Malaysia (ABIM) di Malaysia” tahun 2006 yang isinya :
mengkomparasikan program dakwah GPI Indonesia dan ABIM
Malaysia.
3) Skripsi Fauziah NIM (1985315375) dengan judul “ Penerapan
Fungsi Manajemen Dalam Badan Kontak Majlis Taklim Pusat”
Dari skripsi yang penulis teliti, ternyata belum penuls temukan
skripsi yang mencoba untuk mengkomparasikan beberapa majlis
menganggap penelitian manajemen majlis taklim dalam kacamata
komparasi cukup penting untuk penulisan lakukan penelitian.
F.
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, penulis akan
menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang
pembahasannya terbagi dalam lima bab, yang selanjutnya terbagi
menjadi beberapa sub bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan secara singkat tentang latar belakang pemilihan judul,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penuliasan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Bab ini menerangkan tentang manajemen terdiri atas pengertian mananjemen,
unsur-unsur manajemen, fungsi-fungsi manajemen dan majelis taklim terdiri dari
pengertian majelis taklim, fungsi majelis taklim, macam-macam majelis taklim.
BAB III : GAMBARAN UMUM MAJLIS TAKLIM –MAJELIS TAKLIM DI
KELURAHAN CEMPAKA PUTIH CIPUTAT (MAJELIS
TAKLIM AL-MUHAJIRIN, MAJELIS TAKLIM BAITURRAHIM,
MAJELIS TAKLIM DARUL ARQAM)
Bab ini menerangkan tentang sejarah berdirinya, struktur
BAB IV : STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJELIS TAKLIM
AL-MUHAJIRIN, MAJELIS TAKLIM BAITURRAHIM, MAJELIS
TAKLIM DARUL ARQAM
Meliputi : studi perbandingan (komparasi) Penerapan
fungsi perencanaan majelis taklim, studi perbandingan
(komparasi) Penerapan fungsi pengorganisasian majelis
taklim, studi perbandingan (komparasi) Penerapan fungsi
penggerakkan majelis taklim dan studi perbandingan
(komparasi) Penerapan fungsi pengawasan majelis taklim
yang di terapkan oleh ketiga majelis taklim tersebut.
Budgeting yang dilaksanakan oleh ketiga majlis taklim.
BAB V : PENUTUP
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, sudah
menjadi kebutuhan pokok setiap organisasi untuk menerapkan
suatu sistem yang terencana dan terprogram dengan baik yang kita
sebut dengan manajemen. Suatu keniscayaan apabila suatu
organisasi tidak menerapkan manajemen modern, maka sudah
Menurut asal katanya, manajemen berasal dari bahasa
Inggris yaitu management dari kata kerja To manage yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola.6 Dalam
bahasa Italy kata manajemen berasal dari kata managire yang berarti melatih kuda atau pelatih, sedang istilah manajemen dalam
bahasa perancis berarti tindakan membimbing.7 Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata “idarah” mempunyai arti usaha mengatur dengan baik suatu organisasi, baik kecil maupun besar.8
Sedangkan secara etimologi, manajemen menurut bahasa Arab
yaitu “idarah” (manajemen) diambil dari kalimat “adartasy-syai’a”
yang artinya kamu menjadikan suatu itu berputar atau dari
perkataan “adartabihi” yang berarti kamu menggunakannya sebagai alat untuk memutar sesuatu.9 Di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia di sebutkan juga kata manajemen berarti:
1. Proses penggunaan sumberdaya yang efektif untuk
mencapai sasaran.
2. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan
dan organisasi.10
Secara terminologi kata manajemen mempunyai definisi
dan pengertian yang sangat luas, sehingga tidak ada definisi dan
6
John. M. Echlos, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta : PT Gramedia, 1995 ) h. 375
7
Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Manajemen menurut Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka Al Husna, 1983) Cet Ke-1., h. 9
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka Bahasa, 2001), Ed. 3, cet Ke-1, h. 416
9
Mahdi bin Ibrahim bin Muhammad Mubjir, Amanah Dalam Manajemen, pent : Ahmad Abbas, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 1998), Cet. Ke-1, h. 6
10
pengertian yang di pakai secara konsisten dan digunakan sebagai
standar baku oleh para ahli, karena memang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi pada saat itu. Untuk lebih memperkaya
khasanah pengetahuan kita tentang manajemen penulis mencoba
memberikan pengertian manjemen menurut para ahli, bahwa kata
manajemen sebagai ilmu, seni atau sebuah proses.
Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian
manajemen menurut para ahli :
1) Menurut Fredrick Taylor (bapak manajemen),
Merumuskan bahwa manajemen adalah “seni yang ditentukan
untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh apa yang di
kehendaki, menyuruh orang mengerjakan sesuatu dan
mengawasi bahwa mereka mengerjakan sesuatu dengan
sebaik-baiknya dengan cara yang semudah-mudahnya”.11
2) Menurut Harold Koonzt dan Cryil O’Donell
Di dalam bukunya Principles of management and analysis of
management function, yang dikutip oleh Malayu SP. Hasibuan,
memberika rumusan bahwa “manajemen adalah usaha
mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain”.
Dengan demikian seorang manajer mengadakan koordinasi atas
sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
11
pengorganisasian, penempatan, penggerakkan dan
pengendalian.12
3) Menurut Marry Parkar Follet
Mendefinisikan manajemen adalah “seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi tersebut mengandung arti
bahwa para manajer dalam mencapai tujuan organisasi melalui
penyaluran orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai
tugas yang mungkin diperlukan dengan tidak melakukan tugas
sendiri-sendiri.13
4) Menurut George R. Terry
Manajemen adalah “merupakan sebuah proses yang khas, yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan
sumberdaya lainnya.14
5) Menurut M. Manulang
Mendefinisikan manajemn sebagi “seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengerahan dan pengawasan
sumberdaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.15
6) Menurut Moekijat
12
Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta : Haji Masagung, 1993), h. 3
13
Jawahir Tanthowi, Loc. Cit., h. 11
14
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen komunikasi (Konsepsi dan Apliklasi), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999), ed.1, cet ke-2, h. 1-4
15
Manajemen adalah “tata pelaksanaan dan tata penyelenggaraan
daripada policy dan tujuan-tujuan dengan efisiensi
sepenuh-penuhnya di dalam batasan kemampuan yang ada, pada
pokoknya berarti menciptakan kondisi keadaan yang
memungkinkan penggunaan sumber-sumber daya yang ada
secara optimal.16
7) Menurut Stoner
“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
proses pengguanaan semua sumberdaya organisasi untuk
tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.17
8) Menurut RW Morrell
Dalam bukunya Management and Means yang dikutip oleh
Soewarno Handayaningrat menuliskan bahwa : manajemen
adalah “aktivitas dalam organisasi terdiri dari penentuan tujuan
dan sasaran suatu organisasi untuk mencapai sasaran yang
efektif.18
9) Menurut Sondang P. Siagian
Manajemen adalah seni memeperopleh hasil melalui berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.19
16
Moekijat, Pokok-pokok Pengertian Administrasi, Manajemen dan kepemimpinan, (Bandung : Mandar Maju, 1992), cet. Ke-5, h. 57
17
James A.F Stoner dan R. Edward Freeman (terjemahan : Willhelmus W. bakowaton dan Benjamin Molon), Manajemen, (Jakarta : intermedia, 1994), ct. ke-1 Jilid I, h. 10
18
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-1., h. 2
19
10)Menurut Robert Kreitener
Yang dikutip oleh Zaini Muchtarom mengatakan manajemen
adalah “proses bekerja dengan dan melalui orang-orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang
berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif
dan efisien terhadap sumberdaya yang terbatas.20
11)Menurut Theo Haiman
Manajemen adalah “fungsi untuk mencapai sesuatu melaluui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk
mencapai tujuan bersama”.21
12)Menurut Albert Lepawsky Yang dikutip Moekijat
Manajemen adalah “fungsi dalam perusahaan yang bersagkutan
dengan politik, dalam batas-batas yang ditentukan oleh
administrasi dan pengerjaan organisasi untuk tujuan-tujuan
khusus yang ditentukan sebelumnya”.22
13)Menurut Buchari Zainun
Manajemen adalah “penggunaan secara efektif sumber tenaga
manusia serta bahan-bahan material lainnya dalam rangaka
mencapai tujuan yang telah ditentukan”.23
14)Menurut Soewarno Handayaningrat
20
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al-Amin Press dan IKFA, 1996), cet. Ke-II., h. 36
21
Herbangan Siagian, Manajemen; Suatu Pengantar, (Semarang : Satya Wacana, 1993), cet. Ke-6, h. 9
22
Moekijat. Op . cit., h. 59
23
Manajemen adalah “suatu proses yang membeda-bedakan atas
: perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pelaksanaan
dan pengawasan dengan memnafaatkan baik ilmu maupun seni,
agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah di tetapkan
sebelumnya. Dalam definisi ini manajemen di pandang sebagai
suatu proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan, pelaksanaan dan pengawasan”.24
Kesimpulan dari definisi-definisi diatas bahwa, manajemen
adalah aktivitas untuk mengatur, mengarahkan, memimpin suatu
kelompok orang untuk saling bekerjasama dalam suatu organisasi
guna tercapainya tujuan bersama dengan memanfaatkan
sumberdaya organisasi tersebut secara maksimal, efektif dan
efisien.
2. Unsur-Unsur Manajemen
Sebagaimana definisi manajemen yaitu segala aktivitas
mengatur, mengarahkan, memimpin sutu kelompok manusia di
dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah
ditentukan. Maka untuk tercapainya tujuan dan sasaran tersebut
diperlukan sejumlah instrumen, fasilitas ataupun alat yang disebut
juga sebagai unsur-unsur manajemen.
24
Para ahli seringkali merumuskan unsur-unsur manajemen
dengan sebutan The Six Min management (enam M di dalam manajemen) yakni Man (manusia), Money (keuangan atau
pembiayaan), Materials (bahan-bahan atau perlengkapan), Machine
(mesin-mesin), Methods (cara-cara kerja) dan Market (pasar-pasar)25 yang akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut :
a. Man (Manusia), manusia adalah yang menentukan tujuan dan ia pula yang menjadi pelaku dalam proses kegiatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Intinya faktor
manusia adalah mutlak ada dalam manajemen. Manusia yang
merencanakan, melaksanakan, menggerakkan, dan menikmati
hasil daripada manajemen itu sendiri.26
b. Money (uang atau pembiayaan), dalam dunia modern, uang sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai, sangat diperlukan
untuk mencapai suatu tujuan. Disamping unsur manusia.
Pengaruh dan peranan uang dalam kehidupan manusia telah
kita maklumi bersama.27
c. Methods (Metode atau cara kerja), yakni cara-cara dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam upaya mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Cara kerja yang tepat sangat
25
Ibid ., h. 31
26
Abd Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), cet. Ke-3, h. 42
27
menentukan kelancaran jalannya manajemen di sebuah
organisasi.28
d. Materials (Bahan atau perlengkapan ), unsur material ini sangat penting karena manusia tidak mungkin dapat menjalankan
tugasnya tanpa didukung oleh bahan-bahan atau
perlengkapan.29
e. Machines (mesin), peranan mesin di era yang modern seperti sekarang ini tidak dapat diragukan lagi. Mesin memberikan
kemudahan-kemudahan kepada manusia untuk menyelesaikan
pekerjaannya, menyingkat waktu kerja untuk menghasilkan
sesuatu sehingga mendapat keuntungan yang lebih baik dan
banyak.30
f. Market (pasar), barang hasil produksi suatu lembaga atau organisasi tentunya tidak boleh sampai menumpuk melainkan
harus segera dipasarkan. Karena jika dibiarkan menumpuk
maka lembaga tersebut pasti akan mengalami kerugian. Oleh
karena itu pemasaran dalam manajemen merupakan ujung
tombak yang tidak bisa diabaiakan. Penguasaan pasar adalah
sangat mutlak guna menyebar luaskan hasil-hasil produksi
hingga sampai ketangan konsumen.31
Unsur manusia di dalam manajemen merupakan faktor
terpenting sehingga berhasil atau gagalnya suatu manajemen
tergantung pada kepandaian dan kemampuan manajer untuk
28
Ibid
29
Ibid
30
Ibid
31
memotivasi dan menggerakkan orang-orang kepada tujuan yang
akan dicapai.
3. Fungsi-Fungsi Manajemen
Sebagaimana telah diketahui manajemen sebagai suatu
proses dan usaha merencanakan, mengorganisir, menggerakkan,
mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi semua aktivitas
dalam suatu organisasi agar mencapai tujuan yang telah
ditentukan, hal ini diperlukan fungsi-fungsi yang mamapu berjalan
dengan maksimal, efektif dan efisisen. Adapun fungsi-fungsi
manajemen adalah sebagai berikut : planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakkan),
controlling (pengawasan).32
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah maksud yang didokumentasikan
secara khusus yang memuat tujuan dan tindakan. Tujuan adalah
akhir dari tindakan, sedangkan tindakan itu sendiri adalah alat
untuk mencapai tujuan. Tujuan adalah merupakan target yang
menjadi sasaran manajemen, sedangakan tindakan merupakan
alat dan cara mencapai tujuan.33
Menurut S.P. Siagian, MP.A sebagaimana dikutip oleh
Hamzah Ya’kub, menyatakan bahwa perencanaan adalah
32
Soekarna, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : Miswar, 1986), cet. Ke-15, h. 71
33
keseluruhan proses pemikiran dan penetan secara matang dari
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.34
Dalam proses perencanaan ini diperlukan ketelitian dan
ketepatan membuat perhitungan dan pertimbanagn dalam
mengambil keputusan yang menyangkut :
a) Apa yang akan dikerjakan?
b) Kapan dilakukan pekerjaan itu?
c) Bagaimana melakukan pekerjanaan itu?
d) Kepada siapa tugas itu diserahkan?
e) Dimana pekerjaan itu dilaksanakan?
f) Mengapa pekerjaan itu harus dilaksanakan?35
Perencanaan merupakan cara menetukan pola tindakan
yang akan diambil. Adapun langkah-langkah yang diperlukan
dalam proses perencanaan adalah sebagai berikut :
1) Perhitungan dan perkiraan masa depan
2) Penetapan dan perumusan sasaran dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
3) Penetapan tindakan-tindakan dan prioritas pelaksanaannya.
4) Penetapan metode
5) Penetapan dan penjadwalan waktu
6) Penetapan lokasi.
34
Hamzah Ya’kub, Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan, (Bandung : CV Diponegoro, 1984), cet. Ke-1, h. 60
35
7) Penetapaan biaya, fasilitas dan faktor-faktor lain yang
diperlukan.36
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian berasal dari kata dasar organisasi
(organum-bahasa latin) yang berarti alat atau badan. Pengorganisasian merupakan langkah selanjutnya setelah
dibuat perencanaan dengan orang-orang yang akan
menjalankan tugas, membuat pembagian tugas serta
menetepkan kedudukan masing-masing dalam hubungan antara
bagian yang satu dengan yang lain.
Secara terminologi pengorganisasian diartikan sebagai
“penciptaan suatu struktur dengan bagian-bagian yang
dipadukan, sehingga mempunyai hubungan yang saling
mempengaruhi satu sama lain.37
Adapun pendapat lain mengatakan bahwa
pengorganisasian adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pimpinan atau manajer dalam menyusun struktur wewenang
formal, dimana pekerjaan dibagi-bagi menjadi tugas-tugas yang
lebih kecil agar dapat dikerjakan oleh orang perorang.38
Dalam melakukan pengorganisasian formal, maka
langkah-langkah yang perlu diambil ialah sebagai berikut :
36
Abd. Royad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), cet. Ke- 3, h. 45
37
Hamzah Ya’kub. Loc . cit., h. 59
38
a) Kejelasan tujuan, tahap pertama yang palling penting adalah
tujuan yang jelas yang menjadi sasaran kegiatan.
b) Pembagian tugas pekerjaan, pekerjaan yang dianggap besar
harus dibagi-bagi menjadi beberapa tugas –tugas yang kecil
c) Pengelompokkan kegiatan, kegiatan yang telah dibagi-bagi
tersebut kemudian dikelompokkan dalam kesatuan-kesatuan
praktis.
d) Penggarisan dengan jelas setiap tugas, setiap tugas harus
dijelaskan dengan gamblang kegiatan apa saja yang harus
dilakukan
e) Penetapan tenaga, setelah jelas tugas dan bagian
pekerjaan, maka langkah selanjutnya adalah penempatan
orang-orang yang dipandang mampu dan berkompeten
dalam menjalankan tugas masing-masing.
f) Delegasi kekuasaan, oarang yang telah diberi tugas tertentu
harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugasnya.
Untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan
tugasnya diperlukan pendelegasian atau pemberian
wewenang, sehingga orang tersebut itu benar-benar
berfungsi.39
c. Actuating (Penggerakkan)
Penggerakkan menurut George R. Terry seperti dikutip
Hamzah Ya’kub adalah “tindakan untuk mengusahakan agar
39
semua anggota kelompok atau organisasi suka berusaha untuk
mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha orgaisasi”.40
Menurut Sondang P. Siagian seperti yang dikutip oleh
Hamzah Ya’kub, penggerakan adalah sebagai “keseluruhan
proses pemberian motivasi bekerja kepada bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas
demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan
ekonomis”.41
Adapun langkah-langkah penggerakkan adalah
pemberian motivasi, pembimbingan, penjalinan hubungan,
penyelenggaraan hubungan, penyelenggaraan komunikasi dan
peningkatan pelaksana.42
a) Pemberian motivasi, peranan dorongan atau motivasi yang
diberikan oleh pimpinan adalah sangat penting dalam
sebuah organisasi. Dengan motivasi yang tepat akan lahir
semangat yang tinggi serta keikhlasan dalam bekerja.
Dengan adanya keikhlasan akan memelihara semangat kerja
dan loyalitas yang tinggi.
b) Pembimbingan, pembimbingan yang dilakukan oleh
pimpinan terhadap pelaksana (bawahan) dilakukaan dengan
jalan memberikan perintah dan petunjuk serta usaha-usaha
40
Ibid
41
Ibid, h. 78
42
yang lainnya yang bersifat mempengaruhi dan menetapkan
arah tindakan mereka.
c) Penjalinan hubungan, usaha ini dilakukan oleh pimpinan
terhadap para pelaksana, agar terhindar dari terjadinya
kesalah pahaman, kesimpang siuran, kekacauan daan
lain-lain.
d) Penyelenggaraan komunikasi, komunikasi yang baik antara
pimpinan dengan bawahan sangat membantu dalam
kelancaran proses kegiatan.
e) Pengembangan dan peningkatan pelaksana, usaha ini
diharapkan mampu meningkatkan kesadaran, kemampuan,
keahlian, keterampilan para pelakasana, sehingga proses
penyelenggaraan kegiatan berjalan dengan efektif dan
efisien.
d. Controlling (Pengawasan)
Untuk dapat mengetahui apakah tugas-tugas telah
dilaksanakan oleh para bawahan, bagaimana tugas-tugas
tersebut dilaksanakan, sudah sejauh mana pelaksana
tugas-tugas tersebut, apakah ada penyimpangan-penyimpangan,
maka disinilah peran seorang pemimpin untuk senatiasa
melakukan pengawasan terhadap berjalannya
kegiatan-kegiatan di organisasi yang ia pimpin. Dengan adanya
pengawasan tersebut pimpinan dapat mengambil
langkah-langnkah pencegahan bila terdapat indikasi penyimpangan
Adapun pengertian pengawasan adalah “suatu proses
usaha untuk menjamin dan mempertahankan berbagai usaha
dalam manajemen atau dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, agar sesuai dengan perencanaan semula”.43
B. Majelis Taklim
1. Pengertian Majlis Taklim
Ungkapan kata majlis taklim sepertinya sudah menjadi istilah
yang baku dikalangan masyarakat Indonesia. Ungkapan kata
tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada dasarnya kata
majlis taklim itu berasal dari bahasa arab yang telah disadur
kedalam bahasa Indonesia. Kata majelis taklim terdiri dari dua kata
yaitu kata majlis dan kata taklim. Kata majlis dalam bahasa arab
berasal dari kata ﺲﻠﺟ yang berarti duduk, sedangkan kata majlis
merupakan bentuk isim makan (kata keterangan tempat) yang
berarti tempat duduk.44
Sedang kata taklim berasal dari kata ﻢﻠ - ﻢﱢﻠ -ًﺎﻤْﻠْ ﺗ yang
mengandung arti mengajarkan. Dengan demikian pengertian majlis
taklim adalah “tempat untuk melaksanakan pengajaran dan syiar
dakwah Islam”.45
2. Unsur-unsur Majlis Taklim
43
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al-Amin Press, 1993), cet. Ke-1, h. 16
44
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta : PT. Hilda karya Agung), h. 98
45
Dalam sebuah organisasi apaupun dan dimanapun harus
mempunyai seperangkat unsur yang manandakan bahwa itu adalah
sebuah organisasi. Begitu juga halnya dengan majlis taklim yang
notabene adalah lembaga pendidikan nonformal umat Islam, mutlak
mempunyai seperangkat unsur-unsur. Berikut ini adalah
perangkat-perangkat atau unsur-unsur dalam majlis taklim antara lain :
a) Perangkat Lunak Majlis Taklim
1. Program Kegiatan
Perencanaan program dalam sebuah organisasi seperti
majlis taklim merupakan hal yang pertama harus ada sebagi
unsure dari sebuah organisasi. Karena tanpa program
organisasi tidak akan tahu arah kemana organisasi ini akan
dibawa.
2. Materi
Materi merupakan unsur yang cukup penting dalam sebuah
organisasi. Tanpa adanya materi maka suatu majlis taklim
tidak akan dapat melaksanakan program-program yang
telah ditetapkan.
3. Metode
Metode merupakan unsure yang selanjutnya setelah ada
program kegiatan dan materi.
b) Perangakat keras Majlis Taklim
Unsur manusia adalah unsur yang terpenting dalam sebuah
organisasi. Karena manusialah yang membuat perencanaan
sekaligus pelaksana dari kegiatan majlis taklim guna
mencapai sasaran yang telah ditentuka sebelumnya.
2. Uang ( money) atau Budgeting Majlis Taklim.
Telah dimaklumi bersama bahwa uang adalah bagian dari
hidup manusia yang menjalan kan organisasi. Organisasi
apapun membutuhkan unsur uang. Karena tanpa uang
semua kegiatan yang telah direncanakan pasti tidak akan
berjalan dengan baik.
3. Materials (Sarana dan prasarana) majlis taklim
Sebuah majlis taklim apabila ingin selalu eksis maka harus
mempunyai sarana dan prasarana yang mendukung seluruh
kegiatan majlis taklim.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata majlis taklim
mempunyai pengertian “tempat atau perkumpulan atau bangunan
tempat orang berkumpul”.46
Dalam musyawarah pengurus majlis taklim se-DKI Jakarta
memberikan batasan pengertian majelis taklim, yaitu lembaga
non-formal pendidikan Islam yang memiliki kurikulum tersendiri,
diselenggarakan secara berkala dan teratur serta diikuti oleh
jamaah yang relatif banyak, bertujuan untuk membina dan
46
membangun hubungan yang santun dan serasi antara manusia
dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya, manusia
dengan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang
bertaqwa kepada Allah SWT.47
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
majelis taklim adalah lembaga pendidikan no-formal Islam yang
independen, mempunyai kurikulum tersendiri, waktu belajarnya
berkala dan teratur, tetapi tidak setiap hari sebagaimana
sekolah-sekolah formal lainnya, pesertanya disebut jamaah dan tidak ada
batasan usia.
3. Fungsi Majlis Taklim
Suatu umat tidak akan mampu tegak berdiri tanpa adanya
organisasi. Kehadiran majlis taklim sebagai sebuah organisasi
dakwah Islam ditengah-tengah keadaan zaman dan masyarakat
yang semakin meningggalkan nilai-nilai normatif agama diharapkan
mampu memberikan solusi atau minimal benteng bagi genersi Islam
selanjutnya dalam menghadapi keadaan zaman yang semakin
memprihatinkan ini.
Majlis taklim sebagai lembaga dakwah yang memberikan
bimbingan dan penyuluhan serta pengajaran terhadap masyarakat
yang tumbuh dan berkembang dari kalangan masyarakat itu
sendiri, mempunyai tujuan bagi kemaslahatan umat manusia. Majlis
taklim bisa dikatakan sebagai lembaga swadaya masyarakat yang
47
hidupnya di dasarkan pada ta’awun dan ruhama’u bainahum
(tolong menolong dan berkasih sayang).48
Fungsi majlis taklim dari zaman ke-zaman secara garis besar
adalah sebagai lembaga dakwah yang mensiarkan ajaran-ajaraan
Islam dari generasi ke-generasi berikutnya. Majlis taklim di zaman
Rasulullah mempunyai fungsi dan peran serta posisi paling sentral
dalam penyebaran dan juga penyiaran ajaran-ajaran Islam baik
kepada orang-orang kafir ataupun pembinaan bagi orang-orang
Islam itu sendiri.
Para sahabat dengan suka rela mengikuti majlis-majlis
taklim yang diadakan oleh Rasulullah, karena hausnya mereka akan
ilmu dan pengetahuan. Masjid nabawi adalah tempat majlis taklim
nabi dalam membina dan memupuk keimanan para sahabat.
Maka sebagai lembaga dakwah maupun sebagai lembaga
pendidikan no-formal Islam majlis taklim mempunyai fungsi sebagi
berikut :
a. Membina dan mengajarkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.
b. Sebagai ajang berlangsungnya silaturahmi massal yang dapat menghidupkan dakwah dan ukhuwah Islamiyah.
c. Sebagai sarana dialog berkesinambungan antara ulama dan ‘umara dengan ummat.
48
d. Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfa’at bagi pembangunan ummat dan bangsa pada umumnya.
Sedangkan menurut Slamet Muhaimin Abda Menyebutkan
bahwa fungsi majlis taklim adalah sebagai berikut :
a. Amar ma’ruf nahi munkar
b. Meluruskan akidah
c. Memotivasi ummat untuk bribadat kepada Allah SWT dengan sebaik-baiknya
d. Menolak dan menyaring kebudayaan negatif yang dapat merusak akidah dan keimanan.49
Dari uraian-uraian diatas dapat dikatakan bahwa kehadiran
majelis taklim di harapkan mampu berperan sebagi problem solving
ditengah-tengah pergolakan zaman yang semakin memprihatinkan
ini. Majlis taklim diharapkan mampu menjadi tameng atas derasnya
kebudayaan-kebudayaan yang negatif yang membawa pada
kerusakan moral masyarakat. Majlis taklim diharapkan sebagai
pemersatu ummat, penguat ukhuwah Islamiyah dan juga penyebar
dakwah Islamiyah yang mampu menjangkau setiap kalangan dan
lapangan kehidupan masyarakat.
4. Macam-Macam Majlis Taklim
Tumbuh suburnya perkembangan majlis taklim dikalangan
masyarakat menunjukan adanya kebutuhan dan keinginan anggota
49
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan spiritual mereka sebagai
bekal dalam menjalankan segala aktivitas dalam kehidupannya.
Majlis taklim dalam pelaksanaannya tidak terlalu formal dan
mengikat juga tidak selalu mengambil tempat-tempat peribadatan
sebagai tempat pelaksanaannya semisal mushola, masjid dan
langgar, tetapi lebih bersifat fleksibel, hal ini bisa kita amati
bersama bahwa majelis taklim dewasa ini banyak juga yang
diselenggarakan di rumah, ruang aula suatu instansi, kantor, hotel,
balai pertemuan, rumah sakit dan tempat-tempat yang lain. Pada
dasawarsa sekarang ini kebanyakan majelis taklim
diselenggarakan oleh sekelompok masyarakat seperti para
pejabat, artis film, para profesional, seniman atau masyarakat
umum dan sebagainya.50
Beragamnya jenis-jenis majlis taklim yang ada bukan
dikarenakan faktor fungsinya, namun lebih dikarenakan oleh
lingkungan anggota, kegiatan-kegiatannya, organisasinya dan
lain-lain. Oleh karena itu dalam pengelolaannya, besar kemungkinan
terdapat perbedaan isi materi, metodologi dan kurikulum yang
dijalankan oleh majelis-majelis taklim tersebut.
Jika di tinjau dari lingkungan sosial keanggotaannya, majelis
taklim dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
50
a. Majlis taklim pinggiran, istilah pinggiran dalam hal ini tidak menunjukan arti pinggiran kota, akan tetapi menunjukan
pemukiman lama, yang umumnya didiami oleh golongan
masyarakat ekonomi lemah.
b. Majlis taklim gedongan, istilah gedongan dalam hal ini menunjukan pada kelompok masyarakat menengah keatas
(kaya/pejabat) dan juga terpelajar .
c. Majlis taklim kompleks, majelis taklim kompleks anggotanya terdiri dari golongan menengah keatas yang biasanya masih
mempunyai ikatan dengan instansi yang membangun kompleks
tersebut, misalnya kompleks bank mandiri, kompleks
pertamina, kompleks Hankam, kompleks PLN dan lain-lain.
d. Majlis taklim pemukiman baru, majelis taklim ini tumbuh di pemukiman baru yang anggotanya terpelajar, ekonomi
menengah, karyawan dan tidak terikat oleh instansi tertentu.
e. Majlis taklim kantoran, majlis taklim ini dikelola dan diselenggarakan oleh karyawan kantor yang mempunyai ikatan
yang sangat kuat kebijaksanaan kantor.
f. Majlis taklim khusus, majlis taklim yang diselenggarakan oleh oarng-orang tertentu yang mempunyai statuss sosial yang tinggi
di masyarakat misalnya, pengajian para mentri, jamaah haji VIP
g. Majlis taklim kelompok usaha, majlis taklim yang anggotanya adalah remaja yang mempunyai aliran politik atau keagamaan
yang sama.51
Apabila ditinjau dari materi pelajaran yang di ajarkaan,
majlis taklim daapat di klasifikasikan sebagi berikut :
a. Tabligh atau ceramah agama, materi pelajaran yang diberikan adalah berkaitan dengan masalah syar’i (sayri’at Islam), yang
diberikan guru, atau mubaligh baik undangan ataupun tetap.
Materinya diambil dari kitab-kitab yang telah ditentukan
sebelumnya atau memilih tema-tema keagamaan yang perlu
jamaah ketahui.
b. Pengajian pelajaran khusus, yang intinya adalah kitab-kitab kuning yang bersifat mengerucut pada satu
pembahasan,misalnya fiqh, tasawuf, tafsir, hadits atau kitab
lainnya. Jamaah pada majlis taklim ini membawa kitab
masing-masing untuk dapat menyimak atau mengikuti guru yang
membaca, hal ini mirip dengan halaqah di pesantern-pesantern.
c. Pengajian Al-Qur’an, pelaajaran utamanya adalah membacaa Al-Qur’an, belajar tajwid juga membahas maknanya.
d. Wirid keagamaan, pengajian ini lebih dititik beratkan pada membaca do’a, berdzikir dan lain-lain yang bersifat ‘ubudiyah
e. Diskusi keagamaan, pengajian ini lebih bersifat ilmiah, yakni membahas dan mendiskusikan masalah-masalah keagamaan
51
yang sedang berkembang. Biasanya pembicara telah
mempersiapkan makalah yang kemudian dibagikan kepada
jamaah. Pembicara mempresentasikan pendapat-pendapatnya
kemudian disambung dengan tanya jawab dengan jamaah.
Menurut tempat penyelenggarannya, majlis taklim dapat
dikatagorikan sebagai berikut :
a. Di masjid atau mushalla
b. Di madrasah atau ruang khusus
c. Di rumah, bisa tetap atau berpindah-pindah
d. Di aula kantor.
C. Pengertian Komparasi
Pengertian komparasi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah perbandingan.52 Maksudnya dalam hal ini
penulis akan memperbandingkan antara manajemen majlis
taklim yang diterapkan oleh ketiga majlis taklim dikelurahan
Cempaka Putih.
D. Pengertian Manajemen Majlis Taklim
52
Istilah manajemen majlis taklim terdiri dari dua komponen
yakni manajemen dan majelis taklim. Masing-masing
seolah-olah berdiri sendiri, tetapi pada dasarnya keduanya adalah
satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu sama lain.
Sebagaimana pengertian manajemen dan majlis taklim
diatas, maka penulis mencoba merumuskan pengertian
manajemen majlis taklim adalah sebuah proses khas yang
diterapkan oleh lembaga non formal Islam yang terdiri dari
tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan agar tercapai sasaran yang telah ditetapkan
bersama dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dan
BAB III
GAMBARAN UMUM MAJLIS TAKLIM AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN
DARUL ARQAM
A. Gambaran Umum Majlis Taklim Al – Muhajirin (Kampung Semanggi Dua
Rt/Rw 04/05 Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Tangerang).
1. Sejarah Singkat Majlis Taklim Al – Muhajirin
Menurut penuturan ibu Yanti sekretaris majlis taklim al –
Muhajirin, majlis taklim ini berdiri pada tahun 1988, kurang lebih
sudah 20 tahun berdiri. Saat ini yang memimpin majelis taklim Al –
Muhajirin adalah generasi ke-3 di bawah kepemimpinan Ibu Robi’ah
dengan masa bakti 2004 – 2011 ( SK. No. 01/SK/YRS/IX/2006).
Kehadiran Majlis Taklim Al – Muhajirin secara hidmat ingin
dinikmati semua pihak melalui program-program yang di desain
sesuai dengan kebutuhan jamaah. Program ini secara bertahap
dilakukan terhadap ibu rumah tangga dan anak-anak. Dengan
ketekunan berbagai pihak, Alhamdulillah program ini mendapat
respon yang positif dari masyarakat hingga jamaah saat ini kurang
lebih 70 orang. Peserta didik Madrasah Diniyah 25 anak, Home
Schooling 11 anak.53
2. Visi dan Misi Majlis Taklim Al - Muhajirin
Visi Majlis Taklim Al – Muhajirin “ Membawa pencerahan
terhadap pemahaman keIslaman untuk dilaksanakan dalam
kehidupan bermasyarakat.”
Misi Majlis Taklim Al – Muhajirin :
1. Memberi dasar-dasar keIslaman yang kuat
2. Meningkatkan pemahaman tentang Al-Qur’an
3. Meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an
4. Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Islam
5. Meningkatkan perbaikan tingkah laku
3. Struktur Organisasi Majlis Taklim Al – Muhajirin
Susunan kepengurusan Majlis Taklim Al – Muhajirin periode 2004-2011
53
SK. No. 01/SK/YRS/IX/2006.
Penasehat : DR. Rumadi
Pembina : Drs. Mas’ud
Ketua : Robi’ah
Sekretaris : Maryanti
Bendahara : Hj. Endang Atmaningsih
Seksi-seksi
Humas : Maisyaroh
: Yurnaeti
Sosial : Wiwik
: Susilowati
Inventaris : Nuryatin54
4. Program Kegiatan Majlis Taklim Al - Muhajirin
Berdasarkan penuturan sekretaris majelis taklim
al-Muhajirin, menyatakan bahwa didalam penyusunan program
kegiatannya, majlis taklim al-Muhajirin membagi program
kegiatannya menjadi dua macam, yaitu kegiatan reguler (rutin) dan
kegiatan insidental.
54
a. Program Reguler ( rutin )
Kegiatan rutin dilaksanakan setiap hari Senin pukul 13.30
sampai menjelang sholat ashar dengan acara;
1) Shalawat Nabi Saw
2) Pembukaan
3) Pembacaan surat yasin dan surat pilihan
4) Pemberian materi sesuai jadwal : fiqh, aqidah, tauhid, Al-qur’an, hadits
5) Pengumuman (informasi)
6) Do’a penutup
Selain kegiatan rutin yang diadakan mushalla ada juga
kegiatan rutin yang sifatnya berkelompok dan bertempat dirumah
anggota secara bergiliran dalam rangka meningkatkan
kemampuan membaca dan memahami Al-qur’an. Jamaah tersebut
menjadi 8 kelompok.
1. Kelompok ibu Siti Mukarromah
Jumlah anggota : 11 orang
Hari / waktu : Sabtu, pukul 10.00 – 12.00 WIB
Materi : Tafsir Al-qur’an dan Hadits
2. Kelompok Ibu Elin Herlina
Jumlah anggota : 11 orang
Materi : Peningkatan mutu bacaan Al-qur’an dan
tausiah
3. Kelompok Ibu Tholhah
Jumlah anggota : 5 orang
Hari / waktu : Senin malam, pukul 19.30 – 21.00 WIB
Materi : Peningkatan mutu bacaan Al-qur’an dan
tausiah
4. Kelompok ibu Maesaraoh
jumlah anggota : 7 orang
hari / waktu : Selasa dan jum’at pukul 10.00 – 12.00 WIB
Materi : Peningkatan mutu bacaan Al-qur’an dan
tausiah
5. Kelompok Ibu Hj. Esti Sri Rahayu
jumlah anggota : 10 orang
hari / waktu : Rabu pukul 08.30 – 12.00 WIB
materi : Kajian intensif al-qur’an dan tafsir
6. Kelompok ibu Nurul Hikmah
jumlah anggota : 16 orang dewasa dan 11 anak
hari / waktu : Rabu, pukul 13.00 – 15.00 WIB
materi : Membaca Al-qur’an dan pembinaan keluarga
tempat : Mushalla Al Muhajirin
tujuan : Ibu cerdas anak cerdas
7. kelompok ibu Susilowati
jumlah anggota : 40 orang
hari / waktu : Kamis malam setelah Maghrib
materi : Membaca Yasin, Tahlil dan surat – surat
pendek
tempat : Di rumah anggota secara bergilir
8. Kelompok gabungan pengajian rutin Yasin mushalla al-Muhajirin
hari / waktu : Kamis setelah maghrib
materi : Membaca surat yasin dan tahlil
tempat : Mushalla al-Muhajirin
Untuk menjaga hubungan dengan masyarakat sekitar majlis
taklim dan menjalin silaturrahmi antar jamaah, majlis taklim
Al-Muhajirin melaksanakan :
1) Mengunjungi dan menengok orang sakit baik di rumah maupun di rumah sakit dengan memberi bantuan ala
kadarnya.
3) Memenuhi undangan pengajian pribadi atau ke majlis taklim yang berada dilingkungan cempaka putih termasuk
pengajian rutin Al-Hidayah kelurahan dan kecamatan.
4) Mengkoordinir tabungan mingguan dan tabungan ibadah qurban
5) Mengkoordinir pengumpulan dana dari para donator untuk pembangunan mushalla dan sumbangan anak yatim
6) Mengkoordinir iuran wajib/kas setiap senin
7) Membantu proses pemakaman kepada warga atau jama’ah yang sedang tertimpa musibah serta menyiapkan konsumsi
pada malam ta’ziah selama 3 hari
8) Mengadakan pertemuan mengurus setiap pertemuan 3 bulan sekali untuk evaluasi program
b. Program Insidental
Yaitu kegiatan yang di laksanakan pada Waktu tertentu
berkaitan dengan peristiwa tertentu berkaitan dengan peristiwa
tertentu seperti:
1) Peringatan Tahun baru Islam / Muharam
Kegiatan tanggal 30 &tanggal 1 Muharam
a) Do’a akhir dan awal tahun hijriah
b) Shalat maghrib berjamaah di lanjutkan membaca Yassin
3X
Shalat isy’a berjamah di lanjut kan shalat tasbih
Kegiatan tangga l0 s/d 12 muharam
c) Menyelenggarakan lomba di kalangan santri
bekerjasama dengan para ustadz-ustadazah Cerdas
cermat, baca puisi, adzan, hafalan surat pendek,
berbusana muslim dan lain-lain
d) Kegiatan tanggal 10 Muharam
Menyelenggarakan santunan yatim, fakir dan dzua’fa di
lingkungan Rw.03
2) Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw
Majlis taklim bekerjasama dengan PHBI
menyelenggarakan peringatan maulid Nabi setiap tahun,
serta mengkoordinir dana konsumsi .
Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhamad Saw, majlis
taklim bekerja sama dengan PHBI, pengurus mushalla,
madin menyelenggarakan peringatan isra’ mi’raj sekaligus
penutupan pengajian sementara menjelang bulan ramadhan.
3) Kegiatan Pada Bulan Ramadhan
a. Majlis taklim membuat jadual dan mengkoordinir
penyediaan konsumsi untuk buka puasa, para ustadz dan
musafir sebanyak 7-15 orang
b. Melaksanakan buka puasa bersama warga Rt.04 dan
c. Melaksanakan shalat tarawih berjamaah
d. Melaksanakan shalat subuh berjamaah di lanyjutkan
tadarus secara kelompok di pandu oleh pembimbing.
e. Mengadakan bingkisan lebaran untuk ustadz/ustadzah
majlis taklim dan madin ala kadarnya .
4) Kegiatan bulan haji
Majlis taklim memenuhi undangan pengajian walimatusafar
dan pengajian setiap malam jum’at selama calon haji berada
di Makkah Menerima hewan qurban55
B. Gambaran Umum Majlis Taklim Baiturrahim ( Kp. Utan Desa Cempaka
Putih Rt 02 Rw 05 Ciputat ).
1. Sejarah Singkat Majlis Taklim Baiturrahim
Menurut penuturan Ibu Hj. Amsah ketua Majlis taklim
Baiturrahim, majlis taklim ini berdiri sejak tahun 1985, seluruh
kegiatan majlis taklim ini terpusat di masjid Baiturrahim yang
dulunya berawal dari sebuah Musholla yang kemudian pada tahun
2001 dengan dana swadaya dari masyarakat sekitar Musholla
kemudian direnovasi dan berubah statusnya menjadi Masjid. Pada
tahun 1985 Ibu Hj. Sameh salah seorang yang dihormati di
lingkungan Musholla merasa terpanggil untuk mendirikan sebuah
majlis taklim sebagai wadah silaturrahmi antar sesama kaum ibu
55
sekitar Musholla juga sebagi sarana peningkatan pengetahuan
keagamaan kaum ibu di lingkungan Musholla.
Setelah sekian lama berdiri sampai sekarang generasi
ketiga dengan berubah stausnya dari Musholla menjadi masjid
maka kegiatan majlis taklim Baiturrahim semakin padat dan
mendapat respon yang membahagiakan dari lingkungan sekitar.
Untuk saat ini kepemimpinan majlis taklim Baiturrahim dipegang
oleh Ibu Hj. Amsah Yang tidak lain adalah ipar dari Ibu Hj. Sameh
pendiri pertama Majlis taklim Baiturrahim.56
2. Visi dan Misi Majlis Taklim Baiturrahim
Visi Majlis Taklim Baiturrahim “ Mencerdaskan kaum ibu
supaya dapat mendidik anak yang shaleh dan shalehah.”
Misi Majlis Taklim Al – Muhajirin :
a) Memberi dasar-dasar keIslaman yang kuat
b) Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Al-Qur’an & Hadits
c) Meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an
d) Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Islam
e) Meningkatkan perbaikan tingkah laku
3. Struktur Organisasi Majlis Taklim Baiturrahim
Penasehat : Ibu Hj. Hawa Surya
Ketua : Ibu Hj. Amsah
56
Wakil Ketua : Ibu Hj. Win
Bendahara : Ibu Hj. Nunung
Sekretaris : Ibu Sumiyati
Seksi-seksi :
Humas : Ibu Nurhidayah
Ibu Purwanti
Sosial : Ibu Hj. Khodijah
Ibu Yuliana
Inventaris : Ibu Jamilah
4. Program Kegiatan Majlis Taklim Baiturrahim
Program kegiatan majlis taklim Baiturrahim menurut
keterangan Ibu Hj. Amsah diprogram untuk kegiatan selama
setahun, yang dirinci lagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Program Mingguan setiap hari Selasa :
Tema P