• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja reksadana Syariah di Indonesia periode 2008-2010 dengan metode risk adjusted return

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja reksadana Syariah di Indonesia periode 2008-2010 dengan metode risk adjusted return"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

2008-2010 DENGAN METODE RISK ADJUSTED RETURN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

FAHMI MUIZZUDIN

NIM : 107046102058

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

KINERJA REK

2008-2010 DE

Dia

Un

Pembimbing

Dr. JAENAL ARIPIN

NIP. 19721016199803

KON

FA

EKSADANA SYARIAH DI INDONES

DENGAN METODE RISK ADJUSTED

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

FAHMI MUIZZUDIN

NIM : 107046102058

Di Bawah Bimbingan

ing I

Pembi

IN, M.Ag.

8031004

TITI DEWI WAR

NIP. 1973122120

NSENTRASI PERBANKAN SYARIA

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011

ESIA PERIODE

ED RETURN

m

lar

bimbing II

ARNINDA, S.E, M.Si.

2005012002

IAH

(3)

Skripsi Yang Berjud

PERIODE 2008-201

diujikan dalam sida

Hidayatullah Jakarta

sebagai salah satu sya

Program Studi Muam

Panitia Ujian Munaq

Ketua

: Pro

NIP

Sekretaris

: Mu

NIP

Pembimbing I : Dr

NIP

Pembimbing II : Tit

NIP

Penguji I

: Dr.

NIP

Penguji II

: Dw

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

judul

KINERJA REKSADANA SYARIAH

010 DENGAN METODE RISK ADJUSTE

idang munaqasyah Fakultas Syariah dan H

ta pada tanggal 21 September 2011. Skripsi

yarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program

malat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 21 September 2011

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Su

NIP. 195505051982031012

naqasyah

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA.

NIP. 195505051982031012

Mu'min Roup, M.A.

NIP. 197004161997031004

Dr. Jaenal Aripin, M.Ag.

NIP. 197210161998031004

Titi Dewi Warninda, S.E., M.Si.

NIP. 197312212005012002

Dr. Euis Amalia, M.Ag.

NIP. 197107011998032002

Dwi Nur'aini Ihsan, SE., MM.

H DI INDONESIA

TED RETURN

, telah

Hukum UIN Syarif

si ini telah diterima

am Strata 1 (S1) pada

um

Suma, SH., MA., MM.

A., MM. (...)

(...)

(...)

(...)

(...)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan sesuai dengan

ketrentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3.

Jika kemudian hari terbukti bahwa hasil karya saya merupakan hasil jiplakan

dari karya orang lain, maka saya bersedian untuk menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 September 2011

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayah,

serta inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh

kelulusan dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk junjungan besar kita

Nabi Besar Muhammad SAW, karena beliaulah suri tauladan kita yang patut kita

ikuti langkahnya dalam setiap aspek kehidupan.

Dapat terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul

KINERJA

REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2010 DENGAN

METODE RISK ADJUSTED RETURN ini, tidak terlepas dari kesempatan,

bimbingan, arahan, dan dorongan yang telah saya terima dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, perkenankan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang tulus kepada:

1.

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Bapak Prof. Dr. Drs. H. Muhammad

Amin Suma, SH, MA, MM.

2.

Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Ibu Euis

Amalia, M.Ag. dan Sekretaris Program Studi Muamalat, Bapak Mu’min roup,

M.A.

(6)

v

dan bimbingan serta tidak sungkan untuk meluangkan waktunya hingga

terselesaikannya skripsi ini.

4.

Para Dosen pada Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,

Fakultas Syariah dan Hukum atas curahan ilmu dan tuntunannya baik di

dalam maupun diluar perkuliahan

5.

Keluarga Besarku, Kedua Orang Tua, Ayahanda Abdul Razzak dan Ibunda

Lea Muvida, yang senantiasa berdoa dan mendukung penuh keseluruhan

proses hidupku. Adik-adikku Farhan, Fadhli, Farouqi, dan Fahsan.

6.

Teman-teman Konsetrasi Perbankan Syariah angkatan 2007 khususnya kelas

B, terima kasih atas kebersamaan ini.

7.

Serta pihak lain yang juga turut membantu dan mendukung penulis.

Selama penulisan ini, saya menyadari masih banyak kekurangan karena

keterbatasan pengalaman, pengetahuan dan kemampuan penulis, untuk ini saya

meinta maaf dan semoga menjadi pelajaran yang berharga bagi seluruh pihak

terkait. Saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang

membacanya.

Jakarta, September 2011

(7)

vi

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kinerja reksadana

syariah yang terdapat di Indonesia selama periode Januari 2008 sampai dengan

Desember 2010 dengan menggunakan metode

Risk Adjusted Return

. Metode

pengukuran kinerja ini memperhitungkan faktor risiko dan tingkat pengembalian

(return) dari portofolio.

Dalam penilaian kinerja dengan

Risk Adjusted Return

, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Sharpe, Treynor, dan Jensen. Penelitian

ini menggunakan sampel dua puluh tiga reksadana syariah di Indonesia dari semua

jenis reksadana syariah yang ada. Terdiri dari sepuluh reksadana campuran syariah,

enam reksadana saham syariah, enam reksadana pendapatan tetap syariah, dan satu

reksadana indeks syariah. Penilaian kinerja ini dilakukan dengan membandingkan

kinerja reksadana yang dikelola manajer investasi dengan pembandingnya yaitu

return Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

Kinerja dengan metode Treynor dan Jensen memiliki hasil kinerja yang lebih

baik di banding dengan kinerja metode Sharpe. Ini berarti bahwa portofolio belum

terdiversifikasi sempurna, karena kinerja portofolio yang kurang terdiversifikasi

menjadi lebih tinggi pada rasio Treynor dan Jensen Alpha dibandingkan dengan rasio

Sharpe. Hal ini muncul sebagai akibat dari adanya komponen risiko non-sistematis

pada rasio Sharpe. Sedangkan, Jika portofolio telah terdiversifikasi sempurna, maka

rasio Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha akan memberi peringkat kinerja yang sama

bagi portofolio. Hal ini disebabkan oleh

total variance

yang sama dengan

systemtic

variance

pada portofolio yang terdiversifikasi sempurna.

(8)

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….………

iv

ABSTRAKSI ………

vi

DAFTAR ISI ……….

vii

DAFTAR TABEL ………....

x

DAFTAR GAMBAR ………...

xii

BAB I PENDAHULUAN ………...…...

1

A.

Latar Belakang ………..

1

B.

Perumusan Masalah ………..

7

C.

Tujuan Penelitian ………..

8

D.

Kajian Terdahulu ………..

9

E.

Metodologi Penelitian ………..

11

F.

Sistematika Penulisan ………...

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………...…

14

A.

Teori Reksadana ………...

14

B.

Reksadana Syariah ………

25

C.

Penilaian Kinerja (Performance Measurement) Reksadana ……….…

35

(9)

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………...…

42

A.

Objek Penelitian ………..

42

B.

Metode Penetuan Sampel ………

45

C.

Sumber Data ………

46

D.

Variabel Penelitian ………..

47

E.

Metode Pengukuran Kinerja ………

49

F.

Evaluasi Kinerja Reksadana Syariah ………...

53

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………...…

54

A.

Analisis Statistik Deskriptif ………

54

1.

Reksadana Campuran Syariah ………

54

2.

Reksadana Saham Syariah ….……….

57

3.

Reksadana Pendapatan Tetap Syariah …….………...

60

4.

Reksadana Indeks Syariah ……….……….

61

B.

Analisis Kinerja Reksadana Campuran Syariah ………….…………

62

1.

Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ………...

62

2.

Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor ……….

64

3.

Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen ………

66

C.

Analisis Kinerja Reksadana Saham Syariah ……….…..

68

1.

Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ………...

68

2.

Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor ……….

69

(10)

ix

D.

Analisis Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah ...…………..

72

1.

Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ………...

72

2.

Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor ……….

73

3.

Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen ………

75

E.

Analisis Kinerja Reksadana Indeks Syariah ………

75

1.

Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ………...

75

2.

Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor ……….

76

3.

Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen ………

77

F.

Perbandingan Kinerja Harian Reksadana Syariah Indonesia Dengan

Metode

Risk Adjusted Return

………...………...

78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...…

84

A.

Kesimpulan ……….

86

B.

Saran ………

84

DAFTAR PUSTAKA ………...

91

(11)

x

DAFTAR TABEL

1.

Tabel 3.1

Daftar Reksadana Syariah di Indonesia ………. 39

2.

Tabel 3.2

Daftar Objek Penelitian ………. 41

3.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Campuran

Syariah Indonesia………... 51

4.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Saham

Syariah Indonesia………... 55

5.

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Pendapatan

tetap Syariah Indonesia..………... 58

6.

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Indeks

Syariah Indonesia………... 59

7.

Tabel 4.5

Kinerja Reksadana Campuran Syariah Berdasarkan Indeks

Sharpe ……… 60

8.

Tabel 4.6

Kinerja Reksadana Campuran Syariah Berdasarkan Indeks

Treynor .………

62

9.

Tabel 4.7

Kinerja Reksadana Campuran Syariah Berdasarkan Indeks

Jensen ...………

64

10. Tabel 4.8

Kinerja Reksadana Saham Syariah Berdasarkan Indeks

Sharpe ………...………

66

11. Tabel 4.9

Kinerja Reksadana Saham Syariah Berdasarkan Indeks

Treynor .………

67

12. Tabel 4.10 Kinerja Reksadana Saham Syariah Berdasarkan Indeks

Jensen ...………

69

13. Tabel 4.11 Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Berdasarkan

Indeks Sharpe ………...………

70

14. Tabel 4.12 Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Berdasarkan

[image:11.595.112.520.79.725.2]
(12)

xi

15. Tabel 4.13 Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Berdasarkan

Indeks Jensen ...………

73

16. Tabel 4.14 Kinerja Reksadana Indeks Syariah Berdasarkan Indeks

Sharpe ………..………

74

17. Tabel 4.15 Kinerja Reksadana Indeks Syariah Berdasarkan Indeks

Treynor .………

74

18. Tabel 4.16 Kinerja Reksadana Indeks Syariah Berdasarkan Indeks

Jensen ...………

75

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

1.

Gambar 2.1 Skema Mekanisme Pembelian Reksadana Syariah………... 26

2.

Gambar 2.2 Skema Akad Wakalah Pada Reksadana Syariah…………...

32

3.

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ……….

38

4.

Gambar 4.1 Perbandingan Kinerja Harian Reksadana Syariah Indonesia

[image:13.595.111.525.79.487.2]
(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

(15)

2

beroperasi dengan skala yang lebih besar dan selanjutnya akan meningkatkan

pendapatan perusahaan dan kemakmuran rakyat luas.

1

Salah satu alternatif instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal

adalah reksadana. Reksadana menurut undang-undang pasar modal No. 8 tahun 1995

merupakan wadah yang di pergunakan dalam rangka menghimpun dana dari

masyarakat dalam pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek

yang dilakukan oleh manajer investasi. Reksadana merupakan instrument investasi

yang belum begitu populer dibanding dengan investasi pada valas atau deposito,

ternyata

mampu

menghasilkan

keuntungan

yang

cukup

tinggi

dalam

perkembangannya. Sejak di perkenalkan di Indonesia oleh PT Danareksa tahun 1967,

terjadi peningkatan karena masyarakat mulai mengenal dan mendapatkan

pengembalian dari investasi reksadana yang dilakukan lebih baik dibanding dengan

investasi lainnya.

Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari

masyarakat yang memiliki modal dan keinginan untuk berinvestasi, namun hanya

memiliki waktu, pengetahunan serta keahlian menghitung profil resiko dan imbal

hasil investasi, yang terbatas. Himpunan dana dari masyarakat investor tersebut

1

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. F, Pasar Modal di Indonesia (Jakarta, Salemba Empat, 2006),

(16)

3

kemudian diinvestasikan, dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang di

percaya oleh pihak investor untuk mengelola dana tersebut

2

.

Di Indonesia, pasar modal syariah mulai sejak tahun 2003 walaupun

instrument syariah telah diluncurkan sejak tahun 1997. Hal ini ditandai dengan

peluncuran Danareksa syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Investment

Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT Danareksa

Investment Management meluncurkan

Jakarta Islamic Index (JII)

pada 3 Juli 2000

yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara

syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka telah tersedia saham-saham yang

dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah.

3

Perkembangan pasar modal syariah memberikan dampak positif terhadap

perkembangan reksadana syariah. Produk reksadana kini semakin beragam dengan

hadirnya berbagai jenis reksadana seperti reksadana syariah pendapatan tetap,

reksadana syariah saham, reksadana syariah campuran, dan yang paling baru

reksadana syariah indeks.

Reksadana Syariah merupakan reksadana yang mengalokasikan seluruh dana

ke dalam instrumen investasi yang berbasis syariah seperti saham-saham yang

tergabung dalam JII, Obligasi syariah dan instrumen keuangan berbasis syariah

2

Anisa Rachmawati, “Komparasi Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional kategori

Saham, Campuran, dan Pendapatan Tetap di Indonesia : Periode maret-2005-Maret 2008”, (Skripsi S1

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h.6.

3

Anonimous, “Tentang Efek Syariah” Artikel di akses pada November 2010 dari

(17)

4

lainnya untuk membentuk suatu portofolio. Hal ini yang menjadi pembeda antara

reksadana syariah dengan reksadana konvensional. Sedangkan dalam hal mekanisme

perdagangan, tidak ada perbedaan diantara keduanya. Suatu efek dapat memenuhi

kriteria syariah apabila memenuhi beberapa persyaratan , antara lain

core business

dari perusahaan penerbit efek (emiten) tersebut tidak bertentangan dengan prinsip

syariah islam (sesuai dengan Fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001) yaitu

diantaranya; (i) Kegiatan usahanya tidak tergolong judi atau perdagangan yang

dilarang, (ii) usahanya tidak bersifat ribawi atau mengandung bunga, (iii) tidak

memproduksi, mendistribusi, dan memperdagangakan makanan atau minuman

haram, serta barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat

4

. Dalam hal

proses manajemen portofolio, reksadana syariah melakukan proses penyaringan

(

filtering

) efek dalam portofolio reksadana

benchmarking

kinerja reksadana syariah,

serta

cleansing

. Dari sisi

filtering

saham-saham yang kegiatan usaha emitenya

memiliki keterkaitan denga sesuatu yang diharamkan seperti yang telah disebutkan

pada fatwa DSM MUI. Sementara dari sisi

benchmarking

, penilaian kinerja

portofolio reksadana syariah belum ada satuan khusus sebagai rujukan perbandingan.

Selain

filtering

dan

benchmarking

, reksadana syariah juga melakukan proses

cleansing

. Proses ini perlu dilakukan karena hasil investasi dapat berasal dari sumber

non halal atau mengandung sesuatu yang tidak halal, misalnya bunga bank, proses ini

4

Anisa Rachmawati, “Komparasi Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional kategori

(18)

5

dilakukan untuk membersihkan dana yang disimpan dalam kas bank, kemudian agar

bersih dari unsur tidak halal.

Alat atau tolak ukur Reksadana ialah NAB (nilai Aktiva bersih). Nilai Aktiva

Bersih (NAB) merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual

dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan dari Nilai Aktiva Bersih ini dapat

dijadikan indikator kinerja suatu reksa dana apakah nilainya positif (meningkat) atau

negatif (menurun). Nilai Aktiva Bersih dihitung dengan menjumlahkan nilai

masing-masing efek yang ada dalam suatu reksa dana, berdasarkan harga pasar penutupan

efek yang bersangkutan, yang kemudian dikurangkan dengan kewajiban-kewajiban

reksa dana tersebut seperti biaya Manajer Investasi, biaya Kustodian dan biaya-biaya

lainnya.

5

Namun, NAB hanya memberikan infomasi harian atas satu portofolio

reksadana itu sendiri. Investor tidak dapat melihat secara langsung perbandingan

kinerja terhadap reksadana lain, selain itu reksadana hanya mewakili

return

atas satu

reksadana tersebut, tanpa mempertimbangkan tingkat resiko yang dimiliki. Bila

menggunakan NAB saja, investor dapat memperoleh informasi yang keliru. Misalnya

salah satu reksadana memiliki NAB tinggi di beberapa periode tanpa

memperhitungkan tingkat resiko yang dimiliki, investor tersebut dapat langsung

5

Anonimuos, “Nilai Aktiva Bersih (NAB)” Artikel diakses pada 2 desember 2010 dari

(19)

6

menginterpretasikan bahwa reksadana tersebut menguntungkan.

6

Oleh karena itu

dalam mengukur kinerja suatu reksadana tidak hanya dilihat dari imbal hasil saja

tetapi juga harus memperhatikan resiko yang akan di tanggung investor.

Mustakim (2008) telah meneliti kinerja reksadana syariah dari jenis reksadana

syariah campuran dan reksadana syariah pendapatan tetap yang terdapat di Indonesia

selama periode desember 2006 sampai desember 2007. dengan menggunakan metode

sharpe dan treynor di hasilkan bahwa kinerja sharpe memiliki risk adjusted

return

yang lebih baik dibanding dengan analisis kinerja treynor untuk reksadana jenis

campuran, tetapi untuk reksadana syariah pendapatan tetap, pengukur kinerja sharpe

mencerminkan nilai yang negatif.

Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah metode yang digunakan tidak hanya mentode sharpe dan treynor tetapi juga di

tambah dengan metode Jensen. Selain itu, jenis reksadana syariah yang diteliti terdiri

dari reksadana syariah saham, reksadana pendapatan tetap syariah, reksadana

campuran syariah dan reksadana indeks syariah. Periode yang diteliti pun jauh lebih

lama, penelitian sebelumnya hanya meneliti selama 13 bulan, sedangkan dalam

penelitian ini periode yang digunakan selama 36 bulan atau tiga tahun dari januari

2008 sampai desember 2010.

6

Yeni Rahmawati, “Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah Campuran Menggunakan Risk

(20)

7

Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

mengambil judul

"PENILAIAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DI

INDONESIA PERIODE 2008-2010 DENGAN METODE RISK ADJUSTED

RETURN”.

B.

Perumusan Masalah

Dalam memilih reksadana, investor memerlukan informasi tentang kinerja

masing-masing portfolio. Penilaian kinerja yang diberikan oleh manajer investasi,

selaku perwakilan investor yang bertugas mengelola reksadana, hanya berupa

informasi harian mengenai nilai aktiva bersih (NAB) yang mencerminkan keuntungan

atau kerugian reksadana yang diterima investor dari portfolio yang dibentuk manajer

investasi. Kenaikan NAB berarti peningkatan nilai investasi yang dimiliki investor.

Reksadana yang baik untuk kita tidak hanya dilihat dari tingkat

return

nya

tetapi juga dari tingkat risiko. Untuk mengukur perbandingan tingkat resiko dan

return

kita dapat menggunakan metode

risk adjusted return

dimana terdapat 3

parameter yang digunakan yaitu sharpe rasio, treynor model, dan Jensen alpha yang

menunjukkan harga dari suatu risiko.

7

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja portofolio pada alternatif

pengukuran kinerja ini menekankan pada tingkat pengembalian portofolio yang

disesuaikan dengan resiko portofolio. Maharani (2007) menyebutkan bahwa untuk

7

Christian Linardo, “Dua sisi Mata Uang Yang Tak Terpisahkan”, artikel diakses pada 27

(21)

8

mengukur kinerja portofolio dapat menggunakan metode pengukuran kinerja

risk

adjusted return

. metode ini mengakomodasi unsur

return

atau imbal hasil portofolio

dan juga tingkat resiko portofolio. Selain itu, juga disebutkan bahwa

risk adjusted

return

method

dapat digunakan untuk membandingkan kinerja antar portofolio

reksadana. Indeks sharpe merupakan metode penilaian kinerja yang berfokus pada

penilaian individu reksadana sedangkan indeks treynor dan indeks Jensen merupakan

metode penilaian kinerja dengan mempertimbangkan sensitivitas

return

portofolio

terhadap

return

pasar.

8

Berdasarkan pengidentifikasian adanya masalah-masalah tersebut maka

penulis merumuskan masalah, yaitu:

1.

Bagaimana perbedaan kinerja reksadana di indonesia (saham, campuran,

pendapatan tetap, dan indeks) menggunakan 3 metode

Risk Adjusted

Return

(Sharpe, Treynor, dan Jensen)?

2.

Reksadana syariah manakah yang memiliki kinerja paling baik?

C.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan dalam mengevaluasi kinerja pada portofolio reksadana

syariah di Indonesia sebagai berikut :

1.

Untuk menganalisis perbedaan kinerja Reksadana Syariah di indonesia

dengan menggunakan metode

Risk Adjusted Return (sharpe, treynor, dan

Jensen)

.

8

Yeni Rahmawati, “Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah Campuran Menggunakan Risk

(22)

9

2.

Untuk menganalisis reksadana syariah di Indonesia yang memiliki kinerja

paling baik.

D.

Kajian Terdahulu

Berbagai macam penelitian untuk menganalisis kinerja portofolio reksadana

syariah telah ada beberapa yang dilakukan di dalam Indonesia. Seperti yang

dilakukan oleh:

1.

Penelitian tentang kinerja reksadana syariah pernah dilakukan oleh Mustakim

(2008). Didalam penelitiannya, mustakim menganalisis kinerja reksadana

syariah dari jenis campuran dan pendapatan tetap yang ada di Indonesia pada

periode desember 2006 - desember 2007. metode yang di gunakan adalah

metode sharpe dan treynor. Hasil penelitianya menunjukkan kinerja sharpe

memiliki risk adjusted

return

yang lebih baik dibanding dengan analisis kinerja

treynor untuk reksadana jenis campuran, tetapi untuk reksadana syariah

pendapatan tetap, pengukur kinerja sharpe mencerminkan nilai yang negatif.

2.

Anisa Rahmawati yang menganalisis perbandingan kinerja Reksadana syariah

(23)

10

3.

Penelitian yang menyangkut dengan perhitungan kinerja reksadana syariah yaitu

Yeni Rahmawati yang berjudul “

Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah

Campuran Menggunakan Risk adjusted return Method: Studi Komparasi

Indonesia Dan Malaysia (Periode November 2004-Mei 2007)

yang menyatakan

bahwa secara individu, portofolio reksadana syariah mengungguli reksadana

syariah Malaysia. Hal ini mempertimbangkan risiko dan

return

reksadana yang

sama meskipun ada unsur resiko pasar pada indeks Modigliani tetapi belum

mempertimbangkan sensitivitas pasar.

(24)

11

E.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan 3 parameter

risk adjusted return

yaitu indeks

sharpe, indeks treynor dan indeks Jensen. Metodologi yang digunakan adalah studi

literature dan uji empiris penilaian kinerja reksadana syariah campuran. Data di

peroleh dari prospektus reksadana yang menjadi objek penelitian, artikel-artikel di

berbagai media cetak dan elektronik.

1.

Metode Indeks Sharpe

Adalah mengukur risk premium yang dihasilkan setiap unit resiko yang diambil.

Dalam hal portofolio reksadana, maka risk premium yang dimaksud adalah

selisih antara rata-rata imbal hasil reksadana dengan rata-rata tingkat

pengembalian asset bebas resiko. Penghitungan indeks sharpe menggunakan

standar deviasi reksadana yang menginterpretasikan tingkat resiko suatu

reksadana.

2.

Metode Indeks Treynor

(25)

12

3.

Metode Indeks Jensen

Indeks Jensen mengukur kinerja dengan menghitung perbedaan pengembalian

yang diperoleh dari suatu portofolio dengan pengembalian yang diharapkan

berdasarkan tingkat resiko sistematisnya. Metode ini sebagai pelengkap rasio

sharpe dan rasio treynor, dimana alfa dari indeks di periksa sebagai pembanding

dari tolak ukur pasar.

F.

Sistematika Penulisan

Kerangka penulisan dalam Penelitian ini dibagi secara sitematis menjadi lima

bab, secara garis besar kelima bab tersebut terdiri dari:

BAB I Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan dan batasan masalah,

tujuan penelitian, metodologi yang di gunakan dan sistematika penulisan

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang studi literature yang terdiri dari teoi reksaana secara umum

diikuti dengn acuan teori mengenai reksadana syariah serta metodoliogi penelitian

kinerja yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III Metodologi Penelitian

(26)

13

BAB IV Hasil Penelitian

Bab ini berisi tentang uraian hasil pengolahan data yang diperoleh, yaitu analisis dan

pembahasan hasil penilaian kinerja reksaana syariah diindonesia dengan

menggunakan kinerja yang dipilih.

BAB V Kesimpulan dan Saran

(27)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Teori Reksadana

1.

Pengertian Reksadana

Dalam kamus keuangan reksadana di definisikan sebagai portofolio

asset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi

yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga

penawaran dan penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya (

“diversified

Portfolio of securities, registered as an open-end investment company, which

sells shares to the public at an offering price dan redeems them on demand at

net asset value

”).

1

Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal menyebutkan

bahwa reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana

dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio

efek oleh manajer investasi.

2

Dari pengertian reksadana tersebut, secara jelas disebutkan bahwa

reksadana memiliki karakteristik :

3

1

Adler Haymans Manurung,

Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku (Jakarta: Penerbit Buku

Kompas, 2007), h. 1

2

Nurul Huda dan Mustafa E Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah (Jakarta: Kencana,

2007), h. 95

3

(28)

15

a.

Pertama, kumpulan dana dan pemilik, dimana pemilik reksadana adalah

berbagai pihak yang menginvestasikan atau memasukkan dananya ke

reksadana dengan berbagai variasi.

b.

Kedua, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrument

investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut di

investasikan kedalam instrument investasi seperti rekening Koran,

deposito, surat utang jangka pendek yang dikenal dengan

Repurchase

Agreement

(REPO),

Commercial Paper

(CP)/

Promissory Notes

(PN),

surat utang jangka panjang

c.

Ketiga, Reksadana dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi ini

dapat diperhatikan dari dua sisi yaitu, sebagai lembaga dan sebagai

perorangan.

Bagi banyak pengamat investasi, ide untuk mengumpulkan

sumberdaya keuangan (dana) yang dimiliki individu-individu dibawah arahan

Manajer investasi professional yang selanjutnya melakukan diversifikasi

secara luas sehingga ujung-ujungnya akan sangat menguntungkan

individu-individu bersangkutan, di anggap sebagai salah satu ide paling fenomenal di

abad dua puluh satu.

4

4

Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha,

reksadana Solusi Perencanaan Investai di Era

(29)

16

2.

Manfaat Reksadana

Reksadana memiliki berbagai fitur untuk para pemula yang tidak

memiliki kemampuan untuk me-

manage

instrumen-instrumen investasi dan

hanya memiliki modal atau dana investasi yang terbatas manfaat yang

diperoleh investor jika melakukan investasi pada reksadana antara lain :

5

a.

Dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman

Reksadana merupakan instrumen investasi yang dikelola oleh professional

yang mempunyai pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan dari

pada manajer investasi yang kompeten, yang akan mendukung pola kerja

untuk memberikan hasil investasi yang maksimal dan aman.

b.

Jumlah dana investasi yang relatif kecil

Reksadana dapat membantu calon investor yang memiliki hambatan dana

untuk berinvestasi di pasar modal sebab reksadana memungkinkan jumlah

investasi yang relatif kecil. Investor yang akan membali reksadana tidak

harus memiliki jumlah dana yang besar. Cukup disesuaikan dengan nilai

setiap unit penyertaan reksadana yang akan dibelinya.

c.

Portofolio yang terdiversifikasi

Diversifikasi yang terwujud dalam bentuk portofolio akan menurunkan

tingkat risiko dan mengoptimalkan hasil investasi. Konsep diversifikasi

5

Aidil Akbar, Rich Game: Cara kaya dengan Investasi, membangun Pondasi Portofolio keuangan

(30)

17

yang dimaksud adalah apabila satu jenis investasi yang dibeli investor

mengalami kerugian. Masih ada kemungkinan jenis investasi lain yang

tidak merugi atau bahkan mendapatkan keuntungan. Hal ini memberikan

rasa aman bagi investor. Baik investor yang memiliki dana besar maupun

kecil.

d.

Informasi pengelolaan yang transparan

Calon investor mendapatkan informasi tentang strategi investasi,

pemilihan instrument investasi, profil dan kompetensi manajer investasi

dan berbagai informasi penting lainnya.

e.

Likuiditas yang tinggi

Reksadana merupakan instrumen investasi yang cukup likuid. Hal ini

disebabkan pihak pemegang unit penyertaan reksadana dapat melakukan

penjualan kembali (

redemption

) kepada pihak manajer investasi.

Pemegang unit penyertaan akan mendapatkan pembayaran sesuai tingkat

NAB yang dihitung berdasarkan hari atau periode penjualan reksadana

tersebut.

f.

Prosedur investasi

(31)

18

3.

Risiko Reksadana

Untuk melakukan investasi reksadana, investor harus mengenal jenis

potensi resiko yang berpotensi timbul saat membeli reksadana. dengan

mengetahui berbagai risikonya, diharapkan setiap investor lebih berhati hati

dalam memilih berbagai jenis reksadana yang di tawarkan. Risiko tersebut

diantaranya :

6

a.

Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan

Risiko ini dipengaruhi oleh turunya harga dari efek (saham, obligasi, dan

surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio reksadana tersebut

b.

Risiko Likuiditas

Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer investasi jika

sebagian besar pemegang unit penyertaan melakukan penjualan kembali

(

redemption

) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer investasi kesulitan

dalam menyediakan uang tunai atas penjualan tersebut.

c.

Risiko Wanprestasi (Gagal bayar)

Risiko ini merupakan risiko terburuk, dapat timbul ketika perusahaan

asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera

membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan

saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari

pihak-pihak terkait dengan reksadan, pialang, bank custodian, agen pembayaran

6

Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha,

reksadana Solusi Perencanaan Investai di Era

(32)

19

atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan Nilai Aktiva

bersih (NAB) reksadana.

4.

Profil Risiko Investor

7

Sebelum mulai berinvestasi pada sebuah instrumen portofolio, seorang

investor hendaknya mengenali profil risiko dirinya sendiri terlebih dahulu.

Hal ini penting agar investor tidak kaget melihat fluktuasi nilai investasinya.

Tentu saja setiap investor ingin memiliki investasi yang memberikan return

yang tinggi dengan risiko yang seminim mungkin. Tetapi di dalam investasi

dikenal istilah high risk high return. Semakin tinggi return investasi maka

risikonya semakin tinggi pula. Secara garis besar terdapat tiga profil risiko :

a)

Konservatif. Investor tipe ini kurang menyukai risiko dan cenderung

menghindarinya. Pilihan investasi yang cocok untuk tipe konservatif

dalam jangka waktu pendek (1 tahun) adalah reksadana pasar uang.

Reksadana pasar uang memberikan return yang paling rendah

dibandingkan dengan reksadana lainnya dan memberikan tingkat

risiko yang paling rendah juga. Pilihan lainnya untuk tipe konservatif

adalah reksadana pendapatan tetap yang memberikan return lebih

besar dibandingkan reksadana pasar uang dan juga risiko yang lebih

besar. Untuk mengatasi risiko yang lebih besar ini maka time horizon

atau waktu berinvestasi dapat diperpanjang menjadi di atas satu tahun.

7

Anonimuos, Kenali Profil Risiko Anda Dalam Berinvestasi, Artikel diakses pada 28 September

(33)

20

b)

Moderat. Investor moderat berada di tengah-tengah antara konservatif

dan agresif dimana cenderung bisa menerima sedikit risiko dengan

risiko kehilangan sebagian dana investasi. Investasi yang cocok untuk

tipe moderat adalah reksadana campuran yang merupakan reksadana

yang menginvestasikan dananya pada efek ekuitas (saham) dan efek

utang (obligasi dan deposito) dengan komposisi yang tidak termasuk

kategori reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, maupun

reksadana pasar uang.

c)

Agresif. Investor tipe ini memiliki tingkat toleransi yang tinggi

terhadap risiko. Reksadana yang cocok adalah reksadana saham yang

sangat fluktuatif namun mampu memberikan return yang paling tinggi.

5.

Jenis-Jenis Reksadana

Reksadana dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain dari

bentuk, sifat portofolio investasi, dan tujuan investasi :

8

a.

Berdasarkan bentuk

Dilihat dari bentuknya, reksadana dapat dibedakan menjadi :

1)

Reksadana berbentuk perseroan (

Corporate Type

)

Perusahaan penerbit reksadana jenis ini menghimpun dana dengan

menjual saham, kemudian dana dari hasil penjualan saham tersebut

diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar

8

Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin,

Pasar modal di Indonesia, (Jakarta: salemba

(34)

21

uang dan pasar modal. Reksadana jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai

berikut :

a)

Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas

b)

Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara

direksi perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk

c)

Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara

manajer investasi dengan bank kustodian

2)

Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (

Contrectual Type

)

Reksadana bentuk ini merupakan kontrak antara manajer investasi

dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan

(UP), dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola

portofolio investasi kolektif sedangakan bank kustodian berwenang

untuk melakukan penitipan kolektif. Reksadana bentuk inilah yang

lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan

reksadana berbentuk perseroan. Reksadana bentuk ini mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut :

a)

Bentuk hukumnya adalah kontrak investasi kolektif.

b)

Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi

berdasarkan kontrak.

(35)

22

b.

Berdasarkan sifat

Berdasarkan sifatnya, reksadana dapat dibedakan menjadi:

1)

Reksadana Bersifat tertutup (

Closed end fund

)

Reksadan tertutup merupakan suatu bentuk reksadana yang investor

pemegang unit penyertaannya tidak dapat menjual kembali unit

penyertaan tersebut kepada manajer investasi. Pemegang unit

penyertaan hanya dapat menjual kembali unit penyertaan melalui

bursa efek tempat saham tersebut dicatatkan.

2)

Reksadana Bersifat Terbuka (

Open End Fund

)

Reksadana terbuka merupakan reksadana yang pemegang unit

penyertaanya dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimiliki

saat diinginkan langsung kepada manajer investasi. Manajer investasi

reksadana melalui bank kustodian wajib membelinya sesuai dengan

nilai aktiva bersih sesuai unit penyertaan pada saat tersebut.

c.

Berdasarkan portofolio investasi

Jika dilihat dari portofolio investasinya, maka reksadana dapat

dibedakan menjadi:

1)

Reksadana Pasar Uang

(36)

23

satu tahun), seperti sertifikat bank Indonesia (SBI), surat berharga

pasar uang (SBPU), dan lain-lain.

2)

Reksadana Pendapatan Tetap

Pengalokasian asset pada reksadana pendapatan tetap dikonsentrasikan

pada berbagai tipe obligasi yang dikelompokkan menjadi obligasi

pemerintah, obligasi korporasi, dan obligasi pemerintah daerah

(

municipal bond

) yang dapat mengeneralisasi adanya tingkat

pengembalian yang stabil dengan tingkat kemungkinan risiko yang

lebih tinggi dari reksadana pasar uang, namun lebih rendah

dibandingkan dengan kemungkinan risiko pada reksadana saham.

3)

Reksadana Saham

Reksadana jenis ini mengalokasikan lebih dari 80 persen dananya pada

efek yang bersifat ekuitas (saham), terutama saham biasa (common

stock). Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, risiko

tinggi”. Artinya, reksadana saham merupakan surat berharga yang

memberikan peluang keuntungan yang tinggi, namun memberikan

potensi risiko yang tinggi pula.

4)

Reksadana Campuran

(37)

24

diantara ketiganya berbeda-beda tergantung pada kebijakan

masing-masing manajer investasi, dan biasanya kebijakan investasi ini

tercantum pada masing-masing prospektus reksadana.

5)

Reksadana Terproteksi

9

Reksadana terproteksi merupakan jenis reksadana yang memberikan

proteksi terhadap nilai awal investasi pada saat jatuh tempo. Invetasi

dialokasikan pada efek hutang dengan peringkat layak investasi

(investment grade), misalkan: 80 persen pada surat utang Negara dan

20 persen pada efek derifative sebagai

yield enhancer

.

6)

Reksadana Indeks

10

Reksadana indeks adalah reksadana yang memiliki pertumbuhan

mengikuti pertumbuhan indeks yang menjadi acuan reksadana

tersebut.

d.

Berdasarkan tujuan investasi

1)

Growth fund

Reksadana Jenis ini menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan

nilai dana, sehingga biasanya reksadana ini mengalokasikan dananya

pada saham.

9

Bursa Efek Indonesia, Modul Sekolah Pasar Modal: Struktur Pasar Modal, Pengetahuan Umum

Tentang Pasar Modal, Reksadana, Fraud di pasar Modal (Jakarta, Bursa Efek Indonesia, 2010) h. 86

10

(38)

25

2)

Income Fund

Reksadana ini menekankan pada upaya mendapatkan pendapatan yang

konstan sehingga reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada

obligasi atau surat utang.

3)

Safety Fund

Reksadana jenis ini lebih mengutamakan keamanan daripada

penambahan. Pengalokasian dananya ditempatkan pada

instrumen-instrumen di pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat deposito,

dan surat utang jangka pendek.

B.

Reksadana Syariah

1.

Definisi Reksadana Syariah

Menurut Heri Sudarsono Reksadana Syariah mengandung pengertian

sebagai reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu

pada syariah islam.

11

Reksadana yang berlandaskan syariah islam yaitu

portofolionya hanya berinvestasi pada instrumen yang sesuai dengan syariah

islam dan menghindari unsur gharar, maisir, dan riba didalamnya.

Reksadana Syariah tidak menginvestasikan dananya pada

saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan dan produknya

bertentangan dengan syariat islam. Seperti pabrik makanan atau minuman

11

Heri Sudarsono,

Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi (Jogjakarta:

(39)

26

yang mengandung alkohol, daging babi, rokok tembakau, jasa keuangan

konvensional, pertahanan dan persenjataan serta bisnis hiburan yang berbau

maksiat.

12

Menurut Sofiniyah Ghufron Reksadana Syariah (Islamic Invesment

Funds) dalam hal ini memiliki pengertian yang sama dengan reksadana

konvensional, hanya saja cara pengelolaan dan kebijakan investasinya harus

berdasarkan pada syariat islam, baik dari segi akad, pelaksanaan investasi,

maupun dari segi pembagian keuntungan.

13

Menurut Tedy fardiansyah

reksadana syariah memiliki kebijakan investasi yang berbasis pada

prinsip-prinsip islam. Instrument investasi yang dipilih dalam portofolionya harus

dikatakan halal.

14

Pengertian yang lebih khusus lagi diberikan oleh dewan syariah

nasional yang tercantum dalam fatwa DSN-MUI No.20/DSN-MUI/IV/2001,

yaitu reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan

dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai

pemilik harta (

shahib al maal/rab al maal

), dengan manajer investasi sebagai

pengelola, maupun antara manajer investasi sebagai wakil

shahib al maal

dengan pengguna investasi.

15

12

Heri Sudarsono., h 201.

13

Sofiniyah Ghufron, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Investasi halal di Reksa Dana

Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005.15

14

Tedy Fardiansyah, Kiat Dan Strategi Menjadi Investor Piawai, Jakarta: PT Elex media

Komputindo, 2002 h.89

15

Kanny Hidayah, Investasi Dalam Reksadana Syariah, edisi. III, (Jakarta: jurnal Mualmalatuna,

(40)

27

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa dalam reksadana

terkandung empat unsur utama, yaitu:

16

a.

Masyarakat pemilik modal (

shahib al maal/ rab al maal

)

b.

Modal yang disetor (

al maal

)

c.

Manajer investasi sebagai pengelola modal (wakil

shahib al maal /rab al

maal

)

d.

Investasi yang dilakukan oleh manajer investasi (

‘amal

)

Antara manajer investasi dan investor dilakukan dengan sistem akad

Wakalah

, dimana pemodal sebagai

shahibul maal

menitipkan dananya

kepada manajer investasi sebagai pengelola modal, kemudian manajer

investasi melaksanakan investasi bagi kepentingan pemodal. Atas usahanya,

manajer investasi akan menerima

fee

(

ujrah

) atas usaha pengelolaan dana

pemodal

17

. Biasanya fee yang diperoleh manajer investasi 1%-2% dari return

NAB pertahun.

Dari beberapa pengertian reksadana syariah, penulis bependapat

bahwa reksadana syariah adalah reksadana yang seluruh dananya

diinvestasikan pada instrument-instrumen investasi berbasis syariah dengan

menggunakan akad wakalah antara investor dengan manajer investasi.

16

Dewan Syariah Nasional (DSN),

Himpunan Fatwa Dewan syariah Nasional Untuk Lembaga

Keuangan Syariah, Edisi. I (Jakarta: Dewan Syariah nasional dan MUI dan BI, 2001) h. 38

(41)

Skem

Sumber : Bapepam.go

2.

Landasan Hu

Pada d

aktivitas ekon

melarang pen

menignkatkan

merupakan sal

dijadikan alte

Gambar 2.1

ema Mekanisme Pembelian Reksadana Syar

.go.id dengan perubahan

Hukum reksadana

dasarnya, Islam sangat menganjurkan Umatny

onomi (

muamalat

) dengan cara yang bena

enimbunan barang, sehingga ekonomi yang

an kesejahteraan perekonomian umat. R

salah satu lembaga keuangan syariah non perb

lternatif investasi bagi masyarakat yang m

28

ariah

(42)

29

memperoleh return investasi dari sumber dan cara yang bersih, dan dapat di

pertanggung jawabkan secara syariah.

18

Dalam ketentuan legal secara formal tentu yang menjadi landasan

hukum reksadana di Indonesia saat ini adalah undang-undang pasar modal

no.8 tahun 1995. Sementara itu untuk reksadana syariah tentu harus sesuai

dengan aturan muamalah secara syariah yang berlandaskan sumber pokok

ajaran islam dan ijtihad para ulama, seperti fatwa DSN yang tertuang dalam

pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah, yaitu Fatwa

DSN-MUI No. 20/DSN-DSN-MUI/IV/2001.

Dalam Reksadana Konvensional berisi akad muamalah yang

dibolehkan

dalam

islam,

yaitu

jual

beli

dan

bagi

hasil

(mudharabah/musyarakah). Dan disana terdapat banyak

mashlahat

, seperti

memajukan perekonomian, saling memberi keuntungan diantara para

pelakunya, meminimalkan risiko dalam pasar modal, dan sebagainya. Namun

didalamnya juga ada hal-hal yang bertentangan dengan syariah baik dalam

segi akad, operasi, investasi, transaksi, dan pembagian keuntungannya.

19

Untuk itulah Allah telah memberikan garis besar dalam Al Quran dan

hadist sebagai pedoman hidup manusia dalam bermuamalah.

18

Shofiniyah Ghufron, Briefcase book edukasi profesional sistem keuangan dan investasi syariah,

(Jakarta: renaisan, 2005), h. 12

(43)

30

$

y

γƒ

r

'

t

ƒ

š



$

#

(

#

θΨ

t

Β

#

u

Ÿ

ω

(

#

θ=2

'

s

?

Ν3

s

9≡

u

θΒ

r

&

Μ6

o

؏

t

/

Ü

t

6

9

$

$/

H

ω

)

β

r

&

š

χθ3

s

?

ο

t



p

gB

t

ã

Ú#

t



s

?

Ν3ΖΒ

Ÿ

ω

u

ρ

(

#

θ=

F

)

s

?

Ν3

|

¡

Ρ

r

&

β

)

©

!

$

#

t

β

%

x

.

Ν3

/

$

ϑŠ

m

u

∩⊄∪

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. “ (QS. Annisa : 29)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa aktifitas perdagangan haruslah

dilandasi dengan kejujuran saling percaya satu sama lain. Sehingga tidak ada

salah satu pihak pun yang dirugikan atau merasa terpaksa seperti transaksi

riba. Dengan demikian kesepakatan akan terjadi dan kedua belah pihak dapat

memperoleh keuntungan dari perniagaan tersebut.

Firman Allah dalam surat Al baqarah ayat 198 juga berbunyi:

}

§

Š

s

9

Ν6‹

n

=

t

ã

y$

o

Ψ

_

β

r

&

(

#

θ

ó

t

G;

s

?

ξ

Ò

s

ù

Β

Ν6

/‘

!

#

s

Œ*

s

ù

Ο

s

ù

r

&

∅Β

M

s

ù

t



t

ã

(

#

ρ



2

Œ

$

$

s

ù

©

!

$

#

y

Ψ

ã



y

è±

y

ϑ9

$

#

Θ

#

t



y

s

9

$

#

νρ



2

Œ

$

#

u

ρ

$

y

ϑ

x

.

Ν6

y

y

δ

β

)

u

ρ

Ο

F

Ζ2

Β

7

s

%

z

ϑ

s

9

t

!

$

ā

Ò

9

$

#

∩⊇∇∪

“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan dar

Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berdzikirlah

kepada Allah di masy’arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah

(44)

31

sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat” (Al Baqarah :

198)

Manusia diberikan kebebasan untuk berusaha mencari rezeki demi

kelangsungan hidupnya dimasa depan. Segala usaha dapat dilakukan tetapi

harus sesuai dengan batasan-batasan yang telah ditentukan. Artinya Allah

mendorong umatnya untuk selalu berusaha untuk mencari rezeki yang halal

yang telah Allah karuniakan.

3.

Perbedaan Reksadana Syariah dengan Reksadana konvensional

Perbedaan fundamental antara reksadana syariah dengan reksadana

konvensional terletak pada tujuan investasinya. Tujuan manajer investasi pada

reksadana syariah tidak hanya melakukan maksimalisasi kesejahteraan

pemilik modal tapi juga memastikan bahwa portofolio yang dimiliki tetap

dalam prinsip-prinsip syariah yang diingin investor.

(45)

32

portofolio reksadana syariah belum ada satuan khusus sebagai rujukan

perbandingan. Penggunaan

risk adjusted return

seperti indeks sharpe, indeks

treynor, dan indeks Modigliani dimungkinkan dengan catatan komponen

risk

free return

dianggap sebagai

opportunity cost

, kecuali tersedia instrument

syariah yang memiliki karakter bebas risiko tersebut.

20

Selain

filtering

dan

bechmarking

, reksadana syariah juga melakukan

proses

cleansing

. Proses ini perlu dilakukan karena hasil investasi dapat

berasal dari sumber non halal atau mengandung sesuatu yang tidak halal,

misalnya return bank. Proses ini dilakukan untuk membersihkan dana yang

disimpan dalam bank kustodian agar bersih dari unsur tidak halal. Caranya

antara lain dengan sumbangan untuk kemashlahatan umat.

4.

Akad dalam Reksadana Syariah

Setidaknya terdapat 2 hureturnn penting beberapa pihak dalam

reksadana syariah. Pertama hureturnn antara pemilik modal dengan manajer

investasi, dimana kontrak yang digunakan adalah

wakalah atau mudharabah

,

namun yag paling sering di gunakan adalah akad wakalah. Hureturnn antara

manajer investasi dengan emiten, dimana kontrak yang digunakan dapat

berupa

murabahah

,

mudharabah

, jual beli dan

ijarah

. Dalam Fatwa DSN

20

Iggi H Achsin. Investasi Syariah di pasar Modal : menggagas Konsep dan praktek manajemen

(46)

33

MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 mekanisme operasional dalam reksadana

syariah atas:

a.

Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem

wakalah. akad wakalah yang digunakan adalah wakalah bil ujrah dengan

memberikan fee kepada manajer investasi. Dalam prospektus Reksadana

Manulife Syariah Perjanjian (akad) antara Manajer Investasi dan

pemegang unit penyertaan berdasarkan Kontrak Investasi Kolektif Reksa

Dana merupakan akad yang dilakukan secara wakalah yaitu pemegang

unit penyertaan memberikan mandat kepada Manajer Investasi untuk

melakukan investasi bagi

kepentingan pemegang unit penyertaan sesuai

dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak Investasi Kolektif Reksa

Dana.

b.

Antara Manajer Investasi dilakukan dengan Pengguna Investasi sistem

mudharabah.

Karakteristik sistem

mudarabah

adalah:

1)

Pembagian keuntungan antara pemodal (

sahib al-mal

) yang

diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi

berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak

melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas

hasil investasi tertentu kepada pemodal.

(47)

3)

Ma

ker

kel

Skem

C.

Penilaian Kinerja

Nilai Aktiv

kinerja reksadana

mendasar yakni h

dari waktu ke wa

lain dalam period

Manajer Investasi sebagai wakil tidak m

kerugian atas investasi yang dilakukannya sepan

kelalaiannya (

gross negligence/tafrith

).

Gambar 2.2

kema Akad Wakalah pada Reksadana Syaria

rja Reksadana

ktiva bersih (NAB) reksadana pada dasarnya te

na itu sendiri. Hanya saja, pengukuran ini m

i hanya sesuai untuk membandingkan kinerja

waktu, bukan perbandingan reksadana tersebut

iode tertentu. Pengukuran tingkat pengembali

34

menanggung resiko

panjang bukan karena

riah

(48)

35

mempertimbangkan risiko (

risk adjusted return

) agar hasil pengukuran ini dapat

dibandingkan dan ditafsirkan dengan kinerja reksadana lain.

21

Penggunaan metode

risk adjusted return

dapat digunakan sebagai

parameter yang relevan untuk diperbandingkan dengan asumsi investor bersikap

risk averse

(mentoleransi risiko hingga batas tertentu). Dengan asumsi ini,

diharapkan investor akan memilih instrument yang memaksimalkan hureturnn

antara tingkat pengembalian dengan risiko, yakni instrumen yang mampu

memberikan tingkat pengembalian paling tinggi untuk tingkat risiko tertentu.

Terdapat 3 metode pengukuran kinerja reksadana dengan memasukkan unsur

risiko yang sering digunakan yaitu indeks sharpe, treynor dan Jensen.

22

Pengukuran kinerja portofolio dengan teknik ini berdasarkan pada

fenomena bahwa pengukuran atas kinerja portofolio yang terjadi selama ini

sebagian besar hanya didasarkan pada tingkat hasil yang diperoleh portofolio

(

portofolio rate of return

). Imbal hasil ini bukan sekedar mengukur return tetapi

risk adjusted

, karena adanya trede off antara return dan risiko. Asumsi bahwa

investor biasanya

risk averse

juga membuat

risk adjusted return

sebagai

parameter yang relevan untuk perbandingan. Semakin tinggi tingkat risiko

21

Muhammad Firdiansyah,

Analisis Kinerja Rekasadana Syariah Campuran, dalam Yeni

Rahmawati, “Analisis Penilaian Kinerja Reksadana syariah Campuran menggunakan Risk adjudted

return Method:study komparasi Indonesia dan Malaysia (periode November 2004-Mei 2007)”(skripsi

S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h. 26

22

Ira Maharani,

Analisis Kinerja reksadana Syariah di Indonesia dengan metode risk adjusted

(49)

36

membuat return yang diekspektasikan pun semakin naik. Dengan demikian

risk

averse

akan mendorong investor meminta kenaikan return untuk setiap

penambahan tingkat risiko.

23

Dengan demikian kinerja terbaik yang di tampilkan oleh portofolio yang

memiliki hasil tertinggi perunit risiko. Begitu pula sebaliknya, kinerja terndah

yang ditampilkan oleh portofolio yang memiliki hasil terendah perunit risiko.

1.

Metode Sharpe

Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara

membandingkan antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata tingkat

pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat return aset bebas risiko)

dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi (total risiko).

Secara matematis indeks sharpe dirumuskan sebagai berikut :

Spi =

Rpi − Rf

SDpi

Keterangan symbol:

Spi

= Indeks sharpe portofolio i

Rpi

= Rata-rata tingkat pengembalian Portofolio i

Rf

= rata-rata atas investasi bebas risiko

SDpi

= Standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i

Rpi-Rf

= Premi risiko Portofolio i

(50)

37

Indeks sharpe ini relevan digunakan untuk investor yang menanamkan

dananya hanya atau sebagian besar pada portofolio tersebut, sehingga risiko

portofolio dinyatakan dalam standar deviasi.

2.

Metode Treynor

Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara

membandingkan antara premi risiko (yaitu selisih rata-rata tingkat

pengembalian portofolio dengan rata-rata return bebas risiko) dengan risiko

portofolio yang dinyatakan dengan beta (risiko pasar atau risiko sistematis).

Secara sistematis indeks treynor dirumuskan sebagai berikut:

Tpi =

Rpi − Rf

βpi

Keterangan simbol:

Tpi

= Indeks Treynor portofolio i

Rpi

= Rata-rata tingkat pengembalian Portofolio i

Rf

= rata-rata atas return investasi bebas risiko

βpi

= beta portofolio I (Risiko Pasar atau Risiko Sistematis)

Rpi-Rf

= Premi risiko Portofolio i

Penggunaan beta sebagai ukuran risiko portofolio secara implisit

mencerminkan bahwa portofolio yang ada merupakan portofolio yang telah

didiversifikasi dengan baik.

(51)

38

sehingga risiko portofolio yang dinyatakan dalam beta (β), yaitu risiko pasar

atau risiko sistematis.

3.

Metode Jensen

Metode ini didasarkan pada konsep pasar sekuritas (

security market

line

- SML) yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar

dengan kesempatan investasi yang bebas risiko, sehingga secara matematis

dirumuskan Rp = Rf + (Rm – Rf)

βp. Kemiringan SML dinyatakan sebagai

(Rm-Rf)/βp, dan konstantanya adalah Rf. Dalam keadaan equilibrium semua

potofolio diharapkan berada pada SML, maka perbedaan tersebut disebut

dengan indeks Jensen. Dimana risikonya dinyatakan dalam beta. (risiko pasar

atau risiko sistematis). Apabila tingkat pengembalian aktual dari suatu

portofoli lebih besar dari tingkat pengembalian yang sesuai dengan persamaan

SML, berarti indeks Jensen akan bernilai positif. Sebaliknya apabila tingkat

pengembalian aktual dari suatu portofolio lebih kecil dari tingkat

pengembalian yang sesuai dengan persamaan SML, berarti indeks Jensen

akan bernilai negatif.

24

Berdasarkan uraian diatas, maka indeks Jensen dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Jpi = (Rpi – Rf) – ( Rm – Rf) βpi

Keterangan simbol:

Jpi

: Indeks Jensen Portofolio i

24

(52)

39

Rp

: Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i

Rf

: Rata-rata returnn investasi bebas risiko

Rm

: rata-rata tingkat pengembalian pasar (IHSG)

βpi

: beta portofolio i (risiko pasar atau risiko sistematis)

Rpi – Rf

: premi risiko Portofolio i

Rm – Rf

: Premi risiko pasar

D.

Kerangka pemikiran

Prinsip utama dalam manajemen keuangan yaitu dengan adanya risiko

yang tinggi akan mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi pula

25

. Namun

karakter investor yang ada di Indonesia kurang menyukai adanya risiko tetapi

menginginkan imbal hasil yang maksimal. Maka instrumen investasi yang paling

diminati adalah investasi yang risikonya cukup rendah seperti halnya deposito dan

Surat Utang Negara (SUN).

Dalam berinvestasi investor terlebih dahulu harus mengenali kebutuhan

dan produk yang akan dibeli sebagai langkah awal. Investasi melalui reksadana

yang menjadi topik dalam penelitian ini dapat dipertimbangkan sebagai sarana

untuk melakukan investasi. Reksadana diciptakan agar mempermudah

pengelolaan dalam berinvestasi terutama untuk investor individu. Reksadana

menawarkan potensi keuntungan jangka panjang yang lebih tinggi dari tareturnn

25

Keown, Arthur J, David F Scott, Yr, John D, Martin, And William Petty, 2005,

financial

(53)

40

dan deposito, namun yang tetap perlu disadari adalah semua investasi

mengandung risiko didalamnya, termasuk investasi pada reksadana

26

.

Penilaian kinerja investasi melalui reksadana bertujuan untuk mengetahui

reksadana mana yang memiliki kinerja yang lebih baik jika ditinjau dari tingkat

pengembalian dan risiko masing-masing. Penilaian kinerja ini dilakukan dengan

membandingkan kinerja reksadana yang dikelola manajer investasi dengan

pembandingnya yaitu return Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Pada

penelitian ini, penilaian kinerja reksadana syariah dihitung dengan menggunakan

pengukuran metode

Sharpe, Treynor,

dan

Jensen

. Ketiga metode tersebut

digunakan agar dapat mengetahui kinerja reksadana dan apakah hasil yang

diperoleh dari pengukuran tersebut relevan pada ketiga metode pengukuran

tersebut.

26

Indra. M. I. Waica Mahayuni, 2009, Analisis kinerja Reksadana Fixed Income dan Hureturnnya

(54)

41

[image:54.595.134.524.99.627.2]

Kerangka pemikiran mengenai penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai

berikut :

Gambar 2.3

<

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Reksadana Syariah di Indonesia ……………………. 39
Gambar 2.1 Skema Mekanisme Pembelian Reksadana Syariah………...  26
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu dalam penelitian ini juga peneliti menemukan kinerja reksadana saham kalah baik bila dibandingkan dengan reksadana lain dalam kondisi pasar yang sedang

Akan tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Reksadana Terproteksi dan Reksadana Pendapatan Tetap karena kedua reksadana tersebut memiliki karakteristik yang

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dengan Kinerja Reksadana Konvensional di Indonesia (Studi pada Reksadana

Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara risk and return dari hasil uji penelitian, namun secara persentase reksadana syariah mampu mengungguli dari rate

Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara risk and return dari hasil uji penelitian, namun secara persentase reksadana syariah mampu mengungguli dari rate

Lepas dari khilaf dan segala kekurangan, penulis merasa sangat bersyukur telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dan

Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara risk and return dari hasil uji penelitian, namun secara persentase reksadana syariah mampu mengungguli dari rate

Pada tahun 2009, nilai excess return dari kedua jenis reksadana baik itu reksadana konvensional maupun reksadana syariah memiliki nilai yang positif, hal ini mengindikasikan