• Tidak ada hasil yang ditemukan

GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

GURU PEMBELAJAR

PETUNJUK TEKNIS

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar

Moda Tatap Muka

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(2)

ii

SAMBUTAN

Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan visi Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud 5 untuk menghasilkan )nsan )ndonesia Cerdas dan Kompetitif )nsan Kamil/)nsan Paripurna , tema pembangunan pendidikan nasional 5 -2019 difokuskan pada daya saing regional pendidikan dan kebudayaan.

Rencana Strategis (Renstra) Kemdikbud 2015-2019, menjabarkan bahwa sejalan dengan fokus

tersebut, visi Kemdikbud 9 adalah Terbentuknya )nsan serta Ekosistem Pendidikan dan

Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”. Untuk mencapai visi tersebut, misi Kemdikbud 2015-2019 dikemas dalam: Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan yang Kuat (M1); Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan (M2); Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu (M3); Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan Pengembangan Bahasa (M4); dan Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik (M5).

Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian visi Kemdikbud 2015-2019. Oleh karena itu, profesi guru dan tenaga kependidikan harus terus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Konsekuensi dari jabatan guru dan tenaga kependidikan sebagai profesi, diperlukan sistem pembinaan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan guna mendukung peran guru dan tenaga kependidikan sebagai insan pembelajar. Salah satu upaya pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk mendukung guru

dan tenaga kependidikan sebagai )nsan Pembelajar adalah mengembangkan sistem Guru Pembelajar , Kepala Sekolah Pembelajar dan Pengawas Sekolah Pembelajar .

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang mendukung keterlaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini.

Jakarta, Mei 2016

Direktur Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Petunjuk Teknis (Juknis) pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Juknis ini disusun sebagai pedoman bagi Ditjen GTK, Unit Pelaksana Teknis (UPT), Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota, dan sekolah. Juknis ini juga disiapkan untuk memberikan informasi kepada individu yang ditugaskan membantu terlaksananya program ini, mencakup narasumber nasional, instruktur nasional, dan penyelenggara program. Semua instansi dan individu yang terlibat dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar moda tatap muka ini diharapkan mampu melaksanakan tugas dan perannya dengan baik sebagaimana tertuang dalam juknis. Kami sangat berharap dan menghargai partisipasi semua pihak terkait dalam upaya peningkatan kualitas guru di Indonesia, yang akan bermuara pada peningkatan kualitas proses pembelajaran di dalam kelas.

Ditjen GTK mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan juknis ini, termasuk UPT di bawah Ditjen GTK yang telah mengirimkan tenaga widyaiswara/PTP untuk ikut menyumbangkan tenaga, waktu, dan pemikirannya.

Semoga juknis ini bermanfaat demi terselenggaranya Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka. Terima kasih.

Jakarta, Mei 2016

a.n. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sekretaris,

E. Nurzaman A.M.

(4)

iv

BAB II PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA... 5

A. Peserta ... 5

1. Penetapan Peserta ... 5

2. Persyaratan Peserta ... 5

B. Instruktur Nasional ... 5

1. Penetapan Instruktur Nasional ... 5

2. Persyaratan Instruktur Nasional ... 6

C. Penyelenggara ... 6

D. Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka ... 7

BAB III STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL ... 9

A. Struktur Program... 9

1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP ... 9

2. Moda Tatap Muka Pola 100 JP ... 9

B. Pendekatan dan Metode... 10

C. Jadwal Pelaksanaan ... 10

1. Tatap Muka Penuh ... 10

2. Tatap Muka in-on-in ... 12

3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru ... 14

BAB IV PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT ... 15

A. Penilaian ... 15

(5)

v

C. Sertifikat ... 20

BAB V PENUTUP ... 22

Lampiran 1 Format Penilaian Sikap... 23

Lampiran 2 Format Penilaian Keterampilan ... 24

Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan ... 25

Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan ... 26

Lampiran 5 Format Penilaian Fasilitator ... 27

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1Data Guru Peserta UKG tahun 2015 ... 1

Tabel 2. 1Daftar Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar ... 6

Tabel 4. 1Kriteria Penilaian, Angka dan Sebutannya ... 17

Tabel 4. 2 Nilai Sikap dan Sebutannya ... 18

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Sedemikian pentingnya peranan guru dalam pendidikan diwujudkan dalam Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik.

Untuk merealisasikan amanah Undang-Undang sebagaimana dimaksud, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan program Guru Pembelajar bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan program Guru Pembelajar tersebut, telah dilakukan pemetaan kompetensi melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya. Data guru peserta UKG tahun 2015 tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 1. 1Data Guru Peserta UKG tahun 2015

No Satuan

Pendidikan Jumlah Peserta UKG

(9)

2 pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, untuk berusaha lebih keras lagi agar dapat mengejar target yang ditetapkan pada tahun 2016 yaitu 65. Untuk itu Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengembangkan program peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan program Guru Pembelajar.

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar adalah upaya peningkatan kompetensi guru yang melibatkan Pemerintah serta partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, organisasi kemasyarakatan, serta orangtua siswa. Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan menggunakan tiga moda pembelajaran, yakni tatap muka, pembelajaran dalam jaringan (daring), dan pembelajaran kombinasi antara tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan (daring kombinasi).

Petunjuk teknis (juknis) ini disusun agar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar khususnya Moda Tatap Muka dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan prosedur.

B.

Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

5. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

(10)

3 9. Peraturan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

10.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.

11.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

12.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru.

13.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

14.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasidan Tata Kerja Kementerian dan Pendidikan dan Kebudayaan.

15.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

16.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

17.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019.

C.

Tujuan

Juknis ini disusun untuk digunakan sebagai acuan kerja bagi semua institusi yang akan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka baik untuk guru kelas, guru mata pelajaran/paket keahlian dan guru bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan.

D.

Sasaran

Juknis ini disusun untuk digunakan oleh institusi pembina dan/atau pelaksana Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Tatap Muka, yaitu:

(11)

4 2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Kelautan dan Perikanan, Teknologi dan Komunikasi 4. Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota

5. Institusi pengembangan kompetensi guru lainnya baik di pusat maupun di daerah.

E.

Pengertian

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran, di mana terjadi interaksi secara langsung antara fasilitator dengan peserta. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam moda tatap muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, praktik, dan/atau penilaian.

(12)

5

BAB II

PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA

A.

Peserta

Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini adalah guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan hasil uji kompetensi guru tahun 2015.

1. Penetapan Peserta

Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ditetapkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yaitu PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan jenis mata pelajaran atau paket keahlian yang diampu. Penetapan peserta Moda Tatap Muka didasarkan pada pertimbangan terhadap nilai yang dicapai guru peserta UKG tahun 2015, yang meliputi:

a. Jumlah modul yang harus dipelajari sebanyak 8-10 modul. Artinya nilai rata-rata UKG yang belum memenuhi KCM sebanyak 8-10 modul.

b. Semua guru yang bertugas di daerah 3T.

c. Guru yang karena pertimbangan geografis dan/atau pertimbangan lain yang disepakati oleh otoritas terkait tidak memungkinkan untuk mengikuti Moda Daring.

2. Persyaratan Peserta

a. Telah ditetapkan sebagai peserta oleh penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka.

b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.

c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia.

B. Instruktur Nasional

1. Penetapan Instruktur Nasional

(13)

6 Kriteria guru sebagai Instruktur Nasional:

a. Memiliki skor hasil UKG 71-100.

b. Jumlah modul yang harus dipelajari 0-2. c. Lulus Pelatihan Instruktur Nasional.

2. Persyaratan Instruktur Nasional

a. Telah ditetapkan sebagai Instruktur Nasional oleh UPT penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.

b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.

c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia.

d. Bersedia untuk bertugas secara penuh sebagai Instruktur Nasional sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

C.

Penyelenggara

Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka adalah PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Tugas penyelenggara adalah mengelola program, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, serta sarana dan prasarana pendukung program. Daftar penyelenggara program disajikan pada tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2. 1Daftar Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar

No Nama Penyelenggara

1. PPPPTK Bidang Bangunan dan Listrik Medan

2. PPPPTK Bidang Mesin dan Teknologi Industri Cimahi Bandung 3. PPPPTK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang

4. PPPPTK Bidang Seni dan Budaya Yogyakarta 5. PPPPTK Bidang Pertanian Cianjur

6. PPPPTK Bidang Bisnis dan Pariwisata Jakarta 7. PPPPTK Ilmu Pengetahuan Alam Bandung

8. PPPPTK Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung 9. PPPPTK Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling Bogor 10. PPPPTK Bahasa Jakarta

11. PPPPTK Matematika Yogyakarta 12. PPPPTK PKn IPS Malang

(14)

7

D.

Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan PPPPTK/LPPPTK. Mekanisme pelaksanaannya dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2. 1Mekanisme Pelaksanaan Moda Tatap Muka

1. Kelas dibuat oleh Disdik secara online

a. Admin: membuat kelas, melengkapi atribut kelas (mapel, KK), mengeset pengelola (instruktur, operator, penjab kelas)

b. Publikasi (kelas)

2. Pengelolaan Peserta oleh Disdik Kab/Kota (Pengecekan ulang peserta oleh Operator Disdik)

3. Penetapan Peserta Moda Tatap Muka dan IN oleh Operator P4TK sesuai tanggung jawab kelas

4. Disdik melaporkan kesiapan kegiatan Tatap Muka ke P4TK terkait (manual). 5. P4TK menyetujui dilaksanakannya kegiatan sesuai permintaan Disdik.

6. Pencetakan dan distribusi Surat Tugas, undangan ke peserta oleh Disdik melalui SimDiklat Online. Undangan otomatis muncul di akun peserta secara daring.

(15)

8 7. Download Kelas + Peserta (Simdiklat TM) oleh operator kelas P4TK

a. Daftar kelas siap unduh

 Tandai kelas yg akan di unduh  Proses unduh

b. Setting Atribut kelas

 Pejabat, panitia, tempat, tanggal 8. Proses kegiatan Moda Tatap Muka

a. Registrasi Peserta melalui SimDiklat TM  Peserta Tetap

 Penggantian Peserta b. Dokumen Kegiatan

 Presensi  Penilaian  Tes Akhir

c. Laporan Tambahan:  Laporan Keuangan  Laporan Kegiatan 9. Upload hasil kegiatan

(16)

9

BAB III

STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL

A.

Struktur Program

Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dirancang berdasarkan hasil UKG tahun 2015 dan disusun dalam rangka meningkatkan kompetensi guru secara bertahap dan berkesinambungan. Pola Moda Tatap Muka bagi guru mata pelajaran, guru kelas SD, dan guru BK adalah 60 Jam Pelajaran (JP) @ 45 menit untuk dua kelompok kompetensi sedangkan bagi guru kejuruan produktif adalah 100 JP @ 45 menit untuk satu kelompok kompetensi. Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dirancang sebagai berikut:

1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP

No Materi JP

A Umum

1. Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Karir Guru

2. Guru Pembelajar

B Pokok

1. Materi Pedagogik 1 9

2. Materi Profesional 1 18

3. Materi Pedagogik 2 9

4. MateriProfesional 2 18

C. Penunjang

1. Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Profesi Guru

(17)

10 Penetapan materi pedagogik dan profesional disesuaikan dengan kelompok kompetensi yang diambil berdasarkan hasil UKG yang telah ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara kegiatan (PPPPTK dan LPPPTK KPTK).

Sebagai satu kesatuan dalam kurikulum sebagaimana struktur program yang disajikan pada tabel di atas, peserta akan mendapatkan:

No. Bahan Keterangan

1. Modul Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Hardcopy

2. Bahan Tayang Softcopy

3. Lembar Kerja Hardcopy

B.

Pendekatan dan Metode

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka menggunakan pendekatan pembelajaran bagi orang dewasa atau andragogi yang menempatkan peserta sebagai insan pembelajar dengan segenap potensi, pengalaman, dan pengetahuannya. Berdasarkan pendekatan ini maka metode pembelajaran yang diterapkan hendaknya mampu menggali berbagai potensi, pengalaman, dan pengetahuan peserta sehingga capaian kompetensi yang diharapkan dapat terwujud. Metode pembelajaran yang dimaksud di antaranya berupa diskusi, tanya jawab, latihan, praktik, serta pemberian input materi sesuai dengan kebutuhan peserta.

C.

Jadwal Pelaksanaan

Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dengan pola 60 JP diselenggarakan selama 6 hari jika peserta menginap atau 7 hari jika peserta tidak menginap. Sementara itu, moda tatap muka dengan pola 100 JP diselenggarakan selama 10 hari jika peserta menginap atau 11 hari jika peserta tidak menginap.

Pengaturan jadwal kegiatan disesuaikan dengan alternatif moda tatap muka yang dipilih, yaitu: (1) tatap muka penuh, (2) tatap muka in-on-in, atau (3) tatap muka dalam kegiatan kolektif guru, sepanjang memenuhi ketuntasan materi selama 60 JP atau 100 JP.

1. Tatap Muka Penuh

(18)

11 kompetensi dengan tambahan penugasan setara dengan 10 JP.

Contoh jadwal untuk pola 60 JP sebagai berikut:

No Waktu Hari ke …

C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang telah ditetapkan di TUK

b. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka bagi guru kejuruan dilakukan dengan pola 100 JP untuk mempelajari satu kelompok kompetensi dan dapat diselenggarakan selama 10 atau 11 hari.

Contoh jadwal untuk pola 100 JP sebagai berikut:

No Waktu (ari ke …

(19)

12

2. Tatap Muka in-on-in

Tatap muka in-on-in dapat dilakukan dengan berbagai variasi in dan on, misalnya untuk pola 60 JP, dapat dilakukan dengan opsi: (1) 20 JP -30 JP-10 JP atau 2-3-1, dan (2) 10 JP-40 JP-10 JP atau 1-4-1.

a. Tatap Muka 2-3-1

Dalam opsi ini, tatap muka dilakukan pada periode in-1 selama 2 hari (yaitu TM1 dn TM2) dan pada periode in-2 selama 1 hari (yaitu TM3). Apabila secara keseluruhan pembelajaran dilakukan selama 6 hari, periode on ketika peserta melaksanakan belajar secara mandiri berlangsung selama 3 hari (atau M1, M2, dan M3).

Opsi ini sangat efektif apabila terdapat jumlah kelas yang banyak dalam lokasi yang sama atau berdekatan. Misalnya terdapat 5 kelas dalam lokasi yang sama atau berdekatan:

Dalam kondisi seperti di atas, diperlukan dua tim pelaksana yang meliputi tim pengajar, tim teknis, dan panitia kelas untuk menangani 5 kelas.

1. Tim pengajar TM1 mengajar kelas-1 pada hari ke -1, kelas-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.

2. Pada hari ke-6 tim TM1 berubah menjadi TM3 untuk kembali mengajar pada kelas-1, ke kelas-2 hari berikutnya sampai hari ke-10 pada kelas-5. 3. Tim pengajar TM2 mengajar kelas-1 pada hari 1, kelas-2 pada hari

ke-2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.

Apabila jumlah total hari belajar adalah 7 hari, maka jumlah hari periode on

(20)

13

Dalam kondisi seperti di atas, tetap hanya diperlukan dua tim pelaksana yang meliputi tim pengajar, tim teknis, dan panitia kelas untuk menangani 5 kelas, yaitu dengan cara:

1. Tim pengajar TM1 mengajar kelas-1 pada hari ke -1, kelas-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.

2. Tim pengajar TM2 mengajar kelas-1 pada hari 1, kelas-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.

3. Pada hari ke-6 tim TM2 berubah menjadi TM3 untuk kembali mengajar pada kelas-1, ke kelas-2 hari berikutnya sampai hari ke-10 pada kelas-5.

b. Tatap Muka 1-4-1

(21)

14 Dalam kondisi seperti di atas, hanya diperlukan 1 tim pelaksana yang meliputi tim pengajar, tim teknis, dan panitia kelas untuk menangani 5 kelas, yaitu dengan cara:

1. Tim pengajar TM1 mengajar kelas-1 pada hari ke -1, kelas-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.

2. Pada hari ke-6 tim TM1 berubah menjadi TM2 untuk kembali mengajar pada kelas-1, ke kelas-2 hari berikutnya sampai hari ke-10 pada kelas-5.

3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru

Tatap muka dalam kegiatan kolektif guru (KKG/MGMP/MGBK) yaitu peserta berinteraksi dengan fasilitator untuk mempelajari modul yang telah ditentukan secara terjadwal, terstruktur, dan dilaksanakan di dalam beberapa blok waktu tertentu sebagaimana program yang disusun dalam pertemuan kegiatan kolektif guru di Pusat Belajar (PB).

Penyelenggaraan peningkatan kompetensi guru pembelajar melalui kegiatan kolektif guru dan mendapatkan dana bantuan langsung dari Direktorat teknis terkait diatur dalam juknis tersendiri.

TM-1 M-1 M-2 M-3 M-4 TM-2

Catatan untuk pemilihan alternatif moda tatap muka:

1. Pemilihan opsi 2-3-1 dapat menggantikan moda daring kombinasi, yaitu untuk guru yang membutuhkan 6-7 modul Guru Pembelajar.

(22)

15

BAB IV

PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT

A.

Penilaian

Penilaian pada Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dilakukan secara komprehensif, meliputi penilaian terhadap peserta, penilaian terhadap fasilitator, dan penilaian terhadap penyelenggaraan program.

1. Penilaian peserta

a. Tujuan Penilaian

Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta melalui ketercapaian indikator kompetensi dan keberhasilan tujuan program. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi sesuai dengan kelompok kompetensi yang dipelajari.

b. Aspek Penilaian

Aspek yang dinilai mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian dilakukan melalui tes untuk aspek pengetahuan mencakup kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan untuk aspek sikap dan keterampilan menggunakan instrumen nontes melalui pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan format-format penilaian yang telah disediakan.

c. Jenis Instrumen dan Lingkup Penilaian Peserta

1) Tes

Tes akhir dilakukan untuk mengukur pengetahuan peserta secara menyeluruh setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian menggunakan metode penilaian acuan patokan (PAP). Tes mencakup kompetensi profesional dan pedagogik pada aspek pengetahuan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dari setiap materi sebagaimana yang tercantum dalam struktur program.

(23)

16 a) Bentuk Tes dan Jumlah soal

Tes yang dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda. Jumlah soal untuk menguji penguasaan materi profesional dan pedagogik dalam satu kelompok kompetensi sejumlah 30 soal dengan proporsi 10 soal kompetensi pedagogik dan 20 soal kompetensi profesional.

b) Tempat dan Kondisi Pelaksanaan Tes

Tes dilaksanakan di TUK yang telah ditetapkan dalam situasi yang terbebas dari hal-hal yang mengancam reliabilitas, antara lain: (1) jarak tempat duduk; (2) penerangan lampu; (3) ketenangan suasana; (4) kesehatan peserta; (5) kerahasiaan perangkat tes; (6) ketersediaan lembar jawaban; (7) kejelasan petunjuk pengerjaan; (8) kecukupan alokasi waktu; (9) pengawasan dari penguji/panitia; dan (10) hal-hal lain yang dapat mengganggu pelaksanaan tes.

Pelaksanaan tes diupayakan dalam kelompok belajar di kelas kegiatan peningkatan kompetensi guru pembelajar.

c) Alokasi Waktu

Tes memerlukan alokasi waktu selama 1 jam pelajaran atau 45 menit untuk satu kelompok kompetensi.

2) Non Test

Non test dilakukan untuk menilai proses selama kegiatan berlangsung. Penilaian proses dilakukan di setiap materi pokok. Penilaian proses menggunakan instrumen dilengkapi dengan kriteria penilaian. Lingkup penilaian proses sebagai berikut.

a) Penilaian Aspek Keterampilan

Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator. Aspek keterampilan menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan non test. Sehubungan dengan kompetensi yang diukur pada aspek keterampilan bersifat kontinyu, maka diperlukan cara untuk memudahkan penilaian kepada peserta.

Kriteria penilaian disusun secara berjenjang dan kategorik, yakni:

(24)

17 (2)kategori kurang manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] juga dicapai melalui proses berdiskusi, berdialog, dan bertanya jawab;

(3)kategori cukup manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] dan [2] juga dicapai melalui proses bereksperimen, ujicoba, dan pembuktian;

(4)kategori baik manakala indikator keterampilan selain indikator di [1], [2], dan [3] juga dicapai melalui proses kegiatan perbaikan dan koordinasi dengan beragam sumber; dan

(5)kategori baik sekali manakala indikator keterampilan selain indikator di [1], [2], [3] dan [4] juga dicapai melalui proses kegiatan menyusun, membuat, dan menghasilkan produk secara natural. Sedangkan produk yang dinilai merupakan jenis tagihan yang dipersyaratkan esensial di setiap materi pokok.

Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan individu dan/atau kelompok oleh narasumber/fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa hasil Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan.

Kriteria penilaian ditetapkan sebagai berikut.

Tabel 4. 1Kriteria Penilaian, Angka dan Sebutannya

Angka Sebutan Kriteria

90–100 Baik Sekali

Indikator keterampilan dicapai melalui proses kegiatan menyusun, membuat, dan menghasilkan produk secara natural

80–89 Baik Indikator keterampilan dicapai melalui proses kegiatan perbaikan dan koordinasi dengan beragam sumber

70–79 Cukup Indikator keterampilan dicapai melalui proses bereksperimen, ujicoba, dan pembuktian

60–69 Kurang Indikator keterampilan dicapai melalui proses berdiskusi, berdialog, dan bertanya jawab

≤59 Kurang Sekali

(25)

18 b) Penilaian Aspek Sikap

Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta dalam berbagai aspek antara lain: sikap pada saat menerima materi; sikap pada saat melaksanakan tugas individu dan kelompok; sikap terhadap fasilitator; sikap terhadap teman sejawat; dan sikap pada saat mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab. Secara sederhana, aspek sikap yang dinilai hanya mengukur kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Pengukuran terhadap aspek sikap ini dapat dilakukan melalui pengamatan sikap.

Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang merupakan kesimpulan fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal sampai akhir berlangsung.

Skor penilaian aspek sikap menggunakan skala 0-100 dengan kriteria nilai sebagai berikut.

Tabel 4. 2 Nilai Sikap dan Sebutannya

Nilai Sebutan yaitu penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penentuan nilai akhir peserta menggunakan formulasi sebagai berikut.

1) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru kelas, guru mapel, dan guru BK ditetapkan sebagai berikut.

NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x40%] + [TAx 60%] NA =Nilai Akhir

NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai)

NK= Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok)

(26)

19 2) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru

kejuruan

NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x60%] + [TAx 40%] NA =Nilai Akhir

NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai)

NK=Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok)

TA =Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan)

Tabel 4. 3 Predikat Nilai Akhir

Nilai Predikat

Penilaian terhadap fasilitator adalah pengukuran dan penilaian kepada fasilitator yang dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator melaksanakan tugas memfasilitasi pembelajaran. Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar pengamatan dengan skala penilaian 30-100. Penilaian oleh peserta dilakukan di akhir kegiatan untuk masing-masing fasilitator.

Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi:

1. Penguasaan materi

2. Ketetapan waktu hadir di kelas 3. Sistematika penyajian

4. Penggunaaan metode dan alat bantu pembelajaran 5. Daya simpati, gaya, dan sikap kepada peserta 6. Penggunaan bahasa

7. Pemberian motivasi belajar kepada peserta 8. Pencapaian tujuan pembelajaran

9. Kerapihan berpakaian

10.Kemampuan menyajikan materi

11.Cara menjawab pertanyaan dari peserta 12.Kerjasama antar instruktur

(27)

20 3. Penilaian Penyelenggaraan

Penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan adalah pengukuran dan penilaian kepada penyelenggara program yang dilakukan oleh peserta pada saat mengikuti kegiatan. Penilaian kinerja penyelenggara program dilakukan terhadap pencapaian sasaran mutu penyelenggara. Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi:

Pada akhir pelaksanaan program, penyelenggara diwajibkan melaporkan hasil kegiatan ke Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui PPPPTK/LPPPTK KPTK selaku pengembang materi dan Quality Assurance (QA).

C.

Sertifikat

Guru yang telah mengikuti Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dan memenuhi syarat serta memperoleh nilai akhir > 70 akan menerima Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP). Bagi peserta yang tidak memenuhi persyaratan penguasaan kompetensi dan/atau persyaratan kehadiran (95%) serta persyaratan minimal lainnya akan menerima surat keterangan.

Sertifikat Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dapat dicetak melalui Sistem Informasi Manajemen Guru Pembelajar (SIGELAR). Sertifikat dapat diproses pencetakannya jika semua nilai telah diinput ke dalam aplikasi. Sertifikat ditandatangani oleh Kepala P4TK/LP3TK dan atau Kepala Dinas, Badan Kepegawaian Daerah, atau organisasi lain.

Sertifikat bagi peserta berisi hal-hal sebagai berikut:

1. Halaman depan STTPP

a. Logo Kemendikbud

b. Identitas UPT

(28)

21 d. Identitas Peserta

e. Identitas Instansi Peserta

f. Kegiatan yang Diikuti

g. Periode Pelaksanaan Program

h. Nilai dan Keterangan Capaian Kompetensi (predikat)

i. Tanggal Penerbitan Sertifikat

j. Tanda Tangan Kepala UPT/Penyelenggara

k. Cap Stempel

2. Halaman belakang STTPP

a. Struktur Program

(29)

22

BAB V

PENUTUP

(30)

23

(31)

24

(32)

25

Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan

Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan

No. Nama Peserta

Nama Sekolah

Nilai Proses (40%) Nilai pengetahuan

(60%) Nilai Tes akhir

Nilai Akhir Rerata nilai sikap (40%) Nilai Keterampilan

(60%)

Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot

Keterangan:

Nilai Predikat 90 – 100 Baik Sekali

80 – 89 Baik

70 – 79 Cukup

60 – 69 Kurang

(33)

26

Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan

Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan

No. Nama Peserta

Nama Sekolah

Nilai Proses (60%) Nilai pengetahuan

(40%) Nilai Tes akhir

Nilai Akhir Rerata nilai sikap (40%) Nilai Keterampilan

(60%)

Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot

Keterangan:

Nilai Predikat 90 – 100 Baik Sekali

80 – 89 Baik

70 – 79 Cukup

60 – 69 Kurang

(34)

27

(35)

28

Lampiran 6 Format Penilaian Penyelenggaraan Program

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN …..

FORMAT PENILAIAN PENYELENGGARAAN

PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PEMBELAJAR

Nama Kegiatan

Ketersediaan surat keputusan yang mendasari penyelenggaraan kegiatan. B Administrasi Penyelenggaraan Kegiatan

1 Kejelasan tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan kegiatan. 2 Ketepatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

3 Ketersediaan pedoman pelaksanaan kegiatan.

4 Kejelasan informasi [pemberitahuan] pelaksanaan kegiatan. C Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan

1 Kemudahan akses ke tempat penyelenggaraan kegiatan. 2 Fasilitasi transportasi darat/udara dari dan ke tempat kegiatan.

3 Kesiapan dan ketersediaan sarana kegiatan [audio visual, LCD/laptop, papan putih, pelantang, spidol, penghapus].

4 Kenyamanan ruang kegiatan [ventilasi udara/AC, pencahayaan]. 5 Kebersihan ruang kelas.

6 Kenyamanan kamar penginapan.

7 Ketersediaan perlengkapan medis sederhana [P3K]. 8 Ketersediaan sarana ibadah.

9 Pembiayaan Kegiatan

10 Ketersediaan biaya keikutsertaan kegiatan.

11 Jumlah peserta kegiatan yang dipersyaratkan untuk mencapai efisiensi kegiatan. D Bahan Kegiatan

1 Kelengkapan dokumen/kit bahan kegiatan [materi, ATK, name tag]. 2 Kualitas tampilan bahan kegiatan.

3 Keterbacaan pada bahan kegiatan.

4 Ketersediaan ilustrasi dan contoh pada bahan kegiatan. E Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan

1 Kesesuaian alokasi waktu pelaksanaan kegiatan dengan tujuan dan sasaran program kegiatan. 2 Ketepatan alokasi waktu untuk menyelesaikan setiap bahan kegiatan.

Gambar

Tabel 4. 3 Predikat Nilai Akhir ..........................................................................................................
Gambar 2. 1 Mekanisme Pelaksanaan Moda Tatap Muka .................................................................
Tabel 1. 1 Data Guru Peserta UKG tahun 2015
Tabel 2. 1 Daftar Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar
+4

Referensi

Dokumen terkait

berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Kehamilan Di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2011”.. Karya tulis ini

solicitation of confidential CFA Program information are CFA Institute members or candidates, they also have violated Standard VII(A).. (Discussion of Exam Grading Guidelines

Dengan demikian dari hasil penelitian ini bisa dijelaskan dengan semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seorang auditor tidak menjamin bahwa kualitas

Micronics Internusa tidak merubah seluruh skema jaringan yang telah ada, hanya penambahan routerboard 450G dengan menggunakan failover berbasis VPN diperkirakan

Kadar Coupling Agent MNR juga dapat mempengaruhi nilai tensile strength pada Thermoset Rubber.Pada pembuatan TR akan ditambahkan bahan pengisi (filler) ke dalam

 Konfigurasi T-S atau S-T dapat digunakan untuk kapasitas kecil sampai dengan sedang, probabilitas blocking akan meningkat dengan bertambah ukuran time switch, sehhingga

Tangerang Selatan dengan persyaratan ditetapkan dengan kriteria kepentingan Kota, Provinsi dan Nasional yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan dan

cerevisiae wild type strain FY833 cells was accumulated in the unbudded cells, and further analysis using Fluorescence Activated Cell Sorting (FACS) analysis exhibited