• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS MODALITAS DARING DAN KOMBINASI PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS MODALITAS DARING DAN KOMBINASI PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

A 3

PETUNJUK TEKNIS

MODALITAS DARING DAN KOMBINASI

PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2016

(3)
(4)
(5)

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

Daftar Istilah dan Akronim ... vii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Tujuan ... 1

C.

Sasaran ... 2

D.

Manfaat ... 2

BAB II ... 3

GAMBARAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS DARING DAN KOMBINASI ... 3

A.

Pengertian ... 3

B.

Prinsip Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi ... 4

C.

Pentingnya Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi ... 5

D.

Penentuan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi ... 6

E.

Unsur-unsur dalam Penyelenggaraan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi ... 7

F.

Arsitektur Sistem Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi ... 7

G.

Sistem Pengendalian Mutu ... 8

H.

Manajemen Resiko ... 10

BAB III ... 12

PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS DARING ... 12

A.

Deskripsi Kegiatan ... 12

B.

Pengampu, Fasilitator, Peserta, Supervisor Program dan Admin ... 12

C.

Peran dan Tanggung Jawab ... 14

D.

Waktu dan Tempat ... 17

E.

Struktur Program ... 18

F.

Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi ... 20

G.

Penilaian dan Sertifikasi ... 25

H.

Monitoring dan Evaluasi ... 26

BAB IV ... 27

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ... 27

PROGRAM KEPALA SEKOLAHPEMBELAJAR MODALITAS DARING ... 27

A.

Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) ... 27

B.

Tujuan dan Ruang Lingkup SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ... 27

C.

Mekanisme SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ... 27

(6)

iv

BAB V ... 35

MONITORING, EVALUASI, PELAPORAN, DOKUMENTASI, DAN SERTIFIKASI ... 35

A.

Monitoring dan Evaluasi ... 35

B.

Waktu ... 35

C.

Perangkat Evaluasi Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ... 35

D.

Pengumpulan dan Analisa Data Monev ... 35

E.

Pelaporan ... 36

F.

Penerbitan Sertifikat ... 37

BAB VI ... 39

PENUTUP ... 39

LAMPIRAN ... 37

Lampiran 1. Evaluasi Peserta Penyelenggaraan ... 37

Lampiran 2. Instrumen Monev Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ... 39

Lampiran 4. Format Laporan Fasilitator pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi ... 1

Lampiran 5. Format Laporan Pengampu pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ... 4

Lampiran 6. Instrumen Penjaminan Mutu Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi – Supervisor Program ... 7

Lampiran 7. Contoh Format Daftar Hadir ... 11

Lampiran 8. Contoh Format Laporan Pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ... 13

(7)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Struktur Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ... 17 Tabel 3. 2. Struktur Model Modul Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring (6

minggu) ... 18 Tabel 3. 3. Aktivitas pembelajaran peserta pada Program Kepala Sekolah Pembelajar

Modalitas Daring ... 18 Tabel 3. 4. Struktur Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi ... 21 Tabel 3. 5. Aktivitas pembelajaran peserta pada Program Kepala Sekolah Pembelajar

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Model Pembimbingan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring

4

Gambar 2. 2. Model Pembimbingan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas

Kombinasi ... 5 Gambar 2. 3. Arsitektur Sistem Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ... 8 Gambar 4. 1. Alur Sistem Informasi Manajemen Program Kepala Sekolah Pembelajar

Modalitas Daring ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 2. Bagan Pengelolaan Kelas ... 33

(9)

vii

Daftar Istilah dan Akronim

Istilah/Akronim Keterangan

Coorporate Social Responsibility (CSR)

Tanggung jawab sosial dari perusahaan yang ikut mendanai peningkatan kompetensi GTK Pembelajar Daring

Dapodik GTK Data pokok pendidik yang ada di Direktorat GTK

Daring Dalam Jejaring (internet) / online

Difabel Orang yang memiliki kebutuhan khusus

Ditjen GTK Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dit. Pembinaan Tendik

Dikdasmen

Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah

Efektifitas Suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target pembelajaran yang telah dicapai

E-portofolio Wadah di dalam LMS yang digunakan untuk menyimpan

lembar kerja yang telah diselesaikan

Fasilitator Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah yang membimbing

Kepala Sekolah peserta dalam Program Kepala Sekolah Pembelajar

Program Kepala Sekolah Pembelajar

Program pembelajaran bagi Kepala SekolahPembelajar sebagai salah satu bagian dari Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan

Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring

Model pembelajaran bagi Program Kepala Sekolah Pembelajar yang dilakukan secara daring penuh dan didampingi oleh fasilitator serta difasilitasi oleh pengampu

Program Kepala Sekolah

Pembelajar Modalitas Kombinasi

Model pembelajaran bagi Program Kepala Sekolah Pembelajar yang dilakukan secara daring dan tatap muka dengan didampingi oleh fasilitator serta difasilitasi oleh pengampu

Interaksi asynchronous Interaksi yang terjadi pada waktu yang tidak bersamaan Interaksi synchronous Interaksi yang terjadi pada waktu yang bersamaan

KCM Kriteria Capaian Minimal

Komunitas Pembelajar Sekelompok Kepala Sekolah Pembelajar yang

melakukan pembelajaran kolaborasi secara daring dan luring, misalnya melalui diskusi, berbagi informasi, berbagi pengalaman, dan berbagi sumber belajar

(10)

viii

Istilah/Akronim Keterangan

Konstruktivisme Sosial Teori belajar yang memandang bahwa ilmu

pengetahuan dapat dibangun melalui interaksi sosial Koordinator Admin Tenaga teknis yang ada di UPT, yang mempunyai

otoritas di dalam memanipulasi konten teknis untuk menjamin keberlangsungan pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

Learning Management System (LMS)

Sistem manajemen pembelajaran secara elektronik, misalnya moodle dan blackboard

LMS Program Kepala Sekolah Pembelajar

Sistem pembelajaran yang digunakan dalam Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

Log activity Rekaman kegiatan dalam sistem

Luring Luar jejaring (internet) /offline

Pengampu Widyaiswara/PTP/Dosen/Instruktur yang memfasilitasi, membimbing dan memonitor kegiatan peserta dalam Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring, Kombinasi, dan Mandiri

Peserta Kepala Sekolah yang menjadi peserta Program Kepala

Sekolah Pembelajar

Pusat Belajar (PB) Tempat kegiatan pendampingan dan tatap muka antara fasilitator dengan peserta pada Program Kepala

Sekolah PembelajarModalitasKombinasi

Refleksi Memikirkan ulang dan menuangkan hal-hal yang telah diperoleh dalam proses belajar, faktor-faktor pendukung atau penghambat (baik internal maupun eksternal) dalam proses belajar, langkah apa yang harus diambil untuk mengantisipasi masalah, dan rencana aksi tindak lanjut pembelajaran

Relevansi Kaitan atau hubungan antara kesesuaian isi pelatihan dengan profesi peserta, dan penerapannya di tempat kerja

SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar

Sistem Informasi Manajemen terpadu pada Sistem Program Kepala Sekolah Pembelajar

User utama sebagai moderator Akun user pada paket aplikasi perangkat lunak skala besar yang mendukung proses pembelajaran, arus informasi, pelaporan, moderator Video call dan analisis data

(11)

ix

Istilah/Akronim Keterangan

Sekolah Pembelajar sebagai peserta video call

Smiley face Instrumen untuk mengukur reaksi peserta terhadap

proses pembelajaran, berupa “kepuasan peserta”

Surel Surat elektronik yang biasa dikenal dengan email

Tagihan Seluruh tugas yang harus diselesaikan selama

pembelajaran dalam bentuk: penilaian diri terhadap lembar kerja yang diunggah dan tes sumatif sesi.

TUK Tempat Uji Kompetensi

UKKS Uji Kompetensi Kepala Sekolah

UPT Unit pelaksana teknis mencakup PPPPTK,

LPPPTK-KPTK, dan LPPKS yang menyelenggarakan Program Kepala Sekolah Pembelajar

Video call Fasilitas bagi pengampu, fasilitator dan peserta Program

Kepala Sekolah Pembelajar untuk melakukan interaksi tatap muka jarak jauh melalui media video dan audio secara syncrhonous

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) mempunyai tugas, fungsi, dan peran sangat penting serta strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. GTK yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, berjiwa sosial, dan berkepribadian yang baik. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagian besar ditentukan oleh GTK.

Sebagai langkah mengaktualisasikan Kepala Sekolah profesional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan sistem peningkatan kompetensi yang disebut dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Kegiatan pengembangan diri yang dilakukan dalam sistem tersebut juga berimplikasi pada pengakuan atau penghargaan berupa angka kredit yang selanjutnya dapat digunakan untuk peningkatan kariernya. Hal ini sejalan dengan kebijakan pengembangan karier Kepala Sekolah.

Salah satu bentuk program PKB yang telah dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan adalah Program Kepala Sekolah Pembelajar. Program ini adalah suatu bentuk upaya dalam mengembangkan kompetensi kepala sekolah yang bersifat individual, spesiifik, dan dapat dilakukan melalui berbagai modalitas. Program ini juga mendorong kepala sekolah menjadi individu pembelajar yang membangun sekolah sebagai organisasi pembelajar.

Mengingat penyelenggaraan Program Kepala Sekolah Pembelajar membutuhkan biaya yang sangat besar, pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar diharapkan tidak hanya didanai oleh anggaran pemerintah pusat, namun melibatkan juga anggaran pemerintah daerah,lembaga swasta/BUMN melalui Corporate Social Responsibility (CSR), serta pembiayaan mandiri dari peserta.

Petunjuk Teknis Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi ini disusun sebagai acuan bagi para pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan kegiatan Program Kepala Sekolah Pembelajar dengan modalitas dalam jejaring (daring) maupun kombinasi. Modalitas ini diharapkan dapat mendorong Kepala Sekolah menjadi pembelajar yang aktif, belajar secara mandiri sesuai kebutuhan, serta dapat saling berbagi (sharing) pengetahuan/keterampilan dan pengalaman dengan kepala sekolah lainnya dalam komunitas pembelajar yang terkelola dengan baik.

B. Tujuan

Petunjuk Teknis (Juknis) ini disusun sebagai acuan kerja bagi semua pihak baik penyelenggara, pengguna, dan pihak lain atau pemangku kepentingan untuk:

1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi.

(13)

2 2. Mengelola peningkatan kompetensi Kepala Sekolah dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan di wilayahnya masing-masing.

C. Sasaran

1. Direktorat Jenderal Guru danTenaga Kependidikan;

2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang Kelautan Perikanan dan Teknologi Komunikasi (LPPPTK-KPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS); 3. Dinas Pendidikan Provinsi;

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; 5. Kelompok Kepala Sekolah Pembelajar;

D. Manfaat

1. Bagi Ditjen GTK

a. Sebagai acuan operasional dalam pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi.

b. Sebagai panduan dalam pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi agar pelaksanaan dapat lebih sistematis, terencana, dan bermanfaat.

c. Sebagai panduan dalam memfasilitasi, serta melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi.

2. Bagi PPPPTK, LPPPTK-KPTK, dan LPPKS sebagai unit pelaksana teknis (UPT) a. Sebagai acuan operasional dalam pelaksanaan Program Kepala Sekolah

Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi.

b. Sebagai panduan dalam pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi agar pelaksanaan dapat lebih sistematis, terencana, dan bermanfaat.

c. Sebagai panduan dalam memfasilitasi, mengorganisasi, monitoring dan evaluasi, dan pendampingan pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas Modalitas Daring dan Kombinasi.

3. Bagi Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota

a. Membantu dalam menentukan kepala sekolah sebagai peserta Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

b. Membantu dalam menentukan Pusat Belajar (PB) yang akan dimanfaatkan dalam Modalitas Daring dan Kombinasi.

(14)

3

BAB II

GAMBARAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR

MODALITAS DARING DAN KOMBINASI

A. Pengertian

Pendekatan pembelajaran pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Menuntut pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara mandiri (constructivism);

2. Pembelajar akan berkolaborasi dengan pembelajar lain dalam membangun pengetahuannya dan memecahkan masalah secara bersama-sama (social constructivism);

3. Membentuk suatu komunitas pembelajar (community of learners) yang inklusif; 4. Memanfaatkan media laman (website) yang bisa diakses melalui internet,

pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital; 5. Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan;

Gambaran umum dari setiap model pembelajaran pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi adalah sebagai berikut.

1. Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring

Pembelajaran pada Kepala Sekolah Pembelajar pada model ini hanya melibatkan pengampu dan kepala sekolah sebagai peserta. Dengan memanfaatkan TIK, peserta secara penuh melakukan pembelajaran daring dengan mengakses dan mempelajari bahan ajar, mengerjakan lembar kerja, berdiskusi serta berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan peserta Kepala Sekolah Pembelajar lainnya. Selama proses pembelajaran, peserta difasilitasi secara daring penuh oleh pengampu, seperti pada Gambar 2.1.

(15)

4

2. Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi

Pada modalitas kombinasi ini, peserta melakukan interaksi belajar secara daring dan tatap muka. Interaksi belajar daring dilakukan secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pembelajaran yang telah disiapkan secara elektronik, dan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Interaksi tatap muka dilaksanakan bersamaan dengan peserta lainnya di pusat belajar (PB) yang telah ditetapkan dan difasilitasi oleh seorang fasilitator. Interaksi pada modalitas kombinasi dapat dilihat pada Gambar 2.2.

• Interaksi Pengampu – Fasilitator: Pengampu memfasilitasi dan berinteraksi dengan fasilitator secara daring.

• Interaksi Fasilitator – Peserta: Fasilitator mendampingi, berdiskusi dan berkoordinasi dengan peserta secara daring dan luring (luar jejaring/offline). • Interaksi Pengampu – Peserta: Pengampu memfasilitasi dan berkomunikasi

dengan peserta secara daring.

Pertemuan tatap muka dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati bersama antara peserta dan fasilitator. Struktur program pertemuan antara peserta dan fasilitator di PB dapat dilihat di Bab III pada sub bab F.

Gambar 2.2. Model Pembimbingan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi

B. Prinsip Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan harus memenuhi prinsip sebagai berikut:

(16)

5 1. Rumusan tujuan pembelajaran pada setiap modul telah jelas, spesifik, teramati, dan

terukur untuk mengubah perilaku pembelajar

2. Konten di modul telah relevan dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja, dan dunia pendidikan

3. Meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif dan mutu lulusan yang lebih produktif

4. Efisiensi biaya, tenaga, sumber dan waktu, serta efektivitas program 5. Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar

6. Pembelajaran yang berkesinambungan dan terus menerus.

Pelaksanaan pembelajaran secara daring dan kombinasi memiliki prinsip-prinsip yang juga berlaku dalam pelaksanaan belajar secara tatap muka sebagai berikut.

1. Mendorong komunikasi antara peserta dengan fasilitator dan/atau pengampu.

Komunikasi yang baik dalam lingkungan belajar daring dan kombinasi adalah praktik yang baik. Hal ini akan mendorong keterlibatan peserta dan membantu peserta mengatasi tantangan-tantangan dalam belajar.

2. Mengembangkan kedekatan dan kerjasama antar peserta

Lingkungan belajar daring dan kombinasi dirancang dan dikembangkan guna mendorong kerjasama dan dukungan timbal balik berbagi ide dan saling menanggapi antara sesama peserta.

3. Mendukung pembelajaran aktif

Lingkungan belajar daring dan kombinasi mendukung pembelajaran berbasis proyek, di mana peserta melakukan proses pembelajaran secara aktif, mengakses materi, berdiskusi dengan sesama peserta, fasilitator, dan/atau pengampu. Peserta membahas apa yang dipelajari, menuliskannya, menghubungkan dengan pengalaman mereka, dan mengaplikasikannya.

4. Memberikan umpan balik dengan segera

Kunci terhadap pembelajaran daring dan kombinasi yang efektif adalah memberikan tanggapan secepatnya kepada peserta, yaitu melalui teks maupun suara, sebagai: (a) umpan balik atas konten – maupun (b) umpan balik untuk pengakuan kinerja. 5. Penekanan terhadap waktu pengerjaan tugas

Walaupun lingkungan belajar daring dan kombinasi memberikan keleluasaan untuk belajar dengan ritme masing-masing peserta, tetapi belajar daring dan kombinasi membutuhkan batasan waktu pengerjaan tugas, sehingga peserta diarahkan untuk menggunakan rentang waktu yang telah didesain dalam sistem.

6. Mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi

Dalam lingkungan pembelajaran daring dan kombinasi, ekspektasi tinggi dikomunikasikan melalui tugas yang menantang, contoh-contoh kasus, dan pujian untuk hasil kerja berkualitas yang berfungsi untuk mencapai ekspektasi yang tinggi tersebut.

7. Menghargai berbagai macam bakat dan metode pembelajaran

Dalam pembelajaran daring dan kombinasi, hal ini dapat diartikan dengan memberikan media belajar yang beragam, memilih topik tertentu untuk proyek maupun kelompok diskusi untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda serta memberikan akses khusus untuk penderita difabel.

C. Pentingnya Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

Partisipasi peserta dalam kegiatan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi ini sangat penting karena dapat mengembangkan keterampilan

(17)

6 yang terkait dengan kompetensi manajerial, supervisi akademik, dan/ atau kewirausahaan. Peserta dapat mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan materi pembelajaran yang disajikan melalui sumber belajar dalam berbagai bentuk dan referensi.

D. Penentuan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

Pada kurun waktu 1 (satu) tahun, peserta diharapkan dapat menyelesaikan setidaknya 2 (dua) kelompok kompetensi yang nilainya paling rendah dan dilaksanakan secara berurutan1. Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi dapat

diikuti oleh Kepala Sekolah yang:

1. Profil hasil UKKS-nya menunjukkan terdapat 3 (tiga) hingga 7 (tujuh) kelompok kompetensiyang nilainya di bawah KCM

2. Berada di wilayah yang tersedia akses/jaringan internet

3. Bersedia melaksanakan pembelajaran menggunakan modalitas daring dan kombinasi dengan kemauan dan komitmen yang tinggi.

Secara rinci, persyaratan peserta Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi adalah2:

1. Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring

Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring diperuntukan bagi :

a. Kepala Sekolah dengan profil hasil UKKS-nya memiliki 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) kelompok kompetensi yang nilainya dibawah KCM pada tahun yang berjalan.

b. Kepala Sekolah pada kriteria point a), dengan lokasi kerja jauh dari lokasi Kelompok Kepala Sekolah Pembelajar yang digunakan sebagai tempat pertemuan tatap muka.

c. Kepala Sekolah pada kriteria point a), yang merupakan binaan dari seorang fasilitator yang memiliki Kepala Sekolah binaan kurang dari kuota minimal. Persyaratan jumlah Kepala Sekolah yang dibina oleh seorang fasilitator, dapat dilihat pada BAB IV, sub bab D.

2. Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi

Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas ini diperuntukan bagi Kepala Sekolah dengan profil hasil UKKS nya memiliki 6 (enam) sampai dengan 7 (tujuh) kelompok kompetensi yang nilainya di bawah KCM pada tahun yang berjalan.

1

Pada tahun 2016, pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar difokuskan hanya pada satu kelompok kompetensi yang nilainya paling rendah atau satu kelompok kompetensi yang menjadi prioritas.

2Jika terdapat satu dan lain hal yang menjadi pertimbangan sehingga peserta harus beralih dari satu model daring ke model daring lainnya, maka wewenang dan tanggungjawab untuk mengalihkan peserta tersebut diberikan kepada PPPPTK/LPPPTK-KPTK/LPPKS dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan tempat peserta bertugas.

*) Peserta yang memenuhi ketiga persyaratan diharapkan dapat mengikuti Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring atau kombinasi, dan apabila terdapat peserta yang memenuhi persyaratan poin 1 (satu) akan tetapi tidak memenuhi persyaratan di poin 2 (dua), maka peserta tersebut memiliki hak untuk dialihkan dari modalitas daring/kombinasi ke modalitas tatap muka dengan wewenang dan tanggungjawab pengalihan diberikan kepada PPPPTK/LPPPTK-KPTK/LPPKS dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dimana peserta bertugas.

(18)

7 Pada Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas kombinasi, peserta akan difasilitasi oleh fasilitator secara daring dan luring di Pusat Belajar (PB).

E. Unsur-unsur dalam Penyelenggaraan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

Unsur-unsur dalam penyelenggaraan peningkatan kompetensi Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi meliputi pembelajaran menggunakan akses internet, pusat belajar, fasilitator, materi ajar, belajar mandiri, interaksi tatap muka, interaksi daring, praktik, praktikum, sistem penilaian pembelajaran daring, sistem penilaian belajar mandiri, penggunaan sistem UKKS dalam tes akhir, evaluasi akhir program, dan sertifikasi.

F. Arsitektur Sistem Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi berawal dari SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar yang berisi database yang akan diekspor ke Learning Managament System (LMS). Pembelajaran yang disediakan dalam LMS Program Kepala Sekolah Pembelajar menggunakan modul Program Kepala Sekolah Pembelajar yang telah disusun. Kegiatan-kegiatan dalam modul yang awalnya didesain untuk pertemuan tatap muka dikembangkan menjadi aktivitas berbasis teks, gambar, video, dan audio yang tersimpan di server repository. Pertemuan tatap muka digantikan dengan fasilitas video call sebagai sarana interaksi antara pengampu, fasilitator, dengan peserta. Selain video call juga disediakan fasilitas chat dan forum untuk para peserta, fasilitator, maupun pengampu. Paparan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas belajar dapat dilakukan peserta dengan cara mengunggahnya ke dalam e-Portofolio. Portofolio hasil pembelajaran setiap peserta akan terekam dan tersimpan di database peserta di SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar. Semua aktivitas akan dievaluasi menggunakan software analytic tool/reporting.

Arsitektur sistem Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 2.3 berikut ini.

(19)

8 Gambar 2. 3. Arsitektur sistem Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan

Kombinasi

G. Sistem Pengendalian Mutu

Sistem pengendalian mutu bertujuan untuk menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran dari sisi sistem maupun aktivitas pembelajaran.

1. Pengendalian sistem

Pengendalian sistem dilakukan dengan membentuk beberapa petugas dengan peran dan tugas sebagai berikut.

a. Koordinator Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

Koordinator Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Koordinator ini bertugas untuk mengawasi, memonitor, mengevaluasi

Laporan Keaktifan Peserta §Peserta yang akan melakukan Tes Akhir §Jadwal pelaksanaan Tes Akhir Konten Bukti Fisik Pembelajaran §Nilai Sementara §Laporan Activity Completion

§Pengguna §Data kelas §Mendaftarkan pengguna ke kelas

§Nilai Tes Akhir

LMS GURU PEMBELAJAR

SISTEM

UKKS

SIM GURU PEMBELAJAR

LA

PO

RA

N

/

AN

AL

YT

IC

T

O

O

L

e-Po

rt

fo

lio

Server

Konten

(20)

9 pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi di setiap UPT. Koordinator bertanggung jawab terhadap keberlangsungan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi di tingkat pusat.

b. Penanggung jawab UPT

Penanggung jawab UPT adalah orang yang ditunjuk oleh UPT untuk mengkoordinasikan, mengawasi, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan dan administrasi Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi di tingkat UPT. Penanggung jawab juga bertugas membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan hasil penjaminan mutu, monitoring dan evaluasi proses administrasi untuk dilaporkan ke Koordinator Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi.

c. Operator PPPPTK/LPPPTK-KPTK/LPPKS

Operator PPPPTK/LPPPTK-KPTK/LPPKS merupakan orang yang ditugaskan oleh UPT untuk menyiapkan dan memastikan bahwa kelas Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi sudah terbentuk di SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar dan siap dimulai.

d. Supervisor Program

Untuk menjamin mutu pelaksanaan kegiatan tatap muka di Pusat Belajar (PB), UPT mengirimkan 1 (satu) orang yang akan bertugas sebagai Supervisor Program pada saat pembelajaran tatap muka terjadi di PB. Supervisor Program adalah petugas yang melaksanakan proses penjaminan mutu, monitoring, dan evaluasi proses pembelajaran saat tatap muka di PB pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi. Persyaratan dan tugas supervisor program lebih lanjut dijelaskan pada BAB III sub bab B dan C.

e. Pengampu

Pengampu merupakan widyaiswara/PTP/dosen yang telah lulus Bimbingan Teknis Narasumer Nasional Kepala Sekolah Pembelajar. Pengampu mempunyai otoritas di dalam LMS Program Kepala Sekolah Pembelajar untuk memanipulasi konten dalam menjamin keberlangsungan pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring dan kombinasi. Apabila terjadi sesuatu hal yang memang harus diperbaiki dari sisi konten, maka pengampu diwajibkan untuk memperbaikinya sesuai dengan kelas yang diampu.

f. Koordinator Admin LMS PPPPTK/LPPPTK-KPTK/LPPKS

Koordinator admin LMS PPPPTK/LPPPTK-KPTK/LPPKS berasal dari pengembang sistem Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi yang ditunjuk di setiap UPT. Koordinator admin LMS mempunyai otoritas di dalam LMS untuk memanipulasi konten dan teknis dalam menjamin keberlangsungan pelaksanaan Program. Apabila terjadi hal yang memang harus diperbaiki baik dari sisi teknis maupun konten, maka koordinator admin LMS diwajibkan untuk memperbaikinya.

g. Admin Kelas

Admin kelas adalah orang yang ditugaskan oleh UPT untuk memberikan bantuan dalam hal teknis pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi di kelasnya masing-masing. Jumlah admin kelas dapat disesuaikan dengan kebutuhan UPT. Pengendalian sistem oleh admin kelas di UPT dilakukan dengan:

(21)

10 • membantu peserta, fasilitator dan pengampu terkait dengan teknis

pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

• memonitor proses pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

• mengumpulkan data monitoring dan evaluasi dari LMS.

2. Pengendalian konten sistem

Konten Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi merupakan tanggung jawab dari UPT dengan menggunakan standar sistematika yang sudah ditentukan di tingkat pusat. Konten Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi merupakan tanggung jawab dari Direktorat Pembinaan Tendik Dikdasmen. Pengendalian konten sistem dilakukan secara terpusat dalam sebuah LMS Program Kepala Sekolah Pembelajar.

3. Pengendalian kualitas fasilitator pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

Peserta dapat melaporkan pelayanan fasilitator dalam membimbing peserta kepada pengampu dan admin kelas. Laporan pelayanan dapat disampaikan melalui tautan message, sms atau surel kepada pengampu di tingkat UPT.

4. Pengendalian pengampu

Peserta dan fasilitator dapat melaporkan pelayanan pengampu dalam memfasilitasi pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi kepada UPT tempat pengampu bertugas. Laporan pelayanan dapat disampaikan melalui message, sms atau surel kepada koordinator admin LMS PPPPTK/LPPPTK-KPTK/LPPKS.

H. Manajemen Resiko

Manajemen risiko dimaksudkan agar setiap UPT mampu mengantisipasi kemungkinan risiko yang akan terjadi dan menemukan solusinya. Agar Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi dapat dilaksanakan dengan baik, beberapa hal berikut perlu diperhatikan:

1. Ketersediaan tempat kegiatan

Tempat pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi harus dilakukan koordinasi sejak dini dengan pihak-pihak terkait.

2. Ketepatan jadwal kegiatan

Untuk pemenuhannya harus dilakukan penyelarasan dengan agenda kegiatan nasional dan regional.

3. Ketersediaan Pusat Belajar (PB)

Untuk pemenuhannya harus dilakukan koordinasi UPT lainnya. 4. Ketersediaan Tempat Uji Kompetensi (TUK)

TUK yang dimaksud adalah menggunakan TUK yang telah ada sejak tahun 2015 dan ditunjuk sebagai TUK oleh Dinas Pendidikan Kab./Kota maupun Provinsi.

5. Ketersediaan pengampu

Jika jumlah pengampu pada satu UPT tidak tersedia sesuai dengan kebutuhan kelas kelompok kompetensi pada modalitas daring dan kombinasi maka UPT bertanggungjawab untuk menyediakan pengampu pengganti. Urutan prioritas pengampu pengganti adalah sebagai berikut:

(22)

11 a. Narasumber yang melatih pada kegiatan Bimbingan Teknis Narasumber Nasional

Program Kepala Sekolah Pembelajar. b. Penulis Modul Kepala Sekolah Pembelajar.

c. Tim Pengembang Program Kepala Sekolah Pembelajar. 6. Ketersediaan Fasilitator

a. Unit Pelaksana Teknis (PPPPTK/LPPPTK-KPTK/LPPKS) melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk menjamin ketersediaan fasilitator yang memenuhi kriteria.

b. Jika fasilitator pada saat menjalankan kegiatan mengalami sakit yang menyebabkan tidak dapat melanjutkan perannya sebagai fasilitator, maka dapat digantikan oleh fasilitator lain yang sudah mengikuti kegiatan Pelatihan Fasilitator Program Kepala Sekolah Pembelajar, yang ditetapkan oleh dinas atas sepengetahuan Unit Pelaksana Teknis.

7. Ketersediaan Peserta

a. Peserta Pelatihan Kepala Sekolah Pembelajar adalah Kepala Sekolah yang telah mengikuti Uji Kompetensi Kepala Sekolah tahun 2015.

b. Jika peserta menjadi guru biasa dan/atau dipromosikan menjadi pengawas atau pejabat structural maka statusnya sebagai peserta dibatalkan dari pelaksanaan kegiatan PelatihanKepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi. c. Jika peserta mengalami mutasi, namun masih dalam wilayah (kabupaten/kota)

yang sama, maka yang bersangkutan masih dapat mengikuti kegiatan Kepala Sekolah Pembelajar hingga selesai.

8. Supervisor Program

a. Unit Pelaksana Teknis (PPPPTK/LPPPTK-KPTK/LPPKS) menjamin ketersediaan Supervisor Program yang memenuhi kriteria.

b. Jika Supervisor Program pada saat menjalankan kegiatan mengalami sakit yang menyebabkan tidak dapat bertugas, maka dapat digantikan oleh:

1) widyaiswara/PTP/dosen yang telah mengikuti dan lulus menjadi Narasumber Nasional pada Bimtek Narasumber Nasional Program Kepala Sekolah Pembelajar.

2) Narasumber yang melatih pada kegiatan Bimbingan Teknis Narasumber Nasional Program Kepala Sekolah Pembelajar.

3) Tim Pengembang Program Kepala Sekolah Pembelajar. 4) Penulis Modul Kepala Sekolah Pembelajar.

9. Risiko tidak terduga yang dapat terjadi selama persiapan dan pelaksanaan kegiatan Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring dan kombinasi (bencana, sakit/meninggal, pencurian,dan lain-lain). Untuk pemenuhannya dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan penanganannya disesuaikan dengan prosedur yang berlaku.

10. Keaktifan peserta pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi.

Peserta diupayakan aktif mengikuti peningkatan kompetensi Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi. Bagi peserta yang tidak aktif agar segera diberi peringatan dan apabila peringatan tidak ditindaklanjuti oleh peserta tersebut maka pembiayaan akses internetnya diberhentikan. Hal ini dilakukan dalam upaya efisiensi biaya akses internet.

11. Peningkatan kompetensi peserta

Peserta diharapkan dapat meningkatkan kompetensinya melalui peningkatan kompetensi Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi.

(23)

12

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH

PEMBELAJAR MODALITAS DARING

A. Deskripsi Kegiatan

Pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring, proses pembelajaran dan peningkatan kompetensi Kepala Sekolah berlangsung secara daring. Kepala Sekolah sebagai peserta melakukan pembelajaran secara daring dan dapat berinteraksi dengan pengampu, fasilitator, serta sesama peserta. Pada Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas kombinasi, peserta dapat mengadakan pertemuan tatap muka dengan peserta lainnya di pusat belajar yang telah ditentukan dengan difasilitasi oleh fasilitator. Interaksi pada pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring dan kombinasi akan membentuk komunitas pembelajar (community of learners).

B. Pengampu, Fasilitator, Peserta, Supervisor Program dan Admin 1. Pengampu

Pengampu dalam pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring dan kombinasi adalah Widyaiswara/Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP)/dosen yang telah lulus Bimbingan Teknis Narasumber Nasional Kepala Sekolah Pembelajar dengan kriteria sebagai berikut:

a. Mempunyai pengalaman di dalam kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih pembelajar dewasa (pendekatan andragogi).

b. Memiliki kemampuan dasar TIK (pengolah kata/word processor, pengolah data/spreadsheet, presentasi/powerpoint, penggunaan internet – email/surel, browsing, download/unduh dan upload/unggah data)

c. Bersedia melaksanakan pembelajaran menggunakan modalitas daring dengan kemauan dan komitmen yang tinggi.

2. Fasilitator3

Fasilitator adalah kepala sekolah/pengawas sekolah yang telah mengikuti UKKS/UKPS dan memenuhi kriteria:

a. Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah yang:

1) pada profil hasil UKKS atau UKPS-nya, terdapat 8 (delapan) hingga 10 (sepuluh) kelompok kompetensi di atas KCM

2) yang nilai rerata hasil Uji Kompetensi-nya ≥ 71, atau

3) yang terbaik di wilayah kerja Kelompok Kepala Sekolah Pembelajar, atau 4) yang telah membuktikan kompetensi maupun kinerjanya melalui berbagai

kegiatan tingkat nasional

b. Untuk Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring dan kombinasi, kepala sekolah/pengawas sekolah yang dijadikan sebagai fasilitator dipilih dari kepala sekolah/pengawas sekolah yang telah memenuhi kriteria pada poin a dan memiliki nilai UKKS/UKPS tertinggi di antara calon fasilitator.

3 Fasilitator:

*) Bila pada suatu daerah tidak terdapat kepala sekolah/pengawas sekolah yang memenuhi kriteria pada poin a, kepala sekolah/pengawas sekolah yang profil hasil UKKS/UKPS-nya memiliki 7 kelompok kompetensi yang nilainya di atas KCM dapat diusulkan sebagai fasilitator.

(24)

13 c. Memiliki kemampuan dasar TIK (pengolah kata/word processor, pengolah

data/spreadsheet, presentasi/powerpoint, penggunaan internet – email/surel, browsing, download/unduh dan upload/unggah data)

d. Bersedia melaksanakan pembelajaran menggunakan modalitas daring dengan kemauan dan komitmen yang tinggi

e. Telah lulus Pelatihan Fasilitator Program Kepala Sekolah Pembelajar

3. Peserta

Kriteria peserta yang mengikuti Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi dapat dilihat secara rinci pada Bab II, sub bab D.

4. Admin di UPT

Admin pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi terdiri atas beberapa operator UPT, satu orang koordinator admin LMS UPT, dan admin kelas.

Koordinator admin LMS UPT adalah tim pengembang sistem Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi yang menguasai LMS.

• Operator UPT adalah:

a. Staf teknis yang ditugaskan oleh UPT bersangkutan

b. Telah mengikuti pembekalan admin, atau telah mengikuti program diseminasi dari admin yang telah mengikuti pembekalan admin

c. Mampu menggunakan SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar dengan baik.

d. Memiliki integritas untuk menjaga kerahasiaan data peserta e. Memiliki komitmen tinggi untuk menjalankan tugasnya • Admin kelas adalah:

a. Staf teknis yang ditugaskan oleh UPT bersangkutan

b. Telah mengikuti pembekalan admin dan atau program diseminasi dari tim pengembang modul Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring c. Mampu menggunakan LMS Program Kepala Sekolah Pembelajar dengan

baik

d. Memiliki integritas untuk menjaga kerahasiaan data peserta e. Memiliki komitmen tinggi untuk menjalankan tugasnya.

5. Supervisor Program

Supervisor Program adalah petugas yang melaksanakan proses penjaminan mutu, monitoring, dan evaluasi pembelajaran saat tatap muka di PB pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi. Persyaratan Supervisor Program adalah: a. Pengampu dalam pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas

kombinasi; atau

b. Widyaiswara dan Pengembang Teknologi Pembelajaran di lingkungan Kemdikbud atau Dosen yang sudah mengikuti Bimbingan Teknis Narasumber Nasional; atau c. Tim Pengembang Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Kepala Sekolah

Pembelajar, atau

d. Tim Penulis Modul Pelatihan Kepala Sekolah Pembelajar e. Tim Pengembang Program Kepala Sekolah Pembelajar, atau

(25)

14

C. Peran dan Tanggung Jawab

Peran dan tanggung jawab setiap unsur yang terlibat selama proses pelaksanaan pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Peran Pengampu

a. Peran pengampu terhadap Fasilitator

1) Berkomunikasi dengan fasilitator secara daring dan luring untuk memonitor pelaksanaan pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

2) Memfasilitasi proses belajar selama pembelajaran daring dan kombinasi berlangsung

3) Mendampingi dan memberi semangat kepada fasilitator dalam proses pembimbingan pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

4) Memeriksa rekaman kegiatan fasilitator dengan menggunakan analytic tool, 5) Memberikan umpan balik terhadap laporan kemajuan peserta yang

dikirimkan oleh fasilitator. b. Peran pengampu terhadap peserta

1) Memonitor keaktifan peserta dalam pembelajaran daring dan kombinasi 2) Memfasilitasi proses belajar selama pembelajaran daring dan kombinasi

berlangsung

3) Menganalisis hasil rekaman kegiatan dan hasil penilaian peserta yang diserahkan kepada Koordinator Program Kepala Sekolah Pembelajar sebagai bahan laporan bagi UPT.

2. Peran Fasilitator

Tugas utama fasilitator adalah mendampingi peserta di dalam pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi. Secara rinci, peran fasilitator terhadap peserta dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Peran Fasilitator pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring 1) Mendukung peserta mengikuti kegiatan Program Kepala Sekolah Pembelajar

Modalitas Daring

2) Mendampingi dan memfasilitasi peserta dalam mengikuti pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring

3) Memberikan semangat dan mengingatkan peserta untuk menyelesaikan tugas secara daring

4) Memberi umpan balik terhadap lembar kerja yang diunggah peserta 5) Memeriksa rekaman kegiatan secara daring melalui activity completion 6) Menyampaikan laporan kemajuan peserta kepada pengampu melalui

portfolio “Laporan Hasil Kemajuan Peserta” secara berkala setiap akhir minggu

7) Menjadi pengawas ujian tes akhir di TUK bersama administrator TUK.

b. Peran Fasilitator pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi 1) Mendukung peserta mengikuti kegiatan Program Kepala Sekolah Pembelajar

(26)

15 2) Mendampingi peserta dalam mengikuti pembelajaran Program Kepala

Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi

3) Memfasilitasi peserta secara tatap muka pada pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi di Pusat Belajar

4) Memberikan semangat dan mengingatkan peserta untuk menyelesaikan tugas secara daring maupun luring

5) Memberi umpan balik terhadap lembar kerja yang diunggah peserta 6) Memeriksa rekaman kegiatan secara daring melalui activity completion 7) Menyampaikan laporan kemajuan peserta kepada pengampu secara berkala

setiap akhir minggu

8) Menjadi pengawas ujian tes akhir di TUK bersama administrator TUK.

3. Peran Peserta Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

a. Melaksanakan proses bembelajaran secara aktif dan berkomitmen tinggi b. Melaksanakan pembelajaran secara kolaboratif

c. Berbagi pengalaman kepada peserta lain d. Memberikan umpan balik yang konstruktif

e. Mencari jawaban terhadap permasalahan melalui berbagai sumber antara lain melalui internet, buku, dan lain-lain

f. Mengungkapkan permasalahan terkait pembelajaran yang dihadapi g. Menyelesaikan tugas sesuai dengan materi pembelajaran

h. Mengunggah seluruh lembar kerja ke dalam portofolio elektronik (e-portofolio). 4. Peran Admin

a. Koordinator admin LMS UPT:

1) Bertanggungjawab untuk mengatasi masalah teknis terkait dengan LMS Program Kepala Sekolah Pembelajar yang digunakan

b. Operator UPT:

1) Membuat kelas Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring dan kombinasi di dalam SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar

2) Pendistribusian pengampu, fasilitator, peserta, admin kelas dan PB (daring kombinasi) di dalam kelas daring

3) Memulai kelas di SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar

4) Mengakhiri kelas di SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar sesuai dengan instruksi dari penanggung jawab Program Kepala Sekolah Pembelajar.

c. Admin kelas

1) Membantu pengampu dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk kepentingan monitoring, evaluasi dan pelaporan

2) Memberikan bantuan teknis terhadap peserta, fasilitator, dan pengampu di kelas daring.

5. Peran Supervisor Program

Untuk menjamin mutu pelaksanaan kegiatan tatap muka yang dilakukan di Pusat Belajar (PB) pada modalitas kombinasi, UPT mengirim 1 (satu) orang yang akan bertugas sebagai Supervisor Program sesuai dengan persyaratan yang tertuang pada BAB III sub bab B. Selama proses pembelajaran pada modalitas kombinasi berlangsung, seorang Supervisor Program akan melakukan pendampingan di Pusat Belajar sebanyak 1 (satu kali) dengan alokasi waktu efektif di Pusat Belajar adalah 8

(27)

16 JP (1 JP = 45 menit). Waktu untuk melaksanakan pendampingan adalah pada pertemuan tatap muka ke-2 dan ke-3 di minggu ke-3 dan ke-4.

Dengan mempertimbangkan jarak lokasi, Supervisor Program sebaiknya datang ke PB sehari sebelum pelaksanaan tatap muka, atau pada hari ke-1 kegiatan dan berada di lokasi sampai hari terakhir kegiatan tatap muka di PB.

a. Peran Supervisor Program adalah sebagai berikut:

1) Melakukan penjaminan mutu proses pembelajaran tatap muka di PB pada Pelatihan Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi.

2) Melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran tatap muka di PB pada Pelatihan Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi.

3) Melakukan evaluasi kualitas keterlaksanaan pembelajaran tatap muka di PB pada Pelatihan Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi.

4) Membuat laporan hasil penjaminan mutu, monitoring, dan evaluasi pembelajaran tatap muka di PB pada Pelatihan Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi.

b. Tugas Supervisor Program pada saat pertemuan tatap muka di PB adalah: 1) Membekali fasilitator berkaitan dengan program kegiatan.

a) Modul Kepala Sekolah Pembelajar: penguasaan materi dan strategi fasilitasi baik pada saat pembelajaran secara daring di LMS maupung luring di PB. b) Monitoring & Evaluasi: instrumen, analisis, dan pelaporan.

2) Mendampingi fasilitator menggunakan, menganalisis, dan melaporkan hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan instrumen smiley face yang digunakan pada saat pertemuan tatap muka di PB dan secara daring di LMS.

3) Mendampingi fasilitator membuat laporan kemajuan peserta menggunakan format yang telah tersedia di e-portofolio “Laporan Kemajuan Peserta” pada LMS KS Pembelajar. Laporan tersebut memuat:

a) Nama kegiatan b) Tanggal pelaksanaan c) Lokasi pelaksanaan d) Nama Fasilitator

e) Data Peserta dan Modul Kepala Sekolah yang dipelajari f) Ketuntasan belajar setiap peserta di setiap sesi

g) Catatan kegiatan, kemajuan, hambatan dan saran h) Resume kegiatan tatap muka

i) Kendala dan solusi j) Rekomendasi

4) Menjamin kualitas kegiatan pembelajaran secara daring dan luring dengan memberikan arahan dan bantuan pada fasilitator, operator PB maupun peserta jika diperlukan dalam hal:

a) Kepatuhan terhadap struktur program kegiatan tatap muka di PB. b) Kepatuhan terhadap pelaksanaan administrasi di PB.

c) Ketercapaian target kegiatan.

d) Mengisi Instrumen Penjaminan Mutu Pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar saat pertemuan tatap muka di PB.

(28)

17

D. Waktu dan Tempat

Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring dan kombinasi dilaksanakan dengan pola 60 jam pelajaran (6 minggu). Waktu pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi ditetapkan oleh masing-masing UPT.

Berikut adalah waktu dan tempat pelaksanaan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi.

1. Pusat Belajar

Pusat Belajar adalah tempat kegiatan pendampingan dan tatap muka antara fasilitator dengan peserta Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi yang telah ditetapkan oleh UPT. Waktu pelaksanaan pertemuan di PB mengikuti jadwal yang telah ditetapkan oleh UPT yang telah berkoordinasi dengan operator PB.

Tempat yang dijadikan sebagai PB adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Kepala Sekolah Pembelajar di Kabupaten/Kota, atau 2. Tempat Uji Kompetensi (TUK) di Kabupaten/Kota, atau

3. Tempat peserta bertugas.

Penetapan Pusat Belajar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Tersedia kelas yang dapat digunakan sebagai tempat PB secara berkala, dengan kapasitas 30 peserta per kelas

2. Tersedia alat / media pembelajaran, seperti papan tulis, infocus/LCD, listrik 3. Kualitas signal cellular yang bagus

4. Tidak diharuskan berupa lab komputer

5. Satu PB hanya dapat digunakan untuk maksimal 10 kelas pertemuan, sehingga ada kemungkinan kelas yang digunakan PB tidak lagi digunakan PBM siswa selama 1,5 bulan.

2. Tempat Uji Kompetensi (TUK)

Tempat Uji Kompetensi adalah tempat pelaksanaan tes akhir Program Kepala Sekolah Pembelajar dengan menggunakan mekanisme pelaksanaan UKKS. Waktu pelaksanaan tes akhir mengikuti jadwal yang ditetapkan di SIM Program Kepala Sekolah Pembelajar, dengan mekanisme penetapan pelaksanaan tes akhir seperti yang dijelaskan pada Bab III sub bab F.

Penetapan TUK harus memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut:

1. Ruangan yang berisi perangkat laboratorium komputer pada unit kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kementerian/lembaga lain, pemerintah daerah, sekolah, yayasan, dan organisasi profesi.

2. Memiliki minimal 20 unit komputer/PC dan 1 server yang terkoneksi dalam local area network (LAN) dalam bentuk jaringan kabel, bukan WiFi.

3. Memiliki sumber daya manusia (admin/teknisi) yang memahami LAN dan terbiasa bekerja dengan jaringan Internet. Admin/teknisi tersebut akan bertugas sebagai administrator sekaligus teknisi sistem UKKS.

4. Spesifikasi komputer Client minimal: a) Prosessor Intel Pentium 4 - 2,4Ghz; b) Memory, 2 Gb;

c) Hard disk free 15Gb;

(29)

18 Spesifikasi server minimal:

a) Prosessor Core 2 Duo Ghz; b) Memory: 4 Gb;

c) Hard disk free 20 Gb; d) Monitor;

e) Terkoneksi dengan jaringan internet minimal 256 kbps; f) UPS (uninteruptible power supply).

E. Struktur Program

Struktur program Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1. Struktur Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring

No Materi Alokasi Waktu

1 Materi Umum

a. Kebijakan Penjaminan dan Peningkatan Mutu Kepala Sekolah 2 b. Peningkatan kompetensi Kepala Sekolah Pembelajar 2

2 Materi Inti 54

3 Tes Akhir 2

Total 60

Pembelajaran pada Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring menggunakan modul yang dikembangkan dan direkonstruksi dengan mengikuti model pola 60 jam pelajaran (JP) selama 6 (enam) minggu dengan struktur seperti pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2. Struktur Model Modul Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring (6 minggu)

Sesi Pendahuluan

Sesi Pembelajaran Sesi

Penutup Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4 Minggu ke-5

Minggu ke-1 Materi Pembelajar -an Foru m & Re fle ks i Materi Pembelajar-an For um & Re fle ks i Materi Pembelajar-an Foru m & Re fle ks i Materi Pembelajar -an Foru m & Re fle ks i Minggu ke-6 Video Call 1. Sesi Pendahuluan

Sesi pendahuluan berisi tentang:

• Pengenalan dan demonstrasi sistem (hanya Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi di Pusat Belajar).

• Kebijakan Penjaminan dan Peningkatan Mutu Kepala Sekolah • Petunjuk Penggunaan Modul

• Penjelasan umum kegiatan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring

• Alur Pembelajaran

(30)

19 Sesi pembelajaran memuat materi yang harus dikuasai sesuai dengan tuntutan hasil belajar yang dibuktikan dengan tagihan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tiap sesi adalah:

a. Pengantar Sesi yang memuat tujuan pembelajaran, aktivitas belajar, dan alur

kegiatan belajar

b. Aktivitas belajar mencakup serangkaian kegiatan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan yang harus diselesaikan sesuai dengan hasil belajar yang telah ditetapkan. Aktivitas pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring terdiri atas:

• Mengerjakan kegiatan secara daring dan luring • Diskusi sesama peserta

• Menyelesaikan lembar kerja

c. Forum Sesi

Kegiatan di dalam suatu komunitas pembelajar (community of learners) untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan memecahkan masalah sehingga peserta memperoleh pengetahuan baru melalui pendekatan kunstruktivisme sosial (social constructivism).

d. Refleksi

Peserta melakukan refleksi pada tiap akhir sesi dan dituangkan dalam blog. Refleksi mencakup pemikiran hal-hal yang baru didapatkan dalam proses belajar, faktor-faktor pendukung atau penghambat (baik internal maupun eksternal) dalam proses belajar, langkah apa yang harus diambil untuk mengantisipasi masalah, dan rencana aksi tindak lanjut pembelajaran.

e. Mengunggah Lembar Kerja

Peserta mengunggah lembar kerja sebagai bukti belajar untuk mendapatkan umpan balik dari fasilitator atau pengampu.

f. Reaksi Peserta

Setiap akhir pembelajaran pada sesi genap, peserta diminta mengungkapkan reaksi mereka yang mencerminkan tingkat kepuasan terhadap proses pembelajaran yang diikuti.

g. Penilaian Diri

Peserta diminta untuk melakukan penilaian diri secara profesional terhadap setiap lembar kerja yang diunggah sesuai dengan rubrik yang disediakan. Hasil penilaian diri menjadi salah satu tagihan dan komponen penilaian pada nilai akhir.

h. Tes Sumatif Sesi

Pada setiap akhir sesi, peserta akan mengerjakan soal tes sumatif. Hasil tes sumatif menjadi salah satu tagihan dan komponen penilaian pada nilai akhir.

3. Sesi Penutup

Sesi penutup adalah sesi terakhir dalam proses pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dengan beberapa aktivitas di dalamnya, seperti:

a. Kesimpulan dan umpan balik

Peserta mengisi format yang disediakan secara daring sebagai bentuk refleksi terhadap seluruh pembelajaran yang telah dilakukan.

b. Evaluasi Penyelenggaraan Pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring

Peserta mengisi format evaluasi penyelenggaraan pembelajaran Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. Data evaluasi dari peserta akan digunakan

(31)

20 oleh UPT untuk perbaikan penyelenggaraan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring berikutnya.

4. Tes Akhir

Pada akhir pembelajaran, peserta melakukan tes akhir dengan menggunakan sistem UKKS seperti pada tahun 2015 di TUK yang telah ditentukan.Tes akhir dilakukan berkelompok secara modular setelah dua atau tiga minggu berakhirnya pembelajaran di satu kelompok kompetensi yang diikuti. Hasil tes akhir akan digunakan sebagai nilai UKKS ke-2 pada kelompok kompetensi yang diikuti dan menjadi salah satu komponen penilaian pada nilai akhir.

F. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dan Kombinasi

Seperti yang telah dituangkan pada BAB II sub bab D, bahwa dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, Kepala Sekolah diwajibkan untuk menyelesaikan setidaknya 2 (dua) kelompok kompetensi yang nilainya paling rendah dan dilaksanakan secara berurutan.

Kelompok modul pertama diikuti oleh peserta selama 6 minggu terhitung dari awal kelas dimulai oleh operator UPT. Setelah menyelesaikan kelompok modul pertama, peserta dapat langsung melanjutkan pembelajaran ke kelompok modul kedua.

Apabila peserta tidak dapat menyelesaikan modul pertama sampai pada batas akhir pelaksanaan, maka peserta diberikan waktu sampai 14 hari untuk menyelesaikannya, namun peserta tersebut diperkenankan untuk mengikuti pembelajaran pada modul kedua sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kelas modul pertama akan ditutup oleh operator UPT seminggu sebelum pelaksanaan tes akhir di TUK.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Modalitas Daring dan Kombinasi dilakukan secara synchronous dan asynchronous. Kegiatan pembelajaran secara synchronous dengan fasilitas video call menggunakan user utama yang berperan sebagai moderator dan user biasa yang berperan sebagai peserta. Contoh distribusi user dalam setiap modalitas adalah sebagai berikut:

Pada satu kelas modalitas daring penuh, terdapat satu orang pengampu, satu orang admin kelas dan maksimal 40 peserta program Kepala Sekolah Pembelajar. Oleh karena itu, user utama diberikan kepada pengampu dan admin kelas sedangkan peserta Program Kepala Sekolah Pembelajar akan mendapatkan user biasa.

Pada satu kelas modalitas kombinasi, terdapat satu orang pengampu, satu orang admin kelas, dan 5 – 10 kelompok fasilitator. Setiap fasilitator akan mendampingi 20 peserta Program Kepala Sekolah Pembelajar. User utama diberikan kepada pengampu, admin kelas dan seluruh fasilitator yang ada di dalam satu kelas tersebut. Peserta Program Kepala Sekolah Pembelajar akan mendapatkan user biasa.

(32)

21 Berikut adalah mekanisme pelaksanaan kegiatan pada setiap modalitas daring dan kombinasi:

1. Modalitas Daring

Pada modalitas ini, peserta akan masuk (login) ke dalam LMS sesuai dengan nama pengguna (username) dan kata kunci (password) yang sudah ditentukan.

Sebelum melakukan pembelajaran pada kelas modul yang diikuti, peserta dapat beradaptasi menggunakan sistem pembelajaran daring di kelas “Latihan” dan mempelajari penggunaan sistem pembelajaran daring melalui “Buku Manual” yang dapat diunduh di halaman depan website Program Kepala Sekolah Pembelajar. Selanjutnya, peserta dapat memasuki Sesi Pendahuluan dan melakukan aktivitas belajar pada setiap sesi seperti pada Tabel 3.3, sesuai dengan rencana belajar yang telah dibuat.

Seluruh kegiatan akan dilakukan secara daring penuh dengan bimbingan fasilitator dan pengampu, baik synchronous maupun asynchronous. Bimbingan oleh pengampu atau fasilitator secara synchronous menggunakan video call wajib dilakukan selama proses pembelajaran, sesuai dengan kesepakatan waktu antara peserta, fasilitator, dengan pengampu.

Tabel 3.3. Aktivitas pembelajaran pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring

Sesi Pendahuluan Sesi Pembelajaran Sesi Penutup

Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4 Minggu Ke-5 10 JP 10 JP 10 JP 10 JP 10 JP 10 JP

Peserta akan mempelajari tentang: • Kebijakan Penjaminan dan

Peningkatan Mutu Kepala Sekolah

• Petunjuk penggunaan modul • Penjelasan umum kegiatan

Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring • Alur Pembelajaran

Peserta akan melakukan kegiatan pada pembelajaran berikut: • Pengantar Sesi

• Aktivitas belajar • Forum Sesi • Refleksi

• Mengunggah lembar kerja • Umpan balik (reaksi peserta) • Penilaian Diri

• Tes Sumatif Sesi

Peserta akan melakukan kegiatan pembelajaran dengan mengisi: • Kesimpulan dan umpan balik • Evaluasi penyelenggaraan Video call

Catatan: Waktu estimasi masuk ke dalam sistem pembelajaran bagi fasilitator dan

peserta Program Kepala Sekolah Pembelajar adalah sekurang-kurangnya 2 JP per hari.

2. Modalitas Kombinasi

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, modalitas kombinasi adalah gabungan antara daring dan tatap muka dengan komposisi 44 JP untuk interaksi daring dan 16 JP untuk interaksi tatap muka di Pusat Belajar. Interaksi antara pengampu, fasilitator, dan peserta secara daring dilakukan secara synchronous maupun asynchronous. Interaksi secara synchronous wajib dilakukan di PB menggunakan video call selama proses pembelajaran, sesuai dengan kesepakatan waktu antara peserta, fasilitator dengan pengampu.

(33)

22 Interaksi tatap muka di PB antara peserta dengan fasilitator yang difasilitasi oleh satu operator PB4, dilakukan sebanyak 4 pertemuan, yaitu di Minggu I, III, IV, dan VI

dengan alokasi waktu minimal 4 JP/pertemuan atau lebih, disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan. Pada setiap pertemuan tatap muka, fasilitator harus menyiapkan berkas administrasi berupa daftar hadir, resume tatap muka, instrumen evaluasi smiley face dan berita acara (terlampir), yang harus dilaporkan ke UPT dan akan menjadi lampiran pada pelaporan pertanggungjawaban kegiatan.

Kegiatan pembelajaran di PB dilaksanakan selama total 16 JP, dengan struktur program dan penjelasan aktivitas pada setiap pertemuan tatap muka seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3. 4. Struktur Program Tatap Muka pada Program Kepala SekolahPembelajar Modalitas Kombinasi

No Materi JP Keterangan

UMUM

1. Kebijakan Penjaminan dan Peningkatan Mutu Kepala Sekolah

1 TM-1

POKOK

2. Literasi TIK 1 TM-1

3. Pengenalan dan Demonstrasi sistem Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi

2 TM-1

4. Pendalaman Materi Kelompok Modul 8 TM-2, TM-3

5. Presentasi Hasil Peserta 2 TM-4

PENUNJANG

6. Rencana Tindak Lanjut (Rencana pengembangan diri) 1 TM-4 7. Evaluasi Penyelenggaraan Program Kepala Sekolah

Pembelajar Kombinasi

1 TM-4

Total 16

Keterangan: TM = Tatap muka

Aktivitas pembelajaran peserta pada Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas kombinasi dijelaskan pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.5. Penjelasan Tatap Muka di Pusat Belajar

No Uraian Materi JP Keterangan

A. Tatap Muka-1 (TM-1) 4

1. Orientas Program: • Perkenalan • Materi umum

1 Materi umum meliputi:

• Kebijakan Penjaminan dan Peningkatan Mutu Kepala Sekolah

2. Literasi TIK 2 Difasilitasi oleh fasilitator, peserta menggunakan aplikasi Ms Office dan internet

3. Pengenalan dan 1 Difasilitasi oleh fasilitator, peserta log in ke

4Operator PB adalah staf yang ditunjuk oleh sekolah yang dijadikan sebagai PB dan memiliki peran seperti yang tertuang pada Bab IV subbab D.

(34)

23

No Uraian Materi JP Keterangan

Demonstrasi sistem Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi

dalam sistem, demonstrasi fitur-fitur dalam LMS dan praktik serta mulai masuk ke dalam Sesi Pendahuluan pada kelompok kompetensi yang diikuti

B. Tatap Muka-2 (TM-2) 4

1. Pendalaman Materi Kelompok Kompetensi

3 Fasilitator melakukan:

• Reviu rekaman kegiatan peserta (kemajuan pembelajaran)

• Memeriksa dan mendiskusikan tugas-tugas peserta

C. Tatap Muka-3 (TM-3) 4

1. Pendalaman Materi Kelompok Kompetensi

3 Fasilitator melakukan:

• Reviu rekaman kegiatan peserta (kemajuan pembelajaran)

• Memeriksa dan mendiskusikan tugas-tugas peserta

D. Tatap Muka-4 (TM-4) 4

1. Evaluasi Penyelenggaraan Program Kepala Sekolah Pembelajar

1 Evaluasi penyelenggaraan dilakukan secara daring dalam LMS

2. Presentasi Hasil Peserta 2 • Peserta mempresentasikan hasil pembelajaran

• Fasilitator mendampingi peserta selama pelaksanaan presentasi hasil pembelajaran

3. Rencana Tindak Lanjut (Rencana pengembangan diri)

1 Fasilitator membimbing peserta

mengembangkan rencana pengembangan diri setelah mengikuti kegiatan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi

Total 16

Catatan : Waktu estimasi pembelajaran tatap muka di PB untuk setiap pertemuan

adalah minimal 4 JP @ 45 menit atau lebih, disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan.

Tabel 3. 6. Aktivitas pembelajaran peserta pada Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi Sesi Pendahuluan 10 JP Sesi Pembelajaran Sesi Penutup 10 JP Sesi - 1 10 JP Sesi - 2 10 JP Sesi - 3 10 JP Sesi - 4 10 JP

Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4 Minggu ke-5 Minggu ke-6

4 JP 6 JP 10 JP 6 JP 4 JP 4 JP 6 JP 10 JP 6 JP 4 JP

Tatap

Muka Daring Daring Daring Tatap Muka

Tatap

Muka Daring Daring Daring

Tatap Muka TM-1 Peserta

melakukan pembelaja-ran

Pada setiap sesi terdiri dari:

• Pengantar Sesi

TM-2 dan TM-3

Pada setiap sesi terdiri dari: • Pengantar Sesi Peserta melakukan kegiatan TM-4

Gambar

Gambar 2.1. Model pembimbingan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas Daring
Gambar 2.2. Model Pembimbingan Program Kepala Sekolah Pembelajar Modalitas  Kombinasi
Tabel 3.2. Struktur Model Modul Program Kepala Sekolah Pembelajar modalitas daring  (6 minggu)
Tabel 3.3.  Aktivitas pembelajaran pada Program Kepala Sekolah Pembelajar  Modalitas Daring
+7

Referensi

Dokumen terkait

*) Harga bahan pabrikan dalam penawaran yang lebih rendah dari harga pasar wajib melampirkan dukungan toko/agen yang melayani dan harga tersebut berlaku untuk

Peringkat II, Sangat unggul, predikat yang menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tinggi dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa

Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Sedangkan kecamatan dengan kondisi kepadatan mangrove sangat padat (>1500 pohon/ha) yang terluas juga terdapat di Kecamatan Pademawu, dengan luas mencapai 212,6

Kesesuaian lahan padi digunakan untuk mengetahui produktivitas dan masa panen lahan pertanian sawah di Kabupaten Brebes sehingga dapat meningkatkan tingkat akurasi hasil

berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Kehamilan Di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2011”.. Karya tulis ini

Dengan demikian dari hasil penelitian ini bisa dijelaskan dengan semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seorang auditor tidak menjamin bahwa kualitas

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas Pada Bank Syariah