• Tidak ada hasil yang ditemukan

sosiologi 004

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "sosiologi 004"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Suporter sepakbola adalah salah satu bagian klub sepakbola yang tidak dapat dipisahkan. Setiap suporter memiliki ciri khas, yel-yel, dan selogan tersendiri untuk menunjukkan eksistensi kelompok-kelompok suporter tersebut. Kekompakan kelompok-kelompok suporter ini memberi semangat bagi klub sepakbola yang mereka dukung untuk memberikan kemenangan sebagai suatu persembahan bagi suporter mereka namun, bukan berarti suporter tidak akan mendukung klub sepakbola tersebut saat mereka kalah. Keberadaan suporter saat pertandingan sepakbola memberi warna tersendiri dalam pertandingan tersebut, baik kekompakan suporter saat memberi dukungan kepada klub sepakbola yang didukung oleh masing-masing suporter maupun konflik antar suporter yang sering terjadi pada beberapa pertandingan. Konflik yang terjadi sering merugikan banyak pihak mulai dari anggota suporter itu sendiri, orang yang berada di sekitar lokasi konflik, polisi, klub sepakbola yang mereka dukung, dan pihak lain.

Suporter merupakan kelompok sosial yaitu himpunan atau kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan diantara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi (Soerjono Soekanto. 2010: 104), maka tak heran apabila suatu suporter mempunyai struktur yang besar, adapula pemimpin untuk menggerakan ribuan suporter tadi, dan juga mempunyai kepentingan yang sama, apalagi ketika terjadi konflik dengan klub berseberangan, maka seluruh suporter salah satu klub tadi bersatu dengan kuat karena mempunyai musuh yang sama.

(2)

beberapa kongsi yang merupakan gabungan dari beberapa kelompok suporter. Terbaginya suporter di Indonesia menjadi beberapa kongsi menyebabkan di Indonesia sering terjadi bentrokan-bentrokan dengan kontak fisik. Gengsi dan harga diri sebuah kelompok suporter dipertaruhkan ketika tim kesayangannya bertanding. Suporter menjadi penyemangat disaat tim kesayangan mereka membutuhkan dukungan psikologis dengan yel-yel nyanyian, tarian dan teriakan. Namun, fanatisme yang berlebihan dari suporter dalam mendukung tim kesayangannya sering memicu kerusuhan atau tindak anarkisme dengan merusak berbagai fasilitas umum dan menimbulkan banyak korban.

Konflik yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor mulai dari perbedaan kepentingan hingga adanya perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat seperti yang terjadi antara suporter PSS Sleman (Slemania) dan suporter Persis Solo (Pasoepati). Kedua kelompok suporter itu terlibat konflik karena ada gesekan kepentingan meskipun sebelumnya kedua kelompok suporter tersebut tergabung dalam satu kongsi. Maka dari itu, makalah ini membahas tentang penyebab suporter cenderung melakukan aksi anarkis yang dapat menimbulkan konflik antar suporter, latar belakang terjadinya konflik antara Slemania dengan Pasoepati, solusi untuk konflik antar kedua kelompok suporter tersebut, dan cara pencegahan konflik antar suporter secara umum.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa penyebab suporter cenderung melakukan aksi anarkis yang dapat menimbulkan konflik antar suporter?

(3)

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Suporter Cenderung Melakukan Aksi Anarkis yang Dapat Menimbulkan Konflik Antar Suporter.

Ada beberapa faktor penyebab suporter cenderung melakukan aksi anarkis yang dapat menimbulkan konflik antar suporter, yaitu:

1. fanatisme

Fanatisme suporter yang begitu besar seringkali menimbulkan gesekan, mulai dari berbentuk rasisme, saling ejek, tawuran antar suporter dan lain sebagainya.

2. hooligans

Pada pertengahan tahun 1890 hooligans merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok geng jalanan di London. Namun seiring perkembangannya, hooligans dikaitkan dengan kekerasan dalam olahraga. Dalam setiap pertandingan sepakbola selalu ada hooligans yang memang sengaja datang untuk menciptakan suasana rusuh demi mendapatkan keuntungan pribadi.

3. provokasi

Yel-yel yang dinyanyikan para suporter untuk mendukung klub sepakbola kesayangan mereka seringkali memiliki unsur provokasi yang menjelek-jelekkan tim lawan.

(4)

beberapa tahun terakhir. Sebelumnya Pasoepati hanya memiliki masalah dengan BCS namun, pada akhirnya Pasoepati memusuhi keseluruhan pendukung PSS Sleman baik itu Slemania maupun BCS. BCS sering membuat provokasi yang membuat Pasoepati sakit hati dan merasa terintimidasi sehingga mereka dengan ingroup feeling-nya berusaha membela dan membuktikan eksistensi mereka sebagai kelompok suporter yang lebih hebat dari suporter PSS Sleman.

2.3 Solusi Untuk Konflik Antara Slemania dengan Pasoepati

Dari latar belakang konflik yang terjadi antara Slemania dengan Pasoepati dapat dirumuskan solusi-solusi untuk meredam perseteruan kedua kelompok suporter tersebut, yaitu:

1. memaksimalkan fungsi sosial keluarga

Menurut Drs. Soewaryo Wangsanegara fungsi-fungsi keluarga meliputi:

a. pembentuk kepribadian. Dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakkan dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya, dengan tujuan untuk memproduksikan kepribadian mereka dengan anak cucu keturunannya.

b. alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang berakar dari etika, estetika, moral keagamaan, dan kebudayaan yang berkorelasi fungsional dengan sebuah stuktur masyarakat tertentu. c. eksponen kebudayaan masyarakat karena menempati posisi kunci. Keluarga adalah sebagai jenjang perantara pertama dalam transmisi kebudayaan.

d. lembaga perkumpulan perekonomian. Ikatan-ikatan kekeluargaan terjalin kuat dan sering mempengaruhi dan menguasai bidang perekonomian

(5)

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa fungsi sosial keluarga sebagai pembentuk kepribadian sangat penting untuk dimaksimalkan karena hal tersebut merupakan pondasi dasar seorang anak untuk menjalani kehidupan di masyarakat. Seorang anak harus sudah diajarkan bagaimana bertingkah laku dan menjaga tingkah laku mereka dalam masyarakat. Orangtua juga dituntut untuk mengajarkan norma-norma sosial yang berlaku dan nilai-nilai spiritual agar seorang anak tidak mudah terpengaruh hal-hal buruk yang ada dimasyarakat. Dalam kasus konflik suporter Pasoepati dengan Slemania, peranan keluarga sangat perlu dimaksimalkan agar para remaja tidak mudah terprovokasi oleh teman-temannya untuk melakukan hal menyimpang seperti berkelahi dan menjadi profokator saat menjadi suporter sepakbola. Keluarga juga harus menjadi pengawas seorang anak dalam segala kegiatannya meskipun kegiatannya hanya menjadi suporter sepakbola.

2. melaksanakan menejemen konflik

Menurut Triyanto et al menejemen konflik adalah gaya atau cara pendekatan seseorang atau kelompok dalam menghadapi suatu kelompok. Menejemen konflik sendiri terdiri atas: a. Tindakan kooperatif: tindakan untuk berusaha memenuhi kebutuhan dan minat individu atau kelompok lain, seperti kompromi, akomodatif, kolaborasi, dan lain-lain

b. Tindakan asertif: tindakan untuk memenuhi kebutuhan dan minat individu atau kelompok sendiri dengan cara menekan (penetrasi) dan memaksa (koersif) terhadap individu atau kelompok lain, seperti otoratif, inovasi, intervensi, dan lain-lain.

c. Tindakan apatis: tindakan untuk tidak ikut terlibat dalam suatu konflik karena merasa hasil konflik tidak akan berpengaruh terhadap individu atau kelompok sendiri, seperti tindakan menghindar, dan lain-lain.

(6)

disebutkan dalam penjelasan menejemen konflik, tindakan kompromi sangat perlu dilaksanakan demi terciptanya suatu keadaan yang nyaman dan tidak akan terpengaruh provokasi dari pihak mana saja, namun hal tersebut bisa saja kurang maksimal untuk mengatasinya tanpa aturan yang jelas untuk mengatur jalannya pertandingan dengan memberi sanksi tegas dan lain-lain selain itu tindakan apatis sangaat ampuh untuk menghindari provokasi sehingga konflik dapat diminimalkan karena kebanyakan kasus konflik antar suporter sepakbola adalah karena adanya provokasi pihak-pihak tertentu termasuk kasus konflik Pasoepati dengan Slemania ini sendiri.

3. menumbuhkan kreativitas suporter

(7)

BAB 3. KESIMPULAN Dari pembahasan yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. fanatisme, kehadiran hooligans, dan provokasi adalah penyebab utama terjadinya aksi anarkis para suporter yang datang ke stadion untuk mendukung klub kesayangan yang mereka dukung. Hal-hal tersebut memicu konflik antar suporter yang berdampak pada berbagai aspek materi maupun non materi. Fanatisme merupakan hak dari masing-masing individu tetapi fanatisme yang berlebih dan provokasi yang dibuat oleh para hooligans akan membuat konflik hingga kontak fisik tidak terhindarkan.

2. Pasoepati dan Slemania dulunya tergabung dalam satu kongsi tapi semenjak pendukung PSS Sleman terpecah menjadi 2 kubu (Slemania dan BCS), BCS seringkali membuat provokasi yang menimbulkan konflik dengan Pasoepati yang berakibat mengubah anggapan Pasoepati terhadap kelompok suporter PSS Sleman adalah musuh bagi mereka baik itu Slemania maupun BCS karena adanya fanatisme masing-masing kelompok suporter yang ditambah dengan provokasi dari BCS yang menimbulkan konflik dengan Pasoepati.

3. Solusi untuk menyelesaikan konflik Pasoepati dengan Slemania adalah memaksimalkan fungsi sosial keluarga, melakukan menejemen konflik, dan menumbuhkan kreativitas suporter. Fungsi sosial keluarga yang maksimal dapat mengajarkan menejemen konflik untuk menghindari konflik itu sendiri apalagi kebanyakan suporter yang senang melakukan aksi anarkis adalah remaja yang seharusnya menjadi individu yang meneruskan dan membenahi apa yang ada menjadi lebih baik dalam hal positif. Maka dari itu perlu diciptakan kompetisi kreativitas untuk mengurangi dan mencegah konflik dan provokasi dari masing-masing kelompok suporter.

(8)

Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar (Mata Kuliah Dasar Umum). Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Triyato., Yuniari, Niken., dan Rumiyati. Prediksi UN Sosiologi SMA. Jakarta: CV Graha Pustaka.

Anshori, Ridho.2013. Konflik Suporter Solo-Sleman Bisa Didamaikan.

Sindonews [serial on line].

http://soccer.sindonews.com/read/2013/09/05/58/779574/konflik-suporter-solo-sleman-bisa-didamaikan. [3 Oktober 2013].

Genko, Wisnu. 2013. Pengertian Hooligan. Blogger [serial on line]. http://wisnugenko.blogspot.com/2013/05/pengertian-hooligan.html . [7 Oktober 2013].

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini untuk menurunkan keluhan muskuloskeletal dilakukan evaluasi dan analisis ergonomi terhadap fasilitas kerja pengeringan ikan melalui rekayasa teknik yaitu

Pelatihan Perhitungan luasan Kumuh untuk Fasilitator (lokasi Penanganan kumuh 2594

Peningkatan Kreativitas melalui Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran Seni Grafis Cetak Tinggi Bahan Alam di SD Sistem pendidikan Sekolah Dasar, sebagaimana diungkapkan

Penelitian lanjutan yang berkenaan dengan karakter dapat dikembangkan lagi, yaitu (a) perubahan karakter siswa akibat pengaruh strategi pembelajaran yang digunakan,

Dari uji non parametrik Kruskal-Wallis diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk penangkapan radikal bebas antara kontrol positif asam galat, ekstrak etanol

Analisis kategori Green berdasarkan penerapan greenroad pada 48 reponden yang sedang atau sudah pernah melakukan pekerjaan jalan, didapat 15 proyek jalan yang

Perjanjian Kinerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Seruyan Tahun 2020 merupakan suatu dokumen Pernyataan Kinerja/ Perjanjian Kinerja antara Bupati dengan

Analisa perbandingan antara data kelembaban dari stasiun pengukuran BMKG dan data satelit NOAA diharapkan dapat memberikan gambaran secara langsung hasil